Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
L A K I P 2 0 1 8
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. GAMBARAN UMUM ................................................................................................. 1
B. DASAR HUKUM ......................................................................................................... 4
C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI ........................................... 4
D. PERMASALAHAN UTAMA (ISU STRATEGIS) ........................................................... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA .......................................................................................... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................................... 11
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .............................................................................. 11
B. REALISASI ANGGARAN ............................................................................................. 17
BAB IV PENUTUP................................................................................................................... 19
LAMPIRAN :
DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA (PK AWAL DAN PK REVISI TERAKHIR)
DOKUMEN PENGUKURAN KINERJA
L A K I P 2 0 1 8
Gambar 1.1 Interaksi antara tugas dan fungsi PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat .................. 5
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Ditjen PAUD dan Dikmas Jawa Barat .................................. 6
L A K I P 2 0 1 8
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-
PAUD dan Dikmas) Jawa Barat saat ini telah mampu menjadikan dirinya menjadi salah satu
lembaga pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyakarat yang
terkemuka di Indonesia. Dalam perjalanannya selama 58 tahun, lembaga ini telah banyak
memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara berupa hasil temuan di berbagai
bidang model-model pembelajaran pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat,
serta telah banyak sekali menghasilkan buku-buku panduan pembelajaran terkait.
Laporan akuntabilitas kinerja PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat pada tahun 2018 ini
merupakan perwujudan dan rasa tanggung jawab instansi pemerintah yang bergerak di
bidang pendidikan kepada stakeholder sekaligus sebagai sumber informasi bagi para
pengelola tentang kemajuan yang telah dicapai selama setahun. Rencana stratejik yang
digunakan dalam LAKIP ini mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan
Kinerja (PK), kemudian diukur kinerjanya melalui Pengukuran Kinerja.
Berdasarkan hasil analisis pencapaian pada format pengukuran kinerja pada PP-
PAUD dan Dikmas Jawa Barat hingga tanggal 31 Desember 2018 telah berhasil
merealisasikan 95,09% dari dana kegiatan yang ditargetkan. Hasil demikian ini didasarkan
pada rata-rata pencapaian kegiatan dari target yang ditetapkan dan diukur berdasarkan
perhitungan yang ada dalam Format Pengukuran Kinerja.
Presentase realisasi tersebut sudah maksimal dengan perencanaan yang dilakukan di
awal tahun anggaran. Kinerja yang dihasilkan antara lain pengembangan model telah
menghasilkan 17 Naskah model, lalu terdapat 1.415 lembaga PAUD Dikmas telah
dipersiapkan memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan sebanyak 1.572 orang
SDM yang telah meningkat kompetensinya.
Secara keseluruhan penyelenggaraan program PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
Tahun Anggaran 2018 telah terlaksana dengan baik dan adanya kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan serta hasil yang telah sesuai dengan target.
L A K I P 2 0 1 8
A.
ejak berdiri lembaga ini telah mengalami delapan kali reorganisasi dan
restrukturisasi. Tahun 1961, berdasarkan SK Menteri Pendidikan, Pengadjaran
dan Kebudajaan No._523228/UU/1960 tanggal 27 Djuni 1960 lembaga ini
bernama Pusat Penelitian dan Latihan Nasional Pendidikan Masjarakat [PPLNPM], dengan
wilayah kerja nasional. Pada tahun 1979 dengan SK Menteri P dan K No. 0202/O/1978 nama
dan fungsi lembaga ini berubah menjadi Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB),
sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
Olahraga dengan wilayah kerja nasional. BPKB secara teknis edukatif dan administratif
bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan Tenaga Teknis.
Pada Tahun 1991 berdasarkan SK Mendikbud No. 0136/O/1991 BPKB mengalami
perubahan baik tugas, fungsi maupun organisasinya menjadi lembaga fungsional dengan
Pamong Belajar sebagai tenaga fungsionalnya. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
BPKB Jayagiri secara teknis edukatif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur
Pendidikan Tenaga Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
Olahraga, dan secara teknis administratif bertanggungjawab dan dibina oleh Kepala
Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Wilayah kerja meliputi
Propinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
Tahun 1997 melalui SK Mendikbud No. 022/O/1997 lembaga ini berubah tugas serta
fungsi, dan tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPKB Jawa
Barat secara teknis edukatif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan
Tenaga Teknis, dan secara teknis administratif bertanggung jawab dan dibina oleh Kantor
Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan wilayah kerja hanya
Provinsi Jawa Barat.
SC
L A K I P 2 0 1 8
Tahun 2001 seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah melalui penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun
2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 125/O/ 2001
tentang Penutupan Instansi Vertikal di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Berdasarkan SK Mendiknas ini diterbitkan Surat Edaran Sekretaris Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 88936/A.A5/HK/2001 tentang Kedudukan dan Tanggung jawab Unit
Pelaksana Teknis dibawah Departemen Pendidikan Nasional. Surat edaran ini menetapkan
BPKB Jawa Barat termasuk dari 5 BPKB yang tidak dialihkan menjadi perangkat daerah dan
masih tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Pusat di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah dan Pemuda. Adapun tugas, fungsi, wilayah kerja dan struktur organisasi
masih mengacu kepada SK Mendikbud No. 022/O/1997.
Tahun 2003 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 115/O/2003
tanggal 31 Juli 2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan
Luar Sekolah dan Pemuda, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 016/O/2004 tanggal 2004 tanggal 17 Februari 2004 tentang Perubahan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 115/O/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, BPKB Jawa Barat
dialihfungsikan menjadi Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-
PLSP). Dengan dasar tersebut lembaga ini berubah nomenklatur menjadi BP-PLSP
Regional II, wilayah koordinasi kerja meliputi Propinsi: Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta,
Lampung, Bengkulu dan Bangka-Belitung.
Seiring dengan perubahan pendidikan luar sekolah menjadi pendidikan nonformal
dan informal sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 membawa konsekuensi perubahan
kelembagaan BP-PLSP. Tahun 2007 BP-PLSP Regional II berubah menjadi BP-PNFI Regional
II sesuai dengan Permendiknas RI nomor 28 ahun 2007, tanggal 25 Juli 2007.
Tahun 2008 BP-PNFI Regional II Bandung berubah menjadi Pusat Pengembangan
Pendidikan Nonformal dan Informal (P2-PNFI) Regional I Bandung, sesuai dengan
Peraturan Mendiknas RI Nomor 8 tahun 2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja P2-PNFI. Permendiknas ini menyatakan perubahan eselonisasi lembaga dari
III/a menjadi II/b.
L A K I P 2 0 1 8
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2012 yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI Regional
I Bandung), menyatakan bahwa nomenklatur berubah menjadi PP-PAUDNI Regional I
Bandung mulai tanggal 17 April 2012 dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Jawa Barat,
Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Bangka Belitung.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2015 yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, menyatakan
bahwa nomenklatur berubah menjadi PP-PAUD dan DIKMAS Jawa Barat mulai tanggal 28
Desember 2015 dengan wilayah koordinasi kerja meliputi Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI
Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme serta Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun 1999 tentang hal yang sama telah
diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP). Selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang
mewajibkan setiap entitas pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga dan
bendahara umum negara untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya atas pelaksanaan
APBN/APBD. LAKIP ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja PP-PAUD
DAN DIKMAS Jawa Barat selama tahun 2018. Capaian kinerja (performance results) tahun
2018 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) tahun
2017 sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian kinerja organisasi. Analisis atas capaian
kinerja terhadap rencana target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik (Feedback)
perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan (continuing
improvement).
L A K I P 2 0 1 8
B.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat Tahun 2018
berlandaskan pada:
1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
C.
Merujuk pada Pasal 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan
Dikmas) disebutkan bahwa PP-PAUD dan Dikmas mempunyai tugas melaksanakan
L A K I P 2 0 1 8
pengembangan model dan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, PP-PAUD dan Dikmas menyelenggarakan fungsi:
1. pemetaan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
2. pengembangan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
3. pengembangan model pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
4. supervisi satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
5. fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program dan penerapan model
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
6. pengembangan sumber daya pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
7. pengelolaan informasi pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
8. pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia
dini dan pendidikan masyarakat; dan
9. pelaksanaan urusan administrasi PP-PAUD dan Dikmas.
Gambar 1.1 Interaksi antara tugas dan fungsi PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsinya, PP-
PAUD dan Dikmas memiliki kelengkapan organisasi yang digambarkan pada struktur
L A K I P 2 0 1 8
organisasi dengan tugas dan kewenangan yang tercantum pada Permendikbud No. 68
Tahun 2015.
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Ditjen PAUD dan Dikmas Jawa Barat
L A K I P 2 0 1 8
D.
Mengacu kepada gambar 1.1, dimana seharusnya keterkaitan antara setiap fungsi
PP-PAUD dan Dikmas dalam mendukung pelaksanaan tugas dapat terselenggara
dengan baik dan saling terhubung satu dan lainnya. Akan tetapi, dalam
pelaksanaannya fungsi tersebut yang terejawantahkan dalam kegiatan dan program
yang diemban pada tiap unit atau seksi terkesan berjalan masing-masing
menyebabkan program dan kegiatan menjadi kurang sinkron.
Pengembangan model menjadi isu utama karena merupakan core business dari
tugas dan fungsi PP-PAUD dan Dikmas. Permasalahan yang selalu menjadi perhatian
serius tiap tahunnya adalah penerapan model secara massal. Hal tersebut disebabkan
model yang dikembangkan baru diterapkan sebatas pada tempat ujicoba belum
secara luar ataupun nasional. Kemudian terkait anggaran, pengembangan model
dianggarkan masih berbasis pada anggaran belum berbasis pada kebutuhan hal
tersebut dapat terlihat dari porsi anggaran pada setiap model yang dikembangkan
masih disama-ratakan sehingga untuk model-model yang dianggap perlu ujicoba lebih
mendalam karena terkait dengan tingkat kesulitan tidak dapat terlaksana.
Pengembangan mutu merupakan salah satu tugas utama PP-PAUD dan Dikmas,
belum adanya gugus kendali mutu merupakan permasalahan utama yang dihadapi PP-
PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Pengembangan mutu yang seharusnya menjadi sebuah
siklus antara pemetaan mutu, supervisi dan pengembangan sumberdaya akan tetapi
yang terjadi adalah tidak adanya sinkronisasi diantara ketiga program atau kegiatan
tersebut. Belum terbangunnya sistem yang memadai terkait hal tersebut membuat
kegiatan dan program terkesan berjalan sendiri-sendiri. Belum lagi ada duplikasi
pekerjaan yang dilakukan di tingkat Dinas Pendidikan Kab/Kota terkait pemetaan
mutu.
L A K I P 2 0 1 8
ntuk mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan
akuntabel, serta berorientasi pada hasil, Kepala Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Jawa Barat,
sebagai pajabat penanggung jawab program dan kegiatan, pada awal tahun 2018 telah
berjanji kinerja dengan Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas, untuk mencapai sasaran
strategis dan target kinerja Pusat PAUD dan Dikmas dengan menetapkan sasaran strategis
yang perealisasiannya didukung oleh 4 indikator kinerja, beserta target kinerja dan
anggaran sebesar Rp. 14.542.813.000,-, dari total anggaran sebesar Rp. 38.800.600.000,-
(hasil revisi), dengan rincian sebagai berikut:
Sasaran Strategis Tersedianya Hasil Pengkajian dan Pengembangan Model/Program
PAUD dan Dikmas yang bermutu, berwawasan Gender, ESD dan kewarganegaraan
global, serta replikabel diseluruh regional/wilayah, perealisasiannya didukung oleh 4
indikator kinerja, sebagai berikut:
1. Jumlah Model/Program PAUD Dikmas yang dikembangkan, divalidasi dan
diterapkan.
Kinerja ditargetkan sebanyak 17 model, dengan anggaran sebesar Rp.
3.492.175.000.-, setelah revisi target kinerja tetap sebanyak 17 model, dengan
anggaran menjadi sebesar Rp. 3.535.028.000.-.
Perealisasian target indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatan sebagai
berikut:
Model/program PAUD Dikmas yang dikembangkan, dengan kegiatan :
a. Pelaksanaan studi pendahuluan, dengan target 2 kegiatan yaitu:
1) Studi kepustakaan dan identifikasi masalah pengumpulan data;
2) FGD Hasil Studi Pendahuluan.
b. Penyusunan draft model, dengan target 2 kegiatan yaitu:
1) Penyusunan draft model;
2) FGD draft model.
UC
L A K I P 2 0 1 8
c. Pelaksanaan uji coba model konseptual dan operasional, dengan target 4
kegiatan yaitu:
1) Uji Model Konseptual;
2) Revisi Model Konseptual dan Orientasi Calon Sasaran Uji Coba Operasional;
3) Pelaksanaan Uji Coba Model Operasional;
4) Seminar Hasil Uji Coba;
5) Revisi Model Akhir dan Penggandaan Terbatas;
6) Penyusunan Laporan Ujicoba;
7) Penggandaan Hasil Uji Paska Pembakuan.
d. Labsite pengembangan model, dengan target 3 kegiatan yaitu:
1) Lab Site PAUD;
2) Lab Site Kampung Literasi Budaya Ekonomi;
3) Lab Site Pramuka.
2. Jumlah Lembaga/satuan PAUD Dikmas yang dipersiapkan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Kinerja ditargetkan sebanyak 1.415 lembaga, dengan anggaran sebesar Rp.
7.759.067.000,-, setelah revisi target kinerja tetap sebanyak 1.415 lembaga, dengan
anggaran menjadi sebesar Rp. 6.716.644.000,-.
Perealisasian target indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatan sebagai
berikut:
Satuan PAUD dan Dikmas yang disiapkan untuk memenuhi Standar Nasional,
dengan kegiatan:
a. Pemetaan mutu satuan PAUD Dikmas
b. Supervisi satuan PAUD Dikmas, dengan kegiatan:
1. Pelaksana Orientasi Tim Lapangan
2. Pelaksanaan Supervisi
c. Pengembangan Kemitraan PAUD Dikmas, dengan kegiatan:
1. Penguatan Lembaga PAUD Dikmas
2. Bantuan BOP SKB
3. Apresiasi GTK PAUD Dikmas
L A K I P 2 0 1 8
3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya.
Kinerja ditargetkan sebanyak 1.572 orang, dengan anggaran sebesar Rp.
5.072.357.000,-, setelah revisi target kinerja tetap sebanyak 1.572 orang, dengan
anggaran menjadi sebesar Rp. 4.291.141.000,-.
Perealisasian target indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatan sebagai
berikut:
SDM PAUD dan Dikmas yang ditingkatkan kompetensinya,
a. Peningkatan kompetensi SDM internal
b. Peningkatan kompetensi SDM eksternal
4. Jumlah Dokumen penyelenggaraan lomba dan apresiasi UPT PAUD-Dikmas.
Kinerja ditargetkan masih dalam proses, karena belum masuk dalam Tugas dan
Fungsinya Pusat Pengembangan PAUD Dikmas sehingga tidak ada kegiatan dalam
RKAKL DIPA yang mendukung Indikator Kinerja tersebut.
L A K I P 2 0 1 8
A.
Tersedianya hasil pengkajian dan pengembangan model/program PAUD Dikmas yang
bermutu, berwawasan gender, ESD dan kewarganegaraan global, serta replikabel di
seluruh regional/wilayah, didukung oleh 4 indikator kinerja, dengan realisasi sebagai
berikut:
1. Jumlah Model/Program PAUD Dikmas yang dikembangkan, divalidasi dan
diterapkan.
Kinerja ditargetkan sebanyak 17 model (target setelah revisi), setelah diukur
pencapaiannya terealisasi sebanyak 17 Model, dengan persentase capaian sebesar
100 %.
Analisis realisasinya sesuai target/melebihi target:
Realisasinya sesuai target/melebihi target tersebut dimungkinkan karena
komitmen dan kerja keras seluruh pihak dalam terselenggaranya kegiatan
pengembangan model PAUD dan Dikmas.
Walaupun target kinerja telah tercapai, bahkan melebihi target, namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan hambatan dan permasalahan sebagai berikut:
a. Penganggaran yang seragam di setiap rumpun pengembangan model;
b. Alokasi dana perjalanan pada pelaksanaan studi pendahuluan yang terbatas;
c. Revisi model konseptual dijadwalkan 2 kali kegiatan, namun jadwal tersebut
bersamaan dengan undangan validasi dari Direktorat Jenderal;
d. Model pendidikan keluarga dan model penyelenggaraan paket C yang sulit
diterapkan dalam 2 (dua) siklus, konseptual dan operasional dalam satu tahun
karena bergantung kepada jadwal pembelajaran;
e. Jeda waktu antara validasi dengan seminar hanya hitungan hari berarti ada
kelemahan dalam penjadwalan;
f. Program labsite pengembangan model memiliki hambatan pada lemahnya
koordinasi sehingga sulit mencari data hasil kegiatan karena pelaksana tidak
melaporkan kepada penanggungjawab kegiatan.
L A K I P 2 0 1 8
Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut, langkah antisipasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Lokasi ujicoba operasional hanya 2 lokasi dari 3 lokasi yang disyaratkan Perdirjen
No. 02 Tahun 2016;
b. Memilih lokasi yang tidak memerlukan penginapan;
c. Waktu yang terbatas, sehingga rapat tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya;
d. Untuk model sumber belajar paket C dalam jaringan hanya dilakukan ujicoba
konseptual;
e. Model yang digandakan merupakan model saat validasi dengan Direktorat;
f. Penanggungjawab kegiatan dalam hal ini Kepala Seksi Pengembangan Sarana
Pembelajaran langsung meminta data kegiatan dan menungaskan pengelola
data mengunjungi pelaksana kegiatan.
Jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 100%, dan pada tahun 2018
capaian kinerja sebesar 100%, maka pada tahun 2018 terdapat
peningkatan/penurunan capaian kinerja sebesar 0%, hal ini disebabkan seluruh
tahapan kinerja pengembangan model telah terlaksana dan tercapai.
Sedangkan jika dibandingkan dengan target periode akhir renstra tahun 2019
sebesar 26 naskah, sampai dengan tahun 2018 baru tercapai sebesar 17 naskah hal
tersebut dikarenakan terdapat perbedaan perhitungan pencapaian kinerja. Pada
renstra yang dihitung adalah output naskah pengembangan model,
pengembangan media belajar, labsite dan penelitian pengkajian, sedangkan di
kinerja ini yang dihitung hanya capaian pengembangan model saja.
2. Jumlah lembaga/satuan PAUD Dikmas yang dipersiapkan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Kinerja ditargetkan sebanyak 1.415 lembaga (target setelah revisi), setelah diukur
pencapaiannya terealisasi sebanyak 1.415 lembaga, dengan persentase capaian
sebesar 100 %
L A K I P 2 0 1 8
Realisasinya sesuai target/melebihi target tersebut dimungkinkan karena adanya
komitmen dan konsistensi serta kerja keras melaksanakan program dan kegiatan.
Walaupun target kinerja telah tercapai, bahkan melebihi target, namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan hambatan dan permasalahan sebagai berikut:
a. Keterlambatan daftar lembaga yang diusulkan dalam pemetaan mutu dari Dinas
Pendidikan Kab/Kota;
b. Sering adanya perubahan daftar lembaga yang diusulkan untuk pemetaan mutu
oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota;
c. Terlambatnya hasil verifikasi lembaga oleh tim verifikator Dinas Pendidikan
Kab/Kota;
d. Aplikasi pemetaan mutu masih bergantung kepada Pusat;
e. Kegiatan supervisi satuan PAUD dan Dikmas dari yang ditargetkan 700 lembaga
dapat tercapai 702 lembaga dikarenakan tambahan 2 SKB;
f. Pada tahap workshop koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan supervisi,
peserta dari daerah ada yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
panitia;
g. Tahap workshop hasil pelaksanaan supervisi terdapat satu peserta dari BAN
PAUD PNF tidak dapat menghadiri dikarenakan ada kegiatan lain yang
mendesak;
h. Pada kegiatan pengembangan kemitraan PAUD-Dikmas, mitra kurang
kooperatif dan tidak komitmen misalnya tidak memenuhi kewajiban sesuai
tenggat waktu yang ditentukan serta pengabaian juknis;
i. Pelaksanaan program tidak sampai tahap verifikasi dan validasi sehingga tidak
dapat diketahui dengan mudah hasil analisisnya;
j. Pada tahap kegiatan penyaluran BOP, terdapat kebijakan yang berubah-ubah
dan pengambilan keputusan yang terkesan kuran bagus dalam perencanaan.
Hal ini berimbas pada sedikitnya waktu koordinasi dengan lembaga dan
pelaksanaan yang agak terlambat;
k. Kepala SKB yang kurang kooperatif dalam menyediakan dokumen dalam
penarikan anggaran, syarat pengajuan dan pelaporan;
L A K I P 2 0 1 8
l. Kepala SKB tidak menyampaikan informasi kepada tutor untuk menyediakan
dokumen yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut, langkah antisipasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Alokasi pembagian kuota satuan PAUD/LKP/PKBM yang dipetakan mutunya
diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota agar lebih sesuai dengan
lapangan dan memudahkan pelaksanaan;
b. Lembaga yang sudah didaftarkan untuk pemetaan mutu tidak bisa diubah,
untuk itu daftar lembaga yang sudah disepakati disahkan dan ditandatangani
oleh Kepala Dinas/Kepala Bidang;
c. Menambah jumlah verifikator di Kab/Kota;
d. Tidak menunggu upgrading aplikasi yang terbaru dan dapat menggunakan
aplikasi yang lama. Untuk itu pemetaan mutu dapat dilakukan secara ofline dan
online;
e. Untuk kegiatan workshop koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan supervisi
mendatang undangan yang disampaikan ke daerah bukan hanya menyebutkan
kriteria namun bila perlu dapat menyebutkan nama yang diundang;
f. Pada kegiatan pengembangan kemitraan PAUD-Dikmas pemilihan lembaga
mitra agar dilakukan lebih selektif;
g. Jika program kemitraan dengan Perguruan Tinggi akan dilanjutkan sampai
kegiatan pemetaan mutu, akan lebih baik pelaksanaan program dilaksanakan
hingga tahap verifikasi dan validasi;
h. Pada tahap kegiatan penyaluran BOP perlu perencanaan yang lebih matang dan
waktu yang lebih memadai;
i. Perlu adanya desain/juknis/prosedur pelaksanaan program;
j. Pelaksanaan tahun 2018 dijadikan acuan maupaun pertimbangan dalam
menseleksi SKB yang akan dijadikan mitra pada tahun 2019.
Jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 100%, dan pada tahun 2018
capaian kinerja sebesar 100%, maka pada tahun 2018 capaian kinerja adalah sebesar
0%, hal ini disebabkan oleh terlaksananya seluruh kegiatan dan capaian program.
L A K I P 2 0 1 8
Sedangkan jika dibandingkan dengan target periode akhir renstra tahun 2019
sebesar 3.933 lembaga, sampai dengan tahun 2018 baru tercapai sebesar 2.307
lembaga.
3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya
Kinerja ditargetkan sebanyak 1.572 orang (target setelah revisi), setelah diukur
pencapaiannya terealisasi sebanyak 1.572 orang, dengan persentase capaian
sebesar 100 %
Realisasinya sesuai target/melebihi target tersebut dimungkinkan karena
kerjasama yang apik serta kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanana
program.
Walaupun target kinerja telah tercapai, bahkan melebihi target, namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan hambatan dan permasalahan sebagai berikut:
a. Pada kegiatan program peningkatan kompetensi SDM Internal, dalam
perencanaan sering berubah-ubah sesuai dengan kebijakan pimpinan;
b. Pada tahap kegiatan peningkatan kompetensi SDM Eksternal, tidak ada Batasan
dalam menentukan tema/konten pelaksanaan untuk kebutuhan diklatnya
sehingga tidak ada prioritas yang harus didahulukan;
c. Pelaksanaan In House Training (IHT) terdapat kendala pada kesiapan dilapangan
yang kurang maksimal terutama dalam menentukan lokasi tempat
penyelenggaran;
d. Dalam pelaksanaan FGD penyusunan struktur materi dan kurikulum diklat
tingkat lanjutan dalam jaringan bagi pendidik PAUD output atau struktur materi
yang dihasilkan tidak memenuhi jadwal yang telah ditentukan;
e. Dalam tahap orientasi, beberapa peserta yang diundang tidak memenuhi
kriteria yang telah ditentukan oleh pengelola program;
f. Pada tahap pelaksanaan diklat dalam jaringan pendidik PAUD tingkat dasar dan
lanjutan terdapat kendala seperti keterbatasan peserta dalam memahami TIK,
platform yang dipergunakan belum baku serta sarana dan prasarana di lokasi
belum optimal;
L A K I P 2 0 1 8
Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut, langkah antisipasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Walaupun terdapat beberapa perubahan dalam perencanaan, namun kegiatan
dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pimpinan dan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan;
b. Hasil olah data digunakan untuk pelaksanaan kegiatan IHT maupun Bimbingan
Teknis tahun berjalan;
c. Kegiatan IHT sesuai dengan kebutuhan peserta baik meliputi tema dan
tempatnya;
d. Dalam mengundang peserta orientasi agar perlu lebih ketat untuk memenuhi
kriteria dalam rangka persiapan menentukan admin dan mentor untuk
pelaksanaan diklat dalam jaringan sehingga menjadi lebih optimal.
Jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 100%, dan pada tahun 2018
capaian kinerja sebesar 100%, maka pada tahun 2018 terdapat
peningkatan/penurunan capaian kinerja sebesar 0%, hal ini disebabkan oleh
terlaksananya seluruh kegiatan dan tercapainya seluruh target program.
Sedangkan jika dibandingkan dengan target periode akhir renstra tahun 2019
sebesar 6.987 orang, dan sampai dengan tahun 2018 baru tercapai sebesar 5.415
orang.
4. Jumlah Dokumen penyelenggaraan lomba dan apresiasi UPT PAUD-Dikmas.
Kinerja ditargetkan masih dalam proses, karena belum masuk dalam Tugas dan
Fungsinya Pusat Pengembangan PAUD Dikmas sehingga tidak ada kegiatan dalam
RKAKL DIPA yang mendukung Indikator Kinerja tersebut berakibat tidak ada yang
dapat dilaporkan terkait capaian kinerjanya.
L A K I P 2 0 1 8
B. REALISASI ANGGARAN
Alokasi anggaran Sasaran Strategis Tersedianya hasil pengkajian dan pengembangan
model/program PAUD dan Dikmas yang bermutu berwawasan gender, ESD dan
kewarganegaraan global, serta replikabel di seluruh regional/wilayah, adalah sebesar Rp.
14.542.813.000,- (akumulasi anggaran revisi dari 4 indikator kinerja yang diperjanjikan) dan
terealisasikan sebesar Rp. 14.123.710.454,- dengan presentase capaian sebesar 97,12%.
Ketercapaian realisasi anggaran tersebut di atas didukung oleh 4 indikator kinerja, yaitu:
1. Jumlah Model/program PAUD dan Dikmas yang dikembangkan, divalidasi dan
diterapkan.
Dengan anggaran (hasil revisi lihat bab II) sebesar Rp. 3.535.028.000,- terealisasi
sebesar Rp. 3.354.016.944,-, dengan persentase capaian sebesar 94,88%.
2. Jumlah Lembaga/satuan PAUD Dikmas yang dipersiapkan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Dengan anggaran (hasil revisi lihat bab II) sebesar Rp. 6.716.644.000,- terealisasi
sebesar Rp. 6.622.286.689,-, dengan persentase capaian sebesar 98,60%.
3. Jumlah SDM yang meningkat kompetensinya.
Dengan anggaran (hasil revisi lihat bab II) sebesar Rp. 4.291.141.000,- terealisasi
sebesar Rp. 4.147.406.821,-, dengan persentase capaian sebesar 96,65%.
4. Jumlah dokumen penyelenggaraan lomba dan apresiasi UPT PAUD-Dikmas
Tidak terdapat realisasi anggaran karena belum masuk dalam Tugas dan Fungsinya
Pusat Pengembangan PAUD Dikmas sehingga tidak ada kegiatan dalam RKAKL
DIPA yang mendukung Indikator Kinerja tersebut.
Adapun yang menjadi hambatan dan permasalahan tidak terealisasinya anggaran
sesuai target yang telah ditetapkan, adalah sebagai berikut:
a. Terbatasnya anggaran perjalanan;
b. Perubahan sasaran kegiatan atas usulan dari Dinas Pendidikan.
L A K I P 2 0 1 8
Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut di atas, langkah antisipasi
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perubahan dari paket meeting hotel menjadi kegiatan di lembaga pemerintah;
b. Penyesuaian sasaran sesuai usulan Dinas Pendidikan.
Adapun realisasi anggaran secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 36.895.251.840,
dengan persentase 95,09%
L A K I P 2 0 1 8
apaian kualitatif utama yang diperoleh di tahun 2018 adalah terjadinya
pelaksanaan tugas pokok (core business) yakni pengembangan model dan
pengembangan mutu PTK dan satuan PAUD - Dikmas secara sistemik. Subsistem
pengembangan model terkait secara sinergis dengan subsistem peningkatan mutu PTK
melalui penempatan output pengembangan menjadi input sasaran dan substansi
peningkatan mutu PTK dan satuan pendidikan PAUD Dikmas. Demikian pula pada
subsistem pendukung, sinergitas terhadap pelaksanaan subsistem utama (pengembangan
model dan pengembangan mutu) sudah terjadi pada tahap penyiapan input
pengembangan model.
Subsistem pendukung: Pengembangan Kemitraan dan Rapat Koordinasi Kerja telah
menyediakan input dasar yakni infrastruktur yang mendorong terjadinya keterlibatan
pemerintah daerah (dinas pendidikan kabupaten dan kota) sejak dari penetapan sasaran
dan substansi pengembangan model maupun peningkatan kompetensi PTK PAUD dan
Dikmas. Subsistem pendukung lainnya, yaitu Pemetaan Mutu berkontribusi pada
penetapan satuan/program sasaran pengembangan model dan pengembangan mutu
sekaligus menjadi sasaran fasilitasi akreditasi (pengembangan mutu) dalam kerangka
pencapaian standar nasional pendidikan.
Dari sisi aspek realisasi anggaran per 31 Desember 2018 UPT PP-PAUD dan Dikmas
mencapai 95,09% dari target rencana penyerapan sasaran anggaran secara aplikasi MoLK
sebesar 100%. Akan tetapi secara riil, dalam penyerapan anggaran memperhitungkan juga
adanya efisiensi/penawaran atas suatu transaksi pembelanjaan anggaran, serta adanya
dana yang tidak terserap, misalnya belanja transport untuk peserta kegiatan dikarenakan
tidak terpenuhinya kuota undangan pada suatu pelaksanaan kegiatan, efisiensi anggaran
terkait pengalihan untuk pembiayaan bencana alam.
C
L A K I P 2 0 1 8
Penyerapan anggaran tersebut sudah merupakan kondisi maksimal, setelah
dilakukannya hal-hal berikut:
Akselarasi pelaksanaan melalui penjadwal ulang lebih cepat dari:
1. Kegiatan yang tidak memiliki keterkaitan (prerequisite). Hal ini termasuk di
dalamnya kegiatan pengadaan modal dan kegiatan pendukung lainnya
2. Peningkatan mutu PTK yang terkait dengan persiapan pelaksanaan pemetaan
mutu dan supervisi, penerapan model hasil – hasil pengembangan tahun
sebelumnya.
3. Kegiatan utama yang dapat “menarik” terlaksananya kegiatan sertaannya, yakni
pengembangan model program, satuan/program, media pembelajaran dan
penelitian pengkajian.
Pengaturan pemenuhan undangan dari pihak eksternal yang lebih terkendala
terutama yang berpengaruh pada pelibatan SDM internal dan konsistensi jadwal
pelaksanaan kegiatan baik pada subsistem utama maupun subsistem pendukung.
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan Dikmas) Jawa Barat
dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS
Melaksanakan pengembangan model dan mutu Pendidikan Anak Usia dan Pendidikan Masyarakat
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan Dikmas) Jawa Barat, sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
tanggung jawab,saya akan:
a. Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
b. Mengembangkan program di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
c. Mengembangkan model pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini dan masyarakat;
d. Melaksanakan supervisi satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
e. Memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
f. Mengembangkan sumber daya pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
g. Mengelola sistem informasi di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
h. Melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini
dan pendidikan masyarakat; dan
i. Melaksanakan urusan administrasi PP-PAUD dan Dikmas.
Target Capaian Kegiatan: Layanan Pengkajian, Pengembangan model/program dan Pemetaan Mutu PAUD Dikmas
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
2018 Anggaran
Tersedianya hasil
pengkajian dan
pengembangan model/
program PAUD-Dikmas
yang bermutu,
berwawasan gender, ESD
dan kewarganegaraan
global, serta replikabel di
seluruh regional / wilayah
Model/Program PAUD Dikmas
yang dikembangkan, divalidasi,
dan diterapkan.
17 Naskah Rp. 3.535.028.000,-
1. Model PAUD Dikmas yang
Dikembangkan
17 Naskah Rp. 3.535.028.000,-
Lembaga/Satuan PAUD Dikmas
yang dipersiapkan memenuhi
Standar Nasional Pendidikan
(SNP)
1.415 Lembaga Rp. 6.716.644.000,-
1. Satuan PAUD-Dikmas yang
Disiapkan untuk Memenuhi
Standar Nasional
1.415 Lembaga Rp. 6.716.644.000,-
SDM PAUD Dikmas yang
meningkat kompetensinya
1.572 Orang Rp. 5.072.357.000,-
1. SDM PAUD-Dikmas yang
ditingkatkan kompetensinya
1.572 Orang Rp. 4.291.141.000,-
Total Jumlah anggaran kegiatan Layanan Pengkajian, Pengembangan dan Pengendalian Mutu PAUD dan Dikmas adalah Rp.38.800.600.000,00 Sedangkan total jumlah indikator kinerja
sebesar Rp14,542,813,000,00
Rencana Penyerapan Anggaran Tahun 2018 Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini danPendidikan Masyarakat
(PP-PAUD dan Dikmas) Jawa Barat
NO Rencana PenyerapanJan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
1 Bulanan 194.874 322.850 1.023.814 1.622.978 1.479.004 1.217.233 1.109.617 1.497.910 1.974.914 1.431.013 1.624.432 369.387
2 Kumulatif 194.874 517.724 1.541.538 3.164.516 4.643.520 5.860.754 6.970.370 8.468.280 10.443.194 11.874.207 13.498.639 13.868.026
3 % Kumulatif 1,34% 3,56% 10,60% 21,76% 31,93% 40,30% 47,93% 58,23% 71,81% 81,65% 92,82% 95,36% EVALUASI
Jakarta, Oktober 2018 Direktur Jenderal PAUD Barat Kepala PP-PAUD dan Dikmas dan Pendidikan Masyarakat Jawa Barat Harris Iskandar Bambang Winarji
1.34% 3.56%10.60%
21.76%
31.93%
40.30%
47.93%
58.23%
71.81%
81.65%
92.82%
95.36%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
Penyerapan Per Bulan
% Penyerapan Kumulatif
Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku.