3
KRITIK TERHADAP KARYA ILIAH POPULER “ EGOSENTRISME POLITIS ALA IBUKOTA” OLEH : MUHAMMAD FACHRI BACHTIAR, MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI, AKTIVIS HMI SINDO EDISI SENIN, 6 APRIL 2015 Pada artikel yang ditulis oleh Muhammad Fachri Bachtiar seorang aktivis HMI ini membahas tentang politik yang sedang terjadi di Indonesia. Kritik : 1. Struktur Kalimat - Latar belakang Latar belakang yang digunakan oleh penulis sudah jelas dan berdasarkan data yang mengacu pada fakta berita yang sedang terjadi di masyarakat. - Perumusan masalah Di artikel ini perumusan masalah sudah dikaji dengan baik. Dalam artikel ini pembaca diajak untuk ikut berinteraksi atau berfikir, seperti beberapa kalimat pertanyaan yang di ajukan oleh penulis pada paragraf (2) “konstelasi politik yang tak kunjung membaik sudah pasti akan menimbulkan stigma negatif dan tahu siaa yang dirugikan? “ - Pembahasan Pembahasan yang dikaji oleh penulis berdasarkan berita berita politik yang sedang terjadi dan opini penulis sendiri, dan pembaca diajak untuk menyimpulkan sendiri pada artikel tersebut. Sehingga pemecahan atau kesimpulan dari permasalahan belumlah didapat secara jelas karena data yang disajikan baru berdasarkan opini, yang belum jelas kepastianya - Alur berfikir penulis Dalam artikel ini, alur berfikir penulis lebih mengacu pada opininya yang mengacu pada keadaan politik yang sedang terjadi di Indonesia ini. Dan penulis juga mengajak pembaca agar dapat mengambil kesimpulan dan membandingkan sendiri sesuai pola fikir masing masing pembaca. 2. Tata Bahasa - Bahasa yang digunakan yang digunakan penulis dalam artikel ini sebagian besar mudah untuk di pahami dan bersifat normatif (umum).

Kritik Terhadap Karya Iliah Populer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAHAS INDONESIA

Citation preview

Page 1: Kritik Terhadap Karya Iliah Populer

KRITIK TERHADAP KARYA ILIAH POPULER“ EGOSENTRISME POLITIS ALA IBUKOTA”

OLEH : MUHAMMAD FACHRI BACHTIAR, MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI, AKTIVIS HMISINDO EDISI SENIN, 6 APRIL 2015

Pada artikel yang ditulis oleh Muhammad Fachri Bachtiar seorang aktivis HMI ini membahas tentang politik yang sedang terjadi di Indonesia.

Kritik :1. Struktur Kalimat

- Latar belakangLatar belakang yang digunakan oleh penulis sudah jelas dan berdasarkan data yang mengacu pada fakta berita yang sedang terjadi di masyarakat.

- Perumusan masalahDi artikel ini perumusan masalah sudah dikaji dengan baik. Dalam artikel ini pembaca diajak untuk ikut berinteraksi atau berfikir, seperti beberapa kalimat pertanyaan yang di ajukan oleh penulis pada paragraf (2) “konstelasi politik yang tak kunjung membaik sudah pasti akan menimbulkan stigma negatif dan tahu siaa yang dirugikan? “

- PembahasanPembahasan yang dikaji oleh penulis berdasarkan berita berita politik yang sedang terjadi dan opini penulis sendiri, dan pembaca diajak untuk menyimpulkan sendiri pada artikel tersebut. Sehingga pemecahan atau kesimpulan dari permasalahan belumlah didapat secara jelas karena data yang disajikan baru berdasarkan opini, yang belum jelas kepastianya

- Alur berfikir penulisDalam artikel ini, alur berfikir penulis lebih mengacu pada opininya yang mengacu pada keadaan politik yang sedang terjadi di Indonesia ini. Dan penulis juga mengajak pembaca agar dapat mengambil kesimpulan dan membandingkan sendiri sesuai pola fikir masing masing pembaca.

2. Tata Bahasa- Bahasa yang digunakan yang digunakan penulis dalam artikel ini sebagian

besar mudah untuk di pahami dan bersifat normatif (umum). - Namun terdapat juga kalimat yang cukup sulit di pahami karena berisi kata

populer yang kurang dipahami bagi orang awam atau pemula. contohya pada paragraf (8) “masih bermental inlander.” Yang artinya bermetal pribumi, sebutan penjajah Belanda terhadap orang-orang asli Indonesia, atau lemah atau pengecut.

- Terdapat kata yang kurang baku, seperti pada paragraf (7) “ sekarang coba lihat masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan nilai sendiri” dapat di ganti menjadi – coba anda perhatikan masyarakat Indonesia saat ini dan beri penilaian-.

- Dan pada paragraf (4) “Mahasiswapun akhir akhir ini sudah mulai turun bergerak untuk melakukan aksi dilapangan dengan mengangkat tema kekisruhan ini, yang bagaimanapun harus kita apresiasi walaupun latar belakang mereka melakukan aksi tersebut masih sulit untuk dicerna... dst.” Dapat diganti menjad – Mahasiswa juga akhir akhir ini mulai bergerak melakukan demonstrasi dilapangan dengan tema kekisruhan saat ini, dan setidaknya kita harus beri apresiasi, walaupun latar belakang dalam belakukan aksi ini masih sulit untuk dipahami atau mengerti-. Dll

Page 2: Kritik Terhadap Karya Iliah Populer

3. Pilihan Kata/ kesalahan ketik dan Penyusunan Paragraf

Pada artikel ini banyak terdapat kesalahan pengetikan- Pada paragraf (1) kalimat pertama seharusnya menggunakan tanda (.),

sedangkan pada artikel menggunakan tanda (;).- Dan pada paragraf (2) kalimat 2, paragraf (4), paragraf (6), paragraf (8)

dan (9), disana kalimat terdapat kalimat yang tidak diberi spasi.- Pada penyusuan paragraf di artikel ini terdapat kekurangan. Satu paragraf

setidaknya terdiri minimal dua kalimat, yang berisi kalimat pokok, pendukung dan kesimpulan. Namun di artikel ini, pada paragraf (4) hanya terdiri dari satu kalimat saja, dan terdapat lebih dari 10 kata. Itu termasuk bacaan yang sulit.

- Dan juga pada paragraf (5)4. Gaya bahasa

- Aliterasi : pengulangan vokal yang sama. Pada paragraf (4) “kritik kritik”, “jargon jargon”(7)

- Personifikasi : benda mati seakan akan hidup. Pada paragraf (9) segmen berpendidikan yang diharapkan menjadi penggerak.

- Metafora: membandingkan suatu benda dengan benda lain. Pada paragraf(1) “kisah – cicak versus buaya jilid II ala KPK-POLRI”. Dan paragraf (9) “individu individu semacam ini justru semakin menjamur di segmen kelas menengah dan muda”.

- Simbolik : pada paragraf (8), mengharapkan keselamatan dan perubahan dari figur seorang ratu adil atau satria piningit.

- Sinisme : pada paragraf (6) “ masyarakat yang tak bermoral hanya akan melahirkan pemimpin pemimpin yang tak bermoral”