25
- 1 - KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM KURIKULUM 2013 PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN JAKARTA, 2017 23 November 2017

KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 1 -

KONSEP LITERASI

BUDAYA DAN

KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM

2013

PUSAT KURIKULUM

DAN PERBUKUAN

JAKARTA, 2017

23 November 2017

Page 2: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 2 -

KATA PENGANTAR

Literasi adalah kemampuan mengetahui, memahami, dan memaknai

bahasa tertulis dalam kehidupan sehari-hari. Menurut UNESCO (2004),

literasi dimaknai sebagai kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan,

menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, dan menggunakan bahan

kajian, cetak, tertulis, dan berbagai moda yang berhubungan dengan

beragam konteks. Literasi mencakup rentang pembelajaran yang

membuat individu mampu untuk mencapai tujuannya, mengembangkan

pengetahuan dan potensinya, dan berpartisipasi secara penuh dalam

masyarakat sebagai keseluruhan. Perkembangan selanjutnya, literasi

tidak hanya terbatas pada literasi bahasa di atas. Pada saat ini,

berkembang enam jenis literasi, yaitu baca tulis, numerasi, keuangan,

sains, digital dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta literasi

budaya dan kewarganegaraan.

Keenam literasi di atas sudah dikembangkan dalam Kurikulum 2013.

Naskah ini pada dasarnya merupakan kajian konsep terhadap

pengembangan literasi dalam Kurikulum 2013, khususnya literasi budaya

dan kewarganegaraan. Di dalam naskah ini disajikan tentang definisi, misi

pedagogis, tujuan, kompetensi, dan penjenjangan literasi.

Naskah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, saran dan masukan

sangat diharapkan dari pembaca.

Jakarta, November 2017

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Dr. AwaluddinTjalla

Page 3: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 3 -

DAFTAR ISI

I. Definisi……………………………………………………………………………………… 6

II. Misi Pedagogis………………………………………………………………………….. 6

A. Misi Literasi…………………………………………………………………………… 6

B. Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013 7

C. Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam Pemelajaran

Lintas Mata Pelajaran……………………………………………………………. 9

III. Tujuan Literasi Budaya dan Kewarganegaraan ……..…………………… 17

IV. Kompetensi Literasi Budaya dan Kewarganegaraan …………………… 17

V. Penjenjangan Literasi Budaya dan Kewarganegaraan ………………… 18

VI. Penutup……………………………………………………………………………………. 22

VII. Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 23

Page 4: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 4 -

KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM 2013

PENDAHULUAN

Perspektif Literasi

Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata

pelajaran, melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi

kurikulum. Literasi dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk mencapai

tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui mendengar, membaca, dan

mencermati. Meskipun pendefinisian literasi tersebut berada dalam konteks

pengajaran bahasa, tetapi ruang lingkup dari definisi tersebut dapat berlaku

untuk mata pelajaran lain. PISA (The Programme for International Studet

Assessment) mendefinisikan literasi budaya dan kewarganegaraan sebagai

refleksi kompetensi kognitif dari proses penerjemahan atas struktur dan

karakteristik penyajian tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan

tentang fenomena alam. Dalam upaya untuk mengembangkan pemahaman

pengetahuan tersebut, kompetensi metakognitif menjadi sarana penerjemahan,

baik pada tahap pemahaman terhadap struktur dan penyajian tekstual sampai

dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam. Pengajaran bahasa

merupakan titik tolak menuju literasi bidang lain. Frasa dan paragraf dalam

bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa dan sekaligus struktur logika

cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Proses pedagogi yang berlangsung melalui proses belajar mengajar di kelas

merupakan proses interaksi fungsional antara guru dan siswa serta antarsiswa.

Dalam proses interaksi tersebut, terdapat dua fenomena mengonstruksi

pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan sosial. Keduanya

merupakan proses pengembangan kompetensi literasi. Dengan

mempertimbangkan bahwa proses pemelajaran membawa misi mengonstruksi

pengetahuan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, interaksi yang

berlangsung di ruang kelas tidak hanya bersifat tekstual, tetapi juga kontekstual.

Dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, aspek tekstual dan

kontekstual bersifat saling melengkapi. Aspek tekstual memberikan karangka

pedagogis untuk menyeleksi konteks-konteks yang dapat diintegrasikan dalam

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

JAKARTA, 2017

Page 5: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 24 -

Puskurbuk.

UNESCO (2004). The plurality of literacy and its implications for policies and

programs: Position paper. Paris, Perancis: United National Educational,

Scientific, and Cultural Organization.

Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009). 21st Century Skills: Learning for Life

in Our Times. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.

Wenning, C. J. (2007). Assessing inquiry skills as a component of scientific

literacy. Journal of Physics Teacher Education Online, 4(2), 21-24.

Wenning, C. J. (2006). Assessing nature-of-science literacy as one component

of scientific literacy. Journal of Physics Teacher Education Online, 3(4), 3-

14.

World Economic Forum (2015). New vision for education: Unlocking the

potential of technology. Geneva, Switzerland: World Economic Forum.

- 5 -

proses belajar mengajar di kelas. Di lain pihak, aspek kontekstual memperkaya

pokok bahasan suatu topik dari mata pelajaran.

Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan

membaca teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan

kata pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan

teks. Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus

meningkat secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun

kompleksitas pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi

literasi atas setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga

tahapan, yaitu mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan

tertinggi adalah memaknai (interpreting). Secara grafis, penjelasan dari setiap

tahap disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan dalam Pengembangan Kompetensi Literasi

Page 6: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 6 -

I. DEFINISI

KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM 2013

II. MISI PEDAGOGIS

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan adalah kecerdasan warga negara

untuk memilah dan memilih nilai-nilai budaya luhur bangsa yang relevan

untuk dijadikan dasar dalam bersikap, bertindak, dan berperilaku di

tengah keragaman guna terimplementasikannya nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

bingkai NKRI.

Mewujudkan kompetensi publik dan kompetensi privat warganegara

yang baik dan cerdas (good and smart citizen), dimana kompetensi publik

tersebut mengharuskan setiap warga negara peka terhadap persoalan-

persoalan yang ada di sekitarnya (public issues) dan memahami

kompetensi pribadinya sesuai dengan profesi masing-masing serta

menjunjung tinggi budaya luhur bangsa Indonesia sebagai wujud

implementasi nilai-nilai Pancasila.

A. Misi literasi

1. Mewujudkan warga negara yang melek hukum:

a. Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati hukum

b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai norma perilaku

dengan memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari,

serta menjadikan Pancasila sebagai dasar perumusan seluruh

peraturan perundang-undangan

2. Mewujudkan warga negara yang melek politik:

- 23 -

VII. DAFTAR PUSTAKA

Curren, Randal (2010). Education for Global Citizenship and Survival dalam

Yvonne Raley and Gerhard Preyer (Ed). Philosophy of Education in the

Era of Globalization. New York: Routledge. Hlm 67-90.

Dale, Philip S. and Thoreson, Catherine Crain (March 1999), Language and

Literacy in a Developmental Perspective. Journal of Behavioral

Education, 9, 1. Hlm. 23-33.

Korkmaz, Sedat and Korkmaz, Şule Çelik (2013). Contextualization or de-

contextualization: student teachers’ perceptions about teaching a

language in context. Social and Behavioral Sciences, 93. Hlm, 895 – 899.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Buku Saku

Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum

2013. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2017). Peta Jalan

Gerakan Literasi Nasional. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.

National Research Council (1996). National Science Education Standards.

Washington DC, United States: National Academy Press.

Pisa, O. E. C. D. (2015). Draft Science Framework. diambil dari http://www.

oecd. org/pisa/pisaproducts/Draft PISA 2015 Science Framework. pdf.

Pole, D. The Concept of Reason. (1972), dalam R.F.Dearden P.H.Hirst and

R.S.Peters (Eds). Education and the development of reason. London:

Routledge. Hlm. 112-130.

Puskurbuk (2013). Naskah Akademik Kurikulum 2013. Jakarta, Indonesia:

Page 7: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 22 -

VI. PENUTUP

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

lingkungan

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Literasi budaya dan kewarganegaraan adalah salah satu literasi yang

dikembangkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah, khususnya, dan

kemajuan pendidikan Indonesia, pada umumnya. Dengan demikian,

pendidikan dapat memenuhi kriteria dan capaian yang diharapkan dan dapat

memperbaiki kehidupan bangsa. Dengan literasi yang baik, diharapkan agar

bangsa Indonesia mampu bersaing menyejajarkan diri di dunia internasional.

Keberhasilan pencapaian literasi harus didukung oleh seluruh komponen

yang ada di dunia pendidikan, terutama peran pendidik di sekolah yang

berupaya membimbing, mengarahkan, mendidik, mengevaluasi,

memfasilitasi berkembangnya potensi peserta didik sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan.

Konsep literasi budaya dan kewarganegaraan ini diharapkan dapat digunakan

sebagai pedoman bagi pendidik dalam mencapai kompetensi literasi. Konsep

literasi ini dapat membawa perubahan terhadap pemahaman peserta didik

sebagaimana literasi yang sebenarnya diterapkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

- 7 -

a. Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati kebijakan

politik pemerintah

b. Melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga

negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

3. Mewujudkan warga negara yang melek budaya:

a. Mengetahui, memahami, dan melestarikan kekayaan dan

keragaman budaya bangsa Indonesia.

b. Menemukenali, menghargai dan melestarikan nilai-nilai

budaya dan kearifan lokal untuk diterapkan sebagai dasar

bertindak dan berperilaku, maupun dalam membangun relasi

sosial.

B. Literasi Budaya Dan Kewarganegaraan Dalam Kurikulum 2013

Literasi budaya dan kewarganegaraan sudah terlihat jelas pada

Kurikulum 2013. Secara konseptual, Kurikulum 2013 berbasis

kompetensi. Kurikulum 2013 terdiri atas 4 (empat) Kompetensi Inti

(KI) yang dibagi menjadi 3 aspek, yaitu KI-1 dan KI-2 merupakan aspek

sikap, KI-3 menyangkut aspek pengetahuan, dan KI-4 menyangkut

aspek keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum ini

adalah pendekatan ilmiah atau “scientific approach”. Pendekatan

tersebut terdiri atas 5 kegiatan (5M), yaitu mengamati, menanya,

melakukan percobaan/mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan/membuat jejaring. Beberapa literatur menyebut

pendekatan ilmiah sama dengan pendekatan inkuiri. Jadi, berdasarkan

pendekatan yang digunakan, Kurikulum 2013 juga sudah

mengakomodasikan pengembangan literasi Budaya dan

Kewarganegaraan bagi siswa.

Berdasarkan hasil identifikasi Kurikulum Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) SD dan SMP dapat dilihat pada tabel di

bawah ini kompetensi literasi (mengetahui, memahami, dan

memaknai) untuk setiap KD.

Page 8: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 8 -

Tabel 1. Identifikasi Kompetensi Literasi dalam Kurikulum PPKn SD

Kompetensi

Literasi

Kelas IV Kelas V Kelas VI

Mengetahui 1 1 2

Memahami 1 3 2

Memaknai 2 1 1

Jumlah KD 4 4 5

Penyebaran Kompetensi Literasi menurut kagori kajian dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2. Kompetensi Literasi Budaya dan Kewarganegaraan Berdasarkan

Kajian

Kajian Kelas IV Kelas V Kelas VI

Dasar Negara

dan Simbol-

Simbol

Negara

1

1

1

Hak dan

Kewajiban

1 1 1

Keberagaman

Umat

Beragama

2

-

-

Keberagaman

Suku Bangsa,

Sosial, dan

Budaya

1 1 2

Jumlah KD 5 3 4

Untuk tingkat SMP, kompetensi literasi budaya dan kewarganegaraan dan

sebaran kajian berdasarkan literasi budaya dan kewarganegaraan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

- 21 -

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Memaknai

hukum,

politik, dan

budaya

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Melaksanaka

n hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

Page 9: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 20 -

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

lingkungan

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Memaham

i proses

hukum,

politik, dan

budaya

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Memahami hak

dan kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

- 9 -

Tabel 3. Identifikasi Kompetensi Literasi dalam Kurikulum PPKn SMP

Kompetensi

Literasi

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Mengetahui 5 5 1

Memahami 1 1 1

Memaknai 1 1 3

Jumlah KD 7 7 5

Tabel 4. Kompetensi Literasi Budaya dan Kewarganegaraan Budaya dan

Kewarganegaraan Berdasarkan Kajian

Kajian Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Ideologi dan

Dasar Negara

1

2

1

Kedaulatan

Negara

1 - 1

Keberagaman 2

-

1

Nasionalisme

dan

Patriotisme

1 3 1

Jumlah KD 5 5 4

C. Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam Pemelajaran Lintas Mata

Pelajaran.

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam pemelajaran lintas mata

pelajaran adalah literasi yang memuat konteks pada suatu mata pelajaran

dan akan terlihat pemaknaan suatu pemelajaran antarmata pelajaran

tersebut. Literasi tersebut tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam

Page 10: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 10 -

suatu konteks mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang

memiliki fungsi dan tujuan tertentu sebagai muatan pemelajaran.

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan merupakan pendekatan dalam

proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan secara

konsisten dan menyeluruh di sekolah untuk mendukung pengembangan

Literasi setiap siswa. Keterampilan Literasi budaya dan Kewarganegaraan

secara eksplisit diajarkan di dalam mata pelajaran PPKn, namun siswa

diberikan berbagai kesempatan untuk menggunakan budaya dan

kewarganegaraan di luar mata pelajaran PPKn di berbagai situasi.

Menggunakan keterampilan budaya dan kewarganegaraan dalam lintas

kurikulum memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya dan juga

memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat keterkaitan konsep

budaya dan kewarganegaraan dengan konsep lainnya. Pada hakikatnya

pembelajaran Literasi budaya dan kewarganegaraan tidak lain memahami

suatu interkoneksi antarkonsep yang berperan dalam kehidupan.

Contoh Penerapan Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam

Pembelajaran

Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di dalam pembelajaran PPKn siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang komprehensif tentang Dasar Negara dan

Simbol-Simbol Negara, Hak dan Kewajiban, Keberagaman Agama

dan Sosial Budaya, serta Nasionalisme dan Patriotisme yang

diterapkan di semua aspek kehidupan, baik ekonomi, politik,

lingkungan alam sekitar, budaya, agama, pendidikan sebagai bekal

menjadi warna Negara yang baik.

Contoh pada aspek kehidupan di alam sekitar: siswa diminta untuk

menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah

di sembarang tempat yang dikaitkan dengan ajaran agama.

Contoh pada aspek budaya: siswa diminta untuk memberikan

pendapat mengenai bagaimana cara menjalin hubungan antar

budaya dan antar agama.

- 19 -

Tabel 1: Penjenjangan literasi budaya dan kewarganegaraan dalam

lingkup sekolah

Nilai dari konsep hukum, politik dan budaya:

1. Hukum : jujur, disiplin

2. Politik : tanggung jawab, peduli

3. Budaya : santun, percaya diri

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

Mengetah

ui konsep

hukum,

politik, dan

budaya

Pengetahuan

faktual tentang

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli,

santun,

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Pengetahuan

faktual

tentang hak

dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Pengetahuan

faktual tentang

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Pengetahuan

faktual

tentang hak

dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

Page 11: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 18 -

V. PENJENJANGAN LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga

negara yang memiliki kompetensi publik dan kompetensi privat

warganegara yang baik dan cerdas (good and smart citizen)

C. Memaknai

Mewujudkan warga negara yang mentaati hak, kewajiban, dan

tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta melestarikan kekayaan dan keragaman budaya

bangsa Indonesia untuk saling memahami berbagai kearifan lokal dan

keragaman budaya untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni

dalam bingkai NKRI.

Perjenjangan dalam literasi budaya dan kewarganegaraan merupakan

salah satu aspek dalam satu proses yang berkesinambungan mulai dari

jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi.

Perjenjangan ini penting untuk dibuat agar capaian literasi mengarah

pada kesesuaian kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan

pertumbuhan mental dan psikologis peserta didik serta kesesuaian

dengan capaian kompetensi yang diharapkan.

Perjenjangan tersebut memudahkan pula pendidik untuk menentukan

materi yang harus diberikan peserta didik dalam mencapai kompetensi

tersebut. Dengan demikian, penting sekali untuk menentukan tingkatan

kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan jenjang peserta didik itu.

Literasi budaya dan kewarganegaraan di sekolah dapat dilatihkan sesuai

dengan jenjang pendidikannya. Berdasarkan tingkat perkembangan

intelektualnya, tahapan literasi budaya dan kewarganegaraan siswa pada

setiap kluster jenjang pendidikan ditunjukkan oleh tabel berikut.

- 11 -

Berikut ini contoh-contoh KD untuk setiap aspek, yaitu mengetahui,

memahami, dan memaknai.

1. Nasionalisme dan Patriotisme

Kelas VIII

Contoh KD di bawah ini adalah KD PPKn literasi budaya dan

kewarganegaraan untuk aspek mengetahui

3.5 Memproyeksikan nilai dan semangat sumpah pemuda tahun

1928 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

Adapun KD PPKn yang sudah sampai pada aspek literasi

memahami adalah contoh KD di bawah ini.

Kelas VIII

3.3 Memahami tata urutan peraturan perundang-undangan

dalam sistem hukum nasional di Indonesia.

Sedangkan untuk contoh KD PPKn untuk aspek memaknai adalah

contoh KD berikut ini.

Kelas VIII

3.6 Menginterpretasikan semangat dan komitmen kebangsaan

kolektif untuk memperkuat Negara kesatuan Republik

Indonesia dalam konteks kehidupan siswa.

Dalam Mata Pelajaran Selain PPKn:

Di dalam pembelajaran selain PPKn, informasi yang disajikan dapat

diperkaya dengan menggunakan konsep budaya dan

kewarganegaraan.

Berikut ini contoh Literasi budaya dan kewarganegaraan lintas

kurikulum untuk beberapa mata pelajaran selain PPKn.

o Matematika:

Aspek matematika bertujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan

dasar-dasar matematika yang diperlukan siswa dalam menghadapi

kehidupan sehari-hari. Misalnya pada materi perkalian,

pembagian, dan pecahan desimal yang bermakna kejujuran,

Page 12: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 12 -

kepastian, dan detail.

Aspek budaya dan kewarganegaraan bertujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam memilih dan memilah nilai-nilai budaya

luhur bangsa yang relevan untuk dijadikan dasar dalam bersikap,

bertindak, dan berperilaku di tengah keberagaman.

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran matematika antara lain digunakan dalam proses

penanaman nilai-nilai kejujuran dalam menjalin hubungan dan

interaksi dengan orang lain yang berbeda pandangan, budaya,

agama, warna kulit dan sebagainya. Matematika adalah mata

pelajaran yang mengajarkan kepastian dan kejujuran dengan

memperhatikan detail setiap persoalan. Kejujuran akan

menciptakan hubungan yang indah dan harmonis, apa adanya,

tanpa kebohongan.

Selain penggunaan konsep matematika pada menjalin hubungan

yang jujur dan penuh kepastian, konsep matematika digunakan

juga untuk memecahkan masalah. Untuk memecahkan masalah

kadang harus menggunakan persamaan atau rumus, bahkan

dengan konsep matematis peserta didik mampu menemukan atau

membuat sendiri persamaan atau rumus guna memudahkan

dalam penyelesaian masalah. Pengoperasional persamaan

tersebut juga menggunakan konsep matematis misalnya: konsep

perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, kwadrat,

pangkat, bilangan baku, dsb. Bahkan untuk mengetahui massa

benda-benda yang sangat kecil (partikel-partikel zat), misalnya:

mengetahui massa elektron, massa proton, massa neuton,

menghitung kecepatan cahaya dst, harus diselesaikan

menggunakan perhitungan matematis, dalam ini peserta didik

mampu membuat model konvigurasi atom dsb. Dalam

penghitungan data, penyajian data, analisis data.

Dalam menjalin hubungan dan interaksi dengan sesama warga

Negara, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai persoalan

- 17 -

III. TUJUAN LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

IV. KOMPETENSI LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

antar agama, suku, dan golongan. Maka literasi budaya dan

kewarganegaraan harus selalu dikaitkan dengan literasi media

untuk menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadaban.

Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati hukum dalam

rangka mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar

perumusan seluruh peraturan perundang-undangan.

Mengetahui, memahami, menyadari dan mentaati hak, kewajiban,

dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Mengetahui, memahami, dan melestarikan kekayaan dan

keragaman budaya bangsa Indonesia untuk saling memahami

berbagai kearifan lokal dan keragaman budaya untuk

mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam bingkai NKRI.

A. Mengetahui

Mengetahui hukum, politik, dan budaya dalam rangka mengamalkan

nilai dan moral Pancasila sebagai dasar membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga

negara yang memiliki kompetensi publik dan kompetensi privat

warganegara yang baik dan cerdas (good and smart citizen)

B. Memahami

Memahami hukum, politik, dan budaya dalam rangka mengamalkan

nilai dan moral Pancasila sebagai dasar membangun kehidupan

Page 13: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 16 -

penampilan tari kreasi daerah di Sekolah Dasar. Bahwa dengan

memahami tari kreasi setiap daerah berarti siswa juga telah

mengenal keberagaman seni di masing-masing daerah yang

berimplikasi pada semakin menguatnya rasa cinta terhadap tanah

air dan kekayaan budaya bangsa, salah satunya melalui tarian.

Seni juga berkaitan dengan kreatifitas dan imajinasi, sehingga

setiap warga Negara di dorong untuk mengembangkan keduanya

agar menjadi bangsa yang kreatif, terutama dalam membuat

temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai

karya anak bangsa yang dapat dibanggakan.

Prakarya

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

prakarya misalnya pada materi perancangan, pembuatan, dan

penyajian produk kerajinan. Literasi budaya dan kewarganegaraan

memberikan kesadaran kepada siswa agar mereka dapat

memanfaatkan kekayaan budaya daerahnya masing-masing untuk

menghasilkan karya tertentu. Karya tersebut merupakan wujud

pelestarian budaya bangsa dan menginspirasi siswa agar mereka

selalu termotivasi untuk berkarya yang bermanfaat bagi

kemanusiaan, baik dalam memberikan keindahan, maupun

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Misalnya membuat tempat

tissue dari limbah korek api, atau membuat keranjang dari botol

air mineral bekas. Selain berfungsi memanfaatkan limbah, juga

menghasilkan karya yang berguna dan inovatif.

TIK

Kaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan TIK

adalah bahwa warga Negara harus melek teknologi informasi dan

telekomunikasi. Media komunikasi berkembang sedemikian

pesan dan mengaruskan warga Negara agar memiliki literasi

media yang baik agar tidak terjebak dan menimbulkan

perpecahan di dalam masyarakat. Berbagai kasus yang muncul

akibat literasi media yang buruk telah berdampak pada

munculnya konflik-konflik dalam masyarakat, misalnya konflik

- 13 -

yang timbul sebagai akibat dari adanya persinggungan dan

perbedaan pandangan. Maka siswa harus terlatih untuk

memecahkan masalah dengan memperhatikan data, fakta yang

akurat sebagai dasar pertimbangan sehingga dihasilkan keputusan

yang obyektif.

PJOK:

Dalam konteks PJOK, literasi budaya dan kewarganegaarn

digunakan untuk memberi kesadaran kepada warga Negara bahwa

didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat atau “Mens

Sano encorporesano”. Jika warga Negara memiliki tubuh yang

sehat, maka mereka juga akan memiliki mental yang kuat untuk

bersama-sama mendukung proses pembangunan ke arah

kemajuan. Salah satu materi di dalam PJOK adalah bahaya

merokok, minuman keras, narkotika, zat-zat adiktif dan obat

berbahaya lainnya terhadap kesehatan tubuh. Salah satu

persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini

adalah mengenai peredaran narkoba dan zat berbahaya lainnya

yang sangat luar biasa dengan sasaran anak-anak hingga orang

tua. Kondisi ini harus dimaknai dengan cerdas secara budaya dan

kewarganegaraan oleh siswa. Bahwa, jika semakin banyak yang

menggunakan narkoba maka lambat laun Negara ini akan hancur.

Jika warga Negara sehat, maka beban Negara untuk subsidi

pengobatan juga akan berkurang dan dapat dialokasikan untuk

kegiatan pembangunan masyarakat lainnya. Maka, olahraga

menjadi kebutuhan mendasar bagi seluruh warga Negara.

IPS:

Literasi budaya dan kewarganegaraan memiliki hubungan yang

sangat erat dengan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Misalnya pada

materi kependudukan lingkungan. Pada pembelajaran tersebut

membahas tentang dinamika penduduk dan pengaruh kepadatan

penduduk. Pada dinamika penduduk yang terdiri dari: natalitas,

mortalitas, dan migrasi penduduk, menggunakan literasi budaya

dan kewarganegaraan dengan cara menekankan bahwa setiap

Page 14: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 14 -

penduduk harus memiliki identitas sebagai warga Negara, yaitu

KTP (Kartu Tanda Penduduk) sesuai dengan peraturan yang

berlaku. KTP juga memudahkan Negara untuk lakukan pemetaan

terhadap jumlah penduduk serta hak dan kewajiban warga

Negara.

Literasi budaya dan kewarganegaraan juga membahas mengenai

persoalan-persoalan yang muncul jika jumlah penduduk

bertambah.

Interaksi antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran IPS itu terjadi pada dampak interaksi manusia

terhadap ekosistem dan lingkungan hidup. Bahwa sebagai warga

Negara yang baik harus dapat menjaga ekosistem dan lingkungan

hidup agar kehidupan ini tetap berlanjut.

Bahasa:

Dalam literasi budaya dan kewarganegaraan, kemampuan

berbahasa, termasuk mengetahui, memahami, dan memaknai

pesan yang diberikan orang lain merupakan sesuatu yang sangat

penting. Misalnya, pada meteri menyimak, dimana siswa diajarkan

untuk menjadi pendengar yang baik, dan menyimak dengan

seksama semua informasi yang diberikan orang lain, dengan tidak

memotong pembicaraannya.

Sebagai warga Negara yang hidup di tengah-tengah masyarakat

yang sangat majemuk, maka kemampuan menyimak sangat

ditekankan sehingga mengurangi terjadinya konflik dan

perpecahan di antara masyarakat itu sendiri.

Maka, literasi budaya dan kewarganegaraan sangat penting

dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa. Baahwa

kemampuan dalam bidang bahasa sangat memengaruhi

tercapainya tatanan masyarakat yang tertib dan harmonis.

IPA

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran IPA antara lain pada materi ekosistem dan

makhluk hidup. Bahwa sebagai warga Negara yang baik dan

- 15 -

cerdas, harus dapat menjaga ekosistem sebagai wujud

tanggungjawab sebagai manusia dan dapat mewariskan bumi yang

sehat untuk generasi selanjutnya. Literasi budaya dan

kewarganegaraan juga memberikan pencerahan ketika siswa

mempelajari tentang makhluk hidup. Mencintai Indonesia berarti

mencintai seluruh makhluk yang hidup di Negara ini. Pohon-

pohonan, hewan, dan sesama manusia. Siswa diajarkan untuk

menanam pohon (penghijauan), tidak membuang sampah

sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, tidak

membunuh hewan, dan tidak menyakiti sesama manusia. Nilai

budaya luhur yang dapat diangkat misalnya local wisdom

masyarakat Baduy, Banten yang tertuang dalam filosofi

“panjang teu meunang dipotong, pondok teu meunang

disambung” yang artinya bahwa kita harus menjaga alam sesuai

dengan apa yang telah diberikan Tuhan. Jangan memotong yang

sudah panjang, dan jangan menyambung apa yang pendek. Jika

kita bersahabat dengan alam, maka alam akan bersahabat dengan

kita. Filosofi tersebut harus menjadi inspirasi dalam mata

pelajaran IPA bahwa sebagai warga Negara kita harus mencintai

dan menjaga lingkungan.

