Upload
truongnhi
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN DI SMU
MUHAMMADIYAH 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
ESKA ARIYATI
NIM: 104051001861
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
2
KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN DI SMU MUHAMMADIYAH 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Eska Ariyati
NIM: 104051001861
Pembimbing
Drs. Wahidin Saputra, M. A
NIP: 150276299
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
3
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 29 Januari 2009
Eska Ariyati
4
ABSTRAK
Eska Ariyati
Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU
Muhammadiyah 4 Jakarta
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mengikuti pemikiran atau tindakan yang kita kehendaki. Sikap atau jiwa kepemimpinan dapat dibentuk dan dilatih sejak dini di masa sekolah. Salah satu cara mengembangkan atau melatih kepemimpinan di masa sekolah dengan mengikuti kegiatan keorganisasian yang ada di sekolah. Karena dengan mengikuti kegiatan organisasi secara tidak langsung para siswa akan melakukan komunikasi organisasi. Komunikasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Organisasi sekolah yang diteliti yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang ada di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta. Organisasi ini adalah salah satu tempat penyaluran kreatifitas dan sebagai tempat peatihan kepemimpinan dalam organisasi.
Dari penjelasan dan uraian diatas lalu timbul beberapa pertanyaan apa saja bentuk pelaksanaan komunikasi organisasi dalam pengembangan kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta? Kemudian apa metode dan materi yang diberikan untuk mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah? Selanjutnya pengaruh apa yang terjadi kepada para anggota setelah mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah?
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Berupa lisan maupun tulisan dari narasumber seperti wawancara langsung, mengikuti kegiatan di lapangan, pencarian dari internet dan buku-buku selam lima bulan. Data-data tersebut kemudian diuraikan secara apa adanya berdasarkan yang diterima oleh peneliti.
Bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan ialah dengan komunikasi Internal yang terdiri dari Komunikasi Horizontal, Vertikal dan Diagonal terdiri dari Komunikasi Interpersonal dan Kelompok Kecil, sedangkan Komunikasi Eksternal terdiri dari Komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan sebaliknya. Metode dan materi yang diberikan seputar pengetahuan keagamaan, keorganisasian dan kepemimpinan, dengan menggunakan metode teladan, nasehat dan pembiasaan praktek langsung. Kemudian pengaruh yang terjadi yakni perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tingkah laku.
5
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulisan tugas skripsi ini dapat dikerjakan dan
diselesaikan dengan baik. Serta Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
para pengikutnya.
Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dihadapi penulis. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dibantu
dengan dorongan dan semangat dalam berbagai bentuk dari semua pihak, maka
segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya
skripsi ini.Ucapan terima kasih yang tiada terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Murodi M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dan para PUDEK yang telah membantu penyelesaian skripsi
ini.
2. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam dan sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Ibu Dra. Umi Musyarofah M.A sebagai sekretaris jurusan yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6
4. Para Dosen yang telah mengajar dan membantu proses belajar saya di
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
5. Bapak Lutfi Zaenuddin S.Pd selaku kepala sekolah SMU Muhammadiyah
4 beserta guru-guru tercinta. Beserta teman-teman di IPM yang sudah mau
bekerja sama.
6. Keluarga besar terutama orang tua tercinta yaitu Ayahanda Sapari dan
Ibunda Ismiyati yang telah memberikan dukungan dan doanya selama ini.
7. Adik Rizki Amelia, Adit, Ardi dan Anas. Belajar terus.
8. Aa Rizal yang selalu ganggu dan kadang mendukung skripsi ade.
9. Teman dan sahabat alumni SMU Muhammadiyah 4 angkatan 2004 spesial
anak 24. Mudah-mudahan tetap kompak selalu.
10. Teman dan sahabat di KPI D 2004 yang sudah kasih dukungan dan
semangatnya.
11. Teman dan sahabat para Nimbuzzers yang sudah mau jadi tempat berkeluh
kesah dan jadi penyemangat skripsi, Walaupun di dunia maya semua
terasa nyata.
Semoga amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan dapat
pahala yang berlimpah. Selanjutnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin ya rabbal alamin.
Jakarta 28 September 2008
Penulis
7
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ........................................................... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi ......................................................... 13
1. Pengertian Komunikasi Organisasi .............................. 13
2. Fungsi Organisasi ......................................................... 16
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi ....................... 18
B. Pengembangan Kepemimpinan ............................................. 22
1. Pengertian Pengembangan Kepemimpinan ................. 22
2. Fungsi Kepemimpinan ................................................. 25
3. Tipe Kepemimpinan ..................................................... 27
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
A. Sejarah Berdirinya IPM......................................................... 31
B. Visi dan Misi IPM ................................................................. 37
C. Tujuan IPM ........................................................................... 41
D. Struktur Organisasi IPM ....................................................... 43
8
BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
A. Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam Pengem-
bangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta . 46
B. Metode dan Materi yang diberikan untuk mengembang-
kan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhamma-
diyah ...................................................................................... 50
C. Pengaruh yang terjadi pada para anggota setelah meng-
ikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ........ 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 61
B. Saran-saran ............................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna serta diberikan
suatu kelebihan yang tidak dimiliki pada makhluk Allah lainnya yakni berupa
akal dan pikiran. Karena dengan akal dan pikirannyalah manusia dapat
memikirkan serta memberikan teori ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia lain.
Sejak manusia mengenal kehidupan bermasyarakat, tumbuhlah suatu
masalah yang harus di selesaikan bersama-sama sebab manusia diciptakan
pula untuk menjadi makhluk sosial. Karena setiap manusia tidak mungkin
dapat memenuhi kebutuhannya oleh dirinya sendiri dalam artian setiap
manusia pasti akan membutuhkan manusia lainnya. Semakin luas pergaulan
mereka maka bertambah kuatlah ketergantungan antara satu dengan yang lain
untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Untuk menyampaikan isi pikirannya kepada manusia lain, manusia
perlu mengadakan kontak atau sering disebut dengan istilah komunikasi
kepada manusia lainnya. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, manusia
membutuhkan proses dan pembelajaran dari waktu ke waktu. Proses
komunikasi berawal dengan adanya suatu ide, gagasan atau pemikiran yang
ada pada seseorang. Ide itu kemudian diolah menjadi suatu pesan dan
dikirimkan melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima.
10
Everett M. Rogers (1989), menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi (SM), yang zaman ini disebut Cro-Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Pada sekitar tahun 22.000 SM, para ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut.1
Komunikasi merupakan proses pertukaran pikiran, dimana pertukaran
pikiran tersebut merupakan inti yang terdalam dari kegiatan komunikasi,
karena yang disampaikan dan ditanggapi orang dalam berkomunikasi bukan
kata-kata melainkan arti atau makna dengan kata-kata yang digunakan.
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia. Karena
tanpa komunikasi, interaksi atau hubungan antar manusia baik secara
perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi
merupakan kegiatan yang dinamis, selama komunikasi berlangsung, baik pada
pengirim pesan maupun pada penerima, terus menerus terjadi saling memberi
dan menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi tersebut.
Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari, organisasi, lembaga, dsb tidak akan pernah terlepas dari komunikasi, sehingga dapat dipastikan dimana manusia hidup baik sebagai individu maupun anggota masyarakat selalu berkomunikasi. Mengapa demikian? Karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia. Tidak mungkin seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur penting yang membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu masyarakat.2
Ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuan
manusia dalam memenuhi kebutuhan telah manghadapkan manusia pada
kebutuhan untuk berkomunikasi dan berorganisasi. Karena karakteristik
1 Sasa Djauarsa, dkk, Pengantar Komunikasi (Jakarta: UT, 1999), h.15. 2Zulkarnain Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993),
cet ke-1, h.2.
11
manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan manusia dapat
hidup secara wajar tanpa kedua hal tersebut.
Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada di muka bumi,
didorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu: Orang-orang (sekumpulan orang),
kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.3
Pelajar sebagai penerus pembangunan bangsa dan dan agama,
keberadaannya merupakan prioritas harapan bangsa dan agama bagi
kepemimpinan yang akan datang, sehingga fungsi dan peranan generasi muda
Islam sangat penting karena maju mundurnya suatu agama dan bangsa terletak
pada pundak para generasi muda yang akan datang dan seterusnya. Apabila
generasi penerusnya buruk maka perkembangan agama dan bangsanya pun
nantinya akan buruk namun sebaliknya apabila generasi penerusnya berakhlak
dan bermoral mulia, memiliki jiwa sosial yang tinggi serta memiliki
kemampuan kepemimpinan yang baik sehingga dapat diandalkan dalam hal
yang baik maka masa depan agama dan bangsa pun akan menjadi lebih baik
seperti yang diharapkan.
Jika generasi muda yang berpengetahuan tanpa dilandasi oleh nilai-
nilai keagamaan yang kuat, maka akan melahirkan generasi-generasi yang
bermental lemah, sebaliknya seseorang yang berilmu dengan dilandasi
pengetahuan agama (keimanan) dan keterampilan yang mendalam dan kuat
tentunya akan menjadi tiang-tiang penyangga yang kokoh bagi pembangunan
dan perjuangan bangsa. Jadi ilmu pengetahuan agama dan keterampilan dalam
3 Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2005), cet ke-4, h.2.
12
memimpin sesuatu yang dimiliki oleh pelajar merupakan salah satu dari
tuntutan yang mutlak dan penting untuk dimiliki bagi setiap penerus bangsa.
Untuk mewujudkan keinginan di atas maka diperlukan adanya suatu
organisasi yang dapat melatih mental, sebagai kelompok belajar, dapat
memperdalam pengetahuan agama, menambah pengetahuan berorganisasi dan
juga dapat melatih kepemimpinan yang bijaksana dan Islami untuk para
pemuda selaku para penerus bangsa di luar dari pendidikan formal di sekolah.
Di SMU Muhammadiyah empat Jakarta memiliki organisasi ortonom
dari salah satu organisasi besar Islam di Indonesia yakni Muhammadiyah
untuk para pelajar muslim Indonesia yang dapat mewujudkan semua cita-cita
di atas yang bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah tingkat ranting Kramat
Jati. Dimana organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini bertujuan untuk
membentuk masyarakat Islami yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini memiliki kegiatan
seperti memberikan pengetahuan tambahan tentang berorganisasi yang baik
dan melatih sikap kepemimpinan karena kepemimpinan merupakan suatu
kemampuan yang perlu dilatih agar kelak dapat menjadi seorang pemimpin
yang ideal lagi bijaksana yang dapat diterima dan diinginkan oleh para
pengikutnya nanti, dan juga mengadakan belajar dan berlatih tentang cara-cara
berdakwah serta studi Islam, mengembangkan ilmu pengetahuan umum, seni
dan budaya serta kaderisasi yang rutin dilakukan kepada para calon anggota
baru. Ikatan Pelajar Muhammadiyah beranggotakan siswa-siswi SMU
Muhammadiyah yang sudah mengikuti kegiatan LDKSI (Latihan Dasar
13
Kepemimpinan Siswa Islam) dan mempunyai guru pembimbing dari pihak
sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan
Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan
berhubungan antara masalah yang diteliti dengan pembahasannya. Maka
peneliti membatasi fokus penelitiannya hanya komunikasi organisasi yang
dilakukan dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Kramat Jati
sebagai organisasi ortonom yang ada di SMU Muhammadiyah 4 periode
2008-2009 baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal dan
pengaruhnya terhadap pengembangan kepemimpinan para anggotanya
dalm lingkungan sehari-hari baik di sekolah maupun lingkungan
rumahnya.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang diteliti yakni:
a. Bagaimana bentuk komunikasi organisasi dalam pengembangan
kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta?
b. Apa metode dan materi yang diberikan untuk mengembangkan
kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah?
14
c. Pengaruh apa yang terjadi kepada para anggota setelah mengikuti
kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuk memberikan informasi
tambahan kepada para Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
bahwa pentingnya mengikuti suatu organisasi sebagai tempat pelatihan
kepemimpinan yang baik dan ideal.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1) Untuk mengetahui keefektifan komunikasi dalam suatu organisasi
pelajar untuk mengembangkan sikap kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan akan di perlukan di
masa depannya nanti sebagai penerus bangsa dan agama.
2) Untuk mengetahui materi dan media serta kegiatan apa saja yang
diberikan kepada para anggotanya agar terbentuknya sikap
kepemimpinan yang bijaksana dan ideal.
3) Untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan apa yang dirasakan
oleh para anggota terhadap sikap kepemimpinannya sebelum dan
sesudah berorganisasi.
15
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Teoritis
Sebagai bahan rujukan atau referensi tambahan dan juga
perbandingan penelitian selanjutnya bagi studi komunikasi organisasi
di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Selain itu pun hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam hal-hal
pembentukan organisasi pelajar yang akan datang.
b. Segi Praktis
Sebagai informasi tambahan mengenai pentingnya mengikuti
suatu organisasi untuk mengembangkan sikap kepemimpinan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat berguna di masa depan.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab
pertanyaan yang diselidiki. Pada penulisan skripsi ini digunakan metode
penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati.4
Dengan maksud dan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum
dan mendetail dari hasil yang di peroleh peneliti, setelah melakukan
pengamatan langsung selama lima bulan di lapangan (Field Research), dan
4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2006), cet ke-22 , h.3.
16
kemudian di analisa. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan bersamaan
dan sesudah pengumpulan data.
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang peneliti gunakan adalah kantor organisasi
ortonom perguruan Muhammadiyah 4 yang berlokasi di jalan Dewi
Sartika No: 316 A Cawang Jakarta Timur sebagai tempat pusat kegiatan
yang dilakukan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan lembaga atau orang (informan)
yang sedang diteliti. Dalam hal ini yang dimaksudkan subjek dalam
penelitian ini adalah beberapa informan yakni kepala sekolah SMU
Muhammadiyah 4, ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 2008-
2009, sekretaris umum, Kabid Kaderisasi dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Kabid Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Kabid Studi dan
Dakwah Islam dan guru pembimbing.
b. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian adalah apa yang akan diteliti. Dalam
hal ini meliputi, bagaimana bentuk dan pelaksanaan komunikasi
organisasi seperti apa materi dan metode yang digunakan serta
bagaimana pengembangan sikap kepemimpinan para anggota tersebut
setelah mengikuti kegiatan-kegiatan.
17
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yaitu sebuah metode ilmiah berupa pengamatan
meliputi kegiatan manusia dan pencatatan dengan sistematik atau
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera dan alat bantu lainnya. Dalam hal ini peneliti mengadakan
penelitian secara langsung seperti mengamati dengan seksama apa-apa
saja yang dilakukan dan mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan secara
langsung yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah di
Perguruan Muhammadiyah 4 Jakarta. Sehingga akan mendapatkan
data-data yang akurat serta dapat dijadikan bahan materi penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.5 Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara secara
mendalam guna mendapatkan informasi secara objektif. Wawancara
tersebut dilakukan dengan berbagai informan dan pihak yang terkait
diantaranya dengan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting
periode 2008-2009, Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 4, guru
5 Ibid h.186.
18
pembimbing, sekretaris umum, Kabid Kaderisasi dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Kabid Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Kabid
Studi dan Dakwah Islam.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah mengumpulkan data-data atau arsip-arsip
tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti dan kemudian akan dianalisi atau diteliti lebih lanjut.
Studi dokumentasi ini lebih mengedepankan aspek bagaimana etika
dalam mendapatkan hasil penelitian yang mudah tapi mempunyai nilai
yang tinggi atau hasil yang maksimal.
d. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen seperti dikutip dalam buku Moleong, mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.6
Jadi semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis
berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian
yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif. Maka
sebuah analisis yang berdasarkan pernyataan keadaan dan ukuran
kualitas (bersifat non-statistik) yaitu cara melaporkan data dengan
menguraikan, menerangkan, memberi gambaran dan
mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data yang terkumpul
secara apa adanya
6 Ibid.,h.248.
19
Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan
sesudah pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan
observasi yang berasal dari berbagai informan yang telah disebutkan
diatas, baik yang berkenaan dengan bentuk dan pelaksanaan
komunikasi organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Kramat
Jati di SMU Muhammadiyah 4 dan pengembangan kepemimpinan para
anggotanya.
E. Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teoritis
Pengertian Komunikasi Organisasi, Fungsi Organisasi, Bentuk-
Bentuk Komunikasi Organisasi, Pengertian Pengembangan
Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan, Tipe Kepemimpinan
BAB III Gambaran Umum Organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya IPM, Visi dan Misi IPM, Tujuan IPM,
Struktur Organisasi IPM
20
BAB IV Analisis Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan
Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta
Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam
Pengembangan Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4
Jakarta, Metode dan Materi yang diberikan untuk
mengembangkan kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar
Muhammadiyah, pengaruh yang terjadi pada anggota setelah
mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
BAB V Penutup
Kesimpulan dan Saran-saran
21
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut KBBI, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.7 Sedangkan pengertian organisasi adalah
kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai
tujuan bersama.8
Komunikasi menurut istilah yaitu proses kegiatan manusia yang
diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat,
bunyi-bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti
oleh orang lain.9 Ahli komunikasi Katz dan Khan menegaskan bahwa
komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas
didalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.10
Organisasi menurut Everett Rogers adalah suatu sistem individu
yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama
lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.11
7 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.585. 8 Ibid., h.803. 9 YS. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 1998), h.69. 10 Daniel Katz dan Robert L.Khan, The Social Psychology of Organization (New York:
Wiley, 1966), h.223. 11 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), cet ke-
13, h.162.
22
Sedangkan Sondang P. Siagian menyatakan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hirarki di mana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.12
Organisasi juga dapat disebutkan sebagai sekumpulan orang yang
tunduk pada kesepakatan bersama untuk mengadakan kerjasama dan
interaksi guna mencapai tujuan bersama, dalam rangka keterbatasan
sumberdaya manusia dan sumber materil.
Pengertian komunikasi organisasi menurut ahli Komunikasi
Redding dan Sanborn seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan
bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks.13
Sedangkan Zelko dan Dance seperti dikutip Arni Muhammad
mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling
tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi
eksternal14. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu
dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi
diantara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara
informasi mengenai informasi dan perasaan diantara sesama anggota
organisasi.
12 Sondang P. Siagian, Peranan Taf dan Management (Jakarta: Gunung Agung, 1976),
cet ke-1, h.20. 13 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8, h.65. 14 Ibid., h.66.
23
Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli komunikasi
mengenai pengertian dari komunikasi organisasi ini tapi ada beberapa hal
yang secara umum dapat disimpulkan yaitu :
a) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal
maupun eksternal.
b) Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan
media.
c) Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilan/skilnya.
Komunikasi sangat berperan dalam suatu organisasi. Karena organisasi itu sendiri merupakan sekumpulan orang-orang yang selalu membutuhkan berkomunikasi dengan sesama anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila ditinjau dari segi proses pencapaian tujuan, akan terlihat dengan sangat jelas bahwa komunikasi yang efektif menunjukkan pengaruh yang sangat besar dan bahkan bersifat menentukan.15
Untuk membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi
yang ada di luar komunikasi adalah struktur hirarki yang merupakan
karakteristik dari setiap organisasi. Kalau dalam organisasi dikenal
adanya susunan organisasi formal dan informal, maka komunikasinya
pun dikenal dengan komunikasi formal dan informal. Komunikasi
organisasi formal mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar
dalam susunan atau struktur organisasi.
15 Sondang P. Siagian, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (Jakarta:
Gunung Agung, 1985), cet ke-3, h.109.
24
Adapun komunikasi organisasi informal, arus informasinya
sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang
ada dalam organisasi tersebut.16
2. Fungsi Organisasi
Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah:
a. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing
dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Kadang-kadang
beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang berharga, tenaga
kerja yang rajin dan terampil, gedung yang bersih dan lengkap
peralatannya. Semuanya ini merupakan tanggung jawab organisasi
untuk memenuhinya dan tanggung jawab anggotalah yang membantu
organisasi dalam menentukan barang-barang yang diperlukan.
b. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam
standar etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar
masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan
organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh para
anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang
mereka buat maupun tidak.
16 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.163-
164.
25
Selain adanya tanggung jawab yang karena adanya standar
yang perlu diikuti ada pula tanggung jawab yang diberikan oleh
pemerintah berupa undang-undang.
c. Memproduksi Barang atau Orang
Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau
orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai
produknya masing-masing. Efektivitas proses produksi banyak
tergantung kepada ketepatan informasi.
Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan
mengirimkan informasi kepada bagian-bagian yang memerlukannya
sehingga aktivitas organisasi berjalan dengan lancar. Penyampaian dan
pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi. Oleh karena
itu informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi.
d. Mempengaruhi atau dipengaruhi orang
Sebenarnya suatu organisasi digerakkan oleh orang. Orang
yang membimbing, mengelola, mengarahkan dan menyebabkan
pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru,
program baru dan arah yang baru.
Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai
jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Sebaliknya organisasi
juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu organisasi tergantung
kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan
aktivitas organisasi.
26
Agar suatu organisasi dapat terus berkembang organisasi
hendaknya memilih anggota organisasi yang diperlukannya yang
mempunyai kemampuan yang baik dalam bidangnya dan juga
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk
mengembangkan diri mereka masing-masing.17
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi tidak terlepas dari bentuk komunikasi
internal dan komunikasi eksternal. Betapa pentingnya komunikasi internal
dalam membina manusia dalam suatu organisasi, di mana masing-masing
individu anggota organisasi memiliki berbagai kepentingan, namun
menjadi suatu kesatuan dengan adanya kepentingan bersama.
Deddy Mulyana, Ph.D menawarkan lingkup kajian komunikasi organisasi sebagai berikut: komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.18
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para
administrator dan karyawan mereka dalam suatu perusahaan atau jawatan
tersebut, lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi), dan
pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam suatu
17 Ibid., h.32-35. 18 Deddy Mulyana, Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2000), h.75.
27
perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung
(operasi dan manajemen) (Brennan, dalam Effendy, 1984:155).
Atau penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
yang terjadi di dalam suatu ruang lingkup organisasi yang berstruktur.
• Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang mengalir
melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.19 Bentuk
komunikasi ini diperlukan untuk mengkoordinasi berbagai
fungsi organisasi.
Komunikasi horizontal adalah berbagai informasi diantara
rekan sejawat dalam unit pekerjaan yang sama.20
• Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal terdiri dari downward communication
dan upward communication. Downward communication adalah
infomasi yang berlangsung secara formal dari seseorang yang
memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi (atasan)
kepada orang lain yang kedudukannya lebih rendah (bawahan).
Upward communication adalah komunikasi yang mengalir
dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi, dan
mencakup kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur
keluhan.
19 FX.Suwarto, Drs., MS, Perilaku Keorganisasian (Yogyakarta: Penerbitan Universitas
Atma Jaya, 1999), h.167. 20 Yenny Ratna Suminar, dkk, Komunikasi Organisasional ( Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2004), h.4.7.
28
• Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi silang melintasi
fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam
situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat
saluran ke atas, ke bawah, atau pun horizontal.
Dimensi komunikasi internal dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yakni :
1) Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal yaitu proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya
di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Redding mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal
menjadi reaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan
dan wawancara.21
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal.22
Komunikasi antar pribadi ialah komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan
R.Wayne Pace (1979) seperti dikutip Hafied Cangara bahwa
21 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8,
h.159. 22 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), cet ke-10, h.81.
29
“ Interpersonal Communication is communication involving two or
more people in face to face setting”.23
2) Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana
anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.24
Menurut Shaw (1976) ada enam cara untuk mengindentifikasi suatu kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu dari komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil. 25
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua
jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada
khalayak dan dari khalayak dengan organisasi.
• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada
umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa
23 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h.32. 24 Ibid., h.33. 25 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet ke-8,
h.182.
30
sehingga khalayak merasa ada keterlibatan, setidak-tidaknya
ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha
memecahkan masalah jika terjadi tanpa diduga
• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan
umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan
kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya
kontrofesial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan
khal layak), maka disebut opini publik. Opini publik ini sering
kali merugikan organisasi, karena harus di usahakan agar
segera dapat di atasi, dalam arti kata tidak menimbulkan
permasalahan.
B. Pengembangan Kepemimpinan
1. Pengertian Pengembangan Kepemimpinan
Dalam KBBI, Pengembangan berasal dari kata “kembang” yang
mempunyai arti proses, cara, perbuatan mengembangkan.26 Sedangkan
pengertian pengembangan secara etimologi yaitu membina dan
meningkatkan kualitas.27
26 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3,
h.538. 27 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari
Ideologim, Strategi sampai Tradisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.29.
31
Dan menurut Wexley dan Yukl , sebagaimana dikutip oleh
Mangkunegara, pengembangan merupakan istilah-istilah yang
berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang diselenggarakan untuk
mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau
anggota organisasi.28
H.Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya mengatakan bahwa “
Pengembangan yaitu suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan yang diberikan harus dengan kebutuhan pekerjaan masa kini,
maupun masa depan”.29
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “Pimpin”
yang berarti dibimbing atau dituntun.30 Kata kepemimpinan mendapat
awalan “ke” dan sisipan “em” dan akhiran “an”.
Menurut tata bahasanya awalan “ke” dan “ke-an” berfungsi
sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti atau
peristiwa. Sedangkan sisipan “em” pada kata pemimpin membentuk kata
baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan “ em”
disini mengandung sifat.
28 A.A.Anwar Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.44. 29 H. Malayu SP.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h.10. 30 WJS.Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982),
cet ke-4, h.754.
32
Jika pemimpin berasal dari kata “pimpin”, imbuhan “pe”
mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang
memimpin.31
Sedangkan kepemimpinan menurut terminologi ahli komunikasi yakni Onong Uchayana Effendi dalam bukunya, “Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen” mengatakan bahwa: “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin (direct), membimbing (quides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain’’32
Haward H. Hoyt dalam bukunya “Aspect Of Modern Public
Administration” berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seni
mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing
orang.33
Menurut G.R. Terry yang dikutip oleh Zaini Mucktarom
memiliki pendapat bahwa kepemimpinan merupakan hubungan dimana
seseorang atau pemimpin mempengaruhi orang-orang untuk mengerjakan
tugas bersama dengan kemampuan mereka guna mencapai apa yang
dikehendaki pemimpin.34
Kepemimpinan menurut Abdul Syani merupakan suatu proses
pemberian pengaruh dan pengarahan dari seorang pemimpin terhadap
31 Abdullah Ambari, Intisari Tata Bahasa Indonesia (Bandung: Djatnika, ), h.231. 32 Onong Uchayana, Human Relation dan Public Relation dalam Manajemen (Bandung:
CV. Mandar Maju, 1989), cet ke-7, h.195. 33 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet ke-9, h.49. 34 Zaini Mucktarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al Amin Press,
1996), cet ke-1, h.195.
33
orang lain atau sekelompok orang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu
yang sesuai dengan kehendaknya.35
Wahjosumidjo mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah seni
atau proses seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi
atau mengontrol pikiran , perasaan atau tingkah laku orang lain, sehingga
mau melakukan usaha atau keinginan untuk bekerja dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.36
K. Permadi menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan
untuk mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok.37
Tanpa kepemimpinan, organisasi hanya merupakan kegalauan
orang-orang dan mesin. Kepemimpinan adalah proses mendorong dan
membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan.38
2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi berasal dari kata “function” yang berarti fungsi jabatan atau
kedudukan.39 Kata fungsi adalah kata benda yang menyatakan suatu posisi,
dengan kata lain kata fungsi mencerminkan sesuatu yang statis.40 Dari
pengertian kata fungsi dan pengertian kepemimpinan yang telah dijelaskan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi kepemimpinan yaitu suatu
35 Abdul Syani, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1987), cet ke-1, h.231. 36 Wahjosumidjo, Kiat Kepemimpinan dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Harapan
Masa PGRI, 1994), cet ke-1, h.22. 37 K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 1996), cet ke-1, h.12. 38 Keith Davis, John W. New, Perilaku dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985),
h.152. 39 S. Wojowasito, WJS.Poerdarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-
Inggris (Jakarta: Hasta, 1974), cet ke-3, h.58. 40 Made Wahyu Sutedja, Gusti Ketut Swalem, Manajemen Pembangunan Desa
(Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h.22.
34
posisi dimana seorang pemimpin dapat memfungsikan dirinya sebagai
orang yang dapat memimpin di sekeliling dirinya.
Kartini Kartono dalam buku “Pemimpin dan Kepemimpinan” menerangkan bahwa fungsi kepemimpinan ialah: memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu perencanaan.41
J. Riberu dalam buku “Dasar-Dasar Kepemimpinan”
menerangkan dan membagi fungsi kepemimpinan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Tugas menanggapi situasi hidup masyarakat.
b. Tugas menilai situasi hidup masyarakat.
c. Tugas menentukan sikap atau tindakan terhadap situasi hidup.42
Berbicara mengenai fungsi kepemimpinan menurut Veithzal Rivai dalam bukunya “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.43
Kadarman SJ dan Jusuf Udaja dalam buku “Pengantar Ilmu
Manajemen” menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan yang harus
dijalankan oleh seorang pemimpin, agar suatu kelompok dapat dipimpin
dengan efektif. Dua fungsi utamanya yaitu:
a. Fungsi Pemecahan Masalah (Problem Solving Function)
41 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet ke-9, h.81. 42 J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h.13. 43 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2003), h.53.
35
Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yang
memberikan jalan keluar, pendapat dan informasi terhadap masalah
yang dihadapi kelompok.
b. Fungsi Sosial
Fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu
memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai
tujuan dan menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.
3. Tipe Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan adalah suatu bentuk
atau pola seseorang dalam memimpin. Tindak tanduk dari seorang
pemimpin dapat dijadikan sebagai pola untuk mencocokan tipe apa yang
dipakai oleh seorang pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinan
tersebut. Untuk kepentingan teoritis dibawah ini ada 3 tipe pokok
kepemimpinan, yakni:
a. Tipe Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu
orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.44 Tipe
kepemimpinan otoriter adalah pemimpin dipandang sebagai orang
yang memberi perintah dan dapat menuntut. Keputusan ada di tangan
pemimpin.45
44 Ibid., h.56. 45 Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2000), cet ke-3, h.94.
36
b. Tipe Kepemimpinan Bebas
Tipe kepemimpinan ini dijalankan dengan memberi kebebasan
penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan
melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-
masing, baik secara perorangan maupun kelompok.46 Pemimpin hanya
memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor
utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Tipe ini
diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan
penyelamat dan perilaku cenderung memajukan dan mengembangkan
organisasi.47 Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan
sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap
jenjang dan di dalam unit masing-masing.
Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari , terdapat juga tipe
kepemimpinan pelengkap yang hampir sama dengan tipe kepemimpinan
pokok yang telah disebutkan di atas, namun tipe kepemimpinan ini
merupakan turunan dari tipe kepemimpinan pokok, yaitu:
a. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik yaitu kemampuan seseorang
dalam menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan
keistimewaan dalam aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin
46 Ibid., h.95. 47 Ibid., h.97.
37
sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan kepatuhan pada orang
yang dipimpinnya.48
Tipe kepemimpinan kharismatik ini mempunyai ciri-ciri bahwa
seorang pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib, pemimpin
yang dipatuhi mempunyai keturunan bangsawan, obyektif dalam setiap
hubungannya dengan bawahan, serta mempunyai kemampuan untuk
memberikan contoh terhadap bawahannya.49
b. Tipe Kepemimpinan Simbol
Tipe kepemimpinan simbol menempatkan seorang pemimpin
sekedar lambang atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan
kepemimpinan yang sebenarnya. Walaupun demikian kedudukannya
tidak dapat di gantikan oleh orang lain.
c. Tipe Kepemimpinan Pengayom (Headmanship)
Tipe kepemimpinan ini menempatkan seseorang sebagai kepala
yang layaknya berfungsi sebagaimana kepala keluarga. Pemimpin
memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam mengayomi anggotanya,
dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan diperlukan
organisasinya. Kepemimpinan ini dijalankan dengan melakukan
kepeloporan, kesediaan berkorban, pengabdi, melindungi dan selalu
melibatkan diri dalam usaha memecahkan masalah
perseorangan/kelompok.
48 Ibid., h.103. 49 Abdul Syani, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1987), cet ke-1, h38.
38
d. Tipe Kepemimpinan Ahli (Expert)
Tipe kepemimpinan ini harus dijalankan oleh seseorang yang
memiliki keahlian atau keterampilan tertentu yang sesuai dengan
bidang garapan atau yang dikelola oleh organisasinya. Dengan kata
lain seorang pemimpin harus profesional di bidangnya.
e. Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator
Tipe kepemimpinan ini dijalankan oleh para pemimpin yang
senang dan memiliki kemampuan mewujudkan dan membina kerja
sama, yang pelaksanaannya berlangsung secara sistematis dan terarah
pada tujuan yang jelas. Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap
dan tertib.
f. Tipe Kepemimpinan Agitator
Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin
dalam bentuk tekanan-tekanan, adu domba, memperuncing
perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan atau
pertentangan dan potensi konflik dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Agitasi yang dilakukan terhadap kelompok atau
orang yang berada di luar organisasinya semata-mata untuk
kepentingan organisasinya bahkan untuk kepentingan pribadinya.50
50 Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, h.103-108.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM ORGANISASI IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
A. Sejarah Berdirinya IPM
Latar belakang berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak terlepas
kaitannya dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar yang ingin melakukan pemurnian
terhadap pengamalan ajaran Islam, sekaligus sebagai salah satu konsekuensi
dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk
membina dan mendidik kader.
Oleh karena itulah dirasakan perlu hadirnya Ikatan Pelajar
Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil kepada misi
Muhammadiyah dan ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung penyempurna
perjuangan Muhammadiyah.51
Upaya dan keinginan pelajar Muhammadiyah untuk mendirikan
organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi
selalu saja mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak, termasuk
oleh Muhammadiyah sendiri.
Aktivitas pelajar Muhammadiyah untuk membentuk kader organisasi
Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mendapat titik-titik terang dan
mulai menunjukkan keberhasilannya, yaitu ketika pada tahun 1958,
51 www.muhammadiyah.or.id diakses pada 7 April 2008.
40
Konferensi Pemuda Muhammdiyah di garut menempatkan organisasi pelajar
Muhammmadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah.52
Keputusan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut
diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada
tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk
membentuk IPM (Keputusan II/ no.4).
Keputusan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Muktamar meminta kepada PP Muhammdiyah Majelis Pendidikan bagian
Pendidikan dan pengajaran supaya memberi kesempatan dan mengerahkan
Kompetensi Pembentukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah kepada Pemuda
Muhammadiyah.
b. Muktamar mengamanahkan kepada PP Pemuda Muhammadiyah untuk
menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan untuk segera
dilaksanakan setelah mencapai persesuaian pendapat dengan PP
Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pegajaran.
Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP
Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada tangggal 15 Juni
1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
Rencana pendirian Ikatan Pelajar Muhammadiyah tersebut dimatangkan lagi di dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961 dan secara nasional melalui forum tersebut Ikatan Pelajar Muhammadiyah dapat berdiri dengan Ketua Umum Herman Helmi farid Ma’ruf, Sekretaris Umum Muhammmad Wirsyam Hasan. Ditetapkan
52 www.irm.or.id diakses pada 7 April 2008.
41
pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.53
Ikatan Pelajar Muhammadiyah akhirnya menjadi salah satu organisasi
otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi di
kalangan pelajar Muhammadiyah. Pada masa-masa awal (1961-1966) Ikatan
Pelajar Muhammadiyah masih dalam pengawasan Pemuda Muhammadiyah
dan bersama Pemuda Muhammadiyah berusaha untuk mendirikan Ikatan
Pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Sampai akhirnya Ikatan Pelajar
Muhammadiyah benar-benar mandiri dan mampu mengembangkan
gerakannya di bidang dakwah pelajar dan kaderisasi dengan 26 Pimpinan
Wilayah yang telah berhasil berdiri di seluruh Indonesia.
Kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki dua nilai strategis, yaitu:
1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai aksentuator gerakan dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar Muhammadiyah di kalangan pelajar (bermuara
pada membangun kekuatan pelajar menghadapi tantangan eksternal).
2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai lembaga kaderisasi
Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa
yang akan datang.54
LANDASAN:
1) Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
53 www.irm.or.id diakses pada 7 April 2008. 54 moeljadi.multiply.com di akses pada 7 April 2008.
42
3) Keputusan Muktamar XV Ikatan Pelajar Muhammadiyah Tahun 2006 di
Medan.
4) Pemikiran-Pemikiran Formal dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
5) Kebijakan-Kebijakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Susunan organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dibuat secara
berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah,
Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan
wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Pimpinan Wilayah adalah
kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan
Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat kabupaten/kotamadia
atau daerah tingkat II. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-
ranting dalam satu kecamatan. Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-
anggota dalam satu sekolah, desa/kelurahan atau tempat lainnya. Saat ini,
Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Keuangan merupakan vitalitas bagi wujud gerak maupun amal usaha.
Keuangan mampu menyetir langkah usaha suatu organisasi. Keuangan
merupakan kekayaan dan aset modal usaha organisasi. Keuangan Ikatan
Pelajar Muhammadiyah secara jelas diatur dalam AD/ART, yang diperoleh
dari dana abadi, iuran anggota, uang pangkal, dan sumber lain yang halal dan
tidak mengikat. Demikian pula Ikatan Pelajar Muhammadiyah mendapat
bantuan rutin dari pimpinan Muhammadiyah setingkat.
43
Perubahan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ke Ikatan Remaja
Muhammadiyah
Dalam Konpiwil Ikatan Pelajar Muhammadiyah 1992 Yogyakarta,
Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah
pada Ikatan Pelajar Muhammadiyah untuk melakukan penyesuaian tubuh
organisasi. Usai Konpiwil PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah diminta
Depdagri mengisi formulir direktori organisasi dengan disertai catatan agar
pada waktu pengambilan formulir tersebut nama Ikatan Pelajar
Muhammadiyah telah berubah.
Pimpinan IPM (tingkat ranting) didirikan di setiap sekolah
Muhammadiyah. Berdirinya pimpinan IPM di sekolah-sekolah
Muhammadiyah ini akhirnya menimbulkan kontradiksi dengan kebijakan
pemerintah Orde Baru dalam Undang-Undang Keormasan, bahwa satu-
satunya organisasi siswa di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia hanya
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Sementara di sekolah-sekolah
Muhammadiyah juga terdapat IPM. Dengan demikian ada dualisme organisasi
pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Bahkan pada Konferensi Pimpinan Wilayah IPM tahun 1992 di
Yogyakarta, Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu (Akbar Tanjung) secara
khusus dan implisit menyampaikan kebijakan pemerintah kepada IPM, agar
IPM melakukan penyesuaian dengan kebijakan pemerintah.55
55 historyirm.blogspot.com diakses pada 9 April 2008.
44
Dalam situasi kontra produktif tersebut, akhirnya PP Ikatan Pelajar
Muhammadiyah membentuk tim eksitensi yang bertugas secara khusus
menyelesaikan permasalahan ini. Setelah dilakukan pengkajian yang intensif,
tim eksistensi ini merekomendasikan perubahan nama dari Ikatan Pelajar
Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah. Perubahan ini bisa jadi
merupakan sebuah peristiwa yang tragis dalam sejarah organisasi, karena
perubahannya mengandung unsur campur tangan dari pemerintah.
Karenanya PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang sebelumnya telah
mengangkat tim eksistensi yang bertugas menyelesaikan masalah ini
melakukan pembicaraan intensif. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan
Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah dengan
pertimbangan:
a. Keberadaan remaja sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama
ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan
Muhammadiyah.
b. Perlunya pengembangan jangkauan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
c. Adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya
penggunaan kata “Pelajar” untuk organisasi berskala nasional.
Keputusan pergantian nama oleh PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini
tertuang dalam SK PP IPM Nomor VI/ PP.IPM/ 1992, yang selanjutnya
perubahan tersebut disajikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 22
Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 M melalui SK No. 53/SK-
45
PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama (Ikatan Pelajar Muhammadiyah
menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah).
Namun sesungguhnya perubahan nama tersebut merupakan blessing in
disguise (rahmat tersembunyi). Perubahan nama dari Ikatan Pelajar
Muhammadiyah ke Ikatan Remaja Muhammadiyah sebenarnya semakin
memperluas jaringan dan jangkauan organisasi ini yang tidak hanya
menjangkau pelajar, tetapi juga basis remaja yang lain, seperti santri, anak
jalanan, dan lain-lain.
Dengan demikian secara resmi perubahan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah sejak tanggal
18 November 1992.
B. Visi dan Misi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Visi dan Misi merupakan suatu penggambaran identitas organisasi dan
pemahaman terhadap arah yang ingin dituju. Sedangkan Visi (Vision) adalah
suatu gambaran ideal yang ingin di capai oleh sebuah organisasi yang akan
datang. Adapun Misi (Mission) ialah suatu pernyataan sikap tentang aktivitas
dari suatu perusahaan atau organisasi.
Setelah melihat latar belakang dan sejarah perjuangan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah, sebagaimana tergambar di atas, maka Visi yang harus
terbangun untuk menata perjuangan ke depan ialah:
46
1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi ke-
Islam-an.
Visi ke-Islam-an tersebut dimaknai sebagai pengakuan Ikatan
Pelajar Muhammadiyah bahwa Islam adalah agama yang membawa
kebenaran, keadilan, kesejahteraan dan ketentraman bagi seluruh umat
manusia. Islam tersebut secara normatif mengandung nilai-nilai perubahan
yang konstruktif di setiap tempat dan masa. Dan visi ke-Islaman Ikatan
Pelajar Muhammadiyah dipakai untuk mengkonstruksi masa depan
perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, sehingga benar-benar
terwarnai oleh nilai hakiki ajaran Islam sebagai ajaran wahyu yang selalu
cenderung kepada kebenaran dan membawa keselamatan.
2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi
keilmuan.
Visi keilmuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah didasari pada
pandangan mendasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah terhadap Ilmu
Pengetahuan. Pandangan tersebut berakar pada keyakinan bahwa pada
hakikatnya sumber ilmu di dunia ini adalah Allah SWT. Konsekuensinya
adalah perkembangan ilmu pengetahuan harus berawal dan mendapat
kontrol dari sikap pasrah dan tunduk kepada Allah swt.
3. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki visi
kemasyarakatan.
Visi kemasyarakatan dalam gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
berangkat dari kesadarannya untuk selalu berpihak kepada cita-cita
47
pengetahuan masyarakat sipil. Karena dengan masyarakat madani dapat
dibangun konstruksi negara nasional yang menjunjung tinggi demokrasi
dan keadilan serta mengupayakan partisipasi penuh segenap elemen
bangsa dengan kemajemukan dan keanekaragaman potensi.
Setelah terbangun visi gerakan sebagaimana tersebut di atas, maka
gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah membawa misi sebagai berikut:
1. Memperjuangkan Nilai-Nilai Ke-Islam-An.
Implementasi ajaran Islam dalam misi gerakan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah tercermin dari keberpihakannya kepada kebenaran dan
pembaharuan dengan menitikberatkan pada penyantunan pelajar dan
remaja, kontribusi dalam transformasi masyarakat dan penyadaran dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kerangka dasar gerakan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah terdiri dari:
a. Ajaran Islam sebaga sumber nilai inspirasi dan motivasi dalam
menentukan visi gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
b. Dalam misi gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah terdapat nilai
dasar yang dipakai sebagai substansi dari misi tersebut yaitu
kebenaran dan pembaharuan. Kebenaran mengandung semangat
moral dan ilmiah, sedangkan pembaharuan mengandung semangat
jihad, ijtihad dan mujahadah.
2. Membangun Tradisi Keilmuan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah membawa misi keilmuannya
kepada tatanan kehidupan yang manusiawi dan beradab serta jauh dari
48
tatanan kehidupan yang sekularistik, hedonistik dan mekanistik
(merupakan implikasi serius dari perkembangan IPTEK sekarang ini).
Remaja muslim sebagai objek dan subjek dalam gerakan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah dalam mengembangkan potensi keilmuannya harus selalu
berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara.
Dan potensi keilmuan remaja dapat dikembangkan dalam
komunitas yang memiliki tradisi keilmuan. Dalam membangun tradisi
keilmuan didasarkan pada asumsi dan prinsip antara lain:
a. Ilmu pengetahuan harus dikuasai untuk mendapatkan kedudukan
sebagai manusia terhormat dan berkualitas dihadapan Allah swt.
b. Semangat menggali khazanah keilmuan harus dibarengi dengan
eksplorasi spritualitas, sehingga tidak melahirkan karakter manusia
berilmu yang sekular.
c. Dengan ilmu pengetahuan perspektif remaja tentang realitas sosial
menyatu dengan perspektifnya tentang Tuhan / Agama
3. Membentuk Masyarakat Beradab.
Masyarakat beradab adalah masyarakat yang menjunjung nilai-
nilai kebenaran dan keadilan. Sesungguhnya manusia beradab secara sosial
politik juga dikatakan sebagai masyarakat yang mandiri dan terberdaya,
kondisi masyarakat yang demikian itulah yang diperjuangkan oleh IRM
dengan potensi kader-kadernya.56
56 moeljadi.multiply.com di akses pada 7 April 2008.
49
4. Menciptakan Kader Tangguh
Kader tangguh yang dimaksud adalah kader yang mampu
menghadapi berbagai tantangan kedepan terhadap berbagai dinamika
kehidupan sehingga IRM tetap eksis sebagai gerakan dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar.57
C. Tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Dengan visi dan misi yang sudah dijelaskan di atas, maka Ikatan
Pelajar Muhammadiyah dengan pertimbangan filosofis-strategis menetapkan
tujuan gerakannya adalah:
“terbentuknya remaja muslim yang berakhlak dan berilmu dalam rangka
menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud
masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT” 58
Jika dimaknai tujuan di atas, setidaknya terdapat enam variabel penting
yang menjadi tekanan tujuan tersebut yaitu:
1. Remaja muslim,
2. Ahlak mulia,
3. Gerakan keilmuan,
4. Keterampilan,
5. Nilai – nilai Islam dan
6. Masyarakat Islam.
57 Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah, Buku Panduan Anggota, h.27. 58 moeljadi.multiply.com di akses pada 7 April 2008.
50
Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai Organisasi Maksud dan tujuan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah “terbentuknya remaja muslim yang
berakhlak mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan, menjunjung tinggi
nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridloi Allah swt” (Pasal 3 AD/ART).
Maksud dan tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Menanamkan kesadaran beragama Islam, memperteguh iman, menertibkan
peribadatan dan mempertinggi akhlak.
2. Mempergiat dan memperdalam pemahaman agama Islam untuk
mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Memperdalam, memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya.
4. Membimbing, membina, dan menggerakkan anggota guna meningkatkan
fungsi dan peran Ikatan Remaja Muhammadiyah sebagai kader
persyarikatan, umat dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia
seutuhnya menuju terbentuknya masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridhoi Allah swt.
5. Meningkatkan amal salih dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
6. Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam dengan mengindahkan
hukum dan falsafah yang berlaku.59
59 id.wikipedia.org/wiki/ ikatan-remaja-muhammadiyah diakses pada 7 April 2008.
51
D. Struktur Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
PENGURUS PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH 2008-2009
Ketua : M. Annaas Maghfudz Syaifullah
Sekretaris : Febvi Tresna Nuraisyah
Bendahara I : Yeny Anggraini
Bendahara II : Putri Pertiwi
Bidang-Bidang
1. Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (KPSDM)
Kabid : M. Agung Wibowo
Sekbid : Lita Wiranti Ningsih
Anggota : Aisyah Romala
Akbar Halim
Eva Nur Indah Sari
Husein
M. Reza
Maulana Arief Rachman Hakim
M. Hilman Al-Habsyie
Rahman Sanusi
Rita Aryati Kusuma Dewi
Saviga
2. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Kabid : Rifky
Sekbid : Selvia Evani
Anggota : Desty Hanidar
Desy Kurniawati
Esti Khairani
Hanif Insani
52
Herdiani Juli Safitri
Husni Mubarok
Kurniasari
Putri Fitriani
Rosalita
Yulia Indrati
3. Bidang Apresiasi Seni, Kebudayaan dan Olah raga (ASKO)
Kabid : Yudhistira
Sekbid : Siti Maulida Damayanti
Anggota : Firman
Hari Prayogo
Kalis Tri Winarsih
M. Gilang
Pradityo Dwinata Kurniawan
Rakha Sumantha
Riski Oktaviyanti
Rizki Husmeini Attamimi
Satrio Aji Febriansyah
4. Bidang Hikmah dan Advokasi (HA)
Kabid : Ahmad Gamal Ferliant
Sekbid : Abdelhadi Reidho
Anggota : Adi Bari
Aisyah Mardhiyah
Chintia Riza Amelia
M. Rizqillah Aziz
Rizki Nailurrahman
Tety Rahmawati
Yusuf
Yuzar Achmad Rivai
53
5. Bidang Studi dan Dakwah Islam (SDI)
Kabid : Ardhial Dewantoro Sutomo
Sekbid : Nida Uljannah
Anggota : Ayu Mardika
Dwi Astuti
Fitri Asmara Lasya
Lamin Arjadi
Rahma Putri Islami
Reza Januar
Reza Minanda
Riyandi Dwi Wismoyo
6. Bidang Irmawati
Kabid : Shifa Fajriyati Rahmi
Sekbid : Hanum Wangi Wibawanti
Anggota : Annisa Ramdhaniyati
Dilla Amalia Muntaha
Dinda Aryani
Istiqomah
Nike Winda R.
Nur Milati Amalia
Mega Fidiyasha
Tia Fajri
54
BAB IV
ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN
A. Bentuk Pelaksanaan Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan
Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta
Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMU Muhammadiyah 4
merupakan organisasi yang diciptakan untuk menampung hasil kreasi dan
aspirasi para siswa siswi di sekolah tersebut dan merupakan tempat untuk
belajar serta berlatih tentang keorganisasian, kepemimpinan maupun
keagamaan. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan adanya komunikasi
di dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Karena jika dalam suatu
organisasi tidak ada komunikasi maka organisasi tersebut tidak akan dapat
berjalan.
Di dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, memiliki
beberapa bentuk pelaksanaan penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan atau yang sering disebut dengan komunikasi dilakukan seperti
berikut ini :
1. Komunikasi Internal
Ikatan Pelajar Muhammadiyah melakukan Komunikasi internal
dengan penyampaian gagasan diantara para anggota organisasi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah yang ada di dalam struktur organisasi tersebut.
biasanya gagasan yang disampaikan berupa informasi-informasi seputar
55
organisasi, misalkan pengumuman untuk datang ke rapat organisasi
maupun isi rapat organisasi itu sendiri. Melalui media lisan secara
langsung, SMS (Short Message Service), telepon, dan undangan tertulis di
kertas.
• Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal biasanya dilakukan dalam hal
penyampaian pesan dari sesama anggota bidang kepada
anggota bidang lain, biasanya berisi ide baru, kegiatan baru
ataupun sesuatu hal tentang kemajuannya bidang masing-
masing. Melalui media lisan secara langsung ataupun SMS.
• Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal terdiri dari downward communication
dan upward communication. Downward communication adalah
penyampaian informasi oleh para ketua bidang kepada para
anggota bidang masing-masing atau komunikasi yang
disampaikan dari guru pembimbing kepada para anggota
organisasi maupun dari ketua umum organisasi kepada para
anggota secara formal. Dilakukan dengan media lisan secara
langsung seperti yang dilakukan dalam rapat maupun acara
evaluasi organisasi.
Upward communication adalah komunikasi yang mengalir
dari para anggota kepada para ketunya bidangnya masing-
masing atau pun kepada ketua umum organisasi. Biasanya
56
berisi tentang masukan-masukan atau kritik dan saran kepada
para pimpinan masing-masing mengenai ide-ide baru seputar
program kegiatan organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Media yang digunakan yakni lisan secara langsung dan
melalui tulisan di papan tulis ketika rapat organisasi.
• Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi silang melintasi
fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam
situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat
saluran ke atas, ke bawah, atau pun horizontal.
Dimensi komunikasi Diagonal dalam organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :
� Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal yaitu percakapan sosial, interogasi
dan wawancara diantara anggota organisasi, tidak mengenal jabatan
seperti ketua bidang kepada ketua umum ataupun para anggota kepada
guru pembimbing namun dalam komunikasi yang lebih intim secara
tatap muka.
� Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang
biasanya sering terjadi ketika rapat organisasi, para anggota dari
bidang masing-masing membuat sutau kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari tiga atau empat orang yang di pimpin oleh ketua bidang
57
masing-masing pula dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi
satu sama lainnya mengemukakan pendapatnya melalui media lisan
maupun tulisan di kertas atau pun papan tulis.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal ialah komunikasi antara ketua umum
organisasi dengan para siswa siswi di SMU Muhammadiyah 4 yang bukan
anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan kepada guru-guru di sekolah.
Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik,
yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak
dengan organisasi.
• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada
umumnya bersifat informatif atau penyampaian informasi
berisi tentang pengumuman undangan mengikuti kegiatan
organisasi yang akan dilakukan. Melalui media lisan langsung
ke kelas para siswa dan kemudian disampaikan didepan kelas,
dengan spanduk-spanduk di sekitar sekolah, tertulis di majalah
dinding organisasi dan berupa undangan tertulis ke beberapa
siswa yang terpilih tergantung inti acara yang ingin
dilaksanakannya.
• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan
umpan balik sebagai efek dari penyampaian informasi yang
58
dilakukan oleh organisasi. Jika para siswa banyak yang
mengikuti kegiatan tersebut dan para guru banyak memberikan
dukungannya, maka undangan yang di sampaikan memiliki
efek yang positif dan dapat diterima oleh para khalayak yakni
para siswa dan para guru.
Bentuk komunikasi organisasi dari kegiatan-kegiatan ini tidak perlu
selalu dalam bentuk secara kaku. Penciptaan suasana komunikasi yang santai,
tidak tegang, tidak kaku dan terkesan tidak formal akan memberikan
kenyamanan para anggota sehingga mendukung kelancaran proses
pelaksanaan komunikasi.
B. Metode dan Materi yang diberikan untuk mengembangkan
kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Metode yang dipakai dalam pengembangan kepemimpinan oleh
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah cabang Kramat Jati yang ada di
SMU Muhammadiyah 4 selalu diselaraskan antara pembinaan kepemimpinan
dengan lingkungan, sehingga para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang
mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
Agar menjadi lebih mengetahui, mengenal dan dapat mempraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
menggunakan beberapa metode praktek secara langsung yakni:
59
1. Metode Teladan
Metode teladan yaitu dimana para anggota selalu berusaha untuk
menjadi contoh teladan yang baik bagi teman-temannya di luar Organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah seperti menjadi juara kelas di kelas masing-
masing, mengerjakan shalat tepat waktu, berpakaian rapi, serta dekat dan
mudah bergaul terhadap teman-teman maupun dengan para guru.
Semuanya harus mereka lakukan agar dapat diikuti oleh teman-teman
mereka.
2. Metode Nasehat
Metode nasehat atau seruan ialah memberikan nasehat atau
menanamkan pengaruh yang baik kepada para peserta yang mengikuti
kegiatan, biasanya dilakukan oleh para guru terhadap siswa siswi mereka
agar menjadi lebih berprestasi, lebih memahami agama, dan lebih
mengetahuai tentang organisasi dan kepemimpinan berdasarkan
pengalaman mereka sebelumnya.
3. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan atau pelatihan yakni para anggota Ikatan
Pelajar Muhammadiyah dibiasakan untuk menjadi pemimpin dan panitia
dari program kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dari awal
ide, susunan kepanitiaan, pelaksanaan kegiatan hingga ke akhir acara
seperti evaluasi dan membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan. Dari
kegiatan pembiasaan seperti ini, guru pembimbing dapat melihat seberapa
baik, kompak dan bertanggung jawabkah para anggota selaku panitia
60
kegiatan. Dalam kegiatan seperti ini, peran ketua panitia sangat diperlukan
atau penting untuk mengatur anak buahnya dan menentukan serta
mempertanggung jawabkan semua keputusan yang diambilnya.
Diharapkan setelah mereka melakukan hal seperti ini, mereka sudah
terbiasa untuk melakukannya lagi di lingkungan masyarakat.
Dan setiap materi yang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sangat disesuaikan dengan tingkatan serta daya pikir para peserta
sehingga mereka dapat dengan mudah menyerap dan memahami materi
yang disampaikan.
Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki dua macam
kegiatan berdasarkan waktu yang sudah di tulis dalam program kegiatan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yaitu:
a. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin ialah kegiatan yang secara rutin dilakukan sesuai
dengan jadwal yang sudah diatur atau ditentukan sebelumnya yang
dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah. Organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah ini memiliki tiga kegiatan rutin, yakni:
1) Kuliah Tujuh Menit (Kultum)
Kegiatan kuliah tujuh menit ini biasa dilaksanakan di dalam
Masjid Baitur Rahman SMU Muhammadiyah 4 Jakarta seusai atau
setelah kegiatan shalat Dzuhur. Bentuk dari kegiatan ini berupa
ceramah atau penyampaian informasi tambahan seputar
keagamaan.
61
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa
kepercayaan diri dan keberanian para siswa siswi dalam berbicara
di depan umum dengan cara penyampaian retorika yang baik.
Biasanya para peserta memiliki jadwal kapan mereka akan ikut
serta dalam kegiatan tersebut dan mempersiapkan materi masing-
masing sebelumnya tentang apa yang akan mereka sampaikan
dalam kegiatan tersebut.
2) Majalah Dinding (Mading)
Majalah Dinding Muhammadiyah 4 disebut dengan
Mufgazwall yang biasa terbit hanya dua kali dalam sebulan.
Majalah dinding ini berisi hasil kreatifitas para siswa siswi dalam
berkreasi baik dalam bentuk tulisan berupa artikel-artikel
pengetahuan tambahan seputar keagamaan, pergaulan, pengetahuan
umum, artikel tentang informasi terbaru seputar Ikatan Pelajar
Muhammadiyah dan sekolah mereka, kritik, saran dan lainnya
maupun berupa gambar atau ilustrasi yang memiliki pesan-pesan
yang positif yang dapat diambil para siswa siswi yang melihat dan
membacanya. Mading ini di simpan dalam suatu papan
pengumuman yang diletakkan sekitar lingkungan sekolah yang
sering di lalui oleh para siswa siswi dan dibuat semenarik mungkin
agar dapat menarik perhatian untuk melihat dan membacanya.
62
Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai media aspirasi, sarana
pertukaran informasi dan untuk pengembangan hasil kreatifitas
para siswa siswi di SMU Muhammadiyah 4 ini.
3) Kajian Keputrian
Kegiatan ini dilaksanakan setiap menjelang hingga setelah
waktu shalat Dzuhur. Para peserta dari kegiatan ini khusus diikuti
bagi para siswi SMU Muhammadiyah 4 yang sedang haid atau
berhalangan untuk melaksanakan ibadah shalat Dzuhur dan
dilakukan di dalam ruang audio visual. Kegiatan ini berbentuk
penyampaian materi tambahan seputar keagamaan yang
berhubungan dengan keputrian. Penyampaian materi diberikan oleh
para guru pembimbing wanita yang berbeda-beda pada setiap
pertemuannya dan memiliki materi yang berbeda-beda pula.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan
informasi tambahan seputar remaja putri sesuai dengan syari’at
Islam.
b. Kegiatan Tahunan
Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang hanya dilakukan setiap
satu tahun sekali atau setiap satu periode kepemimpinan. Biasanya
dilakukan karena adanya suatu event besar tertentu. Organisasi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah memiliki beberapa program kegiatan tahunan,
yakni:
63
1) Forum Ta’aruf dan Orientasi (FORTASI)
Forum Ta’aruf dan Orientasi (FORTASI) dilaksanakan di
gedung perguruan SMU Muhammadiyah 4 pada bulan Juli. Bentuk
dari kegiatan ini merupakan bimbingan, perkenalan dan
penyuluhan bagi para calon anggota Ikatan Pelajar
Muhammadiyah. Yang bertujuan untuk menyambut para siswa
siswi sebagai calon kader yang produktif, sebagai sarana dalam
memperkenalkan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan persyarikatan
Muhammadiyah.
Adapun materi-materi yang diberikan kepada para peserta
dalam kegiatan FORTASI ini, diantaranya ialah ghuzul fiqri, ke
Ikatan Pelajar Muhammadiyahan, Retorika, Manajemen waktu,
Motivasi Pemuda, dan Aqidah Islam.
2) Perayaan HUT RI
Perayaan HUT RI dilaksanakan di gedung perguruan SMU
Muhammadiyah 4 pada tanggal 17 Agustus. Bentuk dari kegiatan
ini berupa upacara bendera pada pagi hari serta perlombaan-
perlombaan maupun pertandingan olah raga antar kelas maupun
antar guru. Tujuan dari adanya kegiatan ini yaitu untuk
menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan untuk
meningkatkan rasa sportifitas antar siswa siswinya.
64
3) Pesantren Ramadhan
Pesantren Ramadhan dilakukan di luar gedung perguruan
SMU Muhammadiyah 4 dan biasanya diadakan di luar kota di
tempat yang berbeda setiap tahunnya, menginap selama tiga hari
dua malam pada bulan Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun indahnya kebersamaan dalam melaksanakan ibadah.
Bentuk kegiatan ini biasanya melakukan shalat Tarawih
berjamaah, Tadarus Al-Quran bersama, buka puasa bersama,
memberikan ceramah serta bimbingan, diskusi-diskusi keagamaan
dan permainan-permainan.
4) Buka Puasa Bersama
Buka puasa bersama dilaksanakan di gedung perguruan
SMU Muhammadiyah 4 pada bulan Ramadhan serta di ikuti oleh
semua tingkatan kelas secara bersama-sama yang pelaksanaanya
dengan jadwal yang sudah diatur sebelumnya oleh panitia.
Bertujuan agar para siswa siswi SMU Muhammadiyah
dapat merasakan nikmatnya berbuka puasa bersama dengan teman
sekolah dan guru-guru ataupun wali kelas, serta meningkatkan
kerjasama, memperkuat tali silaturahmi dan untuk keutuhan warga
kelas masing-masing.
5) Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa Islam (LDKSI)
LDKSI dilakukan di luar gedung SMU Muhammadiyah 4
di tempat yang berbeda setiap tahunnya selama tiga hari dua
65
malam. Bentuk dari kegiatan ini seperti penyampaian materi-materi
di dalam aula, jerit malam, mencari jejak, tafakur alam, diskusi-
diskusi, olah raga pagi, permainan-permainan ketangkasan dan
juga shalat Tahajud berjamaah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a) Untuk mencari kader-kader yang berkualitas dalam
meneruskan perjuangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
b) Untuk meningkatkan tali silaturrahmi pada setiap kader
Muhammadiyah.
c) Tempat untuk melatih kader agar menjadi seorang pemimpin
yang cerdas, berakhlak mulia dan bijaksana.
Adapun materi-materi yang diberikan kepada para peserta
dalam kegiatan ini yaitu: Ke-Ikatan Pelajar Muhammadiyah-an,
Retorika, Ibadah, Aqidah Islam, Surat menyurat, Manajemen waktu,
Ideologi Seorang Muslim, Kepemimpinan dan Teknik Persidangan.
C. Pengaruh yang terjadi pada para anggota setelah mengikuti kegiatan-
kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana pastinya
mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai, yakni diantaranya seperti dapat
mempengaruhi khalayak atau penerima pesan. Pengaruh atau efek ialah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima
pada sebelum dan sesudah menerima pesan.
66
Pengaruh merupakan salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat
penting untuk mengetahui atau mengukur berhasil tidaknya komunikasi yang
kita inginkan.
Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Perubahan atau pertambahan pengetahuan (knowledge).
Pada tingkat pengetahuan, pengaruh dapat terjadi dalam bentuk
perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan pengetahuan yang
terjadi kepada para anggota organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
maupun kepada para peserta kegiatan organisasi yakni mereka memiliki
pengetahuan lebih luas tentang cara-cara berorganisasi yang baik, cara
menjadi pemimpin yang cerdas, ideal dan Islami, mengetahui bagaimana
cara berpidato yang dapat mempengaruhi para pendengarnya, mengetahui
lebih dalam tentang agamanya, serta lebih mengenal tentang tujuan
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Muhammadiyah dan juga
memiliki cara berpikir yang lebih terbuka serta kritis terhadap apa yang
mereka lihat atau terima.
Sehingga mereka memiliki persepsi ataupun pendapat yang
berbeda pula dibandingkan dengan siswa siswi yang tidak pernah
mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Biasanya
mereka lebih berprestasi dan mempunyai nilai yang baik di kelasnya.
Mungkin yang sebelumnya mereka tidak mengetahui bagaimana
kepemimpinan yang baik dan Islami, namun setelah mengikuti kegiatan
LDKSI mereka lebih mengetahui bagaimana cara-cara memimpin yang
67
Islami dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan bahkan
mereka memiliki persepsi ataupun pendapat sendiri tentang
kepemimpinan.
2. Perubahan sikap (attitude)
Yang dimaksud dengan perubahan sikap ialah adanya perubahan
yang terjadi di dalam diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk
prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek
baik yang yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya sendiri.
Setelah para peserta mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah, para peserta lebih bisa mengatur kegiatannya sendiri,
lebih bertanggung jawab, memiliki keberanian untuk tampil di depan
umum, lebih disiplin terhadap waktu, dan lebih kritis terhadap apa yang
mereka lihat atau dengar tanpa meninggalkan hukum-hukum agama.
3. Perubahan perilaku (behavior)
Pengaruh terhadap perubahan perilaku atau tingkah laku yang
terjadi kepada para anggota maupun kepada para peserta kegiatan
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ditandai dengan tingkah laku
mereka yang lebih sopan santun dan beradab kepada para guru maupun
teman-temannya, berbicara tidak menggunakan kata-kata kasar, dapat
menempatkan diri dalam suatu situasi dan kondisi, lebih supel atau lebih
mudah bergaul dengan kakak atau adik kelasnya. Karena mereka sudah
terbiasa melakukannya hal-hal tersebut dalam setiap kegiatan organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
68
Para peserta bisa melakukan itu semua karena komunikasi yang
dilakukan dalam lingkungan sekolah dan juga sesudah mengikuti program
kegiatan organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang mendidik, santai
namun menyenangkan. Karena tanpa komunikasi, para peserta maupun
anggota tidak dapat melakukan hal-hal tersebut. Serta kepemimpinan yang
Islami namun nasionalis tidak akan pernah dapat terwujud.
1 61
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi memiliki peran yang
sangat penting bagi perkembangan kemampuan kepemimpinan para
anggota dan para peserta kegiatannya baik dengan komunikasi Internal
dan Eksternal yang terjadi dalam organisasi sehari-hari.
2. Materi yang diberikan kepada para peserta kegiatan disesuaikan dengan
kemampuan mereka agar dapat lebih mudah diterima dan dicerna.
Biasanya materi yang disampaikan tentang seputar keagamaan,
pengetahuan organisasi, kepemimpinan dan kepemudaan. Metode praktek
langsung digunakan dalam organisasi IPM agar mereka dapat merasakan
dan melaksanakan secara langsung bagaimana proses kegiatan organisasi
dan terbiasa untuk selalu bersikap seperti itu dimana saja mereka berada.
3. Perubahan atau pengaruh yang terjadi kepada para anggota maupun para
peserta kegiatan berupa perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dari sebelumnya.
70
B. SARAN-SARAN
1. Diharapkan dengan adanya penelitian seperti ini organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah dapat memperluas dan menambah materi-materi cerdas
dan menarik yang lebih beragam lagi dalam setiap kegiatannya.
2. Serta memiliki lebih banyak program kegiatan-kegiatan yang menarik,
berbobot dan kreatif tanpa meninggalkan syariat Islam.
3. Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah mampu mencetak pemimpin
serta kader-kader organisasi yang berkualitas dan Islami untuk masa depan
bagi bangsa dan negara.
4. Komunikasi yang dilakukan diharapkan dapat lebih aktif, mudah diterima
namun cerdas.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ambari, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007.
Davis, Keith dan New, John W. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
Erlangga, 1985. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Djatmiko, Yayat Hayati. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta, 2005.
Djauarsa, Sasa. dkk. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Effendi, Onong Uchayana. Human Relation dan Public Relation dalam
Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju, 1989. Gunadi, YS. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 1998.
Hardjana, Agus. M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara, 2000.
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Katz, Daniel dan Khan, Robert L. The Social Psychology of Organization.
New York: Wiley, 1966. Liliweri, Alo Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal . Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 1994. Machendrawaty, Nanih, dan Safe’i, Agus Ahmad. Pengembangan
Masyarakat Islam dari Ideologim, Strategi sampai Tradisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Mangkunegara, A.A. Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
72
Moeljadi.multiply.com artikel di akses pada 7 April 2008.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Mucktarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al Amin
Press, 1996. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Nasution, Zulkarnain. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993. Nawawi, Hadari, dan Hadari, M. Martini. Kepemimpinan yang Efektif.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000.
Permadi, K. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996.
Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah, Buku Panduan Anggota.
Poerwadarminta, WJS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1982.
Riberu, J. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992.
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003.
Siagian, Sondang P. Peranan Taf dan Management. Jakarta: Gunung Agung,
1976. _____ _____ ____. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
Jakarta: Gunung Agung, 1985. Suminar, Yenny Ratna, dkk, Komunikasi Organisasional. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, 2004. Sutedja, Made Wahyu, dan Swalem, Gusti Ketut. Manajemen Pembangunan
Desa. Surabaya: Usaha Nasional, 1981. Suwarto, FX Drs., MS, Perilaku Keorganisasian Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya, 1999.
73
Syani, Abdul. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina Aksara, 1987.
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002.
Wahjosumidjo. Kiat Kepemimpinan dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Har apan Masa PGRI, 1994.
Wojowasito, S. dan Poerdarminta, WJS. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia
Indonesia-Inggris. Jakarta: Hasta, 1974. historyirm.blogspot.com artikel diakses pada 9 April 2008.
id.wikipedia.org/wiki/ikatan-remaja-muhammadiyah artikel diakses pada 7 April 2008.
www.muhammadiyah.or.id artikel diakses pada 7 April 2008.
www.irm.or.id artikel diakses pada 7 April 2008.
www.republika.co.id artikel diakses pada 7 April 2008.
74
HASIL WAWANCARA
Responden : Bapak Lutfi Zaenuddin S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 4
Waktu : 17 April 2008
Tempat : Kantor Kepsek SMU Muhammadiyah 4
T :Apa peran IPM di SMU Muhammadiyah 4 ini?
J :Peran organisasi IPM di SMU Muhammadiyah 4 adalah sebagai tempat
pencarian bibit-bibit dini untuk menjadi kader-kader Muhammadiyah
kelak.
T :Apa tujuan adanya organisasi IPM di SMU Muhammadiyah 4 ini?
J :Tujuan adanya organisasi IPM di SMU Muhammadiyah 4 ini yaitu untuk
membentuk para pelajar muslim yang berakhlak mulia, cakap, cerdas,
trampil dan berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.
T :Apakah selama ini organisasi IPM memiliki pengaruh yang besar dalam
mendidik atau melatih para anggotanya dan para peserta kegiatannya?
J :Organisasi IPM memiliki pengaruh yang besar, karena IPM
melaksanakan pembinaan dan pelatihan kepada para anggotanya. Seperti
kegiatan LDKSI, pengajian-pengajian yang rutin dilaksanakan tiap
minggu serta seminar dan diskusi-diskusi seputar agama, permasalahan
dalam berorganisasi maupun belajar bersama.
T :Kemudian pengaruh apa saja yang terjadi kepada para anggota dan para
peserta setelah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?
75
J :Pengaruh yang terjadi kepada para anggota dan para peserta yakni mereka
memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas tentang cara-cara
berorganisasi dan menambah pengetahuan mereka tentang Islam lebih
dalam lagi dan juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman-teman yang
lain.
T :Menurut bapak seberapa penting adanya suatu sikap kepemimpinan yang
dimiliki oleh para pemimpin atau anggota dalam suatu organisasi?
J :Menurut saya sikap kepemimpinan sangat penting dimiliki oleh setiap
anggota dan pemimpin organisasi IPM ini agar kelak dapat menjadi kader-
kader penerus organisasi di masa yang akan datang.
T :Menurut bapak, metode apa yang efektif untuk para pelajar dalam melatih
sikap atau jiwa kepemimpinannya?
J :Menurut saya, metode yang sangat efektif untuk melatih sikap atau jiwa
kepemimpinan seseorang terutama para pelajar yakni dengan metode
pelatihan secara langsung dan rutin dilaksanakan. Jadi mereka diberikan
suatu tanggung jawab untuk memimpin suatu kegiatan yang ingin mereka
lakukan dengan baik dan benar. Semuanya itu akan terlihat dari
kesuksesan acara atau kegiatan tersebut yang ia lakukan.
Lutfi Zaenuddin S.Pd
76
HASIL WAWANCARA
Responden : M. Annaas Maghfudz Syaifullah
Jabatan : Ketua Ranting IPM SMU Muhammadiyah 4 periode 2008-2009
Waktu : 16 April 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Menurut anda seberapa pentingkah adanya komunikasi dalam suatu
organisasi?
J : Menurut saya, adanya komunikasi dalam suatu organisasi itu penting
banget karena kalau tidak ada komunikasi, organisasi apapun itu gak
akan bisa berjalan.
T : Apa fungsi organisasi IPM ini ada di SMU Muhammadiyah 4?
J : Fungsi organisasi IPM ada di SMU Muhammadiyah 4 yaitu untuk
menampung aspirasi siswa siswi disini serta berfungsi untuk membantu
para siswa agar dapat berkreasi dalam bidang apapun, seperti
keorganisasian, kesenian dan budaya, keagamaan maupun olah raga.
T : Sebenarnya tujuan dari organisasi IPM mengadakan kegiatan-kegiatan
itu untuk apa?
J : Organisasi IPM mengadakan kegiatan karena untuk mencari kader-kader
Muhammadiyah yang bagus dan juga untuk menambahkan pengetahuan
seputar keagamaan dan keorganisasian kepada para pelajar.
T : Trus apa saja pesan yang ingin disampaikan kepada para peserta setelah
mengikuti kegiatan IPM?
77
J : Pesan yang ingin disampaikan dari kegiatan IPM yakni pesan keIslaman
karena para pelajar masih labil untuk menjalani kehidupannya. Dengan
memberikan pesan keIslaman diharapkan para pelajar tidak salah
mengambil keputusan yang sesuai dengan agamanya.
T : Pengaruh apa saja yang terjadi pada peserta setelah mengikuti kegiatan
IPM?
J : Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan IPM, mereka menjadi mengenal
tentang Islam dan pengkaderan lebih dalam lagi, lebih mengetahui
sistem-sistem organisasi yang ada di Muhammadiyah.
T : Menurut anda apakah arti dari kepemimpinan?
J : Menurut saya arti dari kepemimpinan yaitu dimana seseorang bisa
mengatur jadwal kegiatannya sendiri dan menjadi contoh yang baik bagi
orang disekitarnya. Karena setiap manusia itu diciptakan untuk menjadi
pemimpin baik untuk dirinya sendiri maupun organisasi.
T : Kemudian apakah fungsi kepemimpinan itu sendiri?
J : Kepemimpinan berfungsi untuk mengambil keputusan sendiri dan
bertanggung jawab terhadap keputusannya tersebut.
T : Seberapa pentingkah seseorang memiliki sikap kepemimpinan?
J : Menurut saya penting sekali, sebab jika tidak memiliki sikap
kepemimpinan, dia mau jadi apa? Karena dia tidak akan bisa
menentukan segala sesuatunya untuk diri sendiri dan orang lain.
T : Sebenarnya kepemimpinan seperti apa yang ingin dibentuk dalam
organisasi IPM?
78
J : Kami ingin berusaha menjadi seorang pemimpin siswa Islam dan kami
juga ingin mencetak kader-kader seperti itu. Yang dapat mempunyai
cara berpikir yang Islami dan segala sesuatu yang dilakukan berdasarkan
Islam.
M. Annaas Maghfudz Syaifullah
79
HASIL WAWANCARA
Responden : Bapak Ali Syaefullah S.Pd
Jabatan : Guru Pembimbing Ranting IPM SMU Muhammadiyah 4
Waktu : 16 April 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Sebagai guru pembimbing organisasi IPM, sejauh mana peran bapak
dalam membimbing anak-anak IPM?
J : Saya membimbing mereka seperti saya dengan teman, kami saling curhat
tentang opsi-opsi permasalahan dan rintangan-rintangan dalam IPM,
semuanya untuk kemajuan mereka nanti.
T : Menurut bapak seberapa penting komunikasi ada dalam suatu organisasi?
J : Penting banget, karena kalau tidak ada komunikasi atau diskomunikasi
apa yang mau dijalankan? Sedangkan saya dan para anggota IPM masih
dalam tahap pembelajaran. Saya sampaikan semua pengalaman saya
kepada mereka. Karena keputusan tetap ada ditangan mereka. Semuanya
itu dapat terjalin dengan baik tergantung dari komunikasi yang
dilakukan seperti dengan teman.
T : Sebenarnya apa fungsi organisasi IPM ada di perguruan Muhammadiyah
4 ini?
J : Fungsi dari organisasi IPM ada disini yakni:
1. Sebagai wadah penyaluran bakat para siswa siswi
2. Sebagai tempat menyalurkan gaya atau karakter yang dimiliki para
siswa
80
3. Merupakan bagian dari eskul
Karena jika disekolah kegiatannya hanya belajar saja mereka akan
merasa jenuh dan bosan. Namun dengan adanya IPM banyak para siswa
yang tidak memanfaatkannya. Diharapkan para siswa siswi yang
mengikuti IPM di masa sekarang kelak akan menjadi organisatoris di
masa depannya.
T : Apa pendapat bapak tentang pengaruh komunikasi dalam pengembangan
kepemimpinan di organisasi IPM ini?
J : Organisasi IPM merupakan tahap pembelajaran bagi para siswa untuk
menjadi seorang pemimpin, sehingga ada kegiatan LDKSI. Di kegiatan
tersebut mereka dilatih minimal untuk memimpin diri mereka sendiri.
Dan biasanya yang mengikuti kegiatan IPM memiliki lebih banyak
teman karena lebih mudah bergaul dan mempunyai jiwa sosial lebih
baik dan lebih luas.
T : Kemudian apa pendapat bapak mengenai seberapa berpengaruh kegiatan-
kegiatan IPM terhadap pengembangan kepemimpinan para peserta dan
anggota?
J : Menurut saya sangat berpengaruh, seperti kegiatan LDKSI disana kita
menaruh mereka di suatu tempat, kemudian kita lihat apakah mereka
bisa memimpin. Selanjutnya mereka dilatih dan dibiasakan untuk belajar
mandiri, belajar menjadi pemimpin karena jauh dari keluarga. Dan
hasilnya para siswa yang mengikuti LDKSI lebih baik dari siswa yang
lain.
81
T : Arti dari kepemimpinan?
J : Orang yang bisa mengatur minimal diri sendiri atau suatu kelompok
maupun golongan.
T : Selanjutnya apa fungsi dari kepemimpinan?
J : Fungsi kepemimpinan untuk minimal bisa membawa diri atau teman
agar masuk ke dalam suatu struktur pada saat terjun ke masyarakat.
T : Menurut bapak seberapa penting sikap kepemimpinan dimiliki oleh para
pelajar atau anggota IPM?
J : Sikap kepemimpinan sangat penting dimiliki oleh mereka untuk bisa
memimpin diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
lakukan seperti dalam kegiatan belajar di kelas.
T : Metode apa yang efektif untuk mengembangkan sikap kepemimpinan
terhadap anggota IPM?
J : Menurut saya metode yang baik yaitu metode praktek yang diterjunkan
langsung ke lapangan atau ke suatu kegiatan dimana mereka di percaya
untuk menjadi panitia dari kegiatan-kegiatan yang sudah di program dan
kemudian di pertanggung jawabkan pada sekolah.
T : Tipe kepemimpina apa yang ingin di bentuk di IPM?
J : Tipe pemimpin yang tidak keluar dari norma-norma Islam namun tetap
nasionalis.
Ali Syaefullah S.Pd
82
HASIL WAWANCARA
Responden : Rifky
Jabatan : Ketua bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Waktu : 11 Juni 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Apa tujuan kamu masuk ke IPM?
J : Tujuan saya masuk ke IPM ingin belajar berorganisasi dengan baik dan
benar.
T : Menurut kamu apa fungsi IPM di sekolah ini?
J : Menurut saya fungsi IPM sebagai organisasi yang membantu sekolah
untuk melakukan kegiatan-kegiatan.
T : Kegiatan IPM apa saja yang sering kamu ikuti?
J : Kegiatan rapat, pengajian dan mengikuti semua kegiatan yang dibuat
oleh IPM.
T : Apa perbedaan atau pengaruh yang kamu rasakan setelah menjadi
anggota IPM?
J : Dengan mengikuti kegiatan IPM sekarang saya dapat memperdalam ilmu
tentang agama.
T : Menurut kamu apa arti dari kepemimpinan?
J : Kepemimpinan adalah cara atau metode seseorang dalam menjalankan
suatu organisasi.
T : Apa fungsi kepemimpinan dalam bidang PIP yang kamu pimpin?
83
J : Fungsinya untuk memimpin bidang PIP dalam menjalankan bidangnya.
T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih atau
mengembangkan sikap kepemimpinan?
J : Yaitu dengan metode belajar dari seorang pemimpin yang baik.
Rifky
84
HASIL WAWANCARA
Responden : Ardhial Dewantoro Sutomo
Jabatan : Ketua bidang Studi dan Dakwah Islam
Waktu : 11 Juni 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Apa tujuan kamu masuk organisasi IPM?
J : Tujuan saya masuk IPM yaitu karena saya menginginkan kemajuan pada
bidang kesiswaan yang ada di sekolah ini.
T : Menurut kamu apa arti dari kepemimpinan?
J : Menurut saya artinya dapat memimpin teman-teman supaya tidak
bercerai berai.
T : Apa fungsi kepemimpinan dalam bidang SDI yang kamu pimpin ini?
J : Untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di lingkungan sekolah.
T : Kegiatan IPM apa saja yang sering kamu ikuti?
J : Semua kegiatan IPM saya ikuti.
T : Apa perbedaan atau pengaruh yang terjadi pada kamu setelah menjadi
anggota IPM?
J : Biasa-biasa saja tapi sedikit lebih bertanggung jawab dari sebelum saya
masuk IPM.
T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih atau
mengembangkan sikap kepemimpinan?
85
J : Menurut saya dengan berorganisasi seperti rapat-rapat dan menjalankan
program kerja bidang masing-masing.
T : Seberapa penting komunikasi dalam suatu organisasi dilakukan?
J : Penting karena menurut saya dengan berkomunikasi dapat menyambung
ukhuwah Islamiyah.
Ardhial Dewantoro Sutomo
86
HASIL WAWANCARA
Responden : Febvi Tresna Nuraisyah
Jabatan : Sekretaris Umum
Waktu : 11 Juni 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Apa motivasi kamu masuk ke organisasi IPM?
J : Motivasi saya untuk mendapatkan ilmu tambahan di luar mata pelajaran
sekolah dan untuk membantu kelancaran kegiatan siswa.
T : Menurut kamu apa arti dari kepemimpinan?
J : Menurut saya kepemimpinan itu mampu memimpin diri sendiri dan
orang lain dalam melaksanakan sesuatu dan mampu bertanggung jawab
atas apa yang telah diperbuat.
T : Apa fungsi kepemimpinan?
J : Fungsi kepemimpinan untuk memimpin dan mempertanggung jawabkan
apa yang dilakukan agar apa yang diinginkan terlaksana, dapat berjalan
dengan lancar dan teratur.
T : Kegiatan IPM apa saja yang sering kamu ikuti? Dan kenapa?
J : Saya sering mengikuti kegiatan FORTASI, 17an, Pesantren Ramadhan,
LDKSI dan Musyawarah Ranting. Karena sebagai anggota saya ingin
mencoba semua hal yang berhubungan dengan IPM.
T : Apa perbedaan atau pengaruh yang terjadi pada kamu setelah menjadi
anggota IPM?
87
J : Sekarang saya lebih disiplin, lebih bertanggung jawab dan lebih
mengetahui arti sebuah organisasi dan tujuannya.
T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih sikap
kepemimpinan?
J : Dengan menggunakan metode pelatihan dan seruan.
T : Komunikasi seperti apa yang sering dilakukan dalam organisasi IPM ini?
J : Dengan musyawarah dan kesepakatan bersama.
Febvi Tresna Nuraisyah
88
HASIL WAWANCARA
Responden : Muhammad Agung Wibowo
Jabatan : Ketua Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Waktu : 11 Juni 2008
Tempat : Gedung SMU Muhammadiyah 4
T : Apa tujuan kamu masuk IPM?
J : Tujuan saya untuk mengetahui seluk beluk sebuah organisasi, pada
umumnya sama seperti yang lain yaitu mencari pengalaman, suatu hal
yang baru. Tapi ada beberapa hal yang membuat saya masuk IPM,
dengan bertambahnya pengalaman daya kreatifitas saya bertambah, cara
berfikir saya menjadi lebih berkembang dan semakin maju pemikiran
saya sebagai manusia yang sedang tumbuh dewasa.
T : Apa arti kepemimpinan menurut kamu?
J : Kepemimpinan adalah cara atau metode seseorang dalam menghadapi
atau memimpin khalayak ramai serta membuat suatu inovasi atau
memberi cara pola fikir yang maju pada orang banyak karena setiap
perilaku pemimpin akan diikuti oleh anggotanya.
T : Kegiatan IPM apa yang sering kamu ikuti? Dan kenapa?
J : Semua kegiatan yang bersifat baik menurut Islam, karena dalam setiap
kegiatan ada suatu hal yang baru dan hal baru tersebut menjadi suatu
89
pelajaran pada kesalahan, dengan ikut dalam kegiatan, kita dapat memberi
andil dengan suatu inovasi yang baru pada acara tersebut.
T : Perbedaan atau pengaruh apa yang terjadi pada diri kamu setelah
menjadi anggota IPM?
J : Sebelum saya masuk IPM, saya belum tahu seluk beluk sebuah
organisasi dan masih buta akan organisasi. Namun setelah saya masuk
IPM, saya merasa ada ada cara pola fikir, berstrategi dalam organisasi
sehingga saya merasa punya bekal untuk berorganisasi yang lebih luas.
Selain itu ada hal yang paling tidak terlupakan saya mengenal Islam
dengan Kaffah ( menyeluruh) dari pembina saya, jadi pada kehidupan
saya ada prinsip sukses di dunia akhirat ya dengan Islam.
T : Apa fungsi kepemimpinan dalam bidang KPSDM yang kamu pimpin
sekarang?
J : Khusus di KPSDM saya mendapat suatu metode yaitu cara bagaimana
saya bisa mencetak banyak kader-kader Islam yang bukan hanya kader
organisasi saja karena sesuai namanya Kaderisasi Pengembangan
Sumber Daya Islam.
T : Menurut kamu metode apa yang tepat untuk melatih atau
mengembangkan sikap kepemimpinan?
J : Menurut saya dengan metode militansi Islam, karena dengan metode ini
saya dapat menggunakannya di semua aspek Islam yang mengatur
semua jenis kehidupan sampai yang paling mikro. Dengan sikap militan
90
seseorang dapat konsekuen dan istiqomah dengan apa yang ia
perjuangkan.
T : Komunikasi seperti apa yang sering dilakukan dalam organisasi IPM?
J : Komunikasi yang saya lakukan tergantung dengan situasi dan kondisi,
kadang kita harus bersikap friendly pada saat harian tapi kadang harus
serius pada saat kita rapat dan menangani hal yang serius.
Muhammad Agung Wibowo