18
HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811 Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn: KOMUNIKASI ISLAM: . . . Hanifah Muyasarah 47 KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya Hanifah Muyasarah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap [email protected] Abstrak Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Komunikasi tidak sekedar menyampaikan pesan dengan menggunakan saluran atau media tertentu dan diterima dengan baik oleh komunikan. Lebih dari itu komunikasi seharusnya merupakan interaksi yang dilatarbelakangi niat yang baik dan tidak hanya beroreintasi pada kepentingan dunia semata, tetapi juga untuk kehidupan akhirat. Dalam ilmu komunikasi barangkali tidak dibicarakan tentang kehidupan akherat sebagai bagian dari aktivitas komunikasi sehingga pada realisasinya aktivitas komunikasi tersebut berimplikasi pada maraknya berita atau pesan-pesan hoax yang bertebaran baik di media massa maupun media social. Hal itu tentu meresahkan dan mengakibatkan kegaduhan pada masyarakat,sehingga masyarakat yang membutuhkan ketenangan akan mengabaikan dan tidak mengkonsumsi berita-berita tersebut. Dengan demikian masyarakat kehilangan hak untuk mendapatkan pesan-pesan atau berita terkini, akurat dan terpercaya dari isu-isu yang tengah hangat. Pada situasi krisis ini, perlu kita mengingat kembali bagaimana etika dan prinsip-prinsip komunikasi yang diajarkan oleh Al Qur’an dan As Sunah sebagai referensi dasar hidup masyarakat muslim. Seperti bagaimana sikap seorang muslim ketika menerima sebuah berita, yang hal itu terlihat jelas dalam QS,49: 6 yang tentunya harus mengindahkan proses seleksi terhadap berita baik komunikator maupun kontens pesannya, sehingga sebagai seorang muslim tidak terjebak pada berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.Tulisan ini membahas komunikasi Islam yang meliputi konsep dasar dan prinsip-prinsipnya. Kata Kunci: Komunikasi Islam, Konsep Dasar dan Prinsip-prinsipnya A. Pendahuluan Komunikasi merupakan merupakan aktivitas yang niscaya dilakukan oleh manuisa sejak dia dilahirkan. Sejak kapan kegiatan komunikasi itu ada, yaitu sejak manusia itu diciptakan, karena itu usia komunikasi adalah sama dengan usia manusia itu sendiri (Mulyana, 2009: 3). Dalam kehidupan sehari-hari, sejak bangun tidur hingga berangkat tidur lagi, manusia melakukan kegiatan komunikasi. Tidak ada satupun kegiatan yang lakukan seseorang di dalam masyarakat tanpa komunikasi. Karena komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk social, hampir seluruh kegiatan manusia berhubungan dengan manusia lain, baik kegiatan individu maupun kelompok, kegiatan di dalam

KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

47

KOMUNIKASI ISLAM:

Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

Hanifah Muyasarah

Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap

[email protected]

Abstrak Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Komunikasi

tidak sekedar menyampaikan pesan dengan menggunakan saluran atau media tertentu dan diterima

dengan baik oleh komunikan. Lebih dari itu komunikasi seharusnya merupakan interaksi yang

dilatarbelakangi niat yang baik dan tidak hanya beroreintasi pada kepentingan dunia semata, tetapi

juga untuk kehidupan akhirat. Dalam ilmu komunikasi barangkali tidak dibicarakan tentang

kehidupan akherat sebagai bagian dari aktivitas komunikasi sehingga pada realisasinya aktivitas

komunikasi tersebut berimplikasi pada maraknya berita atau pesan-pesan hoax yang bertebaran baik

di media massa maupun media social. Hal itu tentu meresahkan dan mengakibatkan kegaduhan

pada masyarakat,sehingga masyarakat yang membutuhkan ketenangan akan mengabaikan dan tidak

mengkonsumsi berita-berita tersebut. Dengan demikian masyarakat kehilangan hak untuk

mendapatkan pesan-pesan atau berita terkini, akurat dan terpercaya dari isu-isu yang tengah hangat.

Pada situasi krisis ini, perlu kita mengingat kembali bagaimana etika dan prinsip-prinsip

komunikasi yang diajarkan oleh Al Qur’an dan As Sunah sebagai referensi dasar hidup masyarakat

muslim. Seperti bagaimana sikap seorang muslim ketika menerima sebuah berita, yang hal itu

terlihat jelas dalam QS,49: 6 yang tentunya harus mengindahkan proses seleksi terhadap berita baik

komunikator maupun kontens pesannya, sehingga sebagai seorang muslim tidak terjebak pada

berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.Tulisan ini membahas komunikasi Islam

yang meliputi konsep dasar dan prinsip-prinsipnya.

Kata Kunci: Komunikasi Islam, Konsep Dasar dan Prinsip-prinsipnya

A. Pendahuluan

Komunikasi merupakan merupakan aktivitas yang niscaya dilakukan oleh manuisa sejak

dia dilahirkan. Sejak kapan kegiatan komunikasi itu ada, yaitu sejak manusia itu diciptakan,

karena itu usia komunikasi adalah sama dengan usia manusia itu sendiri (Mulyana, 2009: 3).

