125
BAB I PENDAHULUAN Di era teknologi canggih seperti sekarang ini, pengaruh kuat dari tekanan Globalisasi pada awal milenium ini menimbulkan perubahan sosial dan ekonomi pada masyarakat. Perubahan- perubahan itu menimbulkan permasalahan baru yang menambah fokus perhatian pemerintah untuk memecahkannya, padahal kemungkinan permasalahan- permasalahan lama yang ada di masyarakat belum dituntaskan sepenuhya. Upaya pemecahan permasalahan yang ada di masyarakat karenanya harus mengalami perubahan paradigma dari pembangunan masyarakat community developing menjadi pemberdayaan masyarakat community empowerment, artinya segala bentuk permasalahan yang ada di masyarakat langsung dikaji oleh masyarakat dan diselesaikan sendiri oleh masyarakat dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri from people, by people, for people. Masyarakat karenanya diharapkan mampu berswadaya, berswakelola dan berswadana dalam, pembangunan. 1

Laporan Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir

BAB IPENDAHULUAN

Di era teknologi canggih seperti sekarang ini, pengaruh kuat dari tekanan

Globalisasi pada awal milenium ini menimbulkan perubahan sosial dan ekonomi

pada masyarakat. Perubahan- perubahan itu menimbulkan permasalahan baru

yang menambah fokus perhatian pemerintah untuk memecahkannya, padahal

kemungkinan permasalahan- permasalahan lama yang ada di masyarakat belum

dituntaskan sepenuhya. Upaya pemecahan permasalahan yang ada di masyarakat

karenanya harus mengalami perubahan paradigma dari pembangunan masyarakat

community developing menjadi pemberdayaan masyarakat community

empowerment, artinya segala bentuk permasalahan yang ada di masyarakat

langsung dikaji oleh masyarakat dan diselesaikan sendiri oleh masyarakat dengan

memanfaatkan potensi-potensi yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri

from people, by people, for people. Masyarakat karenanya diharapkan mampu

berswadaya, berswakelola dan berswadana dalam, pembangunan.

Negara Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan merata berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan pada hakekatnya

adalah suatu upaya untuk melakukan perubahan dari keadaan yang kurang baik

menuju pada keadaan yang lebih baik atau usaha untuk melakukan perubahan

sosial dalam konteks yang lebih kompleks dan luas.

Semua lapisan masyarakat masih banyak yang belum merasakan

pembangunan. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kesejahteraan sebagian

besar masyarakat Indonesia, jumlah terbanyak ada di desa. Dari segi terpenuhinya

1

Page 2: Laporan Akhir

sarana dan prasarana, orang desa jauh tertinggal dibanding dengan orang kota.

Terjadinya ketimpangan dalam hal pemanfaatan hasil pembangunan antara orang

desa dan kota dan rendahnya kemampuan pemerintah desa dalam

menyelenggarakan pemerintahan desa. Potensi yang ada di pedesaan pun belum

dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat desa yang disebabkan oleh

masyarakat desa yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan sumber daya

manusia pedesaan dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung

penggalian potensi sumber daya yang ada di wilayah pedesaan.

Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian dari semua pihak untuk

memperoleh solusi yang terbaik dalam peningkatan pembangunan di desa.

Pelaksanaan pembangunan di desa tidak harus ditanggung oleh Pemerintah

Daerah saja, akan tetapi oleh semua pihak dan semua pihak dan semua lapisan

masyarakat, tidak terkecuali aktivitas akademika.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai usaha kegiatan pengabdian perguruan

tinggi kepada masyarakat yang diharapkan dapat berperan serta dalam

peningkatan pembangunan yang diselenggarakan di Kabupaten Brebes.

Keterlibatan perguruan tinggi dalam proses pembangunan di Kabupaten Brebes

merupakan bentuk penginteraksian antara pengabdian masyarakat dengan

pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan secara interdisipliner. Berkaitan

dengan hal tersebut, melalui program KKN ini diharapkan mahasiswa mampu

memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul dalam kehidupan

masyarakat, menumbuhkan motivasi, menciptakan koordinasi dan pencetus

inisiatif dari berbagai hal ataupun permasalahan yang ada serta mempersiapkan

kader-kader pembangunan.

2

Page 3: Laporan Akhir

A. Kondisi Umum Desa

1. Keadaan Alam Desa Penggarutan

Desa Penggarutan secara administratif merupakan salah satu desa

di bagian Barat wilayah Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Wilayah

desa secara keseluruhan 239.760 Ha, terdiri dari pemukiman seluas 47 Ha,

tanah sawah 64.468 Ha, tanah kering 98.137 ha dan perkebunan negara

5.157 ha. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Tonjong

b. Sebelah Selatan : Desa Adisana

c. Sebelah Barat : Desa Dukuh Turi

d. Sebelah Timur : Kecamatan Sirampog

Desa Penggarutan mempunyai ciri-ciri fisik dan masyarakat yang

hampir sama dengan desa-desa lain, hal tersebut dapat dilihat dari data

dibawah ini:

a. Potensi Dasar/Alam

1) Banyak RW : 4 RW

2) Banyak RT : 17 RT

b. Sarana Umum

1) Sarana Keagamaan : terdapat 7 masjid dan moshola

2) Sarana Pendidikan : terdapat 2 TK dan 4 SD

3) Sarana Kesehatan : terdapat 4 posyandu

4) Sarana Olahraga : terdapat 1 lapangan sepakbola

3

Page 4: Laporan Akhir

c. Penduduk

1) Jumlah Penduduk : 1894 jiwa

2) Jumlah Kepala Keluarga : 482 KK

a) Jumlah Penduduk dalam kelompok umur :

Tabel 1. Jumlah Penduduk dalam kelompok umurNo. Golongan Umur Jumlah

1. 0-4 907 orang

2. 5-9 592 orang

3. 10-14 420 orang

4. 15-19 411 orang

5. 20-24 255 orang

6. 25-29 224 orang

7. 30-34 466 orang

8. 35-39 345 orang

9. 40-44 237 orang

10. 45-49 131 orang

11. 50-54 103 orang

12. 55-59 70 orang

13. > 60 63 orang

b) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan:

(1) Penduduk tidak/belum tamat SD : 89 orang

(2) Penduduk tamat SD : 650 orang

(3) Penduduk tamat SLTP : 310 orang

(4) Penduduk tamat Akademi/DIII/Perguruantinggi : 13 orang

c) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian :

(1) Petani : 350 orang

(2) Buruh Tani : 400 orang

(3) Karyawan Pabrik : 200 orang

4

Page 5: Laporan Akhir

(4) Pedagang/ Pengusaha : 90 orang

(5) TNI/Pegawai negeri : 40 orang

(6) Lain-lain : 13 orang

d. Keadaan Perekonomian

1) Pertanian tanaman pangan

Luas sawah : 64.468 Ha

2) Kepemilikan sawah menurut kelas usaha

a) Sawah irigasi : 246 RTP

b) Buruh tani : 442 orang

3) Kepemilikan tanah sawah menurut luasnya

a) Tanah sawah : 256 RTP

b) Tidak memiliki : 425 RTP

c) 0,5- 1 ha : 115 RTP

d) >1,0 : 50 RTP

4) Hasil tanam menurut komoditas pangan :

a) Padi Ladang : 350 ton/ha

b) Kelapa : 1 kw/ha

5) Peternakan

Jumlah ternak menurut jenis :

a) Sapi : 4 ekor

b) Kerbau : 25 ekor

c) Ayam : 1938 ekor

d) Bebek : 1309 ekor

e) Kambing : 255 ekor

Produksi peternakan : 5000 kg/tahun

2. Potensi Desa

5

Page 6: Laporan Akhir

Desa Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes

memiliki beberapa sumber daya yang cukup representatif untuk

dikembangkan, antara lain:

a. Bidang pertanian

Pada bidang pertanian, komoditas yang paling potensial adalah

padi. Untuk permasalahan yang terdapat pada bidang pertanian

meliputi hama penyakit tanaman dan pengairan.

b. Bidang peternakan dan perikanan

Potensial desa di bidang peternakan, komoditas yang paling

potensial untuk dikembangkan adalah peternakan bebek. Sedangkan

masalah yang masih dihadapi dalam bidang ini adalah pakan dan

pengolahan kotoran.

c. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia belum ditunjang oleh tingkat pendidikan

yang cukup baik, sehingga masih harus digali potensi pembangunan

dan perubahan untuk membangun paradigma baru masyarakat dan

perekonomian rakyat.

d. Bidang kesehatan

Fasilitas kesehatan berupa puskesmas di desa ini pun belum

ada. Terdapat 4 unit posyandu. Untuk tenaga kesehatan terdiri dari 1

orang bidan jumlah kematian bayi tidak melebihi 1 orang per tahun,

dan cakupan imunisasi polio, DPT-1 dan cacar sudah dilakukan

dengan cukup baik.

B. Latar Belakang Kegiatan KKN POSDAYA

6

Page 7: Laporan Akhir

Negara Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, namun hasil

pembangunan tersebut belum dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh semua

lapisan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kesejahteraan

sebagian besar masyarakat Indonesia.

POSDAYA adalah forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan

wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-

hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu

pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai

bidang, utamanya kesehatan, pendidikan dan wirausaha, agar keluarga bisa

tumbuh mandiri di desanya. Dalam melaksanakan fungsinya, POSDAYA

merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan masyarakat dan anggotanya

sehingga pelaksanaan kegiatan itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk

masyarakat dan keluarga setempat sebagai upaya memberdayakan keluarga

sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Bidang-bidang

yang ada dalam POSDAYA meliputi bidang Kesehatan, bidang Pendidikan,

bidang Ekonomi dan Produksi (kewirausahaan), dan bidang Budidaya

Lingkungan.

Dasar Kegiatan

7

Page 8: Laporan Akhir

Pelaksanaan KKN Unsoed didasarkan pada :

1. Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept. 060/XII/1974 yang

disempurnakan dengan Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept.

109/J23/Kep/KN/1997.

2. Surat Keputusan Rektor Unsoed No Kept. 71/J23/PP/2002 tanggal 14

Maret tentang mata kuliah pengembangan kepribadian Unsoed. KKN

(UNO 113) merupakan salah satu mata kuliah pengembangan kepribadian

(MPKP) dan diwajibkan bagi mahasiswa Unsoed dengan bobot 3 SKS.

3. Buku Pedoman Unsoed 2004-2005, Bab III tentang system pendidikan

point F, disebutkan tugas akhir program sarjana meliputi Praktek Kerja

Lapangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), Seminar, Skripsi, dan Ujian

Pendadaran.

4. Tri Dharma Perguruan Tinggi

C. Maksud Dan Tujuan Pelaksanaan KKN

1. Maksud Pelaksanaan KKN

Maksud dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah :

a. Meningkatkan relevansi Perguruan Tinggi dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

melaksanaan pembangunan yang semakin mantap.

b. Meningkatkan relevansi antara materi kurikulum dengan realita

pembangunan dalam masyarakat.

c. Sebagai media belajar memecahkan permasalahan yang muncul dalam

masyarakat melalui aternatif yang paling memungkinkan sesuai

dengan disiplin ilmu masing-masing.

8

Page 9: Laporan Akhir

2. Tujuan Pelaksanaan KKN

Tujuan dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah :

a. Memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi, seni dalam upaya

menemukan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-kader

pembangunan.

b. Perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi, teknostruktur

dalam masyarakat yang lebih memahami kondisi, gerak dan

permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat dalam

pembangunan.

c. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah

dan masyarakat luas, sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan

dalam menyesuaikan kegiatan pendidikan dengan kehidupan nyata

dalam masyarakat yang sedang membangun.

d. Mendapat pengalaman belajar yang berharga melalui kegiatan dalam

masyarakat yang secara langsung merumuskan, memecahkan dan

menanggulangi permasalahan pembangunan secara inter disipliner.

e. Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga melalui keterlibatan

dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan,

memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara

interdisipliner.

f. Mahasiswa dapat memberikan upaya pemikiran berdasarkan ilmu,

teknologi, dalam upaya menemukan, mempercepat gerak serta

mempersiapkan kader-kader pembangunan yang berkualitas tinggi.

9

Page 10: Laporan Akhir

g. Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktural

dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan

h. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Pemerintah

Daerah, instansi teknis dan masyarakat sehingga dapat lebih berperan

dalam menyelesaikan kegiatan pendidikan serta penelitian dengan

tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

i. Menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga

mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.

10

Page 11: Laporan Akhir

BAB IIPELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Pemberdayaan

Keluarga (POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman Semester Genap Tahun

Ajaran 2010/2011 di Kelurahan Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten

Brebes dimulai sejak tanggal 20 Juli sampai dengan 23 Agustus 2010. Kegiatan

KKN POSDAYA ini berhubungan bidang Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan

Produksi (Kewirausahaan) dan bidang Lingkungan yang terangkum dalam suatu

wadah yang dinamakan POSDAYA. Kelurahan Penggarutan sendiri sudah

memiliki wadah POSDAYA yang disebut POSDAYA SEJAHTERA, sehingga

pada KKN ini, kelompok KKN POSDAYA Unsoed berusaha untuk memperbaiki

dan menyempurnakan wadah POSDAYA yang sudah ada tersebut.

A. Program Kerja

Pelaksanaan program KKN POSDAYA di Kelurahan Penggarutan

dibagi menjadi dua yaitu program non fisik dan fisik. Pelaksanaan program

KKN POSDAYA di Kelurahan Penggarutan baik program non fisik maupun

fisik merupakan program-program kegiatan yang dirancang berdasarkan hasil

observasi di lapangan dan pemikiran kelompok KKN POSDAYA sendiri

dengan melihat potensi sumber daya yang belum tergali, serta adanya

masukan dari masyarakat.

Program non fisik merupakan program yang bertujuan untuk membuka

dan mengubah pola pikir masyarakat dengan pemberian materi yang

bersangkutan dengan bidang-bidang yang ada dalam POSDAYA ini seperti

Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Produksi (Kewirausahaan) dan

11

Page 12: Laporan Akhir

Lingkungan. Pemberian materi dapat dilakukan dengan penyuluhan dan

sosialisasi.

Pelaksanaan kegiatan KKN POSDAYA khususnya program non fisik

di Kelurahan Penggarutan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dapat

berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. Pelaksanaan program

fisik dalam program KKN POSDAYA kebanyakan merupakan realisasi dari

program non fisik yang telah terlebih dahulu dilakukan. Program ini

merupakan program yang secara nyata dapat dilihat wujudnya.

B. Pelaksanaan Program dan Pembahasan

1. Program Non Fisik

a. Bidang Kelembagaan

1) Pembinaan POSDAYA

Melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), yang

dibangun, dibina dan dikembangkan oleh perorangan, organisasi atau

pemerintah daerah, keluarga Indonesia diharapkan dapat bersatu dan

mempersiapkan diri secara dini. Atau minimal, dapat saling belajar

dengan keluarga lain sesama anggota POSDAYA. Keluarga yang

lebih mampu diharapkan bisa memberi bantuan pencerahan,

sebaliknya keluarga yang masih tertinggal dapat meluangkan waktu

belajar mandiri bersama anggota POSDAYA lain

Desa Penggarutan memiliki empat buah posyandu yang

tersebar di masing-masing dusun. Diharapkan pada akhir kegiatan

KKN ini tiap posyandu memiliki sebuah POSDAYA. Tetapi karena

keterbatasan waktu, tempat, dan biaya, maka saat ini masih terdapat

12

Page 13: Laporan Akhir

satu buah POSDAYA di Desa Penggarutan yang diberi nama

POSDAYA “SEJAHTERA”. Kegiatan Pembinaan POSDAYA

dilaksanakan sebanyak satu kali dan dilaksanakan pada pertemuan

dengan perangkat desa serta pengurus POSDAYA “SEJAHTERA”

pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010. Pada acara ini dihadiri oleh

jajaran perangkat desa dan pengurus POSDAYA “SEJAHTERA”.

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Penggarutan pada pukul

14.00 WIB.

Acara ini sengaja diselenggarakan tim KKN POSDAYA

guna melakukan pembinaan terhadap POSDAYA yang sudah ada

serta rakor pengurus POSDAYA. Untuk kegiatan ini dibutuhkan

dana sebesar Rp.10.000 untuk konsumsi rapat.

Penanggung jawab kegiatan : Kelompok

2) Peninjauan Kader

Terbentuknya Posdaya sebagai sarana pemberdayaan

keluarga dan penduduk untuk pengembangan SDM dan pengentasan

kemiskinan. Sasaran utama POSDAYA ini dimaksudkan agar

keluarga muda, keluarga lansia, kaya dan miskin bisa bersilaturahmi

dan saling peduli sesamanya. Jadi sasarannya adalah bahwa Posdaya

ini menjadi forum pemberdayaan keluarga muda kurang mampu dan

berkembangnya suasana hidup gotong royong di kalangan

masyarakat setempat.

Peninjauan terhadap pengurus/kader POSDAYA

“SEJAHTERA” yang telah terbentuk sebelumnya dilakukan dengan

13

Page 14: Laporan Akhir

maksud untuk mengevaluasi kinerja POSDAYA “SEJAHTERA”

yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan ini juga dilakukan

pengawasan terhadap tiap kader akan kinerjanya serta dilakukan

pembahasan terhadap program-program kerja selanjutnya. Kegiatan

Penijauan Kader POSDAYA dilaksanakan sebanyak satu kali dan

dilaksanakan pada pertemuan dengan perangkat desa serta pengurus

POSDAYA “SEJAHTERA” pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010.

Pada acara ini dihadiri oleh jajaran perangkat desa dan pengurus

POSDAYA “SEJAHTERA”. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai

Desa Penggarutan pada pukul 14.00 WIB. Untuk kegiatan ini

dibutuhkan dana sebesar Rp 5.000 untuk konsumsi rapat.

Penanggung jawab kegiatan : Kelompok

3) Peninjauan Kembali AD/ART

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjelaskan kepada Tim

POSDAYA Desa Penggarutan tentang pentingnya Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga bagi suatu organisasi. Dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dijelaskan tentang

peraturan-peraturan, hak dan kewajiban serta segala sesuatu yang

berhubungan dengan suatu organisasi, yang dalam hal ini

menyangkut organisasi POSDAYA sendiri. Selain itu berbagai

sanksi dan keanggotaan juga dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga tersebut agar dapat dipahami dan

dilaksanakan oleh masyarakat dan Tim POSDAYA.

14

Page 15: Laporan Akhir

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2010

bertempat di Balai Desa Penggarutan pada pukul 14.00 WIB.

Kegiatan ini membutuhkan dana sebesar Rp 5.000 untuk konsumsi.

Penanggung jawab kegiatan : Kelompok

b. Bidang Kesehatan

1) Penyuluhan Posyandu Lansia

Latar Belakang Kegiatan

Ponyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan

suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat

atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif

dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.

Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun

keatas. Keberadaan Posyandu bagi kesehatan masyarakat, tentu

sangat dibutuhkan. Masyarakat sudah sangat mengenal Posyandu

sebagai sarana para ibu yang menimbang bayi atau memeriksakan

kesehatan. Tapi, Posyandu khusus orang lanjut usia (lansia), masih

sangat jarang diketahui. Melihat permasalahan tersebut, penyuluhan

tentang posyandu lansia benar-benar perlu di lakukan. Oleh karena

itu TIM KKN POSDAYA yang ada di Desa Penggarutan

mengadakan penyuluhan tentang posyandu lansia mengenai masalah

kesehatan dan cara pola hidup.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan tentang posyandu lansia ini berjalan

dengan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini

15

Page 16: Laporan Akhir

juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat

dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam

pelaksanaan kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti

mungkin hanya penyampaian materi pada para peserta lansia yang

harus perlu diperhatikan mengenai bahasa dalam pengucapan agar

lebih dapat dimengerti dan dipahami oleh para lansia. Kegiatan ini

dilaksanakan di gedung TK aisyiyah BA pada tanggal 4 dan 11

Agustus 2010, pada tanggal 4 Agustus 2010 materi diisi oleh TIM

KKN POSDAYA mengenai masalah-masalah kesehatan yang sering

diderita oleh lansia seperti sesak napas, penyakit tulang sendi,dan

mengenai pencegahan baik secara farmakologi maupun terapi herbal.

Pada kegiatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 11.000,- yang

bersumber dari mahasiswa. Sedangkan pada tanggal 11 Agustus

2010 materi yang diisi dari Puskesmas mengenai penyakit TBC dan

cara pencegahannya sekaligus dilakukan kegiatan pengukuran

tekanan darah dan penimbangan berat badan bagi lansia. Dalam

kegiatan ini tidak membutuhkan anggaran serta tidak menimbulkan

hambatan, lancar sampai acara selesai.

Penangung Jawab Kegiatan: Tenan Dwi Septi H.

2) Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Latar Belakang Kegiatan

Penyuluhan PHBS di Penggarutan dilakukan karena

berdasarkan survei yang didapat, masyarakat kurang memahami

pentingnya hidup bersih dan sehat, minimnya pengetahuan

16

Page 17: Laporan Akhir

masyarakat tentang PHBS, rendahnya kesadaran masyarakat dalam

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta masih

banyaknya penyakit yang disebabkan karena faktor lingkungan yang

tidak sehat seperti chikungunya, diare dan lain-lain. Serta kebiasaan

masyarakat yang membuang sampah sembarangan, seperti pada

sungai atau tempat lainnya seperti sampah plastik di kebun yang

dapat membuat kemungkinan menjadi tempat tergenangnya air dan

akhirnya menjadi sarang nyamuk.

Dengan adanya penyuluhan mengenai PHBS diharapkan

dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga mampu

meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat dilaksanakan pada

tanggal 4 Agustus 2010, pada acara pengajian rutin ibu-ibu,

penyuluhan berisikan tentang pentingnya hidup bersih dan sehat,

bagaimana cara hidup bersih dan sehat, serta ajakan untuk

melakukan hidup bersih dan sehat, penyuluhan dikemas dalam

bentuk ceramah keagamaan sehingga tidak menimbulkan perasaan

tersinggung pada diri masyarakat, namun hal ini justru akan

membuat masyarakat tergugah dan sadar tentang nikmat-nikmat

sehat yang harus dijaga dan dipertahankan dengan melakukan pola

hidup bersih dan sehat. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk

penyuluhan ini, tidak ada hambatan berarti dalam penyuluhan ini,

17

Page 18: Laporan Akhir

berbagai macam kegiatan yang termasuk pola hidup bersih dan sehat

dijelaskan dengan baik, dan untuk mendukung keberhasilan

penyuluhan, dilakukan program posterisasi tentang PHBS agar

masyarakat selalu ingat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

Penanggung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.

3) Penyuluhan Asi Eksklusif

Latar Belakang Kegiatan

Makanan utama dan tepat untuk bayi adalah ASI. Selain

mudah diberikan dan selalu dalam keadaan steril, ASI mengandung

semua gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama

kelahirannya. Selain itu temperatur ASI pun selalu tepat, tidak perlu

dipanaskan saat akan memberikan pada bayi. ASI eksklusif

merupakan pemberian air susu ibu saja kepada bayi yang berumur 0–

6 bulan, tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain

obat untuk terapi. Terkadang ibu yang bekerja merasa tidak yakin

atau khawatir, jika setelah bekerja ibu tidak dapat menyusui bayinya

sehingga sekarang ini semakin banyak bayi yang tidak disusui secara

eksklusif dan menggantinya dengan susu formula ataupun makanan

tambahan lainnya, padahal hal ini sangat berbahaya bagi bayi karena

sistem pencernaan yang belum belum sempurna.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan ASI eksklusif dilaksanakan di gedung

TK Aisyiyah BA pada acara pengajian yang diikuti oleh ibu-ibu,

tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk penyuluhan ini. Acara

18

Page 19: Laporan Akhir

berlangsung dengan baik, ibu-ibu pun antusias dalam mengikuti

kegiatan ini, terutama ibu-ibu yang memiliki balita yang masih perlu

diberi ASI, informasi tentang besarnya manfaat dari zat-zat yang

terkandung di dalam ASI mampu mengyakinkan ibu-ibu untuk

memberikan ASI eksklusif mereka kepada putra putri mereka.

Aktifitas tanya jawab ketika penyuluhan mempermudah dalam

penyampaian materi secara tuntas. Hampir tidak ada hambatan

dalam program ini, dan program ini didukung dengan program

Posterisasi ASI.

Penanggung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati

4) Penyuluhan Tanaman Obat dan Keluarga (TOGA)

Latar Belakang Kegiatan

Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah

diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia

mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi

keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan

untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan

menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam

tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan

yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal

dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan

peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan

masyarakat. Alasan lain kita mengadakan program ini adalah

terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam menggunakan TOGA

19

Page 20: Laporan Akhir

dan mengolah tanaman – tanaman obat yang ada menjadi obat sesuai

dengan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat.

TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga.

Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di

halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam

rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun

tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan

kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan.

TOGA dapat dijadikan alternatif pengobatan, saat krisis

ekonomi, dimana harga obat-obatan sangat mahal. Tetapi masyarakat

seringkali tidak mengetahui dan menyadari bahwa tanaman tersebut

mempunyai manfaat sebagai obat.

Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan TOGA dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2010

di Balai Desa Penggarutan pada acara ibu-ibu PKK, anggaran yang

dibutuhkan sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk fotocopy

leaflet. Sebenarnya ibu-ibu telah mengenal berbagai tanaman

tersebut, namun hanya belum tahu tentang manfaat dan bagaimana

cara memanfaatkan tanaman tersebut agar menjadi obat. Taman obat

keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman

rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam

20

Page 21: Laporan Akhir

rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Budidaya

tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan

menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara

individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat

secara mandiri dan memanfaatkannya. Sehingga akan terwujud

prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Sugesti ibu-ibu yang tinggi terhadap mahasiswa KKN

sangat membantu dalam penyampain materi penyuluhan yang

tercerminkan pada partisipasi ibu-ibu melakukan dialog tanya

jawab dengan mahasiswa, selain itu masih banyaknya

pekarangan rumah yang belum termanfaatkan juga

menimbulkan rasa ingin memelihara tanaman-tanaman TOGA

pada ibu-ibu, dan potensi TOGA menjadi usaha membuat ibu-

ibu tertarik untuk memulai membudidayakannya.

b) Faktor penghambat

Tidak ada hal-hal berarti yang menghambat pelaksanaan

penyuluhan, hanya kondisi hujan yang menyebabkan

keterlambatan ibu-ibu dari waktu yang ditentukan.

Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar

21

Page 22: Laporan Akhir

5) Penyuluhan P3K dan peran UKS

Latar Belakang Kegiatan

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan

tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu penderita pada

suatu kecelakaan / musibah sebelum mendapat penanganan lebih

lanjut dari pihak medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa,

menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat

penyembuhan. Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya

tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan

P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja

yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya

sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat, atau dengan

menyediakan kotak P3K.

Pelaksanaan Kegiatan:

Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya

dukungan dari pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-

guru untuk melatih anak-anaknya agar bisa belajar menangani

pertolongan pertama pada kecelakaan secara dini dan cepat dengan

menggunakan media yang praktis untuk pencegahan yang harus ada

dalam UKS seperti kotak P3K. Pengadaan P3K dilakukan pada

tanggal 6 Agustus 2010 kepada anak-anak SD Penggarutan 1 dan

sekaligus dilakukan kegiatan penyuluhan P3K dan peran UKS.

Kegiatan ini membutuhkan tidak membutuhkan anggaran. Tidak ada

hambatan dalam kegiatan ini tapi masih kurangnya fasilitas yang

22

Page 23: Laporan Akhir

memadai dalam UKS di SD penggarutan 1 maka diharapkan dengan

adanya pengadaan P3K ini warga SD mampu menerapkannya dan

dapat menggunakannya sesuai kebutuhan.

Penangung Jawab Kegiatan: Annisa Inayatillah

6) Penyuluhan Chikungunya dan Demam Berdarah

Latar Belakang Kegiatan

Menurut HL Blum (1974) ada 4 (empat) faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat antara lain :

Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dalam

teori tersebut disebutkan bahwa lingkungan merupakan faktor yang

sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat,

kemudian perilaku, pelayanan kesehatan dan yang terakhir adalah

keturunan. Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan, didapatkan

pola penyakit yang masih didominasi oleh penyakit yang disebabkan

karena faktor resiko lingkungan, yaitu DBD dan chikungunya.

Berdasarkan laporan dari desa, dikatakan bahwa masih ada

masyarakat yang terkena penyakit Chikungunya.

Melihat permasalahan diatas, penyuluhan tentang bahayanya

penyakit DBD dan Chikungunya benar-benar perlu di lakukan. Oleh

karena itu TIM KKN POSDAYA yang ada di Kelurahan

Penggarutan mengadakan penyuluhan tentang penyakit DBD dan

chikungnya, diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat

sadar akan bahayanya penyakit DBD dan chikungunya dan mau

untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut.

23

Page 24: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan tentang penyakit DBD ini berjalan

dengan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini

juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat

dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam

pelaksanaan kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena

kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pertemuan-pertemuan

yang ada di setiap RT, yaitu jamiahan ibu-ibu dan jamiahan bapak-

bapak. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 10.000,- untuk

fotocopy leaflet, dan ketika penyuluhan, masing-masing peserta

diberi leafleat yang isinya materi seputar DBD dan chikungunya.

Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Tenan Dwi

Septi H.

c. Bidang Pendidikan

1) Sosialisasi Gemar Membaca

Latar Belakang Kegiatan

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Buku adalah Jendela

Dunia”, dengan hanya membaca kita bisa menambah ilmu

pengetahuan dan juga mendapatkan kesenangan secara gratis. Saat

ini, budaya membaca di masyarakat sangat memprihatinkan terlebih

lagi budaya membaca bagi anak-anak kecil. Masyarakat sekarang

lebih senang menonton televisi daripada membaca. Sosialisasi gemar

membaca merupakan salah satu program yang bertujuan untuk

mengajak masyarakat terutama anak-anak untuk membudayakan

24

Page 25: Laporan Akhir

kegiatan membaca. Dengan membiasakan diri membaca diharapkan

dapat tercipta masyarakat yang berilmu dan berpengetahuan luas

karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini.

Pelaksanaan Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi di SD N

Penggarutan 01 dari kelas 1 sampai kelas 6, penyuluhan

dilaksanakan disetiap kelas pada tanggal 2,3, dan 4 Agustus 2010

dengan total peserta 105 anak dengan lama penyuluhan 45 menit

setiap kelasnya, dan terlihat semangat untuk membaca pada diri

siswa-siswi tersebut. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan dalam

kegiatan ini, setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan tumbuh

semangat untuk membaca pada diri anak. Adapun Hal-hal yang

menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam program ini

adalah:

a) Faktor pendorong

Antusias siswa-siswi dalam mengikuti penyuluhan

sangat memberikan dampak positif terhadap pencapaian

program, koleksi buku-buku yang terdapat di SD juga sangat

membantu praktik dari gemar membaca.

b) Faktor penghambat

Kesulitan dalam mengontrol beberapa siswa yang sulit

diatur, yaitu siswa kelas 1 yang usianya masih kecil dan sulit

untuk berkonsentrasi

25

Page 26: Laporan Akhir

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya untuk mengatasi hambatan tersbut adalah dengan

memberikan penyuluhan dalam bentuk yang sedikit berbeda

sehingga mampu menarik perhatian anak-anak, penyuluhan

diselingi dengan kegiatan bernyanyi atau bercerita.

Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah

2) Penyuluhan Pentingnya Pendidikan BALITA

Latar Belakang Kegiatan

Usia di bawah lima tahun (balita) adalah usia yang paling

kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian seseorang. Termasuk juga pengembangan intelegensi

hampir seluruhnya terjadi pada usia di bawah lima tahun. Kalau

seseorang sudah terlanjur menjadi pencuri atau penjahat, maka

pendidikan Universitas bagi orang tersebut boleh dikatakan tidak

berarti apa-apa. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, setelah

tua susah dibengkokkan. Oleh karena itu, penyuluhan pentingnya

pendidikan balita sejak dini perlu diberikan kepada para orangtua

supaya mereka mampu membimbing anaknya menjadi anak yang

tumbuh dan berkembang secara baik.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada acara pengajian

yang diikuti oleh bapak-bapak, tidak ada anggaran yang dibutuhkan

untuk penyuluhan ini. Acara berlangsung dengan baik, bapak-bapak

pun antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terutama bapak-bapak

26

Page 27: Laporan Akhir

yang memiliki balita, Aktifitas tanya jawab ketika penyuluhan

mempermudah dalam penyampaian materi secara tuntas. Hampir

tidak ada hambatan dalam program ini, karena bapak-bapak dengan

mudah memahami maksud dari materi yang disampaikan,dan

harapannya mereka bisa menerapkannya pada balita sehingga

tercapainya tujuan agar menjadi balita yang pintar, cerdas, terampil

dan berbudi pekerti yang baik.

Penanggung jawab : Tri Cahyani W.

3) Penyuluhan Pendidikan Remaja

Latar Belakang Kegiatan

Pemuda merupakan aset bangsa yang sangat berharga,

jumlahnya terbesar bila dibandingkan dengan kelompok umur yang

lainnya, dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu Negara adalah dari

kualitas remaja atau pemudanya. Remaja adalah masa transisi dari

anak-anak menuju dewasa dan mengalami perubahan yang besar

baik secara fisik, mental, dan sosial.

Remaja menjadi kelompok yang beresiko dan perlu

diperhatikan karena :

a) Kurang informasi mengenai tubuh, seksualitas, reproduksi dan

konsekuensi hubungan seks.

b) Sedang terjadi perubahan dari anak-anak yang memiliki rasa

ingin tau, menjadi dewasa yang memiliki rasa ingin coba-coba

c) Memiliki rasa setia kawan yang tinggi

d) Belum mampu mengontrol emosi

27

Page 28: Laporan Akhir

e) Mudah terpengaruh tekanan sebaya

f) Berisiko Menggunakan alkohol dan narkoba

Remaja merupakan sebuah tahapan pencarian jatidiri,

kerenanya remaja perlu diberi pembinaan dan pengarahan agar

perkembangannya menuju arah yang baik, yang berguna bagi diri

sendiri, lingkungan dan masyarakat.

Motivasi adalah hal yang sangat penting untuk membangun

diri khususnya bagi setiap individu. Jadi dalam hidup kita perlu

motivasi diri, karena tanpa motivasi dalam upaya meningkatkan

perubahan diri tidak akan terlaksana dengan baik sesuai dengan apa

yang kita harapkan. Penyuluhan motivasi diri dalam hal ini dalam

kegiatan pemuda merupakan salah satu kegiatan yang penting karena

para pemuda di Kelurahan Penggarutan khususnya pemuda di RW II

masih belum mau untuk melakukan sebuah gerakan menuju kearah

kemajuan.

Dengan mengambil tema “Journey to Paradise” yang

didalamnya terkandung materi motivasi, kesehatan reproduksi

remaja dan bahaya napza diharapkan mampu memberikan semangat

bagi remaja untuk terus menggli potensi diri, keterampilan,

kemampuan untuk bersaing dan memposisikan diri sebagai individu

maupun kelompok yang berguna bagi negara. Pemberian motivasi

dikemas dalam suasana Ramadhan yang suci sehingga diharapkan

juga memberikan dampak terhadap mereka sebagai makhluk tuhan

yang beragama, sehigga meningkatkan iman dan takwa.

28

Page 29: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Materi motivasi yang digunakan bersumber dari Pedoman

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Puskesmas oleh Drg. Enny

Budhi Hastuti Kasi Upaya Kesehatan Masyarkat, bid. Bindal

pelayanan kesehatan, Infeks Menular Sexual Hiv / Aids Napza /

Narkoba oleh Dr. Khaerudin Bakhri Kepala Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Brebes. Infeksi Menular

Seksual (IMS), Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) & HIV/AIDS

(disampaikan pada pelatihan PKPR Salatiga 24-26 September 2008)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Serta materi motivasi yang

diperoleh dari panduan-panduan motivasi remaja yang berbentuk

video, naskah dan lain-lain.

Acara training motivasi dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18

Agutus 2010 di gedung TK Aisyiyah BA Penggarutan menggunakan

LCD dan peralatan-peralatan yang mendukung penyampaian materi

terhadap remaja, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp. 100.000,-,

yang digunakan untuk sewa LCD. Adapun hal-hal yang menjadi

faktor pendorong dan penghambat dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Peran aktif dan antusias remaja dalam mengikuti training

motivasi ini sangat berdampak positif dalam penyampaian

materi, selain itu peran orang tua dalam membimbing anak-anak

mereka juga sangat membantu bagi keberhasilan program pada

jangka panjang. Dan sumbangan dana dari Ranting

29

Page 30: Laporan Akhir

Muhammadiah Penggarutan juga sangat membantu lancarnya

acara training motivasi.

b) Faktor penghambat

Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan program,

terlebih dengan sumbangan dana dari Ranting Muhammadiah

Penggarutan yang digunakan untuk penyewaan LCD, program

ini berjalan sangat baik

Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Rizal Faisal

Akbar

4) Pengembangan TK

Latar Belakang Kegiatan

Taman kanak-kanak merupakan wadah belajar bagi anak usia

dini, keberadaannya sangat penting dan sangat dibutuhkan, di

dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini (yang

selanjutnya disebut balita) yang dipandu oleh beberapa orang

pengajar, kualitas dari sebuah taman kanak-kanak sangat

menentukan kualitas dari lulusan peserta didik taman kanak-kanak

tersebut. Kualitas yang dimaksud disini , pertama adalah kelayakan,

kelengkapan, serta kuantitas sarana belajar. Kedua adalah

sumberdaya manusia dari pengelola taman kanak-kanak, dan yang

ketiga adalah peran aktif wali murid dalam menjaga kualitas belajar

dan media belajar balita mereka terutamanya di taman kanak-kanak

tempat mereka sekolah. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan

semacam sharing atau diskusi rutin yang dilaksanakan mingguan

30

Page 31: Laporan Akhir

atau bulanan antara pengelola taman kanak-kanan, wali murid dan

pihak luar yang mampu dan bersedia memberikan kontribusi positif

sehingga taman kanak-kanak dapat berkembang.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan ketika jam istirahat belajar, yang

diikuti oleh staff pengajar, wali murid dan mahasiswa KKN Posdaya

setiap 1 minggu sekali atau seperlunya, yaitu pada tanggal 27, 31

Agustus, 3, 4, dan 6 Juli 2010. Hal ini dilakukan agar tidak

mengurangi efektifitas belajar dan tidak mengganggu aktifitas staff

pengajar maupun wali murid yang memiliki kesibukan-kesibukan

lainnya. Sharing dilaksanakan dengan santai namun terarah, dan

terkadang mendatangkan pihak lain seperti distributor buku-buku

pelajaran, atau penyedia kebutuhan alat pembelajaran lainnya.

Hasil-hasil yang diperoleh dari sharing yang telah dilakukan

adalah

a) Pengelolaan kebersihan TK sepenuhnya dibebankan kepada staff

pengajar

b) Dalam proses pembelajaran, murid-murid TK dibagi berdasarkan

kelompok umur, sehingga digunakan istilah NOL KECIL untuk

kelompok usia 3-4 tahun dan NOL BESAR untuk usia > 4.5 tahun

c) Ketika proses pembelajaran balita diharuskan memiliki

kemandirian, sehingga orang tua atau pengasuh hanya boleh

berada diluar ruangan

31

Page 32: Laporan Akhir

d) Diharapkan setiap wali murid membekali anak-anaknya dengan

peralatan edukasi seperti pensil warna dan lain-lain

e) Wali murid berhak menyumbangkan alat atau apapun yang

mendukung peningkatan proses pembelajaran di TK

f) Setiap 1 minggu sekali diadakan kegiatan diluar ruangan guna

pengenalan lingkungan, kesehatan dan keterampilan peserta didik.

Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini, pihak pengurus TK

Aisyiyah BA pun sangat mendukung kegiatan ini dan berharap

yayasan serta wali murid selalu berperan aktif dalam

mengembangkan TK tersebut. Kegiatan ini tidak membutuhkan

anggaran.

Penanggung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W. dan Teguh Eko W.

5) Penyuluhan Teknologi Komputer

Latar Belakang Kegiatan

Pengetahuan tentang teknologi komputer pada zaman

sekarang sangatlah penting dimana peranannya sebagai suatu alat

yang mempermudahkan manusia untuk mengolah suatu data tertentu

serta akan ketergantungan akan penggunaan komputer semakin

tinggi. Hal-hal diatas merupakan salah satu yang melatarbelakangi

diadakanya Penyuluhan teknologi komputer, dimana pada kegiatan

ini diharapkan dapat membantu anak–anak akan pengetahuan

tentang pentingnya teknologi komputer serta dapat mengoprasikan

aplikasi–aplikasi yang terdapat di komputer .

32

Page 33: Laporan Akhir

Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Madrasah Diniah (MADIN)

penggarutan yang bertepatan pada tanggal 28 dan 29 juli 2010.

Targetan dari program ini adalah anak–anak madrasah. Pada

program ini tidak mengeluarkan anggaran biaya.

Hal–hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Di sekolah anak-anak belum mendapatkan pengetahuan

tentang teknologi komputer, sehingga mereka menjadi merasa

perlu untuk mengikuti program penyuluhan teknologi komputer

yang diadakan. Selain itu antusias anak-anak terhadap

mahasiswa KKN sangat tinggi, sehingga tidak mempersulit

proses peyampaian materi

b) Faktor penghambat

Faktor penghambat dalam program ini adalah sedikitnya

waktu yang diberikan oleh pihak Madrasah Diniah dalam

pelaksanaan program, sedangkan disisi lain, anak-anak masih

mengharapkan pembelajaran ini tetap berjalan.

c) Upaya mengatasi hambatan

Karena dirasa perlu untuk tetap melakukan kegiatan

pembelajaran, maka program tetap dilanjutkan di Posko KKN

yang dikemas dalam bentuk kelompok belajar yang dapat

dilakukan setiap saat.

Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar

33

Page 34: Laporan Akhir

6) Pendidikan Bahasa Asing

Latar Belakang Kegiatan

Bahasa adalah suatu sarana penghubung antara suatu bangsa,

saat ini penguasaan bahasa asing menjadi penting karena pengaruh

dari globalisasi, penguasaan bahasa asing juga menjadi penentu

utama seseorang memperoleh pekerjaan, oleh karena itu perlu

pendidikan bahasa asing sepeti bahasa inggris sejak dini.

Berdasarkan hal tersebut, maka diciptakan program pendidikan

bahasa asing yang diharapkan dapat membantu anak-anak dalam

penguasaan bahasa inggris, program ini adalah sarana untuk

membantu anak memahami materi yang diberikan oleh guru mereka

disekolah.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26, 27, 28, 29 Juli

2010. Mengingat sasaran program adalah anak-anak sekolah dasar,

maka materi yang diberikan disesuakan dengan kapasitas anak-anak

tersebut, pelaksanaan kegiatan mengajar dilakukan di gedung

Madrasah Diniah Penggarutan. Anggaran yang dibutuhkan untuk

pendidikan bahasa asing sebesar Rp. 4000,- yang digunakan untuk

membeli permen . Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong

dan penghambat dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Karena disekolah anak-anak mendapatkan pelajaran

bahasa asing, mereka menjadi merasa perlu untuk mengikuti

34

Page 35: Laporan Akhir

program pendidikan bahasa asing yang diadakan. Selain itu

sugesti anak-anak terhadap mahasiswa KKN sangat tinggi,

sehingga tidak mempersulit proses peyampaian materi

b) Faktor penghambat

Faktor penghambat dalam program ini adalah sedikitnya

waktu yang diberikan oleh pihak Madrasah Diniah dalam

pelaksanaan program, sedangkan disisi lain, anak-anak masih

mengharapkan pembelajaran ini tetap berjalan.

c) Upaya mengatasi hambatan

Karena dirasa perlu untuk tetap melakukan kegiatan

pembelajaran, maka program tetap dilanjutkan di Posko KKN

yang dikemas dalam bentuk kelompok belajar yang dapat

dilakukan setiap saat.

Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah

d. Bidang Ekonomi

1) Penyuluhan Usaha Kecil menengah (UKM)

Latar Belakang Kegiatan

Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan

pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM

amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan.

UKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan

pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka dan mereka juga

cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam

ekspor dan perdagangan. Hal inilah yang kami coba sampaikan

35

Page 36: Laporan Akhir

kepada warga desa Penggarutan untuk memberdayakan potensi yang

ada di desa ini.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan tentang UKM ini kami laksanakan pada

hari selasa tanggal 27 juli 2010, penyuluhan tentang UKM ini

diberikan kepada ibu-ibu PKK yang dilaksanakan di Balai Desa

Penggarutan. Adapun hal yang mendorong kegiatan ini dilakukan

adalah masih kurangnya informasi mengenai UKM tentang

bagaimana memulai usaha, membelanjakan modal dengan sebaik-

baiknya, cara pengemasan yang yang baik (untuk menarik minat

konsumen), dan berbagai macam hal lain yang mendukung

berjalannya suatu usaha. Anggaran untuk kegatan ini sebesar Rp

5.000,- yang digunakan untuk pembuatan modul masakan.

Penanggung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi W. & Ina

Rahmawati

2) Sosialisasi Gemar Menabung

Latar Belakang Kegiatan

Sosialisasi gemar menabung sejak dini adalah penyuluhan

tentang bagaimana cara menanamkan kebiasaan menabung sejak

dini. Kebiasaan menabung bukanlah perkara mudah. Banyak yang

mengeluh sulit menyimpan uangnya, bahkan dalam jumlah kecil.

Dalam hal ini perlu adanya pengawasan dan bimbingan oleh

orangtua masing–masing siswa. Salah atu hal yang paling penting

dalam mendidik anak adalah keteladanan dan lingkungan. Oleh

36

Page 37: Laporan Akhir

karena itu untuk mendidik anak agar gemar menabung, otomatis

diperlukan keteladanan dari lingkungan yang gemar menabung.

Pelaksanaan Kegiatan

Sosialisasi tentang gemar menabung oleh TIM KKN Unsoed

mulai dipersiapkan pada tanggal 30 – 31 Juli, dengan pelaksanaan

pada tanggal 2, 4, 6 Agustus. Sasarannya adalah Siswa –Siswi SD

Negeri 1 Desa Penggarutan dari dukuh Pojok. Penyuluhan sendiri

dilaksanakan di Sekolah pada pukul 07.00 – 09.00 WIB oleh TIM

KKN Unsoed. Dalam kegiatan ini tidak membutuhkan anggaran.

Hal – hal yang menjadi faktor penghambat dan pendorong

kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Faktor pendorong

Siswa – siswi SD Penggarutan sangat antusias dengan

acara yang diadakan oleh TIM KKN POSDAYA UNSOED.

Acara ini sangat bermanfaat dalam memotivasi mereka untuk

hidup hemat dan dapat menggunakan uang dari orangtua mereka

secara bijak yaitu dengan menabung sejak dini. Mereka juga

mendapatkan ilmu mengenai kiat – kiat dalam cara mudah untuk

menabung.

b) Faktor penghambat

Kurangnya kerjasama sekolah mengenai pengaplikasian

bagaimana melakukan kegiatan menabung sejak dini, dan juga

kurangnya kesadaran orangtua untuk memberi uang secara lebih

kepada anaknya untuk menyisihkan uang untuk menabung.

37

Page 38: Laporan Akhir

c) Upaya mengatasi hambatan

Dengan menjelaskan semaksimal mungkin dengan

beberapa contoh proses menabung secara sederhana dan memberi

kiat – kiat khusus agar bisa memulai kebiasaan menabung apabila

memiliki uang lebih.

Penanggung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar

e. Bidang Lingkungan

1) Penyuluhan Penggunaan Kompor Gas

Latar Belakang Kegiatan

Konversi minyak tanah menjadi gas oleh pemerintah adalah

usaha yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun

sosialisasi tentang penggunaan kompor gas tidaklah merata, sebagai

bukti adalah sebagian besar masyarakat di Desa Penggarutan merasa

tidak nyaman bila menggunakan gas karena tidak mengetahui secara

pasti cara perawatan dan pengelolaanya. Berdasarkan permasalahan

tersebut Tim KKN Posdaya berupaya membantu Pemerintah dalam

sosialisasi penggunaan gas tersebut dengan harapan mencegah

terjadinya kecelakaan penggunaan gas dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada acara pengajian rutin

masyarakat pada 29 Agustus 2010. Tidak ada anggaran yang

dibutuhkan dalam penyuluhan ini, dan untuk mendukung

keberhasilan program ini, diadakan program posterisasi penggunaan

38

Page 39: Laporan Akhir

gas. Ketika penyuluhan diciptakan diskusi aktif antara peserta dan

penyuluh, penyuluh menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang

umumnya merupakan pengalaman pribadi dari peserta, dimulai dari

perawatan dan pemasangan kompor gas, gas kentut, sebab

kebocoran, karakteristik bagian-bagian kompor gas seperti sile,

selang tabung yang baik dan lain-lain.

Penanggung Jawab Kegiatan : Kelompok

2) Penyuluhan Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik

Latar Belakang

Berdasarkan informasi dari desa, warga di Desa Penggarutan

kebanyakan membuang sampah di Sungai tampa pengelolaan

sebelumnya, hal ini akan memberikan dampak buruk baik jangka

pendek seperti bau, penyumbatan saluran air dan dampak jangka

panjang seperti pendangkalan sungai, eutrofikasi perairan yang

menyebakan kerusakan ekosistem dibawahnya. Berdasarkan hal

tersebut perlu dilakukan penyuluhan tentang pengolahan sampah

organik dan anorganik agar masyarakat sadar tentang bahayanya

membuang sampah sembarangan.

Penyuluhan pengolahan sampah organik dan anorganik

berisikan tentang bagaimana pemisahan sampah organik dan

anorganik, Pengelolaan masing-masing sampah tersebut dapat

menghasilkan keuntungan dan dengan tujuan utama untuk

membersihkan alam sekitar seperti sungai. Sampah organik yang

kebanyakan limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk pakan

ternak seperti itik atau ikan, atau sebagai pupuk organik di

39

Page 40: Laporan Akhir

pekarangan (dengan pengomposan), sedangkan sampah anorganik

seperti botol minuman, kertas, plastik, dan lainnya dapat

dikumpulkan dan dijual ke tempat daur ulang, atau dibuat menjadi

kerajinan tangan yang memberikan pemasukan tersendiri.

Pelaksanaan Program

Penyuluhan dilaksanakan dua kali, pertama dalam acara

pengajian Jamiahan rutin masyarakat Penggarutan pada tanggal 22

Juli 2010 yang diikuti oleh bapak-bapak sebanyak 29 orang,

penyuluhan kedua dilakukan pada tanggal 29 Juli 2010 pada

Madrasah Diniah dengan perserta anak-anak usian 9 - 11 tahun

sebanyak 24 anak. Penyuluhan ini tidak membutuhkan biaya. Hal-

hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam

pengelolaan sampah organik dan anorganik adalah sebagai berikut :

a) Faktor pendorong

Masyarakat tertarik dengan pengolahan sampah organik

dan anorganik karena dapat melestarikan lingkungan sekitar

seperti sungai, terlebih dengan keuntungan yang sebelumnya tak

terpikirkan dari pengolahan sampah-sampah tersebut, membuat

masyarakat berminat untuk mengelola sampah dengan lebih baik

lagi.

b) Faktor Penghambat

Sebagian masyarakat belum memahami pentingnya

pengelolaan sampah organik dan anorganik, karena sudah

menjadi kebiasaan bagi masyarakat untuk membuang sampah di

40

Page 41: Laporan Akhir

sungai yang dekat dengan rumah mereka, karena hal tersebut

dirasa praktis, selain itu tidak tersedianya sarana pembungan

sampah yang memadahi membuat masyarakat kurang peduli

terhadap nasib sampah.

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan

tersebut adalah dengan memberikan informasi tentang

pentingnya pengelolaan sampah dan besarnya keuntungan yang

dapat diperoleh dari pengelolaan sampah tersebut, serta

dilakukannya praktik langsung pemisahan, pengumpulan dan

penanganan sampah organik dan anorganik pada kerja bakti

lingkungan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2010.

