Upload
adhitya-kuswantoro
View
45
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Diajukan Ke PT TOTAL E&P INDONESIE
EVALUASI FORMASI
BERDASARKAN DATA WIRELINE LOG
PADA DAERAH “X” SUMUR “Y”
OLEH :
DESKA BAYU MINARNO 111 090 049
HERMAWAN AGUS PRASETYO 111 090 106
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2012
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geologi , Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, tahun ajaran 2012 setiap mahasiswa
dalam mencapai gelar kesarjanaan program pendidikan strata 1 sebelum melakukan
Tugas Akhir perlu melaksanakan kerja praktek yang topiknya sesuai dengan teori yang
didapat dalam bangku kuliah serta aplikasinya dilapangan kerja. Pada kesempatan ini
judul yang diambil : Evaluasi Formasi Berdasarkan Data Wireline Log Pada Sumur
“X” Daerah “Y”.
Dalam proses eksplorasi dalam dunia perminyakan diperlukannya ketelitian,
kecermatan dan ketepatan sehingga dapat menghindari kerugian bagi perusahaan.
Dalam kegiatan eksplorasi terdapat dua kegiatan yaitu penyelidikan geologi permukaan
(surface investigation) dan penyelidikan geologi bawah permukaan (subsurface
investigation). Kemajuan teknologi telah menghasilkan data-data bawah permukaan
yang dapat menampilkan dengan akurasi tinggi gambaran bawah permukaan. Berupa
data seismic, data log, data core ataupun cutting. Sehingga telah melampaui data-data
yang dihasilkan dari penyelidikan
Dalam pekerjaan eksplorasi minyak dan gas bumi tahapan evaluasi formasi
secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data wireline log (log mekanik) merupakan
salah satu tahapan yang penting dilakukan dan merupakan salah satu kriteria utama
sebagai dasar dalam mengambil keputusan geologi pada eksplorasi migas.
Log mekanik dapat digunakan untuk menentukan karakteristik fisik batuan
seperti litologi, porositas, geometri pori dan permeabilitas mengidentifikasikan zona-
zona produktif, menentukan ketebalan dan kedalaman zona produktif, menentukan
kandungan fluida dalam reservoar dan memperkirakan cadangan hidrokarbon. Sehingga
mengevaluasi formasi dengan data log mekanik sangat penting untuk mengetahui
bagaimana fluida yang terdapat didalamnya dapat keluar melalui sistem pori-pori guna
meramalkan kejenuhan dan volume dari hidrokarbon yang dapat bergerak.
Log merupakan salah satu gambaran terhadap kedalaman (satuan waktu) dari
satuan perangkat kurva yang mewakili parameter-parameter yang diukur secara
menerus di dalam suatu sumur (Schlumberger ,1986). Parameter yang biasa diukur
adalah sifat kelistrikan (spontaneous potensial), tahan jenis batuan, daya hantar listrik,
sifat keradioaktifan dan kemenerusan sifat gelombang suara (sonic/akustik). Metoda
perekamannya dengan cara menurunkan suatu sonde atau peralatan ke dasar
lubang pemboran.
I.2 Maksud dan Tujuan
1. Memenuhi salah satu kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geologi,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Mengaplikasikan teori dan konsep-konsep yang telah diterima dikuliah dan
menerapkanya pada kondisi lapangan yang sebenarnya, khususnya data-
data log mekanik dalam pengolahan dan interprentasi pada eksplorasi
minyak dan gas bumi.
3. Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan
dan teknik pengolahan dan interprentasi data yang digunakan.
4. Sebagai bekal dimasa depan dan menambah wawasan dan kemampuan
bagi mahasiswa dalam pengoptimalan pengetahuan serta pengalaman kerja
di lapangan.
II. DASAR TEORI
Evaluasi formasi adalah suatu proses analisis ciri-ciri dan sifat-sifat batuan
dibawah permukaan tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur,
dengan tujuan utamanya adalah : mengidentifikasi reservoar, perkiraan cadangan
hidrokarbon ditempat dan perkiraan perolehan hidrokarbon. Pengukuran dalam lubang
sumur ini salah satunya adalah log sumur dengan tabel (wireline log).
