Upload
vothu
View
250
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP TASAWUF DALAM NASKAH
KITA>B ‘ILM AT-TAUH}I>D (Kajian Filologi dan Analisis Isi)
TESIS
Oleh:
IHSAN SA’DUDIN
NIM. 1420510095
KONSENTRASI ILMU BAHASA ARAB
PROGRAM STUDI AGAMA DAN FILSAFAT
PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
Pernyataan Keaslian
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Pengesahan
v
Persetujuan Tim Penguji Ujian Tesis
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.
Direktur Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang
berjudul:
KONSEP TASAWUF DALAM NASKAH KITA>B ‘ILM AT-TAUH}I>D
(Kajian Filologi dan Analisis Isi)
Yang ditulis oleh:
Nama : Ihsan Sa’dudin, S. Hum.
NIM : 1420510095
Jenjang : Magister
Program Studi : Agama dan Filsafat
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada program
pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelas
Magister Humaniora.
WassalamualaikumWr. Wb.
Yogyakarta, 12 Juni 2016
Pembimbing,
Dr. Uki Sukiman, M. Ag.
NIP. 19680429 199503 1 001
vii
MOTTO
“ Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya
bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya”
-Pak Harfan Laskar Pelangi
“ Setiap kali engkau mengira bahwa engkau tahu siapa dirimu yang
sebenarnya, larilah dari citra-diri itu dan peluklah Dia yang tak bisa dijelaskan
oleh apa pun”
-Jalal ad-Din ar-Rumi
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah yang berupa Tesis ini, saya persembahkan untuk Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
ix
KATA PENGANTAR
Bismilla>hirrah}ma>nirrah}i>m
Segala puji hanya milik Al-Haq, Allah SWT. Dialah Wuju>d yang
memberikan cahaya kehidupan dengan ilahiyyah, rubu>biyyah, dan rahma>niyyah-
Nya kepada semua maujudat-Nya dan hanya keridoan-Nya yang diharapkan.
Salawat dan salam selamanya terlimpah curahkan kepada manifestasi Wuju>d
paling sempurna, manusia paripurna pembawa ajaran penyempurna ajaran
sebelumnya, Kanjeng Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat,
pengikut, dan umatnya sampai hari dipertemukan dengan-Nya.
Pada penyusunan Tesis ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. DirekturPascasarjanaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Agama dan Filsafat, serta semua dosen
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Uki Sukiman, M.Ag.,selaku Pembimbing yang selalu member
banyak arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis.
5. Ayahanda Bapak Supriana dan Ibunda Uum Sumiati, terima kasih atas
semua do’a, perhatian, kasih sayang dan bimbingan sehingga menjadi anak
yang berguna.
6. Pengelola Perpustakaan Mesjid Agung Surakarta yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada peneliti untuk meneliti naskah
MAA.021.
7. Para guru yang ikhlas mengajarkan ilmunya pada peneliti sejak dulu
sampai sekarang. Tanpa pengajaran dan pendidikan beliau semua, peneliti
tidak akan sampai pada tahap ini.
8. Semua teman-teman Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab dan Pendidikan
Bahasa Arab angkatan 2014 UIN Sunan Kalijaga.
9. Keluarga besar Zukaa-Zukaa Foundation yang selalu mendukung dalam
berbagai kondisi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini
yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Harapan penyusun semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan tesis
ini teriring dengan do`a Jazākumullāh Khairal Jazā`.
Penyusun menyadari adanya banyak kekurangan untuk dikatakan
sempurna, dari itu penyusun menerima dan menghargai saran serta kritik untuk
perbaikan berikutnya.
Yogyakarta, 13 Juni2016
Ihsan Sa’dudin
xi
ABSTRAK
Ajaran Islam selalu menghendaki terciptanya integrasi aspek-aspek amaliah
lahiriah yang diatur dalam syariah (fiqih) dengan penghayatan aspek-aspek
amaliah batiniah yang diatur dalam tasawuf. Syariah yang bersifat lahiriah dan
tasawuf yang bersifat batin. Meskipun keduanya (syariah dan tasawuf) memiliki
perbedaan yang tajam, namun dibalik perbedaan tersebut keduanya mempunyai
hubungan yang sangat erat dan pengamalan akan keduanya merupakan
perwujudan kesadaran iman yang mendalam. Syariah sebagai cerminan
perwujudan pengamalan iman pada aspek lahiriah dan tasawuf mencerminkan
perwujudan pengamalan iman pada aspek batiniah. Sehingga, dalam pengamalan
syariat tidak hanya sekedar kesibukan perbuatan fisik semata akan tetapi pada
pengamalannya akan dibarengi dengan penjiwaan, penghayatan, kesadaran oleh
pengamalnya karena dia merasa dekat dengan Allah SWT. dan berada di hadirat-
Nya. Dengan demikian, nilai ibadah syariat tidak hanya sekedar bentuk
perwujudan bakti kepada Allah SWT., namun juga akan memberikan efek
kesucian lahir dan batin yang akan tercermin pada akhlak al-kari>mah dalam
kehidupan sehari-hari.
Konsep syariat, tarekat, dan hakikat (tasawuf) terekam jelas dalam naskah
Kita>b ‘Ilmat-Tauh}i>d dengan kode MAA.021. Sebuah naskah koleksi
Perpustakaan Mesjid Agung Surakarta yang ditulis menggunakan Bahasa Arab
dan Jawa Pegon. Naskah MAA.021 terdiri dari empat naskah, yaitu Fath} Rah}ma>n yang mengurai pemikiran tasawuf dan tauhid Syekh Ruslan ad-Dimasqi;
jawa>hirul mubi>n dengan kandungan isi berupa hakikat makrifat yang dapat
menghantarkan Allah SWT. bertajalli> kepada hamba-Nya, baik melalui h}ulu>l ataupun ittih}ad;At-Tuh}fahAl-Mursalah yang menjelaskan pemikiran al-Buhanfuri
tentang martabat tujuh, hakikat wujud, dan sebagainya; dan terakhir naskah
Mat}alal-Massi dengan kandungan isi integrasi antara syariat, tarekat, dan hakikat
serta penjelasan tentang keimanan. Adapun corak tasawuf dari naskah Fath} Rah}ma>n dan Mat}alal-Massi adalah tasawuf suni, sedangkan naskah jawa>hirul mubi>n dan At-Tuh}fahAl-Mursalah bercorak tasawuf falsafi. Penelitian ini
menggunakan kajian filologi untuk mengungkap isi kandungan naskah. Naskah
yang diteliti adalah naskah tunggal, sehingga penelitian ini menggunakan metode
analisis naskah tunggal edisi standar. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
atau libraryresearch dan bersifat penelitian kualitatif.
Keyword: Filologi, Konsep Tasawuf, dan Standar.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................ ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................................. iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS ............................................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................ 8
D. Kajian Pustaka ........................................................................................................ 9
E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 12
F. Metode Penelitian ................................................................................................. 19
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 24
BAB II ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN NASKAH ...................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Inventarisasi Naskah .............................................. Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Naskah ................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Ringkasan Isi Naskah ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
SUNTINGAN TEKS ......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Metode Penyuntingan dan Edisi Teks .................... Error! Bookmark not defined.
B. Pertanggungjawaban Transliterasi ......................... Error! Bookmark not defined.
C. Suntingan, Transliterasi, dan Terjemah ................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
ANALISIS KONSEP TASAWUF..................................... Error! Bookmark not defined.
xiii
DALAM KITA>B ‘ILM AT-TAUH}I>D ............................... Error! Bookmark not defined.
A. Ilmu Tasawuf ......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Konsep Tasawuf dalam Kita>b ‘Ilm at-Tauh}i>d ....... Error! Bookmark not defined.
BAB V .............................................................................................................................. 26
PENUTUP ........................................................................................................................ 26
A. Simpulan ............................................................................................................... 26
B. Saran ..................................................................................................................... 33
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam yang diyakini sebagai agama s}a>lihun likulli zama>n dan
membawa visi rah}matan lil ‘a >lami>n bukan saja menjadi simbol- formalis,
melainkan sebuah kenyataan dalam kehidupan. Islam sebuah agama yang
memberikan ajaran bahwa Tuhan itu Esa atau dalam bahasa lain
mengesakan Tuhan. Hal ini menjadi fondasi dasar bagi pemeluk Agama
Islamuntuk menjalani kehidupannya karena rukun iman pertama adalah
iman kepada Allah dan rukun Islam pertama adalah membaca dua kalimat
syahadat. أشهدأن ل إله إل اهلل وأشهدأن ممدا رسول اهلل
Pada kalimat di atas ada sebuah titik yang mempertemukan kedua
rukun dalam Islam (rukun iman dan Islam), yaitu iman kepada Allah dan
kesaksian yang membenarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Lebih jauh
lagi, seorang muslim harus bisa mencari cara untuk mengetahui,
menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah itu Esa. Permasalahan
ini menjadi sebuah kajian tersendiri dalam agama Islam sehingga
memunculkan sebuah disiplin ilmu, ilmu tauhid.
Inti ajaran Al- Quran adalah tauhid, itu merupakan hal yang sangat
prinsip dan tidak bisa diragukan lagi. Bagi sufi, Al- Quran tidak hanya
memuat ajaran- ajaran yang mengisyaratkan bahwa Tuhan adalah serba
transendental. Bahkan, banyak ayat- ayat yang memberikan keterangan-
keterangan yang menunjukkan bahwa Tuhan adalah serba imanen1,
senantiasa hadir bersama hamba-Nya dan selalu mauju>d di mana-
mana.2Sebagai contoh, pandangan kaum sufi mengenai kalimat tauhid
la>Ila>ha illalla>h. Mereka berpandangan bahwa kata Ila>h dalam kalimat
tersebut bermakna tidak ada realitas (hakikat) sejati kecuali Allah.3 Dari sini
mereka memahami bahwa hanya Allah yang real, yang hakiki, sedangkan
yang lain adalah nisbi. Ketika dikaitkan dengan wujud, maka Tuhan adalah
satu- satunya yang betul- betul ada. Dia- lah realitas terakhir, yang berwujud
sejati. Karena itu, ada identitas antara yang hak (yaitu Tuhan) dan yang
Wujud.
Salah satu pemikir Islam yang mempunyai buah pikir tentang konsep
tauhid adalah Syekh Ruslan Dimasyki.4 Salah satu karyanya adalah Risalah
Ruslan Dumsyiki, dalam kitabnya dia menjelaskan beberapa tema, yaitu
tauhid, iman, syirik, tarekat, syariat, dan hakikat. Salah satu penjelasan
dalam kitab tersebut mengenai amal, semua amal usaha manusia di dunia
1Imanen dalam Kamus Ilmiah Populer bermakna yang ada di dalam; yang beroperasi
dalam suatu proses; berada dalam struktur- struktur dan mengambil bagian yang menentukan
proses- proses alam. Penjelasan lain mengenai imanensi dijelaskan oleh Muhammad al- Fayyadl,
imanensimerupakan sebuah dimensi yang menegaskan bahwa Al-Wujud (Tuhan) mempunyai
sebuah sisi kemungkinan untuk dikenali, didekati, atau dikonstruksi dalam sistem simbolik. Dan
lawan kata dari imanen adalah transenden. 2MoenirNahrowi Tohir, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf Meniti Jalan Menuju Tuhan,
(Jakarta: As-Salam Sejahtera, 2012), hlm. 37. 3MoenirNahrowi Tohir, Menjelajahi Eksistensi..., hlm. 38. 4Ruslan Dimasyki seorang sufi dari negara Suriah Kota Damaskus yang lahir pada tahun
470 H di Ja’bar, Suriah. Nama lengkap dari sufi tersebut adalah Ruslan bin Ya’kub bin ‘Abdillah
bin ‘Abdurahman al- Ja’bari, lahir pada tahun 461 H – 541 H. Salah satu karya dia yang mengkaji
tauhid dan sufi adalah Risalah Ruslan Dimasyki.
3
selalu berkaitan dengan Syariah. Kemudian menjelaskan juga tentang
tawakal, tawakal dalam pandangannya selalu berkaitan dengan keimanan
dan tauhid selalu berhubungan dengan mukasyafah. Penjelasan lainnya
mengenai keimanan dan keyakinan. Iman yang sempurna dapat
mengeluarkanmu dari berbagai kemusyrikan yang dapat menyekutukan
Allah sehingga timbullah sebuah keyakinan yang dapat melihat-Nya di balik
semua keadaanmu. Apabila keimanan bertambah maka keimanan itu akan
memindahkanmu dari satu ha>l ke ha>l lainnya, seperti memindahkanmu dari
keadaan lemah iman kepada iman yang kuat sehingga keimananmu bisa
sempurna, dan iman yang sempurna itu disebut juga dengan keyakinan.
Dengan keyakinan tersebut, seorang hamba dapat melihat semua perkara
yang metafisik. Kemudian hal lain dapat dijangkau dengan keyakinan
tersebut, seperti maqa>mma‘rifat, kasyf, musya >hadah, mu‘a>yanah, itis}al,
fana>, dan baqa>.
Penjelasan di atas merupakan sebuah gambaran dari pokok
pembahasan dalam naskah Fath Rahma>n Bi Syarh}i Risa>latil waliyyi Rusla>n
yang merupakan salah satu naskah dari empat naskahyangbernama Kita>b
‘Ilmu At-Tauh}i>d dengan kode naskah MAA.021di Perpustakaan Mesjid
Agung Surakarta. Sekilas dari judul naskah saja sudah terlihat bahwa naskah
tersebut merupakan penjelasan kitab Risa>lah Ruslan karya Syekh Ruslan
Dimasyki dan hal tersebut ditegaskan dalam naskah tersebut pada halaman
tiga. Contoh pembahasan lain yang terdapat pada naskah keempat, Kita>b
Mat}a>lul Massi yaitu mengenai jenis kelamin iman. Pada naskah itu
dijelaskan bahwa iman tidaklah berjenis kelamin laki-laki ataupun
perempuan, akan tetapi menyerupai kedua jenis kelamin tersebut. Hal ini
karena iman terdiri dari penetapan (iqra>r), hidayah (hida>yah), dan
pembenaran (tas}di>q). Hidayah (hida>yah) adalah bagian dari Allah sehingga
diposisikan pada posisi laki-laki, sedangkan penetapan (iqra>r)dan
pembenaran (tas}di>q) adalah bagian dari hamba sehingga diposisikan pada
posisi perempuan, kemudian kepatuhan (at}-t}a>’ah) dan amal saleh adalah
keturunannya.5
Objek kajian penelitian ini adalah sebuah naskah, maka untuk
mengkaji naskah tersebut peneliti menggunakan ilmu filologi. Sebagaimana
menurut Edi S. Ekadjati yang dikutip Saleh PartaonanDaulay bahwa studi
atas naskah lama idealnya dilakukan terlebih dahulu secara filologi,
kemudian suntingan filologi tersebut dijadikan objek atau bahan studi ilmu-
ilmu lain sesuai dengan kajian naskahnya.6Kata naskah dalam bahasa Arab
adalah nuskhah, merupakan padanan bahasa Indonesia untuk kata
manuskrip yang berasal dari bahasa Latin, yakni manuscriptus.7
Masih banyak naskah yang tersebar di masyarakat yang belum
tersentuh tangan- tangan para ahli filologi, karena masih sedikitnya jumlah
filolog di samping keterbatasan dana dan sarana yang tersedia untuk
penanganan naskah- naskah tersebut. Kekurangan hasil penelitian ini
5Naskah kita>bMat}a>lulMassihalaman 135-136. 6Saleh PartaonanDaulay, Taj Al- Salam Karya BukhariAl-Jauhar Sebuah Kajian Filologi
dan Refleksi Filosofis, (Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan
Diklat, 2011), hlm. 7. 7Fathurahman, Oman, dkk, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta: Puslitbang Lektur
Keagamaan, 2010), hlm. 4.
5
disebabkan oleh berbagai hal, jenis aksara yang digunakan dalam naskah
sangat beragam, naskah sudah lapuk, termasuk naskah yang disakralkan
oleh sebagian pemiliknya.
Selain itu, sebab yang berasal dari faktor bahasa seperti bahasa yang
tidak dipahami, misalnya; bahasa Sunda akan sulit dipahami oleh orang
Jawa, bahasa Jawa sulit dipahami oleh orang Batak, bahasa Arab sulit
dipahami oleh orang luar Arab. Bahasa Arab pernah memainkan peranan
besar di masa Islamisasi dan meninggalkan pengaruh dalam bahasa Melayu
maupun bahasa Indonesia sampai sekarang.8Sejalan dengan perkembangan
agama Islam di Indonesia, maka secara otomatis kebudayaan Arab,
termasuk bahasanya berkembang pula di Indonesia. Oleh karena itu,
karangan- karangan yang bersifat keagamaan pada masa itu menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa pokok dalam karyanya. Jumlah naskah
berbahasa Arab yang sudah terinventarisasi di Perpustakaan Nasional
Jakarta mencapai 1000 buah.9 Apalagi naskah-naskah yang masih berada di
tangan pribadi (pemiliknya) dan naskah-naskah yang disakralkan oleh
pewarisnya, walaupun naskah itu terkandung tidak diketahui isi
kandungannya. Padahal, jika naskah itu diteliti pasti dapat diketahui isinya,
sehingga dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan, memberikan nilai guna
8Baried, Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia, Pidato pengukuhan jabatan
Guru Besar dalam ilmu bahasa Indonesia pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 1970), hlm. 6. Lihat juga Nabilah Lubis, Studi Naskah Zubdat Al-
AsrarfiTahqiqba’dMasyaribal- Akhyar Karya Syekh Yususf Al- Taj: Suatu Kajian Filologi,
Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor dalam ilmu agama Islam (Sastra Arab), (Jakarta: IAIN
Syarif Hidayatullah, 1991), hlm. 7. 9Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta: Puslitbang
Lektur Keagamaan, 2007), hlm. 28.
dan mungkin tidak dipandang sebagai suatu yang sakral lagi. Kita semua
sadar, bahwa naskah- naskah tersebut merupakan warisan rohani bangsa
yang sangat penting dan berharga, mengingat naskah- naskah itu banyak
mengandung sumber pengetahuan yang dapat membantu kita dalam usaha
mempelajari, mengetahui, mengerti, dan kemudian menyajikan sejarah
perkembangan kebudayaan bangsa.
Secara akademik kitab ini perlu dikaji karena sebuah syarh10 kitab
karya ulama masyhur pada zamannya, nama dan pemikirannya masih
disebut- sebut oleh mengkaji keislaman hingga saat ini. Sesuai dengan
kredibilitas intelektual pengarangnya, naskah ini mengandung pokok- pokok
pemikiran yang perlu dikaji secara mendalam guna mendapat gambaran
tentang perkembangan pemikiran yang pernah mengalami masa gemilang
dalam sejarah peradaban Nusantara. Sementara dari aspek filologi, naskah
ini harus segera mendapat perhatian karena di samping usianya yang sudah
lebih dari lima puluh tahun, kitab ini merupakan manuskrip dengan tulisan
dan bahasa yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang di masa sekarang
dan juga sejauh penelusuran penulis, belum ada peneliti yang mengkaji
naskah tersebut.
Adapun tentang temanya (tauhid dan tasawuf), kedua tema ini
merupakan pokok- pokok keimanan dan keislaman setiap individu muslim.
Penelitian ini mencoba mengungkap dan memaparkan konsep tasawuf
dalam naskah MAA.021. Tema ini berhubungan erat dengan kehidupan
10Syarhsecara bahasa mempunyai arti penjelasan. Kata syarhpada istilah pesantren
memiliki arti sebuah penjelasan dari sebuah kitab yang sudah ada sebelumnya.
7
umat manusia di dunia ini, manusia harus mengetahui hakikat dirinya, dari
mana dia berasal dan ke mana dia akan kembali. Bagaimana hubungannya
dengan Allah SWT. dan bagaimana hubungannya dengan sesama
makhluk.Ketidaktahuan manusia tentang hakikat dirinya merupakan bahaya
terbesar yang melanda manusia modern saat ini.11
Hubungan manusia dengan Tuhan dapat dikatakan baik apabila semua
perbuatannya di dunia ini baik (lahir maupun batin) dapat diselaraskan
sesuai dengan kehendak Allah.12 Terjadinya kegelisahan- kegelisahan yang
berujung kepada stres, frustrasi, gangguan kejiwaan bahkan tindakan nekat
seperti bunuh diri dan terjun ke dunia kelam adalah akibat dari tidak
selarasnya hubungan antara manusia dengan Allah. Ajaran tauhid dan
tasawuf merupakan saran yang tepat untuk mengatasi kegelisahan-
kegelisahan yang tidak diinginkan itu. Al- Quran menjelaskan dan
memerintahkan umat manusia untuk beriman kepada-Nya.13 Mengenal
Allah merupakan bagian daripada iman dan Allah dapat dikenal dengan
sempurna melalui ajaran tauhid. Sementara tasawuf merupakan cara hidup
manusia yang hanya semata- mata mencari kasih sayang dan rida Allah
SWT..14
Berangkat dari penjelasan di atas, peneliti akan meneliti lebih jauh
tentang naskah tersebut. Terlebih dahulu peneliti akan menyunting dan
11MurtadhaMuthahhari, Perspektif Al- Quran tentang Manusia dan Agama, cet. ke-6
(Bandung: Mizan, 1992), hlm. 27. 12Hasan Yusri, Rahasia dari Sudut Tasawuf (Jalan Bagi Hamba Allah), cet. ke-1
(Surabaya: Bina Ilmu, 1986), hlm. 1. 13Lihat Q.S. An- Nisa : 136 dan Al- Hadid: 7. 14Han SahibKhanKhaja, Study in Tasawuf, terj. Achmad N. Budiman (Bandung: Pustaka,
1987), hlm. 177.
menerjemahkan teks naskah tersebut kemudian menganalisisnya dengan
metode analisis isi untuk mengungkap konsep tasawuf dalam naskah Fath
Rahma>n Bi Syarh}i Risa>latil waliyyi Rusla>n, jawa>hirul mubi>n, Tuh}fatul
Mursalah}, dan Kita>b Mat}a>lul Massi. Selain itu juga, dengan penelitian ini
peneliti berusaha menyelamatkan naskah tersebut dari kemungkinan
kepunahan dan menyajikan hasilnya kepada khalayak masyarakat. Dengan
demikian penulis mengangkat judul penelitian ini yaitu “Konsep Tasawuf
dalam Naskah Kita>b ‘IlmAt-Tauh}i>d15(Kajian Filologi Dan Analisis Isi).”
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada teks Kita>b ‘Ilmat-Tauh}i>d dan
berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang
akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana inventarisasi dan deskripsi naskah Kita>b ‘Ilm at-Tauh}i>d
(MAA.021) yang ada di Perpustakaan Mesjid Agung Surakarta?
2. Bagaimana transliterasi dan terjemah naskah Kita>b ‘Ilm at-Tauh}i>d?
3. Bagaimana konsep tasawuf dalam naskah Kita>b ‘Ilm at-Tauh}i>d?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
a. Memberikan informasi tentang keadaan naskah Kita>b ‘Ilm at-Tauh}i>d
di Perpustakaan Mesjid Agung Surakarta.
15Judul naskah ini berdasarkan nama yang terdapat pada katalog perpustakaan Masjid
Agung Keraton Surakarta dengan kode naskah MAA.021.
9
b. Memberikan informasi tentang suntingan teks dari naskah Kita>b ‘Ilm
at-Tauh}i>d.
c. Memperkaya khazanah pengetahuan tentang ketuhanan dengan cara
memberikan gambaran terhadap konsep tasawuf dalam naskah Kita>b
‘Ilm at-Tauh}i>d.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menyelamatkan sebagian dari salah satu naskah karya ulama dalam
bentuk suntingan dan analisis;
b. Sumbangan pemikiran pada masyarakat, khususnya masyarakat
akademik yang memiliki minat memperdalam salah satu warisan
budaya bangsa melalui naskah- naskah yang ditulis pada masa silam,
setidaknya memperkaya informasi pelengkap dari hasil kegiatan penelitian
yang pernah ada;
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh atau memperdalam teori
dan juga bahan atau sumber yang dapat dipakai dalam penelitian ini.
Pengetahuan teori ini bukan hanya yang menyangkut segi filologinya tapi
juga hal- hal yang ada kaitannya dengan isi naskah kita>b ‘ilmat-tauh}i>d
seperti pengkajian isi naskah tersebutdengan hasil penelitian lainnya yang
satu tema. Begitu pula buku- buku tentang tasawuf perlu diungkap dalam
rangka pemahaman isi naskahkita>b ‘ilmat-tauh}i>d.
Tulisan pertama yang penulis temukan adalah Tesis yang ditulis oleh
Roro Fatikhin dengan nomor induk mahasiswa 1320511082, mahasiswa
pascasarjana program studi agama dan filsafat konsentrasi ilmu bahasa
Arab. Tesis ini berjudul Isra’ Mi’raj Rasul dalam Naskah Perpustakaan
Masjid Agung Surakarta. Penelitian ini mengkaji naskah lama yang
berbahasa Arab dan mengangkat isi naskah yang berisi tentang kisah
perjalanan Nabi Muhammad saw. yang sering dikenal dengan sebutan isra’
mi’raj. Peneliti mendekati naskah ini dengan menggunakan teori
strukturalisme Robert Stanton dan menyimpulkan bahwa isi naskah tersebut
memiliki sedikit perbedaan dengan literatur lain walaupun tidak secara
menyeluruh. Perbedaan- perbedaan tersebut terlihat pada unsur penokohan,
alur, dan juga latar cerita yang ada.
Kedua, tesis yang ditulis oleh KamranAs’atIrsyady dengan nomor
induk mahasiswa 08216595, seorang mahasiswa pascasarjana program studi
agama dan filsafat konsentrasi ilmu bahasa Arab. Tesis ini berjudul
Fathgafiral- khatiyyah ‘ala al- kawakibal- jaliliyahfi nazam al- jurumiyah
karya syaikhnawawial- bantai (1230-1314 H/ 1815-1897 M). Naskah
tersebut berisi tentang komentar Syaikh Muhammad Nawawi Al- Bantani
atas Nazmal- jurumiyah susunan syaikh ‘abdussalaman- Nabrawi. Tesis ini
sebuah penelitian filologi berbasis naskah kuno dengan metode naskah
tunggal edisi kritis disertai deskripsi naratif- analisis mengenai pengarang
dan kandungan naskah, sementara untuk mengeksplorasi mutiara- mutiara
11
terpendam di balik teksnya, penulis menggunakan pendekatan
Hermeneutika Friedrich Schleiermacher.
Ketiga, sebuah skripsi berjudul Konsep Teologi dalam naskah catur
mi’raj karya Junaidi dengan nomor induk mahasiswa 07510019. Seorang
mahasiswa jurusan aqidah filsafat fakultas ushuludin studi agama dan
pemikiran Islam. penelitian ini mengkaji naskah lama yang berbahasa Jawa.
Penulis mencoba menganalisis konsep teologis yang terdapat dalam naskah
tersebut khususnya tentang seberapa jauh naskah catur mi’raj
mempengaruhi pola pikir masyarakat di daerah Sumenep pada umumnya
dan desa Lebeng Timur pada khususnya.
Keempat, tesis yang ditulis oleh MiftahulHuda, mahasiswa
pascasarjana program studi agama dan lintas budaya Arab universitas gajah
mada Yogyakarta dengan judul Tradisi Sastra Arab di dalam tradisi Arab
Melayu kajian filologi dan resepsi terhadap tes naskah Arab qisasal-
mi’rajan- Nany ke dalam teks Melayu hikayahmi’raj. Tesis tersebut
merupakan kajian kebahasaan yang menggunakan ilmu filologi sebagai
pisau bedahnya dan kemudian dirangkai dengan teori resepsi untuk
mengungkap pemahaman masyarakat Melayu dalam memahami kisah isra’
mi’raj nabi. penulis mengkaji naskah tersebut dengan mencoba mengungkap
isi pokoknya yang berkaitan dengan konvensi bahasa, konvensi budaya, dan
konvensi sastra.
Kelima, sebuah penelitian yang berjudul Isra’ Mi’raj nabi Muhammad
saw naskah Sunda suntingan teks dan kajian teks dan kajian struktur.
Sebuah naskah berbahasa Sunda berisis tentang kisah isra’ mi’raj, kemudian
oleh Titi Nurhayati dikaji menggunakan teori sastra untuk membedah
naskah tersebut. Pada prosesnya, penulis mengkaji dengan menggunakan
analisis struktur teks naskah Sunda dan kemudian membandingkan dengan
satu naskah Arab lainnya. Penulis juga menggunakan teori resensi dalam
kajian ini, yakni untuk mendapatkan makna secara penuh dari sebuah cerita
yang dikaji, serta melengkapinya dengan metode intertekstual sebagai
asumsi bahwa kapan pun naskah tersebut ditulis, ia tidak mungkin lahir dari
kekosongan budaya.
