Kualitas Air Pantai Bama Taman Nasional Baluran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekologi

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAir merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar dapat tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lain. Kehidupan organisme sangat tergantung pada faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. Hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya dipelajari dalam Ekologi, yang merupakan suatu cabang Biologi. Oleh karena itu, dalam studi Ekologi pengukuran-pengukuran faktor lingkungan sangat perlu dilakukan. Faktor lingkungan abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor biologi, fisika, dan kimia. Faktor fisika di air antara lain adalah temperatur, cahaya, kecerahan, arus dan daya hantar listrik. Adapun faktor kimia di air antara lain kadar oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, BOD, COD, unsur-unsur dan zat organik terlarut, sedangkan faktor biologi adalah organisme yang terdapat di lingkungan tersebut. Organisme air tersebut di antaranya tumbuhan air, plankton, perifiton, bentos, dan ikan. Laut juga merupakan sumber air bagi masyarakat yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap sumber daya air, di antaranya adalah menurunnya kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.Pengetahuan mengenai kondisi kualitas perairan sungai yang dicerminkan oleh nilai beberapa parameter kualitas air, baik secara fisika, kimia maupun biologis sangat diperlukan dalam merancang pengelolaan dan pengendalian pencemaran perairan. Pengukuran secara fisika melalui suhu dan salinitas, pengukuran secara kimia antara lain pH, DO, BOD, dan kadar CO2 dan pengukuran secara biologi yaitu dengan uji plankton. Penelitian ini pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan nilai parameter kualitas air dari hasil pengukuran di lapangan dengan baku mutu perairan sesuai peruntukannya yang berlaku di Indonesia yakni mengacu pada PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Mengingat pentingnya keberadaan sumber air bagi masyarakat, perlu diadakan penelaahan dan pengkajian kualitas air untuk mendapat gambaran tentang tingkat kualitas air, dalam hal ini dilakukan penelitian di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor fisika, kimia dan biologi.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana tingkat kualitas air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor fisika, kimia dan biologi?

C. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor fisika, kimia dan biologi.

D. Manfaat PenelitianDengan penelitian ini diharapkan penulis dan pembaca mengetahui tentang kualitas air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor fisika, kimia dan biologi sehingga dapat turut berperan serta dalam menjaganya.

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Kualitas AirKualitas air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan pemanfaatan air lainnya (Asdak 1995). Menurut Lagler (1997) didalam lingkungan perairan ada tiga unsur pokok yang mempengaruhi kehidupan biota perairan. Pertama adalah unsur fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu, kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH, kadar oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan lain-lainnya. Unsur ketiga adalah yaitu sifat-sifat biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan pengurai. Ketiga unsur pokok tersebut tergantung pada sumber alam pokok yaitu sinar matahari dan iklim. Transparansi air berhubungan dengan kedalaman air, dimana hubungannya adalah pada daya tembus atau intensitas penetrasi cahaya matahari. Semakin dalam suatu perairan, maka akan semakin kecil daya tembus cahayanya. Penetrasi cahaya ini berhubungan juga dengan fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. (Cholik 1991).

B. Definisi Air BersihBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai:1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

C. Standar Baku Kualitas AirBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 mengenai standar baku air minum dijelaskan bahwa air yang dapat diminum memiliki parameter sebagai berikut:NoJenis ParameterSatuanKadar Maksimum Yang Diperbolehkan

Parameter Fisik :

1KekeruhanNTU5

2SuhuoCSuhu udara + 5

Parameter Kimia :

1Ph6,5 8,5

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas AirTerdapat berbagai faktor kualitas air antara lain: a. Suhu/TemperaturSuhu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kelarutan oksigen dan pengaturan aktivitas organisme didalam air. Populasi termal pada organisme air terjadi pada suhu tinggi. Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut: i. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurunii. Kecepatan reaksi kimia meningkatiii. Kehidupan ikan dan hewan lainnya akan tergangguJika suhu air naik, maka kandungan oksigen dalam air menurun, sehingga menyebabkan laju metabolisme hewan air akan naik dan selanjutnya menaikkan kebutuhan oksigen. Organisme sungai khususnya beberapa makroinvertebrata memiliki reaksi terhadap suhu yang berbeda-beda, antara 28C 34C. b. Derajat Keasaman (pH)Konsentrasi ion hydrogen (H+) sebagai petunjuk mengenai reaksi air. Konsentrasi-konsentrasi ion hydrogen hamper secara praktis tetapi pada suhu 20C. Pengukuran pH perairan sangat diperlukan karena mempengaruhi faktor kimia perairan yang lain yaitu kelarutan oksigen serta kadar CO2 dalam air. Pada perairan pH lebih besar 7 banyak ditemukan Gastropoda, pH antara 5,6 8,3 ditemukan Bivalvia dan pH lebih besar dari 8,5 maka akan banyak ditemukan Helminthidae dan Diptera.Di lingkungan daratan dan perairan, pH dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan penyebaran organisme. Toleransi hewan yang hidup di lingkungan air terhadap pH pada umumnya bervariasi. Namun diantaranya hanya sedikit yang dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada pH dibawah 4,5.

c. Disolved Oxsygen (DO)/Oksigen TerlarutPenurunan kadar DO disebabkan oleh adanya senyawa organik yang berlebihan, respirasi, dan dekomposisi. Kemampuan oksigen untuk larut dalam air berkurang karena suhu, salinitas perairan serta tekanan atmosfer. Suhu pada perairan mengalir mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Jadi pada perairan hangat jumlah oksigen terlarut lebih sedikit dibandingkan pada perairan dingin. Hal ini disebabkan karena pada perairan hangat aktivitas organisme naik, sehingga membutuhkan oksigen lebih banyak untuk keperluan metabolismenya. Untuk pertumbuhan dan aktivitas sebagian besar organisme akuatik, dibutuhkan oksigen terlarut sebesar 5,6 ppm. d. Gelombang AirGelombang air di pantai mengganggu fewan-hewan yang hidup di daerah pantai (daerah antara pasang surut terendah dan pasang naik tertinggi). Gelombang itu dapat mendorong hewan ke tepi dan menyedotnya kembali ke arah tengah. Gelombang air laut juga dapat menghempas hewan-hewan yang terapung ke arah tebing daratan sehingga tubuhnya dapat hancur. Namun, hewan pantai pada umumnya dapat mengatasi pengaruh gelombang air.

e. Gas AtmosferGas oksigen adalah faktor pembatas yang utama terutama di perairan yang terbebani oleh bahan organik yang banyak. Suhu air dan garam telarut sangat mempengaruhi kemampuan air untuk menahan oksigen. Solubilitas oksigen akan bertambah oleh suhu yang rendah, dan akan berkurang oleh salinitas yang tinggi.

E. PlanktonPlankton merupakan organisme yang renik dan biasanya melayang layang di dalam air. Saclan (1982) mendefinisikan plankton sebagai jasad renik yang melayang dalam air, tidak dapat bergerak secara aktif satu sama lain atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibedakan atas tumbuhan (fitoplankton) dan hewan (zooplankton).

1. Fitoplankton Fitoplankton merupakan organisme plankton yang paling banyak jumlahnya. Umumnya fitoplankton berukuran besar dan mudah ditangkap oleh jaring plankton. Fitoplankton banyak sekali terdapat dipermukaan air karena memerlukan oksigen untuk proses fotosintesis. Semua jenis plankton yang termasuk alga yang mempunyai klorofil dan dan berkedudukan sebagai produsen primer. Dengan bantuan klorofil dan pigmen lainnya, fitoplankton dapat menyerap energi yang dipancarkan matahari untuk melakukan fotosintesis. Karena untuk melakukan fotosintesis sangat diperlukan cahaya, maka fotoplankton hanya dijumpai pada bagian perairan yang ditembus sinar matahari dengan panjang gelombang 0,4-0,8n micron (sachlan, 1982). Pada siang hari, saat intensitas cahaya matahari di permukaan air tinggi, fitoplankton akan bermigrasi ke perairan yang lebih dalam. Karena intensitas cahaya yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton (Nybaken, 1988). Kelimpahan dan penyebaran fitoplankton selain dipengaruhi oleh penetrasi cahaya, juga dipengaruhi sifat-sifat fisika kimia seperti; pH, salinitas, kadar O2 terlarut, karbondioksida (CO2) bebas dan lainnya.

2. Zooplankton Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewan. Zooplankton sangat beranekaragam jenisnya yang terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa. Hanya satu golongan zooplankton yang sangat penting bagi ekologis perairan yaitu sup kelas kopepoda. Kopepoda mendominasi zooplankton yang hidup di semua lautan. Hewan ini sangat penting bagi ekosistem bahari karena merupakan herbivor I primer dalam laut. Dengan demikian kopepoda berperan sebagai mata rantai yang amat penting antara produksi primer fitoplankton dengan karnivora besar dan kecil.Keanekaragaman plankton dapat menggambarkan struktur komunitas organisme suatu perairan. Keanekaragaman plankton menunjukkan jumlah spesies atau kelimpahan spesies serta menunjukkan keseimbangan komunitas. Keanekaragaman plankton akan berkurang bila suatu komunitas didominasi oleh satu atau sejumlah kecil spesies. Hal ini dapat terjadi jiak individu dari spesies tertentu digantikan oleh spesies yang mampu berkembang biak cepat.

3. BacterioplanktonBacterioplankton merupakan bakteri dan archaea yang mempunyai peranan penting dalam demineralisasi kembali meteri organik dalam air (banyak dari fitoplankton juga yang merupakan bacterioplankton) (Rachmadiarti, 2014).

F. Distribusi Vertikal PlanktonPada lapisan perairan bagian dalam, fitoplankton lebih jarang dijumpai dibandingkan pada bagian permukaan. Penyebab utama terjadinya distribusi seperti ini, terutama karena fitoplankton perlu cahaya dengan intensitas tertentu untuk melakukan fotosintesis. Distribusi vertikal plankton pada perairan yang dangkal kurang bervariasi bila dibandingkan pada perairan dalam. Demikian juga pada perairan mengalir distribusi vertikal plankton berbeda dengan perairan yang menggenang. Kemampuan plankton untuk tetap berada pada suatu kedalaman tertentu dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk tubuhnya. Perubahan suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan plankton, terutama fitoplankton.Perubahan suhu yang drastis juga dapat menyebabkan kematian mendadak pada biota perairan. Kenaikan suhu perairan akan menyebabkan laju respirasi biota semakin tinggi, sehingga dibutuhkan O2 yang lebih banyak. Jadi jelas akan mempengaruhi kadar O2 terlarut dalam perairan.

G. Indeks Diversitas PlanktonDiversitas jenis merupakan gambaran struktur komunitas. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi jika disusun oleh banyak jenis (taksa) yang mempunyai kelimpahan individu masing-masing jenis sama besar atau hampir sama besar kuantitasnya, sedangkan suatu komunitas punya keanekaragaman jenis rendah jika disusun oleh sedikit jenis dengan jumlah individu yang melimpah (Michael, 1994).Untuk menentukan diversitas jenis plankton yang menggambarkan suatu kesatuan interaksi organisme dapat dilakukan dengan mengukur indeks diversitas plankton yang merupakan pernyataan matematik untuk mempermudah analisis informasi tentang jenis dan jumlah organisme.Indeks diversitas plankton adalah rasio antara jumlah individu suatu jenis terhadap jumlah total individu semua jenis yang ditemukan (Odum, 1994). Menurut Michael (1994) dasar untuk menentukan indeks diversitas adalah dengan menempatkan atau menyertakan perhitungan terhadap jumlah jenis (taksa) dan keterjadian individu masing-masing jenis yang terkoleksi dalam sampling. Ada tiga persamaan untuk menentukan indeks diversitas plankton, yaitu indeks diversitas Margalef, indeks diversitas Simpson dan indeks diversitas Shanon-Wiever. Indeks diversita Margalef hanya mengikutsertakan perhitungan jumlah individu total dan jumlah jenis yang terkoleksi, sedangkan indeks diversitas Simpson dan Shanon-Wiever mengikutsertakan data-data perhitungan jumlah masing-masing jenis dan jumlah jenis yang dapat dikoleksi dalam sampling (Michael, 1994).

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian observasi karena tidak ada variabel penelitian. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air dan melakukan uji terhadap sampel air tersebut.

B. Waktu dan Tempat PenelitianAdapun praktikum ini dilaksanakan pada:Hari, tanggal: Sabtu-Minggu, 28-29 November 2014Waktu: 04.00 WIB - selesaiTempat: Pantai Bama Taman Nasional Baluran

C. Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:Alat:1. Botol winkler gelap1 buah2. Botol winkler terang1 buah3. Tali rafiasecukupnya4. Erlenmeyer 250 ml1 buah5. Spet 5 ml10 buah6. Plastik gelap dan karet3 buah7. pHmeter1 buah8. Termometer1 buah9. Planktonet1 buah10. Refraktometer1 buah11. Meteran1 buah12. Timba1 buah13. Sterofomsecukupnya14. Botol vial2 buah15. Sacchi disk1 buah16. Isolasi1 buah17. Gunting1 buah18. Tisusecukupnya19. SterofomsecukupnyaBahan:1. Larutan MnSO42. Larutan KOH-KI3. Larutan H2SO4 pekat4. Larutan Amilum 1%5. Larutan Na2S2O3 0,025%6. Larutan NaOH7. Larutan Indikator PP8. Larutan Formalin9. Methylen Blue10. Sampel air

D. Prosedur KerjaMengukur CO2 pada sampel air1. Mengambil sampel air dengan menggunakan botol winkler gelap.2. Menuangkan sampel air tersebut sebanyak 100 ml dan memasukkannya dalam erlenmeyer.3. Meneteskan larutan PP sebanyak 10 tetes ke dalam erlenmeyer.4. Mengamati perubahan warna pada erlenmeyer, bila warna menjadi merah muda berarti CO2 = 0 ppm.5. Bila tidak terjadi perubahan warna, maka dilanjutkan dengan titrasi menggunakan NaOH hingga warna air menjadi merah muda. Kemudian mencatat jumlah titran yang digunakan.6. Menghitung CO2 = volume titran yang digunakan (ml) x 10, menunjukkan banyaknya jumlah CO2 bebas yang ada di dalam air sampel.

Pengukuran suhu air1. Memasukkan termometer air ke dalam perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran.2. Mengukur dan mencatat hasil pengukuran suhu air.

Pengukuran pH air1. Mencelupkan pHmeter pada sampel air. 2. Membiarkan hingga skala pada pHmeter konstan dan tidak berubah-ubah.3. Membaca skala yang ada pada pHmeter dan mencatat hasilnya.

Pengukuran DO1. Mengambil sampel air dengan menggunakan botol winkler terang.2. Menambahkan 2 ml larutan MnSO43. Menambahkan 2 ml larutan KOH-KI, kemudian dibiarkan hingga terbentuk endapan.4. Menambahkan 2 ml larutan H2SO4 lalu dihomogenkan.5. Terdapat dua kejadian, jika berwarna kuning muda langsung diberi amilum 20 tetes amilum 1% kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3, jika berwarna kuning tua di titrasi dahulu dengan menggunakan larutan Na2S2O3.6. Langkah-langkah titrasi:a. Menuangkan sampel air yang ada pada botol winkler gelap ke dalam Erlenmeyer sebanyak 100 ml.b. Ditritasi dengan larutan Na2S2O3 hingga terjadi perubahan warna pada sampel air menjadi kuning muda.c. Menambahkan 20 tetes amilum 1% sehingga larutan menjadi biru tua.d. Melakukan titrasi kembali dengan menggunakan larutan Na2S2O3 hingga warna biru tua hilang.e. Menghitung hasil titrasi dengan menggunakan rumus:

8000 x a x NKet:a = Volume Na2S2O3 N = Normalitas (0,025) V = Volume botol winklerDO =

V - 4

Pengukuran BOD1. Mengambil sampel air dalam botol winkler terang.2. Menambahkan 1 ml larutan Methylen Blue ke dalam Erlenmeyer sehingga warna larutan menjadi biru tua. Lalu menutup botol dan membolak balikkan hingga warna larutan merata.3. Meletakkan botol BOD dalam lemari es.4. Mengamati dalam setiap 24 jam sekali hingga warna biru hilang.5. Mencatat waktu yang diperlukan dan menentukan Nilai Kemantapan Relatif BOD air sampel dengan menggunakan tabel sebagai berikut:Tabel 1. Biological Oxygen Demand (BOD)Jumlah Hari Hilangnya WarnaKemantapan Relatif (%)

Hari ke 0,511

1,021

2,037

3,050

4,060

5,067

6,075

7,080

8,087

9,087

10,090

11,095

Tabel 2. Standar BOD untuk Penentuan Kualitas AirKondisi Umum AirBOD

Sangat bersihBersihAgak bersihDiragukan kebersihannyaTidak bersih1 ppm2 ppm3 ppm4 ppm5 ppm

