36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerpen merupakan genre karya sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Cerpen merupakan cerita pendek yang hanya mengisahkan satu peristiwa, Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah di ingat oleh pembacanya. Menurut kami Cerpen adalah : Sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Unsur intrinsik cerpen adalah: 1. Tema (ide pokok cerita) : tempat meletakkan suatu perangkat (konflik-konflik) 2. Tokoh dan penokohan : Tokoh dalam cerita berkaitan dengan orang atau sesuatu yang mendapatkan peran dalam cerita tersebut. Tokoh-tokoh tersebut dapat bersifat protagonis (peran baik) dan antagonis (peran tidak baik). Peran-peran tersebut (baik, tidak baik, dan sebagainya) disebut dengan penokohan (karakter). 3. Latar Latar dapat berupa tempat, waktu, atau keadaan. Dengan demikian, latar (setting) berkaitan dengan 1

KTI Unsur - Unsur Cerpen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KTI

Citation preview

Page 1: KTI Unsur - Unsur Cerpen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerpen merupakan genre karya sastra yang jauh lebih muda usianya

dibandingkan dengan puisi dan novel. Cerpen merupakan cerita pendek yang

hanya mengisahkan satu peristiwa, Awal cerita (opening) ditulis secara

menarik dan mudah di ingat oleh pembacanya. Menurut kami Cerpen adalah :

Sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira

berkisar antara setengah sampai dua jam.

Unsur intrinsik cerpen adalah:

1. Tema (ide pokok cerita) : tempat meletakkan suatu perangkat (konflik-

konflik)

2. Tokoh dan penokohan :

Tokoh dalam cerita berkaitan dengan orang atau sesuatu yang

mendapatkan peran dalam cerita tersebut. Tokoh-tokoh tersebut dapat

bersifat protagonis (peran baik) dan antagonis (peran tidak baik). Peran-

peran tersebut (baik, tidak baik, dan sebagainya) disebut dengan

penokohan (karakter).

3. Latar

Latar dapat berupa tempat, waktu, atau keadaan. Dengan demikian, latar

(setting) berkaitan dengan tempat cerita berlangsung, kapan terjadinya

cerita tersebut, atau dalam keadaan bagaimana cerita tersebut terjadi.

4. Alur/Plot (jalan cerita yang berisi rangkaian peristiwa), meliputi

permulaan/pengenalan, pertikaian, perumitan, puncak/klimaks, peleraian,

dan akhir cerita.

5. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita apakah

pengarang terlibat di dalam cerita tersebut atau apakah pengarang berdiri

di luar cerita.

6. Amanat (pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita yang

dibuat).

1

Page 2: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Berdasarkan uraian diatas bahwa pentingnya pembahasan ini bagi

mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya sastra maka kami membuat

sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “unsur intrinsic & ektrinsik cerpen ”

dalam cerita pendek

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang akan kami bahas dalam

karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :

Apa yang di maksud cerita pendek ?

Apa yang di maksud dengan pengertian unsur intrinsik ?

Bagaimana isi cerita pendek yang berjudul “Tentang sebuah nama”?

Apa unsur intrinsik dari dalam cerpen tersebut?

Bagaimana analisis amanat dalam cerita pendek “TAKDIRKU”?

Perumusan masalah di atas merupakan gambaran umum pada karya tulis ini

yang diharapkan dapat mewakili esensi dari maksud penulisan ini.

C. Tujuan Penelitian

Kami membuat karya tulis ini dengan maksud agar kami dapat

berfikir secara objektif, logis, sistematis dan juga dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan sehingga kami mampu membuat penyelesaian suatu

masalah.

Selain tujuan diatas, kami mengharapkan kepada para pembaca karya

tulis ini agar dapat menumbuhkan rasa membangun bangsa dengan kreativitas

dan kemandirian yang tinggi. Kami juga berharap, khususnya kepada pelajar

agar tidak terjerumus kedalam pergaulan-pergaulan bebas yang menyimpang

dari akhlak, khususnya akhlak islami.

D. Pembatasan Masalah

Kami membatasi pembahasan ini agar tidak melebar dari apa yang

kami bahas. Yaitu, “Unsur Intrinsik dan Unsur Ektrinsik Cerpen”

2

Page 3: KTI Unsur - Unsur Cerpen

E. Sistematika

1. KATA PENGANTAR

2. DAFTAR ISI

3. BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Pembatasan Masalah

D. Sistematika

4. BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Cerpen

B. Pengertian Unsur Intrinsik

C. Pengertian Unsur Ekstrinsik

5. BAB III : PEMBAHASAN

A. Cerpen Takdirku

B. Unsur Intrinsik

C. Unsur Ekstrinsik

6. BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulnan

B. Saran

7. DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: KTI Unsur - Unsur Cerpen

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Cerita Pendek

Cerpen termasuk salah satu karya sastra yang berbentuk prosa.Seperti

pengertian tentang karya sastra yang lain, selama ini belum adapengertian

yang pasti dan memuaskan tentang cerpen. Namun, agar dapat mengenal

cerpen dengan lebih baik kita perlu mengetahui beberapa pngertian tentang

cerpen yang diperlukan oleh para ahli satra. Paling tidakpengertian-pengertian

tersebut dapat membantu kita untuk mengena lbentuk cerpen yang baik,

sehingga nantinya kita juga dapat menulis cerpen dengan baik. Berikut ini

beberapa pengertian cerpen yang dirangkum dari tulisan Habiburrahman

Elshirazy yang berjudul “Mengenal teknikpenulisan cerpen”

(http://www.lulukeche.multiply.com).

1. Menurut H.B. Jassin

H.B. Jassin, Sang Paus Sastra Indonesia, mengatakan bahwa yang

disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan

penyelesaian.

2. Menurut A. Bakar Hamid

A. Bakar Hamid dalam tulisan “pengertian cerpen” berpendapat

bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu

banaknya perkataan yang dipakai antara 500-20.000 kata, adanya satu plot,

adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

3. Menurut Aoh K.H.

Aoh K.H. mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam

fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

4. Menurut Edgar Allan Poe

Dari beberapa buku dan uraian yang layak dijadikan panduan, cocok

menjadi panduan. Pendapat Poe memenuhi kriteria ilmiah secara teoritis

dan secara praktis dapat diaplikasikan.

4

Page 5: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Didalam cerpen terdapat tiga jenis yaitu:

a) cerpen yang pendek atau cerpenpendek, yakni cerpen yang panjangnya

berkisar 500-750 kata.

b) Cerpen sedang, yakni cerpen yang panjangnya berkisar 750-1000 kata.

c) Cerpen yang panjang, yakni cerpen yang panjangnya berkisar 1000-ribuan

kata.

Cerpen antara lain:

a. Cerpen harus pendek, artinya cukup pendek untuk dibaca dalam sekali

duduk.

b. Cerpen seharusnya mengarah untuk membuat efek yang tunggaldan unik.

c. Cerpen harus ketat dan padat.

d. Cerpen harus tampak sungguhan.

e. Cerpen harus memberi kesan yang tuntas.

Lebih lanjut, Habiburrahman El Shirazy mengungkapkan bahwa masih

banyak sastrawan lain yang merumuskan definisi cerpen. Rumusan- rumusan

tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama lain.

Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek

atau cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.

Berdasarkan penuturan Habiburrahman El Shirazy di atas, kita dapat

memperoleh gambaran singkat tentang pengertian cerpen. Secara tidak

langsung gambaran tersebut juga menyinggung tentang beberapa unsur

cerpen, termasuk panjang pendek sebuah cerpan.

Sebuah cerpen merupakan suatu karya yang utuh dan terdiri atas unsur-

unsur yang membentuk atau membangun sebuah konstruksi cerita. Unsur

yang membangun cerpen dari dalam disebut unsur intrinsik. Sedangkan unsur

yang berada di luar konstruksi namun ikut membangun sebuah cerpen disebut

unsur ekstrinsik.

Unsur ekstrinsik lebih banyak berhubungan dengan pengarang, seperti

budaya, agama, pendidikan dan lain sebagainya. Unsur intinsik dan ekstrinsik

merupakan sebuah kesatuan yang utuh. Keduanya seperti organ-organ yang

5

Page 6: KTI Unsur - Unsur Cerpen

menyusun tubuh manusia beserta ruh yang menghidupkannya. Unsur-unsur

intrinsik cerpen adala unsur yang membangun cerpen dari dalam. Saat

membaca sebuah cerpen, unsur-unsur tersebut dapat kita temukan secara

tersirat maupun tersurat. Unsur-unsur intrinsik cerpen berupa :

a. Tema

b. Tokoh dan penokohan

c. Latar dan pelataran

d. Alur dan pengaluran

e. Amanat

f. Serta sudut pandang pencerita

B. Pengertian Unsur Intrinsik

1. Tema

Setiap cerita (fiksi) yang baik tidak hanya berisi perkembangan

suatu pristiwa atau kejadian, tetapi juga menyeratkan pokok pikiran yang

akan dikemukakan pengarang kepada pembaca. Itulah yang menjadi

dasar, gagasan utama, atau tema cerita. Cerita yang tidak mempunyai

tema tentu tidak ada manfaatnya bagi khalayak pembaca.

Sebagai pokok persoalan, tema merupakan sesuatu yang netral

dalam tema, boleh dikatakan belum terlihat kecenderungan pengarang

untuk memihak. Oleh karena itu, masalah apa saja dapat dijadikan tema

dalam cerita atau karya sastra. Tema dapat menyangkut idaman remaja,

kerukunan antar umat beragama, kesetiaan, ketaqwaan, korupsi,

pemanfaatan air, atau bahkan kengerian yang ditimbulkan perang. Cerita

dapat menjadi lebih menarik apabila pokok perbincangan itu baru,

hangat, atau bercorak lain daripada yang lain. Sebagai contoh,

“Penyandang Cacat Bawaan tidak Selamanya Menjadi Beban

Masyarakat“ dan “Kejujuran yang Membawa Malapetaka”.

Dalam penggarapan tema cerita, akan segera tampak siapa

pengarangnya, keluasan pengetahuannya, keperibadiannya, atau latar

belakang lingkungan dan pendidikkannya. Tema yang bersahaja dapat

menjadi cerita yang bermutu apabila diolah demikian rupa oleh

6

Page 7: KTI Unsur - Unsur Cerpen

pengarang yang baik. Sebaiknya, tema yang baik bukan jaminan dapat

melahirkan cerita yang bermutu jika pengolahannya tidak didukung oleh

kemampuan dan daya kreativitas pengarang.

Tema ialah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang

dibuatnya. Seorang pengarang harus menentukan tema cerita yang akan

dipaparkan kepada pembaca sebelum memulai menulis cerita. Sementara

itu, seorang pembaca baru dapat memahami sebuah tema apabila mereka

telah selesai memahmi unsur-unsur penting yang membangun cerita

tersebut seperti latar, perwatakan, dan nilai-nilai lain yang terkandung

dalam cerita tersebut.

2. Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam

sebuah cerpen. Setiap cerpen pasti mempunyai tokoh yang diceritakan.

Tokoh-tokoh tersebut ditampilkan dengan teknik penokohan.

Istilah tokoh mengacu pada pelaku dalam cerita yang dapat berupa

manusia, binatang, dan lain sebagainya. Tokoh dapat dianggap sebagai

individu rekaan yang mengalami peristiwa atau mengambil bagian dan

perlakuan dalam berbagai peristiwa yang terjadi di dalam cerita

hubungan antar tokoh dapat menghasilkan atau menjalin peristiwa di

dalam cerita dapat berdasarkan fungsinya, tokoh di dalam cerita dapat

dibagi dua.

Tokoh sentral adalah tokoh yang memegang peranan penting

sehingga dapat disebut sebagai tokoh utama atau protagonis. Umumnya,

tokoh protagonis mempunyai lawan yang disebut dengan tokoh

antagonis.

Tokoh bawahan mempunyai kedudukan yang tidak terlalu penting

didalam cerita, tetapi kehadirannya diperlukan untuk menunjang atau

mendukung utama. Tokoh bawahan disebut sebagai tritagonis jika

berperan mendamaikan konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dan

tokoh antagonis. Sedangkan jika dilihat dari tipenya, ada dua tipe tokoh,

7

Page 8: KTI Unsur - Unsur Cerpen

yaitu tokoh bulat dan tokoh datar. Tokoh datar bertipenya hanya

menunjukan satu segi, baik atau buruk. Sehingga terkesan hitam atau

putih sementara tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukan berbagai segi

yang baik dan buruk beserta dengan kelebihan maupun kekurangan.

Setiap tokoh dalam cerpen memiliki watak tersendiri yang berbeda

satu sama lain. Watak setiap tokoh tersebut, baik maupun buruk,

disajikan dengan teknik penokohan. Dengan demikian penokohan dapat

diartikan sebagai cara penggambaran tokoh dalam suatu cerita rekaan.

Setiap pengarang tentu mempunyai keinginan agar para pembaca dapat

memahami waktu-waktu tokoh yang ditampilkannya di dalam cerpen.

Oleh karena itu, setiap pengarang harus memahami metode penyajian

tokoh ada dua penyajian tokoh yaitu sebagai berikut.

Dengan metode analitik, pengarang dapat memaparkan waktu

tokohnya dengan dekskripsi langsung secara naratif, atau dapat juga

menambahkan komentar tentang watak tokoh tersebut.

Selain itu, pengarang dapat mengisahkan sifat-sifat hasrat, fikiran,

maupun perasaan tokoh melalui penceritaan, pengisahan trsebut dapat

disertai dengan komentar yang berupa pernyataan setuju atau tidak

terhadap sifat-sifat tokoh.

Dengan metode dramatik, pembaca dapat menyimpulkan watak

tokoh dari pikiran, cakupan, dan perilaku tokoh yang disajikan oleh

pengarang di dalam cerpennya, selain itu watak tokoh juga dapat

disimpulkan dari penampilan fisik, kesan, tokoh lain terhadap dirinya,

serta gambaran hal-hal disekitar tokoh.

3. Latar

Peristiwa-peristiwa di dalam cerpen terjadi pada suatu rentang

waktu, tempat, dan suasana tertentu. Agar disetiap peristiwa dapat

dipahami pembaca dengan jelas, pengarang menampilkan latar cerita.

Latar tersebut berupa keterangan dan petunjuk yang mengacu pada

waktu, tempat, maupun suasana di dalam cerpen.

8

Page 9: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Umumnya, latar sebuah cerpen terdiri atas latar waktu, latar tempat,

dan latar suasana. Latar tempat menyatakan lokasi di mana cerita pendek

berlangsung, dan latar waktu menyatakan waktu berlangsungnya cerita,

sedangkan latar suasana menyatakan suasana yang terungkap dalam

cerpen, misalnya, mengharukan, menyedihkan, lucu, mencekam, dan lain

sebagainya.

Latar-latar di atas berfungsi untuk memberikan informasi situasi di

dalam cerpen dan menggambarkan atau sebagai proyeksi keadaan batin

para tokoh. Selain itu, latar juga berfungsi untuk mendukung serta

mengiaskan watak maupun segala hal yang berhubungan dengan tokoh.

Sebagai catatan, ada juga yang menambahkan latar sosial di dalam

cerpen. Teknik untuk menampilkan latar disebut dengan pelataran.

Biasanya ada dua jenis pelataran yang digunakan dalam cerpen, yaitu

pelataran sejalan dan pelataran kontras. Pelataran sejalan digunakan jika

keadaan lingkungan sama dengan keadaan tokoh. Sebagai contoh, latar

yang muram atau mendung untuk mendukung tokoh yang berduka.

Pelataran kontras digunakan jika latar tidak senada dengan keadaan

tokoh. Sebagai contoh, tokoh menangis sedih di tengah sebuah pesta

yang meriah.

Latar (setting) dalam cerpen merupakan salah satu bagian cerpen

Yang dianggap sebagai penggerak cerita. Setting (latar) mempengaruhi

unsur lain, semisal tema atau penokohan setting tidak hanya menyangkut

lokasi dimana para pelaku cerita terlibat sebuah masalah kejadian.

Dalam cerpen yang baik, setting harus benar-benar sebuah syarat

menggarap tema dan karakter cerita. Dari setting wilayah tertentu harus

menghasilkan perwatakan tokoh tertentu, tema tertentu. Kalau sebuah

cerpen settingnya dapat diganti dengan tempat mana saja tanpa

mengubah atau mempengaruhi waktu tokoh dan tema cerpennya, maka

setting demikian pula integral.

Setting pun hendaknya menyatu dengan tema watak dan gaya,

maupun kaitan kebijakan cerita yang dapat diambil hikmahnya oleh

pembaca cerpen. Latar bisa berarti banyak yaitu tempat tertentu, daerah

9

Page 10: KTI Unsur - Unsur Cerpen

tertentu, orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu. Akibat

situasi lingkungan atau jamannya, cara hidup tertentu, cara berfikir

tertentu.

Latar (setting) juga mempunyai pengertian keterangan, baik

mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa atau cerita, latar

berhubungan erat dengan pelaku (tokoh) dalam suatu peristiwa oleh

sebab itu, latar sangat mendukung jalan cerita.

Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting

tempat, setting waktu dan setting sosial (suasana).

a) Setting tempat

Kehadiran setting tempat dalam cerpen bukan tanpa tujuan

yang pasti, setting tempat mempengaruhi bagaimana kondisi sang

tokoh diciptakan, secara sederhana setting tempat akan

mempengaruhi gaya maupun emosi tokoh dalam berbicara.

Contohnya : setting dengan situasi pantai akan berbeda dengan

situasi gunung.

b) Setting waktu

Setting waktu menyangkut kapan cerita dalam cerpen terjadi,

setting waktu mempengaruhi bagaimana cara tokoh bertindak, hal ini

salah satunya dapat ditujukan dengan contoh perbedaan cerita

dengan setting yang terjadi zaman tahun 1930an dahulu dengan

tahun 2000an. Hal ini dapat diamati dengan cara berbicara tokoh

maupun kondisi lingkungan saat itu.

c) Setting sosial atau suasana

Setting sosial yang terjadi pada waktu kejadian didalam cerpen

terwakili oleh tokoh.

4. Alur/Plot

Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat

disusun berdasarkan 3 hal, yaitu :

Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi)

Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal)

10

Page 11: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Berdasarkan tema cerita.

Adapun struktur alur adalah sebagai berikut :

Di bagian awal terdiri atas.

1) penjelasan tentang peristiwa awal (exposition),

2) Munculnya masalah.

3) Masalah mulai menjadi konflik.

Di bagian tengah terdiri atas :

4) Pertentangan antara masalah-masalah.

5) Permasalahan menjadi sulit.

6) Puncak permasalahan.

Di bagian akhir terdiri atas.

7) Pemecahan masalah.

8) Penyelesaian cerita.

Dalam pembangun alur, ada beberapa faktor yang perlu di

perhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peritiwa cerita sebaiknya

tidak selalu realistik tetapi masuk akal.

b. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat

secara langsung ditebbak/ dikenali oleh pembaca.

c. Faktor kebetulan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa yang tidak di duga

terjadi, secara kebetulan terjadi.

d. Kombinasi atau variasi ketika faktor tersebutlah yang menyebabkan

alur menjadi dinamis.

e. Adapun hal yang harus di hindari dalam alur adalah lanturan (digresi).

Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan

dengan inti cerita atau penyimpang dari pokok persoalan yang sedang

di hadapi dalam cerita.

Alur berdasarkan teknik penyampaian cerita dibagi menjadi dua

bagian :

a. Alur maju : Yaitu alur yang urutan peristiwanya berurut mulai dari

awal hingga akhir cerita.

11

Page 12: KTI Unsur - Unsur Cerpen

b. Alur mundur (flash back) : Yaitu peristiwa dimulai dari akhir cerita

menuju ke awal cerita.

5. Sudut Pandang (point of view)

Sudut pandang merupakan unsur yang cukup penting dalam

membangun sebuah cerpen yang baik. Sudut pandang merupakan visi

pengarang yang di jelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokohnya

demgan cara bercerita. Jadi,sudut pandang berkaitan sangat erat dengan

teknik atau keterampilan bercerita. Secara umum, sudut pandang terbagi

menjadi beberapa jenis.

a. Sudut pandang orang pertama.

Pengarang menggunakan kata ganti orang pertama, misal”aku”

atau “saya”. Jadi, pencerita atau narator termasuk tokoh di dalam

cerpen.

b. Sudut pandang orang ketiga

Pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga misalnya,

“ia”, atau “dia”.selain itu,pencerita dapat menyebut langsung nama

tokoh-tokoh di dalam cerpen. Jadi, pencerita berada di luar cerita.

Sudut pandang orang ketiga disebut juga sudut pandang

mahatahu. Artinya, pencerita mengetahui segala hal yang terdapat di

dalam cerita termasuk keadaan batin tokoh. Namun, ada kalanya

pencerita hanya sebagai pengamat sehingga penceritaannya terbatas.

c. Sudut pandang campuran

Pengarang menggunakan kata ganti orang pertama dan orang

ketiga untuk membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-

tokohnya kadang pengarang menjadi narator, namun kadang

pengarang menggunakan tokohnya sebagai narator. Dengan

demikian seluruh kejadian dan aktivitas tokoh di beri komentar dan

tafsiran sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan

kejadian yang di ceritakan.

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita

apakah pengarang terlibat di dalam cerita tersebut atau apakah

12

Page 13: KTI Unsur - Unsur Cerpen

pengarang berdiri di luar cerita. Cara pengarang memandang para

tokoh meliputi:

Sudut pandang yang maha kuasa adalah pengarang seolah-olah

dia maha tahu pengarang ini mengambarkan semua tingkah laku dari

pada tokoh-tokoh tersebut dan juga mengerti apa yang dikerjakan

oleh tokoh tersebut.

Sudut pandang orang pertama, biasanya menggunakan kata aku.

Sudut pandang orang ketiga : Rani, Toni…(nama tokoh).

Sudut pandang objektif adalah pengarang bertindak seperti dalam sudut

pandang yang maha kuasa tetapi pengarang tidak melukiskan batin

tokoh-tokoh.

1) Sudut pandang orang pertama (first person point of view)

Dalam persinggahan cerita yang menggunakan sudut pandang

orang pertama ‘’aku’’. Nator adalah seseorang yang ikut terlibat

dalam cerita. Ia adalah si ‘’aku’’ tokoh yang berkisah mengisahkan

kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan,

yang di kertahui, di lihat, di dengar, di alami dan dirasakan, serta

sikapnya pada orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi pembaca

hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang di

lihat dan di rasakan.tokoh si ‘’aku’’ tersebut :

Sudut pandang orang pertama masih di bedakan menjadi 2

yaitu :

‘’aku’’ tokoh utama. Dalam sudut pandang kali ini, si ‘’aku’’

mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku ang di alaminya,

baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan

hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘’aku’’ menjadi

fokus pusat kesadaran, pusat cerita.

Segala sesuatu yang di luar diri si ‘’aku’’, peristiwa, tindakan,

dan orang, di certakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di

samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang

akan di ceritakan. Dalam cerita demikian, si ‘’aku’’ menjadi tokoh

utama (first person central).

13

Page 14: KTI Unsur - Unsur Cerpen

‘’aku’’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh

‘’aku’’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh

tambahan (first person peripheal). Tokoh ‘’aku’’ hadir untuk

membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang

di kisahkan itu kemudian ‘’dibiarkan’’ untuk mengisahkan

sendirisebagai pengalamannya. Tokoh cerita yang di biarkan

berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab

dialah yang lebih banyak tampil, membawaka berbagai peristiwa,

tindakan, berhubungan dengan tokoh-tokoh lain.

Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘’aku’’ tambahan tampil

kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘’aku’’

hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya

cerita dan di tokohi oleh orang lain. Si ‘’aku’’ pada umumnya tampil

sebagai pengantar dan penutup cerita.

2) Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)

Dalam cerita yang mempergunakan sudut pandang orang

ketiga ‘’dia’’. Narrator adalah seorang yang di luar cerita, yang

menampilkan tokoh-tokoh cerita yang menyebut nama, atau kata

gantinya : ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang

utama, kerap atau terus, menerus disebut dan sebagai variasi di

pergunakan kata ganti.

Sudut pandang ‘’dia’’ dapat di bedakan kedalam dua golongan

berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap

bahan ceritanya :

‘’dia’’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narrator dapat

menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘’dia’’

tersebut. Narrator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu

(omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa,

dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia

bergerak bebas dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan

tempat cerita, berpindahan-pindahan dari tokoh ‘’dia’’ yang satu ke

‘’dia’’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ‘’menyembunyikan’’

14

Page 15: KTI Unsur - Unsur Cerpen

ucapan dan tingkah tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran,

perasaan, pandangan dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya

ucapan dan tindakan nyata.

‘’dia’’ terbatas (‘’dia’’ sebagai pengamat). Dalam sudut

pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai

pencerita yang terbatas penceritanya, terbatas pengetahuannya

(hanya menceritakan apa yang di lihatnya saja).

6. Amanat

Sebuah cerpen ada kalanya dapat mengetengahkan ajaran moral

ataupun pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pesan tersebut terselip

dalam permasalahan yang terdapat dalam cerpen. Amanat dapat berupa

jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang dialami oleh tokoh.

Amanat dalam cerpen dapat ditampilkan secara implisit (tersirat) maupun

secara ekspisit (tersurat).

Amanat pada cerpen modern yang bersipat hiburan cenderung

sederhana misalnya, pada cerpen-cerpen remaja. Amanat tersebut kadang

sangat tersamar. Akibatnya, pembaca diharapkan dapat menyimpulkan

atau mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dialami oleh

tokoh dalam cerpen. Tentu saja jalan keluar yang dipilih berdasarkan

selera atau kepribadian masing-masing pembaca

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang menyangkut

hubungan dengan sekitarnya, didasari lebih banyak karena unsur

hiburannya saja bukan pada kebutuhan vital.

Karya sastra yang baik akan memberikan sumbangsih berupa pola-

pola berfikir dalam mengarungi hidup dan kehidupan.

Karya sastra yang baik akan membentuk pola-pola dalam diri yang

akhirnya akhirnya dapat membantu mereflesikan nilai-nilai kehidupan.

15

Page 16: KTI Unsur - Unsur Cerpen

C. Pengertian Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik Cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya

sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem

organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:

1. Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)

a. Nilai Agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan

aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.

b. Nilai Moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan

akhlak/ perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai

moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.

c. Nilai Budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan

kebiasaan/tradisi/ adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.

d. Nilai Sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan

antara individu dalam masyarakat.

2. Latar belakang kehidupan pengarang

3. Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan

16

Page 17: KTI Unsur - Unsur Cerpen

BAB III

PEMBAHASAN

A. Cerpen “TAKDIRKU”

Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yang sejak pulang dari

sekolah tadi tak keluar-keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari

temannya sudah menunjukkan pukul 17.15. Itu berarti adzan magrib semakin

dekat.

Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas

kesal isi buku yang dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena

capek, ia selonjoran di kasur bunga mawarnya itu. Tapi ia malah teringat oleh

mantannya. Ditariknya foto tu dari dompetnya. Huh, seandainya! Adu, dia melulu.

Malas ah!

Ia sekejap langsung menyembunyikan benda kenangannya dengan Audra

itu di dompetnya. Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh,

namun penyesalan yang menginjak-nginjak batinnya nggak pergi-pergi juga. Iih,

Tari menggumam. Kenapa aku dulu menyia-nyiakannya,ya? Ga dewasa, kurang

bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?

Kenangan itu masih tertempel di otak Tari, saat sosok yang dikenangnya itu

memberikan surat kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya.

Memang sosok Audra yang seperti anak kecil, pemalu, pintar, berkulit cokelat,

wajahnya yang bersih, dan bertubuh tinggi itu bukan termasuk tipe Tari. Tapi ia

sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini semenjak putus

dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir

dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi.

Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas

kenangannya dengan Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke

bundanya itu sampai menggerakkan gendang telinganya. Bapak, Bapak! Cukup!

Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang berdiam diri di kelasnya.

Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi sesungguhnya ia

termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisin

keluarga seperti itu.

17

Page 18: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam

istirahat telah usai. Namun Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai

Yanti sobatnya itu membangunkannya dari lamunannya.

“Tar!”

“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”

“Iya nih, lagi pusing aku.”

“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin

gitu.”

“He, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Paan sih! Kalau kamu suka

dia jangan kayak gini dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti

menyindir sobatnya itu.

Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang

sejak kemarin ia terus menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar

bundanya yang tak sengaja mengingatkan bapaknya untuk tidak merokok dan

pulang malam. Yan, aku tuh udah putus dengannya! Tari menyela sobatnya denan

menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak “Aming”

komedian itu.

Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan

menangisi takdirnya. Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu

bersedih lantaran kehidupannya yang menyedihkan.

Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi

pikirannya masih melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi

kekasihku! pasti masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya

nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal

dari Bejo yang menepuk bahu Tari.

“Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti

kesalahannya. Padahal gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru

paling killer di sekolah.

“Tari! Maju ke depan.”

“Oh, My God!”

“Bilang apa kamu tadi ?”

“Ndak Bu, ndak!”

18

Page 19: KTI Unsur - Unsur Cerpen

Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu

Tartik mendengar ketawa mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka

terlihat sedang berpikir sesuatu.

“Ono opo ya ma Tari ?”

“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?”

Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-

kata seperti itu. Dan membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka

berdua masih saling suka.

Tapi…………

Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan.

“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu

jangan menganggu pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya

tampak habis makan 100 cabe merah keriting yang biasa dilihatnya di dapur

ketika ia memasak dengan bundanya.

Tet tet tet tet tet tet…………

Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan

telinga itu menyelamatkan hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya

juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali tak mengikuti pelajaran ini. Tapi

begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya.

“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”

“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik

keluar dari kelas, Yanti dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar

Tari. Tar kowe kenapa?

“Iya, kamu kenapa ?”

Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar

ketika Audra menghampiri dan perhatian kepadanya.

“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”

“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti

membela sobatnya.

“Bejo! kowe ojo ngono.”

“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari

mengalihkan suasana dan itu berhasil.

19

Page 20: KTI Unsur - Unsur Cerpen

“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang

bisa membuat Tari mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.

“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”

“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang

usil itu, aku jadi dicereweti Bu Tartik deh.”

“Ooo, emang kowe tuh!”

“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti

segera pulang dengannya. Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna

biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang) itu.

Jam 7 malam …………

Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya

bapak mau bicara dengan Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada

keluarga teman Bapak yang mau melamarmu, jadi besok kamu harus langsung

pulang setelah jam sekolah selesai.

“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.”

“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru

menikah dengannya!”

Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah

bicara A, maka Tari harus mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak harus

berbuat apa. Tari bingung! Tari harus bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk

pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat dalam pembicaraan.

“Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis

berdua. Keesokan harinya Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu

capek. Capek menangis semalaman. Ini merupakan takdir atau hanya kebetulan

saja, Audra juga tak masuk. Entah apa alasannya. Di sebuah rumah di jalan araya

itu, ada perbincangan antar keluarga.

“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”

“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting

sekarang kamu siap-siap untuk sore nanti!”

“Pa!!!”

Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia

akan dilamar. Bun! Aku nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya

20

Page 21: KTI Unsur - Unsur Cerpen

berwarna putih jika dipakenya akan pas di badannya yang ramping itu. Bunda,

aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari

memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk

pelan ke halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut

keluarga itu. Namun ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat

murung dan malas sama seperti Tari. Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak

mempersilahkan

mereka masuk.

Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih

mengkilat itu dengan buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan

menemui keluarga pelamarnya.

Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah

terbuka yang terlihat tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?

kamu?? Tari terheran dengannya.

“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam

apakah ini? Secara reflek, Tari langsung memeluk Audra dan ……………

“Tar,Aku sayang kamu!”

“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”

B. Unsur Intrinsik

1. Tema

Percintaan dan takdir

2. Amanat

1. Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir

panjang.

2. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini.

3. Percaya dengan takdir Allah SWT

4. Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak

5. Patuhilah dan hormati orang tua kita

6. Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi

7. Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran

21

Page 22: KTI Unsur - Unsur Cerpen

3. Alur

Campuran

4. Setting

1. Kamar tari pukul 17.15

2. Kelas sehabis jam istirahat sekolah

3. Jam 7 malam di ruang menonton TV

4. Kamar setelah sholat isyak

5. Rumah di jalan Araya

6. Jam 15.00 di rumah Tari

5. Penokohan

Tari : sabar, tabah, tertutup, kuat, taat beribadah, pelamun.

Audra : tidak dewasa, perhatian, pemalu

Yanti : medok, baik, perhatian, suka, melucu, setia kawan

Bapak : keras kepala, pemaksa, egois, suka memukul, emosi

Bunda : sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, rela berkorban

Bejo : usil, medok, nakal

Bu Tartik : pemarah, tegas, killer

Papa : egois

6. Sudut pandang

Orang ketiga serba tahu

C. Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai dalam cerita : nilai sosial

Latar belakang kehidupan pengarang : -

22

Page 23: KTI Unsur - Unsur Cerpen

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan berdasarkan

penelitian mendalam dari cerita pendek yang berjudul “TAKDIRKU” dan ada

beberapa hal yang perlu diingat, antara lain:

a. Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir

panjang.

b. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini.

c. Percaya dengan takdir Allah SWT

d. Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak

e. Patuhilah dan hormati orang tua kita

f. Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi

g. Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran

Akhirnya diharapkan agar kita dapat mengembangkan lebih lanjut apa

yang kita peroleh dengan mempelajari dan memahami isi dalam cerpen

tersebut.

B. Saran

Setelah kami memaparkan keseluruhan tentang unsur intrisik dan

ektrinsik cerpen, maka penyusun ingin menyampaikan beberapa saran bagi

pembaca antara lain :

Bahwa membuat karya tulis ilmiah itu adalah bukan sesuatu yang sulit

untuk siapa saja terutama dalam kalangan pelajar. Biasakanlah membaca

cerita pendek karena dapat mengetahui dunia luar. Dengan membuat karya

tulis kreatifitas kita dapat berkembang.

Berdasarkan analisis amanat yang disampaikan oleh pengarang yaitu

berupa nilai sosial, memberikan contoh kepada kita untuk dapat kita jadikan

pelajaran dalam menjalani kehidupan.

Demikian saran yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat

khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.

23

Page 24: KTI Unsur - Unsur Cerpen

DAFTAR PUSTAKA

Http://google.com

Http://blogshop.com

Http://bing.com

Http://lokerseni.com

Http://yahoo.com

Http://annehira.com

Http://scrib.com

Http://4shered.com

Http://kabarsekolah.blogshop.com

24