17
Makalah KOORDINASI DAN JAMINAN KUALITAS AUDIT (Makalah untuk Mata Kuliah Pemeriksaan Internal Pemerintah) O L E H : IWAN BIN LAWITAN JULIUS TAMAWIWY JUSTISIA SULASTRI MAABUAT SINTIKE MENTARI MODO (KELOMPOK 2)

Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Auditing

Citation preview

Page 1: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

Makalah

KOORDINASI DAN JAMINAN KUALITAS AUDIT

(Makalah untuk Mata Kuliah Pemeriksaan Internal Pemerintah)

O

L

E

H

:

IWAN BIN LAWITANJULIUS TAMAWIWY

JUSTISIA SULASTRI MAABUATSINTIKE MENTARI MODO

(KELOMPOK 2)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAMRATULANGIMANADO

2015

Page 2: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

BAB 1

PENDAHULUAN

Baik organisasi di sektor swasta maupun sektor publik, memerlukan manajemen

yang baik untuk menjamin kesuksesan organisasi tersebut. Pengawasan merupakan salah

satu fungsi manajemen, selain perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang

bertujuan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Pengelolaan suatu kegiatan yang baik

harus bertitik tolak pada perencanaan hingga tahap pengendalian dan evaluasi.

Pelaksanaan tugas pengawasan melibatkan tahapan-tahapan dalam manajemen yang

memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen tersebut

harus sejalan dan terkoordinasi untuk memenuhi tuntutan terhadap kualitas pengawasan.

Hubungan antara tahapan-tahapan manajemen pengawasan dapat digambarkan pada

gambar di bawah ini.

1

Page 3: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

BAB 2

PEMBAHASAN

A. KOORDINASI PENGAWASAN

Koordinasi pengawasan dapat dilakukan antar aparat pengawasan intern maupun

antara Aparatur Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) dengan aparat pengawasan

ekstern seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Meskipun antara APIP dan BPK

belum ada keterkaitan secara hukum sampai saat ini, namun disadari bersama bahwa

koordinasi antara keduannya akan memberikan manfaat yang besar.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan terwujudnya koordiansi antara

Aparatur Pengawasan Interen Pemerintah (APIP) dengan aparat pengawasan ekstern

adalah:

1. Manfaat bagi auditor ekstern

a. Auditor ekstern memperoleh pemahaman yang lebih dalam dari kegiatan

auditan melalui pengalaman auditor intern

b. Hubungan dengan auditan lebih baik karena ada kesan keterlibatannya melalui

koordinasi

c. Auditor ekstern dimungkinkan lebih mengkonsentrasikan pada bidang yang

lebih signifikan

d. Auditor ekstern memperoleh pembelajaran yang bermanfaat dari koordinasi

2. Manfaat bagi auditor intern

a. Sarana pelatihan bagi auditor intern melalui pertukaran teknik dan prosedur

audit, gagasan, dan informasi yang baru dan berbeda

b. Membuka peluang untuk mengidentifikasikan bidang pekerjaan audit intern

yang belum tertangani di masa mendatang

c. Auditor intern memperoleh pemahaman yang lebih baik atas independensi,

standar audit, tujuan audit dan mendorong untuk lebih profesional

2

Page 4: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

d. Sarana penilaian auditor ekstern atas efektivitas fungsi audit intern.

Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilaksanakan oleh Aparatur Pengawasan

Intern Pemerintah mencakup:

1. Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas)

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas) dimaksudkan untuk

memperoleh kesamaan persepsi mengenai kebijakan pengawasan, memantapkan

sinergi pengawasan dan sekalius mengeliminasi adanya tumpang tindih pelaksanaan

pengawasan. Tujuan Rakornas adalah untuk membahas isu-isu pengawasan yang

relevan. Rakornas diselenggarakan oleh Kementerian Negara Pemberdayagunaan

Aparatur Negara dan Departemen Dalam Negeri. Rakornas diselenggarakan dalam

bentuk Rakorwas Nasional yang diikuti oleh unsur APIP Pusat dan Daerah,

Rakorwas antara APIP Pusat, Rakorwas Regional dan Rakorwas APIP Daerah.

2. Koordinasi Pelaporan

Koordinasi Pelaporan dilaksanakan melalui pengiriman laporan dari satu APIP

kepada APIP lain yang memerlukan.Koordinasi pelaporan antara APIP dan BPK-RI

dalam bentuk pengiriman hasil audit APIP kepada BPK-RI sebagaimana yang

diwajibkan dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004.

3. Frekuensi Pengawasan oleh APIP

Dalam satu tahun anggaran, terhadap satu objek pengawasan dapat dilakukan

maksimal dua kali audit oleh APIP yang berbeda dengan tenggang waktu minimal 3

(tiga) bulan setelah berakhirnya audit terdahulu oleh objek pengawasan yang

bersangkutan, dengan sasaran dan tujuan audit yang sama atau berbeda. Ketentuan

ini tidak berlaku pada audit investigasi yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai

dengan kebutuhan. Sasaran dan jadwal pengawasan oleh APIP ditetapkan oleh

Menteri Dalam Negeri dan Program Kerja Pengawasan Tahunan di Pusat dan

Daerah.

3

Page 5: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

B. JAMINAN KUALITAS

Penerapan sistem jaminan kualitas diterapkan sejak tahap perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan pengawasan. Tujuan program jaminan kualitas adalah

untuk memberikan suatu tingkatan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan audit yang

telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada, kebijakan audit intern dan standar

lain yang berlaku. Program jaminan kualitas yang baik mencakup unsur-unsur:

1. Supervisi

Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian antara

standar audit intern, kebijakan aktivitas dan program kerja audit

2. Reviu Intern

Reviu intern hendaknya dilaksanakan secara berkala oleh manajemen maupun

staf dari aparat pengawas intern, untuk menilai pelaksanaan audit.

3. Reviu Ekstern

Reviu ekstern dilaksanakan untuk menilai kualitas pelaksanaan audit oleh

seseorang yang memiliki kompetensi dan posisi independen untuk menilai dan

tidak menimbulkan konflik kepentingan. Reviu ekstern idealnya

dilaksanakan minimal 1 kali dalam 3 tahun atau dalam jangka waktu yang tidak

kurang dari 5 tahun.

Jaminan kualitas di lihat dari sisi aparat pengawasan intern dapat dibagi ke dalam

penilaian jaminan kualitas secara makro dan penilaian jaminan kualitas secara mikro

(individu).

1. Penilaian Jaminan Kualitas secara Makro

Pada umumnya proses evaluasi jaminan kualitas diterapkan pada operasi audit

intern pada skala luas mencakup:

a. Pengorganisasian unit pengawasan

b. Metode Penempatan staf

c. Persyaratan pengembangan profesional

4

Page 6: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

d. Independensi struktur organisasi

e. Perencanaan fungsi audit

f. Pemanfaatan teknologi dan metode-metode baru

g. Pelaporan yang efektif

h. Usaha-usaha membangun hubungan dengan objek pengawasan

i. Monitoring tindak lanjut

j. Tingkat kepatuhan terhadap standar audit intern.

Kesimpulan yang diberikan pada evaluasi dengan pendekatan makro merupakan

sebuah kesimpulan mengenai sebuah unit audit yang patuh dan efektif, pihak

manajemen dapat memperoleh keyakinan dan mendapatkan manfaat dari operasional

unit pengawasan tersebut.

2. Penilaian Jaminan Kualitas secara Mikro (individual)

Penilaian mikro dapat memberikan kesimpulan bahwa aktivitas unit audit intern

berjalan secara efisien namun tidak efektif. Pelaksanaan audit secara mikro

hendaknya memiliki tujuan yang dapat diukur. Unsur-unsur tujuan audit tercantum

dalam program kerja audit, harus dijelaskan pada saat penyelesaian audit atau pada

saat penyusunan laporan hasil audit yang mengidenfikasikan tingkat pencapaian

yang telah diperoleh atas tujuan audit yang telah ditetapkan tersebut, berdasarkan

ukuran kriteria yang telah diuraikan dalam program kerjanya. Cakupan penilaian

jaminan kualitas secara mikro adalah sebagai berikut:

a. Bukti pemahaman auditor terhadap aktivitas operasi mitra audit

b. Indikasi bahwa auditor menyadari atas sikap pihak mitra audit terhadap faktor-

faktor pengendalian yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan terhadap

ketentuan yang berlaku, tingkat efisiensi, ekonomis dan efektivitas operasi.

c. Penentuan tingkat resiko, tingkat kerentanan dan materialitas dari proses

operasi/aktivitas mitra audit.

5

Page 7: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

d. Sejauhmana tingkat pengujian menghasilkan audit yang produktif tetapi tetap

menghemat sumberdaya unit pengawasan intern yang ada.

