Upload
lamkhuong
View
257
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Lampiran 1
Dokumentasi
Gambar 1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Lokasi Rumah Pohon di Gunung Beruk
Gambar 2
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Lokasi Out Bound di Gunung Beruk
Gambar 3
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Lokasi Out Bound di Gunung Beruk
Gambar 4
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Selo Jolo Tundho
Gambar 5
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Selo Jolo Tundho
Gambar 6
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Selo Jolo Tundho
Gambar 7
Sumber : Nugrahasagung (Instagram)
Keterangan : Sunrise Gunung Bangkong
Gambar 8
Sumber :
Keterangan : Air Terjun Dung Mimang
Gambar 9
Keterangan : Patirtan Ndoro Den Panji (Dung Beji)
Gambar 10
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan : Patirtan Ndoro Den Panji (Dung Beji)
Lampiran 2
Draft Wawancara
Berikut adalah hasil wawancara dengan Pemerintah Desa Karangpatihan
Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo :
1. Indikator Strategi Pemerintah Desa :
a. Bagaimana srategi Pemerintah Desa mengenai wisata lokal yang ada di Desa
Karangpatihan ?
Wawancara dengan Bapak Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan :
“Jadi, kalau kita berbicara mengenai strateginya adalah salah satu awal
yang kami lakukan waktu itu adalah penggalian potensi. Jadi kita
pertama melakukan penggalian potensi, dan setelah potensi kita gali
ternyata banyak hal yang bisa kita jadikan objek wisata. Setelah
penggalian potensi, kita membentuk namanya POKDARWIS atau
Kelompok Sadar Wisata. Di POKDARWIS kita melatih mereka,
membekali mereka dengan berbagai kemampuan, termasuk kita juga
mengikutkan sertifikasi kepemanduan ekowisata nasional. Jadi, ada 4
orang yang kita kirim untuk mengikuti sertifikasi. Kemudian setelah itu
kita melakukan pembangunan lokasi – lokasi wisata ya walaupun masih
dikatakan sederhana. Karna kita juga terbentur masalah dana. Dan kita
juga tidak lupa untuk melakukan promosi wisata melalui media sosial,
media cetak dan juga media elektronik”.(Wawancara Selasa, 24 Mei
2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Paimin selaku kabayan IV Desa
Karangpatihan :
“Untuk strategi yang dilakukan ya salah satunya adalah membentuk
Kelompok Sadar Wisata atau kita sebut dengan POKDARWIS. Karena
mereka, POKDARWIS itu pastinya adalah untuk memajukan dan
mengembangkan tempat – tempat wisata yang ada di Desa
Karangpatihan. Selain itu, kita juga menggali potensi – potensi yang
memang sudah terlihat. Jadi nantinya bisa dikembangkan untuk
wisata.”(Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Jadi, untuk strategi Pemerintah Desa mengenai wisata lokal yang ada adalah
dengan cara melakukan penggalian potensi untuk dijadikan objek wisata baru. Dan
untuk yang sudah ada bisa dikembangkan. Selain itu, Pemerintah Desa juga
membentuk POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) dan mengikutkan anggota
dari POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) untuk mengikuti Sertifikasi
Kepemanduan Ekowisata Nasional.
2. Indikator Pengelolaan Pemerintah Desa :
b. Bagaimana pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
Karangpatihan?
Wawancara dengan Bapak Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan :
“Kalau untuk pengelolaan, saat ini kita serahkan sepenuhnya kepada
POKDARWIS (kelompok sadar wisata). Nah, untuk POKDARWIS
sendiri itu masuk yang dibawahnya ada subnya melalui karang taruna
setempat. Jadi kan POKDARWIS itu sifatnya Desa. Katakanlah misal
gunung beruk, itu kita serahkan kepada karang taruna setempat,
kemudian untuk air terjun, kita juga serahkan pada karang taruna
setempat. Selain itu, tentunya kita juga melakukan pengembangan dan
pengelolaan sumber daya yang sudah ada agar nantinya memang bisa
mencapai tujuan yang kita harapkan, salah satunya adalah menjadikan
Desa Karangpatihan itu menjadi Desa Wisata”. (Wawancara Selasa, 24
Mei 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Paimin selaku Kabayan IV Desa
Karangpatihan:
“Untuk pengelolaan, itu pertama diserahkan kepada karang taruna dan
dibantu oleh POKDARWIS trus dibantu lagi dari perangkat desa. Oleh
karena itu setiap bulan ada pertemuan, jadi untuk mengkaji,
mengevaluasi. Nanti kalau dievalusi kan tau, apa kekurangannya, apa
kelebihannya itu. Selalu ada evaluasi. Dan disini kebetulan setiap lapan
ada pertemuan mbak, jadi setiap malam Minggu pon misal
sekarangtaruna itu sharing, apa kegiatan berikutnya dan lain –
lain.”(Rabu, 25 Mei 2016)
Jadi, mengenai pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
adalah dengan menyerahkan sepenuhnya kepada anggota POKDARWIS (Kelompok
Sadar Wisata) tapi juga masih dalam pengawasan Pemerintah Desa. Selain itu juga
melakukan pengembangan dan pengelolaan sumber daya yang sudah ada yang agar
nantinya bisa sesuai dengan harapan. Dan juga melakukan evaluasi setiap pertemuan
sebulan sekali.
c. Apa saja faktor pendorong Pemerintah Desa dalam pengelolaan wisata lokal
yang ada di Desa Karangpatihan ?
Wawancara dengan Bapak Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan :
“Jadi untuk faktor pendorong, salah satunya setelah kita melakukan
sebuah analisa kan kita mempunyai potensi. Jadi, potensi ini salah
satunya ketika kita memiliki potensi maka kita mempunyai semangan dan
berkeyakinan bahwa potensi lokal ini harus kita munculkan itu yang
pertama. Untuk yang kedua adalah semangat merubah sebuah desa yang
dulunya mungkin hanya disebut sebagai kampung yang terbelakang,
kampung idiot, akan kita rubah sebagi kampung wisata, setelah itu juga
akan kita ubah sebagai kampung wirausaha mandiri. Yang ketiga
pendorong kita adalah dalam rangka untuk meningkatkan perekonoian
masyarakat. Karena dengan adanya wisata, otomatis ekonomi kita bisa
meningkat. Karja juga banyak sekali masyarakat yang ikut jualan, dan
juga menyerap tenaga kerja”.(Wawancara Selasa, 24 Mei 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Paimin selaku Kabayan IV Desa
Karangpatihan:
“Jadi begini mbak, kalau untuk faktor pendorong itu yang sudah pasti
adalah agar nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat
yang ada disini, terutama yang ada disekitar tempat wisata. Dan juga
pastinya agar karangpatihan itu bisa dikenal, dan kalau sudah dikenal
kan bantuan yang masuk itu juga semakin sregep, jadi ya lumayan
lah.”(Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Faktor pendorong Pemerintah Desa dalam pengelolaan wisata di Desa
Karangpatihan adalah mempunyai potensi. Karna dengan adanya potensi maka akan
timbul semangat dan keyakinan untuk memunculkan potensi yang ada. Selain itu juga
dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dan juga agar
Desa Karangpatihan bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan wisatanya.
d. Apa saja faktor penghambat Pemerintah Desa dalam pengelolaan wisata lokal
yang ada di Desa Karangpatihan ?
Wawancara dengan Bapak Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan :
“faktor penghambat selama ini kalau kita bicara mengenai faktor
penghambat tentu kita bicara pada budget, anggaran yang kurang untuk
melakukan pembangunan di lokasi – lokasi wisata. Kalau yang lain –
lain memang masih belum terlihat. Jadi kita untuk mannya punya, materi
juga ada cuma kadang untuk moneynya yang kadang belum punya”.
(Wawancara Selasa, 24 Mei 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Paimin selaku Kabayan IV Desa
Karangpatihan:
“Untuk faktor penghambat, yang paling terlihat sendiri adalah mengenai
dana. Karna kita membangun itukan membutuhkan dana. Jadi ya yang
menjadi penghambat yang utama adalah dana mbak. Selain itu mungkin
ya mengenai musim ya mbak. Katakanlah ketika kemarau tempat –
tempat wisata yang mengandalkan rindangnya pohon misalkan Gunung
Beruk itu kalau kemarau ya jadi sedikit gersang dan panas tentunya.
Tapi ya mau bagaimana lagi mbak, namanya juga sudah diatur sama
Tuhan. Jadi ya kita berusaha semampunya.” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Mengenai faktor penghambat, yang paling utama yaitu dana atau anggaran.
Karena untuk membangun tempat – tempat wisata yang bagus memang diperlukan
dana yang tidak sedikit. Selain itu juga karena cuaca dan musim karena juga bisa
mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung.
e. Apa saja perubahan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Desa terhadap
wisata lokal yang ada di Desa Karangpatihan ?
Wawancara dengan Bapak Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan :
“ Kalau kita berbicara perubahan sudah sangat jelas. Orang yang
dulunya tidak punya usdaha, kini sudah mulai jualan, jadi sudah ada
usaha, dan saat ini juga sudah ada beberapa. Dan utnuk anak muda
yang dulunya menganggur dan tidak mempuntai aktifitas apa-apa,
sekarang kan mereka sudah ada pekerjaan, misalkan menjaga tiket,
menjaga parkir, tentunya mereka mendapatkan pengahsilan. Anak –anak
yang cenderungnya kemana – mana pada hari minggu berkeliaran
kemana – mana, mereka jadi berkumpul disini terus ya untuk itu tadi
menjaga tiket, parkir dan tentunya mengurusi wisatanya masing –
masing.” (Wawancara Selasa, 24 Mei 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Paimin selaku Kabayan IV Desa
Karangpatihan:
“Mengenai perubahan ya sudah ada beberapa. Misalkan di beberapa
area wisata gunung beruk, disana sudah ada tambahan tempat duduk,
peneduh dan lainnya. Selain itu juga disana sudah semakin rindang,
karena beberapa bulan yang lalu kita melakukan penanaman bekerja
sama dengan dinas – dinas terkait. Kemudian Pemerintah Desa juga
memperbaiki jalan – jalan yang menuju ke tempat wisata.”
(Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Perubahan yang sudah terjadi kalau dilihat dari masyarakatnya yaitu masyarakat
yang dulunya belum mempunyai usaha sekarang menjadi punya usaha, meskipun
tidak menyeluruh. Anak – anak yang dulunya hanya bermain – main saja sekarang
juga sudah mempunyai penghasilan sendiri. Dan untuk wisata, contohnya di Gunung
Beruk. Yang dulu hanya ada satu rumah pohon sekarang juga sudah bertambah.
Selain itu juga sudah ada banyak tempat duduk yang disediakan.
Berikut adalah hasil wawancara dengan anggota POKDARWIS
(Kelompok Sadar Wisata) :
a. Apa saja yang menjadi tanggung jawab sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) / Ketua Pengelola tempat wisata?
Wawancara dengan Bapak Teguh sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) Desa Karangpatihan :
“Tanggung jawab sebagai Ketua POKDARWIS ya bekerjasama dengan
anggota lainnya untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di
Desa. Contohnya, misalkan ada wisata baru yang harus kita
kembangkan ya kita bantu mempromosikan dan memasarkan, dan kita
juga sering mengadakan sharing dengan masyarakat sekitar wisata yang
akan dikembangkan”. (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Begitupun dengan yang disampaikan oleh Bapak Sutris selaku penanggung
jawab wisata Air Terjun Dung Mimang :
“Tanggung jawabnya ya pastinya mengeloa dan juga mengembangkan
tempat wisata Air Terjun Dung Mimang. Selain itu juga harus menjaga
agar tempat wisata itu tidak disalahgunakan oleh pihak – pihak yang
memang mungkin saja bisa dikattakan tidak bertanggung jawab. Karna
kan di sekitar air terjun sana juga cukup banyak pohonnya, jadi ya
sebisa mungkin kita menjaga agar tidak ada penebangan liar dan
sebagainya.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal serupa oleh Bapak Paimin selaku penanggung jawab tempat wisata Selo
Jolo Tundho:
“Pertama, yang jelas karena masih baru adalah sebagai motivasi. Di
karang taruna sendiri juga sering mengatakan, nek ndue angen – angen
ki ojo setengah – setengah. Bagaimanapun kudu berani. Pokoknya usaha
apapun jangan setengah – setengah. Dan sebagai pemberi motivasi saya
sendiri juga harus kerja, misalkan ngajak membuat jalan itu saya ya
ngga hanya ngomong saja. Jadi saya berangkat bawa cangkul dan
mereka yang melihat ya ikut – ikutan begitu. Karna pemimpin itu
memang harus begitu, ngasih contoh yang baik.” (Wawancara Rabu, 25
Mei 2016)
Hal ini juga dikatakan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Pengelola Wisata
Gunung Beruk:
“Tanggung jawabnya itu yang pertama adalah harus mengembangkan,
dan harus bisa membuat semua orang nyaman. Kita itu disini sebagai
penanggung jawab ya harus menimbulkan pengunjung itu merasa
nyaman, aman dan kita juga harus bisa membuat “ini lo milik kita”,
sehingga nantinya tidak akan merusak” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Tanggung jawab mereka sebagai anggota dari POKDARWIS (Kelompok Sadar
Wisata) dalam hal ini yaitu menjaga, mengembangkan wisata – wisata yang sudah ada
dan bekerja sama dengan anggota lainnya dan juga dengan instansi – instansi terkait.
Selain itu juga sebagai motivator baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
b. Apa saja kegiatan yang dilakukan anggota POKDARWIS (Kelompok Sadar
Wisata) di setiap wisata yang ada ?
Wawancara dengan Bapak Teguh sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) Desa Karangpatihan :
“Karna kita POKDARWIS itu berdirinya masih bisa dikatakan baru ya,
jadi kegiatan rutin kita saat ini yang sering adalah melakukan pertemuan
sebulan sekali untuk membicarakan mengenai apa agenda kita
selanjutnya, solusinya apa kalau misalkan ada masalah. Dan tentunya
saling sharing mengenai permasalahan wisata yang ada diwilayahnya
masing-masing. Jadi kan kalau POKDARWIS itu melingkupi setiap
wisata yang ada dan pasti ada pengelolanya, jadi mereka juga
tergabung dalam anggota POKDARWIS.” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Begitupun dengan yang disampaikan oleh Bapak Sutris selaku penanggung
jawab wisata Air Terjun Dung Mimang :
“Untuk kegiatan yang sering kita lakukan itu biasanya kita
membersihkan jalan menuju akses air terjun karna jalannya itu kan jauh.
Jadi kita perbaiki biar jalannya enak untuk menuju ke lokasi wisata air
terjun.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal serupa oleh Bapak Paimin selaku penanggung jawab tempat wisata Selo
Jolo Tundho :
“Untuk kegiatan sudah cukup banyak. Kebetulan saya juga sebagai
ketua KTH atau Kelompok Tani Hutan di Desa Karangpatihan selalu
menyiapkan bibit bersama dengan Dinas Kehutanan. Jadi nek waktu
bulan 2, 3 waktu penanaman kegiatannnya itu untuk menanam di tempat
– tempat wisata tersebut. Jadi untuk 5 tahunan yang akan datang biar
berubah, yang khusus untuk Selo Jolo Tundo itu dari 2 RT itu mau
membuat alas juga seperti di Ngebel. Fokusnya saat ini kegiatannya
adalah penanamandan juga membenahi jalan – jalan dan persiapan
untuk membuat rumah pohon, tempat duduk termasuk membuat
tantangan baru.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal ini juga dikatakan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Pengelola Wisata
Gunung Beruk:
“Kalau untuk kegiatan yang kita lakukan khususnya di kawasan wisata
Gunung Beruk yaitu satu pengembangan wisata misalkan kita membuat
wahana baru. Selain itu kita juga melakukan kegiatan bersih – bersih
setiap satu minggu sekali. Dan untuk petugasnya kita sudah mengatur
siapa saja dan apa yang akan dilakukan.” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Kalau untuk kegiatan disetiap wisata ada beberapa yang dilakukan. Untuk wisata
Gunung Berukbiasanya dilakukan pertemuan sebulan sekali untuk membicarakan
mengenai agenda selanjutnya dan juga sharing antar anggota. Selain itu juga
membersihkan area wisata gunung beruk. Dan untuk tempat lainnya juga tidak jauh
berbeda, selain mengadakan pertemuan setiap sebulan sekali, biasanya juga melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan penghijauan seperti penanaman dan sebgainya.
c. Apa saja kendala atau masalah yang sering dihadapi?
Wawancara dengan Bapak Teguh sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) Desa Karangpatihan :
“Kendalanya yang pertama adalah kecemburuan sosial. Jadi, gimana
ya. Begini, kalau misalkan wilayah wisata Gunung Berukramai dan
tempat wisata lainnya sepi biasanya menimbulkan kecemburuan sosial
dan jadi malas, yang kemudian menimbulkan sifat iri. Karna bisanya
kalau ada kegiatan – kegiatan kan setelahnya langsung ke Gunung
Berukdan yang lainnya hanya seperti untuk tempat ampiran saja. Jadi ya
kendala yang sangat terlihat saat ini adalah seperti itu. Dan terkadang
juga mungkin ada rasa bahwa ketuanya pilih kasih dan sebagainya”.
(Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Begitupun dengan yang disampaikan oleh Bapak Sutris selaku penanggung
jawab wisata Air Terjun Dung Mimang :
“ Kendala atau masalah kita adalah akses menuju lokasi air terjun itu
sangat jauh. Jalannya juga belum diaspal dan perlu banyak pembenahan
dan kerja sama antar masyarakat itu masih kurang. Misalkan susah
untuk diajak kerja bakti, kurangnya kesadaran dan rasa memiliki itu
masih sangat kurang.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal serupa oleh Bapak Paimin selaku penanggung jawab tempat wisata Selo
Jolo Tundho :
“Kendalanya yang pertama itu yang jelas adalah dana. Yang kedua itu
kendalanya belum bisa maju itu memang karna masih awal mbak. Jadi
tempatnya belum begitu rindang, jadi kan masih panas, itu kan juga
termasuk kendala. Yang pasti saat ini adalah mengenai dana. Selain itu
menurut saya juga pemasarannya, karna yang namanya orang mau
berwisata itu kan tidak boleh dipaksa. Jadi ya harus sesuai dengan
kemauan mereka. Jadi ya kalau ada yang berwisata yang alhamdulillah
dan kalau belum ada yang mau ya mungkin belum rejekinya mbak”.
(Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Bapak Teguh selaku Ketua Pengelola Wisata Gunung Beruk:
“Kendalanya yang pertama tentunya adalah modal, dan itu sudah pasti.
Kendala yang kedua adalah medan, ada yang tanya “Kenapa kok lama
bangunnya mas?”, karna disini itu dapatnya dana dari parkiran. Dan
dari parkiran itu juga kita bagi untuk petugasnya. Jadi hasil dari
parkiran itu kita bagi untuk yang jaga, satu. Yang kedua untuk kas. Dan
yang ketiga untuk pengembangan, jadi ngga bisa kalau kita
mengarahkan pengembangan yang langsung “wah...banyak” gitu ngga
bisa, jadi pengembangannya harus bertahap. Setiap bulan pasti ada
penambahan wahana baru. Setidaknya ada gubugnya yang baru atau
tambahan gazebo – gazebo yang baru.” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Kendala atau masalah ynag sering dihadapi yaitu modal ataupun dana. Karena
untuk membangun tempat – tempat wisata yang sesuai dengan harapan tentunya
membutuhkan dana yang cukup. selain itu adalah medannya. Karena medan ataupun
jalan menuju lokasi juga belum terlalu bagus. Jadi itu bisa menghambat wisatawan yang
ingin berkunjung. Masalah kecemburuan sosial juga bisa menjadi penghambat, karna
bisa saja menimbulkan konflik antar masyarakat.
d. Sudahkah Pemerintah Desa ikut campur dalam pengelolaan wisata lokal yang
ada?
Wawancara dengan Bapak Sutris selaku penanggung jawab wisata Air Terjun
Dung Mimang :
“ Pastinya sudah, dalam hal ini katakanlah Pemerintah Desa itu
membuat papan petunjuk arah menuju ke lokasi wisata air terjun.
Selainitu juga melakukan penanaman di area air terjun, agar tentunya
semakin rindang dan juga tidak begitu panas kalau musim kemarau
tiba.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal serupa oleh Bapak Paimin selaku penanggung jawab tempat wisata Selo
Jolo Tundho :
“Sudah, banyak sekali. Terutama nyembadani, gampangnya ya kalau
ada penanaman itu pasti lewat Pemerintah Desa ke dinas – dinas terkait
dan juga bekerja sama dengan sekolahan – sekolahan, termasuk MTs,
SMEA dan SMK itu untuk penanaman bersama termasuk juga
pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) itu juga sudah
dilatih dari Pemerintah Desa, baik mulai dari misalnya pelatihan itu
juga sudah ya istilahnya untuk kegiatan – kegiatan lainnya, memberikan
motivasi, memberikan bimbingan dari Pemerintah Desa. Yang pasti
adalah ada dukungan penuh dari Pemerintah Desa.” (Wawancara Rabu,
25 Mei 2016)
Begitu pula dengan yang dikatakan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Pengelola
Wisata Gunung Beruk:
“Kalau dari Pemerintah Desa, untuk pengelolaannya diserahkan
langsung kepada karang taruna dan masyarakat sekitar, tapi pernnya
mereka, satu memberikan kita istilahnya ya membackingi kita dalam
bentuk hukumnya. Misalkan untuk masalah perijinan trus untuk promosi
juga kita kerja samanya dengan Desa.” (Wawancara Rabu, 25 Mei
2016)
Dalam hal ini tentu Pemerintah Desa sudah ikut campur, dengan menyerahkan
seluruhnya kepada POKDARWIS ( Kelompok Sadar Wisata ) tapi tetap dalam
pengawasan Pemerintah Desa. Selain itu ketika Pemerintah Desa sedang berkumpul
dengan desa – desa yang lain, mereka melakukan promosi tempat wisata yang ada di
Desa Karangpatihan.
e. Apa yang diharapkan dari Pemerintah Desa?
Wawancara dengan Bapak Teguh sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) Desa Karangpatihan :
“Kalau untuk harapannya, tentunya desa kita bisa menjadi desa wisata
yang maju. Dari semua potensi wisata yang ada itu kita mampu
mengkoordinir semua wisata yang ada di desa itu menjadi satu
kesatuan.” (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Begitupun dengan yang disampaikan oleh Bapak Sutris selaku penanggung
jawab wisata Air Terjun Dung Mimang :
“ Harapannya ya agar bisa lebih berkembang lagi dan terkenal lagi
seperti dulu. Bahkan dulu juga ada pengunjung yang dari luar
Kabupaten. Dan agar Pemerintah Desa bisa istilahnya menghidupkan
masyarakat sekitar untuk ikut dan lebih memperhatikan tempat wisata
yang ada”. (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Hal serupa oleh Bapak Paimin selaku penanggung jawab tempat wisata Selo
Jolo Tundho :
“Untuk harapannya begini, kemarin sudah berhubungan dengan dinas,
untuk tahun depan memang ada sistem penanaman di sekitar wisata selo
jolo tundo mau dibikin alas. Yang kedua mau dibuat jalan nyabuk
gunung bersama penanaman bunga flamboyan. Dan harapannya itu
semua bisa lancar”.
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Pengelola Wisata
Gunung Beruk:
“Kalau harapan kita, dari Pemerintah Desa itu ya agar bisa selalu
respon ke kita. Ngasih kita modal, ngasih kita masukan atau apalah.
Intinya adalah lebih bekerjasama dengan kita. Jadi untuk proses
pengelolaan kedepannya biar lebih cepat. Jadi memang pihak – pihak
seperti itu yang sangat kita butuhkan”. (Wawancara Rabu, 25 Mei 2016)
Untuk harapan, secara keseluruhan adalah sama. Yaitu agar Pemerintah Desa
lebih memperhatikan lagi dan juga lebih berpartisipasi agar wisata yang ada di Desa
Karangpatihan bisa menjadi lebih maju dan juga lebih dekenal banyak orang. Agar
pemikiran orang mengenai Desa Karangpatihan sebagai Kampung idiot bisa berubah
menjadi Desa wisata, dengan adanya wisata – wisata yang ada di Desa Karngpatihan.
Berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat sekitar tempat wisata
Desa Karangpatihan :
a. Menurut Anda, bagaimana upaya Pemerintah Desa dalam mengelola wisata
yang ada di Desa Karangpatihan ?
Hasil wawancara dengan Kati selaku pedagang di Wisata Gunung Beruk:
“Kalau yang saya tau ya Pemerintah Desa itu sudah sering melakukan
pengelolaan dengan pihak – pihak terkait mbak pastinya. Seperti yang
sudah pernah itu, ada kegiatan menanam pohon dengan bapak – bapak
TNI. Trus kan kalau dulu itu hanya ada satu sekarang ada tambahan
rumah pohon juga, ya meskipun tidak seperti rumah pohon yang pertama
itu mbak” (Wawancara Kamis, 26 Juni 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Gianti selaku pedagang di wisata Selo Jolo
Tundho :
“Kebetulan kan saja jualan disini mbak, jadi kalau untuk pengelolaan
dari Pemerintah Desa itu dulu sudah pernah melakukan ya seperti kerja
bakti membuat jalan menuju puncak selo tundho. Kan dulunya itu masih
jalan setapak, sekarang motor saja sudah bisa nyampek atas mbak.
Karna ya itu tadi, jalanannya sudah ditata. Selain itu pemerintah juga
kan pernah to mbak diliput sama CNN TV itu. Nha itu kan juga termasuk
bisa juga mbak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, karna kan
dengan begitu juga mudah dikenal oleh masyarakat luas.” (Wawancara
Kamis, 26 Juni 2016)
Hal ini juga dikatakan oleh Yakiran selaku masyarakat sekitar Wisata Air Terjun
Dung Mimang :
”Jadi begini mbak, kalau upaya Pemerintah Desa sendiri sekarang ini
condongnya lebih ke wisata gunung beruk. Dan untuk wisata air terjun
sendiri sekarang perhatiannya sudah berkurang. Memang dulu itu yang
terkenal di Karangpatihan itu adalah air terjunnya mbak. Dan sekarang
karna sudah ada Gunung Berukitu jadi ya yang rame sana sekarang.
Karna ya mungkin juga kalau air terjun itu kan mengandalkan musim
mbak. Jadi kalau misalkan waktu musim kemarau ya airnya sangat
sedikit.” (Wawancara Kamis, 26 Juni 2016)
Pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa mengenai tempat wisata
menurut masyarakat adalah melakukan penanaman pohon atau reboisasi di daerah
wisata yang memang berpotensi untuk dilakukan penanaman dengan instansi atau dinas
terkait. Selain itu juga melakukan promosi, membersihkan jalan menuju tempat wisata
dengan masyarakat sekitar.
b. Bagaimanan pendapat anda mengenai perkembangan tempat wisata yang ada di
Desa Karangpatihan ?
Hasil wawancara dengan Kati selaku pedagang di Wisata Gunung Beruk:
“kalau untuk perkembangannya ya lumayan sudah berkembang mbak.
Karna dulu itu sini belum terlalu dikenal banyak orang dan sekarang
menjadi seperti ini. Tapi ya tidak semuanya yang ramai. Untuk saat ini
ya yang menjadi andalan ya Gunung Beruk itu.
Hal serupa juga disampaikan oleh Gianti selaku pedagang di wisata Selo Jolo
Tundho :
“ Dulu itu sepi mbak, tapi sekarang ya sudah lumayan banyak yang
berkunjung, karna ya kan memang ada perkembangannya. Misalkan ada
tambahan permainan, rumah pohon dan juga tempat untuk berteduh itu
kan sekarang juga sudah lumayan banyaklah mbak. ”
Hal ini juga dikatakan oleh Yakiran selaku masyarakat sekitar Wisata Air
Terjun :
“Kalau menurut saya, untuk perkembangan wisata di Karangpatihan
sudah sangat berkembang mbak. Terutama untuk Gunung Berukitu ya
mbak. Yang dulu memang hanya ada rumah pohon saja, sekarang kan
mbak juga bisa lihat kalau di sana juga sudah ada wahana yang lainnya.
Ada tempat untuk duduk – duduk santai juga. Jadi ya sudah banyak
perubahannya.
Perkembangan tempat wisata sudah cukup banyak, diantaranya adalah dengan
bertambahnya wahana yang ada, tempat duduk dan juga fasilitas lainnya seperti toilet
umum. Selain itu juga sekarang sudah cukup banyak orang tahu tentang Desa
Karangpatihan karena tempat wisatanya.
c. Menurut anda, apa saja dampak yang anda rasakan dengan adanya wisata
yang ada di Desa Karangpatihan ?
Hasil wawancara dengan Kati selaku pedagang di Wisata Gunung Beruk:
“Untuk dampaknya ya karna dengan adanya wisata Gunung Berukini
tentunya semakin rame mbak karna banyak yang datang. Dan saya kan
juga jualan disini jadi ya bisa menambah penghasilan mbak. Ya itu yang
paling kerasa” (Wawancara Kamis, 26 Juni 2016)
Hal serupa juga disampaikan oleh Gianti selaku pedagang di wisata Selo Jolo
Tundho :
“Dampaknya ya saya bisa membuka warung disini mbak. Jadi ya bisa
nambah penghasilan. Karna dulu kan selo tundho ini belum seperti
sekarang yang memang sudah ditata. Jadi sekarang ini ya lumayan
banyak orang yang berkunjung ke selo tundho dan karna jalannya itu
dipegunungan jadi ya saya berpikir untuk membuka warung disini
mbak.” (Wawancara Kamis, 26 Juni 2016)
Hal ini juga dikatakan oleh Yakiran selaku masyarakat sekitar Wisata Air
Terjun Dung Mimang:
“Kalau untuk wisata disini ya tentu perekonomiannya bertambah mbak,
meskipun tidak menyeluruh. Sekarang ini juga sudah banyak orang yang
berkunjung ke Karangpatihan. Sebagai salah satu alternatif wisata lokal.
Karna dengan begitu, pemikiran masyarakat lain tentang desa kami ini
juga bisa berangsur –angsur berubah. Karna ya tahu sendiri kan mbak,
kalau dulu Desa Karangpatihan dikenal dengan desa idiot. Dan kami
berharap sekarang istilah itu bisa berubah dengan adanya wisata yang
ada di Desa Karangpatihan.” (Wawancara Kamis, 26 Juni 2016)
Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar adalah mereka yang mungkin
dulunya tidak mempunyai usaha, sekarang bisa sudah punya usaha. Karena ada
beberapa masyarakat yang berdagang disekitar tempat wisata. Toko-toko disekitar jalan
menuju lokasi yang menjual bensin juga cukup laku.
Berikut adalah hasil wawancara dengan wisatawan lokal di tempat wisata
Gunung Beruk Desa Karangpatihan :
Hasil wawancara dengan Ervina selaku wisatawan domestik yang
berkunjung ke Gunung Beruk (Rumah Pohon) Desa Karangpatihan:
a. Menurut anda, bagaimana kesan pertama ketika berwisata ke Gunung Beruk
(Rumah Pohon) ?
“Kesan pertama waktu kesini itu ya biasa saja mbak sebenarnya. Karna
dulu ketika saya pertama kesini itu masih awal – awalnya Gunung Beruk
mbak. Dan yang dituju ya hanya rumah pohon itu. Dan dulu itu kan saat
masih belum ada yang lainnya dan rumah pohon itu sendiri juga belum
ada pembatasnya seperti sekarang ini. Tapi setelah beberapa kali kesini
lagi ya sudah cukup lumayanlah ,bak dari pada dulu.” (Wawancara:
Minggu, 24 Juli 2016)
b. Menurut anda, bagaimana perkembangan tempat wisata gunung beruk (rumah
pohon) saat ini ?
“Untuk perkembangannya,menurut saya ya cukup banyak mbak. Karna
kan dulu hanya ada rumah pohon itu, dan sekarang sudah ada arena out
boundnya yang disana itu mbak, ya walaupun hanya sederhana tapi bisa
untuk main – main biar ngga jenuh gitu mbak. Dan juga ada beberapa
rest area di berbagai tempat. Jadi untuk wisatawan yang kesini ya bisa
duduk – duduk santai dibawah pohon itu mbak. Ada Selain itu juga
sudah ada toiletnya, jadi kalau misalkan ada yang mau ke toilet ngga
perlu turun terlalu jauh ke rumah warga mbak. Pokoknya untuk saat ini
sudah benar – benar berbeda dari yang dulu mbak, lebih bagus danjuga
lebih tertata. “(Wawancara: Minggu, 24 Juli 2016)
PEDOMAN WAWANCARA
Judul : “ Strategi Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Wisata Lokal di Desa
Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo”
Pertanyaan :
Pemerintah Desa :
1. Bagaimana srategi Pemerintah Desa mengenai wisata lokal yang ada di Desa
Karangpatihan ?
2. Bagaimana pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Desa
Karangpatihan?
3. Apa saja faktor pendorong Pemerintah Desa dalam pengelolaan wisata lokal
yang ada di Desa Karangpatihan ?
4. Apa saja faktor penghambat Pemerintah Desa dalam pengelolaan wisata lokal
yang ada di Desa Karangpatihan ?
5. Apa saja perubahan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Desa terhadap
wisata lokal yang ada di Desa Karangpatihan ?
POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata):
1. Apa saja yang menjadi tanggung jawab sebagai Ketua Kelompok Sadar
Wisata (POKDARWIS) / Ketua Pengelola tempat wisata?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan anggota POKDARWIS (Kelompok Sadar
Wisata) di setiap wisata yang ada ?
3. Apa saja kendala atau masalah yang sering dihadapi?
4. Sudahkah Pemerintah Desa ikut campur dalam pengelolaan wisata lokal yang
ada?
5. Apa yang diharapkan dari Pemerintah Desa?
Masyarakat sekitar tempat wisata:
1. Menurut Anda, bagaimana upaya Pemerintah Desa dalam mengelola wisata
yang ada di Desa Karangpatihan ?
2. Bagaimanan pendapat anda mengenai perkembangan tempat wisata yang ada
di Desa Karangpatihan ?
3. Menurut anda, apa saja dampak yang anda rasakan dengan adanya wisata
yang ada di Desa Karangpatihan ?
Wisatawan :
1. Menurut anda, bagaimana kesan pertama ketika berwisata ke Gunung Beruk
(Rumah Pohon) ?
2. Menurut anda, bagaimana perkembangan tempat wisata gunung beruk (rumah
pohon) saat ini ?