12
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remaja Batas masa remaja kalau dilihat dari umur sangatlah sulit, karena datangnya fase puberitas ini tiap-tiap individu berlainan, namun pada umumnya terjadi pada umur 13 15 tahun. Oleh sebab itu kalau dilihat dari sisi umur maka yang dikatakan remaja adalah umur antara 12 sampai dengan 21 tahun dan belum kawin (Bambang Mulyono, 1995). Banyaknya remaja yang nakal merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal dan sangat memerlukan perhatian karena sungguh mengkhawatirkan. Dikatakan mengkhawatirkan karena banyak perilaku remaja yang menggangu ketenteraman masyarakat dan bahkan melanggar hukum, sehingga harus berurusan dengan yang berwajib. Banyak berita dalam surat kabar dan majalah maupun media elektronika yang memberitakan tentang kasus kenakalan remaja yang mengarah pada pelanggaran norma susila, mengganggu ketertiban umum, tindakan kekerasan maupun tindakan kriminal. Berikut ini beberapa contoh kenakalan remaja yang terjadi pada tahun 2012 : 1. Terlibat dalam kasus pencurian (http://www.radartarakan.co.id, Sabtu, 24 Maret 2012). 2. Membolos sekolah (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012). 3. Kebut-kebutan di jalanan (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012). 4. Penyalahgunaan narkotika (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012). 5. Perilaku seksual pranikah (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012). 6. Perkelahian antar pelajar (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Kenakalan Remaja

Batas masa remaja kalau dilihat dari umur sangatlah sulit, karena datangnya fase

puberitas ini tiap-tiap individu berlainan, namun pada umumnya terjadi pada umur 13 – 15

tahun. Oleh sebab itu kalau dilihat dari sisi umur maka yang dikatakan remaja adalah umur

antara 12 sampai dengan 21 tahun dan belum kawin (Bambang Mulyono, 1995).

Banyaknya remaja yang nakal merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal

dan sangat memerlukan perhatian karena sungguh mengkhawatirkan. Dikatakan

mengkhawatirkan karena banyak perilaku remaja yang menggangu ketenteraman

masyarakat dan bahkan melanggar hukum, sehingga harus berurusan dengan yang

berwajib. Banyak berita dalam surat kabar dan majalah maupun media elektronika yang

memberitakan tentang kasus kenakalan remaja yang mengarah pada pelanggaran norma

susila, mengganggu ketertiban umum, tindakan kekerasan maupun tindakan kriminal.

Berikut ini beberapa contoh kenakalan remaja yang terjadi pada tahun 2012 :

1. Terlibat dalam kasus pencurian (http://www.radartarakan.co.id, Sabtu, 24 Maret 2012).

2. Membolos sekolah (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

3. Kebut-kebutan di jalanan (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

4. Penyalahgunaan narkotika (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

5. Perilaku seksual pranikah (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

6. Perkelahian antar pelajar (http://uptpsrtjombang.blogspot.com, Selasa,24 Januari 2012).

Page 2: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

Dari berbagai contoh kenakalan remaja di atas kita dapat membagi kenakalan remaja

tersebut menjadi dua yaitu kenakalan yang tidak berurusan dengan yang berwajib dan

kenakalan yang berurusan dengan yang berwajib. Maka dalam mengartikan kenakalan

remaja kita harus membedakan pengertian yang dikenal dengan istilah “Kejahatan anak

dan Kenakalan remaja”.

Pengertian kejahatan berkaitan dengan keputusan pengadilan atau tindak pidana,

sedang batas umur di Indonesia tentang perbuatan menyimpang yang termuat dalam KUHP

pada pasal 15 adalah orang yang berumur 16 tahun keatas bisa kenai pasal tindak pidana

yang berarti melakukan kejahatan (Media Informasi).

Mengenai pengertian kenakalan remaja ada banyak sekali pengertian kenakalan

remaja baik pengertian secara umum maupun menurut para ahli. Berikut ini beberapa

pengertian kenakalan remaja diantaranya :

a. Kenakalan remaja adalah tingkah laku remaja yang menyalahi norma dan hukum yang berlaku

dalam masyarakat (Depdikbud, 2000).

b. Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat

asosial bahkan anti sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat

(Bakolak Inpres, 2000).

c. Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau dursila yang merupakan gejala sakit (patologis)

secara sosial pada anak-anak dan remaja di mana itu disebabkan oleh bentuk pengabaian

sosial, sehingga remaja tersebut mengembangkan tingkah laku yang menyimpang (Kartono

Kartini, 2005).

d. Kenakalan remaja dalam arti Juvenille Delinquency :

1. Menurut kamus Webster’s New World Dictionary of the American Language memberi arti

sebagai suatu kegagalan atau tidak menurut tuntutan hukum dan dalam tingkah laku

anak tersebut seorang anti sosial atau pelanggar hukum, dan pada usia anak itu sudah akil

balik (Emil H. Tambunan, 2002).

2. Juvenille delinquency adalah perbuatan anak-anak yang melangga norma-norma baik

norma sosial, norma hukum, norma kelompok, mengganggu ketenteraman masyarakat,

sehingga yang berwajib mengambil suatu tindakan pengasingan (Simanjuntak, 2005).

3. Juvenille delinquency adalah pengingkaran atau penyimpangan terhadap pola tingkah laku

yang telah diterima masyarakat (Rusdi Efendi Alan AS, 2007).

Page 3: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

Dari kutipan-kutipan itu maka dalam skripsi ini kenakalan remaja yang tidak sesuai

atau melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau negara.

2.2. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Dalam menguraikan bentuk-bentuk kenakalan remaja menurut Willian C. Kvaraceus,

1966 dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Kenakalan remaja yang tidak dapat digolongkan pelanggaran hukum.

a. Berbohong, memutar balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutup

kesalahan.

b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa ijin dari orang tua atau menentang keinginan orang

tua.

d. Keluyuran, pergi sendiri atau kelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan

iseng yang negatif.

e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah

terangsang untuk menggunakan, Misal pisau atau pistol.

f. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam

perkara yang benar-benar kriminal.

g. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-

tindakan yang kurang bertanggung jawab (a-moral dan a-susila).

h. Membawa buku-buku cabul dan kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak sopan, tidak

senonoh.

i. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomis

maupun tujuan yang lain.

j. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau menghisap ganja sehingga

merusak dirinya.

2. Kenakalan yang dapat digolongkan pelanggaran terhadap hukum dan mengarah kepada

tindakan kriminal, misalnya :

a. Berjudi sampai mempergunakan uang dan taruhan benda yang lain.

b. Mencuri, mencopet, menjambret, merampas dengan kekerasan atau tanpa kekerasan.

c. Penggelapan barang.

Page 4: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

d. Penipuan dan pemalsuan.

e. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, pemerkosaan.

f. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat – surat keterangan resmi.

g. Tindakan – tindakan anti sosial ; perbuatan yang merugikan milik orang lain.

h. Percobaan pembunuhan.

i. Menyebabkan kematian orang lain, turut tersangkut dalam pembunuhan.

j. Pembunuhan.

k. Pengguguran kandungan.

l. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.

Dari beberapa bentuk-bentuk kenakalan remaja diatas, penulis mengelompokan

menjadi empat (4) bentuk kenakalan remaja berdasarkan tingkat kriminal, yakni:

1. Kenakalan biasa

Misalnya: suka kluyuran, suka berkelahi, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa

pamit dan sebagainya.

2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran hokum

Misalnya: meminjam barang tidak dikembalikan, berpakaian melanggar norma

kesopanan, mengambil barang orang tua tanpa ijin dan sebagainya.

3. Kenakalan khusus

Misalnya: penyalahgunaan narkotika, minum-minuman keras, hubungan sex diluar

perkawinan, ikut organisasi terlarang, dan sebagainya.

Misalnya: berbohong, membolos, kabur, dan lain-lain.

4. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum, yaitu berjudi , mencuri, mencopet dan lain-

lain.

2.3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Sebab-sebab Terjadinya Kenakalan Remaja

1. Faktor Internal (Dalam)

a. Reaksi frustasi diri

Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada

banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai

Page 5: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

perubahan sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin

dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.

b. Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak remaja

Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi

dan perkembangan pribadi anak yang sehat. Gangguan pengamatan dan tanggapan itu,

antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran semu.

Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi

berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang

salah. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan

yang berlebihan.

c. Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja

Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar

terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan

permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-

pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya

terganggu.

d. Gangguan perasaan pada anak remaja

Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya

kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap

harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa

senang dan bahagia.

Gangguan-gangguan fungsi perasaan itu antara lain :

1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak,

tidak bisa dikekang.

2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan

tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan

sebagainya.

Page 6: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil

anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan

dan perhatian.

4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas, tidak

riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.

2. Faktor Eksternal (Luar)

Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut, antara lain :

a. Keluarga

Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi

remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan

atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan,

keluarga yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan

sehari-hari remaja. Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang

acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi

remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan.

semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan

kenakalan.

Struktur keluarga anak nakal pada umumnya menunjukkan beberapa kelemahan/cacat di

pihak ibu, antara lain ialah sebagai berikut:

1) Ibu ini tidak hangat, tidak mencintai anak-anaknya, bahkan sering membenci

dan menolak anak laki-lakinya, sama sekali tidak acuh terhadap kebutuhan

anaknya.

2) Ibu kurang mempunyai kesadaran mengenai fungsi kewanitaan dan keibuannya;

mereka lebih banyak memiliki sifat ke jantan-jantanan.

3) Reaksi terhadap kehidupan anak-anaknya tidak adekuat, tidak cocok, tidak

harmonis. Mereka tidak sanggup memenuhi kebutuhan anak-anaknya, baik yang

fisik maupun yang psikis sifatnya.

4) Kehidupan perasaan ibu-ibu tadi tidak mantap, tidak konsisten, sangat mudah

berubah dalam pendiriannya, tidak pernah konsekuen., dan tidak bertanggung

jawab secara moral.

Page 7: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

Beberapa kelemahan di pihak ayah yang mengakibatkan anaknya menjadi nakal

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mereka menolak anak laki-lakinya.

2) Ayah-ayah tadi hampir selalu absen atau tidak pernah ada di tengah

keluarganya, tidak perduli, dan sewenang-wenang terhadap anak dan istrinya.

3) Mereka pada umumnya alkoholik, dan mempunyai prestasi kriminalitas,

sehingga menyebarkan perasaan tidak aman (insekuritas) kepada anak dan

istrinya.

4) Ayah-ayah ini selalu gagal dalam memberikan supervisi dan tuntunan moral

kepada anak laki-lakinya.

5) Mereka mendidik anaknya dengan disiplin yang terlalu ketat dan keras atau

dengan disiplin yang tidak teratur, tidak konsisten.

Selain itu, ada juga beberapa faktor yang datang dari keluarga, antara lain :

1) Rumah tangga berantakan. Bila rumah tangga terus menerus dipenuhi konflik

yang serius, menjadi retak, dan akhirnya mengalami perceraian, maka mulailah

serentetan kesulitan bagi semua anggota keluarga, terutama anak-anak.

Pecahlah harmonis dalam keluarga, dan anak menjadi sangat bingung, dan

merasakan ketidakpastian emosional. Dengan rasa cemas, marah dan risau anak

mengikuti pertengkaran antara ayah dengan ibu. Mereka tidak tahu harus

memihak kepada siapa. Batin anak menjadi sangat tertekan, sangat menderita,

dan merasa malu akibat ulah orang tua mereka. Ada perasaan ikut bersalah dan

berdosa, serta merasa malu terhadap lingkungan.

2) Perlindungan lebih dari orang tua. Bila orang tua terlalu banyak melindungi dan

memanjakan anak-anaknya, dan menghindarkan mereka dari berbagai kesulitan

atau ujian hidup yang kecil, anak-anak pasti menjadi rapuh dan tidak akan

pernah sanggup belajar mandiri. Mereka akan selalu bergantung pada bantuan

orang tua, merasa cemas, bimbang, ragu dan harga dirinya tidak bisa tumbuh

berkembang, Kepercayaan dirinya menjadi hilang.

3) Penolakan orang tua. Ada pasangan suami-istri yang tidak pernah bisa memikul

tanggung jawab sebagai ayah dan ibu. Mereka ingin terus melanjutkan

Page 8: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

kebiasaan hidup yang lama, bersenang-senang sendiri seperti sebelum kawin.

Mereka tidak mau memikirkan konsekuensi dan tanggung jawab selaku orang

dewasa dan orang tua. Anak-anaknya sendiri ditolak, dianggap sebagai beban,

sebagai hambatan dalam meniti karir mereka. Anak mereka anggap cuma

menghalang-halangi kebebasan bahkan cuma merepotkan saja.

4) Pengaruh buruk dari orang tua. Tingkah-laku kriminal, a-susila (suka main

perempuan, korup, senang berjudi, sering mabuk-mabukan, kebiasaan minum

dan menghisap rokok berganja, bertingkah sewenang-wenang, dan sebagainya)

dari orang tua atau salah seorang anggota keluarga bisa memberikan pengaruh

menular atau infeksius kepada anak. Anak jadi ikut-ikutan kriminal dan a-susila,

atau menjadi anti-sosial. Dengan begitu kebiasaan buruk orang tua

mengkondisionir tingkah-laku dan sikap hidup anak-anaknya.

b. Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan

Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi,dari pada memberikan

kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan

demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang kegairahan

belajar anak.

Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus melakukan kegiatan

yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga mereka menjadi jemu, jengkel

dan apatis.

Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami frustasi dan tekanan

batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu oleh peraturan yang "tidak adil". Di satu

pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis, banyak

bergerak dan berbuat; tetapi di pihak lain anak dikekang ketat oleh disiplin mati di sekolah

serta sistem regimentasi.

Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi pada profesi, dan tidak

menguasai didaktik, metodik mengajar. Tidak jarang profesi guru/dosen dikomersialkan,

dan pengajar hanya berkepentingan dengan pengoperan materi ajaran belaka.

Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka

lebih berkepentingan dengan masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.

Page 9: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

c. Media elektronik

TV, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental remaja,

padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh anaknya menonton TV sebagai upaya

menghindari tuntutan anak yang tak ada habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang

pernah dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak

kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton

film-film keras lebih terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan

teman-temannya yang jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa

sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata dilakukan oleh remaja

persis sama dengan adegan-adegan film yang ditontonnya. Ternyata anak meniru dan

mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.

d. Pengaruh pergaulan

Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-tema

sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam jam melalui telefon. Topik pembicaraan

biasanya seputar pelajaran, film, TV atau membicarakan cowok/ cewek yang ditaksir dan

sebagainya.

Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif karena bisa mengembangkan

orientasi remaja memperluas visi pandang dan wawasan serta menambah informasi,

bahkan dari hubungan sosial ini remaja menyerap nilai-nilai sosial yang ada di

sekelilingnya. Semua faktor ini menjadi penyokong dalam pembentukan kepribadiannya

dan menambah rasa percaya diri karena pengaruh pergaulan yang begitu besar pada diri

remaja, maka hubungan remaja dengan teman sebayanya menentukan kualitas remaja

itu. Kalau ini disadari oleh remaja, maka dengan sadar remaja akan menyeleksi teman

pergaulannya.

Dalam membahas mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi atau motivasi

timbulnya kenakalan remaja, kita dihadapkan pada beberapa pokok persoalan penting

yang saling berkaitan dan saling berpengaruh. Motivasi itu sendiri merupakan faktor yang

menentukan sejauh mana anak bertindak nakal.

Remaja bertindak nakal bukanlah suatu pembawaan sejak lahir melainkan atas

dorongan hatinya sendiri. Mereka mempelajari tindakan–tindakan nakal dari luar. Jadi

Page 10: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

mereka tidak dengan sendirinya berbuat nakal tanpa melihat dan mencontoh. Atau

dengan kata lain, mereka bertindak jahat atas pengalaman–pengalaman yang dipelajari

Menurut Pranowo, 1997 ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya

kenakalan remaja yaitu :

1. Frustasi

Salah satu gangguan kejiwaan yang sering dialami seorang anak adalah

frustasi atau kejengkelan sebagai akibat hambatan–hambatan untuk mencapai

tujuan. Sebagaimana umumnya manusia yang frustasi cendrung menyalurkan

frustasinya melalui tindakan–tindakan yang bersifat negatif. Demikian pula

pada anak–anak yang tampaknya seolah– olah mau memberontak saja, baik di

sekolah atau di rumah, kemungkinan besar sebagai akibat dari masalah yang

bertumpuk dan tidak terselesaikan yang menggerogoti dirinya (Media

Informasi, 1997).

2. Gangguan Tingkah Laku.

Gangguan tingkah laku yang kurang wajar seperti berbohong, sering

terjadi dan ini sebagai pemicu timbulnya persoalan dengan orang lain (Media

Informasi, 1997).

3. Gangguan Mental.

Gangguan mental seperti rasa cemas, takut, curiga terhadap orang lain

bukan merupakan masalah yang fatal tetapi dapat menghambat atau

mempengaruhi perkembangan mental anak–anak sehingga dapat menimbulkan

perbuatan–perbuatan yang kurang wajar (Media Informasi, 1997).

4. Penyakit Mental.

Penyakit mental seperti perasaan dimusuhi, dihina atau emosi yang dangkal

dapat terjadi pada setiap manusia segala umur, namun yang terjadi pada anak

remaja sangat sensitif atau potensial menimbulkan kenakalan remaja (Media

Informasi, 1997).

Gangguan–gangguan tersebut di atas dapat melekat pada faktor internal maupun

eksternal. Menurut B. Simanjuntak faktor internal dan eksternal yang berkaitan erat

Page 11: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

sebagai penyebab timbulnya kenakalan remaja yaitu : Faktor internal atau faktor yang ada

atau terjadi dalam diri remaja itu sendiri :

1) Faktor Keturunan

Meskipun faktor kenakalan bukanlah faktor biologis namun faktor

keturunan sangat berpengaruh, Luella Cole menyatakan dalam bukunya,

Psychology of Adolescence bahwa faktor keturunan yang dimaksud adalah

warisan yang dimiliki oleh keluarga. Mungkin hal ini disebabkan antara lain

karena keturunan keluarga yang buruk, sebagai akibat lemahnya pikiran dan

sakit saraf. Akibat kelemahan ini si anak kurang dapat menyesuaikan diri,

lambat belajar dan kurang dapat menghargai nilai–nilai hidup yang baik.

Sedangkan yang mempunyai tenaga yang berlebihan cenderung agresif penuh

semangat bertindak tanpa memikirkan perbuatan itu merugikan orang lain atau

tidak (Media Informasi, 1997).

2) Faktor Kejiwaan

Sehubungan perkembangan pribadi yang semakin pesat, merupakan suatu

kewajaran bila remaja mengalami gangguan jiwa. Gangguan kejiwaan itu

berubah menjadi kejengkelan bilamana remaja menemui hambatan–hambatan.

Dan bila hambatan–hambatan itu sangat membatasi geraknya ia akan

mendobrak melalui tindakan–tindakan kekerasan ( Media Informasi, 1997).

Faktor eksternal yaitu faktor lingkungan tempat anak melakukan pergaulan hidup dan

dibesarkan. Di dalam lingkungan ini terdapat proses interaksi dan initasi.

Lingkungan itu meliputi :

a. Lingkungan Keluarga

Sebagai tempat atau lingkungan hidup anak yang paling fundamental. Dalam keluarga

kebiasaan dan cara atau corak hidup orang tua berpengaruh besar dalam pola hidup anak.

Oleh karena itu disharmoni keluarga dan broken home serta sikap memanjakan atau

kekerasan dalam mengasuh dan mendidik anak merupakan kondisi yang tidak

menguntungkan dan potensial untuk menimbulkan kenakalan anak (Media Informasi,

1997).

Page 12: LANDASAN TEORITIS 2.1. Kenakalan Remajarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7350/2/T1_132008043_BAB II… · secara sosial pada anak-anak dan remaja ... menjual gambar-gambar porno

b. Lingkungan Sosial Budaya

Manusia merupakan mahkluk sosial oleh karena itu tidak bisa terlepas dari kehidupan

sosial budaya yang terbentuk dalam masyarakatnya. Karena anak dibesarkan dan jiwanya

tumbuh dalam lingkungan masyarakat, maka lingkungan sosial budaya sangat

berpengaruh dalam perilaku dan sikap anak sehari-hari (Media Informasi, 1997).

c. Lingkungan Sekolah

Bagi anak-anak ternyata lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang penting dan

berpengaruh, sehingga kalau lingkungan sekolah kurang menguntungkan dan tidak

menarik bagi siswa maka dapat menimbulkan ulah atau perilaku siswa yang tidak

diinginkan (Media Informasi. 1997).

d. Media Komunikasi Massa (Media Massa)

Media komunikasi massa seperti TV, radio, surat kabar, majalah dan film merupakan

media informasi atau pemindahan buah pikiran ataupun perasaan seseorang kepada

orang lain. Dengan demikian media komunikasi masa ini disamping memberikan manfaat

juga dapat menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan bagi perilaku anak.