C. REVIU JAMINAN KUALITAS

1. Reviu Intern

Reviu intern atas jaminan kualitas audit dilakukan untuk memberikan keyakinan

kepada Pimpinan APIP bahwa seluruh staf audit termasuk para supervisor

(Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu) telah menjalankan pekerjaan auditnya

dengan benar, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reviu Intern dilakukan oleh

para pejabat struktural, supervisor atau staf audit intern yang dianggap independen

untuk melakukannya. Jaminan kualitas audit didasarkan pada pernyataan dari APIP

dan suatu penilaian objektif dan dapat dipercaya yang hanya diperoleh melalui peer

review atau pereviu jaminan kualitas. Peer review dirancang untuk dapat

memberikan analisis independen untuk menentukan :

a. Audit telah memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang memerlukan

b. Pelaksanaan audit telah dijalankan dengan benar

c. Audit telah mengacu pada standar profesi yang berlaku

Reviu kualitas audit memberikan rekomendasi kepada APIP mencakup:

a. Kepatuhan terhadap Standar dan Kode Etik

b. Kecukupan atas penerapan kebijakan audit, tujuan, sasaran, ruang lingkup dan

prosedur yang dijalankan

c. Kontribusi terhadap manajemen resiko, pelaksanaannya dan proses

pengendalian

d. Kepatuhan terhadap ketentuan hukum, peraturan pemerintah dan kebijakan

lain yang ditetapkan

e. Efektivitas operasi

f. Nilai tambah dan peningkatan operasi

6

Page 8: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

Hasil Reviu intern merupakan suatu pertimbangan yang objektif dan rekomendasi

untuk perbaikan. Jika suatu reviu intern tidak dapat dilakukan, Pimpinan APIP

hendaknya memastikan adanya pengujian untuk penugasan audit yang telah selesai

dilaksanakan dan mendapat umpan balik dari mitra audit.

2. Reviu Ekstern

Reviu ekstern merupakan evaluasi atas keseluruhan aktivitas unit pengawasan intern.

Reviu ini dirancang untuk menginformasikan kepada manajemen tertinggi dan pihak

terkait lainnya apakah mereka telah dilayani oleh unit pengawasan yang bekerja secara

profesional dan pekerjaannya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar.

Reviu ekstern dilakukan oleh pihak–pihak di luar unit pengawasan intern, seperti:

a. Kelompok sejawat

b. Auditor Ekstern seperti BPK natau BPKP terhadap unit Inspektorat Jenderal atau

Inspektorat

c. Evaluasi silang antar kelompok unit audit yang berbeda dalam satu unit

pengawasan

d. Konsultan yang ditunjuk dan memenuhi syarat keahlian profesional

e. Jasa reviu kualitas audit dari Ikatan Profesi Auditor.

Tujuan dan kegunaan penelaahan ekstern adalah menilai delapan aktivitas program audit

intern mencakup:

a. Perencanaan

b. Kecermatan Keahlian Profesional

c. Perencanaan Audit dan Analisis Resiko

d. Analisis atas Pencapaian Rencana Audit

e. Reviu Audit Individual

f. Reviu Kegiatan Audit Khusus

g. Kebijakan dan Prosedur Audit

h. Audit berbasis Teknologi informasi.

7

Page 9: Koordinasi Dan Jaminan Kualitas Audit

BAB 3

KESIMPULAN

Koordinasi merupakan faktor penting bagi terwujudnya keterkaitan fungsi-fungsi

manajemen audit. Adanya keterkaitan antara fungsi-fungsi manajemen dalam

pelaksanaan audit ditujukan bagi tersedianya jaminan atas kualitas audit. Kualitas

audit dapat memberikan keyakinan bagi pimpinan puncak maupun pihak-pihak terkait

terhadap adanya kesimpulan audit yang dapat dipercaya, benar dan dapat diandalkan.

Baik auditor intern maupun auditor ekstern yang terlibat dalam program koordinasi

audit masing-masing mendapatkan manfaat atas adanya koordinasi tersebut.

Kegiatan koordinasi pengawasan yang dilaksanakan oleh Aparatur Pengawasan

Intern Pemerintah mencakup: Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakornas) dalam bentuk

Rakorwas Nasional yang diikuti oleh unsur APIP Pusat dan Daerah, Rakorwas antara

APIP Pusat, Rakorwas Regional dan Rakorwas APIP Daerah; Koordinasi Pelaporan

melalui pengiriman laporan dari satu APIP kepada APIP lain yang memerlukan.

Frekuensi Pengawasan oleh APIP terhadap satu objek pengawasan dapat dilakukan

maksimal dua kali audit oleh APIP yang berbeda dengan tenggang waktu minimal 3

(tiga) bulan setelah berakhirnya audit terdahulu oleh objek pengawasan yang

bersangkutan, dengan sasaran dan tujuan audit yang sama atau berbeda dalam satu

tahun anggaran.

Sistem jaminan kualitas diterapkan sejak tahap perencanaan, pengorganisasian dan

pelaksanaan pengawasan. Tujuan program jaminan kualitas adalah untuk memberikan

suatu tingkatan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan audit yang telah dilaksanakan

sesuai dengan standar yang ada, kebijakan audit intern dan standar lain yang berlaku.

Program jaminan kualitas yang baik mencakup unsur-unsur: supervisi, reviuw intern dan

reviuw ekstern.

8