Upload
vukiet
View
214
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
L A K I P ( LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTA H )
RUMAH SAKIT UMUM NEGARA TAHUN 2013
RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA
FEBRUARI 2014
ii
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA RUMAH SAKIT UMUM NEGARA Ja lan Wi jaya Kusuma No. 17 Negara
Te lp . (0365 ) 41006 , 42821 F AX (62365 ) 41006
E - M a i l : r s u n e g a r a b a l i @ ya h o o . c o m
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA NOMOR : 14 /RSU.N/ 2014
TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )
RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NEGARA
KABUPATEN JEMBRANA.
MENIMBANG : a. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dipandang perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) untuk mengetahui kemampuan dalam penjabaran Visi, Misi dan Tujuan serta Sasaran Organisasi;
b. bahwa untuk melaksanakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), dipandang perlu menetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana;
c. bahwa untuk tujuan dimaksud huruf a dan b di atas, Penetapan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Umum Negara Tahun 2012 dtetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana.
MENGINGAT : 1. Undang - Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655 );
2. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
3. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421 ).
4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 );
iii
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Bupati Jembrana Nomor 51 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Jembrana Tahun 2011 – 2016.
7. Peraturan Bupati Jembrana Nomor 80 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2012;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana ( Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2008 Nomor 3; Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 );
9. Keputusan Bupati Jembrana Nomor 1344/KEU/2011 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum Negara;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana Tahun 2013.
KEDUA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) dimaksud dalam dictum PERTAMA merupakan laporan Direktur Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana kepada Bupati Jembrana sebagai Laporan Capaian Kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2014.
Ditetapkan di : Negara Pada tanggal : 4 Februari 2014
Direktur Rumah Sakit Umum Negara
dr. Made Dwipayana, MPPM Pembina Tk I
NIP. 19650118 199603 1 007
KEPUTUSAN ini disampaikan kepada Yth. :
1. Bupati Jembrana di Negara. 2. Wakil Bupati Jembrana di Negara. 3. Ketua DPRD Kabupaten Jembrana di Negara. 4. Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana di Negara. 5. Inspektorat Kabupaten Jembrana di Negara. 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana di Negara. 7. A r s i p.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana Tahun 2013
ini tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) ini
telah mengacu pada Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana selama Tahun 2013 yang
disesuaikan dengan Perencanaan Strategik yang telah dirumuskan sebelumnya.
Kami menyadari bahwa materi LAKIP ini masih jauh dari sempurna,
mengingat bahwa masih banyak kendala yang dihadapi, baik ditinjau dari hasil
pelaksanaan kegiatan maupun pengumpulan data kinerja serta cara merumuskan
indikator kinerjanya. Namun berkat adanya koordinasi dan bimbingan dari berbagai
pihak seperti dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Jembrana, maka hasil penyusunan LAKIP ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini tak lupa kami menghaturkan terima kasih kepada Tim
Penyusunan LAKIP Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana dan kepada
semua pihak yang telah banyak berperan hingga tersusunnya LAKIP Tahun 2013
ini.
v
DAFTAR ISI
halaman SK PENETAPAN LAKIP 2013 ........................ ................................................... ii KATA PENGANTAR ................................... .......................................................... iv DAFTAR ISI ...................................... ................................................................... v DAFTAR TABEL .................................... .............................................................. vi DAFTAR BAGAN ................................... ............................................................ vii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................. ..................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................. ................................................... 1
A UMUM .......................................................................................... 1 B DASAR HUKUM .......................................................................... 3 C PROFIL RSU NEGARA................................................................... 5
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJ A ……… 32 A PERENCANAAN STRATEGIS……………………………………….. 32 1. Visi ..……………………………………………………….............. 32 2. Misi ..………………………………………………………………… 33 3. Tujuan …..…………………………………………………………. 34 4. Sasaran …...……………………………………………….……… 35 5. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran …………….…………….. 38 B PERENCANAAN KINERJA............................................................. 40
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................... ........................................... 44 A PENGUKURAN KINERJA .................................... ...................... 44 B ANALISIS EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA ........................... 46 C ASPEK KEUANGAN …………………………………………………. 50
BAB IV P E N U T U P ……………………………………………………………... 54 A KESIMPULAN ………………………………………………………. 54 B SARAN – SARAN …………………………………………………… 55
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Data Pegawai berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi
Pendidikan 22
Tabel 2 Data Pegawai berdasarkan Pangkat dan Golongan 24 Tabel 3 Kunjungan Rawat Jalan Sesuai Dengan Poliklinik dan
Instalasi RSU Negara 24
Tabel 4 Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Cara Bayar/ Jaminan RSU Negara
25
Tabel 5 Jumlah Pasien Rawat Inap Berdasarkan Cara Pembayaran RSU Negara
26
Tabel 6 Kunjungan IRD RSU Negara 26 Tabel 7 Jumlah Pasien Operasi di RSU Negara 27 Tabel 8 Kasus Penyakit HIV/AIDS yang dirawat RSU Negara
2012/2013 28
Tabel 9 Jumlah Pasien DBD dan Malaria yg di rawat RSU Negara 2012/2013
28
Tabel 10 Jumlah Kasus Gigitan HPR Dan VAR Yang Dipakai RSU Negara 2013
29
Tabel 11 Data Perasalinan Dan Neonatal RSU Negara 2012/2013 30 abel 12 BOR Dan Avlos RSU Negara 30 Tabel 13 BTO( Bed Turn Over ) Dan TOI( Turn Over Interval ) RSU
Negara 30
Tabel 14 Tujuan Dan Sasaran RSU Negara 35 Tabel 15 Penjabaran Sasaran RSU Negara Pada Masing – Masing
Kegiatan 36
Tabel 16 Sasaran Kegiatan Terpilih Dan Indikator Kinerja Utamanya Tahun 2013
37
Tabel 17 Belanja Tak Langsung 50 Tabel 18 Belanja Langsung 52 Tabel 19 Pendapatan RSU Negara 52
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana ………………………………….
7
viii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa bernegara.Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan legalitasnya didasarkan pada
TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam pasal 3 TAP MPR XI tersebut
dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas
kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum,
asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas.
Pemerintah telah menerbitkan instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres)
Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Inpres
tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan
suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan
masing-masing, Lembaga Pengawasan dan Penilai Akuntabilitas, dan akhirnya
disampaikan kepada presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut
menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan
penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tentang
Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaannya. Sementara itu
kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu memberikan
manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan
manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.
Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di daerah dipertegas oleh lahirnya
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002
ix
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan perundangan-
undangan tersebut telah menyempurnakan regulasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem AKIP tidak saja menekankan pada output
(keluaran) sebuah kegiatan, tetapi lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan
demikian, maka dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu mendapat
perhatian. LAKIP sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan Tahunan
yang telah disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai
sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan
prioritas pembangunan, RSU Negara telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei
2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama. Menurut Tim
Penilai LAKIP Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, penyusunan
IKU wajib bagi unit kerja berdasarkan pada Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31
Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Instansi
Pemerintah. IKU merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau
tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.
Pada dasarnya semua institusi pelayanan kesehatan bertanggungjawab untuk
melayani masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif maupun kuratif dan
rehabilitatif. Yang berbeda adalah bobot pelayanan di masing-masing institusi
tersebut.
Oleh karena itu, rumah sakit juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan paradigma sehat. Pelayanan prima bidang kesehatan merupakan
bagian dari upaya perbaikan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.Pelayanan prima di rumah sakit perlu dilaksanakan dengan harapan
akan meningkatkan kemampuan manejerial khususnya pejabat struktural dan
fungsional yang sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan pelayanan prima
di bidang kesehatan.
Pelayanan prima Rumah Sakit erat kaitannya dengan mutu pelayanan
Rumah Sakit. Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan
keluhan dari pasiennya, lembaga sosial atau swadaya masyarakat dan bahkan
pemerintah sekalipun. Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya interaksi
antara penerima pelayanan dan pemberi pelayanan. Jika pemerintah yang
x
menyampaikan kritikan ini dapat berarti bahwa masyarakat mendapatkan legalitas
bahwa memang benar mutu pelayanan kesehatan harus diperbaiki. Mengukur mutu
pelayanan dapat dilakukan dengan melihat indikator-indikator mutu pelayanan
Rumah Sakit yang ada di beberapa kebijakan pemerintah, melalui indikator-indikator
tersebut kita bisa melihat standar pelayanan medik terhadap pasien di suatu Rumah
Sakit.
Standar Pelayanan Rumah Sakit dalam hal ini adalah penyelenggaraan
pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
diselenggarakan oleh rumah sakit. Oleh karena itu dengan adanya standar
pelayanan medik pada rumah sakit ini, maka akan dapat mengendalikan mutu dari
rumah sakit itu sendiri yang pada akhirnya nanti akan memberikan dampak ke
pasien, yang diperlihatkan melalui kepuasaan pasien terhadap pelayanan di suatu
rumah sakit.
Disamping meningkatkan pelayanan prima, RSU Negara juga mendukung
program Rumah Sakit Sayang Bayi. Adapun langkah-langkah yang telah diambil
adalah
a) Memiliki kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang selalu
dikomunikasikan antar staf pelayanan kesehatan.
b) Melatih semua staf pelayanan kesehatan mengenai ketrampilan yang
diperlukan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.
c) Memberi informasi kepada seluruh ibu hamil tentang keuntungan dan
penanganan ASI.
d) Membantu ibu untuk inisiasi ASI dalam setengah jam pasca bersalin.
e) Memberi petunjuk kepada ibu bagaiman cara permberian ASI dan bagaimana
untuk tetap mempertahankannya walaupun ia harus (dirawat) terpisah dari
bayinya.
f) Jangan berikan bayi makanan atau minuman lain selain ASI kecuali ada
indikasi medis.
g) Melakukan rawat gabung (ibu dan anak dalam 1 kamar) 24 jam sehari.
h) Mendorong untuk pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi.
i) Jangan berikan instrumen lain seperti dot kepada bayi yang mendapat ASI.
j) Buatlah kelompok pendukung pemberian ASI dan anjurkan ibu menyusui
untuk bergabung dengan mereka sepulangnya dari Rumah Sakit atau Klinik.
Disamping itu RSU Negara mendukung program unggulan Pemerintah
Provinsi Bali dengan memberikan pelayanan bagi masyarakat Jembrana melalui
program JKBM.
Dalam Rencana Kinerja Tahun 2013 ditetapkan sebanyak 4(empat) Tujuan
dan 5 (lima) Sasaran Strategis RSU Negara yang selanjutnya didukung oleh 8
(delapan) sasaran kegiatan strategis yang harus dicapai selama Tahun 2013.
xi
Sasaran Strategis tersebut diwujudkan melalui kegiatan strategis yang
dilaksanakan oleh RSU Negara.
Secara umum capaian sasaran strategis tersebut menunjukkan tingkat
keberhasilan yang yang baik, dengan rata-rata capaian fisik sebesar 90.37 % dan
keuangan sebesar 81%.
Untuk melaksanakan Kebijakan, Program dan Kegiatan dalam mencapai tujuan
/ sasaran RSU Negara tahun 2013, didukung dengan anggaran sejumlah Rp
51,344,139,809.86 yang terbagi kedalam dua jenis belajan yaitu belanja langsung
dan belanja tak langsung. Alokasi belanja tak langsung Rp 16,942,745,900.00 ,- dan
Alokasi belanja langsung sebesar Rp 34,401,393,909.86
Realisasi belanja tahun 2013 sebesar Rp. 47,358,946,465.00 terbagi kedalam
dua jenis belanja yaitu belanja langsung dan belanja tak langsung. Realiasi belanja
tak langsung Rp 15,851,984,472.00 sisa belanja tidak langsung Rp.
1,090,756,428.00 dan Realisasi belanja langsung sebesar Rp 31,506,956,993.25
Dengan demikian, maka sisa dana belanja langsung sebesar Rp 2,894,436,916.61
Target pendapatan Rp. 22,649,140,000.00, Realisasi Pendapatan Rp.
24,056,380,281.34, Pencapaian target : 106,21 %. Hal ini disebabkan karena adanya
piutang JKBM, piutang Jamkesmas dan Jampersal tahun 2012 yang terbayar pada
tahun 2013, serta beberapa jenis pendapatan memang melebihi target yang
direncanakan.
Akhirnya, dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah ini , diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja yang telah dicapai
tahun 2013 dan dimanfaatkan sebagai penjabaran pelaksanaan TUPOKSI di tahun
berikutnya. Agar dapat dipahami oleh semua staf di lingkungan RSU Negara ,laporan
ini akan dikomunikasikan secara terus menerus sehingga dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan program di masa yang akan datang. Penyusunan LAKIP ini
,masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaan di masa akan datang .
Negara, 4 Februari 2014 Direktur RSU Negara,
dr. Made Dwipayana, MPPM NIP. 19650118 199603 1 007
RSU Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2012
1
BAB IBAB IBAB IBAB I
P E N D A H U L U A NP E N D A H U L U A NP E N D A H U L U A NP E N D A H U L U A N A. Umum
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa bernegara.Dalam rangka itu diperlukan pengem bangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan
penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tentang
Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaannya. Sementara itu
kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu memberikan
manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan
manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.
Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di daerah dipertegas oleh lahirnya
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan perundangan-
undangan tersebut telah menyempurnakan regulasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem AKIP tidak saja menekankan pada output
(keluaran) sebuah kegiatan, tetapi lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan
demikian, maka dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu mendapat
perhatian. LAKIP sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan Tahunan
yang telah disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai
sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
2
Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan
prioritas pembangunan, RSU Negara telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei
2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama. Menurut Tim
Penilai LAKIP Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, penyusunan
IKU wajib bagi unit kerja berdasarkan pada Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31
Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Instansi
Pemerintah. IKU merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau
tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.
Pada dasarnya semua institusi pelayanan kesehatan bertanggungjawab untuk
melayani masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif maupun kratif dan
rehabilitatif. Yang berbeda adalah bobot pelayanan di masing-masing institusi
tersebut.
Untuk dapat merealisasikan visi Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dengan misi yang akan ditempuh adalah :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
Sehubungan dengan itu, rumah sakit juga dituntut untuk memberikan
pelayanan yang sesuai dengan paradigma sehat. Pelayanan prima bidang
kesehatan merupakan bagian dari upaya perbaikan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan kepada Masyarakat. Pelayanan prima di rumah sakit perlu dilaksanakan
dengan harapan akan meningkatkan kemampuan manejerial khususnya pejabat
struktural dan fungsional yang sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan
pelayanan prima di bidang kesehatan.
Standar Pelayanan Rumah Sakit dalam hal ini adalah penyelenggaraan
pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
diselenggarakan oleh rumah sakit. Oleh karena itu dengan adanya standar
pelayanan medik pada rumah sakit ini, maka akan dapat mengendalikan mutu dari
rumah sakit itu sendiri yang pada akhirnya nanti akan memberikan dampak ke
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
3
pasien, yang diperlihatkan melalui kepuasaan pasien terhadap pelayanan di suatu
rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSU Negara
disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kenerja instansi pemerintah secara
periode tahunan dalam pencapaian tujuan/sasaran strategi instansi. Sistematika
yang digunakan mengikuti pedoman pelaksanaan sebagaimana diatur pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. Dasar Hukum.
LAKIP RSU Negara Tahun 2013 disusun berdasarkan beberapa landasan
sebagai berikut :
( 1 ). Landasan Idiil yaitu Pancasila,
( 2 ). Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945,
( 3 ). Landasan Operasional :
a. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );
d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400 );
f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
4
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844 );
g. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota.
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614 );
k. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi;
l. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
228/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah sakit Yang wajib Dilaksanakan Daerah
m. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Jembrana ( Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2008 Nomor 3;
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 )
n. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 06 Tahun 2010 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun
2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2010 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 6.);
o. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 03 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Jembrana Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun
2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 3.);
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
5
p. .Peraturan Bupati Jembrana Nomor 15 tahun 2011, Tentang Pembentukan
Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana ;
q. Peraturan Bupati No 67 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Rumah Sakit Umum Negara ;
r. Keputusan Bupati Jembrana Nomor 1344 / Keu / 2011 ; tentang penetapan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (
PPK – BLUD ) pada Rumah Sakit Umum Negara.
C. Profil Rumah Sakit Umum Negara
Rumah Sakit Umum Negara adalah salah satu SKPD dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Jembrana yang merupakan unsur penunjang
penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang Pelayanan Kesehatan. Sebagai
salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di lingkungan PEMDA yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD ( PPK – BLUD ) dan
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas. Hal tersebut bertujuan meningkatkan kualitas
pelayanan masyarakat, memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan dan sejalan dengan praktek bisnis yang sehat. Demikian halnya
dengan Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana ,perkembangan
RSU Negara menjadi PPK – BLUD merupakan peluang yang sangat baik bagi
kelangsungan hidup RSU Negara dimasa yang akan datang adanya
kewenangan dalam penggunaan anggaran terutama pembelanjaan.
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat pakar, padat modal dan padat tehnologi. Kompleksitas ini
muncul karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi, antara
lain pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan
maupun jenis disiplin pelayanan. Agar rumah sakit mampu melaksanakan
fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki perangkat
penunjang sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan.
Rumah Sakit Umum Negara termasuk dalam katagori type C. Dan RS
ini telah lulus dengan Akreditasi Dasar 12 Pelayanan. RSU Negara
memberikan pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap. Pelayanan
rawat jalan dilakukan oleh 8 poliklinik yang ada, lengkap dengan dokter
spesialisnya, kecuali poli umum dan poli gigi. Selain itu ditunjang dengan unit
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
6
penunjang antara lain unit laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik dan juga
farmasi serta instalasi gawat darurat yang melayani selama 24 jam.
Walaupun sumber daya yang ada cukup memadai namun pada tahun-tahun
terakhir ini terdapat kecendrungan adanya RS dan klinik kesehatan swasta
yang memberikan pelayanan sejenis disatu sisi sebagai mitra tapi dapat
menjadikan competitor yang potensial apabila RSU Negara tidak segera
berbenah akan mengakibatkan masalah yang besar bagi pengelolaan RS di
masa mendatang.
RSU Negara diharapkan mempunyai daya ungkit untuk meningkatkan
pendapatan dari pendapatan fungsional dan pendapatan umum. Untuk
meningkatkan pendapatan, diperlukan upaya meningkatkan jenis dan mutu
pelayanan.
Lingkungan bisnis yang terus berubah, memerlukan pengelolaan
perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan tarhadap
arah organisasi dan untuk menaikan citra organisasi agar mendapatkan
legitimasi dalam pencapaian visi, dan/atau berkompetisi memenangkan
persaingan mencapai visi sosio ekonominya.
Demikian juga terjadi pada provider pelayanan kesehatan pada Rumah
Sakit Daerah. Tantangan dan tekanan Rumah Sakit Daerah akan selalu
muncul sesuai dengan perkembangangan teknologi kedokteran,
perkembangan jenis penyakit dan tuntutan masyarakat tentang perbaikan
mutu layanan.
Melalui Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana, telah
ditetapkan pula Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Negara.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
7
SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN KELENGKAPANNYA
Struktur Organisasi dalam PERDA tersebut terdiri dari :
a. Direktur.
b. Bagian Tata Usaha.
c. Bidang – Bidang.
d. Sub Bagian – Sub Bagian.
e. Seksi – Seksi.
f. Jabatan Fungsional.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum.
b. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Laporan.
c. Sub Bagian Keuangan.
Bidang – Bidang terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu, yang meliputi :
a. Seksi Rajal, Ranap, Rasid.
b. Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi Rekam Medis SIM dan Humas.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
8
2. Bidang Penunjang Medik, yang meliputi :
a. Seksi Logistik
b. Seksi Diagnostik.
3. Bidang Penunjang Non Medik, yang meliputi :
a. Seksi Sarana Prasarana Rumah Sakit.
b. Seksi Kesehatan Lingkungan.
TUPOKSI
Rumah Umum Negara merupakan Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten
Jembrana Kelas ”C” yang aturan pokok operasionalnya mengacu pada UU No.32
tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah Keppres No.40 tahun 2001 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan RSUD, Kepmendagri No. 1 tahun 2002
tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja RS Daerah dan Peraturan
Bupati Nomor 67 tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok Rumah Sakit Umum
Negara.
1. DIREKTUR
1.1 Tugas pokok:
Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Direktur yang mempunyai tugas
pokok :
a) Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan
upaya rujukan.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
1.2. Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rumah Sakit Umum Negara
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan rumah
sakit.
b. Pengoordinasian pelaksanaan di bidang pelayanan kesehatan rumah
sakit.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
9
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan
rumah sakit.
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati
sesuai tugas dan fungsinya.
Rincian tugas Direktur :
Menyusun rencana kegiatan beradasarkan kebijakan pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Umum.
Merumuskan sasaran yang hendak dicapai berdasarkan skala prioritas dan
dana yang tersedia sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas.
Menyusun data/bahan untuk pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
Mengawasi pelaksanaan tugas ketatausahaan, perencanaan SDM dan
Litbang perencanaan sarana dan prasarana , perencanaan keuangan.
Mengkoordinasikan seluruh bawahan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.
Memonitor serta mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahan agar
sasaran dapat dicapai sesuai dengan program kerja dan ketentuan yang
berlaku.
Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan rencana kerja , hasil yang dicapai
sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan dalam pengembangan karier.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
2. BAGIAN TATA USAHA
2.1. Tugas Pokok
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, mempunyai
tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas, member petunjuk,
menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan
tugas kesekretariatan, meliputi urusan umum dan kepegawaian,
perencanaan dan pelaporan serta pengelolaan keuangan.
2.2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bagian mempunyai
fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis administrasi kepegawain, administrasi
keuangan, perencanaan pelaporan dan urusan rumah tangga ;
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
10
b. penyusunan kebijakan administrasi umum ; dan
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan Sub Bagian;
d. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan sub bagian.
Rincian tugas Bagian Tata Usaha :
Merencanakan operasionalisasi pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan.
Memberi tugas kepada bawahan dalam pengelolaan urusan administrasi
umum dan kepegawaian, perencanan dan pelaporan.
Mempelajari dan menelaah peraturan dan perundang-undangan dan naskah
dinas di bidang tugasnya.
Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang dan sub bagian dalam
melaksanakan tugas.
Melaksanakan urusan umum, kepegawaian, surat menyurat, inventarisasi dan
perlengkapan, perencanaan dan pelaporan serta rumah tangga Rumah sakit
Umum.
Melaksanakan urusan keuangan.
Menyelenggarakan urusan perawatan perlengkapan/peralatan Rumah Sakit
Umum.
Menerima naskah/surat surat dinas yang masuk, mencatat, mendistribusikan
ke Kepala Bidang, Sub bagian dan Seksi.
Menyimpan data/arsip naskah keluar/masuk.
Merencanakan, melayani dan memelihara kebutuhan peralatan/perlengkapan
rumah sakit umum.
Melaksanakan penyusunan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (Lakip) Rumah Sakit Umum.
Mempersiapkan bahan dan menyusun laporan sesuai bidang tugas, sebagai
bahan pimpinan.
Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan karier.
Memberikan saran dan pertimbangan teknis atasan.
Mengevaluasi tugas yang diberikan kepada Kepala Sub bagian.
Menyusun laporan hasil kegiatan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur dan;
melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
11
2.a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan administrasi umum dan kepegawaian.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian ;
b. pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian ;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat nonstructural dalam lingkup Sub bagian; dan
d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat nonstructural dalam
lingkup Sub Bagian
Rincian Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :
• Membuat rencana operasionalisasi program kerja sub bagian umum.
• Mengendalikan surat masuk dan surat keluar, arsip, kegiatan pengetikan
adminuistrasi barang dan perlengkapan rumah sakit, pelaksanaan
adminsitrasi, penggunaan dan pemakaian kendaraan dan rumah dinas serta
pengguanaan kantor.
• Melaksanakan pengaturan urusan rumah tangga dan keamanan lingkungan
rumah sakit umum serta rumah dinas.
• Melaksanakan tugas humas dan keprotokolan Rumah Sakit Umum,
mengumpulkan, mengelola dan menyimpan data kepegawaian Rumah Sakit
Umum.
• Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai Rumah Sakit Umum dan bahan
usulan kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai, menyimpan bahan data
pegawai yang akan mengikuti pendidikan pelatihan kepegawaian.
• Mempersiapkan bahan pemberhentian , teguran pelanggaran disiplin ,
pension dan surat cuti Rumah Sakit Umum.
• Melaksanakan pengelolaan perpustakaan Rumah Sakit Umum.
• Melaksanakan pengurusan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
inventarisasi perlengkapan Rumah Sakit Umum.
• Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan gedung kantor, perlengkapan
dan kendaraan Rumah Sakit Umum.
• Menyelenggarakan administrasi kepegawaian meliputi penempatan,
kenaiakan pangkat, gaji berkala.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
12
• Mempersiapkan bahan dan rencana kesejahteraan pegawai serta mengatur
kehadiran pegawai.
• Membuat laporan kepegawaian dan Daftar Urusan Kepegawaian (DUK) dan
bahan pembuat DP3 setiap pegawai.
• Mengevaluasi hasil program kerja.
• Menyusun laporan hasil kegiatan.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; dan
• melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
2.b. Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi,
memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan
melaporkan tugas dibidang perencanaan dan pelaporan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,
Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi
:
a. pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian ;
b. pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian ;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat nonstructural dalam lingkup Sub bagian; dan
d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat nonstructural dalam
lingkup Sub Bagian
Rincian Tugas Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan :
• Menyususn rencana operasionalisasi kegiatan Sub Bagian Perencanaan
Evaluasi dan Pelaporan.
• Mendistribusikan tugas dan member petunjuk kepada staf.
• Memberi petunjuk operasional kegiatan kepada staf.
• Menyusun rencana perjalanan dinas.
• Mengendalikan rencana tahunan.
• Menyiapkan bahan laporan bulanan, triwulan dan tahunan.
• Mengumpulkan dan mengolah data laporan hasil kegiatan Rumah Sakit.
• Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penganalisaaan dan penyajian
data statistic serta informasi Rumah Sakit Umum.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
13
• Melaksanakan penyusunan bahan Rencana Strategis (Renstra) Rumah
Sakit Umum.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Rumah Sakit umum.
• Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan RKA dan DPA Rumah
sakit Umum.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
• Melaksanakan penyusunan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Umum.
• Melaksanakan inventarisasi permasalahan penyelenggaraan program dan
kegiatan.
• Mengevaluasi hasil laporan kerja.
• Membuat laporan hasil kegiatan.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; dan
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan
2.c. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian mempunyai
tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas, memberi petunjuk,
menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan urusan keuangan, kegiatan
kebendaharawanan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD ).
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Kepala
Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian ;
b. pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian ;
c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat nonstructural dalam lingkup Sub bagian; dan
d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat nonstructural dalam
lingkup Sub Bagian
Rincian Tugas Sub Bagian Keuangan :
• Membuat rencana operasionalisasi program kerja Sub bagian Keuangan.
• Membuat daftar ususlan kegiatan.
• Membuat daftar gaji dan melaksanakan penggajian.
• Menyiapkan proses administrasi terkait dengan penatausahaan keuangan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
14
• Menyiapkan pembukuan setiap transaksi keuangan pada buku kas umum.
• Melaksanakan perbendaharaan keuangan Rumah Sakit Umum.
• Mengajukan SPP untuk pengisian Kas, SPP beban tetap dan SPP gaji atas
persetujuan pengguna anggaran (kepala satuan kerja perangkat
daerah/lembaga teknis daerah.
• Memeriksa pembayaran gaji SKPP pegawai yang mutasi.
• Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada pemegang kas kegiatan
sesuai dengan jadwal kegiatan atas persetujuan pengguna anggaran.
• Melaksanakan kegiatan meneliti, mengoreksi dan menandatangani Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ) atas penerimaan dan pengeluaran kas
beserta lampirannya dan laporan bulanan.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
• melaporkan hasil pelaksanaan tugas /kegiatan kepada atasan .
3. Bidang Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu
Bidang Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan medik dan
pengendalian mutu.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Pelayanan Medik dan
Pengendalian Mutu menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kerja Bidang Pelayanan Medik dan Pengendali Mutu
sesuai dengan kebijakan rumah sakit umum ;
b. Penyelenggaran pelayanan medik dan pengendali mutu
c. Pengordinasi dan penghimpun data kegiatan pelayanan medik dan
pengendali mutu ; dan
d. Pelaksana tugas kedinasan lainnya yang diberikan kepada atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Rincian tugas Bidang Pelayanan Medik dan Pengendali Mutu :
Menyusun rencana kerja Bidang Pelayanan Medik dan Pengendali Mutu
sesuai kebijakan di bidang pelayanan RSU.
Menyelenggarakan program pelayanan medik dan pengendali mutu.
Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
bidang pelayanan medic dan pengendali mutu serta mencari alternative
pemecahannya.
Melakukan koordinasi antar Kepala Bidang Dan Kepala Bagian Tata Usaha
dalam pelaksanaan tugas.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
15
Mengkoordinasikan kepala seksi agar tejalin kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya
berdasarkan ketetntuan yang berlaku.
member petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku
Menilai hasil kerja Kepala Seksi dan bawahan dengan jalan memonitor dan
mengevaluasi hasil kerjanya untuk pengembangan karier.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas /kegiatan kepada atasan.
3.1. Seksi Ranjal Ranap Rasip
Seksi Ranjal Ranap Rasip dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok mempersiapkan kajian dan pengembangan dalam
pelayanan ranjal, ranap, dan rasip.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi mempunyai
fungsi :
a. Penyusun rencana kerja Seksi Ranjal Ranap Rasip sesuai kebijakan
Rumah Sakit Umum;
b. Penyelenggara penyusunan dan pengembangan pelayanan ranjal, ranap,
rasip; dan,
c. Pelaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya;
Rincian Tugas Kepala Seksi Ranjal Ranap Rasip :
• Menyusun rencana kegiatan Ranjal ranap Rasip berdasarkan kebijakan di
bidang pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
• Menyelenggarakan pelayanan Ranjal Ranap Rasip.
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
seksi Ranjal Ranap Rasip, serta mencari alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahannya agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi
hasil kerjanya untuk bahan pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
16
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kedinasan kepada atasan.
3.2. Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi, Rekam medis, S IM dan Humas
Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi, Rekam medis, SIM dan Humas dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok mempersiapkan
kajian dan pengembangan dalam bidang keperawatan mutu,sertifikasi, rekam
medis,SIM dan humas.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi mempunyai
fungsi :
a. Penyusun rencana kerja Kepala Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi,
Rekam medis, SIM dan Humas
b. Penyelenggara penyusunan dan pengembangan dalam bidang
keperawatan mutu, sertifikasi, rekam medis, SIM dan Humas
c. Pelaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya;
Rincian Tugas Kepala Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi Rekam Medis,SIM
dan Humas :
• Menyusun rencana kegiatan Seksi Keperawatan Mutu, Sertifikasi Rekam
Medis SIM dan Humas berdasarkan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan
RSU.
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
Keperawatan mutu, Sertifikasi Rekam Medis SIM dan Humas serta mencari
alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4. Bidang Penunjang Medik
Bidang Penunjang Medik dipimpin oelh seorang Kepala Bidang yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan logistik dan diagnostik
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
17
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bidang Penunjang Medik
mempunyai fungsi :
a. Penyusun rencana kerja Bidang Penunjang Medik sesuai dengan Kebijakan
Rumah Sakit Umum;
b. Penyelenggaran kegiatan logistic dan diagnostic
c. Pengordinasian dan penghimpun data kegiatan di bidang penunjang medik;
dan
d. Pelaksana tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Rincian Tugas Kepala Bidang Penunjang Medik :
Menyusun rencana kegiatan Bidang Penunjang Medik berdasarkan kebijakan
di bidang pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
melaksanakan koordinasi penyelenggaran kegiatan logistic dan diagnostik
Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
Bidang Penunjamg Medik, serta mencari alternative pemecahannya.
Melakukan koordinasi antar Kepala Bagian Tata Usaha dalam pelaksaaan
tugas.
Melakukan koordinasi antar Kepala Bidang dan Kepala Bagian Tata Usaha
dalam pelaksanaan tugas.
Mengkoordinasikan Kepala Seksi agar terjalin kerja sama yang baik dan
saling mendukung.
Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku.
Menilai hasil kerja Kepala Seksi dan bawahan dengan jalan memonitor dan
mengevaluasi hasil kerjanya untuk pengembangan karier.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.1 Seksi Logistik
Seksi Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok mempersiapkan kajian dan pengembangan perbekalan farmasi, linen
dan Gizi.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi mempunyai
fungsi :
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
18
a. penyusun rencana kerja Seksi Logistik sesuai dengan kebijakan Rumah
Sakit Umum;
b. penggkoordinasian kegiatan perbekalan farmasi dan gizi; dan
c. pelaksanan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasansesuai dengan
bidang tugasnya.
Rincian tugas Kepala Seksi Logistik :
• Menyusun rencana kegiatan seksi logistic berdasarkan kebijakan di bidang
pelayanan kesehatan rumah sakit.
• Menyelenggarakan pelayanan logistic Rumah Sakit.
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
seksi logistik serta mencari alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.2. Seksi Diagnostik
Seksi Diagnostik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok mempersiapkan kajian dan pengembangan laboratorium dan radiologi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kepala Seksi mempunyai
fungsi :
a. Penyusun rencana kerja Seksi Diagnostik sesuai dengan kebijakan Rumah
Sakit Umum;
b. Penggkoordinasian pengembangan laboratorium dan radiologi; dan
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasansesuai
dengan bidang tugasnya.
Rincian tugas Kepala Seksi Diagnostik :
• Menyusun rencana kegiatan seksi diagnostik berdasarkan kebijakan di
bidang pelayanan kesehatan rumah sakit.
• Menyelenggarakan pelayanan diagnostik Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
19
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
seksi diagnostik serta mencari alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
5. Bidang Penunjang Non Medik
Bidang Penunjang Non Medik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok mempersiapkan dan memelihara sarana dan prasarana
serta Kesehatan Lingkungan .
Dalam melaksankan tugas pokok tersebut Kepala Bidang menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Bidang Penunjang Non Medik sesuai dengan
kebijakan Rumah Sakit.
b. Penyelenggaraan persiapan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
penunjang medik serta kesehatan lingkungan’
c. Penggordinasian dan menghimpun data kegiatan di bidang penunjang non
medik; dan
d. Pelaksanaan tugas kedinasan laiinya yang didiberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Rincian Tugas Kepala Bidang Penunjang Medik :
Menyusun rencana kegiatan Bidang Penunjang Non Medik berdasarkan
kebijakan di bidang pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum;
merencanakan, mempersiapkan dan memelihara sarana dan prasarana
serta Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
Bidang PenunjamgNon Medik, serta mencari alternative pemecahannya.
Melakukan koordinasi antar Kepala Bidang dan Kepala Bagian Tata Usaha
dalam pelaksanaan tugas.
Mengkoordinasikan Kepala Seksi agar terjalin kerja sama yang baik dan
saling mendukung.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
20
Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku.
Menilai hasil kerja Kepala Seksi dan bawahan dengan jalan memonitor dan
mengevaluasi hasil kerjanya untuk pengembangan karier.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
5.1. Seksi Sarana dan Prasarana RS
Seksi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok mempersiapkan kajian pengadaan,
pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit
Dalam melaksankan tugas pokok tersebut Kepala Seksi menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Seksi Sarana Prasarana RS sesuai dengan
kebijakan Rumah Sakit.
b. Penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan, pemeliharaan dan
pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit; dan
c. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang didiberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Rincian tugas Kepala Seksi Saran Prasarana RS adalah sebagai berikut :
• Menyusun rencana kegiatan seksi sarana dan prasarana berdasarkan
kebijakan umum rumah sakit.
• Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit;
• mengkoordinasikan dan mengkaji kebutuhan sarana dan prasana;
• mengadakan sarana dan prasarana rumah sakit;
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
seksi sarana prasarana serta mencari alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi
hasil kerjanya untuk pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
21
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
5.2. Seksi Kesehatan Lingkungan
Seksi Kesehatan Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok mempersiapkan kajian dan pengembangan dalam
bidang kesehatan lingkungan
Dalam melaksankan tugas pokok tersebut Kepala Seksi menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja Seksi kesehatan Lingkungan sesuai dengan
kebijakan Rumah Sakit.
b. Penyelenggaraan pemeliharaan dan pengembangan dalam bidang
kesehatan lingkungan’
c. Pelaksanaan tugas kedinasan laiinya yang didiberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Rincian tugas Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :
• Menyusun rencana kegiatan seksi kesehatan lingkungan berdasarkan
kebijakan umum rumah sakit.
• Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan di bidang
kesehatan lingkungan
• melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan rumah sakit
• penanganan air bersih dan limbah rumah sakit;
• mengoordinasikan kegiatan penanganan vektor di lingkungan rumah sakit;
• Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di
seksi kesehatan lingkungan serta mencari alternative pemecahannya.
• Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
• Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk pengembangan karier.
• Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Klasifikasi dan jumlah tenaga di RSU Negara tahun 2013 dapat digambarkan
sebagai dalam tabel 1.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
22
Tabel 1. Data Pegawai berdasarkan jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
No Jenis Ketenagaan
PNS Non PNS Jumlah
1 2 3 4 5
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Medis
dr. Sp. Anak
dr. Sp. Penyakit Dalam
dr. Sp. Radiologi
dr. Sp. Bedah
dr. Sp. Obgyn
dr. Sp. Syaraf
dr. Sp. Patologi Klinis
dr. Sp. Anestesi
dr. Sp. THT
Dokter umum + S2
Dokter Umum
Dokter Gigi
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
13
2
1
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
13
2
J u m l a h 28 1 29
II Paramedis Keperawatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
S2 Keperawatan
S1 Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D4 Kebidanan
D3 Anestesi
D1 Kebidanan
SPK
PKC
SPKA/C
D3 Kesehatan Gigi
SPRG
1
14
59
32
2
4
1
27
4
2
19
8
-
-
-
2
-
-
-
-
1
16
78
40
2
4
1
29
4
J u m l a h 144 31 175
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
23
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Paramedis Non Keperawatan
Magister Kesehatan
S1 Farmasi
S1 Kes. Masyarakat
D3 Gizi
D 3 Fisioterafi
D3 Analis Kesehatan
D3 Elektro Medik
D3 Radiologi
D4 Radigrafi
D3 Rekam Medik
D3 Kesling
SPPH
SMF
SAA
SMAK
Pekarya Kesehatan
SPAG
D3 Analis Kimia Farmasi/Farmasi
2
1
7
4
2
3
2
3
1
-
1
2
4
-
2
4
0
1
3
1
6
1
2
1
7
4
2
6
2
4
1
-
1
2
10
-
2
4
0
2
Jumlah 39 11 50
IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Non Medis
S1 Ekonomi
S1 Hukum
S1 Teknik
S1 Sos. Pol
D3 Manajemen
D3 Pertanian
D1 Pariwisata
SLTA
SMP
SD
3
-
4
3
1
1
1
37
4
8
3
-
-
-
3
-
28
6
3
6
-
4
3
4
1
1
65
10
11
J u m l a h 62 43 105
T O T A L 273 85 358
Sumber : Bagian Kepegawaian RSU Negara
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
24
Tabel 2. Data Pegawai berdasarkan Pangkat dan Golongan
NO PANGKAT/GOLONGAN JUMLAH 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pembina Utama Madya/IV.d
Pembina Utama Muda/IV c.
Pembina Tk 1/IV b.
Pembina/IV a.
Penata Tk 1/III.d
Penata/III.c.
Penata Muda Tk1/III.b.
Penata Muda/III.a
Pengatur Tk 1/II.d.
Pengatur/II.c.
Pengatur Muda Tk 1/II.b.
Pengatur Muda/II.a.
Juru Tk 1/I.d.
Juru/I.c.
Juru Muda Tk 1/I.b.
Juru Muda/I.a.
1
3
6
7
44
43
41
25
10
45
24
14
2
0
7
1
Sumber : Bagian Kepegawaian RSU Negara
D. Hasil Kegiatan Pelayanan
a. Kunjungan Rawat Jalan
Seiring dengan program Pemerintah Provinsi Bali yakni JKBM yang maka
kunjungan masyarakat untuk berobat ke RSU Negara juga mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun termasuk kunjungan rawat jalan. Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya perawatan kesehatan secara medis juga berpengaruh
terhadap peningkatan kunjungan ini. Berikut ini tabel kunjungan pasien rawat jalan
per poliklinik dan instalasi dengan nilai rata-rata harian tahun 2012 dan 2013.
Tabel 3.Kunjungan Rawat Jalan Sesuai Dengan Poliklinik dan Instalasi
Penunjang RSU Negara
No Poliklinik/Instalasi
2012 2013 Keterangan
Pertahun Perhari Pertahun Perhari 1 2 3 4 5 6 7
1 Administrasi 247 1 283 1 Meningkat 2 Fisiotherapi 3,189 9 3,330 9 Meningkat
3 IRD 21,267 58 23,449 64 Meningkat
4 Laboratorium 22,363 61 22,065 60 Menurun
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
25
5 Pol. Anak 1,808 5 1,903 5 Meningkat
6 Pol. Bedah 7,885 22 8,865 24 Meningkat
7 Pol. Dalam 10,502 29 11,179 31 Meningkat
8 Pol. Gigi 1,726 5 1,894 5 Meningkat
9 Pol. Kandungan & Kebidanan
3,431 9 3,718 10 Meningkat
10 Pol. Mata 962 3 912 2 Menurun
11 Pol. Saraf 3,221 9 3,493 10 Meningkat
12 Pol. THT 2,508 7 2,763 8 Meningkat
13 Pol. Umum 4,088 11 4,749 13 Meningkat
14 Rontgen 5,992 16 5,908 16 Menurun
15 Klinik VCT 530 1 896 2 Meningkat
TOTAL 89,719 246 95,258 261 Meningkat
Tabel 4. Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Gawat Darurat
Berdasarkan Cara Bayar/ Jaminan RSU Negara
Cara Bayar/Jaminan 2012 2013
Askes 16013 15620
In Health 64 64
Jamkesmas 2314 3080
Jampersal 3501 3951
Jasa Raharja 1 51
Jkbm 20425 29080
PT. Asuransi Jiwa Kresna 0 19
PT. Indonesia Power 8 2
PT. Pln (Persero) 11 10
Umum 15026 12394
Total 57364 64271
Tabel 3 menggambarkan kunjungan pasien yang masuk ke masing-masing
poliklinik dan instansi yang ada di RSU Negara, jumlahnya akan berbeda dengan
jumlah pasien menurut cara bayar yang terdapat di tabel 4 karena satu pasien dalam
sekali kunjungan rawat jalan maupun rawat darurat bisa mengunjungi lebih dari
poliklinik/instalasi.
Dari tabel 3 dan 4 diatas dapat kita lihat bahwa ada beberapa Poliklinik /
Instalasi yang mengalami penurunan jumlah kunjungan, namun secara keseluruhan
jumlah kunjungan pasien rawat jalan dari tahun 2012 sampai 2013 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan terutama pada kasus-kasus Gawat Darurat,
Bedah, Kebidanan, Penyakit Dalam, dan kasus-kasus penyakit umum. Untuk kasus
mata RSU Negara meskipun belum mempunyai poliklinik dan dokter spesialis mata,
jumlah kunjungan mengalami sedikit penurunan, hal ini mungkin diakibatkan karena
RSU Negara belum memiliki dokter spesialis mata sendiri dalam hal ini masih
mengadakan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Unud.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
26
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan ini tentunya akan menimbulkan
konsekuensi semakin kroditnya kondisi di Poliklinik .Untuk itu RSU Negara harus
bersiap diri untuk mengantisipasi segala masalah yang ada di poliklinik , dengan
adanya program JKBM jumlah kunjungan umum jauh berkurang, hal ini dapat
dipastikan bahwa masyarakat Jembrana memang memanfaatkan program JKBM
tersebut, hal itu dapat dilihat dari peningkatan kunjungan JKBM. Peningkatan jumlah
kunjungan adalah merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan RSU
Negara. Kedepan RSU Negara harus melakukan pengembangan-pengembangan
pada rawat jalan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Jumlah Pasien Rawat Inap .
Jumlah perkembangan kunjungan pasien rawat inap di RSU Negara
dapat dilihat seperti tabel dibawah :
Tabel 5. Jumlah Pasien Rawat Inap Berdasarkan Cara Pembayaran RSU Negara
Cara Bayar/Jaminan 2012 2013
Askes 879 788
Jamkesmas 318 452
Jampersal 3068 2997
Jasa Raharja 1 44
Jkbm 3066 3087
PT. Indonesia Power 1 0
PT. Pln (Persero) 2 1
Umum 1623 1242
Total 8958 8619
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa secara umum kunjungan rawat inap
di RSU Negara mengalami penurunan sebesar 3,78 % hal ini mungkin diakibatkan
oleh peningkatan peningkatan pasien rawat jalan dan pelayanan tingkat dasar
sehingga masyarakat tidak harus melaksanakan rawat inap, juga dengan munculnya
rumah sakit umum swasta yang baru di Kabupaten Jembrana.
C. Kunjungan IGD ( Instalasi Gawat Darurat )
Berikut ini jumlah kunjungan pasien ke IGD berdasarkan bulan
kunjungan.
Tabel 6. Kunjungan IGD RSU Negara
No Bulan Jumlah Kunjungan IGD
Keterangan 2012 2013 Perbulan Perhari Perbulan Perhari
1 Januari 1,616 54 2,225 74 Meningkat 2 Februari 1,782 59 1,794 60 Meningkat
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
27
3 Maret 1,852 62 2,262 75 Meningkat 4 April 1,793 60 1,958 65 Meningkat 5 Mei 1,772 59 1,981 66 Meningkat 6 Juni 1,741 58 1,907 64 Meningkat 7 Juli 1,686 56 1,839 61 Meningkat 8 Agustus 2,018 67 2,013 67 Menurun 9 September 1,755 59 1,758 59 Menurun 10 Oktober 1,660 55 1,997 67 Meningkat 11 November 1,727 58 1,866 62 Meningkat 12 Desember 1,807 60 1,849 62 Meningkat Total 21,209 50 23,449 64 Meningkat
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien di
Instalasi Rawat Darurat secara umum mengalami peningkatan, salah satu penyebab
adalah adanya program JKBM yang makin dirasakan keuntungannya oleh
masyarakat.
Permasalah yang terjadi di IRD :
• Jumlah dokter jaga kurang : idealnya 2 dokter sehingga ada yang
bertanggung jawab di ruangan sementara dokter jaga cuma satu dokter,
ditambah lagi dokter jaga IGD juga harus menangani kondisi-kondisi
mendesak dari pasien-pasien yang berada di ruang rawat inap.
• Tenaga paramedis banyak yang belum bersertifikat ( PPGD ).
• Ruangan antara kasus bedah dan umum sudah terpisah namun belum
memenuhi syarat
• Keamanan dan ketertiban pengunjung pasien belum optimal.
• Jumlah tenaga paramedis masih kurang.
• Sarana dan prasarana masih perlu dilengkapi.
d. Jumlah Pasien Operasi
Dibidang pelayanan medik suatu Rumah Sakit peningkatan atau penurunan
jumlah pasien operasi dapat menentukan tingkat produktivitas / pertumbuhan Rumah
Sakit itu sendiri. Jumlah pasien operasi di RSU Negara dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7.Jumlah Pasien Operasi (Ruang OK) di RSU Negara
No Jenis Operasi Tahun
Keterangan 2012 2013
Pertahun Perhari Pertahun Perhari
1 2 3 4 5 6 7 1 Bedah 554 2 568 2 Meningkat 2 Obsgyn 588 2 547 1 Menurun 3 Mata 45 0 77 0 Meningkat
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
28
3 THT 0 0 5 0 Meningkat TOTAL 1187 3 1197 3 Meningkat
Dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah pasien yang operasi di RSU Negara
cenderung mengalami sedikit peningkatan dari tahun 2012 sampai 2013.
e. Jumlah Kasus Penyakit Menular .
Berikut ini adalah tabel-tabel yang menampilkan jumlah penyakit menular
berbahaya yang ditangani di RSU Negara dimana penyakit ini memiliki dampak luas
bagi masyarakat di Kabupaten Jembrana.
Tabel 8. Kasus Penyakit HIV/AIDS yang dirawat RSU Negara 2012/2013
Bulan
Jml Yang Diperiksa
Jml Kasus Positif
2012 2013 2012 2013 Januari 27 23 7 1 Februari 21 57 4 9 Maret 33 74 9 4 April 28 72 10 4 Mei 27 86 9 5 Juni 30 80 7 7 Juli 51 74 10 3 Agustus 22 73 6 2 September 28 94 4 7 Oktober 32 93 6 4 November 31 94 8 7 Desember 37 78 12 4 TOTAL 367 898 92 57
Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
HIV/AIDS di RSU Negara mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukkan masyarakat sudah mulai menyadari bahaya
penyakit HIV/AIDS dan mau melakukan pengecekan untuk penanganan sejak dini.
Kasus HIV/AIDS positif yang ditemukan di tahun 2013 sendiri mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 9. Jumlah Pasien DBD dan Malaria yg di rawat RSU Negara 2012/2013
No Bulan
Demam Berdarah
(DBD) Malaria
2012 2013 2012 2013 1 Januari 1 9 0 0
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
29
2 Februari 5 16 0 3 3 Maret 0 16 0 0 4 April 1 19 0 0 5 Mei 1 10 0 0 6 Juni 4 11 0 1 7 Juli 1 12 0 0 8 Agustus 2 13 0 0 9 September 1 8 0 0
10 Oktober 0 9 0 0 11 November 1 4 0 0 12 Desember 3 6 0 0 TOTAL 20 133 0 4
Jumlah kasus demam berdarah dan malaria yang ditangani di RSU Negara
mengalami peningkatan yang cukup besar dibanding tahun 2012. Hal ini mungkin
diakibatkan oleh meningkatnya curah hujan yang terjadi di sepanjang tahun 2013
yang berakibat pada makin banyaknya tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk
penyebar penyakit tersebut.
Tabel 10.Jumlah Kasus Gigitan HPR dan VAR Yang Dipakai RSU Negara 2013
No Bulan Jumlah Gigitan
Jml Kasus Diberikan VAR
Total VAR
Dipakai I II II
1 Januari 64 54 11 5 124 2 Februari 58 46 18 5 115 3 Maret 112 102 33 4 241 4 April 96 61 21 4 144 5 Mei 69 59 19 1 138 6 Juni 56 29 13 4 75 7 Juli 45 14 10 4 42 8 Agustus 36 26 14 3 69 9 September 40 8 7 0 23
10 Oktober 43 15 7 0 37 11 November 35 13 7 0 33 12 Desember 42 17 8 1 43 13 TOTAL 696 444 168 31 1084
Tahun 2013 terdapat 696 jumlah gigitan anjing yang ditangani di RSU Negara.
Dari jumlah tersebut 444 kasus mendapat VAR I yang dilanjutkan dengan 168 kasus
diantaranya mendapat VAR lanjutan II dan 31 kasus mendapat VAR lanjutan III.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
30
f. Program Kesehatan Ibu dan Anak
Tabel 11.Data Perasalinan dan Neonatal RSU Negara 2012/2013
No Jml Persalinan dan Neonatus 2012 2013
1 Persalinan Normal 898 856
2 Persalinan Abnormal dan SC 562 588
3 Jumlah Neonatus 1460 1444
Jumlah persalinan yang terjadi di RSU Negara tahun 2013 mengalami sedikit
penurunan dibanding tahun sebelumnya hal ini terutama terjadi dalam kasus
persalinan normal.
g. Efisiensi Pelayanan
Efisiensi adalah langkah yang harus diterapkan pada setiap Rumah Sakit
untuk menghindari Rumah Sakit itu mengalami kerugian bahkan kebangkrutan
terlebih lagi dengan posisi RSU Negara sebagai Badan Layanan Umum Daerah di
Kabupaten Jembrana.
Di RSU Negara tingkat efisiensi dapat diukur melalui beberapa indicator
seperti : BOR , LOS , BTO, TOI seperti yang digambarkan pada tabel dibawah .
Tabel 12.BOR dan AvLOS RSU Negara
No Ruangan TAHUN 2012 TAHUN 2013
BOR LOS BOR LOS
1 2 3 4 5 6
1 R.Anggrek 67,53 3,16 hari 44,98 3,76 hari
2 R.Bakung 72,18 2,00 hari 71,49 2,00 hari
3 R.Cempaka 59,16 3,93 hari 52,01 3,80 hari
4 R.Dahlia 65,67 4,26 hari 76,33 4,52 hari
5 R.Flamboyan 62,67 3,83 hari 62,00 4,01 hari
5 R.Paviliun/VIP 81,71 3,89 hari 78,24 3,71 hari
6 R.Perinatologi 60,02 5,34 hari 54,16 5,12 hari
RATA-RATA 66,02 3,30 hari 64,41 3,33 hari
Tabel 13. BTO( Bed Turn Over ) dan TOI( Turn Over Interval ) RSU Negara
No Ruangan TAHUN 2012 TAHUN 2013
BTO TOI BTO TOI
1 2 3 4 5 6
1 R. Anggrek 78,33 1,52 hari 43,67 4,60 hari
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
31
2 R. Bakung 131,83 0,77 hari 130,61 0,80 hari
3 R. Cempaka 55,15 2,71 hari 49,92 3,51 hari
4 R. Dahlia 56,41 2,23 hari 61,59 1,40 hari
5 R. Paviliun/VIP 76,79 0,87 hari 77,00 1,03 hari
6 R. Perinatal 41,17 3,55 hari 38,58 4,34 hari
7 R. Flamboyan 59,81 2,28 hari 56,38 2,46 hari
RATA-RATA 73,30 1,70 hari 70,61 1,84 hari
Penurunan angka BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat
tidur) tahun 2013 diakibatkan oleh menurunnya jumlah pasien rawat inap yang
masuk ke RSU Negara. Penurunan angka BOR yang cukup besar terdapat di Ruang
Anggrek yang merupakan ruang tempat perawatan penyakit menular dengan kelas
perawatan yang tersedia adalah kelas I dan II. Ruang Anggrek juga merupakan
salah satu ruang memiliki bed/tempat tidur paling sedikit yang diakibatkan oleh
terbatasnya ruangan untuk bed tambahan.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
32
BAB IIBAB IIBAB IIBAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan
yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul Perencanaan
Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : “Visi adalah cara pandang jauh
ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif,
dan inovatif”. Visi merupakan suatu gambaran yang menantang, keadaan masa
depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat.
Perencanaan Strategis Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
tahun 2011 – 2016 merupakan suatu proses awal dalam usaha menuju tujuan
yang ingin dicapai. Dalam Perencanaan Strategis tersebut memperhatikan
Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) serta Lingkungan Eksternal
(Peluang dan Tantangan) suatu organisasi. Disamping itu Rencana Strategis
mengandung visi, misi, tujuan, program dan kegiatan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan.
Perumusan Visi Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang
jelas, mampu menjadi perekat serta memiliki orientasi masa depan, mampu
menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan
kepemimpinan organisasi.
1. Visi
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan kedepan sangat penting dalam
rangka proses pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan sumber
daya yang dimiliki pemerintah mengingat kebutuhan dana yang makin tinggi,
sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas.
Dalam rangka membangun masa depan RSU Negara maka RSU Negara
harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu tinggi, fasilitas yang sangat
memadai, serta pelayanan yang mampu memberikan kebanggaan, kenyamanan dan
mampu memberikan kesan yang mendalam pada pasien/pelanggan yang dilayani.
Oleh sebab itu perumusan dan penerapan strategi rumah sakit memerlukan
kerangka pikir yang komprehensif dan berimbang yang melibatkan seluruh dimensi
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
33
penting yang secara faktual memang terkait erat satu dengan lainnya. Perumusan
strategi rumah sakit seharusnya didasarkan pada premis dasar:
“If you can not measure it, you can not manage it”.
“If you can not manage it, you can not achieve it”.
Jika anda tidak bisa mengukurnya, anda tidak akan mungkin bisa
mengelolanya dan anda tidak dapat mengelolanya maka tidak akan
dapat mencapainya.
Premis dasar tersebut bermakna bahwa jika manajemen rumah sakit tidak
mampu mengidentifikasi tujuan dan merumuskan ukuran yang menandai
kinerja/pencapaian tujuan, maka tidak mungkin manajemen mampu mengelola
rumah sakit dan mencapai tujuan. Oleh karena itu upaya menetapkan tujuan dan
ukuran kinerja merupakan faktor kritikal yang perlu dimilki oleh manajemen rumah
sakit.
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi
pemerintah harus dibawa dan harus diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten
dan tetap eksis, antisifatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran
tentang keadaan masa depan yang bersisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah. Rumusan Visi RSU Negara mencerminkan apa yang ingin
dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, memiliki oreintasi terhadap
masa depan sehingga jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk
organisasi Rumah Sakit, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran RSU
Negara serta mampu menjamin keseimbangan kepemimpinan organisasi Rumah
Sakit.
Berdasarkan VISI ini diharapkan mampu menarik komitmen dan
menggerakkan orang, menciptakan makna bagi kehidupan anggota organisasi,
menciptakan standar keunggulan dan menjembatani keadaan sekarang dan
keadaan masa depan. Visi ini perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi
sehingga menjadi visi berasama ( shared vision) yang pada gilirannya mampu
mengerahkan dan menggerakan segala sumber daya instansi.
VISI RSU Negara adalah “ Menjadi Rumah Sakit Mandiri dan Memuaskan
Pelanggan “
Visi ini perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi.
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah di tetapkan. Dengan pernyataan misi
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
34
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara.
MISI RSU Negara adalah “
a) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan
Sejahtera.
b) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima.
c) Mewujudkan lingkungan Rumah Sakit yang bersih dan tertib.
d) Mewujudkan kemandirian Rumah Sakit dengan prinsip otonomi dalam
pengelolaan.
Guna mewujudkan VISI dan MISI tersebut, RSU Negara menerapkan MOTTO
yaitu “ SERASI” :
S : Segera
Pelayanan yang tanggap, cepat, bermutu dan professional.
E : Efektif
Memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur tetap Rumah Sakit
Umum Negara.
R : Ramah
Pelayanan secara tulus dengan sapa, salam dan senyum.
A : Aman
Pelayanan yang memberikan rasa aman secara fisik, mental dan
emosional.
S : Simpatik
Pelayanan diberikan dengan rasa empati.
I : Indah
Pelayanan dengan lingkungan yang asri, bersih dan tertib.
3. TUJUAN
Tujuan adalah sesuatu (apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1(satu) sampai dengan 5(lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik.
Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kwantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan
mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,program dan kegiatan dalam rangka
merealisasi misi.
Tujuan RSU Negara , adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum adalah :
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
35
“ Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat “.
2. Tujuan khusus adalah :
1) Melaksanakan pembelajaran (pendidikan, pelatihan, penelitian) dan
pengembangan SDM agar profesional, produktif dan berkomitmen.
2) Melaksanakan pelayanan Prima yang ”SERASI” ( Segera, Efektif,
Ramah, Aman, Simpatik dan Indah).
3) Meningkatkan kemampuan keuangan (financial returns) dan
mengelola RS secara mandiri.
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. SASARAN
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Yang
dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran
disertai rencana tingkat capaiannya(targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan
untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategik.
Sasaran RSU Negara adalah :
1. Peningkatan pelayanan
2. Pemasaran pelayanan RS
3. Peningkatan sarana dan prasarana RS
4. Peningkatan tata kelola keuangan
5. Peningkatan Profesionalisme dan kopetensi SDM
6. Pengelolaan semua bentuk KSO dan general check up
Tabel 13.
Tujuan dan Sasaran RSU Negara No Tujuan Sasaran
1. Melaksanakan pembelajaran
(pendidikan,pelatihan,
penelitian) dan pegembangan
SDM agar professional,
produktif dan berkomitmen
a. Peningkatan Profesionalisme dan
kopetensi SDM
b. Peningkatan pelayanan
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
36
2. Melaksanakan pelayanan
Prima yang “SERASI”(Segera,
Efektif, Ramah, Aman,
Simpatik dan Indah)
a. Peningkatan pelayanan
b. Pemasaran pelayanan RS
3 Meningkatkan kemampuan
keuangan (financial returns)
dan mengelola RS secara
mandiri
a. Pemasaran pelayanan RS
b. Peningkatan sarana dan
prasarana RS
c. Peningkatan tata kelola
keuangan
d. Peningkatan Profesionalisme dan
kopetensi SDM
e. Pengelolaan semua bentuk KSO
dan general check up
4 Meningkatkan kepuasan
pelanggan
a. Peningkatan pelayanan
b. Pemasaran pelayanan RS
Masing-masing sasaran RSU Negara dijabarkan dalam sasaran kegiatan,
sebagai berikut :
Tabel 14 Penjabaran Sasaran RSU Negara pada Masing-Masing Kegiatan
No Sasaran Rumah Sakit Sasaran Kegiatan
1 Meningkatnya SDM yang professional, produktif dan berkomitmen.
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit Meningkatnya pendukung pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit Meningkatnya jasa pelayanan administrasi
2
Meningkatnya pelayanan kesehatan PRIMA yang SERASI
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit Meningkatnya disiplin aparatur
Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan Meningkatnya sarana dan prasarana rumah sakit Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi
3 Meningkatnya Kebersihan dan ketertiban Rumah sakit
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit Meningkatnya pendukung pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
4 Meningkatnya konversi pengelolaan keuangan yang mandiri
Meningkatnya pendukung pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
37
5 Meningkatnya kepuasan pelanggan
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit Meningkatnya pelayanan PONEK Rumah Sakit Meningkatnya sarana dan prasarana rumah Sakit
Sasaran Kegiatan RSU Negara Tahun 2013 adalah :
Tabel 15 Sasaran Kegiatan Terpilih dan Indikator Kinerja Utamanya Tahun 2013
No Sasaran Rumah
Sakit
Sasaran Kegiatan IKU
1 Meningkatnya SDM yang professional, produktif dan berkomitmen.
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pelayanan kesehatan BLUD
Meningkatnya pendukung pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pendukung pelayanan kesehatan BLUD rumah sakit
Meningkatnya jasa pelayanan administrasi
Jumlah penyediaan tenaga administrasi perkantoran
2
Meningkatnya pelayanan kesehatan PRIMA yang SERASI
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pelayanan kesehatan BLUD
Meningkatnya disiplin aparatur
Jumlah penyediaan pakaian dinas dan kelengkapannya
Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan
Jenis penyediaan pelayanan rujukan untuk pasien tidak mampu dan pengantaran jenasah
Meningkatnya sarana dan prasarana rumah Sakit
Jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang diadakan
Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Jumlah pengadaan gedung PONEK rumah Sakit
3 Meningkatnya Kebersihan dan ketertiban Rumah sakit
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pelayanan kesehatan BLUD
Meningkatnya pendukung pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pendukung pelayanan kesehatan BLUD rumah sakit
Meningkatnya disiplin aparatur
Jumlah penyediaan pakaian hari – hari tertentu
4 Meningkatnya konversi pengelolaan
Meningkatnya pendukung pelayanan
Jumlah jenis kegiatan pendukung pelayanan
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
38
keuangan yang mandiri
Kesehatan BLUD Rumah Sakit
kesehatan BLUD rumah sakit
5 Meningkatnya kepuasan pelanggan
Meningkatnya pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit
Jumlah jenis kegiatan pelayanan kesehatan BLUD
Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Jumlah pengadaan gedung PONEK rumah Sakit
Meningkatnya sarana dan prasarana rumah Sakit
Jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang diadakan
5. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka
ditempuh melalui kebijakan, program dan kegiatan. Agar tujuan dan sasaran dapat
dicapai dengan optimal maka diperlukan cara mencapai tujuan dan sasaran.
Cara mencapai tujuan dan sasaran selengkapnya terdapat pada lampiran
Perencanaan Strategik yang terdiri dari 3 ( tiga ) komponen yaitu : Kebijakan,
Program dan Kegiatan.
1) Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Direktur yang akan
dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan pada Bidang-Bidang. Setiap
tahun dalam Perencanaan Strategis ditetapkan kebijakan Direktur Rumah sakit
Umum Negara Kabupaten Jembrana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
Kebijakan untuk mencapai sasaran ditempuh melalui :
a. Peningkatan Mutu
Menetapkan target pencapaian mutu dan memberikan pelayanan prima dan
bermutu secara kesinambungan dengan didukung tenaga profesional dan
fasilitas peralatan sesuai kemajuan Iptekdok untuk memenuhi kepuasan
pelanggan menuju rumah sakit mandiri yang memuaskan pelanggan.
b. Peningkatan kebersihan, ketertiban dan kenyamanan rumah sakit.
c. Peningkatan kesejahteraan karyawan.
d. Peningkatan kemampuan keuangan.
2) Program
Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan.
Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan pelaksanaan tujuan dan
sasaran serta kebijakan dengan demikian program disusun secara nyata, sistematis
dan terpadu.
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
39
Program dipilih dari sejumlah program yang telah ditetapkan dalam Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Program-program Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana yang strategis
tahun 2013 yaitu :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru
5) Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit
B. Perjanjian Kinerja / Penetapan Kinerja Tahun 2013
Berdasarkan pada Perda Kabupaten Jembrana Nomor. 06. Tahun 2010 dan
Dokumen Pelaksanaan Anggran RSU Negara terdapat intisari kegiatan yang akan
diperjanjikan antara Direktur Rumah Sakit Umum Negara dengan Sekretaris
Daerah Kab. Jembrana sebagai berikut :
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
40
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
41
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
42
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
43
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
44
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) adalah bentuk
kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik. Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan
perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan
sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam tahun 2013
Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian
apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi target-
target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi
penting apabila dikaitkan dengan reward (penghargaan) dan punishment
(hukuman). Sistem Pengukuran Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk
mengukur, menilai dan membandingkan secara sistematis dan
berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian
pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan kinerja
kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana dengan
realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan
dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
dan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).
Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalan
capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja Utama (IKU)
merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja
prioritas program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh
instansi pemerintah pusat maupun daerah dan SKPD di lingkungannya. Dalam
ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi
pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Sedangkan dalam pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
Permendagri 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri 59
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
45
Tahun 2007 menggunakan jenis indikator kinerja mulai dari input hingga
outcomes sebagai berikut.
1). Input
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tersirat
bahwa indikator input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat maupun
sistem yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran. Input
adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome
sedangkan indikator input adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan
bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan output dan outcome.
Untuk menggambarkan kinerja dalam mengelola input tersebut, indikator kinerja
input dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai
(1) kuantitas input, (2) kualitas input, dan (3) kehematan dalam menggunakan
input.
2). Proses
Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah
yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator mengenai
proses dapat dikelompokkan menjadi (1) frekuansi proses/kegiatan, (2) ketaatan
terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap standar/ketentuan yang ditentukan
dalam melaksanakan proses.
3). Output
Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam bentuk
barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama halnya
dengan indikator input, indikator output sebaiknya juga dibedakan dengan
outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh suatu
aktivitas/kegiatan. Sedangkan indikator output adalah alat untuk menggambarkan
bagaimana organisasi mengelola input tersebut digunakan untuk menghasilkan
output dan outcome.
3). Outcome
Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau
yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi.
Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan jasa selesai.
Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam rentang waktu yang
cukup lama. Dalam kondisi yang lain, hubungan sebab akibat antara output dan
hasil tidak dikaitkan secara langsung.
Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indikator yang
menggambarkan (1) peningkatan kuantitas setelah output / kegiatan selesai, (2)
perbaikan proses setelah output / kegiatan selesai, (3) peningkatan efisiensi
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
46
setelah output / kegiatan selesai, (4) peningkatan kualitas setelah output /
kegiatan selesai, (5) perubahan perilaku setelah output / kegiatan selesai, (6)
peningkatan efektivitas setelah output / kegiatan selesai, dan (7) peningkatan
pendapatan setelah output / kegiatan selesai.
Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan
menggunakan asumsi dan rumus sebagai berikut :
a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin
baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapaian kinerja
semakin rendah maka digunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian =
Realisasi x 100 %
Rencana
b. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin
rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja
semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase Pencapaian =
Rencana - ( Realisasi - Rencana ) x 100 %
Rencana Tingkat Capaian Rencana
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja
kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana
pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan
realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan
dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).
B. ANALISIS EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA
Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat keberhasilan /
kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator-indikator kinerja
sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian kinerja, tetapi juga
menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi
pembuatan keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan /
kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Pencapaian nilai akhir
Kinerja masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
47
I. Program Administrasi Perkantoran
1.1. Penyediaan Tenaga Administrasi
Sasaran kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran adalah
tersedianya Tenaga administrasi perkantoran. Anggaran untuk kegiatan ini
adalah sebesar Rp.141,137,000.00 dengan realisasi sebesar Rp.
136,820,000,00 (97.07%).
II. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
2.1 Pengadaan Pakaian Dinas dan Kelengkapannya
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya pakaian dinas dan
perlengkapannya untuk karyawan RSU Negara sebanyak 370 stel.
Anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 111.000.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp.111.000.000,00 ( 100% )
III. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3.1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya pelayanan rujukan untuk pasien
tidak mampu dan pengantaran jenasah untuk masyarakat kabupaten
Jembrana . Anggaran yang diberikan untuk kegiatan ini sebesar
Rp.374,775,000,00 sedangkan anggaran yang dapat direalisasikan hanya
sebesar Rp. 267,725,807.00 ( 71.44% ).
IV. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasa rana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa /Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata
4.1. Pengadaan Gedung Pelayanan Obstetri Neonatus Emergency
Komprehensif (PONEK).
Sasaran Kegiatan ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan untuk ibu
dan anak .Pengadaan Gedung Ponek tahun 2013 merupakan pengadaan
tahap II yang sumber anggarannya berasal dari DAK, berjumlah Rp.
3,231,2270,000.00 yang terinci atas APBN sebesar Rp. 1,370,640,000.00
dan pendampingan sebesar Rp.1,860,630,000.00. Adapun realisasi
anggaran sebesar Rp. 3,065,761,000,00. (94,88% )
4.2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya sarana dan prasarana untuk
pengembangan rumah sakit, untuk menunjang pelayanan dan pendukung
pelayanan kesehatan di RSU. Sarana dan prasarana yang terealisasi
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
48
adalah diantaranya, tanah seluas 5,6 are, 1 unit ambulance, 1 unit
peralatan Radiologi, dan 1 unit peralatan Laboratorium serta beberapa
jenis paket pemeliharaan. Anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.
2,162,298,760.00 dengan realisasi keuangan sebesar
Rp.1,146,497,760.00 ( 53,02% ) . Realisasi ini terjadi karena tanah yang
sedianya akan terbeli seluas 55,6 are, hanya terealisasi 5,6 are, hal ini
terjadi karena diberlakukannya peraturan Presiden nomor 71 tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
4.3 Kegiatan Penambahan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit ( VVIP,VIP, Kelas
I, II dan III)
Sasaran kegiatan ini tersedianya gedung untuk pasca bersalin dan
gedung perawatan untuk penyakit dalam (interna ).. Anggaran yang yang
tersedia untuk pembangunan gedung – gedung ini hanya sampai pada
tahap awal ( I ). Jumlah anggaran yang tersedia sebesar Rp
5,421,577,840.00 dan terealisasi sebesar Rp.5,044,008,000.00 (93.04%)
V. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLU D Rumah Sakit
5.1 Pelayanan Kesehatan Pada BLUD Rumah Sakit
Sasaran kegiatan Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit adalah
terwujudnya pelayanan kesehatan pada BLUD Rumah Sakit Umum
Negara.Target kinerja sebesar 92%.
Anggaran untuk kegiatan pelayanan kesehatan BLUD rumah sakit adalah
Rp.18,208,486,809.86 dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.17,418,742,715.00 (95.66%). Rincian kegiatan terdiri dari belanja
langsung yaitu :
a. Belanja Pegawai
a.1. Uang Jasa Pelayanan Kesehatan BLUD
� biaya jasa pelayanan
� biaya jasa pengantar pasien
� biaya kerjasama pelayanan kesehatan
b. Belanja Barang dan Jasa
b.1. Belanja Bahan Pakai Habis
� Belanja Alat Tulis Kantor
� Belanja kelengkapan inventaris kantor (korden,taplak,kaca meja,
dll)
b.2. Belanja Bahan/ Material
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
49
� Belanja bahan obat-obatan
� Belanja bahan dan alat percontohan/pelatihan/praktek/kedokteran
� Belanja bahan makanan dan minuman
� Belanja bahan kemasan dapur
� Belanja bahan kemasan obat
� Belanja gelang pasien
b.3. Belanja Cetak dan Penggandaan
� Belanja Cetak
b.4. Belanja Pemeliharaan
� Belanja pemeliharaan peralatan dan mesin
b.5. Belanja Jasa Konsultasi
� Belanja jasa konsultasi penelitian (survey kepuasan pasien )
� Belanja jasa konsultasi penilaian ke KARS
c. belanja Modal
c.1. Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran
� Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran umum
� Belanja modal pengadaan alat-alat Radiologi
� Belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran Bedah
� Belanja modal pengadaan alat-alat Laboratorium
c.2. Belanja Modal Pengadaan Komputer
5.2 Pendukung Pelayanan Kesehatan Pada BLUD Rumah Sakit
Sasaran kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
adalah tersedianya penunjang pelayanan kesehatan di RSU Negara.
Target kinerja sebesar 90 % . Kegiatan ini terdiri atas belanja langsung
sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai
a.1 Honorarium PNS
a.2 Uang Lembur
a.3 Uang Jasa pelayanan Kesehatan BLUD
b. Belanja Barang dan Jasa
b.1. Belanja Bahan Pakai Habis
b.2 Belanja Jasa Kantor
b.3 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
b.4. Belanja Cetak dan Penggandaan
b.5. Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat
b.6. Belanja Makanan dan Minuman
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
50
b.7. Belanja Pakaian Khusus hari – hari tertentu
b.8. Belanja Perjalanan Dinas
b.9. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis,
Workshop/Seminar/Kongres dan study banding
b.10.Belanja Pemeliharaan
b.11.Belanja jasa konsultasi
b.12 Belanja jasa lainnya
c. Belanja Modal
c.1. Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor
c.2. Belanja Modal Pengadaan Komputer
c.3 Belanja Modal Pengadaan Mebeulair
c.4 Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Studio
c.5 Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Komunikasi
c.6. Belanja Modal Pengadaan konstruksi / pembelian bangunan
c.7. Belanja Modal Pengadaan Jaringan dan Instalasi
c.8. Belanja Modal Pengadaan Peralatan Rumah Tangga
c.8. Belanja Modal Pengadaan Aset lainnya
Anggaran untuk kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah
Sakit adalah sebesar Rp. 4,750,848,500.00 dengan realisasi sebesar Rp.
4,316,226,711.00 (90.85%).
Jadi total anggaran belanja untuk program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan BLUD adalah sebesar : Rp. 22,959,335,309.86 dengan
realisasi anggaran sebesar Rp.21,734,969,426.25.00 (94.67%) dengan
sisa anggaran sebesar Rp.1,224,365,884,00.
C. ASPEK KEUANGAN
1. Belanja Tak Langsung
Belanja Tak Langsung pada RSU Negara pada tahun 2013 sebesar Rp
16,942,745,900.00 terdiri atas 18 kegiatan. Uraian selengkapnya adalah :
Tabel 15
Belanja Tak Langsung
No Uraian Anggaran Fisik
% Realisasi Keuangan
%
1 - Gaji Pokok PNS
10,353,190,000.00
100 9,640,412,758.00
93.12
2 - Tunjangan Keluarga 812,711,100.00
100 785,294,986.00 96.63
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
51
3 - Tunjangan Jabatan
126.480.000,00
100
117,780,000.00
93.12
4 - Tunjangan Fungsional
1,129,780,000,00
100
1,103,165,000,00
97.65
5 - Tunjangan Fungsional Umum
240,980,000,00
100
157,130,000,00
65.20
6 - Tunjangan Beras
643,344,000.00
100
638,326,220.00
99.22
7 - Tunjangan PPh
298,426,600.00
100 211,220,081.00
70.78
8 - Pembulatan Gaji
405,200.00
100
240,248.00
59,29
9 - Iuran Asuransi Kesehatan
215,789,000.00
100
192,440,179.00
89.18
10 - Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja
1,977,840,000.00
100
1,929,860,000.00
97.57
11 - Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kondisi Kerja
21,600,000.00
100
21,600,000.00
100.00
12 - Uang Lauk Pauk
1.219.680.000,00
100
1.072.810.000,00
87,96
13 -Tunjangan Bendahara
2.400.000,00
100
2.400.000,00
100.00
14 -Tunjangan Bendahara Pembantu
2.400.000,00 100 2.400.000,00 100,00
15 -Tunjangan PPTK 0 0 0 0
16 Tunjangan Pengurus Barang
3.600.000,00
100
3.600.000,00
100.00
17 Tunjangan Pejabat Pengadaan 4.200.000,00 100
4.200.000,00
100,00
18 Tunjangan PPK
2.400.000,00
100
2.400.000,00
100,00
TOTAL 16,942,745,900.00 15,851,989,472.00 97.35
2. Belanja Langsung
Anggaran Belanja langsung pada RSU Negara pada tahun 2013 sebesar
Rp. 34,401,393,909.86 dengan realisasi sebesar Rp. 31,506,956,993.25 terdiri atas
: 5 program dan 8 kegiatan. Uraian selengkapnya adalah :
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
52
Tabel 16
Belanja Langsung
No PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
REALISASI
FISIK (%) KEU
Rp. %
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaaan Jasa Tenaga Administrasi
141,137,000.00 100 136,995,999.00 97.07
2 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
111,000,000.00 100 111,000,000.00 100
3 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Peningkatn Pelayanan Kesehatan Rujukan
374,775,000.00 100 267,725,807.00 71.44
4
Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
- Pengadaan Gedung PONEK
3,231,270,000.00 100 3,065,761,000.00 94.88
- Pengadaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit 2,162,298,760.00 94.52 1,146,497,760.00 53.02
- Penambahan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit (VVIP,VIP,I,II dan III )
5,421,577,840.00 100 4,118,878,200.00 93.04
5 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD Rumah Sakit
Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
18,208,486,809.86 99 17,418,742,715.25 95.66
Pendukung Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
4,750,848,500.00 98.16 4,316,226,711.00 90.85
Tabel 17 Pendapatan RSU Negara
Target pendapatan : Rp. 22,649,140,000.00
NO TAHUN PENDAPATAN
1
2.
3.
4.
5.
2009
2010
2011
2012
2013
3.308.387.130
13.931.144.172,64
15.958.181.964,36
17.524.663.465,34
24,056,380,281.34
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
53
Realisasi Pendapatan : Rp. 24,056,380,281.34
Pencapaian target : 106,21 %
Hal ini disebabkan karena adanya piutang JKBM , piutang Jamkesmas dan
Jampersal tahun 2012 yang terbayar pada tahun 2013, serta beberapa jenis
pendapatan memang melebihi target yang direncanakan .
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
54
BAB IVBAB IVBAB IVBAB IV
P E N U T U PP E N U T U PP E N U T U PP E N U T U P
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP), yang tersusun ini
merupakan merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Media ini juga dipakai sebagai umpan balik pengambilan keputusan pihak-pihak
terkait dalam melakukan introspeksi dan refleksi untuk membuat langkah-langkah
perbaikan dimasa-masa mendatang.
KESIMPULAN
Dalam Rencana Kinerja Tahun 2013 ditetapkan sebanyak 4(empat) Tujuan
dan 5 (lima) Sasaran Strategis RSU Negara yang selanjutnya didukung oleh 8
(delapan) sasaran kegiatan strategis yang harus dicapai selama Tahun 2013.
Sasaran Strategis tersebut diwujudkan melalui kegiatan strategis yang
dilaksanakan oleh RSU Negara.
Secara umum capaian sasaran strategis tersebut menunjukkan tingkat
keberhasilan yang yang baik, dengan rata-rata capaian fisik sebesar 90.37 % dan
keuangan sebesar 81%.
Untuk melaksanakan Kebijakan, Program dan Kegiatan dalam mencapai tujuan
/ sasaran RSU Negara tahun 2013, didukung dengan anggaran sejumlah Rp
51,344,139,809.86 yang terbagi kedalam dua jenis belajan yaitu belanja langsung
dan belanja tak langsung. Alokasi belanja tak langsung Rp 16,942,745,900.00 ,- dan
Alokasi belanja langsung sebesar Rp 34,401,393,909.86
Realisasi belanja tahun 2013 sebesar Rp. 47,358,946,465.00 terbagi kedalam
dua jenis belanja yaitu belanja langsung dan belanja tak langsung. Realiasi belanja
tak langsung Rp 15,851,984,472.00 sisa belanja tidak langsung Rp.
1,090,756,428.00 dan Realisasi belanja langsung sebesar Rp 31,506,956,993.25
Dengan demikian, maka sisa dana belanja langsung sebesar Rp 2,894,436,916.61
Target pendapatan : Rp. 22,649,140,000.00
Realisasi Pendapatan : Rp. 24,056,380,281.34
Pencapaian target : 106,21 %
Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
LAKIP Tahun 2013
55
Hal ini disebabkan karena adanya piutang JKBM, piutang Jamkesmas dan
Jampersal tahun 2012 yang terbayar pada tahun 2013, serta beberapa jenis
pendapatan memang melebihi target yang direncanakan.
SARAN
Dari uraian dan kesimpulan hasil capaian kinerja tersebut di atas, maka
diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kinerja pada setiap urusan yang menjadi kewenangan
RSU Negara maka perlu dilakukan penajaman skala prioritas sasaran dan
kegiatan yang akan dilaksanakan tahun berikutnya, serta diharapkan RSU
Negara dapat menjadi BLU penuh.
2. Untuk mengatasi permasalahan yang sulit dilakukan oleh RSU Negara
perlu ditingkatkan pelaksanaan koordinasi dengan berbagai stakeholder.
3. Pengembangan sarana dan prasarana serta jenis pelayanan untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih optimal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah ( LAKIP ) yang tersusun ini
merupakan pertanggungjawaban Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana
atas keberhasilan dan kegagalan penyelenggaraan Rencana Kinerja selama tahun
2013. Laporan ini juga dapat dipakai sebagai sarana pengambilan keputusan dalam
melakukan introspeksi dan refleksi untuk membuat langkah-langkah perbaikan dan
atau peningkatan kinerja dimasa-masa mendatang.