66
193 LAMPIRAN 1 LITURGI GKJ FORMULA I (KEBAKTIAN MINGGU I) (P: Pemimpin; J: Jemaat; P+J: Pemimpin dan Jemaat) Votum dan Salam (Jemaat berdiri) P : TUHAN yang menciptakan langit dan bumi adalah sumber pertolongan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus ada pada saudara (kita) sekalian. P+J : (Menyanyikan: Amin, amin, amin). Nyanyian Pujian (Jemaat duduk) P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian”). Pengakuan Dosa P : (Membacakan “Hukum Kasih”, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan “Kidung Penyesalan Dosa”). Berita Anugerah dan Petunjuk Hidup Baru P : (Membacakan ayat-ayat dari Alkitab sebagai “Berita Anugerah” dan “Petunjuk Hidup Baru”). Kesanggupan P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Kesanggupan”). Doa Syukur dan Doa Syafaat P (+J) : (Menyampaikan “Doa Syukur” dan “Doa Permohonan Khusus”). Persembahan P : (Membacakan “Ayat Ajakan Persembahan”). P+J : (Mengumpulkan/menghaturkan persembahan, sambil menyanyikan “Nyanyian Pujian”). P : (Melayankan “Doa Persembahan” dan “Doa Pelayanan Firman”, setelah selesai pengumpulan persembahan). Pelayanan Firman P : (Membacakan “Ayat-Ayat Alkitab” atau “Nats Khotbah”, diakhiri dengan perkataan): Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan yang memeliharanya. Haleluya! J : (Menyambut dengan nyanyian “Haleluya, Amin.”). P : (Berkhotbah). J : (Melakukan “Saat Teduh”, setelah khotbah selesai disampaikan). Penutup P : (Menyampaikan “Doa Penutup”). P+J : (Mengucapkan “Doa Bapa Kami”).

LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

  • Upload
    lytruc

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

193

LAMPIRAN 1

LITURGI GKJ FORMULA I (KEBAKTIAN MINGGU I)

(P: Pemimpin; J: Jemaat; P+J: Pemimpin dan Jemaat) Votum dan Salam (Jemaat berdiri) P : TUHAN yang menciptakan langit dan bumi adalah sumber pertolongan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus ada

pada saudara (kita) sekalian. P+J : (Menyanyikan: Amin, amin, amin). Nyanyian Pujian (Jemaat duduk) P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian”). Pengakuan Dosa P : (Membacakan “Hukum Kasih”, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan “Kidung Penyesalan Dosa”). Berita Anugerah dan Petunjuk Hidup Baru P : (Membacakan ayat-ayat dari Alkitab sebagai “Berita Anugerah” dan “Petunjuk

Hidup Baru”). Kesanggupan P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Kesanggupan”). Doa Syukur dan Doa Syafaat P (+J) : (Menyampaikan “Doa Syukur” dan “Doa Permohonan Khusus”). Persembahan P : (Membacakan “Ayat Ajakan Persembahan”). P+J : (Mengumpulkan/menghaturkan persembahan, sambil menyanyikan “Nyanyian

Pujian”). P : (Melayankan “Doa Persembahan” dan “Doa Pelayanan Firman”, setelah selesai

pengumpulan persembahan). Pelayanan Firman P : (Membacakan “Ayat-Ayat Alkitab” atau “Nats Khotbah”, diakhiri dengan

perkataan): Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan yang

memeliharanya. Haleluya! J : (Menyambut dengan nyanyian “Haleluya, Amin.”). P : (Berkhotbah). J : (Melakukan “Saat Teduh”, setelah khotbah selesai disampaikan). Penutup P : (Menyampaikan “Doa Penutup”). P+J : (Mengucapkan “Doa Bapa Kami”).

Page 2: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

194

Nyanyian Pujian Penutup (Jemaat berdiri) P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian Penutup”). Sahadat (Pengakuan Iman Rasuli) P+J : (Mengucapkan “Pengakuan Iman Rasuli”). Berkat P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutu-an Roh Kudus

menyertai saudara (kita) sekalian. Amin.

Page 3: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

195

LAMPIRAN 2

LITURGI GKJ FORMULA II (KEBAKTIAN MINGGU II)

(P: Pemimpin; J: Jemaat; P+J: Pemimpin dan Jemaat) Votum dan Salam (Jemaat berdiri) P : Marilah kebaktian in kita khususkan dengan pengakuan, P+J : TUHAN yang menciptakan langit dan bumi adalah sumber pertolongan kita. P : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus Kristus,

ada pada saudara (kita) sekalian. P+J : (Menyanyikan: Amin, amin, amin). Pujian Bersahutan (Jemaat duduk) P : Tuhan adalah Allah. Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita; umatNya

dan kawanan domba gembalaanNya. J : marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan TUHAN yang menjadikan kita. P : Marilah kita masuk ke dalam BaitNya dengan nyanyian syukur, dan dengan puji-

pujian. Bersyukurlah kepada Tuhan dan pujilah NamaNya. J : Sebab TUHAN itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya dan kesetiaanNya

tetap turun temurun. Haleluya! Nyanyian Pujian P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian”). Pengakuan Doa P : (Membacakan “Hukum Kasih”). Marilah kita menyesali dosa-dosa kita. Kasihilah aku ya Allah menurut kasih setiaMu. J : Hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar. P : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku. J : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan

dosaku. P : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berbuat dosa dan melaku-

kan apa yang Kau anggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersih dalam penghukumanMu.

J : Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

P : Sesungguhnya Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikamt kepadaku.

J : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir. Basuh aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju.

P : Biarlah aku emndengar kegirangan dan suka cita. Biarlah tulang yang Kau remuk-kan bersorak-sorak kembali.

J : Sembunyikanlah wajahMu terhadap dosaku; hapuskanlah segala kesalahanku. P : Jadikanlah hatiku tahir ya Allah dan perbaruilah batinku dengan roh yang teguh. J : Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil RohMu

yang kudus dari padaku. P : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari padaMu, dan

lengkapilah aku dengan Roh yang relah,

Page 4: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

196

P+J : Maka aku akan mengajarkan jalanMu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepadaMu.

Berita Anugerah dan Petunjuk Hidup Baru P : (Membacakan ayat-ayat Alkitab sebagai “Berita Anugerah” dan “Petunjuk Hidup

Baru”). Kesanggupan (Jemaat berdiri) P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Kesanggupan”). Doa Syukur dan Doa Syafaat (Jemaat duduk) P (+J) : (Menyampaikan “Doa Syukur” dan “Doa Permohonan Khusus”). Pelayanan Firman P : (Membacakan “Ayat-Ayat Alkitab” atau “Nats Khotbah”, diakhiri dengan

perkataan): Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan yang

memeliharanya. Haleluya! J : (Menyambut dengan nyanyian “Haleluya, Amin.”). P : (Berkhotbah). J : (Melakukan “Saat Teduh”, setelah khotbah selesai disampaikan). Sahadat (Pengakuan Iman Rasuli) P+J : (Mengucapkan “Pengakuan Iman Rasuli”). Persembahan P : (Membacakan “Ayat Ajakan Persembahan”). P+J : (Mengumpulkan/menghaturkan persembahan, sambil menyanyikan “Nyanyian

Pujian”). Pmp : (Melayankan “Doa Persembahan” setelah selesai pengumpulan per-sembahan). Nyanyian Pujian Penutup (Jemaat berdiri) P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian Penutup”). Berkat P : TUHAN memberkati saudara (kita) dan melindungi saudara (kita). TUHAN

menyinari saudara (kita) dengan wajahNya dan memberi saudara (kita) kasih karunia. TUHAN menghadapkan wajahNya kepada saudara (kita) dan memberi saudara (kita) damai sejahtera.

J : Amin.

Page 5: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

197

LAMPIRAN 3

LITURGI GKJ FORMULA III (KEBAKTIAN MINGGU III)

(P: Pemimpin; J: Jemaat; P+J: Pemimpin dan Jemaat; WJ: Warga Jemaat; Mj: Majelis) Votum dan Salam (Jemaat berdiri) P : Marilah kebaktian in kita khususkan dengan pengakuan, P+J : TUHAN yang menciptkan langit dan bumi , adalah sumber pertolongan kita. P : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus Kristus

ada pada saudara (kita) sekalian. P+J : (Menyanyikan: Amin, amin, amin). Nyanyian Pujian (Jemaat duduk) WJ : (Memimpin Jemaat untuk menyanyikan “Nyanyian Pujian”). Pengakuan Dosa Mj : (Membacakan “Hukum Kasih”). Dengan mengaca pada hukum kasih ini, nyata sekali dosa kita, yaitu kita tidak

dapat melaksanakan “Hukum Kasih” ini dengan selengkapnya dan seutuhnya. Oleh sebab itu marilah kit amenyesali dosa kita seraya memohon pertolongan Tuhan.

P+J : Dihadapan Allah dan di depan sesama aku mengakui dosa-dosaku, sebab aku kurang mencintai sesama seperti diri sendiri. itulah dosaku, dosaku sendiri. Tuhan kiranya mengampuni dosaku, dan mengaruniakan kuasa Roh Kudus kepadaku, supaya aku dapat melakukan kehendak Tuhan.

Berita Anugerah dan Petunjuk Hidup Baru P : (Membacakan ayat-ayat Alkitab sebagai “Berita Anugerah” dan “Petunjuk Hidup

Baru”). Kesanggupan P : Marilah firman Tuhan itu kita tanggapi bersama-sama. P+J : Semua firman Tuhan yang ku dengarkan hari ini akan ku lakukan. WJ : (Mengajak Jemaat berdiri untuk menyanyikan “Nyanyian Kesanggupan”). Doa Syukur dan Doa Syafaat (Jemaat duduk) P (+J) : (Menyampaikan “Doa Syukur” dan “Doa Permohonan Khusus”). Persembahan Mj : (Membacakan “Ayat Ajakan Persembahan”). J : (Mengumpulkan/menghaturkan persembahan, sambil menyanyikan “Nyanyian

Pujian”). P : (Mengajak Jemaat berdiri dan melayankan “Doa Persembahan” dan “Doa

Pelayanan Firman”, setelah selesai pengumpulan persembahan). Pelayanan Firman (Jemaat duduk) P : (Membacakan “Ayat-Ayat Alkitab” atau “Nats Khotbah”, diakhiri dengan

perkataan):

Page 6: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

198

Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan yang memeliharanya. Haleluya!

J : (Menyambut dengan nyanyian “Haleluya, Amin.”). P : (Berkhotbah). J : (Melakukan “Saat Teduh”, setelah khotbah selesai disampaikan). Penutup P : (Menyampaikan “Doa Penutup”). P+J : (Mengucapkan “Doa Bapa Kami”). Nyanyian Pujian Penutup P+J : (Menyanyikan “Nyanyian Pujian Penutup”). Sahadat/Pengakuan Iman Rasuli (Jemaat berdiri) P+J : (Mengucapkan “Pengakuan Iman Rasuli”). Berkat P : TUHAN memberkati saudara (kita) dan melindungi saudara (kita). TUHAN

menyinari saudara (kita) dengan wajahNya dan memberi saudara (kita) kasih karunia. TUHAN menghadapkan wajahNya kepada saudara (kita) dan memberi saudara (kita) damai sejahtera.

P+J : Amin.

Page 7: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

199

LAMPIRAN 4

LITURGI LEKSIONARI VARIASI 1

Votum dan Salam - Pernyataan salam berkat. - Amin.

Introitus Nyanyian Pujian Pengakuan Dosa

- Hukum Kasih. - Nyanyian pengakuan dosa.

Berita Anugerah dan Petunjuk Hidup Baru Nyanyian Kesanggupan Doa Syukur dan Syafaat Persembahan

- Ajakan persembahan. - Nyanyian persembahan. - Doa persembahan.

Pelayanan Firman

- Bacaan pertama dan tanggapan. - Mazmur antar bacaan. - Bacaan kedua dan tanggapan. - Bacaan Injil dan tanggapan. - Khotbah. - Saat Teduh.

Dia Akhir Kebaktian Nyanyian Akhir Kebaktian Sahadat Berkat

- Pernyataan berkat. - Amin.

Nyanyian Penutup

Page 8: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

200

Page 9: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

201

LAMPIRAN 5

LITURGI LEKSIONARI VARIASI 2

Votum dan Salam - Pernyataan salam berkat. - Amin.

Introitus Nyanyian Pujian Pengakuan Dosa

- Hukum Kasih. - Nyanyian pengakuan dosa.

Berita Anugerah Pelayanan Firman

- Bacaan pertama dan tanggapan. - Mazmur antar bacaan. - Bacaan kedua dan tanggapan. - Bacaan Injil dan tanggapan. - Khotbah. - Saat Teduh.

Sahadat Persembahan

- Ajakan persembahan. - Nyanyian persembahan. - Doa persembahan.

Doa Syafaat Nyanyian Akhir Kebaktian Pengutusan dan Berkat

- Pernyataan berkat. - Amin.

Nyanyian Penutup

Page 10: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

202

Page 11: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

203

LAMPIRAN 6

HASIL WAWANCANA DENGAN BAPAK PETRUS DAN BAPAK SUGERNG SUGIARTO

TENTANG TATA CARA KEBAKTIAN JAMAN KYAI SADRACH (13 & 20 November 2013, Pendapa GKJ Karangjasa)

“Rikâlâ pârâ wârgâ (grejâ) mlêbêt gapurâ ìngkang wôntên sisìh lér punikâ, lajêng sami lungguhan ngaso sawātawìs sinambi amêng-amêng ìng pāndhâpâ mriki. Lajêng wêkdal badhe mlêbêt dhatêng grejâ utawi rumiyìn ìngkang dipûn sebût mêsjid, sadâyâ sami sêsuci. ... Wôntên padasan sacêlakipun gapurâ sisìh nglêbêt mrikâ kangge sêsuci. ... Sasampûnipûn punikâ sami nuju kôri Grejâ kanthi ênìng. Dumugi mriku (kôri) lajêng mêndhak, mlampah mlêbêt kaliyan jéngkéng lan tumungkûl, ngantôs linggìh kanthi manah tidhêm. ... Mbôtên kengìng sami ngôbrôl malìh lan kêdah ndêdongâ ìng batôs. ... Amargi wôntên ìng nglêbêt sadâyâ kêdah sampûn sumadyâ kangge madhêp Gusti. ... Racakipûn ìngkang sami linggìh punikâ ngupêng wôntên ngajêng lan sakiwâ-têngênipûn pamulang anggénipûn lênggah. ... Rikâlâ pāndhitâ utawi pamulang sampûn lênggah lan samêktâ wôntên sangajêng mimbar mejâ alìt kangge papan Kitab Suci, pangabêkti kawiwitan kanthi ngajak wargâ sami misungsûng. ... Sakêmpalipun, pisungsûng dipûn atûrakên kanthi pandongâ. ... Sāsarêngan ugi Dongâ Râmâ Kawulâ. Nanging Dongâ Râmâ Kawulanipûn wujûd kidungan, sami kaliyan pratelanìng Sahadat Rasuli sasampûnipûn punikâ (Dongâ Râmâ Kâwulâ) wau. ... Maôs Kitab Suci lan khotbah punika katindakakên lêbar sahadat. ... khotbahipûn sôk andharan, nangìng inggìh wôntên ugi têmbang ìngkang isinipûn pitutûr. ... Sarampûngipûn khotbah dipûn lajêngakên pandongâ punâpâ dene pāpujén kanthi kidûng. ... Pungkasanipûn, sadéréngipûn katutûp lan bubaran, pāndhitâ utawi pamulang nglantarakên bêrkah.”

Terjemahan Indonesia bebas:

“Sewaktu warga Gereja memasuki gerbang yang ada di sebelah utara itu, kemudian duduk istirahat bersama beberapa saat sambil berbincang di pendapa sini. Lalu ketika hendak masuk ke Gereja atau dulu yang disebut masjid, semua membasuh diri bersama. ... Ada padasan dekat gerbang sebelah dalam sana untuk berbasuh. ... Setelah itu bersama menuju pintu Gereja dengan tenang. Sampai di depan pintu itu kemudian membungkung, berjalan masuk dengan jongkok dan tertunduk, hingga duduk dengan batin hening. ... Semua tidak boleh ngobrol lagi dan harus berdoa dalam hati. ... Karena di dalam semua-nya harus sudah siap menghadap Tuhan. ... Formasi yang bersama duduk tersebut ber-keliling di depan dan di kiri kanan pengajar duduk. ... Ketika pendeta atau pengajar telah duduk dan siap di depan meja mimbar kecil untuk menempatkan Alkitab, kebaktian dimulai dengan mengajak warga persembahan bersama. ... setelah terkumpul, per-sembahan dihaturkan dengan doa. ... Disertai juga Doa Bapa Kami. Tetapi Doa Bapa Kaminya berupa nyanyian, seperti pengakuan Sahadat Rasuli setelah Doa Bapa Kami tersebut. ... Membaca Alkitab dan khotbah dilakukan setelah sahadat. ... Terkadang khotbahnya uraian, tetapi ada juga nyanyian yang isinya petunjuk. ... Selesai khotbah diteruskan doa maupun pujian dengan nyanyian. ... akhirnya, sebelum ditutup dan dibubarkan, pendeta atau pengajar menghantarkan berkat.”

Page 12: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

204

Page 13: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

205

LAMPIRAN 7

TRANSKRIP REKORDER WAWANCANA DENGAN PENDETA NOVEMBRI COELDAHANA

TENTANG PROSES PENYUSUNAN LITURGI GKJ (9 Juli 2013, Gedung Semar GKJ Dagen Palur, Pukul 11.00 WIB)

...... Ya, artinya kalau di taraf sinodal waktu itu... pembaruan hanya mencari beberapa model teologi yang kira-kira dipakai di gereja yang lebih bersifat partisipatif. Belum mengarah kontekstualisasi. ... Makanya ada liturgi satu, liturgi dua, liturgi tiga. Jadi orientasinya masih partisipatif waktu itu. … Dan mungkin sampai sekang... . Sampai sekarang kalau dilihat liturgi itu tetep; itu cuman pengembangan redaksional karena model-modelnya... itu cuman melibatkan partisipatif. Ada jemaatnya, ada ininya... Jadi dari pendeta sentris: dari salam sampai berkat, semuanya pendeta; kemudian ada pemuda, ada ini... dilibatkan partisipatif bersahut-sahutan.

[Itu dari liturgi dua dan tiga?]. Ya! Jadi arahnya waktu itu belum banyak memasukkan kontekstualisasi. ... kontekstualisasi masih dianggap pergumulan yang lepas di Gereja. Jadi itu belum berorientasi pada kontekstualisasi... .

[Jadi itu masih semacam kopi paste dari sumbernya sana?]. Iya! Cuma format satu itu yang dikembangkan. ... Jadi unsur-unsur liturgi satu itu nggak boleh hilang: salam, berkat, pengakuan dosa, pelayanan firman, orientasi tetap pelayanan firman. Cuma agen-agennya sekang lebih partisipatif. Nah kontekstualisasi memang masih pergumulan karena kelompok-kelompok tua masih menganggap sinkretisme...

[Artinya, … ketika mencoba untuk membangun atau menyusun liturgi pada waktu itu, penggalian sumber-sumber, makna-makna, dan lain sebagainya tidak mencakup lebih dalam baik secara sosiologis, dls, dan konteks-konteks tertentu juga tidak?]. Iya, Karena itu ketika PPAG disahkan, gereja-gereja GKJ secara kreatif sangat bergantung pada gereja lokal. Kalau anda bertanya sinodal ya sampai di situ tok. Makanya lahirlah bentuk liturgi yang sebetulnya hanya bukan pada orientasi dan landasan teologisnya, pada sosiologis-nya! Hanya soal susunannya aja yang beda. Persembahan yang ada di depan terus taruh ada yang di belakang, ada yang dianggap sebagai jawaban atas pemberitaan firman, ada yang sebelumnya sebagai ucapan syukur baru kita mendengar firman. … Tapi unsurnya aja nggak berubah. Pengakuan dosa, petunjuk hidup baru...

[Tapi apakah mungkin dibikin seperti itu karena sebuah kondisi mendesak, atau sejak didewasakan... kemudian ada semacam keputusan untuk segera menyusun tata per-ibadatan sehingga akhirnya tidak ada waktu khusus untuk bisa cukup menstudi … macam-macam seperti itu?]. Endak! Waktu itu memang ada desakan untuk kontekstualisasi, belajar dari gereja lokal. Sebetulnya waktu itu kan LSPnya Pak Prajarto CS dengan Niko L. Kana, tetapi memang ada kekuatan juga sebetulnya yang lebih ingin bersifat penyeragaman. ... Kalau kontekstualisasi, dia nggak boleh dibentuk oleh sinodal. ... Makanya waktu itu perdebatannya banyak. … Kontekstualisasi itu misalnya dari pentahbisan Pak Simon. Gambar Yesus kita hilangkan, tanpa wajah (tahun 2000). Nah itu gejolak! ... Kita mau Yesus dibentuk oleh wajah perjumpaan masyarakat. Kemudian minta restu para budayawan, tokoh agama masuk dalam prosesi. Kita didatangi klasis waktu itu.

[Jadi seperti … yang penjenengan katakan ini sebagai ide-ide yang sebenarnya juga dulu ketika panjenengan masuk ke dalam tim itu juga sempat dimunculkan?]. Iya! Tapi kan kalah, dalam arti format bahwa pokok-pokok ajaran kan belum berubah, masih gereformeerd. Waktu itu masih Heidelberg. ... Jadi, perkembangan PPAG tidak berjalan bersamaan dengan transformasi liturginya. … [Nah ini berarti ada sesuatu yang miss/terputus di situ? Mestinya liturgi kan bisa mengungkapkan dari apa yang menjadi

Page 14: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

206

pemahaman PPAG itu sebagai konfesi iman?]. Model kerjanya pada waktu itu, …, model kerjanya beda-beda. Jadi tim revisi tata gereja ya tata gereja, tim revisi PPAG... PPAG. Harusnya kan mulai dari PPAG, PPAG disahkan baru keluar model liturgi; liturgi untuk kebangsaan, liturgi tanah air. Na... sampai terakhirnya pengakuan iman kalau memang mau... Na di sini tidak jadi masalah, di tempat lain mungkin jadi masalah, pengakuan iman diungkapkan seperti itu. ... Kami kembangkan sendiri. Dan pentahbisan pendeta sudah kita legalkan di sini, selalu dengan tokoh-tokoh agama lain, cerita dari Bagawatgita, cerita dari Mahabarata, untuk proses pentahbisan. Nah itu namanya kontekstualisasi. … Nah, waktu seminar di Elika, … memang kelompok konservatif diadu ama kelompok liberal. … sampai saya ada orang yang menuduh ndak pecaya pada Yesus Kristus, karena Alkitab menurut saya bisa salah: Teks A, teks B, ... teks A ini dikontrol sama teks B juga. Teks B ini sejarah-sejarah umat. Di sini ular sumber kejahatan, tapi di China dragon itu sumber kebaikan. Maka Alkitab bisa dikritik.

[... tapi satu sisi bagaimana aktualisasi itu secara keumatan melalui liturgi, kok ternyata tidak nyambung. Nah, seperti kok bisa kehilangan isi yang dikatakan dari PPAG itu di mana?]. Ya... karena timnya beda-beda. Dan timnya itu tidak mencoba belajar dari PPAG. Cuma memformatkan saja dan orientasinya seperti itu aja. [Jadi memang selain bersumber kepada tradisi GKN sekaligus di situ memang ada suatu kekuatan status quo, begitu? pada akhirnya itu tidak bisa merubah sesuatu apapun?]. Iya! Jaman aku memang belum PPAG lo... Jaman aku masih katekismus. ... makanya kalau mau liat revisi sekarang beda-beda. Jadi waktu itu pembahasannya deputat studi ditugaskan untuk membuat liturgi, dah gitu aja! Berdebatannya bagai mana?: ya, masing-masing katekismus itu pegangangnya. Kan PPAG belum lahir. [Tapi katanya PPAG juga dalam proses juga pada waktu itu?]. Hm... PPAG kan apa... jatuh bangun terus! Tim yang terakhir baru pak Broto, trus Pak Simon; itu juga ada konflik! Trus pak Broto mengundurkan diri, Pak Simon mengundurkan diri. … Pak Broto kan kecenderungannya, … sebagai konseptor. Tapi kan tim. Nah ketika ada kritik dan sebagainya, dia tidak mau; pakai ini total, atau tidak!? Karena pak Broto kan pendekatannya Karl Barth, mulai dari soteriologis. Begitu... Padahal kalau memang katekisasi itu kan harusnya dari penciptaan,... walaupun bisa ditarik tapi kan dimulainya dari paradigma negatif: orang jatuh dalam dosa, terkutuk, terus penyelamatan hanya bisa oleh Yesus. Nah... baru sikap Kristen terhadap budaya. …

… Jadi kebutuhan awalnya itu bukan dari tantangan realitas dan transformasi kultural. Tantangannya adalah ... dari kehidupan internal: kejenuhan! Kejenuhan liturgi, maka Cuma ditambah litugi alternatif 1, 2, 3 Minggu pertama, kedua, ketiga, dan lebih partisipatif, begitu! Itu aja.

[… pandangan panjenengan selanjutnya untuk leksionari … serta dengan liturgi yang ada itu sekarang bagai mana, pak... artinya menurut pandangan panjenengan, satu sisi ada upaya untuk perbaikan dari semangat liturgi kita. Tapi satu sisi bentuk yang dihasilkan untuk beberapa waktu yang cukup lama sebetulnya, ternyata kok munculnya Cuma sekedar ..., kalau leksionarinya sebagai daftar bacaan mungkin tidak masalah, tetapi kemudian liturgi yang digunakan untuk menterjemahkan itu jadi semakin ... mengakar atau malah justru tidak?]. Nggak, … bahwa leksionari itu penyeragaman, justru mengabaikan kontekstualisasi dan lokalitas. ... sehingga kalau sama seluruh dunia seolah-olah sama. Bagus! Ya pakai aja kaya muslim, bahasanya Arab semua, semua seluruh sholat..., kaya bahasa Latin semuanya begitu lo... . Menurut saya gereja GKJ ada keuntungannya tidak terlalu sinodal itu, presbiterial sehingga gereja-gereja mengembang-kan. Tapi saya yakin, liturgi di gereja GKJ semua masih formatnya leksionari itu. Karena hari-hari nasional nggak dimasukkan dalam liturgi gerejawi. Kalau Dagen kita masukkan itu sebagai liturgi gereja. Semua yang berbaikan humanitas, perbaikan alam dunia dan kualitas manusia dan ciptaan kita masukkan sebagai liturgi gereja; itu kontekstualisasi. Tapi itu nanti akan benturan. Saya dikritik sama temen-temen: “kalau gitu jadikan aja hari

Page 15: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

207

korban idhul adha sebagai liturgi gereja.” “O, iya bisa prinsipnya. Karena itu pengorbanan. Kita gabung. Makanya sura kita rayakan juga. Sura itu kan sebetulnya bukan mejik. Kerbau dimandikan, semua dimandikan... karena itu alat produksi. Nah ketika alat produksi ini bersih dan bagus dia kerja bagus. Nah trus kita simbolisasi dalam kegiatan. ...

Nah, perjamuan kudus seperti kontekstualisasi kan sebetulnya seperti itu. konteks kita: pergumulan muslim—Kristen kita masukkan sebagai bagian. Walaupun isinya ibadah tetapi sebetulnya sudah slameten RI! Iya! Unsur-unsurnya... Karena perjamuan kudus pake ubi, tales saja di sinode udah jadi perdebatan rame. Jadi di situ persoalannya. Jadi kalau melihat dari pergumulan sinode masih dangkal waktu masih jamannya saya. Karena berangkat hanya dari akta.

... [Artinya bisa saya simpulkan … Sejak awal dari perumusan liturgi peribadatan GKJ dalam sistem keumatan itu sendiri memang belum ada … atau miskin penggalian asas-asas baik yang teologi, sosiologi, ataupun yang lainya?], … Sebetulnya kontekstualisasi jangan hanya dimulai dari cuman unsur-unsur liturgi. … . Ya... saya kuatir kontekstualisasi itu Cuma pendekatannya kaya budaya thok...! Ada kaya gamelan, dan lain sebagainya. Padahal bukan itu! Itu hanya unsur. Namanya kontekstualisasi itu dia belajar dari konteksnya. Konteksnya di kita: agama-agama, pluralitas, dls, na... mulailah dari situ; Kontekstual yang sesungguhnya kan orang berteologi dari realitas sosial politik budayanya, belajar dari sejarahnya, jadi kita tidak ditarik menjadi sejarah Israel! Kita berteologi dari sejarah Indonesia, makanya kenapa kok HUT RI tidak masuk dalam kalender gereja Indonesia? Itu keliru! Harusnya masuk, karena kita adalah gereja Indonesia,... . Jadi kalau kita mau mengembangkan apa yang betul-betul disebut kontekstual sebetulnya sampai ke ajaran. [Ajaran sebenarnya sudah cukup mewadahi?]. Iya, pak Broto itu! Tetapi bagaimana itu divisualisasi masuk ke dalam liturgi nggak ada. Ketika kita menghormati agama lain sebagai rahmat Allah yang memelihara, loh... dalam liturgi kita kok dia nggak masuk? [Ya itu karena ada loncatan itu, pak? Liturgi dulu baru ajaran]. Tapi waktu tim kami memang belum bicara itu banyak, mas. ... Karena itu berangkat dari akta. [Jadi Cuma sekedar yang sudah dibaca bareng terus kemudian dirembug bagai mana ini bagusnya, bahasanya, dan sebagainya?]. Makanya, itu perlawanan dari liturgi dari gereja-gereja pentakostal, anak-anak muda... [Yang menjadi pergumulannya itu ya?]. Itu! Itu pergumulan sehingga mencari liturgi yang tidak membosankan, alternatif seperti itu yang melibatkan anak muda,... [Itupun membosankan...?]. Iya. Karena memang persoalan-nya. ... Dan itu American culture, tapi karena anak-anak nggak punya pilihan, alternatif, sehingga liturginya itu. Nah, dilawannya cuma dengan model-model liturgi yang berbeda itu!? ... persoalan yang paling penting itu di paradigma, paradigma berteologinya! ... Lebih baik pakai alat-alat tradisional. ... mengembangkan “The Asian Culture” itu. ... Ya, “Asians Institut of the Power Liturgy” di Manila. Kulintang kita lengkap, angklung lengkap, gamelan lengkap. Lagu-lagu kita udah dihimpun di sana lo... “Sounds of the Bamboo”, ... Jadi gundul-gundul pacul ada, manuk dadali ada, waktu pakai liturgi mereka main musik korea, indonesia, angklung dimainkan... wah... bergetar banget lo itu! liturgi betul, Asians for Liturgies! Nah Indonesia ndak...! [Dan itulah nyawa kita ...? Kelihatan hidup banget ...?]. Iya!

[Artinya, sumber-sumber dalam penyusunan litrugi GKJ sendiri memang sangat miskin. hanya kebutuhan mendesak, dan mungkin ditentukan lebih banyak pada orang-orang yang memiliki ini?]. Pada problem thok... bukan pada program! [Berarti sangat miskin sekali kita ini, sumber-sumbernya, asas-asasnya, dasar-dasarnya, ... Malah mungkin seperti tadi saya matur seakan-akan malah tidak ada ini. ... Seperti diistilahkan Pak Djoko Sutopo itu juga, kita itu sebetulnya hanya menyadur ... Di sadur, dikembangkan, dan ya itu... Cuma diolah sendiri aja, tetapi nggak ada perubahan sama sekali... Yang kelihatan Jawa itu Cuma karena bahasanya, makanya melibatkan pak Siman]. Unsur-unsurnya nggak berkembang, unsur-unsur antropologisnya. Dls.

Page 16: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

208

Page 17: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

209

LAMPIRAN 8

TRANSKRIP VIDEO WAWANCANA DENGAN PENDETA SIMAN WIDYATMANTO

TENTANG PROSES PENYUSUNAN LITURGI GKJ (24 Juli 2013, Wisma Sabda Mulya GKJTU Salatiga, Pukul 20.00 WIB)

Kula tak crita sik wae, ... critanya yang namanya liturgi itu gambar perjumpaan antara Tuhan dengan umatNya. Jadi itu gambar perjumpaan! Ha Tuhan dengan umatNya di situ, Tuhan diwakili dalam tokoh yang namanya pendeta atau pelayan kebaktian. Tetapi di dalam perjumpaanNya, pendeta mempunya fungsi ganda. ... Di satu pihak mewakili Tuhan, yaitu di dalam berkat; tetapi pihak lain, di dalam doa misalnya, itu mewakili umat menghadap Tuhan. Ha itu fungsinya; kalau yang berkebaktian itu itu tidak berfungsi ganda. La yang pendeta, yang berfungsi ganda.

Yang disebut awal kebaktian atau liturgi, itu mulai dari penyerahan Alkitab kepada pelayan firman, sampai pada penyerahan kembali dari majelis kepada (??). penyerahan itu artinya minta/menyuruh mengajarkan ajaran berdasarkan Alkitab itu; yang diserahkan. Karena itu kewenangan majelis, kalau ada pendeta yang tidak berdasarkan Akitab, itu berhak untuk menegur. Karena yang berkuasa di dalam Gereja Jawa itu majelis. Jadi mulai dari penyerahan Alkitab kepada pengkhotbah sampai pada penyerahan kembali Alkitab, itulah liturgi. Berarti ada warta gereja, ada pengumuman-pengumuman, itu tidak termasuk di dalam liturgi. Jadi salah kalau ada warta gereja misalnya dimasukkan di dalam liturgi. Itu tidak benar! Jadi itu di luarnya, boleh sebelum liturgi, boleh sesudah sesudah liturgi selesai.

Sekarang unsur-unsur yang ada di dalam liturgi. Jaman saya disebut adiutorium. Mboten auditur, ning adiutorium. Artinya penolong; Adiutor itu penolong, adiutorium itu pertolongan. Tapi sekarang sering menggunakan kata votum yang artinya ikrar; dan salam. La di GKJ biasanya untuk salam itu kadang-kadang orang keliru menggunakan ucapan berkat. Tetapi yang salam yang artinya tanpa menyebut ROH KUDUS. Tapi di dalam berkat itu biasanya ketiga-tiganya disebut: Kasih karunia Tuhan dan kasih Tuhan Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, hendaklah pada saudara-saudara. Nah di dalam saudara-saudara, oh berarti dia mewakili Tuhan. Karena itu saya (katakan) berfungsi ganda. Nah di satu pihak mewakili Tuhan untuk umatNya, di pihak lain mewakili umat untuk menghadap Tuhan.

Nah punika wau bagian-bagiannya/unsur-unsurnya adiutorium yang artinya pertolongan, dan itu: Pertolongan kita adalah ... . Pengakuan itu/ikrar/... votum, meskipun sebetulnya isinya sama. Tetapi liturgi dimulai dengan pengakuan itu. tapi tanpa ada pengakuan itu kosong anunya (ibadah) itu. Ha lajeng, adiutorium itu atau votum; dan salam, salam itu sebenarnya hanya seperti selamat pagi, dan sebagainya itu. Lalu kidung pujian. ... kemudian disusul dengan hukum kasih, ya ini nanti, itu tentang urutannya itu macem-macem, artinya ada yang mendahulukan ini ada yang mendahulukan itu, tetapi unsur-unsurnya isinya itu. Hukum kasih lalu biasanya diikuti kidung penyesalan. Penyesalan dengan kidung penyesalan. Mungkin penyesalan itu diungkapkan dalam doa oleh salah seorang anggota jemaat, dan diteruskan dengan kidung penyesalan.

Sesudah jemaat mengakui penyesalannya, penyesalan lalu ada berita anugarah, dan petunjuk hidup baru. Jemaat menanggapi dengan kesediaan atau kesanggupan ... berupa kidungan. Lalu biasanya, ya itu urutannya ini..., kalau khotbah yang kira-kira untuk GKJ itu untuk khotbah kurang lebih 20 menit kok! Karena seluruhnya itu hanya sekitar 1 jam. Mulai dari nyanyian-nyanyian dan lain sebagainya itu..., apa lagi kalau ada paduan suara.

Page 18: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

210

Tetapi tanpa paduan suara pun ini tidak jadi harus... Paduan suara suara itu hanya acara apa ya..., mirunggan! (Bisa jadi bagian liturgi, tetapi itu mirunggan).

La lalu e... khotbah ya? Biasanya didahului oleh dengan doa epiklese, lalu khotbahnya tadi kira-kira begitu, lalu ada pengakuan iman. Itu ada yang menggunakan kidungan yang isinya itu, ada yang diucapkan bersama-sama biasanya. Nah sampai itu ada persembahan. Persembahan itu sebetulnya dulu diikuti kidung yang sifatnya fakultatif. Artinya kalau jemaat sudah nyanyi banyak, tanpa kidung pun sebenarnya tidak apa-apa. Tapi kalau jemaat itu cukup besar, ha itu waktu luang ada mengisi waktu dengan kidungan-kidungan itu. nah itu, itu untuk siaran RRI perlu! Kalau tidak ada itu lajeng kosong. Jadi persiapan dan penutupan, penutupan itu... bukan sebelum ada penyerahan dan sesudah penyerahan kembali; itu sudah di luar liturgi. Itu yang tadi saya katakan, mungkin pengumuman-pengumuman, dan sebagainya.

Itu yang sebetulnya, dulu... pernah diangan-angankan kebaktian itu dua macam: pagi dan sore. Karena ada anggapan, bahwa kebaktian yang resmi itu pagi, yang sore jam di Jogja hanya untuk para pelayan, bedinde. Jadi isinya sebetulnya bukan khotbah, tapi semacam katekisasi. Dulu...! Tetapi dalam perkembangannya kebaktian pagi dan sore sama; sehingga tidak perlu diadakan liturgi untuk sore hari. ... Jadi tidak usah ada dua macam kebaktian atau dua macam liturgi. Hanya kebaktian, liturginya tidak usah berbeda.

Liturgi itu dulu mulai berlaku sejak hari peringatan pentakosta tahun ’61. Munculnya ini, (liturgi GKJ)! itu kan dalam persidangan sinode yang ke-6, di Kebumen. (ini catetan artikel tempat saja sidang ke-7 artikel 65 tahun ‘61; ya mungkin!).

Anggota komisi liturgi pada waktu itu Pak Purbowiyogo, Pak Harun Hadiwiyono, Professor Sudarmo, Pak Prawirohatmojo, Dr. D. Bakker, dan Dr. D. C. Mulder, yang terakhir namanya Pak Siman (sebetulnya tugasnya penterjemah dalam bahasa Jawa pada waktu itu, tapi masuk di dalam komisi liturgi itu). Ha dari nama-nama itu yang ada nama Pak Siman dan mungkin Pak Mulder.

Ha selanjutnya, jadi sejak sinode menjadi dewasa, ... sejak tanggal berapa itu... 17 Februari ’31, sampai... saya kurang ingat, ... tetapi sejak pemuda merasa bosan dengan liturgi yang selama ini berjalan, coba itu dari ’61 sampai... hampir 2000, itu liturginya liturgi itu-itu saja. Lalu sinode membentuk komisi liturgi variasi, muncul liturgi variasi: minggu pertama, minggu kedua, minggu keempat. Tetapi itu itu sifatnya fakultatif. Artinya, bagi yang merasa bosan bisa menggunakan variasi itu, bagi yang lain itu ya mangga terserah... Ini, liturgi ini dalam kebaktian hari Minggu. Jadi kalau ada kebaktian lain yang bukan pada hari minggu dipersilakan menggunakan liturgi menurut selera masing-masing. Upamanya ada perayaan pentakosta, trus natal, tahun baru, dan sebagainya itu bisa dengan menggunakan liturgi bukan liturgi itu; itu seperti dulu itu menuruti induk. Ha padahal pada saat itu induk berdasarkan dari sinode. Nyanyiannya itu harus seperti ini, itu dilakukan (sampai sekarang). E... sekarang itu sebetulnya, ya... itu yang liturgi biasa. Karena di dalam salah satu leter, nyanyian dari GKJ itu nyanyian ini. Tetapi sekarang sudah banyak yang menggunakan Kidung Jemaat, dan sebagainya. Ya, jadi itulah ya yang saya ketahui tentang liturgi. Ha sekarang silakan saudara akan menanyakan bagian apa yang perlu diperjelas.

---------- [... Jadi sejarahnya dari permulaan. kalau tadi dari sejarahnya, dari kisah pentakosta

tahun ;65/61 (??), dan masalah-masalah khusus tentang kejenuhan dalam perkembangan dan sebagainya, ..., dulu latar belakang yang paling mendasar dari upaya untuk menyusun liturgi GKJ pada waktu itu?, paling tidak terkait dengan sebagai gereja yang telah didewasakan pada waktu itu, ...?] Mengingat anggota-anggota komisi liturgi itu orang-orang Belanda, saya menduga keras bahwa ini (liturgi) digunakan oleh negeri sana.

[Jadi bersumber pada tradisi gereja yang berasal dari sana?] Iya. Kebetulan ada Pak Bakker, Pak Mulder, itu tokoh-tokoh sentral pada waktu itu. lainnya itu ya ... anggota,

Page 19: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

211

tetapi tentang kematangan liturgi tentunya jelas dari sana. Apalagi seperti saya ini, saya ini hanya bagian penterjemah saja, o... saya masih anak kecil. [Tetapi artinya, tentunya panjenengan juga pirsa, sejauh mana, apa saja yang menjadi inti pirembugan pada waktu itu?] Itu saya hanya notulen, mungkin itu ada di sinode, tetapi tidak lengkap; seperti pada waktu Pak Pujo menjadi sekum minta catetan itu... semua ke sinode.

[Selain dari latar belakang mengenai sumber-sumber penyusunan tadi, adakah beberapa pokok-pokok penting yang pada waktu itu menjadi semacam nilai-nilai pergumulan dalam upaya penyusunan liturgi?] Kita semua tahu bahwa adanya gereja kita pada jaman Belanda, jadinya semua yang berasal dari Belanda langsung ditelan saja! Wong meskipun sudah dewasa tahun ‘31, tapi itu baru menyusun tahun ’61. Jadi 30 tahun. Selama itu masih menggunakan liturgi yang menurut sana; seperti sejarahnya katechismus Heidelbergche, yang sebetulnya sudah tidak sesuai dengan suasana Indonesia lalu muncullah Pokok-Pokok Ajaran Gereja. Kira-kira sama dengan itu!.

[Nah, kalau demikian, adakah sempat pada waktu itu dalam pembukaan tidak hanya sekedar melihat pada sumber tradisinya memang dari gereja Belanda (GKN), tetapi mungkin juga ada asas-asas apa saja yang pada akhirnya sempat bisa terungkap ketika seperti tadi panjenengan ngendika misalnya: ada fungsi pendeta itu fungsi ganda, satu sisi juga umat. Nah tentunya ada asas-asas lain mungkin yang juga sepat muncul di situ?] Saya ingat itu tidak, apa lagi itu tadi apa itu namanya fungsi... saya hanya sebagai penterjemah, jadi apa yang itu tadi cuma ... (saya tulis) saja. [Jadi intinya, itu semua telah terekam di dalam notula semua itu tadi?] Jadi pada waktu itu saya masih anak kecil, masih 32 tahun itu.

[Kenapa kok sejak dulu yang sudah digumulkan ternyata ada kejenuhan, kejenuhan itu kemudian telah diwadahi di dalam liturgi variasi itu, tapi ternyata menurut beberapa kali pengamatan yang ada kok masih seperti itu belum diperbaharui. ... apakah ada kemungkinan bahwa di dalam menyusun liturgi terdapat semacam lompatan di dalam berpikir, karena intinya bahwa liturgi itu kan merupakan pengungkapan iman jemaat terhadap ... penyelamatan ... yang bisa kita lihat atau kita ukur dengan rumusan yang ada di dalam pokok-pokok ajaran?] Inggih, apapun perubahannya unsur-unsur ini harus masuk. Mungkin bentuknya yang lain, atau urutannya yang berbeda. [La itu dulu lahirnya liturgi dengan lahirnya PPAG dulu mana?] Oo... itu (PPAG) itu baru saja kok. [Berarti intinya ...?] Liturgi dulu... . Itu PPAG itu sudah 12/13 itu, sidangkan Sinode Kebumen baru sinode ke-6. Itu kan lahirnya PPAG karena orang sudah merasa sekarang bahwa situasi di Jawa, di Indonesia... tidak sama dengan situasi abad 16 pada waktu lahirnya Katechismus Heidelbergche. Jadi pada waktu itu ada usaha pendewasaan dana, pendewasaan teologia, pendewasaan SDM, lalu Indonesia jangan tergantung sana. Karena suasananya lain. Karena Katechismus Heidelbergche itu nadanya kan pertentangan dengan Katholik. Padahal sekarang nyatanya dengan Katholik dekat, meskipun ada bagian yang tidak sama; tetapi itu kan dalam suatu suasana konfrontasi to. Sedangkan sekarang PPAG dalam suasana kontekstualisasi.

[Nah itu yang makanya saya tadi mencoba untuk melihat kok ada yang ganjil... apakah ini ada lompatan, kemungkinan, karena niku: di satu sisi, kok liturgi kita ini, apa lagi di jaman sekarang dirasakan seakan semakin asing. ... Tapi anehnya lagi bahwa walaupun GKJ atau umat GKJ sekarang ngomong tentang liturgi tentang GKJ yang asing, di satu sisi sekarang orang-orang GKJ sendiri kok lebih cenderung juga masuk ke pada yang lebih asing lagi. Paling tidak ya itu bisa kita istilahkan dengan kebaktian-kebaktian yang sifatnya kaya sekarang itu...?]. Kebaktian apa itu namanya... e... KKR itu to...? [Ya... seperti itu.] Karismatika...? [Mereka tampaknya bisa menikmati, tapi tanda kutip. Niki ada apakah? Di manakah letak sesuatu yang hilang itu?] Kalau saya yang menilai dari mata orang tua, ya karena ... karena ini tidak pernah bertemu. Orang tua mengatakan: cah saiki ki kemajon, tapi anak muda: wong tuwa kolot. Itu selalu ada, nada itu selalu ada.

Page 20: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

212

[Tentunya panjenengan selaku pendeta tetap terus mengikuti perkembangan tentang kejemaatan yang ada sampai sekarang. Apalagi terkait dengan jalinan yang lebih luas di tingkat sinodal,..., nah sekarang dalam keprihatinan tadi, utamanya sinode yang sudah punya PPAG sekaligus rindu untuk memperbaiki liturgi,... yang menjadi persoalan, bagaimana miturut wawasan panjenengan dikalangan kita sekarang kurang lebih sudah hampir lima tahun ini leksionari sedang berjalan...?] Tapi itu kelihatannya belum merata. Pak Tarno misalnya itu setiap khotbah atau nehemia di sana itu tidak pernah mengguna-kan, ... saya hanya tahu leksionari itu dulu yang menggunakan hanya Katholik..., [... artinya kalau kita sekarang pakai itu sejauh mana miturut panjenengan, efeknya terhadap perubahan keimanan, paling tidak bisa diresapi untuk dihayati di jemaat itu seperti apa?] Barang kali kalau orang itu betul-betul dan dapat menghubungkan antar bacaan pertama, sambutan berupa mazmur, bacaan kedua, dan khotbah, itu bisa dikaitkan itu bagus. Tetapi ada pendeta yang ternyata liturgi leksionari itu terlalu banyak untuk tambahan memperlama... khotbahnya tidak ada yang nyangkut sana, tidak nyambung. Ha itu yang bagi saya merepotkan... . [Artinya dengan kata lain apakah itu bisa menjawab pergumulan dengan selama ini, sejak tahun tadi itu? Sampai sekarang belum menyentuh?]... Ha saya kan orang tua. Pengetahuan saya dan tentu berdasarkan ketuaan saya, dengan kekuatan saya, dan sulit untuk mengubah apa yang sudah dimiliki sejah dulu jaman saya. Tetapi bahwa dunia itu berkembang itu benar... . SELESAI...

Page 21: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

213

LAMPIRAN 9

DATA PILAHAN SIDANG SINODE GKJ TAHUN 1931-2012

TENTANG PROSES PENYUSUNAN LITURGI GKJ

Kawontenanipoen SYNODE ingkang sapisan Ing Pasamoewan Gereformeerd Djawi-Tengah

Wonten ing Keboemen kala 17, 18 Februari 1931 2. Noenggilipoen Pasamoewan, kedah ngangge wewaton oetawi tangsoel poenapa.

(Swara Keboemen). Poenika dados oesoel, nanging woedjoed sesorah. Orehanipoen karingkes mekaten: Pasamoewan Christen wadjib tetoenggilan oetawi pitepangan, terang saking soeraos ing Kitab Soetji pinten-pinten lan saking soeraosipoen Sahadat 12 (oemoem), sabab sami dados gegelitaning sarira satoenggal wonten ing Sasirah Goesti Christus; ingkang katah paedahipoen lantaran anggenipoen sawab-sinawaban. Noenggilipoen Pasamoewan sampoen kerep dados rembag wonten ing pakempalan, ing padjagongan lan serat-serat kabar, kadosta rembag Masmoer kemawon kedah ngengeti Patoenggilanipoen Pasamoewan Christen oetawi Pasamoewan sanes-sanesipoen, sampoen namoeng ngengeti Pasamoewanipoen pijambak kemawon, awit pantji dados wadjib lan betahipoen sedaja Pasamoewan. Menggah wontenipoen Synode ingkang saweg nembe klampah sapisan poenika oegi mekaten patoenggilan-ipoen Pasamoewan Christen. Barang katah ingkang bade dipoen toenggilaken poenika mesti wonten wewaton oetawi tetangsoel ingkang kangge njatoenggilaken oetawi malih barang ingkang noenggil dasar lan kawontenan. Lah manoenggilipoen Pasamoewan Christen poenika kedah ngangge wewaton, tetangsoel lan dedasar poenapa? Boten wonten malih-malih kedjawi namoeng sarana Pangandikanipoen Goesti Allah kemawon. Terang kados ingkang kasebat ing Lelampahanipoen para Rasoel 2 a 42. Efesoes 2 a 20; II Tim. 3 a 16, 17; lan sanes-sanesipoen. Noenggilipoen Pasamoewan Christen oegi sarana ingkang dados pangakening pitadosipoen (sanesipoen sahadat 12 ingkang oemoem). Sanadjan Pasamoewan2 kita dereng gadah pangakening pitados ingkang kangge nampik penganggep (piwoelang) nasar (awit dereng wonten perloenipoen), ewadene inggih sampoen kenging kasebat anggadahi, inggih poenika: Piwoelang Agami Christen, ingkang dipoen anggep lan dipoen angge dening sedaja Pasamoewan Gereformeerd. Ingkang poenika anggenipoen Synode ngrembag sedaja prekawis ingkang bade kangge sedaja Pasamoewan, langkoeng2 bab rembag Pamoedjinipoen Pasamoewan Christen, ingkang sampoen njata dados rembag rame sarta ngantos dados sekar-lati, lan bokmenawi mangke oegi dados rembag wigatos pijambak sarta rame. Sedaja waoe karembaga wewaton kaleresaning Pangandikanipoen Goesti Allah kemawon, sampoen ngantos ngangge seneng lan pamilihipoen pijambak, poenapa dene sam-poen ngantos mregi dening kedajan ing tijang (senadjan perloe oegi ngangge rembagipoen tijang sanes); kadosta mergi saking adjrih, ewed, rikoeh doepeh kawon sepoeh, pinter, nama lan sapanoenggilanipoen oetawi sampoen ngantos karembag tijang-tijangan. Ingkang sami kekempalan sami roedjoek sedaja, menawi soeraosipun Kitab Soetji kadamel wewaton lan dedasaring panoenggilipoen Pasamoewan Christen. Semanten oegi panoenggilaning pakempalan katah ingkang mestani kirang perloe Synode mratelakken mekaten kemawon. Poenika amargi senadjan tijang Christen sami nampeni Kitab Soetji, semanten oegi panoenggilanipoen oetawi piwoelangipoen boten mesti sami, sarana sami tijang toegelan. Mila Synode dipoen-atoeri apratela,

Page 22: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

214

bilih panampinipoen dateng ing Piwoelang Agami Christen Heidelbergsche Catechismus). Pakempalan inggih sami roedjoek, temah apratela bilih ingkang kadamel wewaton lan dasaring panoenggilipoen Pasamoewan Christen poenika soeraosipoen Kitab Soetji, inggih mitoeroet katrangan, ingkang kamot ing Piwoelang Agami Christen waoe.

3. Njoewoen soepados Kidoeng Pasamoewan Christen dipoen-oemoemaken kanggeni-poen, Masmoeripoen njoewoen dipoen boedidaja wewahipoen. (Oesoel Djokja). Oesoel poenika ladjeng ngawontenaken djedjer kalih, inggih poenika pamoedji Masmoer 150 lan Kidoeng. Menggah rembagipoen Synode ing bab prekawis kekalih waoe mekaten: a. Synode ngroemaosi lan ngakeni bilih Masmoer 150 poenika ingkang patoet lan

sembada pijambak kangge pamoedjinipoen Pasamoewan Christen, awit Masmoer poenika saking peparingipoen Goesti Allah pijambak, lantaran pamangsitipoen Roh Soetji dateng oemat kagoenganipoen, wiwit kina makina. Soepados kangge wewatoning Pamoedji kondjoek doemateng Pandjenenganipoen, poenapa dene sampoen njekapi kangge nglairaken soeraosing poedjinipoen manahipoen tijang moersid, kadosta roemoes dosa, njoewoen pangapoentening dosa, salebeting ngraos papa lan sangsara, kamoeljan lan kaloehoeranipoen, Pangeran, sampoernaning woelang lan sihipoen Goesti Allah, wijos, pakarjan sangsara, seda, woengoe lan mechrad oetawi kamoeljanipoen Goesti Jesoes lan sapanoenggilan-ipoen. Mila Pasamoewan Christen panganggenipoen dateng Masmoer kedah dipoen tengenaken, katimbang Kidoeng2 ingkang saking anggitanipoen manoesa tanpa pamangsitipoen Roh Soetji. Barang ingkang kabedakaken (kasedjekaken, kapisah) poenika panganggep lan panganggenipoen inggih kedah dipoen-beda-kaken oegi. Prekawis poenika inggih manut dateng tetoeladanipoen para moersid abdinipoen Allah ing djaman kina. Ing djaman Pradjandjian Lami lan Pradjandjian Enggal para nabi, para Rasoel, malah Goesti Jesoes pijambak, ingkang sami kadadosaken tetalesing pamoedjinipoen Pasamoewan Christen.

b. Synode inggih oegi roemaos bilih Pasamoewan perloe ngangge pamoedji saking Kidoeng2 sapinten ingkang njondongi kalijan Pangandikanipoen Goesti Allah, awit pantji katah paedahipoen dateng Pasamoewan Kristen, lan inggih karana ngengeti dateng Pasamoewan2 ingkang sampoen sami ngangge Kidoeng poenika, ngiras kangge nandakaken anggenipoen toemoet pakempalan sanes djalaran ingkang kangge memoedji sami kemawon.

c. Synode nganggep perloe ngatoeraken pangraos lan sedyanipoen bab panganggep lan pangangenipoen pamoedji waoe dateng pakempalaning para pandita Zending, sarta soepados teroes katoer dateng Synode ing negari Welandi, moerih sae kedadosanipoen.

d. Kidoengipoen Pasamoewan sampoen wonten, inggih poenika jasanipoen Commissie ingkang kersa ngengeti kabetahanipoen Pasamoewan Djawi, ingkang taksih apes poenika, mila Synode roemaos bingah lan matoer noewoen sanget. Masmoer 150 anggenipoen katembangaken inggih sampoen rampoeng oetawi djangkep, inggih poenika nembe kemawon dipoen anggit lan dipoen wedalaken dening pandjenenganipoen ingkang Ds. K. van Dijk. Sarehning Synode oetawi Pasamoewan Djawi ingkang bade ngangge Masmoer lan Kidoeng wau, mila roemaos perlu kedah nitipriksa roemijin bokmenawi wonten ingkang perloe kaewahan oetawi kabesoet saperloenipoen. Sarehning Kidoeng waoe doemados-ipoen boten saking rembagipoen Synode, mila Synode roemaos boten wenang oepami bade angewahi. Prekawis poenika kedah kapasrahaken dateng Commissie ingkang jasa, dene saoepami Commissie wonten kersanipoen masrahaken dateng Synode Djawi soepados katitipriksa lan kabesoet saperloenipoen oetawi namoeng

Page 23: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

215

moendoet Pambantoe saking Pasamoewan Djawi ingkang bade anderek ngangge, poenika Synode inggih bingah. Namoeng Masmoer 150 poenika ingkang kasoewoen lan katetepaken lan kedah katitipriksa lan dipoen besoet saperloenipoen. Synode ladjeng damel Commissie kangge nindakaken bab rembag pamoedjinipoen Pasamoewan waoe, ingkang sakinten mangertos dateng raos, lagoe lan dateng kasoesastran. Dene ingkang kapilih dados Commissie sederek 5 inggih poenika pandjenenganipoen R. S. S. Martahatmadja (Djokja), M. Joram (Djokja), M. S. Atmawidjana (Solo), Ds. S. Wirjotenojo (Poerworedjo) lan Ds. Z. H. Soesena (Keboemen). Patraping panjamboetdamelipoen Commissie ingkang roemijin kagarap ing pangagengipoen pijambak-pijambak, ladjeng kala-kala ing wantji ingkang katemtokaken Commissie sami ngempal ngrembag angsal-angsalanipoen pandamelanipoen perloe dipoen tjotjogaken mawi dipoen djoemenengi dening sawenehing sardjana ingkang dipoen anggep sembada kangge djoeroe pirembagipoen. Mekaten sateroesipoen ngantos rampoeng. Sasampoenipoen rampoeng ladjeng kaatoeraken dateng Parepatanipoen para pandita Zending moerih kaseksen lan dados ing saenipoen. Wasana kapasrahaken dateng Synode ingkang bade kawontenaken ing ngadjeng.

NOTULENIPUN

PAREPATAN SYNODE NGAYOGJAKARTA NALIKA TANGGAL 1 LAN 2 WOELAN JUNI TAOEN 1932

Commissie Masmoer ngandaraken pandamelanipoen ngantos rowa. Satoenggil-

toenggiling tijang ingkang sami wonten ing ngrikoe sami ketingal kepengin toemoet ngrembag bab poenika, soekoer dene namoeng para oetoesan ingkang kenging njoewara.

Sanadjan taksih endjing ingkang sami makempal sampoen katingal sami kemringet ing lair lan batos.

Woesananing rembag, Synode damel poetoesan ingkang soeraosipoen kawaos wonten ing parepatan lan dipoen amini.

Soeraosipoen poetoesan makaten: Parepatan Synode tanah Djawi Tengah sisih Kidoel kala 1 Juni 1932 wonten ing gredja

Sawokembar Ngajodjakarta moetoesi: bilih ing wekdal poenika, menawi para Pasamoewanipoen ngempal ing dinten Minggoe kenging memoedji mawi Masmoer 150 anggitanipoen Ds. K. van Dyk lan Kidoeng Pasamoewan anggitanipoen Commissie Pandita. (Ing ngriki temboeng kenging ateges: poeroen).

Lan ing wekdal poenika ngawontenaken Commissie, ingkang bade njamboetdamel sasarengan kalijan: a.toewan Ds. K. van Dyk, b. kalijan Commissienipoen para Pandita, ngrembag bab Masmoer poenika. Poenapa malih kalijan Pasamoewan-Pasamoewan Djawi ing Djawi Wetan lan Ler bab Kidoeng oemoem.

Menawi pangrembag sampoen rampoeng, saha sampoen perloe ngetjap ingkang enggal, inggih Masmoer enggal sak-Kekidoenganipoen anggitanipoen Commissie enggal poenika ingkang kaetjapaken lan kaangge.

Dene menawi wonten pasoelajaning Commissie-Commissie waoe ngantos boten saged poetoes, Synode ingkang bade nemtokaken poendi ingkang kaanggep.

Kala semanten ingkang sami marepat katingal lega. Para toewan pandita ingkang soewaoenipoen sami nilar parepatan margi saking pangadjakipoen toewan Ds. Bakker, sapoenika sami kaatoeran mlebet malih.

Page 24: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

216

PENGETAN PAREPATAN SYNODE SOERAKARTA

23 – 25 JULI 1934 (Surat masuk ke sinode): 3. Serat saking Dr.F.L.Bakker, docent ing Theologische School ing Ngajogjakarta,

mratelakaken bilih para Missionaire Predikanten sampoen sami rerembagan bab prakawis Masmoer lan kidoeng ingkang kangge wonten ing satengahing Pasamoewan Djawi. Ing pakempalanipoen para pandita Walandi waoe sampoen milih tijang kalih ingkang dipoen patah kangge wontenipoen boekoe poenika, ingkang kapilih Dr.F.L.Bakker kalijan Dr.J.H.Bavink. Synode miliha oegi Commissie saderek Djawi ingkang saged njamboetdamel sesarengan kalijan Commissienipoen Missionaire Predikanten. Synode kersaa arerembagan kalijan pasamoewan-pasamoewan ing Djawi Wetan lan Ler kangge bab wontenipoen Serat Masmoer lan kidoeng waoe.

4. Serat saking Commissie Masmoer mitoeroet poetoesan Synode Ngajogjakarta 1932. Mratelakaken anggenipoen Commissie sampoen njamboetdamel Pambesoetipoen Masmoer sampoen doemoegi Masmoer 30 (1-30). Pandamelan sigeg, awit ingkang kagoengan karangan boten angsal manawi dipoen ewahi karanganipoen.

-------------------- Oesoel saking ing Poerwokerto. Ongelipoen oesoel: Njoewoen soepados prakawis-prakawis ingkang sampoen

karembag saha kapoetoes wonten ing Synode Keboemen lan ing Djokja, katindakaken saha karampoengaken. Oepaminipoen bab wewangoenan pratelan Boedjana, Baptis, bab Masmoer 150 (K. V. Dyk) lan sapanoenggilanipoen.

Oetoesan Poerbalingga panjoewoenipoen soepados wontena Formulier satoenggal kemawon, boten kados ing sapoenika, wonten ingkang sami dipoen angge ing Soerakarta lan wonten ingkang dipoen angge pijambak oepami ing Keboemen.

A C T A

SYNODE MAGELANG TANGGAL 23 – 25 JULI 1935

(Surat laporan dari Komisi Mazmur): 10. Commissie Masmoer.

Commissie Masmoer Ds. Soepanahardja nglapoeraken pandamelanipoen. Seratipoen Generale Synode ing tanah Welandi ingkang dateng Conferentienipoen para Missionaire Predikanten kawaos, mratelakaken anggenipoen Ds. V. Dijk sampoen sarembag kalijan Deputaatipoen Generale Synode ing tanah Welandi bab Masmoer damelanipoen, lan Generale Synode bade rembagan kalijan Synode Djawi. Synode netepaken Commisie enggal: (1) Ds. Wirjotenaja, (2) R. S. Martahatmadja, (3) Ds. Soepanahardja, (4) R. S. Martasendjaja, (5) M. Darmamartana. Abijantona rembag kalijan commissie pakempalan pandita kados : Dr. Bakker enz. Wewatoning panggarapipoen Djaboer vertalan Djawi. ...

22. Bab boedjana ngangge gelas katah.

Page 25: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

217

Classis Poerworedjo pitaken poenapa Classis sanes-sanesipoen oegi roedjok jen boedjana boten prajogi ngangge gelas katah, kados poetoesanipoen Classis Poerworedjo. Poetoesan Synode : 1. “Kawontenan ingkang sapoenika kalestantoenaken, inggih poenika boten mawi

gelas katah” poenika mitoeroet toeladanipoen Goesti. 2. Menawi wonten kawontenan ingkang ndadosaken ewahing adat poenika perloe

dipoenoedi sirnanipoen.

ACTA

SYNODE DJAWI ING POERWOKERTA TANGGAL 20 – 22 JULI 1936

(Surat masuk ke sinode): 9.A.2. Serat saking Ds. K.v. Dijk bab Masmoer kados ingkang sampoen kapatjak wonten

programma. 10. Ngrembag seratipoen Commissie benoemen SYNODE lan seratipoen Ds. K. v. Dijk bab

Masmoer malah Kidoengipoen Pasamoean katoet karembag pisan. Poetoesan : 1. SYNODE Djawi ingkang marepat wonten ing Poerwokerto 20, 21, 22, Juli 1936,

sampoen nampeni kopie Masmoer 150 karanganipoen toewan Ds. K. v. Dijk, miwah kekidoengan 8 ingkang sampoen kaangge dening Pasamoean Djawi-Tengah sisih Kidoel. Sasampoenipoen karembag dening SYNODE kalijan ingkang ngarang, ingkang ngarang masrahaken kopie waoe dateng SYNODE sawewenangipoen (Auteursrecht). SYNODE nampi kopie waoe kanti bingahing manah lan soeka panarimah dateng toewan Ds. K.v. Dijk. Kopie waoe bade kapriksa saperloe-nipoen dening Deputaten ingkang bade kapasrahaken padamelan padamelan poenika dening SYNODE, sesarengan kalijan toewan Ds. K. v. Dijk. Makaten oegi Kidoeng 22 anggitinapoen toewan Ds. K.v. Dijk miwah Kidoeng Pasamoean ingkang sampoen wonten, oegi bade katitipriksa, poendi ingkang kaanggep sembada kangge Pasamoean, bade kalebetaken ing ngrikoe pisan.

2. Kintoe serat dateng parepatanipoen para Miss. Predikanten soeraos SYNODE Poerwokerto 20–22 Juli 1936 njoewoen palilah Kidoeng Pasamoean katitipriksa dening Deputaten SYNODE lan poendi ingkang kaanggep sembada kangge Pasamoean, kaparenga masrahaken dateng SYNODE, sawawenangipoen (Auteursrecht).

3. Kintoe serat dateng negari Welandi soeraosipoen ngatoeraken kekantjinganipoen SYNODE 22 Juli ing Poerwokerto bab Masmoer lan malih njoewoen pambijantoe sarana subsidie moerih entenging wragad boekoe waoe.

4. Kintoe serat dateng Deputaten Masmoer soeraos; SYNODE ing Poerwokerto matah pandjenenganipoen ngoemisi copie ingkang kapasrahaken dening toewan Ds. K. v. Dijk saha Kidoeng Pasamoean saking Miss-Predikanten. Makaten oegi ngatoeraken serat dateng Ds. K. v. Dijk moerih sarengan kalijan Deputaten.

11. Saking kabingahan SYNODE moedji salah satoenggiling Kidoeng copie lan Masmoer

133:1. 13. Poenapa kenging naboeh gangsa wonten ing Gredja?

Page 26: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

218

Poetoesan : Gangsa kataboeh wonten ing Gredja samangke dereng kenging, djalaran samangke dereng wonten gending Kristen.

A C T A KEKANTJINGAN–KEKANTJINGAN LAN KAPOETOESANIPOEN REMBAG–REMBAGING

SYNODENIPOEN PASAMOEWAN–PASOMOEAN CHRISTEN DJAWI ING DJAWI TENGAH KIDOEL

KALA TANGGAL 4–7 JULI 1938 WONTEN ING KEBOEMEN

(Surat masuk ke sinode): 1. Saking Deputaten Masmoer, bab anggening nandangi pandamelan pambesoeting

Masmoeripun Ds. K. van Dijk boten saged toemindak lan bab masrahaken copie wangsoel.

6. Saking toewan Ds. K. van Dijk bab Masmoer. 19. Bab Masmoer.

Seratipoen Deputaten Masmoer lan seratipoen toewan Ds. Van Dijk kawaos, Nalika semanten sampoen wonten Masmoer enggal malih karanganipoen Ds. Van Dijk pijambak. Masmoer poenika kaedoemaken para oetoesan ing Synode. Pangarang-ipoen lan pangetjapipoen Masmoer poenika Synode lan Deputaten boten mangertos poenapa – poenapa. Para Deputaten Masmoer boten saged toemindak anandangi pamatahipoen Synode Masmoer karanganipoen toewan Ds. Van Dijk, karana jen dipoen besoet ladjeng bade itjal sipating karanganipoen toewan Ds. Van Dijk. Mila para Deputaten ngatoerakaken wangsoel copie karanganipoen Ds. Van Deputaten ngatoeraken wangsoel copie karanganipoen Ds. Van Dijk lan auteursrecht inggih kaatoeraken wangsoel malih. (Doemoegi djam 7 sonten pangrembag bab Masmoer poenika dereng saged goemolong).

33. Panitya Bab Tata Pangibadah (Liturgie).

Classis Ngajodja oesoel soepados wonten Panitya kangge nitipriksa lan nglempak-aken toewin njinaoe bab Tata Pangibadah ing satengahing Pasamoewan Christen Djawi. Oetoesan dateng parepatanipoen Zendings Raad mewahi katrangan bilih wonten ing parepatanipoen Zendings Raad ingkang nembe kelampahan inggih angrembag prekawis poenika lan sapoenika dereng wonten karampoenganipoen. Poetoesan. Synode matah Kerkeraading Pasamoewan Christen Djawi ing Gondokoesoeman Ngajodja soepados anitipriksa lan njinaoe sarta keklempak bab wontenipoen Tata Pangibadah ing satengahing Pasamoewan Christen Djawi, sarta animbang–nimbang bab poenika ing saprajoginipoen.

ACTA

KEKANTJINGAN LAN PANTJASANIPOEN REMBAG-REMBAG SYNODE <RAPAT AGOENG>

PASAMOEAN-2 CHRISTEN DJAWI ING DJAWI TENGAH-KIDOEL KALA TANGGAL 29 - 31 JULI 1940 ING MAGELANG

Page 27: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

219

Art. 9. Lapoeran Panitya: “Tatanan Ibadah Minggoe” (Lamp. III) Panitya sampoen damel rantjangan Panembah sawatawis, nanging namoeng

ngatoeraken setoenggal “Tatanan Ibadah Minggoe” poenika. Pangrembag, Bab isi lan oeroetanipoen sampoen dipoen roedjoeki sedaja. Nanging

sarehning papanipoen beda-beda mila damel poetoesan: Kapasrahaken dateng Pasamoean-pasamoean soepados ladjeng dipoen-tjoba,

bendjing ladjeng saged soemerep kekiranganipoen, temah ladjeng saged damel tatanan ingkang goematok. Mawi ngengeti empan lan papan. ---------- LAMPIRAN III ACTA 1940

DJOKJAKARTA, 10 Mei 1940 Noewoen wijoesipoen, Pradata Pasamoean ing Djokjakarta, sampoen nampeni serat

Lapoeran saking Panitya “Tatanan Ibadah” kados ingkang loemampir poenika. Wondene Panitya kaseboet tandinganipoen Pradata waoe makaten:

1. Pa. Sopater 2. R. S. S. Martohatmodjo lan 3. R. Sastrahardjono Saderek tiga waoe ladjeng sesarengan njamboet damel kalijan Panitya saking Toean-

toean: 1. Dr. Bavinck lan 2. Ds. A. Pos Dene kantoen poenika Panitya waoe dados: 1. Ds. A. Pos 2. Dr. F. L. Bakker lan 3. Dr. v. Andel Mitoeroet rantjangan sampoen saged ngatoeraken 3 prekawis, inggih poenika: 1. Tatanan Panembah Minggoe 2. Sesengkeran Baptis lan 3. Sesengkeran Boedjana Soetji. Nanging gegajoetan kalijan poetoesan rembag kala 15 April, amoeng ngatoeraken

bab Tatanan Panembah Minggoe dateng Pradata, teroes kakintoenaken dateng Synode poenika. Dene salah satoenggaling Panitya bade ngetoetaken lapoeran poenika, inggih poenika R.S.S. Martohatmadja.

Woesana koela soemangga. Pradata Djokjakarta Panitra, R. Sastrohardjono.

Lampah-lampah oetawi panindak ingkang kelampahan ing pakempalan manembah ing dinten Minggoe

I. Oeroet-oeroetanipoen:

1. Pandita medal saking kamar wingking kagroebjoeg ing warga raad. 2. Pandita ngadeg ing mimbar, andedonga pijambakan, ngoetjapaken votum lan

andoem berkah. 3. Ngrerepi sesarengan. 4. Pamaosing angger-angger, oetawi sahadat kalih welas. 5. Ngrerepi sesarengan.

Page 28: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

220

6. Pandita maos ajating Kitab Soetji. 7. Andedonga sesarengan. 8. Ngrerepi sesarengan sinarengan midering kantong. 9. Koetbah. 10. Donga. “Rama kawoela” oetawi sanesipoen. 11. Ngrerepi sesarengan. 12. Andoem berkah.

II. Toemindakipoen:

1. Gredja kaangkaha sidemipoen. 2. Malebetipoen saderek ing gredja sampoen kasep. Kedjawi saking poenika

kadasarana manah oermat lan ngaosi dateng ingkang bade dipoen sowani. Djer ngalempakipoen ing waktoe makaten waoe bade sowan ing ngarsaning Pangeran ingkang dipoen antos-antos berkahipoen.

3. Sadangoenipoen linggih ngentosi medaling pandita, sami mrelokna mendel moerih sidemipoen. Samangsa pandita ketingal medal, pasamoean sami ngadega., patrap kados tijang ngoermati datengipoen oetoesan ing Sang Praboe ingkang moendi dawoeh ingkang bade kaloentakaken. Ngadegipoen pasamoean waoe ngantos doemoegi rampoenging pandita ngloentakaken berkah pambikaking pakempalan.

4. Pandita medal saking kamar wingking ginroebjoeg ing warga raad. Pandita minggah mimbar, warga raad ngadeg sangadjenging papanipoen. Pandita, warga raad lan pasamoean andedonga pijambakan sakedap. Pandita ladjeng ngatag pasamoean mawi oekara: “Soemangga kita njipta salebeting batos makaten: Pitoeloenganku iku pinangkane saka sawabe Asmane Jehoewah kang anitahake langit lan boemi. Amin!”

5. Sasampoenipoen ngoetjapaken votum waoe, pandita ladjeng mitjanteni pasamoean mawi oekara: “Para saderek!” soemangga sampejan tampeni berkahipoen Goesti Allah: Sih rahmat lan tentrem rahajoe wontena ing sampejan sadaja, saking Allah Rama kita lan saking Goesti Jesoes Kristoes. Amin”.

6. Sasampoenipoen sami ngrerepi, pandita ladjeng ngatag pasamoean mawi oekara: “Para saderek! Sumangga sampejan tampeni dawoeh angger-anggeripoen Goesti Allah”: mawi soewanten sora sarta alon: “Ingsoen iki Jehoewah Allahira ……” saladjengipoen ngantos doemoegi angger-angger kaping sadasa. Satelasing pasaosipoen angger-angger, warga raad (ingkang linggih ing ngadjeng) maos kidoeng ingkang minangka atoer wangsoelaning pasamoean dateng dawoeh waoe, ladjeng ngadjak pasamoean ngrepekaken kidoeng waoe.

7. Dene manawi pandita mendet pangakening pitados, makaten: “Soemangga sami ngakeni pitados kita wonten ing tengahing djagad: Koela……” saladjengipoen. Satelasing pangaken pitados, kasambet pangrepining kidoeng ingkang gandeng kalijan kapitadosan.

8. Sasampoenipoen ngrerepi, pandita maos ajating Kitab Soetji. Ladjeng ngadjak pasamoean andedonga. Saderengipoen andedonga manawi preloe, pandita mratelakaken ringkesanipoen ingkang bade dipoen atoeraken ing salebeting pandonga waoe.

9. Sasampoenipoen andedonga, pasamoean dipoen adjak ngrerepi. Sadangoen-ipoen pasamoean ngrerepi, kantong dipoen ideraken.

Page 29: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

221

10. Satelasipoen pandita wiwit koetbah. Sarampoenging koetbah pandita noetoep piwoelang mawi pandonga. “Rama kawoela” oetawi pandonga sanesipoen, Bibar andedonga, pasamoean dipoen adjak ngrerepi panoetoep.

11. Sarampoenipoen ngrerepi, pasamoean dipoen adjak ngadeg malih preloe nampeni berkah. Oekaranipoen pandita: “Para saderek! sampejan tampeni berkahipoen Goesti Allah: Sih rahmatipoen Goesti Jesoes Kristoes lan sihipoen Allah toewin patoenggilanipoen Roh Soetji, wontena ing sampejan sadaja. Amin”.

12. Bibaripoen para saderek, ngentosi samandapipoen pandita saking mimbar. ----------

Art. 13. Lapoeran Masmoer lan Pamoedji. Sampoen seseratan kalijan Madjelis Agoeng ing Tanah Djawi-Wetan ngrembag

Masmoer, nanging ngantos sepriki dereng angsal wangsoelan. Panitya inggih sampoen nampi pandjoeroeng copie Masmoer (150) saking para sdr.

Chr. netepi pangadjeng-adjenging Rep. ing Keboemen. Dene pandjoeroeng copie sapoenika kakintoena dateng Panitya Masmoer Pamoedji, boten dateng Serajaning Repat malih.

(Adres mirsani Lampiran I). ---------- LAMPIRAN I 6. Bagean Tata Panembah (Liturgie) soepados ngladjengaken padamelanipoen malih:

1. Ds. A. Pos 2. R. S. S. Martohatmodjo 3. Ds. Sopater lan 4. R. Sastrohardjono, sesarengan kalijan Panitya adegipoen Zending Dr. Bakker lan

Dr.van Andel. 8. Babagan Masmoer lan Pamoedji:

Pandita S. Atmowidjono lan Pandita J. Darmohatmodjo

LAPOERAN LAMPAHING SYNODE ING POERWOREDJO

NALIKA TG. 5-6-7 JANUARI 1942

LITURGI A. Voorzitter maos lapoeran tataning panembah, ladjeng taken, sinten ingkang

njoewoen katrangan. Solo Mitratenojo : Kawratan bab penggroebjoeg, katah ingkang dereng “dong”

(mudeng). Atmowidjono : Nerangakan. Liturgi saweg saged kalampahaken (kajtobi) ing

Margojoedan, Manahan lan Klaten. Katah ingkang kawratan “penggroebjoeg”. Wonten pinisepoeh boten kijat jen ginaroebjoeg. Ing kedjawen koermatipoen dateng Kjai ngongkoeli tijang sanes. Kalangan R.K ngaosi dateng Pastoor. Mangka ing kalangan Kristen kados makaten waoe bade dipoen brasta, kok malah bade di gegesang malih.

Page 30: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

222

(Ladjeng mendet toelada: Petroes lan Kornelioes, Paoloes lan Jokanan). Ingkang dipoen samaraken tembe wingkingipoen. Pitaken: Poendi? Milih sampoen ngantos damel sandoengan sakejtaning panembah. Kangge Classis Solo: Kalih-kalihipoen, ewadene njarantosaken poetoesaning Synode.

Kedoe : Saweg bribik-bribik katindakaken ing papan ingkang sampoen gredjanipoen.

Banjoemas : 1. Kawratan bab “panggroebjoeg”. 2. Kawratan bab “ngadeg”

Boten bade ngongkrah-ongkrah barang lami ingkang sae. Poerworedjo : Roemaos kasep datengipoen, ewadene sampoen ngraosaken

bab poenika “katah ingkang sae” groebjoegan estoe “prabawa” sanget (medalipoen dene mlebet mawi ginaroebjoeg noewoehaken pitakenan “apa ta tegese?”

Keboemen : Classis ngaosi dateng panitja. Kawratan “groebjoeg” Medaling pasamoewan sasampoenipoen pamoelang mlebet

“Roedjoek”. Njoewoen:

a. Sahadat kawaos “Kromo” “(Kawoela pitados…) b. Berkah… ngoko

Wonten saderek sami gadah pamanggih lan pamrajogi. Martosendjojo : Pandita medal kagroebjoeg Raad, pasamoean lenggah. Bibar-

ipoen pasamoean ngentosi pamoelang mlebet ing consistorie, oegi dipoen atjarani dening Raad.

B. Prawiroatmodjo: Ngadjengaken bab patoenggilan ing antawisipoen Tanah Djawi Wetan, Tengah, Ler lan Kilen. Poenapa sakinten Liturgi waoe boten kenging dados margining patoenggilan.

Ds. Hardjosiswojo: Kawratan ing Ngajodja dereng sadaja nindakaken, awit dereng sadaja gadah gredja.

Voorzitter ngatoeri dateng panitya, karsaa nggantjaraken lan ndjentrehaken teges-ipoen “groebjoeg” lan “ngadeg”.

Katrangan saking Ds. Sopater

1. Groebjoeg, kados Wirjatenajan. Pandita lan Raad medal saking consistorie. Pandita kagroebjoeg, kairingaken. Wedalipoen Pandita lan Raad sampoen ngantos pating slenter, katingala pantes kasawang dening Pasamoewan.

2. Ngadeg. Panganggep Solo: maknani kahoermatan langkoeng saking wates dateng pamoelang. Pasamoean ngadeg soepados: a. Pasamoean sadaja roemaos wiwiting pakempalan.

Manawi wiwit teroes votum, --zeegenbede, saweg kemawon mapan lenggah.

b. Pasamoean medalipoen kantija tata, sampoen amin-bar. Pasamoean dereng kesah, taksih ngadeg, saderengipoen Pandita medal saking mimbar.

Page 31: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

223

3. Ngidoeng. Bibar maos angger-angger lan maos sahadat, Pasamoean ngidoenga minangka wangsoelan. Angger-angger inggih dipoen wangsoeli mawi kidoeng ingkang magepokan angger-angger. Makaten oegi wangsoelan kangge pamaosing sahadat, katjoendoekna kalijan sahadat waoe. Pitakenan: 1. Groebjoeg

Ds. Atmowidjono : Panggroebjoeg waoe medal saking kori pinten? Wangsoelan : Kori satoenggal. Ds. Atmowidjono : Jen makaten tjeta ngoermati tijang. Wangsoelan : Boten, awit sanadjan Pandita, Raad oetawi G.I. inggih sami kemawon.

2. Ngidoeng Ds. Wirjotejoyo: Ingkang ngadjak maos waoe sinten? Wangsoelan: Pinisepoeh, sasampoenipoen “Roekoen boeri” roemijin.

3. Paneraking Liturgi Ds. Darmohatmodjo: kados poendi tindakipoen Synode samasa wonten Pasamoean kesandoeng dening wontenipoen Liturgi waoe? Keboemen: a. Jen ingkang kesandung tijang

Kerkeraad wadjib anerang-nerangaken. b. Dene jen Pasamoean, kamardikakna. Poerwokerto: Merdika. Ds. A. Pos: Mrajogekaken: Liturgi kapasrahna dateng Pasamoean, kapoerih njobi nindakaken, jen wonten kirang tjetanipoen kaleresna. Rantjangan boten perloe dipoen peksak-peksakaken. Ds. Wirjotenojo: Ngengetaken sampoen ngantos katjandak ing sakit “padatan”.

Wontenipoen tatanan enggel waoe djalaran asring kemawon Gredja “ora nggredjani” malah asipat “Bioscoop”. Bingah wontenipoen Liturgi. //

B. Kerkboek Ds. Sopater: Maos sesambetaning lapoeran Liturgi, 27 Dec. 41, ingkang ngadjengaken bab wontening Kerkboek, sageda Pasamoean toemoet gesang. Rehipoen pranata-pranata namoeng wonten ing para Pandita, poenapa boten perloe jen ngetjapna Kerkboek waoe, saben tijang sageda toembas. Ds. Darmohatmodjo: Kerkboek peonika poenapa? Wangsoelan: Kerkboek poenika: piwoelang agami Kristen kagem bloken Liturgi. Ds. Wirjotenojo: Poenapa medaling Kerkboek waoe boten kedah medal saking Classis. Ds. Atmowidjono: Dereng mangertos karsaning Panitya. Bab wontening Kerkboek ngentosana Swaraning Pasamoean. Ds. Pos: Prekawis wontening Kerkboek (ngetjapipoen) kapasrahna kemawon dateng Panitya, roegi dateng Panitya, bati dateng Synode.

Page 32: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

224

Ds. Darmosoemarto Liturgi taksih woedjoed rantjangan, poenapa dene bade kaetjapaken. Ds. Bakker: Katrangan: 1. Sagedipoen wonten tataning panembah, manawi pasamoean saged maos

pijambak. 2. Jen wonten kirang tjetanipoen, oetawi kirangipoen, kaparingana “noot”

kemawon. 3. Jen bade kaetjapaken sesarengan kalijan masmoer boten bade kalampah. 4. Prajogi sanget jen Kerkboek waoe kaetjapaken, ngemoeti dateng ginanipoen.

MASMOER. Lampiran 5 katja 10. Deputaat Masmoer soemerep jen wonten saderek sampoen damel Masmoer 150. Ds. Darmohatmodjo ngatoeraken tjoeplikan Masmoer sakedik saking copie kasebat nginggil. Copie waoe katampen poenapa boten, dene jen katampen, sinten Deputaat-ipoen. Rembag-rembag: Ds. Wirjotenojo: Mastani jen prakawis waoe dereng dados patoeran wonten ing ngarsaning Synode. Ds Atmowidjono: Nerangaken, Deputaat nampi patoeran Copie Masnioer 150, sampoen ka-etik dados tigang bundel. Deputaat namoeng dados kreteg ing antawisipoen pengarang lan Synode. Sapoenikanipoen: Copie katampi poenapa boten. B. Prawiroatmodjo: Bingah dene sampoen mlebet ing tanganipoen Deputaat, poenapa boten prajogi jen kaatoeraken Oost-Java Zending oetawi Ds. Drijomestoko. Ds Misael: Prajogi Deputaat nitipriksa roemijin menggah ing Copie waoe dene jen sampoen kaatoerna Synode, samasa sampoen laras lan salaras kaetjapna sarta kaoemoemna dateng tijang Kristen sadaja. Ds. Wirjotenojo: Copie karangan waoe leres sampoen katampi. Poenapa sampoen kapriksa? Deputaat saweg nampi dereng mangertos “abang-biroene”. Ds Misael: Mrajogekaken Copie waoe katampi, kapriksa, kaatoerna Synode, ladjeng kaetjapna. Ds. K. van Dijk: Nawekaken Masmoer 150 karanganipoen, ingkang sampoen dados, regi namoeng f 0,10 mangka sampoen kaprajogekaken dening vergadering van Missionaire Predikanten. Katandangana, poendi ingkang sae, lan ngemoetana: wragad katah. Ds. Atmowidjono: Synode saweg bade nimbang lan ngrembag, djer bade boten rampoeng satahoen.

Page 33: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

225

Ds. Misael: Ngatoeraken, panoewoen dateng Ds. v. Dijk ing atasing ajasanipoen dateng Pasamoean Djawi. Masmoer van Dijk bok kabesoeta. Dene Synode sampoen masrahaken, sinten ingkang saged lan poeroen damel Masmoer. Ds. Atmowidjono: Soepados ngirid: Iki ana Copie, tampanen, priksanen, kaatoerna Synode. ndjoer pilihen. Poetoesan: Copie Masmoer katampi. Deputaat tetep roemijin.

SYNODE NGAJOGJAKARTA KALA 7 LAN 8 MAART M. 1945

LAPOERAN

SAKING COMMISSIE SAHADAT ---------------------------------------------------------

Synode ing Jogjakarta nalika tg. 8/9 Maret 1945, sampoen matah dateng sdr.

Ds.Wirjotenaja, Ds.B.Probowinoto lan Ds.H.Hadiwijono soepados njinaoe bab: 1. Sebabipoen poenapa Pasamoean gadah sahadat. 2. Isinipoen sahadat poenika poenapa. 3. Lenggahipoen sahadat wonten ing Pasamoean. 4. Larah-larahipoen kaserat. 5. Poenapa tjaranipoen njerat sahadat poenika saged ewah.

Dene anggenipoen Synode matah commissie ingkang kapoerih njinaoe bab poenika amargi wonten ing Synode waoe wonten rembag bab manoenggilipoen para pasamoean saking Ler, Wetan lan Kidoel, mangka pangrembagipoen bab sahadat, ingkang dados salah satoenggaling sarananing patoenggilan, dereng saged anggolong dados satoenggal.

Sasampoenipoen commissie ngempal lan ngrembag bab poenika waoe, commissie ladjeng netepaken pamanggihipoen kados ingkang kalapoeraken ing sapoenika. SABABIPOEN POENAPA PASAMOEAN GADAH SAHADAT

Ing saderengipoen kita sami ngrembag poenika, langkoeng roemijin kita perloe njoemerepi poenapa ingkang dipoen wastani sahadat.

Ing temboeng Joenani sahadat poenika kasebat "Sumbolon". Temboeng poenika ing sakawit tegesipoen namoeng prasadja, inggih poenika pratanda (symbool). Nanging dangoening dangoe temboeng poenika waoe anggadahi teges pangakening pitados.

Tijang kapir ingkang kabaptis loemebet dados gegelitaning pasamoean sadereng-ipoen kelampahan kabaptis tijang waoe kapoerih nglairaken poenapa ingkang dipoen pitados. Pangakening pitados ingkang kados makaten poenika dipoen wastani "Sumbolon",

Ing sapoenika, ing kalangan kegeredjaan, oemoemipoen ingkang kawastanan Sum-bolon poenika: Tetemboengan ingkang kapatjak ing serat (geschrift), ingkang dipoen angge dening pasamoean oetawi sagolonganing pasamoean kangge nglairaken poenapaa ingkang dipoen anggep kajekten manoet pitedahing pangandikanipoen Goesti Allah wonten ing Kitab Soetji.

Sahadat waoe oegi kawastanan Confessie oetawi pangaken, manawi wonten ing sahadat waoe pasamoean nglairaken kalajan positief poenapa ingkang dipoen pitados, kangge nisihi sakatahing panasaran.

Kaping kalihipoen sahadat waoe oegi kawastanan Catechismus oetawi piwoelang agami, manawi sahadat waoe kangge njetakaken oetawi kangge moelangaken dateng para

Page 34: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

226

anak poetoe (mageslecht), kados poendi woedjoeding piwoelang ingkang sampoen katetepaken dados kejakinanipoen pasamoean waoe.

Kaping tiganipoen sahadat waoe kawastanan Consensus oetawi persetoedjoean, manawi sahadat waoe kangge nedahaken anggenipoen pasamoean ngoedi dateng patoenggilaning para pasamoean sadaja. Dados sahadat waoe kangge moedjoedaken tetangsoeling patoenggilanipoen para pasamoean.

Temboeng Djawi “Sahadat” poenika tegesipoen pangaken, mila wonten ing kalanganing agami temboeng poenika ateges “pangakening pitados” .

Temboeng sahadat poenika boten namoeng ateges “pangaken”, nanging woedjoed-ipoen inggih pangaken, tegesipoen limrahipoen kadapoek mawi tetemboengan “Kawoela pitados”... saladjengipoen. Amargi saking poenika saking pangraosipoen commissie temboeng sahadat poenika boten saged kasamekaken precies kalijan soeraosipoen temboeng sumbolon, inggih poenika boten saged dekken teges tetiga ingkang kaseboetaken ing nginggil, confessie, catechismus lan consensus, sagedipoen namoeng kasamekaken kalijan

confessie, oetawi pangaken. Prakawis poenika kaadjengaken dening commissie wonten ing riki, gegandengan

wontenipoen panganggep, bilih Heidelbergache Catechismus oetawi Piwoelang Agami Kristen poenika sahadatipoen pasamoean Kristen Djawi Tengah sisih Kidoel.

Manawi koela sami nitipriksa acta Synode, wiwit saking ingkang wiwitan, inggih poenika nalika th. 1931, boten wonten poetoesan ingkang netepaken bilih Piwoelang Agami Kristen poenika dados sahadating pasamoean. Saking pamanggihipoen commissie prakawis poenika nama kaleresan, awit. mitoeroet pamanggihipoen, sadjatosipoen Piwoelang Agami Kristen poenika mila pantjen angel sanget kawastanan sahadat, djalaran saking bentoekipoen, inggih poenika boten woedjoed pangaken.

Saking pamanggihipoen commissie Piwoelang Agami Kristen poenika namoeng woedjoed piwoelang bab isining kapitadosan, piwoelang bab agami (geloofalear).

Doemoegi sapoenika pasamoean Djawi namoeng saweg anggadahi sahadat satoenggal, inggih poenika “Sahadat 12 prakawis”... ingkang oegi dados sahadatipoen sadaja pasamoean Kristen (Oecumenic). Piwoelang Agami Kristen poenika isinipoen saged kadadosaken sahadat anggeripoen bentoekipoen kagantos.

Pasamoean Kristen pantien perloe anggadahi sahadat. Prakawis poenika bade katerangaken ing ngandap.

Sasampoenipoen Goesti soemengka dateng ing swarga, pasamoean ingkang katilar wonten ing alam donja poenika sami kaparingan pangandikanipoen wonten ing Kitab Soetji, Poenika bonda ingkang adi peparingipoen Goesti Jesoes Ratoening Pasamoean.

Nanging bonda waoe sampoen samestinipoen boten kepareng dipoen simpen kemawon, nanging kedah kalampahaken minongka kaloehoeran ing Ratoenipoen pasamoean.

Pasamoean kedah poeroen nglairaken sadaja isining Kitab waoe dateng sadaja para tijang, poenapa malih kedah poeroen ngreksa, ngakeni, ngekahi, ngoegemi dateng isining Kitab waoe kados toeladanipoen Rasoel Paoel wonten ing Pasamoean Galati, Korinta, lan sanes-sanesipoen malih (Ep. 3:9), langkoeng-langkoeng pasamoean kadawoehan ngetog kekijatanipoen ngoedi moerieh mangertos sapinten wijaripoen, saha pandjangipoen toewin lebetipoen. Kekeranipoen Sang Kristoes sesarengan kalijan para soetji sadaja, soepados sageda kadoenoengan sasampoernaning Allah pisan (Ep. 3:18,19). Tjekakipoen, pasamoean katimbalan soepados ing salaminipoen tansah sami ngoedi moerih kajektosan, kados ingkang kababar wonten ing Kitab Soetji, poenika kadamela oenggoel saking sakatahing pangotak-atik saha dora tjaraning gesangipoen manoesa.

Dene sababipoen makaten, awit pasamoean waoe mitoeroet I. Tim. 3:15 kadadosaken sesaka lan pakekahipoen kajekten.

Page 35: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

227

Sagedipoen makaten waoe amargi pasamoean kaparingan prasetyan dening Goesti Allah bab Rohing kajekten, ingkang bade noentoen pasamoean dateng ing sasampoerna-ning kajekten (Jok.16:13).

Nanging prasetyanipoen Goesti ingkang makaten poenika boten saged ateges bilih pasamoean boten bade saged kesasar (onfeilbaar), awit salaminipoen dosa taksih wonten ing manahipoen para pitados, para tijang Kristen inggih taksih saged kaseser.

Poenika inggih tjeta saking babadipoen pasamoean. Nalika pasamoean miwiti netepi pepoendoetanipoen Goesti kados ingkang kaseboet

ing nginggil, inggih poenika wiwit matjoeli bonda ingkang soemimpen wonten ing Kitab pangandikanipoen Goesti, inggih ladjeng tetela bilih wonten selibing pamanggih roepi-roepi.

Ingkang sasisih kesasar dateng agami kapir (Gnostiek, Manicheisma) sasisihipoen malih kesasar dateng agami Jahoedi (judaisme).

Amargi saking poenika pasamoean ladjeng wadjib njarijosaken tjeta poenapa isining kapitadosanipoen .

Anggenipoen netepaken sikapipoen ingkang kados makaten waoe, wonten ing pakempalanipoen para pasamoean mawi njeboet dateng asmanipoen Goesti lan njoewoen panoentoenipoen Roh Soetji.

Ingriki tjeta poenapa sebabipoen pasamoean anggadahi sahadat.

ISINIPOEN SAHADAT POENIKA POENAPA? Kados ingkang kaandaraken ing nginggil, isining sahadat poenika boten sanes

kajekten ingkang dipoen anggep dening pasamoean mitoeroet pitedahipoen Kitab Soetji. Nanging pakarjanipoen Roh Soetji poenika ing salaminipoen kawiwitan saking

sakedik, ladjeng mindak-mindak dados ageng, mawi ontwikkeling. Makaten oegi menggah tjaranipoen Roh Soetji noentoen pasamoean dateng ing sasampoernaning kajekten.

Ing sakawit sahadat poenika namoeng tjekak kemawon, amargi panasaran ingkang djoemedoel wonten ing satengahing pasamoean ing nalika samanten namoeng prakawis ingkang ngengingi prakawis ingkang ageng-ageng kemawon. Nanging sangsaja dangoe panasaran sangsaja remit, mila djoemedoelipoen sahadat inggih sangsaja rowa. Sahadat ing djaman pambangoening gredja langkoeng rowa katimbang kalijan sahadat ing djamanipoen Athanasius. Poenapa malih sahadat ingkang bade djoemedoel ing djaman bendjing temtoe inggih bade langkoeng rowa lan langkoeng tjeta katimbang kalijan sahadat ingkang wonten ing sapoenika.

Amargi saking poenika isinipoen sahadat poenika inggih boten saged sadaja piwoelang ingkang kalahiraken dening Kitab, nanging namoeng sapinten ingkang pantjen saestoe sampoen dados gadahanipoen pasamoean oetawi sapinten ingkang sampoen dados kejakinanipoen pasamoean.

Sanadjan wonten piwoelang ingkang sampoen dados kejakinanipoen tijang sawatawis, oepaminipoen para profesor i.d. theologie, nanging manawi poenika dereng dados gadahanipoen pasamoean ing saoemoemipoen, inggih dereng saged kalebetaken wonten ing sahadat.

Mitoeroet pamanggihipoen Profesor Bouman, garis ageng ingkang kedah dados isining sahadat poenika inggih poenapa ingkang kedah dados paseksinipoen pasamoean mitoeroet dawoehipoen Goesti Jesoes ing Matth. 28:19.

Dados Allah Tripoeroesa, kados dene ingkang kawedaraken wonten ing Kitab Soetji, sarta pakarjanipoen, poenika ingkang dados djedjering piwoelangipoen pasamoean.

Page 36: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

228

PAPANIPOEN SAHADAT WONTEN ING PASAMOEAN POENIKA KADOSPOENDI? Ing sarehning sahadat poenika woedjoeding piwoelang ingkang leres mitoeroet

kejakinanipoen pasamoean, poenapa sahadat waoe ladjeng dados dedasaring pasamoean?

Pasamoean poenika sariranipoen Goesti Jesoes, lan Goesti Jesoes poenika sesirahing pasamoean. Dados jen makaten ingkang dados dedasaring pasamoean poenika inggih namoeng Goesti Jesoes pijambak, inggih poenika (poeroesanipoen (Sijn persoon), pakarjanipoen toewin pangandikanipoen. Tanpa Goesti Jesoes, tanpa pakarjanipoen Goesti, inggih poenika sangsara lan sedanipoen, woengoe lan soemengkanipoen, pinarakipoen wonten ing tengenipoen Allah Sang Rama lan rawoehipoen ingkang kaping kalih, poenapa dene tanpa pangandikanipoen Goesti ingkang wonten ing Kitab Soetji, pasamoean boten saged wonten, boten saged gesang, boten saged toewoeh lan boten saged dados kijat wonten ing ngalam donja poenika.

Makaten oegi sahadat poenika sanes patokaning pitados lan patokaning gesangipoen pasamoean, awit ingkang dados patokaning pitados lan gesangipoen pasamoean poenika namoeng pangandikanipoen Allah, tegesipoen, namoeng pangandikanipoen Allah ingkang wonten ing Kitab Soetji poenika ingkang kedah dados wewaton kadospoendi menggah samestinipoen isining kapitadosanipoen pasamoean lan kadospoendi menggah samesti-nipoen gesangipoen pasamoean, awit inggih namoeng Kitab Soetji poenika lantaran ingkang dipoen agem dening Goesti Allah kangge nglairaken kersanipoen dateng pasamoean.

Dene sahadat poenika namoeng damelanipoen manoengsa kangge njetakaken lan ambedakaken poendi piwoelang ingkang sedjati mitoeroet kejakinanipoen pasamoean. Sahadat poenika namoeng woedjoed tetenger oetawi oemboel-oemboel gendera lambanging pasamoean.

Ewadene sanadyan sahadat poenika namoeng woedjoed tetenger oetawi lambang-ing pasamoean, inggih boten kenging koela baekaken kemawon, awit sahadat poenika waoe inggih mekas anggadahi pangoewasa (gezag). Leres, pangoewasa waoe boten kados pangoewasanipoen Kitab Soetji, nanging sarehning ingkang netepaken poenika pasamoean pijambak, mawi njeboet Asmanipoen Allah lan njoewoen panoentoenipoen Roh Soetji, mila pasamoean kedah ngaosi poenapa ingkang sampoen inganggep kajekten manoet pitedahipoen Roh Soetji lan kejakinanipoen pijambak. Dados pangoewaosipoen poenika midjil saking tindakanipoen pasamoean pijambak (kerkelijk gezag).

Amargi saking poenika mila sahadat waoe inggih boten nisihi Kitab Soetji, ingkang anggadahi Goddelijk gezag, langkoeng-langkoeng sahadat poenika mesti boten wonten ing sanginggilipoen Kitab Soetji. Ing salaminipoen sahadat poenika kedah tansah toendoek dateng Kitab Soetji, kedah tansah katjoendoekaken kalijan Kitab Soetji. Manawi ing tembe wingking wonten salah satoenggiling prakawis ing salebeting sahadat ingkang kaanggep soelaja kalijan Kitab Soetji, sahadat waoe wadjib dipoen ewahi.

Dene jen makaten sampoen tjeta menggah papaning sahadat wonten ing satengah-ing pasamoean.

Pasamoean boten kenging njamekaken sahadat kalijan Kitab Soetji awit sarana patrap makaten pasamoean bade nalesaken adegipoen wonten ing pakarjanipoen manoengsa.

Kosok-wangsoelipoen pasamoean inggih boten kenging goemampil dateng sahadat, awit sarana patrap makaten pasamoean ladjeng boten ngaosi dateng pakarjanipoen Roh Soetji ingkang kersa noentoen pasamoean dateng ing sasampoernanipoen kajekten.

Koewadjibanipoen pasamoean kedah toendoek dateng Kitab Soetji 100% lan inggih toendoek dateng sahadat 100% oegi, sapinten ingkang tjotjog kalijan pangandikanipoen Kitab Soetji.

Page 37: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

229

LARAH-LARAHIPOEN NJERAT SAHADAT Ing sakawit sahadat poenika dereng katata lan kadapoek toewin kaserat; wonten-

ipoen namoeng kaoetjapaken wonten ing lesan kemawon. Nanging ing sarehning pasamoean-pasamoean poenika sami anggadahi dasar satoenggal, kaadegaken wonten ing tetales satoenggal, toenggil Goesti, toenggil pitados, toenggil baptis lan toenggil Allah Sang Rama (Ep. 4:5,6) poenapa dene dados satoenggal sariranipoen Kristoes, mila inggih mesti kepengin noenggil mawi sahadat satoenggal.

Margi saking nalar makaten dangoening ngadangoe sahadat ingkang roemijin namoeng kaoetjapaken ing lesan waoe ladjeng kadapoek toewin katata niwah katetepaken dening pakempalanipoen pasamoean minangka pakempalanipoen pasamoean minangka tetoeroetan bab oegeman lan oetjapaning pitadosipoen pasamoean.

Sahadat poenika pantjen perloe kapatjak wonten ing serat, awit manawi boten makaten ulesti bade enggal itjal oetawi enggal kalebetan panasaran malih. Sarana anggenipoen kapatjak wonten ing serat ladjeng saged tetep redaksinipoen lan saged kangge marisi oetawi nilari dateng pasamoean ingkang kantoen.

POENAPA TJARANIPOEN NJERAT SAHADAT POENIKA SAGED EWAH?

Limrahipoen panjeratipoen sahadat poenika inggih boten ladjeng sapisan dados, tegesipoen, kapisan kemawon ladjeng sampoen anggadahi woedjoed kados ingkang wonten ing sapoenika, nanging limrahipoen mawi ontwikkeling, tegesipoen wiwitanipoen taksih wonten kirangipoen oetawi dereng sampoerna, ladjeng saking sakedik dipoen sampoernakaken.

Prakawis poenika tjeta saking kawontenanipoen “Sahadat 12 prakawis”. Saderengipoen sahadat poenika anggadahi woedjoed kados ingkang wonten ing sapoenika, woedjoedipoen langkoeng tjekak lan taksih wonten artikel ingkang dereng katoet kaseboetaken. Sahadat waoe namanipoen Symbolum Romanum.

Dados jen makaten tjeta bilih tjaranipoen njerat sahadat poenika inggih saged ewah. Ananging sasaged-saged pasamoean sampoen ngantos goemampil angewahi sahadat

ingkang sampoen wonten, sanadyan namoeng tetemboenganipoen. Awit kita sami mangertos bilih ewahing temboeng oetawi ewahing aksara poenika sampoen saged ngewahaken soeraos ingkang soemimpen wonten ing ngrikoe. Mongka sahadat ingkang sampoen wonten poenika sahadatipoen pasamoean ingkang sampoen makina-kina, saha dipoen oegemi leresipoen. Lan kita inggih mangertos kados poenapa pangatos-atosipoen para pasamoean anggenipoen netepaken tetemboenganipoen sahadat poenika waoe. Ewadene manawi saestoe kepengin wonten gesehipoen kalijan kajektosanipoen pangandikanipoen Allah, sampoen mesti pasamoean boten kenging kendel kemawon.

Ing nginggil sampoen kaatoeraken bilih kanggenipoen pasamoean Djawi doemoegi sapoenika ingkang pantjen woedjoed sahadat poenika saweg “Sahadat 12 prakawis”, sahadat ingkang oemoem, ingkang oegi dados gadahanipoen sadaja pasamoean. Manawi makaten poenapa pasamoean poenika sampoen memenoehi pepoendoetanipoen Goesti anggenipoen pasamoean kedah anggadahi tetoenggoel lambanging pasamoean ingkang nisihi sadaja piwoelang ingkang nasar? Awit sadaja pasamoean ingkang nama Kristen sami anggadahi sahadat 12 prakawis poenika, sanadyan pasamoean Roem oetawi Pentekoesta oetawi Advent oetawi Loether lan sanes-sanesipoen.

Pantjen pasamoean kedah anggadahi sahadat ingkang specifiek nedahaken bentoekipoen, selot-selotipoen inggih mesti bade gadah, awit pasamoean ing ngriki poenika taksih nem sanget. Kanggenipoen pasamoean ingkang gesang mesti inggih bade wonten djoemedoelipoen sahadat ingkang notjogi kawontenanipoen pasamoean.

Ing nginggil sampoen kaatoeraken oegi bilih Piwoelang Agami Kristen oetawi Heildelbergsche Catechismus poenika mitoeroet acta Synode dereng kaanggep sahadat-

Page 38: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

230

ipoen, lan mitoeroet rembag-rembag ingkang dipoen tampi dening commissie roemijin inggih namoeng dipoen anggep toentoenan piwoelang bab kapitadosanipoen pasamoean.

Ing sarehning ingkang dipoen emot wonten ing Piwoelang Agami Kristen poenika bab sahadat 12, ingkang minongka ringkesaning isinipoen kapitadosanipoen para tijang Kristen (pitaken lan wangsoelan 22:), saha angger-angger 10 prakawis, minongka dados patokan ing pandamel ingkang sae kangge para tijang pitados (pitaken lan wangsoelan 91) toewin Pandonga Rama Kawoela, minongka peranganing tjaos panoewoen ingkang moelja pijambak, mila gegandengan kalijan sahadat 12 waoe dereng saged moedjoedaken pilah-pilahing pasamoean roepi-roepi, commissie ngadjengaken soepados Synode andamel uitspraak bilih katranganing sahadat ingkang leres, mitoeroet kejakinanipoen pasamoean, poenika kados ingkang kaemot wonten ing Piwoelang Agami Kristen. Sadaja katranganing sahadat 12 ingkang boten tjotjog kalijan katranganipoen Piwoelang Agami Kristen kaanggepa panasaran.

Dados wosing atoeripoen commissie poenika makaten: a. Synode andamela uitspraak, bilih ingkang dados sahadatipoen poenika

“Sahadat 12 prakawis”. b. Katranganing sahadat 12 ingkang kaanggep leres poenika katrangan ingkang

kaemot wonten ing Piwoelang Agami Kristen. c. Piwoelang Agami Kristen poenika kaanggepa “geloofsleer” ipoen pasamoean,

oetawi wewatoning piwoelangipoen pasamoean. Ingkangsami nglapoeraken, Ds. Wirjatenaja Tn. B. Probowinoto Ds. H. Hadiwijono

SYNODE KAPING X

NALIKA TGL. 29-30 OCTOBER 1946 WONTEN ING GONDOKUSUMAN

NGAJOGJAKARTA

24. DEPUTAAT KANGGE SAHADAT Deputat kangge njinau Sahadating Pasamuan lan Kerkenordening, amratelakaken

sarana serat, bilih dereng saged anglapuraken padamelanipun, karana padamelan dereng rampung.

Synode dadosipun nengga rampunging padamelan Deputaat punika pramila Deputaat punika tetep, inggih punika: Ds. Wirjotenojo, Ms. Probowinoto lan Ds. Hadiwidjojo.

25. COMMISSI MASMUR LAN KIDUNGING PASAMUAN Pangarsa, ingkang ugi dados Commissi lan kidunging Pasamuan, amratelakaken

isinipun lapuran ingkang kaserat katur Synode, inggih punika bab para Commissi ingkang rumijin katuding dening Synode wonten Purworedjo: Ds. Darmohatmodjo lan Ds. Atmowidjono.

Commissi saweg wiwit nandangi mriksa karangan Masmur ingkang sampun rampung djangkep lan kapasrahaken dateng Synode, nanging ladjeng wonten pambengan, inggih punika gerahipun Ds. Atmowidjono malah ngantos dumugi sedanipun. Saladjengipun padamelan mandeg. Makaten ugi bab wontenipun pandjurung saking Pasamuan Djawi Ler lan Djawi Wetan miturut rembag sakawitipun inggih punika karangan kekidungan, dumugi sapunika dereng wonten. Synode mutus:

Page 39: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

231

Pamriksanipun karangan Masmur punika kaladjengaken. Deputaatipun Ds. J. Darmo-hatmodjo, Ds. S. Wirjotenojo lan Ds. R.M. Purwowidagdo.

Lan samasa sampun rampung para Classis dipun angkaha sami saged angsal proefdrukipun rumijin, supados Synode bade langkung gampil anggenipun angabsahaken.

34. BAB LITURGIE Djumuwah sonten djam 7.30 Rapat kaladjengaken. Pangarsa ngadjengaken pangrembagipun usul-usul saking para Classis. Saking Classis Purworedjo. Classis Purworedjo nakekaken kadospundi bab tumindakipun Liturgie, dene boten

sedaja sami tumindakipun; usul supados dipun samekaken. Utusan Classis purworedjo Ds. R. Notosubali mewahi katranganipun usul punika,

mratelakaken bilih wonten bedanipun patrap kadosta jen wiwitaning ibadah, medalipun pamulang saking kamar Pradata wonten ingkang mawi salaman, wonten ingkang mawi mantuk, wonten malih ingkang mawi umik-umik kalijan pinisepuh. Makaten punika pundi ingkang sjektosipun dipun kersakaken dening Synode miturut Liturgie ingkang sampun kawradinaken lan nama sampun kaputus dening Synode. Wangsulan:

Ing Synode Magelang kala ngrembag bab punika sapisanan lan bade ketetepaken ugi sampun wonten pitakenan bangsanipun makaten punika. Kala semanten, makaten ugi ing rembag-rembag sawingkingipun, tumindakipun Tatanan Panembah perlu mawi katrangan ingkang genah lan Pasamuan boten kenging kapeksa ladjeng kedah ngangge Tatanan enggal lan sampun ngantos ndamel sandungan, awit tudjuanipun Liturgie supados tjara ingkang katindakaken njemangataken karohanen. Dene tumrap tjara mewah-mewahan prajoginipun boten dipun wontenaken, katah-katahipun sampun tjekap kados ingkang sampun kasebat ing tatanan kemawon, boten susah tjara-tjara wau dipun wewah-wewahi.

ACTA SYNODE KAPING XII

ING MAGELANG 23 – 26 NOVEMBER 1948

Art. 43.

Ngrembag seratipun Ds. J. Darmohatmodjo. Ds. J. Darmohatmojo nglapuraken bilih Commissie ingkang kapatah niti priksa Masmur dèrèng saged njambutdamel djalaran tansah gagal usahanipun bade marepat. Gegandengan kalijan punika Synode mutus; 1. Ngendeli warga Commissie Ds. Wirjotenojo, lan Ds. Poerwowidagdo. 2. Ngangkat Sdr. Ds. Dibjosumitro lan Sdr. Widijohatmodjo dados gantosipun, supados

sesarengan kalijan Ds. J. Darmohatmodjo niti priksa masmur wau.

Art. 48. Usul-usul ingkang karembag: 1. Classis Jogjakarta sampun klampahan andadar saderek ingkang kepengin dados Guru

Indjil lan ugi bade andadar malih. Kangge pratandaning lulusing pendadaran wau, Classis ngawontenaken serat idjazah. Classis njuwun supados Synode karsaa ngabsahaken serat idjazah wau. Synode nampi usul punika lan ngabsahaken idjazah damelanipun Classis Jogjakarta.

2. Tatanan kempalan pangibadah dinten Minggu punapa boten perlu kaewahan? (bab pamudji kidung barkah 51 lan 52). Synode mutus, bab punika katunda rumijin.

Page 40: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

232

3. Sarehning wonten ingkang ngangge Kitab Sutji tjap-tjapan enggal, wonten ingkang ngangge tjap-tjapan lami, Classis Jojakarta ngusulaken supados Synode damel putusan: salah satunggal, supados saged sami panganggenipun. Synode mutus: Ing wekdal sapunika dereng saged nampi usul punika.

4. Synode nemtokna liturgie kangge wewengkonipun Synode Djawi Tengan sisih Kidul. Synode nampi usul punika; dene alasanipun: Sarehning sasampunipun Synode 1940 dumugi sapriki Tatanan panembah tumindakipun dereng sami lan wongsal-wangsul tansah nuwuhaken kekisruhan, pramila Synode XII mutus nemtokaken tumindakipun, kados ing ngandap punika: a. Ingkang ambikak kori i.p. pinisepuh ingkang ndedonga. b. Saderengipun pamulang minggah mimbar, dipun atjarani kanti mantuk. c. Salebetipun nampeni angger-angger, pasamuan lenggah. d. Ladjeng tinampenan sarana ngrerepi sesarengan kalijan ngadeg atas

pangadjakipun satunggaling pinisepuh. e. Menawi nglairaken sahadat, pasamuan ngadeg. f. Kidung sasampunipun sahadat karepekaken kalijan ngadeg atas pangadjakipun

pamulang. g. Pisungsung kaaturaken sasampunipun chotbah sareng lan ngidung. h. Pengumuman wartos Pasamuan katindakaken sasampunipun Tata Panembah

dening satunggaling Pinisepuh.

ERA SINODE GKJT PERTAMA, sampai ...

AKTA SINODE G.K.D. I TANGGAL 5 & 6 DJULI 1949

DI SALATIGA

ACTA SINODE DJAWI TENGAH I, KAWONTENAKEN ING SALATIGA TANGGAL 5 lan 6 JULI '49

Art. 14

Panjuwunipun Sdr. Ds. S. Djojodihardjo atas namaipun Sinode Gredja Kristen Djawi ing sakubengipun redi Muria, supados utusan saking Gredja kasebat dipun parengaken ndjenengi rapat-rapatipun Panitya liturgie, dipun tampi dening Sinode. Sinode matah Pengimpunipun Panitya Liturgie supados ngulemi utusan saking Geredja Kristen Djawi ing saubengipun redi Muria, samangsa Panitya wau ngwontenaken rapat. Sinode malah ngaturi utusan saking Gredja ing saubengipun redi Muria, menawi kersa supados andjenengi rapatipun Panitya sanes-sanesipun. Gegandengan kalijan wantjinipun marepat ing dalu punika namung kantun sakedik, Moderamen ngusulaken supados atjara No.12 lan 13 karumijinaken saha. atjara No.10 Ian 11 katunda ngantos endjingipun: usul wau katampi.

AKTA SINODE G . K . D. I I TANGGAL, 18 – 21 DJULI 1950

DI PURWOKERTO

Page 41: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

233

Art. 51 Rapat nampi pelapuranipun Seksi III bab Pangakening Pitados (mirsani Lampiran IX).

Sadaja usul-usulipun seksi ingkang magepokan kalijan prekawis punika katampi dening parepatan. ---------- Lampiran IX.

LAPURAN BAB PANGAKENING PITADOS Usulipun Panitya Panga.kening Pitados dipun tampi sadaja, i. p. :

1. a. Sinode Djawi Tengah bade boten-boten kendel anggenipun pados sahadat kangge Pasamuan2 Djawi Tengah.

b. Sinode Djawi Tengah ladjeng terus ngangkat “Deputat Sahadat”. 2. Kangge sapunika Sinode Djawi Tengah ngwadjibaken dateng Pasamuan2 lan

laladanipun, supados nganggeja Heidelbergsche Catechismus kangge pokok piwulangipun.

----------

Art. 52 Lapuran bab Liturgie. Sasampunipun karembag tuwin kawontenaken ewah-ewahan sawetawis, urut-

urutaning Liturgie dados kados ingkang kasebat ing ngandap punika: 1. Votum (krama) 2. Berkah, ungelipun kados 2 Kor. 1:2. jen Ingkang ngutjapaken sanes Pendita,

ungelipun berkah ladjeng : wonten ing kawula sadaja. 3. Memudji. 4. Pamaosing angger2 utawi sahadat. 5. Memudji selasar kalijan No. 4 6. Maos Kitab Sutji. 7. Pandonga. 8. Memudji lan saos pisungsung. 9. Kotbah. 10. Pandonga. 11. Memudji. 12. Kepjakan. 13. Berkah, Manawi sanes Pendita : Kawula sadaja.

Liturgie punika minangka tjonto ingkang kaprajogekaken dening Sinode.

AKTA SINODE G.K.D. I I I

TANGGAL 24 – 28 SEPTEMBER 1951 DI SALATIGA

A C T A

SINODE DJAWI TENGAH III, MANGGEN ING SALATIGA NALIKA TANGGAL 24 – 28 SEPTEMBER 1951

Art. 36

Nampi lapuraan saking Seksi I (lampiran IV). Bab : a. Masmur lan Kidung. b. Sahadat, usulipun Seksi ngengingi Panitya ingkang katjawisaken kangge Sahadat,

rehne Sinode nganggep dereng mangsanipun, Panitya boten perlu kawontenaken.

Page 42: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

234

c. Pranatan Pasamuan. d. Oikumene e. Usul2 lan pitakenan2. f. Status-ipun Guru Indjil. Pitakenan2 saking Klasis Purworedjo lan Kedu ngengingi

Status Guru Indjil sampun kalebet ing lampiran Status Guru Indjil. g. Formulier. Katambahan “sampun ngantos njupekaken formulier netepaken pandita

utusan”. h. Jajasan Amal lan Asrama. i. Pensiunfonds, namung lantaran lesan, namanipun “Jajasan Dana Pensiun Gredja2

Kristen Djawa Tengah”. Sadaja lapuran katampi. ---------- LAMPIRAN IV Acta Art.36).

LAPURANIPUN SEKSI II: NGREMBAG LAPURANIPUN DEPUTAT MASMUR

a. (Art. I)

Ngrembag lapuranipun Deputat Masmur Kekentelaning rembag: a. Sinode karsaa nampeni lapuranipun Deputat Masmur kanti sae. b. Sinode karsaa ngangkat Deputat Masmur enggal kanti ngengeti:

1. Sakita dalemipun, sadaja Deputat2. 2. Langkunga katahipun tinimbang dumugi sapunika (3) supados padamelan sageda

rantjag. c. Nanggapi serat saking Madjelis Agung Gredja Kristen Djawi Wetan, Sinode mataha

dateng Deputat Masmur, supados ngrembaga bab ingkang dipun usulaken dening Madjelis Agung Gredja Kristen Djawi Wetan.

b. (Art. II)

Ngrembag lapuranipun Panitya Pangakening Pitados Kekentelaning rembag: 1. Sinode karsaa nampi lapuran punika kanti sae. 2. Sinode ngatag-ataga dateng Pasamuan2 ing wilajahipun, supados menawi kawawas

sampun wekdalipun ngawontenaken sahadat enggal, bab punika ladjeng kausulna dateng Sinode. Sinode ngangkata Panitya Pangakening Pitados enggal, ingkang kapatah njinau wekdal kangge ngawontenaken sahadat enggal lan menawi sampun perlu sasaged-saged ngusulna rantjanganing sahadat enggal.

ACTA SYNODE

DJAWI TENGAH IV ING PURWODADI NALIKA TG. 21 – 25 SEPTEMBER 1953

ACTA SYNODE

Djawi Tengah IV ( sambetan ) ing Jogjakarta Nalika Tgl. 20 – 23 Djanuari

Page 43: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

235

(Surat masuk): F. Bab Masmur.

Lapuran Seksi II bab Lapuran Patjet No. IV kasambet lapuranipun Seksi I (mirsani lampiran IX). Ngengeti usulipun Seksi III bab Masmur (lampiran X sub 3) ingkang sampun dipun sarudjuki usulipun Seksi I.

Sinode mutus: Masmur bade kawedalaken tanpa noot, saben Klasis kapilih 2 Pasamuan kapurih njobi; mekaten ugi Pasamuan2 Muria lan M.A. bade dipun kintuni. Oplaag lan wragad kapasrahaken dateng Komisi.

Menawi sampun katjobi, kasep2ipun tgl. 1 Djanuari 1955 kritiek2 mlebet, dipun priksa Komisi lan dipun absahaken Sinode 1955 ladjeng bade kaetjapaken mawi noot.

Art . 101

NGREMBAG PELAPURANIPUN SEKSI III, USUL2 SAKING KLASIS PURWOKERTO NO.1,

LAN SERAT SAKING KLASIS BANJUMAS LER BAB BUDJANA SUTJI Bab Budjana Sutji keparenga saben tijang ngangge tuwung alit satunggal-

satunggal (mirsani lampiran VI Acta Sinode IV September 1953 Katja Usul2 saking Klasis nomer 1). Miturut swara ingkang langkung katah Sinode mutusaken boten saged njarudjuki Budjana Sutji migunakaken tuwung alit2, inggih boten saged ngaturi dispensatie Pasamuan Purwokerto migunakaken tuwung alit2.

ACTA SYNODE G.K.D. KAPING V

Dinten Slasa tanggal 22 Mei 1956 ING NGAYOGYAKARTA

Art. 57.

Ngrembag lapuranipun Dep. Masmur. 1. Ngéngeti kabetahaning Pasamuwan2 tumrap masmur, saba ndjagi ugi patunggilan

Synode Djawi Tengah kalijan Gredja Djawi Wétan lan Muria, synode matah komisinipun supados saénggal–énggalipun ngawontenaken sesambetan kalijan komisi2 pasamuwan Djawi Wétan lan Muria bab copy kidung ingkang sampun kakintunaken.

2. Komisi wau kersaa njuwun sarudjukipun pasamuwan2 Djawi Wetan lan Muria jén Pasamuwan2 Djawi Tengah badé njobi Masmur, kalijan ngentosi copy kidung.

ACTA SYNODE

Gredja2

Kristen Djawa Tengah VI tanggal 24 ~ 28 Nopember 1958

ing KEBUMEN

A r t i k e l : 10 1. USUL SAKING KLASIS NGAJOGJAKARTA.

N g è n g e t i : 1. bilih isinipun kidung no. 171 boten tjondong kalijan paugeman Kristen 2. bilih auteursrecht Kidung Pasamuwan Kristen no. 171 sanès gadahanipun

Pasamuwan2 Djawi Tengah. 3. bilih panjuwaking kidung no. 171 saged karembag ing Madjelis Oikumenis ingkang

badé dateng.

Page 44: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

236

S y n o d e m u t u s : 1. mrajogèkaken dateng pasamuwan2 supados Kidung Pasamuwan Kristen no. 171

boten dipun anggé. 2. matah deputaat Oikumenis ngrembag bab punika ing Madjelis Oikumenie ingkang

badé dateng.

A r t i k e l : 10 2. BAB KIDUNG ENGGAL.

N g è n g e t i : katahing pasamuwan2 ingkang ngantos2 wedaling Masmur lan Kidung énggal ing sa-énggal-énggalipun. S y n o d e m u t u s : masrahaken bab punika dateng paéguhipun Deputaat Kidung lan Masmur wonten ing Madjelis Oikumenis.

A r t i k e l : 10 3. BAB PENUMPANGAN TANGAN.

N g è n g e t i : 1. bilih bab penumpangan tangan punika prekawis ingkang gegandèngan kalijan

liturgie, 2. bilih bab penumpangan tangan wau taksih perlu kasinau ing sasaé-saénipun

S y n o d e m u t u s : 1. matah Deputaat Liturgie supados ugi njinau prekawis wau. 2. sadèrèngipun wonten lapuran saking Deputaat Liturgie saha putusan sanès,

lampahing penumpangan tangan katindakaken kados ingkang sampun-sampun.

A r t i k e l : 10 4.

BAB TEMBUNG2 ING KITAB SUTJI PERTALAN LAMI LAN ENGGAL.

N g è n g e t i : 1. bilih ingkang wigatos punika sanès tjotjoging pertalan énggal kalijan lami, nanging

punapa pertalan2 wau tjotjog kalijan babonipun asli, 2. bilih pertalan énggal pertalanipun langkung saé katimbang kalijan pertalan lami.

S y n o d e m u t u s : 1. mrajogèkaken dateng pasamuwan2 supados ngginakaken Kitab Sutji pertalan énggal

tjap2an tahun 1949 lan 1950. 2. menawi manggih tembung2 ingkang boten tjotjog kalijan babonipun, supados

kakintun dateng Akademi Theologia Jogjakarta.

ACTA SYNODE VI I

Gredja2 Kr isten Djawa

TGL. 20 – 24 PEBRUARI 1961 ING MAGELANG

Pertjetakan „Nasional” Jogja 422861 LAPURAN SEKSI : III

Artikel : 54. LAPURAN DEPUTAT LITURGIE. Sarehne sampun djam 10.00 dalu, pramila lapuran Deputat Liturgie katunda.

Page 45: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

237

LAPURAN SEKSI : III Artikel : 61. LAPURAN DEPUTAT LITURGIE.

Synode ngladjengaken ngrembag lapuran Seksi III, bab lapuranipun Deputat Liturgie ngengingi liturgie enggal. Sarehne wekdal wampun dumugi djam 13.00 langkung pramila pangrembagipun katunda. LAPURAN SEKSI : III

Artikel : 65. NGLADJENGAKEN NGREMBAG LAPURAN DEP. LITURGIE. Sesampunipun mirengaken lapuran Seksi III bab lapuranipun Deputat Liturgie ingkang katambah katrangan lisan dening Dr. Mr. D.C. Mulder bab liturgie pakempalan pangibadah endjing. 1. nampi ngengrengan liturgie ibadah endjing ing sawetahipun sesampunipun kawontenaken ewah

2-an sawatawis. (mirsanana lampiran : VI).

2. tumindakipun liturgie punika kaangkah mbendjing dinten ageng Pantekosta (tg. 21 Mei th. 1961). 3. saderengipun liturgie punika katindakaken/dipun wiwiti, Pasamuwan

2 karsaa

njinau rumijin isinipun ngengrengan tata panembah wau. 4. Matah Deputat Liturgie ngatahaken ngengrengan liturgie sakatranganipun saha mradinaken dateng Pasamuwan

2 saenggal-enggalipun.

5. Pasamuwan2 ingkang sampun nggadahi Koor saged nglebetaken koor punika ing

Liturgie. 6. Matah Deputat Liturgie ngladjengaken kewadjibanipun ngrantjang liturgie Baptis Sutji, Budjana Sutji lss.

Artikel : 66. PANITIPRIKSA PRATELAN BAPTIS LAN BUDJANA SUTJI. Sasampunipun ngrembag lapuranipun Deputat Liturgie bab wohing panitipriksa pratelan Baptis lan Budjana Sutji, Synode mutus : 1. nampeni ewah

2-an sawatawis tembung wonten ing pratelan Baptisan lan Budjana

Sutji. 2. bab kutipan ajat

2 saking Kitab Sutji sae jen dipun waos punapa wontenipun.

---------- LAMPIRAN : VI (artikel 65).

LITURGIE ENGGAL GREDJA KRISTEN DJAWI Wiwit tgl. 21 - MEI - 1961

Saderengipun pandita (pengchotbah) minggah mimbar, dipun tjaosi Kitab Sutji dening wakiling Pradata. (Pasamuan djumeneng). 1. AUDITORIUM : Pitulungan kita punika wonten ing asmanipun Jehuwah, ingkang

nitahaken langit lan bumi. (Mazmur 124:8). SALAM : Sih-rahmat lan tentrem - rahaju wontena ing para saderek saking

Allah Rama kita lan Gusti Jesus Kristus. AMIN Korinta 1 : 3; Wahju 1 : 4b, 5a).

2. KIDUNG PAMUDJI. (Pasamuan lenggah). 3. a. Pamaosing angger2 miturut ringkesan Matteus 22 : 37 - 40; b. Kidung pangakening dosa. c. Pawartosing sih-rahmat, ngangge ajat2 saking Kitab Sutji, kadosta: Masmur

103:8-12; Rum 5:18,19; Rum 8:1,2 Rum 8.13-33; II Korinta 5.17-21; Jokanan 3:16-18a; I Jokanan 1:8,9 utawi sanes-sanesipun.

Page 46: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

238

d. Pitedah2 bab gesang enggal, dipun wiwiti mawi ukara : „Sumangga sapunika kula sami mirengaken pitedah2 bab gesang enggal”, ladjeng kawaosaken ajat2 saking Kitab Sutji, kadosta: Pangentasan 20:1-17; Pang. Toret 5:6-21; Matteus 5:3-12; Rum 12:9-21 Rum 13:8-10; Epesus 6:13-18; Kolose 3:12-17; I Tessalonika 5 :14-23 utawi sanes-sanesipun.

e. Kidung kasanggeman. 4. PANGLADOSING PANDONGA, i.p. pandonga isi panuwun sarta isi safa'at. 5. PANGLADOSING PISUNGSUNG.

a. Pangatag-atag miturut Pang. Toret 16:16b,17; I Babad 29:14b; Masmur 116:12-14; Masmur 116:17-18; Wul. Bebasan 3:9; Matteus 6:19-21; Lukas 6:36-38; II Korinta 9:7; kanti ngumumaken tudjuning pisungsung;

b. Pisungsung kaklempakaken. c. Pisungsung kasaosaken dateng Gusti grana pandonga, ingkang ugi njakup

(ndongakaken) bab pangladosing pangandikanipun Gusti Allah. 6. PANGLADOSING SABDANIPUN GUSTI ALLAH.

a. Pamaosing Kitab Sutji; b. Pamaosing ajat; c. Kotbah.

7. a. Pandongan panutup; b. Kidung panutup. 8. Pangakening pitados. 9. BERKAH, saking Wilangan 6:24-26 utawi II Korinta 13 :13. 10. Sasampunipun pangibadah, pandita (penghotbah) mangsulaken Kitab Sutji dateng

wakiling Pradata. Pawartos, kawaosaken sasampunipun pangibadah. ---------- (Pertanyaan): 3. Saking Ds. S Hardjosoewito : Punapa Kidungipun Pasamuwan Kristen Djawi (K.P.K)

sampun katetepaken wonteng ing liturgi? Lan kadospundi menawi wonten Pasamuwan ingkang migunakaken kidung sanes?

Deputat Liturgie : a. Drs. H. Hadiwijono (Conv.) b. Ds. R.S.P. Purbawijoga c. Dr. D.C. Mulder d. Drs. D. Bakker e. Sdr. Prawiroatmodjo f. Prof. Dr. R. Soedarmo g. Sdr. Siman.

AKTA SYNODE VIII GREDJA – GREDJA KRISTEN DJAWA

TANGGAL 12 DJULI 1962 ING NGAJOGJAKARTA.

AKTA SINODE KE-IX GREDJA-2 KRISTEN DJAWA TGL. 23 – 27 Nopember 1964

di SALATIGA

Page 47: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

239

Art. 69 L I T U R G I

Setelah membahas hasil kerdja Deputat Penjelidikan jang dibentuk dalam Sinode VIII di Jogjakarta, chususnja mengenai liturgi, Sinode memutuskan : a) menerima dan menjetudjui selengkapnja hasil pekerjdaan dan usul2 Deputat

Penjelidikan tentang liturgi dan beberapa formulir2. 1. berhubung sifat kebaktian sore itu sama dengan kebaktian pagi, maka

dipandang tidak perlu adanja liturgi kebaktian sore tersendiri. 2. mengandjurkan kepada Djemaat2 dalam lingkungan Sinode G.K.D. agar

medorong kepada anggauta2-nja untuk beribadah dua kali pada tiap2 hari Minggu (pagi dan sore).

3. agar supaja anggauta2 dalam mengambil bahagian dalam liturgi itu tidak menerima liturgi sebagai tata-tjara lahiriah sadja, maka diandjurkan kepada para liturg (jang memimpin ibadah) supaja memberi keterangan2 dalam melakukan liturgi.

4. menjetudjui liturgi tambahan sebaagai variasi jang dapat dipergunakan berganti-ganti, jang urutannja sbb. : a. Votum/salam berkat, b. Njanjian, c. Sahadat, d. Hukum X Penj. (atau ringkasannja), e. Njanjian pengakuan dosa, f. Ajat pemberitaan anugerah, g. Persembahan, h. Membatja Kitab Sutji, i. Doa sjafaat, j. K o t b a h , k. Saat teduh, l. Doa penutup, m. Berkat.

b) Agar terdapat keseragaman mengenai upatjara penguburan, Sinode menerima baik laporan Deputat Penjelidikan tentang upatjara penguburan, dengan ketentuan : 1. bahwa upatjara penguburan dimakam merupakan kelandjutan upatjara di

rumah, jang bersifat penghiburan kepada jang berdukatjita. 2. adapun unsur2 upatjara penguburan jang ditetapkan sebagai pedoman adalah

sbb: - di rumah : njanjian - membatja Alkitab - berdoa - keterangan mengenai ajat

- njanjian. - dikubur : membatja sahadat - berdoa.

3. mengandjurkan kepada Djemaat2, agar menjerukan kepada mereka jang melajani upatjara2 penguburan serta anggauta2 jang datang menghadiri upatjara untuk mengikuti upatjara2 dengan tertib dan teratur.

c) Liturgi Nikah jang diperbaharui oleh Deputat Penjelidikan dapat diterima oleh Sinode dengan tjatatan : 1. Sinode menjetudjui, bahwa perkataan bergandengan tangan pada waktu

ditanja, diganti dengan berdjabatan tangan; dan bahwa pendeta turun dari mimbar untuk menjampaikan pertanjaan2 kepada mempelai.

2. Usul Dep. Penjelidikan tentang upatjara baru, bahwa penganten melipat tangan dan meletakkannja diatas Kitab Sutji pada waktu menerima pemberkatan.

3. Penerimaan berkat oleh mempelai dilakukan dengan berlutut.

Page 48: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

240

d) Menerima hasil pembaharuan formulir2 mengenai: pengakuan iman jang ditambah dengan doa; serta formulir pengakuan dosa jang ditambah dengan doa (dengan tjatatan bahwa kalimat "nobataken" diganti dengan perkataan "paring partobat").

e) Menjetudjui disalinnja formulir2 dalam bahasa Indonesia, disamping bahasa daerah. f) Mengutjapkan terima kasih jang sebesar-besarnja kepada anggauta Dep.

Penjelidikan jang telah menjelesaikan tugas kewadjibannja dengan baik. ----------

Art. 72 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

Terhadap usul Deputat Pelaksana tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam Gredja Kristen Djawa, antara lain atas sebab2 : 1. bahwa untuk melajani Pemerintah dan masjarakat perlu mempergunakan bahasa

resmi, jalah bahasa Indonesia, 2. bahwa dalam lapangan kebudajaan bahasa Indonesia mendjadi media jang utama, 3. bahwa gerakan oikumenis mendorong Gredja2 kita membuka pintu bagi Sdr.2

Kristen dari lain suku, lagi pula mengingat pembentukan Gredja Kristen Indonesia jang Esa j.a.d., maka penggunaan bahasa Indonesia merupakan media jang penting sekali,

4. bahwa dipandang dari sudut praktis, banjak para muda jang makin hari makin biasa mempergunakan bahasa Indonesia, sehingga kotbah dalam bahasa tsb. lebih mudah diterimanja,

maka berdasarkan fakta2 tsb. diatas Sinode memutuskan: a. Menjetudjui digunakannja bahasa Indonesia dalam Gredja Kristen Djawa, b. Untuk melaksanakan hal tsb. maka mulai Sinode ke IX Tata Gredja disalin dalam

bahasa Indonesia dan salinan tsb. dianggap sebagai Tata Gredja jang resmi, c. bahwa semua akta2 Sinode/Klasis, notula rapat2 kegredjaan dalam lingkungan GKD.,

laporan2 serta buku2 administrasi kegredjaan dalam surat-menjurat kegredjaan Madjelis Gredja, Klasis dan Sinode dibuat dalam bahasa Indonesia.

d. dimana mungkin dan perlu supaja diadakan ibadah dalam bahasa Indonesia disamping ibadah dalam bahasa Daerah. Maka Djemaat2 dikota2 besar diandjurkan untuk menjelenggarakan ibadah dalam bahasa Indonesia,

e. memberi tugas kepada Deputat jang bersangkutan untuk selekas mungkin menjalin formulir2 dan liturgi dalam bahasa Indonesia, supaja salinan2 tsb. diperbanjak dan dikirimkan kepada Djemaat2 jang membutuhkannja,

f. bahwa Njanjian Masmur/Rohani didjadikan njanjian resmi dalam ibadah dalam bahasa Indonesia,

g. bahwa dimana mungkin upatjara2 kegredjaan setjara resmi mempergunakan bahasa Indonesia.

AKTA SINODE GREDJA -GREDJA KRISTEN DJAWA ke X

bersidang di PURWOREDJO tg. 23 s/d 27 Djanuari & dilandjutkan tg. 30 s/d 31 Djanuari 1967.

ARTIKEL : 48. MASMUR DAN KIDUNG.

Dalam laporannja seksi A mengenai Kidung dan Masmur jang menjatakan bahwa komisi tsb. telah menjiapkan 122 njanjian masmur dan 50 kidungan, serta mengadakan kerdja sama dengan GKDW (Sdr. Samokoadi) jang telah menjusun dan menjempurnakan kidungan baru berupa 200 njanjian kidung dan 122 masmur dengan melodi2 baru,

Page 49: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

241

Sinode setelah membahas laporan tsb. di atas, memutuskan: a. menerima hasil kerja Komisi Kidung dan Masmur jang berupa kumpulan masmur

sebanjak 122 dan kidung sebanjak 250. b. mengutjapkan terima kasih dan menjampaikan penghargaan setinggi-tingginja

kepada Komisi tsb. c. mempertimbangkan kemampuan membiajai penerbitan pertjobaan sedjumlah l.k.

5.000 exp. untuk diedarkan kepada Gredja2 GKD dan GKDW serta Gredja Indjili di Tanah Djawa (Muria) supaja mentjoba pemakaiannja. Dan selandjutnja supaja menerbitkan buku2 tsb. menurut kebutuhannja.

d. bilamana pelaksanaan punt c belum mampu, supaja menangguhkan penerbitannja, sementara itu supaja djemaat2 mempergunakan Kidung jang lama.

e. menugaskan kepada TPK selekasnja diusahakan distribusi tjetakan ulang Kidung sebanjak 10.000 exp. jang sekarang telah selesai ditjetak.

f. menugaskan kepada Deputat Sinode untuk mempertimbangkan apakah sepadan biaja penerbitan jang dikeluarkan untuk mentjetak Kidung dan Masmur baru dengan pemakainnja, mengingat perkembangan dikalangan angkatan muda lebih tertarik kepada kebaktian dengan bahasa Indonesia, serta mengingat pula tudjuan bersatu dengan G.K.I.

AKTA SINODE GREDJA2 KRISTEN DJAWA ke – XI

Jang bersidang di Salatiga 28 April 1969 s/d tanggal 2 Mei 1969

dilandjutkan: tanggal : 5 Mei S/d 8 Mei 1969.

Artikel 115

MASMUR DAN KIDUNG Setelah Sinode mendengarkan dan membahas laporan Seksi tentang hasil karja

Komisi Masmur dan Kidung jang berwudjud 135 Masmur gubahan Sdr. R.P. Prodjowasito, 300 Kidung himpunan dan gubahan Sdr. D. Sasmokoadi (dari Gredja Kristen Djawi Wetan). Sinode m e m u t u s k a n sebagai berikut : 1. mengutjapkan terima kasih kepada Komisi jang bersangkutan. 2. menerima hasil karja Komisi Masmur dan Kidun, mengingat bahwa njanjian2 Gredja

dalam bahasa Djawa sangat diperlukan. 3. menetapkan Njanjian Gredja jang terdiri dari : 150 Masmur dan sedjumlah Kidung. 4. penentuan tersebut dalam punt 3 akan dilaksanakan dengan mengadakan

musjawarah antara G.K.D. dan Gredja2 Indjil ditanah Djawa (Muria). 5. mengangkat kembali Komisi Masmur dan Kidung dan ditugaskan untuk melaksanakan

penentuan tersebut dalam punt 3 dan selekasnja mengusahakan pentjetakannja untuk seterusnja diedarkan kepada Djemaat2 untuk ditjoba.

6. menjetudjui terbitan (stencilan) gubahan Masmur agar dapat ditjoba dalam kebaktian2. Pelaksanaannja diserahkan kepada Deputat Sinode.

Tjatatan : Njanjian2 dengan lagui gending Djawa belum diterima laporannja.

Page 50: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

242

Artikel 124 : HAL KIDUNG NOMOR 171.

Setelah Sinode mendengarkan laporan Seksi I dalam pembahasan usul Klasis Surakarta Barat dan surat dari Ds. B. Probowinoto (no. PR/10.69 tg. 28-4-1969 tentang Kidung no.171), Sinode datang kepada kesimpulan sbb.: Mengingat : a. bahan naskah ,,Kidungipun pasamuwan Kristen Djawi” jang milik Gredja2 Kristen

Djawa sendiri, melainkan milik G.K.D., G.K.D.W. dan G.I.T.D. bersama2,. b. bahwa selama ini T.P.K. dipertjajakan oleh ketiga Gredja untuk menerbitkan Kidung

termaksud dengan naskah jang sama, c. keinginan G.K.D. maupun Gredja2 lainnja untuk merubah/menambah naskah kidung

itu, maka telah diputuskan bersama, untuk tidak merubah naskah jang ada, melainkan membuat naskah baru sama sekali dengan djumlah njanjian jang lebih banjak lagi,

d. bahwa naskah baru itu sedang dikerdjakan dan menurut laporan komisi jang bersangkutan hampir selesai,

e. bilamana T.P.K. menerbitkan naskah ,,KIDUNGIPUN PASAMUWAN DJAWI” jang lama dengan mengadakan perubahan2 sendiri, maka terbitan itu akan menjalahi hak pengarang (auteursrecht) jang dipegang oleh ketiga Gredja dan dapat dipandang bahwa G.K.D. tidak menundjukkan semangat Oikumenis jang baik terhadap kedua partnernja, hal mana dapat mendjauhkan usaha2 kearah keesaan jang sudah begitu lama dibina diantara ketiga Gredja tersebut.

f. bahwa penerbitan kidang oleh T.P.K. dilihat dari segi komersiil tidak menguntungkan karena adanja usaha untuk menerbitkan Buku njanjian baru,

Setelah Sinode membahas persoalan tersebut dengan mempertimbangkan hal2 tersebut diatas, Sinode memutuskan : Sambil menunggu naskah kidung Baru, sebaiknja kita tidak menjanjikan lagu3 jang telah diputuskan sebagai tidak sjah.

Artikel 132: HAL BAHASA DAN ISI KIDUNG PASAMUWAN KRISTEN DJAWI

Menanggapi laporan Seksi I jang telah membahas usul Klasis Surakarta Timur, agar Sinode memprakarsai merevisi bahasa dan is njanjian dalam Kidung pasamuwan Kristen Djawi. Sinode setelah membitjarakan dan membahas laporan tsb. M e m u t u s k a n :

Memandang bahwa revisi tersebut diatas tidak perlu, berhubung akan diterbitkannja buku Masmur dan Kidung baru.

Artikel 133: NJANJIAN DJEMAAT BERBAHASA INDONESIA

Setelah Sinode mendengar laporan Seksi I dalam menanggapi usul Klasis Surakarta Timur, untuk menterdjemahkan Kidung Pasamuwan Kristen Djawi dalam bahasa Indonesia, Sinode setelah membitjarakan dan membahas hal tersebut, m e m u t u s k a n : a. terdjemahan tersebut diatas dipandang tidak perlu. b. Mengandjurkan kepada Djemaat2 agar untuk sementara menggunakan buku njanjian

,Masmur dan Njanjian Rohani dari Perbendaharaan Djemaat segala abad” – karangan I.L.Kijne, terbitan Stichting Geestelijke Liederan uit de Schat van de Kerk der eeuwen – ‘s-Gravenhage.

Page 51: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

243

AKTA SINODE GREDJA2 KRISTEN DJAWA KE-XII,

jang bersidang di Klaten Pada tgl. 23 – 31 Agustus 1971

AKTA SIDANG GEREDJA KRISTEN DJAWA

Ke XIII tahap ke I Tanggal 6 s/d 9 Agustus 1973

Di SALA

AKTA SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KE-XII/ 2

YANG BERSIDANG DI SALATIGA TANGGAL 17 S/D 22 JUNI 1974

ARTIKEL 136 HAL PENGGUNAAN LITURGIE

Setelah sidang membahas laporan seksi E, yang telah menggumuli pertanyaan Klasis Yogyakarta Barat dan Kedu, tentang penggunaan/pemakaian liturgie yang tidak seragam dengan liturgie hasil keputusan sidang Sinode, maka sidang memutuskan: 1. menganjurkan kepada jemaat-jemaat GKJ untuk tetap menggunakan liturgie yang

telah diputuskan Sinode, demi memelihara persekutuan. 2. hanya dalam kebaktian-kebaktian istimewa dapat dipergunakan liturgie lain.

ARTIKEL 149

KIDUNG PASAMUNAN KRISTEN JAWA Menanggapi usul dari Klasis Semarang yang isinya: agar mempertegas status dari

lektur dan kidung KPK – Kidungipun Pasamuwan Kristen, karena hak cipta dan penerbitannya berada di tangan Taman Pustaka Kristen Yogyakarta, dengan pertimbangan: a. adanya kebutuhan Kidung Pasamuwan Kristen dan Lektur di jemaat-jemaat, b. tidak berfungsinya TPK, maka setelah sidang mendengarkan dan membicarakannya laporan seksi E yang telah membahas dan menggumuli usul tersebut di atas, sinode memutuskan: 1. membentuk Panitya Khusus dengan tugas “mencari jalan ke luar agar TPK dapat

berfungsi sebagaimana mestinya”, dengan personalia dari unsur GKJ sbb: 2. menugaskan kepada Pelaksana Harian Sidang Sinode XIII, untuk:

a. menulis wakil-wakil Deputat Kerja GKI Jateng agar menunjuk wakil-wakil GKI Jateng yang duduk dalam Panitia Khusus tersebut,

b. mengusahakan penerbitan KPK untuk memenuhi kebutuhan jemaat-jemaat GKJ, c. mengusahakan penerbitan Masmur 150 dan Kidung seperti putusan Sinode XI.

3. menugaskan kepada quaestor Sinode untuk mengusahakan dana-dana guna keperluan tersebut di atas.

AKTA SINODE XIV

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 13 s/d 16 Januari 1975

di SALATIGA

Page 52: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

244

Artikel 75 MASMUR EDISI PERCOBAAN Setelah sidang mendengarkan laporan pembahasan seksi IIa mengenai nyanyian

Masmur edisi Percobaan gubahan Bp. R. P. Prodjowasito (alm), Sinode memutuskan: 1. Perlu mengangkat sebuah Panitia yang bertugas untuk memeriksa kembali gubahan

tersebut dan menyederhanakan bahasanya, tetapi perlu dan harus diingat pula sifat Masmur yang mengandung segi-segi kesusasteraan.

2. Menugaskan Deputat Keesaan untuk urusan Hubungan dan Kerjasama dengan Gereja-gereja lain, untuk mengadakan hubungan dengan gereja-gereja berbahasa jawa, khususnya dalam usaha penyelesaian Masmur dan Kidung Pasamuan, agar dapat segera diterbitkan.

3. Pengangkatan Panitia pemeriksa Masmur edisi Percobaan gubahan Bp. R. P. Prodjowasito (alm.) tersebut diserahkan kepada Deputat yang bersangkutan.

Artikel 79 PENERBITAN KIDUNG PASAMUN

Setelah membahas laporan seksi IIa dan seksi III mengenai usul Sinode Wilayah II hal penerbitan Kidung Pasamuan KRisten, Sinode memutuskan: Dengan mengingat penugasan Sinode sesuai dengan Akta Sinode XIII/2, Deputat yang bersangkutan/ Questor Sinode ditugaskan untuk meneruskan usahanya dalam soal penjajagan untuk mengusahakan penerbitan Kidung Pasamuan Kristen yang sangat dibutuhkan jemaat-jemaat.

AKTA SINODE ISTIMEWA GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KE XV

Tanggal 28 – 30 Juli 1976 Di Salatiga

AKTA SINODE

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA KE XV Tanggal 25-29 September 1978

di Salatiga

Artikel 65 NYANYIAN MAZMUR DAN KIDUNG

Menanggapi laporan Deputat Studi mengenai penelitian konsep nyanyian Mazmur dan Kidung, dan setelah mendengarkan penjelasan-penjelasan secukupnya secara lisan oleh Ds. Iman Sugiri, S.Th dan Drs. Nathanael Daldjuni, Sinode memutuskan: 1. Menerima laporan tersebut dengan ucapan terima kasih. 2. Mengingat bahwa masih ada keberatan-keberatan yang sifatnya theologis, dogmatis,

redaksionil, maka Sinode menugaskan Team Peneliti untuk meneruskan kerja mengadakan penelitian dan pengusulan untuk perbaikan.

3. Team Peneliti hendaknya mengajukan keberatan-keberatannya mengenai isi syairnya dalam Musyawarah tersebut mengesahkan soal pencetakannya.

4. Judul buku Nyanyian tersebut disarankan jangan terlalu panjang. 5. Dalam menyampaikan keberatan-keberatan/ saran-saran perbaikannya, hendaknya

senantiasa dijaga adanya hubungan baik dalam ikatan oikumenis.

Page 53: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

245

6. Menugaskan Deputat Penatalayanan Sinode untuk mengusahakan dana yang menjadi beban GKJ bagi biaya pencetakan buku nyanyian tersebut.

Artikel 66

SUPLEMEN UNTUK NYANYIAN Menanggapi usul Sinode Wilayah II tentang perlunya Suplemen untuk melengkapi Nyanyian Rohani, Sinode memutuskan: a. Menyetujui adanya nyanyian suplemen tersebut. b. Menugaskan kepada:

1. Ds. K. Dibyosumitro (konvokator) 2. Ds. Imanuel Wahyu Nugroho, Sm.Th 3. Sdr. Tito Pradakso. 4. Sdr. Adimarto 5. Sdr. Gerson Harsono

Sebagai Team Penyusun Buku Nyanyian Suplemen, yang berisi antara lain: - Nyanyian untuk Baptis - Nyanyian untuk Perjamuan Kudus - Nyanyian untuk Sidi - Nyanyian untuk Peneguhan Nikah - Nyanyian untuk Hari-hari Raya Kristen - dan sebagainya Team juga ditugaskan untuk mengadakan percobaan-percobaan di beberapa jemaat, serta melaporkan hasil kerjanya kepada Sinode yang akan datang.

Artikel 81 LITURGI VARIASI

Menanggapi usul Sinode Wilayah II mengenai liturgi variasi dan Deputat/ Komisi khusus yang memperhatikan soal liturgi, sinode memutuskan: 1. Belum memandang perlu adanya Deputat/ Komisi Liturgi. 2. Jemaat-jemaat dianjurkan mempergunakan setiap liturgi variasi yang diusahakan

oleh LPK (Pekan Keluarga dll) dan diperkenalkan untuk membuat liturgi variasi sendiri tetapi dengan memperhatikan liturgi GKJ sebagai pola.

AKTA SINODE

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA XVI Tanggal 21 s/d 25 September 1981 di Salatiga

dan 16 s/d 20 Nopember 1981 di Baturraden

ARTIKEL 55

LAPORAN TEAM REVISI MASMUR DAN KIDUNG Setelah Sidang membahas laporan Team Revisi Masmur dan Kidung melalui Deputat

Studi, Sinode memutuskan: 1. Menerima laporan tersebut dengan ucapan terima kasih. 2. Menyetujui langkah yang diambil oleh BMGJ mengenai penerbitan dan

pendistribusiannya kepada Departemen Ekonomi BMGJ. 3. Menyetujui penggunaannya di Jemaat secara bertahap.

Page 54: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

246

ARTIKEL 56 SUPLEMEN NYANYIAN ROHANI

Setelah Sidang membahas laporan Team Suplemen Nyanyian Rohani melalui Deputat Studi, Sinode memutuskan: 1. Menerima laporan tersebut dengan ucapan terima kasih. 2. Menerima Suplemen Nyanyian Rohani, namun perlu diadakan uji coba oleh semua

Gereja dalam lingkungan Sinode GKJ. 3. Menganjurkan kepada Gereja-gereja dalam lingkungan Sinode GKJ agar membentuk

team pengamat pelaksanaan uji coba tersebut, selanjutnya mengisi formulir yang diedarkan oleh Deputat Studi.

4. Menugaskan Deputat Studi untuk mengamati penggunaan Suplemen Nyanyian Rohani tersebut, dengan mengedarkan formulir pertanyaan (tentang nyanyian-nyanyian mana yang banyak digunakan dan yang kurang/sama sekali tidak digunakan) kepada Gereja-gereja dalam lingkungan Sinode GKJ.

AKTA SINODE XVII

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 12 s.d. 22 Juni 1984 Di Metro – Lampung Tengah

ARTIKEL 42 GERAKAN KHARISMATIK

Menanggapi usul Sinode Wilayah II tentang perlunya GKJ mengambil sikap terhadap Gerakan Kharismatik, sidang memutuskan : 1. Menganjurkan agar Gereja-gereja mengambil sikap hati-hati terhadap Gerakan

Karismatik. 2. Agar Gereja-gereja meningkatkan penggembalaannya kepada warga gerejanya dan

meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat menampung aspirasi warga, sehingga warga tidak terpengaruh untuk memasuki Gerakan Kharismatik.

ARTIKEL 58

SUPLEMEN NYANYIAN MAZMUR DAN ROHANI Setelah membahas Laporan Team Penyusun Suplemen Nyanyian Mazmur dan Rohani

dan usul Sinode Wilayah I tentang penggunaan Suplemen Nyanyian Mazmur dan Rohani tersebut, sidang memutuskan : 1. Menerima laporan tersebut dengan ucapan terima kasih. 2. Menerima Suplemen Nyanyian Mazmur dan Rohani yaitu Kidung Pujian sebagai buku

nyanyian resmi yang digunakan dalam kebaktian-kebaktian di lingkungan GKJ, disamping Kidung Pasamuwan Kristen serta Nyanyian Mazmur dan Rohani.

3. Menugaskan Deputat Kesaksian dan Pelayanan untuk : a. Menunjuk TPK Gunung Mulia Yogyakarta agar menerbitkan dan menyebarluaskan

buku nyanyian tersebut dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan Gereja-gereja dalam lingkungan Sinode GKJ.

b. Memberikan secara Cuma-Cuma buku nyanyian tersebut kepada Gereja-gereja se Sinode GKJ masing-masing 3 (tiga) eksemplar sebagai contoh.

c. Menampung usul-usul dan saran-saran penyempurnaan Kidung Pujian tersebut.

Page 55: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

247

AKTA SINODE XVIII GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 28 Juli - 6 Agustus 1987

YOGYAKARTA

ARTIKEL 86/1987 LITURGI GKJ

Setelah Sidang membahas usul Sinode Wilayah II tentang Kebaktian Kebangunan Rokhani, dan nampaknya ada gejala kejenuhan di kalangan warga gereja mengenai penyelenggaraan liturgi GKJ, Sidang memutuskan : Menugasi Deputat Studi untuk meninjau ulang liturgi yang sudah dibakukan (Liturgi GKJ) dengan mencari kemungkinan bentuk liturgi yang bersifat variatif.

ARTIKEL 95/1987 KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI

Setelah membahas usul Sinode Wilayah II tentang : istilah "Pertemuan Penyegaran Iman" untuk menggantikan istilah Kebaktian Kebangunan Rokhani, dan usaha pola-pola pengembangannya, Sidang memutuskan : 1. Istilah Kebaktian Kebangunan Rokhani yang dilakukan oleh Gereja-gereja tidak perlu

diseragamkan. 2. Untuk pola pengembangannya, menganjurkan kepada Gereja-gereja agar

mempergunakan Pekan Pentakosta, Pekan Keluarga dan Pekan Pendidikan sebagai sarana menampung aspirasi warga Gereja tentang acara KKR / PI tersebut.

ARTIKEL 129/1987 STUDI KATEKISASI DAN LITURGI

Setelah Sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian mengenai permintaan Litbang PGI tentang Studi Katekisasi dan Liturgi yang belum diselesaikan, Sidang memutuskan : Menugasi Deputat Studi dan Penelitian untuk melanjutkan menyelesaikan tugas mengenai Studi Katekisasi dan Liturgi.

ARTIKEL 137/1987 PENGAKUAN IMAN GKJ

Setelah Sidang membahas pertanyaan Sinode Wilayah III mengenai Pengakuan Iman dihubungkan dengan Tata Gereja ps. 2.2., Sidang memutuskan : Menugasi Deputat Studi dan Penelitian supaya mengadakan penelitian dan membuat konsep mengenai Pengakuan Iman GKJ.

AKTA SINODE XIX

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 14-20 Nopember 1989

Di Manahan Surakarta

Artikel 112 HAL KIDUNG PASAMUAN KRISTEN

Setelah Sidang membahas: a. Laporan Deputat Keesaan tentang biaya pencetakan Kidung pasamuan Kristen yang

telah direvisi oleh BMGJ.

Page 56: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

248

b. Laporan Deputat Kesaksian dan Pelayanan tentang rencana ujicoba Kidung Pasamuan Kristen di lingkungan Gereja-gereja anggota BMGJ,

Sidang memutuskan: 1. Menyetujui kebijaksanaan Deputat Penatalayanan yang menyatakan bahwa biaya

produksi Kidung pasamuan Kristen yang diujicobakan dibebankan kepada Gereja yang akan menggunakan buku tersebut.

2. Menugasi Deputat Ketenagaan dan Studi untuk: 2.1 Mengadakan ujicoba Kidung Pasamuan Kristen tersebut di beberapa gereja,

yaitu gereja yang ada di kota besar, kota, dan desa. 2.2 Menampung usul-usul perbaikan / penyempurnaan dari Jemaat-jemaat yang

ditunjuk melaksanakan ujicoba Kidung Pasamuan Kristen. 2.3 Menyampaikan usul-usul perbaikan / penyempurnaan Kidung Pasamuan Kristen

tersebut ke Sidang Raya BMGJ melalui delegasi GKJ ke Sidang Raya BMGJ yang akan datang.

Artikel 140

PENYEMPURNAAN KIDUNG PUJIAN Setelah Sidang membahas Laporan Deputat Kesaksian dan Pelayanan serta laporan

Deputat Studi dan Penelitian tentang Penyempurnaan Buku Kidung Pujian dan kemungkinan pengadaan buku nyanyian yang dapat dipakai dalam pertemuan-pertemuan pemuda dll, Sidang memutuskan: 1. Menugasi Deputat Ketenagaan dan Studi untuk:

1.1. Mengangkat kembali Tim Revisi Kidung Pujian yang dibentuk oleh Deputat Studi dan Penelitian Sinde XVIII GKJ agar segera menyelesaikan penyempurnaan Kidung Pujian.

1.2. Meneliti kemungkinan pengadaan buku nyanyian yang dapat dipakai dalam pertemuan-pertemuan pemuda dll.

2. Mengingat bahwa nyanyian itu besar pengaruhnya bagi yang menyanyikannya, maka kiranya Gereja-gereja menggembalakan dan membimbing para warganya, khususnya para pemuda agar dapat selektip dan bertanggungjawab dalam menggunakan nyanyian-nyanyian pada pertemuan kegiatan gerejawi.

3. Menunjuk Kantor Sinode untuk menerbitkan buku Kidung Pujian yang telah disempurnakan.

Artikel 141 BUKU NYANYIAN DUA SAHABAT BARU

Setelah sidang membahas laporan delegasi GKJ ke Sidang Raya XI PGI tentang telah diterbitkannya buku nyanyian ”DUA SAHABAT BARU”, sidang memutuskan: 1. Menyambut baik diterbitkannya buku nyanyian ”DUA SAHABAT BARU” 2. Mengimbau Gereja-gereja agar bersedia mulai memanfaatkan buku tersebut sebagai

sarana kegiatan oikumene dan dalam kebaktian-kebaktian khusus.

Artikel 143 LITURGI GKJ

Setelah sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian tentang telah dibuatnya penjelasan Liturgi GKJ, liturgi kebaktian untuk pelayanan sakramen, pengakuan percaya, pernikahan, penerimaan kembali orang yang telah dikucilkan, penahbisan pendeta, peneguhan tua-tua dan diaken, peresmian gedung gereja, pendewasaan pepanthan serta liturgi variasi kebaktian minggu, sidang memutuskan: Menugasi Deputat Ketenagaan dan Studi untuk, 1. Mengadakan uji coba penggunaan liturgi-liturgi tersebut di beberapa gereja yang

ditunjuknya

Page 57: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

249

2. Mengadakan penelitian lapangan penggunaan liturgi-liturgi tersebut Gereja-gereja yang ditunjuk menjadi penguji coba.

3. Menampung usul dan melakukan penyempurnaan liturgi-liturgi tersebut.

Artikel 144 LITURGI KEBAKTIAN KHUSUS HARI RAYA KRISTEN

DAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Setelah sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian hal rencana

pembuatan Liturgi Kebaktian Khusus Hari Raya Kristen dan Kemerdekaan Republik Indonesia, Sidang memutuskan: Menyerahkan pembuatan liturgi kebaktian khusus hari raya Kristen dan kemerdekaan RI kepada masing-masing Gereja.

Artikel 145

LITURGI UNTUK PELAYANAN KEBAKTIAN SEDERHANA DI PEPANTHAN

Setelah Sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian tentang perlunya liturgi untuk pelayanan kebaktian sederhana misalnya kebaktian di pepanthan baru dan lain-lain, sidang memutuskan: Agar jemaat masing-masing menyusun Liturgi untuk Pelayanan Kebaktian Sederhana.

Artikel 146 LITURGI VARIASI UNTUK KEBAKTIAN PELAYANAN YANG MENGGUNAKAN PRATELAN

Setelah Sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian tentang perlunya dibuat Liturgi Variasi untuk kebaktian pelayanan yang menggunakan pratelan agar kebaktian tidak memakan waktu yang terlalu lama sehingga melelahkan. Sidang memutuskan: Menugasi Deputat Ketenagaan dan Studi untuk meneliti kemungkinan menjalinkan pratelan ke dalam liturgi kebaktian pelayanan yang menggunakan pratelan tersebut tanpa mengubah isi pratelan tersebut.

Artikel 148 PENYUSUNAN POLA PENGEMBANGAN GKJ

DAN PENGAKUAN IMAN (CONFESI) GKJ Setelah Sidang membahas laporan Deputat Studi dan Penelitian tentang:

a. Rencana penyusunan pola pengembangan GKJ, dan penyusunan pengakuan iman (confesi) GKJ

b. rencana menyelenggarakan pelatihan tenaga peneliti dalam rangka penyusunan Pola Pengembangan GKJ

Sidang memutuskan: Menugasi Deputat Ketenagaan dan Studi (dalam hal ini Lembaga Studi dan Pengembangan GKJ) untuk: 1. Menyusun Pola Pengembangan GKJ dan Pengakuan Iman (confesi) GKJ 2. Mengadakan pelatihan tenaga peneliti sesuai proposal yang dibuat oleh Pra-LSP.

AKTA SINODE XX

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tgl. 11-16 November 1991

Di Purworejo

Page 58: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

250

Artikel 69 PENERBITAN KIDUNG PASAMUWAN

Setelah membahas laporan Deputat Kesaksian, Pelayanan dan Pembinaan dan menanggapi masukan dari utusan BMGJ tentang penerbitan Kidung Pasamuwan (Mazmur dan Kidung), Sidang memutuskan: Hak penerbitan Kidung Pasamuwan, baik yang sedang diuji-coba maupun nanti setelah definitif, menjadi kewenangan Badan Musyawarah Gereja-gereja Jawa (BMGJ).

Artikel 106 TATA GEREJA, POKOK-POKOK AJARAN,

PRATELAN, LITURGI DAN TANGGAL LAHIR GKJ Setelah membahas laporan Deputat Ketenagaan dan Studi tentang konsep Tata Gereja GKJ, Pokok-pokok Ajaran GKJ, Pratelan GKJ, Liturgi GKJ, dan penetapan tanggal lahir GKJ, Sidang memutuskan: 1. Pembahasan Tata Gereja GKJ, Pokok-pokok Ajaran GKJ, Pratelan GKJ, Liturgi GKJ, dan

penetapan tanggal lahir GKJ dilakukan dalam Sidang Sinode Kontrakta pada bulan Juli 1992.

2. Sebagai Klasis Penghinpun ditunjuk Klasis Salatiga. 3. Yang menghadiri Sidang Kontrakta adalah:

a. Utusan primus dari setiap Klasis. b. Deputat Studi dan Penelitian. c. Mereka yang dipandang perlu oleh Deputat Studi dan Penelitian diundang

menjadi parampara 4. Klasis-klasis supaya membahas terlebih dahulu bahan tersebut dalam

persidangannya.

Artikel 111 MAZMUR LAN KIDUNG

Setelah membahas pertanyaan dari Klasis Salatiga dan usul Klasis Semarang Timur serta laporan Deputat Ketenagaan dan Studi tentang ”Mazmur lan Kidung”, Sidang memutuskan: 1. Sesuai keputusan Sidang Raya IV BMGJ/ 1991 di Metro, Mazmur lan Kidung

dimaksudkan sebagai pengganti Kidungipun Pasamuan Kristen Jawi. 2. Uji coba Mazmur lan Kidung perlu diteruskan sampai Sidang Sinode XXI. 3. Menugasi Deputat Studi untuk membentuk Tim yang terdiri dari orang-orang yang

menguasai musik, sastra dan theologia dengan memanfaatkan tenaga potensial yang ada di gereja penguji coba. Dalam melaksanakan tugasnya Tim dapat bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membidangi musik gerejawi.

4. Penyempurnaan Mazmur lan Kidung tersebut dengan memperhatikan usul-usul penyempurnaan oleh Deputat Ketenagaan dan Studi.

Artikel 116

PENYEMPURNAAN KIDUNG PUJIAN Setelah membahas laporan Deputat Ketenagaan dan Studi tentang penyempurnaan Kidung Pujian, Sidang memutuskan: Menugasi Deputat Studi dan Penelitian dalam hal ini Tim penyempurnaan Kidung Pujian menyelesaikan tugasnya. Untuk itu Tim dapat memperlengkapi diri dengan tenaga yang ahli dalam bidang musik gerejawi.

Page 59: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

251

AKTA SINODE KONTRAKTA GEREJA GEREJA KRISTEN JAWA

Tgl. 20 – 24 Juli 1992 di SALATIGA

Artikel 8

KEBAKTIKAN KEBANGUNAN ROHANI (KKR) VERSI GKJ

Menanggapi usul Deputat Kesaksian, Pelayanan dan Pembinaan Sinode XIX GKJ tentang Kebaktian Kebangunan Rohani versi GKJ, sidang memutuskan: 1. Kebaktian Kebangunan Rohani tidak perlu ada. 2. Untuk melaksanakan Kebaktian Kebangunan Rohani sebagai sarana menampung

aspirasi anggota gereja, tetap dapat memberlakukan Akta XVII GKJ artikel 95.

Artikel 9 SIKAP GKJ

TERHADAP KELOMPOK KHARISMATIK Menanggapi usul Deputat Kesaksian, Pelayanan dan Pembinaan Sinode XIX GKJ, tentang penentuan sikap GKJ terhadap kelompok kharismatik, sidang memutuskan: 1. GKJ tidak perlu bersikap konfrontatif terhadap kelompok kharismatik, tetapi hati-hati

dan bijaksana namun tegas. 2. Gereja perlu meningkatkan pembinaan dan penggembalaan anggota gerejanya agar

tidak terpengaruh akibat negatif kelompok kharismatik, bahkan kalau perlu diperlakukan pamerdi.

Artikel 13 LITURGI GKJ/TATA IBADAH

Setelah sidang membahas konsep Deputat Ketenagaan dan Studi Sinode XIX GKJ tentang Liturgi/Tata Ibadah GKJ, dengan mempertimbangkan usul klasis-klasis dan pokok-pokok pikiran peserta sidang, sidang memutuskan: 1. Secara prinsipial menyetujui liturgi GKJ. 2. Penyempurnaan secara redaksional diserahkan kepada Tim yang terdiri dari:

1. Pdt. P. Pudjaprijatma, S.Th. (convokator) 2. Deputat Studi dan Penelitian Sinode XX GKJ 3. Pdt. Bambang Subagya, Sm.Th.

3. Jika penyempurnaan secara redaksional telah selesai dan dicetak, Aktuarius harap memberitahukan kepada gereja-gereja tentang pemberlakuannya.

4. Liturgi yang diterima secara prinsipial tersebut tidak dilampirkan dalam akta ini, demi efisiensi akan langsung dibukukan dalam bentuk jadi setelah dikerjakan Tim.

AKTA SIDANG SINODE TERBATAS 1996

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA TANGGAL 5-7 NOPEMBER 1996

GKJ CILACAP (TAMBAHAN KHUSUS):

Artikel 49 SEMINAR TEOLOGI KONTEKSTUAL

Setelah membahas usul Klasis Banyumas Utara dan Lembaga Studi dan Pengembangan Sinode tentang perlunya Studi Teologi Kontekstual, Sidang memutuskan:

Page 60: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

252

1. menyarankan agar jemaat/Klasis melaksanakan studi teologi kontekstual dan jika dipandang perlu dapat bekerjasama dengan Deputat Studi dan Penelitian Sinode maupun dengan lembaga-lembaga lain.

2. menugasi LSP untuk menyelenggarakan Seminar Teologi Kontekstual dalam rangka HUT Sinode GKJ.

AKTA SINODE XXII

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 11-17 November 1998

Di Wisma Kinasih Cemerlang, Caringin, Bogor Gereja Penghimpun: GKJ Jakarta, Klasis Tegal

Artikel 10

SAMBUTAN BMGJ Pdt. Immanuel Harno Sakino, STh. mewakili BMGJ menyampaikan sambutan dengan pokok-pokok sebagai berikut: 1. Ucapan selamat dari gereja-gereja anggota BMGJ. 2. Dengan keluarnya GKSBS dari BMGJ maka anggota BMGJ sekarang tinggal empat

sinode, yaitu GKJ, GITJ, GKJTU, GKJW. 3. Sidang Raya BMGJ 1997 mengharapkan segera diterbitkannya “ Mazmur lan Kidung

“ berbahasa Jawa. 4. Sidang Raya BMGJ 1997 menugasi Sekretariat Bersama untuk menyusun Visi dan Misi

BMGJ. Moderamen atas nama sidang mengucapkan terimakasih dan menyampaikan salam kepada Gereja-gereja anggota BMGJ.

AKTA SINODE ANTARA

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 14 -17 Nopember 2000

Di Baturraden Gereja Penghimpun: GKJ Purwokerto, Klasis Banyumas Utara

AKTA SINODE XXIII

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 23 s/d 30 Oktober 2002

Artikel 56

Lagu-lagu Populer Setelah membahas usulan dari Klasis Salatiga tentang hasil studi Deputat PWG Klasis Salatiga XXIV mengenai identitas dan lagu-lagu pujian populer yang digunakan kaum muda gereja supaya dikaji lebih mendalam secara sinodal, Sidang memutuskan: 1. Klasis-klasis melakukan pengkajian-pengkajian nyanyian pemuda sesuai dengan

kebutuhannya. 2. Menugasi Deputat PWG untuk membentuk Tim Musik dan Liturgi yang bertugas

mengkaji nyanyian populer pemuda.

Page 61: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

253

AKTA SINODE ANTARA GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 22-24 Nopember 2004

Di Tuban, Jawa Timur

Artikel 25 Sosialisasi Hasil Seminar “Liturgi dan Nyanyian Gerejawi”

Setelah membahas laporan Deputat PWG mengenai sosialisasi hasil seminar “Liturgi dan Nyanyian Gerejawi” sidang memutuskan: Menugasi Klasis-klasis untuk menyosialisasikan hasil seminar “Liturgi dan Nyanyian Gerejawi” tersebut, dan untuk dapat bekerjasama dengan Deputat PWG.

AKTA SINODE NON REGULER

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tanggal 14—18 November 2005

Di Wisma Elika Bandungan Gereja Penghimpun: GKJ Semarang Barat

Klasis Semarang Barat

AKTA SINODE XXIV

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Tgl. 16 – 21 November 2006

Gereja Penghimpun: GKJ Wirobrajan

Klasis Yogyakarta Barat (Khusus):

Artikel 11 Lembaga Pengkajian Budaya Jawa

Setelah membahas materi dari Deputat Keesaan tentang Lembaga Pengkajian Budaya Jawa (Lemkabuja), Sidang memutuskan: Menerima Lembaga Pengkajian Budaya Jawa sebagai media pembinaan warga gereja di lingkungan Sinode GKJ. Visi, misi, struktur dan personalia Lemkabuja terlampir (Lampiran 6). ----------

Artikel 18 Pembentukan Tim Musik dan Liturgi

Setelah membahas laporan Deputat PWG tentang belum terlaksananya pembentukan tim musik dan liturgi, Sidang memutuskan: Menugasi Bapelsin untuk: 1. Membentuk Tim Musik dan Liturgi guna mengkaji secara terus menerus tata

peribadatan GKJ, terutama tentang nyanyian populer rohani. 2. Mengatur supaya Tim tersebut bersinergi dengan lembaga-lembaga yang ada di

Sinode.

Page 62: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

254

Artikel 26 Penggunaan Simbol-simbol dan Pakaian Liturgis

Setelah membahas materi dari Klasis Sragen dan laporan LSP Sinode tentang penggunaan simbol-simbol dan pakaian liturgis, Sidang memutuskan: 1. Menerima Laporan LSP. (Lampiran 11) 2. Tetap memberikan kebebasan Majelis Gereja untuk memutuskan penggunaan

simbol-simbol lokal serta pakaian lokal dalam ibadah. 3. Menugasi Bapelsin untuk menyusun pedoman penggunaan simbol-simbol dan

pakaian liturgis beserta maknanya serta menjemaatkan ke Gereja-gereja. ---------- Lampiran 11

LAPORAN SEMINAR PAKAIAN (SIMBOL) LITURGIS LSP SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA

Salatiga, 13 Juni 2006 1. Dasar penugasan: Akta Sinode Non Reguler GKJ 2005, artikel 14 2. Pelaksanaan Studi:

2.1. Mengadakan Seminar Pakaian (Simbol) Liturgis, Hari/Tgl. : Selasa, 13 Juni 2006 Waktu : 09.00-I3.00Wib. Tempat : Kompleks Kantor Sinode Peserta : 120 orang (Utusan gereja-gereja se Sinode GKJ) Pemakalah : 2.1.1. Pdt. Chris Hartono Th.D.

2.1.2. Romo FX. Sugiyana Pr 2.2. Hasil seminar tersebut dikaji ulang dalam diskusi terbatas di kalangan pengurus

LSP yang pada akhimya menghasilkan rumusan dalam laporan ini.

3. Ringkasan Pembicaraan Seminar: Pdt. Chris Hartono Th.D.

1. “Pejabat Gereja” ada bukan untuk dilayani ttp untuk melayani seperti Kristus. 2. Hal tersebut terekspresi dalam jabatan Diakonos dan Doulos (hamba) 3. Istilah "pejabat gereja" harus dibedakan dengan jabatan dalam arti kenegaraan

atau dimensi di luar gerejawi. 4. Dasar dari pelayanan itu adl karena “Anugerah” Allah di dalam Kristus. 5. Allah pun melengkapi jemaat dengan charisma 6. Didache mulai memisahkan antara klerus dengan awam sehingga jabatan "uskup"

menjadi sebuah jabatan yang tidak hanya fungsional melayani tetapi juga secara administratif.

7. Pada tahun 380 (Kaisar Theodosius) gereja menjadi gereja-negara, agama negara. 8. Hierarkhi jabatan gerejawi nampaknya tidak bisa dihindari lagi. 9. Pendeta adalah Primus inter pares (utama di antara para utama) 10. Ketika Agama Kristen menjadi agama-negara, maka jabatan tersebut nampak

bergeser dari jabatan pelayanan menjadi jabatan hierarkhis. 11. Ada perbedaan antara simbol dan tanda. Simbol melibatkan secara dinamis

manusia sedangkan "Tanda" kurang melibatkan manusia.

Page 63: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

255

12. Apa tugas gereja? Memberitakan kabar baik (secara luas), diwujudkan dalam perdamaian, persekutuan dengan Allah dan sesama. Ibadah bersifat terbuka untuk siapa saja. Semuanya harus berani dan mau menghargai apa adanya sesama! Ibadah menyangkut aspek teologis dan kultural. GKJ tidak perlu ikut-ikutan dengan yang lain, cukup pertimbangkan apa yang relevan, pas bagi GKJ dengan mempertimbangkan aspek Kultural dan Teologis. Beranilah membongkar apa yang tidak cocok bagi GKJ atau menjadi "diri sendiri". Kalau gereja sudah menjadi establish dan mapan maka gereja justru akan kehilangan sensitifitas dirinya termasuk di dalam hal simbol-simbol.

13. (Keterangan lebih lanjut, dipersilakan melihat makalah yang terlampir). Romo FX. Sugiyana Pr.

1. Kata kunci "Perayaan Liturgi" yaitu perayaan misteri keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus bersama gerejaNya dan dalam ikatan Roh Kudus.

2. Ini adalah pesta, suka cita dan memang sungguh-sungguh perayaan. 3. Liturgi merupakan perayaan perjumpaan atau dialog Allah dan manusia. 4. Liturgi merupakan perayaan sekaligus anamnese (mengenang) kebesaran karya

penyelamatan Allah. 5. Dalam liturgi jemaat memohon kehadiran/turunnya Roh Kudus atas jemaat. 6. Liturgi merupakan simbol dialogis Allah dan manusia, maka juga tidak bisa bebas

dari bahasa tanda atau simbol. 7. Dalam simbol kita melihat ada benda, tindakan simbolis serta maknanya. 8. Simbol dibutuhkan sejauh membantu umat menghayati kedekatannya dengan

Tuhan, tanpa jatuh dalam simbolisme. 9. Manusia merupakan makhluk simbolis. Makhluk yang mengekspresikan segala

hal dalam hidupnya, tidak bebas dari simbol-simbol. 10. Liturgi hanyalah salah satu bagian dari ekspresi 3 tugas orang percaya. Sebagai

imam, raja dan nabi, Kristus telah melakukannya maka kita pun juga terpanggil meneladaninya. Dalam hal pengembangan liturgi (termasuk simbol), haruslah memiliki dasar pemikiran teologis (isi), pastoral dan kultural. Jujur, GRK mengalami kesulitan untuk melakukan pembaharuan dan perubahan karena aturan-aturan GRK bersifat tidak lokal tetapi universal bagi seluruh GRK se dunia, ini yang menyebabkan GRK tidak gampang sempal/pecah. Perlu ada aturan baku, sama secara universal tetapi sekaligus terbuka bagi aturan yang lebih fleksibel, tidak lalu semua aturan fleksibel yang akhirnya membuat kebingungan dalam pemaknaan karena berbeda-beda dalam simbol beserta pemaknaannya. Yang penting adl: apakah liturgi yang kita pakai sungguh-sungguh memampukan jemaat untuk menjalin kedekatan dengan Tuhan? lnilah yang lebih utama.

11. GRK tidak bermasalah dengan simbol-simbol; semuanya mengalir begitu saja. Malah jika Romo memakai pakaian yang tidak pas dengan kalender gerejawi, maka ia merasa kurang sreg dan jemaat pun pasti juga ngrasani. Jemaat harus disiapkan lebih dahulu sehingga membantu mereka menghayati hubungan kedekatan dg Allah.

12. (Keterangan lebih lanjut, dipersilakan melihat makalah yang terlampir).

4. Rekomendasi:

1. Pada prinsipnya, pakaian liturgis pendeta penting untuk mencerminkan peran dan fungsi khusus seorang pendeta dan menolong warga gereja dalam rangka

Page 64: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

256

memahami dan menghayati hubungannya dengan Allah berdasarkan penyelamatan yang telah mereka alami.

2. Dalam rangka membangun kebersamaan di kalangan GKJ, maka Pakaian Liturgis pendeta terdiri dari : 2.1. Toga berwarna hitam dengan clerical collar. Pilihan tersebut ditetapkan

karena sudah mentradisi dalam kehidupan GKJ. 2.1.1 Toga merupakan pakaian liturgis bagi pendeta oleh karena pendeta

adalah pelayan yang ditahbiskan untuk menjadi pelayan khusus Allah.

2.1.2 Warna hitam bermakna kekhidmatan dan keagungan (sosio-kultural Jawa).

2.2. Jas lengkap dengan kemeja warDa hitam, memakai clerical collar. 3. Perlengkapan wajib untuk pakaian liturgis pendeta :

3.1. Stola berfungsi sebagai tanda jabatan kepemimpinan liturgis. Warna stola disesuaikan dengan kalender gerejawi.

3.2. Salib bermakna sebagai simbol karya penyelamatan Kristus melalui kematian dan kebangkitan Kristus.

4. Penggunaan pakaian liturgis pendeta : 4.1. Toga dipakai dalam pelayanan sakramen, upacara gerejawi (sebagaimana

disebutkan dalam Tata Laksana GKJ Ps.7 ayat 4 butir 2), pendampingan pengucapan janji pegawai pemerintah/swasta/petugas-petugas lain yang memerlukan.

4.2. Jas dengan clerical collar dipakai dalam ibadah selain yang disebut dalam 4.1.

4.3. Dalam situasi dan berdasarkan pertimbangan khusus, pendeta boleh menggunakan pakaian tertentu, dengan tetap mengacu pada prinsip menolong warga gereja dalam rangka memahami dan menghayati hubungannya dengan Allah berdasarkan penyelamatan yang telah mereka alami.

5. Dalam pelayanan persekutuan doa, pelayanan kematian, dan pelayanan sehari-hari, pendeta bo1eh menggunakan pakaian sesuai dengan kondisi yang ada.

AKTA SIDANG SINODE XXV

GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Salatiga, 3-4 September 2009; Yogyakarta, 23-27 November 2009

Artikel 31

Badan Musyawarah Gereja-Gereja Berbahasa Jawa (BMGJ) Menanggapi laporan dan sambutan Sekretariat Bersama (Sekber) BMGJ tentang pergumulan BMGJ mengenai arah perjalanan kebersamaan dan bentuk perwujudan kebersamaan Gereja-gereja berbahasa Jawa; Sidang mempertimbangkan: Personalia Sekber BMGJ akan berakhir masa pelayanannya tahun 2010 yang akan datang; Sidang memutuskan: 1. Menugasi Bapelsin untuk mempercakapkan bersama Sekber BMGJ, penjajagan

bentuk-bentuk kemanunggalan Gereja-gereja yang berbahasa Jawa anggota BMGJ. 2. Mendorong Sekber untuk membahas isu-isu aktual berkaitan dengan budaya,

bahasa, dan pergumulan konkrit Gereja-Gereja di BMGJ. 3. Menugasi Bapelsin untuk menyiapkan personil yang diutus di Sekber BMGJ.

Page 65: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

257

Artikel 56 Tindak lanjut Tim Musik dan Liturgi

Setelah membahas informasi Bapelsin bidang PWG tentang kajian musik dan liturgi, yang dilakukan oleh Tim Musik dan Liturgi; Mempertimbangkan: Kajian musik dan liturgi yang dilakukan oleh Tim Musik dan Liturgi belum selesai dan masih dalam proses. Sidang memutuskan: Menugasi Bapelsin Bidang PWG untuk menindaklanjuti kajian musik dan liturgi, yang telah dilakukan oleh Tim Musik dan Liturgi.

Artikel 75 Tata Ibadah dan

Penggunaan Bacaan Leksionari Setelah membahas usul dari: 1. Klasis Banyumas Utara tentang revisi liturgi Ibadah. 2. Purworejo agar Sinode mengkaji secara serius penggunaan bacaan leksionari. 3. Yogyakarta Selatan tentang penjelasan penggunaan bacaan leksionari di dalam

liturgi. 4. Pekalongan Barat, agar sinode menetapkan penggunaan bacaan leksionari dalam

ibadah. 5. Semarang Timur tentang dasar penggunaan bacaan leksionari dan kaitannya dengan

liturgi I, II, III. 6. Semarang Selatan tentang pengajian ulang pengunaan bacaan leksionari. 7. Kartasura, agar sinode menyusun Tata Ibadah berdasarkan bacaan leksionari dan

penetapan penggunaan simbol, warna dan pakaian liturgis. 8. Boyolali, agar Sinode mempersiapkan liturgi yang mengarah kepada bacaan

leksionari. 9. Klaten Barat tentang penggunaan liturgi secara sinodal yang menggunakan bacaan

leksionari dan tambahan dokumen gereja pada kalender gerejawi. 10. Pertanyaan dari Klasis Semarang Timur tentang kalender Gerejawi. Sidang mempertimbangkan: 1. Keterlibatan GKJ dalam Gerakan oikumene melalui keesaan bacaan. 2. Sejarah keselamatan yang utuh diharapkan akan mampu dihayati oleh jemaat. Sidang memutuskan: 1. Menetapkan penggunaan bacaan leksionari (Revised Common Lectionary) dalam

ibadah GKJ. 2. Menugasi tim liturgi sinode untuk menyelenggarakan kajian tentang bacaan

leksionari dan menyusun tata ibadah yang sesuai bagi penggunaan bacaaan leksionari dalam tata ibadah GKJ dengan mempertimbangkan kalender gerejawi, kekayaan budaya dan pergumulan lokal.

3. Memberikan kesempatan kepada Tim selama 12 bulan untuk menyelesaikan kajian dan liturgi dan disosialisasikan.

4. Hasil kajian disosialisasikan kepada jemaat oleh gereja masing-masing.

AKTA SIDANG XXVI

SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Sragen, 11-13 September 2012; Karanganyar, 13-17 November 2012

Page 66: LAMPIRAN 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12303/8/T2_752011044... · P : (Membacakan Hukum Kasih _, dari Injil Matius 22:37—40). P+J : (Menyanyikan Kidung Penyesalan Dosa)

258

Artikel 14 Revisi Pertelaan

Setelah membahas hasil revisi Pertelaan yang dilaksanakan oleh Tim Revisi Pertelaan GKJ. Sidang mempertimbangkan: 1. Akta Sidang Sinode XXV GKJ Art. 74 tentang Revisi Pertelaan GKJ. 2. Laporan Tim Revisi Pertelaan GKJ. Sidang memutuskan 1. Menerima hasil revisi Tim Revisi Pertelaan GKJ dengan beberapa catatan. (Lampiran

10) 2. Meneruskan hasil revisi tersebut ke Komisi Liturgi. 3. Untuk kesinambungan kerja, anggota tim revisi pertelaan dimasukkan dalam Komisi

Liturgi.

Artikel 62 Komisi Liturgi

Setelah membahas rekomendasi Bapelsin XXV GKJ Bidang Pembinaan Warga Gereja tentang perlunya dibentuk Komisi Liturgi untuk melanjutkan tugas Tim Musik dan Liturgi sehingga bermuara pada buku katekese liturgi yang komprehensif; Sidang mempertimbangkan: 1. Akta Sidang Sinode XXV GKJ Art. 56 tentang tindak lanjut Tim Musik Liturgi dengan

telah terbitnya Buku Menuju Pembaruan Liturgi GKJ 2. Rekomendasi Bawasin XXV GKJ tentang perlunya kajian tata ibadah dan penggunaan

bacaan leksionari