Sejarah:

Dalam konteks materi sejarah, misalnya sejarah proklamasi

kemerdekaan, maka harus ditekankan kepada siswa bahwa

sebagai warga Negara yang baik dan cerdas kita harus memahami

sejarah bagaimana Negara ini pada akhirnya dapat

memproklamasikan kemerdekaannya, dengan segala dinamika

dan suka duka yang dilalui oleh para pejuang kemerdekaan pada

saat ini. Setiap warga Negara diberikan kesadaran agar tidak

pernah melupakan sejarah bangsa dan Negara, agar semakin

tertanam kecintaan terhadap bangsa dan Negara Indonesia.

Seni:

Kaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dalam mata

pelajaran seni sangat erat. Misalnya pada materi memahami

Page 15: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 14 -

penduduk harus memiliki identitas sebagai warga Negara, yaitu

KTP (Kartu Tanda Penduduk) sesuai dengan peraturan yang

berlaku. KTP juga memudahkan Negara untuk lakukan pemetaan

terhadap jumlah penduduk serta hak dan kewajiban warga

Negara.

Literasi budaya dan kewarganegaraan juga membahas mengenai

persoalan-persoalan yang muncul jika jumlah penduduk

bertambah.

Interaksi antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran IPS itu terjadi pada dampak interaksi manusia

terhadap ekosistem dan lingkungan hidup. Bahwa sebagai warga

Negara yang baik harus dapat menjaga ekosistem dan lingkungan

hidup agar kehidupan ini tetap berlanjut.

Bahasa:

Dalam literasi budaya dan kewarganegaraan, kemampuan

berbahasa, termasuk mengetahui, memahami, dan memaknai

pesan yang diberikan orang lain merupakan sesuatu yang sangat

penting. Misalnya, pada meteri menyimak, dimana siswa diajarkan

untuk menjadi pendengar yang baik, dan menyimak dengan

seksama semua informasi yang diberikan orang lain, dengan tidak

memotong pembicaraannya.

Sebagai warga Negara yang hidup di tengah-tengah masyarakat

yang sangat majemuk, maka kemampuan menyimak sangat

ditekankan sehingga mengurangi terjadinya konflik dan

perpecahan di antara masyarakat itu sendiri.

Maka, literasi budaya dan kewarganegaraan sangat penting

dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa. Baahwa

kemampuan dalam bidang bahasa sangat memengaruhi

tercapainya tatanan masyarakat yang tertib dan harmonis.

IPA

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran IPA antara lain pada materi ekosistem dan

makhluk hidup. Bahwa sebagai warga Negara yang baik dan

- 15 -

cerdas, harus dapat menjaga ekosistem sebagai wujud

tanggungjawab sebagai manusia dan dapat mewariskan bumi yang

sehat untuk generasi selanjutnya. Literasi budaya dan

kewarganegaraan juga memberikan pencerahan ketika siswa

mempelajari tentang makhluk hidup. Mencintai Indonesia berarti

mencintai seluruh makhluk yang hidup di Negara ini. Pohon-

pohonan, hewan, dan sesama manusia. Siswa diajarkan untuk

menanam pohon (penghijauan), tidak membuang sampah

sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, tidak

membunuh hewan, dan tidak menyakiti sesama manusia. Nilai

budaya luhur yang dapat diangkat misalnya local wisdom

masyarakat Baduy, Banten yang tertuang dalam filosofi

“panjang teu meunang dipotong, pondok teu meunang

disambung” yang artinya bahwa kita harus menjaga alam sesuai

dengan apa yang telah diberikan Tuhan. Jangan memotong yang

sudah panjang, dan jangan menyambung apa yang pendek. Jika

kita bersahabat dengan alam, maka alam akan bersahabat dengan

kita. Filosofi tersebut harus menjadi inspirasi dalam mata

pelajaran IPA bahwa sebagai warga Negara kita harus mencintai

dan menjaga lingkungan.

Sejarah:

Dalam konteks materi sejarah, misalnya sejarah proklamasi

kemerdekaan, maka harus ditekankan kepada siswa bahwa

sebagai warga Negara yang baik dan cerdas kita harus memahami

sejarah bagaimana Negara ini pada akhirnya dapat

memproklamasikan kemerdekaannya, dengan segala dinamika

dan suka duka yang dilalui oleh para pejuang kemerdekaan pada

saat ini. Setiap warga Negara diberikan kesadaran agar tidak

pernah melupakan sejarah bangsa dan Negara, agar semakin

tertanam kecintaan terhadap bangsa dan Negara Indonesia.

Seni:

Kaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dalam mata

pelajaran seni sangat erat. Misalnya pada materi memahami

Page 16: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 16 -

penampilan tari kreasi daerah di Sekolah Dasar. Bahwa dengan

memahami tari kreasi setiap daerah berarti siswa juga telah

mengenal keberagaman seni di masing-masing daerah yang

berimplikasi pada semakin menguatnya rasa cinta terhadap tanah

air dan kekayaan budaya bangsa, salah satunya melalui tarian.

Seni juga berkaitan dengan kreatifitas dan imajinasi, sehingga

setiap warga Negara di dorong untuk mengembangkan keduanya

agar menjadi bangsa yang kreatif, terutama dalam membuat

temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai

karya anak bangsa yang dapat dibanggakan.

Prakarya

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

prakarya misalnya pada materi perancangan, pembuatan, dan

penyajian produk kerajinan. Literasi budaya dan kewarganegaraan

memberikan kesadaran kepada siswa agar mereka dapat

memanfaatkan kekayaan budaya daerahnya masing-masing untuk

menghasilkan karya tertentu. Karya tersebut merupakan wujud

pelestarian budaya bangsa dan menginspirasi siswa agar mereka

selalu termotivasi untuk berkarya yang bermanfaat bagi

kemanusiaan, baik dalam memberikan keindahan, maupun

pemenuhan kebutuhan masyarakat. Misalnya membuat tempat

tissue dari limbah korek api, atau membuat keranjang dari botol

air mineral bekas. Selain berfungsi memanfaatkan limbah, juga

menghasilkan karya yang berguna dan inovatif.

TIK

Kaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan TIK

adalah bahwa warga Negara harus melek teknologi informasi dan

telekomunikasi. Media komunikasi berkembang sedemikian

pesan dan mengaruskan warga Negara agar memiliki literasi

media yang baik agar tidak terjebak dan menimbulkan

perpecahan di dalam masyarakat. Berbagai kasus yang muncul

akibat literasi media yang buruk telah berdampak pada

munculnya konflik-konflik dalam masyarakat, misalnya konflik

- 13 -

yang timbul sebagai akibat dari adanya persinggungan dan

perbedaan pandangan. Maka siswa harus terlatih untuk

memecahkan masalah dengan memperhatikan data, fakta yang

akurat sebagai dasar pertimbangan sehingga dihasilkan keputusan

yang obyektif.

PJOK:

Dalam konteks PJOK, literasi budaya dan kewarganegaarn

digunakan untuk memberi kesadaran kepada warga Negara bahwa

didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat atau “Mens

Sano encorporesano”. Jika warga Negara memiliki tubuh yang

sehat, maka mereka juga akan memiliki mental yang kuat untuk

bersama-sama mendukung proses pembangunan ke arah

kemajuan. Salah satu materi di dalam PJOK adalah bahaya

merokok, minuman keras, narkotika, zat-zat adiktif dan obat

berbahaya lainnya terhadap kesehatan tubuh. Salah satu

persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini

adalah mengenai peredaran narkoba dan zat berbahaya lainnya

yang sangat luar biasa dengan sasaran anak-anak hingga orang

tua. Kondisi ini harus dimaknai dengan cerdas secara budaya dan

kewarganegaraan oleh siswa. Bahwa, jika semakin banyak yang

menggunakan narkoba maka lambat laun Negara ini akan hancur.

Jika warga Negara sehat, maka beban Negara untuk subsidi

pengobatan juga akan berkurang dan dapat dialokasikan untuk

kegiatan pembangunan masyarakat lainnya. Maka, olahraga

menjadi kebutuhan mendasar bagi seluruh warga Negara.

IPS:

Literasi budaya dan kewarganegaraan memiliki hubungan yang

sangat erat dengan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Misalnya pada

materi kependudukan lingkungan. Pada pembelajaran tersebut

membahas tentang dinamika penduduk dan pengaruh kepadatan

penduduk. Pada dinamika penduduk yang terdiri dari: natalitas,

mortalitas, dan migrasi penduduk, menggunakan literasi budaya

dan kewarganegaraan dengan cara menekankan bahwa setiap

Page 17: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 12 -

kepastian, dan detail.

Aspek budaya dan kewarganegaraan bertujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam memilih dan memilah nilai-nilai budaya

luhur bangsa yang relevan untuk dijadikan dasar dalam bersikap,

bertindak, dan berperilaku di tengah keberagaman.

Keterkaitan antara literasi budaya dan kewarganegaraan dengan

mata pelajaran matematika antara lain digunakan dalam proses

penanaman nilai-nilai kejujuran dalam menjalin hubungan dan

interaksi dengan orang lain yang berbeda pandangan, budaya,

agama, warna kulit dan sebagainya. Matematika adalah mata

pelajaran yang mengajarkan kepastian dan kejujuran dengan

memperhatikan detail setiap persoalan. Kejujuran akan

menciptakan hubungan yang indah dan harmonis, apa adanya,

tanpa kebohongan.

Selain penggunaan konsep matematika pada menjalin hubungan

yang jujur dan penuh kepastian, konsep matematika digunakan

juga untuk memecahkan masalah. Untuk memecahkan masalah

kadang harus menggunakan persamaan atau rumus, bahkan

dengan konsep matematis peserta didik mampu menemukan atau

membuat sendiri persamaan atau rumus guna memudahkan

dalam penyelesaian masalah. Pengoperasional persamaan

tersebut juga menggunakan konsep matematis misalnya: konsep

perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, kwadrat,

pangkat, bilangan baku, dsb. Bahkan untuk mengetahui massa

benda-benda yang sangat kecil (partikel-partikel zat), misalnya:

mengetahui massa elektron, massa proton, massa neuton,

menghitung kecepatan cahaya dst, harus diselesaikan

menggunakan perhitungan matematis, dalam ini peserta didik

mampu membuat model konvigurasi atom dsb. Dalam

penghitungan data, penyajian data, analisis data.

Dalam menjalin hubungan dan interaksi dengan sesama warga

Negara, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai persoalan

- 17 -

III. TUJUAN LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

IV. KOMPETENSI LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

antar agama, suku, dan golongan. Maka literasi budaya dan

kewarganegaraan harus selalu dikaitkan dengan literasi media

untuk menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadaban.

Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati hukum dalam

rangka mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar

perumusan seluruh peraturan perundang-undangan.

Mengetahui, memahami, menyadari dan mentaati hak, kewajiban,

dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Mengetahui, memahami, dan melestarikan kekayaan dan

keragaman budaya bangsa Indonesia untuk saling memahami

berbagai kearifan lokal dan keragaman budaya untuk

mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam bingkai NKRI.

A. Mengetahui

Mengetahui hukum, politik, dan budaya dalam rangka mengamalkan

nilai dan moral Pancasila sebagai dasar membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga

negara yang memiliki kompetensi publik dan kompetensi privat

warganegara yang baik dan cerdas (good and smart citizen)

B. Memahami

Memahami hukum, politik, dan budaya dalam rangka mengamalkan

nilai dan moral Pancasila sebagai dasar membangun kehidupan

Page 18: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 18 -

V. PENJENJANGAN LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga

negara yang memiliki kompetensi publik dan kompetensi privat

warganegara yang baik dan cerdas (good and smart citizen)

C. Memaknai

Mewujudkan warga negara yang mentaati hak, kewajiban, dan

tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta melestarikan kekayaan dan keragaman budaya

bangsa Indonesia untuk saling memahami berbagai kearifan lokal dan

keragaman budaya untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni

dalam bingkai NKRI.

Perjenjangan dalam literasi budaya dan kewarganegaraan merupakan

salah satu aspek dalam satu proses yang berkesinambungan mulai dari

jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi.

Perjenjangan ini penting untuk dibuat agar capaian literasi mengarah

pada kesesuaian kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan

pertumbuhan mental dan psikologis peserta didik serta kesesuaian

dengan capaian kompetensi yang diharapkan.

Perjenjangan tersebut memudahkan pula pendidik untuk menentukan

materi yang harus diberikan peserta didik dalam mencapai kompetensi

tersebut. Dengan demikian, penting sekali untuk menentukan tingkatan

kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan jenjang peserta didik itu.

Literasi budaya dan kewarganegaraan di sekolah dapat dilatihkan sesuai

dengan jenjang pendidikannya. Berdasarkan tingkat perkembangan

intelektualnya, tahapan literasi budaya dan kewarganegaraan siswa pada

setiap kluster jenjang pendidikan ditunjukkan oleh tabel berikut.

- 11 -

Berikut ini contoh-contoh KD untuk setiap aspek, yaitu mengetahui,

memahami, dan memaknai.

1. Nasionalisme dan Patriotisme

Kelas VIII

Contoh KD di bawah ini adalah KD PPKn literasi budaya dan

kewarganegaraan untuk aspek mengetahui

3.5 Memproyeksikan nilai dan semangat sumpah pemuda tahun

1928 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

Adapun KD PPKn yang sudah sampai pada aspek literasi

memahami adalah contoh KD di bawah ini.

Kelas VIII

3.3 Memahami tata urutan peraturan perundang-undangan

dalam sistem hukum nasional di Indonesia.

Sedangkan untuk contoh KD PPKn untuk aspek memaknai adalah

contoh KD berikut ini.

Kelas VIII

3.6 Menginterpretasikan semangat dan komitmen kebangsaan

kolektif untuk memperkuat Negara kesatuan Republik

Indonesia dalam konteks kehidupan siswa.

Dalam Mata Pelajaran Selain PPKn:

Di dalam pembelajaran selain PPKn, informasi yang disajikan dapat

diperkaya dengan menggunakan konsep budaya dan

kewarganegaraan.