Log sendiri merupakan suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari suatu perangkat
kurva yang mewakili parameter-parameter yang diukur secara menerus dalam suatu
sumur ( Schlumberger, 1986). Adapun parameter yang diukur adalah sifat kelistrikan,
tahanan jenis batuan, daya hantar listrik, sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan
gelombang suara. Metode perekamannya adalah dengan cara menurunkan suatu alat
atau sonde kedasar lubang pemboran. Kemudian alat tersebut ditarik dengan
kecepatan tetap dan untuk mendapatkan data yang akurat seringkali dilakukan
beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda.
Dalam mengevaluasi suatu formasi dilakukan dengan 2 macam evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Kualitatif
Pada evaluasi kualitatif ini parameter-parameter yang dievaluasi antara lain :
A. Zona batuan reservoir
Batuan reservoir yang sarang dapat dibedakan dengan zona batuan kedap
dengan melihat bentuk-bentuk kurva log. Adapun kenampakan antara lapisan
batuan kedap dengan batuan sarang pada log adalah:
Zona batuan kedap dicirikan oleh :
1. Harga kurva sinar gamma yang tinggi
2. Tidak terbentuk kerak Lumpur pemboran, diameter lubang bor kadang-
kadang membesar (tidak selalu)
3. Adanya separasi negatif pada mikrolog
4. Harga tahanan pada zona terusir (Rxo) hampir sama dengan tahanan
jenis formasi (Rt)
5. Harga porositas netron lebih tinggi dari pada harga porositas densitas.
Zona batuan reservoir yang sarang dicirikan :
1. Harga kurva sinar gamma yang rendah
2. Harga kurva SP menjauhi garis dasar serpih
3. Terbentuknya kerak lumpur pemboran
4. Adanya separasi positif pada mikro log
5. Mempunyai harga porositas menengah sampai tinggi
B. Jenis litologi
Jenis litologi zona reservoir dapat ditentukan berdasarkan kenampakan defleksi
log tanpa melakukan perhitungan. Adapun kenampakan litologi batuan reservoir
adalah sebagai berikut :
Batupasir pada log dicirikan :
1. Defleksi sinar gamma rendah
2. Terjadi separasi positif pada kurva tahanan jenis mikro
3. Kadang-kadang mempunyai diameter lubang bor yang relatif lebih kecil
karena cenderung membentuk kerak lumpur yang tebal
Batugamping pada log dicirikan:
1. Defleksi kurva sinar gamma rendah
2. Harga b lebih tinggi (lebih tinggi daripada batupasir)
3. Terjadi separasi pada kurva tahanan jenis mikro apabila batugamping
tersebut porous, dan terjadi separasi negatif bila batugamping tidak
porous
4. Kurva log netron berhimpit dengan kurva log densitas
5. Lubang bor kadang-kadang membesar
C. Jenis cairan pengisi formasi
Untuk membedakan jenis cairan yang terdapat dalam formasi apakah air,
minyak atau gas dapat ditentukan dengan melihat log tahanan jenis dan
gabungan log netron-densitas. Zona hidrokarboan ditujukan dengan adanya
separasi antara harga tahanan jenis zona terusir (Rxo) dengan harga tahanan
jenis formasi (Rt). Separasi tersebut dapat positif atau negatif tergantung pada
harga Rmf / Rw. Untuk harga Rmf yang lebih besar daripada harga Rw (harga
Rmf / Rw > 1), harga perbandingan Rxo dengan Rt akan maksimum dan hampir
sama dengan harga Rmf / Rw di zona air. Nilai Rxo / Rt yang lebih rendah
daripada harga maksimum tersebut menunjukan adanya hidrokarbon dalam
formasi. Pada lubang bor dimana harga Rmf < daripada harga Rw (Rmf / Rw
kecil), zona hidrokarbon ditunjukan oleh harga Rxo / Rt < 1.
Untuk membedakan gas atau minyak yang terdapat dalam formasi
dapat dilihat pada gabungan log netron-densitas. Zona gas ditujukan oleh
harga porositas netron yang jauh lebih kecil daripada harga porositas densitas,
sehingga akan ditujukan oleh separasi kurva log netron dan log densitas yang
lebih lebar.
Dalam zona minyak kurva netron dan kurva densitas membentuk
separasi positif yang lebih sempit daripada zona gas (dalam formasi bersih).
Pada zona lempungan kurva netron dan densitas berhimpit atau membentuk
separasi negatif ( Harga porositas netron lebih besar daripada harga porositas
densitas).
Zona air ditujukan oleh separasi kurva netron dan densitas yang sempit
atau berhimpit. Zona air dibedakan dengan zona minyak dengan melihat harga
tahan jenisnya. Zona akan menunjukan harga tahanan jenis formasi (Rt) yang
lebih tinggi daripada zona air.
D. Mobilitas hidrokarbon
Dalam suatu sumur hidrokarbon, seluruh cadangan hidrokarbon
didalam resevoir tidak dapat dikeluarkan semua, ada hidrokarbon yang tersisa
didalam formasi, karena mobilitas hidrokarbon tersebut dipengaruhi oleh
densitas dan viskositas dari hidrokarbon tersebut sehingga berdasarkan
perbandingan kejenuhan air formasi (Sw) dengan kejenuhan air pada zona
terusir (Sxo) dapat ditentukan apakah hydrokarbon yang dapat bergerak atau
hydrokarbon yang tidak dapat bergerak.
2. Evaluasi Kuantitatif
Pada melakukan evaluasi kuantitatif parameter-parameter yang harus diidentifikasi
adalah :
A. Litologi
Untuk menetukan litologi suatu formasi digunakan log sonik log
densitas dan log netron. Untuk mengidentifikasi litologi suatu formasi dapat
digunakan metoda :
Plot M-N
Plot M/N
Semua perhitungan diatas menggunakan persamaan dari
Schlumberger, (1972).
B. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai volome pori-pori persatuan volume dari
suatu formasi. Nilai dari kesarangan dari suatu formasi dapat ditentukan
dari log netron, densitas dan sonik. Adapun perhitungan mencari harga
kesarangan adalah sebagai berikut:
Dengan mengunankan log densitas
Dengan menggunakan log netron
Dengan menggunakan log sonik
C. Tahanan jenis air formasi (Rw)
Tahanan jenis air formasi merupakan tahanan jenis air yang terdapat
dalam formasi sebelum formasi tersebut ditembus oleh bit pemboran yang
sering disebut connate water.
Tahanan jenis air formasi dapat ditentukan dengan 4 jenis metoda:
Metoda Rwa
Metoda Sp
Rw dari test produksi
Rw ditentukan dari harga yang sudah diketahui
D. Tahanan jenis cairan Lumpur (Rmf)
X R1
Dimana : Rmf = Tahanan jenis mud filtrat pada kedalaman
tertentu(ohmm)
Ts = Suhu permukaan (0F)
Tf = Suhu formasi (0F)
R1 = Rmf di permukaan dilihat dari log header
E. Tahanan jenis formasi (Rt)
Tahanan jenis formasi (Rt) merupakan harga tahanan jenis dari
formasi yang cukup jauh dari bor dan tidak dipengaruhi oleh pemboran
atau invasi ,sehingga tahanan jenis tersebut merupakan harga tahanan
jenis yang aktual.
Harga tahanan jenis tersebut dapat langsung dibaca pada log
tahanan jenis dengan alat yang dalam (LLD/Laterallog deep) atau dari log
induksi (ILD/introduction log deep).
F. Tahanan jenis zona terusir (Rxo)
Harga tahannan jenis dari zona terusir (Rxo) ini dapat dibaca pada
log MSFL (Micro Spherical Focused Log) atau dari log MLL (Micro Lateral
Log).
Rmf =Ts + 6,77
Tf + 6,77
G. Kejenuhan air pada zona terusir (Sxo)
Kejenuhan air pada zona terusir dapat ditentukan dengan
mengguanakan persamaan modifikasi Simandoux (1986).
H. Kejenuhan air formasi (Sw)
Harga kejenuhan air formasi dapat ditentukan dengan
menggunankan persamaan dari Schlumberger (1972) atau modifikasi
Simandoux (1986).
I. Indeks Mobilitas Hidrokarbon
Harga indeks hidrokarbon yang terakumulasi dalam suatu formasi
dapat ditentukan dari harga Sw dan Sxo ,yaitu merupakan harga
perbandingan dari Sw per Sxo .Jika didapat Sw/Sxo = 1, maka minyak
yang terdapat didalam batuan reservoir termasuk minyak yang tidak
dapat bergerak.
Sw/Sxo < 1, maka termasuk hidrokarbon yang dapat bergerak
(moveable hydrocarbon ), dan suatu akumulasi hidrokarbon akan
komersial jika harga Sw/Sxo < 0,7.
Konsep hidrokarbon bergerak (moved hydrocarbon) ini lebih baik
digunakan untuk reservoir-reservoir minyak daripada reservoir-reservoir
gas (Schlumberger, 1985/86).
J. Kejenuhan Hidrokarbon Yang Dapat Bergerak
Dalam suatu sumur hidrokarbon, seluruh cadangan hidrokarbon
didalam resevoir-reservoir tidak dapat dikeluarkan semua, ada hidrokarbon
yang tersisa didalam formasi .Kejenuhan hidrokarbon sisa pada zona
dirumuskan sebagai :
Shr = 1 – Sxo
Kejenuhan hidrokarbon yang dapat bergerak adalah sebesar
kejenuhan hidrokarbon (Sh) dari formasi dikurangi harga hidrokarbon sisa
(Shr) ,atau sama dengan harga kejenuhan air pada zona terusir (Sxo)
dikurangi harga kejenuhan air formasi (Sw).
K. Volume Hidrokarbon Yang Dapat Bergerak
Dengan mengetahui harga kejenuhan hidrokarbon yang dapat
bergerak, akan dapat ditentukan juga besarnya volume hidrokarbon yang
dapat naik ke permukaan. Dengan mengetahui prosentase volume
hidrokarbon yang bergerak ini akan dapat diketahui ekonomis tidaknya
suatu cadangan hidrokarbon dalam reservoir .
Bagian-bagian Log :
a. Kepala Log (Heading)
Sebuah Log umumnya memiliki judul/kepala pada bagian atas yang mencantumkan
semua informasi yang berhubungan dengan sumur, misalnya jenis instrumen yang
digunakan, kalibrasi instrumentasi, komentar-komentar mengenai pengukuran, skala
kurva dan informasi lainnya
b. Kolom Log (Track)
Umumnya terdiri dari 3 macam kolom kurva, yang dikenal sebagai kolom1,2 dan 3,
dihitung dari kiri kekanan. Kolom kedalaman memisahkan kolom1 dan 2 dan tiap
kolom kurva boleh memuat lebih dari satu kurva. Biasanya dicetak pada kertas
dengan ukuran 11” terdiri dari satu kolom kedalaman dan beberapa kolom kurva ,
dimana angka kedalaman membagi sumbu panjang log dengan pembagian skala
tertentu. Kadang-kadang bisa terdiri atas 4 kolom kurva dan 1 kolom kedalaman
atau lebih banyak lagi tergantung kebutuhan .
c. Skala Log
Skala log ditampilkan pada kepala log dalam skala linier maupun logaritmik.
d. Skala Kedalaman
Terdiri dari dua skala kedalaman (standar) yang satu digunakan untuk korelasi
sedangkan yang lain digunakan untuk keperluan interpretasi yang rinci. Satuan
kedalam bisa dalam kaki (Feet) atau meter tergantung satuan yang digunakan dalam
perusahaan minyak.
Pada skala korelasi, garis-garis kedalaman akan terjadi setiap 5 meter atau 10 kaki,
sedangkan skala rinci terjadi setiap 1 meter atau 2 kaki.
e. Kecepatan Logging
Kecepatan loging terekam pada sisi kiri dan kanan dari log lapangan, berupa garis
patah-patah. Garis ini akan terbentuk setiap satu menit dan panjang garis tersebut
dalam meter atau kak (feet) sehingga jika dikalikan 60 menit akan didapatkan
kecepatan loggin dalam meter per jam atau feet per jam.
Khususnya pada log nuklir, kecepatan loging sangat berpengaruh terhadap
keakuratan data statistik yang diambil (LQC). Jika kecepatan loging tinggi maka data
yang diambil mempunyai angka statistik yang rendah sehingga resolusi kurva
menjadi rendah sebaliknya jika kecepatan loging rendah, walaupun banyak data
yang terekam tapi secara keseluruhan mungkin tidak diparlukan sehingga tidak
efisien.
f. Corak Kurva
Setiap kurva ditunjukkan dengan corak yang unik, ada yang berbentuk garis patah
panjang, garis pendek patah, garis lurus, garis titik dan titik-titik. Ada juga yang
menggunakan warna untuk masing masing kurva yang tujuannya untuk
memudahkan dalam pembacaan kurva tersebut.
Jenis-jenis log yang sering digunakan untuk evaluasi formasi antara lain :
1. Log Spontaneous Pontensial (SP)
Digunakan untuk :
menentukan jenis litologi
menentukan kandungan lempung
Vlp = 1 – (sp/ssp)
Dimana : Vlp = Volume lempung
Sp = Harga kurva sp dari formasi (dibaca dari log)
Ssp = Static spontaneous potensial
menentukan harga tahanan jenis air formasi (Rw)
2. Log Gamma Ray
Digunakan untuk :
menentukan jenis litologi
menentukan volume lempung
Vlp =GRlog - GRmin
GRmax - GRmin
Dimana : Vlp = Volume lempung
GRlog = Harga kurva GR formasi
GRmin = Harga log GR minimum
GRmax = Harga log GR maksimum
3. Log Resistivitas
Tipe-tipe log resistivitas yang digunakan untuk mengukur resistivitas formasi yaitu :
log induksi
log elektroda
Digunakan untuk :
mendeterminasi kandungan fluida dalam batuan reservoar
mengidentifikasikan zona permeable
menentukan porositas
4. Log Densitas
Digunakan untuk :
identifikasi litologi
menentukan porositas
identifikasi adanya kandungan gas
mendeterminasi densitas hidrokarbon
5. Log Netron
Digunakan untuk :
identifikasi litologi
menentukan porositas
identifikasi adanya gas
6. Log Sonik
Digunakan untuk :
identifikasi litologi
menentukan porositas
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
Data Literature, Jurnal, Makalah dan Laporan penelitian terdahulu
Data Log mekanik dari sumur-sumur pemboran
Data Geologi bawah permukaan lainnya sebagai data pendukung
3.2. Analisa Data
Analisa data dan evaluasi data dari kurva log hasil logging pada sumur-sumur
pemboran yang kemudian digunakan untuk menganalisa sifat-sifat fisik litologi dari
kandungan fluida.
3.3. Interpretasi Data
Dari analisa data digunakan untuk identifikasi reservoir, menentukan zona-zona
produktif hidrokarbon dan memperkirakan cadangan hidrokarbon pada suatu
formasi yang berfungsi sebagai reservoir.
