Upload
syahrul-upe
View
1.874
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
A. PENGANTAR
Salah satu tujuan dari perbankan Indonesia adalah peningkatan kesejahteraan rakyat lahir
dan batin. Hal ini terdapat dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan, menyebutkan:
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.1
Dalam konteks tersebut, pegawai negeri sipil adalah obyek dan subyek dari pembangunan
haruslah mendapatkan perhatian khusus dalam meningkatkan kesejahteraannya agar mereka
dapat hidup layak sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat.
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian menyebutkan:
Pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.2
Dalam rangka membantu pegawai negeri sipil untuk meningkatkan kesejahteraannya, maka
Bank Sulsel mengeluarkan Skim kredit khusus untuk pegawai negeri sipil yang gajinya
dibayarkan pada Bank Sulsel yaitu: kredit renovasi dan pembangunan rumah (KRIDA) dan
kredit umum lainnya (KUL). Dalam penyalurannya tidak semuanya dapat dikategorikan lancar
dan hal inilah yang menyebabkan menarik untuk dilakukan penelitian.
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
2
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran dan arti penting penelitian ini maka ada dua
permasalahan pokok yang memerlukan kajian, yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian kredit (KRIDA dan KUL) kepada Pegawai Negeri
Sipil di PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan.
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada skim kredit KRIDA
dan KUL di PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Selatan.
C. Cara Penelitian
A. Faedah Yang Diharapkan
Faedah yang diharapkan dari penelitian ini bahwa penelitian ini dapat menambaj ilmu
pengetahuan khususnya di bidang perkreditan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil
dan masukan kepada manajemen mengenai faktor penyebab macetnya kredit KUL dan
KRIDA.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam pelelitian ini untuk mengetahui proses
pelaksanaan pemberian kredit KUL dan KRIDA serta faktor penyebab timbulnya kredit
macet untuk kedua skim kredit tersebut di Bank Sulsel.
C. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
Penelitian ini menekankan pada penelitian empiris, demi menunjang dan
melengkapi data maka dilakukanlah penelitian yuridis normative dengan
mempergunakan kaedah hukum yang mengatur tentang pelaksanaan perjanjian kredit
3
kepada pegawai negeri sipil di Kota Makassar, khususnya Bank Sulsel Kantor
Cabang Utama Makassar demi memperoleh data sekunder.
Laporan penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni menggambarkan fakta di
lapangan dan dengan yuridis normatif, fakta tersebut mempunyai makna dan kaitan
dengan permasalahan yang diteliti. Dari penelitian ini diharapkan memperoleh
gambaran mengenai pelaksanaan pemberian kredit KRIDA dan KUL kepada pegawai
negeri sipil dan faktor penyebab timbulnya kredit macet untuk kedua skim kredit.
2. Data yang Diperlukan
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui
penelitian kepustakaan (studi dokumen) dan penelitian lapangan (empiris):
a. Penelitian kepustakaan
Secara singkat, studi kepustakaan membantu penulis dalam mencari teori atau
landasan berpikir yang tepat sebagai penguat proses penyelesaian masalah, yang
disesuaikan dengan lingkup permasalahan yang ada. Berdasarkan ini, maka
penulis melakukan meneliti pada perpustakaan dengan berdasarkan pada:
1. Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder untuk
memperoleh data tersebut dilakukan telaah terhadap bahan-bahan hukum.
2. Bahan-bahan hukum
a. Bahan hukum primer, merupakan bahan hukum yang mengikat ;
b. Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang mengjelaskan
tentang bahan hukum primer;
c. Bahan hukum tersier.
4
b. Penelitian Lapangan
Data yang diperoleh dari penelitian lapangan adalah data primer, yang
mempunyai kaitan dengan masalah analisis hukum tentang penyaluran kredit.
lokasi dan subyek penelitian telah ditentukan untuk memperoleh data primer.
3. Lokasi Penelitian
Untuk lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Makassar, disebabkan karena
jumlah populasi Pegawai Negeri Sipil yang cukup banyak.
4. Subyek Penelitian
Sebagai subyek dari penelitian ini terdiri atas; pemimpin Divisi Kredit dan
Cabang utama Makassar serta pegawai negeri sipil yang berdomisili di Makassar.
Penentuan subyek penelitian ini didasari pada kedudukannya sebagi pembuat
kebijakan yaitu Pemimpin Divisi Kredit dan pelaksana kebijakan yaitu Pemimpin
cabang dan account officer.
Metode purposive sampling ini dipergunakan dengan pertimbangan bahwa subyek
penelitian mengalami sendiri atas penyaluran kredit KUL dan KRIDA serta
terbatasnya tenaga, biaya dan terutama waktu.
Berikut ini gambaran secara singkat tentang jenis dan jumlah responden, yaitu:
1) Pejabat pada Bank Sulsel baik itu di kantor pusat maupun di Kantor cabang
utama Makassar yang terdiri atas 2 (dua) orang, yaitu: Pemimpin Divisi Kredit
dan Pemimpin Cabang Utama Makassar;
2) Account Officer yang juga merupakan senior account officer;
3) Para nasabah dari kredit KUL dan KRIDA yaitu PNS Tingkat I dan II.
5
5. Alat dan Cara Pengumpulan Data
Atal dan cara pengumpulan data untuk penelitian ini terdiri atas:
a. Studi dokumen dan;
b. Wawancara
6. Pengolahan dan Analisis Data
Dari semua data tersebut kemudian dilakukan analisis dan ditafsirkan secara
langsung sistematis dengan menggunakan metode kualitatif logis sehingga
kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara rasional sistematis
dalam artian bahwa setiap bagian yang dianalisis saling berkaitan satu dengan yang
lainnya atau merupakan kebulatan yang saling terkait dengan apa yang dinyatakan
oleh responden secara tertulis atau lisan yang nyata dalam hal melaksanakan
penelitian secara wawancara.
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Proses Penyaluran Kredit
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil survei ditemukan bahwa syarat dan ketentuan dalam
pemberian kredit KRIDA dan KUL adalah sangat mudah, dibuktikan presentase
koresponden yang menjawab sebesar 90 % (sembilan puluh persen) sementara
yang menyatakan tidak adalah sebesar 10 % (sepuluh persen).
Mengenai proses pemberian kredit KUL dan KRIDA yang dimulai dari
pembahasan hingga pencairan kredit, berdasarkan hasil survei sebesar 40%
(empat puluh persen) yang menyatakan mudah dan cepat. Untuk yang menjawab
6
tidak mengenai proses pemberian kredit KUL dan KRIDA adalah sebesar 60%
(enam puluh persen). Hal ini terjadi dikarenakan kurang mengertinya nasabah atas
prosedur pemberian kredit di samping bank juga harus berhati-hati dalam
penyaluran kredit dikarenakan dana yang diperoleh merupakan milik masyarakat.
3Menurut Irfan Wiraguna Roem, senior account officer perkreditan:
1) Tujuan pemberian kredit KRIDA adalah untuk pembelian, renovasi rumah
atau pembelian kapling sementara KUL bertujuan untuk pemenuhan
kebutuhan yang mendesak, seperti: biaya sekolah, dan lain sebagainya.
2) a. Persyaratan KRIDA terdiri atas:
1. Copy Kartu Tanda Penduduk baik suami atau istri;
2. Copy Surat nikah bagi yang telah menikah atau surat cerai bagi yang
telah bercerai;
3. Copy surat keputusan (SK) pengangkatan PNS dan SK terakhir,
Ampra gaji (perincian gaji) ;
4. Copy bukti sertifikat tanah yang akan diagunkan;
5. Copy IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) baik untuk pembelian
rumah, renovasi atau pembangunan. (dikecualikan untuk pembelian
tanah kapling);
6. Copy Pajak Bumi dan Bangunan tahun lalu atau berjalan;
7. RAB (Rencana Anggaran Biaya) bagi yang akan digunakan untuk
renovasi/pembangunan rumah.
b. Persyaratan KUL terdiri atas:
1. Syarat 1 sampai 3 sama untuk kredit KRIDA;
3 Irfan Wiraguna Roem, account officer, wawancara, Selasa, 19 Agustus 2008.
7
2. Photo copy kartu Taspen dan Kartu Pegawai.
3) Penyaluran kredit KRIDA dimulai dari:
a. Permohonan Kredit dan copy berkas yang disyaratkan.
b. Penilaian nasabah dan pengecekan status nasabah melalui sistem
informasi debitur/SID (BI Checking);
c. Account Officer melakukan taksasi bersama juru taksasi atas agunan;
d. Account officer memberikan hasil pekerjaannya kepada loan committe
di mana loan committee menentukan layak tidaknya nasabah tersebut
mendapatkan kredit, bila disetujui maka keluar surat penerimaan kredit
dan hal ini juga berlaku bila ditolak;.
e. Pengecekan sertifikat oleh notaris dan mengorder pembuatan
perjanjian kredit yang dilakukan atas permintaan Account officer;
f. Account officer menyiapkan berkas intern yang harus ditandatangani
oleh nasabah, yang terdiri atas: Surat Permohonan, Surat Pemotongan
gaji dan Pemotongan rekening tabungan, formulir asuransi jiwa dan
asuransi kebakaran bila ada bangunan serta surat pernyataan di bawah
tangan apabila nasabah pensiun dini pembayaran pensiunannya harus
melalui Bank Sulsel;
g. Account officer meminta hasil pemeriksaan sertifikat tanah dari notaris
dan bila hasil pemeriksaan sertifikat tanah tersebut bebas sengketa dan
hak tanggungan, maka account officer memberitahukan nasabah untuk
segera melakukan penandatanganan dengan membawa asli sertifikat
dan IMB. Bila hasil pemeriksaan agunan bermasalah maka AO akan
8
memberitahu melalui telpon dan surat secara resmi bahwa permohonan
kreditnya ditolak;
h. Perjanjian kredit dibuat secara notaril, dibacakan isinya dan
ditandatangani dihadapan notaris dan Pihak bank juga menjelaskan isi
berkas sebelum dan pada saat ditandatangani oleh nasabah;
i. Bank memotong dari rekening nasabah atas pencairan kredit untuk
biaya profisi, asuransi jiwa dan bangunan, pengikatan, pemasangan
hak tanggungan dan fee notaris serta angsuran pertama. Nasabah
menerima hasil pencairan melalui rekening tabungan.
4) Penyaluran kredit KUL dimulai dari:
a. Langkah awal dan kedua pada kredit Krida juga dilakukan bagi KUL;
b. Account officer membuat laporan informasi debitur dengan tembusan
kepada Kepala Bagian Kredit cabang utama Makassar;
c. Pemanggilan nasabah oleh AO untuk menandatangani Perjanjian
Kredit dan juga membawa asli berkas yang disyaratkan;
d. Nasabah menandatangani berkas yang telah ditentukan oleh Bank,
perjanjian kredit dan surat pemotongan gaji yang mana kesemuanya
dibuat di bawah tangan dan surat pernyataan bahwa apabila pensiun
dini maka pensiunannya dibayarkan melalui Bank Sulsel serta AO
juga menjelaskan secara singkat isi dari perjanjian kredit tersebut serta
menerima berkas yang telah diberitahukan kepada nasabah;
e. Untuk kredit di bawah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta) nasabah juga
menandatangani formulir asuransi kredit dan bila diatas Rp.
9
30.000.000,- (tiga puluh juta) di samping asuransi kredit juga
dikenakan asuransi jiwa;
f. Uang hasil pencairan disalurkan melalui rekening tabungan nasabah
setelah penandatangani Perjanjian Kredit dan telah dipotong oleh bank
untuk biaya-biaya yang telah ditentukan oleh bank.
2. Pembahasan
1. Berdasarkan pemeriksaan intern yang dilakukan oleh SKAI (Satuan Kerja
Audit Intern) sering ditemukan AO tidak melakukan BI Checking. Hal ini
disebabkan oleh ketidak-hatian AO dengan alasan adalah karena gaji yang
menjadi jaminan pembayaran kredit tersebut dibayar dan dipotong
langsung oleh Bank Sulsel di samping seringnya perangkat jaringan
telekomunikasi terputus.
2. 4Pemimpin cabang utama Makassar melanggar peraturan intern mengenai
asuransi kredit, pemimpin cabang utama Makassar memerintahkan
stafnya/AO untuk tetap mewajibkan setiap skim kredit KUL walau di
bawah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) di cover asuransi kredit.
Alasan dari tindakan itu, bertujuan untuk melindungi Bank karena
persentase kredit KUL dengan plafon di bawah Rp, 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah) lebih banyak dibandingkan kredit KUL di atas Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan juga presentase kemacetan
tinggi, di samping untuk meningkatkan fee base income.
