Upload
lethuy
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN CARA PENYELESAIANNYA
Oleh:
ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SHARKA WI
KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHW AL SYAIIBSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUJ(UM · TTT1'.T Cl""IT A. TlTT7' TTT~ A "1:7 A 'T'TTT T A.. TT
PERCERAIAN DI PROPINSI KUC:HING SARAWAK DAN CARA PENYELESAIANNYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah, Jakarta,
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islan1
Oleh:
ASMA'UL-HUSNA BT AHMAD SlHARKA'WI NIM: 105044103541
Pembimbing :
Drs. H. Asep yarifuddin Hidayat, S.H., M.H NIP : 150 268 783
KONSENTRASI PERADIJLAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH
FAl(ULTAS SYARIAH DAN HUKUM · TTTN c;.;:v A 111~ RTnA. v ATTTT T A i:r
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul "PERCERAIAN DI PROPINSI KU CHING SARAWAK DAN CARA PENYELESAIANNYA" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 20 September 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata 1 (S l) pada Jurusan Ahwal Syahkshiyah, Konsentrasi Peradilan Agama.
Jakaiia, September 2007
Oisahkan oleh,
//{~~~\~ ' ') ;i\~' ·::~;~}1.:ff ;----\ ,s~ .: .-."\ 1 ,.//0
'·;~'.cp~W.1-1. MUHAMMAD AMIN SUMA SH, MA, MM.
NIP: 150210422
Ketua
PANITIA UJIAN SIDANG MUNAQASAH ~
Ors. H. A. Basiq Ojalil, SH, M.A. [~ )
Sekreta:"is
NIP: 150 169 102
: Kamarusdiana M.H NIP: 150 285 972
Pembimbing : Ors. I-I. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H NIP : 150 268 783
Penguji I : Ors. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A. NIP: 150 169 102
~-;-
)
KATA PENGANTAR
~ )1 iY" )1 1"1 i--1
Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam semester yang
telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis terutamanya dalam
rangka penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam untuk junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan umat dari alam kegelapan
kea lam terang benderang.
Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna
memperoleh gelar strata satu (S. l ), pada jurusan Ahwal Syakhsiyah, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jal•arta yang berjudul:
"PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN CARA
PENYELESAIANNY A".
Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk dari
berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam ha! ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada ym1g terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Amin Suma MA, SH, MM. Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan kewenangan
yang dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun
skripsi ini.
2. Drs. Basiq Djalil SH, Drs. Kamarusdiana SAg, MA, masing-masing selaku
ketua dan sekretaris jurusan Ahwal Syakhshiyah yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis.
3. Bapak Drs. Asep Syarifuddin SH, selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dalam memberi arahan dan masukan kepada penulis hingga
tuntasnya sudah skripsi ini, hanya Allah saja yang selayaknya membalas
jasanya.
4. Tuan Hj Awg Suhaili bin Ledi selaku Ketua Pendaftar Nikah dan Cerai,
Mahkamah Syariah Negeri Sarawak, yang telah banyak meluangkan waktu
disela-sela kesibukannya untuk melakukan wawancara dengan penulis.
5. Seltrruh staffpengajar (dosen)jurusan Ahwal Syaksyiah Fakultas Syariah dan
Hukum, serta kepada karyawan dan staff perpustakaan yang telah
memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh tenaga kerja para dosen Akademi Pengajian Islam dan Dakwah
terutama Bapak Rektor Al-Fadhil Ustaz Mat Tormizi Mad Arof, yang telah
banyak memberikan sokongan dan dukungan kepada penulis hingga dapat
meneruskan pengajian di bumi Indonesia ini.
7. Teristimewa buat tatapan ayahanda Ahmad Sharkawi Bin Suhaili dan Ibunda
Shaldrah Bt Abd Raza!( yang amat disayangi lagi dicintai. Terima kaseh atas
perhatian segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan segala
pengorbanan yang tidak terbalas serta senantiasa memberikan semangat dan
harapan tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengajian, segala
jasa pengorbanan kalian sentiasa terpahat diingatan. Tiada apa yang dapat
dipersembahkan sebagai balasan, melainkan hanya dengan sebual1 kejayaan.
8. Bua! ahli keluarga tersayang, khususnya buat kak Safura, kak Salwa, abang
Khairi serta adik-adik yang dikasihi, yang telah banyak memotivasi dan
memberi inspirasi kepada penulis untuk mencapai kejayam1 yang diimpikan.
9. Tidak dilupakan insan tersayang Mohanunad As-Solihin Bin Hamden, yang
telah memberikan semangat dan dukungan hingga penulis dapat mencapai
sebuah kejayaan yang diimpikan, terima kasih atas segala curahan kasih
sayang yang tak terhingga.
10. Sahabat sepetjuanganku, Siti Zuraima, Khairiah, Siti Rahmalia, Siti
Munawarah, Hasfa Bakhry, Dwi Julia Kumiati, Hafiz, Fay serta teman-teman
yang tak sempat kucatatkan satu persatu. Terima kasih karena turut
mendoakan dan memberikan partisipasi, smnbangan berupa pikiran serta
semangat kepada penulis demi kemajuan dan keberhasilan penulisan karya
ilmiah ini.
11. Teman-teman seangkatan 2005/2006 jurusan Ahwal Syakhsiyyah, terima
kasih atas kebersamaannya selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam
Negeri Jakarta ini.
Akhimya, 'Sirru a 'la barakatillah' dan semoga skripsi ini dapat
memberikan masukan yang positif kepada pembaca sekalian, semoga bantuan
yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari yang Maha Kuasa.
Penulis amat menyedari bahwa di dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari
kekhilafan dan kesalahan, maka kritikan dan saran yartg bersifat konstruktif
sangat diharapkan di dalam rangka perbaikan dan kesempmnaan penulisan ini.
-Amin Ya Rabbal A 'lamin-
Jakarta, 12 September 2007 M 29 Sya'ban 1428 H
Penulis
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISi ..................................................................................................... vii
BAB I:
BAB II:
BAB III:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masai ah ................... .... .. .... ....... .......... .......... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .... ............................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan .............................. 5
E. Sistematika Penulisan .. ...... ............. ........ ... .. ............ ............. 6
KONSEP PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Perceraian ......... ..... ........ .... .. .. ......... ... ....... .......... 8
B. Dasar Hukum Perceraian ...................................................... 10
C. Macan1-macam Perceraian .................................................... 14
D. Hikmah Perceraian ................................................................ 17
PERCERAIAN DI PROPINSI KUCHING SARAWAK DAN
PENYELESAIANNY A
A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. 19
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlakunya Perceraian
di Propinsi Kuching Sarnwak .. ....... ........... .. .. ..... ................... 25
C. Jenis-jenis Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak dan
Cara Penyelesaiannya .. ..... .................. .... .. ......... .................... 34
BAB IV:
BAB V:
PELAKSANAAN HUKUM ISLAM DI MAHKAMAH
SYARIAH NEGERI SARAWAK
A. Seksyen 45, OUUKI, 2001, Pe1mohonan Perceraian ............ 41
B. Seksyen 128, OUUKI, 2001, Perceraian di Luar
Mahkamah dan Tanpa Kebenaran Mahka.mah ..................... 46
C. Analisa Penulis ..... ................... ............................................. 48
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 50
B. SaTan-saran ................................ ..... .. ..................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Borang 1, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam 1991 ...................... 55
2. Borang Pengaduan Rumahtangga ............................................................ 59
3. ProsedlU· Pengaduan Masalah Rumahtangga ........................................... 63
4. Prosedur Permohonan Cerai .................................................................... 64
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang, pe1masalahan dalam keluarga Islam
memerlukan satu penelitian yang mendalam. Hal ini memperlihatkan kondisi
keruntuhan rumahtangga umat Islam di Negara ini yang semakin bertambah
dari masa ke masa.
Kajian hukum fiqh hanya bertujuan memperlihatkan dasar Islam untuk
diperbandingkan dengan Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia,
khususnya pada bagian Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Negeri
Sarawak tahun 2001.
Keruntuhan rumahtangga bukan saja berasal daripada kegagalan
peribadi yang terlibat terhadap rumahtangga mereka, tetapi juga disebabkan
oleh unsur-unsur lain. Karena itu, penelitian ini difokuskan pada bagian
bagian yang terdapat dalam Undang-undang Keluarga Islam di Malaysia Barat
dan Timur serta diperbandingkan dengan hukum syara. dari segi kesesuaian
untuk mendapatkan jawaban.
Selain mencari sebab-sebab yang mengakibatkan berlaku perceraian,
penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan cara-cara penyelesaian yang
dilaksanakan melalui Mahkamah Syariah. Sebuah perceraian tentunya akan
meninggalkan berbagai dan1pak, bukan saja kepada kduarga yang terlibat,
tetapi juga masyarakat di sekitarnya. Perceraian akan mempengaruhi masa
2
depan seorang anak dalam keluarga tersebut dan menjadi salab satu penyebab
penting keruntuhan moral dan disiplin generasi sekarang.
Di sebagian tempat, kadar berlakunya perceraian telab mencapai angka
satu pertiga dari jumlab pasangan yang telab menikab, sedangkan pasangan
yang kembali rujuk tidak sampai 15% dari jumlab pasangan yang telab
bercerai itu. Di samping itu, kondisi istri yang rata-rata terabaikan telab
diceraikan suaminya menimbulkan permasalaban yang menarik untuk diteliti.
Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tabun 1997 sampai 2006, pasangan
yang telah melakukan akad nikab di Propinsi Kuching Sarawak ialab sebanyak
23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tabun dalam waktu
tersebut ialab 2,339.9 pasangan. Perceraian yang telah berlaku di propinsi
tersebut dalam tempoh sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata
perceraian setiap tahun ialah 704 pasangan, yaitu kira-kira 30.08% dari jumlab
keseluruhan pasangan yang telah menikah dalam waktu tersebut.
Dari jumlah pasangan yang telab bercerai itu, hanya 1,066 pasangan
saja yang telab kembali rujuk terhadap istrinya. Purata pasangan yang telab
rujuk setiap tabun ialab 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlab yang
bercerai. W alaupun perceraian merupakan suatu cara penyelesaian bagi
sesuatu krisis rumab tangga dan ia dihalalkan oleh syarak, namun ia tidak
digalakkan kepada para suami menggunakannya dengan sewenang
wenangnya. Ia hendaklal1 dijadikan pilihan terakhir setelab ja!an yang lain
3
Berdasarkan latar belakang itulab yang telab mendorong penulis untuk
mengkaji lebih jauh dalan1 bentuk skripsi yang dapat dijadikan patokan oleh
masyarakat. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalab
"PERCERAIAN DI PROPINSI KU CHING SARA \VAK DAN CARA
PENYELESAIANNYA"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada:
1. Pembatasan Masalab.
Babagian Pendakwaan Jabatan Agama Islam Sarawak di bawah
bidangkuasa Mahkamab Syariab Negeri Sarawak, adalab merupakan
pemegang amanah dalam menyediakan dan menetapkan prosedur
permohonan perceraian yang harus menjalankan amanab yang diberikan
dengan penuh tanggungjawab dan jujur. Prosedur ini telab ditetapkan dan
diluluskan oleh Mabkamah Syariab dengan mengikuti undang-undang
perkawinan dan perceraian yang telab ditetapkan dalam Islam sepertimana
yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnab.
2. Perumusan Masalab
Dalam penulisan skripsi ini, masalab pokok yang penulis angkat
yaitu:
a. Konsep perceraian menurut syariat Islam.
b. Sebab-sebab, faktor-faktor dan jenis-jenis perceraian yang terdapat di
4
c. Pelaksanaan prosedur permohonan perceraian di Mahkamah Syariah
dan sanksi pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah
ditentukan oleh pihak berwenang.
d. Adakah prosedur permohonan perceraian yang dilaksanakan di
Mahkamah Syariah bersesuaian dengan syariat Islam?
C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Untuk memperjelaskan sasaran yang akan dicapai melalui
penelitian sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan memahami konsep perceraian yang sebenarnya
menurut syariat Islam.
b. Untuk mengenal pasti sebab-sebab, faktor-faktor dan jenis-jenis
perceraian yang terdapat di Propinsi Kuching Sarawak.
c. Untuk mengetahui prosedur perceraian yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam se1ia menjelaskan bentuk-bentuk sanksi
pelanggaran terhadap prosedur-prosedur yang telah ditentukan oleh
pihak be1wenang.
2. Manfaat Penelitian:
Hasil penelitian karya ilmiah ini dapat digunakan pada beberapa
ha! seperti:
5
mengetahui mengenai perceraian serta implikasi kepada masyarakat di
Malaysia khususnya di Propinsi Kuching Sarwak.
b. Sebagai tambahan untuk khazanah wacana keilmuan di Indonesia,
khususnya untuk perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.
Pembahasan dalam skripsi ini mengacu pada metode penelitian itu
sendiri, yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang
terkumpul dan diolah berdasarkan proses pengamatan dan lebih bersifat
deskriptif (pemaparan).
Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk menghasilkan
penelitian kualitatif menggunakan pengambilan data primer dan sekunder.
Data primer yaitu, data yang penulis langsung dapatkan dari petugas atau
sumber pe1iamanya dimana data primer tersebut penulis dapatkan dari
Mahkamah Syariah Negeri Sarawak dan Majlis Islam Sarawak. Disamping
data primer, terdapat data sekunder yang penulis dapatkan dalam bentuk
dokumen-dokumen.
Dalam proses menyusun dan mengumpulkan bahan skripsi ini, peneliti
menggunakan dua macam teknis pengumpulan data, yaitu melalui Penelitian
Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
•••
6
yang sumber utamanya berdasarkan Ordinan Undang-undang Keluarga
Islam, 2001, Sarawak.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian lapangan, untuk memperolch data yang akurat
tentang masalah perceraian, dilakukan dengan cara wawancara.
Wawancara adalah Tanya Jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Interview yang dilakukan penulis, langsung dengan Ketua
Pendaftar Pemikahan dan Perceraian Mahkamah Syariah Wilayah
Sarawak yaitu Tuan Haji Awg Suhaili bin Ledi. Adapun metode penulisan
yang dipakai agar skripsi ini tersusun dengan lebih sistematis dan lebih
sempuma sesuai dengan ketentuan yang ada, p1~nulis berpedoman
sepenuhnya pada petunjuk buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Negeri SyarifHidayatullah Jakarta Tahun
2005.
Sedangkan untuk menterjemahkan ayat-ayat Al-Quran yang
dijadikan dalil dalam skripsi ini, digunakan Al-Quran dan terjemahannya
yang dikeluarkan oleh Yayasan Penyelenggaraan dan Penterjemahan Al
Quran Departemen Agama RI yang diterbitkan pada tahun 1971.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang
menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami
tata aturan penulisan skripsi ini, maka penulis menvusun sistematika nenulisan
BABI
7
Dalam bab ini penulis menyajikan gambaran pendabuluan yang
terdiri dari latar belakang masalab, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II Diuraikan mengenai konsep perceraian dalam hukum Islam dengan
sub bab yaitu pengertian perceraian, dasar hukum perceraian,
macan1-macam perceraian dan hikmah perceraian.
BAB III : Dalam bab ini penulis mencoba untuk meneliti apakab sebab-sebab
faktor-faktor serta jenis-jenis perceraian yang berlaku di
PropinsiKuching Sarawak dan bagaimanakab solusi untuk
menyelesaikannya.
BAB IV: Pelaksanaan perceraian di Mabkamah Syariah Negeri Sarawak
berkaitan dengan prosedur Pe1mohonan Perceraian dalam
Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, 2001,
Seksyen 128, OUUKI, 2001 berhubung dengan Perceraian Di Luar
Mabkamab dan Tanpa Kebenaran Mabkamab, juga menjelaskan
akibat pelanggaran prosedur perceraian serta ana.lisa penulis.
BAB V: Meliputi kesimpulan dari selurnh pembabasan beserta saran-saran
dan diharapkan dapat menjadi suatu komitmen yang berguna bagi
agama, nusa dan bangsa.
BAB II
KONSEP PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Perceraian
Perceraian dalam hukum Islam sering disebut dengan istilah Talaq.
Kata talaq itu diambil dari kata ithlaq yang berarti melepaskan dan
membiarkan. 1
Sedangkan menurut istilah, talaq adalah melepaskan ikatan
perkawinan atau putusnya hubungan suami isteri dengan mengucapkan secara
sukarela ucapan talaq kepada isterinya, dengan kata.-kata yang jelas atau
dengan sindiran. 2
Terdapat pelbagai pengertian mengenai talaq yang telah diberikan oleh
Fuqaha, antaranya:
1. Fuqaha Syafi'e mengertikan Talaq pada syara' adalah melepaskan
ikatan pernikahan dengan menggunakan lafaz Talaq dan
seumpamanya. 3
2. Fuqaha Hanafi mengertikan : Talaq pada syara' adalah memutuskan
ikatan pernikahan serta merta ( dengan talaq ba 'in) atau dalam satu
waktu ( dengan talaq raj 'i) dengan menggunakan lafaz tertentu. 4
'Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subusa/am Ji/id, (Surabaya: Al-Jkhlas, 1995), Cet.l, h.609
2 Ahmad Shidik, Hukum Talaq Dal am Agama Islam, (Surabaya: Pulera Pela jar, 200 I), Cet. l, h.9
3 Syeikh Muhammad Al-Khatib Al-Syarbini,, Mughni al-Muhtaj, (Mesir: Matba'ah Mustafa al-Babi al-1-lalabi Wa Awladnh, 1958) juzuk 3, h. 279
, 4 Muhammad Amin Ihn Ahirlin_ Hn.ruivnh Rnrlrl nl-Mulrhtnr .4 'In ol-D111•,. n1-lt;ft1lrlitnr
9
3. Fuqaha Maliki mengertikan: Talaq pada syara' adatah mengungkaikan
ikatan yang sah melalui pernikahan. 5
4. Fuqaha Hmbali mengertikan: Talaq pada syara' adalah melepaskan
ikatan pernikahan. 6
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, talaq diartikan sebagai pemutusan
ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami secarn sepihak dengan
menggunakan lafal "talaq" atau sejenisnya.7
Menurut KHI pasal 117 talaq adalah ikrar suami di hadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya ikatan
perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129,130 dan
131.
Menurut H.A. Fuad Said dalam bukunya "Perceraian Menurut Hukum
Islam" Perceraian ialah putus hubungan perkawinan antara suami dengan
isteri. 8
Prof. Subekti, SH dalam bukunya "Pokok-pokok Hukum Perdata"
mendefinisikan bahwa perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan
putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawi.nan itu.9
5 Sidi Muhammad Al-Zarqani, Syarh Muwatta' al-Imam Malik, (Kahcrah: al-Mat.ba'ah alKhairiyyah). Juz 3
6 Abi Muhammad 'Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, a/-Mughni,(Mesir: Maktabah al-Jumhurivvah al-Arabivvah). iuzuk 7. t.t. him 96.
10
Menurut Dr. Hasbi Indra, MA dkk dalam bukunya "Potret Wanita
Shalehah" mendefinisikan talaq adalah melepaskan tali atau ikatan pemikahan
baik oleh suami atau permintaan sang isteri. 10
Daripada pengertian-pengertian yang diberikan itu,. ternyata pengertian
fuqaha Hanafi lebih memenuhi maksud amalan talaq di masa ini, karena
pengertian ini mencakupi talaq raj 'i clan talaq ba 'in.
B. Dasar Hukum Perceraian
Agama Islam telah menetapkan kebolehan perceraian. Banyak sekali
ayat-ayat yang membahas dan menyebutkan tentang masalah perceraian. Di
antara ayat-ayat tersebut adalah:
1. Q.S. An-Nisa' ayat 19
Artinya "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bi/a mereka melakukan peke1:jaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bi/a kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"
11
2. Q.S. Al-Baqarah ayat 229
0 0 ,, ,.. ;fJ .,,,.. 0
2..JJ; "-! ~:-GI ~ ~ ck '.)\.; .JJI ; J1:.. I:_.; ur ~ ,,.. ,... ,... ,; ,,
,,. l1J ,.. ,,,.. l1J .-< ,... (f)
• 0 _;JlkJi ~ ;::_w J[.; .JJ\ ; J1:.. ~ ~) [), J:'.t;J '.)\.; .JJ\ ~ J1:.. ,.,. ,,.. ,, ,...
Artinya: "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma 'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat merifalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. /tu/ah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukumhukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim ".
3. Q.S. Al-Baqarah ayat 230
,, ,...,,,... 0 ,.,. ,.. ,, ,,.. .e ,.,. ,..;;,,,.. 0 /
'.)\.; ~ 0~ ~? G.-jj ~ J>. ~ 0-- ~ j,,.J' '.)\.; ~ 0~ ,.,. ,.. ,.,. ,,. ,,..
l1J O (f) O"'/O O,; ,,..
.JJI ~ J1:.. 2Jl;) .JJ\ ; J1:.. I:_;;{ 0l l1; 01 i.;.;_1;.: 0i ~ Ck ,.,. ,.,. ,, ,.,. ,.,.
;) 'l~~ '~I le~-: • .r-'"'-1. i r -·-, ,
Artinya: "Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya {bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat, merifalankan hukum-hukum Allah. ltulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. "
12
4. Q.S. Al-Baqarah ayat 231
,.., tJJ .... ,.., J ,..,,. ,.., ... .... ,,.. ... .... ~ 0 r;;,,., ...
~ }>-~ j\ J J'_M ~~ti ~i ~ ~wl ~ I~[, :: ,,.. ,,.. ...
,,,,, ,,. .... .... 0 0 ,.., J
~ :w ~lh ~ :;J \J~ \~\~ ~ ~_:,J ':Jj J J'-M ..... ,,.. ,.. ... 1f. ,..,
...- ,.. J,,. r/I,.. Jo r/I ,, J,., o
J)i Cj ~ .J.ll a::; IJ~~lj (,Y, 41J\ ...:..it.;1, IJW ':Jj ~~ .. .;; .... ,,. ,,.. ,,.. ,,..
;)) r/I,,. ..... "' J...._ J. J 0 0 0 J ,..
4.IJ\ 0\ \~lj 4.IJ\ 1_;J1j ~ ~ ~lj ,..,.,G5'.J1 Cr-~ ,..,,. ,,. ,, ,, ... .... ,,.
Artinya : "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma 'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma 'ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah ni'mat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (,ls Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkanNya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
5. Q.S. Al-Baqarah ayat 232
,,. .... ,.. 0 .... ,., J .... -" ... ,, ........ ,.. 0 r/1..- ,,
IY,:,1) I~! ~1:~;} ;:;.s::;- .:ii;).µ'.>\.; ~i ;)J;; ~Lll ~ 1:{, , , ,
,, ,, 0 ;;; J ,, .... J .... 0
~~ .r=-'YI 1),)1::, ..ut; ::rJ; ~ 01.S':; ~ ~; 2..u~ J_,;:.i1; rs~:: ,,. ,,,.. .... ,.. ,,. ,, .... ,,,,. ... .... ,,
.... ... ... ,, ;fl 0 .... J ,,. ,.. ....
. 0 ~ 'l ~i) ~ ill I) fibij ~ ~ji
Artinya: "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma 'ruf !tu/ah yang dinn.fi:Phntlrnn Jrpnndn nrnna-nrnna ,,,,n1<Y ho,.iwJn11'1 Ai nMfrrvrr lrn·wM1
13
6. Q.S. At-Thalaaq ayat I
~~ :JJ1 1)1) ;J.J1 1;,,.;_fj ~~ ~ ;tLl :( .. ~!\ (.:~ff, I~[ ~I ~l/: .... ,..,,. ,..,.. ,, ,..
0 "' ,.. so,,;;) J , ,
; )J;.. ~) •':~: ~Li, ~t; 0i llj:?.;:;. ':l) ~;.; 0-- ;:; _;.. )J ':l .... t' ,; ... ,.. ,.. ... .... " .... ....
,.. ,J .:I) .:ll .... 0 ,..,,. ... ... a; ,,. .:I)
2,l.i~ ~ ..:;.;~ dJJI j.J i..f JJ.5 ':} t .. ;f ~ :W <lli ; JJ;.. ~ :;) ill\ ,, ,,. ,,. ,.. ,,
Artinya: "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wqjar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu ke!uarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke !uar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang me!anggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu ha! yang baru. "
Dalam hadis juga banyak riwayat-riwayat yang menyinggung masalah
perceraian ini. Di antaranya:
"'"@ ,,.. ,..,..,,.,.. ,, "
~ .ili1 ~ .ili1 Jy~ JlJ :JlJ 1:6~c Jw .ili1 ~"'°~ ~ J.1 y. .... ,,. ,, ,,,. ,,..
,., Ill \ ,.. ,, ,, 0 ,,. a)
~ J 4>.-L. J.\J ;) )\;) y,I olJJ) j')l.k.J\ .ilil Jl J)l;J\ ~\ :tL) , ,
(~) (G~ y,I CJ;) r-5'\.J...i
Artinya: "Dari Ibnu Umar Rasulullah SAW bersabda: Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah ialah talaq.(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Hakim dan disahkan olehnya). 11
14
,... / ,... J ,.. ,... g; "' 0 ,... ,., ,,.. ,...
:.:J\5' '.Jj ;1 r_} ,~ l...U ::_,,,81 01 :y\.)a;;JI :;. ~ JW ,o:b-1) ~ / ,,.. ,,... ,.. ,...
,.. ,...,,... ,,... ,... ,...,,. ... ,.. ,...
c~ olJ_;) ~ ~W,:.1.; ~ ~t:;,~I jli ;;u\ 9 ~ ,... ,... ,... ,...
Artinya: "Diriwayatkan dari Jbnu Abbas RA, dia berkata, "Tataq pada masa Rasutullah SAW dan masa Abu Bakar serta dua tahun pada masa pemerintahan Umar RA adatah bahwa tataq tiga yang diucapkan sekatigus dihitung satu. Latu Umar berkata. "Orang-orang ini ingin menyegerakan urusan yang semestinya mereka berhak untuk mempertambatkannya, sebaiknya kami putuskan saja kepada mereka. "Latu Umar membuat keputusan bahwa tataq tiga yang diucapkan sekaligus benar-benar bertaku tataq tiga. (HR Mustim/2
C. Macam-macam Perceraian
Secara umum perceraian itu ada dua macam, yaitu cerai talaq dan cerai
gugat. Cerai talaq diajukan oleh suan1i dan cerai gugat diajukan oleh isteri.
Sedangkan dalam Hukum Islam cerai itu sama dengan talaq, adapun macam-
macamnya yaitu:
1. Talaq Raj'i
Mernpakan talaq yang dijatuhkan oleh suami terhadap isterinya yang telah
pernah digauli, bukan karena memperoleh ganti harta dari isteri, talaq yang
pertama atau yang kedua.
2. Talaq Ba'in
Yaitu talaq yang tidak memberi hak rnju' bagi bekas suami terhadap bekas
isteri ke dalam ikatan perkawinan dengan bekas suamijika ingin kembali
bersama harus dengan akad nikah yang baru.
Talaq Ba'in ada dua macam, yaitu:
15
a. Talaq Ba 'in Sughro adalah talaq bai'in yang menghilangkan pemilikan
bekas suami terhadap isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan
bekas suami untuk nikah kembali dengan bekas isteri, aiiinya bekas
suami boleh mengadakan akad nikah yang baru dengan bekas isteri
baik dalam masa iddahnya maupun sudah berakhir masa iddahnya.
b. Talaq Ba 'in Kubro adalah talaq yang menghilangkan pemilikan bekas
suami terhadap bekas isteri serta menghilangkm1 kehalalan bekas
suami untuk nikah lagi dengan bekas isterinya, kecuali setelah bekas
isterinya itu menikah dengan lelaki lain, telah berkumpul dengan
suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai
meajalankan masa iddahnya. Tala ba'in kubro terjadi pada talaq
ketiga. 13
3. Talaq Sunny
Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isteri telah suci dai·i haidnya, dan
belum dicampuri. Sejak saat berhentinya dari haid ini, maka ia telah
masuk ke dalam iddahnya. Pada saat ini suaminya boleh menjatuhkan
talaq bila hendak menceraikaimya.
4. Talaq Bid'iy
Adalah talaq yang dijatuhkan ketika isterinya sedang haid atau nifas atau
dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri. 14
16
5. Talaq Hakamain
Adalah talaq yang diputuskan oleh juru damai (hakam) dari pihak suami
maupun dari pihak isteri. 15
6. Talaq Battah
Yaitu talaq yang dijatuhkan untuk selama-lamanya, dan tidak akan dirujuk
kembali. Misalnya suami berkata: "Engkau kuceraikan selama-lamanya."16
7. Talaq Sharih
Adalah talaq dengan mengpergunakan kata-kata yang jelas dan tegas dapat
dipahami sebagai pernyataan talaq atau cerai seketika diucapkan.
8. Talaq Kinayah
Y aitu talaq dengan mempergunakan kata-kata sindiran atau samar-samar.
Talaq dengan kata-kata kinayah bergantung pada niat suami artinya jika
suami dengan kata-kata kinayah tersebut bennaksud menjatuhkan talaq,
maka jatuhlah talaq yang dimaksudkan. 17
Boleh mendekati isterinya sampai ia membayar kafarah yaitu
memerdekakan seorang budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut,
atau memberi makan enam puluh orang miskin. 18
Atau salah satunya bertindak kejam terhadap yang lainnya, atau seperti
yang pernah terjadi, mereka tidak dapat hidup rukun sebagai suatu
keluarga yang utuh. Maka dalam kasus ini syiqaq lebih dimungkinkan
terjadi.
17
D. Hikmah Perceraian
Meski Allah dan Rasul-Nya membenci perceraian namun
membolehkannya, karena di dalamnya mengandung manfaat atau hikmah
yang bisa diambil dari pasangan suami isteri yang menganggap perceraian
lebih baik bagi mereka dan merupakan jalan terakhir. 19 Dalam masalah ini
mengandungi dua ha! yang merupakan sebab terjadinya perceraian:
I. Kemandulan
Bila seorang laki-laki mandul maka ia tidak akan mempunyai anak
padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Begitu pula perempuan
apabila mandul, maka keberadaannya bersanm suami akan mengeruhkan
kejemihan kehidupan. Maka talaq mempunyai faedah bagi suami bila
isteri mandul, karena diantara tujuan perkawinan adalah terwujudnya
keturunan, bahkan keturunan merupakan yang terpenting bagi suami isteri.
2. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan, dan segala yang
mengingkari cinta di antara suami isteri.
Kalau cinta kasih sudah hilang berubahlah pilar-pilar perkawinan.
Mereka jatuh ke lembah kehidupan yang susah dan pemikiran yang
bimbang karena pada dasamya persatuan dan kekompakkan dalam segala
ha! merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala
kesenangan. Kita menyaksikan banyak terjadi perseliEiihan antara suami
isteri hingga berkobar-kobarlah api pertengkaran dan percekcokan antara
1 ___ 1_ - 1 •
18
keluarga dan semua berada dalam kejahatan. Apalagi bila ada tabiat yang
berbeda dan hati yang tidak bersatu maka dengan perceraian akan
menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak.
Pertentangan dan pertengkaran antara suami isteri otomatis akan
menimbulkan bahaya besar bagi anak-anak.20
Islam datang untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Wanita
mempunyai hak untuk meminta cerai jika itu lebih baik baginya. Jika terjadi
konflik antara suami isteri, yang tidak dapat didamaikan, maka dengan
keadilan Allah perceraian itu diperbolehkan. Mudah-mudahan dengan jalan itu
terjadi ketertiban dan keamanan bagi kedua belah pihak dan supaya masing
masing dapat mencari pasangan yang cocok dan dapat mencapai apa yang
dicita-citakan.
BAB III
PERCERAIAN DI PROPINSI KU CHING SARAWAK DAN
PENYELESAIANNYA
Dalam waktu sepuluh tahun, yaitu tahun 1997 hingga tahun 2006,
pasangan yang telah melakukan akad nikah di Propinsi Knching Sarawak ialah
sejumlah 23,399 pasangan. Rata-rata pasangan yang menikah setiap tahun dalam
waktu tersebut ialah 2,339.9 pasangan. Perceraian yang terjadi di propinsi tersebut
dalam waktu sepuluh tahun ialah 7,040 pasangan. Rata-rata perceraian setiap
tahun ialah 704 pasangan, yaitu 30.08% dari jumlah keseluruhan pasangan yang
telah menikah dalam waktu tersebut.
Dari jumlah pasangan yang telah bercerai itu, hanya 1,066 pasangan saja
yang telah kembali rujuk dengan isterinya. Sedangkan pasangan yang telah rujuk
setiap tahun ialah 106.6 pasangan, yaitu 15.14% dari jumlah yang bercerai. (Lihat
Tabel 3.1)
Apabila dibuat perbandingan antara pasangan yang menikah dengan
pasangan yang bercerai, didapati bahwa jumlah pasangan yang bercerai setiap
tahun ialah 30.08%. Jumlah ini adalah merupakan suatu jumlah yang sangat
tinggi, yaitu han1pir satu pertiga dari jumlah keseluruhan pasangan yang telah
menikah, sedangkan jumlah yang rujuk kembali setelah bercerai relatif sangat
minim, yaitu 15.14% saja dari keseluruhan kasus perceraian.
20
Tabel 3.1
Nikah, Cerai dan Rujuk
Di Propinsi Kuching Sarawak 1997-2006
Tahun Nikah Cerai Rujuk % Cerai %Rujuk
1997 1,978 814 96 41.15% 11.79%
1998 2,086 754 109 36.14% 14.45%
1999 2,074 725 104 34.95% 14.34%
2000 2,107 749 114 35.54% 15.22%
2001 2,414 624 135 29.99% 18.64%
2002 2,505 676 101 27.01% 14.94%
2003 2,436 635 91 26.06% 14.33%
2004 2,692 591 93 21.95% 15.73%
2005 2,620 677 102 25.83% 15.06%
2006 2,490 695 121 27.91% 17.41%
Jumlah 23,399 7,040 1,066
Sumber : Majlis Islam Sarawak, Catalan Nikah, Cerai dan Rujuk.
Rata-rata pemikahan yang diakadkan setiap tahun ialah 2,399.9 Rata-rata pasangan yang bercerai setiap tahun ialah 704 Rata-rata persentase perceraian setiap tahun ialah 704 x 100 = 30.08 %
2,339.9 Rata-rata pasangan yang rujuk setiap tahun ialah l 06.6 Rata-rata persentase rujuk setiap tahun ialah : l 06.6 x 100 - 15.14 %21
704
Walaupun perceraian merupakan cara penyelesaian untuk keluar dari
masalah dalam rumah tangga dan dihalalkan oleh syara', namun ia tidak
dianjurkan kepada suami untuk menggw1akannya dengan sewenang-wenang.
Hendaknya ia dijadikan pilihan terakhir setelahjalan yang lain telah diusahakan.
21
A. Sebab-sebab Perceraian di Propinsi Kuching Sarawak.
Setelah diselesaikan pembahasan mengenai perceraian dan rujuk dari
tahun 1997 sampai tahun 2006, diketahui bahwa sebab te,rjadinya perceraian
di Propinsi Kuching Sarawak, adalah sebagai berikut:
Sebab-sebab tersebut diklasifikasikan menurut jumlah perceraian pada
beberapa penyebab seperti yang terdapat dalam catatan Majlis Islam
Sarawak.(Lihat Tabel 3.2)
Sebab-sebab tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada kesepakatan antara suami dan isteri dalam sebuah
rumahtangga.
2. Nusyuz, yaitu istri mendurhakai suan1i.
3. Keacuhan suami istri terhadap rumahtangganya.
4. Istri tidak mau dirmadu atau dipoligami.
5. Campur tangan keluarga dari kedua belah pihak dalam rumahtangga anak
menantu.
6. Suan1i tidak mampu memberi nafkah.
7. Istri cemburu terhadap suami.
8. Istri bersikap selingknh terhadap suaminya.
9. Suami tidak dapat memberi keadilan apabila beristri lebih dari satu.
10. Suami dihukum penjara.
11. Suami terlibat dengan narkoba.
22
Tabel 3.2
Sebab-sebab Perceraian di
Propinsi Kuching Sarawak
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 201)4 2005 2006 Jumlah
Tidak ada kesepakatan
81 106 109 117 52 82 52 73 84 140 906 antara suami dan istri
Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364
~eacuhan suami istri terhadap 28 30 77 76 55 25 291 1mahtangganya
lstri tidak mau dimadu atau 11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112 berooligami
:ampur tangan 5 3 6 12 9 6 4 5 2 IO 62
keluarga
Suami tidak mampu I I I 6 I4 7 6 I 2 I I 59
1emberi nafkah
lstri cemburu 2 I 3 4 I 4 2 I 3 21
orhadap suam i
Istri I I 2 2 2 I I I 2 11
berseiingkuh
iami tidak adil bila beristri I I 2 I I I 7
Iebih
"ami dihukum I I I I I I 6 penjara
luami terlibat I I I I I 5 narkoba
Jumlah 132 171 149 229 177 222 152 181 192 241 1844
Sumber ..
Majhs Islam Sarawak, Anahsa
Selain dari penyebab-penyebab yang biasa terjadi, terdapat juga
23
Dari penelitian yang dijalankan, terdapat se:bab utarna yang
menyebabkan terjadinya perceraian di propinsi ini yaitu karena tidak ada
kesepakatan antara suami isteri dalam sebuah rumah tangga. Jumlah
perceraian yang terjadi karena penyebab ini dalarn waktu sepuluh tahun ialah
sebanyak 906 pasangan.
Yang dimaksudkan dengan "tidak sepakat"22 dalam data cerai dan
rujuk itu ialah tidak ada persetujuan dalam suatu ha! atau terjadinya
perselisihan faharn antara suami isteri dalan1 sesebuah keluarga, yang disebut
dengan syiqaq23 mengikut istilah syara'.
Nusyul4 atau isteri mendurhakai suan1i adalah maksiat, misalnya tidak
taat kepada suaminya atau tidak mau diajak tidur bersama atau keluar rumah
tanpa izin suarninya. Apabila isteri durhaka janganlah suarni buru-buru
menuntutnya, menghukumnya, jangan segera menyakitinya. Suarni wajib
menasehatinya dengan baik, isteri diingatkan pada Allah dan siksa-Nya
terhadap perempuan yang nusyuz kepada suaminya, sadar akan akibat nusyuz,
tentang kehilangan hak mendapat nafkah, pakaian dan akibat-akibat nusyuz
laim1ya. Apabila isteri durhaka kepada suarninya dan tetap maksiat, maka
suan1i boleh berpisah tempat tidur dengan isterinya atau tidak tidur sekamar,
tidak makan bersama. Apabila isteri belum menyadari, tidak berhenti dari
kesesatallilya, maka suami boleh memukulnya dengan pukulan yang ringan,
jangan memukul mukanya atau kepalanya, jangan sarnpai mematahkan tulang
24
atau melukai tubuhnya.25 Nusyuz merupakan sebab kedua terbanyak terjadinya
perceraian di Propinsi Kuching Sarawak. Yang dimaksudkan dengan durhaka
itu ialah, segala perbuatan yang menyalahi batas-batas kebenaran syara' yang
dilakukan oleh seseorang isteri terhadap suaminya semasa dalam ikatan
pernikahan. Perceraian yang berlaku karena nusyuz ini berjumlah 364
pasangan dalam waktu I 0 tahun.
Keacuhan kedua belah pihak terhadap tanggungjawab rumah tangga
merupakan sebab ketiga terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian
karena keacuhan suami isteri ini melibatkan kira-kira 291 pasangan.
Perceraian karena isteri enggan dimadukan, adalah sebab keempat
besarnya te1jadi perceraian di propinsi ini, 112 pasangan te:lah bercerai hanya
karena sebab tersebut.
Sebab kelima te1jadinya perceraian di propinsi ini ialah karena campur
tangan keluarga, baik dari pihak keluarga suami ataupun isteri yang merasa
tidak senang terhadap menantunya. Perceraian atas sebab ini, biasanya terjadi
karena pernikahan yang tidak direstui oleh kedua orang tua. Jumlah perceraian
akibat campur tangan keluarga ini berjumlah 62 pasangan.
Perceraian yang berlaku karena suami tidak mampu memberi nafkah
kepada keluarga adalah sebab keenam terjadinya perceraiim di propinsi ini.
Yaitu melibatkan 59 pasangan yang bercerai karena sebab tersebut. Sebab
ketujuh karena isteri cemburu terhadap suaminya. Perceraian yang berawal
25
Kuching Sarawak ini.Sebab kedelapan perceraian yang terjadi adalah isteri
berselingkuh terhadap suaminya, yang melibatkan 11 pasangan.
Perceraian karena suami tidak berlaku adil terhadap isterinya apabila
beliau menikah lebih dari satu, adalah sebab yang kesembilan berlakunya
perceraian di sini. Sebanyak 7 pasangan telah dilaporkan bercerai atas sebab
m1.
Perceraian yang te1jadi karena suami dihukum pen1ara adalah
sebanyak 6 pasangan, manakala perceraian atas sebab suami terlibat dengan
narkoba hanya 5 pasangan saja dalam waktu l 0 tahun.
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Berlaknnya Perceraian di Propinsi
Kuching Sarawak
Jumlah pasangan yang telah menikah di Propinsi Kuching Sarawak ini
dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah sebanyak 23,399 pasangan,
sedangkan pasangan yang bercerai dalam waktu tersebut berjumlah 7,040
pasangan, yaitu kira-kira 30% dari jumlah seluruh pasangan yang telah diakad
nikahkan dalam waktu terse but. 26
Dari seluruh jumlah pasangan yang bercerai itu, ban.ya 1,939 pasan.gan.
saja yang dinyatakan sebab perceraiannya. Manakala 5,101 pasangan lagi
tidak dicatatkan di dalam catatan perceraian.
Dari kajian ini didapati bahwa pasangan-pasangan yang tidak
dinyatakan sebab perceraiannya adalah terdiri dari mereka yang mempunyai
"~- - - - t - ,_ _1 1 1 •
26
qadi di tempat mereka. Mereka hanya melaporkan perc:eraian kepada pihak
yang berkenaan setelah perceraian terjadi.
Perceraian seperti ini adakalanya berlaku di kediaman mereka, dan ada
terjadi di tempat lain. Keadaan ini sudah tentu menghalang pihak yang
bertanggungjawab untuk mengawal dan mengatasi sebab-sebab yang
mengakibatkan keruntuhan rumah tangga serta menghalangi usaha mereka
untuk mengurangi jumlah perceraian dari waktu ke waktu.
Berdasarkan kajian yang dilaksanakan ini, terdapat faktor-faktor
penyebab perceraian di Propinsi Kuching Sarawak ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu suarni dan isteri.
2. Faktor perceraian dari pihak isteri.
3. Faktor perceraian dari pihak suami.
4. Faktor perceraian dari unsur-unsur luar.
1. Faktor perceraian dari kedua belah pihak, yaitu summi dan isteri.
Dari keseluruhan perceraian yang dinyatakim sebabnya yang
terjadi di Propinsi Kuching Sarawak dari tahun 1997 hingga 2006, didapati
faktor perceraian yaitu dari kedua belah pihak yaitu suami dan isteri lebih
besar jumlahnya berbanding faktor-faktor lain. Faktor perceraian dari
kedua belah pihak ini berjumlah kira-kira 59.97% dari 1,939 pasangan
yang telah dinyatakan sebab perceraian mereka.
Di antara sebab-sebab berlaku perceraian yang berawal dari kedua-
Tahun Tidak ada
kesepahaman antara suami
isteri
Perselisihan paham antara suami isteri
Perkelahian antara suami
isteri
Keacuhan suan1i isteri
'rhadap rumah tanooa
Jumlah
27
terhadap tanggungjawab masing-masing dalam menyelesaikan dan
mengurus kebutuhan bersama, sama ada dalam bentuk naJkah, makan
minum, didikan dan juga pelajaran.
Di samping tidak ada kesepahaman dan acuh terhadap
tanggungjawab, perselisihan paham dan pergaduhan antara suan1i isteri
juga yang membawa pada perceraian di propinsi ini. (Lihat tabel 3.3).
1997
68
3
5
76
Tabet 3.3:
Faktor Perceraian dari Pihak Suami dan Ist,eri
Serta Sebab-sebabnya
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
94 100 85 47 42 44 6l
3 3 13 6 29 6 7
3 2 17 1 4 2 3
2 28 30 77 76
101 107 115 82 105 129 147
2005 2006
75 101
6 26
13
55 25
136 165
Jumlah
717
103
50
293
1163 ..
Sumber: Ma1hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga tahun 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya ialah l,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebabnya ialah 5.10 l pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari kedua-dua belah pihak ialah : 1,163 x l 00
1,939 = 59.97%27
28
2. Faktor Perceraian dari pihak isteri.
Dalam waktu I 0 tahun, faktor perceraian dari pihak isteri saja
mempakan yang kedua banyaknya terjadi di propinsi ini. Berjumlah 24.39%
dari 1,93 9 pasangan yang telah bercerai clan dicatatkan sebab perceraian
mereka.
Kajian menunjukkan, antara sebab perceraian yang berawal daripada
pihak isteri, bermula dari tidak mengenali hak dan tugas dalam mmah tangga.
Di antaranya terdapat isteri yang meminta cerai dari suaminya, isteri tidak
mentaati suami, isteri tidak mencintai suami, enggan pindah ke tempat
kediaman suami, Iari dari rumah, tidak mendengar nasihat, cemburu, curang
terhadap suami, bersikap dengan sikap yang tidak disenangi suami, dan apa
aja perbuatan yang menderhakai suami. (Lihat Tabel 3.4).
Tabel 3.4:
Faktor Perceraian
dari Pihak Istel"i Serta Sebab-sebabnya
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
lsteri minta 11 8 2 2 IO 17 2 2 2 6 62 cerai
Isteri tidak 11 8 5 25 2 3 4 2 9 69 1entaati suami
:teri tidak suka 2 4 2 13 10 13 7 I I 53 suami
lsteri enggan 2. 11. 4 I 9 10 4 2 4 47 ikut suami
lsteri minta 2. 2. 10. 2. 5. 5 7 I I 3 38 khulu'
steri Iari dari 2 I 6 4 5 3 4 j 4 32 rumah
29
Isteri tidak mendengar 2 I 8 8 3 I 23
nasihat
Sikap isteri tidak disukai 3 7 4 I 17
suami
lsteri curang I I 2 2 I I I 2 11
Isteri berkelakuan I I I I 4 tidak baik
Isteri buat 3 3 I 7 angkara
Isteri cemburu 2 I 3 4 I 4 2 1 3 21
Isteri kurang I 2 2 3 4 I l I I 16 nelayani suami
!steri mahukan I I I 2 5 kebebasan
Isteri keluar I I I 3 tanpa izin
Isteri garang I I I 1 4
Isteri tidak I I 2 bertolak ansur
Isteri kurang I I l I 4 sehat
Isteri tinggal 4 I 5 jauh
steri tidak mau I 2 3 jaga anak tiri
Isteri tidak I 1 apat jaga anak
Isteri berzina I I I I 4
Isteri jahil I 1 hukum
Isteri tidak 1 1 lapat dikawal
lsteri bohong I 1 suami
30
lsteri tidak suka 1 1 berjalan
lsteri cintakan 1 lelaki lain
lsteri tidak mau 2 aga suami sakit
Isteri disyaki 1 tiada dara
Isteri berjudi 1
Isteri bisu 1
steri tidak mau anak
Isteri malas 1 bekerja
Isteri hamil 1 1 ;ebelum nikah
Isteri mandul 1
lsteri tidak oleh nikah atas 1 1 1asihat dokter
runtutan cerai 5 3 4 1 3 2 2
ta'liq
Jumlah 40 43 38 73 74 87 28 29 21 40
Sumber: Majlis Islam Sarawak, Analisa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, IO I pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari pihak isteri ialah : 473 x 100
3. Faktor Perceraian dari pihak suami.
1,939 =24.39%28
Hasil kajian menunjukkan bahwa, faktor percerai~m daripada pihak
suami kurang lebih sama dengan perceraian dari pihak isteri. Persentase
2
l
1
1
1
1
1
2
1
1
20
473
31
Kuching Sarawak ini berjumiah 11.75% dari 1,939 kasus yang berakhir
dengan perceraian yang dicatatkan sebabnya.
Antara sebab perceraian yang berawal dari suarni ialah, suami
berpoiigarni, di mana isteri tidak reia dimadu. Terdapat juga perceraian karena
suarni tidak mampu menyediakan nafkah lahir dan sebagiannya pula karena
suarni tidak memenuhi nafkah batin. Selain dari itu juga suarni jarang pulang
ke rumah yang didiami isterinya. Suarni tidak berlaku adiI dan tidak
memenuhi giiiran bermalam di antara isteri-isterinya apabiia menikah Iebih
dari satu. Kemudian, perceraian yang berlaku karena keuzuran dan suami
dihukum penjara dan Iain-Iain. (Lihat TabeI 3.5).
Tabel 3.5:
Faktor Perceraian dari Pihak Suami Serta Sebab-sebabnya
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 20041 2005 2006 Jumlah
~uami kawin 11 14 5 25 16 16 2 2 4 17 112 ibih dari satu
Suami tidak mampu 1 11 6 14 7 6 ] 2 11 59 nenyediakan nafkah
>uami jarang pulang 1 2 1 4 2 IO
kampung Suami tidak 1pat memberi 1 I 2 I 1 I 7
keadilan
Suami uzur I I I I 2 6
Suami I I I I I 1 6 dipenjara
- ....
32
Suami tidak mampu
2 tunaikan nooungiawab
Suami kerja I 2 I jauh
)uami ingkar 2 ak-hak Allah
Suami tidak dapatjaga
I I steri dengan baik
~ami tersalah ienggunakan I I 2 lafaz talaq
;uami susah pulang ke 2
rum ah
Suami tidak I ada nafsu
Suami I berhutang
Soal-soal I I I peribadi
Suami gila I
:uami pukul I isteri
Jumlah 16 30 16 49 33 25 5 7 9 38 ..
Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5, 10 I pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari pihak suami ialah : 228 x 100
1,939 ~ 11.75%29
2
4
2
2
4
2
1
1
3
1
1
228
33
4. Faktor Perceraian dari Unsur-unsur Luar.
Kajian juga menunjukkan bahwa terdapat unsur-unsur luar yang
menjadi awal perceraian di propinsi ini. Antaranya ialah campur tangan
keluarga terhadap rumah tangga anak menantu mereka. Campm tangan ini
menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga pasangan yang terlibat
hingga berakhir dengan perceraian.
Campur tangan orang luar dari kalangan keluarga, gangguan anak tiri,
fitnah menfitnah, narkoba dan lain-lain, antaranya sebagai penyebab
terjadinya perceraian di propinsi ini. Perceraian yang disebabkan oleh unsur-
unsur luar ini melibatkan 3.97% dari 1,939 kasus perceraian yang dicatatkan
sebabnya. (Lihat Tabel 3.6).
Tabel 3.6:
Faktor Perceraian
dari Unsur-unsur Luar
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
Campurtangan 5 3 6 12 9 6 4 5 2 10 62
Keluarga
:ampur tangan 1 1 Orang luar
langguan anak 1 1 tiri
Fitnah 1 1
Narkoba 1 1 1 1 1 5
Kawin muda 1 1
34
Kawin paksa 1 1 1
Masalah anak I
Alas nasihat 1 Qadi
Jumlah 5 4 6 18 11 7 4 6 4 12
.. Sumber: Ma3hs Islam Sarawak, Anahsa
Jumlah perceraian dari tahun 1997 hingga 2006 ialah 7,040 pasangan. Jumlah perceraian yang dinyatakan sebab ialah 1,939 pasangan. Jumlah perceraian yang tidak dinyatakan sebab ialah 5,101 pasangan. Persentase perceraian yang berawal dari unsur-unsur luar ialah : 77 x I 00
1,939 = 3.97%30
C. Jenis-jenis Perceraian di Propinsi Knchi11g Sarawak dan Cara
Penyelesaiannya.
Dari kajian yang dijalankan, didapati bahwa perceraian-perceraian
yang berlaku di Propinsi Kuching Sarawak tidak dijeniskan. Untuk
menentukan jenis-jenis perceraian yang telah berlaku di propinsi ini, butir-
butir yang berhubungan dengan kasus perceraian dan sebab berlakunya
dikumpulkan. Setelah itu data-data ini dibuat berdasarkan sebab-sebab
berlakunya perceraian tersebut. Hasil dari klasifikasi yang dibuat, didapati
bahwa perceraian-perceraian yang telah berlaku di propinsi ini terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
I. Syiqaq
2. Nusyuz
3
1
1
77
35
4. Suami dihukum penjara.
5. Gila dan perceraian atas nasihat qadi.
I. Syiqaq dan Cara Penyelesaiannya
Hasil dari kajian yang telah dibuat dari data-data perceraian yang
dicatat dari tahun 1997 hingga tahun 2006, bahwa perceraian yang terjadi
karena pertelingkahan antara suami isteri atau syiqaq adalah jenis perceraian
yang paling tinggi jumlahnya dari jenis-jenis lain di Propinsi Kuching
Sarawak. Dalam waktu tersebut sebanyak 906 pasangan telah bercerai karena
pertelingkahan suami isteri. Terdapat 46.72% dari 1,939 pasangan yang
bercerai dan dilaporkan sebab-sebab perceraian mereka. (Lihat Tabel 3. 7).
Seperti yang telah dijelaskan, antara sebab-sebab perceraian yang
dikategorikan dalam jenis syiqaq ini ialah 'tidak ada kesepahaman dan berlaku
selisih paham antara suami isteri', 'berlaku juga perkelahian antara keduanya
dan 'acuh terhadap urusan rumah tangga'.
Untuk menyelesaikan kasus-kasus pasangan yang bertikai, pihaknya
akan memanggil dua orang wakil dari kalangan keluarga pasangan yang
terlibat itu, seorang dari pihak suan1i dan seorang dari pihak isteri. Tujuannya
ialah untuk mendapatkan informasi mengenai sebab-sebab pertikaian antara
kedua suami dan isteri itu serta meminta mereka menasihati pasangan
terse but.
Setelah berulang kali pasangan tersebut diberi nasihat, maka barulah
36
perceraian. Mereka tidak berhasil disatukan lagi. Ini kerana biasanya pasangan
yang bertikai itu datang bertemu qadi setelah masalah mereka sampai ke
peringkat yang kritis dan sukar untuk berbaikan lagi.
Dalam usaha untuk menyelesaikan masaiah syiqaq ini,bantuan orang
luar dari keluarga pasangan yang bermasalah, yang dipilih untuk
menyelesaikan masaiah tersebut, lebih berkesan dari memilih waidl di
kalangan keluarga sendiri. Tapi orang yang dipilih itu hendaklah dari mereka
yang kenal dekat dan mengetahui latar belakang pasangan tersebut.
Tabel 3.7:
Jenis-jenis Perceraian
Di Propinsi Kuching Sarawak
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
Syiqaq 81 106 109 117 62 82 52 73 84 140 906
Nusyuz 30 34 18 52 50 74 14 20 42 30 364
Tidakmampu menyediakan 1 11 6 14 7 6 1 2 11 59
nafkah
luami dihukum 1 1 1 1 1 1 6 penjara
Gila 1 1
>erceraian atas 1 1 nasihat Qadi
Jumlah 112 152 133 186 120 163 67 95 127 182 521
Sumber: Majlis Agama Islam Sarawak, Analisa
37
kurangnya sumber dan kurang kepahan1an pasangan suami isteri, mengenai
cara-cara penyelesaian yang mereka lakukan melalui nasihat-nasihat yang
terdapat di pejabat qadi. Kebanyakkan mereka yang bermasalah datang untuk
berkonsultasi setelah masalah rumah tangga mereka berada di tahap yang
kritis dan sukar untuk diselamatkan.
2. Nusyuz dan Cara Penyelesaiannya
Kajian ini menunjukkan bahwa perceraian karena istri mendurhakai
suami, berjumlah 364 pasangan dalam waktu 10 tahun. Ia merupakan 18.77%
dari jumlah perceraian yang dinyatakan sebabnya, dan kedua terbanyak terjadi
di propinsi ini.31
Ordinan Undang-undang Keluarga Islam Tahun 2001, menafsirkan
perbuatan yang menyebabkan seorang isteri disangka nusyuz terhadap
suaminya se1ia hilang haknya dari segi w1dang-undang, seperti yang terdapat
dalam seksyen 59 (2):
" Tertakluk kepada Undang-undang Islam dan pengesahan mahkamah, seseorang isteri tidaklah berhak mendapat nqfkah apabia dia nusyuz, atau enggan dengan tidak sepatutnya menurut kemauan atau perintah sah suaminya, antara lain:
(a) apabila dia menjauhkan dirinya atau enggan disetubuhi oleh suaminya;
(b) apabila dia meninggalkan rumah suaminya bertentangan dengan kemauan suaminya; atau
(c) apabila dia enggan berpindah bersama suaminya ke suatu rumah atau tempat lain.
(d) Selepas isteri itu bertobat dan menurut kemauan suami dan perintah sah suaminya, maka isteri itu tidaklah lagi menjadi nusyuz.
38
Jumlah perceraian karena nusyuz menggambarkan suasana rumah
tangga masyarakat Islam di propinsi ini. Jumlah ini juga memperlihatkan
bahwa banyak para isteri di propinsi ini yang tidak memahami
tanggungjawab mereka terhadap rumah tangga serta hak-hak suami yang
wajib mereka tunaikan sejajar dengan ketentuan syara'.
Perbuatan isteri mendurhakai suami membawa dampak negatif
terhadap kerukunan rumah tangga serta masa depan anak-artak mereka apabila
para ibu telah rusak akhlaknya. Tindakan isteri mendurhakai suami akan
mempengaruhi jiwa anak-anak mereka dan meninggalkan kesan yang negatif
terhadap kedua ibu bapa tersebut serta masyarakat.
Keadaan itn perlu di atasi segera oleh pihak yang bertanggungjawab
dengan memperbanyak pendidikan agama di kampung-kampung melalui guru
aganm yang dipilih dan benar-benar memahami mengenai tugas dan
tanggungjawab suami isteri terhadap rumah tangga menurut ajaran Islam.
Demikian juga keadaannya dengan para imam, mereka bukan saja ditugaskan
untuk mengimami untuk para makmum di masjid-masjid tetapi juga diberi
peranan mengajar kepada makmum dan masyarakat kampungnya mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Untuk mencapai tujuan
ini, para imam hendaklah dipilih dari golongan yang berp1~ngetahuan agama
dan bisa bertanggungjawab terhadap tugas-tugas penting.
Pihak yang bertanggungjawab juga hendaklah memberikan informasi-
39
penerangan yang tersedia di bawah Jabatan Agama Islam ke seluruh tempat di
propinsi-propinsi dalam Negeri Sarawak.
3. Tidak mampu menyediakan nafkah dan Penyelesaiannya
Sejak tahun 1997 hingga tahun 2006, terdapat kira-kira 59 kasus
perceraian yang disebabkan oleh suami yang tidak mampu memberikan
nafkah kepada isterinya. Ia mewakili 3.04% dari jumlah perceraian yang
dicatat sebabnya. Rata-rata dari perceraian atas sebab ini ialah sebanyak enam
pasangan pertahunnya. 32
Untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan nafkah ini,
Ordinan Undang-undang Keluarga Islam, membolehkan seseorang isteri
meminta fasakh apabila suaminya tidak mampu menyediakan nafkah
kepadanya. Antara lain seksyen 51 (1) dalam Ordinan dalam bagian tersebut
memperuntukkan:
"bahwa suami tidak bertanggungjawab atau tidak mengadakan peruntukkan bagi najkah isteri selama 3 bu/an".
Proses penyelesaian kasus suami yang tidak mampu memberikan
nafkah ini diselesaikan dengan cara membubarkan pemikahan mereka. Untuk
kepastiannya, pihak suami akan membuat pengakuan mengenai ketidak
mampuannya untuk memberikan nafkah yang dibutuhkan oleh keluarganya
itu.
40
4. Suami yang dihukum penjara dan cara penyelesaiannya
Hanya terdapat enam kasus perceraian karena suami dihukum penjara,
yaitu terjadi dalam kasus pada tahun 1998, 2000, 200 I, 2002, 2005 dan 2006.
Dengan rata-rata 0.3% dalam enam tahun tersebut. 33
Berdasarkan kepada catatan perceraian yang terdapat di Majlis Islam
Sarawak, kasus ini diselesaikan apabila mendapat surat cera.i dari suami dalam
penjara. Dalam ha! ini tidak dapat dinyatakan berapa lama hukuman yang
mesti dijalani oleh suami di penjara.
5. Gila dan perceraian yang disebabkan atas nasihat Qadi
Terdapat satu kasus terjadi perceraian karena suami gila. Ia terjadi
dalan1 tahun 2000. Tidak terdapat keterangan yang jelas baga.imana proses
penyelesaian kasus ini dijalankan. Dalan1 tahun yang sama,. yaitu tahun 2000
juga terdapat satu kasus perceraian yang disebut sebagai 'perceraian yang
disebabkan atas nasihat qadi'34• Di sini tidak dinyatakan apakah sebab-sebab
yang membawa kepada perceraian tersebut, tapi dikarenakan menghidap
penyakit yang berbahaya atau memiliki aib tertentu yang menyebabkan
seorang yang terlibat harus memintafasakh atas perkawinan mereka.
Apa yang difahami dari catatan perceraian ini ialah, isteri tersebut telah
diberi nasehat oleh dokter supaya dilarang untuk menikah. Oleh sebab itu,
pernikahan yang telah berlangsung dibubarkan.
BAB IV
PELAKSANAAN HUKUM ISLAM
DI MAHKAMAH SYARIAH NEGERI SARAWAK.
Masih banyak di kalangan masyarakat Islam yang tidak peka terhadap
peraturan Undang-undang Syariah khususnya berhubungan dengan Permohonan
Perceraian. Berdasarkan kepada Ordinan Undang-undang Keluarga Islam tahun
1991 dan sekarang telah disosialisasikan pada bulan Desember 2001, peraturan
kesalahan terhadap hukuman dan penalti berkaitan dengan mengucapkan cerai di
luar Mahkamah Syariah telah diwujudkan untuk mengatasi konflik masyarakat
dalam institusi keluarga.
Oleh karena itu, setiap pasangan yang ingin meneruskan keinginan untuk
bercerai perlu mengikuti prosedur undang-undang yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penerangan undang-undang ini akan dijelaskan prosedur
permohonan perceraian yang terdapat di dalam Ordinan Und:mg-undang Keluarga
Islam tahun 2001 di bawah Seksyen 45. Selain itu, akan dijelaskan juga dampak
pelanggaran terhadap peraturan ini jika kesalahan dilakukan oleh pihak suami.
A. Prosedur Permohonan Perceraian dalam Undang-undang.
Seksyen 45, Ordinan Undang-undang Keluarga Islam (OUUKI) 2001
Permohonan perceraian harus terlebih dahulu memenuhi beberapa prosedur
yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Syariah Sarawak. Permohonan
perceraian boleh diajukan ke Pejabat Agama Islam (KUA) yang daerahnya
sesuai dengan tempat tinggal pemohon. Pemohon mestilah mengikuti prosedur
_1 _ _ TY 1
42
45 (1) Seo rang suami atau seorang isteri yang hendak bercerai hendaklah
menyerahkan permohonan untuk perceraian kepada Mahkamah dalam
formulir yang ditetapkan, disertai dengan pengakuan yang
mengandungi:
(a) butir-butir mengenai perkawinan itu, nama, umur danjantina anak
anak jika ada, hasil dari perkawinan itu.
(b) Butir-butir mengenai fakta-fakta yang memberi kuasa kepada
Mahkamah di bawah Seksyen 43;
( c) Butir-butir mengenai apa-apa prosedur mengenai suami istri antara
pihak-pihak itu, termasuk tempat prosedur itu;
( d) Suatu pernyataan ten tang sebab-sebab ingin bercerai;
( e) Suatu pernyataan tentang apakah langkah-langkah yang telah
diambil untuk mencapai perdamaian;
(f) Syarat-syarat perjanjian berkenaan dengan nafkah dan tempat
kediaman bagi isteri clan anak-anak, j ika ada, peruntukan bagi
pemeliharaan dan penjagaan anak-anak dari pemikahan itu, jika
ada, dan pembagian harta gono-gini yang diperoleh melalui usaha
bersama, atau jika tidak ada suatu persetujuan tersebut telah
tercapai, cadangan pemohon mengenai hal-hal itu; dan
(g) Butir-butir mengenai perintah yang diminta.
(2) Selepas menerima suatu permohonan untuk perceraian, Mahkamah
43
berkanun yang dibuat oleh pemohon, dan surat keterangan tersebut
hendaklah mengarahkan ke pihak yang satu lagi supaya hadir di hadapan
Mahkamah untuk membolehkan Mahkamah memastikan sama ada pihak
yang satu lagi itu bersetuju atau tidak terhadap perceraian itu.
(3) Jika pihak yang satu lagi itu bersetuju terhadap perceraian itu dan
Mahkamah berpuas hati selepas siasatan dan penyiasatan yang wajar
bahwa pemikahan itu telah pecah belah dan tidak ada harapan untuk
disatukan, maka Mahkamah hendaklah menasihati suam1 supaya
melafazkan satu talaq di hadapan Mahkamah.
(4) Mahkan1ah hendaklah mencatat ucapan satu talaq itu, dan hendaklah
menghantar satu salinan catatan yang diperakui sah kepada Pendaftar
yang berkaitan dan kepada Ketua Pendaftar 1mtuk melakukan
pendaftaran.
(5) Jika pihak yang satu lagi itu tidak bersetuju terhadap perceraian itu atau
jika kelihatan kepada Mahkamah bahwa ada kemungkinan yang
munasabah bagi suatu perdamaian antara pihak-pihak itu, maka
Mahkamah hendaklah dengan secepatnya melantik suatu jawatankuasa
pendamai (Hakam) terdiri daripada seorang Pegawai Agan1a sebagai
Pengurus dan dua orang lain, seorang untuk bertindak. bagi pihak suami
dan seorang lagi bagi pihak isteri, dan merujukkan kasus itu kepada
jawatankuasa pendamai itu.
44
(6) Mahkamah boleh memberi arahan kepada jawatankuasa pendamai itu
tentang pengendalian perdamaian itu dan ia hendaklah dikendalikan
mengikut arahan itu.
(7) Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat bersetuju atau jika
Mahkamah tidak berpuas hati dengan cara ia mengendalikan perdamaian
itu, maka Mahkamah boleh memecat jawatankuasa pendamai itu dan
melantik suatu jawatankuasa pendamai yang lain bagi menggantikannya.
(8) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah berusaha mencapai perdamaian
dalam tempoh 6 bulan dari waktu ia dibentnk atau dalam waktu yang
lebih lanm sebagaimana yang dibenarkan oleh Mahkamah.
(9) Jawatankuasa pendamai itu hendaklah meminta pihak-pihak itu hadir
dan hendaklah mendengar setiap seorang daripada mereka peluang untnk
didengar dan boleh mendengar mana-mana orang lain dan membuat apa
apa siasatan yang difikirkannya perlu, menangguhkan prosedurnya dari
waktu ke waktu.
(IO)Jika jawatankuasa pendamai itu tidak dapat mencapai perdamaian dan
tidak dapat memujuk pihak-pihak itu supaya hidup semula bersama
sebagai suami isteri, maka jawatankuasa pendamai hendaklah
mengeluarkan akuan tentang ha! yang demikian itu dan boleh
melampirkan pada perakuan itu apa-apa syor yang difikirkan patut
berkenaan nafkah dan penjagaan anak-anak belum dewasa dari
45
(ll)Tiada Peguam Syarie boleh hadir atau bertindak bagi pihak mana-mana
pihak dalam sesuatu prosedur di hadapan jawatankuasa pendamai dan
tiada pihak boleh diwakili oleh mana-mana orang, selain seorang ahli
keluarga yang terdekat pihak itu, tanpa kebenaran jawatankuasa
pendamai itu.
(12)Jika jawatankuasa pendamai itu melaporkan kepada. Mahkamah bahwa
perdamaian telah tercapai dan pihak-pihak itu telah hidup semula
bersama sebagai suami isteri, maka Mahkamah hendaklah menolak
petmohonan untuk perceraian itu.
(13)Jika jawatankuasa pendamai mengemukakan kepada Mahkamah suatu
perakuan bahwa ia tidak dapat mencapai perdamaian dan tidak dapat
memujuk pihak-pihak supaya hidup semula bersama sebagai suami
isteri, maka Mahkamah hendaklah menasihati suami yang berkenaan itu
melafazkan satu talaq di hadapan Mahkamah, dan jika Mahkamah tidak
mendapatkan suami hadir di hadapan Mahkamah untuk melafazkan satu
talaq, atau jika suami enggan melafazkan satu talaq, maka Mahkan1ah
hendaklal1 merujuk kasus itu kepada Hakim untuk tindakan menurut
Seksyen46.
(14) Sesuatu talaq yang dilafazkan suami melainkan dirujuk awal, atau
sesuatu perintah yang dibuat oleh Mahkamah, tidak boleh berkuatkuasa
menamatkan pemikahan sehingga tamat masa iddah.
46
(15)Jika isteri hamil pada masa talaq itu dilafazkan atau pada masa perintah
itu dibuat, maka talaq atau perintah itu tidak boleh berkuatkuasa
menamatkan pernikahan sehingga berakhirnya tempoh kehamilan itu.
B. Seksyen 128, OUUKI, 2001, Perceraian di Luar Mahkamah dan Tanpa
Kebenaran Mahkamah
Seorang laki-laki yang menceraikan isterinya dengan melafazkan talaq dalam apa-apa bentuk di luar Mahkamah dan tanpa kebenaran Mahkamah adalah melakukan suatu kesalahan dan hendaklah dihukum denda tidak melebihi Satu Ribu Ringgit atau Penjara Tidak Melebihi Enam Bulan atau kedua-duanya denda dan penjara itu.
Contoh kasus:
En. Along bin Busu (suami-nama samaran) telah menikah dengan Cik Celia bt
Dam (isteri-nama samaran) pada I Desember 2004 di Jabatan Agama Islam
Sarawak, Kuching.
Pada I Desember 2005, jam kurang lebih 5.50 sore En.Along telah berselisih
faham dengan Pu.Celia dan telah melafazkan perkataan "cerai" kepada
Pu.Celia di rumah kediaman mereka di Jalan Anggerik, Kuching.
Pada keesokan harinya, kedua-dua pihak telah mel"l.\juk perkara ini ke
Jabatan Agama Islam Sarawak, Kuching untuk mendapatkan kepastian
tentang lafaz cerai yang telah berlaku. Pegawai Agama di Bahagian
Pentadbiran Undang-undang Syarie, Jabatan Agan1a Islam Sarawak, Kuching
47
Mahkamah Syariah untuk Pengesahan berhubung lafaz cerai yang telah
dilafazkan oleh En.Along.
Pihak Mahkamah Syariah meminta pasangan mengisi Borang
Permohonan lafaz cerai Di Luar Mahkamah untuk Pengesahan Lafaz Cerai
tersebut. Pasangan telah dipanggil ke Mahkamah Syariah. Tuan Hakim Eman
(nama samaran) meminta penjelasan daripada kedua belah pihak berhubw1g
lafaz cerai tersebut dan En. Along menyatakan beliau tidak sengaja
melafazkan "Talaq" terhadap Pn.Celia. Setelah menimbang dan mendengar
penjelasan dari kedua-dua belah pihak, Tuan Hakim Eman, telah
mengesahkan Lafaz Cerai yang dibuat oleh En.Along.
Memandangkan lafaz Cerai yang disebutkan oleh En.Along telah
disahkan oleh pihak Mahkamah, maka En.Along boleh dituduh telah
melakukan kesalahan "Melafazkan Cerai atau Talaq" kepada Pn.Celia. Oleh
yang demikian En.Along akan didakwa di bawah Seksyen 128, Ordinan
Undang-undang Keluarga Islam, 2001 oleh pihak Jabatan Agama Islam
Sarawak (Bahagian Pendakwaan). Jika ada kesalahan dan dapat dibuktikan
wujud kesalahan yang dilakukan, En.Along boleh dihukum denda tidak
melebihi RM 1,000.00 atau penjara tidak melebihi 6 bulan atau kedua-duanya
sekali mengikut budi bicara pihak Mahkan1ah Syariah.
Seseorang laki-laki yang telah menceraikan isterinya dengan lafaz
talaq di luar Mahkamah dan tanpa kebenaran Mahkamah hendaklah, dalam
48
yang dilafazkan itu adalah sah mengikut Undang-undang Islam. Jika
Mahkamah berpuas hati bahwa talaq yang telah dilafazkan itu adalah sah
mengikut Undang-undang Islam, maka Mahkamah hendaklah, tertakluk
kepada seksyen 128:
(a) Membuat perintah memluluskan perceraian denga talaq;
(b) Mencatatkan perceraian itu; dan
( c) Menghantar salinan catatan itu kepada Pendaftar yang berkaitan dan
kepada Ketua Pendaftar untuk membuat pendaftaran.
C. Analisa Penulis
Oleh itu, setiap pasangan yang ingin memohon untuk bercerai perlu
melalui prosedur pennohonan di atas untuk memastikan keadilan kepada
kedua-dua belah pihak.
Apa yang pasti menerusi prosedur undang-undang yang ada dapat
membantu mengatasi permasalahan perlakuan perceraian yang tidak mengikut
saluran yang betul di kalangan masyarakat Islam.
Jika diteliti prosedur ini merupakan salah satu cara untuk memberi
penyelesaian dan kaedah membantu mengatasi kontlik rumahtangga
masyarakat Islam agar tidak berakhir dengan perceraian. Namun jika tiada
jalan dan penyelesaian bagi membantu memperbaiki hubungan pasangan
tersebut, peraturan ini memberi kaedah dan cara terbaik bagi memastikan tidak
berlaku penganiyaan oleh kedua pihak jika perceraian berlaku lebih-lebih lagi
49
Sebenarnya peraturan ini tidak bertujuan untuk menyekat kuasa talaq
yang sedia ada di tangan pihak suami. Untuk melanjutkan peraturan ini ia
harap dapat menghindari perceraian tanpa kawalan di kalangan masyarakat
Islam. Perbuatan yang halal namun dibenci oleh Allah SWT adalah Lafaz
Talaq. Oleh itu perbuatan melafazkan talaq di luar Mahkarnah dianggap satu
perbuatan yang tidak beretika. Islam itu sendiri menitikberatkan hubungan
baik yang te1jalin di antara individu manusia apa lagi hubungan di antara
suami isteri.
A. Kesimpulau
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas tentang masalah perceraian dari perspektif Undang
undang propinsi Kuching Sarawak 2001, maka penulis dapat membuat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
!. Konsep perceraian menurut syariat Islam adalah suatu perkataan yang
tidak asing lagi di kalangan masyarakat sejak zaman sebelum kedatangan
Islam ke alam ini. Masyarakat jahiliah telah menggunakan perkataan talaq
ini bertujuan untuk membubarkan ikatan perkawinan mereka. Apabila
Islam datang, Islam telah menerima perkataan tersebut untuk tujuan yang
sama.
2. Antara sebab utama dan mudahnya terjadi perceraian di Kuching Sarawak
ini, adalah karena kejahilan pasangan suami isteri terhadap hak, tugas dan
tanggungjawab mereka dalam rumah tangga. Sekiranya seorang isteri
benar-benar tahu akan tanggungjawabnya terhadap suami dan rumah
tangga, dan suami pula tahu amanah dan tanggungjawabnya terhadap isteri
dan anak-anaknya semasa hidup mereka sebagai suami isteri masih kekal,
dan betapa pula beratnya tanggungjawab yang mesti dipikul jika berlaku
perceraian, maka perceraian tidak akan berlaku semudah apa yang terjadi.
3. Untuk mengatasi berlakunya perceraian ini, pengenian dan kefahaman
serta pengenalan yang sewajarnya terhadap tugas dalam rumah tangga
51
wajib diperkenalkan kepada setiap anggota masyarakat Islam. Ini karena,
penguatkuasaan undang-undang dan mengetatkannya saja tidak akan
mendatangkan banyak kesan yang positif ke atas orang-orang yangjahil.
4. Ordinan Undang-undang Keluarga Islam 2001, telah mengatur mengenai
perceraian ini, merupakan langkah awal bagi mengawasi dan
menimbangkan kelayakan seseorang yang ingin bercerai, dalam membuat
permohonan perceraian ini, yang pertama harus diajukan ke Majlis Islam
Sarawak dan mendapatkan pengesahan dari Pendaftar di kantor tersebut.
Kemudian harus mengajukan perkara tersebut ke Mahkamah Syariah
Sarawak dan akan memutuskan berdasarkan kelayakannya.
B. Saran-saran
Berikut ini disarankan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pihak
yang penting untuk mengatasi masalah perceraian di Propinsi Kuching
Sarawak:
1. Pihak bertanggungjawab mestilah mencari jalan bagaimana mau menarik
perhatian dan minat pasangan-pasangan yang dilanda masalah dalam
rumah tangga supaya tertarik untuk mendapatkan konsultasi dari Pejabat
Qadi. Kajian menunjukkan 72.45% pasangan yang telah bercerai adalah
terdiri daripada mereka yang tidak mendapat konsultasi dari Pejabat Qadi
sebelum membuat keputusan untuk bercerai. Adalah dirasakan bahwa
jumlah perceraian bisa dikurangi andainya mereka menerima konsultasi
52
2. Pihak berhubungan hendaklah memperbanyakkan penjelasan, baik secara
lisan, yaitu melalui ejen perkadiran, seperti mengadakan penjelasan
penjelasan ke kampung-kampung melalui khutbah Juma'at atau
disampaikan melalui bahan-bahan bacaan seperti menyediakan dan
memperbanyakkan risalah-risalah dan buku-buku menyentuh tentang hak
dan tugas setiap ahli dalam sesebuah keluarga. Risalah-risalah dan buku
buku tersebut diberi dengan gratis kepada masyarakat, terntamanya kepada
pasangan-pasangan yang akan menikah dan para belia.
3. Pihak yang berhubungan juga hendaknya memperbanyak huraian-huraian
yang berhubung dengan masalah-masalah serta tanggungjawab Keluarga
Islam melalui media elektronik seperti radio dan televisi dan juga melalui
media cetak seperti majalah dan surat khabar. Pihak berkenaan mestilah
mempunyai hubungan rapat dengan media-media tersebut dalam usalia
untuk mengurangkan jumlah perceraian.
4. Prosedur yang terdapat dalam Ordinan Undang-undang Keluarga Islam
2001, mengenai persengketaan rnmah tangga sesuai dijadikan dasar. Apa
yang perlu, hendaklah digunakan dengan lebih berkesan.
5. Pihak bertanggungjawab hendaklah bernsaha mencegah isteri yang
diceraikan dan masih dalan1 i'ddah keluar melarikan diri dari rnmah yang
didiami bersama suaminya sebelun1 berlaku perceraian. Perbuatan tersebut
kini telah menjadi suatu budaya masyarakat Islam yang telah bercerai.
6. Perceraian bisa dikurangkan apabila kedua-dua belah pihak yaitu suami
DAFT AR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Departement Agama RI, 1994
Abd Rauf, Idris, Kamus Idris al-Marbawi Arab-Melayu, (Beirut: Dar al-Fikr), t,th.
Abdullah, Habibah, Mahkamah Syariah Dalam Per/embagaan Malaysia, ed. Ke 2, cet ke 3, (Selangor: Universiti Kebangsaan Malaysia), 1999
Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media), Cet.1, 2003
AbduU"ahman S.H, M.A, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Cv. Akademika Pressindo ), cet.IV, edisi I, 2004
Abu Bakar, Imran, LC, MA, Pengantar Undang-undang di Malaysia,(Selangor: Books Store Entprise ), Cet.II, 1999
Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subusalam, Jilid 3, (Surabaya: Al-Ikhlas), Cet. I, 1995
Ahmad Shidik, Hukum Talaq Dalam Agama Islam, (Surabaya: Putera Pelajar), Cet I, 2001
Daradjat, Zakiah, MA, (et al) I/mu Fiqh, (Yogjakarta: Dana Bhakti Waka±), jilid II, 1995
Departemen Agama RI, Kompi/asi Hukum Islam, (Jakarta), 2002
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. ( ed), Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve), Cet.4,jilid 5, 1997
Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, .Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta), 2005
Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna), Cet.1, 1994
Joned Ahilemah dan, Ibrahim Ahmad, Sistem Undang-undang di Malaysia, tV .. ,..1n T ~~ .................. n,...~~,,., ..... n .... i.,...,.....,, ~ ......... n ...... ~..,.t_..,..\ 100.i::'.
54
Kamus Dewan (Bahasa Malaysia) Edisi Ketiga, Cetakan Ketl\juh Dalam Ejaan dan Pindaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka), 2002
Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Mukhtasar Shahih Muslim, Buku I, (Jakarta: Pustaka Azam), Cet 1, 2003
Salleh Ismail, Pembubaran Perkahwinan Mengikut Fiqh dan Undang-undang Keluarga Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka), 2003
Salim, Rafiah, Undang-undang Keluarga dan Kebudayaan 1\lfalaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka), edisi III, 1998
Slan1et Abidin dan Aminudin, Fiqh Munakahat 2, (Bandung: CV. Pustaka Setia), Cet.1,1999
Subekti, Pokok-pokok H ukum Perdata, (Jakarta: Intermasa), Cet.27, 1995
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Agrisinda), Cet I, 1994
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar Madzhab, (Semarang: Pustaka Rizki Putra), Cet. II, 2001
Zaleha Kamaruddin, Raihanah Abdullah, Kamus Istilah Undang-undang Keluarga Islam, (Kuala Lumpur: Zebra Editions Sdn.Bhd) Cet. I, 2002,
BORANG I
ORDINAN UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM, 1991 (SEKSYEN 45, 48 DAN 51)
PERMOHONAN UNTUK l>ERCERAIAN *TAKLIK/FASAKH
(Diisi Dalam 3 Salinan)
55
Sa ya-------------------------- K.P ------
Bangsa ________________ _ Agama Asal··-----------
Tinggal di ---------------------------------
adalah •suami/isteri kepada Yang Kena Tuntut yang bernama
K.P.------ Bangsa ----------- Agama Asal----------
Tinggaldi ---------------------------------
Saya bekerjasebagai ------------------------------
di------------------------------ dengan pendapatan
sebulan RM ---------------------·--Yang Kena Tuntul bekerja
sebagai ---------------------------- dengan pendapatan
sebulan RM-------------
Saya telah berkahwin dengan Yang Kena Tuntul pada ----- Surat Nikah No.----- bersemat.
Kami telah/belum pernah bercerai/rujuk* pada -------- Talak yang ke -~------
Jantlna ' :-.t -·'-
Umur 57
Saya •menuntut/bersetuju memberi natkah isteri dalam masa Jdah sebanyak RM ------------
Saya •menuntut/bersetuju memberi natkah Mulaall sebanyak RM
Saya •menuntut/bersetuju memberi natkah anak-anak dalam jagaan saya sebanyak RM ------- sebulan.
Saya •menuntut/bersetuju memberi Hana Sepencarian seperti berikut:
Jenis Harta Tempat No. Dokumen
I. ----------~
2.-----------3 __________ _
4.
Saya •menuntut kos/bersetuju membayar kos Mahkamah menurut pertimbangan Mahkamah.
*Potong yang tidal: berkcnaan Tutda (y') dalam kotak mana yang berkcnaan.
Tandatangan )'ang Menunrur
JIKA ADAKETERANGAN TAMBAHAN SILA CATATKANDI BA WAH.
58
'!
/ No. Fail KN:
Perkara:
59 Agihan kepada:
K.N. 1
BORANG PENGADUA:N MASALAH RUMAHTAN(;GA
I BUTIR-BUTIR PERIBADI PENG ADU I Nama Penuh: ----------------------
Nombor Kad Pengenalan: _________________ _
Agama Asal:. _____________________ _
Bangsa:. ________________________ _
Kerakyatan: ______________________ _
Tarikh Lahir:. _________________ _ Un1ur:
Tempat Lahir:: ___________________________________ _
Pendidikan Tertinggi: ________________________________ _
Pekerjaan: ____________________________________ _
Pendapatan: RM--------------- sehari/sebulan
Alamat Majikan: _________________________________ _
Alan1at Kedia1nan- Sekarang: ______________________________ _
Nombor Telefon: _______________ _ (Pejabat)
---------------- (Rumah)
I PENGALAMAN LALU MENGHADIRI KURSUS I (Tandakan (,/) pada petak berkenaan)
2. I J(ursus Pra Perkahwinan
Tahun: ----------------
Ani11n1n·
ITARAF PERKAHWINAN DAHULU I 60
I. Bujang Tarikh Per~.:ra?an: ________ _
2. Janda Anak: ____ orang (Lelaki)
3. Duda ____ orang (Perempuan)
4. Balu Jumlah: == orang
I TARAF PERKAHWINAN SEKA RANG I (NYATAKAN JUMLAH ANAK DI BAWAH TANGGUNGAN)
L. NAMA ANAK JANTINA
h Perkahwinan: ------------
lijil Nikah: -------------
'UNCA KRISIS RUMAHTANGGA I (MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI)
TARIKH LAHIR PERSEKOLAHAN
I
I l l
I l l J
2. Pemabuk/Penjudi 61
3. Penagih Dadah
4. Dihukum Penjara
5. Bengis dan Mendera
6. Tidak Taat/lngkar
7. Ce1nburu
8. Curang/Berkendak
9. Mandul
10. Campurtangan Mertua/lpar Duai/Saudara Mara
l l. Masalah Hubungan Seksual/Berpenyakit/Lemah Tenaga Batin
12. Gila/Tidak Siuman
13. Masalah Agama/Murtad
14. Poligami/Enggan Dimadu
15. Dan Lain-lain: ------------------------------
Bahawasanya saya mengaku segala keterangan di atas adalah benar belaka.
Tarikh: _________ _
T'a11da1anga11 Pe11gad11
CATATAN DAN RUMUSAN
i Kaunseling I
sa: .................... 1ni11it
Caunseling II 62 ................................ niinit
····································································································································································· ............................................................................................................................. , ...................................... .
····································································································································································· .....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
····•••····•••····•••······•••····•••••······•••••······••••••······•·•••·······•••····••••····•·····••·····••·····•·····•······••············•·····•·····••····••··•
i .,
runseling III
nzinit
rn:
>ROSEDUR PENGADUAN MASALAH RUMAHTANGGA
--·------- - _,,, ________ ," ___ ,, ________________ , _____
TERI MA BO RANG
'ET AP KAN 'EMUJANJI
DAFTAR& !:\H KPD PEGAWA! \l/KAUNSELOR
- .. -- --- -------.. ·-~- ____ ,, ______ ,, ___ .... -------- --""-----~-------- -- ------
· ATUR TEMUJANJI DGN PASANGAN
.... -.
DENGAR PENGADUAN & ANALISA KES
ATUR PERJUMPAAN DGN KEDUA SUAMl/ISTERI
------------------~----~------------' ' ' MUDAHCARAKAN ' ' ' ' ' ' PERBINCANGAN ' ' ' ' ' ' '
ULANG PROSES & PANTAU -·-·-·-·-·-· ---·-·- ·-. -· -·- . .,
r
KIV
PERLU SESI SUSULAN/KIV/
MOHON CERAI?
CERAi
3AR PENGADUAN ANAUSAKES
t---- , __________________ [ ________________ ,
TERUSKAN DENGAN PROSE DUR
PERMOHONAN CERA!
A
0\ w
~OSEDLI'R PERMOHONAN CERAI
(A '
"-·-·-·- -·~·- -·-·-·-·-·-·- -·-·-·-·- - -·· BERIPENJELASAN :>ENUH BERHUBUNG lOSEDUR & IMPLIKASI : ·-·-·-·-·-·i·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-··
I TERIMA BOR~NG I LENGKAF~
5EDIA.KAN LAPORAN
SEDIAKAN i ~ COVER LETTER & KEMASKAN - - -+
PERMOHONAN
I
LMAKAN AKHIR & KELULUSAfll OLEH KETUA PENDAFTAR/
KETUA PEN. PENGARAH ~
luANTAR PERMOHONAN KE MS~ I '" MAKLUMAN KPD PEMOHON ~- I I __J
/ SEDIAKAN SAL/NAN UNTUK REKOD
0\ _.,.