33
Epi Nurafni, S. Ked Pembimbing: dr. Andri Sudjatmoko, SpKJ Kepaniteraan Klinik Psikiatri FKIK UNIB / RSKJ Soeprapto Bengkulu 2015 Pengantar Psikiatri Klinis

Kuliah 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhgfghkjjjk

Citation preview

Page 1: Kuliah 3

Epi Nurafni, S. KedPembimbing: dr. Andri Sudjatmoko, SpKJ

Kepaniteraan Klinik PsikiatriFKIK UNIB / RSKJ Soeprapto

Bengkulu 2015

PengantarPsikiatri Klinis

Page 2: Kuliah 3

Kedudukan Ilmu Psikiatri

Dalam Kedokteran

Page 3: Kuliah 3

Psikiatri atau Ilmu Kedokteran Jiwa adalah cabang

spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari

patogenesis, diagnosis, terapi, rehabilitasi,

pencegahan gangguan jiwa, dan peningkatan

kesehatan jiwa

Psikiatri atau Ilmu Kedokteran Jiwa adalah cabang

spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari

patogenesis, diagnosis, terapi, rehabilitasi,

pencegahan gangguan jiwa, dan peningkatan

kesehatan jiwa

Peran Psikiatri dalam kedokteran umum

Page 4: Kuliah 3

• Memahami arti ilmu psikiatri di bidang kesehatan

• Memahami peran ilmu psikiatri dalam kondisi

medik

• Memahami ilmu psikiatri dalam terapi/ prevensi

• Mampu melakukan pemeriksaan, diagnosis dan

terapi dalam taraf tertentu

• Mampu menentukan rujukan

• Memahami arti ilmu psikiatri di bidang kesehatan

• Memahami peran ilmu psikiatri dalam kondisi

medik

• Memahami ilmu psikiatri dalam terapi/ prevensi

• Mampu melakukan pemeriksaan, diagnosis dan

terapi dalam taraf tertentu

• Mampu menentukan rujukan

Tujuan Pendidikan Psikiatri dalam Pendidikan Kedokteran

Page 5: Kuliah 3

Konsep Dasar Psikiatri Klinis

Page 6: Kuliah 3

Adi, laki-laki,48 tahun, seorang pengusaha yang cukup suksessejak tiga tahun yang lalu mengalami kegagalan dalam usahanya

hingga mengalami kebangkrutan. Istrinya tampak mulai sering mengeluh, melecehkan dan sering mengancam minta cerai, dan akhirnya meninggalkannya satu tahun kemudian.

Menurut Adi, ia selalu berusaha optimis, namun ia merasakan nyeri di dadanya, terasa seperti ada yang menindih, dan ia sering mengalami nafas yang pendek.

Ia kemudian pergi ke dokter untuk mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya. Dokter mengatakan bahwa jantungnya agak lemah. Hal itu sangat memukulnya hingga ia tidak lagi dapat berpikir optimistis. Pada beberapa bulan terakhir ia lebih suka menyendiri dan kadang terlintas ide untuk bunuh diri.

Organisme, tubuh, dan jiwa : Contoh Kasus

Page 7: Kuliah 3

Berubahnya fungsi organ dapat disebabkan faktor organik, psikologik, atau gabungan keduanya

Peristiwa yang menggoncangkan emosi dapat mencetuskan gangguan fungsi atau penyakit pada tubuh

Respons emosional biasanya disertai perubahan fisiologik tertentu (mual, dll)

Respons fisik dapat berkepanjangan penyakit jasmani dan jiwa

Penjelasan

Sikap, perilaku, perkataan dokter:

berperan penting dalam perbaikan dan memburuknya kondisi pasien

Sikap, perilaku, perkataan dokter:

berperan penting dalam perbaikan dan memburuknya kondisi pasien

Page 8: Kuliah 3

• Sebagian besar orang dg kelainan emosional primer, tidak selalu mengungkapkan (penyakitnya berwujud keluhan jasmaniah, tubuhnya terasa sakit hanya dapat diketahui oleh dokter yang fasih, yang melihat konflik dan kegentingan emosional merupakan dasarnya)

• Sebaliknya, pasien dengan kelainan organ fungsi psikologiknya dapat terganggu

Hubungan jiwa dan fungsi tubuh

Page 9: Kuliah 3

Rangsangan Stress dan Konflik

StresStres Mekanisme adaptasiMekanisme adaptasi

HomeostasisHomeostasis

BerhasilBerhasilTak berhasilTak berhasil

Gangguan

Ketidak-seimbanganKetidak-seimbangan

NeurotransmitterSistem otonomSistem endokrinSistem imun

Page 10: Kuliah 3

Rangsangan Stress dan Konflik

StresStresMekanisme adaptasiMekanisme adaptasi

HomeostasisHomeostasis

BerhasilBerhasilTak berhasilTak berhasil

Gangguan

Ketidak-seimbanganKetidak-seimbangan

NeurotransmitterSistem otonomSistem endokrinSistem imun

PsikoterapiPsikoterapi

PsikoterapiPsikoterapi

Page 11: Kuliah 3

Pengembangan Kepribadian

Page 12: Kuliah 3

Teori Perkembangan Kepribadian

Teori perkembangan psikoseksual (Freud) Teori perkembangan psikososial (Erikson)

• Menurut Freud, manusia memiliki empat instink dasar yaitu:– Instink vital/ hidup (lapar, haus, bernafas, bersatu dgn

orang lain)– Instink seksual (libido)– Instink agresi (menghancurkan dgn otot skeletal)– Instink mati

Page 13: Kuliah 3

Struktur Kepribadian Freud

Menurut Sigmund Freud, kepribadian

terdiri dari tiga elemen.

Ketiga unsur kepribadian itu dikenal

sebagai id, ego dan superego yang

bekerja sama untuk menciptakan perilaku

manusia yang kompleks.

Page 14: Kuliah 3

ID Id adalah satu-satunya komponen kepribadian

yang hadir sejak lahir.

Merupakan tempat dorongan instink utama dan berada di bawah p’awasan proses primer

Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.

Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.

pleasure principle Tanpa reality principle

Page 15: Kuliah 3

Ego Ego adalah komponen

kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas.

Menghindari nyeri/ketidaksenangan dgn melawan naluri apabila tidak sesuai realitas

Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai.

Page 16: Kuliah 3

SUPER EGO Superego adalah aspek

kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat mana yang dirasa benar dan salah.

Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, membimbing perilaku dari dalam

Page 17: Kuliah 3

Mekanisme pertahanan ego Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang

bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1) tidak disadari dan (2)menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan.

Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah

Page 18: Kuliah 3

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN (FREUD)

Page 19: Kuliah 3

Usia Tahap Gangguan Lahir- 1 tahun Oral Rakus, posesif, verbal agressiveness, merokok,

minum alkohol, menggigit kuku

2-3 tahun Anal Extreme cleanliness, takut dimarahi,berantakan

3-4 tahun Phallic Inappropiate sex roles

4-5 tahun Oedipal stage competitiveness

5-11 tahun Latency

11-14 tahun Puberty /genital

Page 20: Kuliah 3

Erickson

• Dasar: psikoanalisis, ditambah unsur-unsur psikososial dalam konsepnya.

• Unsur-unsur psikososial (nurture/lingkungan) ini dianggap sama pentingnya dengan unsur-unsur intrapsikik dan bawaan yang terhimpun dalam individu (nature/biologi).

Perkembangan Psikososial

Page 21: Kuliah 3

Teori Perkembangan psikososial (Erik H Erikson)• Menggunakan prinsip epigenetik:

– bahwa semua yang berkembang mempunyai rancangan / pola dasar yang sudah ada sebelumnya;

– dari rancangan dasar itu akan berkembang berbagai fungsi menurut waktunya sendiri-sendiri sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya, hingga mencapai suatu kesatuan fungsional yang menyeluruh (a functioning whole).

• Titik-titik kritis (developmental crisis): perkembangan itu menuntut adanya perubahan-perubahan dalam kualitas fungsi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan yang semakin kompleks.

Page 22: Kuliah 3

Teori Erikson

• Fase perkembangan terdiri atas delapan fase, (dari bayi sampai tua)

• Urutan fase-fase itu telah terpola sebelumnya (predetermined)

• Masing-masing fase diberi nama sesuai fungsi yang dominan yang harus dicapai, terkait dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan fase itu

Page 23: Kuliah 3

Fase perkembangan psikososial

Page 24: Kuliah 3

Trust vs Mistrust (kepercayaan vs ketidakpercayaan) usia 1-2th

Kepercayaan dasar yg paling awal terbentuk selama tahap sensorik-oral dan ditunjukan bayi lewat kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman, dan membuang kotoran dengan santai

Page 25: Kuliah 3

Autonomy vs Shame, Doubt (otonomi vs rasa malu dan keragu-raguan) usia 2-4th

Otonomi bagi usia ini bukan berarti bahwa mereka dapat mengambil inisiatif sendiri dan mampu melakukan semuanya sendiri, namun lebih kepada kemampuan menunjukkan keinginannya sendiri, menolak sesuatu yang tidak dikehendaki, dan mencoba sesuatu yang diinginkan .

Page 26: Kuliah 3

Inisiative vs Guilt (prakarsa vs rasa bersalah) usia 3-5th

Selama tahap ini anak-anak yang berkembang secara sehat akan belajar : Berimajinasi untuk memperluas keterampilannya termasuk

dalam bermain Bekerja sama dengan orang lain Memimpin dan dipimpin

Anak-anak yang kurang dapat berkembang secara sehat akan mengalami : Ketakutan Kurang dapat bergabung dalam kelompok Lebih tergantung pada orang dewasa Terhambat perkembangan imajinasi dan perilaku

bermainnya

Page 27: Kuliah 3

Industry vs Inferiority (tekun vs rasa rendah diri) usia 6-12th

Pada tahap ini anak-anak mempelajari keterampilan yang lebih formal, seperti :Berhubungan dengan teman

sebaya berdasar pada aturan-aturan terterntu

Berkembang dari pola bermain yang bebas menuju permainan yang menggunakan aturan dan memerlukan kerja sama kelompok dan

Menguasai materi pelajaran sosial, membaca dan matematika .

Page 28: Kuliah 3

Identity and Repudiation vs Identity Diffusion (identitas vs kekaburan identitas) usia 13- 20th

ketika individu berhasil melalui masa remaja awal, kematangan diri tercapai.

Pada kondisi ini, individu mencapai keyakinan dirinya. Remaja mencoba mencari model ( seseorang yang dapat dijadikan contoh ) dan secara bertahap mengembangkan nilai-nilai ideal bagi kehidupannya .

Page 29: Kuliah 3

• Intimacy and Solidarity vs Isolation (keintiman dan solidaritas vs isolasi) usia dewasa awal

Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial  yang mengarah kepada ikatan perkawinan atau hubungan persahabatan yang erat dan bertahan dalam waktu yang panjang

Page 30: Kuliah 3

• Generativity vs Self-absorption (kebangkkitan vs kemandegan)

Individu di tuntut mampu menempatkan peran dirinya secara tepat, baik dalam kerangka perkawinan dan pengasuhan anak, maupun dalam dunia kerja agar lebih kreatif dan produktif, dan juga dalam peran di lingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan kemasyarakatan .

Page 31: Kuliah 3

• Integrity vs Despair (integritas vs kekecewaan)

Apabila tujuh tahap sebelumnya dapat dilalui dengan berhasil oleh individu maka individu akan mencapai penilaian tertinggi : integritas.

Page 32: Kuliah 3

1. Sadock JB, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of psychiatry: Behavioral sciences/clinical psychiatry; 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williamms & Wilkins; 2007

2. Maramis WF. Catatan Ilmu Psikiatri. UNAIR; 19893. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri,

edisi pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 20104. Lubis DB. Pengantar Psikiatri Klinik. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI; 1989

Pustaka

Page 33: Kuliah 3