Upload
emmy
View
263
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KULTUR MIKROSPORA. PENDAHULUAN. Kultur : Budidaya Mikrospora (Wullems dan Schrauwen, 1999) serbuk sari yang masih muda, dengan struktur satu inti Kultur Mikrospora : Budidaya tumbuhan dengan mengambil bagian dari Anther(kepala putik) atau Benang sari(mikrospora) sebagai ekplan. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
KULTUR MIKROSPORA
Kultur : BudidayaMikrospora (Wullems dan Schrauwen, 1999)
serbuk sari yang masih muda, dengan struktur satu inti
Kultur Mikrospora : Budidaya tumbuhan dengan mengambil bagian dari Anther(kepala putik) atau Benang sari(mikrospora) sebagai ekplan
PENDAHULUAN
Beberapa faktor lain yang juga berpengaruh antara lain
1. kondisi tanaman donor,
2. cara isolasi mikrospora dari kepala sari,
3. suhu inkubasi
4. Medium
1) Uni-nukleat sangat awal, dicirikan oleh inti mikrospora di
tengah, dinding mikrospora sangat tipis dan tanpa vakuola.
2) Uni-nukleat awal, dicirikan oleh inti mikrospora di tengah,
dinding sudah semakin kuat dan vakuola kecil bentuk sferik.
3) Uni-nukleat tengah awal, dicirikan oleh sebgian besar inti
mikrospora di tengah sedangkan sebagian kecil inti
mikrospora di tepi, vakuola besar.
Fase Perkembangan Mikrospora
4) Uni-nukleat tengah, hampir sama dengan uninukleat
tengah awal tetapi ukuran vakuola dua kali ukuran
vakuola pada stadium sebelumnya.
5) Uni-nukleat akhir, dicirikan oleh hampir semua
mikrospora mempunyai inti di tepi, pada beberapa
jenis sudah berkembang menjadi stadium 2 inti,
vakuola besar berbentuk bulat telur.
6) Fase stadium binukleat(stadium biselular) mikrospora sudah mencapai akhir
perkembangannya sehingga dapat disebut serbuk sari.
7) inti generatif membelah secara mitosis menghasilkan 2 inti
sperma Terjadi didalam pembuluh serbuk sari
1) tingginya kontaminasi yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri
2) mikrospora yang dikultur mati dan tidak dapt bertahan hidup setelah sejumlah medium cair yang disertakan saat dikultur menjadi kering akibat penguapan
3. kesulitan untuk analisis terjadinya induksi, 4. kedua kesulitan menetapkan stadium awal
perkembangan embrioid (Reynolds, 1997)
KENDALA
TERIMA KASIH