Upload
anis-sevia-pramaeswari
View
57
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
y
Citation preview
AESTHETIC CORRECTION OF A MICRODONTIC TOOTH USING DIRECT COMPOSITE RESINTECHNIQUE
Shital Kiral D.P., Megha Patel, Nilay Shah, Niyati DholakiyaReviewer
Annisa K.1, Windha K.1, Anis Sevia P.1, Meitika Wahyu W.1, drg. Irfan Dwi A., Sp. KG. 2
1Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah2Bagian Ilmu Konservasi Gigi, Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah
Alamat Korespondensi: Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah, Indonesia, 53122. Email: [email protected],
ABSTRAK
Ectodermal dysplasiaadalahsuatukondisi abnormal yang terjadisecaramenurun yang ditandaipadakulit, rambut, jari kuku, gigidankelenjarkeringat.Kondisihipodonsiapadamasapertumbuhangigisusudangigipermanenmerupakantemuan yang umumditemukanpadaronggamulut. Olehkarenaitu, haltersebutmenjadikanpasienmembutuhkanperawatanprostetikpadagiginyaselamamasatumbuhkembang.Laporankasusinimemaparkanduakasusanak yang dipengaruhiolehectodermal dysplasiadengananodontia.Perawatanronggamuluttelahtercapaidenganpenggunaanprotesaakriliklepasan.Perawatantersebutmemberikandampak yang besarterhadapkepercayaandiri, fungsipenguyahan, berbicaradanestetikwajah.Kata kunci:anodontia, hipodontia, oligodontia, rehabilitasi oral, Protesa lepasan
PENDAHULUANMikrodontia adalah kelainan ukuran gigi yaitu
ukuran gigi lebih kecil dari norma dan dapat juga disertai
dengan kelainan bentuk yaitu dengan bentuk kerucut
atau konus yang disebut juga conical teeth. Kelainan inii
lebih sering terjadi pada gigi permanen dibandingkan
gigi sulung. Prevalensi kasus ini juga lebih sering terjadi
pada perempuan daripada laki-laki dan lebih sering
terjadi pada gigi insisif dua rahang atas serta gigi molar
tiga rahang atas.1
Terdapat dua tipe mikrodontia yaitu tipe true microdontia dan pseudo microdontia. True microdontia adalah ukuran gigi yang lebih kecil dari normal pada
rahang yang berukuran normal, sedangkan pseudo microdontia adalah seluruh gigi yang terlihat kecil pada
rahang yang berukuran besar. Berdasarkan banyak gigi
yang terkena dikenal ada localized microdontia dan
generalized microdontia. True generalized microdontia
adalah keadaan seluruh gigi berbentuk normal dengan
ukuran lebih kecil dari normal, sedangkan generalized relative microdontia adalah seluruh gigi berukuran lebih
kecil dari normal dengan rahang lebih besar dari
normal.2
Secara umum, penderita ectodermal dysplasia memiliki ciri-ciri kulit berpigmen sedikit dan terlihat tipis sehingga permukaan pembuluh darah terlihat dengan jelas. Maniifestasi lain yang terlihat adalah rambut tipis, rambut alis dan bulu mata mudah rontok. Bila terdapat rambut maka rambut tersebut rapuh dan kering karena tidak ada atau sedikitnya kelenjar sebasea. Kuku pada jari tangan dan kaki juga mengalami gangguan perkembangan sehingga menjadi kecil, mengalami diskolorisasi, retak dan/ atau kaku. Kulit sekitar mata nampak berkeriput dengan hiperpigmentasi dan hipoplasia wajah bagian tengah sehingga menyebabkan bibir menjadi protrusif. Manifestasi oral penderita ectodermal dysplasia diantaranya adalah berkurangnya jumlah gigi (oligodontia atau hipodontia), selain itu, penderita mengalami diastema besar pada regio anterior dengan gigi insisif yang berbentuk konus dan berukuran kecil. Pigmentasi juga terdapat pada daerah sekitar mulut.2,3
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 1
Penanganan manifestasi oral yang terjadi pada
penderita ectodermal dysplasia khususnya masalah
oligodontia membutuhkan kerjasama dari berbagai
bidang spesialistik kedokteran gigi seperti pedodontis,
ortodontis dan juga prostodontis. Tujuan perawatan
adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan dan
bicara, mempertahankan dimensi vertikal, dan
mengembalikan penampilan secara estetis. Perawatan
dapat dimulai sejak dini yaitu umur 2-3 tahun.