Kecerahan1. Memasang tali pada sacchi disk.2. Mencelupkan sacchi disk ke dalam perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran.3. Mengamati sacchi disk yang telah dicelupkan hingga terlihat samar-samar atau tidak terlihat.4. Mengukur panjang antara pusat tali yang diikat dengan sacchi disk dengan tali yang telah diberi tanda (tali yang terdapat pada permukaan air).Salinitas1. Mengambel sampel air, kemudian meneteskan 1-2 tetes sampel air ke refraktometer.2. Mengamati perubahan warna pada alat tersebut.3. Mencatat perubahan tersebut.Kecepatan arus1. Memotong sterofom ukuran 10cmx10cm.2. Melubangi sterofom pada bagian tengah, kemudian menyisipkan tali rafia dengan panjang 1 meter.3. Meletakkan sterofom tersebut di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran sepanjang tali rafia,4. Mencatat waktu yang diperlukan sterofom tersebut untuk mencapai tepi.Padatan terlarut1. Mengambil sampel air ke dalam botol hingga penuh.2. Membiarkan hingga padatan di dalam air mengendap.3. Menimbang hasil endapan tersebut, mencatat hasilnya. Plankton 1. Menentukan lokasi perairan yang akan diambil sampelnya.2. Meyipkan jaring plankton.3. Mengisi timba plastik volume 30 liter dengan air sampai penuh. Menuang air yang ada di dalam timba plastik ke dalam jaring plankton.4. Menyaring sampel air tersebut dengan jaring plankton.5. Menuangkan air hasil saringan tersebut ke dalam botol vial.6. Menetesi dengan larutan formalin 4% sekitar 1 tetes dan menutupnya Menyiapkan uji untuk identifikasi plankton7. Selanjutnya sampai dilaboratorium, mengidentifikasi plankton dengan cara : Menuang air sampel dalam botol ke dalam sedwick rafther volume 1 ml. Menutup kaca benda dan meletakkan pada meja benda mikroskop. Mengamati dengan mikroskop. Melakukan pengamatan sebanyak 5 kali. Kemudian hasil plankton dikalikan 3 karena volume 15 ml. Mengidentifikasi plankton sampai genus. Menulis sampai tabel plankton. Menghitung indeks keanekaragaman plankton dengan menggunakan rumus :

Ket :H : Indeks keaneragaman planktonNi : jumlah individu genus ke iN : Jumlah total individuKisaran total indeks keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilm and Dorris (1986) dalam Mason (1981):1. H > 2,3026: keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah1. 2,3026 6,9078: keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang1. H < 6,9078: keanekaragaman tinggi dan kestabila komunitas tinggi.

Menghitung indeks keseragaman (Maguran, 1982), dengan rumus :

KeteranganE : indeks keseragamanH : Indeks keanekaragamanN : jumlah genus ANB: Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai E pada tiap titik semakin mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata dan jika nilai E pada titik semakin mendekati 0 sebaran individu antar jenis tidak merata atau jenis tertentu yang dominan.

Menghitung indeks dominansi indeks dominansi plankton dengan rumus :

NB: Apabila nilai D pada tiap tititk semakin mendekati 1 maka trdapat genus yang mendominasi, dan jika nilai d pada titik semakin mendekati 0 maka tidak ada genus yg mendominasi.Keterangan :D : Indeks dominansiNi: jumlah individu genus ke iN: Jumlah total individu

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilTabel 1. Kualitas air Pantai Bama, Baluran pada pagi hariAspekNilai

DO (mg/l)1,04

CO2 (mg/l)35,33

BOD (mg/l)2,69

pH6,82

Suhu (oC)28,50

Salinitas (o / )4,00

Kecepatan Arus (cm)0,05

Kecerahan (cm)86,10

Padatan Terlarut (g)19,47

Tabel 2. Kualitas air Pantai Bama, Baluran pada siang hariAspekNilaiRata-rata

TepiTengahUjung

DO (mg/l)1,751,772,051,86

CO2 (mg/l)18,0318,0010,7115,58

BOD (mg/l)2,662,66

pH7,537,537,537,53

Suhu (oC)35,2034,7032,6034,17

Salinitas (o / )4,004,004,004,00

Kecepatan Arus (cm)0,110,080,090,09

Kecerahan (cm)120,80120,80

Padatan Terlarut (g)0,180,810,810,6

Tabel 3. Kualitas air Pantai Bama, Baluran pada sore hariAspekNilaiRata-rata

TepiTengahUjung

DO (mg/l)1,411,531,891,61

CO2 (mg/l)19,6314,9522,5919,06

BOD (mg/l)1,981,98

pH7,537,537,537,53

Suhu (oC)33,1033,2533,6533,33

Salinitas (o / )3,763,763,763,67

Kecepatan Arus (cm)1,511,771,901,73

Kecerahan (cm)82,8082,80

Padatan Terlarut (g)0,640,640,640,64

Tabel 4. Kualitas air Pantai Bama, Baluran pada malam hariAspekNilai

DO (mg/l)1,59

CO2 (mg/l)21,60

BOD (mg/l)1,48

pH7,16

Suhu (oC)31,20

Salinitas (o / )3,55

Kecepatan Arus (cm)0,20

Kecerahan (cm)55,56

Padatan Terlarut (g)0,70

Tabel 5. Indeks keanekaragaman, indeks keragaman dan indeks dominansi plankton pada pengamatan pagi, siang dan malam hariNo.Area dan wilayah pengamatan planktonJumlahIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

1.Pagi dalam8753,2570,3030,114

2.Siang dalam11333,1920,2970,088

3.Siang tengah9853,1090,2940,102

4.Siang tepi9973,1650,3000,100

5.Sore dalam5952,8420,3240,168

6.Sore tengah4472,9340,3190,224

7.Sore tepi4103,0490,2970,244

8.Malam tepi4392,8710,3110,228

36

Tabel 6 Perhitungan indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (pagi dalam)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Branchinecta gigas35v0,0400,1290,3030,005

2Branchinecta palodusa20v0,0230,0860,3030,003

2Diaplomus sp.25v0,0290,1020,3030,003

3Bryocamptus hiernalis55V0,0630,1740,3030,007

4Heteroloophonte stromi25v0,0290,1020,3030,003

5Entocythere insignipes30v0,0340,1160,3030,004

6Chlorochytium lemnae28v0,0320,1100,3030,004

7Peurotoenium trochiscum30v0,0340,1160,3030,004

8Amphileplus claparedei30v0,0340,1160,3030,004

9Sphaeroplea annuline25v0,0290,1020,3030,003

10Gonatozygon sp.50v0,0570,1640,3030,007

11Closterium selaceum63v0,0720,1890,3030,008

12Aulomonas pardyi27v0,0310,1070,3030,004

13Scenedesmus sp.37v0,0420,1340,3030,005

14Oocardium stratum24v0,0270,0990,3030,003

15Uronema elongatum12v0,0140,0590,3030,002

16Closteripsis sp.15v0,0170,0700,3030,002

17Leptothrix ochracea21v0,0240,0900,3030,003

18Pinnularia sp.31v0,0350,1180,3030,004

19Mikrocorycia sp.15v0,0170,0700,3030,002

20Lyngbya sp.42v0,0480,1460,3030,005

21Bacillaria sp.29v0,0330,1130,3030,004

22Nodularia sp.32v0,0370,1210,3030,004

23Macrosetella sp.20V0,0230,0860,3030,003

24Edolimax sp.56v0,0640,1760,3030,007

25Cyclops sap.28V0,0320,1100,3030,004

26Cryptomonas sp.26V0,0300,1040,3030,003

27Astramoeba sp.44v0,0500,1500,3030,006

Jumlah8751,0003,2570,3030,114

Tabel 7. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Bumilleriopsis breve20V0,0200,0780,3000,002

2Phanerobia pelophila25V0,0250,0920,3000,003

3Chaetoceros neogrlice45V0,0450,1400,3000,005

4Euglena ocus10V0,0100,0460,3000,001

5Oophila amblistomatis20V0,0200,0780,3000,002

6Chlorococcum sp.30V0,0300,1050,3000,003

7Gleocapsa sp.30V0,0300,1050,3000,003

8Uronema elongatum26V0,0260,0950,3000,003

9Cylindrocystis brebissunii30V0,0300,1050,3000,003

10Monas aivicoronifera14v0,0140,0600,3000,001

11Euglena deses12V0,0120,0530,3000,001

12Oscillatoria sp.37V0,0370,1220,3000,004

13Phacus sp.12V0,0120,0530,3000,001

14Mikrocorycia sp.15V0,0150,0630,3000,002

15Peridinium sp.32V0,0320,1100,3000,003

16Glenodinium sp.12V0,0120,0530,3000,001

17Sphenomonas sp.36V0,0360,1200,3000,004

18Amphileptus sp.13v0,0130,0570,3000,001

19Palegothuria sp.70v0,0700,1860,3000,007

20Microcyclops sp.67v0,0670,1810,3000,007

21Cyclops sp.39v0,0390,1270,3000,004

22Chrysococcus rufescens60V0,0600,1690,3000,006

23Dinobryon sp 68V0,0680,1830,3000,007

24Cocconeis placentala 32V0,0320,1100,3000,003

25Melosira islandica67V0,0670,1810,3000,007

26Entophysalis lemaniae68V0,0680,1830,3000,007

27Rhodomonas lacustris32V0,0320,1100,3000,003

28Cyclotella ocellata75V0,0750,1950,3000,008

Jumlah9971,0003,1650,3000,100

Tabel 8. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Anguillospora longissima25v0,0250,0930,2940,003

2Schroederia setigera30v0,0300,1060,2940,003

3Radhiococcus10v0,0100,0470,2940,001

4Dactylococus infusionium 46v0,0470,1430,2940,005

5Closleriopsis longissima57v0,0580,1650,2940,006

6Sphaeroplea annuline20v0,0200,0790,2940,002

7Dhapnias sp.10v0,0100,0470,2940,001

8Chlorococcum11v0,0110,0500,2940,001

9Scenedesmus sp.21v0,0210,0820,2940,002

10Gleocapsa sp.97v0,0980,2280,2940,010

11Uronema elongatum17v0,0170,0700,2940,002

12Cylindrocystis brebissunii46v0,0470,1430,2940,005

13Leptothrix ochracea48v0,0490,1470,2940,005

14Monas aivicoronifera15v0,0150,0640,2940,002

15Tetrasopora cylindrica330,0340,1140,2940,003

16Euglena deses12v0,0120,0540,2940,001

17Diatomae sp.10v0,0100,0470,2940,001

18Mikrocorycia sp.15v0,0150,0640,2940,002

19Peridinium sp.12v0,0120,0540,2940,001

20Glenodinium sp.24v0,0240,0910,2940,002

21Sphenomonas sp.30v0,0300,1060,2940,003

22Oophila amblistomatis5v0,0050,0270,2940,001

23Macrostella sp.9v0,0090,0430,2940,001

24Mycrocyclops sp.15v0,0150,0640,2940,002

25Cocconeis placentala 86v0,0870,2130,2940,009

26Melosira islandica24v0,0240,0910,2940,002

27Entophysalis lemaniae36v0,0370,1210,2940,004

28Rhodomonas lacustris30v0,0300,1060,2940,003

29Cryptomonas sp.94v0,0950,2240,2940,010

30Astramoeba sp.97v0,0980,2280,2940,010

Jumlah9851,0003,1090,2940,102

Tabel 9. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Entocythere insignipes25V0,0220,0840,2970,002

2Gonatozygon kinabani30V0,0260,0960,2970,002

3Uronema elongatum hadgetts25V0,0220,0840,2970,002

4Peurotoenium trochiscum37V0,0330,1120,2970,003

5Chlorochytium lemnae59V0,0520,1540,2970,005

6Dactylococus infusionium 47V0,0410,1320,2970,004

7Chlorococcum humicola20V0,0180,0710,2970,002

8Scenedesmus sp.37V0,0330,1120,2970,003

9Uronema elongatum21V0,0190,0740,2970,002

10Leptothrix ochracea67V0,0590,1670,2970,005

11Elakotothrix viridis27V0,0240,0890,2970,002

12Chlorotylium cataroctum33V0,0290,1030,2970,003

13Monas aivicoronifera28v0,0250,0910,2970,002

14Mikrocorycia68V0,0600,1690,2970,005

15Peridinium15V0,0130,0570,2970,001

16Glenodinium12V0,0110,0480,2970,001

17Sphenomonas15V0,0130,0570,2970,001

18Oophila amblistomatis30V0,0260,0960,2970,002

19Pinnularia28v0,0250,0910,2970,002

20Mycrocyclops36v0,0320,1100,2970,003

21Polytoma6v0,0050,0280,2970,000

22Trichoptera malomna90V0,0790,2010,2970,007

23Nitzchia sigma12V0,0110,0480,2970,001

24Pythiopsis cymosa90V0,0790,2010,2970,007

25Spongila Fragilis68V0,0600,1690,2970,005

26Cocconeis placentala 52V0,0460,1410,2970,004

27Cryptomonas sp.30V0,0260,0960,2970,002

28Astramoeba sp.35V0,0310,1070,2970,003

29Rhodomonas lacustris90V0,0790,2010,2970,007

Jumlah11331,0003,1920,2970,088

Tabel 10. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Anabaena sp.25V0,0610,1710,2970,015

2Diatom vulgare30V0,0730,1910,2970,018

3Closteriopsis longissima15V0,0370,1210,2970,009

4Chlorochytium lemnae39V0,0950,2240,2970,023

5Kentrospuera bristolae3v0,0070,0360,2970,002

6Spirotaenia condensata10V0,0240,0910,2970,006

7Spirogyra sp.3V0,0070,0360,2970,002

8Gleocapsa sp.3V0,0070,0360,2970,002

9Chlorococcum sp.6V0,0150,0620,2970,004

10Chlorellanthus oblongus15V0,0370,1210,2970,009

11Chlorella sp.6V0,0150,0620,2970,004

12Navicula sp.18V0,0440,1370,2970,011

13Tribonema sp.12V0,0290,1030,2970,007

14Hildenbrandia sp.3V0,0070,0360,2970,002

15Rivularia sp.9v0,0220,0840,2970,005

16Synendra sp.35V0,0850,2100,2970,021

17Ophiogomphus sp.3v0,0070,0360,2970,002

18Oscilatoria sp.37v0,0900,2170,2970,022

19Rhodophyta sp.3V0,0070,0360,2970,002

20Lyngbia sp.6V0,0150,0620,2970,004

21Oocardium stratum12v0,0290,1030,2970,007

22Uronema elongatum15v0,0370,1210,2970,009

23Leptothrix ochracea21V0,0510,1520,2970,012

24Tomaculum sp.6V0,0150,0620,2970,004

25Cylindrocystis sp.24V0,0590,1660,2970,014

26Pleurotaenium sp.3V0,0070,0360,2970,002

27Kentrosphaera sp.6V0,0150,0620,2970,004

28Quadrigula sp36V0,0880,2140,2970,021

29Chlorothecium sp6V0,0150,0620,2970,004

Jumlah4101,0003,0490,2970,244

Tabel 11. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Oscillatoria sp.20v0,0450,1390,3190,010

2Parmulina sp.15v0,0340,1140,3190,008

3Dactylococus infusionium9V0,0200,0790,3190,005

4Rhabdomonas incurva42v0,0940,2220,3190,021

5Chrysomoeba radians20v0,0450,1390,3190,010

6Euglena sp.6V0,0130,0580,3190,003

7Scenedesmus sp.21V0,0470,1440,3190,011

8Leptothrix ochracea39v0,0870,2130,3190,020

9Rhizoclonium hieroglyphicum27v0,0600,1700,3190,014

10Mastogola danseii12v0,0270,0970,3190,006

11Gleocapsa sp.9v0,0200,0790,3190,005

12Closteriopsis langissinia15v0,0340,1140,3190,008

13Phacus sp.9v0,0200,0790,3190,005

14 Thiopedia sp.220,0490,1480,3190,011

15Thiodictyon sp.40,0090,0420,3190,002

16Navicula sp.12v0,0270,0970,3190,006

17Tribonema sp.15v0,0340,1140,3190,008

18Hildenbrandia sp.3v0,0070,0340,3190,002

19Rivularia sp.6v0,0130,0580,3190,003

20Cocconeis placentala 350,0780,1990,3190,018

21Melosira islandica270,0600,1700,3190,014

22Entophysalis lemaniae350,0780,1990,3190,018

23Rhodomonas lacustris440,0980,2280,3190,022

Jumlah4471,0002,9340,3190,224

Tabel 12. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoGenusJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Urceolus cyclostormus25v0,0420,1330,3240,007

2Chrysosphaerella sp.15v0,0250,0930,3240,004

3Chlorogibba sp.10v0,0170,0690,3240,003

4Chaetoceros neogrlice34v0,0570,1640,3240,010

5Chaetonema irregulare9v0,0150,0630,3240,003

6Dactylococus infusionium5v0,0080,0400,3240,001

7Chrysomoeba radians15v0,0250,0930,3240,004

8Euglena sp.12v0,0200,0790,3240,003

9Scenedesmus sp.27v0,0450,1400,3240,008

10Leptothrix ochracea45v0,0760,1950,3240,013

11Rhizoclonium hieroglyphicum48v0,0810,2030,3240,014

12Mastogola danseii9v0,0150,0630,3240,003

13Gleocapsa sp.38v0,0640,1760,3240,011

14Closteriopsis langissinia24v0,0400,1290,3240,007

15Phacus sp.6v0,0100,0460,3240,002

16Botrydiopsis arhiza70v0,1180,2520,3240,020

17Pleurogaster bonaris 7v0,0120,0520,3240,002

18Diaptomus sp.80v0,1340,2700,3240,023

19Chlorella sp.36v0,0610,1700,3240,010

20Navicula sp.21v0,0350,1180,3240,006

21Tribonema sp.38v0,0640,1760,3240,011

22Hildenbrandia sp.21v0,0350,1180,3240,006

Jumlah5951,0002,8420,3240,168

Tabel 13. Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi plakton (siang tepi)

NoSpesiesJumlahJenis PlanktonNi/nIndeks Keanekaragaman HIndeks KeseragamanIndeks Dominansi (%)

FitoplanktonZoo Plankton

1Urceolus cyclostormus20v0,0460,1410,3110,010

2Kentrospuera bristolae3v0,0070,0340,3110,002

3Rhabdomonas incurva10v0,0230,0860,3110,005

4Excentrosphaera viridis 56v0,1280,2630,3110,029

5Uronema elongatum62v0,1410,2760,3110,032

6Paraemecium sp.57v0,1300,2650,3110,030

7Cylindrocystis brebissunii9v0,0210,0800,3110,005

8Chlorococcum sp.6v0,0140,0590,3110,003

9Spirogyra sp.9v0,0210,0800,3110,005

10Geocentrophora tropica6v0,0140,0590,3110,003

11Closteriopsis sp.18v0,0410,1310,3110,009

12Dhapnia sp.15v0,0340,1150,3110,008

13Pseudoulvella sp.5v0,0110,0510,3110,003

14Chlorella sp.27v0,0620,1720,3110,014

15Cladophora sp.3v0,0070,0340,3110,002

16Closterium sp.21v0,0480,1450,3110,011

17Coscinodiscus sp.12v0,0270,0980,3110,006

18Navicula sp.15v0,0340,1150,3110,008

19Oedogonium sp.9v0,0210,0800,3110,005

20Thallasiothrix sp.9v0,0210,0800,3110,005

21Pelomixa sp.15v0,0340,1150,3110,008

22Oophila sp.9v0,0210,0800,3110,005

23Thallas iothrix12v0,0270,0980,3110,006

24Maugeotia sp.4v0,0090,0430,3110,002

25Macrostella sp.27v0,0620,1720,3110,014

Jumlah4391,0002,8710,3110,228

Grafik 1. Perbedaan Jumlah Populasi Zooplankton Dan Fitoplankton Pada Waktu Pengamatan Yang Berbeda

Grafik 2. Indeks keanekaragaman, indeks keragaman dan indeks dominansi plankton pada pengamatan pagi, siang dan malam hari

Tabel 14. Faktor Fisik Kimia Laut di Perairan Pantai Bama Taman Nasional BaluranNoParameterWaktu PenelitianRata-rata

1DO (ppm)Pagi 1,04

Siang 1,86

Sore 1,61

Malam 1,59

2CO2 (mg/l)Pagi 35,33

Siang 15,58

Sore 19,06

Malam 21,60

3Salinitas (%)Pagi 4,00

Siang 4,00

Sore 3,76

Malam 3,55

4pHPagi 6,82

Siang 7,53

Sore 7,53

Malam 7,16

Suhu (oC)Pagi 28,50

Siang 34,1731,1231,12

Sore 33,33

Malam 31,20

Analisis DataPada praktikum ini dilakukan pengambilan nilai DO, CO2, BOD, pH, suhu, salinitas, kecepatan arus, kecerahan, dan padatan terlarut sebanyak empat kali, yaitu pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Proses pengambilan dilakukan di tiga titik, yaitu tepi atau titik 0 pada pantai, tengah atau sekitar 10 meter dari bibir pantai, dan ujung atau kurang lebih 10 meter dari titik tengah. Pada pagi hari pengambilan dilakukan di satu titik yakni ujung pantai, pada siang dan sore hari pengambilan dilakukan di tiga titik yakni tepi, tengah, dan ujung pantai, pada malam hari pengambilan dilakukan di satu titik yakni tepi pantai.Pada pagi hari, nilai DO sebesar 1,04 mg/l. Nilai konsentrasi CO2 sebesar 35,33 mg/l. Nilai BOD sebesar 2,69 mg/l. Nilai pH 6,82. Suhu pada perairan pantai sebesar 28,50 Salinitas sebesar 4 o / . Kecepatan arus sebesar 0,05 cm. Kecerahan 86,10 cm dan nilai padatan terlarut sebesar 19,47 g.Pada siang hari, nilai DO rata-rata sebesar 1,86 mg/l. Nilai konsentrasi CO2 rata-rata sebesar 15,58 mg/l. Nilai BOD sebesar 2,66 mg/l. Nilai pH rata-rata sebesar 7,53. Suhu pada perairan pantai rata-rata 34,17. Salinitas rata-rata sebesar 4 o / . Kecepatan arus rata-rata sebesar 0,09 cm. Kecerahan sebesar 120,80 cm, dan nilai padatan terlarut rata-rata 0,6 g.Pada sore hari, nilai DO rata-rata sebesar 1,61 mg/l. Nilai konsentrasi CO2 rata-rata sebesar 19,06 mg/l. Nilai BOD sebesar 1,98 mg/l. Nilai pH rata-rata sebesar 7,53. Suhu pada perairan pantai rata-rata 33,33. Salinitas rata-rata sebesar 3,67 o / . Kecepatan arus rata-rata sebesar 1,73 cm. Kecerahan sebesar 82,80 cm, dan nilai padatan terlarut rata-rata 0,64 g.Pada malam hari dilakukan pengambilan pada satu titik, yaitu pada tepi. Nilai DO sebesar 1,59 mg/l. Nilai CO2 sebesar 21,60 mg/l. Nilai BOD sebesar 1,48 mg/l. Nilai pH 7,16. Suhu dari perairan sebesar 31,20. Salinitas sebesar 3,55 o / . Kecepatan arus sebesar 0,20 cm. Kecerahan sebesar 55,56 cm, dan nilai padatan terlarut sebesar 0,70 g.Berdasarkan pengamatan dan perhitungan kualitas air secara biologi yang dilakukan didapatkan hasil yaitu tabel 6-14 dan grafik 1-2 di atas dapat diketahui bahwa keanekaragaman dan populasi plankton dari setiap wilayah dan waktu pengamatan didapatkan hasil yang berbeda-beda. Populasi fitoplankton lebih mendominasi dibandingkan populasi zooplankton. Pada pengamatan pagi hari, diambil di bagian dalam diperoleh total populasi plankton sebanyak 875 yang terdiri dari 746 fitoplankton dan 129 zooplankton. Pada daerah ini genus yang mendominasi adalah Closterium selaceum dengan jumlah 63 dengan indeks keanekaragaman 0,189 sedangkan yang paling sedikit adalah Uronema elongatum dengan jumlah populasi 12 dan indeks keanekaragaman 0,059. Indeks keanekaragaman plankton pada pengambilan di wilayah ini adalah 3,257, sedangkan indeks keseragaman dan dominansinya 0,303 dan 0,114 %.Selanjutnya dilakukan pengamatan pada siang hari,dengan daerah pengambilan yaitu tepi, tengah, dan dalam. Pada bagian tepi didapatkan sebanyak 997 yang terdiri dari 784 fitoplankton dan 213 zooplankton. Pada daerah ini ditemukan total 28 genus yang didominasi oleh jenis Cyclotella ocellata dengan jumlah 75 dengan indeks keanekaragaman 0,195. Genus yang paling sedikit adalah Euglena ocus yang jumlahnya hanya 10 individu dengan indeks keanekaragaman 0,046. Total indeks keanekaragaman pada wilayah ini adalah 3,165 dengan indeks keseragaman 0,3001 dan indeks dominansi 0,100%. Pada bagian tengah tidak jauh berbeda karena ditemukan total 985 individu dengan 893 fitoplankton dan 92 zooplankton. Dibandingkan pada daerah tepi zooplankton pada daerah ini jauh lebih sedikit, hal ini kurang sesuai dengan teori karena seharusnya zooplankton lebih beraktivitas pada daerah dengan intensitas cahaya yang lebih rendah sedangkan pada daerah tepi intensitas terkena cahaya matahari lebih besar. Genus yang mendominasi pada daerah ini adalah Astramoeba sp. yang digolongkan ke dalam fitoplankton, jumlahnya 97 individu dengan indeks keanekaragaman 0,228. Genus yang jumlahnya paling sedikit adalah Oophilla amblistomatis yang jumlahnya hanya 5 individu dengan indeks keanekaragaman sebesar 0,027. Dari daerah ini didapatkan total indeks keanekaragaman 3,109; indeks keseragaman 0,294; dan indeks dominansi 0,102%.Selanjutnya adalah wilayah bagian dalam, ditemukan sebanyak 29 genus dengan total individu sebanyak 1133 yang terdiri dari 1035 fitoplankton dan 98 zooplankton. Terdapat perbedaan yang mencolok dari perbandingan jumlah fitoplankton dan zooplankton pada daerah ini dikarenakan pada siang hari fitoplankton akan ke permukaan untuk melakukan fotosintesis. Genus yang mendominasi wilayah ini adalah Rhodomonas lacustris, Pythiopsis cymosa, dan Trichoptera malomna yang masing-masing 90 individu, ketiga genus tersebut digolongkan dalam fitoplankton. Sedangkan genus yang paling sedikit adalah Polytoma yang jumlahnya hanya 6 inividu. Total indeks keanekaragaman pada wilayah ini adalah 3,192; indeks keseragaman 0,297; dan indeks dominansi 0,088%.Selanjutnya, pengambilan sore hari juga dilakukan ditiga wilayah tepi, tengah, dan dalam. Pada wilayah tepi ditemukan sebanyak 29 genus dengan jumlah total 410 individu yang terdiri dari 331 fitoplankton dan 79 zooplankton. Genus yang jumlahnya paling banyak adalah Chlorochtyum lemnae dengan jumlah 39 dan indeks keanekaragamannya 0,062, sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah Pleurotenium sp., Rhodophyta sp., Ophiogomphus sp., Hildenbrandia sp., Gleocapsa, Spirogyra, dan Kentrospuera bristolae yang jumlahnya masing-masing adalah 3 individu. Total indeks keanekaragaman plankton daerah ini adalah 3,049; indeks keseragaman 0,297, dan indeks dominasi 0,244%.Pada bagian tengah hanya diperoleh 23 genus dengan jumlah totalnya adalah 447 yang terdiri dari 353 fitoplankton dan 94 zooplankton. Genus yang jumlahnya paling banyak adalah Rhodomonas lacustris dengan 44 individu sedangkan yang paling sedikit adalah Hildenbrandia sp. dengan jumlah hanya 3 individu. Indeks keanekaragaman plankton pada wilayah ini adalah 2,934, indeks keseragamannya 0,319, dan indeks dominasinya adalah 0,224%. Pada bagian dalam ditemukan lebih banyak plankton dengan jumlah 595 individu dari 22 genus, jumlah fitoplankton sebanyak 571 sedangkan zooplanktonnya sebanyak 24. Genus yang mendominasi wilayah ini adalah Diaptomus sp. dengan jumlah 80 individu sedangkan yang paling sedikit adalah Dactylococcus infusionium dengan jumlah 5. Indeks keanekaragaman di daerah ini adalah 2,842; indeks keseragamannya 0,324; dan indeks dominasinya adalah 0,168%.Waktu pengambilan terakhir adalah pada malam hari dibagian tepi yang diperoleh plankton sebanyak 25 genus. Jumlah keseluruhan plankton di daerah ini adalah 439 yang terdiri dari 265 fitoplankton dan 174 zooplankton. Pada bagian ini jumlah zooplankton cukup banyak dibandingkan lainnya, dikarenakan waktu pengambilan yang mendekati malam hari dimana intensitas cahaya rendah dan zooplankton mulai beraktivitas. Pada wilayah ini, genus yang mendominasi adalah Uronema elongatum yang digolongkan ke dalam fitoplankton dengan 62 individu dan indeks keanekaragaman 0,276 sedangkan jumlahnya yang paling sedikit adalah Cladophora sp. dengan hanya 3 individu. Indeks keanekaragaman pada daerah ini adalah 2,871; indeks keseragaman 0,311; dan indeks dominasinya 0,228%.Nilai indeks keanekaragaman plankton tertinggi adalah pada pagi hari bagian dalam dengan 3,267. Sedangkan yang terendah adalah pada sore hari bagian dalam dengan 2,842. Dengan demikian keanekaragaman plankton secara keseluruhan dalam kondisi sedang atau kestabilannya sedang. Nilai indeks keseragaman yang paling kecil atau mendekati 0 adalah pada siang hari bagian tengah 0,294 sedangkan yang paling tertinggi adalah 0,311 yaitu pada malam hari bagian tepi. Secara keseluruhan nilai keseragaman lebih mendekati 0 daripada 1 sehingga disimpulkan sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan. Nilai indeks dominasi plankton yang terkecil menunjukkan 0,088% pada siang hari bagian dalam sedangkan yang terbesar adalah sore hari bagian tepi dengan 0,244%. Dari keseluruhan nilai indeks dominasi plankton menunjukkan angka yang lebih mendekati 0 dibandingkan 1 hal tersebut berarti tidak ada jenis yang mendominasi (Odum, 1971).

B. Pembahasana. DOPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari perairan Pantai Bama pada pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari dengan menganalisis nilai DO, CO2, BOD, pH, dan suhu. Pertama kami mencari nilai Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut. Oksigen terlarut ialah jumlah atau kadar oksigen yang terlarut dalam air. Nilai DO memiliki perbandingan setara dengan kualitas air, jika nilai DO-nya tinggi, maka kualitas airnya akan tinggi pula. Oksigen terlarut itu akan digunakan oleh bakteri pengurai yang ada dalam perairan untuk mengurai materi-materi sisa di dalam air dan juga digunakan untuk respirasi, metabolisme, dan oksidasi materi organik dan anorganik oleh semua mahluk hidup di dalam perairan tersebut. Pada suasana aerob, oksigen digunakan untuk mengoksidasi materi anorganik dan organik yang akan menghasilkan nutrisi bagi kesuburan perairan. Pada suasana anaerob, oksigen akan mereduksi senyawa kimia menjadi senyawa yang lebih sederhana dalam bentuk nutrisi dan gas. Oleh karena itu, oksigen sangat penting untuk mengurangi polusi air.Persamaan reaksi kimia dapat ditulis sebagai berikut:MnCI2 + KOH Mn(OH)2 + 2 KCI2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOHI2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaIPenambahan MnCI2 dengan K0H - KI, menyebabkan timbulnya endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 maka sedimen akan larut kembali dan membebaskan molekul iodine (I2) yang senilai dengan nilai DO. Iodine kemudian dititrasikan kembali dengan sodium thiosulfate (Na2S2O3) dan menggunakan indikator amilum untuk mengetahui jumlah jumlah iodine sebagai representatif dari kadar oksigen di dalam air. Sumber utama dari oksigen berasal dari proses difusi udara bebas dan produk dari proses fotosintesis organisme yang ada di perairan (Salmin, 2000). Table Kualitas Air Berdasarkan Nilai DODOKualitas Air

< 2Terpolusi Berat

2 4,4Terpolusi Sedang

4,5 6,5Terpolusi Ringan

> 6,5Tidak terpolusi

Konsentrasi DO minimal dalam keadaan normal adalah 2 mg/l sedangkan nilai DO pada pagi hari di perairan Bama adalah sebesar 1,04 mg/l, pada siang hari rata-rata sebesar 1,86 mg/l, pada sore hari rata-rata sebesar 1,61 mg/l, dan pada malam hari sebesar 1,59 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas perairan Bama terpolusi berat, karena memiliki nilai DO di bawah batas minimum 2 ppm. Namun pada siang hari, angka DO di atas 2 ppm menunjukkan terpolusi sedang. Hal tersebut disebabkan oleh phytoplankton sebagai plankton yang dapat melakukan fotosintesis tidak banyak. Jumlah phytoplankton yang melakukan fotosintesis rendah, sehingga produksi oksigen sebagai produk dari proses fotosintesis menurun dan ditunjukkan dengan nilai DO yang rendah.

b. CO2Karbondioksida dalam perairan merupakan hasil dari pernapasan ikan dan plankton yang terdapat dalam air. Sebagai perbandingan, jika dalam sebuah perairan nilai CO2-nya tinggi, maka perairan tersebut memiliki sedikit kandungan oksigen terlarut dan pH yang tinggi. Hal itu disebabkan terdapat banyak organisme dalam perairan tersebut yang mengambil oksigen untuk bernapas dan melepaskan karbondioksida, tingginya karbondioksida dalam air menyebabkan suasana basa sehingga pH cenderung tinggi. Karbondioksida bebas ditentukan berdasarkan teori bahwa hanya ada karbondioksida bebas pada air dengan pH di bawah 7. Air sampel dari perairan diberi 10 tetes indikator phenolphthalein dan dititrasi hingga muncul warna merah muda. Jumlah Na2CO3 yang digunakan dalam titrasi menunjukkan jumlah karbondioksida bebas dalam sampel. Jika setelah titrasi warna air sampel berubah menjadi merah muda maka pH dalam air dibawah 7. Karbondioksida bebas sejumlah 10 mg/l masih dapat ditolerir oleh organisme dalam perairan. Karbondioksida bebas sebagai gas hasil pernapasan merupakan faktor penting dalam perairan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi nilai karbondioksida bebas dalam perairan antara lain adalah materi organik yang terdapat dalam perairan, agilasi, pH, dan aktivitas fotosintesis (Nugraha, 2010). Kenaikan dari jumlah CO2 biasanya diikuti oleh penurunan nilai O2, sehingga walaupun nilai jumlah CO2 belum mencapai nilai yang mematikan, biasanya organisme terlebih dahulu mati karena kekurangan oksigen. Nilai karbondioksida yang dapat ditolerir oleh ikan tidak lebih dari 12 ppm, dengan nilai DO 2 ppm (Asmawi, 1983). Pada perairan Bama nilai CO2 pada pagi hari ialah 35,33 mg/l, nilai konsentrasi yang tidak dapat ditolerir oleh ikan. Tingginya nilai karbondioksida itu sesuai dengan rendahnya nilai oksigen terlarut dalam perairan yang kurang dari 2 ppm. Pada siang hari, nilai CO2 menurun menjadi 15,58 mg/l, namun menurunnya nilai karbondioksida ini diimbangi oleh naiknya oksigen terlarut dalam perairan. Pada sore hari, nilai CO2mg/l meningkat menjadi 19,06 mg/l. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh pasangnya air laut dan angin darat yang membawa sampah organik dari tengah laut ke arah pantai. Pada malam hari, nilai karbondioksida sebesar 21,60 mg/l, hal ini dikarenakan pada malam hari tidak ada cahaya matahari yang dapat digunakan untuk berfotosintesis sehingga proses fotosintesis tidak terjadi. Karbondioksida hasil dari pernapasan mahluk hidup menumpuk dan oksigen terlarut semakin habis digunakan oleh organisme. Data menunjukkan pada pagi hari konsentrasi karbondioksida tertinggi. Pada pagi hari, phytoplankton melakukan fotosintesis secara maksimal sehingga dihasilkan CO2 dalam kadar yang banyak. Nilai konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme perairan.c. BODBOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan limbah dalam air selama 5 hari. Nilai BOD mewakili jumlah bahan organik di dalam air. Semakin besar BOD, semakin besar sampah organik dan semakin kecil nilai oksigen terlarut karena BOD adalah perbandingan terbalik dengan DO. Pengambilan nilai BOD dianggap sebagai prosedur oksidasi dimana organisme hidup bertindak sebagai media untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2 dan H2O. Reaksi oksidasi selama BOD adalah hasil dari aktivitas biologis yang berlangsung dan sangat dipengaruhi oleh ukuran populasi dan suhu. Secara teoritis, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses oksidasi sehingga bahan organik terurai menjadi CO2 dan H2O adalah tidak terbatas. Dalam praktik di laboratorium, biasanya akan dilakukan selama 5 hari dengan asumsi waktu reaksi sudah mewakili persentase yang cukup besar dari nilai BOD total. Nilai BOD selama lima hari adalah bagian dari nilai BOD total dan mencakup sekitar 70-80% dari nilai BOD total (Sawyer & MC Carty, 1978). Penentuan waktu inkubasi 5 hari, dapat mengurangi kemungkinan oksidasi amonia (NH3) yang cukup tinggi. Seperti kita ketahui bahwa amonia dapat dioksidasi menjadi nitrit dan nitrat, yang dapat mempengaruhi hasil BOD. Tabel Parameter Kualitas Air berdasarkan Nilai BODKondisi AirBOD

Sangat BersihBersihCukup BersihKurang BersihKotor1 ppm2 ppm3 ppm4 ppm5 ppm

Nilai BOD perairan Bama pada pagi hari adalah 2,69 mg/l, pada siang hari rata-rata 2,66 mg/l, pada sore hari rata-rata 1,98 mg/l, dan pada malam hari 1,48 mg/l. Keempat nilai tersebut cukup rendah, menandakan perairan bersih sehingga oksigen yang dibutuhkan jasad renik untuk menguraikan sampah organik cukup rendah karena sedikitnya sampah organik yang terdapat dalam perairan.d. pH Dalam praktikum kami juga mengukur kualitas air berdasarkan nilai pH dari perairan Pantai Bama. pH atau eksponen dari hidrogen adalah derajat keasaman dari sebuah larutan. Biasanya air di lingkungan memiliki pH antara 6.5 sampai 8. Sampel air dari perairan Bama menunjukkan pH pada pagi, siang, sore, dan malam hari berturut-turut ialah 6,82; 7,53; 7,53; dan 7,16. Hal ini menunjukkan bahwa perairan Bama tidak terlalu berbahaya bagi mahluk hidup di perairan namun mungkin berpengaruh pada reproduksi ikan.e. SuhuAir pada lingkungan memiliki suhu yang sesuai secara spesifik dengan lingkungan. Perairan Bama terletak di dataran rendah dan memiliki suhu yang tergolong tinggi dengan sinar matahari yang melimpah sehingga suhu perairan Bama yang tinggi merupakan hal yang normal. Tetapi semakin tinggi suhu dari perairan, zat semakin mudah terlarut namun gas semakin sulit terlarut sehingga semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai DO. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya suhu perairan Bama dengan rendahnya nilai DO. Hal ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa DO pada perairan Bama rendah.f. SalinitasSalinitas dapat mempengaruhi kualitas suatu perairan karena mempengaruhi nilai parameter lainnya. Salinitas yang tinggi menyebabkan karbondioksida sukar untuk terlarut sehingga semakin tinggi salinitas maka semakin rendah konsentrasi karbondioksida dalam air. Semakin ke ujung nilai salinitas semakin tinggi sementara nilai konsentrasi karbondioksida semakin rendah. Namun kadar karbondioksida tidak hanya bergantung pada salinitas, sehingga pada malam hari meskipun salinitas cukup tinggi jika dibandingkan pada siang atau pagi hari, kadar karbondioksida tetap tinggi.g. Kecepatan ArusKecepatan arus pada perairan Pantai Bama tergolong rendah. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain aliran arus dan arah angin. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kecepatan arus di suatu perairan tergolong rendah, sedang, atau tinggi.h. KecerahanKecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan sachi disk. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi, dan ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa kecerahan di perairan Pantai Bama tergolong baik, karena cahaya matahari masih dapat menembus hingga kedalaman lebih dari 1 meter.i. Padatan TerlarutPadatan terlarut dapat mempengaruhi tingkat kecerahan suatu perairan. Semakin tinggi nilai padatan terlarut maka semakin rendah tingkat kecerahan suatu perairan, sebaliknya semakin rendah nilai padatan terlarut maka semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan. Dalam hal ini nilai padatan terlarut perairan Pantai Bama tergolong rendah, hal tersebut berpengaruh pada tingkat kecerahan di perairan Pantai Bama yakni tingkat kecerahannya tergolong baik.j. Plankton Berdasarkan analisis data di atas maka didapatkan indeks keanekaragaman plankton di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran berkisar antara 2,842 sampai 3,257. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman plankton dalam keadaan sedang atau kestabilan komunitas dalam kondisi yang sedang. Semakin tinggi nilai indeks keanekaragaman plankton menunjukkan bahwa lingkungan lebih stabil, dikarenakan keanekaragaman yang lebih tinggi jaring-jaring makanannya lebih kompleks. Sementara itu, jika jaring-jaring makanan pada suatu ekosistem semakin kompleks menjadi pertanda makin stabilnya kondisi lingkungan ataupun ekosistem tersebut.Indeks keseragaman plankton berkisar antara 0,294 sampai 0,324. Hal ini menunjukkan bahwa keseragaman dalam kondisi rendah. Kondisi tersebut berarti mengindikasikan bahwa dalam ekosistem Pantai Bama ada kecenderungan dominasi jenis yang disebabkan karena ketidakstabilan faktor-faktor lingkungan dan populasi. Semakin tinggi nilai keseragaman maka dapat disimpulkan bahwa ekosistem dalam kondisi baik, dimana penyebaran individu tiap jenis relatif seragam (Krebs, 1989).Indeks dominasi plankton berkisar antara 0,088 sampai 0,244 yang menunjukkan bahwa tidak ada jenis yang mendominasi karena nilainya semakin mendekati 0 (Odum, 1971). Dari hasil kisaran nilai indeks dominasi dapat disimpulkan bahwa perairan Pantai Bama, Taman Nasional Baluran tingkat dominasi dalam kondisi yang rendah. Dominasi rendah tersebut mengindikasikan bahwa tidak terdapat jenis yang secara ekstrim mendominasi jenis lainnya serta di dukung oleh kondisi ekosistem yang cukup stabil sehingga tidak terjadi tekanan ekologis terhadap biota di lingkungan tersebut.Populasi fitoplankton lebih banyak bila dibandingkan dengan zooplankton. Hal ini karena peran fitoplankton di ekosistem perairan sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai makanan yang mampu mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan matahari dan senyawa kimia. Fitoplankton adalah organisme tingkat pertama atau produsen dalam rantai makanan. Organisme ini menjadi makanan konsumen tingkat berikutnya seperti Zooplankton dan ikan. Selain itu perbedaan jumlah fitoplankton dan zooplankton juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah keberadaan cahaya dan nutrien. Populasi fitoplankton paling banyak adalah pada siang hari. Hal ini dikarenakan fitoplankton akan berada lebih ke permukaan karena intensitas cahaya yang tinggi untuk melangsungkan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Fitoplankton yang memiliki klorofil berkedudukan sebagai produsen primer. Dengan bantuan klorofil dan pigmen lainnya, fitoplankton dapat menyerap energi yang dipancarkan matahari untuk melakukan fotosintesis. Karena untuk melakukan fotosintesis sangat diperlukan cahaya, maka fitoplankton hanya dijumpai pada bagian perairan yang ditembus sinar matahari dengan panjang gelombang 0,4 0,8 mikron (Sachlan, 1982).Zooplankton mengalami penurunan papulasi pada saat siang hari karena saat siang hari zooplankton berada jauh di bawah permukaan laut seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya matahari. Zooplankton bermigrasi ke dasar laut. Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang hari, zooplankton bergerak lebih kedalam menjauhi permukaan laut kemudian mempertahankan posisinya pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Sehingga jumlah jenis dan kepadatan dari zooplankton umumnya lebih rendah daripada fitoplankton. Pada saat malam hari populasi zooplankton meningkat, hal ini disebabkan karena intensitas matahari yang mulai menurun dan naiknya zooplankton menuju ke permukaan air laut seiring dengan tenggelamnya matahari. zooplankton beraktivitas pada malam hari, kemudian menjelang datangnya cahaya, zooplankton bergerak ke dalam. Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang hari, zooplankton bergerak lebih kedalam menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian mempertahankan posisinya pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu.Suhu air memiliki peranan penting dalam menentukan kecepatan laju metabolisme dan respirasi biota air serta proses metabolisme ekosistem perairan. Suhu air akan berubah-ubah sesuai dengan iklim dan musim, hal tersebut berpengaruh pada proses pertukaran zat atau metabolisme mahkluk hidup, juga mempengaruhi kadar O2 yang terlarut dalam air. Suhu di perairan bama berkisar antara 28,50o sampai 34,17o C. Suhu terendah ada pada pagi hari sedangkan suhu tertinggi ada pada siang hari. Menurut Kep.MNLH No. 51 Tahun 2004 baku mutu suhu air laut sebesar 28o sampai 30o C yang mampu mendukung kelangsungan hidup biota, hal itulah yang mengindikasikan keanekaragaman plankton di pantai Bama dalam kondisi sedang.Rentangan salinitas yang cocok untuk organisme-organisme seperti fitoplankton tidak boleh terlalu keras, yaitu sekitar 25 34 . Dalam artian perubahannya tidak terlalu drastis, karena bila terjadi penurunan salinitas yang melewati batas toleransi maka organisme yang berada pada daerah itu akan mati (Nybaken, 1988). Salinitas di perairan pantai Bama berkisar antara 3,55 sampai 4% yang berarti setara dengan 35,5 sampai 40. Rentang salinitas tersebut kurang cocok untuk kelangsungan hidup organisme seperti fitoplankton, hal itu menjadi faktor yang mengindikasikan keanekaragaman plankton dalam kondisi sedang. Menurut Nybaken (1988) perubahan salinias air laut dipengaruhi oleh curah hujan saat air surut dan evaporasi saat air surut.Kadar pH perairan Pantai Bama adalah 6,82 sampai 7,53. Menurut Sastrawijaya (1991) air yang mempunyai pH 6,7 8,6 mendukung populasi organisme dalam air. Hal tersebut sesuai dengan rentang yang mendukung organisme dapat hidup. Namun, pH yang ideal pada perairan untuk fitoplankton yaitu antara 7,5 8,5 karena kondisi air yang sedikit basa lebih cepat mendorong proses pembongkaran bahan organik menjadi mineral seperti nitrat dan fosfat yang merupakan makanan bagi fitoplankton.Berdasarkan perhitungan nilai DO di perairan Pantai Bama berkisar antara 1,04 sampai 1,86 ppm. Nilai DO terendah adalah di pagi hari sedangkan tertinggi berada pada siang hari. Nilai ini kurang memenuhi standar baku mutu air laut untuk DO yang nilainya di atas 5 ppm. Namun selebihnya bergantung pada ketahanan organisme tersebut karena kelangsungan hidup organisme di laut tidak hanya bergantung pada nilai DO saja. Untuk nilai CO2 berkisar antara 15,58 sampai 35,33 mg/l. Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung CO2 bebas < 5 mg/l. Kadar CO2 bebas sebesar 10 mg/l, masih dapat ditorerir oleh organisme akuatik asal disertai dengan kadar O2 yang cukup. Sebagian besar organisme akuatik masih dapat bertahan hidup hingga karbondioksida bebas mencapai 60 mg/l. Sesuai dengan pernyataan Boyd (1979) bahwa populasi dan komunitas plankton dalam komunitas perairan dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia, dan biologi, diantaranya suhu, salinitas, dan ketersediaan bahan organik.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanBerdasarkan hasil, analisis, dan pembahasan data dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor fisika dan kimia tergolong kurang baik bagi organisme di perairan tersebut.

B. SaranSebaiknya air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran tidak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kegiatan, seperti kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, sumber mineral, terutama untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan tingkat kualitas air di perairan Pantai Bama Taman Nasional Baluran berdasarkan faktor kimia dan fisika tergolong tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, 1995.Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburn University. Alabama

Cholik. dkk, 1991.Pengelolaan Air Kolam. Jakarta: Direktorat Jendral Perikanan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Lagler, 1997.Ichtiologi.The Study Of Fishery.John and Sons.Ins.New York.

Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 mengenai Standar Baku Air Minum.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.

LAMPIRAN

Analisis Plankton Padatan Terlarut

Hasil saringan dituang ke botol vial 15 mlBotol diisi dengan air laut hingga penuh

Pengukuran Suhu

Menentukan besar suhunyaTermometer dicelupkan sebagian ke air laut

Uji DO

Sampel air laut yang akan di ujiBotol winkler terang diisi air laut hingga penuh

Ditetesi dengan larutan KOH-KITerbentuk endapanDitatesi dengan larutan MnSO4

Uji BOD

Ditetesi dengan larutan MnSO4Ditetesi dengan larutan KOH-KISampel air laut yang diberi metylen blue

Tutup botol dan bolak-balikkan botol hingga endapan larutTiap sampel air lalu ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat

Dipindahkan ke erlenmeyer 100 mlWarna sampel air menjadi coklat tua dan tidak terdapat endapan

Dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3Ditetesi larutan amilum 1%Dititrasi dengan larutan Na2S2O3

53