Berikut ini contoh Literasi budaya dan kewarganegaraan lintas

kurikulum untuk beberapa mata pelajaran selain PPKn.

o Matematika:

Aspek matematika bertujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan

dasar-dasar matematika yang diperlukan siswa dalam menghadapi

kehidupan sehari-hari. Misalnya pada materi perkalian,

pembagian, dan pecahan desimal yang bermakna kejujuran,

Page 19: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 10 -

suatu konteks mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang

memiliki fungsi dan tujuan tertentu sebagai muatan pemelajaran.

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan merupakan pendekatan dalam

proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan secara

konsisten dan menyeluruh di sekolah untuk mendukung pengembangan

Literasi setiap siswa. Keterampilan Literasi budaya dan Kewarganegaraan

secara eksplisit diajarkan di dalam mata pelajaran PPKn, namun siswa

diberikan berbagai kesempatan untuk menggunakan budaya dan

kewarganegaraan di luar mata pelajaran PPKn di berbagai situasi.

Menggunakan keterampilan budaya dan kewarganegaraan dalam lintas

kurikulum memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya dan juga

memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat keterkaitan konsep

budaya dan kewarganegaraan dengan konsep lainnya. Pada hakikatnya

pembelajaran Literasi budaya dan kewarganegaraan tidak lain memahami

suatu interkoneksi antarkonsep yang berperan dalam kehidupan.

Contoh Penerapan Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam

Pembelajaran

Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di dalam pembelajaran PPKn siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang komprehensif tentang Dasar Negara dan

Simbol-Simbol Negara, Hak dan Kewajiban, Keberagaman Agama

dan Sosial Budaya, serta Nasionalisme dan Patriotisme yang

diterapkan di semua aspek kehidupan, baik ekonomi, politik,

lingkungan alam sekitar, budaya, agama, pendidikan sebagai bekal

menjadi warna Negara yang baik.

Contoh pada aspek kehidupan di alam sekitar: siswa diminta untuk

menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah

di sembarang tempat yang dikaitkan dengan ajaran agama.

Contoh pada aspek budaya: siswa diminta untuk memberikan

pendapat mengenai bagaimana cara menjalin hubungan antar

budaya dan antar agama.

- 19 -

Tabel 1: Penjenjangan literasi budaya dan kewarganegaraan dalam

lingkup sekolah

Nilai dari konsep hukum, politik dan budaya:

1. Hukum : jujur, disiplin

2. Politik : tanggung jawab, peduli

3. Budaya : santun, percaya diri

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

Mengetah

ui konsep

hukum,

politik, dan

budaya

Pengetahuan

faktual tentang

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli,

santun,

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Pengetahuan

faktual

tentang hak

dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Pengetahuan

faktual tentang

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Pengetahuan

faktual

tentang hak

dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

Page 20: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 20 -

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

lingkungan

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Memaham

i proses

hukum,

politik, dan

budaya

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Memahami hak

dan kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Memahami

hak dan

kewajiban

serta perilaku

jujur, disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

- 9 -

Tabel 3. Identifikasi Kompetensi Literasi dalam Kurikulum PPKn SMP

Kompetensi

Literasi

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Mengetahui 5 5 1

Memahami 1 1 1

Memaknai 1 1 3

Jumlah KD 7 7 5

Tabel 4. Kompetensi Literasi Budaya dan Kewarganegaraan Budaya dan

Kewarganegaraan Berdasarkan Kajian

Kajian Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Ideologi dan

Dasar Negara

1

2

1

Kedaulatan

Negara

1 - 1

Keberagaman 2

-

1

Nasionalisme

dan

Patriotisme

1 3 1

Jumlah KD 5 5 4

C. Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam Pemelajaran Lintas Mata

Pelajaran.

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan dalam pemelajaran lintas mata

pelajaran adalah literasi yang memuat konteks pada suatu mata pelajaran

dan akan terlihat pemaknaan suatu pemelajaran antarmata pelajaran

tersebut. Literasi tersebut tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam

Page 21: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 8 -

Tabel 1. Identifikasi Kompetensi Literasi dalam Kurikulum PPKn SD

Kompetensi

Literasi

Kelas IV Kelas V Kelas VI

Mengetahui 1 1 2

Memahami 1 3 2

Memaknai 2 1 1

Jumlah KD 4 4 5

Penyebaran Kompetensi Literasi menurut kagori kajian dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2. Kompetensi Literasi Budaya dan Kewarganegaraan Berdasarkan

Kajian

Kajian Kelas IV Kelas V Kelas VI

Dasar Negara

dan Simbol-

Simbol

Negara

1

1

1

Hak dan

Kewajiban

1 1 1

Keberagaman

Umat

Beragama

2

-

-

Keberagaman

Suku Bangsa,

Sosial, dan

Budaya

1 1 2

Jumlah KD 5 3 4

Untuk tingkat SMP, kompetensi literasi budaya dan kewarganegaraan dan

sebaran kajian berdasarkan literasi budaya dan kewarganegaraan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

- 21 -

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Memaknai

hukum,

politik, dan

budaya

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, dan

guru

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab,

santun,

peduli, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

dengan

keluarga,

teman, guru

dan

tetangganya

serta cinta

tanah air

Melaksanakan

hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(toleran,

gotong

royong),

santun, dan

percaya diri

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

dalam

jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

Melaksanaka

n hak dan

kewajiban

serta

menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggung

jawab, peduli

(gotong

royong, kerja

sama, toleran,

damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif

sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

Page 22: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 22 -

VI. PENUTUP

Aspek SD

(Kelas I – III)

SD

(Kelas IV – VI)

SMP

(Kelas VII – IX)

SMA

(Kelas X – XII)

lingkungan

sosial dan

alam serta

menempatka

n diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia

Literasi budaya dan kewarganegaraan adalah salah satu literasi yang

dikembangkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah, khususnya, dan

kemajuan pendidikan Indonesia, pada umumnya. Dengan demikian,

pendidikan dapat memenuhi kriteria dan capaian yang diharapkan dan dapat

memperbaiki kehidupan bangsa. Dengan literasi yang baik, diharapkan agar

bangsa Indonesia mampu bersaing menyejajarkan diri di dunia internasional.

Keberhasilan pencapaian literasi harus didukung oleh seluruh komponen

yang ada di dunia pendidikan, terutama peran pendidik di sekolah yang

berupaya membimbing, mengarahkan, mendidik, mengevaluasi,

memfasilitasi berkembangnya potensi peserta didik sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan.

Konsep literasi budaya dan kewarganegaraan ini diharapkan dapat digunakan

sebagai pedoman bagi pendidik dalam mencapai kompetensi literasi. Konsep

literasi ini dapat membawa perubahan terhadap pemahaman peserta didik

sebagaimana literasi yang sebenarnya diterapkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

- 7 -

a. Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati kebijakan

politik pemerintah

b. Melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga

negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

3. Mewujudkan warga negara yang melek budaya:

a. Mengetahui, memahami, dan melestarikan kekayaan dan

keragaman budaya bangsa Indonesia.

b. Menemukenali, menghargai dan melestarikan nilai-nilai

budaya dan kearifan lokal untuk diterapkan sebagai dasar

bertindak dan berperilaku, maupun dalam membangun relasi

sosial.

B. Literasi Budaya Dan Kewarganegaraan Dalam Kurikulum 2013

Literasi budaya dan kewarganegaraan sudah terlihat jelas pada

Kurikulum 2013. Secara konseptual, Kurikulum 2013 berbasis

kompetensi. Kurikulum 2013 terdiri atas 4 (empat) Kompetensi Inti

(KI) yang dibagi menjadi 3 aspek, yaitu KI-1 dan KI-2 merupakan aspek

sikap, KI-3 menyangkut aspek pengetahuan, dan KI-4 menyangkut

aspek keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum ini

adalah pendekatan ilmiah atau “scientific approach”. Pendekatan

tersebut terdiri atas 5 kegiatan (5M), yaitu mengamati, menanya,

melakukan percobaan/mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan/membuat jejaring. Beberapa literatur menyebut

pendekatan ilmiah sama dengan pendekatan inkuiri. Jadi, berdasarkan

pendekatan yang digunakan, Kurikulum 2013 juga sudah

mengakomodasikan pengembangan literasi Budaya dan

Kewarganegaraan bagi siswa.

Berdasarkan hasil identifikasi Kurikulum Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) SD dan SMP dapat dilihat pada tabel di

bawah ini kompetensi literasi (mengetahui, memahami, dan

memaknai) untuk setiap KD.

Page 23: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 6 -

I. DEFINISI

KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM 2013

II. MISI PEDAGOGIS

Literasi Budaya dan Kewarganegaraan adalah kecerdasan warga negara

untuk memilah dan memilih nilai-nilai budaya luhur bangsa yang relevan

untuk dijadikan dasar dalam bersikap, bertindak, dan berperilaku di

tengah keragaman guna terimplementasikannya nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

bingkai NKRI.

Mewujudkan kompetensi publik dan kompetensi privat warganegara

yang baik dan cerdas (good and smart citizen), dimana kompetensi publik

tersebut mengharuskan setiap warga negara peka terhadap persoalan-

persoalan yang ada di sekitarnya (public issues) dan memahami

kompetensi pribadinya sesuai dengan profesi masing-masing serta

menjunjung tinggi budaya luhur bangsa Indonesia sebagai wujud

implementasi nilai-nilai Pancasila.

A. Misi literasi

1. Mewujudkan warga negara yang melek hukum:

a. Mengetahui, memahami, menyadari, dan menaati hukum

b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai norma perilaku

dengan memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari,

serta menjadikan Pancasila sebagai dasar perumusan seluruh

peraturan perundang-undangan

2. Mewujudkan warga negara yang melek politik:

- 23 -

VII. DAFTAR PUSTAKA

Curren, Randal (2010). Education for Global Citizenship and Survival dalam

Yvonne Raley and Gerhard Preyer (Ed). Philosophy of Education in the

Era of Globalization. New York: Routledge. Hlm 67-90.

Dale, Philip S. and Thoreson, Catherine Crain (March 1999), Language and

Literacy in a Developmental Perspective. Journal of Behavioral

Education, 9, 1. Hlm. 23-33.

Korkmaz, Sedat and Korkmaz, Şule Çelik (2013). Contextualization or de-

contextualization: student teachers’ perceptions about teaching a

language in context. Social and Behavioral Sciences, 93. Hlm, 895 – 899.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Buku Saku

Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum

2013. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2017). Peta Jalan

Gerakan Literasi Nasional. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.

National Research Council (1996). National Science Education Standards.

Washington DC, United States: National Academy Press.

Pisa, O. E. C. D. (2015). Draft Science Framework. diambil dari http://www.

oecd. org/pisa/pisaproducts/Draft PISA 2015 Science Framework. pdf.

Pole, D. The Concept of Reason. (1972), dalam R.F.Dearden P.H.Hirst and

R.S.Peters (Eds). Education and the development of reason. London:

Routledge. Hlm. 112-130.

Puskurbuk (2013). Naskah Akademik Kurikulum 2013. Jakarta, Indonesia:

Page 24: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 24 -

Puskurbuk.

UNESCO (2004). The plurality of literacy and its implications for policies and

programs: Position paper. Paris, Perancis: United National Educational,

Scientific, and Cultural Organization.

Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009). 21st Century Skills: Learning for Life

in Our Times. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.

Wenning, C. J. (2007). Assessing inquiry skills as a component of scientific

literacy. Journal of Physics Teacher Education Online, 4(2), 21-24.

Wenning, C. J. (2006). Assessing nature-of-science literacy as one component

of scientific literacy. Journal of Physics Teacher Education Online, 3(4), 3-

14.

World Economic Forum (2015). New vision for education: Unlocking the

potential of technology. Geneva, Switzerland: World Economic Forum.

- 5 -

proses belajar mengajar di kelas. Di lain pihak, aspek kontekstual memperkaya

pokok bahasan suatu topik dari mata pelajaran.

Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan

membaca teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan

kata pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan

teks. Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus

meningkat secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun

kompleksitas pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi

literasi atas setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga

tahapan, yaitu mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan

tertinggi adalah memaknai (interpreting). Secara grafis, penjelasan dari setiap

tahap disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan dalam Pengembangan Kompetensi Literasi

Page 25: KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM …

- 4 -

KONSEP LITERASI BUDAYA DAN KEWARGANEGARAAN

DALAM KURIKULUM 2013

PENDAHULUAN

Perspektif Literasi

Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata

pelajaran, melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi

kurikulum. Literasi dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk mencapai

tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui mendengar, membaca, dan

mencermati. Meskipun pendefinisian literasi tersebut berada dalam konteks

pengajaran bahasa, tetapi ruang lingkup dari definisi tersebut dapat berlaku

untuk mata pelajaran lain. PISA (The Programme for International Studet

Assessment) mendefinisikan literasi budaya dan kewarganegaraan sebagai

refleksi kompetensi kognitif dari proses penerjemahan atas struktur dan

karakteristik penyajian tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan

tentang fenomena alam. Dalam upaya untuk mengembangkan pemahaman

pengetahuan tersebut, kompetensi metakognitif menjadi sarana penerjemahan,

baik pada tahap pemahaman terhadap struktur dan penyajian tekstual sampai

dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam. Pengajaran bahasa

merupakan titik tolak menuju literasi bidang lain. Frasa dan paragraf dalam

bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa dan sekaligus struktur logika

cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Proses pedagogi yang berlangsung melalui proses belajar mengajar di kelas

merupakan proses interaksi fungsional antara guru dan siswa serta antarsiswa.

Dalam proses interaksi tersebut, terdapat dua fenomena mengonstruksi

pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan sosial. Keduanya

merupakan proses pengembangan kompetensi literasi. Dengan

mempertimbangkan bahwa proses pemelajaran membawa misi mengonstruksi

pengetahuan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, interaksi yang

berlangsung di ruang kelas tidak hanya bersifat tekstual, tetapi juga kontekstual.

Dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, aspek tekstual dan

kontekstual bersifat saling melengkapi. Aspek tekstual memberikan karangka

pedagogis untuk menyeleksi konteks-konteks yang dapat diintegrasikan dalam

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

JAKARTA, 2017