4 YannuarFachrudin, Pemimpin cabang utama Makassar, wawancara, Selasa, 9 September 2008
10
3. Tindakan tersebut dapat dipertimbangkan alasannya, atas dasar itu
5Pemimpin Divisi Kredit Bank Sulsel berinisiatif melakukan negosiasi
kembali dengan asuransi jiwa supaya asuransi jiwa bisa juga bertindak
sebagai asuransi kredit. tindakan tersebut mendapatkan penolakan dari
Satuan Kerja Kepatuhan (SKKP) Bank Sulsel melalui kajian hukumnya.
Dimana SKKP menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan
karena melanggar Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Usaha Perasuransian. Atas saran dari SKKP, kiranya Bank Sulsel
melakukan negosiasi ulang dengan pihak asuransi kredit bukan dengan
perusahan asuransi jiwa dengan menambahkan 1 (satu) klausul Bank
Sulsel bisa mengajukan klaim Asuransi Kredit dengan alasan
meninggalnya nasabah atas usulan itu asuransi kredit menyetujuinya.
4. 6Dalam perkembangannya Bank Sulsel menghentikan skim kredit KRIDA
dengan alasan jangka waktu kredit tersebut sangat panjang di sehingga
mempengaruhi LDR (loan deposit rasio) Bank Sulsel.
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet pada Bank Sulsel
1. Hasil Penelitian
Risiko kredit merupakan risiko terbesar yang dihadapi oleh suatu bank di
samping risiko operasional. Pengertian risiko kredit adalah risiko kerugian
yang terkait dengan kemungkinan atas kegagalan counterparty dalam hal ini
penerima kredit tidak dapat memenuhi kewajibannya atau dengan kata lain
nasabah tidak bisa membayar kembali kredit yang telah diberikan oleh bank.
5 Zainal Abdi, Pemimpin Divisi Kredit Bank Sulsel, Jumat, 20 September 2008.6 Ibid
11
Dari hasil penelitian tersebut, sekitar 75% (tujuh puluh lima persen)
menjawab bahwa adanya keterkaitan antara kredit macet yang dimiliki oleh
bank sulsel dengan faktor intern sementa itu 15 % (lima belas persen)
memberikan jawaban bahwa tidak ada kaitannya antara faktor intern dengan
kredit macet yang terdapat pada Bank Sulsel Cabang Utama Makassar.
2. Pembahasan
Faktor penyebab timbulnya kredit macet untuk kredit Krida dan KUL adalah:
a. Karateristik Account Officer (AO)
AO tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian, AO tidak melakukan
cross check terhadap berkas-berkas yang diberikan oleh nasabah;
AO menerima dan meminta fee atas kredit yang telah dicairkan
kepada nasabah dan kedua hal tersebut dilarang oleh Bank Sulsel;
AO memberikan plafon kredit melebihi batasan yang telah
ditetapkan oleh Bank Sulsel di mana batasan tersebut adalah sebesar
60 % (enam puluh persen) dari gaji pegawai tersebut atau gabungan
gaji dari suami istri yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. Mutasi Pegawai Negeri Sipil
langkah awal ditempuh adalah Bank berusaha untuk mengetahui
lokasi di mana nasabah tersebut dimutasikan. Apabila mutasi
tersebut masih antar kabupaten dalam propinsi Sulawesi Selatan
maka cabang Bank Sulsel di mana nasabah tersebut bertugas
membantu melakukan pemotongan berdasarkan surat permohonan;
12
Bila mutasi antar propinsi maka Bank Sulsel meminta kepada
nasabah untuk melunasi kreditnya dengan cara meminta kepada
nasabah untuk mengambil kredit di Bank Pembangunan Daerah di
mana nasabah tersebut bertugas dan hasil pencairan dari kredit
tersebut di transfer ke Bank Sulsel. (take over);
Bila tetap tidak diketahui keberadaannya, maka Bank Sulsel
melakukan klaim ke perusahaan asuransi jiwa dengan menyatakan
bahwa nasabah tersebut telah meninggal yang dilengkapi surat
keterangan kematian dari rumah sakit dan tindakan ini atas
sepengetahuan pihak asuransi jiwa. Hal ini dilakukan guna
mencegah supaya jangka waktu pada polis asuransi jiwa tidak lewat
waktunya sebagaimana ditentukan pada polis asuransi jiwa.
