73
i PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NY. V DI RUANG MAWAR I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH: ERVIYANA KUSUMA DEWI NIM. P. 12 024 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

i

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN

AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN

NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

NY. V DI RUANG MAWAR I RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH:

ERVIYANA KUSUMA DEWI

NIM. P.12 024

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Erviyana Kusuma Dewi

NIM : P.12 024

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan

Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan

Post Partum Ny. V Di Ruang Mawar I Rsud Dr. Moewardi Surakarta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apa bila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Februari 2015

Yang Membuat Pernyataan

ERVIYANA KUSUMA DEWI

NIM .P. 12 024

Page 3: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Erviyana Kusuma Dewi

NIM : P.12 024

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Aromaterapi

Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan

Post Partum Ny. V Di Ruang Mawar I Rsud Dr Moewardi

Surakarta

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta

Hari/ Tanggal : Jumat, 22 Mei 2015

Pembimbing : Diyah Ekarini, SKep., Ns ( )

NIK. 200179001

Page 4: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Erviyana Kusuma Dewi

NIM : P 12 024

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Aromaterapi

Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan

Post Partum Ny. V Di Ruang Mawar I Rsud Dr Moewardi

Surakarta

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2015

DEWAN PENGUJ1

Pembimbing : Diyah Ekarini, S.Kep., Ns ( )

NIK. 200179001

Penguji I : Intan Maharani S Batubara, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201491128

Penguji II : S. Dwi Sulisetyawati, S.Kep., Ns., MKep ( )

NIK. 200984041

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murharyati, S.Kep.Ns., M.Kep.

NIK. 200680021

Page 5: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ” Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post Sectio

Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan Dengan

Aromaterapi Lavender pada Ny. V dibangsal Mawar I RSUD Dr Moewardi Surakarta”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Diyah Ekarini, S.Kep., Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Intan Maharani S Batubara, S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

Page 6: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

vi

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Dwi Sulisetyawati, SKep., Ns., MKep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Februari 2015

Penulis

Page 7: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 5

C. Manfaat Penulisan ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ......................................................................... 7

1. Konsep Sectio Caesarea ................................................... 7

a. Pengertian .................................................................. 7

b. Jenis Persalinan Sectio Caesarea ............................... 7

c. Indikasi ..................................................................... 8

d. Komplikasi ............................................................... 9

e. Dampak Persalinan Sectio Caesarea ......................... 9

Page 8: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

viii

2. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum ...................... 10

a. Pengkajian ............................................................... 10

b. Diagnosa Keperawatan .............................................. 11

c. Intervensi Keperawatan ............................................. 11

d. Implementasi Keperawatan ....................................... 14

e. Evaluasi Keperawatan ............................................... 15

3. Konsep Nyeri dan Nifas ................................................... 15

a. Pengertian nyeri ........................................................ 15

b. Klasifikasi Nyeri ....................................................... 16

c. Alat ukur Nyeri ......................................................... 17

d. Penatalaksanaan ....................................................... 17

e. Periode Nifas ............................................................ 19

f. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ............................. 19

B. Kerangka Teori ....................................................................... 23

C. Kerangka Konsep ................................................................... 24

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset ............................. .............................. 25

B. Tempat dan Waktu ................................................................. 25

C. Media dan Alat yang digunakan ............................................. 25

D. Prosedur Tindakan .................................................................. 25

E. Alat ukur tindakan .................................................................. 26

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ...................... ........................................................ 28

Page 9: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

ix

B. Perumusan Masalah ................................................................. 31

C. Proiritas Diagnosa Keperawatan ........................................... 32

D. Rencana Keperawatan ........................................................... 33

E. Tindakan Keperawatan .......................................................... 34

F. Evaluasi .................................................................................. 39

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .......................... .................................................... 43

B. Perumusan Masalah ....................... ........................................ 47

C. Rencana Keperawatan ......................... ................................... 49

D. Tindakan Keperawatan .......................................................... 51

E. Evaluasi Keperawatan ....................... ..................................... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 58

B. Saran ................. ...................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Kerangka teori ...................................................................... 23

2. Gambar 2.2 Kerangka konsep .................................................................. 24

3. Gambar 3.1 Skala Nyeri Analogi Visual ................................................. 27

Page 11: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin

dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Tetti

dan Cecep Ali, 2015). WHO (World Health Organization) menyatakan

bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea pada tahun 1998 adalah

10% sampai 15%. Di Amerika Serikat persalinan dengan sectio caesarea

terjadi dengan prevalensi 21,2% (Cunningham, dkk, 2006 dalam

Anggorowati, 2012) sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 24-

30% (Roeshadi, 2006 dalam Anggorowati, 2012). Di Indonesia,

peningkatan section caesarea terjadi dengan prevalensi sebesar 51,59%

pada tahun 2005 sebesar menjadi 53,68% pada tahun 2006 (Grace,2007

dalam Anggorowati, 2012).

Angka persalinan dengan sectio caesarea di Jawa Tengah pada

tahun 2010 terjadi sebesar 11,8% (Profil Dinas Kesehatan, 2010 dalam

Anggorowati 2012). Kasus persalinan dengan sectio caesarea di RSUD dr.

Moewardi Surakarta menunjukkan penurunan angka kejadian dari 1496

kasus pada tahun 2013 menjadi 693 kasus pada tahun 2014 dan 98 kasus

pada tahun 2015.

Page 12: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

2

Masalah utama yang muncul pada pasien post section caesarea

adalah nyeri paska pembedahan di abdomen. International Association of

the Study of Pain atau IASP mendefinisikan nyeri sebagai sensori subyektif

dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan pada pasien yang

dikarenakan adanya potensi rusaknya jaringan (Andarmoyo, 2013).

Tindakan sectio caesarea mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas

jaringan yang menyebabkan nyeri. Pada proses pembedahan, anastesi akan

diberikan untuk meminimalkan sensori nyeri yang dirasakan pasien.

Namun, sensori nyeri akan kembali terasa ketika efek dari anetasi sudah

habis. Nyeri inilah yang membuat pasien terganggu (Whalley, dkk 2008

dalam Pratiwi, 2012).

Penanganan yang sering digunakan dalam menurunkan nyeri post

sectio caesarea dilakukan dengan memberikan tindakan farmakologi dan

non farmakologi. Dalam penanganan farmakologi, pemberian alagesik

mampu mengendalikan nyeri, baik sedang maupun berat. Namun demikian

pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

klien sendiri dalam mengontrol nyerinya (Van Kooten,1999 dalam Pratiwi,

2012). Oleh karena itu, tindakan non farmakologi dibutuhkan sebagai

upaya mandiri pasien terhadap pengontrolan nyeri agar sensasi nyeri dapat

berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang (Bobak, 2004 dalam

Pratiwi 2012).

Pemberian metode non farmakologi merupakan upaya yang

dilakukan dalam mempersingkat episode nyeri, yang berlangsung hanya

Page 13: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

3

dalam beberapa detik atau menit. Dalam hal ini, ketika nyeri hebat

berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, penanganan

menggunakan metode non farmakologi adalah cara yang paling efektif

untuk mengontrol nyeri selain menggunakan obat obatan.

Pengendalian nyeri non-farmakologi menjadi lebih murah, simpel, efektif

dan tanpa efek yang merugikan (Potter, 2005 dalam Pratiwi 2012).

Salah satu penanganan nyeri non farmakologi yang dapat

diberikan adalah teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relakasasi nafas

dalam merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik

dari ketegangan dan stress yang dapat meningkatkan toleransi terhadap

nyeri (Andarmoyo, 2013). Hasil penelitian Maulana pada bulan Januari

2003 di RSUD Bantul membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase dalam

menurunkan tingkat nyeri post partum di RSUD Bantul. Selain teknik

relaksasi nafas dalam, terapi non farmakologi yang dapat diberikan untuk

meredakan nyeri adalah dengan memberikan aromaterapi.

Aromaterapi merupakan terapi komplementer yang menggunakan

kandungan wewangian minyak essensial. Minyak esenssial yang diberikan

adalah dengan cara dihirup atau dibalur pada saat pemberian masase

(Brooker, 2009). Aromaterapi dinilai mampu memberikan efek terapeutik

dalam asuhan keperawatan maternitas (Medfort, dkk, 2012).

Salah satu aroma yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri

untuk relaksasi adalah aroma bunga lavender. Kandungan utama dari bunga

Page 14: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

4

lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O). Linalool adalah

kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi)

pada lavender. Hal ini sesuai teori McLain (2009) bahwa minyak esensial

dari bunga lavender dapat memberikan manfaat relaksasi (carminative),

sedatif, mengurangi tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki

mood seseorang (Dewi, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miguel, dkk pada tahun 2011

menunjukkan bahwa aroma lavender dan rosemary memiliki kemampuan

dalam menurunkan kecemasan. Namun pada lavender juga terjadi

perbaikan mood secara signifikan, dan membuat seseorang merasa lebih

rileks, sedangkan pada rosemary cenderung merasa lebih waspada. Hal ini

membuktikan bahwa aroma lavender memberikan manfaat relaksasi,

sedatif dan mengurangi kecemasan (Prima Dewi, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, dkk pada tanggal 14

Mei sampai 7 Juni 2012 terhadap 30 ibu post sectio caesarea di ruang

nifas Rumah Sakit Al Islam Bandung menunjukan bahwa latihan relaksasi

nafas dan menggunakan aromaterapi lavender efektif menurunkan nyeri

pada ibu post sectio caesarea. Selain itu, hasil observasi yang dilakukan

penulis pada pasien post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD dr.

