Upload
firman-pranoto-pranzz
View
101
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
Di era teknologi canggih seperti sekarang ini, pengaruh kuat dari tekanan
Globalisasi pada awal milenium ini menimbulkan perubahan sosial dan ekonomi
pada masyarakat. Perubahan- perubahan itu menimbulkan permasalahan baru
yang menambah fokus perhatian pemerintah untuk memecahkannya, padahal
kemungkinan permasalahan- permasalahan lama yang ada di masyarakat belum
dituntaskan sepenuhya. Upaya pemecahan permasalahan yang ada di masyarakat
karenanya harus mengalami perubahan paradigma dari pembangunan masyarakat
community developing menjadi pemberdayaan masyarakat community
empowerment, artinya segala bentuk permasalahan yang ada di masyarakat
langsung dikaji oleh masyarakat dan diselesaikan sendiri oleh masyarakat dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri
from people, by people, for people. Masyarakat karenanya diharapkan mampu
berswadaya, berswakelola dan berswadana dalam, pembangunan.
Negara Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan merata berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan pada hakekatnya
adalah suatu upaya untuk melakukan perubahan dari keadaan yang kurang baik
menuju pada keadaan yang lebih baik atau usaha untuk melakukan perubahan
sosial dalam konteks yang lebih kompleks dan luas.
Semua lapisan masyarakat masih banyak yang belum merasakan
pembangunan. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kesejahteraan sebagian
besar masyarakat Indonesia, jumlah terbanyak ada di desa. Dari segi terpenuhinya
1
sarana dan prasarana, orang desa jauh tertinggal dibanding dengan orang kota.
Terjadinya ketimpangan dalam hal pemanfaatan hasil pembangunan antara orang
desa dan kota dan rendahnya kemampuan pemerintah desa dalam
menyelenggarakan pemerintahan desa. Potensi yang ada di pedesaan pun belum
dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat desa yang disebabkan oleh
masyarakat desa yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan sumber daya
manusia pedesaan dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung
penggalian potensi sumber daya yang ada di wilayah pedesaan.
Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian dari semua pihak untuk
memperoleh solusi yang terbaik dalam peningkatan pembangunan di desa.
Pelaksanaan pembangunan di desa tidak harus ditanggung oleh Pemerintah
Daerah saja, akan tetapi oleh semua pihak dan semua pihak dan semua lapisan
masyarakat, tidak terkecuali aktivitas akademika.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai usaha kegiatan pengabdian perguruan
tinggi kepada masyarakat yang diharapkan dapat berperan serta dalam
peningkatan pembangunan yang diselenggarakan di Kabupaten Brebes.
Keterlibatan perguruan tinggi dalam proses pembangunan di Kabupaten Brebes
merupakan bentuk penginteraksian antara pengabdian masyarakat dengan
pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan secara interdisipliner. Berkaitan
dengan hal tersebut, melalui program KKN ini diharapkan mahasiswa mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, menumbuhkan motivasi, menciptakan koordinasi dan pencetus
inisiatif dari berbagai hal ataupun permasalahan yang ada serta mempersiapkan
kader-kader pembangunan.
2
A. Kondisi Umum Desa
1. Keadaan Alam Desa Penggarutan
Desa Penggarutan secara administratif merupakan salah satu desa
di bagian Barat wilayah Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Wilayah
desa secara keseluruhan 239.760 Ha, terdiri dari pemukiman seluas 47 Ha,
tanah sawah 64.468 Ha, tanah kering 98.137 ha dan perkebunan negara
5.157 ha. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Tonjong
b. Sebelah Selatan : Desa Adisana
c. Sebelah Barat : Desa Dukuh Turi
d. Sebelah Timur : Kecamatan Sirampog
Desa Penggarutan mempunyai ciri-ciri fisik dan masyarakat yang
hampir sama dengan desa-desa lain, hal tersebut dapat dilihat dari data
dibawah ini:
a. Potensi Dasar/Alam
1) Banyak RW : 4 RW
2) Banyak RT : 17 RT
b. Sarana Umum
1) Sarana Keagamaan : terdapat 7 masjid dan moshola
2) Sarana Pendidikan : terdapat 2 TK dan 4 SD
3) Sarana Kesehatan : terdapat 4 posyandu
4) Sarana Olahraga : terdapat 1 lapangan sepakbola
3
c. Penduduk
1) Jumlah Penduduk : 1894 jiwa
2) Jumlah Kepala Keluarga : 482 KK
a) Jumlah Penduduk dalam kelompok umur :
Tabel 1. Jumlah Penduduk dalam kelompok umurNo. Golongan Umur Jumlah
1. 0-4 907 orang
2. 5-9 592 orang
3. 10-14 420 orang
4. 15-19 411 orang
5. 20-24 255 orang
6. 25-29 224 orang
7. 30-34 466 orang
8. 35-39 345 orang
9. 40-44 237 orang
10. 45-49 131 orang
11. 50-54 103 orang
12. 55-59 70 orang
13. > 60 63 orang
b) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan:
(1) Penduduk tidak/belum tamat SD : 89 orang
(2) Penduduk tamat SD : 650 orang
(3) Penduduk tamat SLTP : 310 orang
(4) Penduduk tamat Akademi/DIII/Perguruantinggi : 13 orang
c) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian :
(1) Petani : 350 orang
(2) Buruh Tani : 400 orang
(3) Karyawan Pabrik : 200 orang
4
(4) Pedagang/ Pengusaha : 90 orang
(5) TNI/Pegawai negeri : 40 orang
(6) Lain-lain : 13 orang
d. Keadaan Perekonomian
1) Pertanian tanaman pangan
Luas sawah : 64.468 Ha
2) Kepemilikan sawah menurut kelas usaha
a) Sawah irigasi : 246 RTP
b) Buruh tani : 442 orang
3) Kepemilikan tanah sawah menurut luasnya
a) Tanah sawah : 256 RTP
b) Tidak memiliki : 425 RTP
c) 0,5- 1 ha : 115 RTP
d) >1,0 : 50 RTP
4) Hasil tanam menurut komoditas pangan :
a) Padi Ladang : 350 ton/ha
b) Kelapa : 1 kw/ha
5) Peternakan
Jumlah ternak menurut jenis :
a) Sapi : 4 ekor
b) Kerbau : 25 ekor
c) Ayam : 1938 ekor
d) Bebek : 1309 ekor
e) Kambing : 255 ekor
Produksi peternakan : 5000 kg/tahun
2. Potensi Desa
5
Desa Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes
memiliki beberapa sumber daya yang cukup representatif untuk
dikembangkan, antara lain:
a. Bidang pertanian
Pada bidang pertanian, komoditas yang paling potensial adalah
padi. Untuk permasalahan yang terdapat pada bidang pertanian
meliputi hama penyakit tanaman dan pengairan.
b. Bidang peternakan dan perikanan
Potensial desa di bidang peternakan, komoditas yang paling
potensial untuk dikembangkan adalah peternakan bebek. Sedangkan
masalah yang masih dihadapi dalam bidang ini adalah pakan dan
pengolahan kotoran.
c. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia belum ditunjang oleh tingkat pendidikan
yang cukup baik, sehingga masih harus digali potensi pembangunan
dan perubahan untuk membangun paradigma baru masyarakat dan
perekonomian rakyat.
d. Bidang kesehatan
Fasilitas kesehatan berupa puskesmas di desa ini pun belum
ada. Terdapat 4 unit posyandu. Untuk tenaga kesehatan terdiri dari 1
orang bidan jumlah kematian bayi tidak melebihi 1 orang per tahun,
dan cakupan imunisasi polio, DPT-1 dan cacar sudah dilakukan
dengan cukup baik.
B. Latar Belakang Kegiatan KKN POSDAYA
6
Negara Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, namun hasil
pembangunan tersebut belum dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kesejahteraan
sebagian besar masyarakat Indonesia.
POSDAYA adalah forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan
wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-
hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu
pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai
bidang, utamanya kesehatan, pendidikan dan wirausaha, agar keluarga bisa
tumbuh mandiri di desanya. Dalam melaksanakan fungsinya, POSDAYA
merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan masyarakat dan anggotanya
sehingga pelaksanaan kegiatan itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk
masyarakat dan keluarga setempat sebagai upaya memberdayakan keluarga
sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Bidang-bidang
yang ada dalam POSDAYA meliputi bidang Kesehatan, bidang Pendidikan,
bidang Ekonomi dan Produksi (kewirausahaan), dan bidang Budidaya
Lingkungan.
Dasar Kegiatan
7
Pelaksanaan KKN Unsoed didasarkan pada :
1. Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept. 060/XII/1974 yang
disempurnakan dengan Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept.
109/J23/Kep/KN/1997.
2. Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept. 71/J23/PP/2002 tanggal 14
Maret tentang mata kuliah pengembangan kepribadian Unsoed. KKN
(UNO 113) merupakan salah satu mata kuliah pengembangan kepribadian
(MPKP) dan diwajibkan bagi mahasiswa Unsoed dengan bobot 3 SKS.
3. Buku Pedoman Unsoed 2004-2005, Bab III tentang system pendidikan
point F, disebutkan tugas akhir program sarjana meliputi Praktek Kerja
Lapangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), Seminar, Skripsi, dan Ujian
Pendadaran.
4. Tri Dharma Perguruan Tinggi
C. Maksud Dan Tujuan Pelaksanaan KKN
1. Maksud Pelaksanaan KKN
Maksud dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah :
a. Meningkatkan relevansi Perguruan Tinggi dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
melaksanaan pembangunan yang semakin mantap.
b. Meningkatkan relevansi antara materi kurikulum dengan realita
pembangunan dalam masyarakat.
c. Sebagai media belajar memecahkan permasalahan yang muncul dalam
masyarakat melalui aternatif yang paling memungkinkan sesuai
dengan disiplin ilmu masing-masing.
8
2. Tujuan Pelaksanaan KKN
Tujuan dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah :
a. Memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi, seni dalam upaya
menemukan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-kader
pembangunan.
b. Perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi, teknostruktur
dalam masyarakat yang lebih memahami kondisi, gerak dan
permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat dalam
pembangunan.
c. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah
dan masyarakat luas, sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan
dalam menyesuaikan kegiatan pendidikan dengan kehidupan nyata
dalam masyarakat yang sedang membangun.
d. Mendapat pengalaman belajar yang berharga melalui kegiatan dalam
masyarakat yang secara langsung merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan pembangunan secara inter disipliner.
e. Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga melalui keterlibatan
dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan,
memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara
interdisipliner.
f. Mahasiswa dapat memberikan upaya pemikiran berdasarkan ilmu,
teknologi, dalam upaya menemukan, mempercepat gerak serta
mempersiapkan kader-kader pembangunan yang berkualitas tinggi.
9
g. Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktural
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan
h. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Pemerintah
Daerah, instansi teknis dan masyarakat sehingga dapat lebih berperan
dalam menyelesaikan kegiatan pendidikan serta penelitian dengan
tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
i. Menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga
mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.
10
BAB IIPELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Pemberdayaan
Keluarga (POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman Semester Genap Tahun
Ajaran 2010/2011 di Kelurahan Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes dimulai sejak tanggal 20 Juli sampai dengan 23 Agustus 2010. Kegiatan
KKN POSDAYA ini berhubungan bidang Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan
Produksi (Kewirausahaan) dan bidang Lingkungan yang terangkum dalam suatu
wadah yang dinamakan POSDAYA. Kelurahan Penggarutan sendiri sudah
memiliki wadah POSDAYA yang disebut POSDAYA SEJAHTERA, sehingga
pada KKN ini, kelompok KKN POSDAYA Unsoed berusaha untuk memperbaiki
dan menyempurnakan wadah POSDAYA yang sudah ada tersebut.
A. Program Kerja
Pelaksanaan program KKN POSDAYA di Kelurahan Penggarutan
dibagi menjadi dua yaitu program non fisik dan fisik. Pelaksanaan program
KKN POSDAYA di Kelurahan Penggarutan baik program non fisik maupun
fisik merupakan program-program kegiatan yang dirancang berdasarkan hasil
observasi di lapangan dan pemikiran kelompok KKN POSDAYA sendiri
dengan melihat potensi sumber daya yang belum tergali, serta adanya
masukan dari masyarakat.
Program non fisik merupakan program yang bertujuan untuk membuka
dan mengubah pola pikir masyarakat dengan pemberian materi yang
bersangkutan dengan bidang-bidang yang ada dalam POSDAYA ini seperti
Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Produksi (Kewirausahaan) dan
11
Lingkungan. Pemberian materi dapat dilakukan dengan penyuluhan dan
sosialisasi.
Pelaksanaan kegiatan KKN POSDAYA khususnya program non fisik
di Kelurahan Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dapat
berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Pelaksanaan program
fisik dalam program KKN POSDAYA kebanyakan merupakan realisasi dari
program non fisik yang telah terlebih dahulu dilakukan. Program ini
merupakan program yang secara nyata dapat dilihat wujudnya.
B. Pelaksanaan Program dan Pembahasan
1. Program Non Fisik
a. Bidang Kelembagaan
1) Pembinaan POSDAYA
Melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), yang
dibangun, dibina dan dikembangkan oleh perorangan, organisasi atau
pemerintah daerah, keluarga Indonesia diharapkan dapat bersatu dan
mempersiapkan diri secara dini. Atau minimal, dapat saling belajar
dengan keluarga lain sesama anggota POSDAYA. Keluarga yang
lebih mampu diharapkan bisa memberi bantuan pencerahan,
sebaliknya keluarga yang masih tertinggal dapat meluangkan waktu
belajar mandiri bersama anggota POSDAYA lain
Desa Penggarutan memiliki empat buah posyandu yang
tersebar di masing-masing dusun. Diharapkan pada akhir kegiatan
KKN ini tiap posyandu memiliki sebuah POSDAYA. Tetapi karena
keterbatasan waktu, tempat, dan biaya, maka saat ini masih terdapat
12
satu buah POSDAYA di Desa Penggarutan yang diberi nama
POSDAYA “SEJAHTERA”. Kegiatan Pembinaan POSDAYA
dilaksanakan sebanyak satu kali dan dilaksanakan pada pertemuan
dengan perangkat desa serta pengurus POSDAYA “SEJAHTERA”
pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010. Pada acara ini dihadiri oleh
jajaran perangkat desa dan pengurus POSDAYA “SEJAHTERA”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Penggarutan pada pukul
14.00 WIB.
Acara ini sengaja diselenggarakan tim KKN POSDAYA
guna melakukan pembinaan terhadap POSDAYA yang sudah ada
serta rakor pengurus POSDAYA. Untuk kegiatan ini dibutuhkan
dana sebesar Rp.10.000 untuk konsumsi rapat.
Penanggung jawab kegiatan : Kelompok
2) Peninjauan Kader
Terbentuknya Posdaya sebagai sarana pemberdayaan
keluarga dan penduduk untuk pengembangan SDM dan pengentasan
kemiskinan. Sasaran utama POSDAYA ini dimaksudkan agar
keluarga muda, keluarga lansia, kaya dan miskin bisa bersilaturahmi
dan saling peduli sesamanya. Jadi sasarannya adalah bahwa Posdaya
ini menjadi forum pemberdayaan keluarga muda kurang mampu dan
berkembangnya suasana hidup gotong royong di kalangan
masyarakat setempat.
Peninjauan terhadap pengurus/kader POSDAYA
“SEJAHTERA” yang telah terbentuk sebelumnya dilakukan dengan
13
maksud untuk mengevaluasi kinerja POSDAYA “SEJAHTERA”
yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan ini juga dilakukan
pengawasan terhadap tiap kader akan kinerjanya serta dilakukan
pembahasan terhadap program-program kerja selanjutnya. Kegiatan
Penijauan Kader POSDAYA dilaksanakan sebanyak satu kali dan
dilaksanakan pada pertemuan dengan perangkat desa serta pengurus
POSDAYA “SEJAHTERA” pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010.
Pada acara ini dihadiri oleh jajaran perangkat desa dan pengurus
POSDAYA “SEJAHTERA”. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai
Desa Penggarutan pada pukul 14.00 WIB. Untuk kegiatan ini
dibutuhkan dana sebesar Rp 5.000 untuk konsumsi rapat.
Penanggung jawab kegiatan : Kelompok
3) Peninjauan Kembali AD/ART
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjelaskan kepada Tim
POSDAYA Desa Penggarutan tentang pentingnya Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga bagi suatu organisasi. Dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dijelaskan tentang
peraturan-peraturan, hak dan kewajiban serta segala sesuatu yang
berhubungan dengan suatu organisasi, yang dalam hal ini
menyangkut organisasi POSDAYA sendiri. Selain itu berbagai
sanksi dan keanggotaan juga dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga tersebut agar dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh masyarakat dan Tim POSDAYA.
14
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2010
bertempat di Balai Desa Penggarutan pada pukul 14.00 WIB.
Kegiatan ini membutuhkan dana sebesar Rp 5.000 untuk konsumsi.
Penanggung jawab kegiatan : Kelompok
b. Bidang Kesehatan
1) Penyuluhan Posyandu Lansia
Latar Belakang Kegiatan
Ponyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan
suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat
atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif
dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun
keatas. Keberadaan Posyandu bagi kesehatan masyarakat, tentu
sangat dibutuhkan. Masyarakat sudah sangat mengenal Posyandu
sebagai sarana para ibu yang menimbang bayi atau memeriksakan
kesehatan. Tapi, Posyandu khusus orang lanjut usia (lansia), masih
sangat jarang diketahui. Melihat permasalahan tersebut, penyuluhan
tentang posyandu lansia benar-benar perlu di lakukan. Oleh karena
itu TIM KKN POSDAYA yang ada di Desa Penggarutan
mengadakan penyuluhan tentang posyandu lansia mengenai masalah
kesehatan dan cara pola hidup.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang posyandu lansia ini berjalan
dengan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini
15
juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat
dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam
pelaksanaan kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti
mungkin hanya penyampaian materi pada para peserta lansia yang
harus perlu diperhatikan mengenai bahasa dalam pengucapan agar
lebih dapat dimengerti dan dipahami oleh para lansia. Kegiatan ini
dilaksanakan di gedung TK aisyiyah BA pada tanggal 4 dan 11
Agustus 2010, pada tanggal 4 Agustus 2010 materi diisi oleh TIM
KKN POSDAYA mengenai masalah-masalah kesehatan yang sering
diderita oleh lansia seperti sesak napas, penyakit tulang sendi,dan
mengenai pencegahan baik secara farmakologi maupun terapi herbal.
Pada kegiatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 11.000,- yang
bersumber dari mahasiswa. Sedangkan pada tanggal 11 Agustus
2010 materi yang diisi dari Puskesmas mengenai penyakit TBC dan
cara pencegahannya sekaligus dilakukan kegiatan pengukuran
tekanan darah dan penimbangan berat badan bagi lansia. Dalam
kegiatan ini tidak membutuhkan anggaran serta tidak menimbulkan
hambatan, lancar sampai acara selesai.
Penangung Jawab Kegiatan: Tenan Dwi Septi H.
2) Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Latar Belakang Kegiatan
Penyuluhan PHBS di Penggarutan dilakukan karena
berdasarkan survei yang didapat, masyarakat kurang memahami
pentingnya hidup bersih dan sehat, minimnya pengetahuan
16
masyarakat tentang PHBS, rendahnya kesadaran masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta masih
banyaknya penyakit yang disebabkan karena faktor lingkungan yang
tidak sehat seperti chikungunya, diare dan lain-lain. Serta kebiasaan
masyarakat yang membuang sampah sembarangan, seperti pada
sungai atau tempat lainnya seperti sampah plastik di kebun yang
dapat membuat kemungkinan menjadi tempat tergenangnya air dan
akhirnya menjadi sarang nyamuk.
Dengan adanya penyuluhan mengenai PHBS diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga mampu
meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat dilaksanakan pada
tanggal 4 Agustus 2010, pada acara pengajian rutin ibu-ibu,
penyuluhan berisikan tentang pentingnya hidup bersih dan sehat,
bagaimana cara hidup bersih dan sehat, serta ajakan untuk
melakukan hidup bersih dan sehat, penyuluhan dikemas dalam
bentuk ceramah keagamaan sehingga tidak menimbulkan perasaan
tersinggung pada diri masyarakat, namun hal ini justru akan
membuat masyarakat tergugah dan sadar tentang nikmat-nikmat
sehat yang harus dijaga dan dipertahankan dengan melakukan pola
hidup bersih dan sehat. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk
penyuluhan ini, tidak ada hambatan berarti dalam penyuluhan ini,
17
berbagai macam kegiatan yang termasuk pola hidup bersih dan sehat
dijelaskan dengan baik, dan untuk mendukung keberhasilan
penyuluhan, dilakukan program posterisasi tentang PHBS agar
masyarakat selalu ingat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.
Penanggung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.
3) Penyuluhan Asi Eksklusif
Latar Belakang Kegiatan
Makanan utama dan tepat untuk bayi adalah ASI. Selain
mudah diberikan dan selalu dalam keadaan steril, ASI mengandung
semua gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama
kelahirannya. Selain itu temperatur ASI pun selalu tepat, tidak perlu
dipanaskan saat akan memberikan pada bayi. ASI eksklusif
merupakan pemberian air susu ibu saja kepada bayi yang berumur 0–
6 bulan, tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain
obat untuk terapi. Terkadang ibu yang bekerja merasa tidak yakin
atau khawatir, jika setelah bekerja ibu tidak dapat menyusui bayinya
sehingga sekarang ini semakin banyak bayi yang tidak disusui secara
eksklusif dan menggantinya dengan susu formula ataupun makanan
tambahan lainnya, padahal hal ini sangat berbahaya bagi bayi karena
sistem pencernaan yang belum belum sempurna.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif dilaksanakan di gedung
TK Aisyiyah BA pada acara pengajian yang diikuti oleh ibu-ibu,
tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk penyuluhan ini. Acara
18
berlangsung dengan baik, ibu-ibu pun antusias dalam mengikuti
kegiatan ini, terutama ibu-ibu yang memiliki balita yang masih perlu
diberi ASI, informasi tentang besarnya manfaat dari zat-zat yang
terkandung di dalam ASI mampu mengyakinkan ibu-ibu untuk
memberikan ASI eksklusif mereka kepada putra putri mereka.
Aktifitas tanya jawab ketika penyuluhan mempermudah dalam
penyampaian materi secara tuntas. Hampir tidak ada hambatan
dalam program ini, dan program ini didukung dengan program
Posterisasi ASI.
Penanggung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati
4) Penyuluhan Tanaman Obat dan Keluarga (TOGA)
Latar Belakang Kegiatan
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah
diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia
mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi
keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan
menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam
tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal
dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan
peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan
masyarakat. Alasan lain kita mengadakan program ini adalah
terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam menggunakan TOGA
19
dan mengolah tanaman – tanaman obat yang ada menjadi obat sesuai
dengan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat.
TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga.
Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
TOGA dapat dijadikan alternatif pengobatan, saat krisis
ekonomi, dimana harga obat-obatan sangat mahal. Tetapi masyarakat
seringkali tidak mengetahui dan menyadari bahwa tanaman tersebut
mempunyai manfaat sebagai obat.
Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan TOGA dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2010
di Balai Desa Penggarutan pada acara ibu-ibu PKK, anggaran yang
dibutuhkan sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk fotocopy
leaflet. Sebenarnya ibu-ibu telah mengenal berbagai tanaman
tersebut, namun hanya belum tahu tentang manfaat dan bagaimana
cara memanfaatkan tanaman tersebut agar menjadi obat. Taman obat
keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
20
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Budidaya
tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan
menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara
individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat
secara mandiri dan memanfaatkannya. Sehingga akan terwujud
prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Sugesti ibu-ibu yang tinggi terhadap mahasiswa KKN
sangat membantu dalam penyampain materi penyuluhan yang
tercerminkan pada partisipasi ibu-ibu melakukan dialog tanya
jawab dengan mahasiswa, selain itu masih banyaknya
pekarangan rumah yang belum termanfaatkan juga
menimbulkan rasa ingin memelihara tanaman-tanaman TOGA
pada ibu-ibu, dan potensi TOGA menjadi usaha membuat ibu-
ibu tertarik untuk memulai membudidayakannya.
b) Faktor penghambat
Tidak ada hal-hal berarti yang menghambat pelaksanaan
penyuluhan, hanya kondisi hujan yang menyebabkan
keterlambatan ibu-ibu dari waktu yang ditentukan.
Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar
21
5) Penyuluhan P3K dan peran UKS
Latar Belakang Kegiatan
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan
tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu penderita pada
suatu kecelakaan / musibah sebelum mendapat penanganan lebih
lanjut dari pihak medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa,
menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat
penyembuhan. Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya
tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan
P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja
yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya
sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat, atau dengan
menyediakan kotak P3K.
Pelaksanaan Kegiatan:
Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya
dukungan dari pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-
guru untuk melatih anak-anaknya agar bisa belajar menangani
pertolongan pertama pada kecelakaan secara dini dan cepat dengan
menggunakan media yang praktis untuk pencegahan yang harus ada
dalam UKS seperti kotak P3K. Pengadaan P3K dilakukan pada
tanggal 6 Agustus 2010 kepada anak-anak SD Penggarutan 1 dan
sekaligus dilakukan kegiatan penyuluhan P3K dan peran UKS.
