Upload
phamdat
View
214
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari 2014
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian PHPL, sebagai berikut :
I. Nama LP-PHPL
Nomor Akreditasi
Alamat Domisili
:
:
:
PT. EQUALITY INDONESIA
LPPHPL-013-IDN
Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong
Bogor
Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian PHPL Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HA : PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU
No. SK IUPHHK-HA : 97/Menhut-II/2008 Tanggal 08 April 2008
Luas : ± 36.500 Hektar
Lokasi : Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur
Alamat Kantor
:
:
Jl. Basuki Rahmat 2C Samarinda Provinsi Kalimantan
Timur
Telp. 0541-746231 – 746186
Fax. 0541-746182
III.
IV.
Waktu Pelaksanaan
Hasil Penilaian
:
:
11 – 22 Nopember 2013.
NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT LULUS
SEHINGGA PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU
BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 26 Februari 2014
PT EQUALITY INDONESIA
Faisal Husnul Fuad, S.Hut
Kepala Divisi Sertifikasi PHPL
Halaman 1 dari 5
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 089/EQI-KEP.Cert/XII/2013
Tentang
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (RE-SERTIFIKASI)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA)
PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU DI KABUPATEN MAHAKAM ULU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SK IUPHHK-HA NOMOR: SK.97/MENHUT-II/2008 Tanggal 8 APRIL 2008
DENGAN LUAS ± 36.500 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT SEROJA
UNIVERSUM NARWASTU sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090)
tanggal 26 November 2013;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor: 058/EQI-F037 tanggal 26 November 2013 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 060/EQI-F039 tanggal 2 Desember
2013 2013 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil
Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT SEROJA
UNIVERSUM NARWASTU sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai
Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 002.4 tanggal 2 Desember 2013
menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 2 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal
17 Desember 2012, kepada PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU telah memenuhi syarat
untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor: 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor: 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
Halaman 2 dari 5
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor: 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratn Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011): Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
8. ISO/IEC 19022:2002 (SNI 19-19011-2005): Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
dan/atau Lingkungan;
9. ISO/IEC 19011:2011: Guidelines for Quality and/or Environmental Management
Systems Auditing;
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan
Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.45/Menhut-II/2009;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009
tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
P.42/Menhut-II/2013 tanggal 16 Agustus 2013;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Pertauran Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas
Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE
dalam kerangka Indonesia National Single Window;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan
Ekspor Produk Industri Kehutanan;
18. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
19. DPLS 12 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
20. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
21. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 1
September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Halaman 3 dari 5
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2008 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang
diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1
September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September
2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LVLK-006-IDN
tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General
requirement for bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai
dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 tanggal 26
Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga
Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
23. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal
17 Desember 2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
24. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
25. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY
Indonesia.
Memperhatikan:
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (RE-SERTIFIKASI)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) PT SEROJA
UNIVERSUM NARWASTU DI KABUPATEN MAHAKAM ULU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, SK
IUPHHK-HA NOMOR: SK.97/MENHUT-II/2008 Tanggal 8 APRIL 2008 DENGAN LUAS ± 36.500
HEKTAR
PERTAMA : PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU dinyatakan “LULUS” dan berhak
mendapatkan kembali Sertifikat PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
(S-PHPL) dengan Nomor: 002.2/EQC-PHPL/XII/2013. Dengan Re-Sertifikasi
ini maka Sertifikat PHPL Nomor: 002/EQC-PHPL/XI/2010 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 2 Desember 2013 sampai dengan
tanggal 1 Desember 2018 selama PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU
(Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan
Halaman 4 dari 5
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012
tanggal 17 Desember 2012.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan
hak/sublisensi penggunaan Tanda V Legal kepada Pemegang Sertifikat
melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-Lehal”, mencakup kewajiban dan
hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi
lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
Halaman 5 dari 5
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut;
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor
Pada Tanggal: 2 Desember 2013
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU;
2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Direktur Bina Usaha Hutan Alam di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 12
(1) Identitas LP-PHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72, Ciater, Sukaraja, Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon/Fax : Telp.: 0251-755 722, Fax.: 0251-755724
Email: [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : 1. Faisal Husnul Fuad, S.Hut. (Lead Auditor-Prasyarat)
2. Setiaji Hery Saputro, S.Hut. (Auditor Produksi)
3. Ir. Heri Binawan (Auditor Ekologi)
4. Amir Fadhilah, S.Sos. M.Si. (Auditor Sosial)
5. Muji Susanto. S.Hut. (Auditor VLK)
6. Dewi rebecca Nury, S.Hut. (Calon Auditor/Magang Produksi)
g. Tim Pengambil Keputusan (PK):
1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
2. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
3. Wiyono, S.Hut., M.Si. (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Seroja Universum Narwastu (SUN)
b. Nomor & Tanggal SK IUPHHK-HA : SK.38/Menhut-II/2008 Tanggal 8 April 2008
c. Luas dan Lokasi : ±36.500 Ha di Kabupaten Mahakam Ulu,
Provinsi Kalimantan Timur
d. Alamat kantor : Jl. Basuki Rahmat No. 2C, Samarinda,
Provinsi Kalimantan Timur
Telp. : 0541-742133, 734395
Fax. : 0541-743254
e. Pengurus :
Dewan Komisaris : (1) Djohan Tobing (Komisaris Utama)
(2) Tambi (Komisaris)
(3) Ir. Rahardjo Benyamin (Komisaris)
Direktur Utama : Muhammad Saleh Selamat
Direktur : Kamal Mirdat
(3) Ringkasan Tahapan :
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I 04-05
November
2013, di
Kantor PT
EQUALITY Indonesia,
Bogor
Menyelenggarakan diskusi kesiapan Audit Tahap II melalui
komunikasi telepon, surat elektronik dan tatap muka.
Pengumpulan dan verifikasi dokumen yang disediakan oleh PT
Seroja Universum Narwastu (PT SUN-Auditee) di Kantor Equality
Indonesia di Bogor, menunjukkan masih terdapat
ketidaklengkapan data/dokumen, dan oleh karenanya akan
diverifikasi lebih lanjut pada Audit Tahap II.
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 12
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Berdasarkan masa operasional Auditee sesuai dokumen IUPHHK-HA, bobot verifier penilaian kinerja PHPL
dipertimbangkan untuk umur Auditee > 5 tahun.
Pelaksanaan penilaian kinerja PHPL mengacu kepada
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor:
P.8/VI-BPPHH/2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu.
Koordinasi
Instansi
Kehutanan
12 dan 19
November
2013 di
Samarinda,
Kalimantan
Timur
Melaksanakan kegiatan Entry Meeting dengan aparat Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Aparat BP2HP
Wilayah XIII Samarinda.
Tim Audit melapor serta menyampaikan rencana penilaian kinerja PHPL (Re-Sertifikasi) PT SUN Tahun 2013 serta rencana
pelaksanaan Konsultasi Publik di Kecamatan Laham,
Kabupaten Mahakam Ulu.
Gambaran umum kinerja PHPL dari hasil Audit Tahap II (Re-Sertifikasi) PT SUN Tahun 2013 disampaikan pada saat
pelaksanaan Exit Meeting di kedua instansi tersebut.
Konsultasi Publik
13 November 2013; di Aula
Kantor
Kecamatan
Laham,
Kabupaten
Mahakam
Ulu, Kaltim
Selain dihadiri oleh perwakilan Auditee, juga hadir Perangkat Desa (Petinggi Kampung, Juru Tulis Kampung, Ketua BPK) 3
Desa (Danum Paroy, Long Gelawang, dan Muara Ratah),
Muspika Kecamatan Laham, perwakilan Dinas Kehutanan
Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim; serta perwakilan tokoh-tokoh
masyarakat. Jumlah peserta yang hadir pada acara konsultasi
publik secara keseluruhan adalah 34 orang.
Berdasarkan hasil diskusi, hubungan warga sekitar dengan
pihak Auditee selama ini berjalan baik dimana kegiatan
pengusahaan hutan dalam kurun waktu yang cukup lama telah
banyak memberikan manfaat bagi kepentingan publik, seperti
terbukanya akses transportasi jalan angkutan kayu serta
adanya infrastruktur penerangan (listrik).
Sebagian perwakilan masyarakatdan pihak aparat mengharapkan adanya peningkatan bantuan pemeliharaan
jalan atau jembatan di wilayah-wilayah yang tidak lagi termasuk
areal produksi. Aparat menyatakan pentingnya keberadaan
perusahaan bagi pengembangan ekonomi lokal. Hal ini
berkaitan dengan terbentuknya wilayah baru Kabupaten
Mahakam Ulu (pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat), yang
masih memiliki berbagai keterbatasan dalam melaksanakan
pengembangan wilayah.
Pertemuan Pembukaan
13 November 2013; Kantor
PT SUN di
Camp Muara
Ratah
Perkenalan anggota Tim Audit, Penyampaian tujuan dan ruang lingkup Penilaian Kinerja PHPL (Re-sertifikasi) Tahun 2013,
Penjelasan jadwal/rencana kerja Audit II, Penjelasan metodologi
dan prosedur, ketidaksesuaian dan rekomendasi pada periode
sertifikasi sebelumnya; penyampaian jaminan kerahasiaan;
konfirmasi dengan Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan
peserta pertemuan penutupan; penetapan Wakil Manajemen oleh
Auditee untuk mendampingi Tim Audit; dan diakhiri dengan
penandatanganan Berita Acara Pertemuan Pembukaan.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 12
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Verifikasi Dokumen dan
Observasi
Lapangan
14-18 November
2013 di
Kantor PT
SUN di Camp
Muara Ratah
dan areal
kerja Auditee
Tim Audit melakukan verifikasi terhadap ketersediaan dokumen serta fakta lapangan teradap tingkat kematangan verifier
sebagaimana diatur dalam Perdirjen BPK No. P.8/VI-Set/2011
Lampiran 1. dan Lampiran 2. Titik berat verifikasi dokumen
adalah kepada ketidaksesuaian yang dihasilkan pada Audit Tahap
I sebelumnya.
Pertemuan Penutupan
18 November 2013; di
Kantor PT
SUN di Camp
Muara Ratah
Penyampaian terima kasih kepada Auditee atas partisipasinya selama Audit Tahap I dan Tahap II; Pemaparan daftar periksa
Audit II, temuan ketidaksesuaian dan observasi penilaian; serta
penandatanganan seluruh berkas penilaian (Audit Tahap II).
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan penandatanganan Berita
Acara bersama wakil Auditee.
Pengambilan
Keputusan
2 Desember
2013; di
Kantor PT
EQUALITY
Indonesia,
Bogor
Rapat pengambil keputusan menelaah Laporan dan berkas
penilaian Audit Tahap II yang telah diajukan oleh Tim Audit.
Difokuskan kepada hasil akhir penilaian dan keterpenuhan
prosedur agar tahapan Audit dilakukan secara efektif dan efisien
sesuai dengan ketentuan formal dan prosedur PT EQUALITY
Indonesia. Nilai kinerja PHPL Auditee pada Penilaian Kinerja PHPL
(Re-Sertifikasi) Tahun 2013 ini berpredikat Baik.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
Total nilai kinerja seluruh Indikator PHPL adalah 96,97%, Predikat BAIK, dan tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk.
1. Kriteria Prasyarat
1.1. Kepastian
Kawasan Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan
BAIK
(83,33%)
Auditee memiliki dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan; terkini
berupa Surat Ditjen Planologi No S.464/KUH-2/2012 tgl.
29 Mei 2012 memerintahkan kepada Kepala BPKH Wil IV
Samarinda untuk menyusun Instruksi Kerja Tata Batas.
Realisasi tata batas (luar) areal kerja Auditee belum mencapai 100%, dan belum mulai dilaksanakan di
lapangan, namun terdapat bukti upaya untuk
merealisasikan tata batas temu gelang dari sisi pengurusan administrasi tata batas.
Tidak terdapat konflik terkait batas areal kerja Auditee dengan pihak lain; dimana tersedia bukti dokumen
sosialisasi mengenai batas areal kerja Auditee .
Terjadi perubahan fungsi di dalam areal kerja Auditee dengan terbitnya Peta Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Provinsi
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kalimantan Timur (Lampiran Kepmenhut No.
SK.554/Menhut-II/2013 Tgl. 2 Agustus 2013).
Berdasarkan Surat Direktur Inventarisasi dan
Pemantauan SDH, Ditjend. Planologi Kehutanan No.
S.332/IPSDH-2/2013; di dalam areal kerja Auditee
terdapat HL (Hutan Lindung) seluas 2.803 Ha dan APL
(Areal Penggunaan Lain) seluas 654 Ha. Hal ini akan
sedikit mempengaruhi pengaturan kelestarian dalam
jangka panjang.
Tidak terdapat penggunaan areal di luar sektor kehutanan dalam areal Auditee. Keberadaan perkebunan kelapa
sawit di sekitar seluruhnya berada di luar areal kerja
Auditee.
1.2. Komitmen Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan
BAIK
(80,00%)
Auditee telah memiliki dokumen visi misi dan kebijakan lingkungan secara legal dan sesuai dengan kerangka
PHPL.
Auditee telah melaksanakan sosialisasi visi misi dan kebijakan lingkungan kepada sebagian para pihak terkait.
Implementasi PHL sebagian besar telah dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan visi misi dan kebijakan
lingkungan perusahaan.
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih
dan tenaga teknis
pada seluruh
tingkatan untuk
mendukung
pemanfaatan
implementasi
penelitian,
pendidikan dan
Latihan
BAIK
(93,33%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan (dari sisi jumlah maupun jenis Ganis) masih
kurang dari ketentuan yang berlaku, dimana
pemenuhannya harus melibatkan kesiapan pihak
eksternal. Sesuai ketentuan formal, pemenuhannya masih
diberikan waktu hingga Tahun 2016.
Rerata persentase jumlah event pelatihan karyawan adalah 80%, dan rerata persentase jumlah peserta
pelatihan karyawan 91,5%. Namun, keikutsertaan
pelatihan bagi pemenuhan Ganis masih belum maksimal.
Tersedia dokumen ketenagakerjaan yang lengkap, termasuk Peraturan Perusahaan Tahun 2013 yang telah
disahkan oleh Kadisnakertrans Prov. Kaltim.
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan
periodik, evaluasi
dan penyajian
umpan balik
mengenai kemajuan
pencapaian
(kegiatan)
Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan
SEDANG
(75,00%)
Auditee telah mengembangkan struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan kerangka PHPL, dan
terdapat kesesuaian nama personil dan jenis jabatan
dalam struktur yang telah ada.
Auditee telah mengembangkan perangkat SIM secara khusus berupa seperangkat SOP, namun masih perlu
dilengkapi sesuai bidang kerja dan struktur yang ada.
Terdapat Organisasi SPI/Internal Audit tetapi dalam pelaksanaannya masih belum terbukti efektif dalam
mengontrol seluruh kegiatan pengusahaan hutan.
Terdapat sebagian koreksi manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi, mengingat pelaksanaan Internal
Audit belum teratur.
1.5. Persetujuan
atas dasar
informasi awal
tanpa paksaan
(PADIATAPA)
SEDANG
(66,67%)
Terdapat sosialiasi dan persetujuan dari sebagian pihak terhadap rencana penebangan oleh Auditee .
Proses penyusunan dan pembuatan AMDAL Auditee telah mendapat persetujuan dari sebagian pihak.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Dalam proses tata batas Auditee telah memiliki persetujuan dari sebagian kecil para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD oleh Auditee dari sebagian kecil para pihak.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee dari sebagian kecil
para pihak.
2. Kriteria Produksi
2.1. Penataan areal
kerja jangka
panjang dalam
pengelolaan hutan
lestari
BAIK
(91,67 %)
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HA yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun
berdasarkan hasil IHMB/survei potensi/risalah/
Landscaping areal produksi efektif secara realistis/benar.
Auditee telah melakukan penataan areal kerja di lapangan (blok RKT dan petak) sesuai RKUPHHK-HA.
Auditee telah melakukan pemeliharaan tanda batas blok dan petak kerja, namun hanya sebagian saja.
2.2. Tingkat
pemanenan lestari
untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama dan nir kayu
pada setiap tipe
ekosistem
BAIK
(100,00%)
Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada tipe ekosistem yang ada dari hasil IHMB dan hasil ITSP BKT
2012 dan RKT 2013 beserta kelengkapan peta
pendukungnya (jalur survei, kondisi kontur, peta pohon).
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan/PUP untuk tipe ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.
Auditee telah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dan sudah memanfaatkan hasilnya untuk
menyusun JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan sistem silvikultur
untuk menjamin
regenerasi hutan
BAIK
(80,0%)
Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan seluruh tahapan sistem silvikultur dengan lengkap, dan isinya
telah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
Auditee telah melaksanakan sebagian tahapan kegiatan: Penataan Areal Kerja (PAK), Inventarisasi Tegakan
Sebelum Penebangan (ITSP), Pembukaan Wilayah
Hutan (PWH), Pemanenan, Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan, Pembebasan Pohon
Binaan, serta Perlindungan dan Pengamanan hutan.
Jumlah pohon inti rata-rata sebanyak 72 batang/hektar dan pohon yang disisakan (tidak ditebang) dari jenis-jenis
komersial yang tersebar merata dengan
mempertimbangkan kemampuan riap pertumbuhan
tegakan setempat) dapat menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil pada rotasi ke-2 (≥25 batang/ha).
Terdapat pohon induk yang menjamin ketersediaan permudaan tingkat semai, tetapi ketersediaan permudaan
tingkat tiang dan/atau pancang dari jenis- jenis komersial
yang tersebar merata dalam jumlah yang (dengan
mempertimbangkan kemampuan riap pertumbuhan
tegakan setempat) tidak mampu menjamin terjadinya
kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke-3 (<75
batang tiang/Ha atau jumlah kesetaraannya <300 batang
pancang/ha).
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.4. Ketersediaan
dan penerapan
teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan
hutan
BAIK
(86,67%)
Auditee telah mengembangkan SOP dan IK mengenai pemafaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya sesuai
untuk karakteristik kondisi setempat.
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan hasil.
Tingkat kerusakan tegakan tinggal rata-rata untuk semua tingkatan permudaan atau tingkat pohon di areal kerja
Auditee sebesar 18,7%. (16-30%).
Berdasarkan penelitian nilai rata-rata FE di areal kerja Auditee sebesar 0,93 (FE ≥ 0,7).
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana
kerja
penebangan/peman
enan/ pemanfaatan
pada areal kerjanya
BAIK
(100,0%)
Auditee telah memiliki dokumen RKT yang disahkan secara self approval dan disusun berdasarkan RKUPHHK
yang sah.
Terdapat peta kerja sesuai RKT/RKU yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, tetapi tidak semuanya
menggambarkan yang menggambarkan areal yang boleh
ditebang/dipanen/ dimanfaatkan/ditanam/dipelihara
beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan
dilindungi.
Auditee telah memiliki peta kerja yang memuat penandaan pada sebagian batas blok tebangan/dipanen/
dimanfaatkan/ ditanam/dipelihara, serta pada batas
areal yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi.
Realisasi volume tebangan mencapai 75,01% (70-105%) dari rencana produksi tebangan tahunan dan lokasi
panen telah sesuai dengan RKT yang disahkan.
2.6. Tingkat
investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan
memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi,
penelitian dan
pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan
sumber daya
manusia
BAIK
(88,89%)
Realisasi alokasi dana hanya mencukupi 60-79% kebutuhan kelola hutan yang seharusnya.
Perbedaan alokasi dana untuk kegiatan pengelolaan hutan kurang proporsional, yaitu terdapat perbedaan
sebesar 29,7% (perbedaan 20-50%).
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.
Auditee telah merealisasikan kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong
sebesar 80,33% (melebihi 80%).
Auditee telah merealisasikan kegiatan pembinaan hutan di areal kerjanya >80% dari yang direncanakan.
3. Kriteria Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan
kondisi kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
(80,00%)
Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan luasan yang sesuai dengan isi dokumen perencanaan
formal yang terbaru yakni RKUPHHK-HA Berbasis IHMB
periode Tahun 2011-2020; dan telah sesuai dengan
kondisi biofisiknya.
Panjang batas kawasan dilindungi di dalam aeal kerja
Auditee yang telah ditata di lapangan 66,67% dari yang seharusnya.
Kondisi kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee masih berada dalam keadaan baik dan mencakup lebih
dari 80 % berhutan.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Sebagian para pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi dalam areal kerja Auditee.
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan dilindungi hasil
tata ruang areal/Landscaping.
3.2. Perlindungan
dan pengamanan
hutan
BAIK
(83,33%)
Auditee telah mengembangkan prosedur perlindungan
dan pengamanan hutan (linpamhut), mencakup seluruh jenis gangguan hutan yang ada.
Jenis sarana prasarana linpamhut telah sesuai dengan ketentuan namun dari sisi jumlah masih kurang sesuai
tetapi dapat difungsikan dengan baik.
Tersedia SDM pelaksana kegiatan linpamhut dengan jumlah dan kualifikasi personil yang kurang memadai.
Auditee telah mengembangkan sistem perlindungan hutan yang diimplementasikan melalui tindakan tertentu
(preemptif/preventif/ represif) dengan
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan hutan yang
ada.
3.3. Pengelolaan
dan pemantauan
dampak terhadap
tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
BAIK
(77,78%)
Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan tetapi tidak mencakup pengelolaan seluruh dampak
terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.
Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan yang jumlahnya belum sesuai dengan
ketentuan (AMDAL, dll), tetapi yang telah ada cukup
berfungsi dengan baik.
Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, tetapi
jumlahnya tidak memadai.
Auditee telah memiliki dokumen RKL yang memuat perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air
( dituangkan dalam dokumen RO ) , serta telah
diimplementasikan sebagian sesuai dengan ketentuan.
Auditee telah memiliki dokumen RPL yang memuat perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan
air, serta sebagian telah diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan.
Dalam berbagai kegiatan pengusahaan hutan yang dilaksanakan oleh Auditee, tidak terdapat indikasi
terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap
tanah dan air.
3.4. Identifikasi
spesies flora dan
fauna yang
dilindungi dan/atau langka
(endangered),
jarang (rare),
terancam punah
(threatened) dan
endemik
BAIK
(100%)
Pada saat Audit II tidak tersedia dokumen prosedur identifikasi flora dilindungi, jarang, endemik dan terancam
punah, sehingga diterbitkan LKS. Pada tanggal 1
Desember 2013 telah tersedia dokumen dimaksud (SOP
No. SO-5-15) yang berlaku efektif sejak bulan November
2013 dan ditandatangani oleh Direktur PT SUN. Dengan demikian LKS dapat ditutup.
Auditee telah mengimplementasikan sistem identifikasi untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal kerjanya.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.5. Pengelolaan
flora untuk :
a. Luasan tertentu
dari hutan produksi
yang tidak
terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan
terancam punah
dan endemik
BAIK
(77,78%)
Pada saat Audit II tidak tersedia dokumen prosedur mengenai pengelolaan yang secara spesifik mengatur
“pengelolaan jenis-jenis flora dilindungi, jarang, endemik
dan terancam punah” hasil kegiatan identifikasi, sehingga
diterbitkan Lembar Ketidaksesuaian (LKS). Pada tanggal
1 Desember 2013 tersedia dokumen SOP mengenai
“Pengelolaan Secara Khusus Jenis-jenis Flora Dilindungi,
Jarang, Terancam punah dan Endemik” (SOP No. SO-5-12
Rev. 1. Tanggal 27 November 2013) yang berlaku effektif
bulan November 2013 dan ditandatangani oleh Direktur
PT SUN. Dengan demikian LKS ditutup.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan flora meskipun belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal kerjanya.
Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.
3.6. Pengelolaan
fauna untuk :
a. Luasan tertentu
dari hutan produksi
yang tidak
terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan
terancam punah
dan endemik
BAIK
(77,78%)
Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal kerjanya.
Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.
4. Kriteria Sosial
4.1. Kejelasan
deliniasi kawasan
operasional
perusahaan/unit
manajemen dengan
kawasan
masyarakat hukum
adat dan/atau
masyarakat
setempat
BAIK
(86,67%)
Auditee telah memiliki laporan tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH serta identifikasi hak-hak
dasar masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH
oleh pemegang izin dengan lengkap.
Auditee telah memiliki dokumen yang memuat mekanisme pembuatan batas kawasan secara
partisipatif dan mekanisme penyelesaian konflik batas,
namun tidak terdapat bukti mekanisme dari kedua SOP
tersebut di atas disepakati para pihak
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang
legal, lengkap dan jelas.
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum
adat/setempat.
Auditee telah memperoleh persetujuan dari para pihak, dan konflik dapat dikelola secara baik.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.2. Implementasi
tanggungjawab
sosial perusahaan
sesuai dengan
peraturan
perundangan yang
berlaku
BAIK
(93,33%)
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum
adat/setempat.
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal tentang pemenuhan kewajiban social pemegang izin
terhadap masyarakat.
Terdapat bukti yang lengkap tentang realisasi pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap seluruh masyarakat.
Auditee telah memiliki kelengkapan laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang izin termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi
distribusi manfaat
yang adil antar para
Pihak
BAIK
(100,00%)
Auditee telah memiliki data dan informasi tentang keberadaan masyarakat lokal yang terlibat, tergantung
dan terpengaruh oleh aktivitas Pemegang Izin dalam
pengelolaan SDH tersedia dalam beberapa dokumen,
yang cukup lengkap.
Auditee memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui program
kelola sosial, yang lengkap dan jelas,
Auditee telah mengimplementasikan sebagian besar (> 50%) kegiatan guna meningkatkan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat yang tepat sasaran.
Auditee memiliki bukti dokumen/Laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang
lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik yang handal
BAIK
(83,33%)
Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki peta potensi konflik dan tersedia gambaran data peta (pola) konflik namun belum lengkap.
Auditee memiliki data organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan peta rawan konflik, namun lengkap mencakup seluruh kawasan areal
PT SUN.
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan
kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK
(91,67%)
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah dokumen standar jenjang karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
B. Verifikasi Legalitas Kayu
Dari 5 prinsip, 9 kriteria, 17 indikator dan 27 verifier pada kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu
terhadap IUPHHK-HA PT SUN Tahun 2013, Verifier 2.2.1.b. tidak diverifikasi. Dari 26 Verifier yang
diverifikasi tersebut, seluruhnya dinyatakan memenuhi.
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan
mampu
menunjukkan
keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK)
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HA dipenuhi
seluruhnya dan IIUPHHK telah dibayarkan sesuai SPP.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/
RPKH dan Rencana
Kerja Tahunan
(RKT/Bagan
Kerja/RTT)
disahkan oleh yang
berwenang
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK-HA, RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang dan Peta blok/petak tebangan disahkan dan posisi blok tebangan
benar dan terbukti di lapangan.
Peta Blok/Petak tebangan telah disahkan, posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan.
2.2. Adanya rencana kerja yang sah
2.2.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
mempunyai rencana
kerja yang sah
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku
MEMENUHI Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHK-HA beserta lampiran-lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Verifier 2.2.1.b. Tidak diterapkan, diverifikasi, tidak dinilai.
2.2.2. Seluruh
peralatan yg
dipergunakan
dalam kegiatan
pemanenan telah
memiliki izin penggunaan
peralatan dan dapat
dibuktikan
kesesuaian fisik di
lapangan
MEMENUHI Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.1. Seluruh kayu
bulat yang
ditebang/dipanen
atau yang
dipanen/dimanfaatk
an telah di–LHP-kan
MEMENUHI LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
LHP dengan fisik kayu sesuai.
3.1.2. Seluruh kayu
yang diangkut keluar
areal izin dilindungi
dengan surat
keterangan sahnya
hasil hutan
MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara serta ke
tujuan pengiriman kayu lainnya dilengkapi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) sesuai ketentuan.
3.1.3. Pembuktian
asal usul kayu bulat
(KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HA/IUPHHK-RE/Hak
Pengelolaan
MEMENUHI Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan
dokumen.
3.1.4. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
mampu
membuktikan
adanya catatan
angkutan kayu ke
luar TPK
MEMENUHI Dokumen FAKB lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang
berwenang).
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait
dengan kayu
3.2.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
menunjukkan bukti
pelunasan Dana
Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi
Sumberdaya Hutan
(PSDH)
MEMENUHI Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai
dengan LHP yang disahkan.
DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai
dengan dokumen SPP.
Pembayaran DR dan atau PSDH sesuai dengan persyaratan
ukuran dan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
yang mengirim kayu
bulat antar pulau
memiliki pengakuan
sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau
Terdaftar (PKAPT).
MEMENUHI Terdapat dokumen PKAPT yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang.
3.3.2. Pengangkutan
kayu bulat yang
menggunakan kapal
harus kapal yang
berbendera
Indonesia dengan
izin yang sah
MEMENUHI Setiap kapal pengangkut kayu adalah kapal berbendera
Indonesia.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL,
RKL dan RPL yang
telah disahkan
sesuai peraturan
yang berlaku
meliputi seluruh
areal kerjanya
MEMENUHI Tersedia Dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan
instansi yang berwenang (meliputi ANDAL, RKL dan RPL).
4.1.2. Pemegang
Izin/Hak
Pengelolaan
memiliki laporan
pelaksanaan RKL
dan RPL yang
menunjukkan
penerapan tindakan
untuk mengatasi
dampak lingkungan
dan menyediakan
manfaat sosial
MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.
Tersedia laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan dan telah dilaporkan kepada Instansi yang
berwenang.
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi
di lapangan.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
MEMENUHI Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional lapangan.
Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik.
Mempunyai catatan kecelakaan kerja dan terdapat upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program
K3.
5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi
pekerja
MEMENUHI Terdapat pernyataan tertulis mengenai kebijakan
perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau
terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB)/
Peraturan
Perusahaan (PP)
MEMENUHI Tersedia dokumen Peraturan Kerja Perusahaan yang telah
disahkan oleh instansi terkait.
5.2.3. Perusahaan
tidak
mempekerjakan
anak di bawah umur
MEMENUHI Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur.