25
STATUS PASIEN CENDRAWASIH Oleh : 1. Ronalda Budiantara, S. Ked. (0818011094) Pembimbing : dr. Woro Pramesti SpK.J

kumpulan makalah waham

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gbgggg

Citation preview

Page 1: kumpulan makalah waham

STATUS PASIEN CENDRAWASIH

Oleh :

1. Ronalda Budiantara, S. Ked. (0818011094)

Pembimbing :

dr. Woro Pramesti SpK.J

SMF ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

April 2013

Page 2: kumpulan makalah waham

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada

gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan

pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham

disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya

tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya

terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.

Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,

merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari

ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan

terhadap kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal

pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat

diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi

pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.

Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03

persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai

90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO prevalensi

gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Di

Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak

30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan

perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham seperti yang

digambarkan di atas terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas negara.

Page 3: kumpulan makalah waham

Menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, pasien gangguan berjumlah 15.720 orang, dari

jumlah tersebut penderita skizofrenia adalah sebanyak 12.021 orang (76,46%).

Pasien gangguan jiwa yang di rawat inap berjumlah 1.949 orang, sedangkan untuk

pasien rawat inap yang mengalami skizofrenia paranoid sebanyak 1.758 orang

(90,20%). Pasien rawat inap yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid

dan gangguan psikotik dengan gejala curiga berlebihan, sikap eksentrik, ketakutan,

murung, bicara sendiri, galak dan bersikap bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda

dari skizoprenia dengan prilaku waham sesuai dengan jenis waham yang

diyakininya.

Page 4: kumpulan makalah waham

BAB II

ISI

A. Pengertian

Proses berfikir meliputi proses pertimbangan ( judgment), pemahaman

(comprehension), ingatan serta penalaran ( reasoning ). Arus idea simbul atau

asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suastu masalah

atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi

pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir

dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir.

Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi

pikiran verbal diantaranya adalah waham.

Marasmis juga menekankan bahwa berbagai macam factor yang mempenngaruhi

proses pikir itu, umpamanya factor somatic ( gangguan otak, kelelahan). Factor

fsikologi (gangguan emosi, psiko, factor social, kegaduhan dan keadaan social yang

lain) yang sangat mempengaruhi ketahanan dan konsentrasi individu. Aspek proses

pikir yaitu : bentuk pikir, arus pikir dan isi pikir ditanbah dengan pertimbangan.

Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang salah

dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham sedikitnya harus

ada selama sebelum dan sistematik dan tidak bizar ( dalam bentuk fragmentasi,

respon, emosi pasien terhadap system waham biasanya kongruen dan sesuai dengan

isi waham itu. Pasien secara relative biaanya bebas dari psikopatologi diluar

Page 5: kumpulan makalah waham

wawasan system wahamnya. Awal mulanya sering terjadi pada umur dewasa ,

menengah dan lanjut.

David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh

yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan

tetap dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk

mengoreksinya. Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan beberapa

bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin akut

psikosis semakin sering di temui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan

kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan,

biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu.

Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukan ide-ide yang salah.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu

perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-

ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau

bukti-bukti yang ada.

B. Jenis-Jenis Waham

adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan

Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan

diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki

kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai

dengan kenyataan.

c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya

teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai

dengan kenyataan.

Page 6: kumpulan makalah waham

d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien

yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan

atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau

sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

f. Waham bizar

1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di

dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan

kenyataan

2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia

pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut,

diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

C. Fase-Fase Waham

1. Lack of Selfesteen

- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara

kenyataan dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh

lingkungannya.

2. Control Internal Eksternal

- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan

kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan

3. Environment support

- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa

Page 7: kumpulan makalah waham

bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien

merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran,

kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)

4. Fisik Comforting

–klien merasa nyaman dengan kebohongannya

5. Fase Improving

- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah

akan meningkat.

Respon neurobiologist

Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon

gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan

sundeen, 1998 hal 302) :

Rentang respon neurobiologis

Gangguan proses pikir/delusi/waham

Respon maladaptif maladaptif

Respon adaptif

Distorsi pikiran Pikiran logis

Persepsi akurat

Emosi konsisten dengan pengalaman

Prilaku sesuai

Berhubungan social

Ilusi

Reaksi emosi berlebihan atau kurang

Prilaku aneh

Menarik diri

Halusinasi

Sulit brespon emosi

Prilaku disorganisasi

Isolasi sosial

Page 8: kumpulan makalah waham

Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon

secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada

keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau

perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan

pikiran individu mulai menyimpang maka ia makan berespon secara maladaptif dan

ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.

Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus

mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis

dalam penelitiannya memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua

aktivita kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk

mempertahanakna intrgritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dna

membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa dipulihkan. Mekanisme koping dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan

berorientasi pad atindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntunan situasi

stress.

a. Prilaku mnyuerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan

pemenuhan kebutuhan.

b. Prilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologic

untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.

c. Prilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseoprang

mengoprasikan, menmgganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan

personal seseorang.

2. Mekanisme pertahana ego, merupakan mekanismne yang dapat membantu

mengatasi cenas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat sadar dan

melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat

merupakan respon maladaptive terhadap stress.

D. Psikopatologi Waham

Page 9: kumpulan makalah waham

Etiologi

Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa ‘hal-hal yang menyebabkan

gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang

lain, panic, menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang

lemah., kemungkinan factor herediter”.

Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam

beberapa teori yaitu :

a. Factor Predisposisi

Menurut Townsend (1998, hal 146-147) faktor predisposisi dari perubahan isi

pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai

berikut :

1. Teori Biologis

a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam

perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki

anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara

kandung, sanak saudara lain).

b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa

kelainan skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru

kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak.

Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel

pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderoita

skizoprenia.

c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin

neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala

peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-

asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.

2. Teori Psikososial

Page 10: kumpulan makalah waham

a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998)

menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu

perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri

mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan

menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan

suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu

hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara

orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan

ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa

dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi

tugas perkembangan dewasanya.

b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami

psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh

akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang

membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu

membentuk rasa percaya tehadap orang lain.

c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari

suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu

hubungan saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego

menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada

waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive

dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan sekmen

diri dalam kepribadian.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi

pikir : waham kebesaran yaitu :

1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive

termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur

perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk

Page 11: kumpulan makalah waham

dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif

menanggapi rangsangan.

2. Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang

berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya

gangguan prilaku.

3. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive

berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu,

seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau

lingkunag yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap

penampilan, stress agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian,

tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

E. Proses terjadinya waham

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego

spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan

mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi

formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan,

ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan

ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan

untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi

digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima

didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah

dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan

superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia

yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka

yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari

anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan

dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).

Page 12: kumpulan makalah waham

Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang

memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk

mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan

kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang

memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang

menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang

meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap

sesuatu.

F. Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain

dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan

dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

G. Gejala- Gejala Waham

Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:

a. Status mental

1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali

bila ada sistem waham abnormal yang jelas.

2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas

diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5)  Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas

depresi ringan.

6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali

pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan

ditemukan halusinasi dengar.

Page 13: kumpulan makalah waham

b. Sensori dan kognisi

1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki

waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2)  Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.

Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan

menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

H. Penatalaksanaan

a.    Farmakoterapi

Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan

skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)

antara lain :

1)    Anti Psikotik

Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :

a)    Chlorpromazine

Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala

emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan

supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.

b)    Trifluoperazine

Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal

: 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.

c)    Haloperidol

Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal :

3×0,5 mg sampai 3 mg.

Page 14: kumpulan makalah waham

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada

kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik

secara intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis

yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan.

Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien

minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan

terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan

hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson

Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk

menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15

mg/hari

Difehidamin

Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3) Anti Depresan

Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan

somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.

Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik.

Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas

Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan

disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia

dan ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:

Fenobarbital         : 16-320 mg/hari

Meprobamat        : 200-2400 mg/hari

Klordiazepoksida    : 15-100 mg/hari

Page 15: kumpulan makalah waham

b. Psikoterapi

Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.

Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh

mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus

membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat

perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang

kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang berlebihan dapat

meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena disadari bahwa tidak semua

kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa keasyikan

dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu

kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat

meningkatkan tes realitas.

Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan

harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata

: “Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui

setiap mis persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam

hal ini tujuannya adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya.

Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang

menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan

memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas

terpeutik dapat dilakukan.

c. Terapi Keluarga

Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu

dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli

terapi dan membantu perawatan klien.

Page 16: kumpulan makalah waham
Page 17: kumpulan makalah waham

BAB III

KESIMPULAN

waham adalah perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan

terhadap ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan

logika atau bukti-bukti yang ada.

Waham dapat dibagi atas beberapa jenis, diantaranya: waham curiga, kebesaran,

kejar, somatik, dan lain-lain.

7 situasi yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan,

untuk mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan

kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang

memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang

menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang

meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap

sesuatu.

Terapi yang dianjurkan pada pasien waham, yaitu: farmakoterapi (antipsikotik,

antiansietas, antiparkinson, antidepressan), psikoterapi, dan terapi keluarga

Page 18: kumpulan makalah waham

DAFTAR PUSTAKA

Yager J. Gitlin MJ. “Clinical Manifestations of Psychiatric”. Ed.S Sadock BJ,

Sadock VA. In Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.

7thEdition. Dalam Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2000: 797-802,

American Psychiatric Association.

Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, DSM-IV,

Published by The American Psychiatric Association, Washington DC. 1994

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, III, PPDGJ-III,

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 1993.