Upload
dian-apriyani
View
256
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
haha
Citation preview
6/25/2013
1
SULFONAMID
KULIAH KFA
AZO
PENDAHULUAN
• Rumus umum molekul sulfonamid :
– gugus amin dan gugus sulfonamid satu sama lain
berada pada posisi para
– R1 dan R2 merupakan atom hidrogen
– R3 gugus yang berbeda
Sulfonamid
• spektrum antibakteri luas, meskipun kurang
kuat dibanding dgn gol antibiotik lain
• umumnya hanya bersifat bakteriostatik, akan
tetapi dpt bersifat bakterisid jika pada urin
terdapat dalam dosis tinggi
• penggunaan sudah sangat berkurang akibat
meningkatnya resistensi, akan tetapi masih
banyak digunakan dalam bidang peternakan
Metode analisis Sulfonamid
• Metode analisis dilakukan berdasarkan pada :
– gugus amin aromatis primer atau
– hidrogen asam dalam strukturnya
Pengertian klasifikasi dan struktur
amina
6/25/2013
2
Macam-macam metode analisis
sulfonamid
• Reaksi Diazotasi �gugus amin aromatis
primer
• Metode brominasi atau iodasi � inti benzen
pada sulfonamid
• Titrasi dengan basa (lebih baik jika dalam
pelarut bukan air) � hidrogen asam
• Metode argentometri � sulfonamid
membentuk garam perak yang tidak larut
• Metode kolorimetri � gugus amin aromatis
primer dapat diazotasi dan dikopling dengan
naftil etilen diamin sehingga akan
menghasilkan senyawa yang berwarna
Rumus bangun dan berat molekul berbagai sulfonamid
Metode penetapan kadar
Metode DIAZOTASI
• Amin aromatis primer, sekunder dan tersier
bereaksi dengan asam nitrit membentuk
senyawa yang berbeda-beda
• Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis
primer dengan asam nitrit (yang berasal dari
natrium nitrit dalam suasana asam) untuk
membentuk garam diazonium
NaNO2 + HCl � HNO2 + NaCl
• Reaksi diazotasi amin aromatis primer,
sekunder dan tersier
– NaNO2 + HCl � HNO2 + NaCl
6/25/2013
3
• Asam nitrit juga bereaksi dengan amin alifatis
primer dan sekunder.
• Pada amin alifatis primer, reaksi diazotasi akan
menghasilkan garam diazonium yang tidak
stabil dan segera terurai membentuk gas
nitrogen
– merupakan dasar dari metode Van Slyke untuk
mengukur kadar amin alifatik primer dgn
mengukur kadar gas nitrogen yang terbentuk
• Senyawa amin alifatik tersier tidak bereaksi
dengan asam nitrit
• Metode diazotasi ini dapat digunakan
terhadap semua sulfonamid dan senyawa lain
yang mempunyai gugus amin aromatis primer
bebas, atau yang pada proses hidrolisis atau
reduksi mampu menghasilkan amin aromatis
primer
• Reaksi diazotasi yang berjalan lambat, dapat
dipercepat dengan penambahan natrium atau
kalium bromida sebagai katalisator
• Proses analisa kuantitatif dilakukan dengan
cara melarutkan sampel dalam asam mineral
berlebih (biasanya asam klorida), kemudian
dititrasi dengan baku natrium nitrit. Titik akhir
dapat diamati dengan :
– bantuan indikator luar berupa pasta kanji-iodida;
atau dengan
– bantuan indikator luar berupa campuran tropeolin
00 dan metilen biru
– secara potensiometri
• Jika gugus aminnya tidak bebas seperti suksinil
sulfatiazol dan ftalil sulfatiazol, maka gugus asil dapat
dihidrolisa terlebih dahulu dgn asam atau basa encer
dgn menggunakan refluks � menghasilkan amina
aromatis bebas
Cara penetapan kadar sulfadiazin
• Prosedur : Timbang seksama kurang lebih 500 mg.Larutkan dalam 10 ml asam klorida pekat dan 75 ml air,jika perlu hangatkan sampai larut, dinginkan. Titrasiperlahan-lahan dengan baku natrium nitrit 0,1 N padasuhu tidak lebih dari 150C. Natrium nitrit ditambahkandengan kecepatan 4-8 ml setiap menit sampai lebihkurang 1 ml sebelum titik akhir, kemudianpenambahan lebih lambat hingga satu tetes larutansegera memberikan warna biru pada kertas kanjiiodida. Titrasi dianggap selesai jika titik akhir dapatditunjukkan lagi setelah larutan dibiarkan selema satumenit. Titik akhir dapat juga ditetapkan secarapotensiometri.
• Tiap ml natrium nitrit setara dengan 25,03 mgsulfadiazin
• Pada sulfadiazin
• hanya gugus amin aromatis primer yang
bereaksi dengan asam nitrit. Atom nitrogen
pada inti heterosiklik dan atom nitrogen pada
gugus sulfonamid tidak bereaksi dengan asam
nitrit
6/25/2013
4
• Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar
sulfadiazin di atas adalah sbb :
• Indikator kanji iodida (dalam bentuk pasta atau
kertas yang dicelupkan dalam kanji iodida)
• Reaksi yang terjadi sbb :
• ketika larutan digoreskan pada pasta atau
kertas, adanya kelebihan asam nitrit segera
akan menghasilkan warna biru.
Cara pembuatan indikator kanji-iodida
• Pasta Kanji iodida
Prosedur : larutkan 750 mg kalium iodida
dalam 5 ml air. Larutkan 2 gram seng klorida
dalam 10 ml air. Campur kedua larutan,
tambahkan 100 ml air. Panaskan larutan
hingga mendidih. Tambahkan sambil diaduk
suspensi 5 gram pati dalam 35 ml air. Didihkan
selama 2 menit, dinginkan
• Kertas kanji iodida
Prosedur : gerus 500 mg pati atau pati larut
dengan 5 ml air, dan tambahkan sambil terus
diaduk air secukupnya hingga 100 ml, didihkan
selama beberapa menit, dinginkan, saring.
Encerkan dengan larutan kalium iodida 0,4 %
volume sama, celupkan kertas yang tidak
mengkilap
• Titik akhir juga dapat diamati dengan
menggunakan potensiometri, dengan
menggunakan elektrode kalomel-platina. Pada
titik akhir, akan terjadi perubahan potensial
yang sangat tajam sekitar +0,80 V sampai
+0,9 V, sehingga hasil yang didapatkan akan
lebih teliti daripada menggunakan indikator
secara visual
Keuntungan dan kerugian metode
diazotasi
• Keuntungan :
– dapat dipakai pada hampir semua sulfonamid
– baku natrium nitrit merupakan pereaksi yang stabildan mudah dibakukan
• Kerugian :
– titrasi harus dilakukan perlahan-lahan
– metode nitrimetri ini bersifat kurang spesifik
– pada permulaan penggunaan indikator luar agak sukarmenentukan titik akhir, terkecuali jika menggunakanpotensiometri
6/25/2013
5
Metode penetapan kadar
METODE TITRASI BEBAS AIR
• Berdasarkan sifat asam (hidrogen asam) dari
gugus –SO2-NH- ; sehingga dapat dititrasi
dengan basa
• Beberapa antidiabetik oral juga dapat
ditetapkan secara asidi-alkalimetri seperti
sulfonamid karena mempunyai gugus –SO2-
NH-
• Beberapa contoh rumus bangun antidiabetik
oral
• Sebagai pelarut dapat digunakan alkohol,aseton, dimetil formamid dan butilamin;sedangkan sebagai titran dapat digunakanlarutan basa dalam air, natrium metoksidaatau basa kuartener (Titrasi sbg asam)
• Beberapa sulfonamid juga dapat dititrasisebagai basa setelah dilarutkan dalam asamasetat glasial dan dititrasi dengan asamperklorat. Titik akhir titrasi lebih baikditetapkan secara potensiometri, sebab sifatbasa dari sulfonamid terlalu lemah untukpenggunaan indikator warna (Titrasi sbg basa)
Contoh penetapan kadar sulfisoksazol :
PROSEDUR :
• lebih kurang 300 mg yang ditimbang seksama, larutkan dalam
20 ml dimetil formamid. Titrasi dengan litium metoksida 0,1 N
dgn menggunakan indikator 2 tetes biru timol atau secara
potentiometri. Tiap ml 0,1 N litium metoksida setara dengan
26,73 mg sulfisoksazol.
• Dengan menggunakan sistem bebas air, semua
sulfonamid yang mempunyai hidrogen asam dapat
dititrasi
• Sulfaguanidin tidak dapat dititrasi dengan semua
metode asidi alkalimetri (termasuk titrasi bebas air),
sebab sulfaguanidin tidak mengandung hidrogen
asam karena adanya efek mesomeri menurut reaksi :
Keuntungan dan kerugian TBA
• Keuntungan
– perubahan warna indikator pada titik akhir cukup
tajam
– dengan memilih pelarut dan indikator dapat dilakukan
penetapan kadar suatu campuran sulfonamid tanpa
pemisahan
• Kerugian
– natrium metoksida bersifat tidak stabil, harus
dibakukan ulang setiap satu atau dua hari sekali
6/25/2013
6
Metode penetapan kadar
METODE BROMOMETRI
• Brom akan mensubstitusi sulfonamid pada inti
benzen. Reaksi umumnya sbb :
• Selain pada inti benzen, inti heterosiklik juga
dapat tersubstitusi, dengan reaksi umum
sebagai berikut :
Ada dua tipe penetapan kadar bromometri :
a. sulfonamid dititrasi langsung dengan bakukalium bromat-bromida
b. sulfinamid dititrasi tidak langsung denganmenambahkan larutan bromat-bromidaberlebih, dan larutan didiamkan selamabeberapa waktu, dan kelebihan bromselanjutnya dirubah menjadi Iodium denganpenambahan kalium iodida. Iodium yang terbentuk dititrasi dengan baku natriumtiosulfat
a. Pada metode titrasi langsung, titrasi
dilakukan dengan menggunakan indikator
metil merah dan larutan dititrasi dengan
baku kalium bromat 0,1 N sampai warna
merah hilang.
Reaksi antara brom dgn sulfonamid berjalan
cukup cepat pada awal titrasi, namun akan
melambat pada akhir titrasi. Oleh karena itu
pereaksi harus ditambahkan setetes demi
setetes terutama mendekati saat akhir titrasi
• Kelebihan bromat ditunjukkan oleh warna
kuning yang timbul. Pada titrasi langsung ini,
endapan sulfonamid terbromasi akan
menyerap indikator sehingga diperlukan
kelebihan brom untuk menghilangkan warna
tersebut. Penambahan asam asetat akan
mencegah timbulnya endapan tersebut. Jika
perlu tambahkan lagi indikator pada saat
menjelang titik akhir sehingga perubahan
warna menjadi lebih jelas.
b. Pada metoda titrasi kembali (tidak langsung)
Prosedur : lebih kurang 250 mg sulfonamid yang
ditimbang seksama dilarutkan dalam asam
klorida 3 % sesedikit mungkin. Tambahkan 5
gram kalium bromida, dan tambahkan asam
klorida pekat sehingga larutan mengandung 25
% asam klorida. Tambahkan baku kalium bromat
0,1 N setetes demi setetes dari buret hingga
timbul warna kuning. Tambahkan segera 1 gram
kalium iodida, dan iodium bebas dititrasi dengan
baku tiosulfat 0,1 N dengan indikator kanji
6/25/2013
7
Keuntungan dan kerugian metode bromometri
• Kerugian :
– bersifat tidak spesifik . Senyawa fenol spt asam
salisilat dapat mengikat brom. Sama halnya juga
dengan amin aromatis, senyawa yang mempunyai
atom hidrogen yang mudah tersubstitusi, senyawa
yang tidak jenuh, serta senyawa yang mudah
teroksidasi oleh brom
• Keuntungan :
– pada metode titrasi kembali memberikan titik
akhir titrasi yang jelas
Metode penetapan kadar
METODE ARGENTOMETRI
– Beberapa sulfonamid membentuk garam perak
yang tidak larut dalam suasana basa (Sulfadiazin,
sulfamerazin, sulfametazin, sulfapiridin, sulfatiazol
dan suksinil sulfatiazol)
• Prosedur : lebih kurang 250 mg sulfonamid yang ditimbang
seksama dilarutkan sesedikit mungkin dalam NaOH 0,1 N.
Larutan dibuat sehingga berwarna biru lemah thd timolftalin,
dan encerkan dengan 50 ml air. Hilangkan warna biru tsb dgn
bbrp tetes asam sulfat 0,1 N, tambahkan 25,0 ml perak nitrat
0,1 N. Setelah didiamkan ditempat gelap, endapan disaring
dengan dua lapis kertas sarig dan cuci dengan air. Asamkan
filtrat dengan asam nitrat dan kelebihan perak nitrat dititrasi
dengan ammonium tiosianat 0,1 N dengan indikator besi(III)
ammonium sulfat.
• Tiap ml perak nitrat 0,1 N setara dengan 0,1 mmol sulfonamid
• Pada penetapan kadar sulfonamid di atas
reaksi umum yg terjadi adalah sbb :
• Metode argentometri tidak dapat digunakan
thd senyawa halogenida dan senyawa yang
membentuk endapan dengan perak nitrat
Metode penetapan kadar
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV
• Semua sulfonamid mempunyai spektra yang
hampir sama pada daerah UV karena
mempunyai gugus kromofor yang sama yaitu
p-anilin sulfonat.
• Oleh karena itu metode ini tdk bisa digunakan
pada campuran sulfonamid atau untuk
menetapkan sulfonamid yang sebagian sudah
terurai.
6/25/2013
8
• Langkah awal dengan melakukan KLT � untuk
melihat apakah akan menghasilkan satu
bercak/tidak, baru kemudian dilakukan
analisis menggunakan spektrofotometri UV
METODE SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK
(Kolorimetri)
• Metode Bratton-Marshall
– untuk senyawa dgn amin aromatis primer
termasuk didalamnya sulfonamid
– berdasarkan reaksi diazotasi yang dilanjutkan
pengkoplingan garam diazonium yang terbentuk
dengan N-(1-naftil)-etilen diamin, membentuk
warna ungu yang dapat diukur pada panjang
gelombang 545 nm
• Prosedur : Sebanyak 5,0 ml larutan yang mgd 0,10-0,25 mg sulfonamid dalam alkali 0,5 N, netralkan thdfenolftalein dengan asam klorida 0,02 N. Tambahkan5 ml asam klorida 0,5 N dan natrium nitrit 0,1 %.Diamkan larutan selama 3 menit dan kelebihan asamnitrit dihilangkan dengan menambahkan 5 ml asamsulfamat 0,5 %. Tambahkan 5 ml N-(1-naftil)-etilendiamin 0,1 % dan encerkan dengan air sampai 50,0ml. Warna berkembang sedemikian cepat danserapan dibaca dalam waktu 15 detik, sebab kalauterlalu lama akan terjadi pengendapan dari zatwarna. Pada kadar rendah, larutan dapat stabil dlmbbrp jam. Absorbansi dibaca pada panjanggelombang 545 nm dengan tebal kuvet 1 cm
• Reaksi umum yang terjadi adalah sbb :
• Selanjutnya kelebihan asam nitrit dihilangkan
dengan penambahan asam sulfamat menurut
reaksi :
• Selanjutnya garam diazonium dikopling dgn N-
(1-naftil)-etilen diamin, sehingga membentuk
senyawa yg warna