46
Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global Benyamin Lakitan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Rakorda MUI Lampung & Jawa Jakarta, 22 Juli 2008

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

  • Upload
    vodiep

  • View
    220

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

Benyamin Lakitan

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Rakorda MUI Lampung & Jawa

Jakarta, 22 Juli 2008

Page 2: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Isu Global [dan Nasional]

• Krisis Pangan

• Krisis Energi

• Pemanasan Global

• Krisis Air

http://benyaminlakitan.com

Page 3: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Krisis Pangan: kemampuan produksi < konsumsi masyarakat

http://benyaminlakitan.com

Page 4: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Harga pangan dunia tengah melonjak drastis …

http://benyaminlakitan.com

Page 5: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Makna dan Langkah Antisipatif

• Naiknya harga pangan dapat bermakna negatif, tetapi dapat pula

positif, tergantung apakah negara, daerah, atau individu tersebut

sebagai net producer atau net buyer.

• Langkah antisipatif yang bijak adalah mendorong agar lebih banyak

masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan produksi pangan, yakni :

[a] menetapkan kebijakan publik yang favorable – jaminan harga,

insentif untuk investasi, ketersediaan lahan produksi; [b] membangun

infrastruktur pendukung – jalan, irigasi; [c] memberdayakan pelaku

produksi pangan – petani, pengolah pangan

http://benyaminlakitan.com

Page 6: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… dan diprediksi akan tetap tinggi di masa yang akan datang

http://benyaminlakitan.com

Page 7: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Penyebab Harga Pangan Tinggi

• Permintaan pangan akan terus meningkat sejalan dengan

pertumbuhan penduduk.

• Ketersediaan lahan produksi pangan semakin sulit untuk diperluas,

karena lahan yang belum dimanfaatkan sebagian besar adalah lahan

marjinal dan dari sisi lain konversi lahan pertanian menjadi lahan

non-pertanian terus berlangsung.

• Biaya produksi pangan akan semakin mahal, terutama sebagai

akibat dari kenaikan harga energi (BBM).

• Pemanfaatan bahan pangan untuk kepentingan bioenergi.

http://benyaminlakitan.com

Page 8: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Kenaikan BBM ikut mendorong kenaikan harga pangan …

http://benyaminlakitan.com

Page 9: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… menjadi sangat serius, karena sebagian besar pendapatan penduduk negara berkembang dibelanjakan untuk pangan …

http://benyaminlakitan.com

Page 10: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Siapa yang Terkena Dampak Negatif

• Prinsip dasarnya adalah kelompok net buyer akan terkena dampak

negatif dari kenaikan harga pangan, baik pada tingkat negara,

daerah, atau individu.

• Belanja pangan untuk penduduk negara miskin sekitar 45% total

pendapatannya, di negara kaya hanya sekitar 16%. Dengan

demikian negara miskin akan lebih menderita akibat kenaikan harga

pangan

http://benyaminlakitan.com

Page 11: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Perubahan harga lebih besar pada tingkat konsumen dibandingkan pada tingkat produsen …

http://benyaminlakitan.com

Page 12: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Penduduk perkotaan memang lebih menderita akibat kenaikan harga pangan …

http://benyaminlakitan.com

Page 13: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… tapi di beberapa negara, penduduk perdesaan diuntungkan dengan kenaikan harga pangan tersebut

http://benyaminlakitan.com

Page 14: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Beda Dampak untuk Masyarakat Kota dan Desa

• Hasil kajian menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat

perkotaan secara konsisten turun akibat kenaikan harga pangan, dan

kelompok miskin perkotaan yang paling menderita.

• Pada beberapa negara – Madagaskar, Vietnam, Pakistan, Ghana –

kesejahteraan masyarakat pedesaan ternyata meningkat sebagai

akibat peningkatan harga pangan.

http://benyaminlakitan.com

Page 15: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… yang diuntungkan adalah petani

http://benyaminlakitan.com

Page 16: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… ternyata penduduk desa yang bukan petanipun ikut diuntungkan dengan kenaikan harga pangan …

http://benyaminlakitan.com

Page 17: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Beda Petani dan Non-Petani

• Di Bangladesh – sebagai contoh – kesejahteraan petani di pedesaan

meningkat tetapi masyarakat non-petani di pedesaan menurun akibat

kenaikan harga pangan.