Perawatan yang dapat dilakukan meliputi pembuatan
mahkota veener, pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan, penatalaksanaan ruang secara ortodontik,
serta implan osseointegrasi setelah pertumbuhan
selesai. Pada kasus ini dilakukan terapi prostetik yaitu
pembuatan gigi tiruan overdenture pada anak penderita
ectodermal dysplasia.1,3
RIWAYAT KASUS Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang ke
Departemen Kedokteran Gigi Anak dan Kedokteran Gigi
Preventif dengan keluhan utama gigi depan rahang atas
yang patah sejak satu bulan yang lalu sehingga terlihat
estetik gigi depan rahang atas yang menjadi kurang
baik. Keadaan gigi normal. Seluruh rahang telah
berganti gigi geligi permanen kecuali terdapat satu gigi
kaninus desidui di rahang atas kanan dan tidak ada
trauma yang terlihat pada jaringan lunak. Patah gigi
terjadi pada mesio-insiso-distal gigi 11 yang mengenai
email dan dentin dan terlihat ada mikrodontia gigi 22
(Gambar 1).
Gambar 1. Tampak gigi 11 fraktur mesio-insiso-distal dan gigi 22 mikrodontia.
Rencana perawatan yang akan dilakukan
adalah restorasi gigi 11 dan 22 menggunakan metode
resin komposit. Setelah dibentuk bevel pada margin
enamel gigi 11 dan 22 gigi dicetak dengan alginat
impressions dan diisi dengan dental stone. Gigi 11 dan
22 direstorasi menggunakan resin komposit. Kemudian
gigi depan rahang atas dicetak menggunakan putty
impression lalu lakukan pemotongan bagian permukaan
labial sebagai tempat menambahkan material restorasi
dan akan menjadi pemandu saat dilakukannya restorasi.
(Gambar 2).
Gambar 2. Pembuatan panduan restorasi komposit
Kunjungan selanjutnya cetakan yang telah
dibuat dipaskan ke dalam mulut pasien lalu kalsium
hidroksida diaplikasikan pada dentin dan di light cure
(Gambar 3).
Gambar 3. Pengepasan kembali cetakan yang telah dibuat
Setelah disinari lalu permukaan labial
direstorasi dengan menggunakan komposit packable,
kemudian dilakukan finishing dan polishing. Hasil yang
dilihat dari permukaan palatal dan labial dapat dilihat
pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 2
c
Gambar 4. Hasil restorasi dilihat dari permukaan labial
PEMBAHASANMikrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran
lebih kecil dari normal. Mikrodontia lokal yang hanya
mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering ditemui
daripada yang mengenai seluruh gigi. Kelainan ini lebih
sering terjadi pada gigi-gigi permanen dibandingkan
gigi-gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada
perempuan daripada laki-laki. Mikrodontia lebih sering
terjadi pada gigi insisif dua rahang atas dan gigi molar
tiga rahang atas. Kelainan ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor. Mikrodontia yang mengenai seluruh gigi
jarang terjadi dan bisa ditemukan pada kelainan yang
diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism).
Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi
atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi.
Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma
tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang
timbul bersama sama), seperti sindroma trisomy 21 atau
sindroma ectodermal dysplasia. Selain itu mikrodontia
juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate
(bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga
mulut).10
Etiologi mikrodontia adalah multifaktorial.
Localized microdontia lebih sering terjadi biasanya
berlokasi pada gigi insisif II sulung dan tetap, molar III
tetap, biasanya diikuti dengan hipodontia. Mikrodontia
terjadi sebagai akibat adanya disrupsi pada saat awal
pertumbuhan dan perkembangan gigi yaitu pada tahap
bud stage pada minggu kedelapan masa prenatal.
Disrupsi perkembangan gigi mengakibatkan baik
ameloblas dan odontoblas sebagai sel pembentuk gigi
tidak berdiferensiasi optimal sehingga menghasilkan
bentuk gigi yang lebih kecil dari normal.3 Hal ini terjadi
akibat kelainan genetik dengan interaksi faktor genetik
dengan faktor lingkungan. Mikrodontia biasanya
mengikuti beberapa sindrom (penyakit yang terdiri dari
beberapa gejala yang timbul bersama-sama), seperti
sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal
dysplasia. Sindrom yang disertai mikrodontia adalah
sindrom Down, ektodermal displasia, Silver-Russel,
William sindrom, Gorlin-Chaundhry Moss, dan Coffen-
Sirin. Selain itu mikrodontia sering terlihat pada kasus
cleft lip serta palatum dan umumnya mengenai gigi
anterior terutama insisif. (Syarif, ).
Selain itu mikrodontia juga dapat disebabkan
oleh radiasi atau perawatan kemoterapi saat
pembentukan gigi. Microdontia lokal diduga disebabkan
oleh adanya mutasi pada gen tertentu. Selain itu
microdontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip
and palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit
rongga mulut).
Manifestasi klinis memperlihatkan ukuran
mahkota yang lebih kecil, terutama insisif lateral lebih
kecil daripada variasi normal disertai bentuk yang
mengerucut atau conical teeth. Profil margin ginggiva
terlihat lebih sempit dari normal. Mikrodontia lebih sering
mengenai gigi anterior terutama insisif lateral dan pada
jenis kelamin wanita lebih banyak daripada laki-laki
(Syarif, ).
Perawatan mikrodontia biasanya meliputi
pemberian restorasi estetik untuk memperbaiki bentuk
dan ukuran gigi, misalnya dengan pemasangan
mahkota tiruan (crown) atau dengan penambalan. Juga
bisa dilakukan perawatan orthodonti (pemakaian kawat
gigi) untuk merapatkan ruangan antar gigi-geligi bila
diperlukan (untuk mikrodontia yang mengenai
keseluruhan gigi). Lakukan konsultasi dengan dokter
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 3
gigi untuk mendapatkan perawatan yang sesuai bila gigi
memiliki kelainan ini.
(http://www.klikdokter.com/illness/det
ail/107) Manajemenperawatanpadaanak dengan
ectodermal dysplasia dilakukan untuk mempertahankan
fungsi, mempertahankan dimensi vertikal, dan estetika
penampilan. Perawatan dapat dilakukan idealnya sejak
usia 2-3 tahun.
Langkahpertamadenganpenggunaanrestorasikomposit
agar tidak telihatpenampilan“fang like”denganbentukan
kaninus (caniniform)pada anterior. Langkah selanjutnya
dapat dimulai sampai dengan anak tersebut dapat
dilakukan pencetakan yang adekuat.
Pembuatangigitiruan yang sesuai agar
penampilanterlihat normal
membantumengurangikemungkinananaktersebutakanm
endapatejekandariteman-temandi lingkungan sosialnya,
terutamaketikaanaktersebutakanmulaimasuksekolah.
Selalu memberimotivasikepadaanak tersebut,
kebanyakan anak selanjutnya akan memerlukan gigi
tiruan baru yang lebih disesuaikan dengan
pertumbuhannya.
Terdapat beberapa macam pilihan perawatan
pada manifestasi oral penderita ectodermal displasia
antara lain adalah:
1. Penggunaanetsaasam, build up komposit pada
gigi yang konus
2. Resin kompositataubonded orthodontic button
dapat ditambahkan sebagai undercut untuk clasp gigi tiruan dan retainer
3. Gigi tiruan sebagian, konvensional atau
overdenture4. Pembedahan gigi yang impaksi
5. Perawatan ortodonti untuk ruang yang kosong
6. Perwatan komposit secara indirek di laboratorium,
seperti veener, mahkota jaket, dan mahkota
jembatan.
7. Implanosteointegrasi
Rencanaperawatan yang paling
umumdilakukanpadaanakdengankasusectodermal dysplasiaadalahprotesalepasan.Alasan pemilihan
penggunaan gigi tiruan berbahan akrilik rahang atas dan
rahang bawah pada pasien ini adalah pembuatan yang
relatif mudah, tidak berat, mudah direhabilitasi, dan
dapat memenuhi nilai estetika yang baik. Pembuatan
gigi tiruan dianjurkan untuk anak dengan kehilangan gigi
(alami atau prematur) untuk membantu mengurangi
mobilitas gigi yang tersisa dan membantu mencegah
resorbsi tulang.Untuk pasien anak penggunaan gigi
tiruan sebagian lepasan adalah perawatan yang
signifikan dapat meningkatkan fungsi dan estetika
tanpamembahayakangigigeliginya.
Hilangnyasebagianataukeseluruhan gigi pada
penderita ectodermal dysplasia menyebabkan
kurangnya pertumbuhan alveolar ridge sehingga
mengurangi dimensi vertikal, menghilangnya vermilion
border, dan bibir menjadi maju.Perawatan prostodontik
pada usia 3-4 tahun pada penderita ectodermal dysplasia membantu memperbaiki fungsi mastikasi
serta otot-otot perioral. Peranti prostodontik yang sering
digunakan adalah peranti lepasan karena lebih mudah
dimodifikasi selama masa pertumbuhan. Perawatan
prostetik pada anak usia 8-9 tahun lebih berfungsi
untuk perkembangan psikologisnya, karena pada umur
ini, anak dengan disabilitas sering merasa berbeda
daripada temannya.
Gigi
tiruandukunganimplansangatdisarankansebagairekonstr
uksi ideal padaremaja diatas12 tahun.Padasaatterapi
implant diindikasikan, masalahutama yang
munculadalahkecukupantulang, jika proses
atrofitulangpadapasienmasihkekurangan alveolar,
makapenempatanimplantidakmungkindilakukantanp
abone graft.8Selainberdampakpadaefekpsikologisanak,
bedahimplanmemilikiresikokegagalanlebihtinggidibandin
gkandenganperawatanprostetik konservatif.7,
11Penempatanimplansejakdinipadaanak-
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 4
anakdalammasapertumbuhandapatmenyebabkanmasal
ahkosmetikkarenatindakanimplanserupadengangigiankil
osis. Seiringdenganpertumbuhankraniofasial,
implantidakmungkinberoklusidengangigi yang
berlawanandangigi yang berdekatandapat miring
keruangkosong.Olehkarenaitu,
protesadengandukunganimplanbisamenjadikurangmeng
untungkan, sehinggapenggunaan implant padaanak-
anakharusdipertimbangkansecarahati-
hati.Perawatanprostetikdinisecaraumumdirekomendasik
andariumur 5
tahun.Berkaitandengantingkatkooperatifanak,
gigitiruanjugadapatdibuatlebihdinipadausia 3-4 tahun.13
Efekpositifpenggunaanprotesalepasansepertile
bihpercayadiri, estetikwajah,
berbicaradanmeningkatkanfungsipenguyahan.13Namun,
gigitiuranpenuhatausebagianlepasanmembutuhkanpeny
esuaiandanharusdigantiketikaterjadipenurunandimensiv
ertikaloklusidanpertumbuhanmandibula yang terdeteksi
abnormal.14Retensidanstabilitasjugasulitdidapatkan.
Padapasiendenganectodermal dysplasia,
kekeringanmukosamulutdanperkembangantuberositasm
aksilarissertaalveolar ridgemerupakanfaktor yang
bermasalahpadaresistensidanstabilisasigigitiruan.15
Dalampenggunaangigitiruan,
perludiperhatikandenganmemperluas basis
gigitiruansebanyakmungkinuntukmendistribusikanbeban
oklusal. Meskipungigi anterior berbentukkerucut,
namungigi anterior
dapatdigunakansebagaipenyanggagigitiruan.16-
18Padakondisiini,
perludiperhatikandalamteknikpencetakannya.Oklusigigiti
ruansebagianlepasanharusselarasdenganoklusipasien.
