3
BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioselulosa Bioselulosa atau yang lebih dikenal dengan “nata de coco” merupakan hasil proses fermentasi dengan menggunakan bakteri asam asetat Acetobacter xylinum dalam medium alami yaitu air kelapa [1]. Selulosa ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan selulosa yang berasal dari tumbuhan. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kemurnian yang tinggi, struktur jaringan yang sangat baik, kemampuan degradasi tinggi, dan kekuatan mekanik yang unik [6]. Selain itu, selulosa bakteri memiliki kandungan air yang tinggi (98-99%), penyerap cairan yang baik, bersifat non- alergenik, dan dapat dengan aman disterilisasi tanpa menyebabkan perubahan karakteristiknya [7]. 2.2 Plasticizer Plasticizer merupakan bahan pemlastis yang ditambahkan ke dalam bahan pembentuk lapisan tipis. Penggunaannya dapat menurunkan gaya intermolekuler rantai polimernya sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas suatu material [8]. [9] mengemukakan bahwa karakteristik fisis lapisan tipis dipengaruhi oleh jenis bahan serta jenis dan konsentrasi plasticizer. Plasticizer dari golongan polihidrik alkohol atau poliol diantaranya adalah gliserol dan sorbitol [10].

lapisan tipis komposit bioselulosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapisan tipis komposit

Citation preview

Page 1: lapisan tipis komposit bioselulosa

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioselulosa

Bioselulosa atau yang lebih dikenal dengan “nata de coco” merupakan hasil proses

fermentasi dengan menggunakan bakteri asam asetat Acetobacter xylinum dalam medium alami

yaitu air kelapa [1]. Selulosa ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan selulosa yang

berasal dari tumbuhan. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kemurnian yang tinggi,

struktur jaringan yang sangat baik, kemampuan degradasi tinggi, dan kekuatan mekanik yang

unik [6]. Selain itu, selulosa bakteri memiliki kandungan air yang tinggi (98-99%), penyerap

cairan yang baik, bersifat non-alergenik, dan dapat dengan aman disterilisasi tanpa menyebabkan

perubahan karakteristiknya [7].

2.2 Plasticizer

Plasticizer merupakan bahan pemlastis yang ditambahkan ke dalam bahan pembentuk

lapisan tipis. Penggunaannya dapat menurunkan gaya intermolekuler rantai polimernya sehingga

dapat meningkatkan fleksibilitas suatu material [8]. [9] mengemukakan bahwa karakteristik fisis

lapisan tipis dipengaruhi oleh jenis bahan serta jenis dan konsentrasi plasticizer. Plasticizer dari

golongan polihidrik alkohol atau poliol diantaranya adalah gliserol dan sorbitol [10].

2.2.1 Gliserol

Gliserol adalah alkohol terhidrik. Nama lain gliserol adalah gliserin atau 1,2,3-

propanetriol atau CH2OHCHOHCH2OH. Gliserol tidak berwarna, tidak berbau, rasanya manis,

bentuknya liquid sirup, meleleh pada suhu 17,8oC, mendidih pada suhu 290oC dan larut dalam air

dan etanol.

Gambar 2.1 Struktur molekul gliserol

Page 2: lapisan tipis komposit bioselulosa

Gliserol adalah plasticizer dengan titik didih yang tinggi, larut dalam air, polar, non

volatile dan dapat bercampur dengan protein. Gliserol merupakan molekul hidrofilik dengan

berat molekul rendah, mudah masuk ke dalam rantai protein dan dapat menyusun ikatan

hidrogen dengan gugus reaktif protein. Sifat - sifat tersebut yang menyebabkan gliserol cocok

digunakan sebagai plasticizer [11].

2.2.2 Sorbitol

Sorbitol adalah senyawa monosakarida polyhidrik alcohol, digunakan sebagai agen

pengontrol kelembaban sedangkan untuk fungsi spesifiknya sebagai plasticizer [13]. Poliol

seperti sorbitol merupakan plasticizer yang cukup baik untuk mengurangi ikatan hidrogen

internal sehingga akan meningkatkan jarak intermolekul [14].

2.3 Carboxymethil Cellulose

Carboxymethyl Cellulose merupakan turunan selulosa yang sifatnya mudah mengikat

air dan sering digunakan sebagai pembentuk tekstur halus. Carboxymethyl Cellulose ini sering

dipakai dalam industry makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik [15]. Fungsi CMC yaitu

sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel dan sebagai pengemulsi[16].

2.4 Uji Sifat Mekanik

Secara umum parameter yang sering digunakan dalam mengukur sifat mekanik film

adalah ketebalan, kuat tarik (tensile strength), kemuluran (elongation) dan modulus elastisitas

(elasticity of modulus). Kekuatan tarik (tensile strength) merupakan tarikan maksimum yang

dapat dicapai sampai film tetap bertahan sebelum putus, yang menggambarkan kekuatan film [5].

Kemuluran merupakan perubahan panjang maksimum pada saat terjadi peregangan hingga

sampel film terputus. Pada umumnya keberadaan plasticizer dalam proporsi lebih besar akan

membuat nilai persen kemuluran suatu film meningkat lebih besar [17]. Modulus elastisitas

merupakan kekakuan di daerah elastis, elastisitas menurun berarti fleksibilitas film meningkat.