Upload
deyandra0202
View
38
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PONDASI DANGKAL
1.1 Jenis Dan Fungsi Pondasi Dangkal
Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah.
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang
dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap :
A. Beban bangunan
B. Berat sendiri
C. Beban berguna
D. Gaya-gaya luar :
Angin
Gempa bumi
Beban termis
Beban dinamis
Penurunan pondasi
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi pondasi
adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan
tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka
penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan
menyebabkan kerusakkan konstruksi yang berada di atas pondasi.
Pondasi dangkal digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu mendukung beban
bangunan di atasnya, terletak dekat dengan permukaan, sedangkan pondasi dalam dipakai
pada kondisi yang sebaliknya. Suatu pondasi akan aman apabila :
1. Penurunan (settlement) tanah yang disebabkan oleh beban masih dalam batas yang
diperbolehkan.
2. Keruntuhan geser dari tanah di mana pondasi berada tidak terjadi.
B
Df
Df/B 4 pondasi telapak4 Df/B 10 pondasi sumuranDf/B 10 pondasi tiang dimana : Df = kedalaman pondasi B = lebar pondasi
Secara umum, yang dinamakan pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai
perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi sekitar kurang dari 4 (Df/B < 4)
seperti pada Gambar 1.1, dan bentuk pondasi biasanya dipilih sesuai dengan jenis bangunan
dan jenis tanahnya dan secara umum pondasi dangkal dapat berbentuk:
Pondasi telapak (square foudations)
Pondasi menerus (continus foudations)
Pondasi lingkaran (circle foudations)
Pondasi rakit (raft foudations)
Gambar 1.1 Syarat perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi
Bangunan lainnya yang dikategorikan sebagai konstruksi yang erat hubungannya
dengan pondasi dangkal, seperti :
Dinding penahan tanah atau turap
Bendung elak sementara (penurapan pada pembuatan pilar jembatan di dasar
sungai
- Bentuk segi-empat
- Bentuk Trapesium
- Bentuk T - Bentuk pondasi gabungan
Gambar 1.2 Bentuk pondasi dangkal
1.2 Syarat-syarat Perencanaan Pondasi Dangkal.
Di dalam merencanakan suatu pondasi harus memperhatikan beberapa persayaratan di
bawah ini :
1. Syarat yang berhubungan dengan konstruksi dan beban yang diterima oleh pondasi,
adalah :
Beban maksimum yang diterima.
Muatan sedapat mungkin merata.
Tanah dasar pondasi terlindung dari penggerusan air.
2. Syarat yang berhubungan dengan perencanaan dan perluasan pondasi, adalah :
Galian tanah sekecil-kecilnya.
Lubang pondasi harus dapat dikeringkan.
Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari air tanah.
Pondasi yang terbuat dari kayu harus terletak pada muka air tanah terendah.
3. Syarat yang berhubungan dengan stabilitas dan deformasi, adalah :
Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari kerusakan tanah dalam arah
lateral di bawah pondasi.
Kedalaman pondasi harus di bawah daerah yang mempunyai sifat kompresibilitas
yang tinggi.
Konstruksi harus aman terhadap guling, geser, rotasi dan keruntuhan geser
tanah.
Konstruksi harus aman terhadap korosi atau kegagalan akibat bahan-bahan kimia
yang ada di dalam tanah.
Konstruksi diharapkan mudah untuk dimodifikasi jika terdapat perubahan
geometri konstruksi.
Pondasi harus dapat memberikan toleransi terhadap pergerakan diferensial
akibat pergerakan tanah.
Pondasi harus memenuhi persyaratan standar.
Pondasi harus ekonomis dalam pelaksanaan.
1.3 Macam-macam Pondasi Menurut Fungsi dan Perletakannya
Terdapat dua klasifikasi pondasi, ada pondasi dangkal, ada pondasi dalam. Pondasi
dangkal adalah pondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena
lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun hanya
rumah sederhana. Sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang membutuhkan
pengeboran dalam karena lapisan tanah yang baik ada di kedalaman, biasanya
digunakan oleh bangunan besar, jembatan, struktur lepas pantai, dsb.
Kekuatan pondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena pondasi ini berfungsi untuk
meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah. Pondasi dangkal ini
digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak terlalu besar. Misalnya, rumah
sederhana satu lantai, dua lantai, bangunan ATM, pos satpam, dan sebagainya.
Pondasi Menerus/Memanjang
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya
dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding
bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari
pasangan batu bata dengan lebar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah
bata cukup diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung
beban bangunan yang lebih besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar
dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi
sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang
memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur
pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa , pondasi sebaiknya
dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat
dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat bangunan bawahnya
diberi pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu
kali selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir
Pondasi Setempat/bidang
Kadang – kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada
kedalaman lebih dari 1.50 m dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi
menerus akan sangat mahal dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat digunakan pondasi
yang dibuat dibawah kolom – kolom pendukung bangunan disebut pondasi setempat. Jadi
yang merupakan pondasi utma pendukung bangunan adalah pondasi setempat. Semua
beban bangunan yang diterima kolom – kolom pendukung langsung dilimpahkan padanya.
Pondasi setempat dapat dibuat bentuk :
Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung
Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai
kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan
batu – batu besar
Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat
persegi atau di sebut voetplat
Pondasi Titik
Beban total dialihkan ke kolom
Syarat – syarat penggunaan :
1. Beban cukup ringan dan masih dapat dipikul oleh tanah sesuai dengan
kemampuan daya dukungnya
2. Biasanya pada bangunan sementara atau bangunan permanent hingga
bertingkat satu atau bangunan yang didirikan didaerah berair / rawa – rawa
dan berkondisi daya dukung yang tidak merata
Bahan :1. Batu kali
2. Beton
3. Pondasi sumur
4. Paku bumi
1.4 Macam-macam Pondasi Menurut Bahan yang Digunakan
Pondasi Pasangan Batu Kali, adalah pondasi yang dibuat dari pasangan batu kali
dengan menggunakan perekat aau spesie berupa campuran antara bahan pasir,
semen/ PC, dan kapur. Pondasi batu kali ini mempunyai sifat kekuatan terhadap
gaya tekan tetapi tidak mampu menahan beban tarikan, sehingga pondasi dari
pasangan batu kali tidak kuat menahan momen. Pondasi ini hanya sesuai untuk
lokasi dengan kondisi tanah cukup baik. Tanah dapat dikatakan mempunyai
kondisi cukup baik apabila mempunyai daya dukung lebih dari 1kg/cm2.
Pondasi Beton Bertulang, merupakan pondasi yang dibuat dari bahan beton
bertulang. Pondasi ini mempunyai kekuatan atau tahanan terhadap gaya tekan
dan tarik. Dengan demikian, maka pondasi ini mampu menahan mohen hingga
batas tertentu. Pondasi ini dapat dipasang di semua keadaan tanah, dengan
catatan perlu dihitung luas tampangnya.
Pondasi dengan bahan baja, merupakan pondasi yang dibuat khusus untuk tiang pancang. Jenis pondasi ini tidak dapat berdiri sendiri, maka harus dikombinasikan dengan pondasi lain yang mempunyai permukaan cukup lebar.
BAB IV
PONDASI
IV.I Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pondasi
berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan kepadanya
ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap :
E. Beban bangunan
F. Berat sendiri
G. Beban berguna
H. Gaya-gaya luar :
Angin
Gempa bumi
Beban termis
Beban dinamis
Penurunan pondasi
IV.2 Bahan Pondasi
A. Bata
Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus.
Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan sementara.
Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair.
B. Batu kali
Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan kompak.
Perbandingan spesi 1 PC : 4 PS.
Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3.
Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung besarnya
beban bangunan.
C. Beton (tidak bertulang)
Cukup baik, asal dibuat dengan perbandingan semen yang sesuai.
Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan
Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil
Hanya dapat menahan beban tekan.
Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung besarnya beban
bangunan.
D. Beton bertulang
Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan kedap air.
Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik.
Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya. (perlu lantai kerja
untuk peletakan tulangan besi) perbandingannya 1 PC : 3 PS : 5 KR.
Contoh gambar sesuai dengan bahan pondasi
A) Bata
B) Beton Tidak Bertulang
IV.3 Jenis – Jenis Pondasi
A. Pondasi Menerus
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul
oleh dinding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan batu
bata dengan lebar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah bata cukup diletakan
pada kedalaman 60 - 80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung beban bangunan yang lebih
besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar pondasi umumnya tidak
kurang dari dua setengah kali tebal
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok
pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban agak berat
atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk menambah
ketahanan bangunan terhadap gempa , pondasi sebaiknya dibuat menerus pada sekeliling bangunan
tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari
campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat bangunan bawahnya diberi pasir
urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali selesai
dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir
B. Pondasi Setempat
Kadang – kadang sering dijumpai pada lapisan tanah keras. Letaknya pada kedalaman lebih
dari 1.50 cm dari permukaan tanah setempat. Bila digunakan pondasi menerus akan sangat mahal
dan tidak efisien. Untuk mengatsinya dapat digunakan pondasi yang dibuat dibawah kolom – kolom
pendukung bangunan disebut pondasi setempat. Jadi yang merupakan pondasi utma pendukung
bangunan adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom – kolom
pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pondasi setempat dapat dibuat bentuk :
Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung
Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai
kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu –
batu besar
Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi atau
di sebut voetplat
C. Pondasi Titik
Beban total dialihkan ke kolom
Syarat – syarat penggunaan :
1. Beban cukup ringan dan masih dapat dipikul oleh tanah sesuai dengan kemampuan
daya dukungnya
2. Biasanya pada bangunan sementara atau bangunan permanent hingga bertingkat
satu atau bangunan yang didirikan didaerah berair / rawa – rawa dan berkondisi
daya dukung yang tidak merata
Bahan :1. Batu kali
2. Beton
3. Pondasi sumur
4. Paku bumi
D. Pondasi Jalur
Beban total dianggap dipikul secara merata pada jalur pondasi.
Digunakan untuk mendapatkan bidang luas pondasi yang lebih besar dari pondasi titik.
Tanah galian tidak banyak, karena lapisan tanah cukup dangkal.
Bahan :
1. Batu bata
2. Batu kali
3. Beton tidak bertulang
4. Beton bertulang
E. Pondasi Pelat penuh ( beton bertulang)
Beban total disalurkan keseluruh luas dasar bangunan.
Digunakan apabila :
1. kekokohan landasan yang rendah, sehingga pondasi jalur menjadi kurang
ekonomis/terlalu lebar.
2. Jarak bentang kolom tidak lebih dari 8.00 M.
3. Lokasi sering banjir.
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:1. Keadaan tanah pondasi2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)3. Keadaan daerah sekitar lokasi4. Waktu dan biaya pekerjaan5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
PENGERTIAN DAN FUNGSI LANTAI
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan
membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya. Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
Syarat material lantaiKarena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.
Ukuran material lantaiUkuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
Jenis material lantaiBerikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.
· Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap. Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.
· KeramikJenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
· MarmerMarmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
· GranitGranit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.
· KayuYang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
· BatuMaterial batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.
DindingDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Untuk rasi bintang Cina, lihat Dinding (rasi bintang Cina).
Dinding dari batu bata
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex
2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi
3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen
5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.
ATAP
1. Pengertian Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada
dibawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan.
Syarat – syarat atap yang harus di penuhi antara lain :
Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun
tiupan angin
Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah
keindahaan serta kenyamanaan bertempat tinggal bagi penghuninya
Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet
Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca
Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutupnya maka
kemiringannya dibuat lebih landai.
2. MACAM – MACAM ATAP
1. Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan atap selalu dibuat
sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang. Bahan yang sesuai untuk atap ini
biasanya digunakan campuran beton bertulang. Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau
dingin maka perlu dibuat ruang isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk
rumah mewah seperti rumah bertingkat
2. Atap Sandar
Atap sandar biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada umumya atap ini terdiri
dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok
bangunan induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada bentuk atap sandar menggunakan
konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat
diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan
penutup dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20
derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng
3. Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring yang tepi atasnya
bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah bidang atap, dimana air itu
meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan
penutupnya banyak yang menggunakan genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng
gelombang. Bentuk atap pelana digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap
ini banyak dijumpai dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
5. Atap Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda. Ukuran panjang
dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini berarti terdiri dari empat bidang
atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik
tertinggi yaitu pada tiang penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan
kantor, pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.
6. Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat bidang atap dengan
sudut apitnya yang sama besar serta ujung – ujung bagian atasnya bertemu pada satu titik yang
cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai luar yang sama panjang dan ujung bagian atas
bertemu pada satu titik yang berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap
semacam ini banyak digunakan untuk bangunan – bangunan gereja.
7. Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah terdiri dari dua bagian yaitu
bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap lebih kecil atau landai dan bagian atas akan
tampak bagian – bagian bidang atap yang berbentuk trapesium.
3 BAHAN – BAHAN PENUTUP ATAP
Bahan penutup atap di bagi menjadi beberapa bagian
A. Bahan logam contohnya
Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap.
Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa
macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan
BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan
beberapa macam – macam tebal yang dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76
mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang
banyak mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan
menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila udara
di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin. Kelebihannya
bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
B. Bahan alam ( langsung )
Sirap
Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu yang keras seperti kayu jati,
belian, dan onglen menjadi lembaran – lembaran yang mempunyai ukuran tertentu. Ukuran –
ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
1. Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
2. Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat tua kehitam-hitaman.
Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap
panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan
digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan
membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.
C. Bahan alam ( pengolahan)
Genteng Biasa
Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat melalui proses
percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan karena bahan ini mempunyai
daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya
relative murah. Genteng ini banyak digunakan pada bangunan – bangunan yang ada di daerah
tropic maupun daerah ang berhawa lembab. Genteng biasa sering disebut genteng S karena
mempunyai penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
1. Panjang : 28 – 36 cm
2. Lebar : 20 – 25 cm
3. Tebal : 0,8 – 1 cm
4. Dalam lengkungan : 4 – 5 cm