Click here to load reader
Upload
ovaria-suwandi
View
572
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN MAMIN A
TENTANG UJI SANITASI PEKERJAMIKROBA TANGAN dan RAMBUT
Oleh: Kelompok IIIAngga Restu Ananda
Efantri KrisnawatiHesty Dewilson
M. Hafidh As-ShidqiOvaria SuwandiRahmi YuniartiRefnaleti Zabid
Rima JuniatiRomi Sandika PutraSafitriani Marbun
Tingkat: I1
Dosen Pembimbing: Dra.Sukapti,AptInstruktur Pembimbing: Nelianis, AMKL
Jurusan Kesehatan LingkunganPoliteknik Kesehatan KemenKes RI Padang
Tahun 2010
Lembaran Pengesahan
Telah dilaksanakan pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman yaitu ”Sanitasi
Pekerja”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang
Jurusan Kesehatan Lingkungan. Praktikum ini dilaksanakan selama dua hari pada :
Hari Pertama
Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Juni 2011
Jam : 08.00 s.d 11.00 WIB
Tempat :Laboratorium Poltekkes RI Padang
Praktikum : Pembuatan sampel dan inkubasi sampel
Hari Kedua
Hari/ tanggal : Jum’at/ 17 Juni 2011
Jam : 15.00 s.d 16.00 WIB
Tempat :Laboratorium Poltekkes RI Padang
Praktikum : Penghitungan jumlah koloni
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dra.Sukapti,Apt
Instruktur Pembimbing
Nelianis,AMKL
Kata Pangantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami bisa
menyelesaikan penulisan laporan pratikum ”Sanitasi Pekerja”. Bagi kami mahasiswa/i Poltekkes
KemenKes Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan, laporan ini nantinya berguna sebagai salah
satu sumber mencari bahan pelajaran mata kuliah kami. Khususnya mata kuliah Penyehatan
makanan dan minuman A.
Laporan ini kami buat berdasarkan hasil pratikum “Sanitasi Pekerja”, yang telah
dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan
dan titik sampilng. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa melakukan sanitasi pekerja
yang baik dan benar sesuai dengan prosedurnya.
Terlepas dari keyakinan yang kuat yang kami miliki, sebagai mahkluk yang lemah
penulis tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas laporan
praktikum ini. Dan semoga segala yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan kita,
khususnya dibidang pengetahuan Penyehatan Makanan dan Minuma A.
Padang, Juni 2011
Kelompok III
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan .................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang ............................................................................................. 1
B.Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
A.Sanitasi Pekerja ............................................................................................ 3
B.Pekerja .......................................................................................................... 4
C.Sumber-Sumber Mikroorganisme ................................................................ 5
D.Higiene Pekerja ............................................................................................ 7
BAB III Isi
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 9
B. Cara Kerja ................................................................................................... 10
BAB IV Hasil Pengamatan
A. Hasil Koloni ................................................................................................ 14
B. Gambar Koloni ............................................................................................ 15
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................. 20
B. Saran ............................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama
kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktor-
faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan
semua organisme hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai
perpindahan penyakit tersebut.
Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan dengan
cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah
satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science).
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan
membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik
pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala
sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan
terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat (taman,
gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu
melestarikan hubungan ekologik yang seimbang.
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena sedemikian
banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak awal sejarah kehidupan
manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman,
pengasinan, dan lain-lain.
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam
persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk pangan; pembersihan dan sanitasi pabrik
serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk
pangan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, penyediaan
air baik, pencegahan kontaminasi pada semua tahap pengolahan dari berbagai sumber
kontaminasi, serta pengkemasan dan penggudangan produk akhir.
Sanitasi harus berhubungan dengan semua segmen lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Oleh karena itu ilmu sanitasi harus berurusan dengan faktor-faktor fisik,
kimia, dan biologik. Secara umum, faktor fisik dan kimia lebih mudah ditangani daripada
faktor biologis. Faktor biologis dari lingkungan inilah yang terutama berkaitan erat dengan
sanitasi karena organisme hidup akan bereaksi terhadap keadaan fisik dan lingkungan yang
berbeda. Oleh karena itu untuk mendalami ilmu sanitasi maka diperlukan pengertian yang
baik akan sifat-sifat organisme hidup ini. Selain itu perlu juga dipahami keterkaitan antar
faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Potensi mikroba untuk merusak pangan dan menimbulkan penyakit pada manusia,
organisme lain dan tanaman, berarti bahwa mikrobiologi harus memegang peranan yang
sangat penting dalam ilmu sanitasi. Oleh karena itu orang yang berkepentingan dalam
sanitasi industri pangan perlu memiliki pengertian dasar tentang mikroorganisme dalam
kaitannya dengan manusia dan pengawasan terhadap mikroorganisme dalam lingkungan
tertentu.
B. Tujuan
Tujuan Umum
“Untuk mengaplikasikan metode pengujian sanitasi untuk pekerja (tangan dan
rambut )”
Tujuan khusus
Untuk melakukan pengujian kebersihan tangan sebelum dan sesudah mencuci
tangan
Untuk melakukan pengujian kebersihan rambut
Untuk melakukan kondisi kebersihan secara kualitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi Pekerja
Lingkungan produk pangan pada dasarnya rentan terhadap kemungkinan terjadinya
pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, mikrobiologis dan biologi. Kasus-kasus keracunan
pangan pada umumnya akibat pencemaran pangan oleh mikroba pathogen atau pembentuk
racun. Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagaian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi
yang tidak memadai. Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan
cara sanitasi.
Menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan, sanitasi pengan
didefinisikan sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang
biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan
bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Para pekerja yang
menangani makanan juga sering menyebabkan konyaminasi mikrobiologis pada bahan
pangan. Data epidemiologi menunjukkan behwa 5% dari letusan penyakit dilaporkan di
Inggris dan Wales, 10% di New South Wales Australia, dan 20% di Amerika, disebabkan ,
bahan pangan terkontaminasi langsung oleh pekerja yang menangani makanan.
Sumber kontaminasi produk yang paling utama berasal dari peralatan, pekerja, sampah,
serangga, tikus, dan factor lingkungan seperti udara dan air. Dari seluruh sumber kontaminasi
tersebut, pekerja adalah paling besar pengaruh kontaminasinya. Kesehatan dan kebersihan
pekerja mempunyai pengaruh besar pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu
mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Sebanyak 2,5 % penyebaran penyakit
melalui makanan diakibatkan oleh pekerja yang menderita infeksi dan hygiene perorangan
yang buruk. Beberapa mikroba berbahaya seperti Stapylococcus aureus, Salmonella,
Clostridium perfringens, dan Streptococcus dapat ditularkan melalui kulit, hidung, mulut,
dan tenggorokan seta dapat dengan mudah dipindahkan ke makanan.
B. Pekerja
Pekerja yang menangani pangan dalam suatu industri pangan merupakan sumber
kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada manusia dapat
menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba seperti
Staphylococcus aureus, baik koagulase positif maupun koagulase negatif; Salmonella,
Clostridium perfringens dan streptokoki (enterokoki) dari kotoran (tinja). Stafilokoki umum
terdapat dalam kulit, hidung, mulut dan tenggorokan, serta dapat dengan mudah dipindahkan
ke dalam makanan.
Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama jam kerja dari para pekerja yang
menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak dengan bagian-bagian
tubuh yang mengandung stafilokoki, maka tangan tersebut akan terkontaminasi, dan segera
akan mengkontaminasi makanan yang tersentuh. Perpindahan langsung mikroba koki ini dari
alat pernafasan ke makanan, terjadi ketika pekerja batuk dan berbangkis tanpa menutupi
hidung dan mulutnya. Tangan dengan luka atau memar yang terinfeksi merupakan sumber
stafilokoki virulen, demikian pula luka yang terinfeksi pada bagian tubuh lain, karena
mungkin pekerja tersebut menggaruk atau menyentuh luka tersebut.
Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan pekerja yang
mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya dengan baik sebelum kembali
bekerja. Mikroba patogen yang berasal dari alat pencernaan yang mampu menimbulkan
penyakit melalui makanan adalah : Salmonella, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens,
EEC (Enteropathogenic Escherichia coli) dan Shigella.
Kebiasaan tangan (hand habits) dari pekerja pengelola pangan mempunyai andil yang
besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan.
Kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari
seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau meraba
pakaian dan hal-hal lain yang serupa.
C. Sumber-Sumber Mikroorganisme
Asal mikroba berasal dari :
Pekerja :
Tangan :
Mikroba alami (S.epidermidis & S.aureus)
Mikroba sementara (feses, bahan mentah, rongga hidung / mulut)
Rongga Hidung, Mulut dan Tenggorokan :
melalui pernafasan (S.aureus, C.diptheriae, Klebsiela, pneumonia, Streptococcus
pyogenes)
Pekerja
- Tangan, rambut, mulut, hidung
- Kontaminasi terjadi melalui: sentuhan, pernafasan, bersin, batuk
- Terjadi selama pengolahan, pengepakan, persiapan, penyajian
- Atasi dengan: GSP: praktek sanitasi yang baik
Pekerja
Sumber kontaminasi: Staphylococcus, Salmonella, virus hepatitis
Pekerja yang sakit, sebagai carrier:
- Salmonella : beberapa bulan setelah penderitasembuh
- Hepatitis : setelah 5 tahun dari gejala hilang
Kulit
o Sumber S. aureus atau S. epidermis
o Bakteri yang tidak mudah pindah adalah Micrococcusluteus dan S. epidermis, S.
aureus Mudah mengkontaminasi
o Pekerja garuk-garuk iritasi
Jari
Bakteri ada dijari karena sentuhan dengan sumber kontaminasi
Harus diatasi dengan hand-dip sanitizer
Sarung tangan plastic
Kuku
o Kuku sumber kontaminiasi bakteri
o Atasi dengan cuci dengan sabun dan air, atau anti septik/sanitizer
o Alkohol juga dapat digunakan
Perhiasan
Harus dilepas: kontaminasi dan juga bahaya fisik
Rambut
Sumber : Staphylococcus
Pekerja yang pegang rambut harus cuci tangan
Harus pakai tutup kepala yang memang menutup semua bagian rambut/kepala
Mulut
Bakteri yang dapat dijumpai dimulut dan bibir banyak jenisnya
Gosok gigi mencegah akumulasi dari bakteri da mengurangi kemungkinan
kontaminasi
Kontaminasi melalui ludah
Hindarkan bersin dan batuk serta dilarang merokok
Hidung
Sumber : Staphylococcus, Streptococcus, Diptheria
Hindarkan bersin dan hindari tangan dari sentuhan hidung
Organ pembuangan
Sumber: S. fecalis, Salmonella, Shigella
Harus cuci dengan sabun dan hand-dip sanitizer sebelum menangani pangan
Mata
o Mata sebenarnya bebas dari bakteri, tapi infeksi di mata dapat terjadi, kontak
dengan bulu mata
o Pekerja yang memegang mata, mungkin terkontaminasi
D. Higiene Pekerja
MASALAH KESEHATAN :
Setiap pekerja yang terjangkit sakit menular tidak diperkenankan masuk kerja.
Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan umum setiap 6 bulan sekali.
Pekerja yang menderita luka terbuka, terbakar dan infeksi bakteri lainnya tidak
diperkenankan bekerja di ruang pengolahan.
Pekerja wajib mencuci tangan dengan air bersih setelah dari kamar mandi / WC
Pekerja dilarang meludah di lingkungan pengolahan pangan.
KEBERSIHAN TANGAN :
Setiap pekerja harus mencuci tangan sebelum mulai bekerja
Pekerja yg menderita luka di tangan tapi bukan infeksi boleh bekerja tetapi harus
pakai sarung tangan karet dan tidak memakai cat kuku.
Tangan harus selalu dicuci kembali setiap kali selesai melakukan/memegang sesuatu
yang tidak saniter
Pekerja diharuskan menggunakan penutup mulut ketika sedang bekerja tiba-tiba
batuk / bersin dan tangan harus dicuci kembali setelah digunakan untuk menutup
mulut.
Pekerja harus menjaga kebersihan tangannya dengan tidak menggunakannya untuk
membersihkan mulut, hidung atau anggota badan lainnya ketika sedang bekerja.
PERLENGKAPAN PEKERJA :
Setiap pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih & sopan putih / terang.
Pekerja di pabrik pengolahan pangan tidak diperkenankan mengenakan jam tangan,
kalung, anting, cincin, dll benda kecil yang mudah putus / hilang.
Pekerja hendaknya menggunakan pakaian dengan ukuran yang pas / tidak terlalu
besar.
Jika disediakan pakaian seragam, hendaknya pakaian tersebut tidak mempunyai saku.
Selama bekerja di bagian pengolahan pangan tidak diperkenankan menggunakan kaus
singlet.
Pekerja hendaknya selalu menggunakan topi, jaring atau penutup rambut lainnya.
Pekerja tidak diperkenankan berkuku panjang.
BAB III
ISI
A. Alat dan Bahan
ALAT JUMLAH
Erlemenyer 250 ml
Gelas Kimia 50 ml
Gelas Ukur 100 ml
Batang Pengaduk
Petridish
Termometer
waterbath
bunsen
Inkubator
Autoclave
Sendok Porselin
Kertas Koran
Kapas
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya
Secukupnya
BAHAN BANYAK
Nutrien Agar
PCA
Aquades
1 gram
1,13 gram
300 ml untuk Nutrien Agar dan
PCA
B. Cara Kerja
A. PEMBUATAN MEDIA
Nutrien Agar (20 gr/L)
Nutrien Agar 20 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 20 gram
Nutrien Agar. Petridish yang digunakan adalah 2 buah, dimana penimbangan
NA ini langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu:
Tiap petridish di isi 15 ml Nutrien Agar
Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 90 ml dicukupkan
sampai 150 ml
Jadi, berat NA yang ditimbang
Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1 gram NA
Proses Pembuatan:
Timbang NA seberat 1 gram dengan menggunakan neraca.
Pindahkan ke dalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml
aquades yang telah di ukur menggunakan gelas ukur.
Aduk menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam erlenmeyer.
Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 1000 C.
Angkat NA dan tutup mulut labu erlenmeyer dengan kapas.
PCA
PCA 22,5 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 22,5 gram PCA.
Petridish yang digunakan adalah 3 buah, dimana penimbangan PCA ini
langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu:
Tiap petridis di isi 15 ml PCA
Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 135 ml disetarakan
menjadi 15ml
Jadi, berat NA yang ditimbang
Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1,13 gram NA
Proses pembuatannya:
Timbang PCA sebanyak gram dengan menggunakan neraca.
Pindahkan kedalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml aquades
yang telah diukur dengan gelas ukur.
Adek menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam erlenmeyer.
Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 100º C.
Angkat PCA dan tutup mulut erlenmeyer dengan kapas.
B. STERILISASI ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan yang akan di sterilkan:
1. Bungkus keseluruhan alat menggunakan kertas koran, alat-alat tersebut
yaitu:
Lima buah petridish
2. Media NA di dalam erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan
kapas.
3. Media PCA di dalam Erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan
kapas
Sterilisasi
1. Hidupkan autoclave.
2. Masukkan semua media dan alat ke dalam autoclave.
3. Tutup autoclave, dan kunci katupnya.
4. Tunggu suhu autoclave sampai 1210 C atau 249,80 F.
5. Sterilisasi selama 15 menit.
6. Setelah 15 menit, matikan autoclave.
7. Buka katup pembuangan udara.Ini bertujuan agar tekanan dalam autoclave keluar.
8. Tunggu hingga udara pada katup udara keluar semuanya atau habis.
9. Buka katup pengunci katup, kemudian buka penutup autoclavenya.
10. Keluarkan alat, dan media
C. PENANAMAN SAMPEL
a. NUTRIEN AGAR
1. Ambil media NA Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan secara
aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja.
2. Tuangkan NA ke dalam petridish setebal 3 mm.
3. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah dengan
arah jarum jam sebanyak 3 kali.
4. Beri label “Rambut belum di cuci”. Biarkan agar sampai membeku.
5. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang sudah di
panaskan dengan bunsen.
6. Cabut 1 helai rambut belum kemudian letakkan di atas permukaan agar cawan.
7. Lakukan juga untuk petridish berikutnya.
8. Tuangkan NA kedalam petridish setebal 3 mm.
9. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan secara aseptis. Yaitu tutup
petridish di buka sedikit saja.
10. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah dengan
arah jarum jam sebanyak 3 kali.
11. Beri label “rambut sudah dicuci”. Biarkan agar sampai membeku.
12. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang sudah di
panaskan dengan bunsen.
13. Cabut 1 helai rambut sudah dicuci kemudian letakkan di atas permukaan agar
cawan
b. PCA
1. Tuangkan PCA kedalam petridish setebal 3 mm.
2. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan
secara aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja.
3. Homogenkan PCA dengan sampel dengan cara
memutar petridish searah dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali.
4. Beri label “Tangan belum dicuci”. Biarkan agar sampai
membeku.
5. Setelah beku, tempelkan tangan yang belum dicuci pada
petridish yang berisi PCA.
6. Tutup cawan petri.
7. Lakukan juga untuk petridish yang lainnya dengan cara
yang sama yaitu pada petridish dengan label “ tangan di cuci tidak dengan sabun”
dan “ tangan yang dicuci dengan sabun”.
8. Inkubasi semua petri yaitu NA dan PCA.
D. INKUBASI
1. Hidupkan inkubator.
2. Susun ke lima Petridish dengan posisi terbalik masukkan kedalai inkubator. Posisi
petridih terbalik agar tetesan uap tidak merusak media.
3. Atur suhu inkubator 30°C.
4. Inkubasi selama 2 X 24 jam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
HASIL KOLONI BAKTERI PADA PETRIDISH :
PREPARAT JENIS SAMPEL SAMPEL HASIL
Petridish I Rambut sudah dicuci laki-laki M. Hafidh 25 koloni
Petridish II Rambut sudah dicuci perempuan Ovaria Suwandi 16 koloni
Petridish III Tangan sudah dicuci dengan sabun Ovaria Suwandi 30 koloni
Petridish IV Tangan dicuci tidak pakai sabun Ovaria Suwandi 50 koloni
Petridish V Tangan tidak dicuci Ovaria Suwandi 152 koloni
DARI HASIL PENGAMATAN DITAS DILIHAT BAHWA BANYAK NYA JUMLAH
KOLONI TERDAPAT PADA TANGAN YANG TIDAK DICUCI DENGAN SABUN.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum didapatkan jumlah koloni yang tinggi pada petridish 5 yang
berjumlah 152 koloni yaitu tangan yang dicuci tidak dengan sabun.
Dari lima petridish yang telah di inkubasi pada praktikum hari pertama di
dapatkan lima buah petridish berisi koloni bakteri yaitu:
Petridish I yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang dicuci
dengan sabun
Petridish II yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang belum
dicuci.
Petridish III yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang
sudah dicuci dengan sabun.
Petridish IV yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak
dicuci dengan sabun.
Petridish V yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak
dicuci.
B. Saran
Masyarakat
Memperhatikan personal hygiene nya demi kesehatan dirinya sendiri maupun
orang lain, karena dari tubuh manusia bisa sebagai vehicle penularan penyakit.
Terutama sekali bagi para penjamu /penjamah makan di harapkan meningkatkan
personal hygiene nya karna makanan bisa menjadi vehicle penularan penyakit.
Memperhatikan personal hygiene para penjamah makanan karena berkaitan erat
dengan program pembinaanan mutu; melibatkan pengendalian terpadu selama
proses produksi, pengolahan, penyimpanan, distribusi, persiapan, penyajian, dan
konsumsi pangan; melindungi masyarakat melalui pengurangan atau
penghilangan bahaya mikroba pathogen; dan meningkatakan mutu dan masa
simpan produk serta estetika
Kelompok
Memahami tujuan; maksud; dan pelaksanaan personal hygiene yang baik dan
benar.
Selalu menjaga personal hygiene nya dimana pun dia berada.
Memberikan penyuluhan kepada warga akan pentingnya menjaga dan
melakuka personal hygiene.
Akdemik
Memberikan pengarahan dan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya
menjaga personal hygiene.
Melakukan semarak pentingnya menjaga personal hygiene kepada seluruh
mahasiswa, staff, dan dosen.