KTI LIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KTI

Citation preview

20

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahAcquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. Penyakit ini disebabkan olh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), sehingga sering disebut HIV/AIDS, virus yang menyebabkan penyakit ini merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh (Andi, 2008 dalam www.kesehatan.com).

Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala (Andre, 2008 dalam www.penyakit-infeksi.com).WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup di tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) memperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia sampai Maret 2008 mencapai 200 ribu, terbanyak di kota-kota besar. Daerah-daerah yang paling banyak mengidap penyakit AIDS di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Papua. Dari beberapa daerah yang menonjol jumlah penderita HIV/AIDS-nya, yang paling menjadi sorotan yakni Provinsi Papua, karena berdasarkan penelitian sebanyak 2,4% dari populasi penduduk di daerah itu terjangkit HIV/AIDS. Departemen Kesehatan (Depkes) mendapatkan data bahwa tahun 2008, terdapat 16.100 kasus HIV/AIDS. Jumlah kasus HIV/AIDS yang meningkat setiap tahun itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan epidemi HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara. (Reni, 2008 dalam www.mediaindonesia.com). Berdasarkan catatan statistik kasus HIV/AIDS di Lampung tahun 2008, didapatkan sebanyak 143 kasus HIV/AIDS dengan perincian Lampung Utara sebanyak 5 kasus, Way Kanan sebanyak 3 kasus, Metro sebanyak 1 kasus dan Bandar Lampung sebanyak 134 kasus (Pusat Statistik Kasus HIV/AIDS Lampung tahun 2008).

Berdasarkan presurvey peneliti pada 20 orang siswa siswi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Menggala, didapatkan data sebanyak 10 orang (50%) mengatakan hanya tahu bahwa penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular, mereka mengatakan tidak tahu tentang tanda dam gejala, perawatan dan pengobatannya, sebanyak 6 orang (30%) mengatakan bahwa mereka tahu penyebab dari penyakit HIV/AIDS, tetapi tidak tahu cara penularan dan pengobatannya, sebanyak 4 orang (20%) mengatakan tahu tentang pengertian dan penyebab penyakit HIV/AIDS, tetapi tidak tahu dan cara pencegahannya.

Dari latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.

Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.

Tujuan PenelitianTujuan UmumDiketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015Tujuan KhususDiketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi pengertian penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi penyebab penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi perjalanan penyakit penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi klasifikasi penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi tanda/gejala penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi cara penularan penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS dalam ranah tahu meliputi resiko penyakit HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015.

Manfaat Penelitian Bagi PenelitiSebagai aplikasi ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah terutama mata ajar riset keperawatan serta penerapan mata kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang didapat selama mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Depkes Program Studi Keperawatan Tanjungkarang.

Bagi Institusi Kesehatan (Puskesmas)Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas penyuluhan pada siswa siswi tentang penyakit HIV/AIDS.

Bagi Institusi Poltekkes Prodi Keperawatan TanjungkarangSebagai bahan masukan atau informasi bagi Program Studi Keperawatan Tanjungkarang dalam rangka meningkatkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa siswi tentang HIV AIDS.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

PengetahuanPengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dari hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pengetahuan adalah hasil tahu seseorang yang didalamnya juga termasuk kecakapan dari seseorang tersebut.

Tingkatan PengetahuanTingkatan pengetahuan dalam domain kognitif ada 6 (enam) yaitu: (Notoatmodjo, 2003).

Tahu (know)

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu antara lain menyebutkan, mengidentifikasi, menguraikan, menyatakan dan sebagainya. Untuk menggambarkan sutau materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya tentang objek yang sedang dipelajari.Penerapan (aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini diartikan penggunaan, hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kata kerja yang digunakan dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi yang ada.Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang ada.

Penelitian Rogers (1974) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari bahwa dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

Internest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.

Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

Adaption, dimana subjek telah berprilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

RemajaPengertian RemajaMasa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakann gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Ari, 2006 dalam http//point-lookout.blogspot.com/2006). Masa remaja adalah masa pubertas yaitu masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Masa dewasa dapat dikatakan adalah masa memasuki usia 12 tahun dan berakhir di usia 21 tahun (Awaluddin, 2008).

Perkembangan RemajaPerkembangan FisikPerubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat (Rendra, 2006).Perkembangan Intelektual

Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul (Rendra, 2006 dalam www.remajakita.com).Perkembangan Seksual

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin kian meningkat (Rendra, 2006).Perkembangan Emosional

Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja (Rendra, 2006).

Human Imonudeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)Pengertian HIV/AIDSHIV/AIDS adalah gejala penyakit dimana terjadi saat imun dilemahkan oleh virus HIV (Brunner & Suddarth, 2001).

Penyebab AIDSPenyebab dari AIDS adalah virus HIV, yang memiliki 2 tipe virus yang teridentifikasi. Hampir semua kasus infeksi HIV diAmerika adalah HIV-1. sedangkan HIV-2 adalah virus yang sama jalur penularannya dan juga menyebabkan AIDS (Brunner & Suddarth, 2001). AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (L) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

Tanda dan Gejala AIDSBerbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien (Andra, 2005 dalam www.wikipedia.com).

Patofisiologi AIDSHIV ditularkan melalui kontak seksual, injeksi perkutan terhadap darah yang terkontaminasi atau perinatal `dari infeksi ibu ke bayinya. Umumnya infeksi itu melalui jalur perkutan yaitu penggunaan jarum suntik tapi penularannya juga berhubungan dengan tranfusi darah yang terkontaminasi (Brunner & Suddarth, 2001).

Penularan AIDSTiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian, mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV, ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI) (Andra, 2007 dalam www.wikipedia.com)

Penatalaksanaan AIDSPenatalaksanaan HIV/AIDS, dapat dilakukan dengan pemberian terapi antiviral (dengan menggunakan zidovudin atau terapi lain) yang dapat memperpanjang waktu dimana pasien dengan HIV dalam keadaan baik (Brunner & Suddarth, 2001).

Penelitian Terkait Berdasarkan penelitian Inayah (2007) di SMA Negeri I Lamongan Jawa Timur, didapatkan bahwa sebanyak 67% siswa mempunyai pengetahuan baik tentang penyakit HIV/AIDS. Sedangkan 37% siswa mempunyai pengetahuan kurang baik tentang penyakit HIV/AIDS. Pengetahuan baik ini dikarenakan di SMA Negeri I Lamongan Jawa Timur sering mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan setempat salah satunya adalah tentang HIV/AIDS.

BAB IIIKERANGKA KERJA PENELITIAN

Kerangka KerjaKerangka kerja penelitian adalah suatu hubungan atau suatu kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya dan masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2002). Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka penulis membuat kerangka konsep sebagai berikut:

Gambaran Pengetahuan:

BaikCukup BaikKurang BaikTidak Baik

Pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Keterangan:: yang akan diteliti

Pertanyaan PenelitianBagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS di SMAN I Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015?

Variabel PenelitianVariabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan siswa siswi tentang HIV/AIDS.

Definisi OperasionalDefinisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2002). Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, cara penularan dan cara pengobatan.

Alat ukur : kuesionerCara ukur : wawancaraHasil ukur:

Diambil dari jawaban yang benar diberikan kode 1 dan jawaban yang salah diberi kode 0, dari hasil tersebut direkap dengan ketentuan sebagai berikut:Baik, bila didapatkan hasil 76-100%Cukup baik, bila didapatkan hasil 56-75%Kurang baik, bila didapatkan hasil 40-55%Tidak baik, bila didapatkan hasil