15
Konsep Dasar Audit Berbasis Resiko A. Reasonable Assurance (Asuransi Yang Layak) Asuransi yang layak adalah asuransi yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance). Asuransi yang layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat (sufficient appropriate audit evidence) untuk menekan resiko audit. Resiko audit adalah resiko dimana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan disalahsajikan secara material. Auditor ingin menekan resiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptable low level). B. Inherent Limitations (Kendala Bawaan) Kendala Alasan Sifat Pelaporan Keuangan Pembuat laporan keuangan memerlukan : judgment manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan, dan keputusan atau penilaian subjektif oleh manajemen dalam memilih berbagai tafsiran atau judgment yang akseptable Sifat Bukti Audit yang Tersedia Kebanyakan pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapatnya adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. bukti ini cenderung bersifat persuasif dan tidak konklusif Sifat Prosedur Audit Bagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit, ia tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji Pelaporan Keuangan Tepat Waktu Relevansi/nilai informasi keuangan cenderung menurun dengan lewatnya waktu. Oleh karena itu perlu ada keseimbangan antara kendala informasi dan biayanya C. Audit Scope (Lingkup Audit) Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, seperti yang mungkin ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan tambahan dan

Konsep

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit

Citation preview

KonsepDasarAuditBerbasisResiko

A.Reasonable Assurance (Asuransi Yang Layak)Asuransi yang layak adalah asuransi yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance). Asuransi yang layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat (sufficient appropriate audit evidence) untuk menekan resiko audit. Resiko audit adalah resiko dimana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan disalahsajikan secara material. Auditor ingin menekan resiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptable low level).

B.Inherent Limitations (Kendala Bawaan)KendalaAlasan

Sifat Pelaporan KeuanganPembuat laporan keuangan memerlukan :judgmentmanajemen dalam menerapkankerangka pelaporan keuangan, dankeputusan atau penilaian subjektif oleh manajemen dalam memilih berbagai tafsiran ataujudgmentyang akseptable

Sifat Bukti Audit yang TersediaKebanyakan pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapatnya adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. bukti ini cenderung bersifat persuasif dan tidak konklusif

Sifat Prosedur AuditBagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit, ia tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji

Pelaporan Keuangan Tepat WaktuRelevansi/nilai informasi keuangan cenderung menurun dengan lewatnya waktu.Oleh karena itu perlu ada keseimbangan antara kendala informasi dan biayanya

C.Audit Scope (Lingkup Audit)Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, seperti yang mungkin ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan tambahandan memodifikasi atau memperluas laporan auditor sesuai dengan perluasan tanggung jawabnya.

D.Material Misstatement (Salah Saji Yang Material)Salah saji yang material (Material misstatement) terjadi jika secaralayak dapat diharapkan, akan mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan.Salah saji yang material bisa:Terjadisecara sendiri-sendiri atau bersamaBerupa salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatements)Berupa pengungkapan yang menyesatkan (misleading disclosures)Berupa kesalahan (error) atau kecurangan (fraud)

E.Assertions (Asersi)Asersi (assertions) adalah pernyataan (representations) yang diberikan manajemen, secara eksplisit atau implisit, yang tertanam didalam atau merupakan bagian dari (embodied in) laporan keuangan. Asersi berhubungandengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement), penyajian (presentation), dan pengungkapan (disclosure) dan berbagai unsur laporan keuangan.

Risiko AuditRisiko audit (audit risk) adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat (expressing an inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang disalahsajikan secaramaterial. Tujuan audit ialah menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima auditor.Untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, auditor harus :Menilai risiko salah saji yang material; danMenekan risiko pendeteksiankomponen utama risiko audit :Inherent Risk(Resiko Bawaan)Kerentanan suatu asersi (mengenai jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan) terhadap salah saji yang mungkin material, sendiri, atau tergabung, tanpa memperhitungkan pengendalian terkait.Control Risk(Risiko Pengendalian).Risiko bahwa suatu salah saji bisa terjadi dalam suatu asersi (mengenai jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan) dan bisa material, sendiri atau tergabung dengan salah saji lainnya, tidak tercegah atau terdeteksi dan terkoreksi pada waktunya oleh pengendalian intern entitas.Detection Risk(Resiko Pendektesian)Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksisalah saji yang bisa material, secara individu atau tergabung dengan salah saji lainnya.

Melaksanakan Audit Berbasis RisikoTiga langkah audit berbasis risiko :Risk assessment (menilai risiko).Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Kutipan dari ISA 315.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 1.Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material, karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian intern entitas, yang memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasikan tanggapan terhadap risiko (salah saji material) yang dinilai

Keharusan dalam tahap risk assessment :Sejak awal, libatkan auditor senior.Partner (yang memimpin) penugasan dan anggota inti tim audit harus terlibat aktif dalam merencanakan audit, serta dalam merencanakan dan berpartisipasi dalam diskusi antar anggota tim audit. Keterlibatan mereka sejak awal memastikan perencanaan audit memanfaatkan pengalaman dan insight anggota tim senior

Tekankan skeptisisme profesionalAuditor tidak dapat diharapkan mengabaikan pengalaman masa lalunya mengenai integritas dan kejujuran manajemen dan TCWG (those charged with governance). Namun kepercayaan bahwa manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas, tidak membebaskan auditor dari keharusan mempertahankan skeptisisme profesional

Rencanakan auditnyaWaktu yang digunakan dalam perencanaan audit (mengembangkan strategi audit)akan memastikan bahwa tujuan audit sudah dipenuhi dengan benar, dan pekerja staf audit terfokus pada pengumpulan bukti pada hal-hal yang paling kritikal untuk terjadinya salah saji.

Laksanakan diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutanDiskusi/pertemuan perencanaan tim dengan partner penugasan merupakan forum yang sangat baik untuk:Menginformasikan kepada staf tentang klien secara umum dan membahas area yang berpotensi mengandung risikoMembahas efektifnya strategi audit menyeluruh dan rencana audit, dan, jika perlu, membuat perubahanBertukar pikiran (brainstorming) mengenai bagaimana kecurangan mungkin terjadi dan kemudian merancang tanggapan yang tepat; danMenetapkan tanggung jawab audit kepada staf dan menetapkan waktu penyelesaian tugas merekaFokus pada identifikasi risikoLangkah terpenting dalam proses penilaian risiko adalah mengidentifikasi semua risiko yang relevanEvaluasi secara cerdas tanggapan manajemen mengenai risikoBagaimana manajemen merancang/melaksakan pengendalian untuk memitigasi risiko (salah saji material dalam laporan keuangan) yang sudah diidentifikasi oleh manajemen (sendiri) dan/atau auditor

Gunakan kearifan profesionalISA mengharuskan penggunaan dan kemudian pendokumentasian kearifan profesional (professional judgment) yang penting oleh auditor selam audit.

Risk respone (menanggapi risiko).Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.Reporting (pelaporan).Tahap melaporkan meliputi : a) merumuskan pendapat berdasarkan bukti audit yang diperoleh; dan b) membuat dan menerbitkan laporan yang tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik.

2.Menanggapi Risiko/Risk ResponseKutipan ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 2:Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko (salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut

Dalam tahap ini auditor :Menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi (untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan)Mengembangkan prosedur aktif responsif, yakni prosedur audit yang menanggapi risiko yang dinilai.Tanggapan auditor terhadap risiko yang dinilai untuk risiko salah saji material, didokumentasikan dalam suatu rencana audit yang :Berisi tanggapan menyeluruh atas risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan keuanganMengangani area laporan keuangan yang material; danBerisi sifat, luasnya, dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk menanggapi risiko salah saji material, pada tingkat asersi.

Prosedur audit selanjutnya umumnya terdiri atas prosedur audit substansif seperti uji rincian (test of details),prosedur analitikal (analytical procedures), dan uji pengendalian (test of controls). Uji pengendalian lazimnya digunakan jika ada ekspektasi bahwa pengendalian tersebut berfungsi dengan efektif dalam periode berjalan.Beberapa hal yang menjadi pertimbangan auditor dalam merencanakan kombinasi prosedur audit yang tepat (appropriate mix of audit procedures) untuk menanggapi risiko termasuk berikut ini.

1.Uji Pengendalian (test of controls)Identifikasi pengendalian intern yang relevan, yang jika diuji dapatmengurangi lingkup prosedur substansif lainnya.Identifikasi setiap asersi yang tidak dapat ditangani dengan prosedur substansif saja.

2.Prosedur Analitikal Substansif (Substansive Analytical Procedures).Ini prosedur dimana jumlah total suatu arus transaksi (misalnya penjualan) dapat diperkirakan dengan cukup tepat berdasarkan bukti yang tersedia.

3.Pendadakan (Unpredictability).Dalam hal tertentu auditor perlu memasukkan unsur pendadakan (element of predictabilityatauelement of surprise) dalam prosedur audit, misalnya ketika menanggapi salah saji material karena kecurangan.

4.Management Override.Auditor juga mempertimbangkan perlunya prosedur audit yang spesifik menangani kemungkinanmanagement overrideatau putusan manajemen untuk meniadakan atau mengabaikan pengendalian dengan membuat pengecualian

5.Significant Risks.Istilah significant risks atau risiko signifikan dalam isas mempunyai makna khusus

3.Pelaporan/ReportingKutipan dari ISA 700.6 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 3:Tujuan auditor adalah:Merumuskan opini mengenailaporan keuangan berdasarkan evaluasi atau kesimpulan yang ditarik atas bukti audit yang diperoleh danMemberikan opini dengan jelas, melalui laporan tertulis, yang juga menjelaskan dasar(untuk memberikan) pendapat tersebut

Tahap terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yag diperlukandan menentukan apakah bukti audit itu cukup dan tepat untuk menekanrisiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima.Dalam tahap ini sangatlah penting untuk menentukan:Setiap perubahan dalam tingkat risiko yang sinilai;Apakah kesimpulan yang ditarik dari pekerjaan audit, sudah tepat;Apakah ada situasi mencurigakan yang dialami; danRisiko tambahan (yang sebelumnya tidak teridentifikasi) sudah dinilai dengan tepat dan prosedur audit selanjutnya, sudah dilaksanakan sebagaimana diwajibkan (ISAs)

Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan dicapai, maka :Temuan audit dilaporkan kepada manajemenOpini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan auditor, harus dibuat.

DokumentasiDokumentasi audit yang cukup, diharuskan agar auditor yang berpengalaman, yang tidak berhubungan dengan audit ini, memahami:Sifat, jadwal, waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakanHasil pelaksanaan prosedur tersebut dan bukti audit yang diperoleh; danHal-hal penting yang timbul selama audit berlangsung, kesimpulan yang ditarik;dan kearifan profesional yang diterapkan untuk sampai pada kesimpulan itu.

Auditor tidak perlu mendokumentasikan :Hal kecil yang dipertimbangkan, atau semua kearifan profesional yang diterapkan dalam audit; danKepatuhal terhadap hal-hal yang ditunjukkan dengan jelas dalam dokumen lain dalamaudit file.

Manfaat Audit Berbasis RisikoBeberapa manfaat dari suatu audit berbasis risiko:Fleksibilitas waktuUpaya tim audit terfokus pada area kunciProsedur audit terfokus pada risikoPemahaman atas pengendalian internalKomunikasi tepat waktu

PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB SESUDAH AUDIT

MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGANDalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :Melaksanakan Review Atas Peristiwa KemudianTanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidakterbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hinggatanggal neraca. AU 560,Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor jugamempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang :a.Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuanganb.Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan auditorJenis PeristiwaBerikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :a.Peristiwa Kemudian Jenis 1Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.b.Peristiwa Kemudian Jenis 2Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal NeracaAuditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut :a.Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantive akhir tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.b.Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir pekerjaan lapangan.

Pengaruh Terhadap Laporan AuditorKelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditorMembaca Notulen RapatNotulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit. Contohnya : dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru,pembelian saham treasuri,dll. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misal : informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan PenilaianFASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan,klaim,dll. mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus :a. Dicatat sebagai kewajibanb. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuanganc. DiabaikanPertimbangan AuditSAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti- bukti tentang :a.Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).b.Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.c.Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.d.Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan AuditAU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hokum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan AuditorJawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat :a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkanb. Masalah yang dihadapi adalah tidak materialMendapatkan Surat Representasi KlienAuditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melaluisurat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagaisuratrep. AU 333,Management Representations, menjelaskan bahwa representasimerupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :a.Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditorb.Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebutc.Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemenIsi Surat RepresentasiMenurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :a. Laporan keuanganb. Kelengkapan informasic. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapand. Peristiwa kemudianPengaruh Terhadap Laporan AuditorApabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :a.Memperoleh surat repb.Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnyaPembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.Melaksanakan Prosedur AnalitisProsedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagaireview keseluruhanatas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwatujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilaikesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajianlaporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :a.Diantisipasi dalam perencanaan auditb.Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantifMENGEVALUASI TEMUANTerdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu :a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakanb. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam auditUntuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko AuditPrasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut :a.Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian substantive atas rincian transaksi dan saldob.Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling auditc.Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnyaSemua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagaisalah saji yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akundisebut sebagaisalah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salahsaji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yangmungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporankeuangan periode berjalan.Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakanaudit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yangdapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporankeuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat.Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:a.Melaksanakan pengujian substantif tambahanb.Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah saji yang materialMengevaluasi Kelanjutan UsahaAU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkankeraguan yang substansialtentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan untukmempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi atau peristiwa tersebutb. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif Tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus :a. Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layakb. Menyertakan suatu paragraf penjelasan Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.Melakukan Review Teknis Atas Laporan KeuanganSebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan AuditDalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klienMelakukan Review Akhir Atas KerjaReview ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.MENGKOMUNIKASIKAN DENGAN KLIENKomunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan:a.Pengendalian internal klienb.Pelaksanaan auditMengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian InternalAU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :a.Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internalb.Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkanc.Menyertakan pembatasan pembagianMengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan AuditAU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :a. Tanggung jawab auditor menurut GAASb. Kebijakan akuntansi yang signifikanc. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitasd. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansie. Penyesuaian audit yang signifikanf. Ketidak sepakatan dengan manajemeng. Konsultasi dengan akuntan lainh. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan dirii. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan auditMenyiapkan Surat ManajemenKetika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagaisuratmanajemen, yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang :a.Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertingbangkan sebagai kondisi yang dapat di laporkanb.Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama auditc.Hal-hal yang bersangkutan dengan pajakTANGGUNG JAWAB SETELAH AUDITPeristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan AuditorSAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material.Auditor dapat menggunakantanggal gandadalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapanganPenemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal LaporanAuditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor harus member tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.Penemuan Prosedur Yang DihilangkanKetika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya. Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.