Upload
others
View
19
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKTUALISASI
OPA PARDI
(Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf Digital)
Pada Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dimasa Pandemi
Oleh :
Ratnanengsih, S.ST., M.Keb
NDH : 30
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XI
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2020
i
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XI
OPA PARDI (Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf Digital) Pada
Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dimasa Pandemi
Jurusan Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan
Disusun Oleh :
Nama Peserta : Ratnanengsih, S.ST., M.Keb
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Unit Kerja : Jurusan Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara
Core Isu : Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan
Media Pembelajaran pada Proses Pembelajaran
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
Dimasa Pandemi
Coach : Betha Miranti Andalina, SIP
Mentor : Yuni Retnowati, S.ST., M.Keb
PUSLATBANG KDOD
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
2020
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Nama
Jabatan
NIP
Unit Kerja
Core Isu
Judul Kegiatan
Coach
Mentor
:
:
:
:
:
:
:
:
Ratnanengsih, S.ST., M.Keb
Dosen Asisten Ahli
198807072019032018
Program Studi DIII Kebidanan, Jurusan Kebidanan, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan
Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan Dimasa Pandemi
OPA PARDI (Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf
Digital) Pada Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan Dimasa Pandemi
Betha Miranti Andalina, SIP
Yuni Retnowati, S.ST., M.Keb
Tarakan, Agustus 2020
Telah disetujui oleh Mentor dan Coach
Untuk diseminarkan pada hari Selasa Tanggal 11 Agustus 2020
Di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi
Daerah
Lembaga Administrasi Negara
COACH
MENTOR
Betha Miranti Andalina, SIP
NIP 198410182008042001
Yuni Retnowati, S.ST.,M.Keb
NIP 198206102005022005
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Rancangan
Aktualisasi Pelatihan Dasar alon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XI
tahun 2020 :
Nama : Ratnanengsih, S.ST.,M.Keb
NDH : 30
NIP : 198807072019032018
Jabatan : Dosen Asistan Ahli
Judul Rancangan aktualisasi : OPA PARDI (Optimalisasi Pemanfaatan
Aplikasi Partograf Digital) Pada
Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan Dimasa Pandemi
TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Laporan Aktualisasi pada hari
Selasa, Tanggal 11 Agustus 2020 bertempat di Universitas Borneo Tarakan.
Mentor
Yuni Retnowati, S.ST.,M.Keb
Coach
Betha Miranti Andalina, SIP
NIP 198206102005022005
NIP 198410182008042001
Penguji
Siti Zakiyah, S.Si., M.SE., MA
NIP 197904222005012001
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia, rahmat-Nya sehingga Laporan Aktualisasi berjudul “OPA PARDI
(Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf Digital) Pada Pembelajaran Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dimasa Pandemi”dapat tersusun dengan
baik dan tepat waktu. Laoran aktualisasi ini merupakan kewajiban dan syarat
untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan XI, di Pusat
Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
LAN Samarinda.
Pada proses penyusunan Laporan aktualisasi ini, penulis tidak lepas dari
bantuan dan peran berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang pada kesempatan ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
terima kasih yang tulus kepada:
1. Dr. Mariman Darto, M.Si, selaku Kepala PUSLATBANG KDOD LAN
Samarinda yang telah bersedia menerima kami pada pelatihan dasar CPNS
Golongan III Angkatan XI.
2. Prof. Dr. Adri Patton, M.Si, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti
pelatihan dasar CPNS
3. Betha Miranti Andalina, S.IP selaku Kasubbag Umum (sub koordinator
bagian umum) PUSLATBANG KDOD LAN Samarinda (coach) yang telah
meluangkan waktu dalam melakukan bimbingan, arahan, serta masukan
dalam menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi.
4. Yuni Retnowati,S.ST.,M.Keb selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan (mentor) yang senantiasa
memberikan nasihat dan dukungan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi.
v
5. Ibu Siti Zakiyah, S.Si., M.SE., MA, selaku narasumber yang telah banyak
memberikan masukan saran, dan menyemangati penulis dalam pelaksanaan
aktualisasi ini.
6. Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang nilai-nilai ANEKA,
peran dan kedudukan ASN.
7. Seluruh panitia dan peserta Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan XI,
yang telah bersama-sama melalui suka duka dalam melewati seluruh
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.
8. Suami, Anak dan Seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan
dukungan.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan waktu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pelaksanaan aktualisasi
serta keberhasilan dari aktualisasi ini.
Tarakan, Juni 2020
Hormat Kami,
Ratnanengsih, S.ST., M.Keb
NIP 198807072019032018
vi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ..................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Aktualisasi............................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi ............................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Profil ................................................................................................ 5
2.2 Visi dan Misis .................................................................................. 6
2.3 Struktur Organisasi ........................................................................... 7
2.4 Sasaran Kinerja Pegawai .................................................................. 8
2.5 Tugas dan Fungsi Dosen ................................................................... 9
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Nilai Dasar ANEKA ............................................................ 11
3.2 Kedudukan dan Peran ASN ............................................................... 17
vii
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu ................................................................................ 19
4.2 Penetapan Isu .................................................................................. 28
4.3 Isu Terpilih ...................................................................................... 29
4.4 Deskripsi Kegiatan ........................................................................... 29
4.5 Rancangan Aktualisasi .................................................................... 32
4.6 Jadwal Kegiatan .............................................................................. 36
BAB V DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1 Capaian Aktualisasi ......................................................................... 36
ROLE MODEL .......................................................................................... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 54
6.2 Saran ............................................................................................... 54
6.3 Rencana Tindak Lanjut .................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan
tujuan Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Namun sumber daya tersebut belum mampu dikelola secara efektif
dan efisien, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global
dewasa ini.
Memasuki era globalisasi dan revolusi 4.0 seperti sekarang ini, maka pemerintah
Indonesia dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Jika suatu organisasi
atau instansi tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau
pekerjaan di dalam organisasi atau instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu,
diperlukan adanya sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi.
Suatu organisasi akan tetap bertahan dan berkembang serta menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, jika didukung oleh sumber daya. Untuk itu, membuat
seorang pimpinan harus dapat mengelola sumber daya-sumber daya secara efektif
dan efisien terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dalam kondisi
pandemi seperti ini, institusi dituntut harus selalu mempunyai strategi baru untuk
2
dapat mengembangkan dan mempertahankan pegawai nya, salah satu cara yang
dapat dilakukan dalam upaya meningkatan kinerja pegawai yaitu melalui
pendidikan dan pelatihan, terutama bagi CPNS yang belum melaksanakan
pendidikan dan pelatihan dasar sebagai syarat untuk dingkat menjadi PNS.
Pelatihan Dasar CPNS mewajibkan para peserta untuk melaksanakan
aktualisasi yang dapat mencerminkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam
melaksanakan kegiatan dan pemecahan isu yang ada. Dalam hal ini penulis
mengambil isu mengenai partograf, bukan partograf manual tetapi dalam hal
pemanfaatan partograf digital yang disesuaikan dengan perkembangan revolusi 4.0.
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu
dan janin serta mendeteksi adanya persalinan yang abnormal dan menjadi petunjuk
untuk pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk,
dipercepat atau diakhiri selama persalinan.
Penelitian menyatakan bahwa kualitas pelayanan persalinan masih rendah
khususnya dalam pemanfaatan partograf dalam persalinan, berdasarkan Kajian
Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi yang dilakukan oleh kementrian kesehatan, WHO
dan HOGSI tahun 2012, fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan partograf
dalam pertolongan persalinan masih rendah, yaitu 25 % Rumah sakit, 45 % di
Puskesmas dan 54%di Klinik bersalin. Dengan rendahnya penggunaan partograf
pada bidan dan pentingnya efektifitas waktu pencatatan partograf maka, aplikasi
partograf ini menjadi solusi dalam pencatatan partograf.
3
Dengan latar belakang diatas, penulis juga melihat adanya isu dalam
pembelajaran mata kuliah asuhan kebidanan persalinan mengenai partograf, yaitu
mahasiswa belum optimal dalam penggunaan dan memahami pengisian partograf
manual apalagi disaaat pandemic seperti ini, sehingga penulis mempunyai gagasan
untuk pemecahan masalah tersebut yaitu dengan optimalisasi penggunaan partograf
digital yang dapat memudahkan mahasiswa memahami pengisian partograf.
Partograf Digital adalah aplikasi berbasis sistem operasi android yang digunakan
sebagai alat pemantau kemajuan persalinan yang mengacu kepada partograf
WHO (World Health Organization).
Penerapan pemecahan isu ini tentu saja disesuaikan dengan perspektif
Whole of Government juga mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA PNS,
sehingga tercipta pelayanan yang baik terhadap mahasiswa, terutama disaat
pandemic yang menuntut mahasiswa melek teknologi dengan pembelajaran
meggunakan smatphone.
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah
1. Syarat mengikuti pelatihan dasar CPNS untuk melaksanakan aktualisasi
dengan menekankan nilai-nilai ANEKA PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi.
2. Penerapan nilai peran PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat serta pemersatu bangsa.
4
3. Optimalisasi pelayanan publik dengan cara pemecahan isu di Jurusan
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi
Aktualisasi nilai- nilai dasar PNS ini dilaksanakan di Jurusan Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli sampai 6 Agustus 2020.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Profil
Jurusan Kebidanan Universitas Borneo Tarakan berdiri pada tanggal 11 Mei
2009 berdasarkan Surat Ijin Operasional Nomor 451/DT/2009 atas dasar inisiasi
dari Pemerintah Kota Tarakan melalui Dinas Kesehatan Kota Tarakan. Salah satu
hal yang melatarbelakangi pendirian Jurusan Kebidanan adalah sebagai bentuk
perhatian dari Pemerintah Kota Tarakan dan Universitas Borneo Tarakan terhadap
pengembangan sumber daya kesehatan khususnya bidan di Kota Tarakan. Hingga
saat ini Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
menjadi satu – satunya institusi pendidikan kebidanan dan pertama di Provinsi
Kalimantan Utara.
Sejak Universitas Borneo Tarakan menjadi Perguruan Tinggi Negeri baru
tanggal 22 November 2010 dan Fakultas Ilmu Kesehatan terbentuk pada tanggal 03
Januari 2011, maka saat itu pula Jurusan Kebidanan mulai bergabung bersama
dengan Jurusan Keperawatan yaitu berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional melalui Dirjen Dikti nomor 162/E/O/2011 tentang penetapan
kembali program – program studi pada Universitas Borneo Tarakan melalui kendali
Fakultas Ilmu Kesehatan, sehingga di Fakultas Ilmu Kesehatan terdapat dua jurusan
yaitu Jurusan Kebidanan dan Jurusan Keperawatan.
Jurusan Kebidanan telah melakukan Akreditasi dari LAM-PTKes tahun 2019
dengan Nomor SK :0190/LAM-PTKes/Akr/Dlp/IV/2019 dengan nilai 318
(peringkat B) dan berlaku sejak 27 April 2019 sampai dengan 27 April 2024 dan
per tahun 2020 ini, jurusan kebidanan telah mendapatkan izin untuk membuka 2
program studi baru yaitu program studi S1 Kebidanan dan program studi profesi
bidan.
6
2.2 Visi dan Misi
Visi Jurusan Kebidanan adalah “Menjadi Pusat Pendidikan dan
Pengembangan Tenaga Bidan yang Unggul dalam Meningkatkan Derajat
Kesehatan Wanita dan Anak di Wilayah Perbatasan dan Pesisir Tahun 2022”
Sebagai upaya mewujudkan visi tersebut, Jurusan Kebidanan memiliki Misi
yaitu:
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan yang unggul diwilayah perbatsan
dan pesisir
2. Mengembangkan penelitian yang berdaya guna bagi kesehatan wanita dan
anak
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan wanita dan anak
4. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik institusi pendidikan
maupun pelayanan di tingkat lokal dan nasional
5. Berperan serta dalam kegiatan keprofesian bidan baik tingkat regional,
nasional dan internasional,
7
2.3 Struktur Organisasi
8
2. 4 Sasaran Kinerja Pegawai
Sasaran dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan adalah
1. Meningkatkan Animo mahasiswa baru FIKES UBT yang berkualitas
2. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM Tenaga Pendidik (Dosen) dan tenaga
kependidikan
3. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
4. Mengembangkan susasana akademik yang kondusif untuk mencapai proses
PBM dan prestasi mahasiswa yang optimal
5. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi dan KKNI dengan unggulan pada
kegawatdaruratan pada daerah pesisir
6. Meningkatkan kelulusan pada uji kompetensi
7. Membekali mahsiswa dengan entepreuneurship
8. Peningkatan produktifitas jumlah penelitian yang dilaksanakan dosen
9. Mengembangkan program studi baru yang mendukung program pemerintah
10. Penyelenggaraan publikasi hasil penelitian dosen
11. Peningkatan kualitas dan kuanititas pengabdian kepada masyarakat oleh dosen
guna membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
12. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan institusi terkait baik
regional, nasional, maupun internasional
9
2.5 Tugas dan Fungsi Dosen
Adapun tugas dan fungsi pegawai khususnya Dosen mengacu pada Permen
PAN & RB Nomor 46 Tahun 2013 dan Perubahan Nomor 17 Tahun 2013 sebagai
berikut:
a. Dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
b. Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, dan teknologi serta pengabdi kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Berikut uraian jabatan dosen berdasarkan Permen PAN Nomor 17 Tahun
2013 dan telah disesuaikan dengan SKP tahun 2016 sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran
a. Perkuliahan/Tutorial/Membimbing
b. Membimbing seminar mahasiswa tiap semester
c. Membimbing Kuliah Kerja Nyata, Praktik Kerja Lapangan
d. Membina kegiatan mahasiswa akademik/kemahasiswaan
e. Mengembangkan bahan pengajaran.
2. Melaksanakan Penelitian.
Mempublikasikan hasil penelitian atau hasil pemikiran berupa:
a. Bentuk monografi, buku referensi
10
b. Majalah Ilmiah Internasional, Nasional Terakreditasi, Nasional tidak
terakreditasi.
c. Membuat makalah untuk seminar: Internasional atau Nasional
d. Membuat Poster Internasional atau Nasional.
e. Menulis dimuat dalam koran/majala populer/umum.
f. Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah untuk diterbitkan dan diedarkan
secara nasional.
g. Mengedit/menyunting Karya Ilmiah; diterbitkan dan diedarkan secara
nasional.
h. Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan baik Internasional
maupun Nasional.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
a. Member pelatihan/penyuluhan/penataran/ceramah pada masyarakat.
b. Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
c. Membuat/menulis karya pengabdian pada masyarakat yang dipublikasikan.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Aktualisasi Nilai Dasar ANEKA
Aparatur Sipil Negara (ASN) diuntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan
tugasnya sebagai ASN.Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akutabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis
(peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional), dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
12
Adapun indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu :
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja
maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
13
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi
Usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan
akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas menceraiberaikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
14
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Setiap Pegawai ASN wajib
memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam menjalankan Fungsi dan
tugasnya.
c. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik. Dalam menjalankan tugas sebagai ASN,
terdapat kode etik yang harus dipatuhi. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji yang tercermin dalam tindakan untuk menjaga
mutu kinerja pegawai, baik janji pada diri sendiri atau orang lain. Aspek utama
yang menjadi target sasaran adalah layanan melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu. Adapun pengertiannya sebagai
berikut :
15
1) Efektifitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan efektivitas
organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.
Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh
pelanggan.
2) Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
3) Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
4) Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.
Adapun Nilai-Nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut :
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customer/clients tetap setia.
3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
16
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun perkembangan
teknologi
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan
benchmark.
e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan yang
tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Anti Korupsi adalah
tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yaitu kerugian keuangan Negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi.
17
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara untuk
menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi adalah Jujur,
Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggungjawab, Kerja keras, Sederhana, Berani dan
Adil.
Pada Tabel Berikut dijelaskan rangkuman nilai-nilai ANEKA, yaitu :
KOMPONEN
ANEKA
NILAI- NILAI
Akuntabilitas Disiplin. Penuh semangat, Profesional, Tepat waktu, Transparan. Tanggung
jawab, Sesuai ketentuan, Kepemimpinan, Integritas, Keadilan, Kejelasan,
Konsitensi, Kepercayaan
Nasionalisme Cinta tanah air, Tidak diskriminatif, Musyawarah, Menggunakan bahasa
Indonesia yang benar, Rela berkorban, Kepentingan Bersama, Demokrasi,
Tenggang rasa, Membela kebenaran, Religi, Diskusi
Etika Publik Jujur, Cermat, Hormat, Taat perintah atasan, Sopan, Integritas tinggi,
Bertanggung jawab, Menjaga rahasia, Disiplin, Kode etik, Santun, Tekun
Komitmen Mutu Efektivitas, Efesiensi, Inovasi, Berorientasi mutu
Anti Korupsi Peduli, Mandiri, Jujur, Kerja keras, Tanggung jawab, Berani, Sederhana Adil
3.2 Kedudukan dan Peran ASN
a. Manajemen ASN
Pengelolaan ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai-nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme yang menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan selalu tersedia sumber daya
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
b. Whole of Government (WoG)
18
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WOG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkaut dengan urusan-urusan yang
relevan.
c. Pelayan Publik
Pelayan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Prinsip pelayanan publik yang baik dengan
pelayanan prima adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak diskriminatif,
mudah dan murah, efektif dan efisien, akuntabel dan berkeadilan.
19
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu
Pada proses identifikasi isu di Jurusan Kebidanan sebagai unit kerja penulis,
perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya Sumber daya Manusia, teknologi,
pembiayaan, tenaga dan lainnya. Adapun langkah pertama dalam proses identifikasi
isu adalah melakukan penilaian prioritas masalah. Proses identifikasi isu tersebut
dilakukan analisis dengan metode USG yaitu Urgency, Seriousness, Growth.
Analisis USG menentukan isu mana yang menjadi prioritas utama dengan melihat
nilai skor tertinggi dan perengkingan serta melihat isu mana yang mendesak dan
harus segera diselesaikan agar tidak berkembang menjadi lebih buruk. Untuk lebih
jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah- masalah lain kalau masalah penyebab isu
20
tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan. Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada,
serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada di masyarakat dan
aspek dari masalah itu sendiri.
Adapun Isu yang dihadapi saat ini di unit kerja jurusan kebidanan adalah
sebagai berikut :
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi Praktikum Metode OSCE
Deskripsi Isu :Praktikum metode OSCE adalah kepanjangan dari
Objective Structure Clinical Examination. Dimana dalam
pelaksanaannya lebih objektif dan terstuktur dalam
penilaian perasat praktikum mahasiswa. Evaluasi praktikum
metode OSCE ini sudah terstandar dengan beberapa
ketentuan, diantaranya adalah standar sarana dan prasaran,
standar penilaian dan proses pelaksanaan. Sarana dan
prasarana yang harus ada saat pelaksanaan adalah
21
tersedianya laboratorium dengan ruangan yang bersekat
kedap suara, terdapat pengeras suara yang terdengar ke
setiap ruangan, ruangan istirahat penguji, dan ruang kumpul
mahasiswa. Pada standar penilaian metode OSCE
diperlukan blue print soal, template soal, dan rubric
penilaian yang berbeda dengan format penilaian ujian
praktikum pada umumnya yang berupa daftar tilik.
Sedangkan pada proses pelaksaannya, mahasiswa tidak
boleh sama sekali berkomunikasi dengan peserta ujian
lainnya. Dari uraian tersebut dapat dilihat adanya
keterbatasan sarana dan prasarana juga proses pelaksanaan
ujian OSCE, hal tersebut dikarenakan masih belum
rampungnya gedung FIKES UBT dan laboratoriumnya
yang saat ini pada pelaksanaan ujian praktikum
menggunakan ruangan kelas dari fakultas hukum, yang
mengakibatkan pelaksanaan OSCE belum sesuai dengan
yang seharusnya. Pada saat pelaksanaan ujian praktikum
sekarang masih menggunakan daftar tilik biasa/ penilaian
manual yang seharusnya menggunakan blue print, templet
soal dan rubrik penilaian sehingga data bisa saja tercecer
atau bahkan hilang. Berikut adalah kondisi di laboratorium
22
kebidanan FIKES UBT yang menggunakan setting berbeda
dengan OSCE.
Standar setting pada laboratorium metode OSCE adalah
harus pada ruangan yang bersekat tertutup rapat supaya
peserta tidak melakukan komunikasi dengan peserta
lainnya, dan terdiri dari beberapa stase sesuai jumlah stase
23
ujian, berikut contoh standar setting, sarana dan proses
pelaksanaan metode OSCE
Sumber Isu : Masih kurangnya pelatihan OSCE baik pada dosen maupun
tenaga laboran, sehingga penerapan OSCE baik dari sisi sarana
dan prasarana, pelaksanaan, dan penilaian belum seperti yang
diharapkan
Analisis dampak : Metode OSCE dapat melatih mahasiswa menyesuaikan
dengan kondisi yang biasa ditemui di lapangan, tetapi
belum optimalnya pelaksanaan OSCE dapat mengakibatkan
kurangnya pemahaman dan kompetensi mahasiswa pada
saat praktik dilapangan.
24
2. Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan di
Masa pandemi
Deskripsi Isu : Pandemi Covid-19 saat ini menyebabkan perubahan besar
pada kegiatan proses belajar mengajar, yang biasanya
berlangsung dengan tatap muka, sekarang memaksa untuk
melakukan proses pembelajaran dilakukan dari rumah atau
secara daring. Pembelajaran secara daring dilakukan pada
semua mata kuliah, termasuk Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan. Mata kuliah asuhan kebidanan
persalinan merupakan mata kuliah inti yang harus dilewati
untuk menjadi seorang bidan. Jurusan kebidanan merupakan
jurusan vokasi, dalam pelaksanaannya terdiri dari 40% teori
dan 60% praktikum. Praktikum yang biasa dilakukan
dilaboratorium juga diinisiasi untuk dilaksanakan melalui
daring, diantaranya adalah praktikum pengisian partograf,
praktikum pengisian partograf merupakan salah satu materi
yang diujikan sebelum turun ke lahan praktek, jika
mahasiswa tidak lulus maka akan dilakukan ujian ulang dan
pembimbingan kembali. Pemantauan kemajuan kesejahteraan
25
ibu dan janin dalam proses persalinan menggunakan
partograf merupakan salah satu materi pada mata kuliah
asuhan kebidanan persalinan yaitu bagian dari manajemen
asuhan persalinan. Pemahaman mahasiswa dalam mengisi
partograf dapat mendeteksi adanya ketidaknormalan dalam
proses persalinan dan langkah apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Partograf menjadi suatu kunci yang dapat
menjadi alat bantu bidan atau mahasiswa dalam pemantauan
proses persalinan. Seperti yang sudah dijelaskan pada latar
belakang, di pelayanan pun masih rendahnya pemanfaatan
penggunaan partograf pada pemantauan persalinan. Oleh
karena itu, mahasiswa wajib mengetahui dan memahami cara
pengisian dan penggunaan partograf. Dalam pengisian
partograf manual mahasiswa biasanya dibimbing dalam
pertemuan tatap muka untuk mengisi partograf secara
kelompok lalu dievaluasi secara perseorangan. Tetapi
realitanya masih banyak angka ketidaklulusan ujian
partograf. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, menuntut
mahasiswa untuk bisa mengisi partograf dalam pembelajaran
jarak jauh. Untuk memudahkan mahasiswa dalam pengisian
maka penulis tertarik untuk memanfaatkan aplikasi yang
26
sudah ada untuk pembelajaran partograf di mata kuliah
asuhan kebidanan persalinan.
Sumber Isu : Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen mata kuliah askeb
persalinan dan tenaga laboran, setiap ujian praktek pengisian
partograf masih adanya angka ketidaklulusan yang cukup
tinggi sehingga harus dilakukan remedial dan pembimbingan
kembali. Terbukti dengan ujian partograf semester ganjil
tahun 2019, masih tingginya angka ketidaklulusan mahasiswa
disetiap kelasnya. Maka dalam situasi pandemic dibutuhkan
inovasi aplikasi yang dapat membantu mahasiswa dalam
pembelajaran partograf sehingga angka ketidaklulusan ujian
partograf dapat berkurang.
Analisis dampak : Mahasiswa yang tidak paham dalam pengisian dan
menginterpretasikan partograf akan membawa dampak
ketika mereka turun praktek ke lapangan dan jika sudah
menjadi bidan nantinya, maka pelayanan yang diberikan
akan menurun kualitasnya, bisa terjadi juga mal praktek
karena kesalahan dalam langkah memutuskan diagnosa dan
tindakan dalam proses persalinan.
c. Masih Ditemukannya Tumpukan Berkas Praktek Klinik Kebidanan
Mahasiswa
Deskripsi Isu : Setiap mahasiswa yang melaksanakan praktek di lapangan
27
(RS, Puskesmas) harus melakukan pendokumentasian yang
nantinya disetorkan pada dosen pembimbing nya, berkas
pendokumentasian tersebut tidak hanya daftar tilik yang
berlembar-lembar tetapi juga pendokumentasian dalam
bentuk buku. Hasil pendokumentasian tersebut akan
menjadi salah satu acuan untuk penilaian mahasiswa dalam
pelaksanaan praktek lapangan. Mahasiswa terlihat kesulitan
dalam membawa berkas yang tidak sedikit sehingga
menumpuknya di ruangan dosen.
Sumber Isu : Belum adanya ruangan penyimpanan khusus untuk berkas
hasil praktek mahasiswa, belum adanya aplikasi yang dibuat
untuk memudahkan dan menyederhanakan hasil
pendokumentasian praktek mahasiswa.
Analisis dampak : Penumpukkan berkas mahasiswa tersebut dapat mengurangi
keindahan, kerapihan di ruangan dosen, berkas akan
tercecer dan hilang, padahal berkas tersebut adalah hasil
kerja keras mahasiswa selama praktek dilapangan. Jika
berkas hilang maka akan mengurangi nilai praktek saat
penghitungan pendokumentasian.
28
4.2 Penetapan Isu
Analisis yang digunakan untuk penetapan isu prioritas adalah dengan menggunakan Analisis Urgency, Seriousness, and Growth
(USG)
Tabel 1. Analisis USG
No Identifikasi Isu Urgency Seriousness Growth Total Rangking
1 Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi
Praktikum Metode OSCE
4 4 4 12 2
2 Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan
Media Pembelajaran pada Proses Pembelajaran
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan di
Masa pandemi
5 5 4 14 1
3 Masih Ditemukannya Tumpukan Berkas PKK
Mahasiswa 3 4 3 10 3
Keterangan:
1 : Sangat Kecil
2 : Kecil
3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat Besar
29
4.3 Isu Terpilih
Berdasarkan analisis USG diatas, isu terpilih sekaligus menjadi isu prioritas
utama adalah isu nomor 2 dengan total point 14 dan rengking 1. Isu tersebut yaitu
“Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran pada
Proses Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dimasa
Pandemi”. Apabila isu tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak pada
ketidaktercapaian kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan persalinan terutama
dalam manajemen asuhan persalinan, dampak lain yaitu mahasiswa yang tidak
paham dalam pengisian dan menginterpretasikan partograf akan berdampak ketika
mereka turun praktek ke lapangan dan jika sudah menjadi bidan nantinya, maka
pelayanan yang diberikan akan menurun kualitasnya, bisa terjadi juga mal praktek
karena kesalahan dalam langkah memutuskan diagnosa dan tindakan dalam proses
persalinan.
4.4 Deskripsi Kegiatan
Dalam rangka menyelesaikan isu prioritas diatas, maka kegiatan pemecahan isu
yang diangkat adalah OPA PARDI (Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf
Digital) pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan di
Masa Pandemi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Membuat Video Tutorial Partograf
Dalam kegiatan ini, penulis berkoordinasi dan berkonsultasi dengan atasan
yang sekaligus sebagai tim dosen mata kuliah asuhan kebidanan persalinan
30
untuk mendapatkan masukan terkait isi materi pada video tutorial
pembelajaran partograf dan modul. Video terdiri dari 2 materi, yaitu video
mengenai penjelasan teori partograf yang didalamnya terdapat PPT dan yang
kedua adalah video praktikum penggunaan dan pengisian partograf baik
PARDI maupun partograf manual. Video praktikum berisi langkah-langkah
pengisian partograf manual maupun digital. Video dibuat semenarik mungkin
sehingga mahasiswa merasakan seperti pembelajaran tatap muka dikelas.
Mengumpulkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu
mendownload e-modul PARDI di link :http://www.ibi.or.id/media/user-
guide.pdf secara gratis kapan saja dan dimana saja, lalu menyiapkan peralatan
video tutorial yaitu smartphone dan headset, tahap selanjutnya adalah
perekaman video tutorial dengan mencari ruangan yang minim suara,
pencahayaan baik dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
yang dapat dipahami oleh mahasiswa/pengguna, perekaman dilakukan kurang
lebih selama 30-60 menit untuk masing-masing video, lalu editing video
untuk mendapatkan video yang bagus, Materi yang telah dibuat diupload
kedalam google drive, kemudian membagikan link google drive tersebut
kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengakses dengan mudah.
2. Melaksanakan Pembelajaran materi partograf secara virtual
Langkah kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan materi pembelajaran
mengenai partograf berupa video dan PPT, mendownload secara gratis
aplikasi PARDI di playstore sehingga memudahkan mahasiswa mempunyai
31
PARDI, selanjutnya penjelasan materi partograf dengan menampilkan video
juga PPT didalamnya, pertemuan dilakukan melalui zoom. Video yang
ditampilkan adalah video penjelasan materi partograf baik teori maupun
praktikum penggunaan partograf. Melakukan diskusi secara virtual baik
dengan medsos maupun email, melakukan kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya.
3. Mengevaluasi Pembelajaran Partograf
Menyusun soal latihan Partograf dengan cara membuat soal baru dan tidak
plagiasi pada soal yang sudah ada, membuat kuisioner dengan google form
untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran partograf baik PARDI atau
manual, selanjutnya memberikan soal latihan partograf melalui medsos,
google classroom, lalu mengerjakan soal latihan dalam waktu 60 menit, untuk
pengumpulan jawaban soal latihan dilakukan dengan meminta mahasiswa
mengumpulkan melalui medsos dan email untuk PARDI karena bisa di
screenshot. Pengisisan kuisioner dilakukan selama 15 menit untuk
selanjutnya dikumpulkan melalui google form/classroom. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dan kemampuan
mahasiswa dalam mengisi partograf, sedangkan kuisioner dimaksudkan untuk
kritik dan saran membangun dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara
keseluruhan termasuk penggunaan aplikasi PARDI.
32
4.5 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
Isu terpilih : Belum Optimalnya Penggunaan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran pada Proses
Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan di Masa Pandemi
Gagasan Pemecahan Isu : OPA PARDI (Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Partograf Digital) pada Proses
Pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan di Masa Pandemi
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pemecahan isu tertuang dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2. Kegiatan Pemecahan Isu
N
o
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan Keterkaitan dengan
Nilai-Nilai dasar ASN
Kontribusi Pada
Visi dan Misi
Organisasi
Penguatan
Pada Nilai-
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Membuat Video
Tutorial Partograf
(Pelayanan
Publik)
a.Mengkonsultasikan kepada
atasan mengenai isi video tutorial pembelajaran
partograf
b. Membuat e-modul teori dan panduan partograf
manual , Menyiapkan
modul PARDI dengan
referensi organisasi IBI (Mendownload modul
PARDI di link :
http://www.ibi.or.id/medi
a/user-guide.pdf)
a.Hasil Konsultasi
b.Modul teori, Panduan Partograf
Manual, Modul
PARDI c.Tersedianya Alat
Perekam Video
Tutorial
d.Video Tutorial pembelajaran
partograf (video
praktikum partograf manual
Akuntabilitas :
Mencari Referensi yang
benar dalam menyusun
bahan ajar
Nasionalisme :
Berkonsultasi untuk
mendapatkan masukan isi
materi tutorial dan
menghormati pendapat
atasan
Kegiatan ini dapat
mewujudkan salah satu misi
organisasi yaitu
Menyelenggarakan pendidikan yang
menghasilkan tenaga
kesehatan
profesional yang unggul
Memperkuat
nilai organisasi
yaitu
integritas, professional,
inovatif dan
peduli juga
sebagai aplikasi dari
nilai
organisasi UBT yaitu
33
c. Menyiapkan alat perekam
Video tutorial (alat yang disediakan adalah
smartphone, headset)
d.Merekam Video Tutorial Patograf
dan PARDI, video
teori partograf)
Etika Publik :
Cermat dalam
mempersiapkan bahan
ajar teori dan tutorial
Komitmen Mutu :
Materi berupa video dan
modul mudah diakses
kapan dan dimana saja,
Berinovasi dalam
pembuatan video teori
dan tutorial agar mudah
dipahami
Anti korupsi :
Tidak memperjualbelikan
modul dan video,
jujur dalam
mencantumkan referensi
yang digunakan
amanah,
kompetitif
dan cerdas.
2 Melaksanakan
Pembelajaran materi partograf
secara virtual
(Pelayanan
Publik)
a.Menyiapkan materi
pembelajaran b.Mendownload Aplikasi di
google play store
c.Menjelaskan Materi Partograf melalui zoom
d.Melakukan diskusi secara
virtual, atau email dan
medsos d.Melakukan kontrak waktu
berikutnya
a.Materi
pembelajaran dlm bentuk Video dan
PPT (screenshot
video dan PPT) b.Aplikasi PARDI
tersedia di
smartphone
(screenshot layar hp mahasiswa)
c.screenshot zoom
d screenshot wa
Akuntabilitas :
Semua mahasiswa
mendapatkan keterangan
yang lengkap tentang
bahan pembelajaran yang
harus dipelajari dari
dosen, juga mengetahui
tata tertib dalam
pelaksanaan
pembelajaran virtual
34
Nasionalisme :
Di dalam pembelajaran
virtual dan media sosial
semua pihak memiliki
akses kemudahan dalam
berpendapat. setiap orang
saling menghormati
pendapat masing- masing
ketika berdiskusi.
Etika Publik :
Berkomunikasi di media
sosial harus mengikuti
kaidah penggunaan tata
bahasa yang sopan.
Karena rekam jejak
media sulit untuk
dihilangkan.
Komitmen Mutu :
Penyampaian informasi
antara Dosen dengan
sejumlah mahasiswa
dengan penggunaan
media sosial dan virtual
memudahkan interaksi
antara Dosen dan
mahasiswa, walaupun
sedang terjadi pandemi.
Hal ini meningkatkan
efektivitas dalam
pembelajaran.
35
Anti korupsi :
Mengawali dan
mengakhiri kelas tepat
waktu.
3 Mengevaluasi Pembelajaran
Partograf
(Pelayanan
Publik)
a.Menyusun soal ujian Partograf dan kuisioner
b.Memberikan Soal ujian
Partograf
c. Hasil Latihan
dikumpulkan melalui
medsos, email atau
google classroom d.Memberikan Kuisioner
Pembelajaran Partograf
a.Soal Ujian partograf,
kuisioner
(screenshot
google form)
b.Mahasiswa
Menerima soal
Partograf (Screenshoot wa)
c.Tersedianya
jawaban soal latihan di email,
medsos dan
classroom (Screenshoot
respon google
form dan email) d.Kuisioner diisi
Mahasiswa,
dikumpul lewat google
form/classroom
(screenshoot)
e.Nilai Hasil evaluasi
Akuntabilitas :
Transparan dalam
evaluasi melalui
kuisioner
Nasionalisme :
Semua mahasiswa
mendapatkan soal dan
kuisioner yang sama,
Menghargai kritik dan
saran yang diberikan oleh
mahasiswa didalam
kuisioner
Etika Publik :
mengaplikasikan evaluasi
secara daring/virtual
Komitmen Mutu :
Kemudahan dalam
pengumpulan jawaban
dan kuisioner hasil
evaluasi
Anti korupsi :
Penilaian terlihat dari
36
ringkasan google form.
Tidak plagiasi dalam
pembuatan soal.
Pengukuran hasil
evaluasi menunjang
perbaikan dalam proses
pembelajaran.
4.6 Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan sesuai dengan tabel 2, adalah sebagai berikut :
Noo Kegiatan Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Membuat Video Tutorial partograf
2 Melaksanakan Pembelajaran materi
partograf secara virtual
3 Mengevaluasi pembelajaran partograf
37
BAB V
DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1 Capaian Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Jurusan Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan pada tanggal 1 Juli sampai 7 Agustus 2020,
adapun kegiatan yang dillaksanakan yaitu
a. Kegiatan 1 Membuat Video Tutorial Partograf
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Mengkonsultasikan pada mentor dan atasan mengenai pembuatan
video dan modul pembelajaran partograf (video teori, tutorial
partograf manual dan tutorial partograf digital).
Uraian Tahapan Kegiatan
a. Mengkonsultasikan pada mentor (Ibu Yuni Retnowati, S.ST.,
M.Keb) mengenai pembuatan video pembelajaran (video materi
teori partograf, tutorial patograf manual, dan tutorial partograf
digital) dan pembuatan modul (modul teori, panduan partograf
manual). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2020,
dengan hasil konsultasi yaitu mentor menyetujui kegiatan
aktualisasi yang akan penulis laksanakan, dan memberikan saran
untuk waktu pembelajaran disesuaikan dengan SKS dari mata
kuliah asuhan kebidanan persalinan dan dalam mengevaluasi
partograf dan kuisioner dengan menggunakan google form lalu
untuk hasil partograf digital mahasiswa diharapkan mengirimkan
screenshot dari pengisian melalui partograf digital (PARDI).
Penulis menghormati dan menghargai pendapat dari mentor,
sehingga pelaksanaan aktualisasi berjalan lancer dan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar
ASN
Akuntabilitas :
Mencari Referensi yang benar
dalam menyusun bahan ajar
Nasionalisme :
Berkonsultasi untuk mendapatkan
masukan isi materi tutorial dan
menghormati pendapat atasan
Etika Publik :
Cermat dalam mempersiapkan
bahan ajar teori dan tutorial
Komitmen Mutu :
Materi berupa video dan modul
mudah diakses kapan dan dimana
saja,
Berinovasi dalam pembuatan
video teori dan tutorial agar
mudah dipahami
Anti korupsi :
Tidak memperjualbelikan modul
dan video,
jujur dalam mencantumkan
referensi yang digunakan
38
Gambar : a. Konsultasi dengan mentor (Ibu Yuni Retnowati, S.ST., M.Keb)
b. Mengkonsultasikan pada atasan (Kajur Kebidanan) sekaligus sebagai koordinator mata
kuliah asuhan kebidanan persalinan (Ibu Rahmi Padlilah, S.ST., M.Keb) mengenai
kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2
Juli 2020 dengan hasil konsultasi yaitu mahasiswa diharapkan hadir semua dalam
rangka pembelajaran partograf karena partograf merupakan salah satu perasat yang
akan diujikan sebelum paraktek lapangan. Dalam kegiatan konsultasi ini penulis
menghormasti masukan atasan yang sekaligus koordinator mata kuliah asuhan
kebidanan persalinan
39
Gambar : b. Konsultasi dengan Atasan/Kajur Kebidanan/koord.mata kuliah
Askeb Persalinan (Ibu Rahmi Padlilah, S.ST., M.Keb)
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Kegiatan konsultasi dengan mentor dan atasan ini berkaitan dengan nilai dasar ASN yaitu
nilai Nasionalisme, karena penulis berkonsultasi untuk mendapatkan masukan, dalam
konsultasi tersebut penulis menghormati dan menghargai pendapat mentor dan atasan
sehingga pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan lancar.
Analisis dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan
Jika konsultasi tidak diterapkan, maka pelaksanaan aktualisasi akan terhambat dan
pembelajaran tidak bisa diterapkan, karena koordinator mata kuliah sekaligus atasan tidak
mengetahui pemanfaatan partograf digital dalam pembelajaran askeb persalinan.
2. Pembuatan modul partograf teori dan panduan partograf manual
Modul teori dan panduan partograf manual bertujuan untuk memperjelas materi yang
telah disampaikan pada video pembelajaran dan video tutorial. Modul yang dimaksud
adalah berupa e-modul. Dalam melakukan kegiatan ini penulis harus cermat dan
menggunakan referensi yang benar dan dapat dipertaggungjawabkan agar isi didalam
modul mudah dipahami dan tidak keluar dari konteks pembahasan referensi. Referensi
yang digunakan harus dicantumkan secara jujur. Setelah selesai, modul diupload kedalam
40
google drive dan membagikan link modul sehingga dapat diakses oleh mahasiswa kapan
dan dimana saja. Modul ini juga tidak diperjualbelikan. (Dibuat tanggal 3-5 Juli 2020)
Untuk panduan partograf digital yang merupakan referensi dari organisasi profesi bidan
atau IBI sudah tersedia di link http://www.ibi.or.id/media/user-guide.pdf.
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu terkait nilai Akuntabilitas, Etika Publik,
Komitmen mutu dan Anti korupsi. Nilai akuntabilitas dilihat dari kegiatan ini menggunakan
referensi yang benar dan dapat dipertaggungjawabkan agar isi didalam modul mudah
dipahami dan tidak keluar dari konteks pembahasan sesuai referensi. Selain itu terdapat juga
nilai Etika Publik yaitu cermat dalam mempersiapkan bahan ajar. Nilai komitmen mutu
terlihat dalam kemudahan mahasiswa mengakses modul ini kapan dan dimana saja.
41
Sedangkan untuk nilai anti korupsi terlihat dari modul ini tidak diperjualbelikan dan
kejujuran dalam mencantumkan referensi yang digunakan.
Analisis Dampak Jika ANEKA tidak diterapkan
Dalam pembuatan modul bahan ajar termasuk panduan partograf manual dan digital harus
cermat dan menggunakan sumber atau referensi yang benar, jika tidak maka modul tersebut
tidak bisa dijadikan bahan pembelajaran. Jika modul tidak dibuat maka akan mengakibatkan
ketidakpahaman pada mahasiswa jika hanya melihat video. Jika modul tidak dapat diakses
dengan mudah maka mahasiswa akan kesulitan dalam proses pembelajaran. Jika modul
diperjualbelikan maka akan banyak mahasiswa yang tiak dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik karena hanya mahasiswa yang memiliki uang saja yang dapat membeli.
3. Mempersiapkan peralatan untuk merekam video pembelajaran dan tutorial partograf
berupa smartphone, headset dan laptop.
Gambar : Alat perekaman video
4. Merekam dan melakukan editing video pembelajaran teori dan video tutorial partograf
manual dan digital dengan menggunakan smartphone dan headset sebagai mikrofon.
Proses perekaman dibantu oleh teman. Dalam proses perekaman ini penulis berinovasi
untuk membuat video semenarik mungkin dan murni hasi karya sendiri. (6-9 Juli 2020)
42
Gambar : Hasil perekaman dan proses editing video
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu nilai Komitmen mutu dimana kegiatan
ini walaupun dengan alat sederhana tetapi harus mampu memberikan tayangan yang terbaik
yang dapat dipahami oleh seluruh mahasiswa dan melakukan inovasi agar menarik minat
mahasiswa untuk belajar.
Analisis Dampak Jika ANEKA tidak diterapkan
Jika dalam video yang dihasilkan kurang menarik, maka akan menurunkan minat siswa
dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Dalam pembuatan dan editing video harus
cermat, jika tidak maka akan banyak kesalahan didalam video tersebut, jika bahasa yang
digunakan tidak dipahami mahasiswa maka akan membuat mahasiswa kurang paham
mengenai materi tersebut.
43
Capaian Aktualisasi
Kegiatan 2 Melakukan Pembelajaran Partograf Secara
Virtual
Langkah kegiatan yang dilakukan
1. Menyiapkan materi pembelajaran mengenai partograf berupa video
dan PPT sebelum melakukan pembelajaran virtual, mahasiswa
mendapatkan keterangan yang lengkap dari dosen tentang bahan
pembelajaran yang harus dipelajari yaitu modul partograf yang sudah
diberikan link terlebih dahulu pada mahasiswa, dan mengetahui tata
tertib dalam pelaksanaan pembelajaran virtual agar dalam prosesnya
tidak terjadi kesalahan dan ketidakdisiplinan mahasiswa. (12 Juli
2020).
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatn ini dengan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Semua
mahasiswa mendapatkan keterangan yang lengkap tentang bahan
pembelajaran yang harus dipelajari dari dosen, juga mengetahui tata tertib
dalam pelaksanaan pembelajaran virtual.
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai
Dasar ASN
Akuntabilitas :
Semua mahasiswa mendapatkan
keterangan yang lengkap tentang
bahan pembelajaran yang harus
dipelajari dari dosen, juga
mengetahui tata tertib dalam
pelaksanaan pembelajaran virtual
Nasionalisme :
Di dalam pembelajaran virtual dan
media sosial semua pihak
memiliki akses kemudahan dalam
berpendapat. setiap orang saling
menghormati pendapat masing-
masing ketika berdiskusi.
Etika Publik :
Berkomunikasi di media sosial
harus mengikuti kaidah
penggunaan tata bahasa yang
sopan. Karena rekam jejak media
sulit untuk dihilangkan.
Komitmen Mutu :
Penyampaian informasi antara
Dosen dengan sejumlah
mahasiswa dengan penggunaan
media sosial dan virtual
memudahkan interaksi antara
Dosen dan mahasiswa, walaupun
sedang terjadi pandemi. Hal ini
meningkatkan efektivitas dalam
pembelajaran.
Anti korupsi :
Mengawali dan mengakhiri kelas
tepat waktu.
44
Analisis Dampak Jika ANEKA tidak diterapkan
Pembelajaran yang dilakukan tidak akan berjalan secara efektif. mahasiswa akan
kebingunan dengan pembelajaran yang diberikan.
2. Mendownload secara gratis aplikasi PARDI di playstore sehingga memudahkan
mahasiswa mempunyai PARDI. Mahasiswa diberitahukan untuk mendownload aplikasi
melalui chat medsos dengan bahasa yang sopan sesuai kaidah tata bahasa. (13-14 Juli
2020)
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu Etika Publik, Berkomunikasi di media
sosial harus mengikuti kaidah penggunaan tata bahasa yang sopan. Karena rekam jejak media sulit
untuk dihilangkan.
Analisis Dampak jika ANEKA tidak diterapkan
Jika nilai ANEKA tidak diterapkan dengan baik maka nanti bisa terjadi penyalahgunaan
dari screenshot medsos tersebut karena rekam jejak media digital sulit dihilangkan.
45
3. Penjelasan materi partograf dengan menampilkan video juga PPT didalamnya, pertemuan
dilakukan melalui zoom. Pembelajaran virtual dibagi menjadi 3 yaitu teori kemudian
partograf manual dan partograf digital. Video yang ditampilkan adalah video penjelasan
materi partograf baik teori maupun tutorial penggunaan partograf. Proses pembelajaran
virtual, penyampaian informasi antara Dosen dengan sejumlah mahasiswa memudahkan interaksi
antara Dosen dan mahasiswa, walaupun sedang terjadi pandemi. Hal ini meningkatkan efektivitas
dalam pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati
yaitu memulai dan mengakhiri kelas dengan tepat waktu. Saat proses pembelajaran virtual
mahasiswa diberikan waktu untuk diskusi Tanya jawab baik melalui media social maupun dengan
virtual zoom.
Zoom Materi teori tgl : 13 Juli 2020
Zoom Tutotial Patograf Manual tgl : 23 Juli 2020
Zoom Tutorial Partograf Digital tgl : 27 juli 2020
gambar :
Keterkaitan dengan nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
mutu dan Anti Korupsi. Nasionalisme : Di dalam pembelajaran virtual dan media sosial semua
pihak memiliki akses kemudahan dalam berpendapat. setiap orang saling menghormati pendapat
masing- masing ketika berdiskusi. Etika Publik : Berkomunikasi di media sosial harus mengikuti
kaidah penggunaan tata bahasa yang sopan. Karena rekam jejak media sulit untuk dihilangkan.
Komitmen Mutu : Penyampaian informasi antara Dosen dengan sejumlah mahasiswa dengan
penggunaan media sosial dan virtual memudahkan interaksi antara Dosen dan mahasiswa, walaupun
46
sedang terjadi pandemi. Hal ini meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran. Anti korupsi :
Mengawali dan mengakhiri kelas tepat waktu.
Analisis Dampak jika ANEKA tidak diterapkan
Jika tidak menggunakan bahasa yang baik dan sopan, maka akan mengurangi minat
mahasiswa untuk mengikuti kelas pembelajaran virtual, jika pembelajaran tidak dilakukan
secara virtual maka akan mengurangi mahasiswa juga akan kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran, dan jika dosen dalam mengawali dan mengakhiri kelas tidak tepat
waktu maka mahasiswa akan kurang menghormati dosen yang berakibat kehadiran
mahasiswa akan terus berkurang karena mahasiswa kurang minat untuk mengikuti
pembelajaran virtual.
4. Melakukan diskusi secara virtual dizoom dan medsos maupun email. Dosen memberikan
kebebasan mahasiswa untuk berdiskusi tanya jawab mengenai pengisian partograf, dan
dosen menjelaskan partograf secara rinci dengan melakukan simulasi pengisian secara
virtual, menghormati pendapat saat berdiksusi dengan mahasiswa dan menggunakan
bahasa yang sopan. (23 Juli 2020 pembahasan pengisian partograf manual)
47
Keterkaitan dengan nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu Nasionalisme : Di dalam pembelajaran
virtual dan media sosial semua pihak memiliki akses kemudahan dalam berpendapat. setiap orang
saling menghormati pendapat masing- masing ketika berdiskusi.
Analisis Dampak jika ANEKA tidak diterapkan
Mahasiswa kurang paham dalam pengisian materi jika tidak dilakukan diskusi dan
simulasi pengisian partograf manual.
5. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya, dilakukan melalui chat watshap
dengan menggunakan bahasa yang sopan. Pelaksanaan kontrak waktu ini memudahkan
mahasiswwa untuk mempersiapkan diri terutama bahan ajar yang harus disiapkan.
Mahasiswa juga diberitahukan tata tertib pembelajaran virtual.
13 juli 2020
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA yaitu etika publik dan komitmen mutu. Etika
Publik : Berkomunikasi di media sosial harus mengikuti kaidah penggunaan tata bahasa
yang sopan. Karena rekam jejak media sulit untuk dihilangkan. Komitmen Mutu :
Penyampaian informasi antara Dosen dengan sejumlah mahasiswa dengan penggunaan
48
media sosial dan virtual memudahkan interaksi antara Dosen dan mahasiswa, walaupun
sedang terjadi pandemi. Hal ini meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran.
Analisis Dampak jika ANEKA Tidak diterapkan
Jika tata tertib tidak diberitahukan terlebih dahulu maka tidak akan ada kedisiplinan dalam
pembelajaran virtual, dan kontrak waktu yang tidak disepakati akan mengurangi minat
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Capaian Aktualisasi
Kegiatan 3 Mengevaluasi Pembelajaran Partograf
Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah
1. Menyusun soal latihan Partograf dengan cara membuat soal baru dan
tidak plagiasi pada soal yang sudah ada. Soal partograf berupa
pilihan ganda dibuat dengan menggunakan google form sebagai
bentuk aplikasi metode pembelajaran interaktif dalam melakukan
evaluasi secara daring/virtual.. Dalam penyusunan soal ini,
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
Gambar : soal evaluasi partograf
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai
Dasar ASN
Akuntabilitas :
Transparan dalam evaluasi
melalui kuisioner
Nasionalisme :
Semua mahasiswa mendapatkan
soal dan kuisioner yang sama,
Menghargai kritik dan saran
yang diberikan oleh mahasiswa
didalam kuisioner
Etika Publik :
mengaplikasikan metode
pembelajaran interaktif dan
melakukan evaluasi secara
daring/virtual
Komitmen Mutu :
Kemudahan dalam pengumpulan
jawaban dan kuisioner hasil
evaluasi
Anti korupsi :
Penilaian terlihat dari ringkasan
google form.
Tidak plagiasi dalam pembuatan
soal.
Pengukuran hasil evaluasi
menunjang perbaikan dalam
proses pembelajaran.
49
Keterkaitan dengan nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA diantaranya yaitu etika publik dan anti
korupsi. Etika Publik : Soal partograf dibuat dengan menggunakan google form sebagai
bentuk aplikasi metode pembelajaran interaktif dalam melakukan evaluasi secara
daring/virtual dan menggunakan bahasa yang dipahami oleh mahasiswa. Anti korupsi :
Tidak plagiasi dalam pembuatan soal.
Analisis Dampak jika ANEKA tidak diterapkan
Jika terjadi plagiasi maka kita secara tidak langsung berurusan dengan hukum, karena
orang lain yang membuat soal bisa menuntut kita. Dan jika bahasa kurang baik maka
tidak akan bisa dipahami oleh mahasiswa.
2. Membuat kuisioner dengan google form untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
partograf baik PARDI atau manual, dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai
kaidah dan mudah dipahami oleh mahasiswa. Kuisioner ini dimaksudkan untuk
transparansi terhadap keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Gambar : Kuisioner
50
Keterkaitan dengan nila ANEKA
Ketrkaitan dengan nilai ANEKA adalah akuntabilitas, dalam hal ini kuisioner
dimaksudkan untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
Analisis dampak jika ANEKA tidak diterapkan
Kita tidak akan mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran dan tdk menghargai
pendapat mahasiswa
3. Memberikan soal latihan partograf melalui medsos, lalu mengerjakan soal latihan dalam
waktu 60 menit. Soal yang diberikan sama untuk setiap mahasiswa. Dan dimaksudkan
untuk pengukuran atau evaluasi keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Gambar : Soal Partograf
Keterkaitan dengan nilai ANEKA
Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai ANEKA adalah nilai nasionalisme, yaitu keadilan
memberikan soal yang sama pada setiap mahasiswa, dan komitmen mutu yaitu pemberian
51
soal ini untuk evaluasi keberhasilan pembelajaran dan koreksi pembelajaran selanjutnya
untuk lebih baik lagi.
Analisis Dampak Jika ANEKA tidak diterapkan
Jika tidak diterapkan maka hasil pembelajaran akan bias karena soal berbeda setiap
mahasiswa, dan akan kesulitan dalam perbaikan pembelajaran selanjutnya.
4. Mengumpulan jawaban soal latihan dilakukan dengan meminta mahasiswa
mengumpulkan melalui medsos dan email untuk PARDI karena bisa di screenshot,
sedangkan pemahaman mahasiswa mengenai partograf melalui google form. Pengisisan
kuisioner dilakukan selama 15 menit untuk selanjutnya dikumpulkan melalui google
form. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa dan
kemampuan mahasiswa dalam mengisi partograf, sedangkan kuisioner dimaksudkan
untuk kritik dan saran membangun dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara
keseluruhan termasuk penggunaan aplikasi PARDI.
Gambar : Hasil pengisian kuisioner
52
Gambar : Hasil pengisian lembar partograf dan evaluasi soal partograf
Keterkaitan dengan nilai ANEKA
Tahapan kegiatan ini mempunyai keterkaitan dengan nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik dan Anti Korupsi. Akuntabilitas : Meminta mahasiswa untuk
mengisi lembar kuisioner, Nasionalisme : Semua mahasiswa mendapatkan soal dan
kuisioner yang sama, Menghargai kritik dan saran yang diberikan oleh mahasiswa didalam
kuisioner. Etika Publik : mengaplikasikan metode pembelajaran interaktif dan melakukan
evaluasi secara daring/virtual, Komitmen Mutu : Kemudahan dalam pengumpulan jawaban
dan kuisioner hasil evaluasi, dan Anti korupsi : Penilaian terlihat dari ringkasan google
form, Pengukuran hasil evaluasi menunjang perbaikan dalam proses pembelajaran.
Analisis Dampak Jika ANEKA tidak diterapkan
Jika tidak jelas dalam pengumpulan jawaban maka mahasiswa akan kesulitan untuk
mengumpulkan jawaban yang sudah dibuat. Jika waktu tidak ditentukan untuk penyelesaian
pengumpulan jawaban maka jawaban dari soal tersebut akan tercecer dan kemungkinan ada
mahasiswa yang tidak mengumpulkan, sehingga penilaian evaluasi kurang baik
53
ROLE MODEL
Role model yang menjadi panutan saya saat menjadi seorang
PNS adalah Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Borneo Tarakan yyang sekaligus sebagai mentor saya saat ini,
yaitu Ibu Yuni Retnowati, S.ST., M.Keb, Sebagai PNS beliau
mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap jabatannya sebagai
Dosen dan Wakil Dekan. Beliau mempunyai pribadi yang baik,
beliau sangat ramah, visioner, rendah hati, juga bijaksana dalam
setiap pengambilan keputusan dan melakukan pekerjaan dengan
disiplin. Dalam kesehariannya, beliau sangat mengayomi para
dosen dan tenaga kependidikan. Hal ini yang menjadikan contoh
keteladanan bagi saya daam melaksanakan tugas saya sebagai
PNS. Pesan dari beliau untuk saya adalah “Janganlah berpuas
hati, teruslah berkarya dan mengembangkan potensi diri”.
Berikut adalah Biodata Beliau :
Nama Lengkap (dengan gelar) : Yuni Retnowati, SST., M.Keb
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan Fungsional : Lektor (Wakil Dekan)
NIP/NIK/Identitas lainnya : 198206102005022005
Tempat dan Tanggal Lahir : Malang/ 10 Juni 1982
E-mail : [email protected]
Nomor Telepon/HP : 08125841544
Alamat Kantor : Jl. Amal Lama, No 1, Tarakan
Nomor Telepon/Faks : (0551)5507023/(0551)2028655
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pembuatan Video dan modul praktikum partograf sudah berhasil dibuat, tetapi
masih terbatas untuk proses pembelajarannya.
2. Dengan diberikannya soal Latihan Evaluasi partograf penulis mengetahui sejauh
mana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan
3. Sebagai PNS harus dapat mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA agar lebih
tertata dan tertib dalam menjalankan tugas dan fungsinya
6.2 Saran
1. Perlunya pembuatan modul dan video berkelanjutan dimata kuliah asuhan
persalinan
2. Perlu dilakukan evaluasi video oleh team dosen pengampu mata kuliah, sebelum
diberikan kepada mahasiswa
6.3 Rencana Tindak Lanjut
1. Pengembangan e modul dan video pembelajaran untuk topik yang lain pada mata
kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan mata kuliah yang lain.
2. Dilakukan pelatihan untuk pembuatan media pembelajaran online/daring
55
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, Panduan partograf digital http://www.ibi.or.id/media/user-guide.pdf
IBI, Panduan Partograf Digital https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20180308001/panduan-
partograf-digital.html
Renstra FIKES Universitas Borneo Tarakan
LAN RI, 2015, “AKUNTABILITAS” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta
LAN RI, 2015, “NASIONALISME” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “KOMITMEN MUTU” Modul Pendidikan dan Pelatihan dan Pelatihan Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “ANTI KORUPSI” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III, Jakarta
LAN RI, 2017, “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
LAN RI, 2017, “WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
LAN RI, 2017, “PELAYANAN PUBLIK” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
56
LAMPIRAN
Modul Teori Partograf
By Ratnanengsih, S.ST.,M.Keb
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
Jurusan Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Brneo Tarakan
2020
BAGIAN I
PARTOGRAF
Pendahuluan
Manuaba (2010) menjelaskan bahwa World Health Organization (WHO)
menciptakan sistem “Patograf” untuk menurunkan AKI. Sistem ini dapat memantau
keadaan ibu maupun janin dikandungannya selama dalam persalinan. Jadi, dengan
metoda yang baik dapat diketahui lebih awal adanya persalinan yang abnormal dan
dapat dicegah terjadinya persalinan lama.
Menggunakan partograf diharapkan dapat menurunkan AKI karena sebagian
besar ditujukan untuk persalinan dengan risiko rendah untuk menghindari prolong dan
negleted labour, menghindari persalinan berlangsung lebih dari 24 jam dan
menegakkan keadaan patologis sedini mungkin. Kegagalan persalinan sebagian besar
disebabkan oleh disproporsi sefalopelvik sehingga tindakan seksio sesaria semakin
meningkat. Setiap penyimpangan persalinan menurut pertograf harus dievaluasi
secara menyeluruh (Manuaba, 2010).
Penggunaan Partograf harus dimulai dari awal yaitu digunakan oleh mahasiswa
sebagai bekal dalam menjalankan profesinya kelak. Kemampuan pengisian partograf
meruakan salah satu kompetesi yang harus dicapai mahasiswa khususnya mahasiswa
jurusan kebidanan. Dampak yang lebih fatal dalam kesalahan pengisian partograf
adalah dapat terjadi mal praktik karena salah diagnose dan melakukan tindakan yang
seharusnya. Untuk itu diharapkan dengan membaca modul ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan Kembali pengertian Partograf
2. Menjelaskan tujuan penggunaan partograf
3. Menjelaskan Jenis dan bagian-bagian partograf
4. Memahami dan mengaplikasikan pengisian partograf
Selain dengan mempelajari modul ini, mahasiswa dapat menyimak video teori
partograf. Setelah mempelajari modul dan video teori partograf, maka mahasiswa
diharapkan dapat menjawab dengan benar soal latihan yang diberikan.
Materi
A. Tinjauan Teori
Pengertian Beberapa pengertian dari partograf adalah sebagai berikut :
1) Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR, 2017).
2) Partograf adalah Diagram pemantauan kemajuan persalinan dengan melakukan
pencatatan hasil observasi kondisi ibu dan janin (POGI ,2013)
3) Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono,2009).
4) Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-
kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001).
B. Tujuan
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medik ibu bersalin dan bayi baru lahir ( JNPK-KR, 2017).
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk :
1) Mencatat kemajuan persalinan
2) Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
5) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2017).
c. Penggunaan partograf
Partograf harus digunakan:
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen
penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua
persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong
persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik
persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit
2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, Puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dll)
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter
Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran) (JNPK-KR,2017).
d. Pengisian partograf
Pengisian partograf antara lain:
1) Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan Selama fase laten, semua
asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dilakukan
secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju
Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan.
Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga
harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit
b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
c) Nadi : setiap 30 menit
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 – 4 jam Pencatatan Selama Fase
Aktif Persalinan (JNPK-KR,2017).
2) Pencatatan selama fase aktif persalinan Halaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan; dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil – hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan, meliputi:
a) Informasi tentang ibu : Nama, umur Gravida, para, abortus (keguguran) ,
Nomor catatan medik nomor Puskesmas , Tanggal dan waktu mulai dirawat
( atau jika di rumah : tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat
ibu)
b) Waktu pecahnya selaput ketuban
c) Kondisi janin meliputi : DJJ (denyut jantung janin), Warna dan adanya air
ketuban), Penyusupan ( moulase) kepala janin.
d) Kemajuan persalinan meliputi Pembukaan serviks dan Penurunan bagian
terbawah janin atau persentase janin , Garis waspada dan garis bertindak
e) Jam dan waktu : Waktu mulainya fase aktif persalinan, Waktu aktual saat
pemeriksaan atau penilaian.
f) Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
g) Obat – obatan dan cairan yang diberikan: Oksitisin, Obat- obatan lainnya
dan cairan IV yang diberikan
h) Kondisi ibu : Nadi, tekanan darah, dan temperature, Urin ( volume , aseton,
atau protein)
i) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan) (Sarwono,
2009)
e. Mencatat temuan pada partograf
Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah :
1) Informasi Tentang Ibu Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti
pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan ( tertulis sebagai :
„jam atau pukul‟ pada partograf ) dan perhatikan kemungkinan ibu datang
pada fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi Janin Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan
denyut jantung janin ( DJJ ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
a) Denyut jantung janin Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering
jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang
sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu
dengan titik lainnya dengan garis tegas bersambung. Kisaran normal DJJ
terpapar pada patograf diantara 180 dan 100. Akan tetapi penolong harus
waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
b) Warna dan adanya air ketuban Nilai air kondisi ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah. Catat semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Selaput ketuban masih utuh ( belum pecah )
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (
kering )
c) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin Penyusupan adalah indikator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat
penyusupannya atau tumpang tindih antara tulang kepala semakin
menunjukan risiko disporposi kepala panggul ( CPD ). Ketidak mampuan
untuk berakomodasi atau disporposi ditunjukan melalui derajat
penyusupan atau tumpang tindih ( molase ) yang berat sehingga tulang
kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan
disporposi kepala panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi
janin serta kemajuan persalinan. Setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan
yang ada dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
lambang berikut ini :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan (JNPK-KR,2017).
f. Kemajuan persalinan Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk
pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri
adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya
dilatasi serviks dalam satuan sentimeter dan menempati lajur dan kotak
tersendiri. Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain
menunjukan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak
yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang
sesaui dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi empat atau kubus
menunjukan waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ,
kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.
1) Pembukaan servik Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda „X‟ harus
dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan
serviks. Perhatikan :
a) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan
besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan dalam
b) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan
serviks dari hasil pemeriksaan dalam harus dicantumkan pada garis
waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks ( hasil periksa dalam
) dan cantumkan tanda „X‟ pada ordinat atau titik silang garis dilatasi
serviks dan garis waspada
c) Hubungkan tanda „X‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus) (JNPK-KR,2017).
2) Penurunan bagian terbawah janin Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan
kepala (perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian terendah bagian
janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi
ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan
serviks mencapai 7 cm (JNPK-KR,2017). Berikan tanda „O‟ yang ditulis pada
garis waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis pubis adalah 4/5 maka
tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda „O‟ dari setiap
pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
3) Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan
serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif
persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah
ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit .Garis bertindak tertera sejajar dan
di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini
menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan (JNPK-
KR,2017).
g. Jam dan waktu Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam)
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan (JNPK-KR,2017).
h. Kontraksi uterus Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan
tulisan “ kontraksi per 10 menit “ di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah
kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak
kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan
temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami
3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3
kotak kontraksi (JNPK-KR,2017).
i. Obat-obatan dan cairan yang diberikan 1) Oksitosin Jika tetesan (drip)
oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin
yang diberikan per volume cairan IV dan dalam tetes per menit. 2) Obat-
obatan lain Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (JNPKKR,2017)
j. Halaman belakang partograf Halaman belakang partograf merupakan bagian
untuk mencatat hal- hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran,
serta tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV (
termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan
persalinan. Nilau dan catatkan asuhan yang telah diberikan pada ibu dalam
masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong
persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik,
terutama pada pemantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan
pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan ( yang sudah diisi dengan
lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai memantau sejauh mana
telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman
(JNPKKR,2017).
k. Kontraindikasi pelaksanaan patograf Berikut ini adalah kontraindikasi dari
pelaksanaan patograf.
1) Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
2) Perdarahan antepartum
3) Preeklampsi berat dan eklampsi
4) Persalinan prematur
5) Persalinan bekas sectio caesaria (SC)
6) Persalinan dengan hamil kembar
7) Kelainan letak
8) Keadaan gawat janin
9) Persalinan dengan induksi
10)Hamil dengan anemia berat
DAFTAR PUSTAKA
APN, 2017. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
POGI, 2013. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR DEPKES
RI.
Farrer, H. (2001). Keperawatan Maternitas. Edisi 4, Vol 2, Alih Bahasa: dr. Andry
Hartono. Jakarta: EGC.
Morgan, E., 2009. Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Saifuddin, 2011. Buku Acuan Nasional Perawatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
2020
Panduan Partograf Manual
Jurusan Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
Dosen : Ratnanengsih, S.ST., M.Keb
PENDAHULUAN
Penelitian menyatakan bahwa kualitas pelayanan persalinan masih rendah
khususnya dalam pemanfaatan partograf dalam persalinan, berdasarkan Kajian
Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi yang dilakukan oleh kementrian kesehatan, WHO
dan HOGSI tahun 2012, fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan partograf
dalam pertolongan persalinan masih rendah, yaitu 25 % Rumah sakit, 45 % di
Puskesmas dan 54%di Klinik bersalin. Dengan rendahnya penggunaan partograf pada
bidan dan pentingnya efektifitas waktu pencatatan partograf maka, aplikasi
partograf ini menjadi solusi dalam pencatatan partograf.
Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan mampu menerapkan partograf
dengan tujuan angka kematian maternal dan perinatal dapat diturunkan secara
bermakna sehingga mampu menunjang sistem kesehatan menuju tingkat
kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya kepatuhan petugas tenaga kesehatan
maupun penolong persalinan dalam penggunaan partograf masih kurang. Oleh karena
itu, panduan yang ditulis oleh penulis ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa
dalam mempelajari pengisian partograf.
Bagian - Bagian Partograf
Lembar Depan Partograf
Lembar Belakang Partograf
LANGKAH – LANGKAH PENGISIAN PARTOGRAF MANUAL
Pengisian Lembar Depan Partograf
1. Melengkapi lembar bagian atas (informasi tentang ibu) secara teliti yaitu
mulai dari Mengisi nomor register dan nomor puskesmas jika ada, riwayat
kehamilan, persalinan dan abortus, Waktu kedatangan ( tertulis sebagai :
„jam atau pukul‟ pada partograf, Tanggal) dan perhatikan kemungkinan ibu
datang pada fase laten. Jam yang ditulis kedalam informasi awal adalah jam
saat ibu sudah berada pada fase aktif. Catat waktu pecahnya selaput
ketuban, jika ketuban belum pecah, maka ditulis belum pecah dan catat
waktu ibu mulai merasakan mulas,
2. Mengisi Pembukaan serviks, catat pada partograf setiap temuan dari setiap
pemeriksaan. Pemeriksaan Pembukaan Serviks dilakukan setiap 4 jam.
Langkah mengisi pembukaan adalah dengan menggunakan tanda X, Pilih angka
pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besarnya
pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan dalam pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan
garis waspada, lalu hubungkan setiap titik X garis pembukan satu dengan
titik X pembukaan selanjutnya dengan garis hubung tidak terputus.
3. Mengisi jam pada kolom waktu (jam), disesuaikan dengan titik garis
pembukaan. Jam yang ditulis adalah jam yang disesuaikan dengan mulainya
pembukaan serviks pada fase aktif persalinan.
4. Mengisi Penurunan kepala, pengisian penurunan kepala disesuaikan dengan
hasil pemeriksaan palpasi abdomen, diisi dengan menggunakan tanda O.
caranya adalah, lihat angka kiri luar garis pembukaan lalu titik silangkan
dengan garis jam dan pembukaan. Dapat dilihat pada video tutorial partograf
manual.
5. Mengisi Kondisi janin yaiu yang terdiri dari denyut jantung janin, air ketuban
dan penyusupan (molase). Denyut Jantung Janin (DJJ) diperiksa setiap 30
menit, dengan menggunakan tanda titik hitam ● pada setiap angka yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan dan obsevasi, lalu hubungkan setiap titik
yang satu dengan titik lainnya. Lalu mengisi kolom air ketuban pada setiap
kali hasil pemeriksaan dalam dan menilai warna air ketuban ketika ketuban
pecah dengan menggunakan symbol huruf U/J/M/D/K sesuai dengan hasil
pemeriksaan dan nilai.
U : Selaput ketuban masih utuh ( belum pecah )
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (
kering )
Lanjutkan dengan pengisian penyusupan (Molase), penyusupan atau molase
didapatkan dari hasil pemeriksaan dalam dengan meraba suture janin.
Pengisian kolom peyusupan (molase) dengan menggunakan symbol angka yaitu
0 : Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan (JNPK-KR,2017).
6. Mengisi Kontraksi Uterus. Pengisian kontraksi uterus dilakukan sesuai
dengan temuan yang ada, berapa kali uterus berkontraksi dalam 10
menit, dan berapa lama uterus berkonraksi. Contoh kontraksi uterus 4x
dalam 10 menit lamanya <20 detik, maka isi kolom kontraksi uterus ke
arah kanan sesuai lajur atau garis pembukaan dan jam dengan mengisi
kolom dengan tanda titik-titik, sedangkan jika lamanya kontraksi uterus
20-40 detik maka diisi dengan mengarsir, dan jika lamanya >40 detik
maka diisi dengan menghitamkan kolom.
7. Obat-obatan dan cairan yang diberikan 1) Oksitosin Jika tetesan (drip)
oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam tetes per menit.
Diisi dengan menuliskan angka yang ada sesuai kondisi pasien. 2) Obat-
obatan lain Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau
cairan I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya
(JNPKKR,2017)
8. Halaman belakang partograf Halaman belakang partograf merupakan
bagian untuk mencatat hal- hal yang terjadi selama proses persalinan
dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan
kala I hingga IV ( termasuk bayi baru lahir). Pengisian lembar belakang
partograf terdiri dari mengisi catatan persalinan mulai dari tempat
persalinan tanggal jam dll, kemudian isikan bagian Kala I persalinan
dengan melihat lembar depan partograf melewati garis waspada atau
tidak. Mengisi kala II persalinan yaitu keterangan dilakukan episiotomy
atau tidak, pendamping persalinan, gawat janin dan distosia bahu. Kala
III mengisikan inisiasi Menyusu Dini, lama kala III, manajemen atif kala
III, kelengkapan plasenta, laserasi, penjahitan, atonia uteri, dan jumlah
perdarahan. Pengisian kala IV disesuaikan dengan hasil pemeriksaan
dimana pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama
setelah persalinan, dan setiap 30 menit pada jam kedua. Pengisian
kondisi bayi baru lahir sesuaikan dengan hasi pememriksaan yang telah
dilakukan.
Daftar Isi
Pendahuluan ................................................................................................................... 3
Menu Registrasi Pengguna ............................................................................................. 4
Menu Aplikasi Partograf Digital ....................................................................................... 5
Menu Konfigurasi ............................................................................................................ 6
Menu Isi Form Partograf .................................................................................................. 7
Pengsian Data Ibu dan Awal Pencataan ......................................................................... 8
Pengisian Informasi Ibu ................................................................................................... 9
Pencatatan Form Partograf ........................................................................................... 10
Menu Isi Form Partograf ................................................................................................ 11
Pengisian Kemajuan Persalinan ................................................................................... 12
Pengisian Kondisi Janin ................................................................................................ 14
Mengubah Data Informasi Ibu ....................................................................................... 17
Mengubah Data Pencatatan Partograf .......................................................................... 18
Menghapus Data Pencatatan Partograf ........................................................................ 19
Menu Kesimpulan Partograf .......................................................................................... 20
Menyimpan Kesimpulan Partograf ................................................................................ 21
Notifikasi Penyulit Persalinan ........................................................................................ 22
Penutup ......................................................................................................................... 23
Pendahuluan
Penelitian partograf WHO dilakukan multisentral di Indonesia (4 rumah sakit), Thailand (2 rumah
sakit), dan Malaysia (2 rumah sakit) selama 15 bulan (Januari 1990 - Maret 1991), menghasilkan
modul/ form partograf yang sekarang banyak di pakai di mana-mana. Penelitian ini bermaksud
mengevaluasi penggunaan partograf dalam manajemen dan hasil persalinan, bahwa dengan
menggunakan partograf dapat mengurangi agumentasi dengan oksitosin hingga 54 %,
mengurangi lama proses persalinan yaitu persalinan yang lebih dari 18 jam serta mengurangi
postpartum sepsis hingga 59%.
Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan mampu menerapkan partograf dengan tujuan
angka kematian maternal dan perinatal dapat diturunkan secara bermakna sehingga mampu
menunjang sistem kesehatan menuju tingkat kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya
kepatuhan petugas tenaga kesehatan maupun penolong persalinan dalam penggunaan
partograf masih kurang.
Survey menyatakan bahwa kualitas pelayanan persalinan masih rendah khususnya dalam
pemanfaatan partograf dalam persalinan, berdasarkan Kajian Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi
yang dilakukan oleh kementrian kesehatan, WHO dan HOGSI, 2012 fasilitas pelayanan
kesehatan yang menggunakan partograf dalam pertolongan persalinan masih rendah, yaitu 25
% Rumah sakit, 45 % di Puskesmas dan 54%di Klinik bersalin. Dengan rendahnya penggunaan
partograf pada bidan dan pentingnya efektifitas waktu pencatatan partograf maka, aplikasi
partograf ini menjadi solusi dalam pencatatan partograf.
Partograf Digital adalah aplikasi berbasis sistem operasi android yang digunakan sebagai alat
pemantau kemajuan persalinan yang mengacu kepada partograf WHO (World Health
Organization)
Pada halaman awal terdapat
panel untuk masuk pada
akses partograf
Pada halaman awal, sebelum pengguna menggunakan aplikasi partograf pengguna perlu registrasi
pada website www.partografdigital.com. Setelah melakukan pendaftaran maka pengguna
mendapatkan hak akses berupa username dan password yang dapat diinput pada halaman awal
masuk aplikasi partograf. Ex. :
Email/Username: Marlinda Septiani
Password: GX829MA
Username dan password yang dimiliki pengguna hanya dapat digunakan pada 1 gawai dan tidak
dapat dipindahtangankan oleh pengguna, sehingga data dan kerahasiaan pasien pengguna dapat
terjaga.
Pengguna dapat menggunakan akun Facebook Atau Google ketika mendaftar pada aplikasi
Partograf Digital
Note: Pastikan gawai pengguna terhubung pada saluran data seluler saat melakukan registrasi dan
login pada aplikasi partograf
Menu Registrasi Pengguna
Terdapat 4 Pilihan
dalam Menu Utama
Aplikasi Partograf
1. Isi Form Partograf : Pilihan menu ini apabila Pengguna/Bidan ingin menambahkan
pasien ibu hamil yang akan dipantau dan dicatat secara berkala dalam aplikasi
partograf
2. Kesimpulan : Pilihan menu ini dipilih apabila pengguna/Bidan ingin melihat hasil
pencatatan dan mengambil kesimpulan dari kondisi pasien dan janin yang telah
dipantau dan dicatat secara berkala dalam aplikasi partograf ini.
3. Konfigurasi : Pilihan menu ini konfigurasi untuk detail informasi mengenai data
pengguna aplikasi partograf.
4. Keluar : Pilihan menu ini apabila Pengguna/Bidan sudah melakukan pemantauan
dan pencatatan berkala dan ingin keluar dari aplikasi ini
Menu Aplikasi Partograf Digital
Setelah memilih Konfigurasi
maka pengguna akan menuju
ke menu Data bidan yang
menangani persalinan
Menu Konfigurasi
Menu Konfigurasi terdiri dari form yang merupakan data untuk pengguna yang akan
melakukan pemantauan dan pencatatan pada aplikasi partograf digital.
Pada data menu konfigurasi berisikan beberapa data seperti : No. Puskesmas, Nama
Bidan, Alamat, dan Tempat Persalinan. Hal ini merupakan isian yang akan terisi pada akhir
kesimpulan pemantauan pada aplikasi partograf yang secara langsung terisi pada lembar
depan maupun lembar belakang partograf sehingga pengguna tidak perlu kembali mengisi
data bidan/pengguna secara berulang.
Menu Konfigurasi
Setelah memilih Isi
Form Partograf maka
pengguna akan menuju
ke menu Data Ibu
Menu Data Ibu
Menu Data Ibu terdiri dari tombol Kembali, Tambah dan Data Pasien Ibu Hamil.
1. Apabila Pasien Ibu Hamil sudah terdaftar maka Pengguna/Bidan dapat menekan
saja “Detail Ibu” dengan icon bergambar
2. Apabila Pasien Ibu Hamil belum terdaftar maka Pengguna/Bidan dapat menekan
saja icon “Tambah Pasien” bergambar untuk menambah Pasien Ibu Hamil
yang akan dipantau dan dicatat dalam Partograf.
Pada data ibu, terdapat form yang pada kesimpulan menjadi data dan informasi mengenai
pasien yang telah dipantau dan dicatat oleh pengguna yang terdapat pada lembar depan
dan belakang pada lembar kesimpulan partograf digital.
Menu Isi Form Partograf
Apabila memilih
Tambah Pasien
Maka akan menuju
menu Informasi Ibu
Apabila memilih
Tambah Pasien
Maka akan menuju
menu Isi Form
Klik Icon tersebut untuk
menambah data persalinan
Icon ini untuk menambah
data pasien
Pengsian Data Ibu dan Awal
Pencataan
\
Apabila memilih
Tambah Pasien
Maka akan
menuju menu
Informasi Ibu
Menu Informasi Ibu
Menu Informasi terdiri dari Nomor Registrasi, Nomor Puskesmas, Nama Ibu, Umur,
Gravida, Para, Abortu, dan Tanggal dirawat dengan detail (jam, tanggal, ketuban pecah,
dan mules sejak).
Apabila Pengguna/Bidan selesai mengisi seluruh isian pada form tersebut dapat menekan
tombol “Simpan” pada pojok bawah layar smartphone.
Setelah informasi tersimpan maka Pengguna/Bidan akan menuju menu “Isi Form” dari aplikasi partograf untuk memantau dan mencatat persalinan Pasien Ibu Hamil.
Pengisian Informasi Ibu
Menambah data Ibu
Apabila memilih
Tambah Pasien
Maka akan
menuju menu Isi
Form
Menu Isi Form
Menu Isi Form terdiri dari Kondisi Janin, Kemajuan Persalinan, Obat & Cairan, Kondisi Ibu,
Catatan Persalinan, dan Kala 4.
Pada menu ini, Pengguna/Bidan perlu mencatat dan memantau seluruh kegiatan
persalinan Pasien Ibu Hamil dengan seksama dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam pencatatan. Dalam setiap catatan yang sudah dicatat oleh Pengguna/Bidan catatan
tersebut terekam dan terlihat pada lini masa penggunaan aplikasi partogram sesuai
dengan Nama Pasien Ibu Hamil dan Waktu pencatatan yang dilakukan oleh
Pengguna/Bidan.
Pencatatan Form Partograf
“Apa saja yang terdapat pada
menu Isi Form?”
Menu Isi Form Partograf
Pada menu ini, Pengguna/Bidan perlu mencatat dan memantau seluruh kegiatan
persalinan Pasien Ibu Hamil dengan seksama dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam pencatatan. Dalam setiap catatan yang sudah dicatat oleh Pengguna/Bidan catatan
tersebut terekam dan terlihat pada lini masa penggunaan aplikasi partogram sesuai
dengan Nama Pasien Ibu Hamil dan Waktu pencatatan yang dilakukan oleh
Pengguna/Bidan.
Pada menu ini terdapat : Kemajuan Persalinan, Kondisi Janin, Kondisi Ibu, Obat & Cairan,
Catatan Persalinan, dan Kala 4.
Menu Isi Form Partograf
Penggunaan pada Menu Isi Form Kemajuan Persalinan
Menu dari Isi Form terdiri dari tombol Kembali, tombol Tambah Catatan dan Linimasa
Pasien Ibu Hamil.
1. Apabila Pasien Ibu Hamil sudah terdaftar maka Pengguna/Bidan dapat menekan
“Kemajuan Persalinan” dengan icon bergambar
2. Apabila Pasien Ibu Hamil sudah terdaftar dan Pengguna/Bidan ingin mencatat
dapat menekan icon “Tambah Catatan” bergambar untuk menambah
Pencatatan Pasien Ibu Hamil yang dipantau dan dicatat dalam Partograf.
Pengguna/Bidan dapat memilih form yang akan dihendaki untuk dicatat dalam partograf
sesuai dengan kebutuhan catatan persalinan dalam partograf dengan melakukan geser
layar smartphone ke kanan. Berikut adalah form yang terdapat dalam Kemajuan
Persalinan
Dalam menu Isi Form
Kemajuan Persalinan,
Pengguna hanya perlu
melakukan geser ke
kanan layar.
Pengisian Kemajuan Persalinan
Pembukaan Serviks Kontraksi Uterus
Form Pembukaan Serviks Pembukaan Serviks
Apabila menekan tombol
untuk menambahkan catatan,
maka Pengguna/Bidan akan
menuju isian form sesuai
dengan form partograf. Lalu
klik simpan untuk menyimpan
data pemantauan persalinan
Geser ke kanan
Klik untuk menambah
catatan
Penggunaan pada Menu Isi Form Kemajuan Persalinan
Menu dari Isi Form terdiri dari tombol Kembali, tombol Tambah Catatan dan Linimasa
Pasien Ibu Hamil.
3. Apabila Pasien Ibu Hamil sudah terdaftar maka Pengguna/Bidan dapat menekan
“Kemajuan Persalinan” dengan icon bergambar
4. Apabila Pasien Ibu Hamil sudah terdaftar dan Pengguna/Bidan ingin mencatat
dapat menekan icon “Tambah Catatan” bergambar untuk menambah
Pencatatan Pasien Ibu Hamil yang dipantau dan dicatat dalam Partograf.
Pengguna/Bidan dapat memilih form yang akan dihendaki untuk dicatat dalam partograf
sesuai dengan kebutuhan catatan persalinan dalam partograf dengan melakukan geser
layar smartphone ke kanan. Berikut adalah form yang terdapat dalam Kemajuan
Persalinan
Dalam menu Isi
Form Kondisi
Janin, Pengguna
hanya perlu
melakukan geser
layar ke kanan.
Pengisian Kondisi Janin
Geser ke kanan untuk
merubah panel
Detak Jantung Janin Penyusupan (Molase) Wana & Air Ketuban
Form DJJ Detak Jantung Janin
Apabila menekan tombol
untuk menambahkan catatan,
maka Pengguna/Bidan akan
menuju isian form sesuai
dengan form partograf. Lalu
klik simpan
Geser ke kanan Geser ke kanan
Klik untuk menambah
catatan
Seluruh Proses dalam pencatatan
dan pemantauan persalinan dalam
aplikasi partograf seluruhnya akan
sama berdasarkan pencatan manual
dan dengan hasil kesimpulan dengan
otomatis sehingga pengguna dapat
dengan mudah memantau persalinan
Apabila dalam pencatatan,
pengguna melakukan
kesalahan dalam pencatatan
informasi Ibu partograf.
Pengguna dapat mengubah
catatan tersebut.
Merubah Catatan Informasi Ibu
Pengguna dapat merubah catatan mengenai informasi data ibu/ pasien. Hal ini dapat
dilakukan apabila pengguna tanpa sengaja melakukan kesalahan pencatatan informasi ibu.
Dengan menekan/klik pasien selama 2 detik, pengguna dapat merubah data informasi ibu
yang sedang dicatat dalam form aplikasi partograf digital. Hal ini ditunjukkan untuk tidak ada
kesalahan pencatatan.
Mengubah Data Informasi Ibu
Klik selama 2 detik
untuk merubah
Apabila dalam pencatatan,
pengguna melakukan
kesalahan dalam pencatatan
partograf. Pengguna dapat
mengubah catatan tersebut.
Merubah Catatan Persalinan
Pengguna dapat merubah catatan mengenai catatan persalinan ibu/ pasien. Hal ini dapat
dilakukan apabila pengguna tanpa sengaja melakukan kesalahan pencatatan persalinan
pasien. Dengan menekan/klik catatan persalinan pasien, pengguna dapat merubah data
catatan persalinan yang sedang dicatat dalam form aplikasi partograf digital. Hal ini
ditunjukkan untuk tidak ada kesalahan pencatatan dan keakuratan hasil dari kesimpulan
aplikasi.
Mengubah Data Pencatatan
Partograf
Klik Catatan untuk
merubahnya
Apabila dalam pencatatan,
pengguna melakukan kesalahan
dalam pencatatan partograf dan
ingin menghapus catatan tersebut
dapat dilakukan dengan menekan
catatan tersebut.
Menghapus Catatan Persalinan
Pengguna dapat menghapus catatan mengenai data catatan persalinan ibu/ pasien. Hal
ini dapat dilakukan apabila pengguna tanpa sengaja melakukan kesalahan pencatatan
persalinan pasien atau pencatatan ganda. Dengan menekan/klik catatan persalinan pasien
selama 2 detik, pengguna dapat menghapus data catatan persalinan yang sedang dicatat
dalam form aplikasi partograf digital. Hal ini ditunjukkan untuk tidak ada kesalahan
pencatatan dan keakuratan hasil dari kesimpulan aplikasi.
Menghapus Data Pencatatan
Partograf
Klik Catatan untuk
merubahnya
Apabila seluruh proses
pencatatan telah dilakukan
dalam aplikasi,
Pengguna/Bidan dapat
memilih pilihan Kesimpulan
pada halaman Awal Aplikasi
Menu Kesimpulan
Pada menu ini, Pengguna/Bidan telah mencatat dan memantau seluruh kegiatan
persalinan Pasien Ibu Hamil dengan seksama dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam pencatatan. Dalam setiap catatan yang sudah dicatat oleh Pengguna/Bidan catatan
tersebut terekam dan terlihat menu kesimpulan penggunaan aplikasi partogram sesuai
dengan Nama Pasien Ibu Hamil dan Waktu pencatatan yang dilakukan oleh
Pengguna/Bidan.
Pengguna dapat memilih kesimpulan yang terdapat pada halaman awal, lalu tekan ibu
yang sudah terdata dan tercatat dalam partograf pada pencatatan sebelumnya, maka akan
muncul beberapa gambaran mengenai persalinan yang telah dilaksanakan. Dan apabila
pengguna ingin menyimpan catatan tersebut dapat menekan tombol “simpan di HPmu” maka catatan partograf telah tersimpan di HP mu
Menu Kesimpulan Partograf
Apabila seluruh proses
pencatatan telah dilakukan
dalam aplikasi,
Pengguna/Bidan dapat
memilih pilihan Kesimpulan
pada halaman Awal Aplikasi
Menyimpan Kesimpulan
Menyimpan kesimpulan dapat dilakukan pada aplikasi partograf ini. Hasil dari pemantauan
dan pencatatan yang dilakukan oleh pengguna pada pasien yang telah dilakukan tindakan
persalinan dapat disimpan pada gawai pengguna. Dengan menyimpan hasil kesimpulan
yang telah tercatat pada aplikasi partograf diharapkan menjadi salah satu bukti yang dapat
digunakan pada proses klaim persalinan yang normal.
Pengguna dapat mencetak hasil kesimpulan yang telah disimpan karena hasil dari
kesimpulan yang telah didapatkan berupa file dengan format .pdf yang dapat dicetak oleh
pengguna.
Tempat penyimpanan kesimpulan hasil kesimpulan pada aplikasi ini yang berupa file
dengan format .pdf terdapat pada folder : /storage/sdcard0/partograph
Tombol Simpan
Menyimpan Kesimpulan
Partograf
Apabila dalam proses pencatatan
telah dilakukan dalam aplikasi
memiliki indikasi khusus berupa
penyulit maka perlu adanya tidakan
penanganan oleh pengguna aplikasi
maka akan terdapat notifikasi
sebagai berikut
Notifikasi Tindakan Penanganan Khusus
Pada halaman ini merupakan indikasi perlunya penanganan khusus dari pengguna aplikasi
yang telah memeriksakan keadaan pasien yang mengalami kejadian khusuus yang memiliki
penganangan maka dalam aplikasi akan muncul notifikasi khusus dimana terdapat prosedur
penanganan.
Pengguna dapat melihat tindakan yang perlu dilakukan dalam penanganan pasien tersebut
dari notifikasi dengan tanda getar dan dering pada aplikasi tersebut sehingga pengguna
dapat langsung memberikan tindakan penanganan pasien secara cepat dan tepat
Notifikasi Penyulit Persalinan
Penutup
Itu adalah gambaran penggunaan
Aplikasi Digital Partograf. Selamat
Mencoba dan apabila ada
pertanyaan lebih lanjut mengenai
penggunaan dapat menghubungi
kami pada email:
The information transmitted is intended only for the person or entity to which it is addressed and may contain confidential and/or privileged
material. Any review, re-transmission, dissemination or other use of or taking of any action in reliance upon, this information by persons or
entities other than the intended recipient is prohibited. If you received this in error, please contact the sender and delete the material from your smartphone.