5
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kekurangan mikronutrien masih banyak ditemukan di Negara berkembang dan penduduk berpenghasilan rendah. Defisiensi zat besi dan zinc merupakan defisiensi makronutrien yang mempengaruhi sekitar 1,5-2 miliar orang terutama anak-anak dengan kekurangan gizi. Zat besi dan zinc merupakan makronutrien untuk kesehatan. Terbukti bahwa zat besi dan zinc secara fisiologis berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Zinc dibutuhkan untuk sintesis asam nukleat dan protein yang berguna dalam pematangan dan fungsi otak. Kekurangan zat besi dan zinc dapat menurunkan fungsi kognitif seperti memori. Mengkonsumsi cukup zat besi dan zinc terbukti dapat mengurangi gangguan kongnitif yang berhubungan dengan mikronutrien. Penyebab utama dari defisiensi mikronurien yaitu asupan makanan dan bioavaibility dalam diet yang rendah. Susu fortifikasi mikronutrien dapat mencegah gangguan konitif terkait defisiensi zat besi dan zinc. Tujuan Untuk menentukan pengaruh dari susu yang diperkaya dengan zat besi dan zinc pada memori anak sekolah di perkotaan dan daerah miskin yang kekurangan gizi.

Laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jr

Citation preview

Page 1: Laporan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kekurangan mikronutrien masih banyak ditemukan di Negara berkembang dan penduduk

berpenghasilan rendah. Defisiensi zat besi dan zinc merupakan defisiensi makronutrien yang

mempengaruhi sekitar 1,5-2 miliar orang terutama anak-anak dengan kekurangan gizi. Zat besi

dan zinc merupakan makronutrien untuk kesehatan. Terbukti bahwa zat besi dan zinc secara

fisiologis berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Zinc dibutuhkan untuk sintesis asam

nukleat dan protein yang berguna dalam pematangan dan fungsi otak. Kekurangan zat besi dan

zinc dapat menurunkan fungsi kognitif seperti memori. Mengkonsumsi cukup zat besi dan zinc

terbukti dapat mengurangi gangguan kongnitif yang berhubungan dengan mikronutrien.

Penyebab utama dari defisiensi mikronurien yaitu asupan makanan dan bioavaibility dalam diet

yang rendah. Susu fortifikasi mikronutrien dapat mencegah gangguan konitif terkait defisiensi

zat besi dan zinc.

Tujuan

Untuk menentukan pengaruh dari susu yang diperkaya dengan zat besi dan zinc pada

memori anak sekolah di perkotaan dan daerah miskin yang kekurangan gizi.

Metode

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli-September 2007 di Purworejo Solo, Jawa Tengah.

Penelitian menggunakan metode double blind controlled dilakukan pada 218 anak sekolah

perkotaan dan daerah miskin yang kekurangan gizi dengan usia anak 7-9 tahun.

Page 2: Laporan

BAB II

PEMBAHASAN

Sampel pada penelitian ini di dapatkan dari sekolah yang berada di Purworejo Solo, Jawa

Tengah, telah erpilih 10 SD dari kelas 2 dan 3. Sebelum dilakukan peneliian dilakukan infon

consen kepada orang tua dan kemudian peserta dari 10 SD dipilih secara acak untuk dilakukan

pengukuran; antropometri (BB, TB, tinggi duduk, dan lingkar lengan), diberi pengobatan cacing

Albendazol 450 mg, dan anak-anak dilarang menggunakan suplemen viamin dan mineral lain

selama penelitian berlangsung. Peserta dinilai memenuhi syarat jika, gizi kurang (BB untuk usia

5-10 tahun persentil CDC 2000), 7-9 tahun (kelas 2-3 SD), tidak menderita penyakit kronis

(ginjal, tipoid, diare, dan talasemia), dan sample tidak anemia (Hb <8g/dl).

Peserta yang memenuhi syarat 222 anak dengan gizi kurang, namun 5 anak keluar (dua

pindah ke sekolah lain dan tiga anak menolak monum susu). Dua ratus delapan belas anak

(perempuan 48,2%, laki-laki 51,8%). Peserta dibagi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi

zat besi dan zinc 113 anak dan kelompok control 105 anak. Setiap kelompok mendapatkan

perlakuan berbeda, pada kelompok intervensi mendapatkan susu A (besi Phyrophosphate 12,15

mg/x, zinc sulfat 4,4 mg/x), sedangkan kelompok control mendapatkan susu B (besi

Phyrophosphate 0,479 mg/x, zinc sulfat 1,63 mg/x), diminum selama 3 bulan dengan 2x/hari (27

grm susu diencerkan dengan 180 ml air/x), susu diminum 1x pagi hari sebelum masuk sekolah

dan 1 sachet lagi diberikan di rumah.

Hasil

Pada kedua kelompok, skor minimal rentang angka adalah nol sebelum intervensi. Skor

maksimum sebelum intervensi dalam kelompok iron dan zinc adalah tujuh, dan dalam kontrol

delapan. Setelah intervensi, skor rentang angka minimum dan maksimum adalah sama pada

kedua kelompok, skor minimum adalah nol, dan skor maksimum delapan. Sebelum intervensi

berarti skor digit span backward pada kelompok kontrol secara signifikan lebih tinggi dari pada

Page 3: Laporan

kelompok iron dan zinc (P = 0.007). Namun setelah intervensi, skor digit span backward pada

kelompok iron dan zinc lebih tinggi daripada kelompok kontrol (P = 0.562). Setelah

suplementasi berarti skor digit span backward dalam kelompok kontrol tidak ada peningkatan,

dibandingkan dengan peningkatan 0,7 poin dalam kelompok iron dan zinc (p = 0,009).

Digit span backward adalah salah satu dari beberapa subyek Wechsler Intelligence Scales

III. Digit span backward tersebut digunakan sebagai ukuran dalam memori jangka pendek

seseorang. Dalam digit span backward, serangkaian angka harus diulang dalam urutan terbalik.

Beberapa studi telah menantang asumsi bahwa karena meningkatnya kompleksitas tes mundur,

lebih sensitif terhadap gangguan yang berhubungan dengan penuaan dan berbagai keadaan

neurologis.

Page 4: Laporan

BAB III

KESIMPULAN

Kekurangan mikronutrien masih banyak ditemukan di Negara berkembang dan penduduk

berpenghasilan rendah. Defisiensi zat besi dan zinc merupakan defisiensi makronutrien yang

mempengaruhi sekitar 1,5-2 miliar orang terutama anak-anak dengan kekurangan gizi. Zat besi

dan zinc secara fisiologis berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Zinc dibutuhkan

untuk sintesis asam nukleat dan protein yang berguna dalam pematangan dan fungsi otak.

Kekurangan zat besi dan zinc dapat menurunkan fungsi kognitif seperti memori. Susu yang

diperkaya dengan zat besi dan zinc dapat meningkatkan memori jangka pendek pada anak

sekolah miskin dan perkotaan yang kurang gizi.