66
1. AZAB DAN SENGSARA minuddin adalah anak Baginda Diatas, seorang kepala kampung yang terkenal kedermawanan dan kekayaannya. Masyarakat di sekitar Sipirok amat segan dan hormat pada keluarga itu. Adapun Mariamin, yang masih punya ikatan dengan keluarga itu, kini tergolong anak miskin. Ayah Mariamin, Sutan Baringin almarhum, sebenainya termasuk keluarga bangsawan kaya. Namun, Earena" semasa hidupnya terlalu boros dan serakah, ia akhirnya jaruh miskin dan meninggal dalam keadaan demikian. A Bagi Aminuddin, kemiskinan keluarga itu tidaklah menghalanginya untuk tetap bersahabat dengan Mariamin. Keduanya memang sudah berteman -akrab sejak kecil dan terus meningkat hingga dewasa. Tanpa terasa, benih cinta kedua remaja itu pun tumbuh subur. Belakangan, mereka sepakat untuk hidup bersama, membina rumah tangga. Aminuddin pun berjanji hendak rnempersunting gadis itu jika kelak ia sudah bekerja. Janji pemuda itu akan segera dilaksanakan jika ia sudah mendapat pekerjaan di Medan. Aminuddin segera mengirim surat 1 Pengarang : Merari Siregar (13 Juni 1886-23 April 1940) Penerbit : Balai Pustaka

Makalah Kumpulan 10 Novel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kumpulan 10 Novel

1. AZAB DAN SENGSARA

minuddin adalah anak Baginda Diatas, seorang kepala kampung yang

terkenal kedermawanan dan kekayaannya. Masyarakat di sekitar Sipirok

amat segan dan hormat pada keluarga itu. Adapun Mariamin, yang masih punya

ikatan dengan keluarga itu, kini tergolong anak miskin. Ayah Mariamin, Sutan

Baringin almarhum, sebenainya termasuk keluarga bangsawan kaya. Namun,

Earena" semasa hidupnya terlalu boros dan serakah, ia akhirnya jaruh miskin dan

meninggal dalam keadaan demikian.

A

Bagi Aminuddin, kemiskinan keluarga itu tidaklah menghalanginya untuk

tetap bersahabat dengan Mariamin. Keduanya memang sudah berteman -akrab

sejak kecil dan terus meningkat hingga dewasa. Tanpa terasa, benih cinta kedua

remaja itu pun tumbuh subur. Belakangan, mereka sepakat untuk hidup bersama,

membina rumah tangga. Aminuddin pun berjanji hendak rnempersunting gadis itu

jika kelak ia sudah bekerja. Janji pemuda itu akan segera dilaksanakan jika ia

sudah mendapat pekerjaan di Medan. Aminuddin segera mengirim surat kepada

kekasihnya bahwa ia akan segera membawa Mariamin ke Medan.

Berita itu tentu saja amat menggembirakan hati Mariamin dan ibunya yang

memang selalu berharap agar kehidupannya segera berubah. Setidak-tidaknya, ia

dapat melihat putrinya hidup bahagia.

Niat Aminuddin itu disampaikan pula kepada kedua orang tuanya. Ibunya

sama sekali tidak berkeberatan. Bagaimanapun, almarhum ayah Mariamin masih

kakak kandungnya sendiri. Maka, jika putranya kelak jadi kawin dengan

Mariamin, perkawinan itu dapatlah dianggap sebagai salah satu usaha menolong

keluarga miskin itu.

1

Pengarang : Merari Siregar (13 Juni 1886-23 April 1940)Penerbit : Balai PustakaTahun : 1920; Cetakan IX, 1990

Page 2: Makalah Kumpulan 10 Novel

Namun, lain halnya pertimbangan Baginda Diatas, ayah Aminuddin.

Sebagai kepala kampung yang kaya dan disegani, ia ingin agar anaknya

beristrikan orang yang sederajat. Menurutnya, putranya lebih pantas kawin dengan

wanita dari keluarga kaya dan terhormat. Oleh karena itu, jika Aminuddin kawin

dengan Mariamin, perkawinan itu sama halnya dengan merendahkan derajat dan

maruibat dirinya. Itulah sebabnya, Baginda Diatas bermaksud menggagalkan niat

putranya.

Untuk tidak menyakiti hati istrinya, Baginda Diatas mengajaknya pergi ke

seorang dukun untuk melihat bagaimana nasib anaknya jika kawin dengan

Mariamin. Sebenarnya, itu hanya tipu daya Baginda Diatas. Oleh karena

sebelumnya, dukun itu sudah mendapat pesan tertentu, yaitu memberi ramalan

yang tidak menguntungkan rencana dan harapan Aminuddin. Mendengar

perkataan si dukun bahwa Aminuddin akan mengalamii nasib buruk jika kawin

dengan Mariamin, ibu Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima

apa yang menurut suaminya baik bagi kehidupan anaknya.

Kedua orang tua Aminuddin akhirnya meminang seorang gadis keluarga

kaya yang menurut Baginda Diatas sederajat dengan kebangsawanan dan

kekayaannya. Aminuddin yang berada di Medan, sama sekali tidak mengetahui

apa yang telah dilakukan orang tuanya. Dengan penuh harapan, ia tetap menanti

kedatangan ayahnya yang akan membawa Mariamin.

Selepas peminangan itu, ayah Aminuddin mengirim telegram kepada

anaknya bahwa calon istrinya akan segera dibawa ke Medan. la juga minta agar

Aminuddin menjemputnya di stasiun.

Betapa sukacita Aminuddin setelah membaca telegram ayahnya. la pun

segera mempersiapkan segala sesuatunya. la membayangkan pula kerinduannya

kepada Mariamin akan segera terobati.

Namun, apa yang terjadi kemudian hanyalah kekecewaan. Ternyata,

ayahnya bukan membawa pujaan hatinya, melainkan seorang gadis yang

bermarga Siregar. Sungguhpun begitu, sebagai seorang anak, ia harus patuh pada

2

Page 3: Makalah Kumpulan 10 Novel

orang tua dan adat negerinya. Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain

menerima gadis yang dibawa ayahnya. Perkawinan pun berlangsung dengan

keterpaksaan yang mendalam pada diri Aminuddin. Berat hati pula ia

mengabarkannya pada Mariamin.

Bagi Mariamin, berita itu tentu saja sangat memukul jiwanya. Harapannya

musnah sudah. la pingsan dan jatuh sakit sampai beberapa lama. Tak terlukiskan

kekecewaan hati gadis itu.

Setahun setelah peristiwa itu, atas kehendak ibunya, Mariamin terpaksa

menerima lamaran Kasibun, seorang lelaki yang sebenarnya tidak diketahui asal-

usulnya. Ibunya hanya tahu, bahwa Kasibun seorang kerani yang bekerja di

Medan. Menurut pengakuan lelaki itu, ia belum beristri. Dengan harapan dapat

mengurangi penderitaan ibu-anak itu, ibu Mariamin terpaksa menjodohkan

anaknya dengan Kasibun. Belakangan diketahui bahwa lelaki itu baru saja

menceraikan istrinya hanya karena akan mengawini Mariamin.

Kasibun kemudian membawa Mariamin ke Medan. Namun rupanya,

penderitaan wanita itu belum juga berakhir. Suaminya ternyata mengidap penyakit

berbahaya yang dapat menular bila keduanya melakukan hubungan suami-istri.

Inilah sebabnya, Mariamin selalu menghindar jika suaminya ingin berhubungan

intim dengannya. Akibatnya, pertengkaran demi pertengkaran dalam kehidupan

rumah tangga itu tak dapat dihindarkan. Hal yang dirasakan Mariamin bukan

kebahagiaan, melainkan penderitaan berkepanjangan. Tak segan-segan Kasibun

menyiksanya dengan kejam.

Dalam suasana kehidupan rumah tangga yang demikian itu, secara

kebetulan, Aminuddin datang bertandang. Sebagaimana lazimnya kedatangan

tamu, Mariamin menerimanya dengan senang hati, tanpa prasangka apa pun.

Namun, bagi Kasibun, kedatangan Aminuddin itu makin mengobarkan rasa

cemburu dan amarahnya. Tanpa belas kasihan, ia menyiksa istrinya sejadi-

jadinya.

3

Page 4: Makalah Kumpulan 10 Novel

Tak kuasa menerima perlakuan kejam Kasibun, Mariamin akhirnya

mengadu dan melaporkan tindakan suaminya kepada polisi. Polisi kemudian

memutuskan bahwa Kasibun harus membayar denda dan sekaligus memutuskan

hubungan tali perkawinan dengan Mariamin.

Janda Mariamin akhirnya terpaksa kembali ke Siprok, kampung

halamannya. Tidak lama kemudian, penderitaan yang silih berganti menimpa

wanita itu, sempurna sudah dengan kematiannya. “azab dan sengsara dunia ini

telah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jasad yang kasar itu”.

***

mumnya, para pengamat sastra Indonesia menempatkan novel Azab dan

Sengsara ini sebagai novel pertama Indonesia dalam khazanah

kesusastraan Indonesia modern. Penempatan novel ini sebagai novel pertama

lebih banyak didasarkan pada anggapan bahwa kesusastraan Indonesia modern

lahir tidak dari peran berdirinya Balai Pustaka, 1917, yang cikal bakalnya berdiri

tahun 1908. Sungguhpun sebenarnya tidak sedikit novel yang terbit sebelum Balai

Pustaka berdiri, dalam hal pemakaian bahasa Melayu sekolahan, Azab dan

Sengsara yang mengawalinya. Dalam konteks itulah novel ini menempati

kedudukan penting.

U

Tema Azab dan Sengsara sendiri yang mempermasalahkan perkawinan

dalam hubungannya dengan harkat dan martabat keluarga, bukanlah hal yang

baru. Novel-novel yang terbit di luar Balai Pustaka—yang umumnya

menggunakan bahasa Melayu rendah atau bahasa Melayu pasar juga banyak yang

bertema demikian. Novel bahasa Sunda, Baruang ka Nu Ngarora (Racun Bagi

Kaum Muda; 1914) karya D.K. Ardiwinata (1866-1947) yang diterbitkan Balai

Pustaka, juga bertema perkawinan dalam hubungan-nya dengan harkat dan

martabat keluarga. Jadi, secara tematik, novel Azab dan Sengsara, belumlah

secara tajam mempermasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan adat.

Sejauh ini, studi terhadap novel Azali dan Sengsara, baru dilakukan pada

tingkat sarjana muda, sebagaimana yang tampak dari penelitian Ahmad Tohir

4

Page 5: Makalah Kumpulan 10 Novel

(UGM, 1969), Dzukifli Salleh (FSUI, 1962), dan Yacob bin Mohamed Tara (FS

Unas, 1980).

5

Page 6: Makalah Kumpulan 10 Novel

2. SITI NUR BAYA

(Kasih Tak Sampai)

utan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal

di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk di

sekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi

dan berperilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal

seorang saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga

merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu.

S

Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga

Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik.

Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai

usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi,

keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang

menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri

akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.

Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang,

berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. la menganggap

Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa

iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. "Aku sesungguhnya

tidak senang melihat perniagaan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah

maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia

dijatuhkan," demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). la kemudian menyuruh

anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, toko-toko, dan

semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.

Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh

miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya,

6

Pengarang : Marah Rusli (7 Agustus 1889-17 Januari 1968)Penerbit : Balai PustakaTahun : 1922; Cetakan XX, 1990

Page 7: Makalah Kumpulan 10 Novel

kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa

prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan

mencelakakan Baginda Sulaiman.

Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat "Pucuk

dicinta ulam tiba", karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir

yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman

dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah

ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji.

Malang bagi Baginda Sulaiman. la tak dapat melunasi utangnya. Tentu

saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia mengancam akan

memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali

apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.

Malang bagi Baginda Sulaiman. la tak dapat melunasi utangnya. Tentu

saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia mengancam akan

memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali

apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.

Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putri tunggalnya menjadi korban

lelaki hidung belang itu walaupun sebenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka,

ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah

saja digiring polisi dan siap menjalani hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya

keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih

asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu keputusan yang kelak akan

menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.

Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu

lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak

mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke

Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit.

Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya.

7

Page 8: Makalah Kumpulan 10 Novel

Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman

masing-masing.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat

Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua

orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang merasa

tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu.

Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan.

Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke

tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari

tangga hingga menemui ajalnya.

Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri

yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian

mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti

Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi

tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang

bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.

Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta.

Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya

telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali

ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari

tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. la kemudian

menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya

berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.

Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri.

la kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.

Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke

Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri.

Beruntung, teman-nya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri.

8

Page 9: Makalah Kumpulan 10 Novel

Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri

dikabarkan telah meninggal dunia.

Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni

dengan pangkat letnan. la juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas.

Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada

kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustrasinya mendengar orang-orang

yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika

mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang

terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah

leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh

Datuk Meringgih.

Dalam pertempuran melawan pemberontak itu, Letnan Mas sempat

mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya,

termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu

tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.

Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. la terpaksa

dirawat di rumah sakit. Pada saat itulah, timbul keinginan Letnan Mas untuk

berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara "Si

anak yang hilang" dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir

hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia

Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan

Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal

beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun

meninggal dunia pada keesokan harinya.

***

ampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya

ini. sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara

tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi

Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar sosial

H

9

Page 10: Makalah Kumpulan 10 Novel

lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adat-istiadat dan

tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan

masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian

banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya.

Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari

pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17

Agustus—kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi—.

Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak

ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri.

Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah

kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks sosial dan emansipasi

wanita.

Di Malaysia, novel ini terbit pula dalam edisi bahasa Melayu. Pada tahun

1963 saja, di Malaysia itu, Sitti Nurbaya sudah mengalami cetak ulang ke-11.

Untuk pengajaran sastra di tingkat sekolah lanjutan, novel ini merupakan salah

satu novel wajib.

Tahun 1991, TVRI menyiarkan sinetron Sitti Nurbaya dengan pemeran

utamanya Novia Kolopaking (sebagai Sitti Nurbaya) dan Gusti Randa (sebagai

Samsulbahri).

10

Page 11: Makalah Kumpulan 10 Novel

3. SALAH ASUHAN

anafi adalah pemuda pribumi asal Minangkabau. Sesungguhnya, ia

termasuk orang yang sangat beruntung dapat bersekolah di Betawi sampai

tamat HBS (Hoogere Burger School). Ibunya yang sudah janda, memang berusaha

agar anaknya kelak menjadi orang pandai, melebihi sanak keluarganya yang lain.

Oleh karena itu, ia tidak segan-scgan menitipkan Hanafi pada keluarga Belanda

walaupun untuk pembiayaannya ia harus meminta bantuan mamaknya, Sutan

Batuah. Setamat HBS, Hanafi kembali ke Solok dan bekerja sebagai klerek di

kantor Asisten Residen Solok. Tak lama kemudian, ia diangkat menjadi komis

(hlm. 27).

H

Pendidikan dan pergaulan yang serba Belanda, memungkinkan Hanafi

berhubungan erat dengan Corrie Du Busse, gadis Indo-Perancis. Hanafi kini

merasa telah bebas dari kungkungan tradisi dan adat istiadat negerinya. Sikan,

pemikiran, dan cara hidupnya, juga sudah kebarat-baratan. Tidaklah heran jika

hubungannya dengan Corri ditafsirkan lain oleh Hanafi karena ia kini sudah

bukan lagi sebagai orang "inlander". oleh arena itu, ketika Corrie datang ke Solok

dalam rangka mengisi liburan sekolahnya, bukan main senangnya hati Hanafi. Ia

dapat berjumpa kembali dengan sahabat dekatnya.

Hanafi mulai merasakan tumbuhnya perasaan asmara. Sikap Corrie

terhadapnya juga dianggap sebagai "gayung bersambut kata berjawab". Maka,

betapa terkejutnya Hanafi ketika ia membaca surat dari Corrie. Corrie

mengingatkan bahwa perkawinan campuran bukan hanya tidak lazim untuk

ukuran waktu itu, tetapi juga akan mendatangkan berbagai masalah. "...Timur

tinggal Timur, Barat tinggal Barat, tak akan dapat ditimbuni jurang yang

membatasi kedua bahagian itu" (hlm. 59). Perasaan Corrie sendiri sebenarnya

mengatakan lain. Namun, mengingat dirinya yang Indo—dan dengan sendirinya

11

Pengarang : Abdul Muis (1886 - 17 Juli 1959)Penerbit : Balai PustakaTahun : 1928; Cetakan XIX, 1990

Page 12: Makalah Kumpulan 10 Novel

perilaku dan sikap hidupnya juga berpijak pada kebudayaan Barat— serta Hanafi

yang pribumi, yang tidak akan begitu saja dapat melepaskan akar budaya

leluhurnya.

Dalam surat Corrie selanjutnya, ia meminta agar Hanafi mau memutuskan

pertalian hubungannya itu (hlm. 61). Surat itu membuat Hanafi patah semangat. la

pun kemudian sakit. Ibunya berusaha menghibur agar anak satu-satunya itu, sehat

kembali. Di saat itu pula ibunya menyarankan agar Hanafi bersedia menikah

dengan Rapiah, anak mamaknya, Sutan Batuah. Ibunya menerangkan bahwa

segala biaya selama ia bersekolah di Betawi, tidak lain karena berkat uluran

tangan mamaknya, Sutan Batuah. Hanafi dapat mengerti dan ia menerima Rapiah

sebagai istrinya.

Kehidupan rumah tangga Hanafi dan Rapiah, rupanya tak berjalan

lempang. Hanafi tidak merasa bahagia, sungguhpun dari hasil perkawinannya

dengan Rapiah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki, Syafei. Lagi pula,

semua teman-temannya menjauhi dirinya. Dalam anggapan Hanafi, penyebab

semua itu tak lain adalah Rapiah. Rapiah kemudian menjadi tempat segala

kemarahan Hanafi. Walaupun diperlakukan begitu oleh Hanafi, Rapiah tetap

bersabar.

Suatu ketika, setelah mendamprat Rapiah, ia duduk termenung seorang diri

di kebun. Ibunya menghampiri anaknya dan berusaha menyadarkan kembali

kelakuan anaknya yang sudah lewat batas itu. Nanrtun, Hanafi justru

menanggapinya dengan cara cemooh. Di saat yang sama, tiba-tiba seekor anjing

gila menggigit tangan Hanafi.

Dokter segera memeriksa gigitan anjing gila pada tangan Hanafi. Dokter

menyarankan agar Hanafi berobat ke Betawi. Anjuran dokter itu sangat

menyenangkan hatinya. Sebab, bagaimanapun, kepergiannya ke Betawi itu

sekaligus memberi kesempatan kepadanya untuk bertemu kembali dengan Corrie.

Suatu peristiwa yang sangat kebetulan terjadi. Dalam suatu kecelakaan

yang dialami Corrie, Hanafi yang sedang berada di Betawi, justru menjadi

12

Page 13: Makalah Kumpulan 10 Novel

penolong Corrie. Pertemuan itu sangat menggembirakan keduanya. Corrie yang

sudah ditinggal ayahnya, mulai menyadari bahwa sebenarnya ia memerlukan

sahabat. Pertemuan itu telah membuat Hanafi mengambil suatu keputusan. Ia

bermaksud tetap tinggal di Betawi. Untuk itu, ia telah pula mengurus kepindahan

pekerjaannya. Setelah itu, ia mengurus surat persamaan hak sebagai bangsa Eropa.

Dengan demikian, terbukalah jalan untuk segera menceraikan Rapiah, sekaligus

meluruskan jalan baginya untuk mengawini Corrie.

Semua rencana Hanafi berjalar. lancar. Namun, kini justru Corrie yang

menghadapi berbagai persoalan. Tekadnya untuk menikah dengan Hanafi

mendapat antipati dari teman-teman sebangsanya. Akhirnya, dengan cara diam-

diam mereka melangsungkan pernikahan.

Sementara itu, Rapiah yang resmi dicerai lewat surat yang dikirim Hanafi,

tetap tinggal di Solok bersama anaknya, Syafei, dan ibu Hanafi.

Adapun kehidupan rumah tangga Hanafi dan Corrie tidaklah seindah yang

mereka bayangkan. Teman-teman mereka yang mengetahui perkawinan itu, mulai

menjauhi. Di satu pihak menganggap Hanafi besar kepala dan angkuh; tidak

menghargai bangsanya sendiri. Di lain pihak, ia menganggap Corrie telah

menjauhkan diri dari pergaulan dan kehidupan Barat. Jadi, keduanya tidak lagi

mempunyai status yang jelas; tidak ke Barat, tidak juga ke Timur. Inilah awal

malapetaka dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Kehidupan rumah tangga mereka kini terasa bagai bara api neraka dunia.

Corrie yang semula supel dan lincah, kini menjadi nyonya yang pendiam.

Kemudian Hanafi, kembali menjadi suami yang kasar dan bengis. Bahkan, Hanafi

selalu diliputi perasaan syak wasangka dan curiga. Lebih-lebih lagi, Corrie sering

dikunjungi Tante Lien, seorang mucikari.

Puncak bara api itu pun terjadi. Tanpa diselidiki terlebih dahulu, Hanafi

telah menuduh istrinya berbuat serong. Tentu saja, Corrie tidak mau dituduh dan

diperlakukan sekehendak hati suaminya. Maka, dengan ketetapan hati, Corrie

minta diceraikan. "Sekarang kita bercerai, buat seumur hidup.... Bagiku tidak

13

Page 14: Makalah Kumpulan 10 Novel

menjadi kependngan, karena aku tidak sudi menjadi istri lagi dan habis perkara"

(hlm. 183).

Setelah itu, Corrie meninggalkan Betawi dan berangkat ke Semarang. la

bekerja di sebuah panti asuhan.

Segala kejadian itu membuat Hanafi menyadari bahwa sebenarnya istrinya

tidak bersalah. la menyesal dan mencoba menyusul Corrie. Namun, sia-sia. Corrie

tetap pada pendiriannya.

Perasaan berdosa makin menambah beban penderitaan Hanafi. Di tambah

lagi, teman-temannya makin menjauhi. Hanafi dipandang sebagai seorang suami

yang kejam dan tidak bertanggung jawab. Dalam keadaan demikian, barulah ia

menyesal sejadi-jadinya. la juga ingat kepada ibu, istri, dan anaknya di Solok.

Akibat tekanan batin yang berkelanjutan, Hanafi jatuh sakit. Pada saat itu

datang seorang temannya yang mengatakan tentang pandangan orang

terhadapnya. Ia sadar dan menyesal., la kembali bermaksud minta maaf kepada

Corrie dan mengajaknya rujuk kembali. la pergi ke Semarang. Namun rupanya,

pertemuannya dengan Corrie di Semarang merupakan pertemuan terakhir. Corrie

terserang penyakit kolera yang kronis. Sebelum mengembuskan napasnya, Corrie

bersedia memaafkan kesalahan Hanafi. Perasaan sesal dan berdosa tetap membuat

Hanafi sangat menderita. Batinnya goncang. ia jatuh sakit kembali.

Setelah sembuh, Hanafi bermaksud pulang ke kampungnya. la ingin minta

maaf kepada ibunya dan Rapiah, istrinya. Di samping itu, ia juga ingin melihat

keadaan anaknya sekarang. la berharap agar anaknya kelak tidak mengikuti jejak

ayahnya yang sesat.

Dengan kebulatan hatinya, berangkatlah Hanafi kembali ke tanah

kelahirannya.

***

14

Page 15: Makalah Kumpulan 10 Novel

ovel pertama Abdul Muis ini, secara tematik tidak lagi memasalahkan adat

kolct yang sering sudah tidak sejalan lagi dengan kemajuan zaman,

melainkan jelas hendak mempertanyakan kawin campur antarbangsa. Dilihac dari

perkembangannya sejak Sitti Nurbaya, tampak jelas adanya pergeseran tema;

persoalannya tidak lagi kawin adat (Marah Rusli), kawin antarsuku (Adinegoro),

tetapi kawin antarbangsa. Ternyata, persoalannya tidak sederhana; ia menyangkut

perbedaan adat-istiadat, tradisi, agama, budaya, serta sikap hidup yang tidak

gampang begitu saja ditinggalkan.

N

Pada tahun 1969, novel ini memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah,

bersama tiga novel lainnya, yaitu Sitti Nurbaya, Belenggu, dan Atheis. Tahun

1972, novel ini diangkat ke layar perak oleh Asrul Sani dengan Dicky Zulkarnaen

sebagai pemeran Hanafi.

Kajian dan penelitian terhadap novel ini pernah dilakukan oleh Djajanto

Supra (FS "JI, 1969), sedangkan Pamusuk Eneste (FS UI, 1977) meneliti dalam

kaitannya dengan ekranisasi (Karya Sastra dalam Film) yang secara mendalam

membandingkannya pula jengan novel Anak Perawan di Sarong Penyamun

(1941) karya Sutan Takdir Alisjahbana, dan novel Aiheis (1949) karya Achdiat

Karta Mihardja. Peneliti lain adalah Jamil Bakar, dan kawan-kawan (Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985) yang khusus membicarakan novel

ini. Adapun Sri H. Wijayanti (FS UI, 1989), membandingkan Salah Asuhan

dengan novel Malaysia, Mencari Istri.

Menurut Liang Liji (1988), Salah Asuhan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa

Cina, dan merupakan novel terjemahan Lris di Tiongkok. Adapun menurut

Morimura Shigeru (1988), mahaguru Osaka University of Foreign Studies,

Jepang, Salah Asuhan juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

15

Page 16: Makalah Kumpulan 10 Novel

4. KATAK HENDAK JADI LEMBU

akaria adalah seorang haji yang kaya-raya. Ia mempunyai anak tunggal

bernama Suria. Sejak kecil Suria hidup berkecukupan dan selalu

dimanjakan ayahnya. Dengan didikan yang seperti itu, ia justru menjadi seorang

anak yang pongah dan sombong. Bahkan, sifat dan tabiatnya yang buruk itu

terbawa sampai masa akhir hayatnya.

Z

Haji Hasbullah, teman karib Haji Zakaria, termasuk seorang haji yang

kaya-raya pula. la pun mempunyai seorang anak gadis satu-satunya, bernama

Zubaedah (Edah). Zubaedah berparas cantik dan berbudi baik. Ayah Zubaedah

telah memilihkan calon suaminya, Raden Prawira, yang berpangkat manteri polisi.

Akan tetapi, suatu ketika Haji Zakaria datang kepada Haji Hasbullah, memohon

agar Zubaedah dinikahkan dengan Suria. Haji Hasbullah tak dapat menolak

permintaan teman karibnya itu. Maka, pernikahan Suria dan Zubaedah

dilaksanakan.

Perkawinan yang tanpa didasari rasa cinta sama cinta itu justru membaua

petaka bagi Zubaedah. Kesempatan bagi Suria adalah setelah ayahnya meninggal

dunia. la berfoya-foya dengan harta peninggalan ayahnya itu. Selama tiga tahun,

ia pun meninggalkan Zubaedah yang baru melahirkan anaknya yang pertama,

Abdulhalim.

Ketika harta ayahnya telah ludes, Suria kembali pada Zubaedah. la

mengakui bahwa perbuatannya selama ini telah salah. Pada waktu itu Suria telah

bekerja sebagai juru tulis di kantor asisten di kabupaten. Penghasilannya yang

kecil selalu tak mencukupi kebutuhan keluarganya. Maka, Abdulhalim terpaksa

dibawa kakeknya dan disekolahkan di sekolah Belanda, lalu dilanjutkan ke

sekolah bergengsi di Bandung. Sementara itu, anak Suria terus bertambah. Kedua

adik Abdulhalim bernama Saleh dan Aminah. Oleh Suria, keduanya disekolahkan

16

Pengarang : Nur Sutan Iskandar Penerbit : Balai PustakaTahun : 1935; Cetakan V, 1978

Page 17: Makalah Kumpulan 10 Novel

di HIS. Itu semua dilakukan Suria hanya karena ia ingin dipandang dan dihomati

masyarakat. Layaknya orang mengatakan "besar pasak daripada tiang". Utang

Suria semakin bertumpuk. Untuk menutupi utang-utang suami dan biaya sekolah

anak-anaknya, Zubaedah sering berkirim surat pada ayahnya, meminta agar

dikirimi uang.

Seringkali terjadi pertengkaran mulut antara Zubaedah dan Suria.

Zubaedah tak kuat lagi menahan malu kepada para penagih yang selalu datang ke

rumahnya. Namun, Suria sendiri bersikap tak acuh menghadapi kenyataan itu.

Bahkan, ia kini ingin naik pangkat ketika didengarnya ada lowongan klerek. Hal

itu ia ceritakan kepada istrinya bahwa beberapa hari yang lalu ia mengirim

permohonan untuk mengisi lowongan itu. Ia begitu yakin atasannya akan

berusaha menolongnya. "Tak usah mengeluh juga, Edah," ujarnya, "kalau sudah

keluar surat angkatan akang jadi klerk, tentu klerk kelas 1, tak perlu kita disokong

ayah dari Rasik lagi. Dengan sekejap saja kita sudah lebih dari pada manteri polisi

yang tertua dinasnya" (hlm. 89).

Utang Suria terus menggunung. Apalagi karena Suria berani mengambil

barang-barang lelangan atasannya. Maka, untuk melunasi utang-utang itu, Suria

jadi gelap mata. la "telan" uang kas di kantornya. Perbuatannya itu diketahui oleh

atasannya. Kemudian, ketika Suria dipanggil atasannya, ia bahkan mengajukan

permohonan berhenti bekerja.

Rupanya, Suria telah merencanakan sebelumnya. Dalam pikirannya,

setelah berhasil menggelapkan uang kas, ia akan membawa istri dan anak-anaknya

pindah ke rumah Abdulhalim yang kini telah bekerja dan telah pula berkeluarga.

Suria mengirim surat kepada anaknya dan mengutarakan maksudnya itu. Sebagai

seorang anak yang ingin membalas budi orang tua, Abdulhalim sama sekali tak

merasa berkeberatan dengan keinginan ayahnya. Mulai saat itu, Suria tinggal di

rumah anaknya.

Orang tua itu rupanya benar-benar tak tahu diri. la tetap bersikap seperti

tuan rumah layaknya. Adapun Abdulhalim dan menantunya dianggapnya sebagai

17

Page 18: Makalah Kumpulan 10 Novel

anak yang harus patuh pada orang tua, sekalipun Abdulhalim sebagai kepala

rumah tangga. "...Patutkah seorang menantu menghinakan mertuanya, patutkah

seorang perempuan berkata sekasar itu terhadapku, bekas manteri kabupaten?

Sudah salah ayahmu mengawinkan Abdulhalim dengan anak jaksa kepala itu.

Mengharapkan gelar dan paras saja. Coba diturutkan nasihatku dahulu:

dikawinkan Abdulhalim dengan anak wedana, yang telah jadi guru di Tasik itu,

tentu takkan begini jadinya" (hlm. 164).

Tak kuasa Zubaedah melihat tingkah laku suaminya yang sering

mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Hal itu pula yang membuat kehidupan

rumah tangga anaknya mulai sering diwarnai percekcokan. Bagi Zubaedah,

keadaan demikian sungguh membuatnya tidak enak hati. Bagaimanapun, sebagai

seorang ibu, ia ingin melihat anaknya hidup bahagia. Kebahagiaan anaknya, justru

terganggu oleh ulah Suria yang merasa bebas berbuat sekehendak hati terhadap

anaknya. la menyesalkan sikap suaminya. "Sesal Zubaedah terhadap Suria

semata-mata, dan sesal tak putus itulah yang mendatangkan penyakit kepadanya"

(hlm. 166). Tekanan batin yang mendatangkan penyakit itu pula yang

mengantarkan Zubaedah mengembuskan napasnya yang penghabisan. la

meninggal di hadapan semua kaum keluarganya.

Kematian istrinya telah membuat Suria merasa sangat malu terhadap

kelakuannya sendiri. Ia telah mengganggu ketenteraman rumah tangga anaknya. la

pula yang menyebabkan istrinya menderita hingga maut menjemputnya. Perasaan

malu yang tak tertanggungkan itu, memaksa Suria mengambil keputusan; ia pergi

entah ke mana. Pergi bersama kesombongan dan keangkuhannya. Menggelandang

membawa sifatnya yang tak juga berubah.

***

ovel Katak Hendak jadi Lembu ini, termasuk salah satu novel terbaik yang

dihasilkan Nur Sutan Iskandar. Agak mengherankap bahwa pengarang

kelahiran Sumatra Barat ini, mampu menulis novel yang begitu kuat

menghadirkan latar tempat dan latar sosial masyarakat Pasundan. Latar tempatnya

N

18

Page 19: Makalah Kumpulan 10 Novel

memang terjadi di daerah Jawa Barat. Hampir semua tempat di seputar jawa Barat

—Cirebon, Tasikmalaya, Sumedang, dan Bandung—berikut panorama alamnya

dilukiskan dengan amat meyakinkan. Begitu pula perilaku dan sikap para

bangsawan berikut sebutan-sebutan yang khas Sunda.

Dalam hal tersebut, tersirat pengarangnya hendak melakukan kritik

terhadap priayi atau bangsawan Sunda yang terlalu membanggakan

kebangsawanannya hingga tak mau bekerja keras dan lebih suka dilayani segala

sesuatunya. Hal tersebut tampak jelas dari gambaran sosok pribadi Suria. Jadi,

dalam hal ini, Nur Sutan Iskandar tidak lagi memasalahkan kawin adat, melainkan

sikap dan perilaku bangsawan Sunda yang hanyut oleh obsesi kebangsawanannya.

Studi mengenai karya Nur Sutan Iskandar, lihat ulasan pada ringkasan

Hulubalang Raja.

19

Page 20: Makalah Kumpulan 10 Novel

5. LAYAR TERKEMBANG

uti adalah putri sulung Raden Wiriaatmadja. la dikenal sebagai seorang

gadis yang berpendirian teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi

wanita. Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam, sangat berbeda

dengan adiknya, Maria. la seorang gadis yang lincah dan periang.

T

Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika mereka sedang asyik

melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu

berlanjut dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa

Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggal di

Martapura, Sumatra Selatan.

Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya

Tuti dan Maria pulang. Bagi Yusuf, pertemuan itu ternyata berkesan cukup

mendalam. la selalu teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada

gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya, wajah

Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu,

memancarkan semangat hidup yang dinamis.

Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia

bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun

kemudian dengan senang hati, menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat

mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.

Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap.

Sementara itu, Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak

sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa.

Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam Kongres Putri

Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan

20

Pengarang : S. Takdir Alisjahbana Penerbit : Balai PustakaTahun : 1937; Cetakan XVIII, 1988

Page 21: Makalah Kumpulan 10 Novel

emansipasi wanita; suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk

memajukan kaumnya.

Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura.

Sesungguhnya, ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan

alam tanah leluhurnya. Namun, ternyata, ia tak dapat meaghilangkan rasa

rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari

Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria

datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalanannya bersama Rukamah,

saudara sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf

memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke

Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan

Martapura.

Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua

sejoli itu pun lalu melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar

air terjun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada

Maria.

Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti

sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku.

Sungguhpun demikian, pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya

untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo.

Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.

Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan

sabar. Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta

jawaban Tuti perihal keinginannya untuk menjalin cinta dengannya. Sungguhpun

gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seseorang, Supomo

dipandangnya sebagai rukan lelaki idamannya. Maka, segera ia menulis surat

penolakannya.

Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian

diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata, menurut keterangan

21

Page 22: Makalah Kumpulan 10 Novel

dokter, Maria mengidap renyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan

agar Maria dibawa ke rumah penyakit TBC di Facet, Sindanglaya, Jawa Barat.

Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun,

keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih dari pada itu, Maria mulai

merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya, ia sudah pasrah

menerima kenyataan.

Pada suatu kesempntan, di saat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna

dan Saleh di Sindanghya, di situlah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang

kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami-istri yang melewati hari-harinya dengan

bercocok tanam itu, ternyata juga telah mampu membimbing masyarakat

sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-

benar telah menggugah alam pikiran Tuti. la menyadari bahwa kehidupan mulia;

mengabdi kepada masyarakat, tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam

kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga

di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.

Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini

tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian

mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat

lebih banyak lagi. Kemudian, setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan

Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria

mengembuskan napasnya yang terakhir. "Alangkah bahagianya saya di akhirat

nanti, kalau saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-

kasihan seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini... Inilah permintaan

saya yang penghabisan, dan saya, saya tidak rela selama-lamanya, kalau

kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain" (hlm. 209).

Demikianlah pesan terakhir almarhum, Maria. Lalu, sesuai dengan pesan tersebut,

Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melang-sungkan

perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi.

***

22

Page 23: Makalah Kumpulan 10 Novel

arya penting ketiga di antara roman-roman sebelum perang menurut

anggapan umum, ialah Layar Terkembang..." demikian tulis Teeuw (Sastra

Baru Indonesia I, 1980). Sebagian besar kritikus sastra, antara lain, Ajip Rosidi,

Zuber Usman, Amal Hamzah, H.B. Jassin, maupun Teeuw, menyebut novel Layar

Terkenibang sebagai novel bertendensi. Di antaranya juga ada yang berpendapat

bahwa sikap dan pemikiran tokoh Tuti lebih menyerupai sebagai sikap dan

pemikiran S. Takdir Alisjahbana, khususnya dalam usaha mengangkat harkat

kaum wanita (Indonesia). Tokoh Tuti yang digambarkan sebagai wanita modem

yang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, memang tidak sedikit melontarkan

gagasan progresif. la juga selalu merasa terpanggil untuk ikut terjun memajukan

bangsanya sendiri, khususnya kaum wanita.

K

Mengenai tahun terbit novel ini, Pamusuk Eneste, Ajip Rosidi, H.B. Jassin,

dan Teeuw menyatakan bahwa novel ini terbit tahun 1936. Namun, pada cetakan

VII (1959) dan cetakan XVIII (1988) tertulis bahwa cetakan pertama tahun 1937.

Pada tahun 1963, novel ini terbit dalam edisi bahasa Melayu di Kuala

Lumpur dan hingga kini masih terus dicetak ulang.

Studi mengenai novel ini pernah dilakukan Mariam binti Hj. Ismail (1973) dan

Moh. Basir bin Haji Noor (1975) keduanya merupakan studi sarjana muda FS

Unas. Sebelum itu, Noer Islam Moenaf (FS UI, 1961) melakukan penelitian

terhadap novel itu sebagai bahan skripsi sarjananya. Adapun Somi Moh. Hatta

(FKIP UI, 1961) lebih banyak memaparkan kepujanggaan Alisjahbana secara

cukup lengkap. Hal yang juga pernah dilakukan A. H. Johns (1959), guru besar

yang kini mengajar di Australian National University.

23

Page 24: Makalah Kumpulan 10 Novel

6. BELENGGU

okter Sukartono (Tono) adalah seorang dokter yang bijaksana. la tak

pernah meminta bayaran apabila mengetahui pasiennya adalah orang tidak

mampu hingga ia dikenal sebagai dnkter yang dermawan. Selain itu, ia

mempunyai sifat ramah : terhadap siapa saja yang dikenalnya.

D

Namun, karena kesibukannya sebagai dokter, Tono hampir tak mempunyai

waktu untuk memberi perhatian kepada Tini (Sumartini), istrinya. Tini yang

merasa tidak mendapat perhatian dari suaminya, mencari kesibukan di luar rumah.

Akibat kesibukan mereka, Tono dan Tini jarang mempunyai waktu bersama-

sama. Hal ini menimbulkan akibat lain, mereka tidak dapat mengkomunikasikan

pikiran masing-masing. Masalah-masalah yang timbul sering hanya dipikirkan

sendiri-sendiri sehingga timbul kesalahpahaman yang sering menimbulkan

pertengkaran yang mewarnai rumah tangga mereka.

Pandangan Tono dan Tini juga berbeda dalam hubungan suami-istri. Tono

berpendapat, tugas seorang wanita adalah mengurus anak, suami, dan segala hal

yang berhubungan dengan rumah tangga. Sebaliknya, Tini menginginkan adanya

persamaan hak antara pria dan wanita. Bahkan, ia menganggap pria sebagai

saingan, sekalipun terhadap suaminya. Akibat pandangannya itu, Tini melupakan

tugasnya sebagai seorang istri.

Sebenarnya, penyebab utama ketidak harmonisan hubungan suami-istri itu

terletak pada tidak adanya rasa saling mencintai di antara mereka. Tono

memperistri Tini karena kecantikan, kecerdasan, dan keceriaan wanita itu yang

dianggap pantas menjadi pendamping seorang dokter seperti dirinya. Bahkan,

Tono tidak mempedulikan keadaan Tini yang tidak perawan lagi ketika menikah.

Di lain pihak, Tini bersedia menjadi istri Tono karena ia ingin melupakan masa

lalunya yang kurang baik. Ia berharap, dengan menjadi istri yang baik, masa

24

Pengarang : Armijin Pane (18 agustus 1908-6 Februari 1970) Penerbit : Dian RakyatTahun : 1940; Cetakan XIII, 1988

Page 25: Makalah Kumpulan 10 Novel

lalunya yang dianggap aib dapat terhapus. Akan tetapi, aib itu selalu membayangi

kehidupannya hingga menimbulkan rasa rendah diri dalam diri Tini.

Kekacauan rumah tangga Tono dan Tini diperburuk dengan hadirnya

orang ketiga, yang memperkenalkan diri sebagai Nyonya Eni. Nyonya Eni

sebenarnya bernama Yah (Siti Rohayah alias Siti Hayati). la seorang penyanyi

keroncong dan juga seorang wanita panggilan. Dahulu, Yah adalah tetangga dan

teman sekolah Tono. Diam-diam, ia mencintai Tono dan mendambakannya

menjadi suaminya. Namun, kemudian, ia menjadi korban kawin paksa dan

akhirnya ia melarikan diri hingga terjerumus dalam lembah kenistaan.

Ketika Yah mengetahui alamat Tono, ia berpura-pura sakit dan memanggil

dokter itu. Berkat pengalamannya bertemu dan bergaul dengan banyak laki-laki,

Yah dapat memikat Tono dalam pelukannya. la mengetahui kelemahan Tini yang

membutakan pikiran dan perasaan terhadap keinginan laki-laki. Kemudian Yah

melimpahkan kasih sayangnya. Bagi Tono, curahan kasih sayang Yah itu tak ia

rasakan dari istrinya sendiri.

Kehadiran Yah bagi dokter itu, justru seolah-olah menemukan kembali

kehangatan cinta yang selama ini ia dambakan. Yah menjadi curahan perasaan

dan keluh-kesahnya. la mulai merasakan, sebuah cinta mulai bersemi di hatinya.

Akhirnya, tempat tinggal perempuan itu menjadi rumah kedua Tono.

Lambat-laun, hubungan gelap mereka diketahui juga oleh Tini. Lalu, tanpa

sepengetahuan suaminya, ia mendatangi wanita yang telah merebut suaminya. Ia

penasaran, macam apakah sosok perempuan itu. "Tini mulai tertarik hatinya. Patut

Tono tertarik. Tidak benar ia penyanyi keroncong, tingkah lakunya tertib. Sambil

merasa heran demikian diikutinya Yah naik tangga, diturutnya ajakan Yah supaya

duduk" (him. 142).

Menghadapi perilaku dan sikap Yah yang begitu santun dan tertib itu, Tini

merasa malu sendiri. Perasaan marah dan cemburu yang dibawanya dari rumah,

luluh sudah, dan berbalik mengagumi perempuan itu. Ia menyadari kelebihan

Yah. la juga menyadari kekurangannya selama ini, telah menyia-nyiakan Tono,

25

Page 26: Makalah Kumpulan 10 Novel

suaminya. Dengan ikhlas Tini menyatakan kerelaannya menerima kenyataan itu;

rela Yah merebut suaminya.

Apa yang ia ketahui tentang Yah dan kenyataan yang ia hadapi dalam

hubungan suami-istri, Tini kemudian membicarakan persoalan itu dengan

suaminya. Betapa terkejut Tono melihat sikap istrinya yang demikian. la berusaha

untuk menahan istrinya agar tetap mau bersamanya. Namun, sikap Tini tetap tak

berubah. Perpisahan suami-istri itu rupanya tak terelakkan lagi. Sungguhpun berat

bagi Tono untuk bercerai dari istrinya, ia sendiri tak dapat memaksakan

kehendaknya. la terpaksa merelakan kepergian istrinya walaupun Tono masih

tetap berharap agar hubungan mereka baik kembali. Kapan pun Tono akan tetap

bersedia menerima Tini kembali.

Sekepergian sang istri, Tono bermaksud mengunjungi Yah di rumahnya.

Namun, betapa terkejutnya Tono, wanita yang selalu menjadi curahan hatinya itu,

kini tak ada lagi. Yah pergi ke New Caledonia. Pergi meninggalkan cinta sang

dokter yang selalu mendambakan kehangatan hidup berumah tangga.

Di sana, di sebuah kapal yang membawanya ke negeri baru, Yah tercenung

sendiri. "Rohayah berbalik ... di sana gelap juga, tapi semangatnya tahu, di

sanalah, lautan lepas, di sana dunia Iain, memang dunia baru, tapi sunyi ... Tono

tidak ada di sana, di New CaIedonia ..." (him. 162).

Tono kini sendiri. Yah telah pergi ke dunia yang baru. Tini juga pergi ke

Surabaya mengabdikan dirinya menjadi pengurus panti yatim piatu di kota itu.

Sungguhpun kini Tono sendiri, ia tidak hanyut dalam kesedihan yang

berlarut-larut. la menekuni bidangnya; mengabdikan diri dalam penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

***

ejauh ini, para pengamat sastra Indonesia selalu menempatkan novel ini

sebagai novel terpenting yang terbit sebelum perang. Sejak kemunculan

yang pertama, 1940, novel ini banyak memperoleh berbagai tanggapan dan pujian.

S26

Page 27: Makalah Kumpulan 10 Novel

Semula novel ini ditolak oleh Penerbit Balai Pustaka karena isinya dianggap tidak

sesuai dengan kebijaksanaan Balai Pustaka. Baru pada tahun 1940, penerbit Dian

Rakyat—milik Sutan Takdir Alisjahbana—menerbitkan novel ini yang ternyata

mendapat sambutan luas berbagai kalangan. Novel ini juga dipandang sebagai

novel pertama Indonesia yang menampilkan gaya arus kesadaran (stream of

consciousness).

Pada tahun 1969, novel ini memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah

Indonesia. Menurut Prof. Liang Liji, dalam makalahnya "Pengajaran dan

Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia di Tiongkok" yang dibawakan dalam

Kongres Bahasa Indonesia V, 28 Oktober 1988, Belenggu, bersama Bila Malam

Bsrtambah Malam dan Jalan Tak Ada Ujung sudah diterjemahkan ke dalam

bahasa Cina. Pada tahun 1989, John H. McGlynn, juga menerjemahkan Belenggu

ke dalam bahasa Inggris dengan judul Shackles yang diterbitkan Yayasan Lontar,

Jakarta.

Studi mengenai novel ini pernah dilakukan Ign. Sumarno (FS UGM, 1971)

sebagai bahan penelitian sarjana mudanya. Penelitian yang lebih mendalam

dilakukan M. Saleh Saad (FS UI, 1963), Robert A. Crawford (University of

Melbourne, 1971), The Shackles of Doubt: Armijn Pane and His Art, serta J

Angles (Australian National University, Canberra, 1988) berjudul "The Fiction of

Armijn Pane." Pada tahun 1982, R. Carle (RFJ, Berlin) membuat tafsiran atas

novel Belenggu dalam penelitiannya yang berjudul "Die Gedankkliche Exposition

des Romans Belenggu von Armijn Pane." Pada tahun 1988, J. Djoko S.

Passandaran (FKIP, Universitas Palangkaraya) meneliti novel Belenggu sebagai

novel eksistensial.

Hingga kini, berbagai ulasan dan tanggapan, baik berupa makalah ilmiah

maupun artikel, masih banyak yang membahas novel ini, dengan berbagai tafsiran

dan sudut pandang.

Novel Belenggu yang pertama kali muncul di majalah Pujangga Baru, No.

7, 1940 ini sebenarnya ditulis Armijn Pane, tahun 1938. Pada tahun 1965, novel

27

Page 28: Makalah Kumpulan 10 Novel

ini terbit dalam edisi bahasa Melayu di Kuala Lumpur dan hingga kini terus

mengalami cetak ulang.

28

Page 29: Makalah Kumpulan 10 Novel

7. AKI

enyakit TBC yang diidap Aki menyebabkannya seperti orang yang sudah

tua. Dalam usia yang baru berumur 29 tahun, lelaki kurus kering ini tampak

seperti berumur 42 tahun. Biasanya, keadaan orang seperti itu disebabkan masa

mudanya yang habis dengan main perempuan jahat. Selain itu, bentuk tubuhnya

yang bongkok membuat Aki menjadi bahan tertawaan yang mengasyikkan. Akan

tetapi, ternyata hal itu tak dilakukan teman-temannya di kantor. Bahkan, mereka

sangat hormat kepada orang yang di mata mereka adalah orang yang berhati lurus

dan bertingkah wajar.

P

Penyakit TBC yang diderita Aki itu suatu ketika mencapai titik kritis.

Puncaknya adalah ketidak bernafasan Aki untuk beberapa saat. Sebagai istri setia,

Sulasmi terkejut melihat kenyataan yang menimpa suaminya. la kalap. Akan

tetapi, tak lama kemudian suaminya siuman, bahkan sebuah senyum tersungging

di bibirnya. Di antara senyuman itu, Aki mengatakan dengan pasti bahwa ia akan

mati pada tanggal 16 Agustus tahun depan. la berharap Sulasmi mau menyediakan

segala perlengkapan yang diperlukan untuk menghadapi hari kematiannya itu.

Rekan-rekan Aki di kantor menganggap lelaki itu sudah gila. Tidak

terkecuali anggapan kepala kantornya. la yang sudah merencanakan kenaikan

pangkat dan gaji Aki, tidak percaya kepada omongan pegawai kesayangannya itu.

Diselidikinya tingkah laku lelaki itu, tetapi Aki memang tidak gila. "Di sini

didapatinya Aki sedang bercakap-cakap dengan seorang bawahannya tentang

pekerjaan. Sep itu seketika lamanya memperhatikan cakap Aki, tapi satu kata pun

tiada menandakan bahwa Aki telah gila. la pergi ke meja Aki, diperhatikannya

pekerjaan Aki yang sedang terbentang di atas meja. Pekerjaan itu tiada cacatnya"

(him. 17).

29

Pengarang : Idrus (21 September 1921-18 Mei 1979) Penerbit : Balai PustakaTahun : 1949

Page 30: Makalah Kumpulan 10 Novel

Hari kematian yang dikatakan Aki telah tiba. Semua orang bersiap-siap.

Akbar dan Lastri, anak-anak Aki, meminta izin tidak bersekolah. Pegawai-

pegawai kantor menghiasi mobil kantor dengan bunga-bungaan. Kepala kantor

berlatih menghapalkan pidato yang kelak akan dibacakan di kubur Aki. Lelaki itu

sendiri memakai pakaian terbagus yang dimilikinya untuk menyambut Malaikatul

maut yang akan menjumpainya pukul tiga sore nanti.

Ketika pukul tiga telah lewat, Sulasmi memberanikan diri untuk melihat

suaminya. Dilihatnya mata suaminya yang tertutup rapat. Lalu, dipanggilnya

nama Aki berulang-ulang, tetapi tak ada jawaban. Dengan diiringi tangis, Sulasmi

berlari ke luar kamar untuk menemui orang-orang yang menungguinya. Tahulah

para penunggu itu bahwa Aki telah meninggal. Saling berebut mereka masuk ke

kamar Aki. Akan tetapi, mereka terkejut dan berlarian dari kamar ketika melihat

Aki sedang merokok. "Tiada seorang pun yang berani mengatakan, apa yang

dilihat mereka dalam kamar itu. Mereka puntang-panting lari meninggalkan

rumah Aki. Dan yang belum masuk kamar, karena keinginan hendak tahu yang

amat besar, menjulurkan kepalanya juga, tapi segera pun mereka lari puntang-

panting keluar. Sehingga akhirnya semua pegawai itupun meninggalkan rumah

Aki secepat datangnya" (him. 36).

Sulasmi bersyukur bahwa Aki tidak mati. Ternyata, Aki hanya tertidur dan

tebangun karena keributan pegawai-pegawai teman sekantornya.

Entah mengapa, sejak peristiwa itu Aki selalu terlihat sehat. la tampak lebih

muda dari usia yang 42 tahun. Lalu, sebagai pengganti kepala kantor yang telah

meninggal tiga tahun yang lalu, ia terlihat atraktif. Bahkan, Aki kembali

bersekolah di fakultas lukum, bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa yang

usianya jauh di bawah Aki. Tentang hidup? Lelaki yang telah sembuh dari TBC

ini ingin hidup lebih lama lagi. la mgin hidup seratus tahun lagi. Separuh

hidupnya akan diabdikan sebagai pegawai dan separuh hidupnya lagi akan

dipergunakan sebagai akademikus.

***

30

Page 31: Makalah Kumpulan 10 Novel

alam sejarah kesusastraan Indonesia, Idrus dikenal sebagai pengarang yang

menampilkan gaya penulisan yang menurut H.B. Jassin sebagai

kesederhanaan baru (nieuwc zakcUjheid)—Ajip Rosidi menyebut gaya ini dengan

istilah gaya-menyoal-baru (nieuwe zakelijkhcids stijl) yang serba sederhana.

Gaya penulisan demikian itu, umumnya tampak kuat dalam cerpen-cerpen Idrus

yang paling awal.

D

"Yang paling baik ialah roman pendeknya yang berjudul Aki, 1950 (sic/)".

Demikian Teeuw (1980: 221) mengomentari novel Idrus ini. Selanjutnya Teeuw

mengatakan, "buku kecil ini menarik terutama karena leluconnya yang ringan,

yang dibiarkan berkembang sepenuhnya karena temanya yang tidak bersifat real

itu."

Dalam perjalanan novel Indonesia, tema yang ditampilkan Idrus dalam Aki

memang dapat dikatakan baru. Seseorang dapat menentukan saat

kematiannya yang dipercayai oleh orang-orang di sekelilingnya, adalah

hal yang aneh dan lucu. jadi, ada kesan bahwa Idrus ingin mengejek orang-

orang yang sangat ketakutan menghadapi kematian. Padahal, maut pasti

datang tanpa seorang pun tahu kapan waktunya.

31

Page 32: Makalah Kumpulan 10 Novel

8. PADA SEBUAH KAPAL

ada umur tiga belas tahun, Sri ditinggal wafat ayahnya. Meskipun ayahnya

bukan seorang pelukis terkenal, Sri sangat mengagumi orang tuanya. la

merasa kehilangan orang yang dianggapnya luar biasa itu. Ibunya kemudian

menghidupi anak-anaknya dengan membatik dan berjualan kue. Wanita itu

mendidik anak-anaknya dengan keras dan kuno meskipun berhati baik.

P

Selepas SMA, Sri bekerja sebagai penyiar RRI di kota tempat tinggalnya,

Semarang. Kesibukannya sebagai penyiar mengakibatkan Sri mengurangi

kegiatan menari. Tiga tahun bekerja menimbulkan rasa bosan dalam dirinya.

Ketika ia melihat kesempatan menjadi pramugari udara, ia melamar. Setelah lulus

dalam ujian seleksi di kotanya, ia dipanggil ke Jakarta untuk ujian selanjutnya.

Hasil tes di Jakarta membuatnya kecewa, ia tak lulus dalam tes itu. Noda di paru-

parunya menyebabkan ia tak diterima. la diminta datang ke Jakarta untuk

mendapat penjelasan. Empat bulan kemudian Sri datang ke Jakarta untuk

menerima penjelasan dari jawatan yang menangani tes itu. Di jawatan itu ia

mendapat pekerjaan lain, yakni bekerja sebagai wartawan dalam majalah yang

diterbitkan perusahaan itu. Akan tefapi, ia menolak kesempatan itu dan memilih

menjadi penyiar di RRI Jakarta. .

Tujuh bulan setelah Sri tinggal di Jakarta, ibunya meninggal dunia. Sri

pulang ke Semarang. Beberapa hari kemudian ia kembali ke Jakarta meneruskan

pekerjaan dan kegiatan menarinya. Kepandaiannya menari membawa Sri menari

di istana pada hari-hari bersejarah dan penyambutan tamu-tamu negara.

Di antara pemuda yang mengelilinginya dan mengharapkan cintanya, Sri

memilih seorang perwira penerbang bernama Saputro. Dia dan Saputro

merencanakan akan menikah. Secara lahir dan batin, keduanya telah menjalani

kehidupan sebagai suami-istri meskipun belum resmi. Akan tetapi, kenyataan

32

Pengarang : Nh. Dini (29 Februari 1936) Penerbit : GramediaTahun : 1973; Cetakan IV, 1985

Page 33: Makalah Kumpulan 10 Novel

berbicara lain. Sri harus menghadapi peristiwa pahit: Saputro gugur, jatuh

bersama pesawat yang ditumpanginya. Sri hancur hatinya. la istirahat ke Yogya.

Carl, seorang petugas yayasan yang membantu mahasiswa-mahasiswa di negeri-

negeri berkembang, mendekati Sri. Namun, ia menolak cinta Carl seperti ia

menolak cinta Yus, seorang pelukis.

Akhirnya, Sri memutuskan menerima lamaran Charles Vincent, seorang

diplomat di kedutaan Perancis. la tidak mempedulikan reaksi keluarganya yang

tak menyetujui perkawinan itu. Mulanya, Sri tertarik kepada pria itu karena

budinya halus dan mengerti perasaannya, tetapi beberapa waktu kemudian barulah

tampak sifat asli Vincent. Pria itu keras terhadap Sri dan merasa tak mau disaingi

oleh ketenaran istrinya sebagai penari. Pertengkaran sering terjadi di antara

mereka, bahkan kelahiran anak pertama, ternyata tak mengurangi percekcokan.

Ketika keluarga Vincent mendapat cuti ke Perancis, Charles memutuskan

perjalanan terpisah dengan istrinya. Sri diminta naik kapal laut, sedangkan ia

sendiri melakukan perjalanan dengan pesawat.

Sri menemukan kembali eksistensi dan kebebasannya di kapal yang

membawanya ke Perancis. Di kapal ini, ia bertemu dengan Michel, pelaut yang

menaruh hati padanya. Akhirnya, terjadilah hubungan intim—bahkan terlalu intim

—selama perjalanan itu.

Sebelum bertugas di kapal, Michel pernah menjadi tentara. Ia ikut

berjuang membela dan merebut negerinya, Perancis, dari tangan jajahan Jerman.

Setelah kembali ke Perancis, Michel Dubanton, menikah dengan Nicole.

Perkawinan yang diresrui keluarganya ini, ternyata tidak membahagiakan Michel

meskipun sudah dikaruniai dua orang anak. Nicole mempunyai sifat cemburu

yang berlebihan terhadap suaminya, apalagi suaminya tampan dan lebih muda

daripada dirinya.

Dalam perjalanan kali ini, Michel jatuh hati pada seorang nyonya muda

yang dikenalnya sebagai nyonya Vincent, yang tak lain adalah Sri. la merasa

bahagia ketika nyonya muda itu memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

33

Page 34: Makalah Kumpulan 10 Novel

Michel menemukan kelembutan dan kasih sayang pada diri Sri. Sebaliknya, Sri

menemukan kasih sayang dan pengertian dari Michel. Hubungan intim kedua

insan yang kesepian itu tetap berlanjut setelah mereka tiba di Perancis. Michel

sering menulis surat kepada Sri ketika dalam pelayaran, dan Sri sering menunggu

Michel dalam kerinduan ketika pria pujaannya sedang berlayar.

Sri makin merasakan perbedaan antara Michel dan suaminya, Charles,

ketika ia berkumpul kernbali dengan keluarganya. Dari pergaulannya dengan adik

Charles, Sri mengetahui tabiat suaminya yang mau menang sendiri—sekalipun

terhadap istrinya— "Kehidupanku selama hampir empat tahun dengan Charles

cuma berisi duri-duri yanr mengilukan. Aku bahkan kadang-kadang berpikir

siapakah sebenarnya yang kukawim itu. ...Aku selalu takut mendapat

teguran. ...Dan ketika itulah aku melihat Michel, ketika aku merasakan

sentuhannya, tetap lembut dalam gelagak nafsunya, aku mencintainya" (hlm.

179), kata Sri tentang dua lelaki itu.

Kemudian Sri dan suaminya kembali ke Jepang. Hubungan rumah tangga

mereka masih diliputi ketegangan. Permintaan Sri untuk bercerai, tak ditanggapi

oleh suaminya. Itulah yang sering membuat Sri merasa tersiksa. Dalam saat-saat

yang demikian itu, Michel merupakan sosok lelaki yang mampu memberikan

kesejukan. la menemukan kebahagiaan pada diri lelaki pelaut itu. "Michel yang

mengerti kesanggupanku untuk menjelajah keragaman dunia cinta yang tak

terputuskan" (hlm. 217).

Ketika masa tugas Charles Vincent habis, ia berniat memboyong istri dan

anak-anaknya dari Jepang ke Perancis. Kabar itu didengar oleh Michel dari

seorang kawannya dalam perjalanan. Michel kemudian membatalkan niatnya

untuk bekerja di darat di Yokohama, setelah mendengar kabar itu. la mengajukan

permohonan untuk tetap bekerja sebagai pelaut dan meminta berlayar tidak terlalu

jauh dari Paris. "Kerja darat di Yokohama kubatalkan. Dan sesudah masa liburku

habis perjalanan pendek ini nanti ingin mendapatkan pelayaran-pelayaran yang

singkat dan selalu dekat dengan Perancis," (hlm. 349) katanya. Itulah rencana

34

Page 35: Makalah Kumpulan 10 Novel

yang telah diputuskan Michel. la mengambil keputusan itu, agar ia dapat terus

berdekatan dengan Sri.

***

ampir semua pengamat sastra Indonesia mengomentari novel Pada Sebuah

Kapal sebagai novel terpenting di antara karya-karya Nh. Dini. Terpenting,

tidak hanya karena novel ini menampilkan dua pencerita, Sri (Bagian satu: Penari)

dan Miche. (Bagian dua: Pelaut)—yang kemudian dipandang sebagai novel

beralur ganda, sesudah Hulubalang Raja—tetapi juga secara tema dianggap masih

punya hubungan dengan tema-tema yang sejak Sitti Nurbaya selalu dipersoalkan,

yakni kedudukan wanita dari perkawinan. Dalam Pada Sebuah Kapal, Sri ddak

har.ya bebas menentukan pilihannya tetapi juga merasa mempunyai hak yang

sama dengan kaum pria, yang sering me-lakukan penyelewengan. Dalam hal ini,

penyelewengan yang terjadi antara Sri dan Michel merupakan wujud

ketidakbahagiaan rumah tangga masing-masing. Hubungan gelapnya sama sekali

tak membuat Sri merasa berdosa; bahkan ia merasa menemukan kebahagiaan pada

diri kekasihnya, Michel, dan bukan pada diri suaminya. Hal itu pun yang

dirasakan oleh Michel.

H

Studi terhadap novel ini, antara lain, pernah dilakukan oleh Agung Ardni

Matararr (FS UI, 1979) yang berjudul "Dunia dan Pengucapan Nh. Dini" yang

didalamnya secara cermat menghitung waktu penceritaan untuk menentukan sifat

alur novel ini; berapa jumlah kata pada bagian "Penari" dan berapa jumlah kata

pada bagian "Pelaut". Lukman Hakim (FKIP Muhammadiyah, 1975) meneliti

novel ini secara cukup mendalam; sebuah lagi yang meneliti novel ini dilakukan

Paulus Yos Adi Riyadi (FS Unud, 1977). Penelitian lain yang berhubungan

dengan Pada Sebuah Kapal, antara lain Asih Heryana (FSUI, 1981) berjudul

"Tokoh-tokoh Wanita dalam Novel Indonesia Mutakhir", dan Th. Sri Rahayu

Prihatmi (Pustaka Jaya, 1977); sedangkan yang khusus meneliti novel ini dalam

hubungannya pusat pengisahan (focus of narration) dan penokohannya dilakukan

oleh Kismarmiati (FS Undip, 1981). Para peneliti asing atau yang dilakukan di

35

Page 36: Makalah Kumpulan 10 Novel

luar negeri, misalnya A. Bellis berjudul "Writting in the margin: Characterization

of Women in Nh. Dini's Novel" (Sydney, 1984), A.B. Soeradinata dalam "Nh.

Dini's Treatmen of Male Character in Her Novel" (Melbourne), dan Tineke

Hellwig dalam "Autobiografie en Roman bij Nh. Dini" (Leiden, 1982).

Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1973 oleh penerbit Pustaka Jaya

hingga cetakan ketiga. Sejak tahun 1985 (cetakan keempat) diterbitkan oleh

Gramedia.

36

Page 37: Makalah Kumpulan 10 Novel

9. KEMELUT HIDUP

bdurrahman adalah seorang kepala kantor pada instansi perburuhan.

Jabatan itu seharusnya membuat Abdurrahman bisa hidup enak, tidak

terlalu dipusingkan oleh masalah ekonomi, yang biasanya menjadi masalah pokok

bagi orang yang lebih rendah jabatannya daripada dia; tetapi kenyataannya lain.

Perekonomian keluarga Abdurrahman morat-marit. Hanya untuk memenuhi

kebutuhan makan dan minum sehari-hari saja, keluarga itu harus mengutang ke

sana kemari. Hal itulah yang menyebabkan Susana, putri Abdurrahman,

mengambil jalan pintas. Susana tak tahan dengan kehidupan seperti itu. la ingin

seperti tetangga-tetangganya, punya uang, punya mobil, dan bisa main ke mana ia

suka. Jalan yang paling cepat untuk mendapatkan semua itu hanya dengan cara

memanfaatkan tubuh dan kecantikannya. Keadaan itulah yang menjadi pangkal

sengketa antara Abdurrahman dan Ina, istrinya. Ketidak harmonisan senantiasa

mewarnai kehidupan mereka.

A

Saat yang ditakutkan Abdurrahman datang juga. la harus melepaskan

jabatannya sebagai kepala kantor. la pensiun. Itu berarti penghasilannya sebagai

pensiunan akan sangat tak berarti. la harus mencari pekerjaan baru yang tidak

mungkin didapatkannya di kotanya. la harus mencari pekerjaan di Jakarta,

walaupun terpaksa harus meninggalkan anak dan istrinya di Bandung. Dengan

mengandalkan sarjana ekonominya—yang baru saja diraihnya—, ia berkeyakinan

akan cepat mendapat pekerjaan.

Rupanya Tuhan sedang menguji Abdurrahman. Kemelut demi kemelut

senantiasa menimpa diri dan keluarganya. Setelah menjalani pensiun, lelaki itu

didera masalah lain. Mariun, pamannya, mengambil alih semua warisan yang

bukan haknya. Abdurrahman yang juga merupakan ahli waris tidak puas dengan

perlakuan yang tidak adil dari adik ibunya itu. la berusaha menggugat lewat jalur

37

Pengarang : Ramdan K.H Penerbit : Pustaka JayaTahun : 1977

Page 38: Makalah Kumpulan 10 Novel

hukum. Belum beres masalah yang satu, ia harus menerima kenyataan lain;

Aminah, putrinya yang ketiga, dipulangkan dari tugas belajarnya di Negeri

Belanda. Selain tidak biasa dengan kehidupan di Belanda, rupanya Aminah hamil

akibat perbuatan dengan pacarnya sebelum ia pergi ke Belanda.

Kenyataan itu dihadapi oleh Abdurrahman dengan tabah. Niatnya semula

untuk mencari pekerjaan tetap dilakukannya. Secara kebetulan, Asikin—adiknya

lain ibu— pulang dari Jepang dan menawarkan pekerjaan kepada Abdurrahman

untuk mengawasi pembangunan rumah Asikin di Kebayoran Baru. Tentu saja ia

tak menolak pekerjaan itu, walaupun menurut pandangan orang-orang ia

diperlakukan oleh adik tirinya sebagai bawahan.

Hari demi hari berlalu dengan meninggalkan kepahitan. Abdurrahman jadi

seperti terbiasa menghadapi kejadian-kejadian yang menimpa dirinya. Ia tetap

tabah. Juga seperti ketika ia dipanggil Tini—ibu tirinya—yang memberitahukan

bahwa Ina telah serong dengan Sukanda—suami Tini. Tini sendiri sangat kecewa

dan tidak menyangka kalau kejadian tersebut menimpa dirinya. Keputusan Tini

adalah mutlak: ia menceraikan suaminya. Hal seperti itu sulit bagi Abdurrahman,

ia tak bisa mengambil keputusan yang sama dengan Tini.

Kejadian tersebut ternyata berbuntut lain. Asikin memecat Abdurrahman

dari pekerjaannya. Keputusan ini tidak terlepas dari perintah Tini, ibunya.

Kehidupan Abdurrahman jadi bertambah menyedihkan. la hidup

menumpang pada Fulia, adiknya. Dalam ketermenungan memikirkan hari esok,

Susana datang menemuinya. Abdurrahman sangat bahagia bertemu dengan

anaknya yang telah berubah sama sekali itu. Dengan kedatangan Susana, ia dapat

sedikit melupakan kemalangannya. Abdurrahman bahkan berterima kasih kepada

anaknya yang memberinya uang dan mau membiayai pengobatan Aminah yang

tak kunjung sembuh.

Adanya sedikit uang pemberian Susana mendorong Abdurrahman untuk

mengurus masalah warisan yang masih terkatung-Katung. Sepulang dari

mengurus warisan di Tasikmalaya, bus yang ditumpangi Abdurrahman menabrak

38

Page 39: Makalah Kumpulan 10 Novel

pohon. Hampir semua penumpang meninggal. Untung Abdurrahman selamat,

meskipun menderita cedera berat.

Saat Abdurrahman tergeletak di rumari sakit, datang berita yang

menggembirakan bahwa ia mendapat panggilan kerja di Cibinong. Setelah

sembuh, dengan optimisme yang besar—walaupun kedatangannya telah melewati

batas waktu yang ditentukan— Abdurrahman datang ke Cibinong. Ia sungguh

kecewa begitu mengetahui jabatannya telah diduduki orang lain. Ia bertambah

sedih sewaktu mendengar penjelasan dari bagian personalia bahwa ia tidak dipilih

karena ada yang mengabarkan bahwa ia meninggal dalam kecelakaan yang

menimpanya. Orang yang mengabarkan berita bohong itu adalah orang yang kini

menduduki jabatan yang seharusnya ditempati oleh Abdurrahman, yaitu

Suhendar, temannya sendiri.

Abdurrahman akhirnya pulang dengan tangan hampa, dengan sejuta

harapan yang tak terpenuhi. Namun, keluguannya, sikapnya yang gampang

percaya, serta rasa optimisme tak mampu menyurutkan tekadnya untuk mendapat

pekerjaan. "Saya mesti dapatkan pekerjaan. Mesti, tekadnya. Besok saya akan

turun lagi ke jalan untuk mencari pekerjaan. la tetap tawakal. Mengapa nasibnya

begini tidak dipikirkanya" (hlm. 139).

***

emula naskah novel ini berjudul Tawakal yang berhasil memenangkan

hadiah Sayembara Mengarang Roman yang diselenggarakan Dewan

Kesenian Jakarta tahun 1975. Tahun 1977 diterbitkan dengan judul Kemelut

Hidup. Dilihat dan isi ceritanya, kedua judul itu memang mewakili; kemelut yang

berturut-turut menimpa diri Abdurrahman, sama sekali tidak membuatnya putus

asa. Abdurrahman yang jujur dan polos itu tetap tawakal, tidak menyerah pada

keadaan yang terus dirundung kemelut.

S

Tahun 1978, sutradara Asrul Sani mengangkat novel ini ke layar perak

dengan judul yang sama.

39

Page 40: Makalah Kumpulan 10 Novel

Studi terhadap novel ini pernah dilakukan oleh Metta Rosiati dan Haryono

(ke-duanya dari FS Undip), serta Nasrudin dan Pranoto Hartono (keduanya dari

FS UGM).

40

Page 41: Makalah Kumpulan 10 Novel

10.WANITA ITU ADALAH IBU

eninggalnya Laura membuat Hezan merasa begitu sangat kehilangan

seseorang yang dicintainya. Cinta Hezan yang mendalam terhadap

istrinya itu menyebabkan ia bertekad untuk tidak mempunyai istri lagi. Dengan

hidup tetap menduda, ia merasa tidak mengkhianati cintanya kepada almarhumah.

Begitu pula ia merasa sanggup membesarkan putri tunggalnya, Prapti, tanpa perlu

mengakhiri status dudanya. Yang penting baginya, ia dapat menumpahkan kasih

sayangnya kepada putrinya seorang.

M

Sungguhpun demikian, Hezan juga tidak dapat membohongi dirinya

sendiri bahwa sesungguhnya ia begitu kesepian. Bertahun-tahun sejak istrinya

meninggal, ia merasakan kesepian itu. Namun, ia juga tidak ingin Prapti

mengetahui apa yang selama ini ia pendam dengan penuh kegelisahan.

Kesepian yang dirasakan Hezan makin terasa mengganggunya setelah

Prapti menikah dengan Tonton. Mitos untuk mempertahankan diri sebagai suami

yang setia, justru makin menggelisahkannya, apabila ia ingat kemunafikannya

selama ini. Di depan anaknya,Hezan berperan sebagai ayah yang taat beragama

dan setia mencintai almarhumah. Namun, di balik itu, Hezan mencari kepuasan

lewat perempuan-perempuan lain. Jadilah duda itu hidup seolah-olah dalam dua

dunia; sebagai ayah yang ideal di mata putrinya, dan sebagai lelaki yang butuh

kehangatan tubuh perempuan, di hadapan hati nuraninya sendiri.

Sebelum itu, Prapti sendiri pernah mengusulkan agar ayahnya menikah

lagi. Namun ternyata, Hezan sendiri menanggapinya secara lain; dengan kawin

lagi, ia khawatir hal itu justru merupakan pengkhianatan terhadap cintanya kepada

istrinya, almarhumah. "Aku sebenarnya tidak tahu, gagasan yang dikemukakan

Prapti kepadaku... Yang jelas aku terkejut dengan saran yang diajukan Prapti.

Betapa tidak. Setelah lima belas tahun mendampinginya dan membesarkannya

41

Pengarang : Sori Siregar (12 November 1939) Penerbit : Balai PustakaTahun : 1982

Page 42: Makalah Kumpulan 10 Novel

setelah kepergianmu, Prapti menyarankan kepadaku agar aku mencari

penggantimu" (hlm.21). Begitulah, Hezan seolah-olah hendak mengadukan

persoalannya kepada Laura, almarhumah.

Apa yang dirasakan Hezan, dirasakan pula oleh Prapti berkenaan dengan

usul agar ayahnya mencari pengganti ibunya. "Aku malah telah berbuat lebih

jauh. Meminta ayah untuk mencari pengganti Ibu. Sampai di mana sebenarnya

cintaku pada Ibu? Mungkin cintaku terlalu besar kepada ayah, yang membuatku

melupakan Ibu" (hlm. 34).

Bagi Hezan, dalam perkembangannya kemudian, persoalannya bukan lagi

pada kekhawatirannya mengkhianati cinta kepada istrinya, melainkan

kemunafikannya sendiri. Pada mulanya Hezan beranggapan bahwa tak ada artinya

perkawinannya nanti jika hanya karena hendak menghindari dosa. Karena

bagaimanapun juga, perkawinannya itu mesti dilandasi oleh perasaan cinta.

Padahal cintanya sudah tumpah pada Laura. "Yang jelas aku tidak akan bisa

menganggap istri baru seperti Laura. Cintaku kepada Laura tidak akan dapat

kualihkan kepadanya. Lalu, apa artinya perkawinan tanpa cinta?" (him. 49). Itulah

yang membuat Hezan lebih suka melakukan hubungan gelap—tanpa nikah—

daripada harus kawin, yang berarti mengalihkan cintanya dari Laura kepada

wanita yang dinikahinya.

Belakangan, munculnya Nuning, sosok wanita yang sedikit banyak

mengingatkannya kepada Laura, mulai mencairkan sikap Hezan dalam hal

keengganannya untuk menikah lagi. la mulai merasakan sesuatu yang lain, dan ia

merasa cintanya tumbuh kembali. "Cinta kita adalah cinta tua.... Aku akan

melupakan semua perasaan yang terpendam ini. Kalau kau memang telah

ditakdirkan untuk menjadi milikku, kau tidak akan pernah bisa dirampas oleh

siapa saja" (hlm. 121). Nuning pula yang kemudian ia tetapkan sebagai calon

istrinya yang baru. Sementara Prapti sendiri telah menemukan sosok ibunya pada

diri Nuning Maka, tidak ada alasan baginya untuk menolak Nuning sebagai ibu

tirinya. Apalagi, perempuan yang sudah mulai berumur itu pur. merasakan hal

42

Page 43: Makalah Kumpulan 10 Novel

yang sama: "Datanglah, datanglah sekali lagi. Aku akan membukakan pintu ini

lebar-lebar untukmu" (hlm, 123).

***

ovel ini sebenarnya lebih banyak mengungkapkan konflik batin seorang

ayah yang merasa kesepian setelah istri tercintanya meriinggal dunia.

Bertahun-tahun ia menduda, hanya karena ingin mcncurahkan perhatian dan kasih

sayang kepada putri tunggalnya. Namun, di balik itu semua, sesungguhnya ia

telah membangun topeng kemunafikan. Di luar, duda itu mencari kchangatan

kepada perempuan lain, tanpa diketahui sedikit pun oleh putrinya. Jadi, seputar

itulah persoalan yang dikembangkan dalam novel ini.

N

Yang menarik dalam novel ini adalah adanya usaha pengarang untuk

mengangkat konflik psikologis yang terjadi pada diri para tokohnya. Pertentangan

batin pada diri sang ayah atau anak (Prapti) cukup menarik karena persoalannya

memang tidaklah sesederhana yang diduga.

Novel ini meraih Hadiah Perangsang Kreasi Sayembara Mengarang Roman

Devvan Kesenian Jakarta pada tahun 1978.

43

Page 44: Makalah Kumpulan 10 Novel

Daftar Pustaka

Mahayana M.S, Sofyan O., Dian A. (2000). Ringkasan dan Ulasan Novel

Indonesia Modern. Jakarta : PT Gramedia.

44