28
Komunikasi keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan tugas yang diberikan pada mata perkuliahan Ilmu Keperawatan Dasar II yang membahas tentang bagaimana cara seorang perawat melakukan komunikasi yang baik dan benar dengan klien atau pasiennya. Komunikasi yang baik digunakan antara seorang perawat dengan pasiennya dalam dunia keperawatan dikenal dengan komunikasi terapeutik. Didalam proses penyusunan makalah ini kami menggunakan beberapa literatur seperti buku-buku dan internet. Makalah ini berisikan pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, komponen komunikasi, metode komunikasi, dan prinsip komunikasi terapeutik itu sendiri. Komunikasi antara si pasien dengan juru rawat yang baik akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri pasien. Pasien akan merasa senang, bahagia, dan puas dengan hasil perawatan yang diberikan. Dengan perasaan senang, puas dan nyamannya si pasien, hal ini akan 1

Komunikasi keperawatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendidikan komunikasi

Citation preview

Komunikasi keperawatanBAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangBerdasarkan tugas yang diberikan pada mata perkuliahan Ilmu Keperawatan Dasar II yang membahas tentang bagaimana cara seorang perawat melakukan komunikasi yang baik dan benar dengan klien atau pasiennya. Komunikasi yang baik digunakan antara seorang perawat dengan pasiennya dalam dunia keperawatan dikenal dengan komunikasi terapeutik.Didalam proses penyusunan makalah ini kami menggunakan beberapa literatur seperti buku-buku dan internet. Makalah ini berisikan pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, komponen komunikasi, metode komunikasi, dan prinsip komunikasi terapeutik itu sendiri.Komunikasi antara si pasien dengan juru rawat yang baik akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri pasien. Pasien akan merasa senang, bahagia, dan puas dengan hasil perawatan yang diberikan. Dengan perasaan senang, puas dan nyamannya si pasien, hal ini akan membantu proses penyembuhan dari diri pasien itu sendiri.

1.2 Tujuana. Memahami arti penting komunikasi terapeutik dalam dunia keperawatan.b. Mampu menerapkan metode-metode komunikasi terapeutik dalam situasi klinis.c. Memahami prinsip-prinsip dasar dari komunikasi terapeutik.d. Memahami berbagai metode-metode komunikasi terapeutik yang ada.

1.3 Manfaata. Dengan penugasan ini, kami dapat memahami dan mempraktekkan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar.b. Dengan makalah ini kami dapat lebih mempersiapkan diri untuk memulai praktek klinis dibalai pengobatan yang ada nantinya.

BAB IIISI

2.1 Pengertian KomunikasiKomunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karna itu, dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Perawat berkimunikasi dengan orang lain yang mengalami tekanan, yaitu: klien, keluarga, dan teman sejawat ( Potter dan Perry, 2010 ).Perawat berfungsi sebagai pendukung klien dan sebagai anggota tim multidisiplin yang terkadang memiliki prioritas berbeda untuk pelayanan. Selain itu, seorang perawat harus asertif dan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan membuat suara mereka didengar. Dengan asertif dalam mengomunikasikan kebutuhan seseorang, kehidupan perawat akan seimbang. Tanpa keseimbangan tersebut, lingkungan dengan tingkat stres yang tinggi dapat membuat perawat merasa lelah dan kehilangan efektifitasnya ( Balzer Riley, 2004 ).Walaupun teknologi terus maju dan terdapat banyak tuntutan kebutuhan bagi perawat, hubungan komunikasi merupakan faktor yang memengaruhi kualitas pelayanan dan sangat berarti bagi klien dan perawat. Seiring peningkatan kemampuan komunikasi dan percaya diri, perawat akan meningkat secara profesional menjadi seorang ahli ( Belzer Riley, 2004 ).

2.2 Unsur-Unsur KomunikasiBerikut ini adalah beberapa hal yang menjadi unsure atau elemen dari sebuah komunikasi, antara lain:a. Referen Sesuatu yang memotifasi seseorang ubtuk berkomunikasi dengan pihak lain. Pada lingkungan pelayanan kesehatan, yang akan menginisiasi komunikasi adalah penglihatan, suara, bau, jadwal, pesan, objek emosi, sensasi, persepsi, ide, dan petunjuk lainnya. Perawat yang memahami jenis stimulus yang mengawali komunikasi akan mampu membangun dan menyusun pesan secara lebih efisien dan menerima maknanya dengan lebih baik ( Potter dan Perry, 2010 )

b. Pengirim dan PenerimaPengirim adalah pihak yang mengode dan menyampaikan pesan, sedangkan penerima adalah pihak yang menerima dan menguraikan kode pesan. Pengirim menempatkan ide atau perasaan kedalam bentuk yang dapat ditransmisikan dan bertanggung jawab atas ketepatan isi dan emosi pesan tersebut. Pengirim dan penerima merupakan peran yang fleksibel dan berubah dengan adanya interaksi kedua pihak, terkadang peroses pengiriman dan penerimaan dapat berjalan bersamaan ( Potter dan Perry, 2010 ).c. Pesan (Message)Isi dari komunikasi. Pesan mengandung bahasa verbal, nonverbal, dan simbolik. Persepsi pribadi terkadang dapat mengubah interpretasi penerima. Dua orang perawat dapat menyampaikan informasi yang sama dengan pesan yang berbeda karena perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan memahami pesan yang sama secara berbeda. Klien mengirimkan pesan yang efektif dengan mengemukakan secara jelas,langsung,dan dengan cara yang dikenal oleh penerima. Perawat menentukan adanya kebutuhan klarifikasi dengan melihat petunjuk nonverbal dari pendengar yang memperlihatkan kebingungan/kesalahpahaman ( Potter dan Perry, 2010 ).

d. Media (Channels)Merupakan alat penyampaian dan penerimaan pesan melalui indra penglihatan, pendengaran, dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan visual, kata-kata memasuki saluran pendengaran, dan sentuhan menggunakan saluran taktil. Individu akan memahami suatu pesan dengan lebih baik jika pengirim menggunakan berbagai media ( Potter dan Perry, 2010 ).

e. Umpan balikMerupakan pesan yang di kembalikan oleh penerima. Unsur ini menunjukan bahwa penerima telah mengerti arti dari pesan pengirim. Pengirim harus mencari umpan balik verbal dan non verbal untuk memastikan terjadinya komunikasi yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima harus sensitif dan terbuka terhadap masing-masing pesan, mengklarifikasi pesan, dan memodifikasi perilaku. Dalam hubungan sosial, kedua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencari keterbukaan dan kilarifikasi, tetapi perawat memiliki tanggung jawab utama dalam hubungan perawat-klien.

2.3Jenis-Jenis KomunikasiJenis-jenis komunikasi yang umum digunakan antara lain adalah komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi simbolik, dan metakomunikasi.a. Komunikasi VerbalKomunikasi verbal menggunakan kata yang ditulis ataupun diucapkan. Bahasa verbal merupakan kode yang menyampaikan arti spesifik melalui kombinasi kata. Aspek terpenting dalam komunikasi lisan antara lain ( Potter dan Perry, 2010 ):

1. Perbendaharaan KataKomunikasi tidak akan berhasil jika pengirim dan penerima tidak dapat menerjemahkan kata dan frase yang digunakan.2. Makna Denotatif dan KonotatifArti konotatif adalah makna berbeda yang timbul oleh pengaruh pikiran, perasaan ataupun ide terhadap suatu kata.3. KecepatanPercakapan akan berhasil apabila kecepatan dalam pengucapan kata-kata yang digunakan sesuai dengan ritme ucapan tersebut.4. IntonasiIntonasi suara klien, akan menggambarkan informasi tentang keadaan kesehatannya dan tingkat energinya.5. Kejelasan dan RingkasanKomunikasi yang efektif bersifat sederhana, singkat, dan langsung. Semakin sedikit kata yang dikandung, maka semaikn mudah untuk dimengerti.6. Waktu dan KesesuaianDalam melakukan komunikasi, perhatikanlah situasi dan kondisi yang sedang terjadi disekeliling kita dan lawan bicara.

b. Komunikasi NonverbalKomunikasi yang mencakup seluruh indra dan semua hal yang tidak melibatkan kata tertulis ( Potter dan Perry, 2010 ). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi nonverbal antara lain ( Potter dan Perry, 2010 ):1. Penampilan PribadiFactor ini mengomunikasikan kesejahteraan fisik, kepribadian, status social, pekerjaan, agama, budaya, dan konsep diri.2. Postur dan Gaya BerjalanPostur dan gaya berjalan menunjukkan ekspresi diri. Dan gerakan menunjukkan sikap, emosi, konsep diri, dan kesehatan.3. Ekspresi WajahWajah adalah bagian tubuh yang paling ekspresif. Seorang perawat harus mampu menghindari ekspresi rasa terkejut, jijik, tidak senang, atau reaksi buruk lainnya didepan klien.4. Kontak MataIndividu dikatakan siap untuk melakukan percakapan, dilihat melalui kontak matanya. Kontak mata merupakan contoh sikap penghargaan dan kesediaan untuk mendengarkan.5. Gerakan TubuhSemua yang dikatakan akan dipertegas dengan beberapa gerakan tubuh, dan gerakan tubuh itu sendiri sudah memiliki makna6. SuaraSuara desahan, erangan, atau isakan juga mengomunikasikan sebuah perasaan atau pikiran. Dan juga suara akan membantu untuk memperjelas suatu pesan yang dikirim.

c. Komunikasi SimbolikSebuah komunikasi yang membutuhkan symbol-simbol lisan dan nonverbal yang digunakan pihak lain untuk menyampaikan arti, misalnya adalah seni dan musik.

d. MetakomunikasiMetakomunikasi merupakan istilah luas yang merujuk kepada factor yang memengaruhi komunikasi. Kesadaran akan factor ini membantu individu dalam memahami hal yang disampaikan ( Arnold dan Boggs, 2003 ).

2.4 Pengertian Komunikasi TerapeutikKomunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan (Patricai A. dan Potter, 1996).

2.5 Unsur-Unsur Komunikasi TerapeutikUnsur-unsur yang terkandung dalam komunikasi terpeutik antara lain ( Potter dan Perry, 2010 ):a. KeramahanKeramahan merupakan bagian dari komunikasi terpeutik. Keramahan diberikan untuk memberikan kesan pertama yang menarik hati lawan bicara kita.

b. Penggunaan NamaPengenalan diri merupakan suatu yang penting agar tidak menimbulkan keraguan. Memanggil klien dengan nama akan menunjukkan penghargaan diri terhadap pasien itu sendiri.c. Dapat DipercayaOrang yang dapat dipercaya adalah orang yang apabila membantu orang lain tidak akan memberikan keraguan terhadap orang yang dibantunya. Untuk itu seorang perawat harus menunjukkan kehangatan, konsistensi, reliabilitas, kejujuran, kompetensi, dan rasa hormat.d. Otonomi dan Tanggung JawabSeorang perawat harus mampu membuat pilihan sendiri dan berani untuk mempertanggung jawabkan atas pilihan atau keputusan yang diberikan ( Townsend, 2003 )e. AsertifKomunikasi Asertif memungkinkan anda untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tanpa menuduh atau melukai orang lain ( Grover, 2005 ). Sikap asertif akan memberikan kepercayaan diri sekaligus penghormatan terhadap orang lain.

2.6 Metode Komunikasi TerapeutikMetode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik antara lain ( Stuart dan Sundeen, 1998 ):

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.b. Menunjukkan penerimaanMenerima tidak berarti menyetujui, menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitanTujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien.d. Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiriMelalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.e. MengklasifikasiKlasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.f. MemfokuskanMetode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.g. Menyatakan hasil observasiDalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien.h. Menawarkan informasiMemberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien yang bertujuan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.i. DiamDiam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi.j. MeringkasMeringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.k. Memberi penghargaanPenghargaan janganlah sampai menjadi beban untuk klien dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian dan persetujuan atas perbuatannya.l. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraanMemberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.m. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraanTeknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan.n. Menempatkan kejadian secara berurutanMengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.o. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinyaApabila perawat ingin mengerti klien, maka perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien.p. RefleksiRefleksi memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

2.7 Prinsip Komunikasi TerapeutikPrinsip-prinsip yang terkandung pada komunikasi terapeutik antara lain (Suryani,2005):a. Kejujuran (trustworthy)Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan saling percaya. Klien hanya akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan informasi yang benar hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.

b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif.Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi verbal yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien menjadi bingung.

c. Bersikap positifBersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Roger menyatakan inti dari hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif.

d. Empati bukan simpatiSikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan empati seorang perawat dapat memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena meskipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. Sikap simpati membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.

e. Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klienDalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi pada klien, (Taylor, dkk ,1997) dalam Suryani 2005. Untuk itu agar dapat membantu memecahkan masalah klien perawat harus memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. Untuk itu perawat harus menggunakan terkhnik active listening dan kesabaran dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa-gesa dengan tidak menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya dapat fatal, karena dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai dengan masalah klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu bahkan merusak klien.

f. Menerima klien apa adanyaJika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam menjalin hubungan intim terapeutik. Memberikan penilaian atau mengkritik klien berdasarkan nilai-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya.

g. Sensitif terhadap perasaan klienTanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien.

h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiriSeseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.

