Upload
farid-ahmad-shalahuddin
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PPKN
Citation preview
E T I K A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Akhir - akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang
perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme
pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan
dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis
dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar.
Tumbuhnya perusahaan - perusahaan besar berupa grup - grup bisnis raksasa
yang memproduksi barang dan jasa melalui anak - anak perusahaannya yang
menguasai pangsa pasar yang secara luas menimbulkan kekhawatiran bagi
masyarakat banyak, khususnya pengusaha menengah ke bawah. Kekhawatiran
tersebut menimbulkan kecurigaan telah terjadinya suatu perbuatan tidak wajar
dalam pengelolaan bisnis mereka dan berdampak sangat merugikan perusahaan
lain.
Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam
memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku. Demikian pula sering terjadi perbuatan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan pihak birokrat dalam mendukung usaha
bisnis pengusaha besar atau pengusaha keluarga pejabat.
Peluang - peluang yang diberikan pemerintah pada masa orde baru telah
memberi kesempatan pada usaha - usaha tertentu untuk melakukan penguasaan
pangsa pasar secara tidak wajar. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis
yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih menekankan pada
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1
E T I K A
persaingan, sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan akhirnya telah menjadi
praktek monopoli, persengkongkolan dan sebagainya.
Akhir - akhir ini pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam
upaya penguasaan pangsa pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha
menengah kebawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing karena perusahaan
besar telah mulai merambah untuk menguasai bisnis dari hulu ke hilir.
Dalam sistem perekonomian pasar bebas, perusahaan diarahkan untuk
mencapai tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, sejalan dengan
prinsip efisiensi. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut pelaku bisnis kerap
menghalalkan berbagai cara tanpa peduli apakah tindakannya melanggar etika
dalam berbisnis atau tidak.
Oleh karena itu, penulis mengambil tema etika bisnis untuk dapat dikaji lebih
jauh, sampai dimana penerapan etika – etika dalam kegiatan bisnis perusahaan saat
ini.
1.2 Ruang lingkup kajian
Setelah mempelajari latar belakang masalah sebelumnya, timbul pertanyaan
sebenarnya kasus seperti apa yang dikatakan melanggar etika bisnis ? Serta bentuk
pertanggungjawaban apakah yang seharusnya dilakukan atas pelanggaran etika
bisnis tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan mengangkat
beberapa kasus pelanggaran etika bisnis beserta solusi akibat pelanggaran yang
telah terjadi.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa menjadi lebih kritis terhadap berbagai kasus pelanggaran etika
bisnis dalam kehidupan sosial.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2
E T I K A
2. Mahasiswa mengetahui etika bisnis yang baik, serta mampu berperan aktif
dalam pencarian solusi sederhana sekalipun.
3. Mahasiswa memahami hak dan kewajiban sebagai pelaku bisnis, baik
sebagai konsumen maupun karyawan, sebagai bekal di masa datang.
1.4 Metoda pengumpulan data
Studi pustaka
Pada pembuatan makalah ini, penulis berusaha mencari bahasan yang
berhubungan dengan etika bisnis. Bahasan tersebut diantaranya penulis dapatkan
dari media elektronik internet mengenai kasus pelanggaran etika bisnis, serta
referensi dari buku sumber karya Jansen Sinamo dengan judul “Etos Kerja dalam
Bisnis”.
1.5 Sistematika penulisan
Makalah ini terdiri dari beberapa bab, masing – masing bab membahas
masalah secara khusus, namun masih berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Pembahasan dalam masing – masing bab dilakukan untuk memberikan
pengertian dan pemahaman lebih mendalam terhadap tema bab bersangkutan
dengan lebih terperinci, sehingga tujuan pembahasan tiap bab dapat tercapai.
Sistematika laporan selengkapnya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup
kajian, tujuan dari kajian yang dilakukan serta metode pengumpulan data sehingga
didapat gambaran awal yang cukup jelas mengenai tujuan dan isi penulisan.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3
E T I K A
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas terlebih dahulu landasan teori yang berkaitan
dengan etika bisnis. Selanjutnya, beberapa kasus pelanggaran etika bisnis akan
diangkat untuk dikaji lebih jauh permasalahannya.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan secara khusus dari kasus pelanggaran etika bisnis yang
diangkat, serta kesimpulan umum dari makalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, serta saran – saran yang membangun.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4
E T I K A
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan teori
Secara sederhana, yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara – cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Etika itu sendiri merupakan
dasar moral, yaitu nilai - nilai mengenai apa yang baik dan buruk serta berhubungan
dengan hak dan kewajiban moral.
Dalam etika bisnis berlaku prinsip - prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Prinsip yang dimaksud adalah :
1. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung
jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan
kejujuran, karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis ( misalnya,
kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran
dalam hubungan kerja dan lain – lain ).
3. Prinsip keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan
yang sesuai dengan haknya masing - masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan
haknya.
4. Prinsip saling mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5
E T I K A
5. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana
para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama
baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Seorang pria yang kini dikenal sebagai “ guru etos Indonesia “ menuturkan
Etos merupakan kata yang sangat populer dan banyak dikenal oleh siapapun
juga, namun sayangnya lebih banyak lagi yang canggung melakukannya. Status
suatu kelompok sosial ataupun masyarakat akan sangat bernilai bila tiap – tiap
individu lebih mengenal dan menjadikan etos bagian dari keseharian kita
( Jansen Sinamo, 2009 ).
Kesuksesan suatu kelompok sosial ataupun masyarakat didasarkan pada etos. Etos
kerja telah menjadi hot topic didalam maupun diluar negeri, karena semakin disadari
perannya yang sangat sentral dalam kinerja sebuah organisasi. Untuk meraih sukses
memang perlu memiliki etos kerja yang benar agar sukses yang diraih tidak bersifat
semu. Berikut 8 etos kerja profesional yang mampu menginspirasi dan memotivasi
para profesional, antara lain :
1. Kerja adalah rahmat,
Yaitu kita harus mampu bekerja tulus penuh rasa syukur.
2. Kerja adalah amanah,
Yaitu kita harus mampu bekerja benar penuh tanggung jawab.
3. Kerja adalah panggilan,
Yaitu kita harus mampu bekerja tuntas penuh integritas.
4. Kerja adalah aktualisasi,
Yaitu kita harus mampu bekerja keras penuh semangat .
5. Kerja adalah ibadah,
Yaitu kita harus mampu bekerja serius penuh kecintaan.
6. Kerja adalah seni,
Yaitu kita harus mampu bekerja cerdas penuh kreativitas.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6
E T I K A
7. Kerja adalah kehormatan,
Yaitu kita harus mampu bekerja tekun penuh keunggulan.
8. Kerja adalah pelayanan.
Yaitu kita harus mampu bekerja sempurna penuh kerendahan hati .
Penerapan etika bisnis sangat penting terutama dalam menghadapi era pasar
bebas dimana perusahaan - perusahaan harus dapat bersaing berhadapan dengan
kekuatan perusahaan asing. Perusahaan asing ini biasanya memiliki kekuatan yang
lebih terutama mengenai bidang SDM, manajemen, modal dan teknologi.
Ada mitos bahwa bisnis dan moral tidak ada hubungan. Bisnis tidak dapat
dinilai dengan nilai etika karena kegiatan pelaku bisnis, adalah melakukan sebaik
mungkin kegiatan untuk memperoleh keuntungan. Sehingga yang menjadi pusat
pemikiran mereka adalah bagaimana memproduksi, memasarkan atau membeli
barang dengan memperoleh keuntungan sebesar - besarnya. Perilaku bisnis sebagai
suatu bentuk persaingan akan berusaha dengan berbagai bentuk cara dan
pemanfaatan peluang untuk memperoleh keuntungan.
Apa yang diungkapkan diatas adalah tidak benar, karena dalam bisnis yang
dipertaruhkan bukan hanya uang dan barang saja melainkan juga diri dan nama baik
perusahaan serta nasib masyarakat sebagai konsumen. Perilaku bisnis berdasarkan
etika perlu diterapkan meskipun tidak menjamin berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, akan tetapi setidaknya akan menjadi rambu - rambu pengaman apabila
terjadi pelanggaran etika yang menyebabkan timbulnya kerugian bagi pihak lain.
Masalah pelanggaran etika sering muncul antara lain, seperti dalam hal
mendapatkan ide usaha, memperoleh modal, melaksanakan proses produksi,
pemasaran produk, pembayaran pajak, pembagian keuntungan, penetapan mutu,
penentuan harga, pembajakan tenaga professional, blow-up proposal proyek,
penguasaan pangsa pasar dalam satu tangan, persengkokolan, mengumumkan
propektis yang tidak benar, penekanan upah buruh dibawah standar, insider traiding
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7
E T I K A
dan sebagainya. Ketidaketisan perilaku berbisnis dapat dilihat hasilnya, apabila
merusak atau merugikan pihak lain. Biasanya faktor keuntungan merupakan hal
yang mendorong terjadinya perilaku tidak etis dalam berbisnis.
2.2 Contoh kasus pelanggaran etika bisnis
2.2.1 Kasus pemecatan karyawan Indosiar secara sepihak
Puluhan karyawan PT Indosiar Visual Mandiri, Kamis 11 maret 2010
kembali berdemonstrasi dengan cara memblokade pintu masuk kantor
Indosiar di Jalan Damai nomor 11, Daan Mogot Raya, Jakarta Barat. Bukan
cuma itu, demonstran juga membentangkan sejumlah poster dan spanduk
yang mewakili perasaan mereka.
Dalam unjuk rasa tersebut, demonstran memprotes manajemen
Indosiar yang memecat mereka secara sepihak. Para karyawan yang
memblokade Jalan Damai pun mengakibatkan Jalan Daan Mogot Raya macet
total. Menurut Ketua Serikat Karyawan Dicky Irawan, pihak manajemen tidak
adil dan pilih kasih dalam hal pemecatan.
Karena itu, karyawan yang telantar berdemo menuntut keadilan.
Selain itu, demonstran juga menuntut pembayaran upah yang belum
dibayarkan perusahaan. Hingga tulisan ini disusun, manajemen Indosiar belum
memberikan keterangan terkait kasus ini.
Pendapat :
Dalam hal ini Indosiar telah melanggar UU no. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan. Disebutkan bahwa :
Pasal 1
Dalam undang – undang ini yang dimaksud dengan :
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 8
E T I K A
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu
hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja / buruh dan pengusaha.
Sedangkan dalam pemutusan hubungan kerja yang diatur dalam
Pasal 150 tentang PHK, yaitu :
Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang – undang ini
meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang
berbadan hukum atau tidak, milik perseorangan, milik persekutuan atau milik
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha – usaha
sosial dan usaha – usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan
orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
2.2.2 Kasus pelanggaran etika bisnis oleh produk HIT
Produk HIT dianggap merupakan anti nyamuk yang efektif dan murah
untuk menjauhkan nyamuk dari kita. Tetapi, ternyata murahnya harga
tersebut juga membawa dampak negatif bagi konsumen HIT.
Telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam kandungan kimia HIT
yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya, yaitu propoxur dan
diklorvos. 2 zat ini berakibat buruk bagi manusia, antara lain keracunan
terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap
sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Obat anti nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis
HIT 2,1 A ( jenis semprot ) dan HIT 17 L ( cair isi ulang ).
Departemen Pertanian juga telah mengeluarkan larangan penggunaan
diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 ( sumber :
Republika Online ). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa
pemerintah tidak sungguh - sungguh berusaha melindungi masyarakat umum
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 9
E T I K A
sebagai konsumen. Produsen masih dapat menciptakan produk baru yang
berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi pemerintah.
Pendapat :
Jika dilihat menurut UUD, PT. Megarsari Makmur selaku produsen HIT
sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :
1. Pasal 4 , hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “ hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan / atau jasa “
Ayat 3 : “ hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan / atau jasa “
2. Pasal 7 , kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “ memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan / atau jasa, serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan “
3. Pasal 8
Ayat 1 : “ pelaku usaha dilarang memproduksi dan / atau
memperdagangkan barang dan / atau jasa yang : tidak memenuhi
atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang – undangan “
Ayat 4 : “ pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat ( 1 )
dan ayat ( 2 ) dilarang memperdagangkan barang dan / atau jasa
tersebut serta wajib menariknya dari peredaran “
4. Pasal 19
Ayat 1 : “ pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan / atau kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang dan / atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan “
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 10
E T I K A
Ayat 2 : “ ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat
berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan / atau jasa
yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan /
atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan yang berlaku “
Ayat 3 : “ pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
( tujuh ) hari setelah tanggal transaksi “
BAB IIIJURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 11
E T I K A
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan dan saran secara khusus
3.1.1 Kasus 1 : Pemecatan karyawan Indosiar secara sepihak
A. Kesimpulan
Puluhan karyawan PT Indosiar Visual Mandiri, Kamis 11 maret 2010
kembali berdemonstrasi memprotes manajemen Indosiar yang memecat
mereka secara sepihak. Menurut Ketua Serikat Karyawan Dicky Irawan,
pihak manajemen tidak adil dan pilih kasih dalam hal pemecatan.
Sesuai Pasal 1 UU no. 13/2003, pemutusan hubungan kerja
merupakan kesepakatan dua belah pihak yang sejak awal telah disepakati
dalam kontrak kerja / PKWT. Hubungan kerja terjadi karena adanya
perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja / buruh, yang hanya dapat
berakhir apabila waktu yang ditentukan berakhir masanya, atau pekerja
telah meninggal dunia. Dalam hal ini, Indosiar telah melanggar etika bisnis
dari sudut pandang hukum.
B. Saran
Dalam pemutusan hubungan kerja, ada baiknya jika suatu perusahaan
memberikan kebijakan berupa pesangon dan membayar seluruh
kewajibannya dalam hal membayar upah karyawannya, yang merupakan
hak mutlak yang harus mereka terima. Pemberian pesangon tersebut telah
ditetapkan pemerintah dalam Pasal 156, yaitu :
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 12
E T I K A
( 1 ) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan
membayar uang pesangon dan / atau uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
( 2 ) Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud ayat ( 1 )
3.1.2 Kasus 2 : Pelanggaran etika bisnis oleh produk HIT
A. Kesimpulan
Telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam kandungan kimia HIT
yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya, yaitu propoxur dan
diklorvos. 2 zat ini berakibat buruk bagi manusia, antara lain keracunan
terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan
terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Meskipun demikian, PT. Megarsari selaku produsen tetap
meluncurkan produk mereka, walaupun produk HIT tersebut tidak
memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.
Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi
biaya produksi HIT.
B. Saran
Sesuai beberapa pasal hukum yang telah dijelaskan sebelumnya,
saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :
PT. Megarsari memberi peringatan kepada konsumennya tentang
adanya zat – zat berbahaya di dalam produk mereka.
PT. Megarsari memberi indikasi penggunaan pada produk mereka,
dimana seharusnya apabila sebuah kamar disemprot dengan
pestisida, harus dibiarkan selama setengah jam sebelum boleh
dimasuki lagi.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 13
E T I K A
PT. Megarsari menarik produk HIT dari peredaran agar tidak terjadi
hal – hal yang tidak diinginkan.
PT. Megarsari memberikan ganti rugi kepada konsumen karena telah
merugikan para konsumen.
3.2 Kesimpulan dan saran secara umum
3.2.1 Kesimpulan
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan
barang dan jasa dan diterapkan kepada orang - orang yang ada di
dalam organisasi.
Mengapa bisnis harus berlaku etis ? Sebenarnya sama dengan
bertanya mengapa manusia pada umumnya harus berlaku etis. Bisnis
disini hanya merupakan suatu bidang khusus dari kondisi manusia
yang umum. Jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu :
Tuhan melalui agama / kepercayaan yang dianut, diharapkan
setiap pebisnis akan dibimbing oleh iman kepercayaannya, dan
menjadi tugas agama mengajak para pemeluknya untuk tetap
berpegang pada motivasi moral.
Kontrak sosial, umat manusia seolah - olah pernah mengadakan
kontrak yang mewajibkan setiap anggotanya untuk berpegang
pada norma - norma moral, dan kontrak ini mengikat kita sebagai
manusia, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa melepaskan
diri daripadanya.
Keutamaan, menurut Plato dan Aristoteles, manusia harus
melakukan yang baik, justru karena hal itu baik. Yang baik
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 14
E T I K A
mempunyai nilai intrinsik, artinya, yang baik adalah baik karena
dirinya sendiri. Manusia yang berlaku etis adalah baik begitu saja,
baik secara menyeluruh, bukan menurut aspek tertentu saja.
Karena itu, tindakan perusahaan dalam menjalankan bisnis
berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia,
individu - individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama
kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena
tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan
perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu
disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam
perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu
disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
3.2.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis berkaitan dengan tema
makalah ini ditujukan tidak hanya bagi mahasiswa, tapi juga kepada
pemerintah dan masyarakat luas, diantaranya :
Orangtua harus menjadi model panutan dengan memberikan
contoh baik tentang perilaku berbisnis kepada anak sejak dini,
sehingga kelak mereka akan menjadi pekerja atau pengusaha
yang mengerti betul arti penting etika bisnis.
Mengubah persepsi masyarakat bahwa etika bisnis hanya perlu
diajarkan kepada mahasiswa program manajemen dan bisnis
sebagai lulusan pengusaha. Persepsi demikian tentu tidak tepat.
Lulusan dari jurusan / program studi nonbisnis yang mungkin
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 15
E T I K A
diarahkan untuk menjadi pegawai tentu harus memahami etika
bisnis.
Pada program pendidikan manajemen dan bisnis, etika bisnis
diajarkan sebagai mata kuliah tersendiri dan tidak terintegrasi
dengan pembelajaran mata kuliah lain. Pengajaran sebaiknya
disertai penggunaan studi kasus disertai kejelasan pemecahan
masalahnya.
Pemerintah sebagai regulator pasar turut berperan mengawasi
praktek negativ para pelaku ekonomi.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan
sehari – hari maka nilai – nilai yang terkandung dalam etika bisnis
harus dituangkan kedalam manajemen korporasi, yakni dengan
cara : menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik ( code of
conduct ), memperkuat sistem pengawasan dan
menyelenggarakan pelatihan ( training ) untuk karyawan secara
terus – menerus.
JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 16