Upload
danghuong
View
222
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax
quadricarinatus) AIR TAWAR
SKRIPSI
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh:
MIFTAHUL JANNAH
MOJOKERTO – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
SKRIPSI
WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax
quadricarinatus) AIR TAWAR
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM 140911054
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M.Agr Dr. Kusnoto, drh., M.Si.
NIP. 19580916 198502 1 001 NIP. 19631003 199702 1 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
SKRIPSI
WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax
quadricarinatus) AIR TAWAR
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
140911054
Telah diujikan pada
Tanggal : 03 Juni 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Rahayu Kusdarwati, Ir., M. Kes..
Anggota : Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D.
Dr. Ir. Gunanti Mahasri, M. Si.
Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M.Agr
Dr. Kusnoto, drh., M.Si.
Surabaya,
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti B. S., DEA., Drh
NIP. 19520517 1977803 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
RINGKASAN
MIFTAHUL JANNAH. Waktu Henti Chloramphenicol Pada Lobster
(Cherax quadricarinatus) Air Tawar. Dosen Pembimbing Prof.Dr.Hari
Suprapto,Ir.,M.Agr. dan Dr. Kusnoto, drh., M.Si.
Tingginya permintaan konsumen terhadap produk perikanan terutama
lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu
perkembangan industri budidaya lobster yang sangat pesat. Namun dalam proses
budidaya tersebut banyak sekali kendala yang muncul. Salah satu kendala yang
umum dihadapi dalam budidaya ikan adalah adanya serangan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah
diaplikasikan dalam budidaya lobster, salah satunya menggunakan antibiotik.
Salah satu antibiotik yang sering digunakan pembudidaya adalah
Chloramphenicol. Antibiotik ini sejak lama digunakan dalam industri peternakan
dan perikanan sebagai feed additive dalam pakan yang bersifat sebagai obat dalam
penanganan beberapa penyakit yang menjangkit ikan, residu yang ditinggalkan
dalam tubuh ikan yang dikonsumsi manusia dapat menyebabkan alergi, toksisitas
bahkan kematian pada penderita anemia yang bisa berlanjut ke leukemia.
Sedangkan pada Lobster, penggunaan Chloramphenicol dengan dosis tinggi akan
menyebabkan resistensi terhadap bakteri patogen.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga dan Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamana Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II. Penelitian
ini berlangsung pada bulan November 2013 sampai bulan Januari 2014. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu henti obat yang diperlukan
agar residu antibiotik Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax
quadricarinatus) air tawar menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi.
Penelitian ini menggunakan alat UPLC. Lobster yang diberi pakan dengan
campuran chloramphenicol dengan dosis 2g/kg pakan terdeteksi residu
Chloramphenicol tertinggi sebanyak 31,962 ppb pada minggu pertama dan terjadi
penurunan residu menjadi 3.53 ppb selama delapan minggu.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
SUMMARY
MIFTAHUL JANNAH. Withdrawl Time Chloramphenicol In Fresh Water
Lobster (Cherax quadricarinatus). Academic Advisor Prof.Dr.Hari
Suprapto,Ir.,M.Agr. and Dr. Kusnoto, drh., M.Si.
The high demand for consumers on fishery products especially of Fresh
Water Lobster (Cherax quadricarinatus) from year to year has made the
development of Lobsters cultivation industry which is very fast. But in the process
of cultivation was widely all obstacles appeared. One of the difficulties faced in
the cultivation of fish common is the presence of attack of a disease caused by the
bacterium. Some prevention strategies of disease that has been applied in the
cultivation of lobsters, one of them is the use of antibiotics.
One of an antibiotic that is often used by cultivator is Chloramphenicol.
This antibiotic has been used in the industry of animal husbandry and fishery as
feed additive in animal feed as a drug in the treatment of some diseases which
infected fish, The residue that abandoned in the body of fish which consumed by
humans can cause an allergy, toxicity even death in people with anemia can get
into leukemia. While the Lobster, the use of Chloramphenicol with high doses
will cause resistance to pathogenic bacteria.
The research was held in Fisheries educational laboratory, Faculty of
Fisheries and marine, Airlangga University and in Fish Quarantine Quality
Control and Safety of Fishery Centre Class I Surabaya II Tanjung Perak. The
research was conducted in November 2013 and was completed in January 2014.
The purpose of this research was to determine the amount decrease of
chloramphenicol residues against withdrawl time in Fresh Water Lobsters
(Cherax quadricarinatus) until limit safe for consumption.
This research using UPLC (Ultra Performance Liquid Chromatografi).
Lobster feed with a mixture of Chloramphenicol with a dose of 2g/kg of food was
detected residue of Chloramphenicol highest as many as 31,962 ppb on the first
week and decreased to 3.53 ppb for eight weeks later.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul
”Waktu Henti Chloramphenicol pada Lobster (Cherax quadricarinatus) Air
Tawar” dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Januari 2014.
Pada kesempatan kali ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada : 1) Bapak Prof. Dr. Hari Suprapto,Ir.,M.Agr. selaku Dosen Pembimbing
pertama yang telah memberikan dan mendanai penelitian ini serta Bapak Dr.
Kusnoto, drh., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran yang membangun dengan penuh
kesabaran mulai dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya Laporan
skripsi ini, 2) Kedua orang tua saya yang telah memberi semangat dan dukungan
dalam penyelesaian laporan ini, 3) semua pihak yang telah membantu penulis
dalam pelaksanaan maupun penyelesaian Skripsi ini, 4) Penelitian ini didanai dari
DIP A BOPTN Th Anggaran 2014 a.n. Prof. Dr. Hari Suprapto,Ir.,M.Agr dengan
kode kegiatan 2013.109.001.B. MAK 521219 . Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Surabaya.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan
informasi bagi semua pihak.
Surabaya, 27 April 2014
Penulis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................... iv
SUMMARY ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................. 4
II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
2.1 Lobster Air Tawar ................................................................ 5
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................. 5
2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku .............................................. 7
2.1.3 Kebiasaan Makanan ...................................................... 7
2.2 Chloramphenicol .................................................................... 8
2.3 Residu Antibiotik dan Waktu Henti Obat ....................................... 9
III Kerangka Konseptual ....................................................................... 10
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 10
3.2 Hipotesis ......................................................................................... 15
IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 16
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 16
4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 16
4.3 Materi Penelitian ...................................................................... 16
4.3.1 Alat Penelitian .................................................................. 16
4.3.2 Bahan Penelitian .............................................................. 16
4.4 Metode Penelitian .................................................................... 17
4.5 Prosedur Kerja ......................................................................... 18
4.5.1 Persiapan Akuarium dan Sampel ..................................... 18
4.5.2 Pembuatan Pakan ............................................................ 18
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
4.5.3 Perhitungan Residu ......................................................... 19
4.6 Analisis Data ........................................................................... 19
4.7 Alir Penelitian ................................................................................20
V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 21
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 21
5.1.1 Pemilihan Lobster Air Tawar. ......................................... 21
5.1.2 Kadar Chloramphenicol dalam Lobster Air Tawar .......... 22
5.1.3 Pengukuran Kualitas Air .................................................. 23
5.2 Pembahasan .................................................................................... 23
5.2.1 Residu Chloramphenicol ................................................. 23
5.2.2 Kualitas Air .................................................................... 25
VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 26
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 26
6.2 Saran ....................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 27
LAMPIRAN ....................................................................................... 31
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
1. Rataan ANOVA Waktu Pengukuran Kadar Chloramphenicol
pada Lobster Air Tawar ….......................................................... 22
2. Hasil pengukuran kualitas air pada lobster air tawar ………..... 23
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lobster Air Tawar ............................................................. 5
2. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................ 14
3. Diagram Alir Penelitian. .................................................... 20
4. Lobster Air Tawar ............................................................. 21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Residu Chloramphenicol pada Lobster Air Tawar ................... 31
2. Perhitungan ANOVA ....................................................................... 32
3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Lobster Air Tawar ................. 35
4. Hasil UPLC pada Laboratorium ..................................................... 36
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggunaan antibiotik atau obat-obatan dalam menangani masalah
kesehatan dalam budidaya lobster air tawar dapat menyebabkan terjadinya residu
dalam daging. Menurut Adam (2002) residu antibiotik terjadi akibat penggunaan
antibiotik yang tidak memperhatikan waktu henti obat, penggunaan antibiotik
yang melebihi dosis yang dianjurkan, serta penggunaan atibiotika sebagai feed
additive dalam pakan hewan. Salah satu antibiotik yang sering digunakan
pembudidaya adalah Chloramphenicol. Chloramphenicol sejak lama digunakan
dalam industri peternakan dan perikanan sebagai feed additive dalam pakan yang
bersifat sebagai obat dalam penanganan beberapa penyakit yang menjangkit ikan,
residu yang ditinggalkan dalam tubuh ikan yang dikonsumsi manusia
dapat menyebabkan alergi, toksisitas bahkan kematian pada penderita anemia
yang bisa berlanjut ke leukemia. Hingga saat ini lama waktu henti
Chloramphenicol belum diketahui secara pasti dikarenakan minimnya penelitian
dan sumber informasi yang menggunakan Chloramphenicol sebagai obyek
penelitian. Hal ini harus diperhatikan sebelum produk diekpor ke Negara tujuan,
dimana standar perdagangan internasional yang ditetapkan untuk residu
Chloramphenicol yaitu 0,3 ppb (Commision Decision: 2003/181/EC).
Penelitian mengenai residu Chloramphenicol di Indonesia masih belum
banyak dilakukan untuk mengetahui lama waktu henti Chloramphenicol terutama
pada lobster air tawar. Di Indonesia penggunaan Chloramphenicol tersebut belum
sepenuhnya dipatuhi oleh pembudidaya yang menyebabkan pembudidaya udang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
dan lobster air tawar di Indonesia masih bebas menggunakan antibiotik untuk
kalangan pasar lokal, sehingga dampak residu yang terdapat pada udang dan
lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya di
Indonesia. Penggunaan antibiotik dalam dosis pencegahan secara rutin telah
menjadi panutan para pembudidaya untuk meningkatkan angka kelulusan
kehidupan benih lobster di hatchery.
Adanya kandungan residu Chloramphenicol pada produk lobster air tawar
disebabkan karena pada saat lobster masih ditambak diberikan Chloramphenicol
pada pakan untuk membasmi serangan penyakit pada Lobster air tawar. Pada
tahun 2004-2005 kebutuhan pasar di Eropa dan Asia Tenggara akan lobster air tawar
dapat mencapai 1.589 ton (Lukito dan Surip, 2007). Hal tersebut akan terus
meningkat dari tahun ke tahun namun produksinya belum dapat mengimbangi
permintaan tersebut. Tingginya permintaan konsumen terhadap produk perikanan
terutama lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu
perkembangan industri budidaya lobster yang sangat pesat. Namun dalam proses
budidaya tersebut banyak sekali kendala yang muncul. Salah satu kendala yang
umum dihadapi dalam budidaya ikan adalah adanya serangan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah
diaplikasikan dalam budidaya lobster, salah satunya menggunakan antibiotik.
Penggunaan antibiotik seperti oxytetracycline, oxolinic acid,
Chloramphenicol dan furazolidone umumnya digunakan untuk menanggulangi
penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Tendencia dan de La Pena, 2001).
Chloramphenicol merupakan antibiotik dengan spektrum kegunaan yang cukup
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
luas dalam membunuh bakteri. Adanya larangan penggunaan senyawa ini
dikarenakan sifatnya yang tidak mudah diurai oleh tubuh. Asupan
Chloramphenicol dalam waktu lama akan meninggalkan deposit berlebih dalam
tubuh dan ini tentunya akan bersifat toksik bagi tubuh manusia.
Antibiotika ini diberikan melalui suntikan, melalui oral yang ditambahkan
dalam pakan maupun olesan pada permukaan kulit. Seluruh cara pemberian
antibiotika tersebut dapat menimbulkan residu pada bahan pangan asal hewan
yang dihasilkan (Mitchell et al., 1998). Munculnya residu pada bahan pangan asal
hewan terkait dengan tidak diperhatikannya lama waktu henti obat (withdrawal
time) dan setiap obat memiliki masa waktu henti obat yang berbeda-beda. Adanya
residu Chloramphenicol dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan
manusia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan yaitu apakah lama waktu
henti obat dapat menurunkan residu antibiotik Chloramphenicol yang terdapat
pada Lobster dan berapa lama waktu henti obat yang diperlukan agar residu
antibiotik Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus)
air tawar menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh lama waktu henti
obat terhadap jumlah residu Chloramphenicol yang terkandung pada Lobster dan
mengetahui lama waktu henti obat yang diperlukan agar residu antibiotik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar
menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat mempelajari waktu
henti obat terhadap penurunan residu Chloramphenicol pada Lobster (Cherax
quadricarinatus) air tawar sehingga dapat menambah wawasan tentang waktu
henti untuk mendapatkan lobster sesuai dengan standar yang ditentukan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lobster Air Tawar
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Jenis lobster air tawar yang dikembangkan di Indonesia adalah jenis
Cherax quadricarinatus, jenis ini termasuk ke dalam Famili Parasticidae. Menurut
Holthuis (1949) dalam Kurniasih (2008) mengklasifikasikan lobster air tawar
sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus
(A) (B)
Gambar 1. Lobster air tawar. A) Struktur morfologis Cherax sp. Sumber: Masser
dan Rouse (1997). B) Lobster air tawar. Sumber:http://www.sea-
ex.com, diakses tanggal 24 Oktober 2013. 2
Lobster air tawar merupakan hewan avertebrata air yang memiliki pelindung
tubuh berupa rangka eksoskeleton yang keras. Lobster air tawar tergolong sebagai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
hewan krustasea dari famili Parastacidae. Hewan ini umumnya dikenal dengan
sebutan red claw, karena memiliki sepasang capit yang berwarna merah. Lobster air
tawar selain dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi juga dimanfaatkan sebagai
spesies hias, karena lobster jenis ini memiliki keunggulan pada bentuk tubuhnya dan
warna biru yang mengkilap (Hartono dan Wiyanto 2006).
Morfologi tubuh lobster terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan
bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian
itu disebut cephalothorac. Kepala lobster ditutupi oleh cangkang kepala, yang
disebut carapace (karapas). Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum.
Bentuknya runcing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari enam ruas. Sepasang
mata berada pada ruas pertama. Kedua mata itu memiliki tangkai dan bisa
bergerak. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sungut kecil, yang disebut
antennula, dan sungut besar yang disebut antenna. Sedangkan pada ruas keempat,
kelima dan keenam terdapat rahang (mandibula), maxilla I dan maxilla II. Ketiga
bagian ini berfungsi sebagai alat makan (Wiyanto dan Rudi, 2003).
Organ lain yang ada pada bagian kepala adalah kaki jalan, jumlahnya
empat pasang, dengan ukuran kaki paling depan lebih besar. Bagian belakang
terdiri dari badan dan ekor (Iskandar, 2003). Kedua bagian itu disebut abdomen.
Pada bagian atas abdomen ditutupi dengan enam buah kelopak, sedangkan bagian
bawahnya tidak tertutup, tetapi berisi enam kaki renang (pleopoda). Ekor terdiri
dari bagian tengah yang disebut telson dan bagian samping yang disebut uropoda.
Untuk menghindari pemangsaan Cherax senang sekali menggali untuk
bersembunyi terutama saat molting, sebagai tempat berlindung, biasanya
digunakan bahan-bahan seperti pipa PVC, batu koral, batu bata atau mesh.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Sehingga Cherax dapat bersembunyi dan menghindari pemangsaan terutama pada
saat molting. Molting adalah proses pergantian cangkang pada lobster dan terjadi
ketika ukuran daging lobster bertambah besar sementara eksoskeleton tidak
bertambah besar karena eksoskeleton bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan
keadaan ini lobster akan melepas eksoskeleton lama dan membentuk kembali
dengan bantuan kalsium (Wickins dan Lee, 2002). Semakin baik pertumbuhannya
semakin sering Cherax berganti cangkang.
2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku
Habitat Cherax adalah pada aliran air yang dangkal dan pada perairan air
tawar. Disamping itu habitat alam yang selalu ditempati lobster air tawar juga
harus dilengkapi tumbuhan air atau tumbuhan darat yang memiliki akar atau
batang terendam air dan daunnya berada diatas permukaan air. Cherax dapat
hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah (Widha, 2003). Lobster ini
hidup pada perairan dengan pH air 7 dan suhu air berkisar 20-31ºC.
2.1.3 Kebiasaan Makanan
Menurut Wickins dan Lee (2002), Cherax bersifat nokturnal, artinya aktif
mencari makan dan beraktivitas pada malam hari atau pada suasana gelap.
Sebaliknya pada siang hari aktivitasnya menurun dan lebih banyak membenamkan
diri kedalam lumpur, pasir atau bersembunyi di sela-sela batu. Ketika mencarii
makan Cherax akan berenang dan merayap di dasar perairan sambil menangkap
mangsanya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
2.2 Chloramphenicol
Munculnya serangan penyakit pada lobster air tawar disebabkan oleh tiga
faktor, yaitu kondisi tubuh lobster air tawar yang kurang baik, lingkungan yang
kurang mendukung, dan adanya patogen atau vektor. Ketiga faktor tersebut
mempunyai hubungan erat sebab bila salah satu faktor terjadi, serangan penyakit
pasti akan muncul (Lukito dan Surip, 2007). Penyakit yang sering menyerang
lobster air tawar yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Oleh sebab itu, untuk
mencegah timbulnya penyakit, tubuh lobster air tawar dan lingkungan harus
dijaga agar tetap dalam kondisi stabil. Salah satu cara yang sering digunakan agar
lobster tetap sehat adalah menggunakan antibiotik. Antibiotik yang sering
digunakan adalah Chloramphenicol.
Chloramphenicol pada budidaya perikanan digunakan sebagai pengobatan
dari infeksi bakteri (Weifen et al., 2004). Chloramphenicol merupakan antibiotika
golongan amphenicol yang bersifat bakteriostatik dengan memiliki aktifitas
spektrum luas aktif terhadap bakteri yang patogen. Selain digunakan untuk
pengobatan, Chloramphenicol juga digunakan pada pembilasan kolam dalam
proses produksi dan sebagai desinfektan sebelum produk tersebut diproses lebih
lanjut.
Chloramphenicol mempunyai rumus C11H29N7O12. Chloramphenicol
merupakan serbuk kristal berwarna putih atau putih kekuningan, tidak berbau,
sukar larut dalam air namun sangat larut dalam alkohol. Chloramphenicol
termasuk antibiotika yang paling stabil. Larutan Chloramphenicol pada pH 6
menunjukkan kecenderungan terurai yang paling rendah. Senyawa ini cepat dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
hampir sempurna diabsorsi dari saluran pencernaaan, oleh karena itu pemberian
Chloramphenicol umumnya dilakukan secara peroral (Wattimena, 1990).
Chloramphenicol dahulu digunakan dalam pengobatan untuk hewan dan
manusia tetapi karena adanya laporan bahwa Chloramphenicol menimbulkan
penyakit anemia aplastik bagi manusia sehigga sejak tahun 1994 di Uni Eropa
penggunaan Chloramphenicol tidak diijinkan (Akhmadi, 2006). Anemia aplastik
(aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti
memproduksi cukup sel darah baru. Walaupun demikian, penggunaan
Chloramphenicol pada komoditas perikanan (udang-udangan dan ikan) telah
merebak di pasaran lokal, regional maupun internasional sehingga menghambat
bahkan menggagalkan ekspor terutama udang dari Indonesia ke berbagai negara
di dunia (Ismulhayati dkk., 2005).
2.3 Residu Antibiotik dan Waktu Henti Obat
Penggunaan jangka panjang antibiotik atau terlalu sering memberikan
antibiotik pada lobster dengan dosis semakin meningkat akan menyebabkan
resistensi (kekebalan) terhadap bakteri patogen pada lobster. Selain itu
penyalahgunaan antibiotik tersebut mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia
sebagai residu dalam daging udang dan ikan yang dikhawatirkan dalam jumlah
dan waktu lama akan menimbulkan gangguan pada konsumennya (Ismulhayati
dkk, 2005). Residu obat adalah sisa dari obat dalam jaringan atau organ hewan
setelah pemakaian obat (Rahayu, 2009). Pemberian antibiotik dalam campuran
pakan yang diberikan dalam waktu yang cukup lama dengan tidak memperhatikan
aturan pemberiannya akan terakumulasi di dalam tubuh lobster sehingga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
menyebabkan terdapatnya residu di dalam tubuh lobster. Residu Chloramphenicol
pada lobster apabila dikonsumsi manusia akan memiliki dampak negatif yakni
depresi sumsum tulang belakang, yang menimbulkan kelainan darah yang serius,
seperti anemia aplastik, granulositopenia, dan trombositopenia. Selain itu, obat ini
juga dapat menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensitivitas.
Pakan yang mengandung antibiotika akan berinteraksi dengan jaringan
(organ) dalam tubuh lobster, meskipun dalam jumlah yang kecil pengaruh yang
ditimbulkan tidak secara langsung tetapi akan berefek kronis dan tetap berada
dalam tubuh lobster. Sebagian dari senyawa metabolik akan dikeluarkan dari
tubuh melalui air seni dan feces, tetapi sebagian lagi akan tetap tersimpan di
dalam jaringan (organ tubuh) yang disebut sebagai residu. Jika pakan yang
dicampur antibiotika secara terus menerus, maka residu antibiotika tersebut akan
terakumulasi di dalam jaringan dengan konsentrasi yang bervariasi antara organ
tubuh (Bahri et al., 2005).
Kecepatan proses penyerapan tersebut di atas tergantung kepada jenis dan
bentuk senyawa, cara masuknya dan kondisi jaringan yang memprosesnya.
Apabila antibiotik tersebut dimasukkan melalui mulut, penyerapan terjadi di
dalam saluran pencernaan yang sebagian besar dilakukan oleh usus. Setelah
terjadi penyerapan, antibiotik yang berbentuk asli maupun metabolitnya akan
dibawa oleh darah dan akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh. Metabolisme
akan terjadi di dalam alat-alat tubuh yang memang berfungsi untuk hal tersebut
dan pada sel-sel serta jaringan yang mampu melakukannya. Eliminasi akan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
dilakukan oleh alat-alat ekskresi, terutama ginjal, dalam bentuk kemih dan lewat
usus dalam bentuk tinja (Rahayu, 2010).
Antibiotik dalam bentuk asli maupun metabolitnya akan tertinggal atau
tertahan di dalam jaringan untuk waktu tertentu tergantung pada waktu paruh
senyawa tersebut atau metabolitnya. Lobster yang sehat memiliki kecepatan
eliminasi antibiotik yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan lobster yang
sakit. Dalam keadaan tubuh lemah atau terdapat gangguan alat metabolisme, maka
eliminasi antibiotik akan terganggu (Rahayu, 2010). Apabila antibiotik tersebut
diberikan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi timbunan antibiotik di dalam
tubuh yang disebut dengan residu.
Waktu henti obat pada lobster adalah kurun waktu dari saat pemberian
obat terakhir hingga lobsternya dapat dikonsumsi. Ini merupakan waktu yang
cukup sampai konsentrasi obat dalam tubuh lobster menurun ke batas toleransi.
Waktu henti obat sangat bervariasi bergantung pada jenis obat, spesies, faktor
genetika, iklim setempat, cara pemberian, dosis obat, status kesehatan, batas
toleransi residu obat, dan formulasi obat (Bahri et al., 2005).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar merupakan salah satu
komoditas perikanan yang mulai banyak diminati oleh masyarakat. Selain untuk
konsumsi, lobster air tawar juga digunakan sebagai penghias akuarium. Namun
masyarakat lebih mengenal lobster air tawar sebagai lobster konsumsi yang
memiliki cita rasa yang lebih gurih dan lezat. Lobster air tawar kini mulai
dibudidayakan secara luas seperti lobster lainnya. Lobster air tawar yang hidup di
daerah tropis dan subtropis mempunyai sifat toleran yang tinggi terhadap
lingkungan. Lobster air tawar juga lebih tahan terhadap penyakit.
Pertumbuhannya pun relatif cepat. Karena sifat-sifat itulah lobster air tawar
bernilai komersial tinggi dan layak dibudidayakan. Berkembangnya
pembudidayaan lobster air tawar tidak lepas dari permintaan pasar dalam negeri
dan ekspor (Kurniawan dan Rudi, 2007).
Permintaan pasar yang tinggi terhadap produk perikanan terutama Lobster
(Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu perkembangan
industri budidaya lobster yang sangat pesat (Lukito dan Surip, 2007). Melalui
kegiatan budidaya diharapkan kebutuhan lobster untuk pasar ekspor maupun
domestik akan terpenuhi, baik dalam jumlah maupun kualitas. Namun dalam
proses budidaya serangan penyakit pada lobster tidak dapat dihindari. Salah satu
cara menanggulangi penyakit yang disebabkan bakteri pada lobster adalah dengan
menggunakan antibiotik Chloramphenicol. Pemberian antibiotik ini dapat melalui
suntikan, oral yang dicampur pada pakan, maupun olesan pada permukaan kulit.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Antibiotika yang digunakan dalam campuran pakan perlu dicermati karena pakan
memberikan kontribusi yang besar dalam usaha pemeliharaan, pemberian dalam
jumlah besar dan diberikan secara terus menerus akan menyebabkan akumulasi
dalam tubuh (Teuber, 2001).
Disisi lain penggunaan antibiotik Chloramphenicol ini akan menghasilkan
residu dalam tubuh lobster yang memiliki dampak negatif yakni lobster
mengalami resisten terhadap bakteri. Sedangkan dampak negatif yang terjadi pada
manusia apabila mengonsumsi lobster yang mengandung Chloramphenicol antara
lain berupa reaksi alergi, anemia aplastik, resistensi dan keracunan pada tubuh
manusia. Untuk menghindari dampak-dampak negatif tersebut, maka perlu
dilakukan tindakan-tindakan seperti pemberian antibiotik dengan dosis yang
sesuai, frekuensi pemberian yang tepat serta mematuhi waktu henti obat. Dengan
melakukan tindakan-tindakan tersebut, diharapkan residu antibiotik yang
terkandung dalam tubuh lobster air tawar dapat menurun hingga mencapai titik
aman untuk dikonsumsi. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Gambar 2. Kerangka konseptual penelitian. : Alur yang diamati,
: Alur Penunjang Penelitian
Budidaya lobster
Penyakit
Pemberian antibiotik
Chloramphenicol Ketahanan tubuh
lobster
Penurunan residu
Keamanan lobster
untuk dikonsumsi
Mematuhi waktu henti
obat Frekuensi pemberian
tepat
Dosis yang sesuai
Residu
Oral pada pakan
Reaksi alergi, anemia aplastik,
resistensi dan keracunan pada
tubuh manusia
Olesan pada kulit Suntikan
Bakteri yang menyerang lobster
menjadi resisten terhadap
Chloramphenicol
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
3.2 Hipotesis
Terdapat pengaruh waktu pemeriksaan terhadap waktu henti obat dan lama
waktu henti obat yang diperlukan agar residu antibiotik Chloramphenicol yang
terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar menurun hingga batas
aman untuk dikonsumsi adalah delapan minggu.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
IV METODE PENELITIAN
4.1Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga dan Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamana Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II. Penelitian
ini berlangsung pada bulan November2013 sampai bulan Januari 2014.
4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental. Pada penelitian
ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan percobaan dengan pengamatan
berulang (repeated measures). Pengamatan berulang adalah salah satu bentuk
rancangan pengukuran dimana pengukuran dilakukan pada individu yang sama
namun pada waktu yang berbeda (Purwanto, 2007).
4.3 Materi Penelitian
4.3.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 18 buah akuarium
ukuran 100x40x40cm, plastik hitam, aerator, pH paper, DO dan ammonia tes kit
dan termometer. Alat yang digunakan pada pengujian Chloramphenicol adalah
alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
4.3.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lobster air tawar
sebanyak 18ekor, Chloramphenicol, pellet (pakan komersial) dan progol. Bahan
yang digunakan pada pengujian Chloramphenicol adalah aquabides, etil asetat,
dan hexana-klorofom.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
4.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan
secara sengaja oleh peneliti. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan yaitu kontrol
dan Chloramphenicol. Penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
Perlakuan Chloramphenicol yang diberikan berupa perbedaan waktu pengecekan
residu dengan rincian sebagai berikut.
1) T0 : merupakan kontrol, berisi lobster yang diberi pakan berupa pellet tanpa
campuran Chloramphenicol.
2) T1 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol
dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu kemudian dilakukan pengecekan
residu.
3) T2 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol
dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa
campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 4
minggu dari awal pemberian pakan.
4) T3 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol
dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa
campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 6
minggu dari awal pemberian pakan.
5) T4 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol
dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa
campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 7
minggu dari awal pemberian pakan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
6) T5 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol
dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa
campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 8
minggu dari awal pemberian pakan.
4.5 Prosedur Kerja
4.5.1 Persiapan akuarium dan sampel
Akuarium yang akan digunakan di cuci dahulu menggunakan detergen
kemudian di sterilisasi menggunakan chlorine dan dikeringkan sampai chlorine
tidak berbau. Setelah kering, akuarium diisi air tawar kemudian diberi aerasi dan
pipa-pipa kecil sebagai tempat persembunyian lobster.
Sampel yang digunakan diseleksi terlebih dahulu dan dilakukan
aklimatisasi agar lobster dapat bertahan dari lingkungan yang berbeda dari
sebelumnya. Lobster sebanyak 40 ekor yang memiliki ukuran antara 5-8 cm
dipelihara dalam 8 buah akuarium dan diberi pakan berupa pellet yang dicampur
dengan Chloramphenicoldan diukur residunya pada minggu ke-1, minggu ke-4,
minggu ke-6, minggu ke-7 dan minggu ke-8 (± delapan minggu).
4.5.2 Pembuatan pakan
Pakan yang dipakai terdiri dari campuran satu kilogram pellet yang
dicampur dengan Chloramphenicol sebanyak 2g/kg pakan dan progol sebanyak
5g/kg pakan kemudian dilarutkan dengan air secukupnya. Progol berbentuk
serbuk dan memiliki fungsi sebagai perekat yang mempunyai daya rekat tinggi
dan praktis penggunaannya. Campuran tersebut kemudian dijemur hingga kering
dan siap digunakan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
4.5.3Perhitungan residu
Penghitungan jumlah residu (jumlah residu yang terdapat dalam tubuh
losbter setelah perlakuan) dilakukan pada minggu ke-1, minggu ke-5, minggu ke-
6, minggu ke-7 dan minggu ke-8. Penetapan residu Chloramphenicol pada lobster
dilakukan dengan menggunakan metode UPLC (Ultraperformance
liquid chromatografi).Langkah-langkahnya antara lain:
1) Mengambil 5g daging lobster basah kemudian dipotong-potong dimasukkan ke
dalam makro tube .
2) Menambahkan 2ml aquabides, vortex selama satu menit kemudian didiamkan
selama sepuluh menit.
3) Menambahkan 6ml etil asetat, vortex selama satu menit.
4) Mensentrifusgasi selama lima menit dengan kecepatan 3500 rpm.
5) Mengambil 4,2ml lapisan organik (lapisan paling atas) menggunakan pipet dan
mengeringkan pada suhu 30ºC dengan menggunakan evaporator .
6) Mensuspensikan residu dengan 1,4 ml hexana-klorofom, kemudian
menambahkan 0,7 ml air pro KCKT dan memvortex selama 5 menit (low speed).
7) Mensentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 10 menit, mengambil
supernatannya (lapisan bagian atas).
8) Menginjeksi supernatan ke alat KCKT.
4.6 Analisis Data
Dari hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Varianceuntuk
mengetahui adanya perbedaan antarwaktu yang diberikan. Dilanjutkan dengan uji
Jarak Duncan 5% untuk mengetahui perlakuan yang terbaik (Kusriningrum,
2008).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
4.7 Alir Penelitian
Alir penelitian yang akan dilakukan mulai dari proses pemeliharaan
sampel Lobster Air Tawar sampai dengan analisis data. Diagram alir penelitian
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Diagram alir penelitian.
Pemberian pakan tanpa Chloramphenicol
sebagai kontrol (T0)
Lobster air tawar
Pemberian pakan yang dicampur
Chloramphenicoldosis 2g/kg pakanselama
seminggu
Analisis data
Pemeriksaan residu awal (T1)
Pemeriksaan residu minggu ke-V (T2)
Pemberian pakan tanpa Chloramphenicol
Pemeriksaan residu minggu ke-VIII (T5)
Pemeriksaan residu minggu ke-VII (T4)
Pemeriksaan residu minggu ke-VI (T3)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Pemilihan Lobster Air Tawar
Penelitian ini menggunakan Lobster Air Tawar atau yang biasa dikenal
dengan sebutan lobster capit merah sebanyak 18 ekor. Lobster yang diambil
berumur tiga bulan dengan rata-rata berat tubuh kurang lebih 28-35 gram. Lobster
didapat dari Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya dengan pengambilan secara
acak namun memenuhi kriteria yang layak digunakan sebagai obyek penelitian.
Kriteria yang dimaksud yaitu tubuh lobster berwarna biru gelap dengan
sedikit warna merah pada kedua capitnya, memiliki capit lengkap, bergerak aktif,
dan tidak terdapat luka disekitar tubuhnya. Lobster yang digunakan sebagai
sampel dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Lobster Air Tawar.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
5.1.2 Kadar Chloramphenicol dalam Lobster Air Tawar
Pada penelitian yang telah dilakukan pada bulan November 2013 sampai
bulan Januari 2014 yang menggunakan alat Ultra performance
liquid chromatografi (UPLC). Berikut pada Tabel 1 adalah data yang didapat
dari hasil penelitian di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II.
Hasil pengukuran residu Chloramphenicol tertinggi terdapat pada
perlakuan minggu pertama yaitu 31,962 ppb, pada perlakuan minggu keempat
yaitu 21,324 ppb, pada perlakuan minggu keenam yaitu 10,852 ppb, pada
perlakuan minggu ketujuh yaitu 5,68 ppb dan pada perlakuan minggu kedelapan
yaitu 3,53 ppb. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kadar Chloramphenicol
pada minggu pertama hingga minggu kedelapan. Sedangkan pada kontrol kadar
Chloramphenicol menunjukkan hasil yang rendah yaitu sebesar 0,558 ppb.
Tabel 1. Rataan ANOVA Waktu Pengukuran Kadar Chloramphenicol pada
Lobster Air Tawar
Perlakuan (waktu) Residu Chloramphenicol (ppb)
Kontrol 0,558±0.370 f
Minggu I 31,962±1.818 a
Minggu IV 21,324±1.985 b
Minggu VI 10,852±0.643 c
Minggu VII 5,68±0.552 d
Minggu VIII 3,53±0.590 e
a-f Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(p<0,05).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
5.1.2 Pengukuran Kualitas Air
Lingkungan media pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap lobster yang
diteliti. Baik buruknya lingkungan media pemeliharaan akan menentukan
keberhasilan dalam suatu penelitian. Kualitas air memegang peranan dalam
budidaya lobster karena lobster mempunyai batas toleransi tertentu terhadap
faktor lingkungan di mana organisme tersebut berada.
Chloramphenicol yang masih terkandung dalam air, jika tidak dilakukan
penggantian air maka residunya akan tetap berada di dalam air dan terus
dikonsumsi oleh lobster sehingga kadar residu dalam tubuh lobster tidak akan
menurun. Selain itu kualitas air yang buruk akan mempengaruhi kesehatan tubuh
lobster sehingga metabolisme lobster terganggu dan proses eliminasi residu akan
berjalan lambat. Data kualitas air selama pemeliharaan lobster berlangsung dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2. Hasil pengukuran kualitas air pada Lobster Air Tawar
Parameter Nilai Pengukuran
Suhu 28 ºC - 30 ºC
Amoniak 0 ppm
pH 7,5-8,0
DO (Dissolve Oxygen) 6 ppm
5.2 Pembahasan
5.2.1 Residu Chloramphenicol
Chloramphenicol merupakan antibiotik yang bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein bakteri. Bagian yang dihambat adalah enzim peptidil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
transferase yang berperan sebagai katalisator untuk ikatan-ikatan peptida pada
proses sintesis protein bakteri (Ganiswara, 1995). Apabila antibiotik tersebut
diberikan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi timbunan antibiotik di dalam
tubuh yang disebut dengan residu.
Pada Tabel 1, hasil yang didapat yaitu kontrol memiliki kadar
Chloramphenicol sebanyak 0,558 ppb. Dari hal diatas menunjukkan bahwa
pembudidaya lobster menggunakan antibiotik Chloramphenicol selama proses
budidaya dikarenakan pada sampel lobster terkandung Chloramphenicol. Pada
waktu pengamatan awal terdapat perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan.
Pada rata-rata residu Chloramphenicol tertinggi terdapat pada perlakuan minggu
pertama yaitu 31,962 ppb yang berbeda nyata dengan perlakuan minggu ke-4,
minggu ke-6, minggu ke-7 dan minggu ke-8. Rata-rata residu Chloramphenicol
terendah ditemukan pada kontrol yaitu 0,558 ppb.
Selama seminggu pada awal perlakuan, lobster diberi pakan pelet yang
dicampur dengan Chloramphenicol sebanyak 2g/kg pakan dan dilakukan
pemeriksaan sehingga didapatkan kadar sebanyak 31,962 ppb. Pada akhir
perlakuan, yaitu setelah delapan minggu Chloramphenicol pada tubuh lobster
menurun sehingga didapatkan hasil akhir sebanyak 3,53 ppb.
Penurunan residu Chloramphenicol pada tubuh Lobster Air Tawar pada
minggu pertama hingga minggu ke delapan rata-rata sebesar 28,432 ppb. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan lobster berjalan dengan baik. Faktor-faktor yang
berperan dalam pertumbuhan lobster antara lain pemberian pakan dan faktor
lingkungan. Pemberian pakan sebanyak 5% dari bobot tubuh lobster setiap
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
harinya mampu memberikan pertumbuhan yang baik bagi lobster. Hal ini juga
disebabkan pakan pellet yang diberikan memiliki bau yang khas, sehingga
memudahkan lobster untuk mendeteksi pakan yang diberikan (Hakim, 2007)
Beberapa faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan
lobster adalah temperatur, kualitas air (terutama oksigen terlarut, kalsium dan pH),
tingkat gizi dan komposisi habitatnya (Aiken and Waddy, 1992). Faktor
lingkungan yang mendukung, tentu akan memberikan dampak yang baik terhadap
nafsu makan lobster. Meningkatnya nafsu makan merupakan salah satu ciri lobster
yang sehat. Jika kondisi lobster dalam keadaan sehat maka akan mempercepat
proses metabolisme senyawa dalam tubuh dan mempercepat proses eliminasi
residu Chloramphenicol yang terdapat dalam tubuh. Eliminasi akan dilakukan
oleh alat-alat ekskresi, terutama ginjal, dalam bentuk kemih dan lewat usus dalam
bentuk tinja (Rahayu, 2010).
Menurut penelitian sebelumnya terhadap jenis Crustacea (Nurhamida,
2012) bahwa udang galah yang diberi campuran Chloramphenicol dengan dosis 2
g/kg pakan terdeteksi residu Chloramphenicol sebesar 7,71 ppm (7710 ppb) dan
menurun menjadi sebesar 2,90 ppm (2900 ppb) setelah 30 hari masa perlakuan.
Hal ini menunjukkan bahwa selama 30 hari, residu Chloramphenicol tereduksi
sebanyak 4,81 ppm.
5.2.2 Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan agar air sebagai media hidup lobster
selalu sesuai antara kebutuhan lobster terhadap faktor lingkungan dan
perkembangan biologisnya. Kegiatan pengelolaan air meliputi penyiponan,aerasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
dan pergantian air. Untuk pergantian air dilakukan seminggu sekali sebanyak 50%
dari total air dalam akuarium.
Penyiponan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan kotoran dan
sisa pakan yang terdapat di dalam akuarium sebagai media pemeliharaan. Menurut
Satyani (2003) tujuan dari penyifonan adalah memperbaiki kualitas air melalui
pergantian air lama dengan air baru yang lebih sehat, menambah kandungan
oksigen terlarut, menghilangkan kotoran dan parasit yang ada pada air, dan
menghilangkan gas - gas yang beracun.
Perhitungan suhu yang telah diukur selama penelitian berlangsung berkisar
antara 28-30ºC. Menurut Rouse (1977) Cherax jenis redclaw mengalami
pertumbuhan terbaik pada suhu 24-29ºC. Walaupun dalam beberapa media
pemeliharaan suhunya berada diatas kisaran optimum, akan tetapi kisaran tersebut
masih layak untuk pemeliharaan lobster.
Nilai pH selama penelitian berkisar antara 7,5-8 yang sesuai dengan
pendapat Sukmajaya dan Suharjo (2003) bahwa pH yang baik untuk Lobster Air
Tawar adalah 6,5-8,5 tetapi di alam Lobster Air Tawar sering ditemukan pada
perairan pH kurang dari 7. Suhu air mempengaruhi reaksi kimia, baik dalam
media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka reaksi kimia akan
terjadi semakin cepat. Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi terlalu besar
akan berpengaruh terhadap sistem metabolisme (Fujaya, 2004).
Amonia merupakan hasil eskresi atau pengeluaran kotoran lobster yang
berbentuk gas, selain itu amonia juga berasal dari pakan yang tersisa (tidak
termakan) sehingga larut dalam air. Nilai amonia selama penelitian adalah 0 ppm.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Ini menandakan bahwa kualitas air dalam kolam pemeliharaan sudah bagus
karena menurut Bachtiar (2006) kandungan amonia dalam air pada budidaya
Lobster Air Tawar hanya ditoleransi sampai 1 ppm.
Kandungan oksigen terlarut (DO) merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan pada pemeliharaan lobster selama penelitian berlangsung. Nilai DO
selama penelitian adalah 6 ppm. Pemberian aerasi cukup efektif untuk menjaga
kestabilan kandungan oksigen terlarut setiap perlakuan dalam kisaran normal
untuk mendukung kelangsungan hidup Lobster Air Tawar yaitu berkisar antara
5,4 hingga 7,3 ppm. Menurut Boyd (1982), kisaran nilai optimum oksigen terlarut
bagi pertumbuhan crustacea adalah 5 ppm.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Lobster yang diberi pakan dengan campuran Chloramphenicol dengan dosis
2g/kg mengandung kadar antibiotik sebanyak 31,962 ppb, selama delapan minggu
menurun menjadi 3,53 ppb dan belum dapat menurun hingga batas aman
dikonsumsi.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan
penelitian lanjutan mengenai efek Chloramphenicol terhadap lobster pada
manusia sehingga dapat menanggulangi bahaya yang disebabkan oleh penggunaan
Chloramphenicol yang tidak mematuhi batas maksimal penggunaan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
DAFTAR PUSTAKA
Adam, R. 2002. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. IOWA State
University Press/Ames. USA
Akhmadi, Y. N. 2006. Aplikasi Bagan Kendali Proses Berdasarkan Tingkat
Residu Chloramphenicol Pada Daging Rajungan Di PT. Mina Global
Mandiri Purwakarta. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Aiken, D.E., Waddy, S.L., 1992. The growth Process in Crayfish. Rev. Aquat. Sci.
6.
Bahri, S. Masbulan dan Kusumaningsih. 2005. Proses Praproduksi sebagai Faktor
Penting dalam Menghasilkan Produk Ternak yang Aman untuk Manusia.
Jurnal Litbang Pertanian 24 (1).
Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam:
Elsevier Scientific Publishing Company.
Cie, W.L. dan Kusman. 2006. Pembenihan Lobster Air Tawar: Meraup Untung
dari Lahan Sempit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisisologi Ikan. Jakarta: P.T Rineka Cipta.
Hadi, S. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM. Yogyakarta. Hakim, R. R. 2008. Addition of Calcium with Different Dose to Success of Red Claw
(Cherax quadricarinatus) Gastrolisation. Proceeding of International
Research Seminar and Exhibition. Research Center of UMM. Malang.
Harlia, E., Roostita dan D. Suryanto. 2006. Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap
Kandungan Residu Antibiotik Dalam Air Susu Sapi. Lokakarya Nasional
Keamanan Pangan Produk Peternakan. Jurusan Tknologi Hasil Ternak.
Fakultas Peternakan .Universitas Padjajaran.
Hartono, R. dan Wijayanto. 2006. Lobster Air Tawar: Pembenihan dan
Pembesaran. Jakarta. Penebar Swadaya.
Islamulhayati, Soedjajadi dan R. Yudhastuti. 2005. Pengaruh Residu
Khloramfenikol Dalam Udang Windu Terhadap Kejadian Anemia
Aplastik Pada Mencit. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 1, No 2.
Juwana, S. 1990. Tinjauan Tentang Kebiasaan Menggunakan Antibiotik Dalam
Dosis Pencegahan Pada Hatchery. Oseana, volume XV, Nomor 3: 93-
105.
Karlina, A. 2011. Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Dalam Telur Ayam Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Skripsi. Program Ekstensi Sarjana
Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Koeman. 1983. Pengantar Toksikologi Umum. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kurniasih, T. 2008. Peranan Pengapuran Dan Faktor Fisika Kima Air Terhadap
Pertumbuhan Dan Sintasan Lobster Air Tawar (Cherax sp). Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Kurniawan, T. dan R. Hartono. 2007. Pembesaran Lobster Air Tawar secara
Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kusriningrum, R.S. 2008. Perancangan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Airlangga. Surabaya: Airlangga University Press.
Lucelia, M.D.S., A. E. de Almaida and H.R.N. Salgado. 2012. Thermal Analysis
and Validation of UV and Visible Spectrophotometric Methods For The
Determination of New Antibiotic Tiglecycline In Pharmaceutical Product.
Journal of Advances In Analytical Chemistry, 2(1):10-15.
Lowy, F. 1986. Penisilin dalam Antibiotika dan Infeksi. Penerbit Buku
Kedokteran, ECG. Jakarta.
Martaleni. 2007. Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ dan Kaki Ayam
Pedaging yang Diperoleh dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang.
Skripsi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mariyono dan A. Sundana. 2002. Teknik Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit
Bercak Merah Pada Ikan Air Tawar Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Aeromonas hydrophila. Buletin Teknik Pertanian. 7(1).
Masser, M.P and D.B. Rouse. 1997. Australian Red Claw Crayfish. Southern
Regional Aquaculture Center. SRAC Publication No. 244.
Mitchell, J., M.W. Griffiths, S.A. McEwen,W.B. McNab, A.J. Yee. 1998.
Antimicrobial Drug Residues In Milk and Meat: Causes, Concerns,
Prevalence, Regulations, Tests, and Test Performance. J. Food Protection
61(6).
Murdiati, T. B. dan S. Bahri. 1994a. Pengaruh Pemanasan Terhadap Kandungan
Penisilin dalam Susu Sapi. Makalah Seminar Teknologi Veteriner. Balai
Penelitian Veteriner. Bogor.
Murdiati, T.B. dan S. Bahri. 1994b. Residu dan Cemaran dalam Bahan Pangan
Asal Hewan. Makalah Seminar Teknologi Veteriner. Balai Penelitian
Veteriner. Bogor.
Murdiati, T.B. 1997. Pemakaian Antiotika dalam Usaha Peternakan. Bull.
Wartazoa Vol. 6 No. 1. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Moriarty, D.J.W. 1999. Disease Control in Shrimp Aquaculture with Probiotic
Bacteria. Journal of Microbial Interaction In Aquaculture : 237- 243.
Naim, R. 2002. Antibiotik dan resistensi mikroba. Tesis. Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurhamida, L. 2012. Lama Waktu Henti Obat (Withdrawl Time)Chloramphenicol
Pada Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.
Phillips, I.C., C. Friis, R. Nightingale, R. Preston and J. Waddell. 2004. Does the
Use of Antibiotics in Food Animals Pose A Risk to Human Health.
Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 53;28-52.
http://www.oxfordjournals.org/faq.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Purwanto, Y.Y. 2007. Kajian Rancangan Pengukuran Berulang serta Efektivitas
Analisis Ragam terhadap Analisis Peragam. Skripsi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang.
Rahayu, S. 2009. Penggunaan Metode Durbin Watson dalam Menyelesaikan
Model Regresi yang Mengandung Autokorelasi. Skripsi. [On-line].
http://repository-usu.ac.id/bitstream/123456789/14035/1/09e0120.
Rinawati, N.D. 2011. Daya Anti Bakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete
L.) terhadap Bakteri Vibrio Alginolyticus. Skripsi. Fakultas Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Rouse, D.B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn
University. Alabama. USA
Satyani, D. 2003. Pengaruh Umur Induk Ikan Cupang (Betta splenden Regan) dan
Jenis Pakan terhadap Fekunditas dan Produksi Larvanya. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia.
Tendencia, E.A dan de La Pena L.D. 2001. Antibiotic Resistance of Bacteria from
Shrimp ponds. Aquaculture 195:193-204.
Teuber, M. 2001. Veterinary Use and Antibiotic Resistance in Microbiology.
Current Opinion in Microbiology.
Wattimena, J.R. 1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Wickins, J.F and D.O. Lee. 2002. Crustacean Farming, Ranching and Culture.
Oxford: Blackwell Science.
Widha, W. 2003. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Lobster Air Tawar Jenis
Redclaw (Cherax quadricarinatus Von Martens) Crustacea:
Parastacidae. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Windholz, M., S. Budavari, Lorraine, Stroumtsos, M.N.Fertig. 1976. An
Encyclopedia of Chemicals and Drugs Ninth Edition. USA.
Weifen, W. L, H. X. Chang and K. Jamil. 2004. Elimination od chloramphenicol,
sulphumethoxazole and oxytetracycline in shrimp, Penaeus chinensis
following medicated-feed treatment. Environment International 30.
Department of Food Science and Technology. Ocean University of
China. China.
Yogaswara, Y. dan L. Setia. 2006. Kajian Hasil Monitoring Dan Surveilans
Cemaran Mikroba Dan Residu Obat Hewan Pada Produk Pangan Asal
Hewan Di Indonesia. Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk
Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Penurunan Residu Chloramphenicol pada Lobster Air Tawar
Waktu Sampel I Sampel II Sampel III
Kontrol 0,145 ppb 0,860 ppb 0,670 ppb
Minggu I 30,199 ppb 31,855 ppb 33,382 ppb
Minggu IV 21,135 ppb 23,397 ppb 19,440 ppb
Minggu VI 11,400 ppb 11,014 ppb 10,144 ppb
Minggu VII 5,447 ppb 6,311 ppb 5,282 ppb
Minggu VIII 4,209 ppb 3,243 ppb 3,139 ppb
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Lampiran 2. Perhitungan ANOVA ONEWAY Chloramphenicol BY Perlakuan /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).
Oneway
Notes
Output Created 01-Apr-2014 20:58:12
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 18
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on
cases with no missing data for any
variable in the analysis.
Syntax ONEWAY Chloramphenicol BY
Perlakuan
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:00.140
Elapsed Time 00:00:00.172
[DataSet0]
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Descriptives
Chloramphenicol
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Kontrol 3 .55833 .370349 .213821 -.36166 1.47833 .145 .860
Minggu 1 3 3.19620E1 1.818862 1.050120 27.44370 36.48030 30.199 33.832
Minggu 4 3 2.13240E1 1.985259 1.146190 16.39234 26.25566 19.440 23.397
Minggu 6 3 1.08527E1 .643355 .371441 9.25448 12.45085 10.144 11.400
Minggu 7 3 5.68000 .552655 .319075 4.30713 7.05287 5.282 6.311
Minggu 8 3 3.53033 .590038 .340659 2.06460 4.99607 3.139 4.209
Total 18 1.23179E1 11.383843 2.683197 6.65684 17.97894 .145 33.832
ANOVA
Chloramphenicol
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2186.154 5 437.231 310.307 .000
Within Groups 16.908 12 1.409
Total 2203.062 17
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Chloramphenicol
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4 5 6
Kontrol 3 .55833
Minggu 8 3 3.53033
Minggu 7 3 5.68000
Minggu 6 3 1.08527E1
Minggu 4 3 2.13240E1
Minggu 1 3 3.19620E1
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Lobster Air Tawar.
PERLAKUAN NILAI PENGUKURAN
Suhu Amoniak pH DO
Minggu I 29ºC 0 8 6
Minggu II 29ºC 0 8 7
Minggu III 28ºC 0 7,5 7
Minggu IV 30ºC 0 8 6
Minggu V 28ºC 0 8 7
Minggu VI 29ºC 0 7,5 6
Minggu VII 29ºC 0 7,5 6
Minggu VIII 30ºC 0 8 6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR
MIFTAHUL JANNAH