Upload
chandra-firmansyah
View
43
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aseloleee
Citation preview
3.1 Konsep Pengembangan Wilayah RTRW Provinsi Sumatera Barat
Konsep pengembangan wilayah pada RTRW Provinsi Sumatera Barat adalah
campuran antara konsep pengembangan wilayah from above dan from below.
Termasuk konsep pengembangan wilayah from above karena RTRW Provinsi
Sumatra Barat merupakan penurunan dari RTRW Nasional yang masih bersifat
umum, terdapat kawasan strategis yang di dalamnya berisi potensi unggulan dan
terdapat pusat pertumbuhan atau pusat pengembangan. Pengembangan kegiatan
sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain pertanian, perkebunan,
pertambangan, industri, perikanan dan pariwisata. Pengembangan kawasan andalan
meliputi Kawasan Padang Pariaman dan sekitarnya, Agam-Bukit tinggi (PLTA Koto
Panjang), Kepulauan Mentawai dan sekitarnya, Solok dan sekitarnya (Danau
Kembar-PIP Danau Singkarak-Lubuk Alung-Ketaping) dan Kawasan Laut kepulauan
Mentawai-Siberut dan sekitarnya. Pusat pengembangan dicirikan dengan adanya
penetapan pusat-pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan
pengembangan wilayah, yaitu dengan pemantapan pengembangan PKN Kota Padang
sebagai pusat orientasi wilayah menuju Metropolitan Padang, PKW yang terdiri dari
Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Kota Solok dan Muara Siberut
sesuai arahan RTRWN dan penetapan pusat-pusat kegiatan lingkungan dalam rangka
peningkatan pelayanan intra wilayah di 19 (Sembilan belas) Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat.
Termasuk konsep pengembangan wilayah Development from below karena
RTRW Provinsi Sumatera Barat memiliki kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah yaitu mengembangkan pusat-pusat agropolitan untuk meningkatkan daya saing
maka dari itu di canangkan konsep agropolitan yang salah satu kebijakan dan
strateginya yaitu peningkatan pengembangan kawasan agropolitan dengan
melengkapi fasilitas perdagangan pusat koleksi distribusi dan jasa pendukung
komoditas pertanian kawasan serta peningkatan pengembangan industri berbasis
pertanian berupa perlengkapan saprodi dan sarana pendukungnya.
3.2 Teori Pengembangan Wilayah
3.2.1 Development From Above
Pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, teori yang digunakan adalah teori
sektor basis dan teori pusat pertumbuhan.
Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama perumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang
dan jasa dari luar daerah (Arsyad 1999). Menurut Tarigan (2007), menyatakan bahwa
teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi
suatu daerah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari daerah sumber.
Ekonomi Base berdasarkan pendekatan dengan berasumsi bahwa lokal
ekonomi dapat dibagi menjadi dua sektor besar yaitu :
1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar
domestuk maupun pasar luas daerah itu sendiri. Sektor basis mampu
menghasilkan produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu
berarti daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk
mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke
daerah lain. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi
kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor
unggulan.
2. Sektor non basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani
pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi
kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi
pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor seperti ini dikenal sebagai sektor
non unggulan
Pusat pertumbuhan merupakan suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhannya sangat cepat sehingga dijadikan sebagai pusat perkembangan
pembangunan yang dapat mempengaruhi kawasan lain disekitarnya. Pusat
pertumbuhan (growth centre) merupakan inti pembangunan berupa sejumlah sektor
kecil sebagai kunci (sektor terpenting) yang akan terus berkembang dan menjalar ke
sektor lain pada seluruh wilayah lain dengan kaitan ke belakang ke depan.
3.2.2 Development From Below
Pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, teori pada konsep Development From
Below yang digunakan adalah konsep agropolitan.
Agropolitan adalah suatu konsep pembangunan berdasarkan aspirasi
masyarakat bawah yang tujuannya tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tapi juga mengembangkan segala aspek kehidupan sosial (pendidikan, kesehatan,
seni-budaya, politik, pertahanan-keamanan, kehidupan beragama, kepemudaan, dan
pemberdayaan pemuda dan kaum perempuan). Agropolitan merupakan bentuk
pembangunan yang memadukan pembangunan pertanian (sektor basis di perdesaan)
dengan sektor industri yang selama ini secara terpusat dikembangkan di kota-kota
tertentu saja.
Secara luas pengembangan agropolitan berarti mengembangkan perdesaan
dengan cara memperkenalkan fasilitas-fasilitas kota/modern yang disesuaikan dengan
lingkungan perdesaan. Ini berarti tidak mendorong perpindahan penduduk desa ke
kota, tetapi mendorong mereka untuk tinggal di tempat dan menanamkan modal di
daerah perdesaan, karena kebutuhan-kebutuhan dasar (lapangan kerja, akses
permodalan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kebutuhan sosial-
ekonomi lainnya) telah dapat terpenuhi di desa. Hal ini dimungkinkan, karena desa
telah diubah menjadi bentuk campuran yang dinamakan agropolis atau kota di ladang.
Pada dasarnya kawasan Agropolitan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) mempunyai skala ekonomi yang besar, sehingga produktif untuk dikembangkan;
(2) mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang; (3) memiliki dampak spasial
yang besar dalam mendorong pengembangan wilayah yang berbasis pertanian sebagai
sumber bahan baku; (4) memiliki produk-produk unggulan yang mempunyai pasar
yang jelas dan prospektif; (5) memenuhi prinsip-prinsip efisiensi ekonomi untuk
menghasilkan output yang maksimal.
4.1 Kesimpulan
Provinsi Sumatera Barat memiliki konsep pengembangan wilayah campuran,
yaitu Development From Above dan Development From Below. Termasuk konsep
pengembangan wilayah from above karena RTRW Provinsi Sumatra Barat
merupakan penurunan dari RTRW Nasional yang masih bersifat umum, terdapat
kawasan strategis yang di dalamnya berisi potensi unggulan berdasarkan pada teori
sektor basis dan terdapat pusat pertumbuhan atau pusat pengembangan. Termasuk
konsep pengembangan wilayah from below karena RTRW Provinsi Sumatera Barat
memiliki konsep agropolitan.