17
Komponen& Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil 1.Planetary gear unit Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan. Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut: Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan. Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit: Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier. Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya. Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam unit planetary carrier.

Kop Ling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kop Ling

Komponen& Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil

1.Planetary gear unit

Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan

menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai

untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan

tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.

Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:

Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada

posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada

kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk

menjaga laju kendaraan.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.

Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi

pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.

Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari.

Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam

unit planetary carrier.

Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk

deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.

Komponen FungsiO/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear.O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.

O/D one way clutch

. Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin.

Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan  input shaft dengan intermediate shaft.Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun

. gear.2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front  dan rear sun gear supaya tidak berputar.

2nd  Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar . berlawanan arah jarum jam.

Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan

jarum . jam ketika 2nd brake bekerja.

Page 2: Kop Ling

One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.

Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P,

R, N, D, 2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada

tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu

perpindahan gigi terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan

Normal (P/N) mode.

Posisi tuas transmisi sebagai berikut :

Posisi P (Park)

Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat

dihidupkan.Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk

keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.

Posisi R (Reverse)

Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.

Posisi N (Netral)

Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat

dihidupkan.Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi

netral, biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau

ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di

perempatan jalan.

Posisi D (Drive)

Page 3: Kop Ling

Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat

mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON,

transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi

ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.

Posisi 2

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis

hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan

untuk jalanan menanjak  atau turunan tajam.

Posisi L

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi

gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat

tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

Tipe transmisi otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front

wheel drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai

pada mesin depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung

dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut

sebagai transaxle.

Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain

berbeda dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah

dengan mekanisme yang lain.

Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk

penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.

Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:

a.       Torque converter

Page 4: Kop Ling

b.      Planetary gear unit

c.       Hydraulic control unit

1.      Torque Converter

Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga

terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor

starter untuk menghidupkan mesin.

Fungsi dari torque converter adalah :

         Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin

         Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi

         Menyerap getaran mesin

         Melembutkan putaran mesin

Sebagai pompa oli ke hidraulic control system

Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin

menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine

runner, dan stator.

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan

yang di pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di

derek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta

bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada

jarak yang jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

2.      Lock up mechanism

Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan

perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini

tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk

menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer

converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi.

Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju

ke transmisi.

 3.Hydraulic control unit

Page 5: Kop Ling

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan

yangdiperoleh dari pompa oli.Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai

berikut:

1.Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik

Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan

tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan

menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).

2. Menyesuaikan tekanan hidrolik

Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama.

Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output

mesin

3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)Ketika operasi

kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.

Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan

lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU

(Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan

(shifting) roda gigi

Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:

         Pompa oli

         Valvebody

         Primaryregulatorvalve

         Manual valve

         Shift valve

         Solenoid valve

         Throttle valve

Automatic Transmision Fluid

Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan

tambah. Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke

gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.

Page 6: Kop Ling

Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagiberikut:

  Kekentalan yang sesuai

  Stabil terhadap panas dan oksidasi

  Tidakberbusa

  Koefisien gesek yang sesuai

  Berwarna

  mempunyai bahan tambah yang lain

Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien

geseknya. Hal ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda

tiap tipe kendaraan.

Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga,

tetapi juga bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.

Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan

pada kendaraan.

CARA KERJA TRANSMISI OTOMATISBegini blok diagramnya:Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >>

[Differential >> Drive Shaft >>Roda] pada penggerak roda belakang, bagian didalam

kurungkotak diganti [As Kopel>> Gardan/Differential>>Roda].

1.      Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque

converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter

terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan

mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir

adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk

memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut

mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.

Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda

letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan

berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem

tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena

itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada

mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi

bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah

berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat

Page 7: Kop Ling

"lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan

efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan

sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin

tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya adalah

mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.

2.      Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk

merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda

dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat

menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear

tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi

sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki

gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup

sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve

body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.

Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan

planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.

Untuk transmisi CVT kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang

diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut

juga berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan

perpindahan percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor

matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara

mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang

diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil,

injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang

optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem

transmisi otomatis.

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi

matik untuk setiap posisi tuasnya:

P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini

memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisiiniuntukparkir

dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.

Page 8: Kop Ling

R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah

belakang(mundur).

N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada

mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan

posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan

mobil.

D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama

perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota

biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.

D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada

beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan

transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.

Cara perawatan transmisi otomatis

sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang. Perawatan transmisi

otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap transmisi manual,

berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama dengan

minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasukoli) dan kebocoran dari

packing packin yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manul

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana

semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer.

†�Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala BengkelPT

Hyundai Mobil Indonesia.

Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli

transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan

langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan

dengan “roda gilaâ€.

Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa

menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan

benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami

kerusakan dengan sendirinya.“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan

ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat.

Tidak boleh menyentuh jalan ketikaditarik,†� jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil

Page 9: Kop Ling

Indonesia tersebut.Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut

dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi

percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana

putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin

tidak dihidupkan.Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak

transmisitersebut yang akan rusak,

Tergantung PemakaianNamun cepat atautidaknya, baik transmisi otomatis maupun

manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya

yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka

yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan

bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar

hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak

seimbang.

Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan

menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi

D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau

normal.

Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam

waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan

putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja

dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5

percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya

adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari

posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika

memarkirkan kendaraan.

“Mobil tidak akan jalan ketika di starter, � ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan

dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)

Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan

banyak orang.

Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan

terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis

Page 10: Kop Ling

(hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli)

dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana

semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer.

†�Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT

Hyundai Mobil Indonesia.Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena

berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak

transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem

kopling kering yang bersentuhan dengan roda gila.Kesan bahwa transmisi otomatis

perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar.

Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan

baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.

Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda

mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika

ditarik, � jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan

untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan

tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran

roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak

dihidupkan.

“Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi

tersebut yang akan rusak, jelas Agus.

Tergantung PemakaianNamun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun

manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya

yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka

yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan

bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar

hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak

seimbang.

Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan

menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi

D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau

normal.

Page 11: Kop Ling

Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam

waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan

putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja

dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5

percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya

adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari

posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika

memarkirkan kendaraan.

Mobil tidak akan jalan ketika di starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari

Reverse, artinya digunakan untuk mundur.

GAMBAR KOPLING OTOMATIS

Page 12: Kop Ling