15
ABSTRAK Komunikasi yang efektif antara pasien dan perawat merupakan persyaratan penting di dalam memberikan perawatan khususnya perawatan berfokus pasien. Petugas kesehatan yang profesional harus mempunyai keterampilan dan pengetahuan di dalam memberikan pelayanan Perawatan berpusat pasien, di dalam melakukan kolaborasi interprofessional, pasien safety serta menggunakan sistem informatika dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan sistem lingkungan prawatan kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dunia Keperawatan semakin mudah untuk mewujudkan profesionalisme dalam pemberian asuhan Keperawatan kepada klien secara cepat, tepat dan akurat. Tulisan ini berisikan tentang kompetensi keperawatan dalam melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian pelayanan berfokus pasien guna meningkatkan safety pasien dengan menggunakan alat komunikasi ( teknologi informasi) dalam melakukan kolaborasi interprofesional Latar Belakang Keamanan merupakan prinsip yang paling dasar di terapkan dalam pemberian pelayanan di rumah sakit terutama dalam pemberian pelayanan keperawatan dan merupakan aspek yang paling diperhatikan karena berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang ada di rumah sakit.

komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pasien dan perawat

Citation preview

Page 1: komunikasi

ABSTRAK

Komunikasi yang efektif antara pasien dan perawat merupakan persyaratan

penting di dalam memberikan perawatan khususnya perawatan berfokus pasien.

Petugas kesehatan yang profesional harus mempunyai keterampilan dan

pengetahuan di dalam  memberikan pelayanan Perawatan berpusat pasien, di

dalam melakukan kolaborasi interprofessional, pasien safety  serta

menggunakan sistem informatika dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien

sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan sistem lingkungan

prawatan kesehatan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dunia

Keperawatan semakin mudah untuk mewujudkan profesionalisme dalam

pemberian asuhan Keperawatan kepada klien secara cepat, tepat dan akurat.

Tulisan ini berisikan tentang kompetensi keperawatan dalam melakukan

komunikasi yang efektif  dalam pemberian pelayanan berfokus pasien guna 

meningkatkan safety pasien  dengan menggunakan alat komunikasi ( teknologi

informasi) dalam melakukan kolaborasi interprofesional

Latar Belakang

Keamanan merupakan prinsip yang paling dasar di terapkan dalam pemberian

pelayanan di rumah sakit terutama dalam pemberian pelayanan keperawatan

dan merupakan aspek yang paling diperhatikan karena berkaitan dengan

kuantitas  dan kualitas yang ada di rumah sakit.

Keselamatan pasien ( patient safety ) merupakan sebuah sistem yang di jumpai

di rumah sakit dimana rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk 

Page 2: komunikasi

membuat pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh

kesalahan yang tidak diharapkan terjadi.  Sistem keselamatan pasien  meliputi

pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan

resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,

tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008)

Adapun Tujuan diterapkannya program keselamatan pasien ( patient safety ) di

rumah sakit adalah guna menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah

sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit, sertas menurunkan Kejadian

Tidak Diharapkan  ( KTD ) di rumah sakit, dan terlaksananya  program-program

dalam melakukan  pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian

yang tidak diharapkan.

Oleh karena banyaknya masalah yang berkaitan dengan keselamatan pasien 

yang di temukan di rumah sakit, maka di perlukan  suatu  standar yang dapat

digunakan sebagai acuan  rumah sakit di Indonesia dalam menangani

keselamatan  pasien ( patient safety ). Adapun  Standar keselamatan pasien

rumah sakit yang saat ini digunakan  mengacu  pada “Hospital Patient Safety

Standards” yang dikeluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health

Organization di Illinois pada tahun 2002 yang kemudian disesuaikan juga dengan

situasi dan kondisi yang ada di Indonesia. Penilaian keselamatan yang dipakai di

Indonesia pada saat ini adalah dengan menggunakan instrumen Akreditasi

Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh  Komite akreditasi RS ( KARS, 2012 )

Departemen Kesehatan RI  telah membuat dan menerbitkan satu buku Panduan

Nasional Keselamatan Pasien  Rumah Sakit (Patient Safety)  yang di dalamnya 

terdapat 7 standar yang membahas tentang keselamatan pasien  pada tahun

Page 3: komunikasi

2008  yakni: Hak pasien, Mendididik  pasien dan keluarga, Keselamatan pasien

dan kesinambungan pelayanan,  Penggunaan metoda metoda peningkatan

kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien,

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, Mendidik staf

tentang keselamatan pasien, dan dalam hal ini  Komunikasi merupakan  kunci

bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien .

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional dan merupakan tenaga

kesehatan  terbesar yang ada di rumah sakit mempunyai peranan yang sangat

penting dalam mewujudkan keselamatan pasien. Perawat berperan dalam

melindungi, melakukan  promosi dan mencegah terjadinya sakit dan injury,

mengurangi penderitaan  melalui  diagnosa   dan pengobatan , serta  melindungi

dalam perawatan terhadap  individu, keluarga, komunitas dan populasi ( ANA,

2003).  Dari pengertian tersebut dapat di rumuskan bahwa perawat mempunyai

peranan yang sangat penting  dalam mewujudkan  Patient safety di rumah sakit

yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat  harus mematuhi semua

standar pelayanan dan SOP yang telah dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit

serta tidak luput pula dalam menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian

pelayanan keperawatan, memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga

tentang  asuhan yang diberikan,  menerapkan kerjasama tim kesehatan yang

handal dalam pemberian pelayanan kesehatan,  peka dan  proaktif  dalam 

melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian yang tidak diharapkan,

melakukan  pendokumentasian  dengan benar dari semua  asuhan keperawatan

yang diberikan kepada pasien dan keluarga serta komunikasi efektif yang

merupakan hal yang sangat berperan terhadap keberhasilan suatu pelayanan

yang diberikan kepada pasien dan keluarganya.

Komunikasi  efektif  yang  dilakukan antara pasien dan perawat merupakan

syarat yang penting dalam memberikan pelayanan keperawatan terutama

Page 4: komunikasi

pelayanan keperawatan yang berfokus kepada pasien.  Komunikasi merupakan

salah satu standar dalam praktek keperawatan profesional terutama dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasein begitu pula yang di

gambarkan  America Nurse Association ( ANA, 2010) kompetensi profesional

dalam praktek keperawatan tidak hanya  psikomotor dan kemampuan melakukan

diagnosa klinik melainkan kemampuan dalam melakukan komunikasi

interpersonal.

Diperlukan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi di dalam memberikan

Pelayanan berpusat pada pasien ( Patient centered  care ), kolaborasi

interpersonal dan informatika dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien,

meningkatkan kualitas dan keselamatan dalam sistem lingkungan perawatan

kesehatan.

Dibutuhkan alat komunikasi dan sistem informatika dalam melakukan komunikasi

yang efektif sehingga pelayanan keperawatan berfokus pasien dapat diberikan

secara profesional serta mengurangi kejadian yang tidak dinginkan terjadi.

Dengan adanya sistem informasi dan teknologi informatika, tenaga keperawatan

profesional dapat mendiskusikan pelayanan kesehatan dengan tenaga

profesional lain tanpa melakukan tatap muka misalnya melalui  e- mail, maupun

telephone Sehingga hal tersebut sangat memudahkan pihak tenaga profesional

dalam memberikan asuhan  keperawatan secara berkelanjutan.

Cronenwett, et all., 2007, Cronenwett., 2009 mengatakan bahwa Informatika 

merupakan penggunaan teknologi  informasi  dalam melakukan komunikasi, ,

mengelola pengetahuan, mengurangi kesalahan dan sebagai  alat pendukung

dalam pengambilan keputusan, selain itu perawat juga menggunakan teknologi

Page 5: komunikasi

informasi untuk memberikan pengajaran kesehatan dan promosi  kesehatan

serta informasi pencegahan penyakit kepada pasien dengan berbagai cara

( AACN, 2011).yaitu bisa dengan menggunakan e-Health  ataupun  IT.

· Patient centered care  dan komunikasi

Patient cenetered care menurut  Institute of Medicine ( IOM ) 2003, sebagai

asuhan yang menghormati dan responsif  terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-

nilai pribadi pasien serta memastikan nilai tersebut menjadi panduan bagi semua

keputusan klinis. Tujuan dalam Patient centered care terkait dengan komunikasi

adalah  memperbaiki sistem perawatan kesehatan dengan  menggunakan

komunikasi dan teknologi informasi serta mempersiapakan petugas yang ingin

melakukan perubahan terhadap lingkungan perawatan kesehatan karena  sistem

kesehatan terbaru abad ke 21 mempunyai target meningkatkan sistem

perawatan baik dalam struktur maupun proses dalam merubah lingkungan

perawatan kesehatan.

Dalam rangka memenuhi standar paraktek keperawatan yang profesional 

perawat harus meningkatkan, mengubah, dan mendesain ulang sistem

perawatan kesehatan serta mengkaji hambatan- hambatan yang ada dalam

melakukan komunikasi. Hambatan komunikasi antara pasien dan perawat

mungkin berhubungan dengan bahasa, tingkat perkembangan, kondisi medis

yang dialamai  misalnya : kecacatan, gaya belajar, psikososial,  keuangan dan

faktor budaya (ANA, 2010;Massachusetts Departementof Higher Education

Nurse of the Future Competency committee, 2010). Perawat harus bersedia dan

mampu memahami gaya yang berbeda dari komunikasi yang digunakan oleh

pasien, keluarga, dan profesional perawatan kesehatan lainnya,  melakukan

komunikasi dengan pasien, keluarga dan sistem selama transisi dalam

Page 6: komunikasi

perawatan, dan menggunakan teknologi informasi untuk melakukan edukasi dan

promosi kesehatan kepada pasien dalam berbagai cara.

Perawat juga mengkomunikasikan risiko kesehatan lingkungan dan strategi untuk

mengurangi paparan risiko kepada pasien, keluarga, dan masyarakat (ANA,

2010). Perawat terus menganjurkan pencegahan penyakit, kesehatan, dan

promosi gaya hidup sehat, termasuk fokus pada kesehatan penduduk saat

memberikan pelayanan berpusat pada pasien dengan menggunakan komunikasi

yang efektif (IOM, 2003).

perawatan  berpusat pasien dan ketika bekerja dengan tim.

· Interprofesional kolaborasi dan komunikasi

Kolaborasi interprofessional dalam lingkungan kerja profesional telah diakui oleh

keperawatan, dan tim kesehatan lain  serta organisasi profesional kesehatan

sebagai komponen penting dalam keselamatan yang mempunyai kualitas tinggi

dalam memberikan pelayanan perawatan berpusat pada pasien

(Interprofessional Education Colaborative Expert Panel, 2011).

Kolaborasi interprofesional adalah bekerja bersama dengan profesi kesehatan

lain dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, yang memastikan bahwa

perawatan yang diberikan reliable dan berkelanjutan ( IOM, 2003). Perawat juga

harus mampu membangun keterampilan komunikasi dan keterampilan

Page 7: komunikasi

kepemimpinan dalam prakteknya sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam

melakukan keperawatan dengan tim interprofessional lainnya,  mendorong

komunikasi terbuka, serta menunjukkan rasa saling menghormati serta dapat

dilibatkan dalam pengambilan keputusan bersama untuk mencapai perawatan

yang berkualitas (American Association of Colleges of Nursing (AACN), 2008;

Cronenwett, et al., 2007; Cronenwett, et al., 2009).

Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional

adalah dengan melakukan komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan

kolaborasi dan kerja tim perawat harus mampu berkomunikasi secara efektif

dengan tim kesehatan lainnya sehingga ddapat mengintegrasikan perawatan

yang aman dan efektif bagi pasien dan tenaga kesehatan lainnya (ANA, 2010). 

Contoh komunikasi interprofesional yang di gunakan adalah SBAR (Situation-

Background Assessment-Recommendation). SBAR merupakan tehnik dalam

mengkomunikasikan informasi yang penting yang membutuhkan perhatian dan

tindakan dengan segera sehingga keselamatan pasien dapat terjamin dan

terlindungi. Contoh lain dari tujuan keselamatan pasien adalah dengan

meningkatkan komunikasi, mengidentifikasi serta meningkatkan efektivitas

komunikasi antara para tenaga kesehatan.

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel, 2011 mengatakan bahwa

kompetensi merupakan hal yang paling penting di dalam melakukan komunikasi

interprofessional, perawat berkomunikasi dengan pasien, keluarga, masyarakat,

dan profesional kesehatan lainnya secara responsif dan bertanggung jawab

sehingga akan mendukung pendekatan tim di dalam pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan penyakit.

Page 8: komunikasi

· Informatika dan komunikasi

Penggunaan informatika merupakan bagian dari kompetensi semua tenaga

profesional kesehatan dan merupakan teknologi komunikasi yang baru dalam

meningkatkan dan mengkoordinasi pelayanan perawawatan ( IOM, 2003).

Informatika adalah penggunaan informasi dan teknologi untuk berkomunikasi,

dengan mengelola pengetahuan, mengurangi kesalahan, dan dukungan dalam

pengambilan keputusan ( Cronenwett et all , 2007). Banyak literatur yang

mendefinisikan teknologi informasi. Secara simpel, teknologi informasi dapat

didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berfungsi untuk menghasilkan,

menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi dengan berbagai bentuk

media dan format (image, suara, text, motion pictures, dsb)

The Technology Informatic Guiding  Education Reform ( TIGER) dibentuk di

dalam keperawatan guna meningkatkan praktik keperawatan, pendidikan, dan

pemberian perawatan pasien melalui penggunaan teknologi informasi kesehatan

dimana di dalam penggunaan teknologi ini  di butuhkan kompetensi dasar yaitu

komputer, literasi informasi, dan manajemen informasi dan hal  ini merupakan

dasar dari TIGER kompetensi. Perawat juga menggunakan teknologi informasi

untuk memberikan pendidikan kesehatan serta mempromosikan kesehatan dan

informasi pencegahan penyakit kepada pasien menggunakan komunikasi yang

efektif dengan  menggunakan teknologi informasi ini.

Technologi informasi kesehatan ( IT) atau Electronic Health ( e-Health)

digunakan oleh perawat  sebagai sarana teknologi  informasi  dan  komunikasi di

Page 9: komunikasi

dalam meningkatkan kesehatan dan perawatan kesehatan serta digunakan

dalam melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien, dan dapat digunakan

pula sebagai  alat informasi  dalam pencegahan penyakit  ( AACN, 2011 ).

e-Health sendiri dapat diartikan tidak hanya sebagai pengembangan teknologi

pelayanan kesehatan, namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku,

komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan

dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. e-Health dapat

diterapkan di dalam  program pelayanan kesehatan  yang membantu dokter,

perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara

elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimanapun

diperlukan, serta dapat melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa

kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Layanan kesehatan seperti

ini akan memberikan banyak keuntungan terhadapa kedua belah pihak seperti

penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan

pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan

efektif dan lebih cepat.

Dengan adanya teknologi informasi  petugas kesehatan profesional dapat

memantau kesehatan pasien dengan menggunaka fasilitas intenert  ataupun

telephone selain dengan melakukan tatap muka.  Adapun fasilitas yang dapat

digunaka menggunaka e- health adalah dengan melakukan komunikasi dengan

komunitas secara online dan mendapatkan dukungan kelompok, mendapatkan

informasi kesehatan, dan sebagai alat dalam manajemen diri kesehatan, serta

dapat digunakan juga dalam melakukan pelaporkan  kondisi kesehatan

seseorang.

Page 10: komunikasi

Adapun teknologi kesehatan yang dapat digunakan dalam mendukung

perawatan kesehatan pasien  dimana perawat juga harus terlibat di dalamnya

adalah melalui elektronik kesehatan dan medical record beserta sistem

monitoring pasien dan sistem administrasi pengobatan. Electronik Medical

Record ( EMR) atau disebut juga Elektronik Health Record (HER )digunakan

dalam sitem pelayanan keperawatan tidak hanya digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan informasi spesifik klinis  pasien tetapi digunakan juga

sebagai alat berkomunikasi dengan profesional kesehatan lainnya melalui

jaringan internet e-mail. Penggunaan HIT ini juga diatur dalam undang-undang 

sehingga  pertukaran informasi yang di lakukan  di kalangan  tenaga kesehatan  

profesional menjadi terlindungi dengan adanya hukum tersebut.

American Nurses Association (ANA, 2011) dan CDC mempunyai prinsip dan

pedoman yang telah di implementasikan bahwa dalam melakukan praktek

melalui jejaring social pesan perlindungan kesehatan dan informasi pasien

diidentifikasi dan masalah privasi lainnya dapat ditangani oleh badan-badan

nasional dalam melakukan komunikasi interprofesional menggunakan teknologi

informasi sehingga tenaga keperawatan profesional dapat memilih alat dan

teknik yang efektif untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi sehingga tim

interprofesional dapat meningkat fungsinya. (Interprofessional Pendidikan

Collaborative Expert Panel, 2011).

Adapun Manfaat  dari Penggunaan HIT Menurut Department of Health and

Human Services, (2007), manfaat dari penggunaan HIT adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

Page 11: komunikasi

2. Mencegah kesalahan medis

3. Mengurangi biaya perawatan kesehatan

4. Meningkatkan efisiensi administrasi

5. Menurunkan dokumen

6. Memperluas akses jangkauan perawatan

Selain itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan di dalam menggunakan

jejaring sosial yang di tujukan untuk perawat seperti yang di kemukakan

oleh Principle for social networking and the nurse : Gaidance for the registered

nurse ( ANA, 2011) meliputi :

- Perawat tidak boleh mengirimkan atau menempatkan secara individu informasi

pasien secara online

Page 12: komunikasi

- Perawat harus mengamati dan menggambarkan secara profesinal batasan etik

pasien-perawat

- Perawat harus memahami bahwa yang di posting adalah pasien, kolega,

institusi dan lembaga

- perawat harus mengambil keuntungan dalam mengatur privasi dan

memisahkan antara informasi profesional  dan personal secara online

- Perawat harus membawa konten yang dapat membahayakan privasi dan hak

pasien, kepada pihak yang berwewenang

- Perawat harus berpartisipasi dalam mengembangkan kebijakan institusional

yang mengatur perilaku secara online

Kesimpulan

- Komunikasi efektif merupakan dasar kompetensi yang harus dimiliki oelah

seorang tenaga pelayanan profesional dalam memberikan asuhan perawatan

kepada pasien sebagai focus pelayanan karena dengan komunikasi yang efektif

dapat mencegah atau menghindari kejadian yang tidak diharapkan terjadi dalam

hal ini keselamatan atau patient safety dapat terjamin.

Page 13: komunikasi

- Komunikasi yang efektif juga digunakan dalam sistem teknolofi informasi

kesehatan teruatama dalam mempromosikan, memberikan pendidikan kepada

pasien melalui akses internet seperti informasi-informasi yang bisa di searcing

oleh pasien terkait dengan kesehatannya di internet selain itu e-Health dapat

diterapkan di dalam  program pelayanan kesehatan  yang dapat membantu

dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara

elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimanapun

diperlukan, serta dapat melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa

kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Layanan kesehatan seperti

ini akan memberikan banyak keuntungan terhadapa kedua belah pihak seperti 

penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan

pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan

lebih cepat.