Tindakan ini melanggar KUHPerdata Buku 1 (satu) mengenai orang
Pasal 463 hingga Pasal 495 dan KUHPidana. Kesemua hal tersebut
ditempuh hanya untuk Kredit KUL.
Untuk kredit KUL diatas Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)
pengajuan klaim kepada pihak asuransi disesuai dengan penyebab
macetnya kredit tersebut.
c. Adanya Permasalahan dengan Perusahaan Asuransi Jiwa
Pihak asuransi jiwa menolak klaim yang diajukan oleh Bank Sulsel
dengan alasan persyaratan yang telah ditentukan tidak lengkap.
Dalam mengatasi permasalahan itu ditempuhlah negosiasi;
13
Bila hasil negosiasi tersebut tidak berhasil bank berencana untuk
membawa permasalahan tersebut ke pengadilan akibatnya pihak
asuransi membayar klaim yang diajukan;
Atas tindakan tersebut pihak asuransi Jiwa Nusantara mengalah, hal
ini disebabkan karena Bank Sulsel merupakan salah satu pemegang
saham pada asuransi Askrida, induk dari asuransi Jiwa Nusantara di
samping itu, dengan ketatnya persaingan usaha asuransi maka untuk
mencari nasabah baru susah sehingga Bank Sulsel perlu
dipertahankan
d. Keterkaitan notaris terhadap penyaluran kredit KUL dan KRIDA
Perjanjian kredit KUL dibuat di bawah tangan dan oleh Bank lalu
melakukan waarmeking. Atas masukan notaris hal ini dirubah
dengan legalisasi;
Notaris membantu memeriksa agunan dan hukum perjanjian;
Hal ini menunjukkan keprofesionalnya sesuai dengan Pasal 15
Ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tenang Peraturan
Jabatan Notaris;
E. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas manak diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Bank Sulsel memiliki 2 (dua) skim kredit untuk pegawai negeri sipil, yaitu
KUL dan KRIDA, dengan perbedaan dari kedua produk tersebut adalah:
14
a. Kredit KRIDA di putuskan melalui loan committee, untuk KUL tidak;
b. Kredit KRIDA nasabah diwajibkan memiliki agunan berupa tanah, untuk
kredit KUL agunannya berupa Kartu Taspen, Surat Keputusan (SK)
pengangkatan pertama kali sebagai pegawai negeri sipil, SK terakhir dan
Kartu Pegawai (Karpet);
c. Nasabah kredit KUL dengan plafon di bawah Rp. 30.000.000,- (tiga puluh
juta rupiah) dilindungi asuransi kredit dan untuk kredit KUL dengan
plafon di atas Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta) dilindungi dengan
asuransi kredit dan asuransi jiwa. Pada Kredit KRIDA wajib dilindungi
asuransi jiwa dan asuransi kebakaran;
d. Jangka waktu kredit KRIDA lebih panjang dibandingkan dengan skim
kredit KUL.
2. Faktor-faktor penyebab timbulnya kredit macet pada kedua skim kredit
tersebut adalah:
a. Karateristik Account Officer (AO)
Berdasarkan hasil pemeriksaan SKAI Bank Sulsel banyak AO
melakukan kecurangan untuk kepentingan pribadinya.
b. Mutasi Pegawai Negeri Sipil
Mutasi pegawai negeri merupakan salah satu penyebab timbulnya
kredit macet. Hal ini disebabkan karena nasabah pindah tugas dan tidak
membayar hutangnya.
c. Adanya permasalahan dengan Asuransi Jiwa
15
Adanya permasalahan dengan pihak asuransi jiwa timbul karena pada
saat Bank mengajukan klaim untuk asuransi jiwa ditolak oleh perusahaan
asuransi jiwa dengan alasan bahwa terdapat berkas-berkas sebagaimana
disyaratkan dalam perjanjian kerjasama tidak dilengkapi
B. S a r a n
1. Bank Sulsel harus sering melakuan sosialisasi dan pelatihan mengenai
peraturan baik itu peraturan intern maupun peraturan Bank Indonesia dan
2. Perlunya ditingkatkan pengamanan dalam melaksanakan asas kehati-
hatian untuk mencegah timbulnya risiko kredit dan risiko hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab dan Himpunan Peraturan
Undang - undang No. 10 Tahun 1998 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta.
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas UU No.8 Tahun 1974 Mengenai Pokok-Pokok Kepegawaian. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor169 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890)