28
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DI BIDANG KEPEGAWAIAN PADA JAJARAN DINAS PENDIDIKAN OLEH : KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG 1

PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

  • Upload
    lytruc

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

PELAKSANAAN KEBIJAKANPEMERINTAH KOTA SEMARANG DI

BIDANG KEPEGAWAIANPADA JAJARAN DINAS PENDIDIKAN

OLEH :KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

KOTA SEMARANG

1

Page 2: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

DAFTAR ISI :

PETUNJUK UMUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN Hal 1

PEMBAHASAN Hal 2

I. FORMASI HUKUM Hal 2

II. TENAGA PEKERJA HARIAN LEPAS Hal 2

III. GURU BANTU Hal 4

IV. PENGEMBANGAN PEGAWAI Hal 5

V. CUTI PNS Hal 10

VI. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Hal 11

PEGAWAI NEGERI SIPIL

VII. PENSIUN Hal 12

VIII. PEMBINAAN DISILPIN PEGAWAI Hal 12

IX. KEPEGAWAIAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG Hal 13

NOMOR 32 TAHUN 2004

PENUTUP Hal 13

2

Page 3: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

PENDAHULUAN

Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dan pembangunan

diperlukan aparatur Pemerintah (PNS) yang lebih profesional, bermoral, bersih dan bertanggung

jawab, serta beretika. Profesionalisme sangat terkait dengan kompentensi PNS yang didalamnya

terdapat tingkat penguasaan terhadap ilmu pengetahuan/ketrampilan yang diperlukan oleh jabatan

yang akan dan sedang didudukinya.

Mewujudkan profesionalisme dikalangan PNS memerlukan proses yang panjang, diawali

dengan proses rekrutmen yang benar, pengembangan PNS yang mengarah kepada peningkatan

kompetensi dan prestasi kerja, termasuk didalamnya pola pembinaan karier PNS. Hal tersebut akan

dapat dicapai secara efektif dan efisien, apabila telah didukung oleh organisasi yang rasional yang

disusun untuk mencapai visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan.

Penataan organisasi harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaaan penataan pegawai agar terjadi

keselarasan antar organisasi dengan komposisi PNS baik dari kualitas maupun kuantitas sehingga

dapat mendukung perwujudan visi dan misi organisasi.

Melalui penataan pegawai akan diketahui secara pasti komposisi PNS pada setiap jabatan

yang diperlukan oleh masing-masing unit kerja. Hal tersebut akan memudahkan perencanaan

pegawai, yang meliputi pengadaan, penempatan, pengembangan, pemeliharaan dan pemberhentian.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan

manajemen kepegawaian kearah yang lebih baik, terarah, mempunyai pola yang jelas, serta

berkesinambungan (sustainable). Salah satu komponen yang sifatnya mendesak untuk ditata saat ini

adalah perencanaan pegawai, utamanya perencanaan untuk formasi pegawai. Selama ini perencanaan

formasi PNS sabagai bagian manajemen kepegawaian belum sepenuhnya dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan organisasai.

Dalam kaitannya dengan perencanaan formasi PNS, ketentuan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang

Nomor 43 Tahun 1999 menyebutkan, yaitu :

Pasal 1 Ayat 1 : “Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara

lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Pasal 15 ayat 1 : “Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan

ditetapkan dalam formasi.”

Sedang dalam ayat 2 : “Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan

untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus

dilaksanakan.”

Pasal 17 ayat 1 : “Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.”

Ketiga pasal diatas mengamanatkan bahwa seorang PNS adalah :

Seseorang yang duduk beban kerja organisasi;

Dibutuhkan karena adanya beban kerja organisasi;

Ditempatkan dan dikembangkan untuk melakukan tugas sebagaimana uraian tugas

jabatan;

3

Page 4: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

Didayagunakan untuk memperoleh hasil kerja sebagaimana yang ditargetkan oleh jabatan

tersebut.

Oleh karena itu, perencanaan formasi harus didasarkan pada hasil perhitungan beban kerja

organisasi sehingga formasi pegawai yang telah sisusun dapat memenuhi kebuutuhan

organisasi untuk pelaksanaan tugas organisasi dalam mendukung pencapaian visi dan

misinya.

4

Page 5: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

PEMBAHASAN

I. FORMASI PNS

A. Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah No.97 tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

2. Peraturan Pemerintah No.54 tahun 2003 tntang perubahan atas Peraturan Pemerintah

No.97 tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

3. Keputusan Menpan Nomor Kep/75/Mpan/7/2004 tentang pedoman perhitungan

kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi

Pegawai Negeri Sipil.

B. Pengertian Formasi

Adalah jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan dalam sssuatu satuan organisasi

Negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.

C. Penyusunan Formasi

Pemerintah Kota Semarang dalam menyusun formasi adalah berdasarkan usulan

kebutuhan dari masing-masing unit kerja dam memperhatikan pegawai yang pension,

berhenti serta meninggal dunia, yang kemudian dengan Surat Walikota dimintakan

persetujuan ke Menpan dan BKN lewat Gubernur.

Persetujuan dari MENPAN sangat terbatas dan tidak dapat memenuhi semua usulan

dari Pemerintah Kota Semarang sehingga akibatnya tidak semua unit kerja kebutuhan

formasinya dapat terpenuhi. Banyak usulan kebutuhan formasi dari sekolah termasuk ajuan

yang disampikan oleh sekolah banyak ragam dan jenis formasinya, sedangkan formasi yang

ditetapkan oleh MENPAN sangat terbatas, sehingga permohonan tersebut tidak dapat

terpenuhi.

Banyak ragam dan jenis formasi tersebut sementara jumlah formasi yang tersedia

sedikit, mengakibatkan tidak seimbangnya biaya yang diperlukan untuk pengadaan CPNS.

