6
3.1 Konsep Pengembangan Wilayah RTRW Provinsi Sumatera Barat Konsep pengembangan wilayah pada RTRW Provinsi Sumatera Barat adalah campuran antara konsep pengembangan wilayah from above dan from below. Termasuk konsep pengembangan wilayah from above karena RTRW Provinsi Sumatra Barat merupakan penurunan dari RTRW Nasional yang masih bersifat umum, terdapat kawasan strategis yang di dalamnya berisi potensi unggulan dan terdapat pusat pertumbuhan atau pusat pengembangan. Pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, perikanan dan pariwisata. Pengembangan kawasan andalan meliputi Kawasan Padang Pariaman dan sekitarnya, Agam-Bukit tinggi (PLTA Koto Panjang), Kepulauan Mentawai dan sekitarnya, Solok dan sekitarnya (Danau Kembar-PIP Danau Singkarak- Lubuk Alung-Ketaping) dan Kawasan Laut kepulauan Mentawai-Siberut dan sekitarnya. Pusat pengembangan dicirikan dengan adanya penetapan pusat-pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan wilayah, yaitu dengan pemantapan pengembangan PKN Kota Padang sebagai pusat orientasi wilayah menuju Metropolitan Padang, PKW yang terdiri dari Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Kota Solok dan Muara Siberut sesuai arahan RTRWN dan penetapan

konsep rtrw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aseloleee

Citation preview

Page 1: konsep rtrw

3.1 Konsep Pengembangan Wilayah RTRW Provinsi Sumatera Barat

Konsep pengembangan wilayah pada RTRW Provinsi Sumatera Barat adalah

campuran antara konsep pengembangan wilayah from above dan from below.

Termasuk konsep pengembangan wilayah from above karena RTRW Provinsi

Sumatra Barat merupakan penurunan dari RTRW Nasional yang masih bersifat

umum, terdapat kawasan strategis yang di dalamnya berisi potensi unggulan dan

terdapat pusat pertumbuhan atau pusat pengembangan. Pengembangan kegiatan

sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain pertanian, perkebunan,

pertambangan, industri, perikanan dan pariwisata. Pengembangan kawasan andalan

meliputi Kawasan Padang Pariaman dan sekitarnya, Agam-Bukit tinggi (PLTA Koto

Panjang), Kepulauan Mentawai dan sekitarnya, Solok dan sekitarnya (Danau

Kembar-PIP Danau Singkarak-Lubuk Alung-Ketaping) dan Kawasan Laut kepulauan

Mentawai-Siberut dan sekitarnya. Pusat pengembangan dicirikan dengan adanya

penetapan pusat-pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan

pengembangan wilayah, yaitu dengan pemantapan pengembangan PKN Kota Padang

sebagai pusat orientasi wilayah menuju Metropolitan Padang, PKW yang terdiri dari

Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto, Kota Solok dan Muara Siberut

sesuai arahan RTRWN dan penetapan pusat-pusat kegiatan lingkungan dalam rangka

peningkatan pelayanan intra wilayah di 19 (Sembilan belas) Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Barat.

Termasuk konsep pengembangan wilayah Development from below karena

RTRW Provinsi Sumatera Barat memiliki kebijakan dan strategi penataan ruang

wilayah yaitu mengembangkan pusat-pusat agropolitan untuk meningkatkan daya saing

maka dari itu di canangkan konsep agropolitan yang salah satu kebijakan dan

strateginya yaitu peningkatan pengembangan kawasan agropolitan dengan

melengkapi fasilitas perdagangan pusat koleksi distribusi dan jasa pendukung

komoditas pertanian kawasan serta peningkatan pengembangan industri berbasis

pertanian berupa perlengkapan saprodi dan sarana pendukungnya.

Page 2: konsep rtrw

3.2 Teori Pengembangan Wilayah

3.2.1 Development From Above

Pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, teori yang digunakan adalah teori

sektor basis dan teori pusat pertumbuhan.

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama perumbuhan

ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang

dan jasa dari luar daerah (Arsyad 1999). Menurut Tarigan (2007), menyatakan bahwa

teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi

suatu daerah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari daerah sumber.

Ekonomi Base berdasarkan pendekatan dengan berasumsi bahwa lokal

ekonomi dapat dibagi menjadi dua sektor besar yaitu :

1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar

domestuk maupun pasar luas daerah itu sendiri. Sektor basis mampu

menghasilkan produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu

berarti daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk

mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke

daerah lain. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi

kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor

unggulan.

2. Sektor non basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani

pasar daerah itu sendiri sehingga permintaannya sangat dipengaruhi

kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi

pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor seperti ini dikenal sebagai sektor

non unggulan

Pusat pertumbuhan merupakan suatu wilayah atau kawasan yang

pertumbuhannya sangat cepat sehingga dijadikan sebagai pusat perkembangan

pembangunan yang dapat mempengaruhi kawasan lain disekitarnya. Pusat

Page 3: konsep rtrw

pertumbuhan (growth centre) merupakan inti pembangunan berupa sejumlah sektor

kecil sebagai kunci (sektor terpenting) yang akan terus berkembang dan menjalar ke

sektor lain pada seluruh wilayah lain dengan kaitan ke belakang ke depan.

3.2.2 Development From Below

Pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, teori pada konsep Development From

Below yang digunakan adalah konsep agropolitan.

Agropolitan adalah suatu konsep pembangunan berdasarkan aspirasi

masyarakat bawah yang tujuannya tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

tapi juga mengembangkan segala aspek kehidupan sosial (pendidikan, kesehatan,

seni-budaya, politik, pertahanan-keamanan, kehidupan beragama, kepemudaan, dan

pemberdayaan pemuda dan kaum perempuan). Agropolitan merupakan bentuk

pembangunan yang memadukan pembangunan pertanian (sektor basis di perdesaan)

dengan sektor industri yang selama ini secara terpusat dikembangkan di kota-kota

tertentu saja.

Secara luas pengembangan agropolitan berarti mengembangkan perdesaan

dengan cara memperkenalkan fasilitas-fasilitas kota/modern yang disesuaikan dengan

lingkungan perdesaan. Ini berarti tidak mendorong perpindahan penduduk desa ke

kota, tetapi mendorong mereka untuk tinggal di tempat dan menanamkan modal di

daerah perdesaan, karena kebutuhan-kebutuhan dasar (lapangan kerja, akses

permodalan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kebutuhan sosial-

ekonomi lainnya) telah dapat terpenuhi di desa. Hal ini dimungkinkan, karena desa

telah diubah menjadi bentuk campuran yang dinamakan agropolis atau kota di ladang.

Pada dasarnya kawasan Agropolitan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) mempunyai skala ekonomi yang besar, sehingga produktif untuk dikembangkan;

(2) mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang; (3) memiliki dampak spasial

yang besar dalam mendorong pengembangan wilayah yang berbasis pertanian sebagai

sumber bahan baku; (4) memiliki produk-produk unggulan yang mempunyai pasar

Page 4: konsep rtrw

yang jelas dan prospektif; (5) memenuhi prinsip-prinsip efisiensi ekonomi untuk

menghasilkan output yang maksimal.

4.1 Kesimpulan

Provinsi Sumatera Barat memiliki konsep pengembangan wilayah campuran,

yaitu Development From Above dan Development From Below. Termasuk konsep

pengembangan wilayah from above karena RTRW Provinsi Sumatra Barat

merupakan penurunan dari RTRW Nasional yang masih bersifat umum, terdapat

kawasan strategis yang di dalamnya berisi potensi unggulan berdasarkan pada teori

sektor basis dan terdapat pusat pertumbuhan atau pusat pengembangan. Termasuk

konsep pengembangan wilayah from below karena RTRW Provinsi Sumatera Barat

memiliki konsep agropolitan.