Dalam kehidupan sehari-hari, sejak bangun tidur hingga berangkat tidur lagi, manusia

melakukan kegiatan komunikasi. Tidak ada satupun kegiatan yang lakukan seseorang di dalam

masyarakat tanpa komunikasi. Karena komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk social, hampir seluruh kegiatan manusia

berhubungan dengan manusia lain, baik kegiatan individu maupun kelompok, kegiatan di dalam

Page 2: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

48

keluarga maupun kegiatan kemasyarakatan. Dengan berkomunikasi atau melakukan interkasi

dengan orang lain maksud dan tujuan sesorang bisa tercapai.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi; pesan, ide dan gagasan dari

seseorang kepada orang lain. Sedangkan Onong Uchjana (2001:9) menggambarkan komunikasi

sebagai suatu kegiatan menyampaikan informasi dengan cara persuasive agar orang lain

mengerti. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti

oleh kedua belah pihak. Dalam banyak peristiwa komunikasi berlangsung menggunakan

lambang-lambang non verbal yaitu menggunakan isyarat; gerak-gerik badan seperti

mengangguk, mengedipkan mata, menggelengkan kepala, menggunakan isyarat tangan dan lain-

lain. Walaupun dalam konteks tertentu komunikasi tertentu justru menggunakan lambang verbal

dan juga non verbal. Hal itu karena lambang atau bahasa verbal dan non verbal memiliki sifat

holistic yang tidak dapat saling dipisahkan (Daryanto, 2002: 157).

Seseorang berkomunikasi dengan orang lain bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisiknya seperti sandang, pangan dan papan, akan tetapi juga untuk memenuhi

kebutuhan rasa ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi.Menurut

Mulyana (Mulyana, 2009: 77) bahwa manusia akan terus melakukan komunikasi dengan orang

lain sepanjang hidupnya dan komunikasi juga akan terus berlangsung selama masih ada

kehidupan manusia.

Bila melihat prosesnya secara makro, komunikasi merupakan kegaiatan yang dinamis

sejalan dengan dinamika untuk mencapai suatu perubahan. Latar belakang Komunikator dan

komunikan dapat mempengaruhi proses komunikasi yang tengah berlangsung seperti budaya,

pendidikan, lingkungan, motivasi, keyakinan dan lainnya (Taufik, 2012: 32). Menurut Zakiyah

Daradjat (dalam Jalaluddin, 2007: 60-61), bahwa manusia memiliki enam kebutuhan dasar jiwa,

yaitu kebutuhan rasa kasih sayang,kebutuhan rasa aman, kebutuhan harga diri, kebutuhan rasa

bebas, kebutuhan rasa sukses dan kebutuhan rasa ingin tahu. Nah, kebutuhan rasa ingin tahu

tersebut realisasinya adalah bagaimana manusia berinteraksi dengan orang lain dan berbagi

pengetahuan dan pengalaman hidupnya karena dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman

hidup membuat jiwa sesorang akan semakin sehat dan termotivasi untuk terus mengembangkan

diri mencari pengatahuan dan pengalaman-pengalaman yang baru yang bermanfaat.

Jadi inti dari komunikasi ialah menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada

seorang lain (komunikan atau audien) baik menyampaikannya secara langsung (direct

Page 3: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

49

communication) maupun tidak langsung (undirect communiation). Bila komunikasi dilakukan

secara langsung maka kita juga akan mendapatkan timbal balik (feedback) yang langsung dari

komunikan, begitu pula sebaliknya, apabila melakukan komunikas tidak langsung maka

mendapat feedbacknya pun tidak langsung.

Islam juga mengajarkan kepada kita untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan

siapapun. Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS Al Hujurat (49:13)

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujurat/49:13).

Dari ayat tesebut jelaslah bahwa tujuan Allah SWT menciptakan manusia berbagai suku,

bangsa, ras dan agama adalah untuk saling mengenal. Untuk dapat mengenal satu sama lain,

tentu manusia harus melakukan interaksi dan komunikasi baik berinteraksi secara indivdu

maupun kelompok.

Jadi jelaslah bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia dan oleh

karenanya hingga hari ini manusia terus berproses melakukan pengembangan-pengembangan

terhadap metode, media maupun strategi komunikasi agar nilai dan kualitas komunikasi

semakin efektif dalam berbagai situasi. Hal itu ternyata sesuai dengan fitrah diciptakannya

manusia oleh Allah SWT untuk saling mengenal satu sama lain tanpa memandang suku, bangsa,

ras dan agama.

Tetapi motivasi untuk melakukan komunikasi, apakah hanya sekedar mentasharufkan

(mengekspresikan) kebutuhan-kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk social seperti di atas?

Apa pula motif dan tujuan komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan (public) ?

Apakah pesan atau massage yang disampaikan benar-benar merupakan suatu kebenaran atau

suatu informasi yang dibutuhkan oleh komunikan? Apa dampak dari pesan tersebut dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara?

Mengingat bahwa pada era globalisasi dan internet sekarang ini, untuk mengirimkan

atau menyampaikan pesan dengan dampak yang luas dalam arti dapat menjangkau khlayak luas

Page 4: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

50

tidak lagi harus menggunakan media massa seperti koran, radio dan TV,tetapi dengan

menggunakan media baru (new media), setiap individu dapat menyampaikan pesan dengan

mudah dan murah dengan efek yang lebih luas dibandingkan efek yang ditimbulkan oleh media-

media masa meintream. Oleh karena itu agar pesan atau informasi yang disampaikan bukan

informasi hoax dan bersifat liar yang berimplikasi pada konflik-konflik horizontal seperti

keretakan antar keluarga, tetangga dekat dan sahabat, maka dalam penyampaian pesan harus

berpegang pada etika dan prinsip-prinsip yang bersifat universal seperti prinsip ikhlas, prinsip

pahala dan dosa, kejujuran, selektivitas dan validitas, keseimbangan berita dan prinsip privacy.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan prinsip dasar komunikasi yang terdapat dalam Al Qur’an

dan Hadits.

B. Pembahasan

1. Konsep Komunikasi dan Komunikasi Islam

a. Konsep Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common) (Mulyana,2009:46). Apabila ada dua

orang atau lebih yang tengah terlibat komunikasi,maka komunikasi itu dapat dikatakan

sebagai komunikasi yang efektif apabila ada kesamaan makna atau arti mengenai pesan

yang dikomunikasikan. Sebaliknya bila pemberi pesan (komunikator) dan penerima

pesan (komunikan) tidak memaknai sama terhadap pesan yang disampaikan, maka

komunikasi tersebut tidak berjalan efektif atau tidak komunikatif (Roudhonah,2019:22).

Konsep komunikasi menurut Harold D. Lasswell yang dikemukakan oleh Onong

Uchjana (2001:10) bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi

adalah menjawab pertanyaan who says (siapa yang berbicara), what (apa yang

dibicarakan), in what channel (media apa yang dipakai), to whom (kepada siapa lawan

bicara), dan what effect (efek yang ditimbulkan). Jadi berdasarkan konsep Laswell

tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sementara Scott M Cutlip

(2007:226) mendefinisikan komunikasi yaitu:

Page 5: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

51

“Proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi,

membujuk,atau memberi perintah,berdasarkan makna yang sama dan

dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan kontek sosialnya”.

Everett M. Rogers (dalam Cangara,2016:22) seorang pakar Sosiologi Pedesaan

Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi

mendifinisikan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada seorang penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka. Definisi tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Hovlan,Janis and

Kelley (dalam Roudhonah,2019:23) bahwa komunikasi bertujuan untuk merubah atau

membentuk perilaku orang lain (masyarakat).

Masih banyak lagi definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli ilmu

komunikasi tetapi dari definisi di atas sudah bisa diperoleh gambaran bahwa komunikasi

merupakan bentuk interaksi antara manusia untuk saling memberikan informasi dan

saling mempengaruhi satu sama lainnya.

b. Konsep Komunikasi Islam

Definisi komunikasi telah dijelaskan di atas yaitu proses seseorang (komunikator)

menyampaikan pesan dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku-perilaku orang

lain (khlayak). Proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian

(mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.

Sedangkan dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul

dan ittishal. Kata tawashul digunakan oleh DR Halah Abdul ‘Al al Jamal ketika menulis

tentang seni komunikasi dalam Islam beliau memberi judul bukunya Fann al tawashul fi

al Islam (Seni Komunikasi Dalam Islam). Sementara kata ittishal digunakan oleh Awadh

Al Qarni dalam bukunya yang berjudul Hatta la takuna Kallan (Supaya Anda Tidak

Menjadi Beban Orang Lain). Awadh Al Qarni (dalam Hefni,2015:3) mendefinikan bahwa

komunikasi (ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunakan sarana yang

terbaik untuk memindahkan informasi, makna, rasa dan pendapat kepada pihak lain dan

mempengaruhi pendapat mereka serta meyakinkan mereka dengan apa yang kita inginkan

apakah dengan menggunakan bahasa atau lainnya.

Tawashul berasal dari kata Washala yang artinya sampai. Tawashul adalah proses

yang dilakukan oleh dua pihak untuk saling bertukar informasi sehingga pesan yang

disampaikkan dapat dipahami dan sampai kepada dua pihak yang berkomunikasi

Page 6: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

52

(Hefni,2015:3). Apabila komunikasi hanya terjadi satu arah, maka tidak dinamakan

tawashul karena tawashul mensyaratkan terjadinya mubadalah atau ‘saling’ dalam proses

komunikasinya; saling bertukar informasi, saling memahami pesan yang disampaikan

dan saling menyepakati media yang digunakan. Dengan demikian tawashul merupakan

komunikasi dua arah. Adapun kata ittishal secara bahasa lebih menekankan aspek

ketersambungan pesan, tidak harus terjadi komunikasi dua arah. Dalam ittishal, apabila

seseorang menyampaikan pesan dan pesan tersebut sampai kepada pihak yang dimaksud

dan saat itu terjadi komuikasi, maka itu yang dinamakan ittishal (Hefni,2015:3-4).

Sedangkan arti Islam secara etimologi adalah tunduk, patuh dan damai. Menurut

Al Jurjani (dalam Hefni,2017:7) bahwa Islam adalah kerendahan dan ketundukan

terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulallah SAW. Sedangkan menurut Yatimin

Abdullah (2006:7), Islam mengacu pada agama yang bersumber pada wahyu yang datang

dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia.

Islam secara terminology, Amin Syukur (2004:93) mendefinisikan bahwa Islam

adalah ad Din yaitu titah Tuhan yang diturunkan melalui para nabiNya untuk

memberikan petunjuk kepada seluruh manusia yang mempunyai akal sehat untuk

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat. Harjani Hefni (2015:10) mendefinikan

Islam sebagai kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah Nabi Muhammad SAW

untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia baik hukum akidah, akhlak, ibadah,

muamalah serta berita-berita yang disebutkan Al Qur’an dan As Sunah.

Dari penjelasan singkat tentang Islam tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam

adalah ketundukan terhadap keseluruhan nilai yang terkandung dalam Al Qur’an dan As

Sunah baik berupa hukum, akidah, akhlak, muamalah maupun berita atau kisah-kisah

masa lampau.

Dari pengertian komunikasi dan Islam di atas, komunikasi Islam didefinisikan

sebagai suatu proses menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator kepada

komunikan dengan menggunakan prinsip dan kaidah komunikasi yang terdapat dalam Al-

Quran dan Hadis, baik secara langsung atau tidak langsung, melalui perantaraan media

atau tidak, yang bertujuan untuk membentuk pandangan umum yang benar berdasarkan

hakikat kebenaran agama. Proses penyampaian pesan dengan berpegang teguh pada

prisnsi-prinsip Al Quran dan Hadits berarti komunikator dalam menyampaiakn pesan

Page 7: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

53

harus berprinsip pada keikhlasan, kejujuran, kebenaran, selektif dan valid dan

mengedepankan keseimbangan berita.

Dengan demikian bahwa proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang

komunikator kepada komunikan (khalayak) tidak hanya dinilai sebagai aktivitas

muamalah, hubungan antara manusia belaka, tetapi juga dengan Tuhannya. Konsep inilah

menjadi landasan pokok komunikasi Islam dan hal itulah yang membedakan antara

konsep komunikasi secara umum dengan konsep komunikasi Islam.

Konsep komunikasi Islam tersebut diperkuat oleh perspektif bahwa Islam

merupakan agama yang bersifat mission (dakwah) yang mendesak penganutnya agar

menyebarkan pesan-pesan Islam kepada seluruh umat manusia. Setiap individu muslim

dianggap sebagai komunikator agama dimana mereka diwajibkan menyampaikan pesan-

pesan Islam berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing. Tanggung jawab ini

membuat tugas komunikasi menjadi penting, bahkan diperlihatkan oleh Nabi Muhammad

SAW yang memerintahkan agar setiap muslim menyampaikan pesan dari beliau

walaupun hanya satu ayat. Simbolis satu ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya

kebenaran ajaran agama untuk disampaikan dengan efektif berdasarkan prinsip-prinsip

komunikasi yang digariskan oleh Al-Quran dan Hadits.

Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa komunikasi Islam merupakan komunikasi

yang dibangun atas dasar prinsi-prinsip Islam yang memandang proses komunikasi bukan

hanya sebatas hubungan antara manusia tetapi lebih juga hubungan antara manusia

dengan Tuhan yang bernilai ibadah.

2. Prinsip-prinsip Komunikasi Islam

Prinsip-prinsip Islam bersumber pada Al Quran dan as Sunah. Prinsip-prinsip Islam

tersebut menjadi dasar pada prinsip-prinsip komunikasi Islam. Telah dijelaskan di atas

bahwa ruh komunikasi Islam berbeda dengan komunikasi pada umumnya, karena dalam ruh

komunikasi Islam adalah komunikasi dan interkasi yang bangun didasarkan pada ketaatan

dan kepatuhan terhadap Allah SWT. Dalam konteks ini, seseorang yang

menyampaikan/mengirimkan pesan kepada orang lain itu niat dan tujuannya adalah untuk

menjalankan perintah Allah yaitu menyampaikan kebenaran dan informasi yang dibutuhkan

oleh publik. Disamping itu dalam menyampaikan kebenaran tentu juga dengan

menggunakan cara-cara yang benar dengan harapan bahwa pesan tersebut dapat diterima

dan dipahami dengan baik oleh public.

Page 8: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

54

Ketika seorang komunikator menyampaikan pesan yang contentnya adalah

kebenaran, berasal dari sumber yang jelas, menggunakan symbol-symbol dan media yang

dapat terjangkau oleh komunikan, maka sangat mungkin pesan-peasn tersebut akan diterima

dan dipahami oleh komunikan sebagaimana harapan komikator. Nah,proses komunikasi

tersebut merupakan komunikasi yang mengggunakan prinsip-prinsip komunikasi Islam.

Menurut Harjani Hefni (2015:225) bahwa prinsip-prinsip komunikasi Islam

berdasarkan al Qur’an dan as sunah, ada dua belas yaitu; prinsip ikhlas, prinsip pahala dan

dosa, prinsip kejujuran, prinsip kebersihan, prinsip berkata positif, prinsip paket, prinsip dua

telinga satu mulut, prinsip pengawasan, prinsip selektivitas dan validitas,prinsip saling

mempengaruhi, prinsip keseimbangan berita dan prinsisp privacy.

Menurut penulis, prinsip-prinsip yang paling urgent saat ini terkait dengan upaya

meminimalisir berita-berita hoax yang sering beredar melalui media social mapun whatshap,

yaitu: a).Ikhlas, b).Prinsip kejujuran, c) Prinsip pengawasan, d) Prinsip selektifitas dan

validitas, dan e) Prinsip saling mempengaruhi.

Prinsip-prinsip tersebut menjadi sangat urgent apabila diaplikasikan pada era digital

seperti sekarang ini, dimana dengan mudahan mengakses media baru (media online) setiap

orang dapat mengirimkan pesan dengan mudah, cepat, murah dan berdampak luas. Aspek

kemudahan akses tersebut sering kali melupakan atau tidak mengindahkan hal-hal yang

penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk saling menghormati dan

menghargai sesama warga negara dengan tidak meneliti dan mengklarifikasi kebenaran

content pesan. Sehingga banyak yang muncul bertebaran pesan-pesan yang tidak dapat

dipertanggunjawabkan (hoax) yang meresahkan masyarakat secara umum. Tentu hal itu

tidak sesuai dengan prinpi-prinsip komunikasi Islam dan melanggar hak masyarakat untuk

mendapatkan berita dan informasi yang benar.

a) Prinsip Ikhlas.

Menurut HAMKA (1990:126-127) kata ikhlas berarti bersih, tidak ada

campuran,tulen tidak bercampur apapun. Ikhlas berarti tulus, lurus, dan benar niat dan

sengaja hanya karena karena Allah semata.Bila dilihat dari perspektif kebahasaan

tersebut,ikhlas dimaknai sebagai sebuah perbuatan yang dilakukan dengan tulus tanpa

diwarnai dengan tendensi-tendensi tertentu.

Abuddin Nata (2000:7) mendefinisikan ikhlas adalah perbuatan yang bukan

bertujuan mendapat pujian dari manusia, tetapi murni semata-mata karena Allah.

Page 9: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

55

Dengan demikian, bila melakukan atau mengatakan sesuatu didasari karena ikhlas, maka

apa yang dilakukan tidak hanya bersifat horizontal antar manusia saja, tetapi juga

bersifat vertical dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karenannya,

seseorang akan berhati-hati untuk bertindak dan berperilaku yang tidak sesuai dengan

kebenaran.

Dalam komunikasi, prinsip ikhlas ini sangat urgent, karena ketika seorang

komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan disertai rasa ikhlas, maka

komunikator tertuntut untuk menyeleksi kebenaran dari pesan yang akan disampaikan,

sehingga pesan tersebut benar-benar merupakan kebenaran dan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya. Di pihak lain, komunikan akan menerima dan

memahami pesan tersebut secara positif sesuai tujuan pesan itu disampaikan.

Apabila tidak ada ketulusan dalam menyampaikan dan menerima pesan, maka

pesan akan diterima dan ditafsirkan secara beragam oleh komunikan (publik) sesuai

kepentingan masing-masing. Sebagai contoh, dalam sebuah tatap muka perkuliahan,

seorang dosen memuji Ali, salah seorang mahasiswa Program Studi Komunikasi dan

Penyaran Islam, yang tidak dapat mengikuti kuliah, karena karya ilmiahnya tentang

Stategi pencegahan berita hoax mendapat apresiasi dan penghargaan dari Menteri

Komunikasi dan Informatika. Saat ini dia harus ke Jakarta untuk menerima penghargaan

tersebut. Dosen tersebut memuji Ali yang cerdas, ulet dan responsive terhadap

persoalan-persoalan social yang sedang akutual. Tujuan dosen menyampaiakn informasi

tersebut adalah agar mahasiswa memiliki semangat untuk membuat karya ilmiah yang

bermanfaat bagi masyarakat.

Informasi yang disampaikan oleh dosen tersebut tentu ditanggapi secara beragam

oleh mahasiswa sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Ada sebagian

mahasiswa merasa bangga, tetapi ada yang menanggapi biasa-biasa saja, ada pula yang

tidak suka dengan informasi tersebut. Mahasiswa yang tidak suka mendengar informasi

tersebut karena egonya menolak untuk menerima kelebihan dan prestasi yang diperoleh

oleh orang lain atau dirinya tidak suka disaingi oleh orang lain.

Nah, ilustrasi di atas menggambarkan apabila komunikasi tidak didasari

keikhlasan maka tujuan dari komunikasi tersebut tidak akan tercapai. Oleh karena itu

prinsip ikhlas menjadi prinsip yang paling mendasar dalam komunikasi Islam. Tanpa

prinsip ini, komunikator dan komunikan akan kehilangan tujuan utama berkomunikasi

Page 10: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

56

yaitu ibadah, sementara kekuatan pesan menjadi kabur dan proses komunikasipun

menjadi terhambat (Hefni, 2015: 227-228).

Begitu urgentnya pentingnya prinsip ikhlas bagi diri seorang muslim dalam

menjalani kehidupan, hal itu tersurat dalam firman Allah QS Al An’am [6];162-163:

Artinya: Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah

untuk Allah,Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya, dan demikian itulah

yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama

menyerahkan diri (kepada Allah) (Al An’aam/6:216).

Dengan dasar ayat tersebut, proses komunikasi tidak hanya aktivitas muamalah

semata, tetapi ada aspek transedental yang kental, dimana ketika seorang komunikator

menyampaikan pesan kepada komunikan disertai rasa ikhlas, maka komunikator akan

menyeleksi secara cermat kebenaran dari pesan yang akan disampaikan. Dengan

demikian pesan yang akan disampaikan telah teruji kebenarannya dan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya. Tanggung jawab untuk menyampaikan pesan

yang ditumbulkan oleh sebuah keiklasan akan membuat seorang komunikator terhindar

dari hasrat untuk menyebarkan berita-berita yang hoax yang dipengaruhi oleh

kepentingan-kepentingan sesaat. Di pihak lain, komunikan akan menerima dan

memahami informasi/pesan yang telah terseleksi kebenaran dan keakuratanya dengan

positif sesuai tujuan pesan itu disampaikan.

b) Prinsip Kejujuran

Jujur atau kejujuran merupakan karakter penting dalam Islam. Manusia sebagai

makhluk social akan selalu melakukan aktivitas kekhasanya yaitu berkomunikasi dan

berinteaksi dengan orang lain. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai

macam ras, suku, bangsa dan agama tujuannya untuk saling mengenal (Ah-

Hujurat/49:847). Menurut Shihab (2012:615-616) bahwa ayat ini membicarakan tentang

prinsip dasar hubungan dan relasi antar manusia. Allah menciptakan semua manusia

dengan derajat kemanusiaan yang sama disisi Allah, tidak ada perbedaan antara laki-

laki-perempuan dan antara satu suku dengan suku-suku lainnya.

Page 11: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

57

Untuk dapat saling mengenal dan hidup bersama dalam sebuah masyarakat,tentu

ada proses saling berinterkasi dan berkomunikasi antar sesama anggota

masyarakatnya.Karena berinterkasi dan berkomunikasi adalah fitrah manusia sesuai

tujuan Allah menciptakannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling

mengenal, maka dalam proses interaksinya harus mengedepankan sikap saling

menghormati dan menghargai harkat dan martabat manusia sebagaimana Allah Sang

Pencipta manusia telah memuliakan manusia, yang tertuang dalam QS Al Israa’ [17]:70

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk

yang telah Kami ciptakan (Al-Isra/70:435).

Terhadap ayat ini, Quraish Shihab (2012:150) memberikan penfsiran bahwa

kemuliaan manusia itu kerena manusia dianugerahi Allah keistimewaan yang tidak

dianugrahkanNya kepada makhluk lain. Anugerah tersebut untuk semua manusia dan

lahir bersama dengan kelahirannya sebagai manusia. Karena itu manusia harus dihormati

dalam kedudukannya sebagai manusia, tanpa membedakan latar belakang ras, suku

bangsa maupun agama dan kepercayanya. Menurut Qurash Shihab, Nabi menghormati

jenazah seorang Yahudi dan ketika ditanya oleh sahbat-sahbatnya beliau menjawab

bahwa orang Yahudi itu adalah juga manusia.

Ayat tersebut menjadi konsep dasar hubungan interaksi antar manusia termasuk

dalamnya adalah komunikasi yang tentunya senantiasa dilandasi saling menghomati dan

menghargai sesama manusia. Nah, ketika sesorang menyampaikan pesan kepada orang

lain (public) dengan dilandasi oleh penghormatan dan penghargaan terhadap sesama

manusia, maka tentunya dia akan menyampaikannya dengan ketulusan dan kejujuran.

Prinsip kejujuran dalam komunikasi sangat mendasar karena kejujuran akan

berimplikasi pada kebenaran dari content pesan yang disampaikan. Begitu mendasarnya

prinsip kejujuran ini, maka para nabi dan rasul dipastikan memiliki sifat yang berkaitan

dengan prinsip ini yaitu sifat siddiq (benar-jujur). Sifat ini memastikan bahwa para nabi

menyampaikan informasi dengan kejujuran sehingga dapat dipercaya bahwa content

Page 12: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

58

pesannya juga merupakan kebenaran.Prinsip kejujuran ini akan mendorong seorang

komunikator untuk dapat bertanggungjawab atas informasi yang disampaikan. Bentuk

dari kejujuran dalam komunikasi adalah tidak berdusta (berbohong) dan tidak

memutarbalikkan fakta (Hefni,2015:240).

Informasi yang tidak benar (hoax) tentu sangat meresahkan dan mengganggu

ketenangan masyarakat. Karena itu ketika seorang komunikator menyampaikan berita

bohong (hoax) maka dia akan mendapat pengadilan dari masyarakat, selamanya dia akan

dianggap sebagai pembohong dan tidak akan lagi mendapat kepercayaan dari

masyarakat. Kita bangsa Indonesia banyak memiliki pengalaman mengenai berita

bohong (hoax) tersebut, sebut saja berita tentang Pengeroyokan Ratna Sarumpaet

(Siddiq, 2018), Pekerja Asing Serbu Indonesia (Warsudi,2019), dan lain-lain.

Sedemikian dasyatnya implikasi berita hoax, maka dalam komunikasi Islam

sangat ditekankan agar seorang komunikator dan komunikan memiliki kejujuran dalam

aktivitas komunikasnya agar apa yang terinfomasikan benar-benar menghasilkan

kebaikan tidak hanya di dunia tetapi juga di akherat.

c) Prinsip pengawasan

Seorang mukmin tentu percaya kepada Allah dengan semua sifat-sifatNya dan

juga mempercayai akan adanya hari pembalasan. Kepercayaan tersebut membuat

seorang mukmin tidak gegabah/sembrono untuk berkata, bersikap dan berbuat yang

tidak benar, terutama melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah karena dia merasa

bahwa setiap perbuatannya diawasi oleh Allah dan akan mendapat ganjaran sesuai

perbuatan yang dilakukannya. Bahwa Allah mengawasi setiap perbuatan manusia

tertuang jelas dalam QS Qaf [50]:16-18

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengatahui apa yang

dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat

lehernya,(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,

seorang duduk di sebelah kanannya dan yang lain duduk di sebalah kiri.Tiada

Page 13: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

59

suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat

pengawas yang selalu hadir. (Qof/50:853).

Sedangkan pada setiap perkataan dan perbuatan manusia akan mendapat balasan

dari Allah dapat terlihat jelas dalam QS Surat Zalzalah [99]:7-8,

Artinya: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrahpun, niscaya dia

akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan

seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Az-

Zalzalah/ 99: 1087).

Mengenai QS Az-Zalzalah ayat 7-8 di atas, Quraish Shibab (2012:531)

mengatakan bahwa di hari kebangkitan semua orang akan diperlakukan secara adil,

kapanpun di manapun seseorang yang melakukan kebaikan sebesar dzarrah akan ia

mendapat balasannya, begitu juga sebaliknya ketika seseorang melakukan kejahatan

maka dia juga akan balasannya pula.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, seorang komunikator seharusnya berhati-hati dan

menyeleksi kebenaran dari setiap pesan yang akan disampaikan kepada publik karena

segala aktivitasnya termasuk aktivitas komunikasinya diawasi dan dipantau oleh Allah

serta akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak.

d) Prinsip selektivitas dan validitas

Satu prinsip dasar yang sangat urgent dalam komunikasi Islam adalah selektivitas

dan validitas. Ketika berita atau pesan tidak diseleksi tentang kebenaran dan akurasinya

maka sangat mungkin berita itu akan menimbulkan keresahan dan membahayakan

masyarakat. Begitu mendasarnya prinsip ini, Allah telah memperingatkan Nabi agar

berhati-hati dalam menerima berita dan melakukan klarifikasi terhadap berita-berita

yang belum jelas kebenaran sebelum mengambil sebuah kebijakan. Hal itu tertuang jelas

dalam QS Al Hujurat [49]:6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman,jika datang kepadamu seorang fasik membawa

suatu berita, periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu

Page 14: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

60

musiabah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan

kau menyesal atas perbuatanmu itu. (Al Hujurat/ 49: 846).

Terkait dengan ayat di atas, DR Quraish Shihab (2012:589) mengatakan bahwa

kata naba’ digunakan dalam arti berita yang penting, berbeda dengan kata khabar yang

berarti kabar secara umum baik kabar penting atau tidak. Karena itu menurut belaiu,

sangat penting bagi seorang muslim yang mendapatkan informasi tertentu, untuk

menyeleksi kebenaran dari informasi tersebut dan menguji integritas dari

komunikatornya apakah dapat dipercaya atau tidak. Dan ketika informasi disampaikan

merupakan berita yang tidak penting dan tidak sewajarnya, maka seorang muslim tidak

perlu menyia-nyiakan waktunya untuk dengan menyelediki kebenarannya.

Nah, di sini jelaslah bahwa ketika seseorang muslim mendapatkan berita terutama

berita yang penting, yang menyangkut nasib banyak orang, semestinya dia tidak

langsung menelan mentah-mentah berita tersebut, tetapi sebaliknya dia terlebih dahulu

menyeleksi kebenaran berita tersebut dan menguji validitasnya dengan melihat integritas

dan rekam jejak si pembawa berita. Pengalaman memberikan pelajaran, bahwa tingginya

jumlah orang yang memberitakan tentang sesuatu tidak serta merta memberikan jaminan

bahwa berita tersebut adalah benar. Oleh karena itu meneliti integritas dan rekam jejak

seorang pembawa berita (komunikator) sangat urgent dilakukan sebab akan sangat

mempengaruhi kualitas dan validitas dari berita yang dibawanya. Terkait hal ini juga

dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat [49]:6 sebagaimana yang telah dituliskan

di atas.

e) Prinsip saling mempengaruhi

Komunikasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia sehari-hari baik

yang dilakukan langsung ataupun tidak langsung. Salah satu tujuan komunikasi adalah

untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2001:5). Pada saat berkomunikasi tersebut,

seseorang komunikator tidak hanya sekedar menyampaikan pesan secara verbal maupun

non verbal saja, tetapi juga bertujuan untuk mengubah pendapat atau tingkah laku

komunikan.

Ketika seorang ayah berinterkasi dengan anaknya di rumah atau interaksi seorang

guru di sekolah dengan siswanya dalam proses belajar mengajar, pada proses tersebut,

terjadi komunikasi timbal balik, pertukaran symbol untuk memberi informasi,

membujuk dan saling mempengaruhi satu sama lain berdasarkan makna yang sama.

Page 15: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

61

Seperti yang dikatakan oleh Cutlip (Cutlip,2006:226), pada saat sesorang menyampaikan

pesan kepada orang lain, pada saat itulah mulai terjadi proses saling mempengarui dan

dipengaruhi, memberi informasi dan diberi informasi, mengajar dan diajar, menghibur

dan dihibur dengan menggunakan sinyal-sinyal tertentu.

Keniscayaan saling mempengaruhi pada orang-orang yang melakukan komunikasi

memotivasi seorang komunikator untuk menciptakan komunikasi yang santun, mendidik

dan berorientasi pada kehidupan yang kekal sehingga pesan disampikan akan

memberikan perubahan pada pola pikir,sikap dan perilaku komunikan ke arah yang lebih

baik sepanjang hidupnya. Wahab Bin Munabbih (dalam Hefni, 2015: 256-257)

mengatakan:

هم يجس ة لجعجل أجحجدج مجع الكجلمجةج ف جي جنتجفع بجا سجنجة أجو مجلس ي ت جنجازجع فيه العلم أجحجب إلج من قجدره صجلج مجا بجقيج من عمره

Artinya: Majelis yang membincang masalah keilmuan lebih saya cintai daripada shalat

dengan kadar waktu yang sama yang dihabiskan untuk kajian ilmu. Barangkali

ada diantara mereka yang mendengar satu kata, lalu jata tersebut bermanfaat

untuk dirinya selama setahun atau seumur hidupnya.

Selanjutnya pengaruh yang strategis dari komunikasi adalah:

1) Merubah pendapat orang lain.

Pada dasarnya, komunikasi merupakan seni penyampaian informasi baik

berupa pesan, ide, sikap, atau gagasan dari seorang komunikator kepada komunikan

untuk mengubah serta membentuk pola, sikap, pandangan, dan pemahaman

komunikan sesuai yang dikehendaki oleh komunikator. Seorang pakar komunikasi,

Onong Uchyana (2000:5), mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain yang tujuannya adalah

untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara

lisan, langsung maupun tak langsung melalui media.

Tujuan komunikasi untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang

lain atau public ini, sering digunakan oleh kalangan tertentu pada moment-moment

tertentu pada saat pilpres,pilkada dan atau untuk membangun opini pada issue-isue

yang mengaitkan emosi public seperti penodaan agama atau SARA. Pada era media

baru (new media) ini, komunikator dapat menyampaikan pesan-pesan yang agitatif

ini dengan menggunakan hampir semua jenis media baru seperti; twitter, facebook,

Page 16: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

62

youtube, whatsapp, Intagram, dan lainnya yang tujuannya adalah untuk

mempengaruhi pikiran,pendapat dan sikap publik. Ternyata memang dalam beberapa

kasus, pesan yang disampaikan melalui media naru atau media social tersebut

mampu mempengaruhi public secara signifikan seperti kasus penodaan agama yang

menyeret Ahok (Basuki Cahya Poernama) dan lain-lain.

Terkait dengan kekuatan pesan yang mampu menghipnotis lawan bicara,

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin

Umar RA bahwa ketika datang dua orang dari Masyriq yang berpidato yang

membuat orang-orang terkagum-kagum atas penjelasnya, kemudian Rasulullah

berkata:”Sesungguhnya di antara pesan yang terucap itu adalah bius”. Hal itu

disampaikan Rasulullah, betapa kata-kata dan bahasa yang disampaikan oleh

seseorang sangat berpotensi memberikan pengaruh terhadap pikiran, pendapat dan

sikap orang lain. Sedemikian dasyatnya pengaruh sebuah pesan, sehingga Rasulullah

dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah (Hefni,2015;258) mengingatkan

umatnya agar berhati-hati dalam menyampaikan pesan dan mempelajari seni

menyampaikan pesan (public speaking) karena seseorang yang mempelajari seni

menyampaikan pesan hanya untuk bertujuan menghipnotis hati manusia, maka Allah

akan menolak semua tebusannya di akherat.

2) Pengaruh komunikasi bisa menjadi faktor baik dan buruknya manusia

Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk social, berinteraksi dengan

sesamanya merupakan keniscayaan. Hal itu karena antara manusia yang satu dengan

yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi timbal balik. Setiap

manusia mempunyai kecenderungan ke arah baik dan buruk. Hal ini sesuai dengan

Firman Allah SWT dalam QS As Syam ayat 8:

Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya. (Asy Syam/91:8)

Kecenderungan ke arah yang baik seperti contoh, bahawa umumnya orang

ingin selalu meningkatkan prestasi. Untuk itu dia akan melalukan hal-hal yang untuk

yang bisa menjadi jembatan meningkatnya prestasi tersebut termasuk melalukan

interaksi dengan orang-orang yang mampu memotivasimya ke arah peningkatan

Page 17: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

63

prestasi tersebut.Sebaliknya manusia juga punya kecenderungan negatif seperti

melanggar aturan-aturan atau norma-norma agama; berghibah, memaki-maki orang

ketika marah, memakan makanan yang tidak halal dan lain-lain.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan sesorang baik

kecenderungan ke arah yang baik ataupun yang buruknya adalah teman dekat atau

sahabatnya. Interaksi yang terbangun lama dan akrab akan membangun hubungan

yang saling imitatif. Hal ini pula yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah

hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (dalam Hefni,2015:260)

ليله ف جلي جنظر : قجالج رجسول الل ه صجلى الل ه عجلجيهج وجسجلمج : أجب هرجي رجةج قجالج عجن الرجل عجلجى دين خج أجحجدكم مجن يجال ل

Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Seseorang itu tergantung

kepada agama teman dekatnya.Hendaklah seseorang memperhatikan

dengan siapa ia berteman.

Dari hadits tersebut bahwa komunikasi yang intensif sesama teman atau

sahabat sangat berpotensi untuk menentukan arah kecenderungan sesorang. Ketika

sahabatnya adalah orang yang baik, maka dia bisa dikatagorikan sebagai orang baik

sebagaimana sahabatnya, begitupun sebaliknya.

C. Kesimpulan

Konsep komunikasi yang yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi sangat beragam

dan memiliki perspektif sendiri-sendiri, tetapi ada persamaan bahasan dari semua pakar tersebut

terkait dengan pelaku komunikasi yaitu manusia baik komunikator maupun komunikannya.

Sementara, hampir semua pakar komunikasi yang menganut agama atau kepercayaan terhadap

Tuhan, mereka mengakui bahwa aktivitas komunikasi itu tidak hanya dilakukan oleh sesama

manusia, terlebih bahwa aktivitas komunikasi manusia pertama yaitu Adam adalah dengan

Allah SWT. Obyek kajian tersebut yang membedakan antara ilmu komunikasi dengan

komunikasi Islam.

Daftra Pustaka

Abdullah, M. Yatimin, 2006, Studi Islam Komtemporer, Jakarta: AMZAH.

Cutlip, Scott M.,Center,Allen H., Broom, Glen M, 2009, Effective Public Relations, Edisi Sembilan,

terjemahan, Jakarta: Prenada Media Group

Cangara, Hafied, 2016, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Page 18: KOMUNIKASI ISLAM: Konsep Dasar Dan Pinsip-Prinsipnya

HUJJAH: Vol. 4 no. 1 (2020) p.issn: 2580-7811

Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Juni - November e.issn:

KOMUNIKASI ISLAM: . . .

Hanifah Muyasarah

64

Daryanto, 2002, Teori Komunikasi, Yogyakarta: PT Penerbit Gava Media.

HAMKA,1990, Tasawuf Modern,Jakarta: PT Pustaka Panjimas

Hefni, Herjani, 2015, Komunikasi Islam, Jakarta, Prenadamedia Group

Uchjana Efendi, Onong, 2001, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

_____, 2000, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy, 2009, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Nata, Abudin, 2007, Akhlak Tasawuf, Jakarta; PT RajaGrafindo Persada.

Roudhonah, 2019, Ilmu Komunikasi, Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Shihab, Quraish, 2012, Tafsir Al Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al Qur’an. Voleme 7,

Jakarta: Penertbit Lentera Hati

Shihab, Quraish, 2012, Tafsir Al Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al Qur’an. volume 12

Jakarta: Penertbit Lentera Hati

Shihab, Quraish, 2012, Tafsir Al Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al Qur’an. volume 15

Jakarta:Penertbit Lentera Hati

Syukur, Amin, 2004, Tasawuf social,Yogjakarta; Pustaka Pelajar.

Tufik, Tata, 2012, Etika Komunikasi Islam, Bandung: CV Pustaka Setia.

Al Qur’an dan Terjemahnya, 1411,Kerajaan Arab Saudi,Mujama al Malik Fahd li-Thiba-at al

Mudhad al Syarif Al Madinah al Munawwarah.

Siddiq,Taufik,2018, https://nasional.tempo.co/read/1132568/kata-polri-soal-pengeroyokan-ratna-

sarumpaet-hoax/full&view=ok

Warsudi, 2019, 2Fkaprolri-tegaskan-pekerja-asing-serbu-indonesia-hoax

http://jabarsindonews.com.cdn.amproject.org/vs/jabar.sindonews.com/news... 2990% -

1550235734.