Kegiatan ini membutuhkan tidak membutuhkan anggaran. Tidak ada
hambatan dalam kegiatan ini tapi masih kurangnya fasilitas yang
22
memadai dalam UKS di SD penggarutan 1 maka diharapkan dengan
adanya pengadaan P3K ini warga SD mampu menerapkannya dan
dapat menggunakannya sesuai kebutuhan.
Penangung Jawab Kegiatan: Annisa Inayatillah
6) Penyuluhan Chikungunya dan Demam Berdarah
Latar Belakang Kegiatan
Menurut HL Blum (1974) ada 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat antara lain :
Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dalam
teori tersebut disebutkan bahwa lingkungan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat,
kemudian perilaku, pelayanan kesehatan dan yang terakhir adalah
keturunan. Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan, didapatkan
pola penyakit yang masih didominasi oleh penyakit yang disebabkan
karena faktor resiko lingkungan, yaitu DBD dan chikungunya.
Berdasarkan laporan dari desa, dikatakan bahwa masih ada
masyarakat yang terkena penyakit Chikungunya.
Melihat permasalahan diatas, penyuluhan tentang bahayanya
penyakit DBD dan Chikungunya benar-benar perlu di lakukan. Oleh
karena itu TIM KKN POSDAYA yang ada di Kelurahan
Penggarutan mengadakan penyuluhan tentang penyakit DBD dan
chikungnya, diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat
sadar akan bahayanya penyakit DBD dan chikungunya dan mau
untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut.
23
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang penyakit DBD ini berjalan
dengan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini
juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat
dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam
pelaksanaan kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena
kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pertemuan-pertemuan
yang ada di setiap RT, yaitu jamiahan ibu-ibu dan jamiahan bapak-
bapak. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 10.000,- untuk
fotocopy leaflet, dan ketika penyuluhan, masing-masing peserta
diberi leafleat yang isinya materi seputar DBD dan chikungunya.
Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Tenan Dwi
Septi H.
c. Bidang Pendidikan
1) Sosialisasi Gemar Membaca
Latar Belakang Kegiatan
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Buku adalah Jendela
Dunia”, dengan hanya membaca kita bisa menambah ilmu
pengetahuan dan juga mendapatkan kesenangan secara gratis. Saat
ini, budaya membaca di masyarakat sangat memprihatinkan terlebih
lagi budaya membaca bagi anak-anak kecil. Masyarakat sekarang
lebih senang menonton televisi daripada membaca. Sosialisasi gemar
membaca merupakan salah satu program yang bertujuan untuk
mengajak masyarakat terutama anak-anak untuk membudayakan
24
kegiatan membaca. Dengan membiasakan diri membaca diharapkan
dapat tercipta masyarakat yang berilmu dan berpengetahuan luas
karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini.
Pelaksanaan Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi di SD N
Penggarutan 01 dari kelas 1 sampai kelas 6, penyuluhan
dilaksanakan disetiap kelas pada tanggal 2,3, dan 4 Agustus 2010
dengan total peserta 105 anak dengan lama penyuluhan 45 menit
setiap kelasnya, dan terlihat semangat untuk membaca pada diri
siswa-siswi tersebut. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini, setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan tumbuh
semangat untuk membaca pada diri anak. Adapun Hal-hal yang
menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam program ini
adalah:
a) Faktor pendorong
Antusias siswa-siswi dalam mengikuti penyuluhan
sangat memberikan dampak positif terhadap pencapaian
program, koleksi buku-buku yang terdapat di SD juga sangat
membantu praktik dari gemar membaca.
b) Faktor penghambat
Kesulitan dalam mengontrol beberapa siswa yang sulit
diatur, yaitu siswa kelas 1 yang usianya masih kecil dan sulit
untuk berkonsentrasi
25
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya untuk mengatasi hambatan tersbut adalah dengan
memberikan penyuluhan dalam bentuk yang sedikit berbeda
sehingga mampu menarik perhatian anak-anak, penyuluhan
diselingi dengan kegiatan bernyanyi atau bercerita.
Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah
2) Penyuluhan Pentingnya Pendidikan BALITA
Latar Belakang Kegiatan
Usia di bawah lima tahun (balita) adalah usia yang paling
kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian seseorang. Termasuk juga pengembangan intelegensi
hampir seluruhnya terjadi pada usia di bawah lima tahun. Kalau
seseorang sudah terlanjur menjadi pencuri atau penjahat, maka
pendidikan Universitas bagi orang tersebut boleh dikatakan tidak
berarti apa-apa. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, setelah
tua susah dibengkokkan. Oleh karena itu, penyuluhan pentingnya
pendidikan balita sejak dini perlu diberikan kepada para orangtua
supaya mereka mampu membimbing anaknya menjadi anak yang
tumbuh dan berkembang secara baik.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada acara pengajian
yang diikuti oleh bapak-bapak, tidak ada anggaran yang dibutuhkan
untuk penyuluhan ini. Acara berlangsung dengan baik, bapak-bapak
pun antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terutama bapak-bapak
26
yang memiliki balita, Aktifitas tanya jawab ketika penyuluhan
mempermudah dalam penyampaian materi secara tuntas. Hampir
tidak ada hambatan dalam program ini, karena bapak-bapak dengan
mudah memahami maksud dari materi yang disampaikan,dan
harapannya mereka bisa menerapkannya pada balita sehingga
tercapainya tujuan agar menjadi balita yang pintar, cerdas, terampil
dan berbudi pekerti yang baik.
Penanggung jawab : Tri Cahyani W.
3) Penyuluhan Pendidikan Remaja
Latar Belakang Kegiatan
Pemuda merupakan aset bangsa yang sangat berharga,
jumlahnya terbesar bila dibandingkan dengan kelompok umur yang
lainnya, dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu Negara adalah dari
kualitas remaja atau pemudanya. Remaja adalah masa transisi dari
anak-anak menuju dewasa dan mengalami perubahan yang besar
baik secara fisik, mental, dan sosial.
Remaja menjadi kelompok yang beresiko dan perlu
diperhatikan karena :
a) Kurang informasi mengenai tubuh, seksualitas, reproduksi dan
konsekuensi hubungan seks.
b) Sedang terjadi perubahan dari anak-anak yang memiliki rasa
ingin tau, menjadi dewasa yang memiliki rasa ingin coba-coba
c) Memiliki rasa setia kawan yang tinggi
d) Belum mampu mengontrol emosi
27
e) Mudah terpengaruh tekanan sebaya
f) Berisiko Menggunakan alkohol dan narkoba
Remaja merupakan sebuah tahapan pencarian jatidiri,
kerenanya remaja perlu diberi pembinaan dan pengarahan agar
perkembangannya menuju arah yang baik, yang berguna bagi diri
sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Motivasi adalah hal yang sangat penting untuk membangun
diri khususnya bagi setiap individu. Jadi dalam hidup kita perlu
motivasi diri, karena tanpa motivasi dalam upaya meningkatkan
perubahan diri tidak akan terlaksana dengan baik sesuai dengan apa
yang kita harapkan. Penyuluhan motivasi diri dalam hal ini dalam
kegiatan pemuda merupakan salah satu kegiatan yang penting karena
para pemuda di Kelurahan Penggarutan khususnya pemuda di RW II
masih belum mau untuk melakukan sebuah gerakan menuju kearah
kemajuan.
Dengan mengambil tema “Journey to Paradise” yang
didalamnya terkandung materi motivasi, kesehatan reproduksi
remaja dan bahaya napza diharapkan mampu memberikan semangat
bagi remaja untuk terus menggli potensi diri, keterampilan,
kemampuan untuk bersaing dan memposisikan diri sebagai individu
maupun kelompok yang berguna bagi negara. Pemberian motivasi
dikemas dalam suasana Ramadhan yang suci sehingga diharapkan
juga memberikan dampak terhadap mereka sebagai makhluk tuhan
yang beragama, sehigga meningkatkan iman dan takwa.
28
Pelaksanaan Kegiatan
Materi motivasi yang digunakan bersumber dari Pedoman
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Puskesmas oleh Drg. Enny
Budhi Hastuti Kasi Upaya Kesehatan Masyarkat, bid. Bindal
pelayanan kesehatan, Infeks Menular Sexual Hiv / Aids Napza /
Narkoba oleh Dr. Khaerudin Bakhri Kepala Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Brebes. Infeksi Menular
Seksual (IMS), Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) & HIV/AIDS
(disampaikan pada pelatihan PKPR Salatiga 24-26 September 2008)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Serta materi motivasi yang
diperoleh dari panduan-panduan motivasi remaja yang berbentuk
video, naskah dan lain-lain.
Acara training motivasi dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18
Agutus 2010 di gedung TK Aisyiyah BA Penggarutan menggunakan
LCD dan peralatan-peralatan yang mendukung penyampaian materi
terhadap remaja, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp. 100.000,-,
yang digunakan untuk sewa LCD. Adapun hal-hal yang menjadi
faktor pendorong dan penghambat dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Peran aktif dan antusias remaja dalam mengikuti training
motivasi ini sangat berdampak positif dalam penyampaian
materi, selain itu peran orang tua dalam membimbing anak-anak
mereka juga sangat membantu bagi keberhasilan program pada
jangka panjang. Dan sumbangan dana dari Ranting
29
Muhammadiah Penggarutan juga sangat membantu lancarnya
acara training motivasi.
b) Faktor penghambat
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan program,
terlebih dengan sumbangan dana dari Ranting Muhammadiah
Penggarutan yang digunakan untuk penyewaan LCD, program
ini berjalan sangat baik
Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Rizal Faisal
Akbar
4) Pengembangan TK
Latar Belakang Kegiatan
Taman kanak-kanak merupakan wadah belajar bagi anak usia
dini, keberadaannya sangat penting dan sangat dibutuhkan, di
dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini (yang
selanjutnya disebut balita) yang dipandu oleh beberapa orang
pengajar, kualitas dari sebuah taman kanak-kanak sangat
menentukan kualitas dari lulusan peserta didik taman kanak-kanak
tersebut. Kualitas yang dimaksud disini , pertama adalah kelayakan,
kelengkapan, serta kuantitas sarana belajar. Kedua adalah
sumberdaya manusia dari pengelola taman kanak-kanak, dan yang
ketiga adalah peran aktif wali murid dalam menjaga kualitas belajar
dan media belajar balita mereka terutamanya di taman kanak-kanak
tempat mereka sekolah. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
semacam sharing atau diskusi rutin yang dilaksanakan mingguan
30
atau bulanan antara pengelola taman kanak-kanan, wali murid dan
pihak luar yang mampu dan bersedia memberikan kontribusi positif
sehingga taman kanak-kanak dapat berkembang.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan ketika jam istirahat belajar, yang
diikuti oleh staff pengajar, wali murid dan mahasiswa KKN Posdaya
setiap 1 minggu sekali atau seperlunya, yaitu pada tanggal 27, 31
Agustus, 3, 4, dan 6 Juli 2010. Hal ini dilakukan agar tidak
mengurangi efektifitas belajar dan tidak mengganggu aktifitas staff
pengajar maupun wali murid yang memiliki kesibukan-kesibukan
lainnya. Sharing dilaksanakan dengan santai namun terarah, dan
terkadang mendatangkan pihak lain seperti distributor buku-buku
pelajaran, atau penyedia kebutuhan alat pembelajaran lainnya.
Hasil-hasil yang diperoleh dari sharing yang telah dilakukan
adalah
a) Pengelolaan kebersihan TK sepenuhnya dibebankan kepada staff
pengajar
b) Dalam proses pembelajaran, murid-murid TK dibagi berdasarkan
kelompok umur, sehingga digunakan istilah NOL KECIL untuk
kelompok usia 3-4 tahun dan NOL BESAR untuk usia > 4.5 tahun
c) Ketika proses pembelajaran balita diharuskan memiliki
kemandirian, sehingga orang tua atau pengasuh hanya boleh
berada diluar ruangan
31
d) Diharapkan setiap wali murid membekali anak-anaknya dengan
peralatan edukasi seperti pensil warna dan lain-lain
e) Wali murid berhak menyumbangkan alat atau apapun yang
mendukung peningkatan proses pembelajaran di TK
f) Setiap 1 minggu sekali diadakan kegiatan diluar ruangan guna
pengenalan lingkungan, kesehatan dan keterampilan peserta didik.
Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini, pihak pengurus TK
Aisyiyah BA pun sangat mendukung kegiatan ini dan berharap
yayasan serta wali murid selalu berperan aktif dalam
mengembangkan TK tersebut. Kegiatan ini tidak membutuhkan
anggaran.
Penanggung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W. dan Teguh Eko W.
5) Penyuluhan Teknologi Komputer
Latar Belakang Kegiatan
Pengetahuan tentang teknologi komputer pada zaman
sekarang sangatlah penting dimana peranannya sebagai suatu alat
yang mempermudahkan manusia untuk mengolah suatu data tertentu
serta akan ketergantungan akan penggunaan komputer semakin
tinggi. Hal-hal diatas merupakan salah satu yang melatarbelakangi
diadakanya Penyuluhan teknologi komputer, dimana pada kegiatan
ini diharapkan dapat membantu anak–anak akan pengetahuan
tentang pentingnya teknologi komputer serta dapat mengoprasikan
aplikasi–aplikasi yang terdapat di komputer .
32
Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Madrasah Diniah (MADIN)
penggarutan yang bertepatan pada tanggal 28 dan 29 juli 2010.
Targetan dari program ini adalah anak–anak madrasah. Pada
program ini tidak mengeluarkan anggaran biaya.
Hal–hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Di sekolah anak-anak belum mendapatkan pengetahuan
tentang teknologi komputer, sehingga mereka menjadi merasa
perlu untuk mengikuti program penyuluhan teknologi komputer
yang diadakan. Selain itu antusias anak-anak terhadap
mahasiswa KKN sangat tinggi, sehingga tidak mempersulit
proses peyampaian materi
b) Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam program ini adalah sedikitnya
waktu yang diberikan oleh pihak Madrasah Diniah dalam
pelaksanaan program, sedangkan disisi lain, anak-anak masih
mengharapkan pembelajaran ini tetap berjalan.
c) Upaya mengatasi hambatan
Karena dirasa perlu untuk tetap melakukan kegiatan
pembelajaran, maka program tetap dilanjutkan di Posko KKN
yang dikemas dalam bentuk kelompok belajar yang dapat
dilakukan setiap saat.
Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar
33
6) Pendidikan Bahasa Asing
Latar Belakang Kegiatan
Bahasa adalah suatu sarana penghubung antara suatu bangsa,
saat ini penguasaan bahasa asing menjadi penting karena pengaruh
dari globalisasi, penguasaan bahasa asing juga menjadi penentu
utama seseorang memperoleh pekerjaan, oleh karena itu perlu
pendidikan bahasa asing sepeti bahasa inggris sejak dini.
Berdasarkan hal tersebut, maka diciptakan program pendidikan
bahasa asing yang diharapkan dapat membantu anak-anak dalam
penguasaan bahasa inggris, program ini adalah sarana untuk
membantu anak memahami materi yang diberikan oleh guru mereka
disekolah.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26, 27, 28, 29 Juli
2010. Mengingat sasaran program adalah anak-anak sekolah dasar,
maka materi yang diberikan disesuakan dengan kapasitas anak-anak
tersebut, pelaksanaan kegiatan mengajar dilakukan di gedung
Madrasah Diniah Penggarutan. Anggaran yang dibutuhkan untuk
pendidikan bahasa asing sebesar Rp. 4000,- yang digunakan untuk
membeli permen . Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong
dan penghambat dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Karena disekolah anak-anak mendapatkan pelajaran
bahasa asing, mereka menjadi merasa perlu untuk mengikuti
34
program pendidikan bahasa asing yang diadakan. Selain itu
sugesti anak-anak terhadap mahasiswa KKN sangat tinggi,
sehingga tidak mempersulit proses peyampaian materi
b) Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam program ini adalah sedikitnya
waktu yang diberikan oleh pihak Madrasah Diniah dalam
pelaksanaan program, sedangkan disisi lain, anak-anak masih
mengharapkan pembelajaran ini tetap berjalan.
c) Upaya mengatasi hambatan
Karena dirasa perlu untuk tetap melakukan kegiatan
pembelajaran, maka program tetap dilanjutkan di Posko KKN
yang dikemas dalam bentuk kelompok belajar yang dapat
dilakukan setiap saat.
Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah
d. Bidang Ekonomi
1) Penyuluhan Usaha Kecil menengah (UKM)
Latar Belakang Kegiatan
Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM
amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan.
UKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka dan mereka juga
cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam
ekspor dan perdagangan. Hal inilah yang kami coba sampaikan
35
kepada warga desa Penggarutan untuk memberdayakan potensi yang
ada di desa ini.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang UKM ini kami laksanakan pada
hari selasa tanggal 27 juli 2010, penyuluhan tentang UKM ini
diberikan kepada ibu-ibu PKK yang dilaksanakan di Balai Desa
Penggarutan. Adapun hal yang mendorong kegiatan ini dilakukan
adalah masih kurangnya informasi mengenai UKM tentang
bagaimana memulai usaha, membelanjakan modal dengan sebaik-
baiknya, cara pengemasan yang yang baik (untuk menarik minat
konsumen), dan berbagai macam hal lain yang mendukung
berjalannya suatu usaha. Anggaran untuk kegatan ini sebesar Rp
5.000,- yang digunakan untuk pembuatan modul masakan.
Penanggung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi W. & Ina
Rahmawati
2) Sosialisasi Gemar Menabung
Latar Belakang Kegiatan
Sosialisasi gemar menabung sejak dini adalah penyuluhan
tentang bagaimana cara menanamkan kebiasaan menabung sejak
dini. Kebiasaan menabung bukanlah perkara mudah. Banyak yang
mengeluh sulit menyimpan uangnya, bahkan dalam jumlah kecil.
Dalam hal ini perlu adanya pengawasan dan bimbingan oleh
orangtua masing–masing siswa. Salah atu hal yang paling penting
dalam mendidik anak adalah keteladanan dan lingkungan. Oleh
36
karena itu untuk mendidik anak agar gemar menabung, otomatis
diperlukan keteladanan dari lingkungan yang gemar menabung.
Pelaksanaan Kegiatan
Sosialisasi tentang gemar menabung oleh TIM KKN Unsoed
mulai dipersiapkan pada tanggal 30 – 31 Juli, dengan pelaksanaan
pada tanggal 2, 4, 6 Agustus. Sasarannya adalah Siswa –Siswi SD
Negeri 1 Desa Penggarutan dari dukuh Pojok. Penyuluhan sendiri
dilaksanakan di Sekolah pada pukul 07.00 – 09.00 WIB oleh TIM
KKN Unsoed. Dalam kegiatan ini tidak membutuhkan anggaran.
Hal – hal yang menjadi faktor penghambat dan pendorong
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Faktor pendorong
Siswa – siswi SD Penggarutan sangat antusias dengan
acara yang diadakan oleh TIM KKN POSDAYA UNSOED.
Acara ini sangat bermanfaat dalam memotivasi mereka untuk
hidup hemat dan dapat menggunakan uang dari orangtua mereka
secara bijak yaitu dengan menabung sejak dini. Mereka juga
mendapatkan ilmu mengenai kiat – kiat dalam cara mudah untuk
menabung.
b) Faktor penghambat
Kurangnya kerjasama sekolah mengenai pengaplikasian
bagaimana melakukan kegiatan menabung sejak dini, dan juga
kurangnya kesadaran orangtua untuk memberi uang secara lebih
kepada anaknya untuk menyisihkan uang untuk menabung.
37
c) Upaya mengatasi hambatan
Dengan menjelaskan semaksimal mungkin dengan
beberapa contoh proses menabung secara sederhana dan memberi
kiat – kiat khusus agar bisa memulai kebiasaan menabung apabila
memiliki uang lebih.
Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar
e. Bidang Lingkungan
1) Penyuluhan Penggunaan Kompor Gas
Latar Belakang Kegiatan
Konversi minyak tanah menjadi gas oleh pemerintah adalah
usaha yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun
sosialisasi tentang penggunaan kompor gas tidaklah merata, sebagai
bukti adalah sebagian besar masyarakat di Desa Penggarutan merasa
tidak nyaman bila menggunakan gas karena tidak mengetahui secara
pasti cara perawatan dan pengelolaanya. Berdasarkan permasalahan
tersebut Tim KKN Posdaya berupaya membantu Pemerintah dalam
sosialisasi penggunaan gas tersebut dengan harapan mencegah
terjadinya kecelakaan penggunaan gas dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada acara pengajian rutin
masyarakat pada 29 Agustus 2010. Tidak ada anggaran yang
dibutuhkan dalam penyuluhan ini, dan untuk mendukung
keberhasilan program ini, diadakan program posterisasi penggunaan
38
gas. Ketika penyuluhan diciptakan diskusi aktif antara peserta dan
penyuluh, penyuluh menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
umumnya merupakan pengalaman pribadi dari peserta, dimulai dari
perawatan dan pemasangan kompor gas, gas kentut, sebab
kebocoran, karakteristik bagian-bagian kompor gas seperti sile,
selang tabung yang baik dan lain-lain.
Penanggung Jawab Kegiatan : Kelompok
2) Penyuluhan Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
Latar Belakang
Berdasarkan informasi dari desa, warga di Desa Penggarutan
kebanyakan membuang sampah di Sungai tampa pengelolaan
sebelumnya, hal ini akan memberikan dampak buruk baik jangka
pendek seperti bau, penyumbatan saluran air dan dampak jangka
panjang seperti pendangkalan sungai, eutrofikasi perairan yang
menyebakan kerusakan ekosistem dibawahnya. Berdasarkan hal
tersebut perlu dilakukan penyuluhan tentang pengolahan sampah
organik dan anorganik agar masyarakat sadar tentang bahayanya
membuang sampah sembarangan.
Penyuluhan pengolahan sampah organik dan anorganik
berisikan tentang bagaimana pemisahan sampah organik dan
anorganik, Pengelolaan masing-masing sampah tersebut dapat
menghasilkan keuntungan dan dengan tujuan utama untuk
membersihkan alam sekitar seperti sungai. Sampah organik yang
kebanyakan limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk pakan
ternak seperti itik atau ikan, atau sebagai pupuk organik di
39
pekarangan (dengan pengomposan), sedangkan sampah anorganik
seperti botol minuman, kertas, plastik, dan lainnya dapat
dikumpulkan dan dijual ke tempat daur ulang, atau dibuat menjadi
kerajinan tangan yang memberikan pemasukan tersendiri.
Pelaksanaan Program
Penyuluhan dilaksanakan dua kali, pertama dalam acara
pengajian Jamiahan rutin masyarakat Penggarutan pada tanggal 22
Juli 2010 yang diikuti oleh bapak-bapak sebanyak 29 orang,
penyuluhan kedua dilakukan pada tanggal 29 Juli 2010 pada
Madrasah Diniah dengan perserta anak-anak usian 9 - 11 tahun
sebanyak 24 anak. Penyuluhan ini tidak membutuhkan biaya. Hal-
hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam
pengelolaan sampah organik dan anorganik adalah sebagai berikut :
a) Faktor pendorong
Masyarakat tertarik dengan pengolahan sampah organik
dan anorganik karena dapat melestarikan lingkungan sekitar
seperti sungai, terlebih dengan keuntungan yang sebelumnya tak
terpikirkan dari pengolahan sampah-sampah tersebut, membuat
masyarakat berminat untuk mengelola sampah dengan lebih baik
lagi.
b) Faktor Penghambat
Sebagian masyarakat belum memahami pentingnya
pengelolaan sampah organik dan anorganik, karena sudah
menjadi kebiasaan bagi masyarakat untuk membuang sampah di
40
sungai yang dekat dengan rumah mereka, karena hal tersebut
dirasa praktis, selain itu tidak tersedianya sarana pembungan
sampah yang memadahi membuat masyarakat kurang peduli
terhadap nasib sampah.
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut adalah dengan memberikan informasi tentang
pentingnya pengelolaan sampah dan besarnya keuntungan yang
dapat diperoleh dari pengelolaan sampah tersebut, serta
dilakukannya praktik langsung pemisahan, pengumpulan dan
penanganan sampah organik dan anorganik pada kerja bakti
lingkungan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2010.
Penangung Jawab Kegiatan: Teguh Eko W. dan Annisa Inayatillah
3) Penyuluhan Ternak Sehat dan Ramah Lingkungan
Latar Belakang Kegiatan
Sebagian mata pencaharian sampingan warga desa
penggarutan adalah berternak, seperti unggas (bebek, ayam dll),
ternak besar seperti kambing dan kerbau. Tempat berternak mereka
tidak jauh dari lingkungan rumah dan kebanyakan pengelolaannya
masih tergolong kurang baik. Oleh karena itu perlu diberikan
informasi tentang ternak sehat sehingga tidak mencemari lingkungan
baik dalam bentuk bau maupun limbah ternak lainnya yang
dimungkinkan mendatangkan penyakit bagi hewan ternak itu sendiri
maupun manusia.
41
Pelaksanaan Kegiatan
Informasi yang diberikan ketika penyuluhan adalah manfaat
dari ternak yang sehat serta bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan
dari ternak yang tidak sehat, dan juga dijelaskan teknis pengelolaan
perkandangan, tata ruang dan kultivar yang baik secara umum,
diskusi juga dilaksanakan ketika penyuluhan dengan peserta
mengutarakan permasalahan dan mahasiswa mencoba menjawab,
permasalahan yang ditanyakan seperti bagaimana cara mengelola
feses ternak, menghindari lalat dan lain-lain, penyuluhan
dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010. Tidak ada hambatan
dalam penyuluhan ini, kegiatan berjalan lancer sesuai dengan target
yang diharapkan. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat
tergugah untuk senantiasa menjaga kesehatan kultivar dengan
menjaga lingkungan kultivar itu tetap sehat. Anggaran untuk
kegiatan ini sebesar Rp 35.000,-.
Penangung Jawab Kegiatan: Yoga Dwi P P. & Teguh Eko W.
4) Penyuluhan Permasalahan Pertanian
Latar Belakang Kegiatan
Mayoritas penduduk Desa Penggarutan bermatapencaharian
petani, dengan luas tanah sawah 64.468 Ha, tanah kering 98.137 ha
dan perkebunan negara 5.157 ha dari total tanah seluas 239.760 ha,
karenanya perlu diperhatikan kondisi dan perkembangan petani-
petani di Desa Penggarutan. Dengan jumlah tanah sawah tersebut,
sudah sepatutnya untuk dilakukan bimbingan, dan informasi-
42
informasi terkait permasalahan pertanian sehingga diperoleh solusi
dengan tujuan akhir untuk meningkatkan hasil produksi.
Berdasarkan survey kepada petani-petani, masalah-masalah
pertanian yang berada di Desa Penggarutan adalah :
a) Boros dalam pemakaian benih
b) Masalah kesuburan tanah yang menurun (titik jenuh tanah karena
penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus)
c) Masalah pH tanah yang terlalu asam (dicirikan dengan tanah yang
“teyengen”)
d) Keberadaan hama dan penyakit tanaman seperti tikus, ulat dan
penyakit lainnya
e) Kurangnya informasi tentang perkembangan ilmu dan teknologi
pertanian
f) Vacumnya tenaga penyuluh pertanian dari BPP setempat.
Berdasarkan informasi tersebut, maka dilakukan penyuluhan
pertanian permasalahan pertanian dan koordinasi kembali antara
BPP dengan masyarakat petani mengenai tenaga penyuluh untuk
Desa Penggarutan.
Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010 di
Gedung SD N Penggaruran 01, dengan menghadirkan narasumber
dari BBP Kecamatan Bumiayu, narasumber yang mengisi
penyuluhan adalah Kepala BBP Kecamatan Bumiayu (Bapak
Bambang). Penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa batasan jangka
43
waktu (penyuluhan dilaksanakan selama 4 jam) dengan harapan
mampu menghasilkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang
tersebut di atas. Setelah dilakukan penyuluhan diperoleh hasil
sebagai berikut :
a) Kekosongan tenaga penyuluh dari BPP untuk Desa Penggarutan
selama ini diselesaikan dengan pengaktifan kembali tenaga
penyuluh tersebut yang akan mulai bekerja September 2010
b) Perencanaan sistem penanaman benih padi dengan sistem satu
lobang satu benih dan sistem jejer legowo untuk Desa
penggarutan yang dimulai pada masa tanam padi berikutnya
untuk menghemat penggunaan benih dan mampu memperluas
wilayah penanaman padi, sehingga mampu meningkatkan hasil
produksi. Pelaksanaan sistem ini akan didampingi dan
dimonitoring oleh tenaga penyuluh dari BBP setempat.
c) Permasalahan pH tanah yang terlalu asam diselesaikan dengan
pengapuran tanah sesuai dengan takaran yang ditentukan, pH
merupakan faktor kualitas tanah yang menentukan kesuburan
tanah, dan kemampuan tanah mengdengradasi bahan organik.
d) Keberadaan hama penyakit seperti tikus diselesaikan dengan
pembasmian tikus secara massal setiap setelah masa panen padi
atau seperlunya, sedangkan untuk penyakit diselesaikan
tergantung dari penyakit yang menyerang.
e) Agar masyarakat petani di Desa Penggarutan dapat berkembang
dan kualitas pertaniannya meningkat, maka penyuluh nantinya
44
diharuskan meginformasikan hal-hal baru seperti bibit, pupuk,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan hasil
produksi.
Tidak ada hambatan berarti dalam penyuluhan ini selain
keterlambatan narasumber, dan dapat dikatakan bahwa penyuluhan
ini melebihi target yang diharapkan karena peran aktif masyarakat
yang menkonsultasikan permasalahan mereka, serta peran BPP
dalam membantu menyelesaikan permasalahan mereka. Anggaran
untuk kegiatan ini sebesar p 35.000,-.
Penanggung jawab : Yoga Dwi Prasetya P. dan Rizal Faisal Akbar
2. Program Fisik
a. Bidang kesehatan
1) Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Latar Belakang Kegiatan
Pola hidup bersih dan sehat adalah hidup dengan menjalani
rutinitas sehari-hari ditambah melakukan kegiatan menjaga
kebersihan serta kesehatan diri dan lingkungan, sehingga
meningkatkan kualitas hidup pada diri seseorang. Praktik pola hidup
bersih dan sehat bertujuan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan seperti mandi 2 kali sehari, menyapu rumah 2 kali sehari,
mengepel, membuka ventilasi udara, mengkonsumsi makanan sehat
dan lain-lain.
Praktik pola hidup bersih dan sehat merupakan wujud nyata
dari penyuluhan pola hidup bersih dan sehat, dari hasil pengamatan
diketahui bahwa masyarakat belum membiasakan diri atau
45
menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena hal tersebut perlu
dilaksanakan praktik pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan di
rumah warga, sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Pelaksanaan Kegiatan
Praktik pola hidup bersih dan sehat dilakukan sebanyak 3
kali, yaitu yang pertama dilaksanakan tanggal 29 Juli 2010 dengan
sasaran lingkungan Madrasah Diniah dan pelakunya adalah santri
madrasah tersebut. Kedua dilaksanakan tanggal 3 Agustus dengan
sasaran rumah-rumah warga dan pelakunya adalah penghuni rumah,
dan yang ketiga dilaksanakan tanggal 4 Agustus 2010 dengan
sasaran lingkungan TK Aisyiyah BA dengan pelakunya guru dan
anak-anak TK. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk praktik
pola hidup bersih dan sehat.
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Hal-hal yang berkenaan dengan peralatan hidup bersih
dan sehat yang sederhana atau umum seperti sapu dan kain pel
tersedia dengan baik, anak-anak pun antusias untuk
membersihkan lingkungan belajar mereka.
b) Faktor penghambat
Kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai
adalah masalah yang cukup sulit diatasi, karena hal ini telah
berjalan menaun.
46
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-
hambatan tersebut adalah dengan selalu mengarahkan dan
membimbing orang tua serta anak-anak mereka untuk
melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, dan memberi
informasi tentang bahayanya membuang sampah di sungai.
Penangung Jawab Kegiatan: Tri Cahyani W. dan Teguh Eko
2) Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Anak-anak
Latar Belakang Kegiatan
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation.
Kualitas bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau
status gizi pada saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi
kurang bagi seseorang akan mempengaruhi kualitas kehidupannya
kelak. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah
diperlukan. Manfaat yang didapat adalah mahasiswa mampu
melakukan pemantauan status gizi balita di Puskesmas. Sehingga
mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) atau panjang badan (PB) dan umur (U) balita, mampu
mengatagorikan hasil pengukuran BB, TB atau PB dan U dalam
status gizi balita menurut aturan WHO-NCHS, mampu mengisi dan
membaca Kartu Manuju Sehat Balita (KMS-Balita) serta mampu
menentukan tindakan berdasar keadaan balita pada KMS-Balita.
47
Pelaksanaan Kegiatan
Pengukuran berat badan dan tinggi badan anak-anak
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemberian makanan tambahan
anak sekolah yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2010 di TK
aisyiyah BA dengan peserta anak-anak TK. Kegiatan ini tidak
membutuhkan biaya karena fasilitas seperti timbangan anak dan alat
pengukur badan sudah tersedia.
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Hal-hal yang berkenaan dengan pengukuran berat badan
dan tinggi badan seperti fasilitas timbangan dan alat pengukur
tinggi badan sudah tersedia. Para peserta juga antusias
mengikuti.
b) Faktor penghambat
Kegiatan ini cukup ada hambatan mengenai tata
tertibnya, peserta kurang tertib mengikuti karena berhubung
mereka masih anak-anak mungkin agak sedikit susah diatur.
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-
hambatan tersebut adalah dengan selalu mengarahkan dan
membimbing orang tua serta anak-anak mereka untuk mengikuti
kegiatan dengan teratur dengan cara melakukan pengukuran
secara bergiliran yang didampingi oleh orangtua masing-masing
anak.
Penangung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati
48
3) Pengadaan Perlengkapan P3K
Latar Belakang Kegiatan
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan
tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu penderita pada
suatu kecelakaan / musibah sebelum mendapat penanganan lebih
lanjut dari pihak medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa,
menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat
penyembuhan. Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya
tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan
P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja
yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya
sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat, atau dengan
menyediakan kotak P3K.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya
dukungan dari pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-
guru untuk melatih anak-anaknya agar bisa belajar menangani
pertolongan pertama pada kecelakaan secara dini dan cepat dengan
menggunakan media yang praktis untuk pencegahan yang harus ada
dalam UKS seperti kotak P3K. Pengadaan P3K dilakukan pada
tanggal 6 Agustus 2010 kepada anak-anak SD Penggarutan 1 dan
sekaligus dilakukan kegiatan penyuluhan P3K dan peran UKS.
Kegiatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 22.500,- yang
bersumber dari PEMKAB Brebes. Tidak ada hambatan dalam
49
kegiatan ini tapi masih kurangnya fasilitas yang memadai dalam
UKS di SD penggarutan 1 maka diharapkan dengan adanya
pengadaan P3K ini warga SD mampu menerapkannya dan dapat
menggunakannya sesuai kebutuhan.
Penangung Jawab Kegiatan: Rizal Faisal Akbar
4) Demo Cuci Tangan dan Sikat Gigi
Latar Belakang Kegiatan
Demo cuci tangan dan sikat gigi merupakan upaya untuk
memberikan pengajaran terhadap anak untuk berperilaku hidup sehat
mulai dari diri sendiri. Terutamanya adalah gigi, karena gigi adalah
aset yang penting baik untuk sebuah profesi maupun rasa percaya
diri sesorang ketika dewasa nanti.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan demo cuci tangan dan sikat gigi dilaksanakan
sebanyak 3 kali pada tanggal 2, 4, dan 6 Agustus 2010 di SD N
Penggarutan 1 dengan peserta 105 anak sekolah dari kelas 1 s.d 6.
Demo ini dilaksanakan pada jadwal jam olahraga sekolah.
Pelaksanaan tanggal 2 Agustus 2010 dilaksanakan oleh siswa kelas 1
dan 2, tanggal 4 Agustus oleh siswa kelas 5 dan 6, dan tanggal 6
Agustus 2010 bagi siswa kelas 3 dan 4.
Demo sikat gigi didahului dengan penyuluhan sikat gigi dan
kemudian dilanjutkan dengan demo cuci tangan. Pada waktu demo,
anak-anak menggunakan sikat gigi yang dibawa oleh masing-masing
anak dari rumah, dan untuk pasta gigi serta sabun cair disediakan
50
oleh tim KKN UNSOED. Demo dilaksanakan di halaman Masjid Al-
Ittihad yang lokasinya berdekatan dengan SD.
Anggaran yang dibutuhkan untuk demo sikat gigi dan
mencuci tangan sebesar Rp 64.500,- yang digunakan untuk membeli
pasta ggi dan sabun cair. Adapun Hal-hal yang menjadi faktor
pendorong dan penghambat dalam program ini adalah:
a) Faktor pendorong
Besarnya antusiasisme siswa dalam mengikuti demo cuci
tangan dan sikat gigi serta tingginya keingintahuan siswa
tentang cara sikat gigi dan cuci tangan yang baik dan benar.
b) Faktor penghambat
Kesulitan dalam mengontrol beberapa siswa yang sulit
diatur.
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-
hambatan tersebut adalah membagi siswa peserta demo dalam
kelompok-kelompok kecil, agar lebih mudah dalam pengawasan
dan pengaturan.
Penangung Jawab Kegiatan: Ina Rahmawati
5) Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
Latar Belakang Kegiatan
Anak merupakan investasi masa depan bangsa, sehingga
perlu diperhatikan akan kecukupan gizi mereka demi pertumbuhan
yang sehat. Banyaknya jajanan sekarang ini belum tentu bergizi dan
51
aman bagi kesehatan anak. Berdasarkan latar belakang tersebut tim
KKN Posdaya bermaksud untuk mengadakan kegiatan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak usia dini pada kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini di TK. Makanan tambahan yang
diberikan adalah buatan sendiri dari kacang hijau yang berasal dari
penanaman tanpa obat-obatan.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya
dukungan dari pihak ibu-ibu Posdaya dan antusiasme warga untuk
melatih anak-anaknya yang masih usia dini untuk belajar dan anak-
anak dengan senang hati menerima pemberian makanan tambahan
tersebut. Makanan tambahan yang diberikan adalah bubur kacang
hijau murni, selain bergizi, kacang hijau merupakan komoditas
pertanian lokal yang harganya terjangkau dan lebih aman, aman
disini mengandung arti bahwa tidak berbahan pengawet, pewarna
atau zat-zat tambahan lain yang membahayakan anak-anak.
Pemberian makanan tambahan ini dilaksanakan pada tanggal 4
Agustus 2010 kepada 33 anak-anak di TK Asyiyah BA Penggarutan
yang sekaligus dilakukan kegiatan pengukuran tinggi dan bobot
badan anak sebagai indikator kecukupan gizi anak. Anggaran yang
dibutuhkan untuk pemberian makanan tambahan anak ini sebesar Rp
27.700,- yang bersumber dari Mahasiswa dan Pemkab Brebes.
52
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Ketersediaan bahan-bahan untuk pembuatan makanan
tambahan, serta peran aktif warga yang membantu dan
mengizinkan dapurnya untuk pembuatan makanan tambahan
sangat membantu dalam proses pembuatan makanan tambahan.
b) Faktor penghambat
Tidak ada faktor penghambat dalam program pemberian
makanan tambahan ini, karena bahan-bahan yang dibutuhkan
tersedia bayak di lingkungan sekitas, anak-anak pun mau
mengkonsumsi makanan tambahan tersebut.
Penangung Jawab Kegiatan: Yoga Dwi Prasetya P.
6) Pengukuran Tekanan Darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan
Lansia
Latar Belakang Kegiatan
Semua orang akan memasuki masa usia lanjut tak terkecuali
yang berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Merasa lebih
lemah, bergerak lebih lambat, sering kehilangan keseimbangan, akan
mudah capai dan mudah terkena penyakit degeneratif. Hal ini
memang harus terjadi dan akan kita jalani, namun hal ini dapat kita
dicegah atau diperlambat prosesnya bila dari usia dini menjalani
gaya hidup yang baik dan benar. Menjalani gaya hidup yang sehat
seperti makan-makanan yang bergizi, banyak beraktifitas, dan
menghidari penggunaan tembakau (rokok) dapat mencegah
53
timbulnya kecacatan dan penyakit degeneratif di usia lanjut. Proses
penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak
hanya menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak
pada aspek mental dan sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul
masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan
kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut
sosial. Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun
2006, penyakit pada system otot dan jaringan pengikat (penyakit
tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit tekanan darah
tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia
lebih dari 60 tahun.
Pelaksanaan Kegiatan
Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah
lansia dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu lansia yang
dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2010 di TK aisyiyah BA dengan
sasaran bagi para pra USILA (usia 45 - 59 tahun), USlLA (usia 60-
69 tahun), USlLA resiko tinggi yakni usia lebih dari 70 tahun atau
lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih. Kegiatan ini tidak
membutuhkan biaya karena fasilitas seperti timbangan, alat
pengukur badan, dan tensimeter (pengukur tekanan darah) sudah
tersedia. Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini karena kegiatan
terlaksana dengan baik dan lancar. Tidak ada anggaran untuk
kegiatan ini.
Penangung Jawab Kegiatan: Annisa Inayatillah
54
b. Bidang Pendidikan
1) Lomba HUT-RI
Latar Belakang Kegiatan
Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia, kami dari TIM KKN Posdaya Unsoed mengadakan
perlombaan cerdas cermat yang diikuti oleh siswa kelas 4 – 5 SD
dengan jumlah peserta 9 anak dan lomba mewarnai yang diikuti oleh
siswa TK dan siswa kelas 1 – 3 SD dengan jumlah peserta sebanyak
67 anak. Selain untuk menyemarakkan perayaan kemerdekaan,
kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menggali kreatifitas para siswa.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu yang berbeda.
Untuk lomba mewarnai diadakan pada tanggal 8 Agustus 2010 pukul
08.00 WIB sedangkan untuk lomba cerdas cermat diadakan pada
tanggal 19 Agustus 2010 pukul 16.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan
tersebut bertempat di halaman masjid AL ITTIHAD dusun Pojok,
Penggarutan. Hal yang mendorong kegiatan ini dilaksanakan adalah
rasa antusiasme yang tinggi masyarakat penggarutan akan setiap
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh tim KKN. Anggaran untuk
kegiatan ini sebesar Rp 200.000,- yang bersumber dari Pemuda
untuk keperluan pembelian hadiah lomba.
Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok
55
2) Kelompok Belajar Siswa
Latar Belakang Kegiatan
Belajar adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh
siswa. Namun masih banyak juga yang beranggapan bahwa belajar
itu adalah suatu hal yang sangat membosankan. Jika hal ini terus
dibiarkan tentu saja akan berdampak buruk bagi kemajuan dunia
pendidikan. Belajar tidak senantiasa dilakukan di bangku sekolahan
namun dapat dilakukan dimana saja sepeti halnya kegitan kelompok
belajar siswa yang diselenggarakan oleh Tim KKN UNSOED.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegitan ini diselenggarakan pada malam hari selama Tim
KKN berada di desa penggarutan. Sasaran dari kelompok belajar ini
adalah siswa-siswa SDN 1 Penggarutan mulai dari kelas 1 sampai
kelas 6. Selama kegiatan ini dilaksanakan sangat terlihat sekali
antusiasme dari para siswa. Hanya saja terbatasnya waktu dan
sumberdaya pengajar dari kami sendiri yang mungkin sedikit
menjadi faktor peghambat jalannya kegiatan kelompok belajar
tersebut. Tidak ada anggaran untuk kegiatan ini.
Penangung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah dan Yoga Dwi
Prasetya P.
3) Penerapan Alat Pembelajaran Edukatif (APE)
Latar Belakang Kegiatan
Pendidikan usia dini sangatlah penting karena hal tersebut
menjadi dasar untuk perkembangan anak, sehingga perlu pengarahan
56
dan media khusus yang memiliki kemampuan untuk mendukung
perkembangan anak tersebut. Alat pembelajaran edukatif adalah
berbagai media khusus yang diciptakan dan dimanfaatkan untuk
pengenalan pendidikan secara dini kepada balita yang berbentuk
menarik, sehingga balita pun terangsang untuk mempelajarinya, dan
tidak membahayakan bagi balita tersebut, serta penggunaanya perlu
bimbingan dan pengawasan oleh tenaga pendidik.
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Desa
Penggarutan terletak di RW II, dengan jumlah siswi sebanyak 33
orang dengan rentang usia 3-5 tahun, kelas dalam TK ini dibagi
menjadi 2 berdasarkan umur, yaitu golongan usia 3-4 tahun dan 5
tahun keatas. Berdasarkan survei, anak-anak (balita) memiliki
kapasitas yang sangat mampu untuk menerima APE.
Pelaksanaan Kegiatan
APE yang diberikan adalah bentuk-bentuk geometri dasar
baik 2 dimensi maupun 3 dimensi, alphabet, angka-angka, lalu
bentuk-bentuk kendaraan, profesi manusia dan lain-lain yang
dikemas dalam kertas gambar yang siap diwarnai, hasil yang
diharapkan dari APE ini adalah kemampuan psikomotorik anak
dalam memegang alat tulis, daya imajinasi tentang warna-warna
yang diterapkan serta kemampuan kognitif anak dalam mempelajari,
mengingat, membedakan bentuk-bentuk geometri, huruf, angka,
kendaraan dan lain-lain.
57
Sedangkan bentuk APE lain yang diterapkan adalah dengan
bermain diluar kelas dan memanfaatkan seluruh benda yang ada
dilingkungan sebagai media belajar, dengan pengarahan yang baik,
maka hal ini tidak sulit, sebagai contoh untuk mengenalkan bentuk
bangun ruang seperti tabung, pendidik memanfaatkan tiang listrik,
bambu dan lain-lain.
Anggaran yang dibutuhkan untuk penerapan alat
pembelajaran edukatif sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk
membat modul pembelajaran.
Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan
penghambat dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Respon baik pada anak dalam menerima hal-hal baru,
peran orang tua dan tersedianya APE di lingkungan TK
membuat mudahnya penerapan APE, selain itu anak-anak
memiliki kemandirian dalam kegiatan belajar dan mampu
bersosialisasi dengan teman, sehingga mudah dalam proses
penerapan APE
b) Faktor penghambat
Tidak ada hambatan besar dalam penerapan APE,
hambatan-hambatan yang ada hanyalah sebatas kurangnya
kebersihan kelas.
58
c) Upaya mengatasi hambatan
Upaya untuk menjaga kebersihan kelas adalah dengan
menerapkan praktik hidup bersih sehat di sekolah, dan setelah
diterapkan terbukti suasana belajar lebih kondusif dan lebih
nyaman.
Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W. dan Ina Rahmawati
c. Bidang Ekonomi
1) Pembuatan Kotak Tabungan dengan Media Bekas
Latar Belakang Kegiatan
Sebagai wujud nyata dari sosialisasi gemar menabung, maka
dilaksanakan program pembuatan kotak tabungan, media yang
digunakan adalah barang bekas seperti kardus makanan ringan,
kaleng susu, dan botol air mineral yang dikonstruksi ulang baik
tampilan maupun nilai gunanya. Penggunaan media bekas dipilih
dengan pertimbangan bahwa pengelolaan barang yang umumnya
tidak lagi digunakan dan memiliki nilai ekonomis rendah, lebih arif
dan bijaksana dibandingkan harus membeli barang baru yang
sebenarnya memiliki nilai guna yang sama. Selain karena hal
tersebut, penggunaan media bekas merupakan praktik nyata upaya
penghematan dan pemanfaatan sampah anorganik yang sejatinya
dapat menghasilkan keuntungan bila dilihat dari nilai-nilai sosial
ekonominya.
59
Pelaksanaan Kegiatan
Praktik pembuatan kotak tabungan dengan media bekas
dilaksanakan pada tanggal 2, 4 dan 6 Agustus dengan sasaran anak
sekolah di SDN Penggarutan 1 antara 7 s.d 10 tahun (3, 4, 5, dan 6
SD) yang memanfaatkan botol air mineral, kardus bekas susu, kaleng
bekas susu, kardus bekas makanan ringan dan bahan alteratif lainnya
yang dikonstruksi bentuk, tampilan dan ukurannya sehingga lebih
menarik. Sebagai hasilnya telah terbentuk 59 kotak tabungan yang
dapat dimanfaatkan untuk menabung bagi anak-anak tersebut.
Sebenarnya kotak tabungan yang telah anak buat sendiri,
menciptakan rasa kepuasan yang berbeda dibanding dengan
membeli, sehingga secara otomatis akan merangsang anak-anak
untuk menabung.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membantu anak-anak
dalam pembuatan kotak tabungan dengan media bekas adalah Rp
30.000,- , yang digunakan untuk membeli lem, cutter, dan kertas
samak. Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan
penghambat dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Setelah diberi penyuluhan, anak-anak mengerti tentang
makna dan manfaat serta tujuan dari mereka menabung sehingga
muncul kesadaran diri dalam anak-anak tersebut untuk
menabung, dan keterampilan tinggi anak-anak dalam
mengkontruksi media bekas yang mereka miliki juga sangat
membantu dalam pembuatan kotak tabungan.
60
b) Faktor Penghambat
Tidak ada hambatan yang berarti dalam pembuatan kotak
tabungan dengan media bekas, selain bimbingan dan
pengawasan terhadap anak-anak dalam mengoperasikan alat-alat
seperti pisau cutter, gunting dan lain-lain, sehingga tidak terjadi
kecelakaan dalam proses pembuatan.
Penangung Jawab Kegiatan: Teguh Eko W.
2) Pengolahan Limbah Kertas menjadi Kerajinan Tangan
Latar Belakang Kegiatan
Produksi sampah yang berasal dari kertas sangatlah banyak,
dimulai dari koran-koran bekas, kardus makanan, tempat fotocopy,
sekolah dan lain-lain, sampai saat ini pengolahannya hanya dengan
pengumpulan kertas oleh pengepul lalu disetorkan oleh pengusaha-
pengusaha menengah, hasi yang diperoleh tentunya tidak seberapa
bila dibandingkan dengan pengolahan langsung. Alternatif untuk
mengatasi sampah kertas agar mendatangkan keuntungan adalah
dengan mengkonversi kertas menjadi bentuk-bentuk kerajinan
tangan berupa hiasan dinding, yaitu kaligrafi atau semacamnya.
Teknik dan cara pengolahannya pun mudah dengan menggunakan
alat-alat yang sederhana dan hanya membutuhkan modal yang
sedikit, oleh karena itu dilakukan sosialisasi dengan praktik langsung
pengolahan limbah kertas.
Dengan diadakannya program ini, diharapkan dapat
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan peserta dalam mengolah
61
barang-barang bekas, terutamanya kertas sehingga mampu mengatasi
sampah-samapah tersebut sekaligus mendatangkan keuntungan.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2010,
anggaran yang dibutuhkan sebesar , untuk membeli bahan-bahan dan
alat-alat demonstrasi, peserta dibimbing langsung dalam proses
pembuatannya, peserta sangat antusias dalam mengikuti program ini,
kreatifitas dan daya imajinasi peserta yang tinggi membuat program
berjalan melebihi target yang dibayangkan. Factor-faktor pendukung
dalam kegiatan ini adalah banyaknya sampah kertas di tempak KKN
serta kreatifitas peserta dalam menciptakan kaligrafi dan hiasan
rumah lainnya membuat suasana kegiatan menjadi lebih
menyenangkan, dan kemampuan peserta dalam menuangkan ide-ide
membuat hasil yang diperoleh semakin menarik.
Hampir tidak ada faktor penghambat dalam program ini, dan
agar peserta dapat berkelanjutan dalam pengolahan sampah kertas,
TIM KKN memberikan semacam handout yang berisikan tentang
proses pengolahan sampah kertas tersebut mulai dari pengumpulan
sampai pengemasan hasil kerajinan. Anggaran yang dibutuhkan
untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 20.500,- yang digunakan untuk
membeli kertas minyak, tepung kanji dan cat.
Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Rizal Faisal
Akbar
62
3) Praktek Usaha Kecil Menengah (UKM)
Latar Belakang Kegiatan
...Apakah Anda akan menunggu saja datangnya penghasilan
sambil mengharap situasi aman, ataukah akan mengejarnya dan
menemukan tempat persembunyiannya di tengah situasi konflik
sekalipun.... (diolah dari Intisari Kewiraswastaan). Kata-kata terakhir
itulah yang dilakukan Lalita Thongngamkam, wanita muda Thailand,
saat memulai usaha restoran di negara-negara konflik beberapa tahun
silam. "Ketika sebuah negeri mengalami gejolak, saya justru tertarik
ke sana," ujar Thongngamkam sebagaimana dikutip harian The
Asian Wall Street Journal edisi 9-11 Mei. Selain memberikan
penyuluhan tentang UKM kami juga memberikan sedikit contoh
produk yang kami buat dari hasil olahan bahan yang banyak terdapat
di Desa Penggarutan seperti singkong dan pisang. Dari kedua bahan
tersebut kami olah menjadi pisang coklat (piscok) dan tela kriuk.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini kami laksanakan bersamaan dengan
diadakannya penyuluhan UKM yaitu tanggal 27 Jui 2010.
Antusiasme ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut sangat terlihat
sekali. Mereka sangat kooperatif bertukar informasi selama
pertemuan berlangsung. Anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan
ini sebesar Rp 50.000,- untuk membeli perlengkapan memasak
piscok dan tela kriuk, seperti pisang, kulit martabak, ketela, coklat
bubuk, gula serta bumbu.
Penanggung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi H. dan Ina
Rahmawati
63
d. Bidang Lingkungan
1) Kerja Bakti Lingkungan
Latar Belakang Kegiatan
Kesehatan lingkungan di sebuah desa hanya akan tercapai
bila terjadi kesatuan dari setiap warganya yang secara sadar
membersihkan seluruh lingkungan pada kelompok masyarakat
tersebut, karenanya perlu dilakukan kerja bakti masal membersihkan
lingkungan, selain itu kerja bakti merupakan wadah untuk
menyatukan tenaga dan kemampuan sehingga suatu pekerjaan dapat
terselesaikan dengan mudah.
Pelaksanaan Kegiatan
Kerja bakti di Desa Penggarutan dilaksanakan 2 kali, yang
pertama tanggal 30 Juli 2010, yaitu kerja bakti pembersihan
lingkungan seluruh desa sampai ke pemakaman yang dilakukan oleh
seluruh warga desa, sedangkan kerja bakti yang kedua dilakukan
tanggal 8 Agustus 2010, yaitu kerja bakti penyelesaian pembangunan
masjid At Taqwa yang dilakukan oleh warga RW II. Rasa
tenggangrasa, satu nasib dan kerukunan antar individu adalah factor
pendorong keberhasilan kerja bakti ini, dan dapat dikatakan tidak
ada penghambat dalam proses kerja bakti ini. Tidak ada anggaran
yang dibutuhkan kegiatan ini.
Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok
64
2) Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Tanaman Sayur-
sayuran
Latar Belakang Kegiatan
Pekarangan merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang hidup manusia khususnya bagi setiap individu karena
pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan.
Dalam hal ini pekarangan rumah yang dimiliki oleh setiap induvidu
atau pun keluarga masih banyak yang belum dimanfaatkan sehingga
perlu pengarahan untuk pemanfaatan tanaman tersebut
Berdasarkan permasalahan di atas, KKN POSDAYA
berusaha untuk melakukan praktik langsung tentang pemanfaatan
pekarangan khususnya bagi individu atau keluaraga yang masih
memiliki pekarangan kosong. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi
kontribusi kepada masyarakat akan manfaat pekarangan kosong dan
diharapkan dengan adanya kegiatan ini masyarkat khususnya bagi
warga RW II mau melakukan kegitan untuk memnfaatkan
pekarangan yang dimiliki seperti penanaman sayuran, TOGA,
warung hidup dan lain-lain.
Pelaksanaan Kegiatan
Untuk praktik pemanfaatan pekarangan rumah, Tim KKN
POSDAYA membagikan tanaman cabai, tomat dan pepaya, serta
dilakukan praktik langsung penanaman tanaman tersebut agar
memastikan tanaman-tanaman tersebut ditanam dan tumbuh terawat.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan tanggal 19 Agutus dan
membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000,- yang digunakan untuk
65
membeli benih . Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan
penghambat dalam program ini adalah :
a) Faktor pendorong
Tersedianya lahan pekarangan kosong, pupuk kandang
dan waktu luang serta kemauan warga dalam mengolaha
pekarangan mereka sangat membantu dalam keberhasilan
program ini, yang sejatinya diharapkan dapat berkelanjutan
sampai kapan pun.
b) Faktor Penghambat
Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah proses
transplanting tanaman dari plug ke dalam media tanam yang
sesungguhnya karena banyaknya tanaman yang harus
dipindahkan namun proses transplanting harus dilaksanakan
pagi hari dan dengan cepat.
c) Upaya mengatasi hambatan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut TIM KKN
bersama-sama melakukan proses transplanting ketika pagi hari,
sekitar jam 06.00 sampai jam 07.00.
Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok
3) Pembuatan Papan Peringatan Pengguna Jalan
Latar Belakang Kegiatan
Pembuatan papan peringatan bagi pengguna jalan dirasa
penting dengan pertimbangan bahwa jalan yang membelah desa
Penggarutan ini adalah jalan utama menuju Pondok Pesantren Al
66
Hikmah yang merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di
Jawa tengah yang terletak di Desa Benda, sekaligus jalan alternatif
menuju Desa Adisana serta Tegal. Namun jalan ini sempit,
sedangkan debit kendaraan cukup tinggi dengan laju kecepatan yang
tinggi pula, ditambah lagi aktifitas anak-anak disekitar jalan dan
belum ada papan peringatan jalan yang resmi dari Dishub Brebes.
Pelaksanaan Kegiatan
Papan peringatan dibuat sebanyak 2 buah yang bertuliskan
“JALAN PELAN-PELAN dan AWAS ANAK-ANAK”. Pembuatan
dan pemasangan papan peringatan ini membutuhkan waktu 2 hari,
yaitu tanggal 21 – 22 Juli 2010. Yang membutuhkan anggaran
sebesar Rp 67.000,- yang digunakan untuk membeli tampah dan cat.
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat
adalah sebagai berikut :
a) Faktor pendorong
Masyarakat merasa terganggu dan resah dengan
keselamatan diri sebagai sesama pengguna jalan, maupun
keselamatan warga umumnya, mengingat kapasitas jalan yang
kecil namun mobilitas kendaraan yang tinggi. Serta permohonan
permintaan rambu-rambu lalu lintas kepada Dishub Brebes pada
bulan Maret 2010 oleh mahasiswa KKN sebelumnya sama
sekali tidak mendapat respon sampai saat ini.
67
b) Faktor Penghambat
Dapat dikatakan tidak ada faktor penghambat dalam
pelaksanaan program ini, karena izin dari Kepala Desa pun
diperoleh dengan cepat, dan justru masyarakat berperan aktif
dalam proses pemasangan papan peringatan pengguna jalan ini.
Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi P P. dan Teguh Eko W.
3. Program Tambahan
a. Posterisasi
Posterisasi adalah program-program yang menunjang program
penyuluhan pada masing-masing bidang yang diadakan, Posterisasi
dilaksanakan pada tanggal 14 Augustus 2010, tempat yang dijadikan
penempelan poster adalah gedung Posyandu, balai desa, rumah kepala
RT, pos ronda, sekolahan dan warung-warung.
1) Posterisasi Gas
Mengingat sering terjadinya kecelakaan karena penggunaan
gas yang tidak sesuai prosedur atau karena kurang mengertinya
pengguna tentang prosedur penggunaan gas, maka dilaksanakan
posterisasi penggunaan gas, di dalamnya terkandung materi tentang
operasional GAS, dengan poster ini diharapkan masyarakat selalu
teringat dan berhati-hati serta tidak takut dalam menggunakan GAS.
Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- untuk pembuatan
poster.
Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi Prasetya P.
68
2) Posterisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Agar masyarakat senantiasa teringat dan selalu menerapkan
pola hidup bersih dan sehat, diadakan posterisasi PHBS. Dengan
posterisasi ini diharapkan masyarakat selalu sadar dan menerapkan
pola hidup bersih dan sehat. Materi yang terkandung di dalam poster
adalah ajakan untuk selalu hidup bersih an sehat dan hal-hal yang
perlu dilakukan baik sehari-hari atau pun kegiatan rutin seseorang
agar menunjang untuk peningkatan kualitas kesehatan. Anggaran
untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- untuk pembuatan poster.
Penangung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W.
3) Posterisasi ASI Eksklusif
Pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
membuat TIM KKN POSDAYA perlu menerapkan program
posterisasi ASI, mengingat profesi ibu-ibu yang sedang menyusui
juga harus melaksanakan rutinitas sehari-hari selain kewajiban ibu
untuk menyusui anak, rutinitas seperti bekerja pada profesi masing-
masing ibu terkadang menyita waktu yang seharusnya digunakan
untuk menyusui anak-anak mereka, bukan mengganti ASI dengan
susu Formula atau makanan pendamping ASI, dengan dilakukannya
posterisasi ini diharapkan membuat para ibu selalu ingat pentingnya
pemberian ASI kepada anak. Materi yang terkandung dalam poster
adalah manfaat dari ASI, pentingnya pemberian ASI dan kalimat-
kalimat persuasive yang selalu mengingatkan para ibu untuk
69
menyusui anak-anaknya. Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp
10.000,- untuk pembuatan poster.
Penangung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati
4) Posterisasi Pertanian
Anggaran yang dibutuhkan untuk keseluruhan program
posterisasi sebesar . Tidak ada kendala dalam pembuatan dan
pelaksanaan program ini karena pihak Desa Penggarutan
memberikan izin untuk poster ini dan warga pun berperan aktif
untuk perawatan poster-poster yang dipasang, sehingga akan
bertahan lama dan bermanfaat kepada masyarakat itu sendiri.
Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- yang berasal dari
BPP Pertanian dalam bentuk poster.
Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.
b. Leaflet
Program pengadaan leaflet adalah progam yang diciptakan
untuk mendampingi penyuluhan dari program-program tersebut.
Sehingga materi dapat tersampaikan secara tartil dan menyeluruh,
dengan leaflet maka masyarakat memiliki materi yang dapat disimpan
dan dibaca kembali ketika membutuhkannya.
1) Leaflet Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang
disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegepty, karenanya sangat penting
untuk informasi terhadap penyakit ini, setah diberikan penyuluhan
masyarakat tampak aktif untuk melakukan pencegahan terhadap
70
penyakit ini, karena hal tersebut TIM KKN POSDAYA membuatkan
leaflet yang dikemas dengan menarik dan mudah untuk dibaca guna
untuk mengingatkan warga tentang pencegahan dan diskripsi
penyakit ini. Dengan adanya leaflet ini diharapkan mampu memantu
warga dalam pencegahan penyakit ini, dan terus membagi informasi
ini kepada masyarakat lainnya sehingga secara keseluruhan
masyarakat melakukan pencegahan terhadap penyakit ini. Anggaran
untuk kegiatan ini sebesar Rp 5.000,- untuk fotocopy leaflet.
Penangung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi H.
2) Leaflet Chikungunya
Chikungnya merupakan penyakit yang disebarkan oleh agen
berupa nyamuk Aedes Aegepty, nyamuk ini tumbuh dan berkembang
pada lingkungan apabila tercipta genangan air dan menyukai bagian
rumah yang gelap dan terdapat benda-benda menggantung seperti
pakaian dan lain-lain. Penyakit ini tidak dapat dimusnahkan, namun
dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan agen dari penyakit
ini, karena hal tersebut dilakukan pengadaan leaflet tentang
chikungunya yang berisikan tentang bahaya penyakit ini, cara
penanggulangan dan pencegahan serta informasi umum tentang
penyakit ini, sehingga masyarakan menjadi tanggap dan siaga
apabila terjadi wabah atau serangan dari Aedes Aegepty. Anggaran
untuk kegiatan ini sebesar Rp 5.000,- untuk fotocopy leaflet.
Penangung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar
71
3) Leaflet TOGA
Banyaknya berbagai jenis tanaman yang merupakan tanaman
obat yang mudah ditanam, serta kurangnya pengetahuan warga
tentang manfaat dari masing-masing obat dan cara menggunakannya,
TIM KKN POSDAYA membuatkan leaflet yang berisikan macam-
macam tanaman obat lengkap dengan manfaat masing-masing
tanaman serta cara memanfaatkannya. Dengan begitu diharapkan
masyarakat lebih terampil dan mau memanfaatkan tanaman-tanaman
tersebut.
Anggaran yang dibutuhkan untuk seluruh pengadaan lefleat
sebesar Rp. 5.000,- untuk fotocopy leaflet dan tidak ada kendala atau
hambatan dalam program ini. Justru sempat terjadi kekurangan
leaflet karena antusias warga yang besar yang ingin memiliki leaflet-
leaflet tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut TIM KKN
memperbanyak kembali jumlah leaflet.
Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.
c. Pemberian ABATE
Sebagai wujud nyata program penyuluhan tentang
Chikungunya dan Demam Berdarah, maka TIM KKN memberikan
Abate gratis kepada masyarakat sebanyak 71 unit dengan setiap
unitnya digunakan untuk 500 liter air, pemberian kepada masyarakat
disalurkan melalui masing-masing Ketua RT. Diharapkan dengan
adanya abate ini dapat mencegah penyakit Chikungunya dan Demam
Berdarah, dengan cara memotong daur hidup nyamuk ketika menjadi
72
jentik-jentik nyamuk. Penggunaan Abate lebih efektif bila
dibandingkan dengan foging atau pemberantasan nyamuk lainnya.
Ketika pemberian Abate kepada masyarakat, masyarakat juga diberi
tahu tentang cara penggunaan Abate agar tepat sasaran. Anggaran
untuk kegiatan ini sebesar Rp 142.000,- daam bentuk abate yang
berasal dari Dinas Kesehatan Bumiayu.
Penangung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah
d. Pemantauan Jentik Nyamuk dan Praktek Penggunaan Abate
Latar Belakang Kegiatan
Sebagai upaya nyata untuk pemberantasan demam berdarah atau
pun chikungunya adalah dengan membasmi inang perantara dari
penyakit ini, yaitu nyamuk Aedes Aegypti, salah satu hal yang paling
efektif untuk memberantas nyamuk adalah dengan memotong daur
hidup nyamuk ketika nyamuk masih menjadi jentik-jentik. Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan praktik pemantauan jentik nyamuk dan
penggunaan abate, abate adalah insektisida temephos yang berguna
untuk membunuh jentik-jentik nyamuk dengan dilakukannya praktik ini
diharapkan masyarakat tanggap dalam pengendalian nyamuk Aedes
Aegypti.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di lingkungan RW II Desa penggarutan
di daeran yang menjadi tempat penampungan genangan air, pemantauan
jentik nyamuk adalah mengamati ada tidaknya jentik-jentik nyamuk
pada suatu badan perairan menggenang. Dan apabila terdapat jentik-
73
jentik nyamuk, maka yang harus dilakukan adalah membasmi jentik-
jentik nyamuk tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan abate pada air tersebut. Sedangakan untuk pencegahan
nyamuk berkembang biak adalah dengan melakukan kegiatan yang
biasanya di sebut 4 M + (menguras, menutup, mengubur, memantau
dan plus tidak menggantung baju, membuka jendela pagi hari dan
menutup sore hari). Tidak ada halangan dalam praktik ini, dan
masyarakat merasa terbantu dengan dilaksanakannya program ini,
sehingga program dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran,
jumlah abate yang disebar kepada masyarakat sebanyak 71 buah, dan
setiap buahnya digunakana untuk 500 liter air menggenang selama 2
bulan. Program ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2010 dan
tidak membutuhkan anggaran.
Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi Prasetya P.
e. Lomba Keagamaan ( Semarak Ramadhan)
Latar Belakang Kegiatan
Dalam rangka menyambut Hari bulan suci umat islam yaitu
bulan ramadhan , kami dari TIM KKN Posdaya Unsoed mengadakan
perlombaan “anak shaleh” yang diikuti oleh siswa kelas 4,5 dan 6 SD
dengan jumlah peserta 18 anak, adapun perlombaan yang dilaksanakan
berupa ; lomba wudlu, lomba shalat, lomba adzan, dan lomba tartil
kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui serta meningkatkan
tentang pengetahuan agama para siswa.
74
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2010 pukul
16.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertempat di halaman masjid
AL ITTIHAD dusun Pojok, Penggarutan. Hal yang mendorong
kegiatan ini dilaksanakan adalah rasa antusiasme yang tinggi
masyarakat penggarutan akan setiap kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh tim KKN. Adapun faktor hambatan dalam
pelaksanaan kegitan ini berupa waktu pelaksanaan yang terlalu sempit.
Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 101.500,-.
Penangung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W.
f. Penyuluhan Diabetes Melitus
Latar Belakang Kegiatan
Data terbaru dari Federasi Diabetes internasional, Diabetes
Atlas menunjukkan 285 juta orang yang menderita diabetes ternyata
lebih banyak menimpa kaum muda. Lebih dari separuh jumlah tersebut
adalah penduduk usia muda antara 20-60 tahun. Data tersebut juga
menunjukkan Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara terbanyak
menderita diabetes, dengan India menempati peringkat pertama, kedua
Cina dan AS ketiga. Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia)
memproyeksikan jumlah penderita diabetes di Indonesia akan
membengkak sekitar 24 juta orang pada tahun 2025. Angka ini
melonjak hampir dua kali lipat dari angka penderita diabetes saat ini
sekitar 12 juta orang.
75
Melihat permasalahan diatas, penyuluhan tentang penyakit
Diabetes Melitus benar-benar perlu di lakukan karena masih kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tersebut. Oleh karena itu
TIM KKN POSDAYA yang ada di Kelurahan Penggarutan
mengadakan penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus, diharapkan
masyarakat mendapatkan gambaran umum tentang penyakit Diabetes
Melitus dan dapat melakukan upaya untuk mencegah timbulnya
penyakit tersebut dengan mengatur pola hidup mereka.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus ini
berjalan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini
juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat
dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan
kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena kegiatan ini
dilakukan bersamaan dengan pengajian rutin ibu-ibu yang
dilaksanakan di gedung TK Aisyiyah BA. Tidak ada anggaran yang
dibutuhkan, dan ketika penyuluhan banyak yang bertanya mengenai
materi seputar Diabetes Melitus baik bagaimana cara pencegahannya
secara farmakologi dan secara fitoterapi. Tidak ada anggaran untuk
kegiatan ini.
Penangung Jawab Kegiatan: Tri Cahyani W.
76
g. Penyuluhan Ostheoporosis
Latar Belakang Kegiatan
Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa
(berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam
tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan
kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan
kekuatan tulang sehingga penderita Osteoporosis mudah mengalami
patah tulang atau fraktur. Osteoporosis merupakan kondisi yang tidak
menimbulkan gejala apapun selama beberapa decade, karena
osteoporosis tidak akan menimbulkan gejala sampai timbul fraktur atau
patah tulang. Maka gejalanya tidak akan jauh dari tempat terjadinya
patah tulang. Contohnya fraktur pada tulang belakang akan
menimbulkan gejala seperti nyeri seperti diikat yang menjalar dari
punggung ke sisi samping tubuh.
Di Amerika serikat 44 juta orang mempunyai kepadatan tulang
yang sangat rendah. Dari jumlah ini hampir 55% berusia 55 tahun
keatas. Lebih banyak perempuan daripada laki-laki, 1 dari 2 wanita
kulit putih akan mengalami osteoporosis dalam hidupnya. Melihat
permasalahan tersebut, penyuluhan tentang Ostheoporosis benar-benar
perlu di lakukan. Oleh karena itu TIM KKN POSDAYA yang ada di
Kelurahan Penggarutan mengadakan penyuluhan tentang
Ostheoporosis, diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat
sadar akan resiko ostheoporosis dan dapat melakukan pencegahan agar
77
tidak ostheoporosis khususnya bagi kalangan wanita yang berumur 50
tahun ke atas.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang Ostheoporosis ini berjalan dengan
lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini juga
mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat dalam
mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan
ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena kegiatan ini dilakukan
bersamaan dengan pengajian rutin ibu-ibu di desa Penggarutan yang
diadakan di gedung TK Aisyiyah BA pada tanggal 4 Agustus 2010.
Tidak ada anggaran yang dibutuhkan, dan ketika penyuluhan masing-
masing peserta sangat antusias mengikuti dan aktif melontarkan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Tidak ada hambatan dalam
kegiatan penyuluhan tentang ostheoporosis karena peserta cukup
memahami dan mengerti mengenai materi yang disampaikan.
Penangung Jawab Kegiatan: Ina Rahmawati
78
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan KKN yang
dilaksanakan selama 35 hari di Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu,
Kabupaten Brebes kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Telah terdapat Posdaya di Desa Penggarutan yang bernama POSDAYA
“SEJAHTERA”.
2. Program KKN yang telah dilaksanakan, baik kegiatan non fisik maupun
fisik dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat desa setempat.
Masyarakat dapat menikmati hasil KKN dan memperoleh tambahan
pengetahuan melalui berbagai penyuluhan dan praktek oleh mahasiswa
KKN.
3. Hasil kegiatan KKN tesebut secara tidak langsung membantu pemerintah
daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terutama pembangunan,
terutama pembangunan desa dan juga meningkatkan hubungan antara
perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis dan
masyarakat.
4. Kegiatan KKN tesebut juga memberikan manfaat yang berarti dan
pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa peserta KKN.
79
B. Saran
1. Perlu adanya bantuan dari pihak lain dalam hal ini Pemerintah daerah
dalam bentuk material maupun non material untuk pemberdayaan Posdaya
di Desa Penggarutan.
2. Semangat dan jiwa kegotongroyongan masyarakat perlu dilestarikan dan
didukung oleh peningkatan pendidikan masyarakat agar pembangunan di
Desa Penggarutan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan.
3. Perlu peningkatan koordinasi antara perangkat desa, tokoh masyarakat,
dengan mayarakat serta pemuda dalam pelaksanaan pembangunan desa.
4. Perlu adannya tindak lanjut yang terarah dalam pelaksanaan program-
program pembangunan baik fisik maupun non fisik sehingga rintisan yang
telah dilakukan selama kuliah kerja nyata tidak sia–sia.
5. Perlu adanya suatu bentuk pendampingan desa, karena untuk merubah
keadaan suatu penduduk desa memerlukan waktu yang tidak sedikit dan
memerlukan pertemuan yang intensif, untuk itu disarankan ada suatu
bentuk pendampingan dari pihak-pihak yang berkompeten untuk
mengadakan perubahan kearah yang lebih baik
80
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2007. Daftar Isian Potensi Desa Penggarutan. Kabupaten Brebes
Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2009. Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Penggarutan. Kabupaten Brebes
Pemerintah Desa Penggarutan. 2009. Data Desa Penggarutan Tahun 2009. Aparat Desa, Penggarutan
Tim LPM UNSOED. 2010. Diktat Kuliah Pembekalan KKN. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Tim LPM UNSOED. 2010. Kuisioner KKN Posdaya Unsoed Semester Gasal Tahun Akademik 2010/2011. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
81