B. Formasi Sekolah ( R.10 )

Penyusunan R.10 untuk sekolah sekolah hendaknya dibuat secara benar, lengkap

dan jelas serta akurat dengan mengacu pada Kurikulum Berbsis Kompentensi (KBK)

yang baru-baru ini diberlakukan, sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan sudah siap

untuk disajikan. Formasi Sekolah / R.10 antara lain adalah untuk penyusunan kebutuhan PNS

dan penempatan CPNS baru. Disamping itu pada kolom keterangan form.R.10 harus

dicantumkan jumlah siswa menurut agama.

II. TENAGA PEKERJA HARIAN LEPAS ( TPHL )

Tenaga Pekerja Harian Lepas (TPHL) merupakan tenaga tambahan yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

Penyelenggaraan Pemerintah di Kota Semarang.

Dalam pengangkatan dan pemberhentian TPHL harus mengacu pada Keputusan

Walikota Semarang Nomor 814.2/106 Tahun 2001 tanggal 31 Maret 2001 tentang

Pengaturan Tenaga Pekerja Harian Lepas di Kota Semarang, Surat Walikota Semarang

Nomor 814.2/1018 tanggal 7 Maret 2003 perihal Larangan Pengangkatan Tenaga

5

Page 6: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

Wiyata Bhakti dan Surat Walikota Semarang Nomor 814.2/07182 tanggal 31 Desember

2003 perihal Penugasan Tenaga Pekerja Harian Lepas (TPHL) Kota Semarang.

Berdasarkan Keputusan Walikota Semarang No.814.2/106 tanggal 31 Maret 2001

tentang pengaturan Tenaga Pekerja Harian Lepas tersebut, telah ditetapkan sebagai berikut :

a. TPHL, diangkat/ dipekerjakan/ ditugaskan oleh Walikota untuk jangka waktu tertentu

dengan system kontrak didasarkan perjanjian kerja paling lama 1 (satu) tahun.

Pengangkatan TPHL baru sangat dan tergantung dari kebutuhan sreta anggaran yang

tersedia

b. TPHL, diberikan upah kerja sesuai dengan kemampuan keuangan, Pemerintah Daerah

yang

diterimakan setiap bulan pada awal bulan berikutnya Berdasarkan keputusan Walikota

Semarang Nomor 900/226 Tahun 2003 tanggal 3-9-2003, upah TPHL di LIngkungan

Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp.400.000,- (empat ratus ribu) perbulan.

c. TPHL dapat diberhentikan karena :

1). Tidak cakap jasmani dan rohani yang telah ditetapkan oleh dokter yang ditunjuk.

2). Usia mencapai 55 tahun

3). Karena hal-hal lain yang berkaitan dengan situasi dan kondisi Pemerintah Daerah

dalam rangka efisiensi dan perampingan organisasi.

4). Mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri.

5). Melakukan pelanggaran dan atau tindakan indisipliner.

6). Karena meninggal dunia.

d. TPHL, yang diberhentikan sebagaimana angka 1),2) dan 3) ( tidak cakap jasmani dan

rohani usia mencapai 55 tahun, karena hal-hal lain berkaitan situasi dan kondisi

Pemerintah Daerah), diberikan uang lepas sebagai berikut:

1 kali masa kontrak 1 bulan upah

2 kali masa kontrak 2 bulan upah

3 kali masa kontrak 3 bulan upah

4 kali masa kontrak 4 bulan upah

5 kali masa kontrak dan seterusnya 5 bulan upah.

e. TPHL, diberikan ijin tidak masuk kerja karena :

1). Berhalangan atau sakit paling lama 2 (dua) hari dan disertai pemberitahuan kepada

atasan baik secara tertulis maupun dengan perantara orang lain.

2). Sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari dibuktikan dengan

Surat Keterangan Dokter.

3). Sakit paling lama 3 (tiga) bulan dibuktikan dengan surat keterangan dokter

pemerintah.

4). Istirahat karena bersalin/melahirkan selama 3 (tiga) bulan yaitu 1 (satu) bulan sebelum

dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan dinyatakan dengan surat keterangan

dokter/bidan.

5). Istirahat karena persalinan diberikan sampai dengan kelahiran yang ke 2 (dua)

6). Kematian istri/suami, anak, orangtua/mertua/adik paling lama 3 (tiga) hari

f. Hak dan Kewajiban TPHL, secara terinci diatur dalam surat perjanjian kerja. Tugas dan

kewajiban bagi Guru TPHL pada dasarnya sma dengan tugas dan kewajiban PNS, apabila

6

Page 7: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

ada guru TPHL kekurangan jam mengajar dapat diberi tugas lain sesuai kebutuhan

sekolah.

g. TPHL tidak berhak menuntut pada Pemerintah Kota untuk diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil.

h. Larangan Pengangkatan TPHL

Berdasarkan Surat Edaran Walikota Semarang No.814/968 tanggal 2 April 2001 dan

No.814.2/1018 tanggal 7-3-2003, Dinas Badan, Bagian, Kantor dan lain-lain dilarang

mengangkat TPHL.Tenaga Kontrak.Wiyata Bhakti dan sejenisnya tanpa seijin Walikota.

Dengan demikian instansi/Unit kerja dilingkungan Pemerintah Kota Semarang

tidak berwenang untuk mengganti langsung TPHL dilingkungan kerjanya yang

meninggal dunia ataupun mengundurhan diri sebagai TPHL. Karena pengangkatan dan

penambahan TPHL yang tanpa perencanaan dan koordinasi dengan Instansi terkait, akan

menjadi beban Pemerintah Kota Semarang.

Khusus bagi para TPHL yang meninggal duniaatau mengundurkan diri, maka instansi.Unit

kerja yang bersangkutan wajib sesegera mungkin melaporkannya kepada Walikota semarang

lewat BKD Kota Semarang.Hal itu sangat penting karena selain menyangkut tertib

administrasi TPHL khususnya dan kepegawaian pada umumnya, juga terkait erat pada

kelancaran pemberian hak-hak TPHL yang bersangkutan terutama JAMSOSTEK. Berkaitan

dngan itu telah diatur dalam Surat Perjanjian antara

Pemerintah Kotamadya Dati ii Semarang dengan PT.Asuransi Tenaga Kerja Cabang Jawa

Tengah tanggal 7 Desember 1990 Nomor 824.3/30/90/PER/01/1290 tentang Pengelolaan

Jaminan Asuransi

Kecelakaan Kerja, Tabungan Hari Tua dan Kematian bagi Tenaga Kerja Pekerja Harian

Lepas.

III. GURU BANTU

A. Pengertian Guru bantu

Guru Bantu pada hakekatnya adalah Pegawai Departemen Pendidikan Nasional yang

ditugaskan secara penuh, yang direkrut untuk memenuhi kebutuhan guru bagi sekolah-

sekolah negeri dan swasta meliputi TK, SD. SLTP, SMU dan SMK serta SLB.

Guru Bantu bertugas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang

berlaku sesuai dengan kebutuhan sekolah.

B. Sifat Guru Bantu

Guru Bantu bersifat sementara dan tidak mengikat.

Bersifat sementara dimaksudkan bahwa pengadaan guru Bantu dilaksanakan untuk

sementara waktu (tidak terus menerus) sesuai dengan anggaran yang tersedia dan akan

disalurkan melalui proyek pusat bekerja sama dengan proyek daerah.

Bersifat tidak mengikat dimaksudkan adalah tidak ada ikatan bagi Pemerintah untuk

mengangkat guru Bantu menjadi Pegawai Ngeri Sipil

C. Tujuan

Pengadaan Guru Bantu bertujuan untuk menanggulangi kekurangan guru di TK, SD,

SLB, SLTP, SMU dan SMK nbaik negeri maupun swasta, untuk melaksanakan proses

belajar mengajar yang kondusif,efektif dan efisien dalam rangka peningkatan mutu dan

pemerataan pendidikan.

7

Page 8: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

D. Manfaat

Ma nfaat yang diharapkan dari pelaksanaan program guru Bantu adalah :

Dicapai kegiatan belajar mengajar (KBM) yang kondusif, efektif dan efisieni.

Meningkatkan kualitas / mutu pendidikan secara nasional.

Terhindarkannya kesenjangan mutu pendidikan antar daerah.

Adanya pemerataan kesempatan anak usia sekolah memperoleh pendidikan yang layak

secara nasional.

E Kewajiban dan Hak Guru Bantu

1). Kewajiban Guru Bantu :

Kewajiban tugas mengajar, melatih, membimbing dan unsure pendidikan lainnya

kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Melaksanakan tugas administrasi pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku.

Mematuhi segala ketentuan yang berlaku disekolah tempat tugas.

2). Hak Guru Bantu :

Pengangkatan sebagai guru Bantu

Honorarium sebesar Rp.460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah)

Perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas.

F. Kontrak Guru Bantu

Kontrak Guru Bantu berlaku selama lamanya 3 (tiga) tahun.

Guru Bantu yang telah berakhir kerjanya dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan hasil

evaluasi kinerja guru Bantu selama bertugas.

Setiap perpanjangan dilakukan selama 3 (tiga) tahun.

Masa perjanjian kerja guru Bantu dapat diperpanjang sampai usia setinggi tingginya 60

( enam puluh) tahun.

G. Sanksi Guru Bantu yang tidak melaksanakan kewajiban :

Teguran tertulis.

Peringatan.

Pernyataan tidak puas.

Pemberhentian sebagai Guru Bantu.

Diberhentikan sementara, apabila diduga melakukan tindak pidana kejahatan.

Selama dalam pemberhentian sementara tidah diberikan honorarium.

H. Pemberhentian Guru Bantu

Mengajukan permohonan berhenti.

Tidak sehat jasmani dan rohani.

Tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas.

Menjadi anggota atau pengurus partai polotik.

Dinyatakan hilang oleh kepolisian.

Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya.

Tidak menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik, yang dapat mengganggu

lingkungan kerja.

Pada waktu melamar sengaja memberikan maupun bukti yang tidak benar.

8

Page 9: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hokum yang tetap.

Melakukan penyelewengan.

I. Akhir perjanjian kerja :

Meninggal dunia.

Berhenti atau diberhentikan.

IV. PENGEMBANGAN PEGAWAI

A. Kenaikan Pangkat PNS

Kenaikan Pangkat (KP) bukanlah hak bagi seorang PNS. Sesuai Ps.! Peraturan

Pemerintah No.99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP No.12 Tahun

2002,disebutkan bahwa kenaikan pangkat tahun adalah penghargaan yang diberikan atas

“prestasi kerja“ dan pengabdian PNS terhadap Negara, selain itu Kenaikan Pangkat juga

dimaksudkan sebagai motifasi kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi

kerja dan pengabdiannya, karena Kenaikan Pangkat merupakan “penghargaan“ dan setiap

penghargaan baru mempunyai nilai apabila Kenaikan Pangkat tersebut diberikan “tepat pada

orangnya” dan “tepat pada waktunya”. Untuk itu setiap atasan berkewajiban

mempertimbangankan Kenaikan Pangkat bawahannya untuk dapat diberikan tepat pada

waktunya.

Penilaian kinerja PNS yang selama ini dituangkan dalam DP-3 dan buku merah

seringkali hanya bersifat formalitas dan kadang hanya dibuat sekedar sebagai persyaratan

administrasi Kenaikan Pangkat.

Dengan demikian justru akan menurunkan kinerja dan motifasi bagi PNS yang

mempunyai prestasi dan pengabdian yang tinggi serta juga mengakibatkan kurang memacu

prestasi PNS, karena mereka menganggap dengan prestasi seadanya juga bias memperoleh

penghargaan Kenaikan Pangkat Dikhawatirkan, dampak dari keadaan tersebut adalah

menurunkannya kinerja instansi serta rendahnya pemerian pelayanan kepada masyarakat.

Berpegang pada kenyataan tersebut, maka system penilaian kinerja PNS haruslah

mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari PNS yang bersangkutan. Untuk itu selain

berpedoman pada Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979, perlu diperhatikan

kembali Surat Walikota Semarang Nomor 863 / 0859 tanggal 2 April 2001 perihal Penilaian

Pegawai Negeri Sipil, Surat Walikota Semarang Nomor 860 / 1775 tanggal 31 Mei 2001

perihal Pelaksanaan Pengisian Buku Catatan PNS (Buku Merah), dan Petunjuk Teknis

Pengisian Buku

Merah yang ditandatangani Walikota Semarang tanggal 9 Agustus 2001. Khusus bagi

PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu (termasuk guru), di dalam Keputusan Kepala

BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.99 tahun 2000 tentang

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PP No. 12 Tahun

2002, diatur sebagai berikut :

a. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu dapat

dinaikkan pangkatnya setingkat lebih apabila :

1). Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir :

2). Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan dan

9

Page 10: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

3). Setiap unsure penilaian prestasi kerja / DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam

(dua) tahun terakhir.

b. Ketentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil

yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab

di bidang pendayagunaan aparatur Negara dengan memperhatikan usul dari Pejabat Pembina

Kepegawaian yang bersangkutan, setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan

Kepegawaian Negara.

Disamping itu agar Kenaikan Pangkat bisa tepat waktu, maka dalam penyampaian

usulan Kenaikan Pangkat perlu dicermati, sehingga tidak terjadi seorang Pegawai Negeri Sipil yang

belum saatnya naik pangkat, sudah diusulkan tanpa disertai dengan pertimbangan yang sesuai

ketentuan.

B. Mutasi dan Penempatan

Dalam Undang-undang Nomor Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 antara lain ditegaskan bahwa manajemen

Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan

pembangunan secara berhasil guna dan berdaya guna, dimana kebijaksanaan manajemen Pegawai

Negeri Sipil berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

Sesuai dengan pasal 25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999,pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil dilakukan oleh Presiden. Untuk kelancaran pelaksanaan pengangkatan,

pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, Presiden dapat mendelegasikan sebagian

wewenangnya kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan menyerahkan sebagian

wewenangnya kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yang diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.

Berkaitan dengan pelaksanaan mutasi dan penempatan PNS di lingkungan Pemerintah Kota

Semarang, masih muncul pemahaman yang beragam terhadap kewenangan dalam hal mutasi PNS

antar unit kerja sehingga masih menggambarkan kecenderungan mengedapankan kepentingan yang

sifatnya sektoral, yang akhirnya menyulitkan dalam penataran PNS.

C. Pengangkat ke dalam Jabatan Funsional Pengawas Sekolah

Pengawas Sekolah adalah atu jabatan dijajaran Dinas Pendidikan. Pengawas Sekolah adalah

PNS yang diberi Tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan

dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan

menengah.

Jenis Pengawas Sekolah

Berdasarkan sifat, tugas dan kegiatannya terdapat 4 (jenis) pengawas sekolah, sebagai

berikut:

a). Pengawas TK/SD/SDLB adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggara pendidikan pada

sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta di TK/SD/SDLB untuk seluruh mata pelajaran kecuali

mata pelajaran Penjaskes dan Agama di lingkungan Depdiknas dan Depag untuk RA/BA dan MI.

10

Page 11: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

b). Pengawas Sekolah rumpun mata pelajaran adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggaraan

pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta sebagai berikut :

di SD/MI untuk mata pelajaran pendidikan Agama dan Penjaskes. di SMP/MTs, SMA/MA, SMK

termasuk balai latihan pendidikan untuk beberapa mata pelajaran yang serumpun atau satu mata

pelajaran.

c). Pengawas Sekolah pendidikan luar biasa adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggaraan

pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swsata disekolah luar biasa

dilingkungan Depdiknas untuk seluruh mapel.

d). Pengawas Sekolah bimbingan dan konseling adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalm menilai dan membina penyelenggaraan

pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta di:

SLTP/MTs.SMA/MA,SMK di lingkungan Depdiknas/Depag.

Pemilihan Jenis Pengawas

Penentuan jenis pengawas sekolah disesuaikan dengan spesialisasi pendidikan atau

pengalaman semasa manjadi guru. Maka perpindahan pengawas sekolah antar rumpun mapel atau

antar mapel tidak dapat dilakukan (karena dasarnya pengalaman ybs waktu mangajar mapel tertentu

di sekolah).

Pengawas sekolah dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi apabila :

Telah memenuhi syarat yang ditentukan :

Jenjang jabatannya lebih tinggi atau sekurang-kurangnya masih dalam jenjang jabatan

yang sesuai, kecuali kenaikan pangkat pengabdian.

Koordinator Pengawas Sekolah

Adalah pengawas sekolah yang diangkat oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab./Kota untuk

mengkoordinasi/memimpin pelaksanaan pengawas sekolah di lingkungan Kab./Kota ybs.

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Koordinator Pengawas Sekolah :

Sekurang-kurangnya menduduki jabatan pengawas sekolah madya.

Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang :

1. Manajemen pengawasan sekolah

2. Kepemimpinan

Tugas dan wewenang Koordinator Pengawas Sekolah

1. Melakukan pengaturan tugas pengawas sekolah,

2. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pengawas sekolah di lingkungan Kab./Kota ybs.

3. Mengusulkan PAK pengawas sekolah kepada pejabat yang berwenang menetapkan AK,

4. Melaporkan kegiatan pengawasan sekolah dimlngkungannya kepada Kepala Dinas,

5. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan kepada para pengawas yang ada di

lingkungannya.

11

Page 12: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan

Administrasi Kepegawaian Negara Nomor : 0322/O/1996 dan Nomor : 38 Tahun 1996 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, untuk dapat

diangkat menjadi pengawas SMP/SMA/SMK diperlukan persyaratan khusus dan persyaratan umum

sebagai berikut :

Persyaratan Umum :

1) Memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya pengawasan yang akan

dijabat :

2) Berkedudukan dan berpengalaman sebagai guru sekurang-kurangnya selama 6 (enam) tahun

secara berturut-turut ;

3) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan di bidang pengawasan sekolah dan

memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan ;

4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir ; dan

5) Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pension jabatan

Pengawas Sekolah.

Persyaratan Khusus

Untuk Pengawas Sekolah rumpun Mata Pelajaran/Mata Pelajaran di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama dan Sekolah Lamjutan Tingkat Atas :

1). pendidikan serendah-rendahnya Sarjana atau yang sederajat :

2). berkedudukan serendah-rendahnya Guru Dewasa ; dan

3). memiliki salah satu spesialisasi mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang sesuai;

Sesuai dengan persyaratan umum dan persyaratan khusus tersebut, maka bagi PNS yang mempunyai

keinginan untuk mengembangkan kariernya manjadi Pengawas harus memenuhi criteria seperti

tersebut di atas.

Berkaitan hal tersebut, dalam melaksanakan pembinaan kepada pengawas sekolah, pejabat

yang berwenang (ditingkat Kota Semarang adalah Kepala Dinas Pendidikan), menunjuk seorang

pengawas sebagai Koordinator Pengawas. Koordinator Pengawas Sekolah adlah seorang pengawas

sekolah yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan

yang meliputi :

Penyusunan Program

Pelaksanaan Program

Pelaporan Pengawasan

Pelayanan Penilaian Angka Kredit

D. PNS yang akan diangkat kedalam Jabatab Fungsional Guru :

Berdasrkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :

025/O/1995 tenteng petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya, untuk dapat diangkat kedalam jabatan fungsional guru harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

12

Page 13: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

1. Bagi PNS yang belum pernah menjadi guru.

Untuk dapat ditugaskan sebagai guru harus memenuhi syarat-syarat :

1). Setiap unsure daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tahun terakhir sekurang-kurangnya

bernilai baik ;

2). Mempunyai pengalaman mengajar atau membimbing sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun :

3). Usia maksimum 51 tahun ;

4). Memiliki ijasah serendah-rendahnya :

a). Diploma II Keguruan dalam bidang yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan bagi guru

TK.SD,SDLB.

Bila di suatu daerah tertentu lulusan Diploma II tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka

dapat dipenuhi dan dapat diangkat dari lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Gurur

Olahraga (SGO), atau Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun.

b). Diploma III Keguruan atau Diploma III atau yang setingkat dan memiliki Akta III dalam

bidang yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan baik untk Guru Mata Pelajaran maupun untuk

Guru Pembimbing pada tingkat SLTP.

c). Sarjana Pendidikan (S! Keguruan) atau S1 yang mempunyai Akta IV dalam bidang yangs

esuai dengan kualifikasi pendidikan baik untuk Guru Mata Pelajaran, Gurur Praktik maupun untuk

Guru Pembimbing pada SLTA.

2. Bagi PNS yang pernah menjadi guru.

PNS yang pernah menjadi guru dan diangkat kembali dalam jabatan guru dapat

menggunakan jabatan dan angka kredit terakhir yang pernah dimilikinya serta berusia maksimum 51

tahun

E. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah :

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor :

162/U/2003 tentang pedoman penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, guru dapat diberi tugas

tambahan sebagai Kepala Sekolah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus

sebagai berikut :

Persyaratan Umum :

1). beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

2). usia setinggi-tingginya 56 tahun ;

3). sehat jasmani dan rohani berdasarkan keterangan dokter ;

4). tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan berat sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

5). aktif mengajar dan atau membimbing sekurang-kurangnya 5 tahun pada sekolah yang setingkat

dan sejenis dengan sekolah yang akan menjadi tempat bertugas ; dan

6). DP3 serendah-rendahnya memperoleh nilai amat baik untuk unsure kesetiaan dan nilai baik untuk

unsure penilaian lainnya dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Persyaratan Khusus :

l). Calon Kepala TK, berijasah serendah-rendahnya Diploma II Diploma PGTK atau sederajat dan

telah memiliki jabatan guru muda

13

Page 14: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

2). Calon Kepala SD, berijasah serendah-rendahnya Diploma II PGSD atau sederajat dan telah

memiliki Jabatan Guru Muda Tk.I ;

3). Calon Kepala SDLB, berijasah serendah-rendahnya Diploma III Pendidikan Luar Biasa (PLB) /

sarjana muda PLB (pendidikan khusus) dan telah memiliki Jabatan Guru Muda Tk.I ;

4). Calon Kepala SLTP, berijasah serendah-rendahnya sarjana ( S1 ) dan memiliki Jabatan Guru

Madya ;

5). Calon Kepala SMU, berijasah serendah-rendahnya sarjana ( S1 ) dan memiliki Jabatan Guru

Dewasa ;

6). Calon Kepala SMK :

a). berijasak serendah-rendahnya sarjana ( S1 ) yang memiliki Jabatan Guru Dewasa ;

b). memiliki pengetahuan tentang hubungan kerja dan kerjasama dengan dunia usaha dan/atau

dunia industri ;

7). Calon Kepala SLB, berijasah serendah-rendahnya sarjana ( S1 ) dan memiliki Jabatan Guru

Dewasa.

Selain memenuhi persyaratan tersebut di atas, calon Kepala SMU, SMK dan SLB

diutamakan bagi mereka yang dapat berkominikasi dalam bahasa inggris dan/atau bahasa asing

lainnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor :

162/U/2003 tentang penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah khususnya mengenai masa tugas

sebagai Kepala Sekolah (pasal 6) menyebutkan :

a. Tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah diberikan untuk satu masa tugas selama 4 (tahun) .

b. Masa tugas tambahan Kepala Sekolah sebaimana dimaksud dalam huruf a dapat diperpanjang dan

diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa tugas.

c.Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah 2 (dua) kali masa tugas berturut-

turut, dapat ditugaskan kembali menjadi Kepala sekolah apabila :

Telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas atau

Memiliki prestasi yang istemewa dengan tanpa tenggang waktu dan ditugaskan di

sekolah lain.

d. Kepala sekolah yang masa tugasnya berakhir dan atau tidak lagi diberikan tugas sebagai Kepala

Sekolah, tetap melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban

melaksanakan proses belajar mengajar atau membimbing dan konseling sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Untuk itu Pemerintah Kota Semarang akan mencoba menerapkan Keputusan Mendiknas

tersebut secara bertahap dan berkesinambungan melalui penataan Kepala Sekolah di lingkungan

Pemerintah Kota Semarang. Dari penataan tersebut akan didasarkan pada hasil monitoring dan

evaluasi kinerja Kepala Sekolah, maka seorang Kepala Sekolah dapat ditugaskan kembali menjadi

Guru. Pengawas ataupun tetap menjadi Kepala sekolah (apabila masih aktif dalam 1 kali masa tugas

dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan).

14

Page 15: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

F. Kedudukan Tata Usaha Sekolah

Dengan diterapkan PP Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah,

maka kotak jabatan Kepala Urusan (Kaur) Tata Usaha (TU) SMP, SMA/SMK dan Cabang Dinas

Pendidikan tidak terwadahi dalam SOTK pada jajaran Pemerintah Kota semarang Tahun 2001,

dimana sebelumnya mereka yang menjabat Kaur pada TU tersebut mendapatkan tunjangan sebagai

berikut :

Ka.Ur.TU SMP : Rp.120.000,-

Ka.Ur.TU SMA : Rp.150.000,-

Ka.Ur.TU.SMK : Rp.210.000,-

Ka.Ur.TU Cab.Dinas Pendidikan : Rp.150.000,-

Sehingga penerapan PP tersebut menimbulkan ketidakpuasan dikalangan duni pendidikan.

Dengan melihat beban kerja dan posisi Kepala Urusan TU tersebut yang sangat membantu

kelancaran belajar mengajar di sekolah, maka Pemerintah Kota Semarang berusaha

mengkomodir kepentingan tersebut dengan memberikan masukan ke pusat untuk merubah

PP Nomor 84 Tahun 2000.

Dan sambil menunggu diterbitkan PP baru dari Pusat, Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan

Keputusan Walikota Semarang tentang pemberian tunjangan Kepala TU yang berlaku selama 1

(satu) tahun dandiperpanjang setiap tahunnya mulai tahun 2004 sampai sekarang (SK Walikota

Semarang Nomor : 841.1/002/2004 tanggal 2 Januari 2004 tentang Pemberian Tunjangan

Ka.Ur.TU SMP/SMA/SMK dan Cabang Dinas Pendidikan di Lingkungan Pemerintah Kota

Semarang) dengan ketentuan nama-nama yang tertera dalam SK tersebut tidak dapat digantikan

oleh PNS lain. Dan apabila ada Kepala TU yang mutasi maupun meninggal dunia maka diangkat

lagi penggantinya.

Selanjutnya Pemerintah atas dasar masukan dari daerah menerbitkan PP No.8 tahun 2003

tentang Pedoman Ornganisasi Perangkat Daerah dan untuk Kepala TU di lingkungan Dinas

Pendidikan sudah terkomodasi dalam Pasal 21 yang berbunyi : “ Eselon Kepala TU SLTP dan

Kepala TU Sekolah Menengah ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang bertanggung jawab di

bidang Pendayagunaan Aparatur Negara “, akan tetapi karena sampai dengan sekarang PP No.8

Tahun 2003 tersebut belum diterapkan, maka sampai dengan sekarang Ka.Ur.TU tersebut belum

dapat dilantik.

V. CUTI PNS

Macam-macam / jenis cuti antara lain :

1. Cuti Tahunan

Syaratnya : telah bekerja minimal 1 tahun

Lamanya : maksimal 12 hari kerja

Termasuk didalam Cuti Tahunan adalah :

Cuti bersama Hari Raya Idhul Fitri, 3 hari

Cuti bersama Hari Raya Natal, 1 hari

( SK Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Agama serta Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi )

Ijin Nyadran, 2 hari ( SE Walikota )

15

Page 16: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

Dalam kenyataan masih banyak PNS yang mengambil hak cuti tahunan melebihi

batas ketentuan, dimana yang bersangkutan sudah mengambil hak cuti tersebut di atas, namun

juga mengajukan ijin cuti lebih dari 7 hari kerja.

2. Cuti Besar

Syaratnya : telah bekerja minimal 6 tahun terus menerus

Lamanya : 3 bulan termasuk cuti tahunan

3. Cuti Sakit

Diberikan kepada PNS yang sakit termasuk kepada PNS wanita yang mengalami gugur

kandungan, dengan ketentuan sebagai berikut :

Sakit sampai 3 hari, mengajukan ijin dengan surat kepada Kepala Unit Kerja :

Sakit 3 s/d 14 hari, mengajukan ijin cuti dengan lampiran surat dokter ke Kepala Unit Kerja

dan Surat Ijin Cuti diterbitkan Kepala Unit Kerja yang bersangkutan dengan tembusan kepada

BKD dan Bawasda Kota Semarang.

Bertolak dari definisi tersebut, maka sudah selayaknya diklat PNS menjadi prioritas dalam

upaya peningkatan kualitas dan pengembangan SDM aparatur. Namun sekali lagi kenyataan

menunjukkan bahwa kemampuan Pemerintah Kota Semarang belum bisa menjadikan Diklat

PNS menjadi prioritas seperti yang diharapkan. Sepintas memang terkesan angka yang

tertulis dalam APBD Kota Semarang untuk penyelenggaraan dan pengiriman peserta Diklat

cukup besar, namun akan terasa sangat kecil apabila dibandingkan dengan realita dan

kebutuhan yang sebenarnya.

Kemampuan kita untuk meyelenggarakan jenis-jenis diklat yang sudah ada (sudah merupakan

diklat yang dibakukan baik dari aspek kurikulum maupun metodenya) sangatlah terbatas, baik

menyangkut anggaran maupun kewenangan penyelenggaraannya. Selama ini penyelenggaraan

oleh Pemerintah Kota Semarang baik Diklat Pim IV, Prajabatan maupun Diklat Teknis / Diklat

Fungsional masih merupakan pola kemitraan dengan Lembaga Diklat yang sudah terakreditasi,

seperti Badan Diklat Prop Jateng, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan ( LPMP ) dan lain-lain.

Pemerintah Kota Semarang telah mengambil kebijakan bahwa selain Diklat yang sifatnya wajib

(seperti Prajabatan dan Diklat Pim II, III & IV ), maka keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil dalam

Diklat baik Teknis maupun Diklat Funsional yang banyak ditawarkan oleh Badan Diklat Prop /

Pusat maupun Lembaga Diklat yang terakreditasi lainnya haruslah secara selektif dan benar-benar

didasarkan pada azaz skala prioritas.

VII. PENSIUN

Pelayanan kepegawaian di bidang pension, selama ini tidak mengalami hambatan yang

berarti, dimana SK Pensiun sudah dapat diterimakan kepada yang bersangkutan 2 (dua) bulan

sebelum memasuki masa pensiun. Yang perlu diperhatikan oleh unit-unit kerja adalah Buku

Penjagaan Pensiun, untuk menghindari terjadinya PNS yang akan pensin terlewatkan tidak diusulkan

permohonannya. Hal ini perlu diperhatikan serius oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan agar

pelayanan kepegawai dibidang pension dapat berjalan lancer dan hak PNS dapat diterimakan tepat

waktu. Sekalipun demikian BKD Kota Semarang tetap memantau data PNS yang akan pension

melalui jaringan SIMPEG yang ada untuk mengantisipasi hal-hal tersebut. Untuk itu yang perlu

diperhatikan dalam hal ini adalah :

a). Bahwa batas usia pension (BUP) adalah 56 tahun, termasuk untuk guru.

16

Page 17: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

b). Surat pengajuan pension disampaikan 6 bulan sebelum yang bersangkutan pension. Bagi yang

mengajukan Bebas Tugas agar mengajukan 1 tahun sebelum TMT pension.

c). Persyaratan pension harus lengkap agar proses pengurusannya lancar.

Disamping itu sesuai penjelasan PP No.32 tahun 1979, pada pasal 3 ayat (2) disebutkan

dengan jelas bahwa Batas Usia Pensiun (BUP) bagi PNS adalah 56 tahun, disamping itu perlu

kita perhatikan pula pasal 4 ayat 1, bahwa berkaitan dengan Batas Usia Pensiun (BUP) PNS

tetrsebut, dapat diperpanjang bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu.

Pada pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa yang dapat diperpanjang sampai dengan 60 tahun

termasuk di dalamnya adalah guru yang ditugaskan secara penuh pada Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Dasar, Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

Lanjutan Tingkat Pertama, Penilik TK, Penilik SD dan Penilik Pendidikan Pendidikan Agama.

Perpanjangan dimaksud dapat diberikan tentunya dengan pengertian bahwa apabila pejabat yang

bersangkutan, dalam keadaan sehat dan masih dibutuhkan keahliannya.

Dalam hal ini, masalah yang sering terjadi adalah pengajuan ijin cuti sakit secara tidak

normative, dimana seorang guru yang usianya sudah lebih 56 tahun(sudah memenuhi syarat

mengajukan pensiun) keadaan fisiknya sudah tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas,

namun mengajukan ijin cuti sakit dengan harapan dapat menyelesaikan BUP nya sampai uasi 60

tahun. Dalam keadaan yang demikian sebaiknya yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat

dengan hak-hak pension, serta apabila memenuhi syarat bias diberikan kenaikan pangkat

pengabdian.

VII. PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI

Sejauh ini upaya peningkatan Disiplin dan Dedikasi PNS oleh Pemerintah Kota Semarang

telah dilaksanakan secara rutin, berkesinambungan dn sesuai dengan peraturan yang berlaku. baik

yang bersifat normative ( melalui Surat Edaran Tertulis ), yang bersifat kegiatan , maupun yang

bersifat motivasi.

a. Beberapa Surat Edaran yang telah dibuat dan dikirim ke unit-unit kerja dimaksudkan sebagai

upaya preventif untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran PNS.

b. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan upaya penegakkan disiplin dan sebagai

antisipasi terhadap pelanggaran yang kemungkinan terjadi dilapangan, antara lain berupa :

1. Apel pagi terpusat yang dilaksanakan setiap hari Jumat di halaman Balaikota Semarang dan

diperuntukkan bagi instansi yang ada di lingkungan BalaiKota dan Gedung Pandaran, juga

dilaksanakan disetiap Kecamatan bagi staf Kecamatan dan Kelurahan.

2. Inspeksi mendadak dibawah koordinasi deari Badan Pengawas Derah dilaksanakan secara

insidentil dengan menitik beratkan pada moment-moment tertentu antara lain saat menjelang

long week end, sebelum dan sesudah liburan panjang Hari Raya dan lain-lain yang

dipertimbangkan rawan pelanggaran disiplin.

3. Operasi Yustisi gabungan difasilitas-fasilitas umum pada jam-jam kerja seperti di pasar-pasar,

mall dan tempat lainnya.

Berkaitan dengan penegakkan disiplin khususnya disiplin khususnya disiplin dalam mentaati

ketentuan jam kerja masih perlu mendapatkan perhatian kita semua. Didalam lampiran Surat Edaran

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 222/ M.PAN/ 8 / 2001 tanggal 31 Agustus 2001

perihal Mentaati Ketentuan Jam Kerja telah ditegaskan sebagai berikut :

17

Page 18: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

1. Keputusan Presiden Nomor 58 tahun 1964 tanggal 26 Maret 1964 tentang Jam Kerja pada

Kantor-kantor Pemerintah Republik Indonesia, jam kerja untuk segenap kantor Pemerintahan adalah

sebagai berikut :

a. Hari kerja (Senin s.d Kamis) : Jam 07.00-14.00

Hari Jum’at : Jam 07.00-11.00

Hari Sabtu : Jam 07.00-12.30

Berdasarkan waktu yang berlaku di tempat / wilayah waktu masing-masing.

c. Jumlah jam kerja dalam 1 (satu) minggu tidak boleh lebh dan tidak boleh kurang dari 37 jam

30 menit.

2. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995 tenteng Jam Kerja

dilingkungan

Lembaga-Lembaga Pemerintah :

a. Hari Kerja bagi seluruh Lembaga Pemerintah tingkat Pusat dan Pemerintah DKI Jakarta

ditetapkan (lima) hari kerja mulai hari Senin s.d hari Jum’at

Hari Senin s/d Kamis : Jam 07.30-16.00

Hari Jum’at : Jam 07.30-16.30

Waktu Istirahat : Jam 11.30-13.00

Jumlah Jam Kerja efektif 37 jam 30 menit.

b. Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud huruf a diatas,

adalah :

1). Unit-unit kerja pelayanan dilingkungan Lembaga Pemerintahan yang ditugaskan bersifat

pemberian pelayanan kepada masyarakat.

2) Lembaga Pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SLTA.

Pelaksanaan ketentuan ini ditetapkan lebih lanjt oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga

Pemerintah dengan koordinasi dan setelah memdapat persetujuan MENPAN.

IX. KEPEGAWAIAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004

Dalam system kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil memiliki posisi penring

untuk meyelenggarakan pemerintah dan difungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan

kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka adasebagian kewenangan

dibidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang dikelola dalam system kepegawaian

daerah.

Kepegawaian Daerah adalah suati system dan prosedur yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi perencanaan, persyaratan, pengangkatan,

penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian, pemberhentian, pension, pembinaan, kedudukan,

hak, kewajiban, tanggung jawab, larangan. sanksi, dan penghargaan merupakan subsistem

kepegawaian secar nasional. Dengan demikian kepegawaian daerah merupakan satu kesatuan

jaringan birokrasi dalam kepegawaian nasional.

Sistem manajemen pegawai yang sesuai dengan kondisi pemerintahan saat ini, tidak murni

menggunakan unifield system namun sebagai konsekuensi digunakannya kebijakan desentralisasi

maka dalam hal ini menggunakan gabungan antara unifield system dan separated system. artinya ada

bagian-bagian kewenangan yang tetap menjadi kewenangan Pemerintah dan ada bagian-bagian

kewenangan yang diserahkan kepada Daerah untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Pembina

kepegawaian daerah. Prinsip lain yang dianut adalah memberikan suatu kejelasan dan ketegasan

18

Page 19: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

bahwa ada pemisahan antara pejabat politik dan pejabat karier, baik mengenai tata cara

rekruitmennya maupun kedudukan, tugas, wewenang, fungsi dan pembinaannya. Berdasarkan

prinsip dimaksud, maka Pembina kepegawaian daerah adalah pejabat karier tertinggi pada

Pemerintah Daerah.

Gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah disediakan dengan menggunakan Dana

Alokasi dasar yang ditetapkan secara nasional, merupakan bagian dalam Dana Alokasi Umum

(DAU) yang dinyatakan secara tegas. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah apabila

terjadi mutasi pegawai antar daerah atau dari daerah ke pusat, dan atau sebaliknya untuk menjamin

kepastian penghasilan yang berhak diterima oleh setiap pegawai.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 yang disahkan pada tanggal 15

Oktober 2004, yang diharapkan segera diikuti dengan terbitnya berbagai peraturan pelaksanaanya,

maka terkotak-kotaknya system pembinaan PNS serta kendala mobilitas dan promosi diantara PNS

Pusat dengan PNS Daerah Propinsi atau PNS Kabupaten/Kota mulai menemukan titikterang

pemecahannya.

19

Page 20: PELAKSANAA KEBIJAKAN · Web viewKetentuan mengenai angka kredit untuk kenaikan pangkat pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu ditetapkan oleh

PENUTUP

Demikian secara gsris besar mengenai Pelaksanaan Kebujakan Pembinaan Kepegawaian

Pemerintah Kota Semarang, permasalahan yang terinventarisir, serta pembahasannya yang dapat

kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

20