12
Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 41 KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARAB Rappe Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak: Tulisan ini mengungkapkan konsep keterampilan bercakap bahasa Arab dengan pokok pembahasanya adalah kriteria-kriteria yang dituntut untuk dipenuhi oleh seseorang mempelajari bahasa Arab sehingga ia dinyatakan bahwa ia telah terampil bercakap bahasa Arab. Adapun kriteria-kriteria yang dimaksud adalah kemampuan mengungkapkan ide atau pikiran, kemampuan mengucapkan setiap huruf dengan baik,kemampuan menggunakan harakat bahasa Arab dengan baik, kemampuan mengungkapkan kata-kata yang berhubungan dengan topik pembicaraan, dan kemampuan menyusun uslub- uslub kalimat yang baik. Kata kunci: Bahasa Arab, pembelajaran, dan keterampilan bercakap A. Pendahuluan enurut Ruth M. Kempson; The central funtion of language is as a vehicle of communication 1 , artinya fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi. Antara manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan, karena manusia dalam interaksinya dengan sesamanya menggunakan bahasa sebagai media, baik bahasa verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan sebagai media penyampian informasi, pikiran, ide, kehendak dan perasaan. 2 Bahkan menurut hipotesis Sapir-Whof sebagaimana dikutip Khaidir Anwar, bahwa tanpa ada bahasa manusia tidak akan mempunyai pikiran sama sekali. 3 Kemampuan menyalurkan hal-hal yang diolah oleh otak melalui media bahasa sekaligus menempatkan manusia pada posisi superior, unggul atau istimewa di antara makhluk lain. Dengan demikian bahasa menjadi media interaksi bagi setiap individu agar dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Hal ini membawa manusia mampu keluar dari dunia yang sempit ke dunia yang lebih luas dan lebih bermakna. Alam sekitar dapat dikenali dan dimaknai karena diberi atribut yang mengklasifikasikannya antara 1 Ruth M. Kempson, Semantic Theory (Cambridge University Press: New York USA, Melbourne Australia, 1989), h. 47 2 Azsyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual dan Pendidikan Islam, (Cet I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), h.137. 3 Khaidir Anwar, Fungsi dan Peranan Bahasa: Sebuah Pengantar, (Cet II; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990), h. 86. M

KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 41

KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARAB

Rappe

Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Abstrak: Tulisan ini mengungkapkan konsep keterampilan bercakap bahasa Arab dengan pokok pembahasanya adalah kriteria-kriteria yang dituntut untuk dipenuhi oleh seseorang mempelajari bahasa Arab sehingga ia dinyatakan bahwa ia telah terampil bercakap bahasa Arab. Adapun kriteria-kriteria yang dimaksud adalah kemampuan mengungkapkan ide atau pikiran, kemampuan mengucapkan setiap huruf dengan baik,kemampuan menggunakan harakat bahasa Arab dengan baik, kemampuan mengungkapkan kata-kata yang berhubungan dengan topik pembicaraan, dan kemampuan menyusun uslub-uslub kalimat yang baik. Kata kunci: Bahasa Arab, pembelajaran, dan keterampilan bercakap

A. Pendahuluan

enurut Ruth M. Kempson; The central funtion of language is as a vehicle

of communication1, artinya fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi.

Antara manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan, karena manusia dalam

interaksinya dengan sesamanya menggunakan bahasa sebagai media, baik bahasa

verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan sebagai media penyampian informasi,

pikiran, ide, kehendak dan perasaan.2 Bahkan menurut hipotesis Sapir-Whof

sebagaimana dikutip Khaidir Anwar, bahwa tanpa ada bahasa manusia tidak akan

mempunyai pikiran sama sekali.3 Kemampuan menyalurkan hal-hal yang diolah oleh

otak melalui media bahasa sekaligus menempatkan manusia pada posisi superior,

unggul atau istimewa di antara makhluk lain.

Dengan demikian bahasa menjadi media interaksi bagi setiap individu agar

dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Hal ini membawa manusia mampu keluar

dari dunia yang sempit ke dunia yang lebih luas dan lebih bermakna. Alam sekitar

dapat dikenali dan dimaknai karena diberi atribut yang mengklasifikasikannya antara

1Ruth M. Kempson, Semantic Theory (Cambridge University Press: New York USA,

Melbourne Australia, 1989), h. 47

2Azsyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual dan Pendidikan Islam, (Cet I; Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1998), h.137.