Penangung Jawab Kegiatan: Teguh Eko W. dan Annisa Inayatillah

3) Penyuluhan Ternak Sehat dan Ramah Lingkungan

Latar Belakang Kegiatan

Sebagian mata pencaharian sampingan warga desa

penggarutan adalah berternak, seperti unggas (bebek, ayam dll),

ternak besar seperti kambing dan kerbau. Tempat berternak mereka

tidak jauh dari lingkungan rumah dan kebanyakan pengelolaannya

masih tergolong kurang baik. Oleh karena itu perlu diberikan

informasi tentang ternak sehat sehingga tidak mencemari lingkungan

baik dalam bentuk bau maupun limbah ternak lainnya yang

dimungkinkan mendatangkan penyakit bagi hewan ternak itu sendiri

maupun manusia.

41

Page 42: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Informasi yang diberikan ketika penyuluhan adalah manfaat

dari ternak yang sehat serta bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan

dari ternak yang tidak sehat, dan juga dijelaskan teknis pengelolaan

perkandangan, tata ruang dan kultivar yang baik secara umum,

diskusi juga dilaksanakan ketika penyuluhan dengan peserta

mengutarakan permasalahan dan mahasiswa mencoba menjawab,

permasalahan yang ditanyakan seperti bagaimana cara mengelola

feses ternak, menghindari lalat dan lain-lain, penyuluhan

dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010. Tidak ada hambatan

dalam penyuluhan ini, kegiatan berjalan lancer sesuai dengan target

yang diharapkan. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat

tergugah untuk senantiasa menjaga kesehatan kultivar dengan

menjaga lingkungan kultivar itu tetap sehat. Anggaran untuk

kegiatan ini sebesar Rp 35.000,-.

Penangung Jawab Kegiatan: Yoga Dwi P P. & Teguh Eko W.

4) Penyuluhan Permasalahan Pertanian

Latar Belakang Kegiatan

Mayoritas penduduk Desa Penggarutan bermatapencaharian

petani, dengan luas tanah sawah 64.468 Ha, tanah kering 98.137 ha

dan perkebunan negara 5.157 ha dari total tanah seluas 239.760 ha,

karenanya perlu diperhatikan kondisi dan perkembangan petani-

petani di Desa Penggarutan. Dengan jumlah tanah sawah tersebut,

sudah sepatutnya untuk dilakukan bimbingan, dan informasi-

42

Page 43: Laporan Akhir

informasi terkait permasalahan pertanian sehingga diperoleh solusi

dengan tujuan akhir untuk meningkatkan hasil produksi.

Berdasarkan survey kepada petani-petani, masalah-masalah

pertanian yang berada di Desa Penggarutan adalah :

a) Boros dalam pemakaian benih

b) Masalah kesuburan tanah yang menurun (titik jenuh tanah karena

penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus)

c) Masalah pH tanah yang terlalu asam (dicirikan dengan tanah yang

“teyengen”)

d) Keberadaan hama dan penyakit tanaman seperti tikus, ulat dan

penyakit lainnya

e) Kurangnya informasi tentang perkembangan ilmu dan teknologi

pertanian

f) Vacumnya tenaga penyuluh pertanian dari BPP setempat.

Berdasarkan informasi tersebut, maka dilakukan penyuluhan

pertanian permasalahan pertanian dan koordinasi kembali antara

BPP dengan masyarakat petani mengenai tenaga penyuluh untuk

Desa Penggarutan.

Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010 di

Gedung SD N Penggaruran 01, dengan menghadirkan narasumber

dari BBP Kecamatan Bumiayu, narasumber yang mengisi

penyuluhan adalah Kepala BBP Kecamatan Bumiayu (Bapak

Bambang). Penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa batasan jangka

43

Page 44: Laporan Akhir

waktu (penyuluhan dilaksanakan selama 4 jam) dengan harapan

mampu menghasilkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang

tersebut di atas. Setelah dilakukan penyuluhan diperoleh hasil

sebagai berikut :

a) Kekosongan tenaga penyuluh dari BPP untuk Desa Penggarutan

selama ini diselesaikan dengan pengaktifan kembali tenaga

penyuluh tersebut yang akan mulai bekerja September 2010

b) Perencanaan sistem penanaman benih padi dengan sistem satu

lobang satu benih dan sistem jejer legowo untuk Desa

penggarutan yang dimulai pada masa tanam padi berikutnya

untuk menghemat penggunaan benih dan mampu memperluas

wilayah penanaman padi, sehingga mampu meningkatkan hasil

produksi. Pelaksanaan sistem ini akan didampingi dan

dimonitoring oleh tenaga penyuluh dari BBP setempat.

c) Permasalahan pH tanah yang terlalu asam diselesaikan dengan

pengapuran tanah sesuai dengan takaran yang ditentukan, pH

merupakan faktor kualitas tanah yang menentukan kesuburan

tanah, dan kemampuan tanah mengdengradasi bahan organik.

d) Keberadaan hama penyakit seperti tikus diselesaikan dengan

pembasmian tikus secara massal setiap setelah masa panen padi

atau seperlunya, sedangkan untuk penyakit diselesaikan

tergantung dari penyakit yang menyerang.

e) Agar masyarakat petani di Desa Penggarutan dapat berkembang

dan kualitas pertaniannya meningkat, maka penyuluh nantinya

44

Page 45: Laporan Akhir

diharuskan meginformasikan hal-hal baru seperti bibit, pupuk,

dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan hasil

produksi.

Tidak ada hambatan berarti dalam penyuluhan ini selain

keterlambatan narasumber, dan dapat dikatakan bahwa penyuluhan

ini melebihi target yang diharapkan karena peran aktif masyarakat

yang menkonsultasikan permasalahan mereka, serta peran BPP

dalam membantu menyelesaikan permasalahan mereka. Anggaran

untuk kegiatan ini sebesar p 35.000,-.

Penanggung jawab : Yoga Dwi Prasetya P. dan Rizal Faisal Akbar

2. Program Fisik

a. Bidang kesehatan

1) Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Latar Belakang Kegiatan

Pola hidup bersih dan sehat adalah hidup dengan menjalani

rutinitas sehari-hari ditambah melakukan kegiatan menjaga

kebersihan serta kesehatan diri dan lingkungan, sehingga

meningkatkan kualitas hidup pada diri seseorang. Praktik pola hidup

bersih dan sehat bertujuan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan

lingkungan seperti mandi 2 kali sehari, menyapu rumah 2 kali sehari,

mengepel, membuka ventilasi udara, mengkonsumsi makanan sehat

dan lain-lain.

Praktik pola hidup bersih dan sehat merupakan wujud nyata

dari penyuluhan pola hidup bersih dan sehat, dari hasil pengamatan

diketahui bahwa masyarakat belum membiasakan diri atau

45

Page 46: Laporan Akhir

menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena hal tersebut perlu

dilaksanakan praktik pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan di

rumah warga, sekolah dasar dan taman kanak-kanak.

Pelaksanaan Kegiatan

Praktik pola hidup bersih dan sehat dilakukan sebanyak 3

kali, yaitu yang pertama dilaksanakan tanggal 29 Juli 2010 dengan

sasaran lingkungan Madrasah Diniah dan pelakunya adalah santri

madrasah tersebut. Kedua dilaksanakan tanggal 3 Agustus dengan

sasaran rumah-rumah warga dan pelakunya adalah penghuni rumah,

dan yang ketiga dilaksanakan tanggal 4 Agustus 2010 dengan

sasaran lingkungan TK Aisyiyah BA dengan pelakunya guru dan

anak-anak TK. Tidak ada anggaran yang dibutuhkan untuk praktik

pola hidup bersih dan sehat.

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Hal-hal yang berkenaan dengan peralatan hidup bersih

dan sehat yang sederhana atau umum seperti sapu dan kain pel

tersedia dengan baik, anak-anak pun antusias untuk

membersihkan lingkungan belajar mereka.

b) Faktor penghambat

Kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai

adalah masalah yang cukup sulit diatasi, karena hal ini telah

berjalan menaun.

46

Page 47: Laporan Akhir

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan tersebut adalah dengan selalu mengarahkan dan

membimbing orang tua serta anak-anak mereka untuk

melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, dan memberi

informasi tentang bahayanya membuang sampah di sungai.

Penangung Jawab Kegiatan: Tri Cahyani W. dan Teguh Eko

2) Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Anak-anak

Latar Belakang Kegiatan

Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu

mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation.

Kualitas bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau

status gizi pada saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi

kurang bagi seseorang akan mempengaruhi kualitas kehidupannya

kelak. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah

diperlukan. Manfaat yang didapat adalah mahasiswa mampu

melakukan pemantauan status gizi balita di Puskesmas. Sehingga

mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi

badan (TB) atau panjang badan (PB) dan umur (U) balita, mampu

mengatagorikan hasil pengukuran BB, TB atau PB dan U dalam

status gizi balita menurut aturan WHO-NCHS, mampu mengisi dan

membaca Kartu Manuju Sehat Balita (KMS-Balita) serta mampu

menentukan tindakan berdasar keadaan balita pada KMS-Balita.

47

Page 48: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Pengukuran berat badan dan tinggi badan anak-anak

dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemberian makanan tambahan

anak sekolah yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2010 di TK

aisyiyah BA dengan peserta anak-anak TK. Kegiatan ini tidak

membutuhkan biaya karena fasilitas seperti timbangan anak dan alat

pengukur badan sudah tersedia.

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Hal-hal yang berkenaan dengan pengukuran berat badan

dan tinggi badan seperti fasilitas timbangan dan alat pengukur

tinggi badan sudah tersedia. Para peserta juga antusias

mengikuti.

b) Faktor penghambat

Kegiatan ini cukup ada hambatan mengenai tata

tertibnya, peserta kurang tertib mengikuti karena berhubung

mereka masih anak-anak mungkin agak sedikit susah diatur.

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan tersebut adalah dengan selalu mengarahkan dan

membimbing orang tua serta anak-anak mereka untuk mengikuti

kegiatan dengan teratur dengan cara melakukan pengukuran

secara bergiliran yang didampingi oleh orangtua masing-masing

anak.

Penangung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati

48

Page 49: Laporan Akhir

3) Pengadaan Perlengkapan P3K

Latar Belakang Kegiatan

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan

tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu penderita pada

suatu kecelakaan / musibah sebelum mendapat penanganan lebih

lanjut dari pihak medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa,

menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat

penyembuhan. Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya

tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan

P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja

yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya

sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat, atau dengan

menyediakan kotak P3K.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya

dukungan dari pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru-

guru untuk melatih anak-anaknya agar bisa belajar menangani

pertolongan pertama pada kecelakaan secara dini dan cepat dengan

menggunakan media yang praktis untuk pencegahan yang harus ada

dalam UKS seperti kotak P3K. Pengadaan P3K dilakukan pada

tanggal 6 Agustus 2010 kepada anak-anak SD Penggarutan 1 dan

sekaligus dilakukan kegiatan penyuluhan P3K dan peran UKS.