Sejakterindikasioligodontiaatauanodontia yang
dapatmenyebabkanatrofialveolar ridge,
penurunandimensivertikal, dagulebihmenonjol,
danhubunganintermaksilakelas III,
makaperawatanprostetikdiniharusdilakukansesegeramu
ngkin.Perawataninidapatmeningkatkankualitashiduppasi
endantelahdianggapsebagaiperawatan yang
dapatditerimauntukmemperbaikifungsionaldanestetika.1
SIMPULANPengelolaanmanifestasiklinisyang
terkaitdenganectodermal dysplasiamenjadikantantangantersendiribagiprostodontisdanped
odontis.Perawatanpadapasien edentulous
mudadengangigitiruanpenuhatausebagianlepasandapat
diterima, tersediadanbiaya yang lebihterjangkau,
denganmeningkatkanfungsi, berbicara,
estetikdankondisipsikologis.Namunkeberhasilandalamja
ngkapanjangtergantungdarikontrolrutinpasiendankebersi
hanbaikronggamulutdanprotesapasien.
REFERENSI1. Hekmatfar, S., Karim, J., Raziyeh, M., Samaneh,
B., 2012, Dental Management of Ectodermal Dysplasia: Two Clinical Case Report, J. Dent Res Dent Clin Dent Prospect, 6(3): 108-112.
2. Sanjeev, N.D., Vikas, K., 2010, Ectodermal Dysplasia- Maxillary and Mandibular Alveolar Reconstruction with Dental Rehabilitation: A case Report and Review of the Literature, Indian J. PlastSurg, 43(1): 92-96.
3. Pertiwi, A.S.P., Inne, S.S., Eka, C., 2009, PenatalaksanaanKasusOligodontiaPadaAnakPerempuanSindrom Ectodermal Dysplasia, MakalahIprosi Bandung (TidakDipublikasikan).
4. Apriani, A., Inne, S.S., 2015 ,PenatalaksanaanOligodontiapadaAnak 14 TahundenganSindrom Ectodermal Dysplasia: LaporanKasus, MKB, 47(4): 255-260.
5. Lukes,SdanShery, J.S. 2010. Hypohidrotic Ectodermal Dysplasia. ADA CERP.1:92-97.
6. Passi, D., Metha, G., Viswakerma,K., dan Sigh, P. 2013. Ectodermal Dysplasia: Case Report and Literature Review. Europian Journal of Deental Therapy and Research. 3: 170-173.
7. Mortier, K., Wacknesss,G., danTosti,A. 2004. Ectodermal Dysplasia Anhidrotic. Orphanet.1-6.
8. Lo Muzio L, Bucci P, Carile F, Riccitiello F, Scotti C, Coc-cia E, et al. Prosthetic
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 5
rehabilitation of a child affected from anhydrotic ectodermal dysplasia: a case report. J Contemp Dent Pract2005;6:120-6.
9. Imirzalioglu P, Uckan S, Haydar SG. Surgical and prostho-dontic treatment alternatives for children and adolescents with ectodermal dysplasia: a clinical report. J Prosthet Dent 2002;88:569-72.
10. Adıgüzel O, Kaya S, Yavuz I, Atakul F. Oral findings of ectodermal dysplasia and literature review. International Dental and Medical Disorders 2008;1:43-9.
11. Kearns G, Sharma A, Perrott D, Schmidt B, Kaban L, Var-gervik K. Placement of endosseous implants in children and adolescents with hereditary ectodermal dysplasia. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral RadiolEndod1999;88:5-10.
12. Rad AS, Siadat H, Monzavi A, Mangoli AA. Full mouth rehabilitation of a hypohidrotic ectodermal dysplasia patient with dental implants: a clinical report. J Prosthodont2007;16:209-13
13. Murdock S, Lee JY, Guckes A, Wright JT. A costs analysis of dental treatment for ectodermal dysplasia. J Am Dent Assoc 2005;136:1273-6.
14. Lukes,S dan Shery, J.S. 2010. Hypohidrotic: Ectodermal Dysplasia. ADA CERP. 1:92-97
15. Passi, D., Metha, G., Viswakerma, K., dan Sigh, P. 2013. Ectodermal Dysplasia: Case Report and Literature Review. Europian Journal of Dental Therapy and Research, 3: 170-173
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 6
Case Report : Dentistry of JenderalSoedirman University | 7