Moewardi didapatkan data bahwa pasien post SC akan mengalami nyeri

pada bagian abdomen akibat adanya sayatan.

Nyeri merupakan masalah yang harus diatasi. Peran perawat dalam

mengatasi nyeri adalah membantu memperoleh kontrol diri untuk

Page 15: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

5

meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang. Oleh karena

itu perawat harus terlebih dahulu menangani masalah nyeri pada pasien

(Tamsuri, 2007). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik

untuk mengaplikasikan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan

aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri pada asuhan keperawatan

post partum Ny. V di ruang Mawar I RSUD dr. Moewardi Surakarta.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk mengaplikasikan tindakan relaksasi nafas dalam dengan

aromaterapi lavender dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien

post sectio caesarea

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada pasien dengan

nyeri post op sectio caesarea

b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose keperawatan pada

pasien dengan nyeri post op sectio caesarea

c. Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien

dengan nyeri post op sectio caesarea

d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien dengan

nyeri post op sectio caesarea

e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan nyeri

post op sectio caesarea

Page 16: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

6

f. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pemberian tindakan relaksasi

nafas dalam dan aroma terapi lavender pada pasien dengan nyeri

post op sectio caesarea

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pasien

Dapat menjadi pengetahuan baru untuk pasien dalam menangani nyeri

menggunakan teknik non farmakologis.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai masukan dalam hal pemberian asuhan keperawatan pada ibu

post op sectio caesarea yang mengalami nyeri dengan memberikan

tindakan non farmakologis untuk mengurangi nyeri.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan bacaan dan untuk menambah wawasan serta informasi

bagi mahasiswa keperawatan mengenai asuhan keperawatan pre

service khususnya keperawatan maternitas.

3. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis mengenai penanganan

nyeri post op dengan tindakan non farmakologis.

Page 17: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Sectio Caesarea

a. Pengertian

Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin

dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram.

(Solehati, 2015)

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, sectio caesarea juga

dapat didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin darai

dalam rahim. (Amru sofyan,2011)

Yusmiati (2007) menyatakan bedah caesar adalah sebuah bentuk

melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang

menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau

lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan

mengarah pada komplikasi komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai

pengganti kelahiran normal.

b. Jenis Persalinan Sectio Caesarea

Menurut M. Hakimi (2010), Ada dua jenis sayatan operasi yang

dilakukan yaitu sebagai berikut.

Page 18: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

8

1) Sayatan melintang

Cara ini memungkinkan kelahian per abdomen yang aman

sekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun

rongga rahim terinfeksi,maka insisi melintang segmen bawah

uterus telah menimbulkan revolusi dalam pelaksanaan obstetric

2) Sayatan memanjang

Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti

pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan scalpel dan

dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada

bayi.

c. Indikasi

Menurut Taufan Nugroho (2011) operasi sectio caesarea dilakukan

atas indikasi:

1) Ibu

a) Disproporsi cepalopelvik

b) Plasenta previa

c) Letak lintang

d) Solution plasenta

e) Preeklamsi/eklamsia dan Infeksi intrapartum

2) Anak

a) Gawat janin

b) Letak janin

c) Kehamilan ganda

Page 19: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

9

d) Adanya bobot badan bayi yang ukurannya lebih dari normal.

Andarmoyo (2015)

d. Komplikasi

Menurut Mitayani (2012) komplikasi sectio caesarea adalah sebagai

berikut:

1) Pada ibu

a) Infeksi Puerperal

b) Ringan: peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa

nifas

c) Berat: peritonitis sepsis

d) Perdarahan

e) Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, embolisme

paru,dan sebagainya jarang terjadi.

2) Pada anak

Kematian perinatal pasca section caesarea sebanyak 4-7%

e. Dampak Persalinan Sectio Caesarea

1) Adanya rasa nyeri

2) Kelemahan

3) Gangguan integritas kulit

4) Nutrisi kurang dari kebutuhan

5) Resiko infeksi

6) Sulit tidur

Page 20: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

10

2. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum

Menurut sugeng jitowiyono (2012) pelaksanaan asuhan keperawatan masa

nifas pada post operasi sectio caesarea melalui pendekatan proses

keperawatan dengan melaksanakan :

a. Pengkajian

Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea data yang dapat

ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan

persalinan,malposisi janin, prolaps tali pusat,obrupsio plasenta dan

plasenta previa.

Pengkajian menurut Mitayani (2012), dimulai dengan pemeriksaan dan

observasi sebagai berikut.

1) Temperatur

periksa satu kali pada 1 jam pertama sesuai dengan peraturan

rumah sakit, suhu tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau

keletihan

2) Nadi

periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil,

kemudian setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya. nadi kembali

normal pada 1 jam berikutnya.

3) Pernafasan

periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah

1 jam postpartum

4) Kandung kemih

Page 21: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

11

kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis postpartum dan

cairan intravena

5) Sistem gastrointestinal

pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali

normal

6) Lokea

periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang, bila darah

mengalir dengan cepat.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan post

sectio caesarea yaitu :

1) Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi

2) Resiko perubahan pola eliminasi perkemihan atau konstipasi

berhubungan dengan trauma sekunder terhadap sectio caesarea

3) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan

4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

tentang perawatan melahirkan sectio caesarea.

c. Intervensi

1) Diagnosa Pertama

Tujuan : skala nyeri turun menjadi 2, pasien tidak mengeluh

kesakitan.

Page 22: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

12

Intervensi :

a) Identifikasi keluhan nyeri pada sisi insisi, abdomen, wajah,

perilaku

Respon : untuk mengetahui karakteristik nyeri

b) Berikan tindakan kenyamanan yang dapat membantu seperti

posisi.

Respon : untuk memberikan kenyamana pada pasien dalam

mengurangi nyeri

c) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Respon : untuk mengurangi nyeri pasien

d) Beri obat nyeri sesuai advice dokter

Respon : untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi

nyeri

2) Diagnosa Kedua

Tujuan : berkemih secara spontan tanpa nyeri, mengalami defekasi

dalam 3-4 jam setelah pembedahan.

Intervensi :

a) Kaji perubahan eliminasi

Respon : untuk mengetahui adanya gangguan eliminasi

b) Palpasi abdomen bawah bila pasien melaporkan distensi

kandung kemih dan ketidakmampuan untuk berkemih

Respon : untuk membantu pasien dalam berkemih

c) Anjurkan berkemih setiap 4-6 jam bila mungkin

Page 23: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

13

Respon : untuk mencegah adanya penumpukan urin di dalam

kandung kemih

d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Respon : untuk membantu mempercepat eliminasi

3) Diagnosa Ketiga

Tujuan: insisi bedah kering, tidak ada tanda infeksi, infolusi uteri

berlanjut secara normal.

Intervensi:

a) Observasi insisi terhadap infeksi

Respon : untuk mengetahui adanya bakteri atau tanda infeksi

pada luka

b) Lakukan medikasi pada luka insisi

Respon : untuk menjaga kebersihan luka

c) Anjurkan pasien untuk tidak memegang luka

Respon : untuk mencegah terjadinya infeksi

d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Respon : untuk mempercepat penyembuhan luka

4) Diagnosa Keempat

Tujuan : Klien menggungkapkan pemahaman tentang perawatan

melahirkan sesar.

Intervensi :

a) Kaji pengetahuan pasien mengenai perawatan melahirkan sesar

Page 24: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

14

Respon : untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang

melahirkan sesar

b) Diskusikan mengenai perawatan insisi, gejala infeksi dan

pentingnya diet nutrisi

Respon : untuk bertukar fikiran dengan pasien mengenai

perawatan post op sectio caesarea

c) Jelaskan tentang pentingnya periode istirahat terencana, latihan

Respon : untuk memberikan pengetahuan pada pasien

mengenai proses penyembuhan post op sectio caesarea.

d. Implementasi

Selama tahap implementasi perawat melaksanakan renana asuhan

keperawatan. Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk

membantu klien memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap implementasi terdiri atas :

1) Tindakan keperawatan mandiri

2) Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa advice dokter

3) Tindakan keperawatan kolaboratif

4) Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat

bekerja dengan anggotavtim perawatan kesehatan lain dalam

membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi

masalah masalah klien

5) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap

asuhan keperawatan.

Page 25: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

15

e. Evaluasi

Pada evaluasi klien dengan post op sectio caesarea, kriteria evaluasi

adalah sebagai berikut :

1) Nyeri diminimalkan atau dikontrol dan pasien mengungkapkan

bahwa ia nyaman

2) Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan dan mengalami

defekasidalam 3-4 hari setelah pembedahan

3) Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan melahirkan

sesar.

Postterm atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan

yang melampaui usia 292 hari (42 minggu) dengan gejala

kemungkinan komplikasinya. nama lain kehamilan lewat waktu

adalah kehamilan serotinus (Manuba, 2008).

Sedangkan menurut Cunningham, 2012. Kehamilan lebih

bulan adalah kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau

lebih sejak awitan periode mentruasi berasumsi bahwa ovulasi

terjadi dua minggu setelah menstruasi terakhir.

3. Konsep Nyeri dan Nifas

a. Pengertian

Sulistyo Andarmoyo (2013) mengatakan bahwa nyeri merupakan

suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan dedang

rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk

menghilangkan rasa nyeri.

Page 26: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

16

Sedangkan menurut Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri

International Association of The Study of Pain, IASP, (1979)

sebagaimana dikutip dalam Sulistyo Andarmoyo (2013)

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan

jaringan yang actual, potensial, atau yang dirasakan dalam kejadian

kejadian saat terjadi kerusakan.

b. Klasifikasi nyeri

Menurut Andarmoyo Sulistyo (2013), nyeri dapat diklasifikasikan

berdasarkan durasinya dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik.

1) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit,

atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan

intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung

untuk waktu singkat.

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang siatu periode waktu. Nyeri konik berlangsung lama,

intensitas yang bervariasi,dan biasanya berlangsung lebih dari 6

bulan.

Salah satu managemen nyeri yang dapat dilakukan ibu

dalam mengalihkan pusat perhatian terhadap nyeri saat menjelang

persalinan adalah dengan teknik relaksasi nafas dalam.

Page 27: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

17

c. Alat ukur

Visual Analog Scale (VAS) merupakan skala berbentuk garis

horizontal sepanjang 10 cm. Ujung kiri skala mengidentifikasi tidak

ada nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri yang berat atau nyeri

yang tidak tertahankan. Untuk menilai hasil, sebuah penggaris

diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat klien pada garis tidak

ada nyeri, kemudian diukur dan ditulis dalam ukuran centimeter.

Skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

0 = tidak ada nyeri

1-2 = nyeri ringan

3-4 = nyeri sedang

5-6 = nyeri berat

7-8 =nyeri sangat berat

9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan ( Tetti & Cecep eli,

2015)

d. Penatalaksanaan

Teknik relakasasi nafas dalam merupakan teknik relaksasi dalam

persalinan sebagai pereda nyeri yang memberikan relaksasi dalam

persalinan dan dapat mencegah kesalahan berlebihan pasca persalinan

(rosemary, 2003).

Selain dengan teknik relaksasi nafas dalam pada beberapa terapi

non farmakologi untuk meredakan nyeri, biasanya digunakan juga

penggunaan aromaterapi, yang mempunyai efek terapeutik yang sering

Page 28: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

18

digunakan terapi dalam asuhan maternitas. (medforth, et al, 2012 )

Aromaterapi merupakan terapi koplementer yang didalamnya terdapat

kandungan wewangian turunan dari minyak essensial dan minyak

esenssial ini dapat dihirup atau menjadi minyak dalam terapi masase

pada kulit yang utuh, selain itu juga dapat menjadi kombinasi minyak

campuan obat (Brooker, 2009 ).

Aromaterapi adalah suatu metode dalam relaksasi yang

menggunakan minyak essensial dalam pelaksanaannya berguna untuk

meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit seseorang. Andarmoyo

sulistyo, (2013)

Hasil penelitiaan yang dilakukan terhadap 30 ibu post sectio

caesarea diruang nifas Rumah Sakit Al Islam Bandung didapatkan

hasil sebelum diberikan latihan relaksasi nafas dalam menggunakan

aromaterapi lavender, intensitas nyeri sangat tinggi dimana nilai

tersebut masuk dalam kategori berat tertahankan, adapun sesudah

diberikan latihan teknik relaksasi nafas dalam menggunakan

aromaterapi lavender intensitas nyeri pada responden berubah masuk

dalam kategori sedang. Terdapat perbedaan yang signifikan antara

intensitas skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan latihan teknik

relaksasi pernafasan menggunakan aromaterapi lavender. Hal ini

mengindikasikan adanya pengaruh latihan teknik relaksasi nafas dalam

menggnakan aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri akibat luka

post sectio caesarea dengan p-value < 0,05 baik terhadap intensitas

Page 29: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

19

skala nyeri dan berkurangnya nyeri yang dialami ibu post sectio

caesarea dapat diatasi (Ratna pratiwi, 2012).

Nifas adalah masa post partum atau puerperium yaitu masa atau waktu

sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam

minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang

berkaitan dengan kandungan,yang mengalami perubahan seperti perlukaan

dan lain sebagainya yang berkaitan dengan saat melahirkan (Suherni, 2007).

e. Periode nifas

Menurut Bahiyatun (2009), masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu:

1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan.

2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia.

3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,

bulan, atau tahun.

f. Perubahan fisiologis Masa Nifas

1) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi

posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara

umbilicus dan simpisis atau tdk lebih tinggi.

Page 30: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

20

2) Lochea

Lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat

organisme berkembang lebih cepat dari pada Kondisi asam yang ada

pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/ anyir seperti darah

mensruasi meskipun tidak terlal Menyengat dan volumenya berbeda–

beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan

adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi

(Suherni, dkk, 2008).

Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahap:

a) Lochea rubra/merah (kruenta)

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum.

Cairan yang keluar berwarna merah karna berisi cairan segar.

b) Lochea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

c) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7

sampai hari ke 14 postpartum.

Page 31: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

21

d) Lochea Alba / Putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender servik

dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung

selama 2 sampai 6 minggu post partum.

3) Perubahan sistem pencernaan

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan sistem pencernaan

antara lain:

a) Nafsu makan

Pemulihab nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum

usus kembali normal. Meskipun kadar estrogen dan

progesteron menurun setelah melahirkan asupan makanan juga

mengalami penurunan selama 1-2 hari.

b) Pengosongan perut

Ibu sering mengalami konstipasi hal ini disebabkan tonus otot

usus menurun selama persalinan dan awal masa postpartum,

diare sebelum persalinan, kurang makan, dehidrasi,hemoroid

ataupun laserasi jalan lahir.

4) Perubahan sistem perkemihan

Fungsi ginjal kembali normal pada waktu 1 bulan setelah

melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam

waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

5) Perubahan sistem muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi,

Page 32: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

22

6) Dinding perut

Dinding perut akan longgar pasca persalinan dalam waktu 6

minggu.

7) Kulit abdomen

Pada masa kehamilan kulit abdomen akan melebar, melonggar, dan

menggendur hingga berbulan bulan. Otot dinding abdomen akan

kembali normal dalam beberapa minggu pasca persalinan.

8) Striae

Striae pada dinding abdomen tidak akan menghilang sempurna

melainkan akan membentuk garis lurus yang samar.

Page 33: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

23

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

(Mitayani,2012)

Ibu

· panggul sempit

· tumor tumor jalan lahir

· stenisis servik

· disproporsi sefalopelvis

· rupture uteri

· riwayat observasi jelek

Janin

· letak janin yang tidak

bisa dikoreksi

· presentasi bokong

· penyakit congenital

· gawat janin

sectio caesarea

MK: Kurang

pengetahuan

komplikasi

persalinan normal

kala II berjalan

lancar

bayi lahir dengan

TTV normal

Ibu

· infeksi

· perdarahan

· luka kandung kemih

janin

Kematian

MK:

Nyeri akut

Resiko Tinggi Penyebaran Infeksi

Resiko perubahan pola eliminasi

Page 34: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

24

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep

(Ratna, 2011)

Nyeri post sectio caesarea Relaksasi pernafasan dalam

dengan aromaterapi lavender

Page 35: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

25

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset

Subyek aplikasi adalah pada pasien Ny. V

B. Tempat dan Waktu

Tempat yang digunakan adalah di Ruang Mawar RSUD dr. Moewardi

Surakarta.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-12 Maret 2015

C. Media dan Alat yang digunakan

Media yang digunakan adalah dengan aromaterapi lavender.

D. Prosedur Tindakan

Fase Orientasi

1. Mengucap salam

2. Memperkenalkan diri kepasien

3. Kontrak waktu

4. Menjelaskan tujuan

5. Menanyakan kesiapan pasien

Fase Kerja

1. Sebelum melakukan tindakan relaksasi nafas dalam terlebih dahulu

menanyakan pada pasien apakah pasien menyukai dengan bau

lavender.

2. Menyiapkan alat dan bahan (menyiapkan aromaterapi lavender)

Page 36: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

26

3. Ciptakan suasana yang nyaman dan usahakan tetap rileks dan tenang.

4. Posisikan pasien senyaman mungkin. Bantu pasien mendapatkan posisi

yang nyaman.

5. Anjurkan pasien melemaskan otot-ototnya. Hindari ketegangan otot.

6. Anjurkan pasien menarik nafas melalui hidung, lalu isaplah

aromaterapi secara perlahan-lahan.

7. Lalu anjurkan untuk mengeluarkan nafas secara perlahan dari mulut,

anjurkan pasien tetap focus pada pernafasannya dan bau

aromaterapinya ( Tetti & Cecep eli, 2015).

Fase Terminasi

1. Menyaampaikan evaluasi hasil pada pasien

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Berpamitan

E. Alat ukur tindakan

Alat ukur yang digunakan menggunakan VAS Skala analog visual (Visual

analog scale). Visual Analog Scale (VAS) merupakan skala berbentuk garis

horizontal sepanjang 10 cm. Ujung kiri skala mengidentifikasi tidak ada

nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri yang berat atau nyeri yang tidak

tertahankan. Untuk menilai hasil, sebuah penggaris diletakkan sepanjang

garis dan jarak yang dibuat klien pada garis tidak ada nyeri, kemudian

diukur dan ditulis dalam ukuran centimeter.

Skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

1 = tidak ada nyeri

Page 37: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

27

1-3 = nyeri ringan

3-5 = nyeri sedang

5-7 = nyeri berat

7-9 =nyeri sangat berat

9-11 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan ( Tetti & Cecep eli, 2015)

Analog

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri yang tidak tertahankan

Gambar 3.1

Skala Nyeri Analog Visual

Sumber : Tetti & Cecep eli, (2015)

Page 38: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

28

BAB IV

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Maret 2015 – 15 Maret 2015

jam 08.00 WIB. Pengkajian dilakukan dengan metode alloanamnesa dan

autoanamnesa. Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil, pasien

bernama Ny. V, umur 21 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat laweyan

surakarta, pekerjaan ibu rumah tangga, tingkat pendidikan SLTA. Tanggal

masuk rumah sakit pada tanggal 11 maret 2015,dengan diagnosa

kehamilan Postterm. Identitas penanggung jawab Ny. V adalah Tn.A,

umur 24 tahun, hubungan dengan klien adalah suami.

Riwayat kehamilan dari persalinan masa lalu : pasien mengatakan

ini adalah kehamilan pertama. Riwayat kehamilan saat ini: pasien

mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya dari bulan juni 2014

sampai maret 2015. Jenis persalinan : jenis persalinan section caesarea

atas indikasi kehamilan postterm. Bayi yang dilahirkan berjenis kelamin

laki laki dengan berat badan 2600 gr dan panjang badan 46 cm. perdarahan

yang terjadi ±150cc

Riwayat ginekologi : pasien mengatakan tidak mempunyai masalah

pada organ reproduksinya. Riwayat KB: pasien mengatakan belum pernah

menggunakan alat KB. Status setelah persalinan: G2 P1 A1. Bayi tidak

dirawat gabung,dengan alas an bayi mempunyai riwayat B20 dari ibu.

Page 39: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

29

Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran pasien kompos

mentis, berat badan pasien : 50 kg dan tinggi badan : 146 cm. pemeriksaan

tanda tanda vital diperoleh hasil tekanan darah 110/80mmHg, nadi 76

x/menit, pernafasan 20 x/menit,dan suhu tubuh 36ºc

Pemeriksaan fisik kepala sampai leher: pada pemeriksaan kepala

didapatkan bentuk kepala mesocephal, kulit kepala pasien bersih dan

rambut sedikit kusam. Pada mata didapatkan mata simetris, konjungtiva

tidak anemis, sclera tidak ikterik. Pada hidung didapatkan hidung bersih

dan tidak ada sekret. Pada mulut : mulut bersih, gigi putih, membrane

mukosa agak kering. Telinga: didapatkan telinga bersih, simetris dan tidak

ada serumen. Pada leher didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Pada pemeriksaan jantung didapatkan hasil inspeksi bentuk dada

simetris. Pada palpasi ictus cordis teraba, .saat diperkusi terdengar suara

pekak. Pada saat pemeriksaan auskultasi didapatkan bunyi jantung regular.

Pada pemeriksaan paru paru didapatkan hasil inspeksi bentuk dada

simetris, tidak ada jejas, ekspansi paru kanan dan kiri sama. Pada palpasi

vocal fremitus kanan kiri sama. Saat diperkusi didapatkan suara paru sonor

dan saat di auskultasi tidak ada suara nafas tambahan.

Pemeriksaan payudara didapatkan hasil payudara membesar

putting susu membesar dan terdapat pigmentasi aerola, dan asi belum

keluar.

Page 40: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

30

Pada pemeriksaan abdomen didapat hasil inspeksi terlihat bekas

sayatan operasi ±10cm. posisi perut membulat. pasien merasa nyeri

dibagian luka jahitan post operasi sectio caesarea dengan skala 5.

Pada pemeriksaan perineum dan genitalia pasien didapatkan pada

vagina terpasang DC. Perineum utuh tidak ada laserasi jalan lahir, tanda

REEDA hasilnya tidak ditemukan kemerahan (redness), tidak ada bengkak

(edema), tidak ada kebiruan (echimosis), tidak terdapat nanah/pus

(discharge), dan pada(approximate) penyatuan jaringan tampak baik.

Pengeluaran lochea ±150cc, dengan jenis lochea rubra, perdarahan

bewarna merah segar dan berbau amis.

Pada ekstremitas: ekstremitas Atas didapatkan hasil kekuatan otot

ka/ki 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada

ekstremitas Bawah kekuatan otot ka/ki 4/4, tidak ada jejas, tidak ada

oedem.

Pada pengkajian Istirahat dan kenyamanan Sebelum masuk rumah

sakit: pasien mengatakan rata rata tidur 6-7 jam perhari dan tidak ada

gangguan. Selama dirumah sakit: pasien mengtakan tidak bisa tidur

nyenyak tidur kadang terbangun karna merasakan sakit diperutnya karena

luka bekas operasi sectio caesarea.

Pada pengkajian Nutrisi dan cairan: Asupan nutrisi pasien

mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk, habis setengah

porsi makan. Asupan cairan : pasien mengatakan asupan cairan/minum

sedikit.

Page 41: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

31

Pengkajian nyeri didapatkan hasil P: pasien mengatakan diperutnya

sakit setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk

tusuk, R: pasien mengatakan nyerinya terasa dibagian perut, S: pasien

mengatakan skala nyeri 5, T: pasien mengatakan nyeri terasa hilang

timbul.

Pada tanggal 11 maret 2015 jam 17.35 WIB didapatkan hasil

pemeriksaan laboratorium hemoglobin 11,7 g/dl (nilai normal 12,3-15,3)

hematokrit 34 % (nilai normal 33-45) leukosit 10,7 ribu/ul (nilai normal

4,5-14,5) trombosit 148 ribu/ul (nilai normal 150-450) eritrosit 3,63 juta/ul

( nilai normal 4,10-5,10) golongan darah pasien O.

Terapi medik yang didapatkan pasien yaitu cairan parenteral yang

terdiri dari cairan infuse RL 20 tpm, terapi enteral terdiri dari ceftriaxone

2gr/ 24jam sebagai antibiotic dan ketorolak 30ml/ 8 jam sebagai analgesik.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan pengkajian pada pasien tanggal 13 maret 2015

didapatkan 3 diagnosa keperawatan:

Data subyektif : Pasien mengatakan di perut masih terasa sakit, P:

Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q: pasien mengatakan

nyerinya seperti tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian perut, S: pasien mengatakan skala nyeri 5, T; pasien mengatakan

nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif : Pasien tampak menahan sakit,

pasien hanya berbaring ditempat tidur, ttv: td:110/80 mmhg, n: 76 x/mnt,

Page 42: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

32

r; 20 x/mnt, s: 36ºc. Sehingga didapat diagnose keperawatan Nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik

Data subyektif :Pasen mengatakan lemas, masih sulit untuk miring.

Data obyektif : pasien hanya berbaring,kekuatan otot 4, pada ekstremitas

atas didapatkan hasil kekuatan otot ka/ki 4/4, terpasang infuse RL ditangan

kanan, tidak ada oedema. Pada ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki 4/4,

tidak ada jejas, tidak ada oedem,pasien tampak masih meminta bantuan

saat ingin miring. Sehingga didapatkan diagnosa keperawatan Hambatan

Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri (post sc).

Data subyektif : Pasien mengatakan sakit pada bekas operasinya.

Data obyektif : Tampak bekas jahitan, panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada

tanda reeda. Sehingga didapatkan diagnosa keperawatan kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik .

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data diatas penulis mampu memprioritaskan

diagnosa keperawatan, adapun prioritas utama adalah Nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik. Prioritas diagnosa keperawatan

kedua adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (post

sc). Sedangkan prioritas diagnosa ketiga adalah kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik.

Page 43: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

33

D. Rencana keperawatan

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan

rencana keperawatan sesuai diagnosa yang telah ditentukan :

Diagnosa pertama : Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera

Fisik. Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil : Skala

nyeri berkurang menjadi 1 dan Pasien tidak merasa sakit /nyeri. Rencana

tindakan yang akan dilakukan: Observasi nyeri pasien untuk mengetahui

skala nyeri. Kaji keadaan umum pasien untuk Mengetahui keadaan umum.

Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender

untuk mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman dan rileks.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik untuk Mempercepat

penyembuhan.

Diagnosa Kedua : Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan

Nyeri (Post Sc). Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi

dengan kriteria hasil : Kekuatan otot pasien menjadi 5 dan Pasien mampu

melakukan mobilisasi secara mandiri. Rencana tindakan yang akan

dilakukan Kaji mobilisasi pasien untuk mengetahui tingkat mobilisasi

pasien. Ajarkan mobilisasi dini untuk melatih pasien untuk gerak. Jelaskan

pentingnya mobilisasi untuk menambah pengetahuan pasien. Kolaborasi

dengan fisioterapi untuk melatih pergerakan / ambulasi pasien.

Page 44: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

34

Diagnosa Ketiga : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

faktor mekanik . Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit

teratasi dengan kriteria hasil tidak ada luka atau lesi pada kulit dan luka

tetap bersih. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah observasi luka

untuk memantau luka. Lakukan perawatan luka/ medikasi untuk menjaga

kebersihan luka. Anjurkan pasien untuk tidak memegang bekas operasi

untuk mencegah adanya kotoran penyebab infeksi. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat antibiotik untuk mempercepat penyembuhan

dan mencegah infeksi.

E. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 13 maret

2015 jam 08.35 wib mengobservasi nyeri pasien didapat respon

subyektif: pasien mengatakan perutnya agak sakit, P: Pasien mengatakan

perutnya sakit setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan nyerinya seperti

tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S: pasien

mengatakan skala nyeri 5, T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang

timbul. respon obyektif : Pasien tampak menahan sakit, pasien hanya

berbaring ditempat tidur.

Tindakan jam 08.40 wib mengkaji kekuatan otot, didapat respon

subyektif : : pasien mengatakan belum bisa bergerak dan miring. Respon

Page 45: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

35

obyektif : pasien tampak ingin miring dan berpindah, pasien hanya

berbaring, kekuatan otot 4.

Tidakan jam 08.45 wib melaksanakan advis dokter dalam

pemberian obat injeksi analgetik dan antibiotic (Ceftriaxone dan

Ketorolak). Didapat respon subyektif : Pasien bersedian diinjeksi analgetik

dan antibiotic melalui intra selang. Respon obyektif :pasien tampak

menahan sakit ketika diinjeksi.

Tindakan jam 09.00 wib menganjurkan pasien untuk tidak

memegang luka bekas operasi .respon subyektif : pasien mengatakan tidak

pernah memegang bekas operasinya. respon obyektif : pasien tampak

mendengarkan anjuran perawat.

Tindakan jam 09.10 mengajarkan mobilisasi. Respon subyektif :

pasien mengatakan bersedia diajarkan mobilisasi dini (miring dan duduk).

Respon obyektif : pasien tampak masih kesulitan dan merasa sakit di

bagian perut saat dibantu miring dan duduk.

Tindakan jam 09.30 wib mengkaji keadaan umum (ttv). Respon

subyektif : Pasien mengatakan perutnya masih sakit, pasien mengatakan

bersedia diperiksa ttv respon obyektif : TTV : Td : 110/80 mmhg, N:

76x/menit, R: 20x/menit, S:36ºc

Tidakan jam 10.10 wib Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam

menggunakan aromaterapi lavender. Respon subyektif : pasien

mengatakan bekas operasinya masih sakit, pasien mau diajarkan teknik

relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender. Respon

Page 46: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

36

obyektif : pasien tampak mengikuti instruksi perawat, pasien tampak lebih

rileks.

Tindakan jam 10.25 wib mengkaji nyeri pasien.data subyektif:

pasien mengatakan merasa lebih enak,P: Pasien mengatakan perutnya sakit

setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,

R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S : pasien mengatakan

skala nyeri 5, T : pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul .Respon

obyektif : ekspresi wajah pasien tampak rileks, pasien tidak mengeluh

nyeri.

Tindakan jam 13.25 wib mengkaji kekuatan otot pasien. Respon

subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa sedikit miring. Respon obyektif

: pasien tampak terus mencoba miring. Tindakan jam 13.40 wib

mengobservasi nyeri pasien. Respon subyektif : pasien mengatakan

nyerinya kadang terasa saat diam dan bicara, P : Pasien mengatakan

perutnya sakit setelah dioperasi, Q : pasien mengatakan nyerinya seperti

tertusuk tusuk, R : Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S :

pasien mengatakan skala nyeri 5, T : pasien mengatakan nyeri terasa

hilang timbul. Respon obyektif : pasien tampak menahat sakit saat diajak

bicara.

Tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 14 maret 2015. Tindakan

jam 08.30 wib mengobservasi nyeri pasien. Respon subyektif : Pasien

mengatakan nyeri sudah berkurang,P : Pasien mengatakan perutnya sakit

setelah dioperasi,Q : pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,R

Page 47: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

37

: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut,S: pasien mengatakan

skala nyeri 3, T : pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. Respon

obyektif : ekspresi wajah pasien tampak lebih tenang, pasien tampak

sudah mampu mengontrol nyerinya.

Tindakan jam 08.35 wib Mengkolaborasikan dengan dokter dalam

pemberian analgetik dan antibiotic (Ceftriaxone dan ketorolak). Respon

subyektif : pasien mengatakan bersedia diinjeksi via intraselang. Respon

obyektif : pasien tampak menahan sakit karna diinjeksi.

Tindakan jam 08.45 wib mengobservasi luka. Respon subyektif:

pasien mengatakan dibekas operasinya terasa perih. Respon obyektif :tidak

tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas jahitan. Tindakan jam

08.55 wib menganjurkan pasien untuk tidak memegang luka. Respon

subyektif : Pasien mengatakan tidak pernah memegang langsung. Respon

obyektif : pasien tampak mendengarkan anjuran perawat.

Tindakan jam 09.00 wib mengkaji mobilisasi pasien .respon

subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa miring tapi masih sulit berjalan.

Respon obyektif : pasien sudah bisa miring, pasien tampak mampu

berpindah ditempat tidur sendiri.

Tindakan jam 13.05 wib Mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam menggunakan aromaterapi lavender. Respon subyektif : Pasien

mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam lagi.respon

obyektif : pasien tampak mendengarkan instruksi perawat, pasien tampak

lebih tenang dan rileks. Tindakan jam 13.20 wib mengajarkan mobilisasi:

Page 48: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

38

pasien mengatakan mau diajarkan mobilisasi dini. Respon obyektif :

pasien tampak sudah mampu melakukan miring,duduk dan berdiri secara

mandiri, namun masih perlu bantuan saat berjalan.

Tindakan jam 13.40 wib mengkaji nyeri pasien .respon subyektif :

pasien mengatakan sudah tidak nyeri, nyeri hanya saat berbicara.P : Pasien

mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi, Q : pasien mengatakan

nyerinya seperti tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian perut, S : pasien mengatakan skala nyeri 2, T :pasien mengatakan

nyeri terasa hilang timbul . respon obyektif : pasien tampak sangat rileks

dan tidak mengeluh sakit.

Tindakan keperawatan hari minggu tanggal 15 maret 2015.

Tindakan jam 08.40 wib Mengkolaborasikan dengan dokter dalam

pemberian analgetik dan antibiotic (ceftriaxone dan ketorolak). Respon

subyektif: pasien mengatakan bersedia dilakukan injeksi intraselang.

Respon obyektif : pasien sedikit menahan sakit saat diinjeksi,pasien tidak

tampak mengeluh sakit.

Tindakan jam 12.03 wib mengkaji keadaan umum pasien. Respon

subyektif : pasien mengatakan sudah baik. Respon obyektif : pasien

tampak sudah baik dan bisa melakukan aktivitas sendiri,Ttv : Td : 110/70

mmhg,N : 80 x/ menit, R : 21 x/ menit S : 36,5 ºc. tindakan jam 12.10 wib

mengkaji nyeri pasien. Respon subyektif : Pasien mengatakan sudah tidak

merasakan sakit, P : Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi, Q

: pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk, R: Pasien

Page 49: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

39

mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S : pasien mengatakan skala nyeri

1, T : pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. Respon obyektif :

ekspresi wajah pasien sudah rileks, tidak merasakan sakit.

Tindakan jam 12.15 wib Mengajarkan relaksasi nafas dalam

menggunakan aromaterapi lavender. Respon subyektif : Pasien

mengatakan bersedia . respon obyektif : Pasien mengatakan sudah tidak

merasakan nyeri dan pasien sudah tau cara mengontrol nyeri. Tindakan

jam 12.30 wib mengajarkan mobilisasi respon subyektif : pasien

mengatakan sudah bisa berdiri dan berjalan. Respon respon obyektif :

pasien sudah tampak bisa berjalan dan berpindah sendiri.

Tindakan jam 12.45 wib melakukan medikasi respon subyektif :

pasien mengatakan bersedia dimedikasi. respon Obyektif : Pasien tampak

tenang, terlihat bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi seperti kemerahan

dan keluar pus.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 13 maret

2015 jam 14.00 WIB didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa pertama:

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Didapatkan data

subyektif :pasien mengatakan nyerinya kadang terasa saat diam dan bicara,

P : Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q : pasien

mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,R : Pasien mengatakan nyeri

terasa dibagian perut,S: pasien mengatakan skala nyeri 5, T : pasien

Page 50: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

40

mengatakan nyeri terasa hilang timbul . obyektif : pasien tampak menahat

sakit saat diajak bicara. Analisis : Masalah belum teratasi. Planning :

lanjutkan intervensi(Kaji nyeri,Observasi keadaan umum,Ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender,Kolaborasi

pemberian analgetik).

Diagnose kedua: hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

nyeri ( post sc). Data subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa sedikit

miring. Obyektif : pasien tampak terus mencoba miring,kekuatan otot 4.

Analisis : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi (Kaji

kekuatan otot, Ajarkan mobilisasi dini, Jelaskan pentingnya mobilisasi,

Kolaborasi dengan fisioterapi ).

Diagnosa ketiga: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik. Data subyektif : pasien mengatakan tidak pernah

memegang bekas operasinya. Obyektif: pasien tampak mendengarkan

anjuran perawat. Analisis : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan

intervensi (observasi luka, lakukan perawatan luka/medikasi, anjurkan

pasien untuk tidak memegang bekas operasi, Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat).

Tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 14 maret 2015 jam 14.00

wib. Hasil evaluasi diagnose pertama: nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik. Data subyektif : S : pasien mengatakan sudah tidak

nyeri, nyeri hanya saat berbicara. P: Pasien mengatakan perutnya sakit

setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,R:

Page 51: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

41

Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S: pasien mengatakan

skala nyeri 2, T: pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. Data

obyektif : pasien tampak sangat rileks dan tidak mengeluh sakit. Analisis :

Masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi (Kaji nyeri,

Observasi keadaan umum, Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

menggunakan aromaterapi lavender, Kolaborasi pemberian analgetik).

Diagnose kedua: hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

( post sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah mampu

duduk, miring dan berdiri sendiri. Data obyektif : kekuatan otot pasien 5.

Analisis : masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi

(Ajarkan mobilisasi dini berjalan).

Diagnose ketiga : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik. Hasil evaluasi data subyektif: pasien mengatakan dibekas

operasinya terasa perih. Data obyektif : tidak tampak pus, tidak ada

kemerahan, tampak bekas jahitan. Analisis : Masalah teratasi sebagian.

Planning : lanjutkan intervensi. (observasi luka dan lakukan medikasi)

Evaluasi tindakan keperawatan hari minggu tanggal 15 maret 2015

jam 13.00 wib. Diagnosa pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik . Hasil evaluasi data subyektif : Pasien mengatakan sudah tidak

merasakan sakit, P: Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi, Q

: pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk, R : Pasien

mengatakan nyeri terasa dibagian perut, S : pasien mengatakan skala nyeri

1, T : pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif :

Page 52: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

42

ekspresi wajah pasien sudah rileks, tidak merasakan sakit. Analisis :

masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa kedua: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

nyeri (post section caesarea). Hasil evaluasi data subyektif : pasien

mengatakan sudah bisa berdiri dan berjalan. Data obyektif : pasien sudah

tampak bisa berjalan dan berpindah sendiri. Analisis : masalah teratasi.

Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa ketiga: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik. Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah

tidak merasakan sakit dibekas luka operasinya, pasien mau dilakukan

medikasi. data obyektif : pasien tampak tenang, terlihat bekas jahitan,

tidak ada tanda infeksi. Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan

intervensi.

Page 53: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

43

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang “Pemberian teknik relaksasi nafas

dalam dan aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri pada asuhan

keperawatan post partum Ny. V di ruang Mawar I RSUD dr. Moewardi

Surakarta”. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian

maupun kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan keperawatan

memfokuskan pada teori hierarki Maslow yang meupakan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia melalui tahap Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi, dan Evaluasi.

A. Pengkajian

Menurut Dermawan (2012), Pengkajian adalah pemikiran dasar dari

proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data

tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,

kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan

lingkungan.

Saat penulis melakukan Pengkajian pada tanggal 11 maret 2015 jam 08.00

WIB Ny. V kooperatif dan selalu didampingi keluarganya. Ny. V mengatakan ini

adalah kelahiran anak pertamanya. riwayat kehamilan saat ini : Ny. V mengatakan

rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan. Saat dilakukan pengkajian pasien

Page 54: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

44

mengatakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) tanggal 19 Mei 2014. HPL( hari

perkiraan lahir) tanggal 28 Februari 2015.

Menurut kheysh, (2015) hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah tanggal

hari pertama mulai haid sebelum kehamilan terjadi.

Dari pengkajian dapat disimpulkan bahwa kehamilan Ny. V merupakan

kehamilan postterm. Kemudian dokter menganjurkan pasien untuk dilakukan

persalinan section caesarea.

Menurut Cuningham (2012), kehamilan lebih bulan (postterm) sebagai

kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih sejak awitan periode

menstruasi berasumsi bahwa ovulasi terjadi 2 minggu setelah menstruasi terakhir.

Sedangkan Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin

dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat

rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Tetti dan Cecep Ali,

2015). Menurut Manuaba (2008) pada kehamilan lewat waktu (postterm) plasenta

telah sangat mundur untuk mampu memberikan nutrisi dan oksigen kepada janin

sehingga setiap saat janin akan terancam gawat janin dan diikuti asfiksia

neonatorum yang memerlukan perawatan khusus. Dari penjelasan diatas dapat

dijelaskan bahwa pada bayi postterm sangat riskan terjadi asfiksia karena

penurunan suplai oksigen dan nutrisi dan resiko terjadi oligohidramnion, untuk

mencegah hal tersebut perlu dilakukan tindakan section caesaria.

Pemeriksaan payudara didapatkan hasil payudara membesar puting susu

membesar dan terdapat pigmentasi areola, dan Asi belum keluar.

Page 55: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

45

Pengkajian diatas sama seperti pendapat kamariyah (2014), pada pasien

postpartum ditemukan pembesaran payudara dengan peningkatan pola vaskular,

areola menjadi gelap dengan penonjolan puting, terdapat cairan encer berwarna

kuning yang keluar dari puting pada akhir kehamilan. Dari teori tersebut terlihat

kesamaan antara teori dengan keadaan di kasus.

Pada pemeriksaan abdomen didapat hasil inspeksi terlihat bekas sayatan

operasi ±10cm. Posisi perut membulat, pasien merasa nyeri dibagian perut dengan

skala 5. Menurut Sofyan (2011) sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin

dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Dari teori

tersebut terlihat kesamaan antara teori dengan keadaan di kasus.

Pada pemeriksaan perineum dan genitalia pasien didapatkan pada vagina

terpasang DC, Perineum utuh tidak ada laserasi jalan lahir, tanda REEDA hasilnya

tidak ditemukan kemerahan (redness), tidak ada bengkak (edema), tidak ada

kebiruan (echimosis), tidak terdapat nanah / pus (discharge), dan pada

(approximate) penyatuan jaringan tampak baik. Pengeluaran lochea ± 150 cc,

dengan jenis lochea rubra, perdarahan bewarna merah segar dan berbau amis.

Darah setengah pembalut besar. Menurut Suherni et al,(2008) Lochea adalah ekresi

cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua

yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat

membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada Kondisi asam yang ada pada

vagina normal. Lochea mempunyai bau amis / anyir seperti darah menstruasi meskipun

tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda–beda pada setiap wanita. Lochea yang

Page 56: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

46

berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena

proses involusi.

Pada pasien ditemukan lochea rubra, menurut Suherni et al,(2008) Lochea

rubra / merah (kruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum. Cairan

yang keluar berwarna merah karna berisi cairan segar.

Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan hasil ekstremitas atas kekuatan

otot kanan/ kiri : 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada

ekstremitas bawah, kekuatan otot kanan/ kiri 4/4, tidak ada jejas, tidak ada

oedema. Pengkajian nyeri didapatkan hasil P: pasien mengatakan pada perutnya

sakit setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk tusuk, R:

pasien mengatakan nyerinya terasa di perut antara kuadran 3 dan 4, S: pasien

mengatakan skala nyeri 5, T: pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul.

Menurut Andarmoyo (2013), Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah

cidera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat,

dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk

waktu singkat. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa penyebab nyeri

akut salah satunya karena prosedur pembedahan, pada pasien ditemukan bahwa

pasien setelah menjalani operasi sectio caesaria terdapat sayatan bekas operasi

section caesaria.

Hasil pemeriksaan laboratorium setelah melahirkan didapatkan hasil

hemoglobin 11,7 g/dl (nilai normal 12,3-15,3). leukosit 10,7% (nilai normal 4,5-

14,5). dari data diatas dapat disimpulkan Hemoglobin pasien rendah dikarenakan

Page 57: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

47

perdarahan sectio caesarea. leukosit normal namun bila leukosit dibawah nilai

normal dapat mengakibatkan terjadinya infeksi.

Terapi medik yang didapatkan pasien yaitu cairan parenteral yang terdiri

dari cairan infuse RL 20 tpm, terapi enteral terdiri dari ceftriaxone 2gr/ 24jam

sebagai antibiotic dan ketorolak 30ml/ 8 jam sebagai analgesik.

B. Perumusan masalah

Menurut dermawan (2012), Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik

mengenai respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan/

proses kehidupan yang actual/ potensial yang merupakan dasar untuk memilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab

perawat.

Diagnosa yang menjadi prioritas utama adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik. nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang

tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

atau digambarkan dengan istilah seperti (international association for the study of

pain), awitan yang tiba tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat

dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasingya kurang

dari 6 bulan. Wilkinson, (2011). Batasan karakteristik : mengekspresikan perilaku

( mis., gelisah, merengek, menangis, waspada, irritabilitas, mendesah), masker

wajah ( mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau

tetap pada satu focus meringis), perilaku berjaga jaga atau melindungi nyeri,

Page 58: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

48

indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri.

Herdman,(2010).

Penulis mengangkat diagnose ini menjadi diagnose pertama karena pada

saat dilakukan pengkajian didapatkan Data subyektif : Pasien mengatakan diperut

masih terasa sakit,P: Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q :

pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri

terasa dibagian perut, S: pasien mengatakan skala nyeri 5, T; pasien mengatakan

nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif : Pasien tampak menahan sakit,pasien

hanya berbaring ditempat tidur, ttv: td:110/80 mmhg, n: 76 x/mnt, r; 20 x/mnt, s:

36ºc.

Diagnose kedua yang dapat diambil adalah hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan nyeri (post section caesarea). hambatan mobilitas fisik

adalah keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri dan terarah pada tubuh atau

suatu ekkstremitas atau lebih. tingkatan hambatan fisik: tingkat 0 mandiri, tingkat

1 memerlukan penggunaan peralatan atau alat bantu, tingkat 2 memerlukan

bantuan dari orang lain, tingkat 3 menggunakan bantuan dari orang lain dan

peralatan, tingkat 4 ketergantungan. Wilkinson, (2011). Batasan karakteristik:

Perubahan cara berjalan, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan

motorik kasar,ketidakstabilan postur, pergerakan lambat. Herdman (2011).

Penulis mengangkat diagnosa ini karena pada saat pengkajian didapatkan

data subyektif :Pasen mengatakan lemas, masih sulit untuk miring. Data obyektif :

pasien hanya berbaring,kekuatan otot 4, ekstremitas atas kekuatan otot kanan/ kiri

: 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada ekstremitas

Page 59: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

49

bawah, kekuatan otot kanan/ kiri 4/4, tidak ada jejas, tidak ada oedema pasien

tampak masih meminta bantuan saat ingin miring.

Diagnose ketiga yang dapat diambil adalah kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik. Kerusakan integritas kulit adalah perubahan

atau gangguan epidermis dan atau dermis. Batasan karakteristik : kerusakan

lapisan kulit, gangguan permukaan kulit, invasi struktur tubuh. Wilkinson,(2011).

Penulis mengangkat diagnose ini karena pada saat pengkajian didapatkan

Data subyektif : Pasien mengatakan sakit pada bekas operasinya. Data obyektif :

Tampak bekas jahitan, panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada tanda reeda.

Penulis tidak merumuskan semua diagnose yang muncul dikarenakan

penulis menegakkan diagnose keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian dan

observasi yang telah dilakukan selama tiga hari pengelolaan kasus. selain itu

dengan keterbatasan waktu pengelolaan kasus tersebut sehingga penulis hanya

bisa merumuskan diagnose keperawatan yang mungkin bisa dikelola saat

pengelolaan kasus tersebut.

C. Rencana keperawatan

Menurut dermawan (2014) perencanaan adalah suatu proses didalam

pemecahan nmasalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang

akan dilakukan,bagaimana dilakukan,kapan dilakukan,siapa yang melakukan dari

semua tindakan keperawatan.

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan rencana

keperawatan sesuai diagnosa yang telah ditentukan : Diagnosa pertama : nyeri

Page 60: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

50

akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Tujuan tindakan diatas Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri teratasi

dengan kriteria hasil : Skala nyeri berkurang menjadi 1 dan Pasien tidak merasa

sakit/nyeri. Rencana tindakan yang akan dilakukan: Observasi nyeri pasien

rasional Mengetahui skala nyeri. Kaji keadaan umum pasien rasional Mengetahui

keadaan umum.Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi

lavender rasional Mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman dan

rileks.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik rasional Mempercepat

penyembuhan.

Diagnosa kedua : hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

(post sc). Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi dengan criteria hasil

Kekuatan otot pasien menjadi 5 dan Pasien mampu melakukan mobilisasi secara

mandiri. Rencana tindakan yang akan dilakukan Kaji mobilisasi pasien rasional

Mengetahui tingkat mobilisasi pasien. Ajarkan mobilisasi dini rasional Melatih

pasien untuk gerak.Jelaskan pentingnya mobilisasi rasional Menambah

pengetahuan pasien.Kolaborasi dengan fisioterapi rasional Melatih pergerakan /

ambulasi pasien.

Diagnosa ketiga : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor

mekanik. Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam diharapkan tidak ada infeksi dengan criteria hasil Tidak ada luka atau

lesi dan luka tetap bersih. Rencana tindakan yang akan dilakukan observasi luka

rasional memantau luka. Lakukan perawatan luka/ medikasi rasional untuk

Page 61: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

51

menjaga kebersihan luka. Anjurkan pasien untuk tidak memegang bekas operasi

rasional mencegah adanya kotoran penyebab infeksi.Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat rasional untuk mempercepat penyembuhan. Dari penjelasan

diatas dapat disimpulkan bahwa semua intervensi telah sesui dangan intervensi.

D. Tindakan keperawatan

Menurut Jitowiyono (2012), selama tahap implementasi perawat

melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan

diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi criteria hasil.

Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama pada

tanggal 13 maret 2015 sampai tanggal 15 maret 2015 yaitu : mengobservasi nyeri

pasien didapat respon subyektif: pasien mengatakan perutnya agak sakit,P: Pasien

mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q: pasien mengatakan nyerinya

seperti tertusuk tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut,S: pasien

mengatakan skala nyeri 5,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. respon

obyektif : Pasien tampak menahan sakit, pasien hanya berbaring ditempat tidur.

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender.

Respon subyektif : pasien mengatakan bekas operasinya masih sakit, pasien mau

diajarkan teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender.

Respon obyektif : pasien tampak mengikuti instruksi perawat, pasien tampak

lebih rileks.

Seluruh tindakan telah dilakukan sesuai intervensi keperawatan, namun

pada tindakan pemberian teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi

Page 62: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

52

lavender awalnya pasien menolak karena pasien merasa asing dengan bau

lavender. tetapi setelah penulis menjelaskan tentang manfaat dari lavender pasien

mau mencium bau lavender dan setelah tindakan selesai pasien mengatakan ada

perubahan setelah mencium bau lavender. Tindakan inI didukung dalam

Penelitian yang telah membuktika tentang keberhasilan teknik relaksasi

nafas dalam dan masase menurunkan tingkat nyeri diantaranya penelitian Maulana

(2003) yang meneliti tentang “Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Post Partum Di RSUD Bantul”. Dari hasil

penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna

pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri

post partum di RSUD Bantul.

Dari hasil penelitian pengaruh aromaterapi lavender terhadap intensitas

nyeri pada pasien pasca operasi bedah dirumah sakit Dustira Cimahi oleh Argi

Virgona Bangun didapatkan bahwa rerata intensitas nyeri sebelum pemberian

aromaterapi lavender adalah 4,80 dengan standar deviasi 2,530. Intensitas nyeri

sesudah pemberian aromaterapi lavender 4,10 dengan standar deviasi 2,807.

Terlihat nilai mean perbedan rata rata sebelum dan sesudah adalah 0,700. Hasil uji

statistik didapatkan perbedaan yang signifikan karena nilai p=0,001, pvalue < a (a

= 0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata rata sebelum

dan sesudah dilakukan pemberian aromaterapi lavender.

Waktu pelaksanaan dijurnal dilakukan selama 1 bulan tetapi pada kasus ini

penulis hanya melakukan tindakan selama 3 hari. ini dikarenakan pasien hanya

Page 63: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

53

dirawat di rs selama 3 hari yang mengharuskan penulis hanya melakukan tindakan

selama 3 hari.

Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang kedua pada

tanggal 13 maret 2015 sampai tanggal 15 maret 2015 yaitu :

Mengkaji kekuatan otot, didapat respon subyektif : pasien mengatakan

belum bisa bergerak dan miring. Respon obyektif : pasien tampak ingin miring

dan berpindah, pasien hanya berbaring, kekuatan otot 4.

Mengajarkan mobilisasi. Respon subyektif : pasien mengatakan bersedia

diajarkan mobilisasi dini (miring dan duduk). Respon obyektif : pasien tampak

masih kesulitan dan merasa sakit di bagian perut saat dibantu miring dan duduk.

Adapun perencanaan yang tidak dilakukan penulis adalah menjelaskan

pentingnya mobilisasi dikarenakan pasien sudah mengetahui pentingnya

mobilisasi, dan kolaborasi dengan fisioterapi dalam hal ini penulis tidak

mengajarkan mobilisasi secara mandiri tetapi berkolaborasi dengan fisioterapi.

Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang ketiga pada

tanggal 13 maret 2015 sampai tanggal 15 maret 2015 yaitu : mengobservasi luka.

Respon subyektif: pasien mengatakan dibekas operasinya terasa perih. Respon

obyektif :tidak tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas jahitan.

Menganjurkan pasien untuk tidak memegang luka. Respon subyektif : Pasien

mengatakan tidak pernah memegang langsung. Respon obyektif : pasien tampak

mendengarkan anjuran perawat. Melakukan medikasi respon subyektif : pasien

mengatakan bersedia dimedikasi. respon Obyektif : Pasien tampak tenang, terlihat

bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi seperti kemerahan dan keluar pus.

Page 64: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

54

Tindakakan medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga, hal ini dikarenakan pada

hari pertama dan kedua luka masih basah dan masih bersih.

E. Evaluasi tindakan

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil hasil yang diamati dengan

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. klien keluar dari siklus proses

keperawatan apabila criteria hasil telah dicapai. klien akan masuk kembali

kedalam siklus apabila criteria hasil belum tercapai.

Komponen tahap evaluasi terdiri dari pencapaian criteria hasil, keefektifan

tahap tahap proses keperawatan dan revisi atau terminasi rencana asuhan

keperawatan (Jitowiyono, 2012).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 13 maret 2015 pada

jam didapatkan hasil evaluasi dengan metode SOAP pada diagnosa pertama: nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik . Didapatkan data subyektif :pasien

mengatakan nyerinya kadang terasa saat diam dan bicara, P: Pasien mengatakan

perutnya sakit setelah dioperasi,Q: pasien mengatakan nyerinya seperti tertusuk

tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut,S: pasien mengatakan

skala nyeri 5,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul . obyektif: pasien

tampak menahat sakit saat diajak bicara. Analisis : Masalah belum teratasi.

Planning ; lanjutkan intervensi (Kaji nyeri,Observasi keadaan umum,Ajarkan

teknik relaksasi nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender,Kolaborasi

pemberian analgetik).

Diagnose kedua: hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (

post sc). Data subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa sedikit miring. Obyektif :

Page 65: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

55

pasien tampak terus mencoba miring,kekuatan otot 4. Analisis : masalah belum

teratasi. Planning : lanjutkan intervensi (Kaji kekuatan otot,Ajarkan mobilisasi

dini,Jelaskan pentingnya mobilisasi,Kolaborasi dengan fisioterapi ).

Diagnosa ketiga: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor

mekanik. Data subyektif : pasien mengatakan tidak pernah memegang bekas

operasinya. Obyektif: pasien tampak mendengarkan anjuran perawat. Analisis :

masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi (observasi luka, Lakukan

perawatan luka/ medikasi, Anjurkan pasien untuk tidak memegang bekas

operasi,Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat).

Pada hari pertama tindakan dapat dievaluasi hasilnya dari diagnose

pertama,kedua dan ketiga didapatkan belum ada perubahan sebelum dan setelah

dilakukan tindakan.

Tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 14 maret 2015 jam 14.00 wib.

Hasil evaluasi diagnose pertama: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

fisik. Data subyektif : S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri, nyeri hanya saat

berbicara.P: Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q: pasien

mengatakan nyerinya seperti tertusuk tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian perut,S: pasien mengatakan skala nyeri 2,T: pasien mengatakan nyeri

terasa hilang timbul. Data obyektif : pasien tampak sangat rileks dan tidak

mengeluh sakit. Analisis : Masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan

intervensi (Kaji nyeri,Observasi keadaan umum,Ajarkan teknik relaksasi nafas

dalam menggunakan aromaterapi lavender,Kolaborasi pemberian analgetik).

Page 66: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

56

Diagnose kedua: hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (

post sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah mampu duduk,

miring dan berdiri sendiri. Data obyektif : kekuatan otot pasien 5. Analisis :

masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi (Ajarkan mobilisasi dini

berjalan).

Diagnose ketiga : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor

mekanik. Hasil evaluasi data subyektif: pasien mengatakan dibekas operasinya

terasa perih. Data obyektif : tidak tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas

jahitan. Analisis : Masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi.

(observasi luka, kolaborasi pemberian obat)

Tindakan hari kedua didapatkan hasil pada diagnose pertama didapatkan

adanya penurunan nyeri dari 5 menjadi 2, diagnose kedua pasien mengatakan

sudah mampu duduk,miring dan berdiri, dan diagnose ketiga tidak ada tanda tanda

infeksi. Dapat ditarik kesimpulan pada diagnose pertama, kedua dan ketiga

masalah teratasi sebagian dan melanjutkan tindakan keperawatan sesuai

intervensi.

Evaluasi tindakan keperawatan hari minggu tanggal 15 maret 2015 jam

13.00 wib. Diagnose pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik .

Hasil evaluasi data subyektif : : Pasien mengatakan sudah tidak merasakan

sakit,P: Pasien mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi,Q: pasien mengatakan

nyerinya seperti tertusuk tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian

perut,S: pasien mengatakan skala nyeri 1,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang

Page 67: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

57

timbul. Data obyektif : ekspresi wajah pasien sudah rileks, tidak merasakan sakit.

Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa kedua: hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (post

sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah bisa berdiri dan

berjalan. Data obyektif : pasien sudah tampak bisa berjalan dan berpindah sendiri.

Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa ketiga: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor

mekanik. Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah tidak

merasakan sakit dibekas luka operasinya, pasien mau dilakukan medikasi. data

obyektif : pasien tampak tenang, terlihat bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi.

Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Dari hasil evaluasi diatas dapat disimpulkan semua masalah keperawatan

pada diagnose pertama, kedua dan ketiga teratasi dan intervensi dihentikan.

Page 68: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

58

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnose,

perencanaan, inplementasi, dan evaluasi tentang “Asuhan Keperawatan

Post Partum Pada Ny. V Dengan Post Sectio Caesarea atas indikasi

Kehamilan Postterm di ruang Mawar I RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.

Dengan memgaplikasikan jurnal tentang “Pemberian Teknik Relaksasi

Nafas Dalam dan Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Nyeri pada

Asuhan Keperawatan Post Partum Ny. V di Ruang Mawar I RSUD Dr

Moewardi Surakarta”, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan pada Ny. V dengan post sectio

caesarea atas indikasi postterm didapatkan data: Data subyektif :

Pasien mengatakan lemas, masih sulit untuk miring, P : Pasien

mengatakan perutnya sakit setelah dioperasi, Q: pasien mengatakan

nyerinya seperti tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian perut, S : pasien mengatakan skala nyeri 5, T : pasien

mengatakan nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif : Pasien tampak

menahan sakit, pasien hanya berbaring,kekuatan otot 4, pasien tampak

masih meminta bantuan saat ingin miring, Tampak bekas jahitan,

Page 69: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

59

panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada tanda reeda, ttv: td:110/80 mmHg,

n : 76 x/mnt, r : 20 x/mnt, s : 36ºc.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data diatas penulis mampu memprioritaskan

diagnosa keperawatan, adapun prioritas utama adalah Nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik.Prioritas diagnosa keperawatan

kedua adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

(post sc). Sedangkan prioritas diagnosa ketiga adalah Kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik.

3. Intervensi

Perencanaan Diagnosa pertama Nyeri Akut berhubungan dengan

Agen Cidera Fisik. Rencana tindakan yang akan dilakukan: Observasi

nyeri pasien, Kaji keadaan umum pasien, Ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender , Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgetik.

Diagnosa Kedua :Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan

Nyeri (Post Sc). Rencana tindakan yang akan dilakukan Kaji

mobilisasi pasien, Ajarkan mobilisasi dini, Jelaskan pentingnya

mobilisasi, Kolaborasi dengan fisioterapi.

Diagnosa Ketiga : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah

observasi luka, Lakukan perawatan luka/medikasi, Anjurkan pasien

Page 70: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

60

untuk tidak memegang bekas operasi, Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat antibiotik.

4. Implementasi yang tidak dilakukan penulis:

Adapun tindakan yang tidak dilakukan penulis adalah menjelaskan

pentingnya mobilisasi dikarenakan pasien sudah mengetahui

pentingnya mobilisasi, dan kolaborasi dengan fisioterapi dalam hal ini

penulis tidak mengajarkan mobilisasi secara mandiri tetapi

berkolaborasi dengan fisioterapi.

5. Evaluasi

Evaluasi selama 3 hari didapatkan bahwa diagnosa pertama

masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. teratasi,

karena tujuan dan criteria hasil sesuai dengan harapan penulis, yaitu

Skala nyeri berkurang menjadi 1 dan Pasien tidak merasa sakit/nyeri.

Evaluasi selama 3 hari didapatkan diagnose kedua masalah

Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Nyeri (Post Sc).

teratasi, karena tujuan dan criteria hasil sesuai dengan harapan penulis,

yaitu Kekuatan otot pasien menjadi 5 dan Pasien mampu melakukan

mobilisasi secara mandiri.

Evaluasi selama 3 hari didapatkan bahwa diagnosa ketiga masalah

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik.

teratasi,karena tujuan dan criteria hasil sesuai dengan harapan penulis,

yaitu tidak ada luka dengan kriteria hasil tidak ada luka atau lesi dan

luka tetap bersih.

Page 71: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

61

6. Analisa data yang dilakukan penulis

Hasil analisa yang dilakukan penulis dalam mengajarkan relaksasi

nafas dalam menggunakan aromaterapi lavender selama 3x 24 jam

pada Ny. V, didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan intensitas nyeri

yang semula 5, setelah dilakukan tindakan nyeri berkurang menjadi 2.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan untuk menambah wawasan serta informasi

bagi mahasiswa keperawatan mengenai asuhan keperawatan

khususnya keperawatan maternitas.

2. Bagi institusi rumah sakit

Sebagai masukan dalam hal pemberian asuhan keperawatan pada ibu

post op section caesarea yang mengalami nyeri,dengan memberikan

tindakan non farmakologis.

3. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis mengenai penanganan

nyeri post op dengan tindakan non farmakologis.

Page 72: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati. dkk. 2012. Mobilisasi Dan Penyembuhan Luka Operasi Pada Ibu

Post Sectio Caesarea Diruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Salatiga. Departeman keperawatan Maternitas dan Anak PS Ilmu

Keperawatan FK UNDIP. Semarang

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Ar-ruzz

Media. Yogyakarta

Ardi Virgona Bangun. 2013. Penngaruh Aromaterapi Lavender Terhadap

Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di Rumahsakit Dustira

Cimahi. 8 (2)

Budiya, leni. 2014. Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

pada Ny. S dengan post sectio caesarea hari ke 3 atas indikasi letak

lintang. Stikes muhammadiyah gombong

Cuningham, Gary F. et al. 2012. Williams Obstetrics. Edisi 23. EGC. Jakarta.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka

Kerja. Gosyen Publishing: Yogyakarta

Dewi. 2012. Lavender Sebagai Media Relaksasi. Fakultas Kedokteran.

Universitas Udayana

Jitowiyono, Sugeng dan Kristiyanasari, Weni. 2012. Asuhan keperawatan post

operasi pendekatan nanda, NIC, NOC. Edisi 2. Nuha Medika. Yogyakarta

Judha, Muhammad. et al. 2012. Teori pengukuran nyeri dan nyeri persalinan.

Edisi 1. Nuha Medika. Yogyakarta

Kamariyah, Nurul. et al. 2014. Buku ajar kehamilan untuk mahasiswa dan

praktisi keperawatan serta kebidanan. Jilid 1. Salemba Medika. Jakarta

Manuba, Ida Ayu C. et al. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri

Ginekologi Sosial untuk profesi bidan. EGC. Jakarta

Mitayani. 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jilid 1. Salemba Medika.

Jakarta

NANDA. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC. Jakarta

Page 73: KTI Erviyana Kusuma Dewi - Perpustakaan Digital …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-erviyanaku... · Caesarea Setelah Dilakukan Latihan Teknik Relasaksasi Pernapasan

Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit

dalam. Edisi 1. Nuha Medika. Yogyakarta

Pratiwi, ratna dan widyasih, restuning. 2012. Penurunan intensitas akibat luka

post sectiocaesarea setelah dilakukaan latihan teknik relaksasi

pernafasan menggunakan aromaterapi lavender. Universitas padjadjaran.

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jilid 1. Salemba

Medika. Jakarta

Salfariani, M. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu meilih persalinan

sectio caesare. Universitas Sumatra

Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri, Obstetri Sosial. Edisi 3. EGC. Jakarta

Solehati, Tetti dan Kosasih, Cecep Ali. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi

Dalam Keperawatan Maternitas. Edisi 1. Refika Aditama. Bandung

Suherni. Dkk. 2008. Konsep dan Asuhan Kebidanan Maternal Dan Neonatal.

EGC. Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta