45
Baigun Efendi Sitorus NIM 091001038 Prevalensi demam berdarah dengue di rumah sakit umum daerah kota padangsidempuan tahun 2010 Dipresentasikan pada Seminar hasil KTI kamis, 07 Februari 2013

KTI power point.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Baigun Efendi SitorusNIM 091001038Prevalensi demam berdarah dengue di rumah sakit umum daerah kota padangsidempuan tahun 2010

  • BAB 1BAB 2BAB 3BAB 1

    Pendahuluan

  • Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue, yang merupakan genus flavivirus yang termaksuk Arbovirus (arthropod Borne Virus) grup B. virion virus mempunyai ukuran 40 nm.1Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah merupakan penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak, pendarahan dikulit maupun dibagian tubuh lainnya yang dapat menimbulkan syok bahkan kematianDi daerah tropis, virus dengue sangat endemik, Di Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968. Penyakit DBD di temukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD.

  • Sumatra Utara sejak tahun 2000 telah dinyatakan sebagai daerah endemik Demam Berdarah Dengua (DBD). Di Sumatra Utara ada beberapa kabupaten yang yang dinyatakan daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD) seperti, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Dairi, Langkat, Batubara, Tapanuli Tengah, Nias dan Nias Selatan.14 Data dari Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 17.707 orang terkena DBD di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita bulan januari dan februari.

  • penyakit DBD mengalami penurunan dari tahun ke tahun walaupun masih tetap tinggi. tahun 1968 sebesar 43%, tahun 1971 sebesar 14%, tahun 1980 sebesar 4,8%, dan tahun 1999 masih di atas 2%.

  • Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Bagaimana Prevalensi Penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.

  • untuk mengetahui prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.

  • Hasil penelitian diharapkan dapat di jadikan sebagai data dasar untuk mengetahui angka kejadian kasus penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan. Informasi ini juga di harapkan dapat di jadikan prioritas utama untuk pemberantasan virus dengue yang di temukan.

  • BAB 1BAB 3BAB 2BAB 2

    Tinjauan Pustaka

  • DEMAM BERDARAH DENGUEDEFINISIDemam Berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara sedang berkembang, khususnya Indonesia. Hal ini di sebabkan oleh masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas.

  • ETIOLOGI- Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Aebovirus (Arthopod Borne virus) grup B,- Terdiri dari empat tipe. - Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus- Berukuran diameter 40 nm.- Vector penular virus dengue : Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictusNyamuk Aedes aegypti merupakan vector penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan nyamuk Aedes albopictus di daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan.

  • EPIDEMIOLOGIDemam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan selebaran di seluruh wilayah tanah air. Di Indonesia infeksi dengan virus dengue telah endemis baik di daerah perkotaan (urban) maupun di daerah pedesaan (rural). Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995); dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999.11

  • PATOGENESISVirus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Organ sasaran dari virus adalah organ hevar, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi didalam sel tersebut.infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus genomnya masuk ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel.

  • Semua flavivirus memiliki kelompok epitop pada selubung protein yang menimbulkan croos reaction reaksi silang pada uji serologis, menyebabkan diagnosis pasti dengan uji serologi sulit di tegakkan. Kesulitan ini dapat terjadi di antara keempat serotipe virus DEN. Infeksi oleh satu type virus DEN menimbulkan imunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut, tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe virus yang lain.6

  • MANIFESTASI KLINIKPenyakit DBD merupakan suatu penyakit akut yang terutama dijumpai pada anak-anak. Penyakit ini secara spesifik di tandai oleh manifestasi klinis utama yaitu : demam tinggi, fenomena hemoragis, hepatomegali dan seringkali di sertai kegagalan sirkulasi. Perubahan patofisiologis utama yang membedakan derajat beratnya penyakit DBD di bandingkan dengan DD adalah adanya pembesaran plasma dan homeostasis yang abnormal yang di tandai dengan peningkatan hematokrit di sertai trombositopenia sedang sampai dengan berat.

  • FASE DEMAMdemam tinggi secara mendadak, nyeri kepala muncul setelah masa inkubasi akibat virus dengue yang umumnya berlangsung 4-6 hari. Dan berakhir 2-7 hari. Biasanya temperatur tubuh mencapai 40o-41oC disertai dengan kejang demam (febril convultion) terutama pada kasus bayi.FASE KRITISmerupakan periode perembesan plasma dijumpai pada saat demam mereda (setelah durasi demam 2-7 hari). Bersamaan dengan atau segera setelah penurunan cepat temperatur tubuh terjadi berbagai derajat gangguan sirkulasi.

  • Pasien umumnya berkeringat, gelisah disertai dengan ekstremitas yang teraba dingin. Seringkali pasien mengeluh nyeri perut akut dengan sebelum onset syok. FASE PENYEMBUHANFase penyembuhan umumnya berlangsung singkat. Pada fase ini biasanya dijumpai sinus bradikardi. Selain itu, pada ekstremitas bawah seringkali dijumpai manifestasi khas berupa bercak merah yang di kelilingi oleh kulit yang pucat. Tanpa komplikasi, penyakit ini biasanya berlangsung 7-10 hari.7

  • DIAGNOSA KLINIKMasa inkubasi dengue pada manusia sekitar 4-5 hari. Gejala dan keluhan awal dengue yang tidak spesifik berlangsung sekitar 1-5 hari, berupa deman ringan, sakit kepala, dan malaise.8 Berdasarkan kreteria WHO 1997 diagnosa DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini terpenuhim:> Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari.> Terdapat minimal 1manifestasi perdarahan berikut:* Uji tourniquet yang positif* Petekie, ekimosis, atau purpura* Perdarahan mukosa ( epiktasis, perdarahan gusi )

  • * Hematemesis atau melena> Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)> Terdapat minimal 1 tanda-tanda plasma Leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:* Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standart sesuai dengan umur dan jenis kelamin.* Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya* Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

  • Gejala dan tanda utama DBD. > demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan gangguan sirkulasi.> Gejala klinik DBD diawali dengan demam mendadak dan muka kemerahan.> Pada beberapa pasien mengeluh nyeri tenggorokan dan pada pemeriksaan ditemukan faring hiperemis.> Gejala lain yaitu perasaan tidak enak di daerah epigastrium, nyeri di bawah lengkungan iga kanan, kadang-kadang nyeri perut dapat dirasakan di seluruh perut.9

  • DIAGNOSA BANDINGDemam chikungunya sering kali sulit di bedakan secara klinis dari demam dengue dan awal kasus DBD. Setelah hari ketiga atau keempat penyakit, temuan laboratorium dapat membantu menetapkan diagnosis sebelum jatuh dalam kondisi syok. Terjadinya syok menghapuskan diagnose demam cikungunya. 1. Demam chikungunya2. Penyakit dengan manifestasi pendarahan3. ITP ( Idiophatik Thrombocytopenia Purpura )4. Penyakit darah lainnya5. Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Mikroorganisme lain.

  • PENGOBATAN DAN PENALATAKSANAANSelama fase demam akut terdapat resiko kejang. Anti piretik dapat diberikan pada pasien dengan hiperpireksia, terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat kejang demam. Parasetamol lebih dipilih untuk menurunkan demam tetapi harus digunakan dengan kewaspadaan, dengan dosis berikut:< 1 tahun 60 mg/dosis1-3 tahun 60-120 mg/dosis3-6 tahun 120 mg/dosis6-12 tahun 240 mg/dosisDosis harus diberikan bila suhu tubuh lebih tinggi dari 390C, tetapi tidak lebih dari 6 dosis harus diberikan dalam periode 24 jam.

  • Pasien harus diobservasi dengan ketat terhadap tanda tanda syok. Periode kritis adalah transisi dari demam ke pasien tidak demam, dimana biasanya terjadi setelah hari ketiga. Bila larutan rehidrasi oral untuk anak-anak dibawah 2 tahun, tambahan jus buah atau air. Larutan rehidrasi oral terdiri atas berikut ini, dilarutkan dalam 1 liter air minum:Natrium klorida3,5 gTrisodium sitrat dihidrat2,9 gAtau 2,5 natrium bikarbonatKalium klorida1,5 gGlukosa20,0 gAda baiknya pemberian larutan rehidrasi oral dalam jumlah sedikit pada frekuensi tetap (1 sendok teh penuh 1-2 menit).10

  • PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHANPemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lain, didasarkan atas pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan terdiri dari virus, Aedes Aegypti dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif. Terhadap virus ini, maka pemberantasan di tunjukkan pada manusia dan terutama pada vektornya.Pada umumnya vector berkembang biak pada wadah penyimpan air dan kepadatan penduduk juga sangat berkaitan. Terdapatnya Aedes Aegypti belum berarti akan timbul keaadaan yang cocok untuk terjadinya wabah DBD karena jumlah gigitan (bitter rate), umur dan vector merupakan faktor penting juga

  • > Dengan demikian strategi pemberantasan DBD mencakup1. Pengamatan epidemologi,2. Pengamatan vector, dan3. Pemberantasan vector> Pengamatan epidemologi bertujuan menemukan secara tepat wabah atau kasus endemis sehingga dapat dilakukan usaha penanggulangan secepat-cepatnya.> Tujuan lain ialah mengetahui faktor-faktor terpenting yang menyebabkan atau membantu penularan atau wabah sehingga mungkin dapat dilakuakn pencegahan sebaik-baiknya.

  • PROGNOSISBila tidak diserti renjatan, dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik. Kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. 3

  • KERANGKA TEORIDemam Berdarah DenguepengertianManifestasi perdarahanDefinisiEtiologiEpidemiologiPatogenesisManifestasi klinikDiagnosa klinikDiagnosa bandingPengobatan atau penalataksannaanPemberantasan dan pencegahanprognosis

    Patofisiologi perdarahanTanda-tanda perdarahanGejala-gejala klinis

    Demam tanda-tanda SyokHepatomegalisyokUji tourniquet positifPetekiePurpuraEkimosisPerdarahan konjungtiva

  • BAB 1BAB 2BAB 3BAB 3

    METODE PENELITIAN

  • METODE PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif retrospektif. Penelitian ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi prevalensi penderita Demam Berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.

  • TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat PenelitianTempat Penelitian yg di pilih sebagai tepat penelitian tentang prevalesi Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan.Waktu PenelitianWaktu penelitian dimulai dari penelusuran hingga laporan penelitian pada Oktober selesai.

  • Populasi dam Sampel Penelitian Populasi adalah masyarakat provinsi Tapanuli Selatan yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010. Sampel PenelitianSampel adalah masyarakat Tapanuli Selatan yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.

  • METODE PENELITIANPada penelitian ini data diperoleh melalui rekam medik yang tercatat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan dengan diagnosis pendeita Demam Berdarah Dengue (DBD). Data yang diharapkan adalah prevalensi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2010 yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan.

  • METODE ANALISA DATAPengolahan data hasil penelitian dilakukan secara manual dan menggunakan computer untuk memperoleh analisis data.

  • KERANGKA KONSEPPopulasiSampel Metode Deskriptip RetrospektipRekam MedisHasil PenelitianAnalisa Data Kesimpulan

  • DEFINISI OPERASIONAL1. Rekam medik adalah data yang di ambil dari rumah sakit yang berisikan status pasien.2. Metode deskriptip retrospektif adalah metoda analisa data dengan metode non randomized accidental sampling yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian dari data sekunder rekam medik.3. Hasil penelitian adalah data hasil dari penelitian yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.4. Analisa data adalah pembahasan dari data hasil penelitian yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.5. Kesimpulan adalah ringkasan teori dan ringkasan dari hasil penelitian yang telah di buat.

  • BAB 1BAB 2BAB 4HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANBAB 4BAB 3

  • BAB 4Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin terhadap Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

    NoJenis KelaminFrekuensiPersentase %1Perempuan1244,42Laki-laki1555,6Total 27100

  • Tabel .2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pada Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan Tahun 2010

    NoKarakterestik usiaFrekuensiPersentasi (%)11 10 Tahun1762,9211 20 Tahun1037,1Total27100

  • Nilai prevalensi yang didapatkan pada penelitian ini adalah 0,58%

  • Penderita demam berdarah dengue paling banyak terkena pada usia 1-10 tahun sebanyak 17 orang (62,9%) orang dan yang paling sedikit adalah pada usia 11-20 tahun sebanyak 10 orang (37,1%).Prevalensi penderita yang terkena demam berdarah dengue berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ditemukan laki-laki sebanyak 15 orang (55,6%), dan perempuan sebanyak 12 orang (44,4%)

  • BAB 1BAB 2BAB 3BAB 5KESIMPULAN DAN SARANBAB 4BAB 5

  • DAFTAR PUSTAKA Soedarto. Penyakit menular di Indonesia. Cetakan I. Jakarta: sagung seto, 2009.Widoyo. Penyakit tropis, epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasan. Edisi kedua. Semarang: erlangga,2011.Rampengan T H. Penyakit infeksi tropic pada anak. Edisi 2. jakarta: EGC, 2007.Soedarto. Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia. Jakarta: widya medika, 1990.Soedarto. Virologi klinik membahas panyakit-penyakit virus termasuk AIDS, flu burung, flu babi dan SARS. Cetakan I. Jakarta: sagung seto, 2010.Soegijanto S. Demam berdara dengue. Edisi 2. surabaya: airlangga university press, 2006.Djunaedi D. Demam berdarah dengue (DBD) epidemiologi, imunopatologi, pathogenesis, diagnosis dan penalataksaaannya. Cetakan pertama. Malang: universitas muhammadiyah malang, 2006.

  • Soedarto. Synopsis kedokteran tropis. Surabaya: airlangga university press, 2006.Hidayat M S. Prevalensi penderita demam berdarah dengue (DBD) dengan manifestasi klinik pendarahan dan rumple leed test positif di RSUD siak provinsi riau. Medan: universitas islam sumatra utara, 2010.World health organization. Demam berdarah dengue; diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian. Terjemah oleh monica ester. Editor edisi bahasa Indonesia yasmin asih. Edisi 2. Jakarta: EGC, 1999.Sudoyo A W., Setiyohadi B, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: interna publishing, 2009.Soedarmo, Poorwo SS. Demam berdarah (dengue) pada anak. Cetakan ke 2. Jakarta: universitas Indonesia, 1998.Kelainan hematologi pada demam berdarah dengue.(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/kelainan%20hematologi%20pada%20demam%20berdarah%20dengue.pdf)

  • Syafei C. Kasus DBD turun 50 persen di sumut (online). (http://www.analisadaily.com/news/read/2012/01/13/30351/kasus_dbd_turun_50_persen_di_sumut_/#.T_p3nILa-so, diakses13 januari 2013)

  • TERIMA KASIH