3Khaidir Anwar, Fungsi dan Peranan Bahasa: Sebuah Pengantar, (Cet II; Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 1990), h. 86.

M

Page 2: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

satu dengan yang lainnya dengan menggunakan simbol-simbol bahasa tersebut

berinflikasi kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat.4

Begitu pentingnya bahasa dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan bagi

manusia, sehingga bahasa mendapatkan perhatian yang sangat khusus bagi setiap

komunitas untuk didalami dan dikembangkan sesuai kepentingannya masing-masing

melalui institusi pendidikan dan pembelajaran yang disampaikan secara terencana dan

terorganisir.

Paradigma pembelajaran bahasa yang aktual sangat perlu memetakan

kecenderungan pembelajaran bahasa dari dulu5 hingga saat ini. Berbagai tuntutan

pengajaran bahasa secara umum dapat dilihat sebagai berikut: Pertama, tuntutan

tentang bahasa apa yang harus diajarkan. Tuntutan ini datang dari berbagai keperluan,

misalnya keperluan agama, ekonomi, politik, ilmu teknologi, pendidikan dan

sebagainya. Kedua, tuntutan penguasaan keterampilan berbahasa. Ketiga, tuntutan

yang berkenaan dengan pengetahuan dan sikap berbahasa.6

Bahasa Arab7 sebagai media komunikasi dan bahasa agama menempatkan

bahasa Arab memegang peranan ganda sehingga posisi ini sangat terasa

kepentingannya. Dalam kaitan tuntutan pembelajaran bahasa yang telah disebutkan di

atas, menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa persatuan di berbagai negara, yang secara

umum bahasa Arab tidak lagi terfokus pada bahasa agama, akan tetapi telah meluas

pemakaiannya dalam berbagai bidang kehidupan.

Di dunia modern dewasa ini bahasa Arab masih merupakan salah satu bahasa

mayor yang dituturkan oleh umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh

4 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermaneutik, (Cet. I;

Jakarta: Piramida, 1996), h.35-36.

5Pendidikan dan pengajaran zaman Yunani purba bertujuan untuk membentuk warga negara

dengan jalan pembentukan jasmani dan rohani. Metode ini dibagi dalam dua bagian, pertama Gymnastis

bermaterikan pendidikan jasmani (oleh raga) kedua, Muzis yang bermaterikan pendidikan rohani seperti

membaca, menulis (bahasa) berhitung, nyanyian dan musik. Lihat I. Djumhur dan H. Danasuparta,

Sejarah Pendidikan (Cet. VIII; Bandung: CV Ilmu Bandung; 1974), h.25.

6Yus Rusyana,Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan , h.14-16.

7 Bahasa Arab menurut para sejarawan dan linguist berasal dari ras manusia dan rumpun bahasa

yang mempunyai peran yang besar dalam sejarah peradaban kuno, yakni bangsa Semit. Kemudian

keturunan mereka berpindah tempat meninggalkan tanah airnyadan menetap di lembah sungai Tigris dan

Euphrat yang membentuk rumpun bahasa dan bahasa baru, seperti Babilonia, Assyiriah, Aramia, Tunisia

dan lain-lain. Lihat K. Ali A Studi of Islamic History, diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas’adi dengan

judul Sejarah Islam dan Awal Tangga Runtuhnya Dinasti Usmani Tarikh Pra Modern, Edisi I (Cet. I;

Jakarta Raja Grafindo Persada, 1977), h. i. Lihat juga Philip K. Hitti, The Arab Short Story, diterjemahkan oleh Ushuluddin Hutagalung dan O.D.P. Sihombing dengan judul Dunia Arab , (Cet. III;

Bandung: Sumur Bandung, t. th.) h.7.

Page 3: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 43

kurang lebih 20 negaradi semenanjung Arabiyah, Afrika, India utara, sebagian orang

Turki, Iran, Portugal dan Spanyol.8

Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Arab telah banyak diminati di dunia

Barat dewasa ini. Di Amerika misalnya, tidak ada perguruan tinggi terkemuka yang

tidak menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata kuliah, contohnya adalah

Harvard University dan Georgetown yang mempunyai pusat studi Arab yang bernama

Centre for Contemporary Arab Studies.9

Berkomunikasi dan ‚kompetensi komunikatif‛10

atau kemahiran bercakap

dipertengahan tahun 1970-an merupakan konsep utama yang telah melambangkan

keasyikan praktis, teoritis dan riset dalam lingusitik edukasional dan pedagogi bahasa,

konsep ‘kompetensi komunikatif’ telah bergabung atau berfungsi dalam gagasan

‚pengajaran bahasa komunikatif‛ sebagai suatu fokus sentral bagi pemikiran baru dan

pendekatan-pendekatan yang segar dalam pedagogi pada awal tahun 1980-an.11

Dengan merujuk kepada pendahuluan di atas, maka sebagai permasalahan

pokok yang akan dibahas adalah bagaimana konsepketerampilan bercakap bahasa

Arab?

B. Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

Dalam kegiatan bercakap diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi, baik

untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupa

tanda-tanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis

tidak diperlukan. Sebab itulah orang-orang yang buta huruf pun dapat melakukan

aktifitas bercakap dengan baik, misalnya para penutur asli suatu bangsa. Penutur yang

demikian mungkin tidak menyadari kompetensi kebahasaannya dan tidak mengerti

struktur bahasanya sendiri. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa penguasaan

bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan bahasa tulisan.

Berbicara atau bercakap adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa berbicara merupakan

8Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, ( Cet I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h.1-2.

9Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,h.1-2

10Istilah yang digunakan oleh Hymes (1972) sebagai kontras nyata terhadap ‘kompetensi

lingusitik’ Comsky, yang mencerminkan pandangan sosial terhadap bahasa yang kiranya telah

memperoleh pengakuan yang besar sejak pertengahan tahun 1960-an. Lihat Henry Guntur Tarigan

Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan, 1989),, h. 54.

11Henry Guntur Tarigan Metodologi Pengajaran Bahasa, h. 54.

Page 4: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

44 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

suatu bentuk perilaku manusiayang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,

neurologis dan linguistik. Sedemikian ekstensifnya, sehingga dapat dianggap sebagai

sarana manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.12

Dengan demikian bercakap merupakan keterampilan menyampaikan pesan

melalui bahasa lisan. Bercakap tidak hanya sekedar megucapkan bunyi-bunyi huruf

atau kata-kata, tetapi bercakap adalah suatu media untuk mengkomunikasikan

gagasan-gagasan yang sudah disusun dan dikembangkan menurut kebutuhan pendengar

atau penyimak.

Menurut Sri Utari Subyakto, bahwa tujuan pertama bercakap adalah untuk

menyampaikan pesan kepada orang lain, yakni mampu berkomunikasi mengenai

sesuatu dalam bahasa. Tujuan kedua adalah menyampaikan pesan kepada orang lain

dengan ukuran secara sosial dapat diterima. Tujuan pertama dapat dicapai dengan

aktivitas-aktivitas yang disebut kinerja komunikatif, sedangkan tujuan kedua dapat

dicapai melalui latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan komunikatif.13

Menurut M. Radhi al-Hafid bahwa kemampuan seseorang untuk mengungkap-

kan pikiran dan perasaan merupakan salah satu potensi bawaan dari kodrat kejadian

manusia karena tiap-tiap manusia pada dasarnya dalam kehidupan yang normal dapat

mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan sesuai keinginannya dan salah satu

cara untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran manusia tersebut adalah melalui

percakapan.14

Untuk menjadi penutur suatu bahasa yang baik, seseorang mesti mempelajari

faktor-faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan bercakap. Sehingga di dalam

percakapannya itu, ia akan tampak lancar mengucapkan huruf-huruf pada setiap kata

yang dipilih dalam percakapannya, pandai dalam menempatkan kata-kata yang tepat

pada situasi dan kondisi percakapannya, mampu merangkai kalimat yangmudah

dipahami dengan cepat oleh si penyimak, serta memperlihatkan sikap berani dan

objektifdalam percakapannya.

Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S, bahwa faktor-faktor kebahasaan

yang menjadi penunjang keefektifan bercakap adalah; (1) Ketepatan ucapan, (2)

Penempatan tekanan, nada, sandi dan durasi yang sesuai, (3) Pilihan kata (diksi), dan

(4) Ketepatan sasaran percakapan. Sedangkan faktor-faktor non kebahasaan ialah: (1)

12 Henry Guntur Trigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Cet I; Bandung:

Angkasa, 1990) h. 15.

13 Sri Utari Nababan Subyakto, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Cet. II; Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1993), h. 172.

14 M. Radhi al-Hafid, Pengembangan Materi dan Metode Pengajaran Bahasa Arab (Cet. I;

Ujung Pandang: Berkah Utami, 1993), h. 103.

Page 5: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 45

Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, (2) Pandangan harus diarahkan kepada lawan

bicara, (3) Kesediaan menghargai pendapat orang lain, (4) Gerak-gerik dan mimikyang

tepat, (5) Kenyaringan suara juga sangat menetukan, (6) Kelancaran, (7) Relevansi/

Penalaran, dan (8) Penguasaan topik.15

Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa:

Keterangan di atas menunjukkan bahwa penguasaan bahasa lisan bagi seseorang

yang mempelajari suatu bahasa, sangat tergantung pada hal-hal seperti; (1)

Kemampuan mengungkapkan ide atau pikiran serta maknayang berhubungan dengan

topik pembicaraan yang telah tersusun secara sistematis dalam benaknya,(2)

Kemampuan mengungkapkan kata-kata yang berhubungan dengan makna-makna itu,

(3) Mudah memunculkan di dalam benaknya kata-kata yang dibutuhkan, (4)

Kemampuan mengetahui uslub-uslub kalimat yang digunakan untuk menyusun

ungkapan-ungkapan yang terdiri dari berbagai macam kata, (5) Kemampuan lidah

mengucapkan setiap lafal yang menyertai kata-kata yang diungkapkan.

Sedangkan menurut Dr. Mahmud Kamil al-Naqah: yang secara spesifik

berbicara mengenai tujuan pengajaran keterampilan bercakap bahasa Arab bahwa:

15 Maidar G. Arsjad dan Mukti. U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,

(Cet; IV Jakarta Erlangga, 1993), h. 17-22.

16 Muhammad Abdul Kadir Ahmad, Thuruq Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah (Cet. I; Kairo:

Maktabah al-Nahdiyah, 1979), h. 216.

Page 6: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

46 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

Dari tujuan pengajaran kemahiran bercakap bahasa Arab di atas dapat ditetapkan

kriteria-kriteria kemahiran bercakap bahasa Arab sebagai berikut:

1) Pebelajar dapat mengucapkan (fonem) bahasa Arab, kemudian terampil

dalam mengungkapkan tekanan-tekanan dan ragam-ragam huruf yang bervariasi

yang dapat direspon oleh penutur bahasa Arab yang asli.

2) Pebelajar dapat mengucapkan fonem-fonem yang saling berdekatan tempat

pengucapannya dan saling menyerupai.

3) Pebelajar dapat menggunakan harakatyang panjang dan harakatyang pendek.

4) Pebelajar dapat mengungkapkan idenya sambil menggunakan struktur kalimat

yang sesuai dengan gramatika yang benar dalam bahasa Arab.

5) Pebelajar berusaha memperkaya diri dengan lafal-lafal bahasa yang layak

menurut tingkat usianya, kebutuhannya, peranannya dan pengalamannya, serta

dapat menggunakan lafal-lafal tersebut dalam aktifitas komunikasi.

6) Pebelajar dapat menggunakan sebagian bentuk-bentuk budaya Islam yang sesuai

dengan tingkat usia, budaya dan karakternya, serta menulis sebagian ma’lumat

(pengetahuan) dasar tentang budaya Arab Islam.

7) Pebelajar mampu mengungkapkan ungkapan yangjelas dan dapat dipahami dalam

pembicaraan yang panjang lebar.

8) Pebelajar memikirkan bahasa Arab dan bercakap bahasa Arab secara kontinyu

serta mengikuti perkembangan zaman.

Untuk lebih mempertajam pemahaman terhadap kompetensi kemahiran

bercakap bahasa Arab di atas, maka kompetensi tersebut akan diuraikan satu persatu

sebagai berikut.

17 Muhammad al-Ahmad al-rasyid, Waqai’ Nadwat al-Lughah al-Arabiyah Lighair al-Nathiqin

Biha, Juz II; (Maktab al-Tarbiyah al-Arabiyah Lidduwal al-Khalij)

Page 7: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 47

a. Kemampuan mengungkapkan ide atau pikiran serta makna yang berhubungan

dengan topik pembicaraan.

Kemampuan mengungkapkan ide atau pikiranserta makna yang berhubungan

dengan topik pembicaraan bagi pelajar yang mempelajari suatu bahasa termasuk

bahasa Arab dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya, hendaknya ide-

ide tersebut diukur dari segi pengalaman sehari-hari si pelajar dalam lingkungan

masyarakat, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolahnya atau dari segi aktivitas

sehari-harinya atau persoalan-persoalan lainyang dapat dipastikan bahwa pelajar itu

mempunyai pengetahuan sebelumnya, seperti yang dikemukakan oleh Dr. Abdul

Mun’im bahwa:

Sehubungan dengan itu, maka kemahiran mengungkapkan ide atau pikiran serta

makna-makna yang berhubungan dengan topik pembicaraan bagi seorang yang

mempelajari percakapan bahasa Arab ( ) merupakan salah satu ukuran yang cukup

penting untuk menetapkan tingkat kemahiran bercakap bahasa Arabnya. Tentu saja

ukuran kemahiran pengungkapan ide-ide tersebut harus berdasarkan atas pengalaman

atau pengetahuan si pebelajar, terutama bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa

Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar sebagai objek

penelitian.

b. Kemampuan mengucapkan setiap huruf yang digunakan dalam bentuk bahasa Arab

menurut shauthnya masing-masing, tekanan-tekanan shauthnya dan nagam-nagamnya, serta kemampuan mengucapkan harakat bahasa Arab, baik harakat-harakat yang panjang maupun pendek.

Kedua macam kemampuan ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama

lain karena setiap huruf Arab nanti dapat dibaca apabila disertai dengan harakatnya.

Begitupula sebaliknya, harakat-harakat Arab tidak akan berguna tanpa adanya huruf-

huruf Arab. Oleh karena itu seorang pakar metodologi pengajaran bahasa Arab yang

bernama Muhammad al-Ahmad al-Rasyid tidak memisahkan kedua persoalan tersebut.

Hal ini dapat dilihat dalam bukunya ‚Musryid al-Muallim Fi Tadris al-Lughoh al-

Arabiyah Lighair al-Nathiqin Biha‛, Beliau menyebutkan kedua hal itu dalam satu

18 Abdul Mun’im Sayyid Abd ‘Al, Thuruq Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah, (Kairo: Daar Ghariib

li al-Thabaa,ah, t.th), h. 113.

Page 8: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

48 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

judul yaitu: al-Ashwat wa al-Huruf. Dan di antara pembahasannya adalah problematika

awal yang dihadapi dalam mempelajari al-Ashwat wa al-Huruf, yaitu:

:

Dari keterangan di atas sekaligus dapat dipahami bahwa salah satu indikator

kemahiran bercakap bahasa Arab bagi pelajar, apabila ia telah mampu melalui

problematika huruf-huruf dan shaut-shaut (fonem) Arab seperti yang tergambar pada

penjelasan di atas, yaitu:

1. Mampu membedakan antaraharakatyang panjang dengan harakatyang pendek.

2. Mampu mengucapkan huruf-huruf yang bertasydid.

3. Mampu membedakan anatara syamsiah dengan qamariyah.

4. Mampu membedakan shaut-shaut (fonem) yang mirip atau serupa.

5. Mampu menggunakan tanwin.

6. Menggunakan alif maqsurahdan alif mamdudah.

7. Mampu membedakan antara ha dan taa marbuthah.

8. Mampu mengenal semua huruf yang digunakannya.

9. Mengetahui hamzah wahsal.

10. Mengetahui waqaf sukun.

Kemampuan untuk melampaui setiap problematika huruf dari shaut bahasa

Arab di atas dalam percakapan bahasa Arab merupakan salah satu syarat atau indikator

kemahiran bercakap bahasa Arab, khususnya bagi pelajar bahasa Arab yang bukan

19 Mahmud Ismail Shiniy dkk, Mursyid Mu’allim Fi Tadris al-Lughah al-Arabiyah Lighair

Nathiqin Biha, (Kairo: Dar al-Fikr), h. 13.

Page 9: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 49

penutur asli, termasuk dalam hal ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

c. Kemampuan mengemukakan kata-kata (mufradat) yang berhubungan dengan topik

pembicaraan.

Kata-kata atau mufradat merupakan salah satu unsur terbangunnya sebuah

bahasa, di samping unsur-unsur yang lain seperti hukum shaut (fonem), struktur kata

dan struktur kalimat.Akan tetapi mayoritas pakar bahasa memandang mufradat itu

merupakan hal yang sangat penting bagi pelajar non-Arab sebab setiap percakapan

yang terjadi pasti menggunakan mufradat, contohnya: Ketika ada seorang non-

Arabyang datang ke negara Arab, pastilah ia butuh untuk mengenal setiap nama segala

sesuatu ketika ia menghendakinya, dan hal itu mesti diucapkan dalam bahasa Arab,

seperti ketika ia berada di hotel dia akan mengatakan untuk mengungkapkan

perasaan dinginnya dan ia akan mengatakan untuk mengungkapkan rasa laparnya.

Kemampuan menggunakan kata-kata (mufradat) dalam bercakap diukur dari

segi:

1. Mengetahui kata-kata yangtaraduf ma’na.

2. Mengetahui kata-kata berlawanan ma’na.

3. Mampu menjelaskan kata yang diucapkan ketika diminta.

4. Mampu menggunakan kata-kata itu secara aktif.20

5. Termasuk dalam hal ini, kemampuan mengetahui isytiqaq atau pecahan-pecahan

kata dalam bahasa Arab.

d. Kemampuan untuk dapat memunculkan kembali kata-kata yang dibutuhkan dalam

percakapan sehingga interaksi percakapan menjadi lancar.

Kemampuan memunculkan kembali kata-kata atau mufradat di benak seorang

penutur bahasa asing, seperti halnya bahasa Arab bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, ketika

dibutuhkan dalam situasi berkomunikasi, merupakan kecakapan tersendiri bagi

mahasiswa. Sebab tidak semua orang mampu mengingat seluruh kata yang pernah ia

temukan sebelumnya, baik yang dihafal sendiri maupun yang ditemukan dari orang lain

dalam komunikasi sebelumnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan tersendiri dan

penggunaan kata-kata tersebut harus secara kontinyu dalam interaksi komunikasi aktif

dengan orang lain.

Adapun yang menjadi ukuran kemampuan memunculkan kembali mufradat

sebagai kesan lama di pikiran penutur suatu bahasa asing ketika dibutuhkan dalam

20Mahmud Ismail Shiniy dkk, Mursyid Mu’allim Fi Tadris al-Lughah al-Arabiyah Lighair

Nathiqin Biha, h. 7.

Page 10: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

50 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

suatu interaksi komunikasi aktif adalah apabila pelajar itu dapat menuturkan secara

langsung kata-kata tersebut tanpa menggunakan bahasa pengantar selain bahasa Arab

dalam percakapannya. Tentunya juga dalam hal ini mesti dilihat dari segi topik

pembicaraan, sebab tidak dapat diukur dengan mudah apakah seseorang dapat

memunculkan kembali kesan lama dari mufradatyang telah diketahuinya kecuali

mengajak dia berbicara dengan topik yangsama dengan sebelumnya.

e. Kemampuan menyusun uslub-uslub kalimat yang dibutuhkan.

Uslub-uslub kalimat bagi bahasa Arab merupakan tempat terbangunnya seluruh

unsur-unsur kemahiran bercakap. Sebab dalam uslub kalimatlah,disampaikan ide atau

pikiran serta makna-makna, diucapkan huruf-huruf dan shaut Arab, digunakan kata-

kata(mufradat), dan kata-kata tersebut sesuaiuslub-uslub kalimat yang benar atau

dengan kata lain, bahwa kalimat adalah struktur bahasa yang terdiri dari ashwat,

mufradat dan qawa’id.21

Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa ukuran yang dapat dijadikan

pedoman untuk mengetahui kemampuan seorang pelajar dalam menyusun uslub-uslub

kalimat bahasa Arab adalah kemahirannya membuat kalimat yang terdiri dari

pengucapan ashwatnya yang tepat, penggunaan mufradat yang tepat, serta qawa’idnya

yang baik, baik dalam bentuk kalimat jumlah ismiyah ataupun bentuk jumlah fi’liyah.

Enam poin di atas yang disebut oleh penulis sebagai kompetensi kemahiran

bercakap bahasa Arab yang berarti apabila seorang pelajar bahasa Arab telah mampu

menyatakan pada dirinya keenam poin tersebut ketika bercakap dalam bahasa Arab,

maka pelajar tersebut dikatakan mahir bercakap dalam bahasa Arab.

C. Kesimpulan

Adapun kesimpulan mengenai konsepketerampilan bercakap bahasa Arab

adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan mengungkapkan ide atau pikiran serta makna-makna yang

berhubungan dengan topik pembicaraan.

2. Kemampuan mengucapkan setiap huruf yang digunakan dalam bahasa Arab

menurut shauthnya masing-masing, tekanan-tekanan shauthnya serta nagam-

nagamnya.

3. Kemampuan menggunakan harakat bahasa Arab, baik harakat-harakatyang

panjang maupun harakat-harakatyang pendek.

4. Kemampuan mengungkapkan kata-kata yang berhubungan dengan topik

pembicaraan.

21 Ihmaduh Ibrahim, al-Ittijaat al-Mu’asharah: Fi Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah Lighair al-

Nathiqin Biha, (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Araby, 1987), h. 14.

Page 11: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 51

5. Kemampuan untuk dapat memunculkan kembali dibenaknya kata-kata yang

dibutuhkan dengan mudah sehingga pembicaraan menjadi lancar.

6. Kemampuan menyusun uslub-uslub kalimat yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Mas’adi, Ghufron.Sejarah Islam dan Awal Tangga Runtuhnya Dinasti Usmani Tarikh Pra Modern, Edisi I. Cet. I; Jakarta Raja Grafindo Persada, 1977

Abdul Kadir Ahmad, Muhammad. Thuruq Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah. Cet. I; Kairo:

Maktabah al-Nahdiyah, 1979

Anwar,Khaidir.Fungsi dan Peranan Bahasa: Sebuah Pengantar. Cet II; Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1990

Arsyad,Azhar.Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Cet I; Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003

Azra,Azsyumardi.Esei-Esei Intelektual dan Pendidikan Islam. Cet I; Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1998

Al-Hafid, M. Radhi.Pengembangan Materi dan Metode Pengajaran Bahasa Arab.Cet. I;

Ujung Pandang: Berkah Utami, 1993

Al-Rasyid, Muhammad al-Ahmad.Waqai’ Nadwat al-Lughah al-Arabiyah Lighair al-Nathiqin Biha, Juz II; Maktab al-Tarbiyah al-Arabiyah Lidduwal al-Khalij

Djumhur dan H. Danasuparta, Sejarah Pendidikan. Cet. VIII; Bandung: CV Ilmu

Bandung; 1974

G. Arsjad, Maidar dan Mukti. U.S. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.Cet; IV Jakarta Erlangga, 1993

Guntur Tarigan, Henry.Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1989

______, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Cet I; Bandung: Angkasa,

1990

Hidayat, Komaruddin . Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermaneutik. Cet.

I; Jakarta: Piramida, 1996

Ibrahim, Ihmaduh. al-Ittijaat al-Mu’asharah: Fi Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah Lighair al-Nathiqin Biha. Kairo: Dar al-Fikr al-‘Araby, 1987

Ismail Shiniy, Mahmud dkk.Mursyid Mu’allim Fi Tadris al-Lughah al-Arabiyah Lighair Nathiqin Biha. Kairo: Dar al-Fikr

Page 12: KONSEP KETERAMPILAN BERCAKAP BAHASA ARABportalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian...42 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

52 Rappe, Konsep Keterampilan Bercakap Bahasa Arab

K. Hitti, Philip. The Arab Short Story, diterjemahkan oleh Ushuluddin Hutagalung dan

O.D.P. Sihombing dengan judul Dunia Arab.Cet. III; Bandung: Sumur

Bandung, t. th.

M. Kempson, Ruth. Semantic Theory.Cambridge University Press: New York USA,

Melbourne Australia, 1989

Sayyid Abd ‘Al, Abdul Mun’im. Thuruq Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah. Kairo: Daar

Ghariib li al-Thabaa,ah, t.th

Subyakto,Sri Utari Nababan.Metodologi Pengajaran Bahasa. Cet. II; Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1993