Setelah memalui penelusuran berbagai hasil penelitian, penulis belum
menemukan hasil penelitian yang setema dengan tema yang penulis bahas
ini. Maka dari itu, penulis hendak meneliti naskah yang berjudul
FathRahma>nBiSyarh}i Risa>latilwaliyyiRusla>n, haqi>qatulMa’rifah,
Tuh}fatulMursalah}, dan Kita>bMat}a>lulMassidengan pendekatan filologi.
Sebuah naskah yang ada di Perpustakaan Masjid Agung Surakarta yang
menggunakan bahasa Arab dengan makna pegon Jawa. Kemudian, selain
sarana penyelamatan naskah kuno dari kepunahan, penelitian ini juga
mencoba mengenalkan naskah sebagai warisan budaya yang harus dijaga
dan juga sebagai penghubung masa lalu dengan masa sekarang dan masa
yang akan datang.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan seperangkat kaidah yang memandu peneliti
dalam melakukan penelitian, menyusun bahan- bahan (data, bukti) yang
13
diperolehnya dari analisis sumber, dan juga mengevaluasi hasil temannya.
Mengutip T. Ibrahim Alfian, teori merupakan seperangkat proposisi yang
menerangkan bahwa konsep- konsep tertentu saling berhubungan dengan
cara- cara tertentu. Kumpulan konsep- konsep ini kadang kala disebut
“kerangka konseptual”, sedangkan proposisi yang menceritakan bagaimana
pertalian itu adalah definisi, dalil, dan hipotesis. Adapun kerangka teori
yang digunakan pada penelitian ini adalah filologi dan analisis isi.
1. Filologi
Salah satu benda peninggalan sejarah masa silam dalam bentuk tulisan
dan mengandung informasi yang sangat berharga adalah naskah. Isi naskah
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia pada masa lampau. Naskah
dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan dalam rangka membina dan
mengembangkan kebudayaan dewasa ini. Ilmu yang mengkaji bidang ini
adalah filologi.
Filologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu philologia.
Philologiaini terdiri dari dua kata, yaitu philos dan logos. Philosyang berarti
cinta, sedangkan logosberarti kata.16 Arti filologi ini kemudian berkembang
menjadi senang ilmu dan senang kesastraan atau senang kebudayaan, dan
mulai abad ke-19 pengertian filologi dipahami dalam pengertian sebagai
kajian atas sejarah perkembangan bahasa.17
Sedangkan secara terminologi, istilah filologis mengalami proses
perubahan. Sebagai istilah kata filologi mulai dipakai kira- kira abah III SM
16Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori dan Kajian, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015), hlm. 13. 17Oman Fathurahman, Filologi Indonesia Teori dan Kajian, …, hlm. 13.
oleh sekelompok ahli dari Alexandria (Mesir) untuk menyebut keahlian
yang diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan yang berasal dari kurun
waktu sebelumnya. Dalam perkembangan mutakhir, istilah filologi
kemudian identik dengan studi teks atau naskah, yaitu studi yang dilakukan
dalam rangka mengungkap hasil budaya masa lalu yang tersimpan dalam
peninggalan yang berupa tulisan tangan. Semua bahan tulisan ini disebut
naskah, sedangkan muatan naskah itu sendiri disebut teks. Teks terdiri dari
isi, yaitu ide- ide yang ingin disampaikan kepada pembaca.18 Dalam bahasa
Arab, istilah filologi ini dikenal dengan tahqiqnususat- turatsyang kemudian
sering disingkat dengan istilah tahqiq.19
Meminjam istilah Al-Zamakhsyari dalam Lubis, istilah filologi dalam
bahasa Arab disebut ilmu tahqi>qunnus}u>s}.Mentahqiq sebuah teks atau
nashdengan cara melihat hakikat terdalam yang terkandung dalam sebuah
teks. Sehingga dapat diketahui suatu berita dari teks tersebut, kemudian
meyakini atas kebenarannya. Maka, maksud tahqi>qsecara bahasa adalah
pengetahuan yang sesungguhnya dan berarti juga mengetahui hakikat suatu
tulisan.20 Sebagaimana yang dikutip Oman dari Fadli, pengertian filologi
secara terminologi adalah sebuah investigasi ilmiah atas teks-teks tertulis
(tangan) dengan adanya penelusuran sumber, keabsahan teksnya,
karakteristiknya serta sejarah lahir dan penyebarannya.21
18Siti BarorohBaried, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: BPPF UGM, 1994), hlm.2-
3. 19As- Sididiq ‘Abdurrahman al- Guryani, TahqiqNususAt- Turatsfial- Qadimwaal-
Hadits, (T.t.t: Majma’ al-Fatih Il al- Jami’at, 1989), hlm. 7-8. 20Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, hlm. 18. 21Oman Fathurahman, , Filologi Indonesia Teori dan Kajian, …, hlm.13.
15
Konsep filologi dengan demikian bertujuan mengungkapkan hasil
budaya masa lampau sebagaimana yang terungkap dalam teks aslinya atau
meminjam istilah Nabilah Lubis, tahqiqmerupakan usaha keras untuk
menampilkan karya klasik dalam bentuk yang baru dan mudah dipahami22
sesuai dengan standar penulisan kontemporer. Selain itu, filologi juga
merupakan sebuah pendekatan penelitian dengan tujuan mengungkap
sejarah terjadinya teks dan perkembangannya serta mengungkap resepsi
pembaca pada setiap kurun penerimaannya. Ilmu yang mempelajari seluk-
beluk teks disebut dengan tekstologi. ilmu ini meneliti antara lain proses
lahir dan penurunan teks, penafsiran dan pemahaman sebuah karya sastra
klasik.23
Penekanan penelitian ini adalah untuk mengetahui kehidupan naskah
dan teks. Sedangkan tujuannya untuk menyunting sebuah teks yang
dipandang layak diterbitkan dengan memperhatikan gejala keaslian naskah
itu. Maka, untuk mencapai tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan
intertekstual sebagai cara untuk memahami kandungan suatu teks. Menurut
Fathurohman dalam Elin berpendapat kajian intertekstual tersebut
merupakan suatu teori yang mencoba memaknai teks melalui teks-teks lain
yang berkaitan dan muncul sebelumnya.24
Istilah naskah dan teks sendiri tidak memiliki makna yang sama.
Naskah merupakan benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang.
22Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, hlm. 17. 23Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi,…, hlm. 29. 24Elin Erlina, Abdullah bin ‘Abdal-Qahharal-BantaniFathal-MulukLiyas}IlaIla>Ma>Likal-
Mulu>K ‘Ala>Qa>’IdatAhlal-S}ulu>kCitra Neo- Sufisme di Kesultanan Banten Abad XVIII (Suntingan
Teks dan Analisis Isi), (Tesis: Universitas Indonesia, 2007), hlm. 10.
Sedangkan teks merupakan kandungan atau isi naskah yang bersifat abstrak
yang hanya dapat dibayangkan saja.25 Tidak dapat dipungkiri bahwa proses
filologi berusaha untuk menjernihkan teks dari penyimpangan yang
diperkirakan terjadi dalam proses penyalinan teks sehingga diperoleh teks
yang paling dekat dengan teks aslinya ketika sang pengarang menyusun teks
pertama kalinya. Kemudian, teks tersebut disajikan dalam bentuk baru agar
dapat disebarluaskan di tengah masyarakat sebagai cara supaya lebih mudah
dipahami dan dipelajari oleh masyarakat sehingga pengetahuan dalam teks
tersebut masih bisa berlaku di masa sekarang.
Setelah diketahui kondisi naskah yang akan diteliti, peneliti harus
menggunakan metode yang cocok untuk meneliti naskah tersebut. Berbagai
metode yang disediakan filologi untuk mengkaji naskah, di antaranya
metode standar26, metode diplomatik27, metode gabungan28, dan metode
landasan.29
Setelah melihat kondisi naskah yang penulis temukan, penulis dalam
penelitian ini menggunakan metode standar untuk menghasilkan naskah
baru yang lebih baik. Metode standar merupakan metode yang digunakan
apabila naskah itu dianggap sebagai cerita biasa, bukan cerita yang dianggap
25Elis Suryani, Filologi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 47. 26Metode standar adalah metode yang biasa digunakan dalam penyuntingan naskah
tunggal. Lebih lanjut lihat EdwarDjaramis, Metode Penelitian Filologi, (Jakarta: CV Manaco,
2002), hlm. 24. 27Metode diplomatik digunakan apabila isi cerita dalam naskah dianggap suci atau
penting dari segi sejarah, kepercayaan, atau bahasa sehingga diperlukan perlakuan khusus atau
istimewa. 28Metode gabungan dipakai apabila menurut tafsiran nilai semuanya hampir sama, yang
satu tidak lebih baik daripada yang lain. 29Metode ini diterapkan apabila menurut tafsiran ada beberapa naskah yang unggul
kualitasnya dibandingkan dengan naskah- naskah yang lain.
17
suci atau penting dari sudut pandang agama atau sejarah, sehingga tidak
diperlukan perlakuan khusus atau istimewa.30
Teks yang dijadikan objek penelitian ini ditulis dengan bahasa Arab,
maka untuk memudahkan pembaca akan disajikan pula transliterasi31 dan
terjemahan teks ke dalam bahasa Indonesia. Adapun pedoman transliterasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman Transliterasi Arab-
Latin Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI yang diterbitkan Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan Departemen Agama Republik Indonesia pada tahun 2003,
sedangkan terjemah yang digunakan adalah terjemahan bebas, yaitu
penerjemahan yang berusaha menyampaikan makna teks behasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Alasan penggunaan metode terjemah bebas untuk
memudahkan terjemahannya.
2. Analisis Isi
Metode analisis merupakan teknik untuk mengumpulkan dan
menganalisis isi dari teks. Pelopor analisis isi ini adalah Harold D. Lasswell
dengan teknik symbolcoding-nya yaitu dengan mencatat lambang atau pesan
secara sistematis kemudian memberikan interpretasi.32Konsep analisis isi
pada hakikatnya jauh lebih tua dari namanya (jauh sebelum teknik ini
dikenalkan dengan nama contentanalysis), para sosiolog, sejarawan, dan
30EdwarDjaramis, Metode Penelitian Filologi, (Jakarta: CV Manaco, 2002), hlm. 24. 31Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke
abjad yang lain. 32Bambang Setiawan, dkk., Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, (Tangerang:
Universitas Terbuka, 2012), hlm. 6.3.
kritikus sastra telah menggunakan contentanalysis, di antaranya adalah
karya Max Weber, Thomas, Znaniecki, dan Sorokin.33
Pada awalnya analisis isi ini menggunakan sumber-sumber data
seperti surat kabar, laporan-laporan diplomatik, jurnal, dan lainnya.
Penggunaan analisis ini semakin lama semakin meningkat, hal ini tampak
dari teknik-teknik yang diperlukan semakin bertambah, secara frekuensi dan
keterampilannya. Menurut Bambang, pada 20 tahun terakhir analisis isi ini
digunakan secara luwes untuk melakukan pengujian hipotesis pada berbagai
materi oleh sejumlah disiplin ilmu.34
Adapun analisis isi yang dimaksud peneliti adalah memahami isi teks
serta perihal yang terkandung dalam teks, dan bukanlah analisis dengan
metode yang banyak berkembang saat ini, seperti semiotika, wacana,
framing, naratif, hermeneutika dan lainnya. Pendapat Barelson,
sebagaimana yang dikutip oleh Eriyanto mengatakan bahwa analisis isi
adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis,
dan deskriptif kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak.35
Manfaat dan tujuan dalam penggunaan analisis isi ini sebagaimana
yang dikatakan McQuail dalam buku Mass Communication Theorydan
dikutip oleh Kriyantono, di antaranya adalah : mendeskripsikan dan
membuat perbandingan terhadap isi; membuat perbandingan antara isi
media dengan realitas sosial; isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai
33Bambang Setiawan, dkk., Metode..., hlm. 6.4. 34Bambang Setiawan, dkk., Metode..., hlm. 6.5. 35Eriyanto, Analisis Isi Pengantar untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu
Sosial Lainnya, cet. ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 15.
19
sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat; mengetahui fungsi
dan efek media; mengevaluasi media performance; dan mengetahui
kebiasan media.36Kemudian, Andi Bulaeng menambahkan kegunaannya,
yaitu sebagai bahan mengklasifikasikan pengutaraan lambang-lambang dan
sebagai alat penetapan ketentuan analisis dalam laporan pengamat ilmiah.37
Adapun analisis isi yang yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
merupakan kajian mengenai kandungan naskah dengan melakukan
komparasi atau perbandingan isi naskah terhadap keilmuan tasawuf milik
Al-Qusyairi, artikel yang berkaitan dengan tasawuf, dan berbagai karya-
karya ulama bidang tasawuf. Kemudian daripada itu, peneliti mengharapkan
kajian analisis isi ini menambah wawasan para pengaji Islam (akademisi
ataupun non-akademisi) dan menambah khazanah keislaman sekarang dan
akan datang.
F. Metode Penelitian
Salah satu benda peninggalan sejarah masa silam dalam bentuk tulisan
dan mengandung informasi yang sangat berharga adalah naskah. Isi naskah
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia pada masa lampau. Naskah
dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan dalam rangka membina dan
mengembangkan kebudayaan dewasa ini. Ilmu yang mengkaji bidang ini
adalah filologi. Bidang filologi menyajikan beragam metode untuk mengkaji
dan mengungkap isi naskah yang ada. Metode dalam sebuah penelitian
36Rahmat Krisyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, cet. ke-2, (Jakarta: Kencana,
2007), hlm. 229-230. 37Andi Bulaeng, Metode Peneliatian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi,
2004), hlm. 164.
sangatlah penting agar penelitian tersebut terarah dan sistematis. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau libraryresearch,
karena penelitian ini bersifat penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini
mengambil data- data berasal dari sumber- sumber kepustakaan baik berupa
naskah, buku, dan hasil penelitian lainnya yang memiliki kesesuaian dengan
topik kajian penelitian.38 Kemudian, seiring berkembangnya teknologi
informasi, maka penggunaan sumber- sumber bacaan dari internet sepanjang
dirasa perlu, juga akan dilakukan.
2. Sumber Penelitian
Data- data yang ada dalam penelitian ini diambil dari dua sumber
penelitian, sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi: sumber data primer penelitian ini
adalah manuskrip kitab kita>b ‘ilmat-tauh}i>d yang tersimpan di perpustakaan
Mesjid Agung Surakarta dengan kode MAA.021; kemudian sumber data
sekunder penelitian ini adalah semua literatur- literatur yang memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian baik langsung ataupun tidak langsung,
antara lain literatur- literatur tentang tasawuf, tauhid, dan literatur lain untuk
kepentingan penelitian.
38Dadang Abdu Rahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2003), hlm.7.
21
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan prosedur secara sistemik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data
dengan menelaah laporan yang tersedia.39 Peneliti menelaah naskah Kita>b
‘Ilmat-Tauh}i>d yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini,
kemudian membaca penelitian terdahulu tentang tasawuf. Kemudian data-
data tersebut dianalisis untuk mendapatkan sebuah kesimpulan terhadap
sasaran penelitian yang diharapkan.
4. Metode Analisis Data
Ditinjau dari fungsi metode adalah untuk menyederhanakan masalah,
sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.40 Secara umum
metode yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta kemudian
disusul dengan analisis. Metode deskriptif analisis ini tidak semata- mata
menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan
secukupnya.41
Pada khususnya, penelitian ini memiliki dua langkah penelitian yang
berbeda namun saling berhubungan antara satu sama lain. Langkah pertama
adalah penelitian filologi, yaitu menampilkan teks terbaca, membersihkan
teks dari kesalahan- kesalahan penyalinan atau kerusakan karena faktor usia
39Ahmad Tahzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 66.
40Nyoman KuthaRatna, Teori, Metode, danTeknikPenelitianSastra, (Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2004), hlm. 34.
41Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan..., hlm. 53.
naskah, dan memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang dirasa perlu
dijelaskan agar isi teks yang terkandung di dalamnya dengan mudah
dipahami oleh pembaca. Tahapan langkah kerja penelitian filologi adalah
sebagai berikut:
Pertama, inventarisasi dan deskripsi naskah. Inventarisasi naskah
dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan naskah beserta isinya. Kemudian untuk deskripsi
naskah akan dilakukan dengan mendeskripsikan judul naskah, kode naskah,
asal naskah, ukuran naskah, ukuran teks, keadaan fisik naskah, ketebalan
naskah, jumlah halaman, jumlah baris tiap halaman, usia naskah, bahasa
naskah, dan ringkasan isi.
Kedua, suntingan naskah. Tahap penyuntingan naskah ini
menggunakan metode standar42 sebagai upaya penyuntingan naskah
tunggal. Pada tahap penyuntingan ini peneliti menggunakan beberapa
tambahan tanda baca agar bisa menghasilkan suntingan yang lebih
sistematis dan terhindar dari penyimpangan. Semua usaha perbaikan dicatat
di tempat khusus (dalam hal ini footnote) dengan tujuan agar mudah
diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah, sehingga masih
memungkinkan penafsiran lagi oleh pembaca.
Ketiga, transliterasi teks naskah dari bahasa bahasa Arab ke dalam
huruf latin sesuai kaidah transliterasi agar teks mudah dibaca dan dipahami
42Edisi standar adalah suatu usaha perbaikan dan meluruskan teks sehingga terhindar dari
berbagai kesalahan dan penyimpangan- penyimpangan yang timbul ketika proses penulisan.
Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta: Forum Kajian Bahasa &
Sastra Arab, 1996), hlm. 88.
23
oleh pembaca yang tidak menguasai bahasa Arab. Dalam transliterasi ini
ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) menjaga kemurnian bahasa
dalam naskah, khususnya penulisan kata; 2) menyajikan teks sesuai dengan
pedoman ejaan yang berlaku sekarang; dan 3) seorang peneliti harus
memperhatikan pedoman ejaan bahasa yang bersangkutan.43
Keempat, proses penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa tujuan
yaitu bahasa Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan terjemahan
setengah bebas, yaitu terjemah yang mengalihkan seperangkat informasi
faktual satu bahasa dengan padanannya ke dalam bahasa lain, yakni
terjemahan yang tidak terikat dengan susunan kata demi kata tapi masih
dalam batas dan disesuaikan dengan maksud pengarang teks asli, dan dalam
teks- teks tertentu akan digunakan terjemah bebas.
Kelima, analisis isi teks dengan menggunakan analisis deskriptif
analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta kemudian disusul
dengan analisis. Metode deskriptif analisis ini tidak semata- mata
menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan
secukupnya.44
5. Penyajian Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan disajikan oleh peneliti dalam penelitian ini
dalam bentuk laporan tertulis, tesis. Tesis ini mengacu pada kaidah
pedoman penulisan tesis pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
43Siti BarorohBaried, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan
Publikasi, Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 1985), hlm. 65. 44Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan..., hlm. 53.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai kesatuan pembahasan yang teratur dan mudah dipahami serta
lebih terarah pada permasalahan yang dibahas, maka penelitian ini disusun
dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari sub-sub
pembahasan; latar belakang masalah, penelitian terdahulu, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, metodologi penelitian.
Bab kedua adalah Inventarisasi naskah yang meliputi informasi
katalog naskah. Informasi dari katalog naskah inilah yang dijadikan acuan
sekaligus rujukan untuk memperoleh informasi naskah dan teks yang
diperlukan dalam penelitian. Kemudian, penelusuran selanjutnya pada
tingkatnaskah koleksi perpustakaan, dan museum-museum. Selanjutnya
deskripsi naskah yang mencakup deskripsi naskah kita>b ‘ilmat-tauh}i>d dari
sisi fisik naskah.
Bab ketiga menyajikan pengantar suntingan teks, pengantar
transliterasi teks, dan pengantar terjemahan, pertanggungjawaban suntingan
dan transliterasi teks. Suntingan yang disajikan adalah teks naskah kita>b
‘ilmat-tauh}i>d yang telah diperbaiki dengan catatan atau komentar, dan
kritik, selanjutnya transliterasi dan terjemahan teks naskah kita>b ‘ilmat-
tauh}i>d.
Bab keempat menjelaskan konsep tauhid dan tasawuf dalam naskah
kita>b ‘ilmat-tauh}i>d di Perpustakaan Masjid Agung Surakarta dan penulis
komparasikan dengan literatur lainnya.
25
Bab kelima sebagai akhir dari sistematika penelitian ini disajikan
simpulan dan rekomendasi. Simpulan adalah jawaban dari permasalahan
yang terdapat dalam rumusan masalah. Sedangkan rekomendasi merupakan
pesan atau saran yang ditunjukkan kepada peneliti lain atau pembaca untuk
melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan objek penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Naskah MAA.021 merupakan naskah koleksi perpustakaan Masjid
Agung Surakarta. Naskah MAA.021 terdiri dari empat naskah di dalamnya,
yaitu naskah kita>b ’ilmat-tauh}i>d, jawa>hirul mubi>n, at-tuh}fatal-mursalat, dan
kita>b mata}l al-massi. Isi kandungan keempat naskah membahas perihal
tauhid sebagai tujuan sufi; konsep syariat dan tarekatsebagai jalan sufi
melalui mujahadah; musyahadah, dan mukasyafah; konsep hakikat dengan
makrifatnya; konsep ‘ibadah, ‘ubu>dah, dan ‘ubu>diyyah;kedudukan spiritual
sa >lik (maqa>mat); martabahsab’ah; ‘insa>nka>mil; taraqqa> dan tanazzul;
qarbuan-nawa>fil dan qarbual-fara>’id; konsep iman.
Setelah penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan,
mendeskripsikan, dan menganalisis naskah MAA.021 secara kajian filologis
dan analisis isi berkaitan dengan konsep tasawuf naskah dengan konsep
tasawuf al-Qusyairi, peneliti mengambil simpulan berikut sebagai gambaran
dari hasil penelitian:
1. Keadaan naskah MAA.021 ini cukup baik, tulisannya mudah dibaca, ada
beberapa lubang pada halaman awal naskah, jenis tinta pada naskah
menggunakan tinta Cina serta kertas Eropa ber-watermark, dengan
menggunakan hardcover berwarna cokelat yang terbuat dari gabungan
kertas tebal dan dijahit menggunakan benang dan terdapat ilustrasi.
Naskah ini mempunyai ukuran panjang 30,5 cm dan lebar 21,5 cm,
27
sedangkan teks naskah memiliki ukuran panjang 23 cm dan lebar 14,5
cm, ketebalan naskah ini untuk mencapai 3 cm dan memiliki 9 kuras.
Naskah ini sangat tebal dengan jumlah halaman mencapai 560 halaman,
6 halaman depan dan belakang kosong, kemudian halaman 94 juga
kosong. Jumlah total keseluruhanada560 halaman naskah, baik yang
bahasa Arab ataupun Arab pegondan semuanya tidak menggunakan
penomoran. Sedangkan untuk naskah yang berbahasa Arab berjumlah
142 halaman. Meskipun ada empat naskah, namun keempat naskah
tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Sehingga dapat peneliti
katakan bahwa semua naskah MAA.021 adalah naskah tunggal.
2. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis naskah
tunggal edisi standar. Hal ini karena keempat naskah MAA.021 adalah
tunggal, kemudian peneliti melakukan penyuntingan sesuai standar yang
berlaku pada saat naskah itu diteliti.
3. Keempat naskah MAA.021 ini mempunyai titik persamaan, yaitu
menjelaskan tentang tauhid, tasawuf, dan ajarannya. Naskah MAA.021
merupakan kumpulan naskah-naskah tasawuf, sehingga antara satu
naskah dengan naskah lainnya berbeda pengarangnya. Akan tetapi,
penulis naskah MAA.021 ini satu orang, karena gaya dan jenis tulisan
keempatnya sama.
4. Adapun isi kandungan setiap naskah akan peneliti sampaikan tematis
dengan penjelasan yang dianggap penting oleh peneliti pada penelitian
ini, yaitu:
Naskah A, sebuah naskah dengan nama Fath Rah}ma>n karya Syekh Ruslan ad-
Dimasqi mempunyai isi kandungan: Pertama, akan pentingnya ilmu tauhid dan
mempelajarinya. Menurutnya, ilmu tauhid merupakan pintu yang terbuka untuk
memahami dan masuk ke dalam realitas hakiki, yaitu al-Haq. Hal ini karena
dalam lafadla>ila>ha ‘illalla>h terdapat fungsi yang dapat menghilangkan segala jenis
kemusyrikan, baik syirik z\a>hir jali dan ba>t\in khofi; kedua, sikap tauhid yang dapat
menghilangkan kedua jenis syirik
279
a. tersebut adalah adanya tauhid dalam zat, sifat, dan perbuatan;
ketiga, mengenai al-yaqi>n (keyakinan), penjelasannya akan hal ini
menitik beratkan pada ilmu yaqi>n dapat mengantarkan hamba
bersatu dengan al-Haq; kelima, seorang hamba dilihat dari
pengamalan syariat, tarekat, dan hakikatnya tergolong menjadi ahli
gaflah, ahli mu’malah, ahli iradah, ahli tarqiyah, ahli inayah;
keenam, jalan yang harus dilalui hamba agar mencapai Tuhannya,
yaitu syariat, tarikat, dan ma’rifat. Syariat merupakan sebuah
amalan yang harus dilakukan; tarikat dapat dicapai dengan
menggunakan ilmu dan amal; sedangkan hakikat adalah buah hasil
setelah melalui syariat dan tarikat. Buah hasil tersebut adalah
penyaksian pada cahaya keabadian, cahaya Allah dan
meletakkannya di dalam hati terdalam; ketujuh, tiga jenis kasyf,
yaitu kasyfnafs, kasyfqalb, dan kasyfsir; kedelapan, ‘aql
t}abi’ijismani> (akal yang bersifat perbuatan dan fisik dan ‘aql ru>h}ani>
nu>ra>ni> (penglihatan akal dengan menggunakan
malakiyunla>hutiyyah atau bangsa malaikat dan ketuhanan;
kesembilan, konsep muri>d (orang yang dikehendaki Allah untuk
berkehendak, lebih aktif dan berperan sebagai subjek) dan mura>d
(orang yang berkehendak tapi perannya sebagai objek); kesepuluh,
kedudukan spiritual (al-Maqa>ma>t) terbagi menjadi taubat, sabar,
dan rida; kesebelas, konsep iba>dah (mengutamakan aspek fiqih),
ubu>dah(memahami fiqih dan menghayati ibadah, namun hatinya
tetap kosong), dan ubu>diyah (paham fiqih, penghayatan dalam
ibadah, dan hatinya menyaksikan Tuhan); dan keduabelas
pembagian konsep fana> ke dalam tiga jenis, yaitu fana> fi al-af’al,
fana> fi as}-s}ifat, dan fana> fi az\-z\at.
b. Naskah B, sebuah naskah yang berjudul Jawa>hirul Mubi>n yang
mempunyai isi kandungan sebagai berikut: pertama, makrifat
sebuha pencapaian yang sangat dinantikan dan diharapkan oleh
semua sa>lik dan dengannya sa>lik dapat menyaksikan Tuhan; kedua,
’Ititis}a>l (menyambungkan hati dengan Tuhan) dan’Infis}a>l
(mengosongkan diri atas entitas makhluk, menyisakan hanya satu
entitas yaitu entitas Allah); dan ketiga, Tanazzul (proses turunnya
sifat nasu>tAllah kepada sifat la>uh>tmanusia. Konsep ini lebih
dikenal dengan h}ulu>l) dan Taraqqa(proses naiknya ruh manusia ke
hadirat Allah dengan terlebih dahulu melakukan fana>sehingga dia
bisa baqa bersama-Nya. Konsep ini dikenal dengan ittiha>d).
c. Naskah C, sebuah naskah yang berjudul at-Tuhfahal-Mursalah
adalah naskah yang menjelaskan pemikiran al-Syaikh Muhammad
ibnal-SyaikhFadl Allah al-Hindial-Buhanfuridengan isi kandungan
naskah sebagai berikut: pertama,Wuju>d dan mauju>d. Allah adalah
Wujud, yakni Wujud yang benar-benar Mutlak, tidak terikat oleh
suatu ikatan apapun, Mutlak yang tidak ada bandingannya, Wujud
yang tanpa syarat apapun, Wujud yang tidak memiliki rupa khusus,
tidak memiliki definisi tertentu yang membatasinya, dan tidak
31
memiliki ketentuan yang mengikat-Nya. Sedangkan mauju>d adalah
makhluk, termasuk alam semesta dan isinya. Mauju>d merupakan
manifestasi dari Wuju>d, sehingga Wuju>d hakiki itu satu, yaitu al-
Haq; kedua, konsep wujudiyyatyang dikenal dengan ”Martabat
Tujuh”. Menurutnya, wujud Allah itu untuk dapat dikenal melalui
tujuh martabat (tingkatan), yaitu martabat al-lata’yun yang disebut
Ahadiyat, martabat ta’ayyunal-awwal, al-ta’ayyunal-tsani, ’alam
arwah, ’alam mis\al, ’alam ajsam, dan martabat insan.; ketiga,
Insa>nka>mil; dan keempat, QurbuAn-Nawa>fil (yaitu melebur dan
menyatunya semua sifat manusia bersama sifat-sifatnya Allah) dan
QurbuAl-Fara>id} (meleburkan diri bersama Allah dan kekal dengan-
Nya).
d. Naskah D, naskah yang bernama Kitab Mata}lul Massi mempunyai
isi kandungan naskah sebagai berikut; pertama, ada hubungan erat
antara syariat, tarekat, dan makrifat. Ketiga aspek tersebut tidak
bisa dipisahkan satu dengan lainnya; dan kedua, konsep iman (1.
Iman berjenis kelamin menyerupai laki-laki dan perempuan. Hal ini
karena iman terdiri darihida>yah (dianalogikan laki-laki), ‘iqra>r dan
tas}di>q (dianalogikan perempuan), dan buah hasil dari keduanya
adalah at}-t}a>’atwal ‘a’ma>lus} s}o>lih}a>t.; 2. Tempat iman setelah keluar
dari jasad adalah bersama ruh namun keimanan tersebut tidak putus
dari jasad; 3. Tempat-tempat iman dalam tubuh, yaitu hati (qalb),
dada, hati nurani (fu’ad), dan lisan; 4. Perbedaan iman dan amal
yaitu iman selalu diikuti (matbu>’) sedangkan amal selalu
mengikuti(ta>bi’); iman bersifat kontinuitas sedangkan amal
discontinue; iman sebuah kewajiban kepada muslim dan kafir,
sedangkan amal hanya diwajibkan kepada muslim; hukum atau
aturan seorang muslim selalu berhubungan dengan iman, tidak
dengan amal; iman dapat diterima meskipun tanpa adanya amal,
sedangkan amal tidak dapat diterima kalau tidak ada iman; surga
akan didapatkan dengan iman, bukan dengan amal; tidak ada
pahala atas keimanan, tapi adanya pahala atas amal perbuatan;
iman tidak ditimbang, sedangkan amal dapat ditimbang; berwasiat
dengan amal perbuatan, bukan dengan keimanan. Meninggalkan
keimanan dapat menjadikan kafir, tapi meninggalkan amal tidak
menjadikan kekafiran; dan para nabi satu suara perihal keimanan,
namun berbeda pendapat akan syariat.
5. Corak tasawuf naskah A dan D adalah tasawuf suni. Hal ini terlihat dari
ajarannya yang menekankan aspek pembinaan akhlak yang terpuji dalam
hubungan antara manusia dan Tuhan, manusia dan lingkungan.
Selanjutnya, dalam ajaran keduanya tidak mengandung syathahatyang
dipandang telah menyimpang dari ajaran Islam menurut ulama Syariah.
Ajaran tasawuf sunni ini masih terlihat secara jelas perbedaan antara
‘abid dan Ma’bud, serta antara khaliq dan makhluq, sehingga tidak
terdapat unsur-unsur syirik baik dalam akidah maupun dalam ibadah.
33
Sehingga dapat disimpulkan bahwa naskah A dan D sejalan dengan
konsep al-Qusyairi yang mempunyai corak tasawuf suni.
6. Corak tasawuf B dan C adalah tasawuf falsafi. Salah satu ciri dari
tasawuf falsafi adanya paham wujudiyah martabat tujuh sebagai pelanjut
pemikiran Ibn Arabi. Hal lainnya lagi adanya konsep h}ulu>l yang digagas
oleh al-Hallaj dengan syathahatnya“Ana al-Haq...”, dan konsep ittih}a>d
yang digagas oleh al-Bustami dengan syathahatnya “Subha>ni>...ma>
‘a’z}amasya’ni>....”
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, terdapat saran dan rekomendasi yang dapat
diberikan, yaitu:
1. Kepada pihak yang mempunyai wewenang dalam menangani
naskah kuno diharapkan bisa lebih menjaga, merawat, dan
melestarikan naskah-naskah Nusantara, baik yang terdapat di
dalam negeri atau pun luar negeri.
2. Kepada pihak yang berwenang menangani naskah, baik peneliti
atau pun lembaga diharapkan bisa menerbitkan dan publikasikan
naskah hasil kajian filologi ke masyarakat luas.
3. Kepada filolog diharapkan bisa mengintegrasikan hasil kajian
filologi dengan bidang kajian keilmuan lainnya dengan harapan
dapat memberikan hasil penelitian yang lebih bermanfaat.
279
Daftar Pustaka
Abdillah, Ali M., Tasawuf Kontemporer Nusantara Integrasi Tasawuf Ibn ‘Arabi
dan Al- Ghazali, Jakarta: Ina Publikatama, 2011.
Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, terj. Firdaus, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
Al-Aziz, Moh. Saifulloh, Risalah Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Terbit
Terang, 1998.
Al Barry Dahlan, Pius, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2001.
Al-Farisi, Abdurrahman Abdul Wahab, Soal Jawab Ibadah dan Muamalah,
Jakarta: Gema Risalah, 1996.
Al-Guryani, As- Sididiq ‘Abdurrahman, TahqiqNusus St- Turatsfial- Qadimwaal-
Hadits, T.t.t: Majma’ al-Fatih Il al- Jami’at, 1989.
Al-Ghazali, Imam, Kita>bal-arba’i>nfi> ‘us}u>luddi>n,terj. M. LuqmanHakiem dan
HosenArjazJamad, cet. ketiga, Surabaya: Risalah Gusti, 2014.
Al-Jauziah, IbnulQayyim, Mada>rijus} S}a>laki>n: Jenjang Spiritual Para Penempuh
Jalan Ruhani, terj. Abu Sa’idal-Falahi, Jakarta: Robbani Press, 1998.
Al-Kalabaz\i, At-ta’arufliMaz\hab Ahli Tas}awwuf, Mesir: Al-Halabi, 1381 H.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Buku Induk Akidah Islam, terj.
IzzudinKarimi, cet. VI, Jakarta: DarulHaq, 2012.
Amin, Samsul Munir, Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2012.
An-Naisaburi, AbulQasim Abdul karimHawazin Al Qusyairi, Risalah
Qusyairiyah Sumber Kajian Ilmu Tasawuf, terj. Umar Faruq, Jakarta:
Pustaka Amani, 2007.
Armastong, Amatullah, Khazanah Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia
Tasawuf.Cet. I, Bandung: Mizan, 1996.
Arsyad, Natsir, Seputar Rukun Iman dan Rukun Islam, Bandung: Mizan, 1992.
As- Sarraj, Abu Nashr, Al- Luma’ RujukanLengkapIlmuTasawuf,terj.
Wasmukandan Samson Rahman,Surabaya: RisalahGusti.
Asmaran..PengantarstudiTasawuf, Jakarta: Raja GrafindoPersada 1994.
As-Samahrani, As’ad, At-Tas}awwufMasya’uhwaMus}t}ala>hatuh, Beirut: Dar An-
Nafa’is, 1987.
Asy-Syami, Umar Muhammad Barkah Al-Baqa’i, Faid Allah Al-
MalikFiHalliAlfazUmdahAs-SalikWaUddahAn-Nasik, jil.ke-1, Lebanon:
Dar Al-KutubAl-Ilmiah, 1971.
Asy- Syaukani, Tafsir FathulQadir, diedit dan ditakhrij oleh Sayyid Ibrahim, terj.
Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saefullah, Jakarta: Pustaka Azzam,
2009
Atjeh, Aboebakar, Tarekat dalam Tasawuf, Kota Bharu: Pustaka Aman, 1983.
At-Taftazani, Abu al-Wafaal-Ganimi, al-Madkhalilaat-Tasawwufal-Islam, terj.,
Bandung: Pustaka, 1997.
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII, Bandung: Penerbit Mizan, 1995.
Az-Zandany, Abdul Majid, dkk., Al-Iman, terj. Yudian Wahyudi Asmin dan
ZaenalMuhtadin Mursyid, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 1994.
Baried, Siti Baroroh, Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia, Pidato
pengukuhan jabatan Guru Besar dalam ilmu bahasa Indonesia pada Fakultas
Sastra dan Kebudayaan, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1970.
−−−−−−, Pengantar Teori Filologi, Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi,
Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 1985.
Bawana, Ki Reksa, Ketika Tuhan Bersatu Diri Makna Spiritualitas Sejati Menurut
Syekh Siti Jenar, Jakarta: Narasi, t.t.
Bulaeng, Andi, Metode Peneliatian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi,
2004.
Chittick, William. C., Tasawuf di Mata Kaum Sufi,terj. Zaimul Am,Bandung:
Mizan.
Daulay, Saleh Partaonan, Taj Al- Salam Karya BukhariAl-Jauhar Sebuah Kajian
Filologi dan Refleksi Filosofis, Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, 2011.
Djaramis, Edwar, Metode Penelitian Filologi, Jakarta: CV Manaco, 2002.
El-Qum, Mukti Ali Spirit Islam Sufistik Tasawf Sebagai Instrumen Pembacaan
Terhadap Islam, Bekasi: Pustaka Isfahan, 2011.
37
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu
Sosial Lainnya, cet. ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Erlina, Elin, Abdullah bin ‘Abdal-Qahharal-BantaniFathal-MulukLiyas}IlaIla>Ma>Likal- Mulu>K ‘Ala>Qa>’IdatAhlal-S}ulu>kCitra Neo-
Sufisme di Kesultanan Banten Abad XVIII, Suntingan Teks dan Analisis
Isi, Tesis: Universitas Indonesia, 2007.
Fathurahman, Oman, Filologi Indonesia Teori dan Kajian, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015.
−−−−−−−−, Filologi dan Islam Indonesia, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan,
2010.
−−−−−−−−, Ith}a>fal- Dhaki> TafsirWahdatul Wujud bagi Muslim Nusantara,
Jakarta: Mizan, 2012.
−−−−−−−−, Tanbi>hAl-Ma>syi> Menyoal Wahdatul Wujud Kasus AbdurraufSingkel di Aceh Abad 17, Bandung: Mizan, 1999.
FethullahGulen, Tasawuf untuk Kita Semua Menapaki Bukit-Bukit Zamrud kalbu
melalui istilah-istilah dalam Praktek Sufisme, Jakarta: Republika, 2014.
Hadi, Abdul, Tasawuf yang Tertindas: Kajian Hermeneutik Terhadap Karya-
Karya Hamzah Fansuri, Jakarta: Paramdina, t.t.
Hajjaj, Muhammad FauqiAt-Tas}awwufAl-Isla>miwalakhla>q.terj.
KamranAs’atIrsyady dan FakhriGhazali, Jakarta: Amzah, 2011.
Hajjaj, Muhammad Fauqi, Tasawwufal- Islami walakhla>q, terj:
KamranAs’atIrsyady dan FakhriGhazali, Jakarta: Amzah, 2011.
Hamka, Tasawuf, Perkembangan, dan Pemurniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas,
1984.
Ibn Arabi, FususAl-Hikam Mutiara Hikmah 27 Nabi, Yogyakarta: Islamika, 2004.
Isa, Syaikh ‘Abdul Qadir, H}aqa>iq at- Tasawuf, terj. KhairulAmruHarahap.dkk.,
Jakarta: Qisthi Press, 2011.
Kamus al-MunawwirArab-Indonesia, Achmad WarsonMunawwir, Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan RI. 1987, Pedoman
Transliterasi Arab Latin. Nomor 158 dan Nomor 0543b/UI.
Khaja, Han SahibKhan, Study in Tasawuf, terj. Achmad N. Budiman, Bandung:
Pustaka, 1987.
Khoiri, Alwan, Integrasi Pengamalan Syariah dan Tasawuf, hlm. 1. Makalah
tersebut disampaikan pada Focused Group DiscussionPascasarjana UIN
Sunan Kalijaga, 29 September 2014.
Krisyantono, Rahmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi, cet. ke-2, Jakarta:
Kencana, 2007.
Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, Jakarta: Puslitbang
Lektur Keagamaan, 2007.
−−−−−−−, Studi Naskah Zubdat Al- AsrarfiTahqiqba’dMasyaribal- Akhyar Karya
Syekh Yususf Al- Taj: Suatu Kajian Filologi, Disertasi untuk memperoleh
gelar Doktor dalam ilmu agama Islam (Sastra Arab), Jakarta: IAIN Syarif
Hidayatullah, 1991.
MaktabahSyamilah, versi 2.11.
Mansur, H.M. Laily,AjarandanTeladan Para Sufi, Jakarta: Raja GrafindoPersada,
1996.
Masrukhin, Mohammad Yunus, Biografi Ibn Arabi Perjalanan Spiritual Mencari
Than Bersama Para Sufi, Depok: Keira, 2015.
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:
Pustaka Progresif, 2002.
Muthahhari, MurtadhaPerspektif Al- Quran tentang Manusia dan Agama, cet. ke-
6, Bandung: Mizan, 1992.
Nasution, Harun, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1986.
Pius. A. Partanto dan M. Dahlan. A, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, t.t.
Purwadi, Ilmu Makrifat Sunan Bonang Membongkar Riwayat Guru Sejati Sunan
Kalijaga dan Syekh Siti Jenar, Yogyakarta: Sadasiva, 2004.
Rahman, Dadang Abdu, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia
Kalam Semesta, 2003.
Rahman, Fazlur, Islam, terj. Ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka, 1984.
Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode, danTeknikPenelitianSastra, Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2004.
39
Robson, S.O, Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: RUL.
Sangidu, Wachdatul Wujud Polemik Pemikiran Sufistik Hamzah Fanshuri dan
Syamsuddin as-Samatrani dengan Nuruddinar-Raniri, Yogyakarta: Gama
Media, 2003.
Setiawan, Bambang, dkk., Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, Tangerang:
Universitas Terbuka, 2012.
Simuh, SufismeJawaTransformasiTasawuf Islam keMistikJawa, cet. Ke-4,
Yogyakarta: YayasanBentangBudaya, 1999.
Sirait, Sangkot, Tauhid dan Pembelajarannya, Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, 2013.
Sudaryanto, Metode Linguistik, cet. 2, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1988.
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006.
Suryani, Elis, Filologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.
Syah, Ismail Muhammad, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Tim Penyusun, Syarh Matan al- ‘Ajru>miyyahlil ’Ala>mah H}asan bin ‘Ali al- Kafrawi, Saudi Arabia: Wiza>ratusysyu’u>nal- Isla>miyyahwal ‘auqa>fwadda’wahwal ‘irsya>dal- Mamlakahal- A’arabiyyah As- Su’udiyyah,
t.t.
Tohir, MoenirNahrowi, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf Meniti Jalan Menuju
Tuhan, Jakarta: As-Salam Sejahtera, 2012.
Wijaya, Aksin dan Abu Bakar Yamani, Jejak Pemikiran Sufisme Indonesia
Konsep Wujud dalam Tasawuf Shekh Yusuf al-Makassari, Yogyakarta:
Pustaka Ilmu, 2012.
Yusri, Hasan, Rahasia dari Sudut Tasawuf (Jalan Bagi Hamba Allah), cet. ke-1,
Surabaya: Bina Ilmu, 1986.
Zuhri, Pengantar Studi Tauhid, Yogyakarta: Suka Press, 2013.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. NAMA : Ihsan Sa’dudin
B. TTL : Tasikmalaya, 27 November 1990
C. ALAMAT : Cirarab, Kel.Cigantang, Kec. Mangkubumi
Kota Tasikmalaya 46181
D. PENDIDIKAN FORMAL :
1. SDN Cigantang 1 Tasikmalaya, Th. 1997- 2003
2. MTs. Al-Furqon Tasikmalaya, Th. 2003- 2006
3. MA. Al-Furqon Tasikmalaya, Th. 2006-2009
4. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jurusan Bahasa dan Sastra
Arab, Program S1, Th. 2009- 2013.
5. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Prodi Agama dan Filsafat,
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab, Program Pascasarjana, Th. 2015-2016.
E. PENDIDIKAN NON-FORMAL:
1. Pondok Pesantren Al- Furqon Tasikmalaya, Th.2003-2009
2. Pondok Pesantren Al- Ihsan Bandung, Th. 2009- Sekarang
F. PENGALAMAN ORGANISASI :
1. Ketua Umum UKM Lembaga Pembinaan Bahasa UIN SGD, Th. 2011-
2012.
2. Sekretaris Divisi Nalar dan Intelektual BEM-J Bahasa dan Sastra Arab UIN
SGD, Th. 2011-2012.
3. Staff Pengembangan Aparatur Organisasi BEM-F Adab dan Humaniora
UIN SGD, Th. 2012-2013.
4. Ketua Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan Santri Pondok Pesantren Al-
Ihsan,Th.
2012, Organisasi Santri Pesantren Al-Ihsan.
5. Ketua Umum UKS Bahstul Kutub, Th. 2011-2012, Pon-Pes Al- Ihsan.
6. Presiden Santri Organisasi Santri Pesantren Al- Ihsan, Th. 2012- 2013.
41
7. Anggota Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia, Rayon Fak. Adab dan
Humaniora, Komisariat UIN SGD.
8. Anggota Global Peace Voulenteer regional Bandung.
9. Anggota Kampus Peduli (K- Ped) regional Bandung.
G. PRESTASI DAN KARYA ILMIAH:
1. Juara II Bidang Tarikh Tingkat Ulya Putra, Musabaqoh Qira’atul Kutub
Kabupaten Bandung, Th. 2010.
2. Finalis LKTI Ikatan Sarjana NU Banyumas, tahun 2016.
3. Al-Jinas pada Kitab Marqa>tul Mahabbah, kajian Balagah.
4. Reinterpretasi Hadis Mayat Diazab atas Tangisan Keluarganya (Sebuah
Analisis Berdasar Pemikiran Interpretasi Paul Ricoeur).
5. Kegalauan Pesantren dalam Arus Modernisasi, paper pada International
Conference of Pesantren (Islamic Boarding School) di UIN Maulana Malik
Ibrahim, Malang.
H. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Staff pengajar di Pondok Pesantren Al- Furqon, Tahun 2013- 2014.
2. Pemateri Pelatihan Kepemimpinan dan Kebahasaan di UKM Lembaga
Pembinaan Bahasa, materi yang disampaikan tentang bahasan dan
kebahasaan konsentrasi Bahasa Arab, tahun 2014.
3. Penerjemah freelance Bahasa Arab-Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia-
Bahasa Arab di Penerbit Mizan Pustaka Bandung.
4. Staf Pengajar di Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, tahun 2015-
2016.
5. Instruktur Bahasa Arab di Pusat Penelitian Bahasa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2016.
Yogyakarta, 14 Juni 2016
Ihsan Sa’dudin