• Di Vietnam – contoh kasus lainnya – kesejahteraan baik petani

maupun non-petani ikut meningkat sebagai akibat peningkatan harga

pangan. Hal ini disebabkan oleh jumlah petani dan besarnya

kegiatan pertanian dipedesaan menyebabkan penduduk lainnya ikut

terimbas oleh peningkatan kesejahteraan petani, kegiatan sektor

lainnya menjadi juga ikut bergairah.

http://benyaminlakitan.com

Page 18: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

… ternyata kebijakan publik yang paling populer adalah mengendalikan harga/subsidi kepada konsumen dan

mengurangi pajak impor

http://benyaminlakitan.com

Page 19: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Kebijakan (jangka pendek) Nasional

• Pengendalian harga pangan domestik / subsidi kepada konsumen

• Pengurangan / pembebasan pajak impor

• Larangan ekspor

• Operasi pasar dengan menggunakan stock nasional

http://benyaminlakitan.com

Page 20: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Langkah Aksi

Menggairahkan kegiatan produksi pangan di pedesaan, melalui upaya:

• Peningkatan aksesibilitas (jalan desa) sentra produksi pangan untuk

kelancaran pasokan sarana produksi dan distribusi hasil panen.

• Pengembangan industri pengolahan pangan skala kecil di pedesaan

(small-scale, on-site agroindustry).

• Penyediaan akses informasi pasar

• Pengembangan lembaga keuangan desa untuk membantu

pemenuhan kebutuhan modal kerja usaha tani pangan

• Pengurangan fluktuasi harga dengan menyerap kelebihan produksi –

jika terjadi.

http://benyaminlakitan.com

Page 21: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Krisis Energi: kemampuan produksi < konsumsi masyarakat

http://benyaminlakitan.com

Page 22: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Peta Konsumsi Energi Dunia

http://benyaminlakitan.com

Page 23: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Konsumen Energi Dunia

• Negara-negara maju [Amerika, Rusia, Kanada, beberapa negara

Eropah] plus negara yang sedang memacu industrinya untuk

mendorong pertumbuhan ekonominya [Cina dan India] merupakan

konsumen utama energi dunia.

• Konsumsi energi primer Indonesia tergolong masih sangat rendah

[tidak sampai 1/10 dari konsumsi energi negara maju].

http://benyaminlakitan.com

Page 24: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Jenis energi yang dikonsumsi Amerika masih dominan bersumber dari bahan bakar fosil

http://benyaminlakitan.com

Page 25: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Contoh Konsumsi Energi Negara Maju

• 86% jenis energi yang dikonsumsi Amerika berasal dari bahan bakar

fosil. Dan dengan total konsumsi yang sangat besar, maka akan

sangat besar pula emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya.

• Amerika telah menggunakan nuklir sebagai sumber energinya.

• Kontribusi sumber energi terbarukan juga masih sangat rendah,

hanya 6%, terbesar dari pemanfaat bioetanol yang diproduksi dari

bahan baku jagung –secara langsung berkontribusi terhadap krisis

pangan dunia.

http://benyaminlakitan.com

Page 26: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Amerika sebagai konsumen terbesar juga merupakan importir energi

http://benyaminlakitan.com

Page 27: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Demikian pula Indonesia, masih sangat tergantung

kebutuhan energinya dari bahan bakar fosil

1970 M.Bumi: 88%

G.Bumi : 6%

B.Bara : 1%

T.Air : 5%

P.Bumi : 0%

M.Bumi

G.Bumi

Batubara

T.Air

P.Bumi

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005

Tahun

Rib

u S

BM 2005

M.Bumi: 49%

G.Bumi : 19%

B.Bara : 24%

T.Air : 3%

P.Bumi : 5%

Sumber: Statistik DJLPE, 2005

http://benyaminlakitan.com

Page 28: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Konsumsi Energi Indonesia

• Penyediaan energi primer Indonesia 1970-2005 meningkat rata-rata

8.5% per tahun, agak melambat untuk periode 2000-2005 menjadi

sekitar 5.0% per tahun.

• Ketergantungan pada BBM menurun dari 88% pada tahun 1970

menjadi 49% pada tahun 2005.

• Penurunan porsi BBM tersebut terkait dengan semakin meingkatnya

penggunaan gas bumi dan batubara, sehingga secara umum masih

tetap bergantung pada bahan bakar fosil (92%).

http://benyaminlakitan.com

Page 29: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

35.66%

60.22%

99.96%

65.88%

32.18%

12.70%18.4%

7.4%1.2%

5.1%

1.6%12.5%

0.10%

0.04%

0.5%

34.1%

12.6%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Industri Rumah Tangga &

Komersial

Transportasi Total

BBM Gas Batubara LPG Listrik

Perbandingan jenis energi untuk masing-masing

kelompok konsumen

Sumber: Statistik DJLPE, 2005

http://b

enya

min

lakitan.c

om

Page 30: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Jenis energi yang digunakan

• Industri menggunakan bauran energi yang lebih berimbang antara

BBM, batubara, gas, dan listrik.

• Rumah tangga dan bangunan komersial merupakan konsumen listrik

terbesar, sehingga kenaikan tarif listrik sering menjadi isu publik yang

sensitif.

• Sektor transportasi sangat bergantung pada BBM, hampir 100%

sarana transportasi menggunakan BBM. Penggunaan gas untuk

transportasi masih sangat terbatas.

http://benyaminlakitan.com

Page 31: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Sumber: Statistik ENERGI Indonesia ,ESDM, 2007

http://benyaminlakitan.com

Page 32: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Neraca Energi Nasional

• Selama periode 2000-2006, produksi BBM domestik terus menurun,

sedangkan konsumsi relatif konstan. Ada kecendrungan penurunan

konsumsi pada tahun terakhir –kemungkinan akibat tekanan

kenaikan harga dan/atau penurunan ketersediaan.

• Keluarnya Indonesia dari OPEC mengindikasikan bahwa Indonesia

saat ini sudah bergeser posisinya, tidak lagi sebagai net oil exporter.

http://benyaminlakitan.com

Page 33: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Perpres 5/2006: mengurangi ketergantungan

pada bahan bakar minyak

1 billion BOE

5 billion BOE 3 billion BOE

http:/

/benyam

inla

kitan.c

om

Page 34: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Kebijakan Energi Nasional

• Mengurangi total konsumsi energi (penghematan) melalui upaya

optimalisasi pengelolaan energi –aplikasi teknologi dan perubahan

prilaku konsumen.

• Mengurangi porsi pemakaian BBM dan mendorong penggunaan

energi baru dan terbarukan, dari 51,7% menjadi hanya 20%.

• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%,

batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%.

http://benyaminlakitan.com

Page 35: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Pemanasan Global: peningkatan suhu permukaan bumi

http://benyaminlakitan.com

Page 36: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Peningkatan Suhu Permukaan Bumi

http://b

enyam

inla

kitan.c

om

Page 37: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Perubahan Suhu Global

• Suhu udara di permukaan Bumi selama 100 tahun terakhir telah

meningkat sekitar 0,74 oC.

• Diperkirakan suhu Bumi akan meningkat antara 1,1 s/d 6,4 oC pada

tahun 2100

• Peningkatan suhu Bumi dapat disebabkan oleh faktor alam, misalnya

aktivitas gunung berapi, pergeseran orbit bumi yang mengelilingi

matahari, dan perubahan intensitas radiasi matahari [sun luminosity]

dan faktor ulah manusia [anthropogenic global warming].

• UNFCCC: Perubahan iklim akibat faktor alam disebut climate

variability, sedangkan jika akibat ulah manusia, maka disebut climate

change.

http://benyaminlakitan.com

Page 38: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Peta Perubahan Suhu

http://b

enyam

inla

kitan.c

om

Page 39: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Peta Perubahan Suhu Global

• Peningkatan suhu terjadi pada wilayah daratan, terutama untuk

bagian interior kontinen yang kering, sedangkan suhu air laut pada

beberapa lokasi malah menurun -terkait dengan heat capacity air

yang besar.

http://benyaminlakitan.com

Page 40: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

http://b

enyam

inla

kitan.c

om

Page 41: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Mengapa suhu Bumi bisa meningkat?

• Sejak pertengahan abad ke 20, peningkatan suhu global diyakini

lebih disebabkan karena ulah manusia.

• Penyebab utamanya adalah peningkatan gas-gas rumah kaca,

seperti CO2, metana (CH

4), CFC, nitrous oxide (N

2O).

• Gas-gas rumah kaca ini menyerap dan memancarkan kembali

radiasi inframerah sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi.

http://benyaminlakitan.com

Page 42: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Emisi Gas Rumah Kaca [termasuk akibat reforestasi]

http://benyaminlakitan.com

Page 43: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Peta Emisi Gas Rumah Kaca

• Emisi gas rumah kaca dapat berasal dari penggunaan bahan bakar

fosil (CO2 dan CH

4), pendingin ruang dan lemari es (CFC), dan

kegiatan pertanian (N2O).

• Deforestasi -penggundulan hutan- mengurangi kemampuan

ekosistem untuk menyerap CO2

• Indonesia lebih disalahkan karena 'membiarkan' deforestasi terjadi

(dengan laju yang cepat), Amerika dan negara industri lainnya

sebetulnya yang menghasilkan gas rumah kaca terbesar.

http://benyaminlakitan.com

Page 44: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Deforestasi: Gulf Province, PNG

1988 2002

htt

p:/

/benyam

inla

kitan.c

om

Page 45: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Polusi Udara

http://benyaminlakitan.com

Page 46: Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global · PDF file• Target 2025: kontribusi BBN (biofuel) mencapai 5%, geothermal 5%, batubara cair 2%, dan energi non-fosil lainnya 5%

Terima Kasih

http://benyaminlakitan.com