Korelasi Antara Kadar Kolesterol Dengan Hasil Pengukuran Fungsi Paru Sebelum Pengobatan Pada Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Korelasi paru

Citation preview

KORELASI ANTARA KADAR KOLESTEROL DENGAN HASIL PENGUKURAN FUNGSI PARU SEBELUM PENGOBATAN PADA LANSIA

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDADisusun dalam rangka memenuhi tugasMata Kuliah : Biostatistik

ANGGOTA KELOMPOK

1. ANUGERAH PUTRA

010214B0022. BUDIMAN

010214B0043. DESTYA TRISNANINGRUM

010214B0054. HETY SULISTYOWATI

010214B0365. NURUL ISTIKOMAH

010214B0166. YULIANA

010214B021PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

2015BAB I

PENDAHULUANA. Judul : Korelasi antara kadar kolesterol dengan hasil pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan pada lansia di Panti Sosial Tresna WerdaB. Perumusan Masalah

Adakah korelasi antara kadar kolesterol dengan hasil pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui korelasi antara kadar kolesterol dengan fungsi paru pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar kolesterol lansia di Panti sosial Tresna Werda.b. Untuk mengetahui fungsi paru lansia di Panti sosial Tresna Werda.

c. Untuk mengetahui adanya korelasi antara kadar kolesterol dan fungsi paru pada lansia di Panti sosial Tresna Werda.BAB II

METODEA. Kerangka Konsep

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Korelasi Antara Kadar Kolesterol dengan Hasil Pengukuran Fungsi Paru Sebelum Pengobatan pada Lansia di Panti Sosial Tresna WerdaB. Variabel PenelitianSuharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan kerangka konsep yang telah disajikan sebelumnya, maka penulis memisahkan objek penelitian ke dalam dua variabel yaitu:1. Variabel independenVariabel yang mempengaruhi atau mengakibatkan masalah lain terjadi. Dalam penelitian ini kadar kolesterol lansia merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

2. Variabel dependen

Variabel yang dipengaruhi variabel lain yang sifatnya independen. Dalam hal ini pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan merupakan variabel dependen.

C. Hipotesis Penelitian1. Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Dalam hal ini yang merupakan Ho adalah tidak ada korelasi antara kadar kolesetrol dengan hasil pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan.

2. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Dalam hal ini Ha merupakan ada korelasi antara kadar kolesetrol dengan hasil pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan.D. Pengolahan DataMenurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara- cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta system manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).

Pengolahan data menurut Hasan ( 2006: 24 ) meliputi kegiatan:1. EditingEditingadalahpengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannyauntuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.2. Coding (Pengkodean)Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitaspada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.3. TabulasiTabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel hasil tabulasi dapat berbentuk:a. Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.

b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu dan tujuan tertentu.

c. Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisa (Hasan, 2006: 20)

E. Analisis DataAnalisis data yang digunakan untuk melihat Korelasi antara Kadar kolesterol dan Pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan adalah dengan menggunakan Korelasi Spearman yang berfungsi untuk menilai seberapa baik fungsi monotonik (suatu fungsi yang sesuai perintah) arbitrer digunakan untuk menggambarkan hubungan dua variabel dengan tanpa membuat asumsi distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini digunakan karena ditemukan data yang tidak normal saat dilakukan pengujian menggunakan SPSS 16.0 dimana pada kolom Shapiro-wilk ditemukan nilai signifikansi fungsi paru adalah 0.034, Sementara syarat data normal adalah nilai signifikansi harus lebih besar dari 0.05.Penghitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0, setelah itu derajat hubungan ditentukan koefisien korelasi. Koefisien korelasi digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) ditentukan dengan nilai : -1 rs 1, dimana :1) Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.2) Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.3) Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2003 ; 216) yaitu :

Kriteria Penilaian Korelasi

Interval KoefisienTingkat Hubungan

0.00 0.199Sangat Rendah

0.20 0.399Rendah

0.40 0.599Sedang

0.60 0.799Kuat

0.80 1.000Sangat Kuat

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASANA. Analisis Univariat

1. Gambaran kadar kolesterol lansia (Variabel bebas)Tabel 3.1 Distribusi kadar kolesterol lansia.

VariabelMeanSDMin-Maks

Kadar Kolesterol230.0846.320105-323

Hasil analisis didapatkan rata-rata kadar kolesterol lansia adalah 230.08Mg/dL dengan standar deviasi 46.32Mg/dL. Kadar kolesterol terendah 105Mg/dL dan tertinggi 323Mg/dL.2. Gambaran pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan pada lansia (Variabel terikat)Tabel 3.2 Distribusi pengukuran fungsi paru lansia sebelum pengobatan

VariabelMeanSDMin-Maks

Fungsi paru sebelum pengobatan1.5170.9910-387

Dari data di atas didapatkan rata-rata pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan adalah 1,517mmHg dengan standar deviasi sebesar 0.991mmHg. Fungsi paru terendah adalah 0 dan yang tertinggi sebesar 387mmHg.

B. Analisis Bivariat

1. Analisis korelasi kadar kloesterol dan pengukuran fungsi paru sebelum pengobatan pada lansia

Tabel 3.3 Distribusi korelasi antara kadar kolesterol dan fungsi paru sebelum pengobatan pada lansia.VariabelnRp

Kadar Kolesterol50-0.2510.79

Fungsi paru sebelum pengobatan50-0.2510.079

Dari hasil di atas diperoleh, nilai signifikansi 0.079 yang menunjukan bahwa korelasi antara kadar kolesterol dan fungsi paru sebelum pengobatan adalah tidak bermakna. Nilai korelasi sebesar -0.251 menunjukan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang sangat rendah.BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Panti sosial tresna werda mengenai hubungan kadar kolesterol dengan fungsi paru sebelum pengobatan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:1. Rata-rata kadar kolesterol lansia adalah 230.08Mg/dL dimana kadar kolesterol terendah 105Mg/dL dan tertinggi 323Mg/dL.2. Fungsi paru rata-rata sebelum pengobatan adalah 1,517mmHg dimana fungsi paru terendah adalah 0 dan yang tertinggi sebesar 387mmHg.3. Korelasi antara kadar kolesterol dengan fungsi paru lansia sebelum dilakukan pengobatan adalah tidak bermakna, selain itu korelasi bersifat negative dengan kekuatan yang sangat rendah.Lampiran 1. Uji normalitas data korelasi antara kadar kolesterol dengan fungsi paru lansiaTests of Normality

Kolmogorov-SmirnovaShapiro-Wilk

StatisticDfSig.StatisticdfSig.

Kolesterol .08850.200*.97950.528

fungsi paru sebelum.11850.080.95050.034

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 2. Hasil perhitungan korelasi anatar kadar kolesterol dengan fungsi paru lansiaCorrelations

Kolesterol fungsi paru sebelum

Spearman's rhoKolesterol Correlation Coefficient1.000-.251

Sig. (2-tailed)..079

N5050

fungsi paru sebelumCorrelation Coefficient-.2511.000

Sig. (2-tailed).079.

N5050

Kadar Kolesterol

Fungsi Paru Sebelum Pengobatan

Tugas Biostatistika| 8