Upload
dian-herina
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 KTI MARDILAH
1/121
KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUP
Dr. MOHAMMAD HOESINPALEMBANG
TAHUN 2012
MARDILAH10.0183
AKADEMI KEBIDANAN PERSADA
PALEMBANG2013
7/21/2019 KTI MARDILAH
2/121
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUP
Dr. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya (AM. Keb) Pada Akademi Kebidanan Persada Palembang
MARDILAH
10.0183
AKADEMI KEBIDANAN PERSADA
PALEMBANG
2013
7/21/2019 KTI MARDILAH
3/121
HALAMAN PENGESAHAN
TELAH DIUJI DAN LULUS PADA
HARI/ TANGGAL : SABTU, 02 MARET 2013
JUDUL PROPOSAL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUP
Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2012
PENYUSUN : MARDILAH
NIM : 10.0183
1. Pembimbing I : Arlina Ismaryani, SST ( ......)
2. Pembimbing II : Intan Kumalasari, SST ( ..)
3. Penguji : Dra. Hj. Radiostuti, MM (..................)
Mengetahui,
Direktur
Akademi kebidanan Persada Palembang
Elvina Indah Syafriani, SST
NIDN. 02.1811.8701
7/21/2019 KTI MARDILAH
4/121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama Lengkap : Mardilah
NIM :100183
Tempat / tanggal lahir : Tanjung bulan, 28 mei 1992
Agama : Islam
Alamat : Desa Tanjung Bulan Kabupaten OI
Telepon / Hp :
Status : Belum Menikah
Nama ayah : H. Dumyati. D
Nama Ibu : Hj. Siti Zubaidah. Z
B. Riwayat Pendidikan
a. SDN Tanjung Bulan : Lulusan Tahun 2004
b. PON- PES AL - ITTIFAQIAH : Lulusan Tahun 2007
c. MAN SAKATIGA : Lulusan Tahun 2010
Akbid Persada Palembang. : Sedang Mengikuti Ujian Akhir Program
7/21/2019 KTI MARDILAH
5/121
oto dan Persembahan
otto
1.Diam bukan berarti takut, tapi diam lebih mulia dari pada membicarakan keburukan orang lain.
2.
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakan hal yang bermanfaatuntuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya Allah apapun dandimanapun kita berada kepada dia-lah tempat meminta dan memohon.
upersembahkan Untuk
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta Nabi Besar Nabi Muhammad
SAW sebagi suri tauladan kita,sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengankeadaan sehat walafiat.
Kedua orang tua saya (H. Dumyati dan Hj. Siti zubaidah) yang telah banyak memberikan doasetiap langkahku dengan tulus dan ikhlas, semangat, dukungan, baik secara moril dan materil,saudara-saudaraku (Arsyadi, Sadimah, Rohimin, Solihin dan wahyudi) yang telah memberikansupport dan dukungan serta kebahagiaan. Seluruh keluarga besar orang tuaku, yang telahmemberikan doa, semangat, saran, dukungan yang tiada henti-hentinya kepada saya.
Ibu arlina Ismaryarni, SST selaku Pembimbing I dan Ibu Intan Kumala Sari, SST selakupembimbing II yang telah membimbing selama pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Sahabatku (Australia Room = Yuliana, Lus Anggraini, Dwi maritha Pratiwi, Lili karlina, Debyariska, Lolla Laurenciah, Emmy Arsy, Robiatul Awalia, Gita Merisa Rinanti, Eli Herawati, EvaJadidah dan Apriza dwi Wahyuni.
Sameone yang telah membantu dan telah memberikan support dari sebelum dan setelah selesai
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Teman- teman yang telah banyak membantu saat pembuatan KTI ini, teman satu bimbingan(Yuliana, Emmy Arsy, Lolla Laurenciah, GitaMerisa Rinanti dan Reni Fatkhul) dan adik(Dewi, yuni, dan eka) yang telah membantu.
Dan seluruh adik tingkat yang ada di Akademi Kebidanan Persada Palembang tetaplah menjaganama baik almamater dimanapun kalian berada.
7/21/2019 KTI MARDILAH
6/121
ABSTRAK
Mardilah, 2013, Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Plasenta
Previa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2013, KTI , Jurusan
Kebidanan Persada Palembang
Pembimbing : (1) Ar li na I smaryani, SST (2) I ntan Kumalasari , SSTKata kunci : Kejadian Plasenta Previa, Umur Ibu, Riwayat Abortus, Jarak
Kehamilan
Berdasarkan data yang didapat dari medicak Record tentang kejadian
plasenta previa di Instalasi rawat Inap Kebidanan RSUP Dr. Mohammad HoesinPalembang tahun 2010, sebanyak 79 orang dari 2980 (2,6%), tahun 2011 sebanyak
187 orang dari 2942 (6,3%) dan tahun 2012 sebanyak 84 orang dari 1320 (2,7%)
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian plasenta previa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
Metode yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatn cross
sectional, sampel penelitian ini diambil dengan teknik total sampling yang berjumlah
7/21/2019 KTI MARDILAH
7/121
196 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang megalami
perdarahan antepartum di Instalasi Rawat Inap Kebidanan Palembang tahun 2012.
Berdasarkan hasil analitik univariat dari 196 responden didapat 84 orang(42,9%) yang mengalami plasenta previa, responden dengan umur resiko tinggi
sebanyak 117 (59,7%), responden dengan riwayat abortus sebanyak 141 (71,9%),
dan responden dengan jarak kehamilan sebanyak 125 (63,8%), sedangkan hasil darianalisa bivariat antara umur resiko tinggi dengan kejadian plasenta previa sebanyak
60 orang (51,3%), didapat p value 0,006 0,05, responden yang mengalami
riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa sebanyak 53 orang (37,6%),
didapat p value 0,026 0,05, dan responden yang mengalami jarak kehamilan
dengan kejadian plasenta previa sebanyak 45 orang (36,0%), didapatkan p value
0,015 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan bermakna antara umur
ibu,riwayat abortus, dan jarak kehamilan dengan kejadian plasenta previa.Diharapkan kepada pihak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
khususnya petugas poli dan ruangan perawatan kebidanan diharapkan dapat
meningkatkan penyuluhan kepada remaja, PUS (pasangan usia subur) dan ibu hamil
terutama resiko plasenta previa, dengan mengembang program KIE (Komunikasi,Informasi, Edukasi)dan Konseling mengenai penangan secara dini komplikasi yang
mungkin terjadi sehingga angka kesakitan dan kematian akibat plasenta previa lebihmenurun.
ABSTRACT
Mardilah, 2013, Factors Factors Associated With Placenta Previa in Genesis
General H ospital Center (Dr ) Dr. M ohammad Hoesin
Palembang in 2012, KTI , Department of Obstetri cs Persada
Palembang.
Supervisor : (1) Arlina Ismaryani, SST (2) Intan Kumalasari, SSTKeywords : Placenta Previa Genesis, Age Mom, Abortion History, Distance
Pregnancy
Based on the data obtained from the medical records of the events medicakplacenta previa in Inpatient Obstetric care Installations RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang in 2010, as many as 79 out of 2980 (2.6%), in 2011 as many as 187
people out of 2942 (6.3%) and in 2012 as many as 84 people out of 1320 (2.7%).The purpose of research to determine the factors associated with the incidence
of placenta previa in the department of Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012.
7/21/2019 KTI MARDILAH
8/121
The method used is an analytical survey by pendekatn cross sectional sample
was taken with a sampling technique, amounting to a total of 196 people. The
population in this study were all mothers megalami antepartum bleeding in InpatientObstetric Installation Palembang in 2012.
Based on the analytical results of the univariate obtained from 196 respondents
84 people (42.9%) who had placenta previa, respondents with a high risk age were117 (59.7%), respondents with a history of abortion as much as 141 (71.9%), and
respondents a distance of 125 pregnancies (63.8%), while the results of the bivariate
analysis between age at high risk of placenta previa with the incident of 60 people
(51.3%), obtained p value 0.006 0.05, respondents who experienced miscarriagethe incidence of placenta previa by 53 people (37.6%), obtained p value 0.026 0.05, and respondents who experienced pregnancy spacing incidence of placenta
previa with as many as 45 people (36.0%), obtained p value 0.015 0.05. Thisshows there is a significant relationship between maternal age, history of abortion,
and pregnancy spacing incidence of placenta previa.
Expected to any department of Dr. Mohammad Hoesin Palembang, especially
poly and room attendant obstetric care is expected to increase outreach to youth, EFA(couples of childbearing age) and pregnant women are particularly risk of placenta
previa, the program expands KIE (Communication, Information, Education) andcounseling regarding the handling of early complications that may occur so that the
morbidity and mortality due to placenta previa much reduced.
Bibliography : 14 (20052013)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dengan diberikan kekuatan
dan keyakinan sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2012sebagai syarat untuk untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Kebidanan
di Akademi kebidanan persada palembang.
7/21/2019 KTI MARDILAH
9/121
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan saran dari pembimbing, sehingga tidaklah berlebihan dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vera Agustina,
SSTselaku pembimbing I, dan Ibu Sari Wahyuni, SSTselaku pembimbing II, yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam
penelitian ini.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Fanda F. Binu, ST, MBA, selaku ketua Yayasan Persada Palembang.
2. Elvina Indah Syafriani, SST, selaku Direktur Akademi Kebidanan Persada
Palembang.
3. Dr. H. Yanuar Hamid, Sp.PD. MARS, selaku pimpinan Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang beserta staf yang telah membantu dalam
pengambilan data untuk penelitian.
4. Seluruh dosen staf Akademi Kebidanan Persada Palembang, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan.
5. Orang tuaku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
6. Teman-teman seperjuangan, seluruh adek tingkat dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini, sejak pemilihan judul hingga
selesainya karya tulis ilmiah ini, penulis masih merasa banyak kekurangan, sehingga
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, dengan harapan di
7/21/2019 KTI MARDILAH
10/121
kemudian hari penulis dapat lebih menyempurnakan karya tulis ilmiah lainnya.
Akhirnya mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................... vi
ABSTRACT......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viiiDAFTAR ISI ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv
7/21/2019 KTI MARDILAH
11/121
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................... 31.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus ...................................................... 41.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4
1.4.1Manfaat Teoritis ................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................... 51.5 Kerangka Konsep ............................................................ 5
1.6 Hipotesis ......................................................................... 6
1.7 Lokasi dan waktu penelitian ........................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar Persalinan ................................................. 8
2.1.1 Definisi Persalinan ................................................. 82.1.2 tahapan Persalinan .................................................. 9
2.1.3 Tanda-tanda persalinan ........................................ 9
2.1.4 Bentuk Persalinan ................................................. 102.1.5 Tujuan Asuhan Persalinan...................................... 11
2.2 Konsep DasarPlasenta Previa....................................... 12
2.2.1 DefinisiPlasenta Previa........................................ 122.2.2 EtologiPlasenta Previa ......................................... 12
2.2.3 Tanda & GejalaPlasenta Previa............................ 13
2.2.4 KlasifikasiPlasenta Previa.................................... 16
2.2.5 Patofisiologi ........................................................... 182.2.6 DiagnosisPlasenta Previa..................................... 19
2.2.7 komplikasiPlasenta Previa ................................... 21
2.2.8 PenatalaksanaanPlasenta Previa........................... 232.3 Faktor-faktor yang berhubungan denganPlasenta Previa 30
2.3.1 Umur ...................................................................... 30
2.3.2 Riwayat Abortus..................................................... 312.3.3 Jarak kehamilan ...................................................... 31
2.3.4 Paritas Ibu............................................................... 33
2.3.5 Riwayat seksio Sesarea .......................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Rancangan penelitian ..................................................... 35
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 353.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................... 36
3.4 Teknik Pengelolahan dan analisa Data .......................... 36
3.5 Definisi operasional ....................................................... 39
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................... 414.1.1 Sejarah perkembangan ........................................... ` 41
7/21/2019 KTI MARDILAH
12/121
4.1.2 Identitas Rumah sakit............................................. 42
4.1.3 Visi, Misi, Motto dan tujuan Perusahaan ............... 43
4.1.4 Sarana dan Prasarana ............................................ 444.1.5 Struktur Organisasi dan Tata Kerja ....................... 45
4.1.6 Analisa Data ........................................................... 47
4.2 Pembahasan .................................................................... 544.2.1 Analisa Univariat ................................................... 55
4.2.2 Analisa Bivariat ..................................................... 59
BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan .................................................................... 65
5.2 Saran ............................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 7
2.2 PembagianPlasenta Previamenurut tingkatnya ........................ 17
7/21/2019 KTI MARDILAH
13/121
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Penatalaksanaan Plasenta Previa................................................ 29
7/21/2019 KTI MARDILAH
14/121
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Susunan Pengawas RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
tahun 2012 .................................................................................... 45
4.2 Susunan Direksi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
tahun 2012 .................................................................................... 46
4.3 Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangTahun 2012 ................................................................................... 46
4.4 Distribusi Frekuensi pada Kejadian Plasenta Previa di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembnag tahun 2012 ................................ 47
4.5 Distribusi Frekuensi Umur Ibu pada Kejadian Plasenta Previa
7/21/2019 KTI MARDILAH
15/121
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 .......... 47
4.6 Distribusi Frekuensi Riwayat Aborrtus pada Kejadian PlasentaPrevia di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 48
4.7 Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan pada Kejadian PlasentaPrevia di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang taun 2012 . 49
4.8 Hubungan antara Umur ibu Dengan Kejadian Plasenta Previadi RSUP Dr. Mohammad hoesin Palembang tahun 2012 ............ 51
4.9 Hubungan antara Riwayat Abortus Dengan Kejadian Plasenta Previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 ........... 52
4.10 Hubungan antara Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Plasenta Previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 ........... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembar Check List
2. Lembar Tabulasi
3. Hasil Uji Statistik Analisa Univariat
4. Hasil Uji Statistik Analisa Bivariat
5. Lembar Pengajuan Judul KTI pembimbing I
6. Lembar Pengajuan Judul KTI pembimbing II
7. Lembar Konsultasi Pembimbing I
8. Lembar Konsultasi Pembimbing II
7/21/2019 KTI MARDILAH
16/121
9. Surat Izin Pengambilan Data Akademi Kebidanan Persada Palembang
10. Surat Izin Penelitian di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
11.Surat Selesai Penelitian di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO)bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia adalah 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian
perinatal sekitar 10.000.000 orang. Seandainya seorang ibu hanya mempunyai 3
orang anak saja maka Angka Kematian Ibu (AKI) dapat diturunkan menjadi
300.000 orang, sedangkan Angka Kematian Perinatal (AKP) menjadi 5.600.000
orang dalam persalinan hidup (Manuaba, 2010).
7/21/2019 KTI MARDILAH
17/121
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010, angka kematian ibu
masih berada pada angka 226/100.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan
angka kematian ibu tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup, angka
kematian ibu tersebut sudah mengalami penurunan tetapi masih belum mencapai
target nasional. Dimana target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
Angka Kematian Ibu (AKI) pada Tahun 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup
(Sherly, 2010).
Berdasarkan Data Dari Dinas Kesehatan kota Palembang tahun 2010 Angka
Kematian Ibu (AKI) Kota Palembang sebesar 54 per 100.000 kelahiran hidup,
15 kematian ibu dari 29.486 kelahiran hidup, dari 15 kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan antepartum berjumlah 2 orang (13%), seksio sesarea 1 orang (7%),
preeklampsia dan eklampsia sebanyak 5 orang (32%), akibat perdarahan post
partum1 orang (1%), hipertensi1 orang (7%), dan penyebab lain sebanyak 4 orang
(27%) (Profil Dinkes Kota Palembang, 2007).
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu, dimana perdarahan terbagi dua
yaitu perdarahan antepartumdan perdarahan postpartum.Perdarahan antepartum
merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua
persalinan. Perdarahan antepartum yang berbahaya bersumber pada kelainan
plasenta yaitu plasenta previa dan solusio plasenta, sedangkan perdarahan yang
tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya
tidak seberapa berbahaya. Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan
antepartumdibagi sebagai berikut: (1) plasenta previa, (2) solusio plasenta, dan
(3) perdarahan antepartumyang belum jelas sumbernya (Prawirohardjo, 2009).
7/21/2019 KTI MARDILAH
18/121
Plasenta previaadalah plasenta dengan implantasi di sekitarsegmenbawah rahim,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Adapun faktor-
faktor yang meningkatkan Plasenta Previa adalah umur, paritas, riwayat seksio
sesarea, riwayat abortus, jarak kehamilan yang terlalu pendek (
7/21/2019 KTI MARDILAH
19/121
Faktor-Faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadianPlasenta Previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian
plasentapreviadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadianplasenta previadi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensiumur dengan kejadian plasenta previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi riwayat Abortus dengan kejadian
plasenta previa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi jarak kehamilan dengan kejadian
plasenta Previadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
5. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kejadianplasenta previadi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
6. Untuk mengetahui hubungan antara riwayat abortusdengan kejadianplasenta
previadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
7/21/2019 KTI MARDILAH
20/121
7. Untuk mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadianplasenta
previadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Dari segi pengembangan ilmu, hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk kemajuan profesi
kebidanan dalam bidang pengetahuan dan teknologi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu kebidanan tentang
faktor-faktor yang berhubungan pada ibu bersalin dengan kejadian plasenta
previa.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi instalasi dalam upaya meningkatkan keberhasilan program
pelaksanaan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan
oleh kejadianplasenta previa.
2. Dapat digunakan sebagai data dasar, acuan atau informasi untuk penelitian
selanjutnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada rekan
sejawat tentang faktor-faktor yang berhubungan pada Ibu bersalin dengan
kejadianplasenta previa
1.5 Kerangka Konsep Penelitian
7/21/2019 KTI MARDILAH
21/121
Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2005).
Plasenta previaadalah plasenta dengan implantasi di sekitarsegmenbawah rahim,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Adapun faktor-
faktor yang meningkatkan Plasennta Previaadalah umur, paritas, riwayat seksio
sesarea, riwayat abortus, jarak kehamilan yang terlalu pendek (
7/21/2019 KTI MARDILAH
22/121
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadianplasenta previa di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
2. Ada hubungan antara riwayatAbortusdengan kejadianplasenta previadi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
3. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadianplasenta previadi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1 Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Kebidanan di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.7.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012-Januari 2013.
7/21/2019 KTI MARDILAH
23/121
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Persalinan
2.1.1 Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin (Prawirohardjo, 2007).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau kekuatan sendiri (Ari Sulistyawati, dkk,
2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes
RI, 2008).
7/21/2019 KTI MARDILAH
24/121
Jadi, persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan plasenta)
dari uterus ibu pada kehamilan yang cukup bulan, sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan padaserviks(membuka dan menipis).
2.1.2 Tahapan Persalinan
MenurutAri Sulistyawati, dkk (2010), Manuaba (2010), dan Prawirohardjo
(2007) ada empat kala dalam persalinan:
1. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung sejak adanya kontraksi dan
dilatasi servikssampai pembukaan 10 cm (pembukaan lengkap).
2. Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir.
3. Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban, setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV adalah dimulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam, pada kala IV
dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering
terjadi pada 2 jam pertama.
2.1.3 Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda persalinan yaitu:
Menurut Ari Sulistyawati, dkk (2010), dan Manuaba (2010), tanda-tanda
persalian sebagai berikut:
1. His persalinan
7/21/2019 KTI MARDILAH
25/121
Karakter dari his persalinan.
a. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan.
b. Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar.
c.
Terjadi perubahan padaserviks.
d. Jika pasien menambah aktifitasnya, misalnya dengan berjalan, maka
kekuatannya bertambah
2. Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan:
a. Pendataran dan Pembukaan
b. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis
servikalisterlepas
c. Terjadi perdarahan Karena kapilerpembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka
persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi
vakum atausectio caesaria.
2.1.4 Bentuk Persalinan
Bentuk persalian menurut para ahli:
1. Menurut Manuaba (2009) adalah:
a. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
7/21/2019 KTI MARDILAH
26/121
b. Persalinan buatan. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat
kekuatan untuk persalinan.
c. Persalinan anjuran. Yang paling ideal sudah tentu persalinan spontan
karena tidak memerlukan bantuan apapun yang mempunyai trauma
persalinan yang paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia
dapat terjamin.
2. Menurut Rohani, Reni Saswita, Marisah (2011)
a. Persalinan spontan adalah bila seluruh persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b. Persalian buatan adalah bila persalian berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar.
c. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalian
ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.
2.1.5 Tujuan Asuhan Persalinan
Menurut Rohani, Reni Saswita, Marisah (2011) Tujuan Asuhan Persalinan
yaitu :
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Tujuan asuhan
persalinan normal menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
7/21/2019 KTI MARDILAH
27/121
2.2 Konsep Dasar Plasenta Previa
2.2.1 Definisi Plasenta Pr evia
Plasenta previaadalah plasenta dengan implantasidi sekitarsegmenbawah rahim,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum(Manuaba, 2010).
Plasenta previaadalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu padasegmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Ratna
Dewi Pudiastuti, 2011).
Plasenta previaadalah plasenta di depan jalan lahir (prae : didepan, vias :
jalan), jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinyatidak normal letak
rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian Ostium Uteri Internum,
implantasi plasentayang normal atau pada dinding depan atau dinding belakang
rahim di daerahfundus uteri(Rukiyah, 2010).
Jadi, plasenta previaadalah plasenta yang letaknya tidak normal biasanya
menutupi seluruh atau sebagian segmen bawah rahim (Ostium Uteri Internum)
sehingga menutupi jalan lahir.
2.2.2 Etiologi Plasenta Previa
Etiologiplasenta previamenurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Etiologi menurut Dito Anugroho (2011), yaitu:
a. Pada saat kehamilan, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun.
b. Melahirkan anak lebiih dari sekali.
c. Pengobatan infertilitas (mandul).
7/21/2019 KTI MARDILAH
28/121
d. Kelainan perkembangan janin, kondisi janin terganggu karena
ketidaksesuaian faktor Rh darah.
e. Riwayat operasi atau pembedahan rahim sebelumnya yang menyebabkan
luka kembali.
f. Riwayat abortus.
2. Menurut Prawirohardjo (2007) yaitu:
Etiologi terjadinya plasenta previa adalah vaskularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofipada desiduaakibat persalinan yang lampau, paritas tinggi,
usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar,kerokan dan sebagainya
berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofidi endometrium yang
semuanya dapat di pandang sebagai faktor resiko terjadinyaplasenta previa.
3. Menurut Manuaba (2010) yaitu:
Penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah umur lebih dari 35
tahun, dan kurang 2 tahun, paritas, endometrium yang kurang baik, bekas
persalinan berulang dengan jarak pendek, bekas operasi, riwayat abortus.
2.2.3 Tanda dan Gejala Plasenta Previa
Tanda dan gejala plasenta previa menurut para ahli:
1. Menurut Sastrawinata (2005) gejala-gejalaplasenta previa:
a. Gejala yang terpenting ialah pendarahan tanpa rasa nyeri, Pasien mungkin
berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun, baru waktu ia
bangun, ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya pendarahan karena
plasenta previa baru timbul setelah bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan
oleh:
7/21/2019 KTI MARDILAH
29/121
1) Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
berbeda dari abortus.
2) Perdarahan pada plasenta previa pergerakan antar plasenta dan
dinding rahim.
Keterangannya sebagai berikut:
Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi
rahim lebih cepat tumbuuhnya dari rahim sendiri, akibatnya istmus uteri
tertarik menjadi bagian dinding korpus uteriyang di sebut segmenbawah
rahim.
Padaplasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan
insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri. jadi, dalam
kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan, tetapi
sudah jelas dalam persalinan his pembukaan menyebabkan perdarahan
karena bagian plasenta diatas atau dekat ostium akan terlepas dari
dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya
plasenta dari dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena
setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena
itu, regangan dinding rahim dan tarikan pada servik berkurang, tetapi
dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan
perdarahan baru.
7/21/2019 KTI MARDILAH
30/121
Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervilosatetapi
dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus atau pembuluh darah
plasenta lebih besar terbuka.
b.
Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub
bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas
panggul.
c. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada
plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak jika perdarahan
disebabkan oleh plasenta previa lateral dan marginal serta robekannya
marginal, sedangkan plasenta letak rendah, robekannya beberapa
centimeter dari tepi plasenta.
Juga harus dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali
terjadi perdarahan pasca persalinan karena :
1) Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta
akreta).
2) Daerah perlekatan luas.
3) Kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan
pembuluh darah pada insersi plasenta tidak baik. Kemungkinan infeksi
nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada ostium, dan merupakan
porte dentree yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemis
karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah.
7/21/2019 KTI MARDILAH
31/121
2. Menurut Eviesetya (2012) tanda dan gejala plasenta previa diantaranya
adalah:
a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
b. Darah biasanya berwarna merah segar.
c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
2.2.4 KlasifikasiPlasenta Previa
Klasifikasiplasentaprevia menurut para ahli:
1. Menurut Prawihardjo (2009), dan Ratna Dewi Pudiastuti (2012) ada 4
klasifikasiplasenta previayaitu:
a. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi
seluruh ostium uteri internum.
b. Plasenta previa parsialisadalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum.
c. Plasenta previa marginalis adalah plaenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak
lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
7/21/2019 KTI MARDILAH
32/121
3. Menurut Sastrawinata (2005) ada 3 klasifikasiplasenta previayaitu:
a. Plasenta previa totalis adalah seluruh ostium internum tertutup oleh
plasenta.
b.
Plasenta previa lateralisadalah hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta.
c. Plasenta previa marginalis adalah hanya pada pinggir ostium terdapat
jaringan plasenta.
Untuk lebih jelasklasifikasi plasenta previa bisa dilihat pada gambar 2.2
sebagai berikut:
Gambar 2.2Pembagian plasenta previa menurut tingkatnya (Prawirohardjo, 2007).
2.2.5 Patofisiologi
Patofisiologi menurut para ahli:
1. Menurut Prawirohardjo (2009) menyatakan Patofisiologi sebagai berikut:
7/21/2019 KTI MARDILAH
33/121
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin
juga lebih awal, oleh karena mulai terbentuknya segmenbawah rahim, tapak
plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta
terbentuk dari jaringan maternal yaitu sebagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya istmus uterimenjadi
segmenbawah rahim, maka plasenta yang berimplantasidi situ sedikit banyak
akan mengalalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak
plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan
membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat
laserasiitu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternalyaitu
dari ruangan intervillus dari plasenta. olehkarena fenomena pembentukan
segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasentaprevia betapa pun pasti
akan menjadi (unaivoidable bleeding).
2. Menurut Ratna Dewi Pudiastuti (2011) Patofisiologi plasenta previa sebagai
berikut:
Pendarahan antepartum akibatplasenta previaterjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uteri telah berbentuk dan mulai melebar dan menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks menyebabkan sinus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karna robekan sinus marginalisdari plasenta. Pendarahan
tak dapat dihindarkan karna ketidak mampuan serabut otot segmen bawah
uterus untuk berkontraks seperti plasenta letak normal.
7/21/2019 KTI MARDILAH
34/121
3. Menurut Manuaba (2010) patofisiologiplasenta previasebagai berikut:
plasenta previa adalah implantasi di segmen bawah rahim sehingga menutupi
kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan terjadinya
pendarahan. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan
oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi,
endometriumyang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu
memberikan nutrisi janin, vili korealispada korion leaveyang persisten.
2.2.6 Diagnosis Plasenta Previa
Diagnosis menurut beberapa ahli yaitu
1. Menurut Sastrawinata (2005) diagnosis plasenta previa yaitu sebagai berikut:
a.Anamnesisperdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis kelainan
letak dari perabaan fornises teraba bantalan lunak pada presentasi kepala.
b.Diagnosis plasenta previa (dengan perdarahan sedikit) yang diterapi
ekspektif ditegakkan dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dengan
batuan USG, diagnosis plasenta previa seringkali sudah dapat ditegakkan
sejak dini sebelum kehamilan trimester ketiga, namun dalam
perkembangan dapat terjadi migrasi plasenta. Sebenarnya bukan plasenta
yang berpindah, tetapi dengan dengan semakin berkembangnya segmen
bawah rahim, plasenta yang berimplantasi disitu akan ikut naik menjauhi
ostium uteri internum
2. Menurut Fadlun Achmad Feryanto (2011) diagnosisplasenta previa:
7/21/2019 KTI MARDILAH
35/121
Semua kasus dugaan plasenta previa harus dirawat di Rumah Sakit rujukan.
Pemeriksaan melalui vaginal atau rektal harus dihindari untuk mencegah
perdarahan lebih lanjut.
3.
Menurut Prawirohardjo (2007) diagnosisplasenta previayaitu:
1)Anamnesis
Pendarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa
nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida.
2)Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. Apabila
presentasi kepala, biasanya kepalanya masih terapung di atas pintu atas
panggul atau mengolak ke samping, dan sukar didorong kedalam pintu atas
panggul.
3)Pemeriksaan in Spekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendarahan ini berasal
dari ostium uteri eksternum, apabila perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternumharus di curigai adanyaplasenta previa
4)Penentuan letak plasenta tidak langsung
Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
radiografi, radioisotofi, danultrasonografi.
2.2.7 Kompliksi Plasenta previa
Komplikasi menurut para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Sastrawinata (2005) komplikasi plasenta previa, yaitu:
a. Bahaya untuk ibu padaplasenta previa, yaitu:
7/21/2019 KTI MARDILAH
36/121
1) Syok hipolemik adalah kondisi kehilangan cairan dengan cepat yang
berakhir pada kegagalan beberapa organ
2) Infeksi-sepsis adalahinfeksi kuman akibat beredarnya kuman penyakit
dalam arah yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
3) Emboliudaraadalahemboliyang terjadi pada gelembung udara.
4) Kelainan Koagulapati syok adalah gangguan pembekuan darah kibat
perdarahan yang banyak.
5) Kematian adalah apabila pada ibu mengalami kematianprinatal.
b. Bahaya untuk bayi, yaitu:
1) Hipoksia adalah kondisi disaat tubuh bayi mengalami kekurangan
oksigen.
2) Anemia adalah kekurangan zat besi sehingga daya tahan tubuh bayi
mengalami penurunan secara keseluruhan.
3) Kematian adalah pada ibu mengalami kematian prinatal.
2.
Fadlun Achmad Feryanto (2011) komplikasiplasenta previayaitu:
a.Maternal
Beberapa komplikasi dari plasenta previa pada maternal adalah
perdarahan, syok, dan kematian.
b.Fetal
Salah-satu komplikasi pada fetal diantaranya adalah prematuritas (60%
kematian pada masa perinatal). Hal ini terjadi karena asfiksia intrauterine,
sedangkan perdarahan janin terjadi akibat manipulasi obstetri.
7/21/2019 KTI MARDILAH
37/121
3. Menurut Dito Anugroho, Ari Wulandari (2011) beberapa komplikasi dapat
menyertaiplasenta previa yaitu:
a. Perdarahan, yang terjadi akibat lemahnya kemampuan kontraksi pada
segmen bawah rahim. Perencanaan persalinan dan pengendalian
pendarahan sangat penting padaplasenta previa.
b. Kehamilan rawan atau belum saatnya, sebelum 37 minggu.
c. Cacat bawaan.
d. Letak janin tidak normal
e. Lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang menempel normal
pada kehamilan di atas 22 minggu dan sebelum anak lahir atau ari-ari
terlepas dari tempat menempelnya di dalam rahim sebelum bayi dilahirkan.
f. Terdapat pembuluh darah tidak lazim yang mendahului kepala janin saat
persalinan.
g. Robekan rahim atau vagina.
h.
Robekan dinding samping vagina
i. Aborsiatau keguguran.
2.2.8 Penatalaksanaan Plasenta previa
Penatalaksanaan Plasenta Previa menurut para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Sastrawinata (2005) penatalaksanaan plasenta previa dapat di bagi
dua yaitu:
7/21/2019 KTI MARDILAH
38/121
a. Terminasi adalah kehamilan segera di akhiri sebelum terjadi perdarahan
yang membawa maut, misalnya perdarahan cukup bulan, perdarahan
banyakparturine,dan anak mati (tidak selalu).
1)
Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada
plasenta, yang demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang
terbuka
2)Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim
sehingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan seksio
sesarea juga mencegah terjadinya robekan servik yang agak sering
terjadi pada persalinan pervaginam.
b.Ekspektifadalah dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemampuan
hidup didunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektif tentu hanya dapat
dibenarkan jika keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau
sedikit sekali.
Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previaharus
segera di akhiri untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Namun
sekarang ternyata terapi menunggu dapat dibenarkan dengan alasan sebagai
berikut:
1) Perdarahan pertama padaplasenta previajarang fatal.
2) Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas.
Syarat bagi terapi ekspektif adalah bahwa keadaan ibu dan anak masih baik.
Pada terapi ekspektif, pasien dirawat di Rumah Sakit sampai berat badan
anak 2500 gr atau kehamilan suda mencapai 37 minggu. Selama terapi
7/21/2019 KTI MARDILAH
39/121
ekspektif diusahakan untuk menetukan lokalisasi plasenta dengan
pemeriksaan USG dan memperbaiki keadaan umum ibu. Jika kehamilan 37
minggu telah tercapai, kehamilan diakhiri menurut salah satu cara yang telah
diuraikan. Penderita plasenta juga harus diberikan antibiotik mengingat
kemungkinan terjadinya infeksi yang besar disebabkan oleh perdarahan dan
tindakan-tindakan intrauterine.
2. Menurut Prawirohardjo (2010) penatalaksaanplasenta previayaitu:
setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau
ketiga harus dirawat di rumah sakit. Pasien diminta istirahat baring dan jika
kemudian ternyata perdarahan tidak banyak dan berhenti serta janin dalam
keadaan sehat dan masih prematur dibolehkan pulang dilanjutkan dengan
rawat jalan dengan syarat telah mendapat konsultasiyang cukup dengan pihak
keluarga agar dengan segera kembali kerumah sakit bila terjadi perdarahan
ulang walaupun kelihatannya tidak mencemaskan.
a.
TerapiEkspektatif
1) Tujuan terapi ekspektifadalah supaya janin terlahir prematur, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis serviks.
Upaya diagnosis dilakukan secara non-invasif. Pemantauan klinis
dilaksanakan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektif
a)Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti
b)Belum ada tanda-tanda in-partu
7/21/2019 KTI MARDILAH
40/121
c)Keadaan umum ibu cukup baik(kadar hemoglobin dalam batas
normal).
d)Janin masih hidup
e)
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
f) Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak danfresentasijanin.
g)Berikan tokolitikbila ada kontraksi:
1. MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam.
2.Nifedipin 3 x 20 mg/ hari.
3. Betamethasone 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru
janin.
h)Uji pematangan paru janin dengan tes kocok (bubble test) dari hasil
amniosentesis.
i) Bila usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada di
sekitar ostium uteri internum, maka denganplasenta previamenjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu
masih lama, pasien dapat di pulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
rumah pasien diluar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari
2 jam) dengan pesan untuk segera kembali ke Rumah Sakit apabila terjadi
perdarahan ulang.
b. Terapi Aktif
7/21/2019 KTI MARDILAH
41/121
1. Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginamyang
aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitasjanin.
2.
Untuk diagnosis plasenta dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakikan PDMO jika :
a) Infus/ transfusi telah terpasang, kamar dan tim opersi telah siap
b) Kehamilan 37 minggu (berat badan 2500 gram) dan in partu,
atau
c) Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor
(misal: anensefali)
d) Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati
pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).
3.
Manuaba (2010) cara menyelesaikan persalinan sebagai berikut:
a. Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukanseksio sesareaadalah untuk menyelamatkan
ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk
hidup, tindakan ini tetap dilaksakan
Tujuanseksio sesarea:
1) Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksidan menghentikan pendarahan.
7/21/2019 KTI MARDILAH
42/121
2) Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri,
nika janin dilahirkan pervaginam.
Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
mudah robek, selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering
menjadi sumber perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi
dan susunan serabut otot dengan korpus uteri. Siapkan darah pengganti
untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu. Dan lakukan perawatan
lanjut pasca bedah termasuk pemantaun perdarahan, infeksi dan
keseimbangan cairan masuk-keluar.
b. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1)
Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan
pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecahkan ketuban,
plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala
janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi
dengan infus oksitosin
2) Versi Braxton Hicks
7/21/2019 KTI MARDILAH
43/121
Tujuan melakukan versi braxton hicks ialah mengadakan tamponade
plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.
3)
Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif
untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada
kulit kepala. tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.
2.2.9 Bagan Penatalaksanaan Plasenta Previa
PLASENTA PREVIA
1. Perdarahan tanpa sakit dan tanpa sebab2.
Perdarahan menimbulkan penyulit ibudan janin
3. Pemeriksaan khusus (belum masuk PAP,
kelainan letak, teraba plasenta)
ars a so a s
Prematur
1. Konnservatif
2. Rawat inap
erm
pen ara an
Prematur1.
Konservatif
2. Rawat inap
erm
en ara anawat anin
7/21/2019 KTI MARDILAH
44/121
Bagan 2.1
Penatalaksanaan Plasenta Previa
Menurut Manuaba (2010)2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa
2.3.1 Umur
Umur adalah usia, masa perjalanan hidup manusia. Salah-satu faktor yang
meningkatkan kejadianplasenta previaadalah usia ibu bersalin < 20 tahun karena
endometrium masih kurang sempurna, dan usia ibu bersalin yang > 35 tahun
karena tumbuh endometriumyang kurang subur (Manuaba, 2010).
Prevalensi plasentaprevia meningkat 3 kali pada umur ibu > 35 tahun.
Plasenta previa dapat terjadi pada umur diatas 35 tahun karena endometriumyang
kurang subur dapat meningkatkan kejadianplasenta previa(Manuaba, 2008).
7/21/2019 KTI MARDILAH
45/121
Menurut penelitian Susilawati (2007) di RSUP Palembang BARI
menyatakan bahwa kejadianplasenta previapada ibu hamil dengan usia < 20 atau
> 35 tahun sebanyak 24 orang (6,76%) dari 355 responden, sedangkan usia 20
35 tahun yaitu sebanyak 40 orang (11,27%) dari 355 responden. Dari hasil chi-
squaredidapatkanpvalue0,011 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna
antara umur dengan kejadianplasenta previapada ibu hamil di RSUP Palembang
BARI.
Menurut penelitian Gendis Ayu Ardies (2010) di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto, menyatakan bahwa kejadianplasenta previapada usia 25
-29 didapatkan p = 0,22 < 0.05 dan odds ratio 3,364 (1,188 < CI < 15,249
memiliki resiko 3,36 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa
dibandingkan usia < 25 tahun. Pada usia 30 -34 didapatkan hasilp= 0,003 < 0,05
dan odds ratio5,140 (1,732 < CI < 15,249).
Menurut penelitian Zakia (2009) di RS Dr. Sobirin Kabipaten Musi
Rawas, yang menyatakn bahwa dari hasi Uji Chi Square untuk variabel umur
responden di dapatkan p value (1.000) > (0.05) artinya tidak ada hubungan
antara umur ibu dengan kejadianplasenta previa.
2.3.2 Riwayat Abortus
Manuaba (2010), mengatakan 50% plasenta previa terjadi pada wanita
yang pernah mengalami kuretasi, diduga disrupsi endometrium atau luka
endometriummerupakanpredisposisi terjadinya kelainanimplantasiplasenta.
Hasil penelitian Gendis Ayu Ardies (2010), di RSUD Prof, dr. Margono
Soekarjo Purwokerto, menyatakan kejadian plasenta previapada variabel riwayat
7/21/2019 KTI MARDILAH
46/121
abortus didapatkan hasil p = 0,041 < 0,05 dan odds ratio 2,515 (1,036 < CI 2 tahun (Manuaba, 2009).
Dengan demikian semakin dekat jarak kelahiran dengan kehamilan
berikutnya maka semakin besar peluang kematianperinatal. Jarak kehamilan yang
terlalu dekat yaitu di bawah 24 bulan terjadi gangguan kesuburan di mana terjadi
perluasan implantasi plasenta yang dapat menyebabkan pendarahan antepartum.
Seorang wanita memerlukan 2-3 tahun antara kelahiran agar pulih alat
reproduksinya. Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta
harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang
tumbuh meluas akan mendekati atau menutup ostium uteri internum (Utami,
2007).
7/21/2019 KTI MARDILAH
47/121
Menurut penelitian Rahayu di RSUP Dr. Sardjito dan RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta (2007), Data dianalisis dengan analisis bivariabel
dan multi variabel dan uji hipotesisnya adalah uji chi-square dengan p =
7/21/2019 KTI MARDILAH
48/121
Plasenta previalebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dari pada usia
diatas 35 tahun, juga lebih sering pada kehamilan ganda dan uterus cacat
mempertinggi angka kejadiannya (Prawirohardjo, 2008).
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian ibu,
paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai AKI lebih tinggi pada ibu dengan kejadian
plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat sembuh
(wiknjosastro, 2007).
Penelitian Zakia (2009), di RS Dr. Sobirin kabupaten Musi Rawas tahun 2009,
menyatakan bahwa ibu yang mengalami plasenta previadengan paritas tinggi (3
orang) sebanyak 53 orang (43,4%) dari 122 responden. Dari hasil chi-square
didapat nilai p value = 0,474 lebih besar dari = 0,05 artinya tidak ada hubungan
yang bermakna antara paritas dengan kejadianplasenta previa.
2.3.5 Riwayat Seksio Sesarea
Suatu penelitian buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisipada
dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Prawirohardjo, 2007).
Seksio Sesarea ismika atau profundal (lowservical dengan insisi pada
segmen bawah rahim) merupakan suatu pembedahan dengan melakukan insisi
pada segmen bawah rahim, hampir 99% dari seluruh seksio sesarea memilih
tehnik ini kerena memilki beberepa keunggulan seperti kesembuhan lebih baik dan
tidak banyak menimbulkan perlekatan (prawirohardjo, 2008).
Hasil penelitian Irawan (2008), di RSUD Surakarta, menyatakan bahwa kejadian
plasenta previa pada ibu dengan riwayat seksio sesarea 27 orang (16,8%),
7/21/2019 KTI MARDILAH
49/121
sedangakan pada ibu yang tidak mengalami riwayat seksio sesarea sebanyak 16
orang (6,1%), dari hasil uji chi-square didapatkan p value = 0,012 < (0,05)
sehingga Ho di tolak yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara riwayat seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa. Hal ini sesuai
pendapat Prawirohardjo (2009) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab
plasenta previayaitu cacat bekas bedahsesareaberperan menaikkan insiden 2 - 3
kali, menyebabkan perkembangan pembuluh darah baru (vaskularisasi) desidua
yang tidak memadai.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Menurut Notoadmodjo (2010), penelitian adalah upaya untuk memperoleh
atau menemukam fakta atau kebenaran empiris. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana
variabel independen (umur ibu, riwanyat abortus dan jarak kehamilan) dan
variabel dependen adalah (kejadian plasenta previa), dikumpulkan dengan waktu
yang bersamaan.
7/21/2019 KTI MARDILAH
50/121
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang di teliti tersebut (Notoatmodjo,
2005)
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami pendarahan
antepartum di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang pada bulan Januari-November tahun 2012.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhann objek yang di
teliti dan di anggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005).
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu semua ibu yang
mengalami pendarahan antepartum di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 sebanyak 196 orang.
3.3 Teknik pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder adalah data yang dihimpun melalui tangan kedua
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari medical record di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data (notoatmodjo, 2010).Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah check
list yaitu daftar pengecek, berisi nama subjek, dan beberapa gejala dan beberapa
7/21/2019 KTI MARDILAH
51/121
gejala/ identitas lainnya dari sasaran pengamatan dan langsung diolah dengan
menggunakankomputerisasi.
3.4 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
3.4.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut notoatmodjo (2010), teknik Pengolahan Data yaitu sebagai
berikut:
1. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah
merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner.
2. Coding
Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
3. Prosesing(memasukkan data)
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (anka atau huruf) dimasukan kedalam program atau softwer
komputer.
4. Cleaning (pembersihan data)
Apabila data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu
di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
7/21/2019 KTI MARDILAH
52/121
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
3.4.2 Tehnik Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010).analisa data meliputi :
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian, pada
umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2008). Analisa ini dilakukan pada tiap variabel
dari hasil penelitianyaitu variabel independen (umur ibu, riwayat abortus,dan
jarak kehamilan) serta variabel dependen (kejadianplasenta previa)di analisis
untuk mengetahui distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap yang berhubungan atau berkolerasi,antara
variabel independen (umur ibu, riwayat abortus, dan jarak kehamilan), dengan
variabel dependen (kejadian plasenta previa) dengan menggunakan uji
statistik chi-square (X2)
derajat kemaknaan = 0,05 dan diolah melalui
komputerisasi yaitudengan menggunakan Statistik Product Service Solution
(SPSS) versi 16.00.
Kesimpulan dari uji statistik ini adalah sebagai berikut:
a. Jika pvalue (0.05) maka berarti ada hubungan yang bermakna antara
variabel independen (umur ibu, riwayat abortus, dan jarak kehamilan) dan
variabel Dependen (kejadianPlasenta Previa).
7/21/2019 KTI MARDILAH
53/121
b. Jika p value > (0,05) maka berarti tidak ada hubungan yang bermakna
antara variabel independen (umur ibu, riwayat abortus, dan jarak
kehamilan) dan variabel dependen (kejadianplasenta previa).
3.5 Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Dependen
Kejadian Plasenta Previa
Pengertian : Semua ibu yang terkena plasenta previa berdasarkan diagnosa
oleh dokter
Cara ukur : Mencatat data dari rekam medik
Alat ukur : Check list
Hasil ukur : 1. Ya : Bila ibu terdiagnosaplasenta previa.
2. Tidak : Bila ibu tidak terdiagnosaplasenta previa.
(Rukiyah, 2010)
Skala ukur : Nominal
3.5.2 Variabel independen
1.Umur Ibu
Pengertian : Usia ibu pada saat melahirkan
7/21/2019 KTI MARDILAH
54/121
Cara ukur : Mencatat data dari rekam medik
Alat ukur :Check list
Hasil ukur : 1. Resiko Tinggi : Bila umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
2. Resiko Rendah : Bila umur ibu 20-35 tahun
(Manuaba, 2010)
Skala ukur : Ordinal
2. Riwayat abortus
Pengertian : Ibu hamil yang pernah mengalami keguguran
Cara ukur : Mencatat data dari rekam medik
Alat ukur : Check list
Hasil ukur : 1. Ya : Bila ibu pernah mengalami keguguran
2. Tidak : Bila ibu tidak pernah mengalami keguguran
(Rukiyah, 2011)
Skala ukur : Nominal
3. Jarak kehamilan
Pengertian : Jarak antara waktu kelahiran yang lalu dengan kehamilan
yang sedang berlangsung.
Cara ukur : Mencatat data dari rekam medik
Alat ukur : Check list
Hasil ukur : 1. Resiko Tinggi : Bila jarak kehamilan < 2 tahun
2. Resiko Rendah : Bila jarak kehamilan > 2 tahun
7/21/2019 KTI MARDILAH
55/121
(Manuaba, 2010)
Skala ukur : Ordinal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perkembangan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada th 1953 atas
prakarsa Menteri Kesehatan RI Dr.Mohammad Ali (Dr.Lee Kiat Teng) dengan
biaya Pemerintah Pusat. Pada tgl 03 Januari 1957 rumah sakit ini mulai
operasional, yang dapat melayani masyarakat se Sum. bag. sel dimana saat itu
meliputi Propinsi Sumatera Selatan, Lampung Jambi, Bengkulu, dan Bangka
Belitung. RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang baru memiliki Pelayanan Rawat
Jalan dan Rawat Inap (fasilitas 78 TT), beberapa waktu kemudian memiliki
pelayanan Laboratorium, Apotik, Radiologi, Emergency dan peralatan Penunjang
Medik Lainnya. Seiring dengan perkembangan waktu, rumah sakit ini semakin
berkembang, baik fasilitas, sarana dan prasarana. Sumber daya manusianya
tersedia para spesialis lengkap dan beberapa sub spesialis sehingga mengubah
7/21/2019 KTI MARDILAH
56/121
tipenya dari kelas B menjadi Rumah Sakit Umum Pusat tipe A dan menjadi rumah
sakit terbesar dan sebagai pusat rujukan layanan kesehatan se Sumatera Selatan,
Jambi, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung.
Tahun 1993 1994 RSUP Palembang mengubah status dari RS Vertikal (RS
Penerima Negara Bukan Pajak) menjadi RS Swadana. Sesuai SK Menkes RI
no.1279/Menkes/SK/XI/1997; RSUP Palembang resmi bernama RSUP
Dr.Moh.Hoesin Palembang. Dengan UU no 20/1997, menjadi Rumah Sakit
Instansi Pengguna PNBP, dimana rumah sakit dapat memanfaatkan dana dari hasil
pendapatan sesuai dengan anggaran yang diproyeksikan rumah sakit dan
diselaraskan dengan pendapatan melalui prosedur KPKN disamping itu subsidi
pemerintah tetap seperti sediakala.Tahun 2000 dengan PP No 122/2000, RSUP
Dr.Moh.Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 Rumah Sakit
Pemerintah menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan Di Indonesia dan
operasionalnya dimulai tanggal 01 Januari 2002. Sebagai RS Perjan secara
operasional RSMH Palembang masih tetap melaksanakan fungsi pelayanan
sosialnya bagi masyarakat ekonomi kurang mampu melalui program JPSBK
(Gakin), sejak tahun 2005 dikelolah oleh PT. ASKES Indonesia menjadi program
ASKESKIN. Kemudian tahun 2005 berdasarkan PP 23 / 2005 tgl 13 Juni 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK Menkes RI no:
1243/Menkes/SK/VIII/2005, tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 eks
Rumah Sakit Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksana Tekhnis Depkes RI dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Implementasinya
7/21/2019 KTI MARDILAH
57/121
RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang sebagai Badan Layanan Umum dilaksanakan
pada Januari 2006.
4.1.2 Identitas Rumah sakit
Nama Rumah Sakit : RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
Kode Rumah Sakit : 167.1013
Direktur Utama : dr.H.Yanuar Hamid,Sp.PD,MARS
Alamat : Jl.Jend Sudirman Km 3,5 Palembang
Kecamatan / Kota : Ilir Timur 1 / Palembang
Kode / Telepon / Faximile : 0711.354088 (Hunting)
Faximile : 0711.351318
E-mail : [email protected], [email protected]
Kelas Rumah Sakit : Kelas A Pendidikan / SK Menkes. No.634 /
12 September 2009
Luas Tanah : 218.455 m
Tahun pembangunan : 1953
Tahun operasional : 1957
4.1.3 Visi , Misi dan Motto RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1. Visi RSUP Dr.Mohammad Hoesin
Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan
Penelitian terbaik dan bermutu se Sumatera,
2. Misi RSUP Dr.Mohammad Hoesin
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
berkualitas tinggi.
7/21/2019 KTI MARDILAH
58/121
b. Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang
kedokteran dan kesehatan.
c. Menyelenggarakan promosi kesehatan.
3. Motto RSUP Dr.Mohammad Hoesin
Kesembuhan dan Kepuasan Anda merupakan Kebahagiaan Kami
4. Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada
kepentingan masyarakat.
b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang
kesehatan.
c. Menghasilkan tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub Spesialis serta
Keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.
4.1.4 Sarana dan Prasarana
RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang terletak di Jl.Jend.Sudirman Km 3,5 Palembang
(Pusat kota arah timur) di Ibukota Propinsi Sumatera Selatan, yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan menyelenggarakan berbagai jenis pelayanan spesialis dan
sub spesialis; dan menjadi pusat pelayanan rujukan di wilayah Sumatera bagian
Selatan.Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang telah membangun beberapa gedung antara lain COT dan
gedung Brain & Heart Center, dimana COT sendiri merupakan salah satu
pelayanan dengan standar internasional, sedangkan pelayanan Brain & Heart
7/21/2019 KTI MARDILAH
59/121
Center merupakan pelayanan pertama di indonesia yang menggabungkan antara
pelayanan Jantung dan Stroke ( Penyakit otak dan syaraf ). sedangkan luas lahan
selebihnya digunakan untuk bangunan gedung Instansi kesehatan lainnya serta
lahan yang masih kosong. Pada tanggal 4 November 2011 telah diresmikan
Instalasi Gawat Darurat oleh Menteri Kesehatan RI DR.dr Endang Rahayu
Sedyaningsih, PH, dimana IGD yang baru menerapkan pelayanan yang berstandar
Internasional, dimana pasien dilayani secara terpadu dengan memprioritaskan
kegawatdaruratan dan kerjasama tim.
4.1.5 Struktur organisasi dan Tata Kerja
Struktur Organisasi RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang saat ini terdiri dari seorang
Direktur Utama dibantu oleh 3 (tiga) orang Direktur yaitu Direktur Keuangan,
Direktur Umum, SDM & Pendidikan serta Direktur Medik & Keperawatan,
ditambah dengan Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Etik & Hukum
dan Komite MUTU, serta Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan beberapa Kepala
Instalasi sesuai dengan kebutuhan, sedangkan Kepala Bidang dan Kepala Bagian
kebawah berdasarkan SK Menkes R.I No. 347/Menkes/SK/II/2011.
Adapun susunan Dewan Pengawas dan Direksi adalah sbb :
Tabel 4.1
Susunan Dewan Pengawasan Rumah Sakit Umum
Dr. Mohammmad Hoesin Palembang
Noama a a an
1 r. am ang a no a ar o, e ua
2 ro . r. r. . a na o a ar c nggo a
3 ro . r. rg arou oes n , , p. r nggo a
7/21/2019 KTI MARDILAH
60/121
4 ro . r . a sono r snan oro, c, . nggo a
5 r. o o ayan o, , nggo a
6 ayur asan , , e re ar s
Sumber:Profil RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012
Tabel 4.2
Susunan Direksi Rumah Sakit Umum
Dr. Mohammmad Hoesin Palembang
No Nama Jabatan
1 dr.H.Yanuar Hamid,Sp.PD,MARS Direktur Utama
2 dr.H.Welly Refnealdi,M.Kes Direktur Keuangan
3 Dr.H.K.M.Yamin Alsoph,Sp.B(K)Onk Direktur Medik &Keperawatan
4 Dr.dr.H.M.Alsen Arlan,Sp.B-KBD Direktur Umum, SDM& Pendidikan
Sumber:Profil RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012
4.1.6 Ketenagaan
Tabel 4.2
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum
Dr. Mohammmad Hoesin Palembang
NO Data Jumlah
1 Dokter Spesialis 158 orang
2 Dokter Spesialis Gigi 1 orang
3 Dokter PPDS 475 orang
4 Dokter Umum 36 orang
5 Dokter Brigade Siaga Bencana 7 orang
6 Dokter Gigi 6 orang
7/21/2019 KTI MARDILAH
61/121
7 Apoteker 11 orang
8 Perawat / Bidan 819 orang
9 Paramedis Non Perawatan 223 orang
10 Tenaga Non Kesehatan 632 orangJUMLAH 1.368 orang
Sumber:Profil RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012
4.1.7 Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
presentase dari variabel independen (Umur Ibu, riwayat abortus, dan jarak
kehamilan) dan Varaibel dependen (kejadianplasenta previa). Adapun jumlah
sampel 124 orang.
a.KejadianPlasenta Previa
Dalam penelitian ini kejadian Plasenta previa dibagi menjadi dua kategori
yaitu ya (bila ibu terdiagnosa plasenta previa dan tidak (bila ibu tidak
terdiagnosa plasenta previa), untuk data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi pada Kejadian Plasenta Previadi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No Kejadian Plasenta Previa Frekuensi
(Responden)
Persen (%)
1 Ya 84 42,9
2 Tidak 112 57,1
Jumlah 196 100
Sumber : hasil penelitian lapangan diolah tahun 2013
7/21/2019 KTI MARDILAH
62/121
Berdasarkan dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa sebagian kecil responden
terdiagnosa plasenta previa sebanyak 84 responden (42,9%), dari 196
responden.
b.Umur Ibu
Dalam penelitian umur ibu yang dibagi menjadi dua kategori yaitu resiko
tinggi (bila umur ibu < 20 tahun > 35 tahun) dan resiko rendah (bila umur
ibu 20-35 tahun), untuk data selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Umur Ibu pada Kejadian Plasenta Previadi RSUPDr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No Umur Frekuensi
(Responden)
Persen (%)
1 Resiko tinggi 117 59,7
2 Resiko rendah 79 40,3
Jumlah 196 100
Sumber : hasil penelitian lapangan diolah tahun 2013
Berdasarkan dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki umur resiko tinggi pada kejadian plasenta previa
sebanyak 117 responden (59,7%), dari 196 responden.
c. Riwayat Abortus
Dalam penelitian ini riwayat abortus dibagi menjadi dua kategori yaitu ya
(bila ibu pernah mengalami riwayat abortus) dan tidak (bila ibu tidak
7/21/2019 KTI MARDILAH
63/121
pernah mengalami riwayat abortus),untuk data selengkapnya dapat dilihat
dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Riwayat abortus pada Kejadian Plasenta Previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No Riwayat Abortus Frekuensi
(Responden)
Persen (%)
1 Ya 141 71,9
2 Tidak 55 28,1
Jumlah 196 100
Sumber : hasil penelitian lapangan diolah tahun 2013
Berdasarkan dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki riwayat abortus pada kejadian plasenta previa
sebanyak 141 responden (71,9%), dari 196 responden.
d.Jarak kehamilan
Dalam penelitian ini Jarak kehamilan dibagi menjadi dua kategori yaitu resiko
tinggi (bila jarak kehamilan < 2 tahun) dan resiko rendah (bila jarak
kehamilan > 2 tahun), untuk data selengkapnya dapat dilihat dari tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Jarak kehamilan pada Kejadian Plasenta Previa
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
7/21/2019 KTI MARDILAH
64/121
No Jarak kehamilan Frekuensi
(Responden)
Persen (%)
1 Resiko tinggi 125 63,8
2 Resiko rendah 55 36,2
Jumlah 196 100
Sumber : hasil penelitian lapangan diolah tahun 2013
Berdasarkan dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki jarak kehamilan resiko tinggi pada kejadian plasenta
previasebanyak 125 responden (63,8%), dari 196 responden.
2. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (umur ibu, riwayat abotus, dan jarak kehamilan) dengan variabel
dependen (kejadian plasenta previa).Uji statistik yang digunakan adalah uji
Chi- Squaredengan menggunakan batas kemaknaan pada = 0,05 (CI 95%)
bilap value < (0.05), yang berarti ada hubungan antara umur ibu, riwayat
abortus dan jarak kehamilan dengan kejadian plasenta previa di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012. Jika p value > (0.05), yang
berarti tidak ada hubungan antara umur ibu, riwayat abortus dan jarak
kehamilan dengan kejadianplasenta previadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang tahun 2012.
a.Hubungan antara Umur Ibu dengan kejadian plasenta previa
Penelitian ini dilakukan pada 196 responden, dimana umur ibu
dibagi menjadi dua kategori yaitu resiko tinggi (bila umur ibu < 20 - > 35
tahun) dan resiko rendah (bila umur ibu 2035 tahun), sedangkan kejadian
7/21/2019 KTI MARDILAH
65/121
plasenta previa di bagi menjadi dua kategori yaitu ya (bila ibu terdiagnosa
plasenta previa), dan tidak (bila ibu tidak terdiagnosa plasenta previa),
untuk data selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Hubungan antara umur ibu dengan kejadian plasenta previadi RSUPDr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No Umur ibuKejadian Plasenta
Previa
um a
emaknaan pValue
a a
n n
es o ngg , ,
0,006
(Bermakna)
es o ren a , ,
um a
Sumber : hasil penelitian lapangan, di olah tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi
responden memiliki umur resiko tinggi terdiagnosa plasenta previa
sebanyak 60 responden (51,3%), lebih besar dibandingkan responden
memiliki umur resiko rendah terdiagnosa plasenta previa sebanyak 24
responden (30,4%).
Dari hasil uji statistik uji chi squaredi peroleh p Value0,006 0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan kejadian
plasenta previa, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
7/21/2019 KTI MARDILAH
66/121
umur ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang tahun 2012 terbukti secara statistik.
b.Hubungan Riwayat Abortusdengan kejadian Plasenta Previa
Penelitian ini dilakukan pada 196 responden, dimana riwayat
abortusdi bagi menjadi dua kategori yaitu ya (bila ibu pernah mengalami
riwayat abortus) dan tidak (bila ibu tidak pernah mengalami abortus),
sedangkan kejadianplasenta previa di bagi menjadi dua kategori yaitu ya
(bila ibu terdiagnosa plasenta previa), dan tidak (bila ibu terdiagnosa
plasenta previa). Untuk data selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:
Tabel 4.9
Hubungan antara Riwayat Abortusdengan kejadian plasenta previadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No RiwayatAbortus
Kejadian Plasenta
Previa
um a
emaknaan pValue
a a
n n
a , ,
0,026
(Bermakna)
a , ,
um a
Sumber : hasil penelitian lapangan, di olah tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi
responden dengan riwayat abortus yang terdiagnosa plasenta previa
sebanyak 53 orang (37,6%), lebih besar dibandingkan responden tidak
7/21/2019 KTI MARDILAH
67/121
dengan riwayat abortus yang terdiagnosa plasenta previa sebanyak 31
orang (56,4%).
Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p value 0,026
0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara riwayat abortus
dengan kejadianplasenta previasehingga hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 terbukti secara
statistik.
c. Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan kejadian Plasenta Previa
Penelitian ini dilakukan pada 196 responden, dimana jarak
kehamilan dibagi menjadi dua kategori yaitu resiko tinggi (bila jarak
kehamilan 2tahun) dan resiko rendah (bila jarak kehamilan > 2 tahun),
sedangkan kejadianplasenta previa di bagi menjadi dua kategori yaitu ya
(bila ibu terdiagnosa plasenta previa), dan tidak (bila ibu tidak
terdiagnosaplasenta previa).Untuk data selengkapnya dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hubungan antara Jarak kehamilan dengan kejadian plasenta previadiRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012
No Jarak
kehamilan
Kejadian Plasenta
Previa
um a
emaknaan pValue
a a
n
7/21/2019 KTI MARDILAH
68/121
es o ngg , ,
0.015
(Bermakna)
es o ren a , ,
um a
Sumber : hasil penelitian lapangan, di olah tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi
responden memiliki jarak kehamilan resiko tinggi terdiagnosa plasenta
previa sebanyak45 orang (36,0%), lebih besar dibandingkan responden
memiliki jarak kehamilan resiko rendah terdiagnosa plasenta previa
sebanyak 39 orang (54,9%).
Dari hasil uji statistik uji chi squaredi peroleh p Value 0,015
0,05 yang berarti ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan
kejadian plasenta previa, sehingga hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara umur ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012 terbukti secara statistik.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr, Mohammad Hoesin Palembang tahun
2013 yang terletak di jalan Sudirman Km. 3,5 Palembang pada Bulan Februari
2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 196 orang. Dimana sampel
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami perdarahan antepartum
yang dirawat di instalasi Rawat Inap Kebidanan pada bulan Januari-Desember
2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total populasi dengan jumlah
sampel penelitian ini adalah 196 orang.
7/21/2019 KTI MARDILAH
69/121
Kemudian data dikumpulkan dengan mencatat data medical Record untuk
mengetahui Variabel umur ibu, riwayat abortus, dan jarak kehamilan dengan
kejadian plasenta previa. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan di olah dan
dilakukan analisis data yang terdiri dari analisis univariat dengan anlisis bivariat.
Analisis univariat dilakukan dengan sistem komputerisasi sehingga didapatkan
daftar distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Sedangkan dari analisis
bivariat dilakukan uji kedua hubungan antara variabel menggunakan uji statistik
chi-SquaredenganpValue (0,05) dimana analisis data tersebut langsung di olah
dengan Statistical Product and Sevice Solution (SPSS) versi 16.0 sehingga
didapatkan nilai untuk melihat kemaknaanya.
4.2.1 Analisis Univariat
1. KejadianPlasenta Pr eviadi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian kecil responden yang
terdiagnosa plasenta previa sebanyak 84 responden (42,9%), dari 196
responden.
Berdasarkan dari data Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang pada tahun 2010 sebanyak 79 orang (2,6%),
tahun 2011 sebanyak 187 orang (6,3%), dan tahun 2012 sebanyak 84
(42,9%).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Halistiana (2009), di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang menyatakan bahwa yang
terkenaplasenta previasebanyak 36 orang (10,1%), lebih kecil dibanding ibu
yang tidak terkena plasenta previa sebanyak 320 orang (89,9%).
7/21/2019 KTI MARDILAH
70/121
Pada penelitian ini ternyata angka kejadian plasenta previadi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang cenderung mengalami penurunan, namun
demikian, pendarahan antepartum dengan kejadian plasenta previa adalah
salah-satu penyebab kematian ibu bersalin, kejadian plasenta cenderung
mengalami penurunan hal ini dikarenakan ibu hamil sudah banyak
mengetahui bahaya kehamilan resiko tinggi, dan ibu hamil rajin
memeriksakan kandungannya selama kehamilannya pada tenaga kesehatan
untuk mengetahui deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, selain itu
didukung oleh alat teknologi seperti Ultra sonografi (USG), yang
mempermudah mendeteksi jika ada kelainan dan komplikasi.
2. Umur Ibu
Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki umur resiko tinggi pada kejadian plasenta previa sebanyak 117
responden (59,7%), dari 196 responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Gendis Ayu Ardies (2010) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto, menyatakan bahwa responden dengan umur resiko tinggi
sebanyak 60 orang (65,9%), lebih besar di banding dengan ibu resiko rendah
sebanyak 31orang (34,4%).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Susilawati (2007) di RSUP Palembang BARI menyatakan bahwa responden
dengan resiko tinggi sebanyak 24 orang (6,76%), lebih kecil dibanding
dengan ibu resiko rendah sebanyak 40 orang (11,27%).
7/21/2019 KTI MARDILAH
71/121
Pada penelitin ini ternyata bahwa responden memiliki umur resiko
tinggi (< 20 tahun atau > 35 tahun) lebih besar dibandingkan responden yang
tidak memiliki umur resiko rendah (20-35 tahun), hal ini dikarenakan
responden memiliki resiko tinggi kurang peduli akan keadaan kehamilannya
dan mereka juga kurang mengetahui bahaya hamil pada umur resiko tinggi,
bisa dikarenakan menikah pada di usia yang dewasa memikirkan mengejar
prestasi/karir terlebih dahulu, ibu yang pernah menjalani pengobatan infetil
(mandul), sehingga kehamilan pada umur resiko tinggi meningkat.
3. Riwayat Abortus
Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden yang
memiliki riwayat abortus pada kejadian plasenta previa sebanyak 141
responden (71,9%), dari 196 responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Gendis Ayu Ardies (2010) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto, menyatakan bahwa responden dengan riwayat abortus sebanyak
51 orang (56,0%), lebih besar di banding dengan ibu resiko rendah sebanyak
40 orang (43,9%).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wardhana (2009) menyatakan bahwa responden dengan resiko
tinggi sebanyak 27 (34,1%), lebih kecil dibanding dengan ibu resiko rendah
sebanyak 55 orang (69,6%).
Pada penelitian ini ternyata bahwa responden yang memiliki riwayat
abortussebanyak 141 (71,9), lebih besar dibandingkan responden yang tidak
7/21/2019 KTI MARDILAH
72/121
memiliki riwayat abortus, hal ini bisa disebabkan karena sekarang ini
banyaknya kejadian hamil yang tidak diinginkan (hamil di luar nikah) yang
membuat seseorang yang sedang hamil tersebut melakukan aborsi karena
malu atas perbuatannya dan tidak mengetahui bahaya aborsi/keguguran untuk
kehamilan selanjutnya, juga bisa disebabkan karena hamil yang tidak
diinginkan ibu yang mengalami kegagalan dalam kontrasepsi sehingga ibu
tersebut ingin mengakhiri kehamilannya dengan cara minum obat tradisional
dan memakan buah-buahan yang asam untuk mengugurkan kan