Upload
dangminh
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
L1
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN DAN RANGKUMAN HASIL
WAWANCARA ANALISIS PORTER DAN ANALISIS VALUE
SHOPS
Tanggal: 28 Oktober 2005
Nama: Benny Bernadus
Jabatan: Kepala Departemen T&D
1. Menurut Bapak/Ibu siapa saja yang dapat dikatakan sebagai pelanggan (penikmat
jasa) dari PT. RCTI?
2. Menurut Bapak/Ibu siapa saja pesaing utama dalam industri sejenis dari PT. RCTI?
3. Menurut Bapak/Ibu siapa saja yang dapat dikategorikan sebagai pemasok utama
bagi PT. RCTI dan bagaimana kontribusi pemasok tersebut bagi PT. RCTI? Apakah
pemasok memiliki peluang berintegrasi ke depan?
4. Menurut Bapak/Ibu siapa saja yang dapat digolongkan sebagai pendatang baru yang
cukup potensial atau harus diperhitungkan yang dapat mengancam eksistensi PT.
RCTI?
5. Menurut Bapak/Ibu apa saja yang dapat dikategorikan sebagai produk
substitusi/pengganti untuk menggantikan produk/jasa yang dihasilkan oleh PT.
RCTI?
L2
Jawaban
1. Yang dapat dikategorikan sebagai pelanggan (penikmat jasa) dari PT. RCTI adalah
seluruh pemirsa televisi yang berada di Indonesia (yang dapat menangkap channel
RCTI).
2. Pesaing utama dalam industri sejenis dari PT. RCTI adalah SCTV, Indosiar, AN TV,
Metro TV, dan Trans TV.
3. Pemasok utama bagi PT. RCTI adalah Production House (PH) local dan luar negeri,
pemasok peralatan operasional perusahaan, dan pemasok sumber daya manusia.
Peluang pemasok untuk berintegrasi ke depan adalah kecil. Maksudnya adalah
pemasok cukup sulit melakukan perluasan atau perkembangan produk/bisnisnya untuk
dapat melakukan bisnis broadcasting. Selain itu PT. RCTI juga melakukan in house
production sehingga tidak tergantung pada pemasok.
4. Yang dapat digolongkan sebagai pendatang baru yang cukup potensial bagi PT. RCTI
adalah semua statsiun televisi yang terdapat di Indonesia dan masih berumur kurang
dari 4 tahun.
5. Yang dapat dikategorikan sebagai produk pengganti untuk menggantikan jasa/produk
yang dihasilkan oleh PT. RCTI adalah internet, radio, media cetak seperti surat kabar,
tabloid, dan majalah.
Analisis Value Shops
Pertanyaan dibawah ini diajukan sebagai dasar untuk keperluan analisis value shops
terhadap PT. RCTI.
1. Menurut Bapak/Ibu apa arti business acquisition dalam proses bisnis PT. RCTI?
2. Menurut Bapak/Ibu apa saja yang menjadi problem specification dalam proses
bisnis PT. RCTI?
L3
3. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan knowledge application dalam
proses bisnis PT. RCTI?
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana alokasi sumber daya dalam proses bisnis pada
PT. RCTI?
5. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan marketing the capability dalam
proses bisnis PT.RCTI?
6. Bagaimana kebijakan yang Bapak/Ibu ambil apabila ada masalah yang timbul
dalam memproduksi suatu produk/program acara?
Catatan: untuk pertanyaan mengenai execute solution tergantung pada masalah yang
dihadapi oleh PT. RCTI karena setiap masalah memiliki pemecahan masalah yang berbeda.
Untuk suatu masalah bisa didapatkan beberapa solusi alternatif, kemudian dari alternatif
solusi yang ada dipilih satu solusi yang terbaik.
Jawaban
1. Makna business acquisition dalam proses bisnis bagi PT. RCTI dapat dilihat dari dua
sisi. Yang pertama berasal dari klien perusahaan (business client) dan sisi lainnya
adalah berasal dari keinginan pemirsa RCTI.
2. Yang menjadi problem specification bagi PT. RCTI adalah mengenai pengembangan
ide-ide kreatif agar program acara mendapatkan antusiasme dari pemirsa ketika
acara tersebut ditayangkan. Pada intinya problem specification setiap perusahaan
tidak jauh berbeda semuanya untuk mengatasi masalah yang timbul atau
mengantisipasi masalah yang akan timbul, tetapi bagi PT. RCTI lebih kea rah
pengembangan ide-ide kreatif.
L4
3. Knowledge application bagi PT. RCTI adalah suatu cara untuk menangkap data dan
pengetahuan penting sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi PT. RCTI
dalam meningkatkan proses bisnisnya.
4. Alokasi sumber daya pada proses bisnis PT. RCTI adalah menempatkan sumber daya
yang sesuai dengan ide, konsep, format dan isi dari suatu produk yang akan dibuat.
5. Yang dimaksud dengan marketing the capablility bagi PT. RCTI adalah memasarkan
produk yang dihasilkan dengan cara yang tepat dan sesuai.
6. Kebijakan yang diambil apabila ada masalah yang timbul dalam memproduksi suatu
produk/program acara adalah mengidentifikasi masalah yang ada, kemudian
membuat model untuk pemecahan masalah setelah didapatkan model yang cocok,
maka dihasilkan solusi-solusi alternatif. Langkah terakhir yang dilakukan adalah
menetapkan dan menjalankan solusi terbaik.
L5
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN DAN RANGKUMAN HASIL
WAWANCARA ANALISIS CSF
Tanggal: 8 November 2005
Nama: Benny Bernadus
Jabatan: Kepala Departemen T&D
Pertanyaan
1. Critical Success Factor (CSF) adalah faktor-faktor kritis penentu keberhasilan dan
kegagalan organisasi dalam mencapai sasarannya. Menurut Anda apa saja yang
menjadi faktor kritis penentu keberhasilan pada divisi SDM PT. RCTI?
2. Menurut Anda apa saja indikator dari faktor kritis penentu kesuksesan divisi SDM PT.
RCTI?
Jawaban
1. Yang merupakan faktor kritis penentu keberhasilan/kesuksesan divisi SDM PT. RCTI antara
lain:
1. Dukungan yang konsisten dari manajemen puncak
2. Kesiapan SDM di departemen sumber daya manusia
3. Peran para pejabat pimpinan sebagai people manager
4. Kesadaran pada setiap SDM akan team work dan efisiensi, serta dorongan
berprestasi yang dilengkapi dengan profesionalisme dan didasari sikap
menjunjung tinggi nilai-nilai moral
5. Kesiapan dan kelengkapan sistem pengelolaan/kebijakan SDM
L6
6. Pelatihan intensif yang didukung dana yang memadai dan sesuai dengan
competencies requirement
7. Penggunaan HRIS sehingga data record lengkap dan up to date
8. Kualitas materi dan pembicara atau instruktur untuk pelatihan, seminar, dan
workshop.
9. Meningkatkan profesionalisme dan suasana yang nyaman di tempat kerja.
2. Indikator dari CSF divisi SDM PT. RCTI adalah:
1. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
2. Pemberian pelatihan/training
3. Promosi karyawan secara berkala sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
4. Tingkat mutasi lebih kecil dari 10%
5. Materi dari pelatihan yang berkualitas dan dapat diterima oleh peserta pelatihan
6. Penyesuaian kompensasi dan benefit secara berkala
7. Memberikan fasilitas kredit
8. Pemberian reward
9. Tingkat absen (tidak masuk) <15% atau tingkat masuk kerja >85%
10. Tingkat turn over karyawan <5% dan rata-rata diatas 3 tahun
11. Pengadaan family gathering maupun employee gathering dilakukan secara berkala
L7
LAMPIRAN 3
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PEMBOBOTAN NILAI
KORPORASI PT RCTI
Daftar pertanyaan di bawah ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi PT.
RCTI. Pertanyaan-pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko
yang harus diperhatikan oleh PT. RCTI. Penentuan nilai-nilai dan resiko-resiko tersebut akan
membantu dalam menilai investasi proyek TI. Terdapat hubungan yang signifikan untuk nilai-
nilai dan resiko-resiko pada PT. RCTI ditandai dengan nilai 0-5.
Lingkari nilai yang Anda pilih !
Financial Values
1. ROI
Dari 0 sampai 5, seberapa penting persentase tingkat pengembalian atas
investasi teknologi informasi (ROI) bagi PT. RCTI?
Strategic Values
1. Strategic match
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi mendukung atau selaras
dengan tujuan strategis korporasi atau lini bisnis PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 sangat tidak penting sangat penting
L8
sangat kecil sangat besar
2. Competitive advantage
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi dapat meningkatkan
kemampuan bersaing bagi pangsa pasar perusahaan atau lini bisnis PT. RCTI?
3. Competitive response
Dari 0 sampai 5, seberapa besar penundaan penerapan teknologi informasi
dapat mengakibatkan kegagalan kompetitif bagi PT. RCTI?
4. Management information for critical success factors
Dari 0 sampai 5, seberapa besar kontribusi adanya teknologi informasi bagi
kebutuhan manajemen akan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor
kritis yang menunjang kesuksesan PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
5. Strategic I/T architecture
Dari 0 sampai 5, seberapa besar keharusan/kebutuhan suatu proyek teknologi
informasi dijalankan dengan mengikuti rencana atau blueprint teknologi informasi
PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
L9
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
Stakeholder Values
1. Service and quality
Dari 0 sampai 5, seberapa besar hubungan antara adanya teknologi informasi
dengan peningkatan pelayanan kunci atau pengukuran kualitas apapun pada PT.
RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
2. Environmental quality
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi berdampak terhadap
peningkatan kualitas lingkungan (stakeholder) PT. RCTI?
3. Agility, learning and empowerment
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi dapat membuat
pekerja/karyawan dan proses bisnis PT. RCTI menjadi lebih fleksibel, cerdas, dan
cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan
internal dan eksternal industri.
4. Cycle time
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
L10
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi dapat menyediakan sebuah
tingkat (waktu) keadaan menanggapi sesuatu yang tidak bisa dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya sehubungan dengan peningkatan posisi kompetitif PT.
RCTI?
5. Mass customization
Dari 0 sampai 5, seberapa besar teknologi informasi dapat menyediakan sebuah
tingkat customization yang tidak bisa dibandingkan dengan pesaing- pesaingnya
sehubungan dengan peningkatan posisi kompetitif PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
Competitive Strategy Risks
1. Business strategy risk
Dari 0 sampai 5, seberapa besar kekuatan eksternal jangka panjang
(pengorganisasian ulang politis, kelompok pemerintah, perubahan demografis, dll)
dapat menghambat atau mempengaruhi penerapan teknologi informasi pada PT.
RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
2. IT strategy risk
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
L11
Dari 0 sampai 5, seberapa besar interdependensi dan ketidaksesuaian yang
timbul di area teknologi informasi sanggup mempengaruhi kelangsungan
bisnis masa depan PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
Organizational Strategy Risks and Uncertainties
1. Business organization risk
Dari 0 sampai 5, seberapa besar ketidaksiapan formulasi rencana domain
bisnis, manajemen domain, rencana kontigensi, proses-proses, prosedur- prosedur,
pelatihan bagi pemakai, manajemen unggulan, definisi produk, dan pemahaman
kebutuhan pasar dalam rangka menerapkan teknologi informasi pada PT. RCTI?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
2. IT definitional uncertainty
Dari 0 sampai 5, seberapa besar ketidaktahuan PT. RCTI akan persyaratan-
persyaratan dan spesifikasi apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan
teknologi informasi?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
3. IT technical and implementation risk
L12
Dari 0 sampai 5, seberapa besar keahlian baru yang dibutuhkan oleh staf dan
manajemen untuk menjalankan teknologi informasi dan seberapa besar
ketergantungan PT. RCTI pada perangkat keras, piranti lunak, aplikasi piranti
lunak, dan implementasi aplikasi dalam menerapkan teknologi informasi?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
4. IT services delivery risk
Dari 0 sampai 5, seberapa besar perubahan yang dibutuhkan dalam sistem
service delivery komputer, seberapa besar investasi pengembangan pada staf,
piranti lunak, perangkat keras, dan manajemen perlu untuk menyediakan
akomodasi bagi teknologi informasi?
0 1 2 3 4 5 sangat kecil sangat besar
L13
LAMPIRAN 4
KUISIONER UNTUK PENILAIAN TERHADAP DOMAIN BISNIS
Pilihlah salah satu dari angka 0 sampai 5 yang paling sesuai/mencerminkan keadaan pada
domain bisnis PT. RCTI sehubungan dengan investasi Human Resource Information
Systems!
Lingkari angka yang Anda pilih!
Strategic Values
Strategic Match
Strategy match berfokus pada derajat dimana sebuah proyek teknologi informasi
mendukung atau selaras dengan pernyataan tujuan strategis perusahaan atau lini bisnis.
Skor berkisar dari nol (tidak memiliki hubungan dengan pernyataan tujuan strategis bisnis)
hingga lima (memiliki hubungan langsung).
0 Pembangunan proyek TI tidak memiliki hubungan langsung dengan pencapaian
pernyataan tujuan strategis perusahaan, lini bisnis, ataupun departemen apapun.
1 Pembangunan tidak memiliki hubungan langsung dengan pencapaian pernyataan
tujuan strategis perusahaan, lini bisnis, dan departemen manapun, tetapi akan
mencapai efisiensi operasional yang lebih baik.
2 Pembangunan proyek TI memiliki hubungan langsung dengan pencapaian
pernyataan tujuan strategis perusahaan, lini bisnis, dan departemen manapun.
Tetapi merupakan prasyarat bagi proyek teknologi informasi lainnya dalam mencapai
sebagian tujuan perusahaan, lini bisnis, ataupun departemen.
3 Pembangunan proyek TI tidak memiliki hubungan langsung dengan pencapaian
pernyataan tujuan strategis perusahaan, lini bisnis, dan departemen manapun, tetapi
L14
merupakan prasyarat bagi proyek teknologi informasi lainnya dalam mencapai tujuan
perusahaan, lini bisnis, ataupun departemen.
4 Pembangunan proyek TI secara langsung bisa mencapai sebagian pernyataan tujuan
strategis perusahaan atau lini bisnis.
5 Pembangunan proyek TI memiliki hubungan langsung terhadap pencapaian seluruh
tujuan strategis perusahaan atau lini bisnis.
Competitive Advantage
Competitive advantage berfokus pada derajat dimana sebuah proyek teknologi
informasi atau sistem informasi manajemen mendukung perusahaan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitifnya.
0 Pembangunan proyek TI TIdak menciptakan akses atau pertukaran data antara
perusahaan dengan konsumen, pemasok, dan unit kerjasama lainnya. Pembangunan
proyek TI hanya untuk penggunaan internal dan TIdak secara langsung
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan atau lini bisnis dengan cara
meningkatkan efisiensi operasional.
1 Pembangunan proyek TI tidak menciptakan akses atau pertukaran data seperti
diatas, tetapi meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan meningkatkan
efisiensi operasinya yang menunjang kinerja kompetitif perusahaan. Pembangunan
proyek TI tidak memiliki dampak efektivitas terhadap operasional penjualan.
2 Pembangunan proyek TI tidak menciptakan akses atau pertukaran data seperti
diatas, tetapi secara langsung meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan
meningkatkan operasinya pada suatu area strategis perusahaan.
3 Pembangunan proyek TI menyediakan sedikit akses keluar atau pertukaran data
dan memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan posisi kompetitif
perusahaan.
L15
4 Pembangunan proyek TI menyediakan akses keluar atau pertukaran data yang
cukup banyak dan secara substansial meningkatkan posisi kompetitif perusahaan
dengan menyediakan tingkat pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing.
5 Pembangunan proyek TI menyediakan akses keluar atau pertukaran data dalam
jumlah banyak dan sangat meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan
tingkat layanan yang tidak dimiliki oleh pesaing.
Competitive Response
Competitive response mengukur derajat kegagalan sistem yang mengakibatkan
kegagalan kompetitif bagi perusahaan. Faktor ini berhubungan dengan kerugian yang akan
diterima oleh perusahaan karena adanya penundaan dalam mengimplementasikan sistem
informasi (masalah ketepatan waktu pengimplementasian).
0 Pembangunan proyek TI dapat ditunda setidaknya dalam jangka waktu 12 bulan ke
depan tanpa mempengaruhi posisi kompetitif atau sistem dan prosedur yang ada
secara substansial dapat memberikan hasil yang sama dan tidak mempengaruhi
posisi kompetitif.
1 Penundaan pembangunan proyek TI tidak mempengaruhi posisi kompetitif
perusahaan dan biaya tenaga kerja yang rendah diharapakan terjadi untuk
menghasilkan signifikan hasil yang sama.
2 Penundaan pembangunan proyek TI tidak mempengaruhi posisi kompetitif
perusahaan dan upah tenaga kerja mungkin meningkat untuk menghasilkan
signifikan hasil yang sama.
3 Jika pembangunan proyek TI ditunda, perusahaan tetap mampu memberikan respon
terhadap perubahan yang diperlukan tanpa mempengaruhi posisi kompetitif
perusahaan walaupun kekurangan sistem yang baru, perusahaan secara substansial
L16
tidak kehilangan kemampuannya untuk berubah secara cepat dan efektif dalam
lingkungan kompetitif.
4 Penundaan pembangunan proyek TI mungkin mengakibatkan kerugian kompetitif
bagi perusahaan atau kehilangan kesempatan kompetitif. Keberhasilan kegiatan yang
ada pada perusahaan dapat menjadi terbatas karena kurangnya sistem yang
dibangun.
5 Penundaan pembangunan proyek TI akan mengakibatkan kerugian kompetitif
perusahaan masa datang, atau kehilangan peluang kompetitif atau keberhasilan
kegiatan yang ada pada perusahaan pasti menjadi terbatas karena kurangnya sistem
yang dibangun tidak memadai.
Management Information for Critical Success Factors
Management information for critical success factors berfokus pada derajat dimana
sebuah proyek sistem informasi menyediakan manajemen informasi pada aktivitas utama
perusahaan atau lini bisnis. Faktor ini berhubungan dengan pengukuran kontribusi proyek
bagi kebutuhan manajemen akan informasi berkaitan dengan aktivitas kritis perusahaan.
0 Pembangunan proyek TI tidak berkaitan dengan peningkatan informasi manajemen
dalam mendukung faktor keberhasilan kunci (CSFs) atau aktivitas kunci yang terkait
atau kegiatan utama perusahaan ( Management Information Support of Core
Activities/MISCA).
1 Pembangunan proyek TI tidak berkaitan dengan MISCA tetapi menyediakan banyak
data bagi fungsi-fungsi yang mendukung secara langsung kegiatan utama
perusahaan.
2 Pembangunan proyek TI tidak berkaitan dengan MISCA tetapi menyediakan banyak
informasi bagi fungsi yang mendukung secara langsung kegiatan utama perusahaan.
L17
3 Pembangunan proyek TI tidak berkaitan dengan MISCA tetapi memberikan informasi
penting bagi fungsi yang diidentifikasikan sebagai kegiatan utama perusahaan.
Informasi ini bersifat operasional.
4 Pembangunan proyek TI penting untuk menciptakan MISCA di masa mendatang.
5 Pembangunan proyek TI penting untuk menciptakan MISCA di masa sekarang.
Stakeholder Values
Service and Quality
Penilaian faktor ini dilakukan untuk menghitung seberapa besar dampak proyek
terhadap peningkatan pelayanan dan kualitas yang akan dicapai perusahaan. Faktor ini
berhubungan dengan kepuasan user.
0 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan faktor pelayanan dan kualitas
perusahaan. Penundaan proyek secara umum tidak akan mempengaruhi kemampuan
bersaing/kemampuan kompetitif perusahaan.
1 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan faktor pelayanan
dan kualitas perusahaan tetapi mempunyai pengaruh positif yang tidak begitu besar
terhadap pelanggan. Penundaan proyek pada dsarnya tidak akan mempengaruhi
kemampuan bersaing/kemampuan kompetitif perusahaan.
2 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan faktor kelayakan
dan kualitas perusahaan tetapi mempunyai pengaruh positif yang besar untuk
meningkatkan citra di benak pelanggan. Penundaan proyek pada dsarnya masih
tidak akan mempengaruhi kemampuan bersaing/kemampuan kompetitif perusahaan.
3 Pembangunan proyek TI secara tidak langsung berhubungan dengan peningkatan
faktor pelayanan dan kualitas perusahaan karena aplikasi ini merupakan aktivitas
pendahuluan dari serangkaian kegiatan dan akan meningkatkan citra di benak
L18
pelanggan. Penundaan proyek secara umum akan berdampak negatif kecil terhadap
keunggulan bersaing/keunggulan kompetitif perusahaan.
4 Pembangunan proyek TI berhubungan langsung dengan peningkatan faktor
pelayanan dan kualitas perusahaan di masa yang akan datang, dan akan
menyebabkan beberapa perbaikan unmtuk masa sekarang, dan akan segera
meningkatkan citra di benak pelanggan. Penundaan proyek akan berdampak negatif
cukup besar terhadap keunggulan bersaing/keunggulan kompetitif perusahaan.
5 Secara keseluruhan pembangunan proyek TI adalah penting untuk meningkatkan
pelayanan dan kualitas pada masa sekarang, dan sangat perlu untuk
mempertahankan citra di benak pelanggan. Penundaan proyek akan menciptakan
ketidakuntunagn kompetitif(competitive disadvantage) atau kehilangan daya saing.
Environmental Quality
Environmental quality mengukur derajat dimana kualitas lingkungan yang menjadi
dambaan setiap stakeholder perusahaan merupakan tema strategis yang akan terus
berlangsung di masa depan.
0 Pembangunan proyek Ti tidak berhubungan dengan dampak lingkungan tertentu
apapun (positif atau negatif). Penundaan proyek TI tidak memiliki konsekuensi
kompetitif.
1 Pembangunan proyek Ti tidak berhubungan dengan dampak lingkungan tertentu
apapun (positif atau negatif), tetapi pembangunan proyek TI memiliki dampak
emosional yang potensial terhadap stakeholders. Penundaan pembangunan proyek
TI mungkin tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif.
2 Pembangunan proyek TI berhubungan secara tidak langsung dengan sebuah isu
lingkungan tertentu dan memiliki potensi untuk menciptakan citra positif bagi
L19
perusahaan karena dampak emosional yang diterima. Penundaan proyek TI tidak
akan mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan secara signifikan.
3 Pembangunan proyek TI berhubungan secara tidak langsung dengan sebuah isu
lingkungan tertentu dan merupakan dasar bagi proyek bersifat lingkungan yang
merupakan kunci dengan dampak emosional yang tinggi. Penundaan proyek TI
mungkin mengakibatkan sedikit ketidakuntungan kompetitif.
4 Pembangunan proyek TI adalah penting untuk peningkatan kualitas lingkungan
perusahaan di masa depan dan mungkin berkontribusi terhadap beberapa
peningkatan saat ini. Pembangunan proyek TI ini mungkin merupakan keharusan di
masa depan karena dampak emosionalnya. Penundaan akan mengakibatkan
beberapa ketidakuntungan kompetitif.
5 Pembangunan proyek TI adalah penting untuk peningkatan kualitas lingkungan
perusahaan pada periode saat ini, atau mungkin adalah keharusan, atau proyek TI
ini akan membangun kepemimpinan industri. Penundaan akan mengakibatkan
ketidakuntungan kompetitif atau kehilangan peluang kompetitif.
Agility, Learning, and Empowerment
Berfokus pada kemampuan karyawan dan proses bisnis yang ada untuk dapat lebih
fleksibel dan cepat menyesuaikan semua perubahan yang mungkin terjadi di dalam
perusahaan. Perubahan yang tidak mungkin ditiadakan di dalam perusahaan menuntut
kemampuan dari semua karyawan untuk melakukan penyesuaian tersendiri.
0 Pembangunan proyek TI dapat ditunda tanpa berakibat/berpengaruh pada
kemampuan bersaing/posisi kometitif perusahaan sehingga tidak menyebabkan
perubahan pada proses bisnis. Dengan syarat sistem lama harus tetap dapat
memberikan dukungan pada semua proses bisnis yang ada.
L20
1 Dengan adanya pembangunan proyek TI baru, sangat kurangnya kecerdasan,
kemampuan belajar, dan pemberian wewenang akan menyebabkan perusahaan
kehilangan kemampuan bersaing dan kesempatan yang ada.
2 Dengan adanya pembangunan proyek TI baru, kurangnya kecerdasan, kemampuan
belajar, dan pemberian wewenang akan menyebabkan proses bisnis menjadi kurang
responsive sehingga mengurangi kemampuan bersaing perusahaan.
3 Dengan adanya pembangunan proyek TI baru, kecerdasan, kemampuan belajar, dan
pemberian wewenang yang cukup tinggi membuat perusahaan mampu menghadapi
perubahan dalam lingkungan yang kompetitif.
4 Dengan adanya pembangunan proyek TI baru, kecerdasan, kemampuan belajar, dan
pemberian wewenang yang tinggi membuat perusahaan mampu menghadapi
perubahan dalam lingkungan yang kompetitif.
5 Dengan adanya pembangunan proyek TI baru, kecerdasan, kemampuan belajar, dan
pemberian wewenang yang sangat tinggi membuat perusahaan mampu menghadapi
perubahan dalam lingkungan yang kompetitif.
Cycle-time
Cycle time berfokus pada segala elemen di dalam proses, mulai dari membangun
budaya inovatif yang merangsang ide untuk produk baru melalui pengembangan dan
produksi serta pengantaran produk ke pelanggan secara sukses dan membangun sebuah
standar industri atau praktek terbaiknya. Penilaian faktor ini dilakukan untuk menghitung
seberapa besar dampak dari implementasi proyek terhadap waktu semua komponen atau
elemen yang terlibat di dalam suatu proses bisnis.
0 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan waktu suatu proses
bisnis, seperti proses penerimaan informasi kepada bagian lain dan proses lain yang
L21
ada di perusahaan. Penundaan proyek ini tidak akan mengakibatkan berkurangnya
kemampuan bersaing perusahaan.
1 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan waktu suatu proses
bisnis. Tetapi aplikasi tersebut mampu meningkatkan efisiensi operasional yang
berhubungan dengan kemampuan bersaing perusahaan. Penundaan proyek ini tidak
akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan bersaing perusahaan.
2 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan peningkatan waktu suatu proses
bisnis. Tetapi aplikasi ini mampu meningkatkan efisiensi operaional pada bagian-
bagian strategis perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan bersaing
perusahaan. Penundaan proyek ini tidak akan mengakibatkan berkurangnya
kemampuan bersaing perusahaan.
3 Pembangunan proyek TI menyebabkan sedikit peningkatan dalam hal waktu pada
beberapa proses bisnis yang ada. Penundaan proyek mengakibatkan hilangnya
sedikit kemampuan bersaing perusahaan.
4 Pembangunan proyek TI menyebabkan sedikit peningkatan dalam hal waktu pada
beberapa proses bisnis yang ada. Peningkatan proses ini mampu melibihi dari
beberapa pesaing utama yang ada. Penundaan proyek ini mengakibatkan hilangnya
kemampuan bersaing perusahaan.
5 Pembangunan proyek TI menyebabkan peningkatan yang besar dalam hal waktu
pada beberapa proses bisnis yang ada. Peningkatan proses ini mampu melampaui
beberapa pesaing yang ada. Penundaan proyek ini menyebabkan hilangnya
kemampuan bersaing perusahaan.
Mass Customization
Mass Customization memerlukan kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam
variasi produk yang lebih cepat melalui penyesuaian.
L22
0 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan mass customization dalam
perancangan, pengembangan, produksi, atau pengantaran produk atau jasa apapun
kepada perusahaan dan pelanggannya, pemasoknya, dan unit kerja samanya.
Penundaan proyek TI tidak memiliki konsekuensi kompetitif.
1 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan dengan kegiatan mass customization
dalam hal-hal di atas, tetapi meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan
meningkatkan pengembangan produksi, atau efisiensi operasional lainnya untuk
sementara yang berhubungan dengan kinerja kompetitif. Penundaan proyek TI
mungkin tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif.
2 Pembangunan proyek TI tidak berhubungan erat dengan kegiatan mass customization
dalam hal-hal di atas, tetapi secara sementara meningkatkan pengembangan,
produksi, atau efisiensi operasional lainnya saat ini dalam sebuah area strategis kunci.
Penundaan royek TI tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif secara signifikan.
3 Pembangunan proyek TI memfasilitasi beberapa derajat mass customization dalam
hal-hal di atas, dan secara cukup meningkatkan posisi kompetitif perusahaan.
Penundaan mungkin mengakibatkan sedikit ketidakuntungan kompetitif.
4 Pembangunan proyek TI memfasilitasi sebuah derajat mass customization yang cukup
dalam hal-hal di atas, dan secara signifikan meningkatkan posisi kompetitif perusahaan
ke sebuah tingkat keadaan menanggapi pesaing yang banyak. Penundaan setahun
akan mengakibatkan beberapa ketidakuntungan kompetitif.
5 Pembangunan proyek TI memfasilitasi sebuah derajat mass customization yang tinggi
dalam hal-hal di atas, dan secara hebat meningkatkan posisi kompetitif perusahaan
dengan menyediakan sebuah tingkat penyesuaian yang tidak bisa dibandingkan
dengan pesaing-pesaing. Penundaan akan mengakibatkan ketidakuntungan kompetitif.
L23
Competitive Strategy Risks
Business strategy risk
Penilaian faktor ini dilakukan untuk menghitung resiko bisnis yang mungkin timbul
karena implementasi suatu proyek TI. Faktor ini meliputi semua resiko jangka panjang
yang mempengaruhi strategi bisnis yang sudah ada seperti keadaan pasar, kondisi politik,
kecenderungan pasar, dan regulasi (peraturan) pemerintah.
0 Pembangunan proyek TI yang baru merefleksikan suatu strategi yang sukses untuk
memimpin pasar. Tidak ada tekanan jangka panjang (penyesuaian politik, peraturan,
dan perubahan demografis) dari pihak luar.
1 Pembangunan proyek TI yang baru mewakili suatu tingkat perubahan yang diterima
sebagai peningkatan positif oleh pelanggan. Tidak ada tekanan jangka panjang dari
pihak luar.
2 Pembangunan proyek TI yang baru mewakili suatu perbedaan dengan pemimpin
pasar. Meskipun akan mengganggu, pelanggan akan merasakan manfaat jangka
panjang. Tidak ada tekanan dari luar yang sepertinya akan menghilangkan manfaat
jangka panjang dari proyek ini terhadap konsumen atau manfaat jangka pendek
terhadap perusahaan.
3 Pembangunan proyek TI yang baru memiliki resiko yang sedang (medium risk).
Aplikasi ini menyebabkan perubahan yang moderat dalam hubungan pelanggan
(customer relationship) tetapi hubungan tersebut luat. Adanya tekanan dari pihak
luar yang mungkin menghilangkan manfaat jangka panjang bagi pelanggan tetapi
manfaat jangka pendek terhadap perusahaan masih dapat dipertahankan.
4 Pembangunan proyek TI yang baru memiliki resiko yang cukup tinggi. Proyek ini
menyebabkan banyak perubahan dari sisi pelanggan, ditambah lagi hubungan antara
perusahaan dengan pelanggan sangat lemah. Ada tekanan dari pihak luar yang
mungkin menghilangkan semua manfaat yang dicapai.
L24
5 Pembangunan proyek TI yang baru memiliki resiko yang tinggi. Proyek ini
membutuhkan kekuatan bersaing yang signifikan untuk memaksa perubahan yang
cukup banyak dalam hubungan pelanggan.
Organizational Strategy Risks and Uncertainties
Business Organization Risk
Berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi mampu membawa perubahan yang
dibutuhkan oleh proyek Sistem Informasi Manajemen. Kemampuan organisasi itu meliputi
keahlian yang dimiliki dalam organisasi, kemampuan manajerial, atau pengalaman.
Evaluasi faktor ini memperhatikan pengguna dari organisasi area bisnis, bukan organisasi
teknis. Business Organization Risk berfokus pada resiko jangka pendek yang terkait dengan
perancangan ulang proses bisnis dan restrukturisasi organisasional.
0 Domain bisnis organisasi memiliki rencana yang terfomulasikan dengan baik untuk
mengimplementasikan proyek TI. Manajemen siap dan proses-proses serta prosedur-
prosedur mempunyai dokumentasi. Ada rencana konfigurasi untuk proyek TI,
terdapat sebuah proyek unggulan, dan produk atau nilai tambah kompetitif
terdefinisi dengan baik untuk pasar yang dipahami dengan baik
1-4 Nilai dari 1 hingga 4 tergantung pada situasi yang membutuhkan gabungan dari
elemen-elemen keadaan siap dengan elemen-elemen resiko. Tandailah dengan
checkmark untuk elemen-elemen di bawah ini.
Ya Tidak Tidak diketahui
Rencana domain bisnis yang terfomulasi dengan baik ( ) ( ) ( )
Manajemen domain bisnis pada tempatnya ( ) ( ) ( )
Rencana contigency pada tempatnya ( ) ( ) ( )
Proses dan prosedur pada tempatnya ( ) ( ) ( )
L25
Ya Tidak Tidak diketahui
Pelatihan bagi para pengguna terencana ( ) ( ) ( )
Adanya manajemen unggulan ( ) ( ) ( )
Produknya ditentukan dengan baik ( ) ( ) ( )
Kebutuhan pasar diketahui dengan baik ( ) ( ) ( )
5. Organisasi domain bisnis tidak memiliki rencana untuk mnegimplementasikan sistem
yang diajukan. Manajemen tidak pasti mengenai tanggung jawab. Proses-proses dan
prosedur-prosedur tidak terdokumentasi. Tidak ada rencana kontigensi yang siap.
Tidak ada unggulan yang terdefinisi bagi proyek TI ini. Produk atau nilai tambahan
kompetitif terdefinisi dengan buruk. Tidak ada pasar yang dipahami dengan baik.
L26
LAMPIRAN 5
KUISIONER UNTUK PENILAIAN TERHADAP DOMAIN
TEKNOLOGI
Kuinioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko akibat investasi dalam teknologi
informasi oleh PT. RCTI.
Pilihlah salah satu dari angka 0 sampai 5 yang paling sesuai/mencerminkan keadaan pada
domain teknologi PT. RCTI sehubungan dengan investasi sistem e-hrm!
Lingkari angka yang Anda pilih!
Strategic Values
Strategic I/T Architecture
Strategy I/T architecture mengevaluasi derajat dimana sebuah proyek diselaraskan
dengan keseluruhan strategi sistem informasi perusahaan, dicerminkan terhadap
perencanaan sistem informasi (blue print) organisasi untuk jangka panjang.
0 Pembangunan proyek TI yang baru tidak sesuai dengan perencanaan startegi
sistem informasi (blue print) perusahaan. Penundaan setahun tidak memiliki
konsekuensi kompetitif.
1 Pembangunan proyek TI yang baru merupakan bagian dari perencanaan strategi
sistem informasi perusahaan, tetapi prioritasnya tidak ditentukan. Penundaan
setahun mungkin tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif.
2 Pembangunan proyek TI yang baru merupakan bagian dari perencanaan strategi
sistem inforamsi perusahaan, dan memiliki pay off (hasil) yang rendah, bukan
merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan
strategis sistem informasi perusahaan, juga tidak terkait erat dengan prasyarat
proyek lainnya.
L27
3 Pembangunan proyek TI yang baru merupaklan bagian integral dari perencanaan
strategi sistem informasi perusahaan, dan memiliki pay off (hasil) yang cukup,
bukan merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan
strategis sistem informasi perusahaan, tetapi agak terkait dengan prasyarat
proyek lainnya.
4 Pembangunan proyek TI yang baru merupaklan bagian integral dari perencanaan
strategi sistem informasi perusahaan, dan memiliki pay off (hasil) yang tinggi,
bukan merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan
strategis sistem informasi perusahaan, tetapi sangat terkait dengan prasyarat
proyek lainnya.
5 Pembangunan proyek TI yang baru merupaklan bagian integral dari perencanaan
strategi sistem informasi perusahaan, dan akan diimplementasikan lebih dulu.
Setiap proyek merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam
perencanaan strategis sistem informasi (blue print) perusahaan.
Competitive Strategy Risks
I/T Strategy Risk
I/T strategy risk menmcerminkan tingkat dampak potensial pada strategi teknologi
informasi jangka panjang secara keseluruhan, termasuk arsitektur dan platform,
interdependensi sistem, strategi bisnis, keseimbangan, dan keahlian kritis. I/T strategy risk
berfokus pada competitive strategy risk yang terlibat sebagai akibat dari perubahan
struktur bisnis, termasuk aliansi, join ventura, dan perusahaan virtual, serta perlunya untuk
mendukung perusahaan seiring dengan I/T strategy risk menyesuaikan diri dengan
permintaan baru pasar.
0 Arsitektur dan platform yang digunakan sangat fleksibel dan sangat sesuai dengan
rencana jangka panjang dari perusahaan. Tidak ada ketergantungan dan
L28
detidaksesuaian yang akan menghapus skenario strategi TI yang telah direncanakan
dan dibangun untuk mendukung skenario bisnis saat ini.
1 Diketahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaian, tetapi hanya pada sebagian
kecil rencana masa yang gakan datang. Tidak dibutuhkan suatu kemampuan dasar
yang baru.
2 Diketahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaian, tetapi hanya pada beberapa
dari rencana masa yang akan datang. Kemampuan dasar yang ada akan
memeperkuat dan menangani kebutuhan-kebutuhan baru.
3 Diketahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaian pada beberapa dari rencana
masa depan. Kemampuan dasar yang ada sangat lemah.
4 Diketahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaiaan pada sebagian besar dari
rencana masa depan yang akan datang. Dibutuhkan suatu kemampuan dasar dari
luar.
5 Arsitektur dan platform yang digunakan tidak fleksibel dan tidak sesuai dengan
renacana jangka panjang dari perusahaan, sehingga terjadi ketergantungan dan
ketidaksesuaian dengan strategi TI dan tidak mampu memberikan dukungan
terhadap bisnis perusahaan.
Organizational Strategy Risk and Uncertainties
I/T Definitional Uncertainty
Mengkaji derajat seberapa besar domain teknologi informasi dapat menangkap
dengan tepat kebutuhan pengguna (user requirement), spesifikasi sistem dan kompleksitas
dari area teknologi informasi sehingga memungkinkan suatu proyek TI yang sedang
dikembangkan tidak mudah berubah. Selain itu, dengan adanya hal ini akan memberikan
suatu kepastian kepada tim TI dalam organisasi untuk mengembangkan suatu sistem. I/T
definitional uncertainty mencerminkan tingkat kestabilan lingkungan yang menerima. Hal
L29
penting dalam pengukuruan resiko adalah dimana dimensi ini berhubungan dengan potensi
proyek untuk mencapai tujuan-tujuan pada derajat dimana mereka bisa dispesifikasikan.
0 Persyaratan jelas dan disetujui. Spesifikasinya jelas dan disetujui. Area yang telah
diinvestigasi jelas. Memiliki probabilitas yang tinggi dari tidak adanya perubahan.
1 Persyaratan cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas dan mantap. Tidak ada
persetujuan formal. Area yang diinvestigasi jelas. Probabilitas yang rendah dengan
adanya perubahan yang tidak rutin.
2 Persyaratan cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Area yang diinvestigasi jelas.
Memiliki probabilitas perubahan non rutin yang masuk akal dan layak.
3 Persyaratan cukup jelas. Spesifikasinya tidak jelas. Area yang diinvestigasi jelas.
Perubahan hampir pasti dan hampir mendesak.
4 Persyaratan tidak jelas. Spesifikasinya tidak jelas. Area yang diinvestigasi agak
rumit/komplek. Perubahan hampir pasti, bahkan selama berlangsungnya proyek
tersebut.
5 Persyaratan tidak diketahui. Spesifikasi tidak diketahui. Area mungkin cukup
komplek. Perubahan mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek, tetapi kuncinya
adalah persyaratan yang tidak diketahui.
I/T Technical and Implementaition Risk
Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan di dalam melaksanakan proyek
sistem informasi yang berhubungan erat dengan keterampilan yang dibuthkan dan tingkat
ketergantungan perangkat keras dan lunak. Faktor ini mengukur ketergantungan proyek
pada teknologi baru atau yang belum pernah dicoba yang mungkin melibatkan sebuah
teknologi tunggal atau kombinasi dari kumpulan keahlian teknis, perangkat keras, atau
peralatan piranti lunak. Faktor ini merefleksikan lima resiko komponen dalam proyek TI.
A. Keterampilan yang dibutuhkan pada tahap implementasi
L30
0 Tidak diperlukan keterampilan baru bagi staf dan manajemen. Keduanya
telah berpengalaman.
1 Dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staf, tidak untuk
manajemen.
2 Dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staf dan manajemen.
3 Dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staf, terlebih lagi bagi
manajemen.
4 Keterampilan baru banyak dibutuhkan bagi staf, beberapa bagi
manajemen.
5 Keterampilan baru banyak dibuhkan bagi staf dan manajemen.
B. Ketergantungan perangkat keras
0 Perangkat keras tersedia, digunakan pada aplikasi yang sejenis.
1 Perangkat keras tersedia, digunakan pada aplikasi berbeda.
2 Perangkat keras tersedia dan sudah diuji, tetapi tidak beroperasi.
3 Perangkat keras sudah ada, tetapi belum dimanfaatkan.
4 Beberapa fitur dari perangkat keras tidak diuji atau dimanfaatkan.
5 Persyaratan saat ini tidak tersedia, perlu membeli yang baru.
C. Ketergantungan piranti lunak (selain aplikasi piranti lunak)
0 Piranti lunak standar, atau tidak membutuhkan pemograman.
1 Piranti lunak yang digunakan standar, atau membutuhkan pemograman
yang tidak kompleks.
2 Dibutuhkan beberapa antar muka antar piranti lunak dan mungkin
membutuhkan pemograman yang kompleks.
L31
3 Dalam pengoperasian piranti lunak, dibutuhkan beberapa fitur baru,
mungkin juga dibutuhkan antar muka yang kompleks antar muka yang
kompleks antar piranti lunak.
4 Dibutuhkan fitur yang tidak tersedia sekarang dan dibuthkan juga
teknologi terbaru yang lumayan canggih (state of the art).
5 Dibutuhkan teknologi terbaru yang sangat canggih.
D. Aplikasi piranti lunak (Application Software)
0 Program yang ada hanya membutuhkan modifikasi minimal.
1 Program tersedia secara komersial dan hanya membutuhkan modifikasi
yang minimal. Atau program sudah tersedia di dalam perusahaan, hanya
saja dibutuhkan modifikasi yang agak banyak, atau piranti lunak yang
dibangun di dalam perusahaan dengan kompleksitas desain yang minimal.
2 Program tersedia secara komersial namun membutuhkan modifikasi yang
cukup banyak. Atau progrom sudah tersedia di dalam perusahaan, hanya
saja dibutuhkan modifikasi yang banyak, atau piranti lunak akan dibangun
sendiri dengan kompleksitas desain yang minimal, tetapi pemograman
yang lumayan kompleks.
3 Piranti lunak tersedia secara komersial, tetapi sangat kompleks, atau
piranti lunak dibangun sendiri dengan faktor kesulitan sedang.
4 Piranti lunak tidak tersedia di pasar. Membutuhkan rancangan dan
pemograman yang kompleks dengan faktor kesulitan sedang.
5 Piranti lunak tidak tersedia di pasar. Membuthkan rancangan dan
pemograman yang kompleks, bahkan jika dikontrakan ke pihak luar
perusahaan sekalipun.
L32
E. Ketergantungan Implementasi aplikasi
0 Tidak membuthkan keahlian khusus, membutuhkan waktu yang singkat,
dan sederhana untuk dibuat. Aplikasi serupa sudah ada di perusahaan.
1 Aplikasi dengan ukuran menengah jika dibandingkan dengan aplikasi yang
sudah ada. Tingkat kesulitan yang relatif rendah, dibutuhkan sedikit
keahlian khusus.
2 Dibutuhkan teknik pemograman khusus .Jika dibandingkan aplikasi yang
sudah ada di perusahaan, sistem ini memiliki tingkat kesulitan menengah,
sehingga dibutuhkan waktu yang agak lama untuk membangunnya.
3 Dibutuhkan suatu keahlian khusus untuk sistem ini. Dibandingkan dengan
sistem yang sudah ada di perusahaan, sistem ini memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi. Dibutuhkan beberapa desain dan pemograman yang
cukup kompleks. Dalam implementasinya, dibutuhkan waktu yang cukup
lama dan cukup sulit diprediksi. Sistem ini merupakan aplikasi dengan
ukuran besar.
4 Dibutuhkan suatu keahlian khusus untuk sistem ini. Sistem yang serupa
mungkin ada tetapi diluar perusahaan. Dibutuhkan beberapa desain dan
pemograman yang kompleks. Dibutuhkan waktu yang lama dan sulit untuk
diprediksi untuk mengimplementasikannya. Sistem ini merupakan aplikasi
dengan ukuran sangat besar.
5 Dibutuhkan suatu desain dan pemograman yang sangat kompleks,
sehingga tidak dapat diprediksi waktu implementasinya. Sistem ini
merupakan aplikasi dengan ukuran sangat besar.
L33
I/T Services Delivery Risk
Faktor ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan dihadapi
perusahaan dengan adanya sistem yang baru. Pelayanan akan lebih banyak dilakukan oleh
sistem tersebut. Penilaian ini dipusatkan pada resiko jangka pendek yang mungkin
dihadapi oleh perusahaan.
0 Sistem ini menggunakan fasilitas dan layanan yang ada. Tidak ada investasi dalam
prasyarat sistem yang dibutuhkan (misalnya manajemen basis data), tidak ada biaya
awal yang bukan merupakan bagian dari proyek aplikasi yang secara langsung
diantisipasi.
1 Perubahan satu elemen dari sistem pengiriman layanan komputer dibutuhkan bagi
proyek TI ini. Investasi-investasi awal yang terkait pada implementasi proyek di luar
biaya langsung proyek relatif kecil.
2 Dibutuhkan sedikit perubahan pada beberapa pengiriman layanan komputer.
Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek ini, kemungkinan
dibutuhkan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih lanjut suatu proyek
TI ke dalam mainstream dari lingkungan sistem informasi.
3 Dibutuhkan perubahan yang cukup terhadap beberapa elemen sistem penyampaian
pelayanan komputer. Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasi
proyek ini, dan akan dibutuhkan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih
lanjut suatu proyek aplikasi TI ke dalam mainstream dari lingkungan sistem
informasi.
4 Dibutuhkan perubahan yang cukup terhadap beberapa elemen sistem penyampaian
layanan komputer pada banyak area. Beberapa investasi awal yang cukup besar
dalam staff, piranti lunak, perangkat keras, dan manajemen dibutuhkan untuk
mengakomodasi suatu proyek TI. Investasi ini tidak termasuk dalam biaya proyek
L34
secara langsung, tetapi mewakili investasi awal fasilitas sistem informasi untuk
menciptakan lingkungan yang dibutuhkan pada proyek TI.
5 Dibutuhkan perubahan mendasar terhadap beberapa elemen sestem penyampaian
layanan komputer pada banyak area. Investasi awal yang dipertimbangkan dalam
staff, piranti lunak, perangkat keras, dan menejemen dibutuhkan untuk
mengakomodasi sebuah proyek. Investasi ini tidak termasuk dalam biaya proyek
secara langsung, tetapi mewakili investasi fasilitas sistem informasi untuk
menciptakan lingkungan yang dibutuhkan pada implementasi proyek TI.
L35
LAMPIRAN 6
SUKU BUNGA BANK INDONESIA 2005
SUKU BUNGA SBI
Grafik Timeseries Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.75 % Dikeluarkan Tanggal : 12/14/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.75 % Dikeluarkan Tanggal : 12/7/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/30/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/23/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/9/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/26/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/19/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/12/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/5/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/28/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/21/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/14/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 %
L36
Dikeluarkan Tanggal : 9/7/2005Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 9.51 % Dikeluarkan Tanggal : 8/31/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.75 % Dikeluarkan Tanggal : 8/24/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.75 % Dikeluarkan Tanggal : 8/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.71 % Dikeluarkan Tanggal : 8/10/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.50 % Dikeluarkan Tanggal : 8/3/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/27/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/20/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/13/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.44 % Dikeluarkan Tanggal : 7/6/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.25 % Dikeluarkan Tanggal : 6/29/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.18 % Dikeluarkan Tanggal : 6/22/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.06 % Dikeluarkan Tanggal : 6/15/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.02 % Dikeluarkan Tanggal : 6/8/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.98 % Dikeluarkan Tanggal : 6/1/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.95 % Dikeluarkan Tanggal : 5/25/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.90 % Dikeluarkan Tanggal : 5/18/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
L37
1 Bulan 7.87 % Dikeluarkan Tanggal : 5/11/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.81 % Dikeluarkan Tanggal : 5/4/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.70 % Dikeluarkan Tanggal : 4/20/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.53 % Dikeluarkan Tanggal : 4/6/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.44 % Dikeluarkan Tanggal : 3/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.43 % Dikeluarkan Tanggal : 3/2/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.43 % Dikeluarkan Tanggal : 2/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 2/2/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 1/19/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 1/5/2005
L38
LAMPIRAN 7
GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 89 TAHUN 2002 TANGGAL : 31 DESEMBER 2002
GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK
NO. GOLONGAN
TARIF TR/TM/TT*
BATAS DAYA KETERANGAN
1. S-1 / TR 220 VA Golongan Tarif Untuk Pemakaian Sangat Kecil
2. S-2 / TR 250 VA s/d 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Pelayanan Sosial Kecil Sampai dengan sedang
3. S-3 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Pelayanan Sosial
4. R-1 / TR 250 VA s/d 2.200 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Kecil
5. R-2 / TR diatas 2.200 VA s/d 6.600
VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Menengah
6. R-3 / TR di atas 6.600 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Rumah Tangga Besar
7. B-1 / TR 250 VA s/d 2.200 VA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Kecil
8. B-2 / TR diatas 2.200 VA s/d 200
kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Menengah
9. B-3 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Bisnis Besar
10. I-1 / TR 450 VA s/d 14 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Industri Kecil / Rumah Tangga
11. I-2 / TR diatas 14 kVA s/d 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Industri Sedang
12. I-3 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Industri Menengah
13. I-4 / TT 30.000 kVA ke atas Golongan Tarif Untuk Keperluan Industri Besar
14. P-1 / TR 250 VA s/d 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Kantor Pemerintah Kecil dan Sedang
15. P-2 / TM diatas 200 kVA Golongan Tarif Untuk Keperluan Kantor Pemerintah Besar
16. P-3 / TR Golongan Tarif Untuk Keperluan Penerangan Jalan
17. T / TM diatas 200 kVA
Golongan Tarif Untuk Traksi diperuntukkan bagi Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT.Kereta Api Idonesia
18. C / TM diatas 200 kVA
Golongan Tarif Curah (bulk) Untuk Keperluan penjualan secara curah (bulk) kepada pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (PIUKU)
19. M / TR,TM,TT Golongan Tarif multiguna diperuntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif S,R,B,I dan P
L39
Keterangan: TR : Tegangan Rendah TM : Tegangan Menengah TT : Tegangan Tinggi
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA, ttd,
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-Undangan,
Lambock V.Nahattands
L40
LAMPIRAN 8
TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI
LAMPIRAN V B KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 89 TAHUN 2002
TANGGAL : 31 DESEMBER 2002
TARIF DASAR LISTRIK UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI BIAYA BEBAN
(RP./kVA/bulan) BIAYA PEMAKAIAN
(RP./kWh)
NO. GOL TARIF
BATAS DAYA
1 Juli s.d
30 September 2003
1 Oktober s.d
31 Desember 2003
1 Juli s.d
30 September 2003
1 Oktober s.d
31 Desember 2003
1. I-1 / TR s.d 450 VA 26.000 27.000
Blok I : 0 s.d 30 kWh : 160 Blok II : di atas 30 kWh : 395
Blok I : 0 s.d 30 kWh : 161 Blok II : di atas 30 kWh : 435
2. I-1 / TR 900 VA 31.500 33.500
Blok I : 0 s.d 72 kWh : 315 Blok II : di atas 72 kWh : 405
Blok I : 0 s.d 72 kWh : 350 Blok II : di atas 72 kWh : 465
3. I-1 / TR 1.300 VA 31.800 33.800
Blok I : 0 s.d 104 kWh : 450 Blok II : di atas 104 kWh : 460
Blok I : 0 s.d 104 kWh : 475 Blok II : di atas 104 kWh : 495
4. I-1 / TR 2.200 VA 32.000 33.800
Blok I : 0 s.d 196 kWh : 455 Blok II : di atas 196 kWh : 460
Blok I : 0 s.d 196 kWh : 480 Blok II : di atas 196 kWh : 495
5. I-1 / TR
di atas 2.200 VA
s.d 14 kVA
32.200 34.000
Blok I : 0 s.d 80 jam nyala : 455 Blok II : di atas 80 jam nyala berikutnya : 460
Blok I : 0 s.d 80 jam nyala : 480 Blok II : di atas 80 jam nyala berikutnya : 495
6. I-2 / TR
di atas 14 kVA s.d.200
kVA
32.500 35.000 Blok WBP = K x 440 Blok LWBP = 440
Blok WBP = K x 466 Blok LWBP = 466
7. I-3 / TM
di atas 200 kVA 29.500 31.300
0 s.d 350 jam nyala Blok WBP = K x 439 Di atas 350 jam nyala, Blok WBP = 439 Blok LWBP = 439
0 s.d 350 jam nyala Blok WBP = K x 468 Di atas 350 jam nyala, Blok WBP = 468 Blok LWBP = 468
8. I-4 / TT 30.000
kVA ke atas
27.000 28.700 434 460
Catatan
:
L41
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban sistem kelistrikan setempat ( 1,4 <= K <= 2 ), yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Perusahaan Listrik Negara.
WBP : Waktu Beban Puncak LWBP : Luar Waktu Beban Puncak
Jam nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA, ttd,
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-Undangan,
Lambock V.Nahattands
L42
LAMPIRAN 9
COUNTRY DEFAULT SPREADS AND RISK PREMIUMS
This table summarizes the latest bond ratings and appropriate default spreads for different countries. While you can use these numbers as rough estimates of country risk premiums, you may want to modify the premia to reflect the additonal risk of equity markets. To estimate the long term country risk premium, I start with the country rating (from Moody's: www.moodys.com) and estimate the default spread for that rating (based upon traded country bonds) over a default free government bond rate. This becomes a measure of the added country risk premium for that country. I add this default spread to the historical risk premium for a mature equity market (estimated from US historical data) to estimate the total risk premium. In the short term especially, the equity country risk premium is likely to be greater than the country's default spread. You can estimate an adjusted country risk premium by multiplying the default spread by the relative equity market volatility for that market (Std dev in country equity market/Std dev in country bond). I have used the emerging market average of 1.5 (equity markets are about 1.5 times more volatile than bond markets) to estimate country risk premium. I have added this to the historical premium for the US of about 4.84% to get the total risk premium.
Country Long-Term RatingAdj. Default SpreadTotal Risk PremiAlderney Aaa 0 4.84% Andorra Aaa 0 4.84% Argentina B3 650 14.59% Australia Aaa 0 4.84% Austria Aaa 0 4.84% Bahamas A1 80 6.04% Bahamas-Off Shore Banking Center Aaa 0 4.84% Bahrain Baa1 120 6.64% Bahrain-Off Shore Banking Aa3 70 5.89% Barbados A3 95 6.27% Belgium Aa1 60 5.74% Belize B1 450 11.59% Bermuda Aaa 0 4.84% Bolivia B3 650 14.59% Bosnia & Herzogovina B3 650 14.59% Botswana A1 80 6.04%
L43
Brazil Ba3 400 10.84% Bulgaria Ba1 250 8.59% Canada Aaa 0 4.84% Cayman Islands Aa3 70 5.89% Cayman Islands Off Shore Banking Aaa 0 4.84% Chile A1 80 6.04% China A2 90 6.19% Colombia Baa2 130 6.79% Costa Ba1 250 8.59% Croatia Baa1 120 6.64% Cuba Caa2 750 16.09% Cyprus A2 90 6.19% Czech Republic A1 80 6.04% Denmark Aaa 0 4.84% Dominican Republic B3 650 14.59% Ecuador B3 650 14.59% Egypt Baa1 120 6.64% El Salvador Baa2 130 6.79% Estonia A1 80 6.04% Eurozone Aaa 0 4.84% Fiji Islands Ba2 300 9.34% Finland Aaa 0 4.84% France Aaa 0 4.84% Germany Aaa 0 4.84% Greece A1 80 6.04% Guatemala Ba1 250 8.59% Guernsey Aaa 0 4.84% Honduras B2 550 13.09% Hong Kong Aa3 70 5.89% Hungary A1 80 6.04% Iceland Aaa 0 4.84% India Ba2 300 9.34% Indonesia B2 550 13.09% Ireland Aaa 0 4.84% Isle of Man Aaa 0 4.84% Israel A2 90 6.19% Italy Aa2 65 5.82% Jamaica Ba2 300 9.34% Japan A2 90 6.19% Jersey Aaa 0 4.84% Jordan Baa3 145 7.02%
L44
Kazakhstan Baa1 120 6.64% Korea A3 95 6.27% Kuwait A2 90 6.19% Latvia A2 90 6.19% Lebanon B3 650 14.59% Liechtenstein Aaa 0 4.84% Lithuania A3 95 6.27% Luxembourg Aaa 0 4.84% Macao A1 80 6.04% Malaysia A3 95 6.27% Malta A3 95 6.27% Mauritius A2 90 6.19% Mexico Baa1 120 6.64% Moldova Caa1 750 16.09% Morocco Ba1 250 8.59% Netherlands Aaa 0 4.84% New Zealand Aaa 0 4.84% Nicaragua B3 650 14.59% Norway Aaa 0 4.84% Oman Baa2 130 6.79% Pakistan B2 550 13.09% Panama Baa2 130 6.79% Panama Off-shore Banking Aa2 65 5.82% Papua New Guinea B1 450 11.59% Paraguay Caa1 750 16.09% Peru Baa3 145 7.02% Philippines Ba2 300 9.34% Poland A2 90 6.19% Portugal Aa2 65 5.82% Qatar A3 95 6.27% Romania Ba3 400 10.84% Russia Baa3 145 7.02% San Marino Aaa 0 4.84% Sark Aaa 0 4.84% Saudi Arabia Baa2 130 6.79% Singapore Aaa 0 4.84% Slovakia A3 95 6.27% Slovenia Aa3 70 5.89% South Africa A2 90 6.19% Spain Aaa 0 4.84% Suriname Ba3 400 10.84%
L45
Sweden Aaa 0 4.84% Switzerland Aaa 0 4.84% Taiwan Aa3 70 5.89% Thailand Baa1 120 6.64% Trinidad & Tobago Baa1 120 6.64% Tunisia Baa2 130 6.79% Turkey B2 550 13.09% Turkmenistan B2 550 13.09% Ukraine B1 450 11.59% United Arab Emirates A1 80 6.04% United Kingdom Aaa 0 4.84% United States Aaa 0 4.84% Uruguay B3 650 14.59% Venezuela B1 450 11.59% Vietnam B2 550 13.09%
Last updated: January 2005
Aswath Damodaran
LAMPIRAN 10
PERHITUNGAN TINGKAT DISKONTO NPV DAN IRR
L46
Data di bawah ini adalah kumpulan suku bunga SBI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
(dengan jangka waktu 1 bulan) selama tahun 2005.
SUKU BUNGA BANK INDONESIA SUKU BUNGA SBI
Grafik Timeseries Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.75 % Dikeluarkan Tanggal : 12/14/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.75 % Dikeluarkan Tanggal : 12/7/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/30/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/23/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.25 % Dikeluarkan Tanggal : 11/9/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/26/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/19/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/12/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 11.00 % Dikeluarkan Tanggal : 10/5/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/28/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/21/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/14/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
L47
1 Bulan 10.00 % Dikeluarkan Tanggal : 9/7/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 9.51 % Dikeluarkan Tanggal : 8/31/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.75 % Dikeluarkan Tanggal : 8/24/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.75 % Dikeluarkan Tanggal : 8/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.71 % Dikeluarkan Tanggal : 8/10/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.50 % Dikeluarkan Tanggal : 8/3/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/27/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/20/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.49 % Dikeluarkan Tanggal : 7/13/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.44 % Dikeluarkan Tanggal : 7/6/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.25 % Dikeluarkan Tanggal : 6/29/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.18 % Dikeluarkan Tanggal : 6/22/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.06 % Dikeluarkan Tanggal : 6/15/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 8.02 % Dikeluarkan Tanggal : 6/8/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.98 % Dikeluarkan Tanggal : 6/1/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.95 % Dikeluarkan Tanggal : 5/25/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.90 % Dikeluarkan Tanggal : 5/18/2005
L48
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.87 % Dikeluarkan Tanggal : 5/11/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.81 % Dikeluarkan Tanggal : 5/4/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.70 % Dikeluarkan Tanggal : 4/20/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.53 % Dikeluarkan Tanggal : 4/6/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.44 % Dikeluarkan Tanggal : 3/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.43 % Dikeluarkan Tanggal : 3/2/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.43 % Dikeluarkan Tanggal : 2/16/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 2/2/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 1/19/2005
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 7.42 % Dikeluarkan Tanggal : 1/5/2005
Rata-rata suku bunga SBI 2005 adalah 9.211%
Perhitungan tingkat diskonto bagi NPV dan IRR pada bab 5 menggunakan biaya
modal dengan pendekatan premi resiko. Pendekatan premi resiko memakai tingkat
pengembalian bebas resiko dan tingkat premi resiko di dalam perhitungannya. Menggunakan
rumus : kcs = kd + RPcs
Dalam kasus ini, tingkat pengembalian bebas resiko di Indonesia mengacu kepada
suku bunga SBI rata-rata tahun 2005 sebesar 9.211%, sedangkan tingkat premi resiko
mengacu kepada premi resiko negara Indonesia tahun 2005 (13.09%) menurut versi Aswath
Damodaran. Jadi tingkat diskonto NPV dan IRR adalah 9.211% + 13.09% = 22.301%
L49