75
LAMPIRAN

LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

  • Upload
    ngodat

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.1-

A. PEREKONOMIAN GLOBAL DAN DOMESTIK, SERTA ASUMSI

DASAR EKONOMI MAKRO

Sejalan dengan pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

bahwa kebijakan politik anggaran yang diusulkan oleh Pemerintah sebenarnya telah

mempertimbangkan kondisi kehidupan rakyat, dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan

politik anggaran tersebut sesuai dengan sembilan agenda (Nawa Cita) yang tertuang

dalam visi/misi Presiden dan Wakil Presiden untuk melaksanakan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ketiga tahun 2015-2019. Pada

sisi lain, Pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat, yang merupakan

perwujudan suara rakyat, telah menyepakati Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-

Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) tahun 2016. Kesepakatan tersebut

digunakan oleh Pemerintah sebagai salah satu acuan dalam menyusun arah dan

alokasi anggaran dalam RAPBN tahun 2016. RAPBN tahun 2016 tersebut

merupakan instrumen Pemerintah untuk memengaruhi perekonomian dalam rangka

mewujudkan pembangunan nasional yang berkualitas, yang dijabarkan melalui

pengelolaan APBN yang berkualitas, sehat, dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah secara konsisten terus berupaya

melalui, antara lain: (1) mendorong produktivitas APBN untuk menstimulasi

perekonomian dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan penguatan

daya saing; (2) menjaga keseimbangan dalam rangka menciptakan iklim investasi

yang kondusif, konservasi lingkungan, dan stabilisasi ekonomi makro;

(3) memperkuat daya tahan fiskal agar mempunyai kemampuan yang handal dalam

menjaga terlaksananya program prioritas; dan (4) mendorong pengelolaan fiskal

dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian, pengendalian risiko, dan menjaga

berkelanjutan fiskal dalam jangka menengah dan panjang.

Hal ini terlihat pada struktur anggaran yang lebih menitik-beratkan pada

pembangunan infrastruktur serta peningkatan alokasi belanja transfer ke daerah dan

dana desa, akan tetapi dengan tetap memperhatikan kehidupan rakyat miskin dan

tidak mampu melalui berbagai bantuan sosial, misalnya bantuan tunai bersyarat,

bantuan operasional sekolah (BOS), jaminan kesehatan masyarakat melalui

penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN), penyaluran

Raskin, dan pelaksanaan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan

rendah.

Pemerintah dalam menyusun arah dan alokasi anggaran dalam RAPBN tahun 2016

juga telah mempertimbangkan implementasi Pasal 33 UUD 1945, yaitu

pembangunan ekonomi nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

Page 3: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.2-

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Dengan demikian sudah terwujud kesepahaman Pemerintah dengan DPR dalam

memandang bahwa alokasi anggaran negara bukan semata-mata menyusun sebuah

postur anggaran, tetapi merupakan keputusan arah politik pembangunan ekonomi

yang berpijak pada kesadaran geopolitik Indonesia, sehingga diharapkan dapat

menghasilkan kemajuan yang memperhatikan kultur, sumber daya dan realitas

obyektif setiap daerah.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional yang meminta

Pemerintah untuk mengambil langkah lebih hati-hati ditengah ketidakpastian situasi

global serta ―lompatan‖ kebijakan belanja pemerintah, dapat kami sampaikan bahwa

Pemerintah sepenuhnya sepakat dengan hal tersebut.

Guna mengantisipasi ketidakpastian situasi global yang akan berdampak pada

perekonomian nasional, maka Pemerintah akan mengambil langkah kebijakan

antara lain (i) memperbaiki kapasitas produksi dan produktivitas nasional, (ii)

mewujudkan kedaulatan pangan, (iii) meningkatkan konektivitas dan

pengembangan sektor maritim dan kelautan, serta (iv) mengembangkan sektor

primer dan industri pengolahan. Disamping itu, stabilitas ekonomi makro di dalam

negeri akan terus dijaga dan ditingkatkan, terutama yang menyangkut inflasi dan

nilai tukar. Hal ini dilakukan dengan koordinasi yang efektif dan berkesinambungan

dengan otoritas moneter dan otoritas jasa keuangan.

Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah akan secara hati-hati dalam memberikan

stimulus fiskal yang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi. Insentif pajak, seperti peningkatan

PTKP diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga dapat

mendorong transaksi ekonomi dan menggerakkan sektor riil. Kondisi ini diharapkan

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dan imbasnya dapat meningkatkan PPN.

Di sisi belanja, Pemerintah akan mengalokasikan anggaran pada sektor-sektor

produktif yang berdampak luas pada masyarakat serta perekonomian nasional,

seperti infrastruktur, ketahanan pangan, perikanan, dan pariwisata. Agar alokasi

belanja benar-benar dapat menyentuh lebih cepat ke masyarakat, sesuai prinsip

desentralisasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dari pinggiran Pemerintah

mengalokasikan dana transfer ke daerah dalam tahun 2016 lebih tinggi dari belanja

kementerian/lembaga.

Pemerintah juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mencari sumber-sumber

pembiayaan untuk menutup defisit. Pembiayaan utang diarahkan dari sumber

pinjaman bilateral dan multilateral yang tidak mengikat, biaya pinjaman utang yang

Page 4: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.3-

hemat, dan hanya digunakan untuk pembangunan yang produktif. Strategi dan

kebijakan tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan memperkuat perekonomian

domestik dalam menghadapi ketidakpastian situasi global.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengenai

konsistensi arah pembangunan Pemerintah yang harus dapat menjawab tantangan

perekonomian baik internal maupun eksternal dapat disampaikan sebagai berikut.

Pemerintah pada hakekatnya senantiasa menjaga agar pencapaian sasaran

pembangunan dalam RPJMN dapat dicapai secara optimal dan konsisten dengan

arah kebijakan dalam jangka panjang. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap

tahapan dalam pembangunan senantiasa sinergis, mempunyai benang merah serta

konsisten dalam mewujudkan sasaran pembangunan jangka panjang, yaitu

mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016,

pemerintah telah mencanangkan sasaran pembangunan sesuai dengan NAWACITA

melalui pembangunan tiga dimensi yaitu dimensi pembangunan manusia, dimensi

pembangunan sektor unggulan dan dimensi pembangunan pemerataan dan

kewilayahan. Melalui pendekatan strategi tiga dimensi tersebut diharapkan mampu

memberi kontribusi yang menyeluruh bukan hanya berfokus untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, namun juga diharapkan mampu

mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan yang berkeadilan.

Secara umum, arah kebijakan fiskal 2016 tidak hanya untuk mendukung percepatan

pembangunan infrastruktur, namun juga diarahkan untuk mendukung program-

program pro rakyat yang esensinya mencakup keberpihakan pada penanggulangan

kemiskinan, pengurangan pengangguran dan pengurangan kesenjangan. Program-

program tersebut antara lain mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

dan keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan jaminan sosial

ketenagakerjaan, peningkatan kualitas dan akses pendidikan, peningkatan

kesejahteraan pegawai dan penguatan reformasi birokrasi dalam rangka efisiensi

birokrasi, mendorong penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan

rendah, dan program-program yang diarahkan untuk pengurangan ketimpangan

antar kelompok masyarakat dan antar wilayah serta penguatan desentralisasi fiskal.

Dalam rangka menjawab tantangan perekonomian, Pemerintah senantiasa

melakukan upaya penguatan daya tahan fiskal yang bertujuan untuk mendukung

tetap terlaksananya program-program prioritas pembangunan ditengah tekanan

fiskal yang relatif kuat, memperkuat kemampuan bertahan serta memperkokoh daya

redam untuk merespon dinamika perekonomian. Adapun upaya untuk memperkuat

daya tahan fiskal ditempuh melalui, antara lain (1) memperkuat fiscal buffer melalui

pemanfaatan SAL untuk mengantisipasi ketidakpastian perekonomian dan

pengalokasian cadangan risiko fiskal; (2) meningkatkan fleksibilitas dengan

Page 5: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.4-

penguatan payung hukum yang esensinya memberikan keleluasaan bagi Pemerintah

dalam pengelolaan fiskal; dan (3) mengendalikan kerentanan dalam konteks untuk

pengendalian risiko dalam batas toleransi, antara lain dengan menjaga debt service

ratio terhadap pendapatan dalam negeri (PDN), rasio utang terhadap PDB, rasio

utang terhadap PDN dan pembayaran bunga utang terhadap PDN dalam batas

aman.

Sejalan dengan hal tersebut maka strategi yang ditempuh pada tahun 2016 adalah (i)

memperkuat stimulus yang diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan

penguatan daya saing baik dari sisi pendapatan, belanja mapun pembiayaan, (ii)

memperkuat ketahanan fiskal agar berdaya tahan menjaga terlaksananya program-

program prioritas dalam menghadapi tekanan serta mempunyai daya redam yang

efektif untuk merespon ketidakpastian, dan (iii) mengendalikan risiko dan menjaga

kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang.

Melalui strategi tersebut diharapkan pengelolaan fiskal akan lebih produktif, berdaya

tahan, risiko terkendali dan berkelanjutan. Hal ini menjadi basis untuk

memperkokoh fondasi pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan yang

selanjutnya akan mampu mewujudkan peningkatan derajat kesejahteraan yang

berkeadilan.

Menanggapi pernyataan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya mengenai

keberpihakan pada investor dengan pemberian insentif dan pembukaan impor,

namun di sisi lain masyarakat diberatkan dengan penghapusan subsidi, dapat

dijelaskan sebagai berikut. Pemerintah berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, menargetkan pertumbuhan realisasi

investasi sebesar 15 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan investasi ini sangat

penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi

di Indonesia adalah pemberian insentif melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) Pusat di BKPM antara lain (a) Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Atas Impor

Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri

Dalam Rangka Penanaman Modal; (b) Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk

Penanaman Modal dibidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah – daerah

tertentu (Tax Allowance); dan (c) Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak

Penghasilan Badan (Tax Holiday).

Namun, dalam memberikan insentif, Pemerintah telah menentukan kriteria bagi

investor baik asing maupun domestik antara lain: investasi yang menyerap banyak

tenaga kerja, merupakan industri skala prioritas tinggi, melakukan pembangunan

infrastruktur, melakukan alih teknologi, melakukan industri pionir, berlokasi di

Page 6: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.5-

daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, menjaga kelestarian

lingkungan hidup, melaksanakan kegiatan penelitian, bermitra dengan UKM atau

koperasi serta menggunakan barang modal atau peralatan yang diproduksi di dalam

negeri.

Pemberian insentif tersebut diharapkan akan mendorong masuknya investasi ke

Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong percepatan

realisasi investasi yang pada akhirnya akan mendorong percepatan penciptaan

lapangan pekerjaan dan peningkatan daya beli masyarakat, serta mendorong

penyebaran investasi ke luar pulau Jawa.

Sedangkan kebijakan penghapusan subsidi bertujuan untuk meningkatkan fiscal

space bagi program-program yang lebih produktif, juga bertujuan untuk

meminimalkan kerentanan fiskal yang disebabkan oleh fluktuasi harga minyak dan

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerikat Serikat (AS). Terjadinya risiko fiskal

yang tidak diantisipasi dengan baik akan membebani anggaran dan memengaruhi

target pertumbuhan ekonomi, yang selanjutnya akan menjalar dengan cepat pada

perekonomian secara keseluruhan, mendorong capital outflow, dan bahkan

mengubah arah pertumbuhan ekonomi. Penghematan dari kebijakan ini kemudian

dialihkan kepada belanja-belanja prioritas yang lebih produktif.

Selanjutnya menanggapi pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan, Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan

Indonesia Raya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional,

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Nasional

Demokrat, Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, dan terkait Asumsi

Pertumbuhan Ekonomi dapat kami sampaikan sebagai berikut.

Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,5 persen pada dasarnya telah mengacu pada

kesepakatan antara pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN

tahun 2016. Penetapan angka asumsi pertumbuhan tersebut juga

mempertimbangkan kondisi perkembangan perekonomian terkini dan prospek

perekonomian domestik maupun global serta berbagai kebijakan yang akan

ditempuh Pemerintah ke depan dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran

pembangunan yang telah ditetapkan.

Prospek membaiknya perekonomian global di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015

diperkirakan turut mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun

demikian, berdasarkan perkembangan terkini menunjukkan bahwa perekonomian

global masih diliputi risiko yang perlu diwaspadai, antara lain dampak tingkat

kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, volatilitas harga komuditas yang

Page 7: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.6-

sedang menurun, serta tren perlambatan kinerja perekonomian Tiongkok. Dengan

demikian, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari sisi eksternal

belum dapat memberikan kontribusi secara optimal. Oleh karena itu, faktor

pendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2016 terutama berasal dari sisi domestik,

antara lain akan ditopang oleh konsumsi yang masih cukup kuat dan peningkatan

investasi (PMTB), serta sektor industri dan pengolahan.

Kuatnya konsumsi rumah tangga tersebut terutama akan didukung oleh terjaganya

daya beli masyarakat sejalan dengan perkiraan terkendalinya laju inflasi. Selain itu,

kebijakan penyesuaian Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) terakhir pada tahun

2015 diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat. Di sisi lain, peningkatan

PMTB terutama akan didorong oleh meningkatnya belanja infrastruktur Pemerintah

khususnya untuk mendorong sektor pertanian dan maritim guna mencapai

kedaulatan pangan serta sektor industri pengolahan yang mampu meningkatkan

nilai tambah produk sektor primer.

Dalam upaya pengembangan sektor industri pengolahan terutama industri hilir,

Pemerintah juga akan memperluas sektor-sektor industri pionir yang bisa diberikan

fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan (tax holiday) yakni dari

semula hanya 5 (lima) subsektor industri menjadi 9 (sembilan) subsektor industri.

Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah untuk meningkatkan

investasi langsung pada sektor-sektor tersebut melalui pemanfaatan teknologi

terkini dan perluasan kesempatan kerja. Langkah tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kapasitas produksi dan kinerja pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan.

Dengan mempertimbangan berbagai faktor tersebut di atas, Pemerintah cukup

optimis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen. Meskipun

demikian, pemerintah juga akan sangat terbuka untuk membahas dan mendalami

lebih lanjut asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 tersebut bersama para

anggota Dewan Yang Terhormat.

Menanggapi tanggapan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Nasional Demokrat, dan Fraksi

Partai Hati Nurani Rakyat, terkait asumsi nilai tukar rupiah RAPBN tahun 2016

dapat kami jelaskan sebagai berikut.

Pemerintah sependapat bahwa Nilai Tukar Rupiah harus dijaga agar tetap stabil

dan berada pada nilai fundamentalnya. Sejalan dengan perkembangan kondisi

Page 8: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.7-

perekonomian global yang bergerak sangat dinamis dalam beberapa bulan terakhir,

Pemerintah berusaha untuk mengajukan asumsi nilai tukar Rupiah dalam RAPBN

2016 serealistis mungkin dengan tetap memperhatikan kesepakatan bersama antara

Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan. Namun perlu dipahami

bahwa nilai tukar rupiah merupakan variabel yang bergerak sangat cepat dan

dinamis serta dipengaruhi oleh faktor eksternal yang sepenuhnya berada di luar

kendali Pemerintah. Di sisi lain, penentuan angka asumsi nilai tukar yang akurat

dengan rentang waktu yang cukup panjang tidak mudah dilakukan, terlebih di

tengah situasi ketidakpastian yang cukup tinggi. Deviasi antara realisasi dan asumsi

sangat mungkin terjadi mengingat pergerakan nilai tukar rupiah yang dinamis, serta

cukup panjangnya rentang waktu saat angka asumsi nilai tukar disepakati dan waktu

pelaksanaan APBN.

Namun demikian, Pemerintah dan Bank Indonesia tidak pernah berdiam diri untuk

mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah. Pemerintah saat ini terus mencermati

perkembangan perekonomian terkini, serta pergerakan pasar keuangan khususnya

pasca kebijakan devaluasi Yuan yang dilakukan Tiongkok. Kebijakan devaluasi

tersebut telah menambah ketidakpastian di pasar keuangan yang sebelumnya juga

telah mendapat tekanan dari dampak kebijakan normalisasi The Fed. Untuk

menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan, Pemerintah akan terus

mengupayakan berbagai langkah kebijakan antara lain meningkatkan koordinasi

dalam protokol pencegahan krisis melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem

Keuangan (FKSSK) bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga

Penjamin Simpanan. Dalam kerangka forum ini, beberapa kebijakan yang telah dan

akan terus ditempuh antara lain pengutamaan transaksi valuta asing yang memiliki

underlying transaction, kewajiban penggunaan Rupiah dalam transaksi domestik,

pendorongan aktivitas lindung nilai (hedging), intervensi melalui pasar Surat

Berharga Negara (SBN), serta himbauan agar pelaku di pasar forward lebih berhati-

hati dalam bertransaksi. Pemerintah juga akan menempuh berbagai upaya untuk

mendorong perbaikan kinerja transaksi berjalan melalui reformasi kebijakan subsidi

energi, perbaikan iklim investasi, pelaksanaan program pendalaman pasar keuangan

(financial deepening) dan keuangan inklusif (financial inclusion), insentif fiskal

untuk mendorong ekspor (tax holiday, tambahan fasilitas bebas visa baru untuk

sebanyak 30 negara), penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia (LPEI) untuk meningkatkan kinerja ekspor, serta penguatan aturan

mengenai mekanisme pembiayaan Public Private Partnership (PPP) dan Non-PPP,

sehingga diharapkan dapat menambah sentimen positif bagi perekonomian.

Pemerintah juga menyadari bahwa depresiasi nilai tukar membawa dampak negatif

bagi daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu disiapkan beberapa respon

Page 9: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.8-

kebijakan terhadap masalah ini, di antaranya peningkatan plafon Penghasilan Tidak

Kena Pajak, penghapusan objek Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) tertentu,

serta penyediaan subsidi suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di sisi lain

beberapa faktor seperti membaiknya neraca pembayaran, minat investor asing

terhadap aset keuangan Indonesia yang masih relatif tinggi, sebagaimana tercermin

dari kondisi oversubscribe penjualan obligasi global Pemerintah, serta peningkatan

credit outlook oleh lembaga rating Standard & Poor’s pada gilirannya akan dapat

mengurangi tekanan pada nilai tukar Rupiah.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut di atas, Pemerintah memperkirakan nilai

tukar Rupiah di tahun 2016 bergerak di kisaran Rp 13.400 per dolar AS. Namun

dengan tingginya dinamika di pasar keuangan, Pemerintah terbuka untuk

melakukan diskusi lebih lanjut bersama DPR guna mendapatkan asumsi nilai tukar

Rupiah yang lebih sesuai.

Menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

Nasional Demokrat, dan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat terkait dengan

Asumsi Inflasi sebesar 4,7 persen serta permasalahan inflasi dan potensi tekanan

kenaikan inflasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dalam menentukan asumsi inflasi pada tahun 2016 sebesar 4,7 persen, Pemerintah

telah mempertimbangkan berbagai tantangan yang akan dihadapi, baik dari sisi

eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, tantangan tersebut adalah masih

lambatnya pemulihan perekonomian global, harga komoditas energi di pasar global

yang masih lemah, serta dinamika pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar

Amerika Serikat dan konstelasi geopolitik global khususnya negara-negara produsen

energi. Dari sisi internal, tantangannya adalah administered price, seperti tarif

tenaga listrik (TTL) dan LPG, faktor musiman, seperti panen raya, Hari Besar

Keagamaan Nasional (HBKN) dan tahun ajaran baru sekolah, dan perubahan iklim

seperti El Nino yang berpotensi memundurkan waktu tanam bahkan gagal panen

karena kekeringan.

Bauran kebijakan yang mendukung pengembangan sektor riil akan terus

diimplementasikan secara efektif guna pencapaian sasaran inflasi yang rendah dan

stabil. Kebijakan tersebut adalah kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar

sesuai fundamentalnya, serta meminimalisasi adanya gejolak harga komoditas bahan

pangan dan energi di pasar domestik, baik dari sisi produksi, distribusi, maupun

konsumsi, yang sejalan dengan langkah-langkah Pemerintah dalam mendukung

Page 10: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.9-

pencapaian kedaulatan pangan. Pemerintah juga melakukan penegakan hukum atas

tindakan-tindakan pelaku pasar atau kartel yang berdampak kerugian masyarakat

umum yaitu penimbunan, penurunan kualitas, penipuan, dan pemalsuan dengan

melibatkan aparat berwajib.

Upaya pengendalian inflasi dari sisi produksi pada dasarnya sejalan dengan langkah-

langkah yang ditempuh Pemerintah dalam mendukung pencapaian kedaulatan

pangan serta antisipasi risiko melalui alokasi dana cadangan stabilitas pangan.

Sementara itu, dari sisi distribusi, Pemerintah akan melanjutkan komitmen

kebijakan penataan jalur distribusi dan sistem logistik nasional, pembangunan pasar

tradisional, pemantauan dan pengendalian harga pangan melalui operasi pasar serta

penetapan dan penyimpanan bahan pokok dan barang strategis serta program

dukungan lain terkait dengan implementasi program pembangunan konektivitas

nasional dan logistik distribusi. Upaya percepatan penganekaragaman konsumsi

pangan, penguatan pengawasan keamanan pangan, pengembangan kawasan mandiri

pangan, serta promosi, advokasi, dan kampanye untuk konsumsi ikan juga dilakukan

dalam rangka diversifikasi konsumsi masyarakat.

Pemerintah sepakat bahwa pencapaian sasaran inflasi harus dapat memberikan

dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pemerintah terus melakukan

evaluasi dan analisis guna memilah dan memilih kebijakan dengan

mempertimbangkan dampak inflasi, efek psikologis dan tingkat kesejahteraan

masyarakat (terutama masyarakat miskin), serta tekanan pada perekonomian.

Pemerintah menyadari bahwa faktor-faktor kepastian besaran (magnitude), waktu

pelaksanaan (timing), kejelasan aturan hukum yang melandasi kebijakan, serta

sosialisasi dan dukungan legislatif terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut

memiliki dampak signifikan dalam meredam tekanan ekspektasi inflasi masyarakat.

Oleh karena itu, koordinasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil akan terus

ditingkatkan seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran Pemerintah daerah

dalam upaya pengendalian inflasi.

Dalam hal pengendalian inflasi di daerah, Pemerintah mengupayakan usaha

pengendalian inflasi melalui sosialisasi dan koordinasi antar instansi terkait di

daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Oleh sebab itu kedepannya

Pemerintah akan senantiasa mendorong penguatan koordinasi lintas sektor dan

TPID wilayah lain, pembentukan TPID pada daerah tingkat 2, pembentukan basis

data TPID, pemfokusan program TPID untuk mengatasi permasalahan struktural,

serta evaluasi program-program yang diimplementasikan oleh TPID. Adapun

penguatan institusi Bulog sebagai lembaga penjaga inflasi di tiap daerah juga terus

dilakukan dengan mengoptimalkan peran Divisi regional Bulog dalam penyaluran

Page 11: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.10-

Raskin dan Operasi Pasar, serta pengaturan strategi penetapan HPP dan aksi

pembelian beras petani yang lebih antisipatif.

Memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi inflasi dan kebijakan fiskal,

moneter, dan sektor riil dalam pengendalian inflasi, laju inflasi tahun 2016

diperkirakan mencapai 4,7 persen atau masih berada pada kisaran rentang sasaran

inflasi yang telah ditetapkan sebesar 4,0 ± 1,0 persen dan dalam jangka panjang

akan diupayakan dapat ditekan pada level yang lebih rendah.

Menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Gerindra, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

Nasional Demokrat, dan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat, bahwa

pemerintah perlu menjaga tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan terutama di tengah

kondisi pasar keuangan global yang masih mengalami ketidakpastian, dapat kami

sampaikan sebagai berikut.

Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga SPN bukan hanya bersumber dari

sisi domestik, tapi juga dipengaruhi oleh perilaku wait-and-see yang dilakukan para

investor sejalan dengan perkembangan ekonomi global. Pemerintah memahami

bahwa inflasi merupakan faktor domestik yang menjadi salah satu acuan pergerakan

yield SPN. Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi akan

sejalan dengan upaya menjaga suku bunga SPN agar tetap pada tingkat yang

diinginkan. Oleh karena itu, pemerintah terus meningkatkan koordinasi dengan

Bank Indonesia terkait pengendalian inflasi

Selanjutnya, suku bunga SPN 3 bulan mulai menjadi salah satu asumsi dasar

ekonomi makro dalam penyusunan APBN, yaitu pada pengajuan RAPBN-P tahun

2011, untuk menggantikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan yang

sebelumnya digunakan sebagai asumsi dalam APBN. Pelelangan SBI 3 bulan

dihentikan pada bulan Oktober 2010 sebagai langkah antisipasi fluktuasi nilai tukar

yang berlebihan karena masuknya hot money dalam jangka pendek, sehingga dapat

memicu risiko pembalikan arus dana (sudden capital reversal). Penghentian lelang

SBI 3 bulan diharapkan mampu mengalihkan modal asing masuk ke instrumen

investasi dengan tenor yang lebih panjang, mengingat pada Oktober 2010 arus

modal asing melalui instrumen SBI mencapai 32,2 persen.

Untuk menggantikan SBI 3 bulan sebagai asumsi dalam penghitungan postur APBN,

Pemerintah mengajukan SPN 3 bulan mengingat sistem pelelangan SPN 3 bulan dan

ketentuan dan persyaratan (terms and condition) setara dengan SBI 3 bulan. Pada

Maret 2011, Pemerintah mulai menerbitkan SPN dengan tenor 3 bulan sebagai dasar

penghitungan tingkat bunga surat utang negara dengan tingkat bunga mengambang

Page 12: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.11-

atau variable rate. Secara historis, suku bunga SPN 3 bulan bergerak seiring dengan

BI rate dan indikator cost of fund lainnya dan cenderung menurun sejalan dengan

terjaganya stabilitas ekonomi makro dan kesehatan fiskal. Sebagai salah satu

komponen surat berharga negara, maka semakin rendah tingkat suku bunga SPN

tentunya akan memperingan biaya bunga dalam APBN.

Menanggapi tanggapan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Nasional Demokrat, mengenai

Asumsi Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price

(ICP) kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pemerintah sependapat bahwa pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP)

selalu mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia. Oleh karena itu, asumsi

ICP dalam RAPBN tahun 2016 sebesar USD60/barel telah memperhatikan dan

mempertimbangkan berbagai aspek yang memengaruhi pergerakan harga minyak

dunia. Beberapa faktor tersebut meliputi, pemulihan ekonomi dunia yang terus

berlanjut pada tahun 2016 diperkirakan akan mendorong permintaan energi,

khususnya minyak dunia. OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia sampai

dengan akhir tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 1,4 persen, yaitu dari

92,6 juta barel per hari pada tahun 2015 menjadi 93,9 juta barel per hari pada tahun

2016.

Di sisi lain, pasokan minyak dunia diperkirakan mampu mencukupi permintaan

yang meningkat meskipun pasokan non-OPEC diperkirakan hanya mengalami

sedikit peningkatan. Pasokan non-OPEC tumbuh menjadi sebesar 0,3 juta barel per

hari dengan pasokan utama berasal dari Amerika Serikat dan Amerika Latin.

Terjaganya pasokan minyak dunia juga akan didukung oleh ekspor minyak mentah

Iran pasca kesepakatan nuklir Iran.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, perkiraan harga minyak mentah Indonesia

tahun 2016 diperkirakan akan stabil pada kisaran harga USD60 per barel. Dalam

jangka panjang, pergerakan harga minyak mentah dunia diperkirakan akan kembali

meningkat. Namun, peningkatan pasokan minyak mentah dan sumber energi

alternatif lainnya (shale gas, biofuel, energi surya) akan menyebabkan harga minyak

meningkat secara moderat. Selain itu, masih perlu diwaspadai risiko gejolak harga

minyak dunia mengingat pergerakannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

nonfundamental yang sulit diperkirakan, seperti gangguan cuaca dan perkembangan

kondisi geopolitik.

Selanjutnya menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Fraksi Partai

Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai Kebangkitan

Page 13: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.12-

Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat terkait dengan Asumsi Lifting Minyak Bumi, dapat dijelaskan

bahwa asumsi lifting minyak yang diajukan oleh Pemerintah telah

mempertimbangkan tingkat produksi yang ada, dan rencana pengembangan

lapangan serta potensi produksi dari lapangan baru. Pemerintah tetap berupaya

mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengoptimalkan

produksi minyak yang ada, namun tetap realistis dengan kemungkinan adanya

penurunan secara bertahap, mengingat kondisi sumur-sumur minyak tersebut telah

memasuki tahap mature. Selain itu, proses lifting minyak juga selalu dihadapkan

pada risiko operasional, seperti gangguan produksi (cuaca, gangguan teknis, dan

unplanned shutdown) serta gangguan non-teknis (perizinan, lahan dan keamanan).

Kondisi faktual memperlihatkan terjadinya penurunan produksi minyak bumi,

karena sebagian besar sumur-sumur yang beroperasi saat ini adalah sumur tua,

sementara kegiatan investasi di sektor migas masih rendah akibat tingginya biaya

eksplorasi. Untuk meningkatkan lifting minyak dan gas bumi dan meningkatkan

PNBP SDA Migas, di tahun 2016, Pemerintah terus mendorong Kontraktor Kontrak

Kerja Sama (KKKS) migas untuk terus meningkatkan tingkat produksinya dengan

melakukan langkah dan kebijakan antara lain:

1. Percepatan produksi migas yang bersumber dari lapangan baru seperti Banyu

Urip, Bukit Tua, Senoro, Husky-Madura, Matindok, dan Kepodang.

2. Melakukan langkah-langkah kebijakan untuk meningkatkan lifting migas melalui:

a. Optimalisasi perolehan minyak dari cadangan minyak yang ada pada

lapangan-lapangan yang telah beroperasi melalui peningkatan manajemen

cadangan minyak;

b. Melakukan percepatan pengembangan lapangan baru;

c. Melakukan percepatan produksi pada lapangan penemuan baru dan lama;

d. Meningkatkan penguasaan teknologi eksplorasi dan eksploitasi, meningkatan

kehandalan fasilitasi produksi dan sarana penunjang untuk meningkatkan

efisiensi dan menurunkan frekuensi unplanned shutdown;

e. Mengupayakan peningkatan cadangan melalui kegaitan eksplorasi dan

penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR);

f. Meningkatkan koordinasi antar instansi untuk mendukung operasi hulu

migas dalam rangka memfasilitasi percepatan proses pembebasan lahan;

g. Meningkatkan promosi dan penawaran lapangan baru termasuk dari

lapangan gas nonkonvensional seperti CBM dan shale gas;

Page 14: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.13-

3. Mengupayakan terciptanya efisiensi cost recovery melalui pengendalian sehingga

menjaga angka rasio cost recovery terhadap gross revenue dan pengawasan

intensif terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan KKKS.

4. Memperbaharui harga jual gas melalui renegosiasi kontrak dengan KKKS.

Berbagai upaya lain juga akan terus dilakukan seperti insentif kebijakan-kebijakan

untuk mendorong penemuan sumur-sumur baru, penyederhanaan peraturan dan

regulasi untuk mendukung percepatan produksi lapangan-lapangan yang siap olah.

Namun perlu disadari pula bahwa penemuan sumur baru membutuhkan upaya yang

berat, modal yang tidak sedikit, disertai ketidakpastian yang cukup tinggi.

Selanjutnya, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tata kelola sektor migas,

pemerintah sedang menyusun rancangan Undang-undang tentang Minyak dan Gas

(RUU Migas) dan aturan-aturan pendukungnya sebagai payung hukum dalam

pengelolaan migas baik dari sisi hulu maupun hilir. Di samping itu, beberapa strategi

telah dilakukan guna menata ulang distribusi bahan bakar minyak antara lain

dengan pembelian minyak mentah secara langsung dari produsen minyak dengan

kontrak jangka menengah, mengupayakan peningkatan cadangan stok bahan bakar

minyak nasional menjadi sekitar 21 hari, serta mendorong operator migas untuk

melakukan modernisasi kilang-kilang minyak yang ada. Berkenaan dengan upaya

peningkatan kapasitas produksi, kilang minyak dan gas baru berkapasitas 300.000

barel per hari telah direncanakan akan dibangun dengan skema Kerjasama

Pemerintah Swasta (KPS) di Bontang.

Sementara itu, mengingat minyak merupakan sumber daya alam tidak terbaharukan,

Pemerintah menyadari akan keterbatasan cadangan minyak di masa yang akan

datang. Ke depan, pemerintah berupaya untuk mengurangi konsumsi minyak

dengan lebih meningkatkan pemanfaatan gas alam yang diperkirakan masih

memiliki cadangan yang cukup berlimpah. Pemanfaatan gas tersebut terutama akan

difokuskan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik baik untuk memenuhi

kebutuhan sektor transportasi maupun konsumsi rumah tangga. Strategi tersebut

diharapkan dapat mengurangi tingginya impor minyak yang saat ini membebani

neraca perdagangan nasional.

Di samping itu, Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) telah menyusun

Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam KEN tersebut, telah dirancang target

jangka panjang bauran energi nasional hingga tahun 2050. Sesuai dengan KEN

tersebut, arah penyediaan energi nasional adalah mengurangi ketergantungan

pemerintah terhadap bahan bakar fosil dengan mempertimbangkan potensi

penggunaan energi alternatif serta energi baru dan terbarukan (EBT).

Page 15: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.14-

Selanjutnya menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat terkait dengan Asumsi Lifting Gas Bumi, dapat dijelaskan bahwa

asumsi lifting gas bumi yang diajukan oleh Pemerintah sebesar 1.155.000 barel per

hari setara minyak memang lebih rendah dari target lifting gas bumi tahun

sebelumnya. Asumsi lifting gas yang diajukan tersebut telah mempertimbangkan

potensi produksi dan potensi tingkat penyerapan pasar atas gas nasional. Penurunan

tingkat lifting yang terjadi terutama disebabkan oleh tingkat penyerapan gas

domestik yang relatif masih rendah.

Namun demikian, pemerintah meyakini bahwa penurunan tersebut bersifat

sementara, mengingat arah kebijakan pemerintah ke depan akan mendorong

perbaikan tata kelola gas bumi dengan peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam

negeri untuk sektor industri, transportasi, dan rumah tangga. Hal ini didukung

dengan rencana pembangunan infrastruktur gas yang meliputi pembangunan

Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dan LNG terminal, pembangunan

sarana pengisian bahan bakar gas (SPBG), serta pembangunan pipa transmisi gas ke

industri dan jaringan gas kota untuk rumah tangga. Dengan tingginya kebutuhan

penggunaan gas dalam negeri, ke depan Pemerintah meyakini bahwa lifting gas

bumi akan meningkat.

Menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai

Dampak Perekonomian Global Terhadap Indonesia, dapat kami sampaikan

sebagai berikut.

Kinerja perekonomian global tahun 2016 secara umum diperkirakan akan

mengalami peningkatan, baik di negara maju maupun di negara berkembang. World

Economic Outlook edisi Juli 2015 memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi

dunia tahun 2016 akan menguat ke level 3,8 persen, lebih tinggi dari proyeksi tahun

2015 sebesar 3,3 persen. Secara lebih rinci, negara maju diproyeksikan tumbuh

sebesar 2,4 persen dan negara berkembang tumbuh sebesar 4,7 persen.

Meskipun menunjukkan tanda-tanda pemulihan, risiko perekonomian global masih

tetap ada. Beberapa risiko memang masih perlu diwaspadai, termasuk oleh

Indonesia, antara lain: (i) tren perlambatan kinerja perekonomian Tiongkok sebagai

mitra dagang utama Indonesia yang akan berdampak pada kinerja ekspor nasional;

(ii) volatilitas harga komoditas dengan tren yang cenderung menurun juga

berpotensi memengaruhi kinerja ekspor; (iii) ketidakpastian terkait ekspektasi

kenaikan tingkat suku bunga acuan di AS yang berpotensi mempengaruhi kondisi

likuiditas domestik; serta (iv) gejolak nilai tukar terkait devaluasi Yuan Tiongkok,

Page 16: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.15-

yang sejauh ini telah diikuti oleh Vietnam, turut menyebabkan tekanan pada nilai

tukar regional termasuk Indonesia.

Terkait devaluasi Yuan, kebijakan tersebut diperkirakan akan berpotensi

mempengaruhi kinerja perdagangan internasional Indonesia. Dari sisi impor,

kebijakan tersebut menyebabkan penurunan harga relatif komoditas Tiongkok

sehingga dapat menimbulkan peningkatan permintaan produk Tiongkok di dalam

negeri. Sementara di sisi ekspor, dalam jangka pendek, akan menyebabkan

meningkatnya persaingan produk Indonesia terhadap produk Tiongkok di pasar

internasional. Namun dalam jangka panjang, masih terdapat peluang perbaikan

kinerja ekspor khususnya untuk produk-produk bahan baku Indonesia yang menjadi

input produk Tiongkok. Dari sisi pasar keuangan, kebijakan devaluasi Yuan

berpotensi menjadi kendala bagi penguatan nilai tukar rupiah. Di samping itu

kebijakan tersebut juga dapat menimbulkan gejolak baru di pasar keuangan

khususnya apabila diikuti fenomena perang mata uang (currency war) oleh negara-

negara lain.

Terkait dengan pandangan Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai

Nasional Demokrat mengenai indikator Kesejahteraan dan

Ketenagakerjaan dapat kami sampaikan sebagai berikut.

Pemerintah terus berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

dan berkeadilan, yaitu mampu mengurangi tingkat pengangguran, angka

kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Arah strategi pembangunan ekonomi

juga lebih dititikberatkan untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan produktif

khususnya melalui penguatan kinerja investasi yang diyakini memberikan efek lebih

besar bagi penciptaan lapangan kerja baru.

Di samping itu, upaya penanggulangan kemiskinan juga ditempuh melalui program

kesejahteraan dan perlindungan sosial yang komprehensif, pengembangan

penghidupan berkelanjutan, serta perluasan dan peningkatan pelayanan dasar. Di

bidang ketenagakerjaan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan daya saing atau

keterampilan pekerja dan memberikan perlindungan bagi pekerja yang rentan

terhadap goncangan ekonomi. Sementara itu untuk mengatasi ketimpangan,

pemerintah memiliki tantangan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

berpenghasilan 40 persen terbawah lebih cepat dibandingkan kelompok 40 persen

menengah dan 20 persen teratas. Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mencapai

hal tersebut adalah dengan memastikan bahwa penduduk miskin dan rentan

memperoleh perlindungan sosial agar dapat mengurangi beban pengeluaran rumah

tangga. Upaya ini didukung melalui penguatan kerangka regulasi dan mekanisme

Page 17: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.16-

yang jelas, serta penguatan kerangka kelembagaan seperti Tim Koordinasi

Penanganan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan pendampingan.

APBN harus berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk buruh, petani, dan

nelayan. Dapat kami sampaikan bahwa strategi pemerintah pada tahun 2016 adalah

meningkatkan akses penduduk miskin terhadap lapangan kerja yang berkualitas

melalui penyempurnaan peraturan ketenagakerjaan untuk mendorong tumbuhnya

industri padat karya, penyediaan fasilitas informasi pasar kerja di daerah-daerah

terutama daerah kantong pengangguran, peningkatan akses kepada kegiatan

ekonomi produktif yang berkelanjutan, peningkatan pembangunan infrastruktur

perdesaan, pengembangan lembaga pelatihan di daerah sesuai dengan kebutuhan

dan potensi lokal. Dengan mendorong industri padat karya dan pembangunan

infrastruktur perdesaan, maka diharapkan kesejahteraan buruh, petani, dan nelayan

akan mengalami peningkatan dan pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan dan

ketimpangan pendapatan.

Program pengentasan kemiskinan saat ini telah mencakup penduduk miskin dan

rentan dimana kontinuitas terus dipertahankan. Dari sisi targeting, Basis Data

Terpadu (BDT) terus dimutakhirkan dan diintegrasikan dengan basis data Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang menjadi sistem registrasi

tunggal program perlindungan sosial terpadu. Data ini berisi karakteristik anggota

rumah tangga secara rinci dan penggunaannya dapat mendorong transparansi

pelaksanaan program.

Terkait dengan indikator kemiskinan menjadi target APBN, dapat kami sampaikan

bahwa indikator kesejahteraan dan ketenagakerjaan yaitu angka kemiskinan dan

tingkat pengangguran merupakan sasaran pembangunan yang dituangkan dalam

RPJMN 2015-2019 dan RKP 2016. Sasaran-sasaran tersebut dijabarkan ke dalam

RAPBN tahun 2016 melalui berbagai program sosial dan penciptaan lapangan kerja.

Sementara itu, Pemerintah juga memperhatikan angka rasio Gini dan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan akan berupaya untuk terus memperbaikinya.

Pemerintah sependapat dengan pandangan anggota Dewan Yang Terhormat dari

Fraksi Partai Nasional Demokrat mengenai perlunya kerja keras dan sinergi

dari semua stakeholders dalam mewujudkan tema RAPBN tahun 2016.

Dalam RAPBN tahun 2016 Pemerintah berkomitmen untuk melakukan langkah-

langkah perbaikan struktural yang akan berdampak pada perbaikan fundamental

dalam rangka mendukung penguatan stabilitas dan kinerja pertumbuhan ekonomi.

Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui koordinasi dan sinergi, baik di internal

pemerintah maupun antara Pemerintah sebagai otoritas fiskal dengan otoritas

moneter, dan otoritas jasa keuangan.

Page 18: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.17-

Di sisi internal, pemerintah telah dan akan terus melakukan

penataan/restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif, efisien, dan

sinergis yang ditempuh melalui penataan kelembagaan pemerintah pusat dan

daerah, pemantapan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan program

pembangunan (Nawa Cita), penyempurnaan sistem ketatalaksanaan dan

pemantapan sinergitas hubungan kelembagaan inter/antar tingkatan kelembagaan

pusat dan daerah.

Sementara itu, koordinasi dan sinergi yang dilakukan Pemerintah dengan otoritas

moneter, dan otoritas jasa keuangan di antaranya dilakukan dalam rangka perbaikan

struktur pasar valuta asing, reformasi kebijakan subsidi energi, dan perbaikan

neraca jasa. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi tekanan

nilai tukar rupiah.

Upaya yang dilakukan dari sektor keuangan adalah melalui pendalaman pasar

finansial yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kapasitas pendanaan

pembangunan melalui sektor keuangan, baik melalui sektor perbankan maupun

Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dan pasar modal, sehingga diharapkan akan

dapat mendorong peningkatan kemampuan sektor keuangan di dalam menopang

pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Dengan upaya-upaya tersebut dan adanya sinergi kebijakan fiskal, moneter, jasa

keuangan dan sektor riil, serta adanya akselerasi implementasi program yang telah

ada saat ini, maka diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih besar bagi

tercapainya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

B. PENDAPATAN NEGARA

Menjawab pernyataan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

Hati Nurani Rakyat, dan Fraksi Partai Demokrat yang meminta Pemerintah

untuk melakukan penggalian sektor-sektor yang masih under tax, meningkatkan

kepatuhan WP, menurunkan tingkat tax evasion dan mereduksi transfer pricing

dapat diberikan penjelasan sebagai berikut.

Pemerintah sependapat dengan pandangan Dewan Yang Terhormat untuk terus

berupaya maksimal dalam meningkatkan penerimaan perpajakan setiap tahun

melalui penggalian sektor-sektor yang masih under tax. Untuk itu, Pemerintah akan

terus menggali sektor-sektor tersebut diantaranya penguatan bank data melalui

optimalisasi pemanfaatan data dan/atau informasi berkaitan dengan perpajakan

dengan institusi lain dan otoritas pajak luar negeri, meningkatkan kerjasama

perpajakan internasional dalam pertukaran informasi dan mempermudah

pemajakan bagi sektor informal dan usaha kecil.

Page 19: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.18-

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan pajak, Pemerintah akan melakukan berbagai

upaya diantaranya melalui: Pertama, peningkatan penerimaan pajak melalui

perluasan cakupan pelayanan dan pengawasan (penambahan kantor dan

pembentukan mobile tax office). Kedua, perluasan basis pajak melalui kegiatan

ekstensifikasi terhadap calon Wajib Pajak baru, antara lain melalui kegiatan operasi

pasar dan pemanfaatan data pihak ketiga. Ketiga, peningkatan pengawasan

Pengusaha Kena Pajak melalui implementasi faktur pajak elektronik (e-Tax invoice)

secara nasional. Keempat, perbaikan kualitas data internal berbasis IT, antara lain

melalui migrasi Wajib Pajak ke e-Filing dan perluasan jangkauan Data Processing

Center. Kelima, peningkatan kerjasama dengan pihak ke-3 untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas data eksternal. Keenam, peningkatan efektivitas pengelolaan

Wajib Pajak melalui implementasi manajemen kepatuhan Wajib Pajak Berbasis

Risiko (Compliance Risk Management). Ketujuh, peningkatan efektivitas

penegakan hukum melalui implementasi modul manajemen alur kerja dalam Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) pada fungsi pemeriksaan, keberatan,

dan banding. Kedelapan, peningkatan efektivitas pelayanan dan pengawasan

berbasis IT antara lain melalui penerapan tax clearance dan cash register online

Terkait upaya untuk menurunkan tingkat penghindaran pajak (tax evasion)

khususnya perusahaan asing melalui transfer harga (transfer pricing), Pemerintah

telah melakukan beberapa langkah diantaranya melalui: Pertama, pembentukan

unit khusus yang melakukan penanganan transfer pricing. Kedua, pemberian

diklat khusus mengenai transfer pricing kepada para pemeriksa, account

representative, Kepala KPP Madya, KPP Khusus, dan Large Tax Office (LTO).

Ketiga, peningkatan kuantitas penanganan transfer pricing, melalui pemberian

kewajiban kepada setiap KPP di lingkungan Kanwil DJP WP Besar, KPP di

lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya di seluruh Indonesia untuk

melakukan pemeriksaan khusus transfer pricing minimal 4 WP setiap KPP serta

mewajibkan setiap Kanwil DJP yang berada di wilayah Jakarta untuk melakukan

pemeriksaan simultan terhadap perusahaan-perusahaan yang berada di bawah satu

grup, minimal 1 grup untuk setiap Kanwil. Keempat, peningkatan kualitas

penanganan transfer pricing yang dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan

kepada setiap level penanganan masalah transfer pricing, yaitu di tingkatan analisis

risiko, pemeriksaan, keberatan, dan banding serta penyediaan sarana pendukung

dalam penanganan transfer pricing (pengadaan database pembanding dan

industrial report dari perusahaan penyedia commercial databases). Kelima,

melakukan penyempurnaan format SPT terkait pelaporan transaksi afiliasi, sehingga

WP lebih transparan dalam melaporkan transaksi afiliasinya.

Page 20: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.19-

Menanggapi pertanyaan dan pandangan dari Fraksi Partai Kebangkitan

Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera,dan Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan mengenai tax ratio yang masih rendah dan perlu ditingkatkan,

Pemerintah sepenuhnya sependapat dengan pandangan anggota Dewan Yang

Terhormat.

Mengingat masih besarnya potensi di sektor perpajakan, maka Pemerintah secara

konsisten dan bertahap akan berupaya meningkatkan tax ratio agar dapat mencapai

kisaran 15-17 persen. Hal ini akan dilakukan dengan tetap menjaga iklim investasi

dan dunia usaha, sehingga pengenaan pajak akan tetap kondusif dalam upaya

meningkatkan perekonomian. Secara nominal, perkembangan penerimaan

perpajakan dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan dengan rata-

rata sebesar 15,5 persen dari Rp723,3 triliun tahun 2010 menjadi Rp1.489,3 triliun

pada APBNP 2015 dan diharapkan mencapai Rp1.565,8 triliun dalam RAPBN tahun

2016. Target penerimaan perpajakan dalam tahun 2016 meningkat 5 persen dari

target penerimaan perpajakan dalam APBN-P tahun 2015. Hal ini disebabkan

rencana penerimaan perpajakan tahun 2016 telah memperhitungkan perkiraan

realisasi penerimaan perpajakan tahun 2015 yang masih lebih kecil dari targetnya

dalam APBN-P tahun 2015. Dengan perhitungan yang realistis, target penerimaan

perpajakan tahun 2016 tumbuh sekitar 14,5 persen dari perkiraan realisasi tahun

2015.

Pemerintah menyadari bahwa besarnya penerimaan perpajakan serta tax ratio saat

ini masih belum optimal dan masih terdapat potensi yang belum tergali. Masih

belum optimalnya tax ratio tersebut antara lain dipengaruhi oleh masih tingginya

sektor informal yang belum terjangkau oleh sistem perpajakan. Sektor informal

mempunyai peran yang besar dalam perekonomian Indonesia. Di samping itu,

lambatnya peningkatan tax ratio juga dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan

ekonomi, terutama sektor pertambangan yang merupakan salah satu sektor

penyumbang pajak yang besar.

Pemerintah akan terus berupaya meningkatkan tax ratio mengingat potensi pajak

yang belum tergali masih besar. Untuk meningkatkan tax ratio, Pemerintah telah

dan akan terus melakukan program-program yang berkesinambungan, antara lain

melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak, penggalian potensi sektor unggulan,

perluasan basis pajak, peningkatan efektivitas penegakan hukum, perbaikan

administrasi, penyempurnaan regulasi, dan peningkatan kapasitas DJP, serta

peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi. Pemerintah sepakat bahwa penerimaan

dalam negeri harus ditingkatkan untuk mewujudkan kemandirian bangsa.

Page 21: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.20-

Menjawab pernyataan dari Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa dan Fraksi Partai Amanat Nasional yang meminta

Pemerintah untuk melakukan perluasan basis penerimaan pajak dan insentif fiskal

dalam rangka investasi dan daya saing serta daya beli masyarakat, serta melakukan

terobosan kebijakan khususnya perbaikan regulasi perpajakan, mendorong

konektivitas sektor perbankan dan perpajakan serta penegakan hukum perpajakan

dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

Bahwasanya Pemerintah sependapat dengan pernyataan Dewan Yang Terhormat

untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan khususnya melalui penguatan dan

perluasan basis pajak antara lain melalui: Pertama, digitalisasi SPT dan

implementasi e-SPT & e-filing. Kedua, implementasi e-tax invoice di seluruh

Indonesia, Ketiga, implementasi cash register dan Electronic Data Capturing

(EDC)yang online dengan administrasi perpajakan. Keempat, implementasi

penghimpunan data dari Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak Lain.

Sementara itu, dalam upaya meningkatkan investasi dan daya saing, Pemerintah

berupaya melanjutkan dan memperluas pemberian insentif fiskal antara lain melalui

tax holiday, tax allowance, pembebasan PPN barang strategis dalam rangka

mendukung investasi, perkembangan industri nasional, dan perkembangan sektor-

sektor/daerah tertentu, serta pemberian pajak ditanggung Pemerintah (DTP) yang

terdiri atas PPh DTP untuk komoditas panas bumi; PPh DTP atas bunga, imbal hasil,

dan penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan kepada Pemerintah dalam

penerbitan SBN di pasar internasional; PPh DTP atas penghasilan dari pengalihan

hak atas tanah dan/atau bangunan yang diterima atau diperoleh masyarakat yang

terkena luapan lumpur Sidoarjo; serta bea masuk DTP.

Selain itu, untuk lebih mengoptimalkan penerimaan perpajakan,saat ini Pemerintah

tengah mengusulkan revisi RUU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (KUP) dengan harapan bahwa revisi RUU KUP tersebut mampu

memberikan fleksibilitas baik bagi WP maupun pemungut pajak dengan tujuan akhir

dapat meningkatkan penerimaan perpajakan dimasa depan.

Sementara itu, terkait upaya konektivitas sektor perbankan dan perpajakan,

Pemerintah meminta dukungan sepenuhnya kepada seluruh anggota dewan yang

terhormat agar Pemerintah, dalam hal ini melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP),

diberi kewenangan untuk dapat mengakses data wajib pajak yang ada pada sistem

perbankan sebagai bahan untuk membandingkan kesesuaian data yang disampaikan

wajib pajak secara self assessment kepada DJP dengan data wajib pajak yang ada

pada sistem perbankan. Sistem self assessment akan berjalan dengan semestinya

manakala DJP memiliki data yang cukup, akurat, dan tersedia tepat waktu untuk

Page 22: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.21-

memastikan bahwa data dan/atau informasi yang disampaikan wajib pajak sudah

lengkap dan benar sesuai amanah UU di bidang Perpajakan.

Selanjutnya, dalam upaya penegakan hukum, Pemerintah akan melakukan berbagai

upaya antara lain melalui: meningkatkan efektivitas pemeriksaan pajak,

meningkatkan efektivitas penagihan pajak, menerapkan penegakan hukum secara

selektif untuk menimbulkan efek jera, dan memastikan kualitas dan konsistensi

penegakan hukum. Setelah melakukan pembinaan yang intensif di tahun 2015, maka

di tahun 2016 Pemerintah akan melakukan law enforcement yang lebih optimal,

dalam rangka optimalisasi perpajakan.

Menjawab pernyataan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa yang meminta

Pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan di bidang kepabenan dan cukai

pada tahun 2016 dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

Pemerintah sependapat dengan pernyataan Dewan Yang Terhormat untuk lebih

mengoptimalkan penerimaan di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2016

antara lain melalui: Pertama, memperkuat kerangka hukum (legal framework)

dan implementasi peraturan dibidang kepabeanan, antara lain:

(i) penyelesaian/penyempurnaan peraturan di bidang impor dan ekspor;

(ii) implementasi penuh sistem pembayaran penerimaan negara melalui billing

sistem Modul Penerimaan Negara Generasi 2 dan (iii) melakukan sinergi dengan

DJP dalam hal pertukaran data. Kedua, mengembangkan dan menyempurnakan

sistem dan prosedur yang berbasis IT, antara lain: (i) penerapan manajemen resiko

yang terpusat terkait dengan pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai;

(ii) peningkatan implementasi pintu tunggal nasional indonesia (Indonesia National

Single Window-INSW); (iii) mengembangkan otomasi Tempat Penimbunan

Sementara (TPS); dan (iv) penyempurnaan prosedur pengawasan barang kena cukai

melalui sistem pengamanan penerimaan cukai. Ketiga, optimalisasi pengawasan

impor melalui: (i) Penelitian terhadap Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dalam

memberitahukan nilai pabean dan atau tarif; dan (ii) Penelitian terhadap PIB yang

mendapat fasilitas FTA melalui pengecekan validitas dan otentisitas Certificate of

Origin (CoO). Keempat, Penegakan hukum di bidang cukai khususnya terkait

dengan rokok dan minuman mengandung etil alkohol ilegal. Kelima, intensifikasi

penerimaan cukai melalui penyesuaian tarif cukai dengan memperhatikan

kesejahteraan petani tembakau dan keberlangsungan industri rokok. Keenam,

optimalisasi pengawasan ekspor melalui : (i) Pengawasan terhadap modus antar

pulau; (ii) Penguatan fungsi laboratorium; dan (iii) Audit terhadap eksportir.

Ketujuh, penyelarasan organisasi, sumber daya manusia, dan infrastruktur

melalui: (i) Identifikasi fungsi utama dan cakupan kerja; dan (ii) Prioritisasi aspek

organisasi dan sumber daya manusia.

Page 23: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.22-

Menanggapi pernyataan dari Fraksi Partai Amanat Nasional mengenai peluang

peningkatan ekspor impor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dengan perbaikan

―dwelling time‖, dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

Pemerintah sependapat dengan pandangan Dewan Yang Terhormat bahwa di tengah

kondisi perekonomian dunia yang melemah saat ini, perlu usaha extra dari

pemerintah untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Indonesia, di mana salah satunya dengan mendorong peningkatan ekspor dan

impor. Perluang untuk meningkatkan volume ekspor impor bisa dilakukan dengan

memberikan instrumen kebijakan fiskal/ nonfiskal, perbaikan infrastruktur dan

tentunya menurunkan dwelling time yang ditengarai sebagai penyebab tingginya

biaya logistik.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan dwelling time di

pelabuhan yaitu dengan penyederhanaan regulasi, penyederhanaan proses perijinan

dan tentunya sinergi yang lebih baik antar K/L di pelabuhan. Proses dwelling time

dari Januari sampai dengan Agustus terus mengalami penurunan, dimana pada

tanggal 17 Agustus 2015 dwelling time mencapai adalah 5,53 hari. Penurunan

dwelling time ini telah menjadi fokus prioritas serta target Pemerintah untuk dapat

segera diselesaikan.

Menjawab pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai

Nasional Demokrat, terkait kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara pada

RAPBN tahun 2016 yang mengalami penurunan, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada prinsipnya, Pemerintah sepakat untuk terus melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kinerja BUMN agar lebih berkontribusi terhadap APBN melalui

kemampuannya dalam membayar dividen. Terhadap BUMN yang belum bisa

memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara, Pemerintah akan berusaha

meningkatkan kinerja keuangan BUMN tersebut sebagai berikut:

1. Penentuan dividen memperhatikan tingkat laba BUMN serta kemampuan cash

flow perusahaan. Dalam beberapa kasus, ada BUMN dengan tingkat

profitabilitas tinggi namun bermasalah dalam hal likuiditas.

2. Penentuan dividen mempertimbangkan kemampuan BUMN dalam mendanai

investasi yang menguntungkan dalam rangka menjaga keberlangsungan usaha.

3. Penentuan dividen diusahakan tidak akan menurunkan nilai pasar BUMN listed.

4. Penentuan dividen harus tidak melanggar regulasi atau perjanjian (covenant)

yang mengikat BUMN.

Page 24: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.23-

Pada tahun 2016, dividen BUMN ditargetkan lebih rendah dari tahun sebelumnya

karena dalam rangka mendukung program Pemerintah, BUMN diminta menjadi

agent of development untuk merealisasikan proyek-proyek strategis seperti jalan tol,

pembangkit listrik, pembangunan bandara, pelabuhan, dan proyek infrastruktur

lain, serta memperkuat sektor pendukung seperti perbankan dan jasa keuangan

lainnya. Dengan fungsi tersebut, BUMN membutuhkan lebih banyak pendanaan baik

dari internal (laba ditahan) ataupun pendanaan dari eksternal.

Menjawab pertanyaan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa

mengenai upaya mengoptimalkan PNBP SDA nonmigas khususnya dari sektor

industri seperti industri telekomunikasi serta sektor industri kelautan dan

perikanan, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut.

Optimalisasi PNBP terus diupayakan baik melalui intensifikasi maupun

ekstensifikasi PNBP, antara lain dengan mencari jenis-jenis PNBP baru dan

meningkatkan tarif PNBP dengan tetap memperhatikan aspek keadilan kepada

masyarakat.

Terkait optimalisasi PNBP dari sektor telekomunikasi, tarif PNBP dari industri

telekomunikasi akan direvisi untuk memperoleh PNBP yang optimal. Revisi tarif

PNBP tersebut dalam bentuk Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang saat ini

dalam proses untuk segera ditetapkan. Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut

juga akan mengatur pelayanan cepat untuk pungujian alat telekomunikasi sebagai

bentuk peningkatan pelayanan PNBP pada sektor telekomunikasi.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan PNBP sektor Kelautan dan Perikanan,

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan akan melakukan upaya-

upaya sebagai berikut:

1. Upaya penegakan hukum di sektor kelautan dan perikanan untuk mengatasi

Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing) melalui:

a. moratorium/penghentian sementara perizinan usaha perikanan tangkap di

wilayah pengelolaan perikanan Negara RI untuk kapal eks asing;

b. Larangan transhipment (pemindahan ikan hasil tangkapan dari kapal

penangkap ikan ke kapal pengangkut ikan atau pemindahan ikan hasil

tangkapan dari kapal penangkap ikan ke kapal penangkap ikan) dimana

setiap kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan harus mendaratkan

ikan tangkapan di pelabuhan perikanan yang ditetapkan atau pelabuhan lain

yang ditunjuk; serta

Page 25: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.24-

c. Larangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan, larangan pengeluaran

ikan hiu koboi dan hiu martil, dan larangan penggunaan pukat hela.

2. Ekstensifikasi dan intensifikasi PNBP dengan melakukan reviu secara periodik

jenis dan besaran tarif PNBP sektor perikanan disesuaikan dengan kondisi

terkini.

3. Perbaikan peraturan teknis terkait pengelolaan di sektor kelautan dan perikanan

antara lain melalui penetapan harga patokan ikan dan cara perhitungan volume

hasil tangkapan ikan.

C. BELANJA NEGARA

Pemerintah sependapat dengan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa dan Fraksi

Partai Nasional Demokrat mengenai APBN yang harus digunakan untuk

mencapai tujuan terciptanya kesejahteraan rakyat, memberikan stimulus lebih bagi

rakyat miskin penurunan tingkat pengangguran dan penyempitan ketimpangan

pendapatan. Untuk itu dalam tahun 2016 Pemerintah telah menargetkan penurunan

tingkat pengangguran pada kisaran 5,2-5,5 persen, angka kemiskinan sebesar 9,0-

10,0 persen, serta tingkat ketimpangan pendapatan yang diukur dengan rasio Gini

menjadi 0,39. Target-target tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi

Pemerintah dalam mewujudkannya. Untuk itu, dalam RAPBN tahun 2016, Belanja

Negara lebih diarahkan untuk belanja yang lebih produktif seperti pembangunan

infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, waduk, dan tenaga listrik, hal ini akan

memberikan multiplier efek kepada kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat

banyak. Selanjutnya, program-program pemerataan akan diarahkan untuk

penciptaan future income melalui peningkatan kualitas SDM (pendidikan dan

kesehatan), dan perluasan bantuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Selain itu, Pemerintah terus mengupayakan akses yang lebih luas kepada kelompok

masyarakat bawah agar bisa terpenuhi hak-hak dasarnya dan dapat menikmati hasil-

hasil pembangunan secara lebih baik. Langkah ini ditempuh melalui dukungan

keuangan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, baik dalam bentuk dana

penjaminan kredit/pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan

koperasi serta dukungan bantuan tunai bersyarat. Sejalan dengan itu, pada tahun

2016 arah kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan adalah membangun

landasan yang kuat agar ekonomi tumbuh dan menghasilkan kesempatan kerja yang

berkualitas, penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif,

pengembangan penghidupan berkelanjutan, serta perluasan dan peningkatan

pelayanan dasar.

Page 26: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.25-

Selanjutnya untuk menjaga future income masyarakat, di tahun 2016 Pemerintah

akan meningkatkan kualitas kegiatan yang sudah berjalan, seperti raskin, akses

kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), akses pendidikan (Kartu Indonesia

Pintar), dan pemberian uang tunai bersyarat. Kebijakan ini bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebagai stimulus bagi kelompok

masyarakat bawah, serta menurunkan tingkat ketimpangan baik ketimpangan

antarkelompok pendapatan maupun ketimpangan antarwilayah.

Sementara itu, sehubungan dengan saran dari Fraksi Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan dan Fraksi Partai Demokrat tentang kesiapan

menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat disampaikan bahwa untuk

mendukung pencapaian TPT 2016 sebesar 5,2 – 5,5 persen serta menyambut

persaingan dan tantangan MEA 2015, arah kebijakan dan strategi di bidang

ketenagakerjaan ditetapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (i)

memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja secara

global; (ii) memperluas akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif, yang

utamanya ditujukan kepada pekerja rentan, pencari kerja, tenaga kerja muda, dan

setengah penganggur; (iii) mendukung penciptaan iklim investasi yang mendorong

penciptaan kesempatan kerja yang layak; dan (iv) meningkatkan kualitas pekerja

melalui pengembalian pekerja anak ke dalam sistem pendidikan.

Selanjutnya, di bidang perdagangan, Kementerian Perdagangan berperan aktif

dalam perundingan-perundingan perdagangan yang terkait dengan pelaksanaan

MEA, diantaranya melalui perumusan posisi runding agar Indonesia dapat

menentukan tidak saja pada posisi defensif tetapi juga ofensif yang dapat semakin

membuka akses pasar Indonesia di ASEAN dan negara mitra ASEAN.

Pemerintah sependapat dengan pandangan anggota Dewan Yang Terhormat dari

Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat. RAPBN 2016 diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan future income, meningkatkan

produktifitas masyarakat, dan mendorong daya beli masyarakat. Selain itu,

Pemerintah sependapat dengan pandangan anggota Dewan Yang Terhormat dari

Fraksi Partai Nasional Demokrat. Dalam RAPBN 2016 Pemerintah

berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah perbaikan struktural melalui

koordinasi dan sinergi, baik di internal pemerintah maupun antara Pemerintah

sebagai otoritas fiskal dengan otoritas moneter, dan otoritas jasa keuangan.

Pemerintah sependapat dengan pandangan anggota Dewan Yang Terhormat dari

Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

Page 27: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.26-

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat agar APBN diarahkan untuk mendukung pembangunan yang berkualitas

dengan mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai amanat

konstitusi, perlunya instrumen yang tepat dalam membelanjakan anggaran agar

efektif dan efisien, serta menyusun anggaran yang realistis dan memberikan

stimulus lebih bagi rakyat miskin.

Alokasi anggaran yang tepat, realistis, dan memberikan stimulus kepada rakyat,

merupakan amanat Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 Amandemen Keempat. Namun,

dalam menyusun RAPBN tahun 2016 Pemerintah masih menghadapi berbagai

tantangan antara lain: (1) reformasi subsidi agar lebih tepat sasaran; (2) fiscal space

yang tersedia masih perlu ditingkatkan untuk menopang belanja produktif prioritas;

(3) belanja yang bersifat mengikat perlu dikendalikan; (4) perlu pengendalian

keseimbangan primer; dan (5) pola dan penyerapan anggaran yang produktif perlu

ditingkatkan.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, maka RAPBN tahun 2016 sebagai

instrumen fiskal direncanakan agar senantiasa efisien dalam pengelolaan sumber

daya, produktif dalam mendukung pencapaian target-target pembangunan

(pertumbuhan dan kesejahteraan) dengan tetap mengendalikan risiko, dan menjaga

keberkelanjutan fiskal dalam jangka menengah. RAPBN tahun 2016 disusun

berdasarkan pokok-pokok kebijakan fiskal dengan tema ―Penguatan Pengelolaan

Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan Pertumbuhan

Ekonomi yang Berkualitas‖. Sejalan dengan hal tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah: (1) memperkuat stimulus yang diarahkan untuk meningkatkan

kapasitas produksi dan penguatan daya saing, (2) meningkatkan ketahanan fiskal

dan menjaga terlaksananya program-program prioritas di tengah tantangan

perekonomian global, serta (3) mengendalikan risiko dan menjaga kesinambungan

fiskal dalam jangka menengah dan panjang. Melalui strategi tersebut diharapkan

pengelolaan fiskal akan lebih produktif, berdaya tahan, risiko terkendali dan

berkelanjutan.

Dalam APBN-P tahun 2015 Pemerintah telah mengambil langkah yang signifikan

dalam perbaikan kualitas pembangunan dengan mengalihkan alokasi belanja yang

kurang produktif dan tidak tepat sasaran dalam APBN, ke belanja yang lebih

produktif, terutama untuk pembangunan infrastuktur, kedaulatan pangan, dan

perikanan, serta perlindungan sosial. Kita harus sadari bahwa langkah perbaikan

tersebut tidak dapat dilakukan hanya bersifat ad hoc dan jangka pendek, tapi harus

konsisten dan berkesinambungan. Untuk itu dalam RAPBN tahun 2016, langkah

perbaikan yang telah dilakukan di tahun 2015 akan terus dilanjutkan dan

ditingkatkan melalui beberapa kebijakan utama.

Page 28: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.27-

Untuk mempercepat pemerataan pembangunan di daerah dan mendukung

pelaksanaan Desentralisasi fiskal, anggaran transfer ke daerah akan ditingkatkan

secara signifikan, sehingga untuk pertama kalinya dalam APBN, total anggaran

transfer ke daerah dan dana desa (Rp782,2 triliun) lebih besar dari anggaran

Kementerian/Lembaga (Rp780,4 triliun). Hal ini dilakukan melalui pengalihan dana

Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan di Kementerian/Lembaga ke DAK, serta

peningkatan Dana Desa di tahun 2016 lebih dari 100 persen.

Sementara itu, untuk meningkatkan efektifitas Belanja Negara, Pemerintah akan

melanjutkan pengalihan belanja yang kurang produktif dan tidak tepat sasaran

(subsidi listrik) ke belanja yang lebih produktif melalui peningkatan belanja

infrastruktur, pertanian, perikanan, dan pariwisata.

Selanjutnya, untuk mewujudkan pembangunan yang berkualitas, maka belanja

negara dalam RAPBN tahun 2016 diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi

produktif, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan future income,

meningkatkan produktifitas masyarakat, dan mendorong daya beli masyarakat.

Dukungan terhadap sarana dan kegiatan ekonomi produktif dilakukan melalui

pembangunan infrastruktur serta ketahanan pangan dan energi yang alokasi

anggarannya meningkat tajam dalam RAPBN tahun 2016, guna meningkatkan daya

saing dan kapasitas perekonomian nasional.

Dalam rangka menciptakan future income yang lebih terjamin, RAPBN tahun 2016

menaruh perhatian besar pada kualitas SDM melalui pembangunan kesehatan dan

pendidikan. Pada tahun 2016, untuk pertama kalinya Pemerintah mengalokasikan

anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN. Anggaran tersebut digunakan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama penyediaan berbagai

fasilitas kesehatan (supply side) dan peningkatan cakupan pemberian Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi rakyat miskin sebagai penerima bantuan iuran (PBI)

menjadi 92,4 juta jiwa masyarakat miskin. Di bidang pendidikan, alokasi anggaran

pendidikan dalam tahun 2016 mencapai Rp424,8 triliun, yang diarahkan untuk

mencapai pendidikan dasar 12 (dua belas) tahun, termasuk untuk sarana maupun

prasarana pendidikan.

Selanjutnya, keberpihakan Pemerintah terhadap rakyat miskin dan tidak mampu

dilakukan melalui perluasan penerima bantuan tunai bersyarat menjadi 6 juta

keluarga sangat miskin, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, serta

Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Perluasan bantuan tunai bersyarat secara umum ditujukan untuk meningkatkan

daya beli masyarakat miskin, sekaligus mengurangi tingkat kesenjangan antar

Page 29: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.28-

kelompok pendapatan. Tujuan lain adalah menarik anak usia sekolah untuk

bersekolah dan menciptakan budaya hidup sehat di lingkungan keluarga.

Keberpihakan pada rakyat miskin juga tercermin dalam pengalokasian subsidi

sebesar Rp201,4 triliun, baik dalam bentuk subsidi energi maupun non energi.

Untuk menjamin efektivitas pemberian subsidi, Pemerintah akan menata ulang

kebijakan subsidi, dengan menyusun sistem seleksi yang ketat untuk menentukan

sasaran penerima subsidi yang tepat, dengan menggunakan basis data yang akurat

dan transparan. Subsidi juga akan digunakan sebagai instrumen untuk

meningkatkan produktivitas dan memberi akses masyarakat kepada perbankan,

melalui subsidi bunga KUR.

Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan program-program pembangunan di

tahun 2016 benar-benar dapat mencapai sasaran pembangunan untuk memacu

pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan nasional, serta mengurangi

kemiskinan dan pengangguran.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Nasional Demokrat terkait dengan

perlunya Belanja Negara diarahkan untuk mendorong program pembangunan yang

produktif dengan berorientasi ekspor dan mencari pasar baru untuk menumbuhkan

cadangan devisa negara, dapat dijelaskan sebagai berikut. Pemerintah sepakat

dengan memperkirakan kinerja ekspor-impor pada tahun 2016 akan meningkat

seiring dengan perbaikan ekonomi global dan kenaikan harga beberapa komoditas.

Perbaikan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat,

diprediksi akan mendorong permintaan dan kinerja ekspor Indonesia. Dalam rangka

memanfaatkan peluang peningkatan aktivitas perdagangan internasional,

Pemerintah akan membuka pasar ekspor baru, mengurangi hambatan perdagangan

di pasar tujuan ekspor, serta meningkatkan fasilitas ekspor untuk mendorong

permintaan terhadap produk Indonesia. Strategi yang dilakukan Pemerintah antara

lain (1) pengembangan fasilitas ekspor dan pengelolaan impor yang efektif, (2)

pemantapan pangsa ekspor Indonesia di pasar ekspor utama, (3) peningkatan

pangsa ekspor Indonesia di pasar ekspor prospektif, serta (4) pengembangan produk

ekspor potensial.

Selain itu, Pemerintah berupaya untuk mendorong partisipasi sektor industri dalam

rantai nilai tambah global (global value chain) dan jaringan produksi global (global

production network) yang berorientasi ekspor sebagai upaya untuk memperluas

tujuan ekspor dan meningkatkan daya saing produk. Pemerintah juga akan

meningkatkan promosi ekspor terutama pada tekstil dan produk tekstil, alas kaki,

produk elektronik, dan furnitur ke negara yang diperkirakan sudah mengalami

pemulihan ekonomi seperti Amerika Serikat dan India. Dari sisi impor, kebijakan

Page 30: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.29-

diarahkan pada upaya untuk menarik investor guna menumbuhkan industri dalam

negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku sehingga akan

mendorong perbaikan neraca perdagangan. Fasilitas perdagangan dengan sistem on-

line juga akan dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat

proses penerbitan perizinan.

Langkah utama yang telah ditempuh Pemerintah dalam meningkatkan kualitas

belanja negara adalah melalui peningkatan alokasi belanja yang produktif dan

mengendalikan belanja yang bersifat konsumtif, serta meminimalisir inefisiensi

sehingga pengeluaran dapat diarahkan kepada program-program prioritas nasional.

Namun demikian dalam pengelolaan fiskal, pemerintah juga menghadapi tantangan

yang cukup kompleks, antara lain relatif besarnya porsi belanja yang bersifat

mengikat. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah terus melakukan upaya

fundamental untuk memperkuat belanja produktif yang ditempuh melalui

peningkatan besaran alokasi belanja produktif, peningkatan ruang fiskal melalui

efisiensi belanja yang kurang produktif (subsidi dan belanja non operasional),

pengendalian peningkatan porsi belanja yang bersifat mengikat (mandatory

spending), serta optimalisasi pendapatan negara baik melalui intensifikasi mapun

ekstensifikasi. Di sisi lain, Pemerintah juga terus berupaya mendorong penguatan

daya tahan fiskal dan pengendalian risiko untuk menjaga keberlanjutan fiskal dalam

jangka menengah.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi

Partai Golongan Karya, Fraksi Gerakan Indonesia Raya, Fraksi Partai

Demokrat, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Hati Nurani

Rakyat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat terkait kinerja penyerapan anggaran belanja negara yang cenderung

lambat pada tahun 2015, dapat Pemerintah sampaikan bahwa kinerja penyerapan

anggaran belanja negara tergantung pada tiga aspek utama, yaitu aspek kematangan

perencanaan, ketepatan penganggaran, dan kecepatan pelaksanaan.

Perencanaan yang kurang akurat dan kurang matang dapat menyebabkan

keterlambatan dan memicu revisi dokumen dalam pelaksanaan anggaran.

Perencanaan yang kurang akurat tersebut antara lain (1) ketidaksiapan proyek akibat

terlambatnya persiapan proyek, kurangnya koordinasi jangka waktu pelaksanaan

proyek, dan tidak tersedianya biaya persiapan proyek dalam tahun berjalan; dan (2)

perencanaan kegiatan K/L seperti detail engineering design (DED) proyek dan

rencana lelang yang belum dipersiapkan di awal. Sementara itu, aspek ketepatan

penganggaran dapat menghambat pelaksanaan anggaran, terutama dalam hal

ketidaklengkapan dokumen dan data dukung penganggaran, serta terdapatnya

ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan anggaran. Hambatan

Page 31: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.30-

dalam pelaksanaan anggaran dapat disebabkan antara lain adanya beberapa

peraturan terkait pelaksanaan penganggaran yang menghambat penyerapan

anggaran, misalnya penetapan/penerbitan dasar hukum, termasuk Susunan

Organisasi Tata Kerja (SOTK) sebagai dasar perumusan kinerja K/L dalam kaitannya

dengan perubahan nomenklatur K/L yang membutuhkan waktu, keterlambatan

penunjukan pejabat perbendaharaan, permasalahan dalam proses pengadaan barang

dan jasa, serta adanya kendala terkait aturan dalam proses pembebasan lahan.

Guna mengatasi hambatan tersebut, Pemerintah terus melakukan perbaikan sistem

dan perencanaan anggaran agar dokumen yang diperlukan dalam pencairan DIPA

dapat direncanakan jauh sebelum anggaran tersebut diberlakukan. Dari sisi regulasi,

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang diantaranya

mengatur bahwa proses pelelangan pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan

sebelum tahun anggaran dimulai, setelah RKA-K/L disetujui oleh DPR. Dengan

demikian, K/L sudah dapat melakukan perikatan dan pencairan dana DIPA dari

sejak awal tahun anggaran. Dari sisi implementasinya: diperlukan komitmen

bersama dari seluruh pemangku kepentingan termasuk aparat pemeriksa, serta

sosialisasi masif agar dicapai kesamaan persepsi semua pihak, sehingga pejabat

pengadaan barang dan jasa tidak diliputi kekhawatiran akan adanya temuan dari

pemeriksa.

Selanjutnya, dari sisi waktu penarikan anggaran, Pemerintah telah menerbitkan

peraturan mengenai Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan

Perencanaan Kas untuk penyempurnaan aturan, sistem dan prosedur yang terkait

dengan penganggaran dan pelaksanaan APBN sehingga penyerapan anggaran lebih

terstruktur dan terjadwal serta tidak menumpuk di kuartal IV. K/L diharapkan lebih

baik dan terarah dalam hal perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan APBN, dan

meningkatkan sinkronisasi proses pengadaan barang dan jasa dengan pelaksanaan

kegiatan serta pencairan dananya.

Upaya lain yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi terjadinya

penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun, adalah:

a) Perubahan Peraturan Pemerintah (PP) No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah menjadi PP No. 70 Tahun 2012 dalam rangka

menyelesaikan hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pengadaan

barang dan jasa pemerintah dan mendorong penyerapan belanja modal.

b) Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan dan menyerahkan dokumen

pelaksanaan anggaran (DIPA) kepada K/L pada akhir tahun (t-1), sehingga K/L

Page 32: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.31-

mempunyai cukup waktu untuk melakukan persiapan dan pelaksanaan anggaran

sejak awal tahun anggaran.

c) Pemerintah telah memberikan fleksibilitas kepada Kementerian

Negara/Lembaga dalam pelaksanaan revisi anggaran, serta mengurangi jalur

birokrasi dalam proses revisi anggaran yang diajukan oleh K/L sehingga agar

mempercepat proses eksekusi pelaksanaan anggaran apabila terjadi revisi

anggaran.

d) Pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran

secara lebih intensif, melalui Koordinasi Triwulanan antara Kementerian

Keuangan dan K/L. Monitoring dan evaluasi tersebut dapat memberikan solusi

atas hambatan-hambatan dalam penyerapan anggaran dan mengusahakan

kesesuaian penyerapan anggaran dengan rencana.

Langkah-langkah koordinasi dan upaya maksimal untuk memperbaiki hal itu, telah

mulai menunjukan perbaikan di semester II tahun 2015, dimana pada pertengahan

Agustus 2015 realisasi belanja K/L telah mencapai Rp297,9 triliun, yang berarti

sudah lebih besar dari realisasi belanja di periode yang sama di tahun 2014 sebesar

Rp260,3 triliun. Diperkirakan pada bulan-bulan berikutnya realisasi belanja K/L

akan meningkat lagi di dorong pemantauan langsung oleh Presiden di sidang kabinet

serta tim pemantauan realisasi anggaran oleh lintas Kementerian.

Selain itu, menanggapai pandangan terkait lambatnya belanja infrastruktur dapat

dijelaskan bahwa belanja infrastruktur sangat erat kaitannya dengan proses

pengadaan barang dan jasa dan mekanisme pelaksanaan belanja modal. Pada

triwulan I dan II pelaksanaan belanja modal, khususnya infrastruktur sudah

memasuki tahap pelelangan, bahkan terdapat pekerjaan fisik yang sudah dimulai.

Namun, pekerjaan fisik seringkali tidak berjalan seiring dengan penyerapan

anggarannya. Oleh karena itu, tren penyerapan anggaran belanja modal, khususnya

proyek infrastruktur yang bernilai besar umumnya terjadi pada Semester II atau

bahkan di akhir tahun anggaran, meskipun secara fisik sudah terlaksana.

Untuk mempercepat penyerapan anggaran belanja modal tersebut dilakukan dengan

mengatur norma waktu penyelesaian tagihan sesuai ketentuan mengenai tata cara

pelaksanaan APBN dan saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Pemerintah

mengenai denda keterlambatan atas tagihan pihak ketiga. Selain langkah-langkah

tersebut, Pemerintah telah mengupayakan percepatan eksekusi program-program

pembangunan oleh Kementerian/Lembaga (K/L), melalui antara lain.

1. Penyempurnaan mekanisme pemberian reward and punishment dalam rangka

pelaksanaan anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L).

Page 33: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.32-

2. Perubahan menyeluruh atas Peraturan Presiden mengenai Pengadaan Barang

dan Jasa, agar membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan

pengadaan barang dan jasa sehingga tidak menghambat realisasi belanja modal.

a. Pengaturan untuk proses pengadaan barang dan jasa yang dapat dilakukan

sebelum tahun anggaran dimulai.

b. Meningkatkan batasan pengadaan barang dan jasa yang dapat dilakukan

tanpa pelelangan dari semula 100 juta menjadi 200 juta.

3. Proses penyiapan lelang dapat dilakukan jauh hari sebelum tahun anggaran

dimulai, dengan menggunakan dana tahun berjalan.

4. Penguatan koordinasi K/L dalam pelaksanaan penyerapan realisasi anggaran

melalui Tim Evaluasi Pengawasan Pelaksanaan Realisasi Anggaran (TEPRA)

yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.

5. Pembahasan RAPBN tahun 2016 akan diselesaikan selambatnya pada Oktober

2015 dan rincian APBN akan ditetapkan dalam Keputusan Presiden, sebagai

dasar penerbitan DIPA;

6. Berkaitan dengan RKA-K/L tahun 2016 yang telah mendapat persetujuan

Komisi DPR:

a. K/L mulai melakukan proses pelelangan terhadap proyek dan kegiatan tahun

2016, sejak awal November 2015, setelah disetujui Komisi DPR pada akhir

Oktober 2015 dengan menggunakan pagu anggaran tahun 2015;

b. Penandatanganan kontrak atas proyek dan kegiatan dilakukan setelah

terbitnya DIPA K/L tahun 2016 (pada pertengahan Desember 2015);

c. K/L memastikan seluruh unsur pelaksana program/kegiatan sudah siap

(Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat

perbendaharaan) sejak tahun 2015;

d. Perencanaan proyek dan kegiatan K/L di tahun 2016 disusun lebih baik (dari

sisi kelengkapan administrasi proyek) sehingga benar-benar siap

dilaksanakan sejak awal Januari 2016.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai

Nasional Demokrat, dan Fraksi Partai Demokrat terkait kebijakan belanja

negara, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sejalan dengan tema RKP tahun 2016 ―mempercepat pembangunan infrastruktur

untuk memperkuat fondasi pembangunan yang berkualitas‖, maka kebijakan belanja

negara diarahkan untuk a.l. mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran

Page 34: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.33-

pembangunan, antara lain di bidang: (1) pendidikan, kesehatan, dan penyediaan

perumahan (dimensi pembangunan manusia); (2) kedaulatan pangan, kedaulatan

energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, serta pariwisata dan industri (dimensi

pembangunan sektor unggulan); (3) pemerataan dan pengurangan kesenjangan baik

antarkelas pendapatan dan antarwilayah.

Alokasi belanja terutama ditujukan untuk mendanai program dan kegiatan yang

produktif dan prioritas. Selain itu, Pemerintah juga senantiasa menjaga iklim

investasi agar kondusif bagi dunia usaha sehingga akan semakin banyak lapangan

kerja yang tercipta. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dapat

lebih berkualitas. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemerintah juga tetap

melanjutkan, bahkan memperluas berbagai kebijakan yang berpihak pada rakyat

seperti Program Indonesia Pintar, Program Indonesia sehat, Program Keluarga

Sejahtera, dan Program sejuta Rumah, termasuk pengalokasian subsidi bunga untuk

kredit usaha rakyat. Peningkatan anggaran program-program yang berpihak rakyat

tersebut dapat disampaikan antara lain sebagai berikut. Anggaran untuk PBI/KIS

dari Rp20,4 triliun dengan cakupan 88,2 juta orang dalam tahun 2015 meningkat

menjadi Rp25,5 triliun dengan luas cakupan 92,4 juta orang pada RAPBN tahun

2016. Anggaran BOS dalam tahun 2015 sebesar Rp31,3 triliun menjadi Rp42,1 triliun

dalam tahun 2016. Untuk BOS, mulai tahun 2016 dialokasikan melalui transfer ke

daerah. Selain itu, untuk program Bantuan Tunai Bersyarat/conditional cash

transfer mengalami peningkatan anggaran dari Rp6,6 triliun dengan luas cakupan

sebanyak 3,5 juta KSM dalam tahun 2015 menjadi Rp12,0 triliun dengan luas

cakupan sebanyak 6 juta KSM.

C.1 BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Menanggapi pernyataan dari Fraksi Partai Demokrat mengenai penguatan

konektivitas ekonomi nasional dan ekonomi internasional dalam rangka

meningkatkan daya saing nasional dapat kami sampaikan tanggapan sebagai berikut.

Penguatan konektivitas ekonomi nasional sejalan dengan komitmen Pemerintah

mengurangi biaya distribusi barang dan jasa, serta transportasi. Peningkatan

konektivitas tersebut dilakukan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur

jalan, kereta api, bandara, pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan, terutama

pada daerah-daerah tertinggal, wilayah terpencil, terluar dan wilayah perbatasan,

kawasan pariwisata, kawasan khusus serta kawasan industri.

Untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan mewujudkan Indonesia sebagai

poros maritim dunia, dilakukan melalui pembangunan transportasi berbasis maritim

yang didukung dengan short sea shipping/coastal shipping dan diintegrasikan

Page 35: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.34-

dengan jaringan jalan dan kereta api menuju pelabuhan, bandara, perkotaan atau

pusat-pusat pertumbuhan/kehidupan hingga wilayah terpencil dan perbatasan.

Transportasi berbasis maritim diwujudkan dalam tol laut yang dicerminkan dengan

meningkatnya kapasitas pelabuhan utama pendukung tol laut di 24 pelabuhan

strategis serta jumlah dan kapasitas pelabuhan non komersial sebagai sub feeder Tol

Laut. Pemerintah akan mendorong pengembangan pelabuhan strategis, pelabuhan

non-komersil yang terintegrasi dan bersinergi dengan pengembangan pelabuhan

oleh BUMN, serta pelabuhan rakyat untuk mendukung Tol Laut.

Terwujudnya tol laut dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan laut serta

meningkatkan konektivitas laut difokuskan pada: (a) peningkatan pelayanan

angkutan perintis laut dengan 67 unit kapal perintis untuk menghubungkan pulau

besar dan pulau-pulau kecil pada 102 trayek perintis angkutan laut;

(b) pengembangan 24 pelabuhan, termasuk Bitung dan Kuala Tanjung sebagai New

International Hub serta pengembangan 40 lokasi pelabuhan non-komersil dalam

rangka mendukung tol laut; dan (c) pemberdayaan industri maritim dan perkapalan

untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Selain itu, konektivitas nasional juga diperkuat melalui pembangunan komunikasi

dan informatika yang diarahkan kepada percepatan penyediaan akses komunikasi

dan informatika terutama di wilayah perbatasan negara, tertinggal, terpencil, dan

terluar untuk menutup kesenjangan antarwilayah, serta pengembangan infrastruktur

internet berkecepatan tinggi (pitalebar) untuk meningkatkan daya saing. Beberapa

sasaran yang ingin diwujudkan terkait penyediaan akses komunikasi dan

informatika adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya layanan komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan

negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya melalui, jangkauan

layanan akses telekomunikasi universal dan internet mencapai 100 persen di

wilayah USO;

2. Tersedianya layanan pitalebar dengan tujuan :

a. Terhubungnya jaringan tulang punggung serat optik nasional di seluruh pulau

besar dan kabupaten/kota;

b. Tingkat penetrasi fixed pitalebar di perkotaan 71 persen rumah tangga dan 30

persen populasi, di perdesaan 49 persen rumah tangga dan 6 persen populasi;

c. Tingkat penetrasi mobile pitalebar (1 Mbps) di perkotaan 100 persen dan di

perdesaan 52 persen.

Page 36: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.35-

3. Pengoptimalisasian pengelolaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit

melalui:

a. Migrasi sistem penyiaran televisi dari analog ke digital selesai (analog switch

off);

b. Tersedianya alokasi spektrum frekuensi yang mendukung layanan pitalebar.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan

Fraksi Partai Nasional Demokrat mengenai pengalokasian dan sasaran

pembangunan infrastruktur, dapat disampaikan bahwa pembangunan infrastruktur

memiliki multiplier effect yang besar dan berkelanjutan terhadap pembangunan

nasional. Dalam RAPBN tahun 2016, Pemerintah mengalokasikan anggaran

infrastruktur sebesar Rp313,5 triliun yang diarahkan untuk pembangunan

konektivitas, kedaulatan pangan, energi, serta perumahan, air minum dan sanitasi.

Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan mengenai prioritas pengalokasian anggaran infrastruktur yang juga

diarahkan untuk infrastruktur kerakyatan, selain pembangunan infrastruktur di

bidang konektivitas, perumahan, energi, dan kedaulatan pangan. Pembangunan

infrastruktur dalam kerangka ekonomi kerakyatan, antara lain pembangunan sarana

dan prasarana dasar di daerah kumuh (Neighborhood Upgrading and Shelter

Project (NUSP), pembangunan sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS),

Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), serta Pembangunan

Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).

Pembangunan infrastruktur kerakyatan juga diarahkan untuk membuka akses

terhadap wilayah-wilayah terisolir, terpencil, dan terluar, yang bertujuan untuk

memperlancar mobilitas arus barang dan jasa, serta kelancaran proses produksi.

Pembangunan infrastruktur tersebut antara lain dilakukan melalui pembangunan

(termasuk pemeliharaan) ruas jalan sepanjang 375 kilometer, jembatan sepanjang

6.283,9 meter, 4 darmaga sungai dan danau, jalur kereta api sepanjang 110,9 kmsp,

pengembangan sarana distribusi perdagangan melalui pasar rakyat, serta

pengembangan sarana dan prasarana pedesaan. Selain itu, Pemerintah juga

berupaya mewujudkan kedaulatan energi melalui fasilitasi penyelesaian

pembangunan pembangkit 35.000 MW, rasio elektrifikasi 90,15 persen, dan

kapasitas pembangkit sebesar 61,5 giga watt. Dengan demikian, pembangunan

infrastruktur yang berpola pemberdayaan dan berpihak pada wilayah tertinggal,

terpencil, dan terluar diharapkan dapat membuka kesempatan kerja dan mengurangi

kesenjangan pembangunan antar wilayah, serta membuka peluang tumbuhnya

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Page 37: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.36-

Selanjutnya, menanggapi pandangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera terkait

pembangunan infrastruktur pertanian dan kelautan, dapat disampaikan sebagai

berikut. Pembangunan infrastruktur pertanian diarahkan antara lain untuk

pengembangan jaringan dan optimasi air (termasuk jaringan irigasi) seluas

500.000 ha. Terkait dengan infrastruktur kelautan, Pemerintah telah

mengalokasikan anggaran untuk (1) membangun kapal perintis penumpang dan

barang sebanyak 94 unit; (2) membangun sarana bantu navigasi pelayaran sebanyak

215 unit. Di samping itu, Pemerintah juga mendukung pengembangan

perekonomian berbasis bahari secara serius dan terintegrasi baik hulu maupun

hilirnya yang mencakup industri perikanan, transportasi, pertambangan laut,

industri produk olahan hasil laut, wisata bahari, dan riset maritim. Dengan

demikian, pembangunan infrastruktur di bidang pertanian dan kelautan akan dapat

menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah

―Indonesia yang lebih berdikari dalam bidang ekonomi‖ yang kemudian dijabarkan

ke dalam Nawa Cita, khususnya untuk cita 6: meningkatkan produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar Internasional dan cita 7: mewujudkan kemandirian ekonomi

dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Nasional Demokrat terkait keberlanjutan

pembiayaan untuk infrastruktur, dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara umum,

anggaran infrastruktur selain dialokasikan melalui belanja Kementerian

Negara/Lembaga, juga dialokasikan melalui belanja non K/L, transfer ke daerah,

dana desa, dan pembiayaan. Alokasi anggaran infrastruktur melalui belanja non-K/L

dilakukan dalam bentuk dukungan viability gap fund (VGF) dan belanja hibah ke

pemerintah daerah, seperti pembangunan mass rapid transit (MRT). Selanjutnya,

anggaran infrastruktur melalui transfer ke daerah dan dana desa dialokasikan dalam

bentuk: (1) dana alokasi khusus pada beberapa bidang terkait infrastruktur, yaitu

bidang transportasi, jalan, irigasi, air minum dan sanitasi, serta energi perdesaan;

(2) dana desa yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di perdesaan.

Adapun anggaran infrastruktur melalui pembiayaan dialokasikan melalui berbagai

bentuk investasi Pemerintah (seperti fasilitas likuiditas pembiayaan

perumahan/FLPP), maupun PMN kepada beberapa BUMN yang bergerak di bidang

infrastruktur.

Selanjutnya, menanggapi saran dan harapan Fraksi Partai Gerakan Indonesia

Raya dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera terkait dengan realisasi dari

program infrastruktur, dapat disampaikan pandangan sebagai berikut. Pemerintah

menyadari bahwa realisasi belanja infrastruktur pada semester I tahun 2015 masih

cukup rendah. Hal ini antara lain disebabkan adanya perubahan nomenklatur

beberapa Kementerian, termasuk kementerian yang menangani infrastruktur.

Page 38: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.37-

perubahan nomenklatur tersebut berdampak pada perubahan organisasi dan tata

kerja, serta alokasi anggaran sehingga memengaruhi terlambatnya pelaksanaan

kontrak proyek infrastruktur. Oleh karena itu, pada tahun 2016, Pemerintah

berupaya untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan infrastruktur, antara lain

melalui: (1) K/L mulai melakukan proses pelelangan terhadap proyek dan kegiatan

tahun 2016, sejak awal November 2015, setelah disetujui Komisi DPR pada akhir

Oktober 2015 dengan menggunakan pagu anggaran tahun 2015; (2)

Penandatanganan kontrak atas proyek dan kegiatan dilakukan setelah terbitnya

DIPA K/L tahun 2016 (pada pertengahan Desember 2015); (3) K/L memastikan

seluruh unsur pelaksana program/kegiatan sudah siap (Kuasa Pengguna Anggaran,

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat perbendaharaan) sejak tahun 2015; (4)

Perencanaan proyek dan kegiatan K/L di tahun 2016 disusun lebih baik (dari sisi

kelengkapan administrasi proyek) sehingga benar-benar siap dilaksanakan sejak

awal Januari 2016.

Pemerintah sependapat terhadap pandangan Fraksi Partai Nasional Demokrat

dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera untuk terus konsisten mengalokasikan

anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBN sesuai dengan amanat Pasal 31

Ayat 4UUD 1945. Pemenuhan 20 persen anggaran pendidikan dalam RAPBN tahun

2016 ini dimaksudkan agar pengelolaan pendidikan yang efektif dan peningkatan

kualitas infrastruktur dan proses pendidikan, mampu meningkatkan kualitas

pendidikan yang berdampak pada peningkatan kualitas manusia Indonesia serta

daya saing bangsa. Dalam RAPBN tahun 2016, alokasi anggaran pendidikan

direncanakan mencapai Rp424,3 triliun, yang berarti meningkat cukup signifikan

(Rp15,7 triliun) dari APBNP tahun 2015. Alokasi anggaran pendidikan tersebut akan

diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran sebagaimana yang ingin dicapai

dalam Program Indonesia Pintar pada RKP 2016, yaitu:

1. melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun, dengan (a) melanjutkan upaya untuk

memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar, dan

(b) memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah

berkualitas antara lain melalui dukungan bagi anak dari keluarga kurang mampu

untuk dapat mengikuti Program Indonesia Pintar dengan pemberian Kartu

Indonesia Pintar;

2. meningkatkan kualitas pembelajaran, melalui penguatan jaminan kualitas

(quality assurance) pelayanan pendidikan; penguatan kurikulum dan

pelaksanaannya; dan penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif

dan kredibel;

Page 39: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.38-

3. meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan

melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan formal, terutama pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi;

4. meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru, serta jaminan hidup dan

fasilitas pengembangan pengetahuan dan karir bagi guru di daerah khusus; dan

5. meningkatkan pemerataan akses dan kualitas serta relevansi dan daya saing

pendidikan tinggi.

Untuk itu, alokasi anggaran pendidikan dalam RAPBN tahun 2016 ini akan

dipergunakan antara lain untuk: (1) pemberian Kartu Indonesia Pintar kepada

21.570.777 siswa; (2) pemberian beasiswa bidik misi dan bantuan siswa miskin

untuk 295.084 mahasiswa; (3) pembangunan 981 unit sekolah baru, pembangunan

14.566 ruang kelas baru, dan rehabilitasi pada 11.625 ruang kelas; (4) pemberian

BOS kepada 3.655.420 santri MI/Ula, 3.407.856 santri MTs/Wustha, dan 1.256.035

santri MA/Ulya; (5) perbaikan kurikulum pada 88.918 sekolah; (5) jumlah guru yang

mengikuti sertifikasi sebanyak 74.562 guru, jumlah dosen yang mengikuti sertifikasi

sebanyak 28.745 dosen; (6) pemberian tunjangan kepada 318.081 guru; (7)

peningkatan kompetensi kepada 497.573 orang tenaga pendidik.

Dengan pemanfaatan anggaran pendidikan, diharapkan dalam tahun 2016 dapat

meningkatkan diantaranya: (1) angka partisipasi PAUD dari 66,81 persen pada tahun

2014 menjadi 70,85 persen pada tahun 2016, (2) APM SD/MI dari 91,28 persen pada

tahun 2014 menjadi 91,79 persen pada tahun 2016, (3) APM SMP/MTs dari 79,42

persen pada tahun 2014 menjadi 80,87 persen pada tahun 2016, (4) APM

SMA/MA/SMK dari 55,26 persen pada tahun 2014 menjadi 60,84 persen pada tahun

2016, (5) APK perguruan tinggi dari 28,51 persen pada tahun 2014 menjadi 31,31

persen pada tahun 2016); dan (6) meningkatnya jaminan hidup dan fasilitas

pengembangan ilmu pengetahuan dan karir bagi guru yang ditugaskan di daerah

khusus.

Pemerintah pada prinsipnya sependapat dengan Fraksi Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan untuk tetap mengalokasikan Biaya Operasional Perguruan

Tinggi Negeri (BO PTN) agar PTN tidak menaikkan Sumbangan Pembinaan

Pendidikan (SPP) bagi mahasiswa dan tidak mendorong terjadinya komersialisasi

PTN. Realisasi BO PTN untuk setiap Perguruan Tinggi dalam tahun 2014 adalah

Rp26,47 miliar. Dengan alokasi BO PTN tahun 2016 untuk 118 PTN sebesar Rp3,79

triliun, maka rata-rata PTN mendapatkan alokasi sebesar Rp32,17 miliar (meningkat

dibanding alokasi tahun 2014, yang diharapkan dapat membantu PTN dalam

menyelenggarakan kegiatan pendidikan).

Page 40: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.39-

Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pendidikan

tinggi yang meningkat, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan:

a. Mengoptimalkan anggaran dari PNBP/BLU sebesar Rp10 triliun (alokasi 2016);

b. Merealokasi anggaran beasiswa dosen yang masih didanai oleh Kemenristek

Dikti untuk diusulkan didanai dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan

(LPDP);

c. Mengidentifikasi anggaran kegiatan lain yang berpotensi duplikasi, untuk

direalokasi ke anggaran BO PTN.

Pemerintah mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Fraksi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan

Bangsa, Fraksi Partai Nasional Demokrat, Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera, dan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat terkait dengan keseriusan

dan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, yaitu dalam rangka pemenuhan 5 persen anggaran kesehatan dalam

RAPBN 2016. Terpenuhinya 5 persen anggaran kesehatan tersebut diharapkan selain

mampu meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang

berkualitas bagi masyarakat, juga mampu meningkatkan ketersediaan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat,

sehingga pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini

menunjukkan bahwa Pemerintah berupaya meningkatkan alokasi anggaran di

bidang kesehatan, dengan tetap memperhatikan batas-batas kemampuan keuangan

Negara dan prioritas-prioritas nasional, juga dengan tetap memperhatikan daya

serap kementerian negara/lembaga. Hal ini perlu menjadi perhatian Pemerintah

mengingat terdapat prioritas-prioritas lain yang antara lain pendidikan, pengentasan

kemiskinan, peningkatan daerah tertinggal, pertahanan (minimum essential forces),

pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ketahanan pangan, dan

pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

Pemerintah juga sependapat dengan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar alokasi anggaran

kesehatan tersebut selain diarahkan untuk pemenuhan hak-hak rakyat atas

pelayanan kesehatan, juga diprioritaskan untuk mendorong program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) agar berjalan lebih baik. Berbagai upaya yang telah dan

akan terus dilakukan pemerintah untuk perbaikan program JKN tersebut

diantaranya dengan: (1) meningkatkan kuantitas, kualitas fasilitas kesehatan tingkat

pertama (FKTP) dan Puskesmas maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL)

termasuk ruang rawat inap kelas III dan tempat tidur Rumah Sakit serta

pemerataannya di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar yang berpenduduk; (2)

Page 41: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.40-

menerapkan sistem layanan berjenjang/rujukan secara tertib dan optimal; (3)

memperluas jaringan pelayanan kesehatan dengan rumah sakit-rumah sakit swasta

yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan; (4) meningkatkan jumlah,

penyebaran, dan kompetensi tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan) dan obat-

obatan/bahan medis agar dapat menjangkau seluruh wilayah; (5) meningkatkan

kegiatan promotif, preventif, dan edukatif terkait dengan pola hidup sehat; dan (6)

melakukan penyesuaian besaran iuran/premi peserta program JKN di mana dalam

RAPBN tahun 2016 direncanakan dilakukan penyesuaian iuran peserta PBI menjadi

sebesar Rp23.000,- per orang per bulan dengan sasaran 92,4 juta jiwa masyarakat

miskin dan tidak mampu. Pada akhirnya, dengan alokasi anggaran kesehatan

sebesar 5 persen tersebut diharapkan mampu menjamin pemeliharaan kesehatan

masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan.

Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah terus dilakukannya upaya-upaya

penajaman terhadap sasaran dan target kinerja program dan kegiatan prioritas

kesehatan, peningkatan kualitas belanja dan penegasan pembagian urusan

kesehatan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan anggaran bidang kesehatan dapat

digunakan secara efektif dan efisien.

Pemerintah pada dasarnya sependapat dengan pernyataan Fraksi Partai

Demokrat untuk memperhatikan kesejahteraan penegak hukum dan melengkapi

sarana dan prasarananya. Pada tahun 2016, salah satu strategi di bidang pertahanan

dan keamanan adalah meningkatkan profesionalisme Polri yang akan dilaksanakan

melalui peningkatan kualitas Alat Material Khusus (Almatsus) Polri, serta

pengembangan sarana dan prasarana dalam rangkameningkatkan pelayanan publik

dan penguatan pelaksanaan tugas Polri. Hal tersebut antara lain diwujudkan melalui

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Polri, yang memiliki indikator kinerja

persentase penambahan Almatsus Polri dari berbagai jenis pembiayaan sebesar 8

persen dibandingkan tahun sebelumnya dan persentase ketersediaan fasilitas dan

konstruksi Polri dalam mendukung kesejahteraan Polri sebesar 20 persen

dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk memperkuat kehadiran negara dalam pelaksanaan reformasi sistem dan

penegakkan hukum, bebas korupsi dan menghadirkan negara dalam melindungi

segenap bangsa dan memberikan rasa aman terhadap seluruh warga negara

dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, kesiapsiagaan dan

ketanggapsegeraan penggunaan kekuatan personel Polri, maka perlu dipersiapkan

fasilitas perumahan berupa asrama/rumah dinas/Flat, Barak dan infrastruktur

terutama pada tingkat Polres, Polsek, Polsubsektor dan pos-pos perbatasan antar

Negara, pulau terluar berpenghuni.

Page 42: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.41-

Pemerintah telah memberikan penyesuaian tunjangan kinerja pegawai di lingkungan

Polri terhitung mulai bulan Mei 2015. Sementara itu, untuk MA dan Kejaksaan,

Pemerintah telah memberikan penyesuaian tunjangan kinerja di lingkungan MA dan

pemberian tunjangan fungsional jaksa. Terkait dengan sarana dan prasarana di

bidang penegakan hukum, Pemerintah akan melaksanakan strategi peningkatan

kapasitas Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Penyimpanan Barang Sitaan, serta

peningkatan kualitas pelayanan hukum kepada masyarakat melalui strategi pilot

project pelayanan mobil terpadu di bidang imigrasi, hak cipta, dan paten.

Menanggapi masukan dari Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera yang mencermati adanya ketidaksesuaian antara alokasi

anggaran fungsi pertahanan dalam RAPBN tahun 2016 dengan sasaran yang ingin

dicapai, dapat disampaikan sebagai berikut. Alokasi anggaran pada fungsi

pertahanan dalam RAPBN tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp6,5 triliun

dari APBNP 2015. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh adanya

penurunan alokasi anggaran yang didanai dari pinjaman luar negeri. Hal ini

disesuaikan dengan rencana penarikan (disbursement plan) pengadaan alutsista TNI

melalui fasilitas kredit ekspor yang diperkirakan mengalami penurunan pada tahun

2016 sebagai akibat telah dilakukan percepatan penarikan pada dua tahun terakhir.

Disamping itu, Pemerintah juga akan memprioritaskan pengadaan alutsista dengan

prioritas pembiayaan dalam negeri. Penurunan alokasi anggaran tersebut

dilaksanakan dengan tetap menjaga upaya Pemerintah dalam mewujudkan

pemenuhan kebutuhan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential

Force/MEF), terutama dengan meningkatkan kontribusi industri pertahanan dalam

negeri bagi penyediaan dan pemeliharaan Alutsita TNI, guna menjaga keamanan,

stabilitas dan kedaulatan NKRI. Disamping itu, Pemerintah juga berupaya

meningkatkan kesejahteraan prajurit melalui pembangunan perumahan dinas dan

memberikan kenaikan remunerasi bagi prajurit TNI.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang

mendorong Pemerintah menjalankan politik harga yang sejalan dengan upaya

mewujudkan kedaulatan pangan, kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar kepada petani dan nelayan dalam

rangka mencapai sasaran utama di bidang kedaulatan pangan.

Dari sisi ketersediaan pangan di pasar, dalam bentuk peningkatan produksi pangan

utama (padi, jagung, kedelai, dan daging sapi) dan peningkatan produksi perikanan

(perikanan tangkap dan budidaya), akan dilakukan antara lain: (1) pembangunan

konstruksi bendung irigasi, (2) perluasan areal persawahan melalui pencetakan

sawah baru serta pembangunan/peningkatan/rehabilitasi jaringan irigasi, termasuk

pengalokasian subsidi pupuk dan subsidi benih.

Page 43: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.42-

Pemerintah juga telah mengambil kebijakan untuk mengantisipasi dampak

perubahan iklim, termasuk dampak dari El Nino, dengan menerbitkan Instruksi

Presiden Nomor 5 tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam

Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim.

Dalam menjaga stabilitas harga pangan, selain dilakukan melalui mekanisme dana

cadangan (penyediaan cadangan beras Pemerintah dan cadangan stabilisasi harga

pangan dan ketahanan pangan), Pemerintah secara terus menerus memantau

perkembangan stok, pasokan, permintaan, kelancaran distribusi, efisiensi biaya

produksi, distribusi dan margin, serta menetapkan kebijakan antara lain harga

bahan pangan pokok, pengeloaan stok dan logistik, serta pengelolaan ekspor dan

impor. Di samping itu, Pemerintah akan meningkatkan peran Perum Bulog dalam

mewujudkan kedaulatan pangan melalui penyertaan modal negara (PMN) yang akan

digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan pembangunan unit-unit

drying centre dan modern rice milling plant untuk mempercepat proses

pengeringan dan pengolahan gabah dalam rangka membantu petani meningkatkan

kualitas dan harga jual.

Pemerintah mengapresiasi tanggapan positif dan dukungan dari Fraksi Partai

Nasional Demokrat terhadap kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui program bantuan sosial yang tepat sasaran.

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan Pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan tersebut, diantaranya melalui: (1) Perluasan coverage penerima Bantuan

Tunai Bersyarat/Conditional Cash Transfer menjadi 6,0 juta keluarga sasaran

(KSM) pada tahun 2016; (2) Peningkatan kepesertaan penerima bantuan iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN) bagi 92,4 juta masyarakat miskin dan tidak

mampu dan di sisi lain dilakukan penyesuaian besaran iuran/premi peserta PBI JKN

yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan bagi seluruh masyarakat peserta program JKN; dan (3) Pelaksanaan

Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang

bertujuan untuk meningkatkan akses MBR terhadap hunian yang layak, aman, dan

terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang

memadai melalui pemberian kemudahan fasilitas bunga kredit yang rendah selama

masa angsuran, bantuan uang muka perumahan, dan pengenaan uang muka KPR

yang rendah. Selanjutnya, kriteria masyarakat yang berhak menikmati Program

Sejuta Rumah adalah MBR dengan batasan penghasilan tertentu setiap bulan

(maksimal Rp4,0 juta/bulan untuk pembelian rumah tapak dan maksimal Rp7,0

juta/bulan untuk pembelian rumah susun) serta belum pernah memperoleh subsidi

Pemerintah untuk kepemilikan rumah.

Page 44: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.43-

Pemerintah sependapat dengan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan Fraksi Partai Nasional Demokrat agar program jaring

pengaman sosial dan jaminan sosial melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu

Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), bantuan tunai bersyarat, dan

Raskin dengan memperhatikan 40 persen kelompok penduduk terbawah dan

menggunakan pendataan penduduk terpadu sehingga program-program tersebut

tepat sasaran. Namun, pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan

kemampuan keuangan negara. Terkait dengan hal tersebut, pada tahun 2015 BPS

telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp932,3 miliar untuk pelaksanaan

Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) yang mencakup kelompok 40 persen

Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau sekitar 28 juta RTS. Pelaksanaan PBDT

melibatkan unsur komunitas seperti Ketua RT, RW, Kepala Dusun untuk

menentukan rumah tangga sasaran melalui Forum Konsultasi Publik (FKP) yang

selanjutnya akan dilakukan pendataan secara door to door. Selanjutnya,

Kementerian Sosial pada tahun 2015 juga melakukan kegiatan verifikasi dan validasi

terhadap data penerima Program Perlindungan Sosial hasil Pendataan Program

Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011. Pemutakhiran, verifikasi, dan validasi data

dilaksanakan agar program jaring pengaman sosial dan jaminan sosial melalui Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS), Raskin, dan bantuan tunai bersyarat dapat dilaksanakan

secara tepat sasaran.

Seiring dengan hal tersebut, kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan tahun

2016 yang ditempuh Pemerintah adalah: (1) penyelenggaraan perlindungan sosial

yang komprehensif melalui pengembangan dan perluasan cakupan skema uang

elektronik untuk penyaluran bantuan sosial, peningkatan komplementaritas dan

cakupan bantuan tunai bersyarat, perluasan cakupan serta pengembangan sistem

layanan dan rujukan terpadu bagi penduduk miskin dan rentan melalui KIS dalam

program JKN, melanjutkan upaya pemenuhan hak seluruh penduduk mendapatkan

layanan pendidikan dasar berkualitas, memperluas dan meningkatkan pemerataan

pendidikan menengah yang berkualitas melalui KIP, serta penguatan penyaluran

program Raskin dengan perbaikan pada kualitas beras dan skema penyaluran; (2)

penyempurnaan dan peningkatan efektivitas pelayanan dasar bagi penduduk miskin

dan rentan melalui penguatan koordinasi kelembagaan dan peningkatan kapasitas

pemerintah daerah, pengembangan insentif kinerja bagi pemerintah daerah untuk

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan dasar, dan pengembangan sistem data

real time dan terpadu untuk mendukung identifikasi dan target.

Menanggapi pernyataan Fraksi Partai Amanat Nasional mengenai

penghematan dan pemotongan belanja K/L agar diutamakan pada fungsi non

ekonomi dan tidak berdampak pada penurunan penciptaan lapangan pekerjaan,

Page 45: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.44-

kenaikan kemiskinan, dan pelebaran kesenjangan, dapat kami sampaikan sebagai

berikut.

Alokasi anggaran belanja K/L tahun 2016 difokuskan untuk melaksanakan belanja

prioritas yang memegang peranan penting dalam pencapaian sasaran prioritas

pembangunan. Secara keseluruhan, efektivitas dan efisiensi belanja K/L, baik

belanja prioritas maupun belanja rutin terus didorong sehingga alokasi yang terbatas

menjadi lebih berdaya guna. Efektivitas dan efisiensi belanja K/L dapat dilakukan

melalui: (a) penajaman prioritas belanja dengan melakukan pengendalian belanja

K/L yang nonprioritas; (b) peningkatan efisiensi dalam penganggaran dengan

menurunkan biaya-biaya overhead administrative; (c) melakukan review

menyeluruh terhadap kebijakan alokasi anggaran dengan mengalihkan belanja yang

nonproduktif ke belanja produktif, serta menerapkan belanja-belanja wajib secara

konsisten yang berorientasi pada output dan outcome dari setiap pengalokasian

anggaran. Pembenahan dalam manajemen kinerja pembangunan secara langsung

juga turut mendorong terciptanya efisiensi belanja operasional birokrasi.

Penghematan dilakukan pada pos perjalanan dinas dan penyelenggaraan rapat yang

akan dijaga pada tingkat yang wajar.

Pemerintah senantiasa berupaya untuk meningkatkan belanja-belanja yang langsung

bersentuhan dengan kebutuhan riil rakyat, baik melalui pembangunan infrastruktur

yang menjadi kebutuhan rakyat atau bersinggungan langsung dengan masyarakat

maupun belanja-belanja untuk mendukung program pengentasan kemiskinan dan

perlindungan sosial serta mendorong subsidi yang tepat sasaran bagi masyarakat

yang kurang mampu. Arah strategi pembangunan ekonomi juga lebih dititikberatkan

untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan produktif khususnya melalui

penguatan kinerja investasi yang diyakini memberikan efek lebih besar bagi

penciptaan lapangan kerja baru.

Untuk itu, pemerintah mengarahkan belanja negara tahun 2016 pada sepuluh

kebijakan utama yang akan mendasari pengalokasian anggarannya, yaitu: (i)

meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional,

mendukung sektor kemaritiman dan kelautan, mencapai kedaulatan pangan,

kedaulatan energi dan ketenagalistrikan serta peningkatan industri dan pariwisata,

(ii) meningkatkan efisiensi belanja negara antara lain: kebijakan subsidi yang lebih

tepat sasaran dan pengendalian belanja operasional yang tidak prioritas,

(iii) mendukung pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan

pelayanan publik dan efisiensi birokrasi melalui peningkatan kesejahteraan

aparatur, antisipasi UU No. 5/2014 tentang ASN, (iv) mendukung stabilitas

pertahanan dan keamanan nasional melalui kepastian dan penegakan hukum,

menjaga stabilitas politik dan demokrasi, (v) mendukung pengurangan kesenjangan

Page 46: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.45-

antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lain melalui dukungan

pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di

luar Jawa dan Kawasan Timur (antara lain infrastruktur, pendidikan, dan

kesehatan), (vi) mendukung efektifitas dan keberlanjutan SJSN (Jaminan Kesehatan

Nasional dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) serta perbaikan pelayanan

kesehatan, (vii) memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk

mengalokasikan 5 persen dari APBN untuk mendukung pembangunan dan

pelayanan di bidang kesehatan, (viii) mendukung penguatan pelaksanaan

desentralisasi fiskal melalui peningkatan alokasi Transfer ke Daerah (peningkatan

DAK secara signifikan) dan Dana Desa yang lebih besar daripada peningkatan

alokasi Belanja K/L serta pemenuhan secara bertahap alokasi Dana Desa sesuai

amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa, (ix) penyediaan dukungan bagi

pelaksanaan program 1 juta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),

dan (x) antisipasi ketidakpastian perekonomian antara lain dengan menyediakan

cadangan risiko fiskal.

Sebagai bagian dari kebijakan Pemerintah tersebut, maka alokasi Belanja Transfer ke

daerah dan Dana Desa dalam tahun 2016 diusulkan lebih tinggi dari alokasi belanja

K/L. Untuk itu, dilakukan realokasi terhadap program dan kegiatan yang selama ini

dilaksanakan dengan mekanisme Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan K/L ke DAK.

Realokasi ini sekaligus untuk memperkuat desentralisasi fiskal dan mempertajam

sasaran pembangunan, sehingga upaya untuk penciptaan lapangan kerja,

pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan dapat lebih optimal.

Di samping itu, upaya penanggulangan kemiskinan juga ditempuh melalui program

kesejahteraan dan perlindungan sosial yang komprehensif, pengembangan

penghidupan berkelanjutan, serta perluasan dan peningkatan pelayanan dasar. Di

bidang ketenagakerjaan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan daya saing atau

keterampilan pekerja dan memberikan perlindungan bagi pekerja yang rentan

terhadap goncangan ekonomi.

Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan, Fraksi Partai Golongan Karya, dan Fraksi Partai Nasional

Demokrat mengenai pemberian reward and punishment terkait disiplin

pengelolaan anggaran terutama dalam hal penyerapan anggaran. Untuk penerapan

pemberian reward and punishment, Pemerintah telah melaksanakan sistem ini

mulai tahun 2011 dengan basis perhitungan evaluasi anggaran tahun 2010

sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011. Sistem tersebut kemudian

diatur lebih lanjut melalui Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi atas Pelaksanaan Anggaran Belanja

Page 47: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.46-

Kementerian/Lembaga. Penerapan kebijakan reward and punishment tersebut

mempertimbangkan kinerja K/L baik dari aspek penyerapan anggaran maupun

capaian sasaran/target kegiatan. Penyempurnaan juga dilakukan secara terus

menerus terkait sistem reward and punishment yang meliputi:

1. Dasar perhitungan: menggunakan realisasi anggaran yang telah diaudit oleh

BPK.

2. Dasar penilaian: menggunakan hasil optimalisasi dikurangi sisa anggaran yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta tiga variabel kinerja penganggaran

(persentase penyerapan anggaran minimal 95 persen, persentase capaian output

minimal 95 persen, dan opini BPK atas Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga Wajar Tanpa Pengecualian).

3. Penghapusan sanksi: tidak akan dikenakan apabila tiga variabel kinerja tersebut

dapat terpenuhi.

4. Pengaturan penghargaan: penghargaan kepada penanggung jawab program

diberikan secara penuh kepada program yang berkontribusi. Ke depan, kebijakan

pemberian reward and punishment akan diharmonisasikan dengan

implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (ASN) terkait dengan pemberian insentif kepada pegawai.

5. Waktu pemberian: diberikan pada saat penetapan alokasi anggaran tahun

berikutnya.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya dan Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera mengenai Pembayaran Bunga Utang yang telah

mencapai 10 persen dari total pendapatan negara dan hampir menyamai besaran

anggaran subsidi yang terus menurun, serta Pembayaran Bunga Utang dan cicilan

pokok yang menjadi beban APBN, kiranya dapat disampaikan penjelasan sebagai

berikut.

Berbeda dengan anggaran subsidi yang pada tataran kebijakan dapat dialihkan

untuk belanja yang lebih produktif, cicilan pokok dan belanja pemerintah pusat

untuk Pembayaran Bunga Utang bersifat mengikat sebagai konsekuensi logis yang

harus dipenuhi oleh Pemerintah dari pengadaan/penerbitan utang yang baru

ataupun utang yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya (legacy debts).

Jumlah cicilan pokok dan pembayaran bunga utang tersebut setiap tahun mengalami

fluktuasi, karena menyesuaikan dengan schedule waktu pembayaran masing-masing

instrumen utang dan realisasi variabel ekonomi makro yang mempengaruhinya,

seperti nilai tukar dan tingkat bunga referensi. Namun demikian, Pemerintah

senantiasa berupaya mengendalikan beban bunga utang secara relatif terhadap

Page 48: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.47-

belanja negara dan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini terlihat dari rasio

pembayaran bunga utang terhadap belanja negara yang menurun dari 10 persen

pada tahun 2009 menjadi 7 persen pada tahun 2014. Di samping itu, rasio

pembayaran bunga utang terhadap PDB juga menurun dari 1,7 persen pada tahun

2009 menjadi 1,3 persen pada tahun 2014.

Selain itu, Pemerintah juga berupaya mengendalikan besaran cicilan pokok jatuh

tempo untuk menghindari risiko pembiayaan kembali (refinancing risk) melalui (1)

proyeksi pembayaran sesuai jadwal pembayaran utang, (2) memperhitungkan

rencana percepatan pembayaran pinjaman Pemerintah kepada kreditur, dan (3)

mempertimbangkan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang

asing, terutama dolar Amerika Serikat. Melihat maturity profile, porsi utang jatuh

tempo dalam 1 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 8,0 persen dan 20,6

persen dari total utang.

Upaya pengendalian biaya utang dalam kerangka pengelolaan utang dilakukan

antara lain melalui (1) restrukturisasi utang dengan melakukan debt switch dan

buyback SBN yang memiliki tingkat kupon yang tinggi, (2) pemilihan seri dan waktu

yang tepat dalam melakukan penarikan/penerbitan utang, (3) memilih pemberi

pinjaman secara selektif yang memiliki perencanaan dan preferensi pembiayaan

yang sesuai dengan kegiatan prioritas, (4) restrukturisasi tingkat bunga dan jenis

mata uang, (5) meningkatkan penyerapan pinjaman dan/atau kinerja kegiatan, serta

(6) penggunaan instrumen lindung nilai/hedging untuk meningkatkan kepastian

terhadap pembayaran kewajiban utang, baik dari pinjaman maupun Surat Berharga

Negara (SBN), dan memitigasi risiko lonjakan kenaikan Pembayaran Bunga Utang

karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain, termasuk dolar

Amerika Serikat.

Dalam kaitannya dengan tren pelemahan rupiah terhadap mata uang asing, dapat

Pemerintah sampaikan bahwa posisi utang pemerintah masih didominasi oleh utang

dengan denominasi rupiah. Utang dalam denominasi valas (yang dilakukan secara

terukur) tetap dibutuhkan dalam rangka diversifikasi pasar dan upaya untuk

mendukung penerapan kerangka Assets Liabilities Management. Dalam kerangka

pengelolaan utang yang kredibel, Pemerintah menjamin bahwa pengadaan utang

valas tetap dilakukan pada tingkat bunga yang minimal dan risiko yang terkendali.

Pemerintah juga senantiasa memonitor sensitivitas pelemahan nilai tukar terhadap

pembayaran bunga utang dan cicilan pokok utang.

Menanggapi pendapat Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat terkait dengan risiko

kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat yang akan

berpengaruh terhadap pergerakan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN)

Page 49: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.48-

3 bulan, serta melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dalam mengendalikan

inflasi dan suku bunga agar tetap selalu terjaga, dapat disampaikan sebagai berikut.

Sebagaimana instrumen pasar keuangan lainnya, pergerakan suku bunga SPN 3

bulan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berada di luar kendali Pemerintah

seperti kondisi perekonomian global, termasuk fluktuasi suku bunga The Fed Fund

Rate dan perubahan appetite investor. Namun demikian, Pemerintah tetap berupaya

mengendalikan suku bunga SPN 3 bulan, melalui pendalaman pasar SBN domestik

demi menjaga agar Surat Utang Negara tetap memberikan daya tarik yang tinggi

bagi investor. Mengingat laju inflasi merupakan faktor domestik yang memengaruhi

pergerakan suku bunga SPN 3 bulan, Pemerintah akan terus meningkatkan

koordinasi dan kerja sama dengan Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam

rangka pengendalian inflasi nasional melalui forum Tim Pemantauan dan

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Stabilitas ekonomi makro yang didukung

kondisi fiskal yang sehat tersebut diharapkan berdampak positif untuk mengurangi

tekanan di pasar domestik, yang selanjutnya dapat turut menjaga suku bunga SPN 3

bulan.

Pemerintah sependapat dengan pandangan dari Fraksi Partai Nasional

Demokrat, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Gerakan Indonesia

Raya, Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa bahwa anggaran subsidi harus dikelola

secara efisien, lebih tepat sasaran, dan mendorong pembangunan nasional.

Pada prinsipnya pengelolaan subsidi dalam belanja negara dialokasikan dalam

rangka meringankan beban masyarakat untuk memperoleh kebutuhan dasarnya dan

untuk menjaga agar produsen mampu menghasilkan produk dengan harga yang

terjangkau. Dalam rangka meningkatkan efisiensi subsidi menuju pencapaian

belanja yang berkualitas, maka arah kebijakan subsidi tahun 2016 mencakup antara

lain: (1) menjaga stabilisasi harga; (2) membantu masyarakat miskin dan menjaga

daya beli masyarakat; (3) meningkatkan produktivitas dan menjaga ketersediaan

pasokan dengan harga terjangkau; (4) meningkatkan daya saing produksi dan akses

permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selanjutnya, dalam upaya pengendalian subsidi yang lebih tepat sasaran, Pemerintah

secara bertahap melakukan penataan ulang penyaluran subsidi kepada masyarakat

yang memang berhak menerimanya (targeted subsidy) melalui sistem seleksi yang

ketat dan basis data yang transparan. Terkait subsidi energi, Pemerintah telah dan

akan melakukan beberapa langkah pengendalian antara lain: (i) melanjutkan

pemberian subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar dan subsidi (selisih harga)

untuk minyak tanah dan LPG Tabung 3 kg; (ii) melaksanakan efisiensi dan efektifitas

Page 50: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.49-

subsidi LPG Tabung 3 kg; (iii) meningkatkan pengawasan penyaluran BBM

bersubsidi dan LPG tabung 3 kg antara lain melalui penggunaan data dan teknologi;

(iv) meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan

BBM bersubsidi dan LPG tabung 3 kg; (v) meningkatkan rasio elektrifikasi,

khususnya melalui program listrik perdesaan dan instalasi listrik gratis bagi

masyarakat tidak mampu dan nelayan; (vi) meningkatkan efisiensi penyediaan

tenaga listrik; dan (vii) perbaikan mekanisme pemberian subsidi listrik terutama

untuk rumah tangga miskin dan rentan miskin untuk pelanggan 450 VA dan

sebagian 900 VA pada tahun 2016 secara lebih tepat sasaran.

Sementara itu, untuk subsidi non energi terdapat beberapa kebijakan yang dilakukan

antara lain: (i) subsidi pangan (subsidi raskin) melalui pengaturan kembali jumlah

Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan basis data terpadu yang dikeluarkan oleh

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), (ii) subsidi pupuk

dengan penyempurnaan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), dan (iii)

subsidi benih yang dialokasikan berdasarkan Daftar Usulan Pembeli Benih

Bersubsidi (DUPBB).

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai kebijakan

subsidi energi, diversifikasi energi, dan sistem distribusi subsidi energi dapat

disampaikan penjelasan sebagai berikut. Pemerintah berupaya agar anggaran subsidi

energi dapat dikendalikan pada kondisi yang manageable melalui efisiensi anggaran

subsidi dan diversifikasi energi melalui pengembangan energi baru terbarukan

(misalnya: Bahan Bakar Nabati (BBN) dan Bahan Bakar Gas (BBG)) untuk

mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Dalam RAPBN Tahun 2016, Pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi BBM,

LPG tabung 3 kg dan LGV sebesar Rp71,0 triliun, atau lebih besar Rp6,3 triliun bila

dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp64,7 triliun.

Anggaran subsidi energi tersebut, antara lain terdiri atas: subsidi jenis BBM tertentu

(JBT) tahun berjalan sebesar Rp20,3 triliun, subsidi harga atas LPG tabung 3 kg

sebesar Rp27,0 triliun, dan subsidi LGV sebesar Rp6,4 miliar. Lebih tingginya

alokasi subsidi tersebut dikarenakan sebagian besar alokasinya dipergunakan untuk

pembayaran kurang bayar subsidi BBM, LPG tabung 3 kilogram dan LGV tahun

sebelumnya.

Sementara itu, alokasi anggaran subsidi listrik dalam RAPBN tahun 2016 yang

direncanakan sebesar Rp50,0 triliun, atau lebih rendah Rp23,1 triliun apabila

dibandingkan dengan anggaran belanja subsidi listrik dalam APBNP tahun 2015

sebesar Rp73,1 triliun. Penurunan tersebut karena ada perbaikan mekanisme

pemberian subsidi listrik terutama untuk rumah tangga miskin dan rentan miskin

Page 51: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.50-

pada tahun 2016 secara lebih tepat sasaran. Alokasi subsidi listrik tersebut juga telah

mencakup kurang bayar tahun sebelumnya sebesar Rp10,0 triliun. Besaran subsidi

listrik dimaksud antara lain diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan

miskin untuk pemakaian daya 450 VA dan 900 VA dengan menyesuaikan data

jumlah keluarga miskin dan rentan miskin dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Kementerian Sosial, dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(TNP2K), dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Pemerintah

menyadari bahwa sistem penyaluran subsidi BBM dan subsidi listrik masih perlu

dilakukan penyempurnaan agar lebih tepat sasaran khususnya untuk keluarga yang

tidak mampu.

Pemerintah juga sependapat dengan pandangan Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera mengenai pengamanan pasokan gas untuk PT PLN (Persero),

meningkatkan efisiensi subsidi listrik, dan menurunkan losses jaringan transmisi

dan distribusi nasional. Kebijakan tersebut telah dan akan terus dilakukan

Pemerintah dalam rangka mengendalikan anggaran subsidi listrik.

Sementara itu, menyikapi usulan dari Fraksi Partai Nasional Demokrat agar

Pemerintah perlu lebih serius dalam mengelola subsidi bunga kredit perumahan

rakyat dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih tepat sasaran dapat dijelaskan

sebagai berikut. Dalam RAPBN tahun 2016, Pemerintah mengalokasikan anggaran

untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) subsidi bunga kredit

perumahan, subsidi bantuan uang muka perumahan, dan pembebasan PPN atas

kepemilikan rumah tertentu untuk mendukung pelaksanaan Program Sejuta Rumah

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sementara itu, kriteria masyarakat

yang berhak menikmati Program Sejuta Rumah adalah MBR dengan batasan

penghasilan tertentu setiap bulan (maksimal Rp4,0 juta per bulan untuk pembelian

rumah tapak dan maksimal Rp7,0 juta per bulan untuk pembelian rumah susun),

dan belum pernah memperoleh subsidi pemerintah untuk kepemilikan rumah.

Kelompok masyarakat yang berhak mendapatkan fasilitas tersebut diantaranya PNS,

Anggota TNI/Polri, masyarakat umum, dan buruh/pekerja. Pengalokasian anggaran

subsidi perumahan tersebut menunjukan bukti keseriusan Pemerintah untuk

membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mendapatkan rumah dengan

harga terjangkau dan layak huni. Selain itu, dalam rangka mendukung Kebijakan

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pemerintah juga mengalokasikan anggaran

untuk subsidi bunga KUR. Pada tahun 2016, Pemerintah berupaya untuk

menurunkan suku bunga KUR pada kisaran 9 persen dari sebelumnya 12 persen di

tahun 2015 sehingga dapat terjangkau oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Disamping itu, coverage KUR juga ditingkatkan agar semakin banyak

UMKM yang dapat dibantu oleh program KUR. Program KUR diarahkan untuk

Page 52: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.51-

membantu UMKM pada beberapa sektor yang dibiayai yaitu sektor pertanian,

perikanan, industri pengolahan dan perdagangan (termasuk TKI), sehingga lebih

tepat sasaran.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional mengenai lambatnya

penyaluran KUR kiranya dapat dijelaskan bahwa penyaluran KUR di awal tahun

2015 sementara dihentikan berkenaan dengan upaya perbaikan skema KUR agar

lebih tepat sasaran dan tepat kelola. Saat ini KUR telah disalurkan kembali dengan

target penyaluran yang lebih tinggi, subsidi bunga lebih besar namun dengan sistem

penyaluran yang lebih baik, antara lain:

1. Target penyaluran s.d. 31 Desember 2015 sebesar Rp30,0 triliun dan mencapai

Rp123,0 triliun di tahun 2016.

2. Penurunan tingkat bunga kepada debitur dari 22 persen menjadi 12 persen pada

tahun 2015 dan selanjutnya menjadi 9 persen pada tahun 2016.

3. Menggunakan sistem informasi yang online dan basis data terintegrasi antara

Pemerintah, Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin.

Dalam RAPBN tahun 2016, Pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi bunga

KUR sebesar Rp10,5 triliun. Dengan alokasi subsidi bunga KUR tersebut diharapkan

target penyaluran KUR akan semakin meningkat dibanding tahun 2015 dan semakin

banyak UMKM yang dapat menikmati program KUR tersebut serta dengan tingkat

harga yang semakin terjangkau.

Memperhatikan pandangan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar

Pemerintah dapat meninjau ulang alokasi anggaran untuk fungsi kedaulatan pangan

yang dinilai telah menurun dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebagai salah satu

komponen dalam pengganggaran fungsi kedaulatan pangan, anggaran subsidi pupuk

tidak mengalami penurunan pada tahun 2016. Anggaran subsidi pupuk dalam

RAPBN tahun 2016 sebesar Rp30,1 triliun memang lebih rendah jika dibandingkan

dengan APBNP tahun 2015 sebesar Rp39,5 triliun. Lebih rendahnya anggaran

subsidi pupuk tersebut disebabkan dalam APBNP tahun 2015 alokasi anggaran

subsidi pupuk menampung anggaran subsidi tahun berjalan dan kekurangan

pembayaran subsidi pupuk tahun sebelumnya sebesar Rp10,9 triliun, sedangkan

dalam RAPBN tahun 2016 hanya menampung subsidi pupuk tahun anggaran

berjalan. Di sisi lain, Pemerintah terus melakukan perbaikan terhadap desain

kebijakan penganggaran sektor pertanian yang komprehensif dengan tujuan antara

lain agar sektor pertanian dan maritim mampu menjadi basis industrialisasi dan

pusat pertumbuhan baru, serta mendukung terwujudnya kedaulatan pangan

nasional.

Page 53: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.52-

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat terkait alokasi

anggaran untuk kedaulatan pangan dapat disampaikan sebagai berikut. Dalam

rangka mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan, Pemerintah tidak hanya

mengalokasikan anggaran dalam bentuk Belanja di Kementerian Pertanian semata,

tetapi juga mengalokasikan anggaran untuk fungsi pangan pada belanja

Kementerian Pekerjaan Umum, belanja subsidi non energi, belanja lain-lain dan

transfer ke daerah dan dana desa. Dalam belanja subsidi non energi, alokasi untuk

sektor pertanian terdapat pada belanja subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi pangan,

dan subsidi kredit program untuk sektor pertanian (tanaman pangan, perikanan,

perkebunan, dan peternakan).

Dalam mendukung kedaulatan pangan nasional, selain alokasi subsidi pangan,

pupuk, pangan, dan benih, terdapat dukungan fiskal lainnya seperti pengalokasian

dana Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP), Cadangan Beras Pemerintah

(CBP), dan Cadangan Benih Nasional (CBN). Demikian halnya dalam bagian belanja

transfer ke daerah, terdapat pula alokasi anggaran untuk Dana Alokasi Khusus

(DAK) Bidang Kedaulatan Pangan, DAK Bidang Kelautan dan Perikanan serta DAK

untuk Infrastruktur Irigasi.

Selanjutnya untuk mengantisipasi gejolak harga pangan yang tinggi, Pemerintah

senantiasa memantau perkembangan harga pangan dan segera mengambil langkah

preventif. Dengan pertemuan rutin antar kementerian guna memantau

perkembangan harga, kondisi stok pangan, kondisi iklim dan tata niaga serta

distribusi pangan pokok. Pemerintah dapat memutuskan langkah strategis yang

dapat dilakukan secara cepat dan komprehensif guna menghindari gejolak harga

pangan. Disamping itu, upaya menjaga stabilitas harga pangan nasional juga

dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah melalui forum Tim Pengendali

Inflasi, baik Pusat maupun Daerah.

Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi Keadilan Sejahtera mengenai

peningkatan kinerja reformasi birokrasi nasional (RBN), penataan jumlah dan

distribusi PNS, serta kebijakan renumerasi dan kepegawaian yang tepat.

Relatif tingginya porsi alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum merupakan

konsekuensi dari pelaksanaan fungsi utama pemerintah untuk menjamin kualitas

dan kelancaran pelayanan kepada masyarakat, termasuk anggaran pembayaran PBI

JKN untuk 92,4 juta jiwa. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah kebijakan

untuk meningkatkan kualitas belanja pada fungsi pelayanan umum, antara lain

melalui:

Pertama, penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara termasuk

penguatan payung hukum reformasi birokrasi, perluasan dan fasilitasi pelaksanaan

Page 54: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.53-

RBN, penguatan kelembagaan dan tata kelola pengelolaan RBN, serta

penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RBN.

Kedua, pemantapan sistem manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) berbasis merit

dan penerapan sistem manajemen kinerja pegawai, penyempurnaan sistem

penghargaan dan kesejahteraan ASN.

Ketiga, penataan kelembagaan pemerintah pusat dan daerah, pemantapan

kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan (Nawa Cita),

penyempurnaan sistem ketatalaksanaan dan pemantapan sinergitas hubungan

kelembagaan inter/antar tingkatan kelembagaan pusat dan daerah.

Keempat, menjaga jumlah PNS untuk tetap mengacu pada prinsip zero growth dan

berbasis kompetensi, dengan tetap memerhatikan prioritas kebutuhan tenaga

pendidik dan tenaga kesehatan.

Menanggapi masukan dan pertanyaan dari Fraksi Partai Amanat Nasional

mengenai penurunan belanja kementerian/lembaga, dapat disampaikan tanggapan

sebagai berikut. Dalam RAPBN tahun 2016, belanja K/L turun sebesar Rp15,1 triliun

dibanding pagu APBNP tahun 2015. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh

pengalihan beberapa kegiatan K/L (termasuk yang dibiayai dari dana dekonsentrasi

dan tugas pembantuan) ke dana transfer ke daerah. Selain itu, penurunan tersebut

juga disebabkan oleh kebijakan Pemerintah untuk melanjutkan kebijakan efisiensi

pada belanja barang operasional (termasuk moratorium pembangunan gedung

pemerintah, pengendalian perjalanan dinas, dan konsinyering, serta kebijakan

sewa/leasing kendaraan dinas operasional).

Meskipun alokasi belanja K/L mengalami penurunan, Pemerintah tetap berupaya

untuk melaksanakan kebijakan prioritas dalam menanggulangi kemiskinan

diantaranya: (1) meningkatkan akses penduduk miskin terhadap lapangan kerja yang

berkualitas melalui penyempurnaan peraturan ketenagakerjaan untuk mendorong

tumbuhnya industri padat karya, penyediaan fasilitas informasi pasar kerja di

daerah-daerah terutama daerah kantong pengangguran, peningkatan akses kepada

kegiatan ekonomi produktif yang berkelanjutan, pengembangan lembaga pelatihan

di daerah sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal; (2) menyelenggarakan

perlindungan sosial yang komprehensif melalui pengembangan dan perluasan

cakupan skema uang elektronik (UNIK) untuk penyaluran bantuan sosial; (3)

memperluas cakupan dan paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu

Indonesia Sehat (KIS) dan jaminan ketenagakerjaan bagi penduduk rentan dan

pekerja informal; (4) penyaluran program raskin dengan perbaikan kualitas beras;

(5) pemberian bantuan pendidikan bagi siswa miskin melalui program Kartu

Indonesia Pintar (KIP); dan (6) pemberian uang tunai bersyarat.

Page 55: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.54-

C.2 DESENTRALISASI FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH

Menjawab pernyataan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai harus adanya

upaya-upaya sistematis agar peningkatan Transfer ke Daerah dan Dana Desa tidak

hanya habis untuk belanja pegawai dan belanja untuk birokrasi lainnya, dapat

dijelaskan bahwa Pemerintah sependapat dan mendukung pandangan Fraksi PKS

bahwa anggaran transfer ke daerah dan dana desa perlu dipastikan agar benar-benar

berdampak pada kesejahteraan dan perbaikan kualitas hidup rakyat di daerah.

Anggaran transfer ke daerah dan dana desa memang seharusnya tidak hanya

dibelanjakan untuk belanja rutin saja melainkan juga dapat digunakan untuk belanja

modal guna mendanai kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung

pembangunan di daerah.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah untuk mengendalikan agar peningkatan

transfer daerah tidak hanya habis untuk belanja pegawai dan belanja untuk birokrasi

adalah antara lain melalui kebijakan dalam penghitungan DAU. Kebijakan dalam

penghitungan DAU 2016 dilakukan dengan memberikan porsi pagu Celah Fiskal

(CF) yang lebih besar dalam perhitungan DAU atau dengan kata lain melalukan

pembatasan (pegging) pagu Alokasi Dasar (AD) terhadap pagu DAU nasional. Porsi

AD terhadap pagu DAU nasional diupayakan kurang dari 50 persen terhadap belanja

gaji PNSD, hal ini sejalan dengan prinsip hard budget constraint.

Selain itu, Pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah pengendalian, berupa

moratorium penerimaan PNS, menjaga jumlah PNS untuk tetap mengacu pada

prinsip zero growth dan berbasis kompetensi, dengan tetap memerhatikan prioritas

kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan serta meniadakan AD dalam

formula perhitungan DAU dalam rancangan revisi UU Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah. Dengan penghilangan AD tersebut, pengalokasian DAU tidak lagi dikaitkan

secara langsung dengan belanja PNSD.

Untuk mencegah pemerintah daerah menggunakan Dana Transfer ke Daerah dan

Dana Desa lebih banyak pada belanja pegawai dan barang, Pemerintah juga

melakukannya melalui penerapan mekanisme pemberian Dana Insentif Daerah.

Dalam tahun 2016, penilaian terhadap daerah yang mendapatkan DID dilakukan

melalui penentuan daerah dan perhitungan alokasi DID, dengan

mempertimbangkan penilaian kinerja daerah dilakukan berdasarkan kriteria

tertentu, yang terdiri atas kriteria utama, dan kriteria kinerja.

Page 56: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.55-

Kriteria utama adalah kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai penentu

kelayakan daerah penerima, yang terdiri atas (1) Daerah yang mendapatkan opini

WTP atau wajar dengan pengecualian (WDP) dari BPK atas LKPD-nya dan (2)

Daerah yang menetapkan Perda APBD tepat waktu.

Sementara itu, kriteria kinerja adalah kriteria penilaian terhadap kinerja daerah, di

antaranya terdiri atas

a. kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, yang antara lain meliputi

indikator-indikator:

1) rasio belanja modal terhadap total belanja APBD,

2) rasio belanja pegawai terhadap total belanja APBD,

3) rasio realisasi belanja APBD terhadap pagu anggaran belanja APBD,

4) rasio ruang fiskal daerah terhadap total pendapatan APBD,

5) rasio defisit APBD terhadap total pendapatan APBD, dan

6) rasio SiLPA tahun sebelumnya terhadap total belanja APBD.

b. Pelayanan Dasar Publik, meliputi 3 indikator, yaitu:

1) kinerja bidang pendidikan;

2) kinerja bidang kesehatan; dan

3) kinerja bidang pekerjaan umum.

c. Ekonomi dan Kesejahteraan, meliputi 4 indikator, yaitu:

1) tingkat pertumbuhan ekonomi;

2) penurunan tingkat kemiskinan;

3) penurunan tingkat pengangguran; dan

4) pengendalian tingkat inflasi.

Menanggapi pernyataan dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

mengenai dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang masih terfokus pada alokasi

khusus di kementeriankiranya dapat dijelaskan bahwa dana Transfer ke Daerah dan

Dana Desa merupakan bagian dari Belanja Negara dalam rangka mendanai

desentralisasi fiskal. Hal ini sejalan dengan usaha untuk mendukung pelaksanaan

Nawa Cita, khususnya:

1. Cita ketiga: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

2. Cita kelima: meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

3. Cita keenam: meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional; dan

4. Cita ketujuh: mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Page 57: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.56-

Komitmen Pemerintah untuk membangun dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa diwujudkan antara lain dengan peningkatan alokasi

anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang lebih besar dari anggaran K/L

serta reformulasi dan penguatan DAK. Dalam pelaksanaannya, seluruh dana

tersebut dialokasikan kepada Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota dan disalurkan

dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas

Umum Daerah. Dana-dana tersebut menjadi bagian dari penerimaan APBD dan

dibelanjakan serta dipertanggungjawabkan sesuai prinsip-prinsip dalam pengelolaan

keuangan daerah. Khusus untuk Dana Desa, dana tersebut oleh kabupaten/kota

hanya dicatat dalam pendapatan APBD dan dikeluarkan sebagai jenis transfer APBD

kepada desa. Dengan demikian yang menggunakan dan mempertanggungjawabkan

Dana Desa adalah aparat desa.

Berkaitan dengan Transfer ke Daerah, dapat disampaikan bahwa Transfer ke Daerah

terdiri atas Dana Perimbangan (Dana Transfer Khusus dan Dana Transfer Umum),

Dana Insentif Daerah, Dana Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Untuk Dana Transfer Khusus, dibagi menjadi Dana Alokasi

Khusus (DAK) fisik dan DAK nonfisik.

DAK Fisik terdiri atas DAK reguler yang mencakup 10 bidang, DAK infrastruktur

public daerah, dan DAK Affirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, dan

kepulauan. Proses pengalokasian DAK Fisik akan mengalami perubahan dari semula

bersifat top-down, yakni ditentukan besaran alokasi dan bidangnya oleh Pemerintah

Pusat berdasarkan kriteria umum (kemampuan keuangan), kriteria khusus (aspek

kewilayahan), dan kriteria teknis (indeks kebutuhan teknis per daerah), menjadi

bersifat bottom-up, yaitu berdasarkan usulan daerah dengan memperhatikan

prioritas nasional. Dengan melalui mekanisme usulan daerah (proposal based)

diharapkan alokasi DAK bisa mencerminkan kebutuhan teknis dari masing-masing

daerah sesuai dengan bidang yang ditentukan. Data teknis yang diusulkan daerah

akan menjadi dasar perhitungan alokasi DAK per bidang. Selanjutnya hasil

perhitungan alokasi DAK per bidang per daerah akan dibahas Pemerintah bersama

DPR untuk ditetapkan sebagai bagian dari penetapan alokasi Transfer ke Daerah dan

Dana Desa dalam APBN tahun 2016.

DAK yang sudah dialokasikan per daerah akan disalurkan ke rekening kas umum

daerah secara triwulan. Selanjutnya untuk memberikan pedoman bagi daerah dalam

melaksanakan DAK tersebut, kementerian/lembaga yang terkait dengan bidang DAK

akan menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK sebagai dasar bagi daerah untuk

melaksanakan DAK sesuai dengan pilihan menu kegiatan yang menjadi kebutuhan

dan prioritas daerah. Dengan demikian yang mempunyai kewenangan untuk

mengelola DAK adalah pemerintah daerah. Sedangkan kementerian/lembaga teknis

Page 58: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.57-

hanya memberikan petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan agar pelaksanaan

kegiatan DAK lebih terarah sesuai dengan kebutuhan daerah dan mendukung

pencapaian prioritas nasional.

Dapat kami sampaikan bahwa, di tahun 2016 akan dilakukan perubahan kebijakan

yang sangat progresif dengan meningkatkan anggaran DAK fisik yang sangat

signifikan, dari sebesar Rp 58,8 triliun di tahun 2015 menjadi sebesar Rp 91,8 triliun

di tahun 2016. Peningkatan anggaran hingga Rp 33 triliun tersebut selain dari

realokasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Kementerian/Lembaga ke

DAK, juga dari komitmen Pemerintah untuk lebih nyata mendorong pembangunan

yang lebih mandiri ke daerah. Perlu dipahami bahwa, dana DAK tersebut akan

dikelola dalam APBD yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Dalam hal itu,

Pemerintah pusat lebih berperan untuk mengkomunikasikan pemanfaatan dana

tersebut agar tetap berjalan dengan prioritas pembangunan nasional secara

keseluruhan.

Di samping itu, dalam tahun 2016 bidang DAK juga lebih dipertajam menjadi hanya

10 (sepuluh) bidang serta tidak lagi mempersyaratkan keharusan dana pendamping

dari daerah untuk melaksanakan kegiatan DAK tersebut.

Menjawab pertanyaan dari Fraksi Partai Amanat Nasional dan Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera mengenai adanya dana idle atau dana menganggur

yang mengendap di perbankan yang mencapai Rp273 triliun kiranya dapat

dijelaskan beberapa hal sebagai berikut.

Pada dasarnya Pemerintah sependapat bahwa masih banyak daerah yang belum

optimal dalam melaksanakan anggarannya. Hal ini terlihat dari jumlah dana

simpanan pemerintah daerah di perbankan yang mengalami peningkatan selama

semester pertama dan pada akhir Juni 2015 mencapai Rp273 triliun. Hal tersebut

terutama disebabkan karena masih rendahnya realisasi belanja pemerintah daerah

yang diperkirakan masih di bawah 30 persen pada akhir semester I. Sebagaimana

tren-tren tahun sebelumnya, tren realisasi belanja pemerintah daerah meningkat

signifikan pada semester kedua terutama pada bulan November dan Desember.

Peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah tersebut mempengaruhi besaran

dana simpanan pemerintah daerah di perbankan.

Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mempercepat penyerapan anggaran di

daerah, antara lain melalui kebijakan dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus

(DAK) pada tahun 2016. Kebijakan dalam pelaksanaan DAK tahun 2016 adalah

bahwa Daerah dapat segera melakukan proses lelang/tender kegiatan DAK setelah

alokasi DAK ditetapkan dalam Perpres tentang Rincian APBN Tahun 2016,

sedangkan penandatanganan kontrak dilakukan setelah APBD dan DPA SKPD

Page 59: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.58-

ditetapkan. Hal ini akan diatur payung hukumnya dalam UU APBN Tahun 2016 dan

Perpres tentang Rincian APBN tahun 2016 serta diberitahukan kepada Daerah

melalui Surat Edaran Menteri Keuangan.

Disamping itu, dalam upaya untuk meningkatkan penyerapan anggaran oleh

pemerintah daerah dan mengurangi dana idle pemda di perbankan, Pemerintah

telah mengusulkan dalam Rancangan Undang-Undang APBN Tahun 2016 pada

pasal 15 ayat (2) butir (a), bahwa untuk daerah yang memiliki uang kas dan/atau

simpanan di bank dalam jumlah besar, maka penyaluran DBH dan/atau DAU akan

dikonversi dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN).

Menanggapi permintaan Fraksi Partai Demokrat mengenai pemberian dan

peningkatan program-program pro-rakyat dapat disampaikan bahwa pada

prinsipnya Pemerintah mendukung permintaan tersebut.

Dalam RAPBN tahun 2016, program-program pro-rakyat tersebut antara lain

dianggarkan melalui dana transfer khusus yang terdiri atas Dana Alokasi Khusus

Fisik (DAK Fisik) dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik). DAK Fisik

terdiri dari DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik, dan DAK Affirmasi kepada

daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. DAK Reguler akan dialokasikan untuk

mendanai 10 bidang prioritas yang didalamnya termasuk bidang Pendidikan,

Kesehatan, Pertanian, Perikanan, dan Kelautan yang besaran alokasinya mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan anggaran tahun 2015.

Sedangkan DAK Non Fisik, terdiri dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

Tunjangan Profesi Guru PNSD (TPG), Tambahan Penghasilan Guru PNSD (Tamsil),

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan Operasional Keluarga

Berencana (BOKB), Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2), Bantuan

Operasional Penyelenggaraan PAUD, dan Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM

dan Ketenagakerjaan. Kebijakan BOS yang pada tahun 2015 hanya mencakup tingkat

pendidikan dasar yaitu BOS untuk SD/SDLB dan BOS untuk SMP/SMPLB, maka

pada tahun 2016 juga akan mencakup BOS untuk tingkat pendidikan menengah

yaitu BOS untuk SMA dan SMK. Disamping itu, dalam rangka mempersiapkan

perserta didik untuk memasuki jenjang pendidikan dasar yang lebih berkualitas,

pada tahun 2016 juga akan diberikan Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD

(BOP PAUD) kepada setiap lembaga penyelenggara PAUD di daerah.

Menanggapi pernyataan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar peningkatan

alokasi anggaran infrastruktur ke daerah dan desa dibarengi dengan kebijakan dan

sistem pendukung yang kuat, dapat disampaikan bahwa Pemerintah sependapat

dengan penyataan tersebut. Dalam RAPBN tahun 2016, telah dianggarkan dana

transfer khusus yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) dan Dana

Page 60: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.59-

Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik). DAK Fisik terdiri dari DAK Reguler,

DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Affirmasi kepada Daerah tertinggal,

perbatasan dan kepulauan. DAK Reguler sendiri akan dialokasikan untuk mendanai

10 bidang prioritas, dimana secara keseluruhan besaran alokasinya mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan anggaran tahun 2015.

Sementara itu, DAK Infrastruktur Publik juga akan diberikan kepada seluruh Pemda

Kabupaten/Kota dengan kegiatan pembangunan infrastruktur publik sesuai dengan

prioritas daerah. Hal ini mendukung percepatan konektivitas transportasi, perbaikan

permukiman, peningkatan produksi pertanian, serta pengembangan sektor kelautan

dan perikanan.

Berkaitan dengan proyek-proyek yang bersifat massif dan padat karya, tentunya

Pemerintah sangat mendukung proyek-proyek tersebut namun harus disesuaikan

dengan ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan serta tetap berpedoman

pada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengadaan barang

dan jasa Pemerintah. Sebagian dari kegiatan-kegiatan yang didanai dari DAK dapat

dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan kelompok masyarakat sehingga

akan sangat berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat di daerah.

Menanggapi pernyataan Fraksi Partai Amanat Nasional dan Fraksi Partai

Demokrat mengenai perlunya menekan laju inflasi dengan mengoptimalkan peran

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dapat dijelaskan bahwa Pemerintah

sependapat dan mendukung pandangan Fraksi PAN dan Fraksi Partai Demokrat

tersebut.Terjaganya inflasi daerah pada tingkat yang rendah dan stabil akan

mendukung upaya pencapaian sasaran inflasi nasional. Pemerintah telah berupaya

keras mengendalikan tingkat inflasi dengan melakukan upaya koordinasi yang

dilakukan di daerah dalam upaya menjaga stabilitas harga, melalui Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan secara terus menerus mendorong

partisipasi aktif Pemda untuk secara efektif melakukan upaya bersama yang

bersinergi dan terkoordinasi dalam mengelola inflasi daerah.

Selain upaya tersebut, Pemerintah melalui instrumen dana transfer ke daerah dalam

bentuk Dana Insentif Daerah (DID) pada tahun 2016 akan memasukkan indikator

pengendalian tingkat inflasi daerah ini sebagai salah satu kriteria penilaian terhadap

kinerja Daerah sebagai syarat menerima alokasi DID. Diharapkan hal ini dapat

memacu Daerah untuk ikut serta dalam upaya menjaga stabilitas harga karena

Pemerintah akan menyediakan reward bagi Daerah yang berkinerja baik dalam

upaya pengendalian tingkat inflasi di Daerah.

Menanggapi masukan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai

peningkatan Dana Insentif Daerah untuk mengurangi adanya dana yang idle, dapat

Page 61: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.60-

disampaikan bahwa Pemerintah pada prinsipnya sependapat mengenai penambahan

anggaran untuk komponen Dana Insentif Daerah (DID) yang diharapkan dapat

memacu kinerja daerah. Dalam rangka memberikan penghargaan (reward) kepada

daerah yang menunjukkan kinerja pengelolaan keuangan daerah, kinerja

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang baik maka Pemerintah akan

mengalokasikan DID yang lebih besar pada RAPBN tahun 2016. Pada RAPBN tahun

2016, pagu DID diperbesar menjadi Rp 5 triliun dari sebelumnya Rp1,664 triliun

pada tahun anggaran 2015, agar besaran alokasi yang diterima masing-masing

daerah lebih signifikan sebagai instrumen fiskal untuk menstimulasi perekonomian

daerah atas prestasi/kinerja yang baik. Pengunaan dari DID pun juga tidak terikat

lagi pada fungsi pendidikan namun bebas digunakan oleh daerah sesuai dengan

kewenangan dan urusan pada level pemerintahan masing-masing.

Hal ini sejalan dengan kebijakan anggaran transfer ke daerah yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah, dan mengurangi kesenjangan

pelayanan publik antar daerah. Namun demikian, keberhasilan suatu daerah dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga sangat ditentukan oleh kebijakan

masing-masing pemerintahan daerah. Agar efektif, kebijakan tersebut perlu

diarahkan pada alokasi sumber-sumber pendanaan untuk program dan kegiatan

yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (kepentingan publik), termasuk

percepatan pembangunan infrastruktur di daerah. Sehingga pada gilirannya

diharapkan dapat menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Menanggapi permintaan dari Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Amanat

Nasional, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera mengenai peningkatan anggaran Dana Desa, dukungan dari Fraksi

Partai Amanat Nasional agar pemerintah melakukan monitoring dan

memberikan pelatihan kepada aparat desa mengenai pengelolaan keuangan desa

agar tidak terjerat persoalan hukum, permintaan dari Fraksi Partai Nasional

Demokrat mengenai pendampingan dan pengawasan Dana Desa, kekhawatiran

dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya mengenai belum adanya kesiapan

daerah untuk mengelola Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang mengalami

peningkatan, permintaan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan

berkaitan dengan kebijakan dan instrumen yang tepat dalam mengarahkan belanja

daerah menjadi efektif dalam meningkatkan kemajuan daerah dan desa, dan Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera mengenai perlunya diterapkan reward and

punishment yang kuat, dapat dijelaskan berikut ini.

Pada hakekatnya Pemerintah sependapat bahwa anggaran Dana Desa perlu

ditingkatkan agar dapat memenuhi amanat Undang-Undang No. 6 Tahun 2014

tentang Desa. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut Dana Desa adalah sebesar 10

Page 62: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.61-

persen dari dan di luar Transfer ke Daerah dan dipenuhi secara bertahap. Untuk

memenuhi besaran anggaran Dana Desa tersebut, dalam Peraturan Pemerintah (PP)

No. 22 Tahun 2015 sebagai perubahan atas PP No. 60 tahun 2014 tentang Dana Desa

yang Bersumber dari APBN, telah disusun roadmap pemenuhan Dana Desa, yaitu

minimum 3 persen tahun 2015, minimum 6 persen tahun 2016 dan 10 persen tahun

2017. Dalam RAPBN Tahun 2016 anggaran Dana Desa direncanakan Rp46,98 triliun

atau 6,39 persen dari Transfer ke Daerah.

Selain Dana Desa dari APBN, sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014, desa juga

mempunyai 6 sumber pendapatan lainnya yang potensinya relatif besar, yaitu: (i)

Alokasi Dana Desa yang besarnya 10 persen dari DAU dan DBH kabupaten/kota, (ii)

10 persen bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, (iii) bantuan

dari APBD kabupaten/kota, (iv) bantuan dari APBD provinsi, (v) hibah dari pihak

ketiga yang tidak mengikat, dan (vi) lain-lain pendapatan desa yang sah.

Pemenuhan anggaran Dana Desa yang dilakukan secara bertahap tersebut, selain

disesuaikan dengan kemampuan APBN, juga mempertimbangkan adanya beberapa

hal yang terkait dengan kesiapan daerah dan desa, yaitu: (i) perlunya penyiapan

regulasi/peraturan yang lengkap oleh Pemerintah, baik berupa PP maupun

peraturan menteri untuk menjadi pedoman bagi desa dalam melaksanakan

kewenangan dan pengelolaan keuangan desa, (ii) perlunya penyiapan kemampuan

aparat desa dalam menyusun perencanaan desa dan mengelola keuangan desa,

termasuk membuat laporan pertanggungjawaban keuangan desa, dan (iii) perlunya

penyiapan tenaga pendampingan/fasilitator yang akan mendampingi aparat desa

dalam menyusun perencanaan, melaksanakan program/kegiatan, dan mengelola

keuangan desa. Ketiga hal ini penting untuk disiapkan, karena apabila desa langsung

diberikan Dana Desa yang cukup besar, dan aparatnya tidak dibekali dengan

pedoman/aturan yang jelas dan kemampuan yang memadai, justru akan bisa

menyebabkan adanya kesalahan dalam pengelolaan keuangan desa, yang berdampak

pada masalah hukum.

Sementara terkait dengan penyiapan kemampuan aparat desa pada tahun 2015 ini

Pemerintah melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada aparat desa. Sedangkan

untuk pendampingan aparat desa, akan diterjunkan tenaga bagi 74.754 desa yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan adanya penyiapan dari tiga aspek tersebut, diharapkan aparat desa lebih

siap untuk mengelola secara transparan dan akuntabel sumber-sumber keuangan

desa sesuai dengan kebutuhan dan prioritas desa, guna meningkatkan

pembangunan, pemberdayaan masyarakat, perekonomian dan kesejahateraan

masyarakat desa.

Page 63: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.62-

Terkait dengan penyiapan regulasi, saat ini Pemerintah telah menerbitkan dua PP,

yaitu PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6

Tahun 2014 tentang Desa yang telah diubah dengan PP No. 47 tahun 2015, dan PP

No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN yang telah diubah

dengan PP No. 22 tahun 2015. Selain itu juga telah ditetapkan sepuluh peraturan

menteri, yang terdiri dari:

a. 4 (empat) Peraturan Menteri Dalam Negeri, yang antara lain mengatur mengenai pedoman teknis peraturan di desa, pemilihan kepala desa, pengelolaan keuangan desa, dan pedoman pembangunan desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut, antara lain Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2015 yang mengatur mengenai Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2015 yang mengatur Pedoman Perencanaan Pembangunan Desa

b. 6 (enam) Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang antara lain mengatur mengenai kewenangan desa, tata cara pengambilan keputusan musyarawah desa, pendampingan desa, badan usaha milik desa, dan prioritas penggunaan Dana Desa. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, antara lain Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang mengenai Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang mengenai Pendampingan Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Mengenai Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa; serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang mengenai Prioritas Penggunaaan Dana Desa.

c. 1 (satu) Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tatacara pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi dana desa, yaitu PMK Nomor 93/PMK.07/2015.

Selanjutnya terkait permintaan Fraksi Partai Demokrat agar penyaluran dana

desa terencana, tersebar merata dan terserap dengan baik agar memiliki manfaat

langsung kepada masyarakat desa, dapat dijelaskan sebagai berikut. Sesuai dengan

UU No. 6 Tahun 2014, Dana Desa dialokasikan dari APBN kepada kabupaten/kota

yang memiliki desa, untuk selanjutnya dialokasikan oleh bupati/walikota

kepada masing-masing desa di wilayahnya. Berdasarkan alokasi

Page 64: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.63-

tersebut, Dana Desa disalurkan secara berjenjang, yakni dari pusat ke

kabupaten/kota, dan dari kabupaten/kota ke masing-masing desa dalam 3 tahap.

Penyaluran tahap I sebesar 40 persen dilakukan pada minggu kedua bulan April,

tahap II sebesar 40 persen pada minggu kedua bulan Agustus dan tahap III sebesar

20 persen pada minggu kedua bulan Oktober. Penyaluran Dana Desa dari pusat ke

kabupaten/kota dilakukan apabila kabupaten/kota sudah menyampaikan Perda

APBD dan Peraturan Bupati/Walikota mengenai pengalokasian Dana Desa kepada

setiap desa. Sedangkan penyaluran dari kabupaten/kota ke desa dilakukan paling

lambat 7 hari kerja setelah Dana Desa diterima di kas kabupaten/kota dengan syarat,

untuk penyaluran tahap I desa sudah menyampaikan Peraturan Desa tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan untuk penyaluran tahap II

dan III desa sudah harus menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana desa

semester I tahun berjalan. Persyaratan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa

penggunaan Dana Desa sudah direncanakan dalam APBDes dan digunakan sesuai

dengan prioritasnya, yakni untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Pelaksanaan pengalokasian, penyaluran, penggunaan, dan pelaporan Dana Desa,

akan dilakukan mekanisme monitoring dan evaluasi secara berjenjang.

Pengalokasian dan penyaluran Dana Desa dari kabupaten/kota kepada setiap desa

akan dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Pemerintah, sedangkan penggunaan

dan pelaporan dari desa ke kabupaten/kota akan dilakukan monitoring dan evaluasi

oleh kabupaten/kota. Apabila kabupaten/kota tidak melakukan pengalokasian dan

penyaluran Dana Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan, akan

diberikan sanksi berupa penundaan/pemotongan DAU/DBH, sedangkan apabila

desa tidak menggunakan dana desa sesuai dengan prioritas dan ketentuan yang

diatur akan diberikan sanksi berupa penundaan/penghentian penyaluran Dana Desa

oleh kabupaten/kota.

D. PEMBIAYAAN DEFISIT ANGGARAN, PENGELOLAAN UTANG, DAN

RISIKO FISKAL

Terhadap pandangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai defisit

keseimbangan primer yang makin tinggi dan mencerminkan kekurangmandirian

fiskal dapat disampaikan tanggapan sebagai berikut.

Defisit keseimbangan primer dalam RAPBN Tahun 2016 sebesar Rp89,8 triliun,

lebih tinggi sebesar Rp23,0 triliun jika dibandingkan dengan defisit keseimbangan

primer dalam APBNP 2015 sebesar Rp66,8 triliun. Pemerintah sependapat dengan

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera bahwa defisit keseimbangan primer yang makin

tinggi mencerminkan kekurangmandirian fiskal. Oleh karena itu, penguatan

pengelolaan kebijakan fiskal mutlak diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Page 65: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.64-

Dalam RAPBN tahun 2016, upaya pengendalian keseimbangan primer dilakukan

melalui pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability), meningkatkan

bantalan fiskal (fiscal buffer) dan fleksibilitas pengelolaan keuangan negara (pasal

krisis, bond stabilization framework, dan Forum Komunikasi Stabilisasi Sektor

Keuangan/FKSSK).

Dalam RAPBN jangka menengah (2017—2019), defisit anggaran ditargetkan

semakin menurun dan keseimbangan primer (primary balance) akan positif.

Strategi pengelolaan kebijakan fiskal dalam jangka menengah diarahkan untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, serta mendorong

strategi industrialisasi dalam rangka transformasi ekonomi dengan tetap

mempertahankan keberlanjutan fiskal. Keberlanjutan fiskal tersebut dilakukan

melalui peningkatan pendapatan negara pada satu sisi, serta peningkatan efisiensi

dan produktivitas belanja negara pada sisi lainnya. Dengan demikian, defisit

anggaran dalam jangka menengah dapat terkendali, sehingga rasio utang

pemerintah terhadap PDB juga dapat terkendali dan dapat memperkuat

kemandirian pembiayaan pembangunan. Kebijakan fiskal ekspansi dan stimulus

fiskal untuk mendorong perekonomian juga harus tetap diimbangi dengan

pengelolaan kebijakan yang hati-hati dan meminimalkan risiko untuk tetap

memberikan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.

Dengan strategi jangka menengah tersebut, keseimbangan primer diharapkan akan

membaik dan menjadi positif, dan defisit anggaran akan dijaga dalam batas aman

sebagaimana diamanatkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Selanjutnya, Pemerintah menyampaikan terima kasih atas apresiasi Fraksi Partai

Golongan Karya terkait solusi Pemerintah dalam penyelesaian defisit anggaran

RAPBN Tahun 2016. Selanjutnya, menanggapi pendapat Fraksi Partai Golongan

Karya tentang upaya menutup defisit APBN melalui pengurangan belanja K/L lebih

fleksibel jika dibanding dengan pengurangan melalui transfer ke daerah, dapat kami

sampaikan tanggapan sebagai berikut.

Dalam pelaksanaan APBN, Pemerintah selalu berupaya menjaga agar APBN

mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi

perekonomian yang sangat dinamis. Langkah-langkah penghematan dan

pemotongan belanja negara baik belanja pemerintah pusat maupun transfer ke

daerah dan dana desa dapat dilaksanakan sebagai tindakan pengendalian dan

pengamanan APBN, yang dilakukan sebagai respon terhadap dampak menurunnya

target pendapatan negara, khususnya penerimaan perpajakan. Dari sisi belanja

Pemerintah Pusat, Pemerintah dapat melakukan pengendalian belanja K/L ataupun

non K/L. Dari sisi transfer ke daerah dan dana desa pengendalian secara otomatis

Page 66: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.65-

utamanya dilakukan melalui Dana Bagi Hasil. Hal ini dikarenakan realisasi DBH

sangat dipengaruhi oleh perkembangan pendapatan negara yang dibagihasilkan.

Jika pendapatan negara mengalami penurunan maka DBH secara otomatis akan

berkurang, yang selanjutnya bermuara terhadap penurunan anggaran transfer ke

daerah dan dana desa.

Pengendalian lebih lanjut terhadap belanja negara baik belanja Pemerintah Pusat

maupun transfer ke daerah dan dana desa dapat dilakukan melalui penyesuaian

APBN yang akan selalu dikomunikasikan dan dibahas bersama dengan DPR RI.

Berdasarkan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, penyesuaian

terhadap APBN dimungkinkan untuk dilakukan. Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan

bahwa perubahan terhadap APBN dilakukan bila terjadi beberapa hal, yaitu : (1)

perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan

dalam APBN, (2) perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, (3) keadaan yang

menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antara unit organisasi, antar

kegiatan, dan antar jenis belanja, dan (4) keadaan yang menyebabkan saldo

anggaran lebih (SAL) tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan

anggaran pada tahun yang berjalan.

Terkait dengan permintaan dari Fraksi Partai Golongan Karya yang meminta

ketegasan Pemerintah agar berupaya melakukan penyelesaian segala bentuk dan

jenis piutang, terutama yang telah jatuh tempo dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pemerintah selama ini senantiasa melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan

piutang negara yang telah jatuh tempo baik yang berasal dari Naskah Perjanjian

Penerusan Pinjaman (NPPP)/Subsidiary Loan Agreement (SLA) maupun berasal

dari Perjanjian Pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI). Beberapa langkah yang

telah dilakukan Pemerintah sebagai berikut:

1. Penagihan

Penagihan dilakukan sebulan sebelum jatuh tempo, dengan dilakukan rekonsiliasi

bersama terlebih dahulu terkait jumlah kewajiban pokok dan kewajiban yang

jatuh tempo. Apabila tidak dibayar maka akan dikenakan denda keterlambatan.

Khusus untuk pinjaman daerah yang perjanjian pinjamannya telah

mencantumkan sanksi DAU/DBH, sesuai dengan PMK No. 47/PMK.07/2011

tentang Tata Cara Penyelesaian Tunggakan Pinjaman Pemerintah Daerah Kepada

Pemerintah melalui Sanksi Pemotongan DAU dan/atau DBH, maka akan

dilakukan pemotongan DAU/DBH apabila terjadi tunggakan sampai dua kali

jatuh tempo.

Page 67: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.66-

2. Penyelesaian Piutang Negara

Optimalisasi penyelesaian piutang negara dapat dilakukan melalui: penjadwalan

kembali pembayaran utang pokok, bunga, denda, dan/atau ongkos lainnya;

perubahan persyaratan utang; dan/atau penghapusan. Hal ini sesuai dengan PP

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah

dan dan PP Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan

Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan PT.

Selanjutnya Pemerintah juga telah menerbitkan beberapa Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) untuk mengatur lebih lanjut skema penyelesaian piutang negara

kepada BUMN/PT, Pemerintah Daerah, dan PDAM.

Dalam rangka optimalisasi penyelesaian piutang negara pada BUMN melalui

mekanisme restrukturisasi, Kementerian Keuangan telah melakukan langkah-

langkah berikut:

1) Bersama dengan Kementerian BUMN membuat MoU dengan ruang lingkup:

a. Percepatan penyelesaian piutang negara, antara lain dalam bentuk

peningkatan kerjasama tim penyelesaian piutang negara pada BUMN,

pertukaran informasi kondisi bisnis dan keuangan BUMN, tindak lanjut

penyelesaian piutang negara pada BUMN, dan penyusunan

kebijakan/peraturan yang diperlukan.

b. Melakukan kerjasama dengan pihak lain, antara lain BPKP, Kejaksaan

Agung, BPK

c. Melakukan penilaian kinerja dan Key Performance Index (KPI) yang akan

dimonitor oleh Kementerian BUMN selaku pemegang saham.

2) Untuk menjaga governance dan mitigasi risiko terhadap pilihan skema

restrukturisasi, dilakukan penilaian oleh pihak independen.

3. Konversi Piutang Negara menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN)

pada BUMN setelah mendapat persetujuan DPR.

4. Konversi Utang menjadi Investasi (debt swap to investment) pada

Pemerintah Daerah dan PDAM

Terhadap tunggakan non pokok Pemerintah Daerah dan PDAM diberlakukan debt

swap to investment, yaitu mewajibkan pemerintah daerah membangun

infrastruktur senilai tunggakan non pokok yang dihapus tersebut. Jenis

infrastruktur yang diperkenankan adalah infrastruktur di bidang pendidikan,

kesehatan, jalan dan irigasi, dan air.

Page 68: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.67-

5. Penyerahan kepada PUPN

Sebagaimana diatur dalam PP Nomor 14 Tahun 2005, apabila telah dilakukan

optimalisasi penagihan dan piutang tidak dapat diselesaikan, maka piutang

Negara dapat diserahkan kepada PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara) untuk

dilakukan penagihan atau penyitaan.

Terkait penyelesaian piutang negara pada PDAM sebagai tindak lanjut PMK

114/PMK.05/2012 tentang Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari

Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening

Pembangunan Daerah pada PDAM, telah diserahkan ke PUPN penyelesaian atas

utang 28 PDAM yang tidak masuk dalam program restrukturisasi.

Guna mendukung upaya penyelesaian piutang negara, saat ini RUU Pengurusan

Piutang Negara dan Piutang Daerah telah masuk Program Legislasi Nasional

(Prolegnas) tahun 2017. Selanjutnya, dalam rangka mempercepat penyelesaian

Piutang Negara, Pemerintah memandang perlu adanya crash

program/percepatan penyelesaian Piutang Negara khususnya piutang terhadap

penanggung utang/debitur UMKM yang memungkinkan adanya pemberiaan

keringanan utang kepada debitur tersebut. Dasar hukum untuk melakukan crash

program tersebut, telah ditetapkan dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 27

Tahun 2014 tentang APBN Tahun 2015 dan telah diusulkan kembali dalam RUU

APBN Tahun 2016.

Menanggapai permintaan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang meminta

Pemerintah untuk menjaga kesinambungan pembiayaan dan mengoptimalkan hasil

pengelolaan aset dan investasi serta piutang-piutang negara yang bermasalah agar

dapat menjadi penerimaan negara, dapat kiranya dijelaskan sebagai berikut.

1. Pemerintah senantiasa berusaha untuk menjaga kesinambungan pembiayaan

setiap tahunnya, dengan mengutamakan sumber penerimaan pembiayaan yang

berasal dari nonutang, seperti penerimaan cicilan pengembalian penerusan

pinjaman, Saldo Anggaran Lebih (SAL), privatisasi, dan Hasil Pengelolaan Aset .

Namun, dengan semakin terbatasnya sumber penerimaan pembiayaan yang

berasal dari nonutang, maka Pemerintah memanfaatkan sumber penerimaan

pembiayaan yang berasal dari utang, terutama berasal dari penerbitan Surat

Berharga Negara (SBN).

2. Setoran hasil pengelolaan aset setiap tahunnya cenderung semakin menurun,

seiring dengan semakin berkurangnya aset yang tersedia untuk dijual. Namun

demikian, Pemerintah pada prinsipnya akan terus melakukan extra-effort

pengelolaan aset yang ada sesuai dengan ketentuan pengelolaan aset yang

berlaku saat ini, termasuk dalam pengurusan piutang Negara melalui optimalisasi

Page 69: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.68-

seluruh mekanisme Pengurusan Piutang Negara yang tersedia dan sekaligus

secara simultan mengupayakan berbagai penyelesaian atas permasalahan yang

ada melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Badan Pertanahan

Nasional.

Dengan langkah-langkah optimalisasi tersebut, diharapkan realisasi capaian Hasil

Pengelolaan Aset sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan dalam

negeri nonutang dapat melebihi target yang ditetapkan dalam RAPBN 2016.

Menanggapai pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional yang meminta audit

khusus terkait dengan masih belum siginifikannya realisasi PMN BUMN dan

perlunya Pemerintah untuk berhati hati terkait PMN kepada BUMN yang

kapasitasnya sangat terbatas, bahkan BUMN yang justru mengalami kerugian, dapat

kiranya dijelaskan sebagai berikut.

1. Salah satu syarat pencairan PMN kepada BUMN adalah penerbitan Peraturan

Pemerintah (PP) untuk masing-masing BUMN. Mengingat banyaknya BUMN

yang menerima PMN pada APBNP tahun 2015, yaitu mencapai 39 BUMN, maka

proses penyusunan dan penerbitan PP PMN BUMN dilakukan secara bertahap,

sesuai dengan kesiapan masing-masing BUMN. Dengan demikian, proses

pencairan PMN BUMN juga akan dilakukan secara bertahap.

2. Sampai dengan saat ini, PMN yang sudah cair adalah sebesar Rp7,1 triliun, yaitu

PMN kepada PT Waskita Karya dan PT Hutama Karya. Beberapa PMN yang PP

nya telah diterbitkan dan siap untuk dicairkan adalah PMN kepada PT PAL

Indonesia dan Perum Bulog. Sedangkan PP PMN kepada BUMN yang lain, saat ini

sebagian sedang dalam proses penetapan Presiden dan sebagian lainnya sedang

dalam proses harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM. Diharapkan PMN

kepada BUMN dapat dicairkan secara bertahap pada triwulan III dan triwulan IV

tahun 2015.

3. Pada dasarnya PMN dialokasikan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain

mendukung pencapaian program prioritas pembangunan nasional, mendukung

penugasan yang diberikan Pemerintah kepada BUMN, dan mendukung upaya

restrukturisasi BUMN. Oleh karena itu, PMN dialokasikan kepada BUMN untuk

bisa memperbesar kapasitas usaha BUMN dalam menunjang penugasan yang

diberikan oleh pemerintah, atau untuk memperbaiki struktur permodalan BUMN.

Dalam pelaksanaannya, Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi

Partai Amanat Nasional, bahwa Pemerintah harus berhati-hati dalam

memberikan PMN kepada BUMN yang kapasitasnya terbatas atau BUMN yang

mengalami kerugian. Pemerintah harus mempunyai keyakinan bahwa alokasi

PMN tersebut akan membawa perbaikan bagi struktur modal dan kinerja BUMN.

Page 70: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.69-

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

yang meminta agar PMN kepada BUMN dilakukan secara selektif untuk mendukung

program-program Pemerintah dan diberikan sesuai dengan mekanisme UU Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dioptimalkan sesuai dengan tujuan dan

peran BUMN sebagai agen pembangunan, serta perlunya dilakukan analisis lebih

mendalam terkait dengan kelayakan BUMN dan lembaga-lembaga penerimanya,

dapat kiranya dijelaskan sebagai berikut.

1. PMN kepada BUMN diberikan untuk mendukung peran BUMN sebagai agen

pembangunan (agent of development), sehingga BUMN diharapkan dapat

berperan aktif dalam mendukung program prioritas nasional (Nawa Cita). PMN

kepada BUMN dalam RAPBN tahun 2016 dialokasikan secara selektif untuk

mendukung program kedaulatan pangan, kedaulatan energi, infrastruktur dan

maritim, pengembangan industri strategis, kemandirian ekonomi nasional, dan

penguatan sektor keuangan.

2. Pegalokasian PMN kepada BUMN dilakukan sesuai dengan mekanisme dan

ketentuan perundangan yang berlaku. Sesuai dengan pasal 24 ayat (2) UU Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, alokasi PMN kepada BUMN harus

ditetapkan dalam APBN.

Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah senantiasa melakukan analisis terhadap

kebijakan Pemerintah yang perlu mendapat dukungan BUMN dan BUMN yang

perlu direstrukturisasi. Selanjutnya, Pemerintah akan melakukan kajian yang

mendalam terhadap kesiapan BUMN yang akan menerima penugasan dan yang

akan direstrukturisasi, mengusulkannya dalam RAPBN sesuai dengan kapasitas

fiskal yang tersedia, dan terakhir melakukan pembahasan dengan DPR guna

mendapatkan persetujuan.

Selain itu, untuk PMN yang bersifat non tunai (konversi), selain harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu oleh Menteri Keuangan, Pemerintah juga harus

meyakini bahwa PMN tersebut dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kondisi

keuangan dan struktur modal BUMN, yang selanjutnya akan berdampak pada

peningkatan kinerja BUMN.

Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa

yang meminta agar PMN kepada Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) harus

dapat memberikan kemaslahatan bagi percepatan pembangunan infrastruktur dan

pembangunan ekonomi domestik dan PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia (LPEI) dapat secara riil menggenjot daya saing ekspor sehingga dapat

Page 71: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.70-

mempersempit neraca perdagangan dan mencetak surplus. Penggunaan dan

manfaat PMN kepada AIIB dan LPEI dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Saat ini Indonesia masih mengalami kekurangan kebutuhan pembiayaan

infrastruktur (financing gap) yang cukup besar. Berdasarkan RPJMN 2015-2019,

kebutuhan infrastruktur Indonesia mencapai Rp6.541 triliun. Diharapkan dengan

fasilitas pembiayaan infrastruktur yang disediakan AIIB, dapat menambah

sumber-sumber pembiayaan infrastruktur dan memperkecil financing gap

pembiayaan infrastruktur di Indonesia.

2. PMN kepada LPEI pada RAPBN tahun 2016 diusulkan sebesar Rp5 triliun. PMN

sebesar Rp2 triliun akan dipergunakan untuk melaksanakan penugasan khusus

dari Pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan

asuransi bagi transaksi atau proyek yang secara komersil sulit dilaksanakan, tetapi

dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor

nasional sebagaimana diamanatkan pada Pasal 18 UU Nomor 2 Tahun 2009

tentang LPEI. Sedangkan sisanya sebesar Rp3 triliun tidak dibatasi

penggunaannya, sehingga dapat dipergunakan untuk menyediakan pembiayaan,

penjaminan dan asuransi bagi transaksi atau proyek yang sudah komersiil baik

kepada eksportir langsung maupun eksportir tidak langsung.

Dengan kombinasi penggunaan dana PMN tersebut diharapkan akan mendorong

ekspor nasional dan mengurangi defisit neraca perdagangan serta di sisi lain LPEI

tetap sehat dan sustainable agar tetap dapat menjalankan tugas dan fungsinya

sesuai amanat UU Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI.

Menanggapai permintaan Fraksi Partai Amanat Nasional yang mendesak

Pemerintah untuk menuntaskan persoalan ganti rugi kerugian korban luapan

lumpur Sidoarjo yang berada di dalam peta area terdampak, khususnya yang diderita

oleh para pelaku usaha, dapat kiranya dijelaskan sebagai berikut.

1. Pemerintah pada tahun 2015 telah mengalokasikan dana antisipasi kepada PT

Lapindo Brantas Inc./PT Minarak Lapindo Jaya sebesar Rp781,7 miliar.

2. Dana tersebut disiapkan Pemerintah sebagai pelunasan pembayaran langsung

kepada masyarakat yang memiliki tanah dan bangunan di dalam area peta

terdampak lumpur Sidoarjo, yang bila dipergunakan akan menjadi pinjaman PT

Lapindo Brantas Inc./PT Minarak Lapindo Jaya kepada Pemerintah.

3. Saat ini Pemerintah telah melakukan pembayaran kepada warga korban lumpur

Sidoarjo secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dokumen yang telah

diverifikasi oleh BPKP dan BPLS.

Page 72: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.71-

4. Selanjutnya, ganti rugi kepada pelaku usaha korban lumpur Lapindo di dalam

peta area terdampak masih akan didiskusikan sambil memperhatikan putusan

Mahkamah Konstitusi tentang ganti rugi korban lumpur Lapindo kepada para

pelaku usaha, yang pada saat ini masih dalam proses persidangan.

Menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengenai

penerbitan SBN, baik SBN domestik maupun SBN valas harus dilakukan secara

terukur untuk meminimalkan risiko refinancing kiranya dapat dijelaskan sebagai

berikut. Pembiayaan melalui penerbitan SBN dilakukan dengan mempertimbangkan

kebutuhan pembiayaan, ketersediaan alternatif sumber pembiayaan, kondisi

portofolio dan risiko utang, agar tujuan pengelolaan SBN untuk membiayai defisit

dengan biaya yang minimal pada tingkat risiko yang terkendali dapat tercapai.

Dalam rangka pengelolaan risiko pasar keuangan, Pemerintah bersama dengan Bank

Indonesia telah memiliki rangkaian parameter indikator risiko/protokol manajemen

krisis pasar keuangan yang terus dipantau, dan siap untuk dieksekusi dalam hal

terjadi pergerakan yang mengarah pada krisis pasar keuangan.

Terkait dengan permasalahan risiko refinancing, Pemerintah secara komprehensif

melakukan monitoring risiko utang yang meliputi risiko tingkat bunga (interest rate

risk), risiko pembiayaan kembali (refinancing risk), dan risiko nilai tukar (exchange

rate risk). Ketiga jenis risiko tersebut digunakan sebagai indikator dalam

pengelolaan portofolio utang Pemerintah. Secara khusus mengenai refinancing risk,

dapat disampaikan bahwa besaran penerbitan/pengadaan utang baru dengan tenor

pendek melalui penerbitan SPN memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Kebijakan ini untuk memenuhi target penerbitan SBN yang semakin besar dan

mengakomodasi permintaan investor yang cukup besar pada instrumen SBN dengan

tenor pendek, khususnya pada saat kondisi pasar keuangan masih belum stabil dan

volatile. Namun demikian, dampak peningkatan penerbitan SPN terhadap indikator

refinancing risk secara keseluruhan relatif rendah karena pada saat yang sama

penerbitan SBN seri benchmark yang memiliki tenor menengah–panjang

diupayakan tetap dominan.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera terkait perlunya

memprioritaskan penerbitan SBSN PBS dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pemanfaatan instrumen sukuk negara untuk membiayai proyek-proyek pemerintah

dapat meningkatkan country ownership karena sumber pembiayaannya berasal dari

dalam negeri.

Sukuk berbasis proyek atau sukuk proyek dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

pertama, sukuk yang diterbitkan dengan menggunakan DIPA proyek sebagai

underlying asset atau project underlying dan kedua, sukuk yang diterbitkan untuk

Page 73: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.72-

mendanai proyek baru dalam APBN atau project financing. Pemerintah telah mulai

menerbitkan sukuk dengan skema underlying project pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, Pemerintah telah menerbitkan SBSN berbasis proyek (project

financing sukuk) sebesar Rp0,8 triliun untuk membiayai proyek infrastruktur

transportasi, yakni proyek pembangunan jalur ganda (double track) Lintas Cirebon–

Kroya. Pada tahun 2014, jumlah penerbitan SBSN berbasis proyek meningkat

menjadi Rp1,6 triliun yang digunakan untuk membiayai kelanjutan pembangunan

jalur ganda (double track) lintas Cirebon–Kroya sebesar Rp0,7 triliun,

pembangunan railway electrification and double-double tracking of Java main line

project sebesar Rp0,6 triliun, dan untuk proyek revitalisasi asrama haji sebesar

Rp0,2 triliun. Pada tahun 2015, Pemerintah merencanakan untuk menerbitkan

SBSN berbasis proyek sebesar Rp7,5 triliun untuk membiayai berbagai proyek

pembangunan di tiga kementerian yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Rp3,5 triliun, Kementerian Perhubungan Rp2,9 triliun, dan

Kementerian Agama Rp1,0 triliun. Pada tahun 2016, penerbitan SBSN berbasis

proyek direncanakan sebesar Rp13,7 triliun atau naik Rp6,5 triliun (91,5 persen)

dibandingkan tahun 2015. Instrumen ini digunakan untuk membiayai proyek-proyek

di tiga kementerian yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Rp7,2 triliun, Kementerian Perhubungan Rp5,0 triliun, dan Kementerian Agama

Rp1,5 triliun. Kedepannya penerbitan SBSN berbasis proyek untuk membiayai

proyek-proyek Pemerintah diharapkan semakin meningkat.

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengenai

rencana peningkatan penarikan utang terutama utang luar negeri dapat dijelaskan

sebagai berikut. Mulai tahun 2016, penarikan pinjaman luar negeri di APBN

direncanakan lebih besar dari pelunasan pokok pinjaman luar negeri (positive net

flow). Perbaikan kebijakan tersebut diambil mengingat besarnya kebutuhan

pembiayaan infrastruktur di dalam negeri dan potensi kapasitas pinjaman luar

negeri yang besar, serta untuk mengurangi beban biaya penarikan utang (cost of

borrowing) secara keseluruhan. Kebijakan positive net flow pada pinjaman luar

negeri juga merupakan bagian dari strategi Pemerintah dalam mengantisipasi

ketidakpastian pada pasar finansial yang kemungkinan berdampak pada

kemampuan Pemerintah untuk melakukan penerbitan SBN, serta dalam rangka

diversifikasi portofolio utang pemerintah. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut,

Pemerintah mengupayakan pinjaman yang berasal dari kreditor multilateral dan

bilateral yang tidak mengikat, menggunakan pinjaman luar negeri untuk kegiatan

produktif, serta tetap menjaga rasio utang pemerintah terhadap PDB pada tingkat

yang aman (sekitar 26 persen).

Page 74: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.73-

Berkenaan dengan masukan Fraksi Partai Demokrat agar Pemerintah

memperkecil rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto, Pemerintah

akan berupaya menjaga dan mengendalikan rasio utang luar negeri tetap dalam

batas aman. Dapat kami sampaikan bahwa dengan rencana penarikan pinjaman luar

negeri dalam RAPBN tahun 2016, maka rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB

pada akhir tahun 2016 diperkirakan sekitar 5,4 persen, atau lebih rendah dari rasio

pinjaman luar negeri terhadap PDB pada akhir tahun 2015 yang diperkirakan sekitar

5,6 persen.

Selanjutnya, Pemerintah sependapat dengan pandangan Fraksi Partai Amanat

Nasional untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan DPR terkait

perubahan kebijakan pinjaman luar negeri. Pembicaraan dengan DPR tersebut juga

dimaksudkan untuk memenuhi asas transparansi, akuntabel, dan prudent dalam

perencanaan pinjaman luar negeri.

Menanggapi Permintaan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Fraksi

Partai Demokrat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai

Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Partai Nasional Demokrat, bahwa

utang Pemerintah harus digunakan untuk kegiatan produktif dan harus dikelola

secara optimal dengan prinsip kehati-hatian, profesional, dan memperhatikan

kemampuan pengembalian, serta kemampuan penyerapan anggaran, dapat kami

sampaikan hal-hal sebagai berikut. Pembiayaan utang baik yang diperoleh dari

penerbitan SBN maupun penarikan pinjaman memiliki beban di masa yang akan

datang berupa pembayaran cicilan pokok dan bunga. Selain itu kedua beban tersebut

juga memiliki sejumlah risiko khususnya risiko nilai tukar jika pembiayaan utang

diperoleh dari luar negeri. Dengan adanya beban tersebut, Pemerintah akan

berupaya maksimal agar pemanfaatan pembiayaan utang digunakan untuk

membiayai kegiatan-kegiatan produktif yang dapat memberikan dampak positif dan

multiplier effect yang tinggi bagi upaya penurunan kemiskinan, penciptaan lapangan

kerja, dan peningkatan perekonomian nasional.

Selain itu, Pemerintah juga terus berupaya untuk melakukan inovasi dan

diversifikasi instrumen pembiayaan utang dan nonutang. Pemerintah telah

menerbitkan Sukuk Negara dengan underlying proyek. Pemerintah juga telah

menerbitkan obligasi ritel baik konvensional maupun sukuk. Sampai saat ini sedang

dikaji kemungkinan penerbitan instrumen SBN diantaranya Index Linked Bond,

yaitu obligasi yang memiliki tingkat bunga mengacu pada tingkat indeks tertentu

misalnya inflasi. Pada instrumen pinjaman, Pemerintah juga berupaya melakukan

inovasi salah satunya melalui instrumen pinjaman result based lending dan

mengoptimalkan sumber pinjaman tunai melalui instrumen pinjaman tunai

komersial. Pemerintah juga memanfaatkan pinjaman dalam negeri untuk

Page 75: LAMPIRAN - anggaran.depkeu.go.id jawaban PU RAPBN... · mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pada tahun 2016, ... namun juga diarahkan untuk mendukung program-program

-L.74-

pembiayaan sektor pertahanan dan keamanan untuk mendukung pemberdayaan

industri dalam negeri.

Berkenaan dengan perbaikan pengelolaan pinjaman luar negeri, Pemerintah

menetapkan kebijakan sebagai berikut (1) komitmen pinjaman kegiatan (project

loan) baru diarahkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan energi, serta

membiayai pembelian barang yang belum dapat diproduksi di dalam negeri dalam

rangka alih teknologi, (2) meningkatkan kualitas persiapan kegiatan dan pengadaan

pinjaman luar negeri, melalui (a) peningkatan peran serta dalam penyusunan

dokumen kerjasama dengan lender untuk menghindari terjadinya pengadaan

pinjaman luar negeri yang didikte oleh lender (lenderdriven), (b) negosiasi pinjaman

luar negeri hanya dilakukan setelah terpenuhinya seluruh kriteria kesiapan

(readiness criteria) dari kegiatan yang akan dibiayai dengan pinjaman luar negeri,

dan (c) menetapkan syarat dan ketentuan (terms and conditions) pinjaman luar

negeri yang sesuai dengan target risiko dan biaya utang, (3) pinjaman luar negeri

tunai/program dilakukan secara selektif, antara lain dalam rangka mendukung

fleksibilitas pembiayaan utang, dan (4) meningkatkan kinerja pemanfaatan

pinjaman luar negeri, dengan (a) mengoptimalkan evaluasi pemanfaatan pinjaman

luar negeri untuk memastikan penarikan pinjaman luar negeri sesuai jadwal, (b)

mengambil langkah penanganan atas kegiatan yang bermasalah dan berdampak

signifikan terhadap APBN berdasarkan hasil monitoring, dan (c) meningkatkan

koordinasi antarunit terkait dalam penganggaran, serta monitoring dan evaluasi

pinjaman luar negeri.