10
KONSEP KELUARGA (TIPE KELUARGA, TUGAS KELUARGA, FUNGSI KELUARGA) 07DEC20101 Comment HEROdes.SolutionPosted in Uncategorized A. Konsep Keluarga 1. 1. Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI, 1988). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998). 1. 2. Tipe/Bentuk Keluarga Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga: 1. Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. 2. Keluarga Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb. 3. Keluarga Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 4. Keluarga Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5. Keluarga Berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. 6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. 7. 3. Peran Keluarga Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: 1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat. 2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. 3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual. 4. 4. Fungsi Keluarga Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat yang lebih luas, fungsi keluarga adalah: 1. a. Fungsi Afektif Merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

KONSEP KELUARGAb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nvm

Citation preview

Page 1: KONSEP KELUARGAb

KONSEP KELUARGA (TIPE KELUARGA, TUGAS KELUARGA, FUNGSI KELUARGA)

07DEC20101 Comment

HEROdes.SolutionPosted in UncategorizedA. Konsep Keluarga

1. 1. PengertianKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI, 1988).Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998).

1. 2. Tipe/Bentuk KeluargaDalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:

1. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.2. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.3. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan satu keluarga inti.4. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.5. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara

bersama-sama.6. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu

keluarga.7. 3. Peran KeluargaPeran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan

situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.

2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.

3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.

4. 4. Fungsi KeluargaFungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat yang lebih

luas, fungsi keluarga adalah:

1. a. Fungsi AfektifMerupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga

diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak kegembiraan

dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga mempertahankan hubungan yang baik.

1. b. Fungsi SosialisasiSosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi

sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi  dimulai sejak lahir. Keluarga

Page 2: KONSEP KELUARGAb

merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang

norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

1. c. Fungsi reproduksiKeluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

1. d. Fungsi EkonomiMerupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan tempat tinggal.

1. e. Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan

kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan,

membuat keputusan tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas

kesehatan.

B. Tahap Perkembangan KeluargaPerkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu

meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini

terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar

tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.

Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas dan resiko

tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:1. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.

Tugas perkembangan:1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.

2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.

3. Membina keluarga berencana.

Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang direncanakan.1. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia 30

bulan.

Tugas perkembangan:1. Perubahan peran menjadi orang tua.

2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.

3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.

Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.

1. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.

Tugas perkambangan:1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.

2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.

3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus dipenuhi.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

Page 3: KONSEP KELUARGAb

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

Masalah kesehatan:1. a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.2. b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.3. c. Persaingan antara kakak adik.4. d. Pengasuhan anak.5. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun samapi 13

tahun.

Tugas   perkembangan :1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.

4. Meningkatkan komunikasi terbuka.

5. Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.

Tugas perkembangan:1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan otonominya.

2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.

3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.

Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.1. Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak

terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah:

Tugas perkembangan:1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Masalah kesehatan:1. a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua  tidak lancar.2. b. Transisi peran suami istri.3. c. Memberi perawatan.4. d. Kondisi kesehatan kronis5. e. Masalah menopause6. f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.7. Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan:1. Mempertahankan kesehatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.

3. Meningkatkan keakraban pasangan.

Masalah kesehatan:1. a. Promosi kesehatan.2. b. Masalah hubungan dengan perkawinan.3. c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.4. d. Masalah hubungan dengan perawatan.

Page 4: KONSEP KELUARGAb

5. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai dengan dua-duanya meninggal.

C. Konsep Keperawatan Keluarga1. 1. PengertianKeperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada

keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana(Salviction G. Bailon dan Araciles Maglaya), 1978).

1. 2. Keluarga sebagai Unit PelayananBeberapa hal berikut ini adalah alasan mengapa harus menjadi fokus sentral dari perawatan:

1. Dalam sebuah unit keluarga disfungsi apa saja akan mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga.

2. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.

3. Melalui perawatan kesehatan keluarga akan meningkat derajat kesehatan secara menyeluruh.

4. Upaya menemukan kasus dalam keluarga dan faktor resiko pada anggota keluarga yang lain.

5. Pemahaman terhadap individu dan fungsinya dipandang dalam konteks keluarga mereka.

6. Keluarga merupakan sistem pendukung vital bagi individu.

7. 3. Peran PerawatPeran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:

1. a. PendidikPerawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program

Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.

1. b. KoordinatorKoordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin agar tidak

terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

1. c. PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun di rumah sakit

bertanggung jawab memberikan perawatan langsung.

1. d. Pengawas KesehatanPerawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan

keluarga.

1. e. KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.

1. f. KolaborasiPerawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk

mencapai tahap kesehatan yang optimal.

1. g. FasilitatorPeran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat

kesehatannya.

1. h. Modifikasi LingkunganPerawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar

tercipta lingkungan yang sehat.

Page 5: KONSEP KELUARGAb

1. 4. Proses Keperawatan KeluargaProses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan

menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan, melakukan intervensi

keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan

terhadap keluarga.

Tahap-tahap dalam proses keperawatan:

1. a. PengkajianPengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau

keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan

kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.

1. b. Diagnosa KeperawatanDalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor

potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan

dalam mengatasi masalah kesehatannya.

1. c. PelaksanaanPelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga,

adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.

1. d. EvaluasiEvaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Apabila dalam penilaian tujuan tidak

tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak

realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.

D. Hipertensi1. Pengertian

Hypertensi  adalah  meningkatnya tekanan darah  baik tekanan  sistolik  dan  diastolic  serta  merupakan 

suatu  factor  terjadinya  kompilikasi penyakitt  kardiovaskuler   ( Soekarsohardi,1999  :  151  ).

Hipertensi  adalah  peningkatan   tekanan  darah  sistolik  dan  diastolic  diatas standar  dihubungkan

dengan  usia  ( Gede Yasmin,1993 :  191 ).

Dari  definisi–definisi  diatas dapat  disimpulkan  bahwa  : Hipertensi  adalah  peningkatan  tekanan  darah 

baik  sistolik  maupun  diastolic  diatas  normal  sesuai   umur  dan  merupakan   salah  satu  factor  resiko 

terjadinya  kompilkasi  penyakit   kardiovaskuler.

1. Etiologi

Hipertensi  dapat dikelompokan   dalam dua  kategori :

1. Hipertensi  primer  artinya  belum  diketahui penyebabnya  yang jelas.

Berbagai  faktor  yang  turut  berperan sebagai  penyebab  hipertensi  seperti  berrtambahnya  usia , factor 

psikologis ,  dan keturunan. Sekitar   90  %  hipertensi  tidak diketahui  penyebabnya .

1. Hipertensi  sekunder  telah  diketahui  penyebabnya  seperti  stenosis  arteri  renalis,  penyakit  parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi. Adapun 

Page 6: KONSEP KELUARGAb

factor  pencetus  hipertensi  seperti, keturunan, jenis  kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol  dan  social  ekonomi (Susi  Purwati , 2000 : 25 )

2. Patofisiologi.

Jantung adalah  sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah  keseluruh  tubuh, tekanan

teresebut bergantung pada factor cardiac output dan  tekanan  peririfer. Pada  keadaan  normal  untuk 

memenuhi  kebutuhan  metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan  cardiac  

output  dan  tekanan  perifer menurun  .

Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan  akan  mengakibatkan  meningkatnya volume cairan dan pre

load  sehingga  meningkatkan  cardiac  aouput . Dalam sistim  Renin -  Angiotensien  – aldosteron  pada 

patogenesis    hipertensi, , glandula  supra renal  juga  menjadi  factor  penyebab  oleh  karena  faktor 

hormon

Sistim  Renin  mengubah angiotensin menjadi  angiotensin I kemudian angitensin I menjad angiotensin  II 

oleh  Angitensi  Convertion  Ensym (ACE)

Angiotensin II mempengaruhi Control  Nervus  Sistim  dan  nervus  pereifer  yang  mengaktifkan  sistim 

simpatik  dan  menyebabkan  retensi vaskuler  perifer  meningkat . Disamping  itu  angiotensin II 

mempunyai  efek  langsung  terhadap  vaskuler  smoot  untuk  vasokonstruksi  renalis. Hal  tersebut 

merangsang  adrenal  untuk  mengeluarkan  aldosteron  yang  akan meningkatkan  extra  Fluid  volume 

melalui  retensi  air  dan  natrium. Hal  ini  semua  akan  meningkatkan  tekanan  darah  melalui 

peningkatan  cardiac  output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).

1. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin  terjadi  akibat  hipertensi  seperti , penyakit  jntung  koroner, gagal 

jantung ,gagal ginjal ,kerusakan  mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan

patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).

1. Perawatan

Perawatan pada  penderita  hipertensi  adalah sebagai  berikut :

1. Pengaturan diit

2. Berolah raga secara teratur

3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :

1)        Diuretik  : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.

2)        Betabloker   roparnolol, dll.

3)        Alfabloker : Prazosin  dll.

4)        Penghambat  ACE  : Kaptopril  dll.

5)        Antagonis Kalsium : Diltiasem  dll.(farmakologi FKUI,1995)

1. Nutrisi

Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang perlu 

diperhatikan yaitu  keadaan berat badan,  derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum

pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan  pengetahuan tentang jumlah kandungan  natrium

Page 7: KONSEP KELUARGAb

dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ).

Sebagian besar  natrium  berasal dari  garam dapur.

Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara

pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau

minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :

1. Diet rendah garam

Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi. Makanan tanpa garam.Garam

dapur mempunyai  kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang

mengandung soda kue, baking powder,  MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium

bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli, makanan yang terbuat dari mentega. Penderita

tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :

1)   Jangan menggunakan garam dapur.

2)   Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin,

sardensis, sosis dan lain-lain.

3)   Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap

rasa seperti saos.

4)   Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.

5)   Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite

1. Diet rendah kolesterol / lemak.

Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 %

kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa

makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal,

kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta

menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada

hypertensi adalah :

1)      Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.

2)      Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.

3)      Gunakan susu full cream.

4)      Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.

5)      Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.

6)      Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.

7)      Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.

1. Diet kalori bila kelebihan berat badan.

Page 8: KONSEP KELUARGAb

Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat

badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan

melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi

perlu diperhatikan hal berikut :

1)        Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg

berat badab per minggu.

2)        Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

3)        Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

Contoh menu untuk penderita hypertensi :

1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50

gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).

1. Dampak masalah.

1. Terhadap individu.

1)      Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderita. Kurangnya pengetahuan

klien terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.

2)      Pola nutrisi dan metabolisme.

Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila berlangsung lama disertai

mual-mual dan muntah.

3)      Psikologi.

Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.

4)      Pola tidur dan istirahat

Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena sering sakit kepala dan tegang

pada leher bagian belakang.

5)      Pola persepsi dan pengetahuan.

Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang lama ,diet, olah raga,

merokok, minuman beralkohol.

6)      Pada pola tata nilai dan kepercayaan

Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak berdaya dengan keberadaan

sekarang.

1. Terhadap keluarga

Page 9: KONSEP KELUARGAb

1)      Merepotkan dalam  memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar kontrol dan manambah

beban biaya hidup yang terus –menerus.

2)      Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan sebagai pencari

nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti

semula.

3)      Psikologi .

Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.

1. Terhadap masyarakat

Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan peran dalam masyarakat 

Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah

satu anggotanya. .

1. Pelayanan kesehatan

Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan terjadi beban pelayanan

kesehatan dimasa yang akan datang.