BAB IIISKENARIO

3.1 Skenario DramaPada suatu pagi di sebuah kamar di Rumah Sakit X

Perawat: Selamat pagi bu, saya suster Desti, pagi ini saya akan merawat ibu dari pukul 07.00-14.00. Kalau saya boleh tau nama ibu siapa?Pasien: Selamat pagi juga. Anda bisa memanggil saya Ika.Perawat: Oh, baiklah. Bagaimana tidur nya semalam Bu Ika? Pasien: Tidur saya tidak nyenyak semalam.Perawat: Kenapa tidak nyenyak bu? Apa ibu merasakan sakit?Pasien: Oh, tidak. Saya memang selalu susah untuk tidur.Perawat: Ooh begitu ya buk, ibu sudah mandi pagi ini?Pasien: Pagi ini saya belum mandi sus.Perawat: Oh, begitu. Baiklah bu, karena pagi ini ibu belum mandi, saya akan memandikan ibu agar ibu merasa lebih segar dan ibu cepat sembuh. Kita melakukan disini saja ya bu, tidak lama kok kira-kira 15 menit. Bagaimana bu, apa ibu bersedia?Pasien: Bersedia sus.Perawat: Baiklah, saya akan siapkan alat-alatnya dulu.

Lalu perawat menyiapkan alat-alat untuk memandikan pasien. Setelah alat-alat pun disiapkan, maka perawat mulai memandikan pasien sesuai dengan cara-cara memandikan seorang pasien. Setelah selesai dimandikanPerawat:Bagaimana perasaan ibu setelah dimandikan pagi ini, apa ibu merasa segar?Pasien: Ya, saya merasa segar dan semangat pagi ini. Terima kasih.Perawat: Iya bu, sama-sama. Senang bisa membantu.Setelah itu seorang dokter masuk untuk memeriksa keadaan si pasien.Dokter: Selamat Pagi Ibu, bagaimana keadaan ibu hari ini? Saya melihat ibu bersemangat sekali pagi ini.Pasien: Udah sedikit lebih baik dok, dan saya juga sudah dimandikan oleh perawat Desti.Dokter: Syukurlah kalau begitu ya bu. Sus, tolong diganti obat Ibu ini dengan yang lain ya, lalu kamu check tekanan darahnya satu jam sekali.Perawat: Baik dok.Dokter: Ibu, seandainya ibu ada keperluan, ibu bisa menghubungi perawat Desti yang bertugas untuk melayani ibu hari ini.Pasien : Baiklah dok.Dokter: Saya permisi dulu ya buk, silahkan suster.Perawat: Baik dok, silahkan ibu beristirahat kembali, nanti saya akan datang lagi jam 10.00 untuk memberikan suntikan melalui selang infus ibu, sebagai obat rutin yang harus dikonsumsi. Apabila ibu memerlukan bantuan saya silahkan panggil saya ya bu. Permisi Ibu.Pasien: Baiklah sus, silahkan.

3.2 PembahasanBerdasarkan dialog diatas, dapat kita lihat bagaimana contoh penerapan komunikasi terapeutik antara seorang perawat dengan pasiennya. Dalam komunikasi terapeutik, harus memperhatikan unsur-unsur komunikasi terapeutik, seperti keramahan, penggunaan nama, dapat dipercaya, tanggung jawab, dan asertif. Unsur-unsur tadi menjadi syarat suatu komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh seorang perawat untuk menjadi perawat yang professional.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanKomunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang digunakan antara seorang perawat dengan pasiennya. Komunikasi terapeutik ini terdiri dari beberapa unsur, seperti keramahan, penggunaan nama, dapat dipercaya, otonomi dan tanggung jawab, dan asertif. Unsur-unsur tersebut didukung oleh prinsip-prinsip dari komunikasi terapeutik itu sendiri. Jadi untuk menjadi seorang perawat professional, maka semua itu diawalai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, maka gunakanlah bahasa komunikasi yang professional juga, yaitu komunikasi terapeutik itu sendiri.

3.2 SaranPerawat yang memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, hendaknya memperhatikan cara berkomunikasi dengan kliennya. Karena kesan pertama dari pelayanan sangat berpengaruh terhadap kredibilitas perawat itu sendiri. Jika ingin menjadi seorang perawat yang professional, mulailah dari cara berkomunikasi yang professional juga.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafid. (2006), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori dan Praktik.Alih Bahasa :Susi Purwoko. Jakarta,EGC.Keliat, B.A. (2002), Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, EGC, Jakarta.Notoatmodjo, S 1997, Ilmu Perilaku dan komunikasi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta : Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.Stuart.G.W. & Sundeen.S.J.(1998) . Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih Bahasa: Achir Yani S. Hamid. ed ke-3. Jakarta, EGC.Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Jakarta, EGC.Kozer Barbara. 2004. Fundamentals of Nursing (7th edition). America: Upper Saddle River.

1