Upload
roses-supiandi
View
3.278
Download
30
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
A. TUJUAN
1. Mengukur konduktivitas termal beberapa material yang berbeda
2. Menentukan tipe material sampel yang digunakan apakah konduktor atau isolator
B. ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada
gambar 1.
Gambar 1. Peralatan yang dibutuhkan pada percobaan
NO NAMA PERALATAN KETERANGAN JUMLAH
1 Stand with insulating pad Tempat material es 1
2 Generator uap Penghasil uap 1
3 Tabung 1 Mengumpulkan es yang melebur 1
4 Tabung 2 Mengumpulkan uap yang
terkondensasi
1
5 Material berbeda Masonite,wood,lexan,sheetrock 1 set
6 Termometer Pengukuran suhu 1
7 Jangka sorong Mengukur diameter es 1
8 Stopwatch Pencatat waktu 1
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
C. TEORI DASAR
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari
benda yang sama pada temperatur yang lebih rendah. Panas yang ditransfer dari suatu titik
ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa dari benda disebut
dengan peristiwa konduksi.
Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari
konduksi termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui
material persatuan waktu dilukiskan oleh persamaan:
ΔQΔt
= kAΔTΔ x
Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat kecil
di mana Δx 0, maka berlaku:
dTdx
= (T 2−T 1)
x
Bila garis dari aliran panas adalah parallel , maka gradien temperatur pada setiap
penampang adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan
waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
ΔQΔt
= kA(T 2−T 1)
h
Dalam penampang∆ Q = energi panas total yang dikonduksikan , A= luas dimana
konduksi mengambil tempat, ∆ T = perbedaan temperatur dua sisi dari material, ∆ t =
waktu selama konduksi terjadi , h= ketebalan dari material dan k= konduktivitas termal dari
material.
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda
dengan suatu gradien temperatur . Nilai konduktivitas termal penting untuk menentukan
jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good conductor) dan penghantar
panas yang tidak baik(good insulator). Karena itu nilai dari konduktivitas termal menjadi
penting untuk dibahas. Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
pengukuran tak langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap
beberapa besaran lain, maka nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan
melalui persamaan:
K= ∆ Q h
A ∆ T ∆t
Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang akan diuji
di jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan mempertahankan temperatur
konstan sekitar 100℃ dan satu blok es yang di pertahankan pada temperatur
Konstan 0℃. Berarti perbedaan temperatur di antara dua permukaan dari material
adalah 100℃ . Panas yang di transfer diukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari
es yang melebur . Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas
laten untuk peleburan es). Karena itu konduktivitas termal dari suatu material dapat
ditentukan menggunakan persamaan:
K=M esK 1h
AΔT Δt
Dalam system CGS kalor lebur es adalah 80 kal/gram(Tim eksperimen
fisika,2009).
Konduktivitas termal
Konduktivitas termal adalah suatu fenomena transport dimana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari suatu daerah benda panas ke daerah
yang lain dari benda yang sama pada temperatur rendah. Panas yang di transfer dari satu
titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi: atom-atom hanya bergetar acak di tempat , sambil saling bertumbukan .
Konveksi: atom-atom pindah tempat sambil membawa energy kinetic / energy getar acak.
Radiasi: atom-atom bergetar , menghasilkan gelombang elektromagnetik yang membawa
energipotensial listrik magnet.
Konduksi
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
Yang menunjukan suatu batang logam yang pada keadaan kontak termal dengan
sebuah reservoir panas(tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin, suhu reservoir panas
adalah Tpanas , sedangkan suhu reservoir dingin Tdingin. Batang logam dibalut dengan
bahan yang tidak bisa menghantarkan panas(isolator).
Molekul-molekul pada reservoir panas memiliki energy yang lebih besar , yang
kemudian dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam
hingga bersingungan Atom-atom pada batang logam kemudian mentransfer energi
kepada atom-atom disebelahnya. Proses ini terus berlanjut , hingga akhirnya energi kalor
berpindah ke reservoir dingin, dan baru berhenti setelah mencapai kesetimbangan termal
Perpindahan kalor dengan cara seperti ini disebut konduksi . Jadi konduksi adalah
perpindahan kalor melalui sesuatu benda akibat interaksi molekuler. Kelajuan kalor
berpindah secara konduksi ternyata sebanding dengan luas penampang batang atau
medianya, selisih suhu antara kedua benda(kedua reservoir misalnya), dan berbanding
terbalik dengan panjang bidang batang. Terdapat konduktivitas termal menyatakan
kemampuan bahan menghantarkan kalor.(Hasra, Amran:2008)
Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0℃
BAHAN Konduktivitas termal(k)
W/M ℃
Logam
Perak(murni) 410
Tembaga(murni) 385
Alumunium (murni) 202
Nikel(murni) 93
Besi(murni) 73
Baja karbon,1%∁ 43
Timbal (murni) 35
Baja krom -
nikel(18%Cr,8%Ni)
16.3
Bukan logam
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
Kuarsa(sejajar sumbu) 41.6
Magnesit 4.15
Marmar 2.08-2.94
Batu pasir 1.83
Kaca, jendela 0.78
Kayu, maple atau ek 0.17
Serbuk gergaji 0.059
Wol kaca 0.038
Sumber (j.P. Holman,1993:6-10)
Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua
modus berikut : melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui
elektron bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang
bergerak di dalam stuktur kisi bahan –bahan , maka elektron di samping dapat mengangkut
muatan muatan listrik, dapat pula membawa energy termal dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam gas. Bahkan elektron ini sering di sebut
gas elektron (electron gas). Energi dapat pula berpindah sebagai energi getaran dalam
stuktur kisi bahan. Namun , pada umumnya perpindahan energi melalui gataran ini tidaklah
sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena itu, penghantar listrik yang baik selalu
merupakan penghantar kalor yang baik pula, seperti halnay tembaga, alumunium dan
perak. Sebaliknya isolator listrik yang baik merupakan isolator kalor pula. Konduktivitas
termal beberapa zat padat tertentu.
Konduktivitas termal berbagai bahan isolator juga diberikan dalam table.Sebagai
contoh, nilai untuk wol kaca(glass wol) ialah 0.038W/m ℃ dan untuk kaca jendela 0.78
W/m℃ . Pada suhu tinggi , perpindahan energy pada bahan isolator berlangsung dalam
beberapa cara:konduksi melalui bahan berongga atau padat, konduksi melalui udara yang
terkurung dalam rongga –rongga dan jika suhu cukup tinggi melalui radiasi.(j.P.
Holman,1993:6-10)
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
D. PROSEDUR KERJA
1. Mengisi benjana es dengan air lalu bekukan dalam freezer . Pekerjaan ini dilakukan
sebelum pelaksanaan kegiatan pratikum.
2. Mengukur ketebalan dari setiap material sampel yang digunakan dalam pratikum(h).
3. Memasang material sampel pada tabung ruang uap seperti yang ditunjukan pada gambar 2
Gambar 2. Susunan peralatan untuk konduktivitas termal
4. Mengukur diameter dari bloke s dan nilai ini dilambangkan dengan d1. Tempatkan es
tersebut di atas sampel.
5. Membiarkan es berada di atas sampel selama beberapa menit sehingga es mulai melebur
dan terjadi kontak penuh antara es dengan permukaan material sampel.
6. Mentukan massa dari tabung kecil yang digunakan untuk menampung es yang
melebur(Mt).
7. Mengumpulkan es yang melebur dalam tabung untuk suatu waktu pengukuran ta
Misalnya sekitar 3 menit, lakukan untuk 3 kali pengukuran.
8. Menentukan massa dari tabung yang berisi es yang melebur tadi(Mta)
9. Menentukan massa es yang melebur (Ma) dengan cara mengurangi Mta dengan Mt
10. Mengalirkan uap ke dalam ruang uap .biarkan uap mengalir untuk beberapa menit sampai
temperature mencapai stabil sehingga aliran panas dalam keadaan mantap (steady), artinya
temperature pada beberapa titik tidak berubah terhadap waktu.
11. Mengosongkan tabung yang digunakan untuk mengmpulkan es yang melebur. Ulangi
langkah 6 sampai 9 tetapi pada waktu ini dengan uap dialirkan ke dalam ruang uap dalam
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
suatu waktu tertentu tau(missal sekitar 3 menit). Ukurlah massa es yang melebur (Mau).
Lakukan lah untuk 3 kali pengukuran.
12. Melakukanlah pengukuran ulang diameter bloke s yang dinyatakan dengan d2.
13. Melakukanlah kegiatan yang sama untuk sampel material yang lainnya.
E. DATA PENGAMATAN
Jenis sampel : Wood h=0,75 cm Mt=a.34,6gr b.53,6gr c.34,6 gr
N
o
d1
(cm)
D2
(cm)
ta(menit) Ma
(gr)
tau
(menit)
Mau(gr) Ket
1 9,1 3 menit 51,5 - - Sebelum
dialiri
uap2 9,2 70,8
3 9,4 51,1
4 8,15 - - 3 menit 45,2 Sesudah
dialiri
uap5 8,075 69,8
6 7,83 53
Jenis sampel : Lexan h=0,825 cm Mt= a. 53,6gr b. 34,6gr c.53,6gr
N
o
d1
(cm)
D2
(cm)
ta(menit) Ma
(gr)
tau
(menit)
Mau(gr) Ket
1 9,175 3 menit 67,4 - - Sebelum
dialiri uap2 9,25 49,2
3 8,85 67,5
4 7,95 - - 3 menit 66 Sesudah
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
dialiri uap5 7,73 51,9
6 7,825 69,5
Jenis sampel : Masonite h=1,1 cm Mt=a.34,6gr b.53,6gr c.34,6 gr
N
o
d1
(cm)
D2
(cm)
ta(menit) Ma
(gr)
tau
(menit)
Mau(gr) Ket
1 8,8 3 menit 44,5 - - Sebelum
dialiri uap2 8,4 65
3 8,7 45,6
4 7,5 - - 3 menit 43 Sesudah
dialiri uap5 7,6 63
6 7,21 46
Jenis sampel : Sheet Rock h=0,775 cm Mt= a. 53,6gr b. 34,6gr c.53,6gr
N
o
d1
(cm)
D2
(cm)
ta(menit) Ma
(gr)
tau
(menit)
Mau(gr) Ket
1 8,21 3 menit 62,5 - - Sebelum
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
dialiri uap2 8,42 44,5
3 8,125 64,4
4 7,3 - - 3 menit 62 Sesudah
dialiri uap5 7,0 47,5
6 6,71 67,5
F. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung diameter rata-rata dari es selama eksperimen(dave) dari d1 dan d2
Wood
dAVE =d1+¿ d2
2¿
= (9,1+9,2+9,45 )/3+(8,15+8,075+7,83)/3
2
= 8,625cm
Lexan
dAVE =d1+¿ d2
2¿
= (9,175+9,25+8,85 ) /3+(7,95+7,73+7,825)/3
2
= 8,46cm
Masonite
dAVE =d1+¿ d2
2¿
=(8,8+8,4+8,7 )/3+(7,5+7,6+7,21)/3
2
= 8,04 cm
Sheet Rock
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
dAVE =d1+¿ d2
2¿
= (8,21+8,425+8,125 )/3+(7,3+7,0+6,71)/3
2
= 7,63 cm
2. Menghitung luas diatas aliran panas antara es yang berkontak dengan permukaan material
sampel (A) dengan diameter dAVE
Wood
dAVE = 8,625 cm
r = 4,3125cm
A =π r2
= (3,14)(4, 3125 cm)2
=58,39 cm2
Lexan
dAVE = 8,46cm
r =4,23 cm
A =π r2
= (3,14)( 4,23 cm)2
=56,18 cm2
Masonite
dAVE = 8,04 cm
r = 4,02 cm
A=π r2
= (3,14)( 4,02 cm)2
=50,74 cm2
Sheet Rock
dAVE = 7,63 cm
r =3,81 cm
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
A=π r2
= (3,14)( 3,81cm)2
= 3,14 x 14,55cm2
=45,68 cm2
3. Menghitung laju es yang melebur sebelum dialirkan uap(Ra) dan laju setelah dialirkan uap
(R) untuk setiap material sampel
Wood
Ma tot = M¿
3¿¿
= 16,9+17,2+16,5
3
= 16,87 gr
Ra = M a
t a
= 16,87 gr
180 s
= 0,093 gr/s
Mau tot = M¿
3¿¿
= 10,6+16,2+18,4
3
= 15,06 gr
R = M au
t au
= 15,06 gr
180 s
= 0,083 gr/s
Lexan
Ma tot = M¿
3¿¿
= 13,8+14,6+13,9
3
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
= 14,1 gr
Ra = M a
t a
= 14,1 gr180 s
= 0,078 gr/s
Mau tot = M¿
3¿¿
= 12,46+17,3+15,9
3
= 15,2 gr
R = M au
t au
= 15,2 gr180 s
= 0,084 gr/s
Masonite
Ma tot = M¿
3¿¿
= 9,9+11,4+11
3
= 10,77 gr
Ra = M a
t a
= 10,77 gr
180 s
= 0,059 gr/s
Mau tot = M¿
3¿¿
= 8,4+9,34+11,4
3
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
= 9,71 gr
R = M au
t au
= 9,71 gr180 s
= 0,054 gr/s
Sheet Rock
Ma tot = M¿
3¿¿
= 8,9+9,9+10,8
3
= 9,87 gr
Ra = M a
t a
= 9,87 gr180 s
= 0,055 gr/s
Mau tot = M¿
3¿¿
= 8,4+13,9+13,9
3
= 12,07 gr
R = M au
t au
= 12.07 gr
180 s
=0,067 gr/ s
4. Menghitung laju pada es yang melebur sesuai dengan temperatur differensial untuk setiap
material sampel
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
Wood
RO = R – Ra
= (0,083– 0,093) gr/s
=-0,01 gr/s
Lexan
RO = R – Ra
= (0,084 – 0,078) gr/s
= 0,006 gr/s
Masonite
RO = R – Ra
= (0,054 – 0,059) gr/s
= -0,005 gr/s
Sheet Rock
RO = R – Ra
= (0,067 – 0,055) gr/s
= 0,012 gr/s
5. Memasukan data hasil perhitungan pada poin sebelumnya pada sebuah tabel
Tabel data hasil perhitungan diameter rata-rata , luas dan laju peleburan
N
O
SAMPEL dAVE (cm) A(cm2) Ra(g/s) R(g/s) Ro(g/s)
1 Wood 8,625 58,39 0,093 0,083 -0,01
2 Lexan 8,46 56,18 0,078 0,084 0,006
3 Masonite 8,04 50,74 0,059 0,054 -0,005
4 Sheet Rock 7,63 45,68 0,055 0,067 0,012
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
6. Nilai konduktivitas termal dari setiap material sampel
Wood
Ro = -0,01 gr/s
h = 0,75 cm
A = 58,39 cm2
ΔT = 100℃
K = (Ro )(80
kalgr ) (h )
( A ) (∆ T )
= (−0,01grs )(80
kalgr )(0,625 cm)
(58.39 cm2 )(100℃)
= -8,563 x 10-5 kal/cm s ℃
Lexan
Ro = 0,006 gr/s
h = 0,825 cm
A= 56,18 cm2
ΔT = 100℃
K = (Ro )(80
kalgr ) (h )
( A ) (∆ T )
= (0,006grs )(80
kalgr )(0,825 cm)
( 56,18 cm2) (100℃ )
= 7,048 x 10-5 kal/cm s ℃
Masonite
Ro = -0,005 gr/s
h = 1,1cm
A = 50,74 cm2
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
ΔT = 100℃
K = (Ro )(80
kalgr ) (h )
( A ) (∆ T )
= (−0,005grs )(80
kalgr )(1,1cm)
(50,74 cm2 ) (100℃)
= -8,672 x 10-5 kal/cm s ℃
Sheet rock
Ro = 0,012 gr/s
h = 0,775 cm
A = 45,68cm2
ΔT = 100℃
K = (Ro )(80
kalgr ) (h )
( A ) (∆ T )
= (0,012grs )(80
kalgr )(0,775 cm)
( 45,68 cm2) (100℃)
= 1,623 x 10-4 kal/cm s ℃
Menentukan jenis material sampel berdasarkan nilai konduktivitas termal
Wood = isolator
Lexan = isolator
Masonite = isolator
Sheet rock = isolator
7. Nilai konduktivitas untuk setiap material sampel berdasarkan praktikum yang didapat:
Wood = -8,563 x 10-5 kal/cm s ℃
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
Lexan = 7,048 x 10-5 kal/cm s ℃
Masonite = -8,672 x 10-5 kal/cm s ℃
Sheet rock = 1,623 x 10-4 kal/cm s ℃
Sheet Rock < Lexan < wood < Masonite
PEMBAHASAN
A. Referensi Teori
Koefisien konduktivitas termal (k) merupakan formulasi laju panas pada suatu benda
dengan suatu gradien temperature. Nilai konduktivitas termal sangat berperan penting
untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi yang baik atau buruk. Suatu bahan
dikatakan konduktor (penghantar panas yang baik) bila bahan tersebut mempunyai nilai k
yang besar yaitu > 4.15 W/mºC, biasanya bahan tersebut terbuat dari logam. Sedangkan
untuk isolator (penghantar panas yang buruk) mempunyai nilai k < 4.01 W/mºC, biasanya
bahan tersebut terbuat dari bahan bukan logam. ( J.P.Holman, 1993 : 6-7 )
Berdasarkan formulanya, konduktivitas termal suatu bahan ditentukan oleh
tingkatan nilai suhu benda, yang juga menunjukkan laju perpindahan energi benda tersebut.
Dari struktur atau komposisi material juga dapat menentukan nilai konduktivitas termal
bahan. Adapun kategori bahan dapat dikelompokkan bersifat konduktor adalah :
1) Konduktifitasnya cukup baik. Konduktivitas yang dimaksud adalah konduktivitas bahan
dan pengaruhnya terhadap perubahan suhu (termal). Suatu konduktivitas dikatakan baik
jika nilai k nya melebihi batas standar bahan konduktor yaitu > 4.2 W/m°C
2) Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi. Kekuatan mekanis disini adalah
kekuatan struktur bahan, artinya bahan tersebut tidak mudah rusak secara struktur.
3) Koefisien muai panjangnya kecil.
4) Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1) Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
2) Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan
kekuatan mekanisnya.
3) Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
Sedangkan untuk bahan isolator memiliki sifat-sifat bahan sebagai berikut :
1) Sifat Kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda
potensial.
2) Sifat Mekanis
Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan
kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka
kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap
tarikan daripada bahan kertas.
3) Sifat Termis
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet,
berpengaruh terhadap kekuatan konduktivitas bahan sampel. Demikian panas yang berasal
dari luar (alam sekitar).
4) Sifat Kimia
Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan
susunan kimia bahan. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada
di sekitar bahan sampel.
Adapun bahan yang tergolong kedalam bahan isolator adalah :
1) Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)
2) Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
3) Gelas dan keramik
4) Plastik
5) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
6) Bahan yang dipadatkan.
B. Analisis Hasil Praktikum
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan didapat bahwa luas permukaan material
sampel <A> untuk setiap sampel didapatkan bahwa luas diatas aliran panas antara es yang
berkontak dengan permukaan sampel dengan diameter dave di dapat:
Lexan < Sheet Rock < wood< Masonite
Untuk harga Ro (laju es yang melebur) untuk setiap sampel didapatkan bahwa Ro
kayu lebih besar dari Ro gabus, triplek dan kaca.
Masonite = 0,263 x 10-3 kal/cm s ℃
Wood = 0,733 x 10-3 kal/cm s ℃
Sheet rock = 0,309 x 10-3 kal/cm s ℃
Lexan = 0,794 x 10-3 kal/cm s ℃
Hal ini tidak sesuai dengan buku referensi, karena seharusnya konduktivitas Lexan
lebih besar dari Sheet Rock. Selain itu, adanya konduktivitas yang bernilai minus
seharusnya tidak terjadi. kaca termasuk konduktor ,tetapi praktik mendapatkan hal yang
sebaliknya.
hal ini dikarenakan pada waktu praktikum:
praktik tidak hati-hati dan pada waktu pembacaan alat praktik juga kurang teliti.
Dalam menentukan konduktivitas termal juga di pengaruhi oleh luas diatas aliran
panas antara es dengan permukaan sampel. Semakin tinggi nilai A maka
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
konduktivitas termal semakin kecil. Menentukan jenis material sampel berdasarkan
nilai konduktivitas termal.
Adanya uap yang keluar pada ujung pipa, sehingga kalor banyak yang keluar ke
lingkungan.
Masonite = isolator
Wood = isolator
Sheet rock = isolator
Lexan = isolator
PENUTUP
Kesimpulan
praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan nilai konduktivitas termal untuk
masing-masing bahan material, yaitu :
Wood = 8,563 x 10-5 kal/cm s ℃
Lexan = 7,048 x 10-5 kal/cm s ℃
Masonite = 8,672 x 10-5 kal/cm s ℃
Sheet rock = 1,623 x 10-4 kal/cm s ℃
Nilai konduktivitas termal secara langsung dapat menentukan sifat penghantar
dari sampel yang digunakan, dimana keseluruhan nilai k dari sampel material menunjukkan
nilai < 1 kal/cm s ºC. Disamping itu, kategori bahan yang digunakan berdasarkan sifat-sifat
konduktor dan isolator bahan juga akan menentukan sifat penghantar bahan. Dari hasil
konduktivitas yang didapat dalam praktikum bahwa semua bahan termasuk isolator.
Dalam praktikum dan referensi sumber dari buku didapat nilai konduktivitas
termal tidak sesuai, hal ini dikarenakan adanya kesalahan – kesalahan yang dilakukan
selama praktikum, seperti, pada waktu pembacaan alat yang kurang teliti, dan selama
praktikum kurang berhati-hati
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
DAFTAR PUSTAKA
Syakbaniah, dkk.2010.Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika.Padang:Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Padang.
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
MAKALAH PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA
Konduktivitas termal
OLEH
ANANDI HARINI (00322/2008)
RAHMI YULIA NENGSIH (00315/2008)
ROSES SUPIANDI (01935/2008)
Dosen Pembimbing
Dra. Syakbaniah, M.Si
Drs. Amran Hasrah
Dra.Hj. Nailil Husnah, M.Si
Makalah ini dapat didownload gratis di http://www.fion.co.cc/
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010