Upload
buituong
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
SOLO FUTSAL CENTER
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
ADAM SATRIA NEGARA
I.0206023
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SOLO FUTSAL CENTER
ADAM SATRIA NEGARA
I.0206023
PEMBIMBING :
IR. AGUS HERU PURNOMO, MT
Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch
ABSTRAK
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk
mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas,
antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak
modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai,
sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini
telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di
masyarakat, khususnya para remaja.
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan
pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi
bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan
merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Solo Futsal Center direncanakan Sebagai
wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain Futsal.
Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan
bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain Futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Frequently of high activities are make tired our condition. People are looking for
activities that can restore the vitality of activities including sport. The most popular sport in the
world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on
3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of
Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business.
A building that can reflect the function of the central building of Futsal training &
learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express
means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time.
Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal
skill for the player and recreation for people.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
K A T A P E N G A N T A R
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya,
kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas
Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir
dengan judul Solo Futsal Center.
Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk
mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan
pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan
sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio
Tugas Akhir penulis.
Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi.
2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik UNS.
3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir,
terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap
desain penulis.
4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II
Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan
saran terhadap desain penulis.
5. Tri Joko Daryanto, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan sarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
6. Nenek tercinta, terima kasih atas dukungan, doa, restu, masukan, saran dan
kritik, serta segala sesuatu yang turut mengupayakan kemudahan bagiku
dalam mengumpulkan data dan informasi pendukung Tugas Akhir ini.
7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan,
kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini.
8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai
lulus kuliah.
9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada
akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin.
10. Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan
semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat.
11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan
konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima
kasih.
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis,
Adam Satria Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................................
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Permasalahan da Persoalan ...................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 5
1.4. Batasan dan Lingkup Pembahasan .......................................................... 5
1.5. Metode Perancangan dan Perencanaan ................................................... 6
1.6. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga .................................................................... 10
2.2. Tinjauan Futsal ........................................................................................ 18
2.3. Futsal di Era Modern ............................................................................... 20
2.4. Perbedaan Futsal dan Sepakbola ............................................................. 22
2.5. Turnamen Futsal di Indonesia ................................................................. 23
2.6. Program Latihan Futsal ............................................................................ 24
2.7. Tinjauan Fasilitas – Fasilitas Penginapan dan Latihan .......................... 27
2.8. Bentuk Arsitektural Bangunan ................................................................ 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................. 37
3.1. Tinjauan Umum Kota Surakarta ............................................................ 37
3.2. Perkembangan Futsal di Indonesia......................................................... 43
3.3. Perkembangan Futsal di SOLO .............................................................. 46
3.4. Pemilihan Kota Solo ............................................................................... 47
3.5 SOLO Futsal Center yang Direncanakana .............................................. 48
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN DAN
PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER ................................................... 49
4.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal
Center ..................................................................................................... 49
4.2. Analisa Kegiatan ................................................................................... 53
4.3. Analisa Progam Ruang ......................................................................... 54
4.4. Analisa Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang ............................... 57
4.5. Analisa Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang .. 81
4.6. Analisa Zonifikasi Ruang Makro ......................................................... 88
4.7. Analisa Pendekatan Arsitektural Bangunan ........................................ 95
4.8. Analisa Tampilan Bangunan ................................................................ 97
4.9. Analisa Bentuk dan Pola Gubahan Massa ......................................... 100
4.10. Analisa Penggabungan Massa Bangunan .......................................... 101
4.11. Analisa Desain Interior ....................................................................... 101
4.12. Analisa Tata Ruang Luar .................................................................... 102
4.13. Analisa Sistem Bangunan ................................................................... 102
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL
CENTER..................................................................................................... 115
5.1. Konsep Futsal Center yang Direncanakan ........................................ 115
5.2. Konsep Pemilihan dan Pengolahan site ............................................ 126
5.3. Konsep Kebutuhan Ruang .................................................................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5.4. Konsep Arsitektural ............................................................................. 131
5.5. Konsep Sistem Bangunan .................................................................... 135
5.6. Konsep Persyaratan Ruang .................................................................. 148
5.7. Konsep Penghawaan ............................................................................ 151
5.8. Konsep Akustik Ruang ........................................................................ 152
5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ...................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Latihan Teknik ............................................................................... 24
GAMBAR 2.2. Latihan Teknik ............................................................................... 25
GAMBAR 2.3 Latihan Sprint ................................................................................. 25
GAMBAR 2.4 Latihan Lari .................................................................................... 25
GAMBAR 2.5 Latihan Kerja Sama / Team work ................................................. 26
GAMBAR 2.6 Loundry .......................................................................................... 27
GAMBAR 2.7 Kantin ............................................................................................. 28
GAMBAR 2.8 Perpustakaan .................................................................................. 28
GAMBAR 2.9 Indoor Building .............................................................................. 29
GAMBAR 2.10 Fasilitas Rekreasi ........................................................................... 29
GAMBAR 3.1 Peta Surakarta ................................................................................ 37
GAMBAR 3.2 Peta Pengembangan Wilayah Surakarta ....................................... 38
GAMBAR 4.1 Peta Surakarta ................................................................................ 50
GAMBAR 4.2 Alternatif Site 1 .............................................................................. 50
GAMBAR 4.3 Alternatif Site 2 .............................................................................. 51
GAMBAR 4.4 Site Terpilih .................................................................................... 52
GAMBAR 4.5 Analisa Site .................................................................................... 88
GAMBAR 4.6 Analisa Angin ................................................................................ 91
GAMBAR 4.7 Analisa Orientasi............................................................................ 92
GAMBAR 4.8 Analisa Pencapaian ........................................................................ 93
GAMBAR 4.9 Analisa Noise ................................................................................. 94
GAMBAR 4.10 Pondasi setempat Beton Bertulang ............................................ 104
GAMBAR 4.11 Pemanfaatan cahaya alami Pada Bngunan ................................ 115
GAMBAR 4.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Bngunan ............................ 117
GAMBAR 4.13 Selasar, Jemabatan, Atrium ........................................................ 121
GAMBAR 4.14 Eskalator ...................................................................................... 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
GAMBAR 4.15 Elevator ....................................................................................... 122
GAMBAR 5.1 Site Terpilih .................................................................................. 127
GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ..................................................................... 127
GAMBAR 5.3 View Lingkungan ........................................................................ 128
GAMBAR 5.4 Penzoningan ................................................................................. 129
GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ................................... 132
GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ....................... 132
GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ................................................. 133
GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ............................................... 134
GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ................................................ 134
GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ......................................................................... 136
GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan .............................. 148
GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ........................... 150
GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium.......................................................... 153
GAMBAR 5.14 Eskalator ...................................................................................... 154
GAMBAR 5.15 Elevator ....................................................................................... 155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Fungsi dan skala Pelayanan Kota Surakarta ..................................... 40
TABEL 3.2 Fungsi Kota ......................................................................................... 42
TABEL 4.1 Alternatif Lokasi ................................................................................. 51
TABEL 4.2 Kelompok Kegiatan ........................................................................... 58
TABEL 4.3 Pengelompokan Kebutuhan Ruang ................................................... 60
TABEL 4.4 Ruang Utama ..................................................................................... 65
TABEL 4.5 Ruang Pendukung .............................................................................. 68
TABEL 4.6 Fasilitas Fitnes ................................................................................... 69
TABEL 4.7 Retail Shop ......................................................................................... 71
TABEL 4.8 Souvenir Shop ..................................................................................... 71
TABEL 4.9 Ruang Pengelola ................................................................................. 72
TABEL 4.10 Fasilitas Pendukung ........................................................................... 72
TABEL 4.11 Analisis Tampilan Bangunan ............................................................ 97
TABEL 4.12 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ......................................... 103
TABEL 4.13 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................ 106
TABEL 4.14 Alternative Pemilihan System Pengaman Bahaya Petir .............. 114
TABEL 4.15 Macam-Macam Sistema AC dalam Bangunan .............................. 118
TABEL 5.1 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang .......................................... 135
TABEL 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................. 139
TABEL 5.3 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir ................ 147
TABEL 5.4 Macam-Macam Sistem AC dalam Bangunan ................................. 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR SKEMA
SKEMA 4.1 Analisa Jaringan Listrik ................................................................... 108
SKEMA 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi .......................................................... 109
SKEMA 4.3 Analisa air Bersih Artesis ................................................................ 109
SKEMA 4.4 Analisa Air Bersih PDAM ............................................................... 110
SKEMA 4.5 Analisa Aliran Air Kotor Cair ......................................................... 110
SKEMA 4.6 Analisa Air Kotor Lemak ................................................................. 110
SKEMA 4.7 Analisa Air Kotor Padat ................................................................... 110
SKEMA 4.8 Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 111
SKEMA 4.9 Analisa Sistem Pembuangan sampah .............................................. 111
SKEMA 4.10 Analisa Sitem CCTV ....................................................................... 112
SKEMA 5.1 Konsep Jaringan Listrik ................................................................... 140
SKEMA 5.2 Konsep Jaringan Komunikasi .......................................................... 141
SKEMA 5.3 Konsep air Bersih Artesis ................................................................ 142
SKEMA 5.4 Konsep Air Bersih PDAM ............................................................... 142
SKEMA 5.5 Konsep Air Kotor CAir .................................................................... 142
SKEMA 5.6 Konsep Air Kotor Lemak ................................................................. 143
SKEMA 5.7 KOnsep Air Kotor Padat .................................................................. 143
SKEMA 5.8 Konsep Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 143
SKEMA 5.9 Konsep Sistem Pembuangan sampah .............................................. 144
SKEMA 5.10 Konsep Sistem CCTV ..................................................................... 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran
lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa
memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D.
Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141).
Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola.
Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini
sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan
harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam
olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling,
sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. ( W.J.S.
Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka )
Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol (
FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan
Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan
bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu
beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,
dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu
juga diizinkan memiliki pemain cadangan (Justinus Laksana, 2009: 2).
Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu
masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan
suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah
merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan
penyelesaian masalahnya. Suatu imajinasi tentang bentuk, benda, atau apapun dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpengaruh terhadap desain bangunan yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan arsitektur merupakan salah satu media untuk mewujudkan mimpi, terutama
dari seorang arsitek mengenai ide-ide desain yang lain daripada yang lain.
Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan
mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini
juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu
fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya
yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang
sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap
olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini.
Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung
tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan.
Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam
mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang
representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang
dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi
atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang
perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang
tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan
referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer
pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal
yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para
penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau
Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.
Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu
luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak
bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan seperti dalam jumlah pemain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan
Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari
permainan sepak bola lapangan besar.
Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta
merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di
tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan
rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun
2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh
banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring
berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan
cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk
olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan
demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,
Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan
lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk
bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya
olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan
menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan
menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja..
B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini
menemui masalah pokok yaitu :
Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh
kegiatan didalamnya.
2. Persoalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka muncul beberapa persoalan
yakni sebagai berikut.
1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana
wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan
Futsal di Solo dapat tercapai.
2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang
membaur dengan kegiatan pendukung Futsal .
3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional
Solo Futsal Center yang akan didirikan.
4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo
Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para
penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri
kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin
kenyamanan dan keselamatannya
6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam
menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan
keselamatannya
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center,
beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan
bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih
dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
2. Sasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sasaran dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan fisik
Solo Futsal Center yakni sebagai berikut.
1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan
2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang
3) Konsep lokasi dan site
4) Konsep massa dan tata massa bangunan
5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan
6) Konsep sistem utilitas bangunan
D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN
1. Batasan
a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,
dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada
perencanaan dan perancangan fisik bangunan.
b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu
arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai
pendukung.
2. Lingkup Pembahasan
Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk
mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan
sampai ke Sepakbola umumnya.
E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan,
mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa
prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep
perencanaan dan perancangan, transformasi dan rancang bangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Penelusuran Masalah
Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang
tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut
ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat
dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik.
2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan
cara sebagai berikut.
1) Studi Literatur
Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi
tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta
sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah,
dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para
penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga
Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo.
3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda
induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu
pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai
dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut.
1) Analisa
Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang
akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode
yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan
informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada.
Pada tahapan analisa ini dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikelompokan berdasarkan program fungsional, performasi, dan arsitektural sebagai
berikut.
a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal
Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan.
b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan
site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal
Center.
c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional
dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site,
ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan
memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna
serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan Solo Futsal Center.
2) Sintesa
Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan
pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap
ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.
4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur
Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan
kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan
menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki
(konsep diagramatik dan skematik).
Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain
berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket
sebagai pelengkap informasi desain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar
belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah
ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta
teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai
landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan.
BAB III TINJAUAN SURAKARTA
Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal
Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada
umumnya dan Surakarta pada khususnya..
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER
Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk
kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan
perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal
Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep
peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola
gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar,
konsep sistem struktur dan konsep sistem utilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA
1. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan
pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas
pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L.
Brown, 1996:5 ).
Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan
yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang
terbuka atau di luar ruangan.
b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam
ruangan.
Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas
yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai
fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari
berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat.
2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet
a. Olahraga Prestasi dan Pendidikan Karakter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Olahraga prestasi sejatinya bisa dijadikan sebagai media dan ruang
yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Olahraga bisa menjadi ikon
peradaban untuk mengangkat marwah dan martabat bangsa ke aras yang lebih
terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga terpancar nilai-nilai
semangat kebangsaan, nasionalisme, atau patriotisme yang menyatu ke dalam
sikap dan karakter pemain. Sikap pantang menyerah, fairplay, bermental baja,
kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter positif lainnya
harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap pemain.
Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya
sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara
simultan perlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara
kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu
membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang
berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal
untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen,
gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga
prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut
seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut
calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk
kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan
latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya
tahan.
Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang
masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan
singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan.Dan apakah aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara
sejati, bukan mental pecundang yang sombong dan angkuh dan hanya
berorientasi uang.Setelah aspek-aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan
menggunakan teknologi olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan
rohani. Harus ada keseimbangan juga antara latihan spartan dan istirahat.
Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan
sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya
makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air
minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya
lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa
konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya
menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan
pecundang pada akhirnya.
b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang
kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak
disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar
ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam
bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan
psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat
olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya
tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.
Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih
baik dari sebelumnya.
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet
bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga
kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi
meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para
atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun
menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam
pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir
mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai?
Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat
menolong tercapainya tujuan tersebut.
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat
melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek
psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus
dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk
membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan
psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian
secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan
dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu
ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet
berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan
semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin
keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali
faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang
terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari
komitmen si atlet terhadap program tersebut.
2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada
saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah
psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam
kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
a. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan
sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan
saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan
membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk
dapat memiliki.
b. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental.
Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik
sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai
dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang
lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat
agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:
b.1. Sasaran harus menantang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa
tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.
b.2. Sasaran harus dapat dicapai.
Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai
jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa
mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun.
Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka
atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran
tersebut.
b.3 Sasaran harus meningkat.
c. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi
yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan
kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang,
motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik)
dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan
pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat
memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor
ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi
motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang
mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk
mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat
besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan
diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri
sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai
hasil kerja atlet secara konsekuen.
d. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan
atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,
sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut
terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah
bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri
sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi
faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas
bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan
tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan
dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan
sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk
mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda
antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis
seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan
terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu,
sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet
mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak
dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan
dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet
tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi
yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus
berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress
mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya.
terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk
mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih
dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek
yang berkaitan dengan emosi.
e. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan
kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain,
dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat
atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka
dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak
diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang
penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
f. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu
faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa
percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa
ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-
sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Syarat untuk
untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif.
g. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya
antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang
terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah
timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan
tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih
jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
h. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang
tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik
konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi.
Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan
berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi
pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat
terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan,
tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut
jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak
jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain
bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk
menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan
yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun
saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain
dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara
mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang
telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan
terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.
B. TINJAUAN FUTSAL
1. Pengertian
Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau
FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa
yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua
regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah
memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan
kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 )
2. Sejarah futsal
Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan
Carlos
Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina
Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan
ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11
orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk
mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk
penjaga gawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965.
Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama
Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada
tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil
Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi
dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara
3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional
Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand
Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi
belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin
dengan Thailand
Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih
dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com)
4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional
Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas
kedokteran seluruh Indonesia
Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League
), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah
nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini
terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia
C. FUTSAL di ERA MODERN
1. MANCANEGARA
Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat
sekali, sehingga banyak jebolan sepak bola yang bertalenta datang dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dunia futsal . Adalah Negara- Negara di Amerika Latin yang sukses
melahirkan jagoan- jagoan seperti sebut saja Ronaldinho, Robinho,
Kaka dan masih banyak lagi. Yang menjadi kunci keberhasilan mereka
di lapangan hijau adalah karena futsal memberikan banyak manfaat,
yaitu :
1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap
pemainnya harus aktif bergerak;
2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga
bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya;
3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun
serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan
sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain;
Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu
banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang
yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin
banyak tiap tahunnya.
2. DALAM NEGERI
Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik
perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal
sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya
futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany
(1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau
dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal
di Jakarta, 19 September 2008 pada umur 59 tahun[1]) adalah pelatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris
Indonesia.
Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany
memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola
Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi
salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria
berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok
pemain papan atas.
Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia
tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981,
Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali
Perak SEA Games 1979 dan 1981.
Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM
Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level
senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub
Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982.
Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk
dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub
Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung
sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.
Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada
beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni
Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang,
Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija
Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah
ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur
dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara
Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup.
Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah
dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena
penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak
divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny
Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan
sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital
Guangzhou, China.
Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny
sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga
yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang
yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada
Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI,
kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta
3. ARENA FUTSAL di SOLO
Bengawan sport Center
Indoor soceer Solo Sehat
Rendevouz futsal
Kencana futsal
Pandawa futsal
dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. KLUB FUTSAL di SOLO
Pasoepati cyber futsal club
Russian roullette
Milinisti solo futsal club
Juventini solo futsal club
Dll
D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola
Sepakbola
Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45
menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat
Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian
pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur
Futsal
Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian
“layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak,
Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding
tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain
yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada
goal,Tendangan Sudut terletak di sudut
E. Berbagai Turnamen Futsal di Indonesia
1. Liga Futsal Indonesia (LFI)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL))merupakan kompetisi utama
futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal
Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-07 dan hingga saat ini sudah
terselenggara sebanyak 3 kali.
Daftar juara
Tahun Juara Runners-Up Posisi Ketiga
2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN
2008 Electric PLN Biangbola Pelindo
2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam
2010 Harimau Rawa Electric PLN Pelindo II
2011 Pelindo II
Futsalicious
Bekasi
Futsal Kota Bandung
2. Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA)
LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24
Perguruan Tinggi se Jabodetabek
F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL
Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu
dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap
peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola,
seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira
Data Juara LIga Futsal Indonesia
Sumber : Badan Futsal Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan tetapi juga didalamnya terdapat nilai – nilai pendidikan dan latihan yang terukur
dan terprogram secara tepat sesuai porsinya. Setiap peserta dipacu untuk
mencapai/memperoleh target kemampuan yang telah diprogramkan, kemudian
peserta mendapatkan score dan tanda kecakapan tersebut kemudian sebagai sibol
kebanggaan telah mencapai target tersebut. Score setiap individu kemudian
diakumulasi sebagai score regu dimana setiap regu berkompetisi untuk memperoleh
predikat juara setiap bulannya.
Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat
menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai
berikut :
2) Teknik
Kemampuan Teknik Individu Meliputi :
Passing Level 1
Passing Level 2
Shooting Level 1
Shooting Level 2
Dribbling Level 1
Dribbling Level 2
Heading Level 1
Heading Level 2
Ball Feeling
Receive & Controlling
Gerak Tipu ( Feinting & Keeping )
Ball Juggling
Diving
Gambar 2.1 Latihan Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tackling Level 1
Tackling Level 2
Stealing
Throw in
2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan
Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi :
Endurance Level 1
Endurance Level 2
Aerobic Var. 1
Aerobic Var. 2
Anaerobic Var.1
Anaerobic Var. 2
Sprint Level 1
Sprint Level 2
Sprint Level 3
Jumping
Body Contac
Lari Rintang
Lari zig – zag
Lari Zig – zag dg Bola
Cost country
Out Bound
3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience
Gambar 2.2 Latihan Teknik
Gambar 2.4. Latihan lari
zig-zag
Gambar 2.3. Latihan Sprint
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kemampuan Individual Mental, Teori, dan Pengalaman meliputi :
Motivation
Konsentrasi
Teknik Pernafasan
Kreatifitas / steel
Keberanian
Agility / Respone
Statistik Perkembangan
Integrity / Leadership
Discipline
Sejarah Futsal
Peraturan Futsal
Agility / Response
Latih Tanding
Pengalaman seleksi
Study Tour
Rekreasi
4. Team Work / Kerja Sama
Kemapuan Tim/team work meliputi :
Taktik Dasar
Taktik Lanjutan
Defending
Attacking
Set Placing
Possession
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kerja Sama
One - Two
5. Kemampuan Keeper
Kemapuan keeper meliputi :
Teknik Menangkap 1
Teknik Menangkap 2
Teknik Menangkap 3
Boxing 1
Boxing 2
Throwing
Flying 1
Flying 2
Respon
G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan
Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang
sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain. Fasilitas-
fasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh
atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain.
1. Asrama
Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal
bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama
biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya
dilengkapi juga dengan fasilitas loundry, kantin perpustakaan, dan lain sebagainya.
Gambar 2.5 Latihan Kerja Sama / Team
Work
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1.a. Loundry
Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut
binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan
dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni
asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang
mengurus masalah laundry didalam asrama.
1.b. Kantin
Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk
menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan
yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan
menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat
melakukan latihan ataupun pertanadingan.
1.c. Perpustakaan
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat
ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki
manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai
Gambar 2.7 Kantin
Gambar 2.6. Luondry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan
modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
2. Resort
Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk
berlibur. Resort juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang
dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort sendiri menyediakan banyak keinginan
pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan
perbelanjaan. Sebutan "resort" kadang kadang salah digunakan untuk mengartikan
hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort.
Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort.
a. Fasiltas Pendukung
Restaurant
Swimming Pool
Meeting Room
Movie and TV Lounge
Internet Corner
Extensive Library
Gambar 2.8 Perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fitnes
Gazebo
Laundry
3. Indor Building
Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah
Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang
difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna
bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa
fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti
lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya.
Gambar 2.9 Indoor Building
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Fasilitas Rekreatif
Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana
pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau
bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat
mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang,
Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya.
Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau
kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan
bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara
keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan
lain sebagainya.
H. Bentuk Arsitektural Bangunan
1. Arsitektur Metafora
Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-
hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan
kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.
Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek
persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu
Gambar 2.10 Fasilitas
rekreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi
pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk
mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu
konsep.
Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari
orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai
jika :
1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang
lain.
3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan
lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat
menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau
metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain.
- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
- Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi
hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
- Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif
Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang
berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti :
individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.
Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah
satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep
simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen
sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada
bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini
diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum.
Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan
(intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora
abstrak.
2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari
hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah
rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya
arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan
kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago
Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,
Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor
burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan
bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun
dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1
dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana
mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai
acuan kreativitas perancangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya
Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”,
Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak
dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang
bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel
Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil,
sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang
menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah
obyek yang abstrak (intangible).
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya
arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya.
Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang
oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat
karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan
pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera
House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya
arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang
berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.
Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi
dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan
‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat
‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru
bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan
kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur
metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran
yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep
desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut ‘dipindahkan’ ke dalam
ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk dan warna dirancang untuk menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kualitas visual ruang yang unik, meliputi lantai, dinding, atap dan sebagainya. Ruang-
ruang unik inilah yang kemudian membawa makna-makna khusus sebagai ekspresi
metaforik.
2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi
Bangunan
Futsal :
- seni permainan yang indah : Amerika Latin
- industri bisnis : Inggris
- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu
- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).
- Keras
- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,
baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan
berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan
ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.
- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif,
dan tangkas.
- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,
keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan
filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.
Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan
posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di
depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.
Seperti dalam Posmodernisme .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Definisi :
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai
bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana
olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal
dalam waktu yang lama.
Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik
yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan.
a. GOAL / TUJUAN
Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah
tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam
bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan
memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak
menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi
Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.
b. KERJASAMA / TEAMWORK
Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam
sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim
sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang
menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang
utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur
yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai
pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai
pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu
menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu
kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan
kerjasama / team work dalam sebuah tim.
c. SPORTIF / JUJUR
Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.
d. KERAS
konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.
e. KEINDAHAN
Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat
mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,
gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –
lengkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
TINJAUAN LOKASI
A. Tinjauan Umum Kota Surakarta
1. Letak Geografis
Letak geografis kota Surakarta berada diantara kota Surakarta berada di antara
11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan.
Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
92 m diatas permukan air laut. Kondisi Topografinya relatif datar dengan
kemiringan rata-rata (0-3)°. Di bagian utara agak bergelombang dengan
kemiringan kurang lebih 5°. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan
pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah
padas dan agak berbatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Wilayah
Pengembangan Utara
:
Colomadu
Wilayah
Pengembangan
Barat :
Pabelan,
Kartasura
Wilayah
Pengembangan
Timur :
Palur, Jaten
Wilayah
Pengembangan
Selatan:
Grogol, Baki,
Mojolaban
Kota Surakarta berada diadataran rendah antara kaki gunung lawu dan
gunung merapi, dua buah sungai, kali pepe dan kali jenes membelah tengah
kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah
kota Surakarta adalah 44.04km2 .
Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan
musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata
2.200 % mm/tahun. Suhu udara rata-rata 260°, suhu udara maksimum 32,30°
C, dan suhu udara minimum 21,70° C.
Luas wilayah Kota Surakarta adalah 440,040 km ( 4404ha ), terdiri
dari 5 kecamatan; Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan
SErengan.dan 51 kelurahan. Secara administrasi kota Surakarta berbatasan
dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
Berdasarkan Perda no.1 tahun 1989, wilayah kota Surakarta dibagi
dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu Wilayah Pengembangan Utara, Barat,
Timur, dan Selatan.
Gambar 3.1 Peta Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.2 Peta Wilayah
pengembangan Surakarta
2. Kondisi Kota Surakarta
Potensi iklim dan cuaca
Suhu Udara kota
Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah
equator 7,50LS, 1110 BT. Perbedaan temperatur pada wilayah equator pada
umumnya berkisar antara 80 C dengan maksimal temperatur pada siang hari
berkisar 300 C dan malam hari 240 C. suhu rata-rata tercatat pada tahun 1995
maksimal 32,64 0 C dan minimal 19,820 C.
Curah Hujan
Curah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya
antara 2000 – 5000 mm/th dengan maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl
pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada tahun 1994
di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan
minimal 30 mm/ bulan.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi
antara 55 – 100 % yang relatif basah. Pada tahun 1995 kelembaban udara
yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %.
3. Perkembangan Potensi Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta
Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun
(sumber: Biro Pusat Statistik), sedang perkembangan penduduk Surakarta
diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan
kota mengacu pada konsep metropolitan.
b. Peningkatan Perekonomian Kota
Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia
yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta
sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun
mendatang. Selain dengan hal tersebut bidang perekonomian di Surakarta
juga turut berkembang.
Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari
tahun ke tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi,
dimana peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap
tahunnya mencapai 6,4 % lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi
nasional maupun Jawa tengah. Sektor- sektor yang mendominasi dan
memiliki prosentase distribusi yang besar bagi Produk Domestik Regional
Bruto adalah sektok perdagangan, industri, perbankan, bangunan dan
konstruksi serta pemerintahan dan hankam.
c. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta
Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat
dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota
pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta
sosial budaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Fungsi dan skala pelayanan Kota Surakarta
No Fungsi kota Skala pelayanan
1. Pemerintahan Lokal dan Regional
2. Industri Lokal, Regional dan Nasional
3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional
4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan
Internasional
5. Perdagangan Lokal dan Regional
6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional
4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta
Menurut Permendagri no.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana
pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang
menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi
primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampaiu akhir tahun
perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan
lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP),
untuk kegiatan primer maupun sekunder.
Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta
dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat
dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien,
harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap
kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :
1. Ketersediaan lahan kota.
2. Keterkaitan antar kegiatan
3. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.
4. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.
5. Karakteristik budaya masyarakat.
6. Peninggalan budaya dan sejarah kota.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota
Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa
mendatang (2013), yakni :
1. Penyediaan areal pusat pariwisata.
2. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.
3. Penyediaan areal olahraga.
4. Penyediaan areal relokasi industri.
5. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.
6. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan.
7. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.
8. Penyediaan areal lingkungan perumahan.
Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun
2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar
faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan,
kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan
ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini:
SWP
FUNGSI KOTA
LOKASI
wisata budaya OR Industri Pend. Dagang Kantor Rmh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.2. Fungsi Kota
I x Pucang Sawit
II x x x
Mangkunegaran
Balaikota kaw.
Komersial
III x x x Kraton kaw.
komersil
IV x x
Sriwedari
Balaikambang
Manahan
V x
Sondakan
Laweyan
VI x x Jajar
VII x
Sumber
Banyuanyar
VIII x x x
Jurug,UNS
Kaw.komersial
IX x x Kadipiro
X x Mojosongo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Perkembangan Futsal di Indonesia
Perkembangan futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu
dibuktikan dengan prestasi-prestasi di tingkat Internasional. Namun
ekspos terhadap olahraga yang satu ini masih kurang. Di Indonesia
sekarang ini sangat miskin kompetisi. Sementara ini hanya area liga
mahasiswa. Memang para mahasiswa cukup mempunyai interest yang
baik untuk olah raga ini. Tapi sebenarnya banyak yang berasal dari luar
kalangan mahasiswa yang juga mempunyai potensi. Namun kita kurang
mengekspos potensi itu.
Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 1998-
1999. Lalu pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada
saat itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah
futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002 AFC meminta Indonesia untuk
menggelar kejuaraan Piala Asia.
Futsal di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang. Akan
tetapi, sampai saat ini olahraga futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum
menjadi sebuah olahraga profesional. Jadi saya rasa untuk awal-awal
perkembangannya sudah bagus. Sekarang tinggal bagaimana Badan
Futsal Nasional (BFN) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
(PSSI) dapat bekerja bahu-membahu untuk membawa olahraga ini
dinikmati semua masyarakat dan menjadi sebuah olahraga yang
profesional.
Kendala utama di olahraga ini adalah soal dana untuk uji coba.
Akibatnya, apabila tim nasional kita bertanding di dalam negeri pasti
kita selalu menang besar. Tetapi, kita tidak mendapatkan pelajaran dari
kemenangan-kemenangan itu. Tim nasional perlu untuk bermain di luar
negeri agar bisa belajar dan mengetahui kekuatan lawan walaupun
nantinya kita mengalami kekalahan. Di Eropa terdapat tim-tim yang
kuat. Kita seharunya bertanding melawan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk saat ini, untuk mencari pengalaman bertanding dengan
tim-tim kuat hanyalah dengan mengikuti pertandingan persahabatan,
kejuaraan ASEAN, dan kejuaraan invitasi, seperti KL World 5. Hal yang
harus diperhatikan dalam perkembangan futsal di Indonesia. Yang
pertama adalah sosialisasi. Harus semakin banyak diadakan kejuaraan
atau turnamen dengan menggandeng sponsor. Memang ini merupakan
tugas BFN, yang seharusnya memikirkan untuk kompetisi-kompetisi.
Saat ini BFN sedang membicarakan mengenai program-program futsal
di Tanah Air. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan
berbagai media, bisa menjadi saran penting untuk socialsasi. Lalu
pembinaan harus dibenahi. Kerjasama dengan pihak Depdiknas dan
Menpora agar futsal menjadi olahraga wajib di sekolah-sekolah dasar
bisa menjadi salah satu solusi. Yang terakhir adalah sarana. Saat ini
lapangan futsal yang berlapis rubber (karet) masih jarang. Lapangan-
lapangan indoor soccer yang ada seperti di Jakarta saat ini malah
semakin menjamur. Sarana futsal mestinya makin diperbanyak.
Futsal mulai dikenal luas di Indonesia sekitar tahun 2002, adalah
alm. Ronny Pattinasarani yang rajin mengembangkan olahraga ini di
Indonesia. Berbekal lisensi kepelatihan futsal AFC yang dimilikinya,
mantan striker nomer 1 indonesia tersebut rajin melakukan coching
clinic futsal . Tujuan Ronny bertindak sebagai pelatih yang
mengembangkan futsal karena ia beranggapan olah raga tersebut amat
efektif untuk mengasah teknik permainan pesepakbola Indonesia. Pada
tahun itu pula Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah kujuaraan futsal
Asia, sayangnya prestasi Indonesia kurang mengkilap. Setelah itu
Indonesia hamper tidak pernah absen di event tertinggi asia tersebut
walau dari segi prestasi timnas hanya mentok di penyisihan. tahun 2003
mencuat organisasi futsal pertama di indonesia yaitu, persatuan olahraga
futsal Indonesia ( POFI ). Organisasi ini tidak menginduk pada PSSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melainkan pada Organisasi Futsal Dunia yaitu FIFUSA. Perkembangan
futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu dibuktikan dengan prestasi-
prestasi di tingkat Internasional. Namun ekspos terhadap olahraga yang
satu ini masih kurang. Di Indonesia sekarang ini sangat miskin
kompetisi. Sementara ini hanya area liga mahasiswa. Memang para
mahasiswa cukup mempunyai ketertarikan yang baik untuk olah raga
ini. Tapi sebenarnya banyak juga yang berasal dari luar kalangan
mahasiswa yang mempunyai potensi. Namun kita kurang mengekspos
potensi itu. Pada Perkembangannya, pada tahun 2007 secara khusus
PSSI membentuk Badan Futsal Nasional (BFN), pada tahun itu pula
mulai bergulir kompetisi pro futsal berlabel Indonesia futsal league
(IFL).
Futsal di Indonesia belum dioptimalkan oleh PSSI. Padahal,
prestasi tim futsal Indonesia menunjukkan adanya kemajuan. Pada tahun
2004 Indonesia di tingkat Asia berada pada urutan 13, setelah terpuruk
di luar 20 besar. Naiknya peringkat ini diraih dalam ajang kejuaraan
Asia di Ho Chi Minh City Vietnam. Pada tahun 2010 ini Indonesia
menjadi juara 1 di AFF Cup atau Kejuaraan Futsal se asia Tenggara.
Pada tahun ini pula Indonesia mengikuti kejuaraan Futsal se-Asia yang
diselenggarakan di Uzbekiztan, tetapi sayangnya Indonesia tidak lolos
dari penyisihan. Ini membuktikan bahwa Indonesia masih kalah dari
Negara-negara di Asia tapi sangat berpotensi untuk dapat terus
berkembang dengan syarat harus memperhatikan beberapa aspek
diantaranya adalah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik.
Sempitnya lahan dan minimnya sarana olah raga khususnya
sepakbola, menyebabkan banyak orang mencari alternatif lain untuk
menggantikannya. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi baru guna
mengatasinya. Salah satu cara yang saat ini sedang trend di kalangan
anak muda yang menggemari sepak bola adalah bermain futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Olah raga futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada
waktu luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif
sama dengan sepak bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan
seperti dalam jumlah pemain, aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola,
dan lain-lain. Namun, peraturan permainan futsal relatif cepat
dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari permainan
sepak bola lapangan besar.
C. Perkembangan Futsal di SOLO
Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah
raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta
menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON
I. Namun fasilitas permainan olah raga futsal pada tahun 2006 belum
banyak tersedia, padahal futsal sangat digemari dan diminati oleh
banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun
dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di
kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008
banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan.
Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga
sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,
randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat
persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa
lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal
yang telah dibagi.
Untuk mendorong dan juga memajukan Futsal dikota Solo ada
beberapa orang yang mempunyai inisiatif dengan mengadakan
ekshibisi-ekshibisi Futsal yang diadakan di lapangan-lapangan indoor
bahkan di tempat persewaanpersewaan Futsal yang telah disebutkan di
atas. Berbagai kalangan ikut serta dalam ekshibisi tersebut, bahkan ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang mengadakan ekshibisi khusus anakanak yang dilihat sebagai
pencari bibit-bibit unggul yang nantinya siapa sangka dapat membela
Tim Sepak bola andalan kota mereka yaitu PERSIS Solo.
Dari semua yang sudah kita ketahui di atas maka kota Solo perlu
memperhatikan dan juga merespon perkembangan khususnya Futsal
untuk ditangani dengan diperlukan tempat yang mewadahi olahraga
Futsal, mulai dari pendidikan, persewaan tempat, pertandingan dan
fasilitas – fasilitas yang nantinya dapat mendukung olahraga ini.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari
semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas,
tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang
berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja. Untuk itu,
dirasa perlu adanya suatu bangunan yang menyediakan fasilitas-fasilitas
yang berhubungan dengan dunia Futsal pada saat ini di dalam satu
kesatuan bangunan berupa Solo Futsal Center sebagai alternatif tempat
yang dapat mewadahi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
olahraga futsal seperti diklat Futsal, Futsal indoor, makan, minum,
hiburan, informasi, penjualan, perlengkapan dan peralatan futsal serta
pertemuan.
D. Pemilihan Kota Solo
Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa
dasar. Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah
raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, seperi stadion
sepakbola, GOR Bola Basket, terbukti Surakarta menjadikan kota ini
dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas
permainan olah raga Futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang,
khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring
berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo
dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak
lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa
lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola
jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randevouz, Coppa
Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan
Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut
untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.
E. Solo Futsal Center yang akan direncanakan
Fasilitas-fasilitas :
Lapangan futsal untuk latihan
Lapangan futsal untuk pertandingan ( dilengkapi dengan tribun penonton )
Toko merchandise futsal
Ruang informasi tentang futsal ( berita terkini tentang futsal )
Ruang kelas untuk pendidikan futsal
Fasilitas pendukung ( Asrama, Resort, Restaurant, Swimming Pool, Meeting
Room, Movie and TV Lounge, Internet Corner, Extensive Library, Fitnes,
Gazebo, Laundry )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB IV
ANALISA PENDEKATAN
KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN
A. Analisis Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center
A.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota Pendirian Solo Futsal Center
Tujuan dari pemilihan lokasi Solo Futsal Center adalah untuk
mendapatkan lokasi kota yang mampu mendukung peran Futsal Center sebagai
tempat pelatihan Futsal dan tempat berkumpulnya para penggemar Futsal.
Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal Center
adalah :
1) Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta,
seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo
Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Solo Futsal
Center ini.
2) Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat
kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan Solo Futsal
Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini,
bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu menjadi bangunan representatif
yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.
3) Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
A.2 Analisa Pemilihan Site Pendirian Solo Futsal Center
Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal
Center adalah:
Letak Futsal Center di bagian kota yang memiliki pencapaian
(aksesibilitas) baik
Jaringan utilitas lingkungan kota mendukung
Dari segi tingkat keamanan, wilayah Adi ucipto merupakan salah satu
daerah yang tingkat keamanannya tinggi, serta memiliki tingkat
pencapaian aksesibilitas yang baik.
a. Alternatif site 1
Lokasi alternatif site 1 berada di Jln Adi Sucipto. Batas-batasnya:
Sebelah utara : Perumahan penduduk, area persawahan
Sebelah timur : perumahan penduduk
Sebelah selatan : Jalan Adi sucipto
Sebelah barat : Jalan kampong, perumahan penduduk
Gambar 4.2. Alternatif site 1
Gambar 4.1. Peta Surakarata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
b. Alternatif site 2
Lokasi alternatif site 2 berada juga di jln Adi Sucipto, Batas-batasnya
adalah:
Sebelah utara : Jalan adi sucipto
Sebelah timur : Jalan kampung, perumahan penduduk
Sebelah selatan : Perumahan penduduk, area persawahan
Sebelah barat : Area persawahan
Alternatif Lokasi Karakter Nilai
1. Jalan Adi
Sucipto 1
Memiliki aksesibilitas yang baik.
Memiliki potensi wisata.
Berada pada wilayah yang memiliki
potensi pendukung, seperti dekat dengan
bangunan yang berhubungan dengan
Olahraga.
Berada dalam RTRW yang difungsikan
sebagai bangunan Olahraga.
+
-
-
+
+
2. Jalan Adi
Sucipto 2
Memiliki aksesibilitas yang kurang baik.
Memiliki potensi wisata.
+
+
Gambar 4.3. Alternatif site 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
Analisa pemilihan lokasi site yang mampu menampung
kegiatan Solo Futsal center berdasarkan persyaratan tata ruang kota
antara lain:
Berdasarkan analisa tersebut maka lokasi yang sesuai dengan karakter
dan persyaratan tata ruang wilayah, lokasi yang yang tepat untuk
bangunan Solo Futsal center yang direncanakan berada pada lokasi
alternatif 1 yaitu di Jln Adi Sucipto.
Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center ::
a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak)
Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan
Sebelah timur : Perumahan penduduk
Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto
Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk
Berada pada wilayah yang memiliki
potensi pendukung, seperti dekat dengan
bangunan yang berhubungan dengan
Olahraga.
Berada dalam RTRW yang difungsikan
sebagai bangunan Olahraga.
+
+
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
B. ANALISIS KEGIATAN
1. Pengelompokan Kegiatan
a. Berdasarkan program kegiatan, : Kegiatan pelatihan, kegiatan informasi,
kegiatan pelayanan jasa, kegiatan pengelolaan dan kegiatan fasilitas
bangunan
b. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona :
1. Kegiatan publik dan semi publik : kegiatan pelatihan, informasi,
pelayanan jasa (service) serta fasilitas bangunan
2. Kegiatan privat : kegiatan pengelolaan
c. Berdasarkan pengelompokan kegiatan :
1. Kegiatan Utama : kegiatan pelatihan dan kegiatan informasi
Gambar 4.4. site terpilih
Sumber: Analisis penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
2. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan kegiatan
pengelolaan
2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan
Pengelola
Pemain
Pengunjung
3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang
a. Dasar perhitungan besaran ruang
1. Perhitungan standar (studi literatur)
2. Perhitungan khusus
Perhitungan dengan mempertimbangkan :
- Feasibility besaran ruang
- Modul ruang
- Flow gerak / sirkulasi
- Kepuasan pemakai ruang
3. Perhitungan asumsi
b. Kapasitas pelayanan
Solo Futsal Center sebagai pusat informasi, promosi dan pemasaran
serta pelayanan jasa dengan sistem Futsal Community Center, direncanakan
mampu melayani secara makro dalam skala Nasional serta secara mikro
melayani kepentingan Kota Solo dan sekitarnya.
c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang
- Architect’s Data, Ernest Neufert Standard
- Studi Ruang Gerak
- Studi Banding
- Asumsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
C. Analisa Program Ruang
1. Pola Kegiatan
a. Atlet Futsal
Datang, pendaftaran, asrama, kegiatan latihan ( futsal, Fisik ( lari, Fitness,
renang dll ),rekreasi ), bertanding.
b. Pengunjung
Secara umum : datang, parkir, pendaftaran (tiket)/informasi awal,
Menonton Pertandingan Futsal, mendengarkan penjelasan dan keterangan
dan keterangan tambahan tentang Futsal / Mencari informasi – informasi
terbaru tentang Futsal, membeli souvenir/cinderamata di Futsal Shop,
masyarakat sekitar (memanfaatkan fasilitas ruang publik/taman publik),
pulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
Pengunjung
Datang
Parkir
Umum
Pameran
Hall Umum
& Fasilitas
Pelayanan
Umum
Taman Publik
Futsal Shop
Restauran
Mushalla
Lavatory
Administrasi Umum Fasilitas
edukatif
Informasi teerbaru
tentang Futsal
Skema 4.2 Kegiatan Pengujnung Solo futsal center Sumber : Analisa Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
Skema 4.3 Kegiatan Pengelola Solo Futsal center Sumber : Analisa Penulis
Parkir
Pengelola
Ruang Servis
Ruang Servis
Umum (MEE,
Gudang Umum,
dll)
Taman Publik
Souvenir
Restauran
Mushalla
Lavatory
Ruang Kerja
Pengelola Koleksi
Ruang Kerja
Administrasi
Umum
Edukasi
(Perpustakaan dan
Ruang serba Guna)
Pameran
Hall
Pengelola
c.. Pengelola
Secara umum : datang, parkir, keruang kerja masing-masing,
istirahat, ruang kerja, pulang.
Kegiatan pengelola khusus : menerima kunjungan/tamu, rapat
bersama, pendampingan/sosialisasi pada masyarakat, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
D. Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang
a. Analisa Kelompok Kegiatan
1. Kelompok kegiatan penerimaan
Kegiatan parkir (umum maupun khusus pengelola serta
parkir barang.
Kegiatan informasi awal dan pendaftaran, yaitu kegiatan
memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Futsal secara umum seperti peraturan, kegiatan
pelatihan futsal, pendaftaran, pembelian tiket masuk dan
sebagainya.
2. Kelompok kegiatan utama
Merupakan kelompok kegiatan utama berupa aktivitas dalam pelatihan
Futsal.
3. Kelompok kegiatan pendukung
Merupakan aktivitas kebutuhan umum futsal center yang
mendukung tujuan dan peran museum
Kegiatan pelayanan umum
Meliputi aktivitas kebutuhan umum museum seperti restoran,
tempat ibadah, telepon umum dan lavatory.
Kegiatan edukasi
Menjudi aktivitas yang bersifat edukatif dalam bentuk
pertemuan, diskusi, seminar, sarasehan.
Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat
Meliputi aktivitas penjualan cinderamata (souvenir) oleh
masyarakat sekitar
Kegiatan informasi
Kegiatan rekreatif pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-11
Merupakan aktivitas dengan tema-tema khusus yang dapat
dikembangkan.
Kegiatan ruang komunal
Kegiatan public dalam memanfaatkan taman/ruang komunal
museum sebagai public open space
4. Kelompok kegiatan pengola
Merupakan aktivitas pengelolaan Solo Futsal Center terdiri dari
kegiatan umum administrasi dan kegiatan khusus penambahan
benda koleksi.
Kegiatan administrasi
Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi
museum yang meliputi unsur direktur, sekretaris, tata usaha,
keuangan, rumah tungga, bagian umum serta personalia dan
humas
Kegiatan penanganan koleksi
Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan,
perawatan dan pameran benda koleksi Museum Gempa Jogja
5. Kelompok kegiatan service
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan dan pengoprasian
peralatan teknis atau utilitas bangunan
Berikut pengelompokan jenis kegiatan serta kebutuhan ruang Solo futsal
Center.
a.1. Pengelompokan Jenis Kegiatan Solo Futsal Center
Kelompok kegiatan Bentuk kegiatan
Kegiatan penerimaan Parkir pengunjung dan pengelola
Aktivitas informasi awal terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-12
pengunjung, pembelian tiket,
pemesanan, konfirmasi, penitipan
barang, dll.
Kegiatan utama Pelatihan Futsal
Melihat Pertandingan Futsal
Mencari informasi terbaru tentang
Futsal
Kegiatan
pendukung
Kegiatan
pelayanan
umum
Ibadah
Makan
Telekomunikasi
Istirahat
Metabolisme
Kegiatan
edukasi
Studi pustaka (baca, mencatat, copy
data, dll.)
Akses internet
Seminar, sarasehan, diskusi
Kegiatan
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
Jual beli cinderamata (souvenir)
Kegiatan
Informasi
Dikusi, sarasehan,
Kegiatan
rekreasi
pendukung
resort
Kegiatan ruang
komunal
Duduk santai, diskusi, bercerita,
berkelompok, bermain, dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-13
Kelompok
kegiatan
pengelola
Kegiatan
administrasi
Menangani masing-masing bidang
koordinasi utama/pimpinan,
administrasi perkantoran, keuangan
umum, urusan rumah tangga,
personalia dan humas
Melakukan kegiatan penunjang, rapat,
diskusi, menerima tamu, dsb.
Kelompok kegiatan servis Merawar dan memperbaiki gedung
Pengelolaan dan pengoperasian mesin
dan utilitas
Penyimpanan peralatan dan
perlengkapan perawatan
a.2. Pengelompokan Kebutuhan Ruang Solo Futsal Center
Kelompok kegiatan Pelaku kegiatan
(dominan)
Kebutuhan ruang
Kegiatan
penerimaan
Informasi awal
dan
pendaftaran
Pengunjung dan
pengelola
Hall
Ruang informasi
Ruang
pendaftaran
Ruang penitipan
(loker)
Kegiatan parkir Pengunjung dan
pengelola
Parkir
pengunjung
Parkir pengelola
Parkir benda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-14
koleksi (bongkar
muat)
Kegiatan utama - Atlet
- Pengunjung
Asrama
Tempat latihan
Futsal
Stadion Futsal
Ruang informasi
futsal
Lavatory
Kegiatan
pendukung
Kegiatan
pelayanan
umum
Pengunjung mushola
restoran
wartel/telpon
umum
medical center
lavatory
Kegiatan
edukasi
Pengunjung dan
pengelola
perpustakaan
ruang internet
ruang serba guna
ruang pengelola
lavatory
Kegiatan
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
Pengunjung dan
masyarakat sekitar
Futsal Shop
Kegiatan
Informasi
Pengunjung dan
pengelola
ruang diskusi,
sarasehan
taman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-15
Kegiatan
rekreatif
pendukung
Pengunjung Resort
Kegiatan ruang
komunal
Pengunjung dan
masyarakat sekitar
Taman publik
Kelompok
kegiatan
pengelola
Kegiatan
administrasi
Pengelola ruang pimpinan
kepala Futsal
center
ruang wakil
pimpinan
ruang sekretaris
ruang staff tata
usaha/administra
si umum
ruang staff
keuangan
ruang staff
personalia dan
humas
ruang staff rumah
tangga
ruang staff umum
ruang rapat
ruang arsip
lavatory
Kegiatan
penanganan
koleksi
Pengelola ruang staff, ruang
penerimaan,
ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-16
penyimpanan
sementara
ruang staff, ruang
perawatan dan
perbaikan, ruang
movie zone
ruang staff,
penyimpanan
Lavatory
Kelompok
kegiatan servis
Pengelola Ruang genset,
panel listrik
Ruang pompa air
Ruang mesin AC
Ruang teknisi
Gudang umum
Ruang petugas
keamanan
Pantry
Lavatory
b. Analisa Peruangan
1. Dasar pertimbangan dalam penetuan kebutuhan dan besaran ruang
Solo futsal Center adalah :
Jenis kegiatan
Kapasitas ruang
Kebutuhan ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-17
Standar kebutuhan ruang
2. Kapasitas pengunjung
Kapasitas pengunjung Solo Futsal Center yang direncanakan
diasumsikan sekitar 1000 orang perhari.
3. Kapasitas pengelola
Kelompok pimpinan
Dipimpin oleh seorang kepala Solo Futsal Center dibantu
seorang wakil dan seorang sekretaris
Kelompok administrasi dan staff
Tata usaha/administrasi umum : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Keuangan : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Rumah tangga : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Bagian personalia dan humas : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Bagian edukasi : kabag 1 orang,
staff 6 orang
Bagian umum : kabag 1 orang, staff 2
orang
Ruang informasi 2 orang
Pendaftaran (tiket) 2
orang
Penitipan barang 1 orang
Perawatan gedung 3
orang
Pramuwisata 8 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-18
Keamanan 4 orang
Teknisi 8 orang
Kelompok penanganan koleksi dan staff
Bagian kurasi : kabag 1 orang, staff 2
orang
Bagian preparasi : kabag 1 orang, staff 4
orang
Bagian konservasi (pameran) : kabag 1 orang, staff 4
orang
Rekapitulasi total jumlah personalia (pengelola) yang
direncanakan :
Personalia strukturral : 12 orang
Personalia staff : 54 orang
Jumlah : 66 orang
4. Standar ruang yang digunakan diperoleh dari sumber:
Neufert Architect Data (NAD)
Asumsi penulis (A)
Besaran Ruang
Fasilitas Pembelajaran dan Pelatihan
Ruang
Luas (m2)
Sports Hall Lobby 120
Main hall 4000
Indoor
Training
R. kelas 200
R. audio visual 100
Fitness center 190
Gudang 12
R. ganti 30
Lavatory 28
Outdoor Stadion Utama 4000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-19
Training Lapangan
latihan
2000
Kolam Renang 12290
Lapangan Tenis 792
Lavatory 54
R ganti 150
Medical
center
R. pemeriksaan
kesehatan
18
Klinik
keperawatan
48
Laboratorium 24
Lavatory 11
R. jumpa pers 20
R. perlengkapan Futsal 50
Asrama
pemain
Hall 616
Ruang Tamu 10
R. Tidur
(Pemain &
pelatih)
1980
R. kepala
asrama
9
R. bersama 600
R. makan 320
Dapur 64
R. cuci 64
Mushola 75
Lavatory 64
Gudang 20
Jumlah 16.960 m2
Fasilitas Informasi
Kelompok
ruang
Ruang
Luas (m2)
R. informasi
R. Pendaftaran 18
R. Pengelola 13,5
R. Tunggu 140
R. Komputer 117
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
21,12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-20
R. Perpustakaan
Futsal
R. Pendaftaran 9
R. Penitipan barang
(rak penyimpanan)
15
R. Katalog : almari katalog
(10 buah)
16
R. Perpustakaan : 10.000 buku
5.000 majalah
161,6
R. Baca 46,4
R. Pengelola 18
Gudang 12
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
21,12
R. Display
Perkembangan
Futsal
R. Informasi display
perkembangan futsal
9
R. Display 2 dimensi 105
R. Pengelola 18
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
26,4
Gudang 12
R. Pemutaran
slide/film
R. Pendaftaran 18
R. Tunggu/lobby 65
R. Pertunjukkan 50
R. Proyektor 13,5
R. Pengelola slide/film 18
Gudang 12
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
21,12
R. Konferensi
R. Pertemuan 600
R. Tunggu 390
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
52,8
R. Diskusi
R. Diskusi 100
R. Tunggu 65
Lavatory : WC pria + urinoir,
WC wanita, wastafel
21,12
R. Foto copy 16
R. ganti, absen & loker karyawan 15
Pantry 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-21
Gudang 20
2.262 m2
Fasilitas Pengelolaan
Ruang Luas(m2)
R. Direktur 40
R. Sekretaris direktur 9,5
R. Tamu direktur 30
R. Wakil direktur 40
R. Sekretaris wakil direktur 9,5
R. Tamu wakil direktur 20
R. Sekretaris umum 11
R. Manajer umum 13,5
R. Sekretaris manajer umum 9,5
R. Kabag Personalia 13,5
R. Staff personalia 27,5
R. Kabag informasi 13,5
R. Staff informasi 27,5
R. Kabag pelayanan jasa 13,5
R. Staff pelayanan jasa 27,5
R. Kabag pemeliharaan bangunan 13,5
R. Staff pemeliharaan bangunan 27,5
R. Tamu umum 32,5
R. Manajer teknik 13,5
R. Sekretaris manajer teknik 9,5
R. Asisten manajer 13,5
R. Humas 13,5
R. Sekretaris humas 9,5
R. Rapat 40
R. Tunggu / lobby 32,5
Pantry 13,65
Lavatory :
WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel
21,12
Gudang peralatan 12
Jumlah 546 m2
Fasilitas Pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-22
Ruang
Luas (m2)
R. Security : 3 pos 18,75
R. Parkir mobil dan motor
(60% mbl, 30% mtr, 10% jln
kaki/kend. umum)
5935,5
Loading : trailer 300
Plaza / main hall 150
Canopy 30
R. Receptionist 6,825
Lobby 120
Restaurant
R. makan 182,4
R.
administrasi
27,5
Dapur 45,6
Gudang 20
R karyawan 30
Lavatory 26,4
R utilitas 12
Cafetaria
R. makan 79,04
R.
administrasi
27,5
Dapur 19,76
Gudang 12
R karyawan 12
Lavatory 26,4
R utilitas 12
Futsal Shop
R penjualan 150
R karyawan 18
R
administrasi
24
Gudang 30
Lavatory 13,2
Counter bank 100
Warung telekomunikasi 40
Amusement
R
permainan
ketangkasan
144
R biliar 257,73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-23
R
administrasi
19,8
R.
karyawan
12
Lavatory 13,2
Gudang 20
R. Kesehatan 46,124
Mushola 60
Lavatory umum : WC pria, urinoir,
WC wanita, wastafel
39,6
R. Mechanical 40
R. Electrical 40
R. AC /AHU 30
R. Telephone switchboard 24
R. Sampah 15
R. Reservoir air 20
Gudang peralatan 36
Jumlah m2
a. Rekapitulasi Besaran Ruang
Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan
sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang
pengelolaan dan fasilitas bangunan.
Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2
Ruang informasi : 2.262 m2
Ruang pengelolaan : 546 m2
Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2
Total Besaran Ruang : 24.000 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-24
E. Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
Solo Futsal
Center
Perpustakaan
Futsal
Futsal
Display
perkembangan
Futsal ( Film,
Video )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-26
Persyaratan ruang pada masing-masing kelompok kegiatan:
Kelompok kegiatan penerimaan:
No. Kelompok
kegiatan
Karakter Tuntutan/
kesan ruang
Keterangan
Terbuka Tertutup
A Hall utama Terbuka,
kesan lapang
dan
melegakan
Mudah
mengarahkan
pengguna/pengunj
ung menjangkau
ruang-ruang yang
lain
B Ruang
informasi
Aksesibel
C Ruang
pendaftaran
Aksesibel
D Ruang
penitipan
Aksesibel
E Parkir
pengunjung
Tidak panas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-27
F Parkir
pengelola
Tidak panas
Privat dari
publik
G Parkir barang Privat dari
publik
Kelompok kegiatan utama
No. Kelompok
kegiatan
Karakter Tuntutan
kesan ruang
Keterangan
Terbuka Tertutup
A Asrama Tidak
terganggu oleh
ruang di
depannya,
kebisingan luar
diperhatikan
B Restoran Mudah diakses
umum,
terkesan
terbuka
C Telpon
umum
D Medical
center
E Lavatory
F Perpustakaan
& ruang
internet
Mudah diakses
umum
G Ruang Perhatian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-28
pertemuan pada aspek
akustik
ruang
H Ruang
movie zone
Perhatian
pada aspek
akustik
ruang
I Ruang
pelatihan
Letaknya
strategis
terhadap
pengawasan
fas. palatihan
J Futsal Shop Mudah diakses
umum
K Stadion
Futsal
Mudah diakses
umum,
menjadi
magnet/daya
tarik tersendiri
L Taman
publik
Aksesibel,
nyaman,
menarik
Kelompok kegiatan pengelola
No
.
Kelompok
kegiatan
Karakter Tuntutan kesan
ruang
Keteranga
n Terbuk
a
Tertutu
p
A Side hall
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-29
B Ruang
pimpinan
Dalam zona
berdekatan
C Ruang
wakil
pimpinan
D Sekretaris
E Tata
usaha/admi
nistrasi
umum
Dalam zona
berdekatan, mudah
dirombak sesuai
tuntutan
perkembangan
F Keuangan
G Umum
H Rumah
tangga
I Personalia
& humas
J Ruang
arsip
K Ruang
rapat
L Preparasi
M Konservesi
N Lavatory
Kelompok kegiatan servis
No. Kelompok
kegiatan
Karakter Tuntutan
kesan ruang
Keterangan
Terbuka Tertutup
A Ruang genset Mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-30
sirkulasi
udara luar
B Ruang pompa
air
C Ruang panel
listrik
D Ruang mesin
AC
Mendapatkan
sirkulasi
udara luar
E Ruang
telekomunikasi
F Ruang teknisi
G Ruang petugas
keamanan
H Gudang umum
I Pantry
F. Zonifikasi Ruang Makro
Tujuan dari analisis zonifikasi secara makro adalah untuk mendapatkan
penzoningan (pengelompokan kelompok ruang) dalam lahan site, yaitu
penempatan kelompok ruang yang bersifat terbuka dan tertutup (area
pengunjung dan area pengelola). Sebagai dasar pertimbangan adalah:
Pencapaian dan entrance bagi pengguna (pengunjung dan
pengelola) yang telah direncanakan
Kondisi dan potensi site
Orientasi ke dalam dan ke luar bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-31
Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang
Lahan site yang berada di Jln Adi sucipto dioptimalkan menjadi zona
yang lebih publik (terbuka), karena pencapaiannva yang mudah dan lebih
optimal, termasuk pertimbangan orientasi bangunan (baik kedalam maupun
keluar site), sedangkan bagian samping di optimalkan untuk zona privat
(pengelola) yang lebih tertutup. Sedangkan pencapaiannya dapat melalui Jl.
Lingkungan.
Sedangkan zonifikasi vertikal adalah untuk mendapatkan pemetaan ruang-
ruang dalam perancangan secara vertikal Sebagai dasar pertimbangan adalah :
Pencapaian dan penjelajahan ruang-ruang
Hubungan ruang yang saling berkaitan (tuntutan kedekatan)
Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang
Sistem kemudahan teknis lapangan seperti pemipaan pada zona
utilitas bangunnan secara vertikal
Dari dasar pertimbangan di atas, level bawah sesuai untuk kegiatan (kelompok
ruang) yang bersifat publik (kemudahan pencapaian), tingkatan di atasnya
Gambar 4.5 Analisis site Sumber: Ananlisis Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-32
semi publik, dan semakin ke atas adalah ruang-ruang yang bersifat lebih privat
dan klimaks dari sebuah pameran.
a. Analisa Penataan Site
1. Klimatologis
Tujuan :
Untuk pemecahan masalah akibat iklim terhadap site
Sebagai pertimbangan perletakan bangunan pada site
Sebagai pertimbangan untuk merencanakan jalur pedestrian di sekitar
bangunan yang nyaman terhadap pengaruh efek cuaca.
Dasar pertimbangan :
Arah datang sinar matahari
Arah angin
Masalah yang berhubungan dengan iklim (cuaca) mempunyai beberapa
alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut :
Bukaan
Berhubungan dengan perletakkan bukaan untuk menangkap sinar
matahari ke dalam bangunan.
Barier
Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan
pagar yang didesain sebagai penghalang sinar matahari ataupun angin
yang merugikan bangunan dan kegiatan yang ada didalamnya.
Material
Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan
dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan
mengurangi kesilauan dalam bangunan. Terkhusus pada material
bangunan dari metal, kemungkinan angin/hujan yang membawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-33
butiran-butiran air yang mengandung asam dapat memberikan dampak
korosi pada material besi dan baja pada bangunan.
Matahari pagi menyehatkan sehingga sesuai untuk ruang-ruang yang
memerlukan sinar yang menyehatkan, seperti restauran, mushalla, medical
center, perpustakaan dan internet, Futsal shop, , serta taman publik. Sedang
sinar matahari siang bersifat terang dimana sinar ini dapat dimanfaatkan untuk
penerangan alami dan sesuai untuk ruang-ruang yang memerlukan sinar alami
seperti ruang kegiatan pengunjung maupun ruang kegiatan pengelola. Sinar
matahari sore kurang menyehatkan sehingga dapat ditempatkan ruang-ruang
yang kurang memerlukan sinar, seperti ruang lavatory, dsb.
Orientasi matahari di dalam site menentukan orientasi di dalam site. Orientasi
bangunan digunakan untuk menghasilkan kantong sinar matahari yaitu
kondisi dimana matahari berada dalam integritas paling rendah. Sesuai dengan
siklus terbit dan tenggelamnya matahari serta mempunyai sudut jatuh kecil.
Dengan demikian area yang tersinari akan lebih besar dan integritas
radiasinya akan lebih rendah.
Respon dari analisa peredaran matahari terhadap site adalah memaksimal
orientasi massa bangunan yang membujur dari arah timur-barat dan
meminimalisir orientasi bangunan yang membujur utara-selatan, hal ini guna
semua sisi dapat mendapatkan sinar matahari yang cukup, serta pembayangan
dapat tereduksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-34
2. Angin
Gambar 4.6 Analisis angin kedalam site Sumber: Ananlisis Pribadi
Angin muson barat
laut (oktober-maret)
basah dan sejuk
bisa digunakan
untuk penghawaan
alami dalam ruang
Angin yang berasal dari jalan adi
sucipto bersifat kering, panas
dan kotor. Barier dalam site
dibutuhkan untuk menangkalnya,
menghadirkan udara segar ke
dalam bangunan.
Angin muson tenggara(april-
september) kering dan
panas, direduksi dengan
meminimalisasi bukaan,dan
penghalang pohon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-35
Gambar 4.7 Analisis Orientasi Sumber: Ananlisis Pribadi
Ekspos bangunan tinggi, orientasi
bangunan maksimal untuk mudah
dikenali
Simpul jalan memungkinkan
penenpatan ekspos pada bangunan
secara maksimal
View ke ruang luar optimal, saat dilihat dari ketinggian tertentu yaitu area hijau persawahan
3. Orientasi Bangunan
Tujuan dari analisis orientasi pandangan dari ruang luar (lingkungan sekitar)
adalah untuk mendapatkan ekspos bangunan secara maksimal dan bangunan
Futsal center dapat mudah lebih dikenali dari lingkungan. Sebagai dasar
pertimbangan adalah:
d. Kondisi dan potensi ruang luar (lingkungan sekitar) site ; baik posisi jalan,
simpul jalan, ruang terbuka, bangunan sekitar, dll.
Potensi sekitar site tidak menjadi kendala dalam mengekspos bangunan dan
mengorientasi bangunan terhadap ruang luar dari arah Jl. Adi Sucipto, baik oleh
bentuk dan ketinggian bangunan sekitar, bahwa view ke ruang luar akan sangat
menarik jika dilihat dari ketinggian tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-36
Gambar 4.8 Analisis pencapaian Sumber: Ananlisis Pribadi
4.Sirkulasi (pencapaian)
Tujuan dari analisis pencapaian site (penempatan entrance) adalah
kemudahan pencapaian pengguna museum (baik pengunjung maupun
pengelola), pencapaian yang tidak saling menggangu (baik pengunjung
maupun pengelola dan juga antara jenis armada transportasi yang digunakan).
Sebagai dasar pertimbangan adalah :
Kemudahan dan kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar
Kondisi dan potensi jalan yang mengelilingi kawasan
Gangguan yang dapat ditimbulkan terhadap lalu lintas jalan
Dalam setiap penempatan entrance (pencapaian ke dalam site), juga
mempertimbangkan pencapaian oleh pejalan kaki, dengan penempatan jalur
bagi pejalan kaki yang tidak menimbulkan arus silang (saling terganggu)
dengan pencapaian dengan kendaraan bermotor entrance dibuat dengan kesan
terbuka, akses yang mudah dari potensi jalan yang mengelilingi dan karakter
yang kuat sebagai pintu masuk utama Solo Futsal Center.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-37
5. Noise
Bising Lingkungan
Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi
yang berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari
kendaraan, suara hewan dan manusia.
Bising Bangunan
Bising bangunan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi
yang berasal dari dalam bangunan. Kegiatan dalam bangunan seperti
pameran, kegiatan pendidikan, kegiatan informasi lainnya memiliki
tingkat kebisingan yang cukup tinggi.
Keterangan :
Zone bising tinggi, digunakan sebagai kelompok ruang yang menyediakan fasilitas
rekreasi/hiburan terbuka (mis: berupa ruang komunal, ruang parkir)
Zona dengan kebisingan sedang/peralihan. Dipakai sebagai kelompok ruang pameran, kegiatan service, dan kegiatan pendukung.
Zona dengan kebisingan rendah. Dipakai sebagai kelompok asrama, kegiatan pendukung, kegiatan penerimaan, serta kegiatan pengelola.
Gambar 4.9 Analisis Noise Sumber: Analisis Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-38
G. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTURAL BANGUNAN
Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan
karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam
konsep dan perancangan
a. GOAL / TUJUAN
Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang
adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini
dituangkan kedalam bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam
entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu
mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional,
sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan
Futsal nasional pada umumnya.
b. KERJASAMA / TEAMWORK
Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana
dalam sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama
yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi,
maka akan tercipta permainan yang menarik, indah, dan atraktif. Menurut
pengertiannya, team work merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang utuh. Konsep team work
ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur yang kokoh antara
Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team work antar
pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan
sebagai pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya
horizontal sebagai pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-39
memiliki kelebihan membantu menopang dan mengisi pemain yang memiliki
kekurangan, sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan
kabel tarik merupakan bentuk hubungan kerjasama / team work dalam
sebuah tim.
c. SPORTIF / JUJUR
Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.
d. KERAS
konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.
e. KEINDAHAN
Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat
mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,
gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan
melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –
lengkungan.
Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik
tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-40
Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar
dapat merefleksikan kesan metafora dari bangunan.
Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar
bangunan.
Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak
menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi
lantai untuk mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah
(tuntutan aktivitas yang berlangsung di dalamnya).
Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga
digunakan sebagai elemen dekoratif.
H. ANALISIS TAMPILAN BANGUNAN
Filosofi Kriteria Tuntutan
Atraktif
rekreatif
Kriteria ekspresi atraktif rekreatif
:
Memberi kesan dominan
terhadap lingkungan tetapi
tetap selaras dengan sekitar
Bentuk yang kompleks tetapi
logis / sederhana
Bentuk-bentuk mengalir bebas
naik turun
Penampilan bangunan harus
mampu memberi daya tarik
dan menimbulkan minat bagi
pengunjung sehingga dapat
memberi kesan
menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-41
Komunikatif
Kriteria komunikatif :
Memberi kesan mengundang
Memberi kejelasan fungsi
peruangan
Mengkomunikasikan filosofi
dan kegiatan yang
berlangsung di dalamnya
melalui simbol-simbol baik
secara langsung maupun tak
langsung
Penampilan bangunan harus
mudah dikenali dan dipahami
apa maksudnya.
Terbuka Berpenampilan terbuka
dengan memperlihatkan
bagian dalam bangunan
menggunakan bidang
transparan
Penempatan orientasi dan
entrance yang tepat
Keberadaan plaza yang
menerima / menyongsong
Filosofi tangan terbuka pada
entrance ( membuka ke arah
luar dan menyempit ke arah
dalam ).
Kanopi sebagai ruang transisi
dan penerima
Memberi kesan mengundang
dan menerima
Kejelasan
fungsi
peruangan
Perubahan ketinggian
Pembukaan melalui pintu dan
jendela
Penyempitan yang
diwujudkan lewat bentuk
lorong.
Komunikasi
melalui simbol-
simbol
Simbol-simbol tulisan untuk
mengkomunikasikan fungsi
bangunan dan fasilitas yang
ada di dalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-42
Bentuk fisik
Bentuk-bentuk desain yang
mengacu pada konsep desain
yang ekspresif
Performance bangunan
dibangun dari bentuk dasar
yang tegas dan fantastik
tapi tetap memberikan
image spontan, dinamis
dan cair.
Komposisi struktur,
sirkulasi dan pencahayaan
dirancang sedemikian agar
dapat merefleksikan kesan
ekspresif dari bangunan.
Penggunaan kaca dan
fiberglass transparan yang
dominan pada bidang luar
bangunan.
Sistem space frame sering
digunakan dalam
konstruksi atap, tetapi tidak
menutup kemungkinan
digunakan dalam ruang
dalam sebagai konstruksi
lantai untuk mendapatkan
ruang berbentang lebar
tanpa kolom ditengah
(tuntutan aktivitas yang
berlangsung di dalamnya).
Penggunaan warna pada
bangunan selain sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-43
pembeda fungsi, juga
digunakan sebagai elemen
dekoratif.
Warna Mampu memberikan kesan
ekspresif pada bangunan
Warna-warna terang untuk
eksterior bangunan memiliki
nilai ekspose tinggi, atraktif
dan dominan terhadap
lingkungan
Warna-warna netral / transisi
digunakan pada interior
bangunan dapat menimbulkan
suasana santai, rekreatif dan
nyaman.
I. ANALISA BENTUK DAN POLA GUBAHAN MASSA
Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran
memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan
karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk
segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai
tuntutan rekreatif.
Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh
karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut :
a. Kelompok kegiatan pendidikan
Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan
ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
b. Kelompok kegiatan informasi
Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam
ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-44
ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
c. Kelompok fasilitas bangunan
Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap
paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak
menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat.
d. Kelompok pengelolaan bangunan
Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran
disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan
sebagainya ) yaitu segiempat.
J. Penggabungan massa bangunan
Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan
pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan
pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk
memasuki Solo Futsal Center yang direncanakan.
Gambar 4.2 Penyusunan Massa Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-45
K. ANALISA DESAIN INTERIOR
1. Fasilitas Pelatihan
- Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak
monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga
mampu menarik pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada.
- Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan
dengan Futsal.
2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
- Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang
formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi.
- Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung
suasana kerja.
3. Fasilitas Bangunan
- Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter
masing-masing ruang
L. ANALISA TATA RUANG LUAR
Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta
menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati
sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan
pengunjung menuju bangunan SOLO FUTSAL CENTER, dengan tetap mendukung
pola sirkulasi yang ada.
Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan pengguna
kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola, maka
dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur
hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras
seperti paving dan aspal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-46
M. Analisa Sistem Bangunan
1. Analisa Struktur Bangunan
Dasar Pertimbangan:
Beban yang harus didukung.
Kondisi tanah.
Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
Karakter bangunan.
Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
Tabel 4.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang
Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C.
a. Analisa Sub Struktur
Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari
alternatif sistem sub struktur sebagai berikut :
Pondasi Sumuran
Pondasi Setempat
Bentuk grid modul Karakteristik
Persegi Teratur
Homogen
Monoton
Efektif
Kurang atraktif
Radial Rekreatif
Kurang efektif untuk ruang dengan
kegiatan formal
Teratur menurut pola radial
Campuran Bentuk modul atraktif
Dapat di sesuaikan dengan fungsi
ruang yang digunakan meliputi
kegiatan formal dan rekreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-47
Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah
setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu
di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan
atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai
ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga
b) Pasangan batu kali
c) Cor beton tidak bertulang
d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.
Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi
rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah
bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.
Gambar 4.10 Pondasi setempat beton bertulang Sumber: perencanaan bangunan rumah sederhana tahan gempa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-48
Simetris dan sederhana
Simetris namun tidak sederhana
Simetris namun terlalu panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-49
Tidak baik Baik
Tidak baik Baik
Tidak baik Baik
Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki
b. Analisa Super Struktur
Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang
yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja
dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif
struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan
Alur pemisah
Alur pemisah
Alur pemisah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-50
pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan,
fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan
bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup
penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.
c. Analisa Upper Struktur
Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan
variasi bentuk atap lebih luas.
b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk
cukup luas.
d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi
bentuk atap lebih luas.
Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu
menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang
agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap.
Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan
Tabel 4.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material
Material Sifat Penampilan Penggunaan
Beton Menahan gaya Formal, keras, kaku,
kokoh
Bangunan
monumental
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar
Bangunan
pemerintah,
bangunan utilitas
Metal Efisien Ringan, dingin Bangunan
komersial
Kaca Tembus
pandang
Dingin, dinamis,
kesan ringan Sebagai pengisi
Plastik Mudah
dibentuk
Ringan, dinamis,
informal Sifat, santai
Kayu Mudah
dibentuk
Hangat, lunak,
alamiah Rumah tinggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-51
Batu
bata
Fleksibel, bisa
untuk struktur Praktis
Perumahan,
bangunan
monumental,
komersil
Batu
alam
Tidak butuh
proses, dapat
dibentuk/diolah
Berat, alamiah,
kasar, sederhana
Pondasi, dinding
dekoratif
Marmer Interior-
eksterior Mewah, formal
Kekuasaan,
kemewahan
Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982
Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal
Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple
namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta
teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan
dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan
konstruksi.
Analisa Utilitas Bangunan
a. Jaringan Listrik
Dasar pertimbangan:
- Kelancaran distribusi listrik
- Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung
oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik
dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby
emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam
bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
1) Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh
jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar
bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-52
2) Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik
lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
b. Jaringan Komunikasi
Dasar pertimbangan:
Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun
ekstern
Ekonomis dalam perawatan
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :
Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch
Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar
ruang-ruang dalam bangunan.
Jaringan internet
Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga
mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.
Skema 4.1 Analisa Jaringan Listrik Sumber : Analisa Pribadi
PLN
Genset
Panel utama
Panel skunder
Distribusi
Distribusi
Meteran
Panel skunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-53
Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di
dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media
penyampai musik di dalam bangunan.
c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)
Air bersih
1) Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung
dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau
titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke
bangunan-bangunan.
2) PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum
setempat.
Skema 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa penulis, 2008
PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal Faks Internet
Operator
SLJJ/SLI
Pompa
Sumur dalam
Ground Water Tank Pompa
Upper tank
distribusi Skema 4.3 Analisa aliran air bersih artesis Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Ground reservoir
Meteran
PAM
Pompa
Tangki atas
Distribusi
Skema 4.4 Analisa aliran air bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-54
Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk
menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.
1) Air kotor dari kamar mandi
2) Air kotor dari dapur
3) Air kotor dari WC
4) Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan
pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu
penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan
rumput di sekitar bangunan.
Bak Kontrol
Kamar Mandi
Bak Pengendapan
T. pengolahan limbah
Skema 4.5 Analisa aliran air kotor cair Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Penangkap lemak
Air dapur
Peresapan
Riol
Skema 4.6 Analisa aliran air kotor lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Riol Peresapan septictank WC
Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-55
Skema 4.8 Analisa sistem sanitasi air hujan Sumber: Analisa penulis, 2008
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal Sumur
Resapan
Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan
Skema 4.9 Analisa sistem pembuangan sampah Sumber: Analisa penulis
d. Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah
yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur
ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah
yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan
ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang
memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan
sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi
bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya
grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan
sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang
kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
Sampah yang dapat
didaur ulang
Sampah yang tidak
dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung
sampah daur ulang
Shaft sampah
Bak penampung
sampah non daur ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-56
Skema 4.10 Analisa sistem CCTV Sumber : Analisa penulis
e. Sistem Pengamanan Bangunan
Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari
tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat
membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang
digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang
dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang
security.
Pemadam Kebakaran
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya
kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan,
luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang
dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sistem yang biasa digunakan yaitu :
1) Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya
bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem,
yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat
detector dan one push button system.
2) Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius
tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi
Power
Monitor
Central security Call button Power alarm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-57
apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang
memberikan pesan ke junction box.
3) Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan
api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-
tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat
yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
4) Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya,
digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar.
Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa
dengan pompa hydrant.
5) Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant
untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air
yang memadai.
6) Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3
orang yang berjalan bersampingan.
Hasil analisa :
Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire
estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.
Penangkal Petir
Dasar pertimbangan:
1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan
yang efektif terhadap sambaran petir.
2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-58
3) Ketahanan mekanis
4) Ketahanan terhadap korosi
5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan
ukuran bangunan yang dilindungi
6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan
Tabel 4.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir
Sistem Franklin Sistem Faradday
Prinsip
kerja
Bila terjadi petir akan terjadi
ionisasi di awan. Loncatan
ion-ion dapat ditahan oleh
preventor sehingga tidak
mengenai bangunan. Radius
perlindungan sama dengan
tinggi preventor.
Tiang-tiang faraday yang
berjarak kurang lebih 20 m
(antar tiang) terletak di
sekeliling bangunan untuk
melindungi bangunan dari
sambaran petir.
Keuntungan Harganya lebih murah
dibandingkan sistem
Faradday.
Sifat perlindungan lebih
baik karena aliran listrik
langsung dialirkan ke
ground di tanah.
Kerugian Bila suatu saat ion-ion pada
preventor tersebut habis atau
berkurang, maka daya
perlindungannya jadi
menurun.
Lebih mahal dibandingkan
sistem Franklin.
Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan
adalah sistem Faradday.
Analisa Persyaratan Ruang
a. Analisa Pencahayaan
Pencahayaan Alami
Dasar pertimbangan
1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-59
Gambar 4.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan Sumber : Analisa pribadi
2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang
hari.
3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa
pemborosan.
Analisa :
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya
publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky
light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan
lapisan kaca warna, dan sebagainya.
Interior atap yang dibentuk berlubang-lubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami ke dalam ruangan.
Skylight pada hall
Pada dinding yang menggunakan
material kaca dan berhadapan
langsung dengan arah cahaya, dapat
diberi screen maupun desain
berupa sirip-sirip untuk membelokkan
glare.
Skylight pada koridor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-60
Hasil analisa :
1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
utama. (sky light) - R.Main Hall.
2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk
diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk
menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan
saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
pengoperasian.
Pencahayaan Buatan
Dasar pertimbangan
1) Kebutuhan kuat penerangan.
2) Jenis penerangan.
3) Jenis ruang.
Analisa :
Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan
untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan
pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat
beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :
Fluorescence
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang
pemasaran).
Lampu pijar
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.
Special lighting (spot light)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-61
Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat
penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.
Hasil analisa :
Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan
antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar
pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi
lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan.
Gambar 4.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan
Sumber : Analisa pribadi
Special lighting (spot light) yang digunakan pada ruang pamer
Penggunaan lampu down
light pada lift Penggunaan flourescence (neon)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-62
b. Analisa Penghawaan
Penghawaan Buatan
Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruang-
ruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat
elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat
menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang
personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang
lain dengan skala kecil-sedang.
Tabel 4.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam
bangunan
Jenis
Penghawaan Kelebihan Kekurangan
AC sentral - scope pelayanannya
besar
- udara segar
terdistribusi secara
merata ke dalam
beberapa zone yang
terkontrol oleh
sebuah induk/pusat
- Apabila beban
kalor besar, AHU
harus berkapasitas
besar pula
- Jika pusat mati,
keseluruhan area
penghawaan
terkena
AC split Kondisi penghawaan
antar tiap ruang tidak
akan saling tergantung
scope pelayanannya
kecil
Exhaust Fan membantu pembuangan
dan pergantian udara
kotor
Biasa digunakan pada
area servis, beban
kalor besar
Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
c. Akustik
Tujuan :
1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi
yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang
yang dikehendaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-63
2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam
ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang
spesifik.
- Akustik Lapangan
Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk
mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu
ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor .
- Akustik Ruang
Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang
meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu
diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya,
seperti :
Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi
spons/bahan karpet.
Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan
dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer.
Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada
panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai
teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung
disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan
rambatan panas, penahan bocor pada atap).
d. Sistem Sirkulasi
- Sirkulasi Horizontal
1) Selasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-64
Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall
adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai
3 m atau lebih.
Kelebihan :
- Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat
menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung
lainnya yang melintas.
- Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke
dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di
atasnya.
2) Jembatan
Kelebihan :
- Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para
pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di
seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada
jarak antara 5m-10m satu sama lainnya.
- Menjadi salah satu estetika interior/eksterior.
3) Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai
tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah
bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan
promosi/menyelenggarakan acara khusus.
Gambar 4.13 Selasar – Jembatan - Atrium
Sumber : Dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-65
Hasil :
Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor,
jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan
kemudahan dan kenyamanan.
- Transportasi Vertikal
1) Eskalator
Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat
perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya
sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan.
Bahan pertimbangan :
- Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan.
- Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta
terbuka.
- Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat
bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan
sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan
bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º.
- Lebar eskalator minimal 80 centimeter.
- Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.
Gambar 4.14 Eskalator
Sumber : Dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-66
2) Elevator (Lift)
Ada dua jenis lift yang digunakan:
- Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang
kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton.
- Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas
lantai yang dilayani dan tinggi bangunan.
3) Tangga Umum
Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift
rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal,
dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi
vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum.
Syarat umum :
- Letak mudah dilihat/dicapai.
- Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m
- Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal
28,5 cm
- Pengaman/Border
- Kemiringan maksimum 30°
4) Tangga Darurat
Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi
kebakaran juga untuk area servis
Syarat: - Kecepatan memadai.
- Letak mudah dilihat.
- Pengontrolan operasi mudah.
- Sistem pengamanan memadai.
- Syarat struktur : water proof pada
bagian bawah. Gambar 4.15 Elevator
Sumber : Dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-67
Syarat:
- Jarak capai maksimal 30 m
- Konstruksi tahan api.
- Ruang tahan api.
- Kedap asap.
- Berhubungan ruang luar.
- Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m
5) Ramp
Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi,
misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana
transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan
parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk
jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang
ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua
pengguna.
Syarat:
- Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk
pedestrian tidak boleh lebih dari 7°.
- Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm
- Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi
pengaman lebarnya 120 cm.
- Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet
pengaman).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-68
Hasil :
Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp.
Eskalator
Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak
memusat di atrium setiap lantai.
Elevator
Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan
desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai
daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10
orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk
menggunakannya tanpa disediakan lift khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KONSEP PERENCENAAN DAN PERANCANGAN
SOLO FUTSAL CENTER
A. KONSEP FUTSAL CENTER YANG DIRENCANAKAN
1. Pengertian
sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin
mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain
futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi
2. Fungsi
- Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan
meningkatkan kemapuan bermain futsa Sebagai wadah kegiatan
pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan
bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan
kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal )
dan rekreasi untuk penyaluran hobi
- Memberikan informasi – informasi tentang Futsal, perkambangan futsal
terkini, menayangkan pertandinagan – pertandingan atau video – video
tentang futsal.
- Memberikan jasa pelayanan seperti Futsal Shop, restaurant, tempat
rekreasi atau resort.
3. Sasaran Pengguna Futsal Center
a. Akademisi
b. Swasta (masyarakat umum)
B. Konsep Makro
1. Konsep Pemilihan dan Pengolahan Site
a) Pemilihan Site
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Site Terpilih :
1. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota
Surakarta sebelah utara. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site,
kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
2 Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di
Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun
Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik
yang besar bagi Solo Futsal Center ini.
3 Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama
pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan
Solo Futsal Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan
letak yang strategis ini, bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu
menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan
kultural Kota Surakarta.
4 Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.
Eksisting Site:
Berdasarkan pertimbangan yang ada, maka diperoleh site terpilih
sebagaimana tergambar di atas, dengan kondisi eksisting site sebagai
berikut :
Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center ::
a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak)
Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan
Sebelah timur : Perumahan penduduk
Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk
b) Pengolahan Site
penentuan main entrance berdasarkan pencapaian
Gambar 5.1 Site terpilih
Gambar 5.2 Penentuan entrance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Site memiliki 3 pencapaian yang berfungsi sebagai main entrance dan site
entrance. Main entrance ini yang nantinya menjadi pintu masuk (in) dan pintu keluar
(out) pada site. Hal ini di aplikasikan dengan memanfaatkan jalan yang sudah ada dan
membaginya menjadi dua jalur terpisah dimana satu jalur berfungsi sebagai jalur
masuk dan jalur satunya menjadi akses keluar meninggalkan site
c) View lingkungan
d) Sirkulasi
Respon:
parkir:
- Melihat luasan site yang mencukupi, parkir menggunakan sistem
parkir di dalam site
- Terdapat pemisahan parkir pengunjung dan pengelola
sirkulasi kendaraan:
- Bagi pengunjung, sirkulasi kendaraan berakhir di area parkir.untuk
menuju ruang di dalam harus ditempuh dengan berjalan kaki.
Sedangkan sirkulasi kendaraan bagi pengelola sirkulasi berakhir pada
bagian drop off material.
- Agar tidak terjadi crowdid di buat lebih dari satu akses keluar masuk (
in- out)
sirkulasi pejalan kaki:
Gambar 5.3 View lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Diutamakan kenyamanan dan keamanan gerak pejalan kaki
- Pengoptimalan kemudahan mencapai bangunan dari berbagai tempat.
e) Penzoningan
Keterangan : A : Fasilitas Umum
B : Kantor Pengelola
C : Stadion Futsal
D : Tempat Latihan
E : Asrama
F : Pendidikan dan Pelatihan
G : Restauran
H : Fasilitas Pendukung
C. Konsep Mikro
1. Konsep Kebutuhan Ruang
Gambar 5.4 zoning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
zona Kebutuhan ruang
z. umum Parkir
Restaurant
Futsal Shop
z. servis R. MEE
R. gudang dan logistik
Kantin
Pos keamanan
R. cleaning service
R. operator
R. teknisi
Garasi
z. promosi dan informasi R. pameran
Aula
R. perpustakaan
R. multimedia
R. staff
Gudang
Ruang percontohan
z. pendidikan dan pelatihan r. kelas, r. multimedia, r. tentor, r.
staf, , kantin, auditorium, lapangan
Futsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rekapitulasi Ruang
Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2
Ruang informasi : 2.262 m2
Ruang pengelolaan : 546 m2
Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2
Total Besaran Ruang : 24.000 m2
2. Konsep Arsitektural
Penerapan Arsitektur Metafora Dalam Banagunan
Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi Bangunan
Futsal :
- seni permainan yang indah : Amerika Latin
- industri bisnis : Inggris
- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu
- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).
- Keras
- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,
baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan
berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan
ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif,
dan tangkas.
- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,
keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan
filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.
Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan
posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di
depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.
Seperti dalam Posmodernisme .
Definisi :
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai
bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana
olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal
dalam waktu yang lama.
Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik
yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan
1. GOAL / TUJUAN
Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah
tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam
Gambar 5.5. Bangunan Dengan Konsep ‘ GOAL’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan
memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak
menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi
Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.
2. KERJASAMA / TEAMWORK
Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam
sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim
sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang
menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang
utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur
yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team
work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai
pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai
Gambar 5.6. Contoh Bangunan dengan Konsep ‘TEAM WORK’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu
menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu
kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan
kerjasama / team work dalam sebuah tim.
3. SPORTIF / JUJUR
Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.
4. KERAS
Gambar 5.7. Contoh Bangunan Bersifat Jujur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.
5. KEINDAHAN
Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat mementingkan keindahan.
Hal ini terlihat dari teknik bermain, gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain.
Aplikasi dalam desain diwujudkan melalui bentuk yang dinamis seperti
ellips,lingkaran atau Lengkungan – lengkungan.
Gambar 5.8. Contoh Bangunan Bersifat Keras
Gambar 5.9. Contoh Bangunan Bersifat Indah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. konsep Sistem Bangunan
1. konsep Struktur Bangunan
Dasar Pertimbangan:
Beban yang harus didukung.
Kondisi tanah.
Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
Karakter bangunan.
Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
Bentuk grid modul Karakteristik
Persegi Teratur
Homogen
Monoton
Efektif
Kurang atraktif
Radial Rekreatif
Kurang efektif untuk ruang dengan
kegiatan formal
Teratur menurut pola radial
Campuran Bentuk modul atraktif
Dapat di sesuaikan dengan fungsi
ruang yang digunakan meliputi
kegiatan formal dan rekreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang
Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C.
a. Analisa Sub Struktur
Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari
alternatif sistem sub struktur sebagai berikut :
Pondasi Sumuran
Pondasi Setempat
Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah
setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu
di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan
atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai
ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga
b) Pasangan batu kali
c) Cor beton tidak bertulang
d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi
rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah
bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.
Simetris dan sederhana
Simetris namun tidak sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Simetris namun terlalu panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tidak baik Baik
Tidak baik Baik
Alur pemisah
Alur pemisah
Alur pemisah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tidak baik Baik
Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki
b. Konsep Super Struktur
Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang
yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja
dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif
struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan
pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan,
fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan
bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup
penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.
c. Konsep Upper Struktur
Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan
variasi bentuk atap lebih luas.
b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk
cukup luas.
d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi
bentuk atap lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu
menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang
agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap.
Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan
Tabel 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material
Material Sifat Penampilan Penggunaan
Beton Menahan gaya Formal, keras, kaku,
kokoh
Bangunan
monumental
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar
Bangunan
pemerintah,
bangunan utilitas
Metal Efisien Ringan, dingin Bangunan
komersial
Kaca Tembus
pandang
Dingin, dinamis,
kesan ringan Sebagai pengisi
Plastik Mudah
dibentuk
Ringan, dinamis,
informal Sifat, santai
Kayu Mudah
dibentuk
Hangat, lunak,
alamiah Rumah tinggal
Batu
bata
Fleksibel, bisa
untuk struktur Praktis
Perumahan,
bangunan
monumental,
komersil
Batu
alam Tidak butuh
proses, dapat
Berat, alamiah,
kasar, sederhana
Pondasi, dinding
dekoratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dibentuk/diolah
Marmer Interior-
eksterior Mewah, formal
Kekuasaan,
kemewahan
Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982
Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal
Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple
namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta
teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan
dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan
konstruksi.
konsep Utilitas Bangunan
a. Jaringan Listrik
Dasar pertimbangan:
- Kelancaran distribusi listrik
- Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung
oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik
dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby
emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam
bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
1) Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh
jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar
bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik
lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
b. Jaringan Komunikasi
Dasar pertimbangan:
Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun
ekstern
Ekonomis dalam perawatan
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :
Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch
Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar
ruang-ruang dalam bangunan.
Skema 5.1 Analisa Jaringan Listrik
Sumber : Analisa Pribadi
PLN
Genset
Panel utama
Panel skunder
Distribusi
Distribusi
Meteran
Panel skunder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jaringan internet
Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga
mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.
Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di
dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media
penyampai musik di dalam bangunan.
c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)
Air bersih
1) Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung
dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau
titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke
bangunan-bangunan.
Skema 5.2 Analisa Jaringan Komunikasi
Sumber: Analisa penulis,
PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal
Faks
Internet
Operator
SLJJ/SLI
Pompa
Sumur dalam
Ground Water Tank Pompa
Upper tank
distribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum
setempat.
Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk
menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.
1) Air kotor dari kamar mandi
2) Air kotor dari dapur
Skema 5.3 Analisa aliran air bersih artesis
Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Bak Kontrol
Kamar Mandi
Bak Pengendapan
T. pengolahan limbah
Skema 5.5 Analisa aliran air kotor cair
Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Penangkap lemak
Air dapur
Peresapan
Riol
Ground
reservoir Meteran
PAM
Pompa
Tangki atas
Distribusi
Skema 5.4 Analisa aliran air bersih PDAM
Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skema 5.8 Analisa sistem sanitasi air hujan
Sumber: Analisa penulis
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal Sumur
Resapan
Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan
3) Air kotor dari WC
4) Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan
pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu
penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan
rumput di sekitar bangunan.
d. Sampah
Skema 5.6 Analisa aliran air kotor lemak
Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
Riol Peresapan septictank WC
Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat
Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skema 5.9 Analisa sistem pembuangan sampah
Sumber: Analisa penulis
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah
yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur
ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah
yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan
ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang
memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan
sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi
bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya
grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan
sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang
kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
e. Sistem Pengamanan Bangunan
Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari
tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat
membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang
Sampah yang dapat
didaur ulang
Sampah yang tidak
dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung
sampah daur ulang
Shaft sampah
Bak penampung
sampah non daur ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skema 5.10 Analisa sistem CCTV
Sumber : Analisa penulis
digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang
dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang
security.
Pemadam Kebakaran
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya
kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan,
luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang
dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sistem yang biasa digunakan yaitu :
1) Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya
bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem,
yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat
detector dan one push button system.
2) Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius
tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi
apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang
memberikan pesan ke junction box.
Power
Monitor
Central security Call button
Power alarm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan
api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-
tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat
yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
4) Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya,
digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar.
Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa
dengan pompa hydrant.
5) Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant
untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air
yang memadai.
6) Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3
orang yang berjalan bersampingan.
Hasil analisa :
Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire
estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.
Penangkal Petir
Dasar pertimbangan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan
yang efektif terhadap sambaran petir.
2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan
3) Ketahanan mekanis
4) Ketahanan terhadap korosi
5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan
ukuran bangunan yang dilindungi
6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan
Tabel 5.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir
Sistem Franklin Sistem Faradday
Prinsip
kerja
Bila terjadi petir akan terjadi
ionisasi di awan. Loncatan
ion-ion dapat ditahan oleh
preventor sehingga tidak
mengenai bangunan. Radius
perlindungan sama dengan
tinggi preventor.
Tiang-tiang faraday yang
berjarak kurang lebih 20 m
(antar tiang) terletak di
sekeliling bangunan untuk
melindungi bangunan dari
sambaran petir.
Keuntungan Harganya lebih murah
dibandingkan sistem
Faradday.
Sifat perlindungan lebih
baik karena aliran listrik
langsung dialirkan ke
ground di tanah.
Kerugian Bila suatu saat ion-ion pada
preventor tersebut habis atau
berkurang, maka daya
perlindungannya jadi
menurun.
Lebih mahal dibandingkan
sistem Franklin.
Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan
adalah sistem Faradday.
Konsep Persyaratan Ruang
a. konsep Pencahayaan
Pencahayaan Alami
Dasar pertimbangan
1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.
2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang
hari.
3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa
pemborosan.
Analisa :
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya
publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky
light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan
lapisan kaca warna, dan sebagainya.
Interior atap yang
dibentuk berlubang-
lubang dengan
lapisan kaca,
merupakan salah
satu cara
pemanfaatan
cahaya matahari
sebagai sumber
penerangan alami
ke dalam ruangan. Skylight pada hall
Pada dinding yang
menggunakan
material kaca dan
berhadapan
langsung dengan
arah cahaya, dapat
diberi screen
maupun desain
berupa sirip-sirip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan
Sumber : Analisa pribadi
Hasil analisa :
1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
utama. (sky light) - R.Main Hall.
2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk
diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk
menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan
saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
pengoperasian.
Pencahayaan Buatan
Dasar pertimbangan
1) Kebutuhan kuat penerangan.
2) Jenis penerangan.
3) Jenis ruang.
Analisa :
Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan
pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat
beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :
Fluorescence
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang
pemasaran).
Lampu pijar
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.
Special lighting (spot light)
Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat
penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.
Hasil analisa :
Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan
antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar
pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi
lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan.
Penggunaan lampu down
light pada lift Penggunaan flourescence (neon)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Konsep Penghawaan
Penghawaan Buatan
Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruang-
ruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat
elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat
menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang
personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang
lain dengan skala kecil-sedang.
Tabel 5.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam
bangunan
Gambar 5.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan
Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis
Penghawaan Kelebihan Kekurangan
AC sentral - scope pelayanannya
besar
- udara segar
terdistribusi secara
merata ke dalam
beberapa zone yang
terkontrol oleh
sebuah induk/pusat
- Apabila beban
kalor besar, AHU
harus berkapasitas
besar pula
- Jika pusat mati,
keseluruhan area
penghawaan
terkena
AC split Kondisi penghawaan
antar tiap ruang tidak
akan saling tergantung
scope pelayanannya
kecil
Exhaust Fan membantu pembuangan
dan pergantian udara
kotor
Biasa digunakan pada
area servis, beban
kalor besar
Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
c. Akustik
Tujuan :
1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi
yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang
yang dikehendaki.
2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam
ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang
spesifik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Akustik Lapangan
Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk
mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu
ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor .
- Akustik Ruang
Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang
meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu
diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya,
seperti :
Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi
spons/bahan karpet.
Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan
dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer.
Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada
panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai
teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung
disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan
rambatan panas, penahan bocor pada atap).
d. Sistem Sirkulasi
- Sirkulasi Horizontal
1) Selasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall
adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai
3 m atau lebih.
Kelebihan :
- Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat
menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung
lainnya yang melintas.
- Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke
dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di
atasnya.
2) Jembatan
Kelebihan :
- Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para
pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di
seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada
jarak antara 5m-10m satu sama lainnya.
- Menjadi salah satu estetika interior/eksterior.
3) Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai
tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah
bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan
promosi/menyelenggarakan acara khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil :
Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor,
jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan
kemudahan dan kenyamanan.
- Transportasi Vertikal
1) Eskalator
Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat
perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya
sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan.
Bahan pertimbangan :
- Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan.
- Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta
terbuka.
- Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat
bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan
sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan
bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º.
- Lebar eskalator minimal 80 centimeter.
- Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.
Gambar 5.13 Selasar – Jembatan - Atrium
Sumber : Dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Elevator (Lift)
Ada dua jenis lift yang digunakan:
- Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang
kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton.
- Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas
lantai yang dilayani dan tinggi bangunan.
3) Tangga Umum
Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift
rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal,
Syarat:
- Kecepatan memadai.
- Letak mudah dilihat.
- Pengontrolan operasi mudah.
- Sistem pengamanan memadai.
- Syarat struktur : water proof pada
bagian bawah.
Gambar 5.14 Eskalator
Sumber : Dok.pribadi
Gambar 5.15 Elevator
Sumber : Dok.pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi
vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum.
Syarat umum :
- Letak mudah dilihat/dicapai.
- Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m
- Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal
28,5 cm
- Pengaman/Border
- Kemiringan maksimum 30°
4) Tangga Darurat
Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi
kebakaran juga untuk area servis
Syarat:
- Jarak capai maksimal 30 m
- Konstruksi tahan api.
- Ruang tahan api.
- Kedap asap.
- Berhubungan ruang luar.
- Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m
5) Ramp
Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi,
misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana
transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan
parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk
jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang
ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua
pengguna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Syarat:
- Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk
pedestrian tidak boleh lebih dari 7°.
- Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm
- Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi
pengaman lebarnya 120 cm.
- Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet
pengaman).
Hasil :
Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp.
Eskalator
Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak
memusat di atrium setiap lantai.
Elevator
Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan
desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai
daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10
orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk
menggunakannya tanpa disediakan lift khusus.