3.4 Rencana Susunan laporan kerja.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Persembahan
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Metode Penelitian
1.4. Lokasi Daerah, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN “X”
BAB III. TINJAUAN GEOLOGI
3.1. Geologi Regional Daerah Telitian
3.1.1. Sedimentasi cekungan Daerah Telitian.
3.1.2. Stratigrafi Regional
3.1.3. Struktur Geologi
3.2. Geologi Daerah Telitian
3.3. Batuan Induk, Reservoar, Penutup dan Migrasi Hidrokarbon
3.4. Porositas dan Permeabilitas
3.5. Sifat Listrik Batuan
3.6. Sifat Radioaktif
BAB.IV. KARAKTERISTIK FORMASI BERDASARKAN LOG
4.1. Dual Laterolog MSFL
4.1.1. Kurva SP log
4.1.2. Kurva GR log
4.1.3. Kurva Resistivity
4.2. Spectral Density Dual Speed Neutron log
4.2.1. Kurva Neutron Porosity
4.2.2. Kurva Bulk Density
4.3. Porosity
4.4. Saturasi
4.4.1. Saturation water (Sw)
4.4.2. Saturation Transition Zone (Sxo)
BAB. V. PERHITUNGAN POROSITAS, SATURASI, VOLUME HC
5.1. Porositas
5.2. Saturasi
5.2.1. Saturation water (Sw)
5.2.2. Saturation Transition Zone (Sxo)
5.3. Volume Hidrokarbon
5.4. Litologi Batuan
BAB VI. EVALUASI POTENSI CADANGAN HIDROKARBON
6.1. Tinjauan Umum dan Interpretasi Kualitatif Wireline Log
6.1.1. Macam Wireline log dan Kegunaannya
6.1.2. Interpretasi Kualitatif Wireline log
6.2. Perhitungan Potensi Cadangan Hidrokarbon
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IV. TEMPAT PELAKSANAAN
Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT TOTAL E&P INDONESIE
V. WAKTU PELAKSANAAN
Setelah disesuaikan dengan jadwal akedemik, waktu pelaksanaan kerja praktek ini
dilaksanakan selama satu bulan dan direncanakan pada bulan Maret 2013 atau
pada waktu lain yang telah ditentukan dengan penyesuaian jadwal perusahaan.
Rencana kerja yang diusulkan :
KegiatanMinggu
ke 1
Minggu
ke 2
Minggu
ke 3
Minggu
ke 4
Studi Literatur
Praktek Lapangan dan
Pengumpulan Data
Analisa Data
Interpretasi data dan Diskusi
Presentasi and Evaluasi
VI. ALAT DAN FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan penelitian maka dibutuhkan beberapa alat pendukung
yang diantaranya:
1. Data wireline log
2. Literatur yang berkait
3. Peralatan yang menunjang penelitian
Fasilitas:
1. Akses ke perpustakaan
2. Akses internet
3. Akses untuk penggandaan data
VII. PENUTUP
Dengan diberikannya kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kerja
praktek di perusahaan akan lebih mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa pada
lingkungan kerja yang nyata dan akan dapat membuka wawasan mahasiswa pada
bidang teknologi geologi yang dipakai dalam dunia perusahaan, sehingga
keterkaitan antara Lembaga Perguruan Tinggi dan dunia kerja semakin dapat
ditingkatkan.
Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh mahasiswa yang hasil kerja praktek akan disusun dalam
bentuk laporan dan akan dipresentasikan di universitas (jurusan).
VII. LAMPIRAN
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan, kami lampirkan beberapa
dokumen, antara lain:
Surat pengantar kerja praktek dari Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Transkrip IP sementara
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Diajukan Ke PT TOTAL E&P INDONESIE
“EVALUASI FORMASI BERDASARKAN DATA WIRELINE LOG
PADA DAERAH “X” SUMUR “Y””
Yogyakarta, 6 November 2012
Mahasiswa,
Hermawan Agus Prasetyo Deska Bayu Minarno
NIM. 111 090 106 NIM. 111 090 049
Menyetujui ,
Dosen Pembimbing
Ir. H. Kuwat Santoso, M.T NIP. 19530721 198603 1 001