Kegiatan ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 22.500,- yang

bersumber dari PEMKAB Brebes. Tidak ada hambatan dalam

49

Page 50: Laporan Akhir

kegiatan ini tapi masih kurangnya fasilitas yang memadai dalam

UKS di SD penggarutan 1 maka diharapkan dengan adanya

pengadaan P3K ini warga SD mampu menerapkannya dan dapat

menggunakannya sesuai kebutuhan.

Penangung Jawab Kegiatan: Rizal Faisal Akbar

4) Demo Cuci Tangan dan Sikat Gigi

Latar Belakang Kegiatan

Demo cuci tangan dan sikat gigi merupakan upaya untuk

memberikan pengajaran terhadap anak untuk berperilaku hidup sehat

mulai dari diri sendiri. Terutamanya adalah gigi, karena gigi adalah

aset yang penting baik untuk sebuah profesi maupun rasa percaya

diri sesorang ketika dewasa nanti.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan demo cuci tangan dan sikat gigi dilaksanakan

sebanyak 3 kali pada tanggal 2, 4, dan 6 Agustus 2010 di SD N

Penggarutan 1 dengan peserta 105 anak sekolah dari kelas 1 s.d 6.

Demo ini dilaksanakan pada jadwal jam olahraga sekolah.

Pelaksanaan tanggal 2 Agustus 2010 dilaksanakan oleh siswa kelas 1

dan 2, tanggal 4 Agustus oleh siswa kelas 5 dan 6, dan tanggal 6

Agustus 2010 bagi siswa kelas 3 dan 4.

Demo sikat gigi didahului dengan penyuluhan sikat gigi dan

kemudian dilanjutkan dengan demo cuci tangan. Pada waktu demo,

anak-anak menggunakan sikat gigi yang dibawa oleh masing-masing

anak dari rumah, dan untuk pasta gigi serta sabun cair disediakan

50

Page 51: Laporan Akhir

oleh tim KKN UNSOED. Demo dilaksanakan di halaman Masjid Al-

Ittihad yang lokasinya berdekatan dengan SD.

Anggaran yang dibutuhkan untuk demo sikat gigi dan

mencuci tangan sebesar Rp 64.500,- yang digunakan untuk membeli

pasta ggi dan sabun cair. Adapun Hal-hal yang menjadi faktor

pendorong dan penghambat dalam program ini adalah:

a) Faktor pendorong

Besarnya antusiasisme siswa dalam mengikuti demo cuci

tangan dan sikat gigi serta tingginya keingintahuan siswa

tentang cara sikat gigi dan cuci tangan yang baik dan benar.

b) Faktor penghambat

Kesulitan dalam mengontrol beberapa siswa yang sulit

diatur.

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan tersebut adalah membagi siswa peserta demo dalam

kelompok-kelompok kecil, agar lebih mudah dalam pengawasan

dan pengaturan.

Penangung Jawab Kegiatan: Ina Rahmawati

5) Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)

Latar Belakang Kegiatan

Anak merupakan investasi masa depan bangsa, sehingga

perlu diperhatikan akan kecukupan gizi mereka demi pertumbuhan

yang sehat. Banyaknya jajanan sekarang ini belum tentu bergizi dan

51

Page 52: Laporan Akhir

aman bagi kesehatan anak. Berdasarkan latar belakang tersebut tim

KKN Posdaya bermaksud untuk mengadakan kegiatan Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak usia dini pada kegiatan

Pendidikan Anak Usia Dini di TK. Makanan tambahan yang

diberikan adalah buatan sendiri dari kacang hijau yang berasal dari

penanaman tanpa obat-obatan.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, karena adanya

dukungan dari pihak ibu-ibu Posdaya dan antusiasme warga untuk

melatih anak-anaknya yang masih usia dini untuk belajar dan anak-

anak dengan senang hati menerima pemberian makanan tambahan

tersebut. Makanan tambahan yang diberikan adalah bubur kacang

hijau murni, selain bergizi, kacang hijau merupakan komoditas

pertanian lokal yang harganya terjangkau dan lebih aman, aman

disini mengandung arti bahwa tidak berbahan pengawet, pewarna

atau zat-zat tambahan lain yang membahayakan anak-anak.

Pemberian makanan tambahan ini dilaksanakan pada tanggal 4

Agustus 2010 kepada 33 anak-anak di TK Asyiyah BA Penggarutan

yang sekaligus dilakukan kegiatan pengukuran tinggi dan bobot

badan anak sebagai indikator kecukupan gizi anak. Anggaran yang

dibutuhkan untuk pemberian makanan tambahan anak ini sebesar Rp

27.700,- yang bersumber dari Mahasiswa dan Pemkab Brebes.

52

Page 53: Laporan Akhir

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Ketersediaan bahan-bahan untuk pembuatan makanan

tambahan, serta peran aktif warga yang membantu dan

mengizinkan dapurnya untuk pembuatan makanan tambahan

sangat membantu dalam proses pembuatan makanan tambahan.

b) Faktor penghambat

Tidak ada faktor penghambat dalam program pemberian

makanan tambahan ini, karena bahan-bahan yang dibutuhkan

tersedia bayak di lingkungan sekitas, anak-anak pun mau

mengkonsumsi makanan tambahan tersebut.

Penangung Jawab Kegiatan: Yoga Dwi Prasetya P.

6) Pengukuran Tekanan Darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan

Lansia

Latar Belakang Kegiatan

Semua orang akan memasuki masa usia lanjut tak terkecuali

yang berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Merasa lebih

lemah, bergerak lebih lambat, sering kehilangan keseimbangan, akan

mudah capai dan mudah terkena penyakit degeneratif. Hal ini

memang harus terjadi dan akan kita jalani, namun hal ini dapat kita

dicegah atau diperlambat prosesnya bila dari usia dini menjalani

gaya hidup yang baik dan benar. Menjalani gaya hidup yang sehat

seperti makan-makanan yang bergizi, banyak beraktifitas, dan

menghidari penggunaan tembakau (rokok) dapat mencegah

53

Page 54: Laporan Akhir

timbulnya kecacatan dan penyakit degeneratif di usia lanjut. Proses

penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak

hanya menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak

pada aspek mental dan sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul

masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan

kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut

sosial. Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun

2006, penyakit pada system otot dan jaringan pengikat (penyakit

tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit tekanan darah

tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia

lebih dari 60 tahun.

Pelaksanaan Kegiatan

Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah

lansia dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu lansia yang

dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2010 di TK aisyiyah BA dengan

sasaran bagi para pra USILA (usia 45 - 59 tahun), USlLA (usia 60-

69 tahun), USlLA resiko tinggi yakni usia lebih dari 70 tahun atau

lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih. Kegiatan ini tidak

membutuhkan biaya karena fasilitas seperti timbangan, alat

pengukur badan, dan tensimeter (pengukur tekanan darah) sudah

tersedia. Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini karena kegiatan

terlaksana dengan baik dan lancar. Tidak ada anggaran untuk

kegiatan ini.

Penangung Jawab Kegiatan: Annisa Inayatillah

54

Page 55: Laporan Akhir

b. Bidang Pendidikan

1) Lomba HUT-RI

Latar Belakang Kegiatan

Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik

Indonesia, kami dari TIM KKN Posdaya Unsoed mengadakan

perlombaan cerdas cermat yang diikuti oleh siswa kelas 4 – 5 SD

dengan jumlah peserta 9 anak dan lomba mewarnai yang diikuti oleh

siswa TK dan siswa kelas 1 – 3 SD dengan jumlah peserta sebanyak

67 anak. Selain untuk menyemarakkan perayaan kemerdekaan,

kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menggali kreatifitas para siswa.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu yang berbeda.

Untuk lomba mewarnai diadakan pada tanggal 8 Agustus 2010 pukul

08.00 WIB sedangkan untuk lomba cerdas cermat diadakan pada

tanggal 19 Agustus 2010 pukul 16.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan

tersebut bertempat di halaman masjid AL ITTIHAD dusun Pojok,

Penggarutan. Hal yang mendorong kegiatan ini dilaksanakan adalah

rasa antusiasme yang tinggi masyarakat penggarutan akan setiap

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh tim KKN. Anggaran untuk

kegiatan ini sebesar Rp 200.000,- yang bersumber dari Pemuda

untuk keperluan pembelian hadiah lomba.

Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok

55

Page 56: Laporan Akhir

2) Kelompok Belajar Siswa

Latar Belakang Kegiatan

Belajar adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh

siswa. Namun masih banyak juga yang beranggapan bahwa belajar

itu adalah suatu hal yang sangat membosankan. Jika hal ini terus

dibiarkan tentu saja akan berdampak buruk bagi kemajuan dunia

pendidikan. Belajar tidak senantiasa dilakukan di bangku sekolahan

namun dapat dilakukan dimana saja sepeti halnya kegitan kelompok

belajar siswa yang diselenggarakan oleh Tim KKN UNSOED.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegitan ini diselenggarakan pada malam hari selama Tim

KKN berada di desa penggarutan. Sasaran dari kelompok belajar ini

adalah siswa-siswa SDN 1 Penggarutan mulai dari kelas 1 sampai

kelas 6. Selama kegiatan ini dilaksanakan sangat terlihat sekali

antusiasme dari para siswa. Hanya saja terbatasnya waktu dan

sumberdaya pengajar dari kami sendiri yang mungkin sedikit

menjadi faktor peghambat jalannya kegiatan kelompok belajar

tersebut. Tidak ada anggaran untuk kegiatan ini.

Penangung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah dan Yoga Dwi

Prasetya P.

3) Penerapan Alat Pembelajaran Edukatif (APE)

Latar Belakang Kegiatan

Pendidikan usia dini sangatlah penting karena hal tersebut

menjadi dasar untuk perkembangan anak, sehingga perlu pengarahan

56

Page 57: Laporan Akhir

dan media khusus yang memiliki kemampuan untuk mendukung

perkembangan anak tersebut. Alat pembelajaran edukatif adalah

berbagai media khusus yang diciptakan dan dimanfaatkan untuk

pengenalan pendidikan secara dini kepada balita yang berbentuk

menarik, sehingga balita pun terangsang untuk mempelajarinya, dan

tidak membahayakan bagi balita tersebut, serta penggunaanya perlu

bimbingan dan pengawasan oleh tenaga pendidik.

Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Desa

Penggarutan terletak di RW II, dengan jumlah siswi sebanyak 33

orang dengan rentang usia 3-5 tahun, kelas dalam TK ini dibagi

menjadi 2 berdasarkan umur, yaitu golongan usia 3-4 tahun dan 5

tahun keatas. Berdasarkan survei, anak-anak (balita) memiliki

kapasitas yang sangat mampu untuk menerima APE.

Pelaksanaan Kegiatan

APE yang diberikan adalah bentuk-bentuk geometri dasar

baik 2 dimensi maupun 3 dimensi, alphabet, angka-angka, lalu

bentuk-bentuk kendaraan, profesi manusia dan lain-lain yang

dikemas dalam kertas gambar yang siap diwarnai, hasil yang

diharapkan dari APE ini adalah kemampuan psikomotorik anak

dalam memegang alat tulis, daya imajinasi tentang warna-warna

yang diterapkan serta kemampuan kognitif anak dalam mempelajari,

mengingat, membedakan bentuk-bentuk geometri, huruf, angka,

kendaraan dan lain-lain.

57

Page 58: Laporan Akhir

Sedangkan bentuk APE lain yang diterapkan adalah dengan

bermain diluar kelas dan memanfaatkan seluruh benda yang ada

dilingkungan sebagai media belajar, dengan pengarahan yang baik,

maka hal ini tidak sulit, sebagai contoh untuk mengenalkan bentuk

bangun ruang seperti tabung, pendidik memanfaatkan tiang listrik,

bambu dan lain-lain.

Anggaran yang dibutuhkan untuk penerapan alat

pembelajaran edukatif sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk

membat modul pembelajaran.

Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan

penghambat dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Respon baik pada anak dalam menerima hal-hal baru,

peran orang tua dan tersedianya APE di lingkungan TK

membuat mudahnya penerapan APE, selain itu anak-anak

memiliki kemandirian dalam kegiatan belajar dan mampu

bersosialisasi dengan teman, sehingga mudah dalam proses

penerapan APE

b) Faktor penghambat

Tidak ada hambatan besar dalam penerapan APE,

hambatan-hambatan yang ada hanyalah sebatas kurangnya

kebersihan kelas.

58

Page 59: Laporan Akhir

c) Upaya mengatasi hambatan

Upaya untuk menjaga kebersihan kelas adalah dengan

menerapkan praktik hidup bersih sehat di sekolah, dan setelah

diterapkan terbukti suasana belajar lebih kondusif dan lebih

nyaman.

Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W. dan Ina Rahmawati

c. Bidang Ekonomi

1) Pembuatan Kotak Tabungan dengan Media Bekas

Latar Belakang Kegiatan

Sebagai wujud nyata dari sosialisasi gemar menabung, maka

dilaksanakan program pembuatan kotak tabungan, media yang

digunakan adalah barang bekas seperti kardus makanan ringan,

kaleng susu, dan botol air mineral yang dikonstruksi ulang baik

tampilan maupun nilai gunanya. Penggunaan media bekas dipilih

dengan pertimbangan bahwa pengelolaan barang yang umumnya

tidak lagi digunakan dan memiliki nilai ekonomis rendah, lebih arif

dan bijaksana dibandingkan harus membeli barang baru yang

sebenarnya memiliki nilai guna yang sama. Selain karena hal

tersebut, penggunaan media bekas merupakan praktik nyata upaya

penghematan dan pemanfaatan sampah anorganik yang sejatinya

dapat menghasilkan keuntungan bila dilihat dari nilai-nilai sosial

ekonominya.

59

Page 60: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Praktik pembuatan kotak tabungan dengan media bekas

dilaksanakan pada tanggal 2, 4 dan 6 Agustus dengan sasaran anak

sekolah di SDN Penggarutan 1 antara 7 s.d 10 tahun (3, 4, 5, dan 6

SD) yang memanfaatkan botol air mineral, kardus bekas susu, kaleng

bekas susu, kardus bekas makanan ringan dan bahan alteratif lainnya

yang dikonstruksi bentuk, tampilan dan ukurannya sehingga lebih

menarik. Sebagai hasilnya telah terbentuk 59 kotak tabungan yang

dapat dimanfaatkan untuk menabung bagi anak-anak tersebut.

Sebenarnya kotak tabungan yang telah anak buat sendiri,

menciptakan rasa kepuasan yang berbeda dibanding dengan

membeli, sehingga secara otomatis akan merangsang anak-anak

untuk menabung.

Anggaran yang dibutuhkan untuk membantu anak-anak

dalam pembuatan kotak tabungan dengan media bekas adalah Rp

30.000,- , yang digunakan untuk membeli lem, cutter, dan kertas

samak. Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan

penghambat dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Setelah diberi penyuluhan, anak-anak mengerti tentang

makna dan manfaat serta tujuan dari mereka menabung sehingga

muncul kesadaran diri dalam anak-anak tersebut untuk

menabung, dan keterampilan tinggi anak-anak dalam

mengkontruksi media bekas yang mereka miliki juga sangat

membantu dalam pembuatan kotak tabungan.

60

Page 61: Laporan Akhir

b) Faktor Penghambat

Tidak ada hambatan yang berarti dalam pembuatan kotak

tabungan dengan media bekas, selain bimbingan dan

pengawasan terhadap anak-anak dalam mengoperasikan alat-alat

seperti pisau cutter, gunting dan lain-lain, sehingga tidak terjadi

kecelakaan dalam proses pembuatan.

Penangung Jawab Kegiatan: Teguh Eko W.

2) Pengolahan Limbah Kertas menjadi Kerajinan Tangan

Latar Belakang Kegiatan

Produksi sampah yang berasal dari kertas sangatlah banyak,

dimulai dari koran-koran bekas, kardus makanan, tempat fotocopy,

sekolah dan lain-lain, sampai saat ini pengolahannya hanya dengan

pengumpulan kertas oleh pengepul lalu disetorkan oleh pengusaha-

pengusaha menengah, hasi yang diperoleh tentunya tidak seberapa

bila dibandingkan dengan pengolahan langsung. Alternatif untuk

mengatasi sampah kertas agar mendatangkan keuntungan adalah

dengan mengkonversi kertas menjadi bentuk-bentuk kerajinan

tangan berupa hiasan dinding, yaitu kaligrafi atau semacamnya.

Teknik dan cara pengolahannya pun mudah dengan menggunakan

alat-alat yang sederhana dan hanya membutuhkan modal yang

sedikit, oleh karena itu dilakukan sosialisasi dengan praktik langsung

pengolahan limbah kertas.

Dengan diadakannya program ini, diharapkan dapat

meningkatkan kreatifitas dan kemampuan peserta dalam mengolah

61

Page 62: Laporan Akhir

barang-barang bekas, terutamanya kertas sehingga mampu mengatasi

sampah-samapah tersebut sekaligus mendatangkan keuntungan.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2010,

anggaran yang dibutuhkan sebesar , untuk membeli bahan-bahan dan

alat-alat demonstrasi, peserta dibimbing langsung dalam proses

pembuatannya, peserta sangat antusias dalam mengikuti program ini,

kreatifitas dan daya imajinasi peserta yang tinggi membuat program

berjalan melebihi target yang dibayangkan. Factor-faktor pendukung

dalam kegiatan ini adalah banyaknya sampah kertas di tempak KKN

serta kreatifitas peserta dalam menciptakan kaligrafi dan hiasan

rumah lainnya membuat suasana kegiatan menjadi lebih

menyenangkan, dan kemampuan peserta dalam menuangkan ide-ide

membuat hasil yang diperoleh semakin menarik.

Hampir tidak ada faktor penghambat dalam program ini, dan

agar peserta dapat berkelanjutan dalam pengolahan sampah kertas,

TIM KKN memberikan semacam handout yang berisikan tentang

proses pengolahan sampah kertas tersebut mulai dari pengumpulan

sampai pengemasan hasil kerajinan. Anggaran yang dibutuhkan

untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 20.500,- yang digunakan untuk

membeli kertas minyak, tepung kanji dan cat.

Penanggung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W. dan Rizal Faisal

Akbar

62

Page 63: Laporan Akhir

3) Praktek Usaha Kecil Menengah (UKM)

Latar Belakang Kegiatan

...Apakah Anda akan menunggu saja datangnya penghasilan

sambil mengharap situasi aman, ataukah akan mengejarnya dan

menemukan tempat persembunyiannya di tengah situasi konflik

sekalipun.... (diolah dari Intisari Kewiraswastaan). Kata-kata terakhir

itulah yang dilakukan Lalita Thongngamkam, wanita muda Thailand,

saat memulai usaha restoran di negara-negara konflik beberapa tahun

silam. "Ketika sebuah negeri mengalami gejolak, saya justru tertarik

ke sana," ujar Thongngamkam sebagaimana dikutip harian The

Asian Wall Street Journal edisi 9-11 Mei. Selain memberikan

penyuluhan tentang UKM kami juga memberikan sedikit contoh

produk yang kami buat dari hasil olahan bahan yang banyak terdapat

di Desa Penggarutan seperti singkong dan pisang. Dari kedua bahan

tersebut kami olah menjadi pisang coklat (piscok) dan tela kriuk.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini kami laksanakan bersamaan dengan

diadakannya penyuluhan UKM yaitu tanggal 27 Jui 2010.

Antusiasme ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut sangat terlihat

sekali. Mereka sangat kooperatif bertukar informasi selama

pertemuan berlangsung. Anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan

ini sebesar Rp 50.000,- untuk membeli perlengkapan memasak

piscok dan tela kriuk, seperti pisang, kulit martabak, ketela, coklat

bubuk, gula serta bumbu.

Penanggung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi H. dan Ina

Rahmawati

63

Page 64: Laporan Akhir

d. Bidang Lingkungan

1) Kerja Bakti Lingkungan

Latar Belakang Kegiatan

Kesehatan lingkungan di sebuah desa hanya akan tercapai

bila terjadi kesatuan dari setiap warganya yang secara sadar

membersihkan seluruh lingkungan pada kelompok masyarakat

tersebut, karenanya perlu dilakukan kerja bakti masal membersihkan

lingkungan, selain itu kerja bakti merupakan wadah untuk

menyatukan tenaga dan kemampuan sehingga suatu pekerjaan dapat

terselesaikan dengan mudah.

Pelaksanaan Kegiatan

Kerja bakti di Desa Penggarutan dilaksanakan 2 kali, yang

pertama tanggal 30 Juli 2010, yaitu kerja bakti pembersihan

lingkungan seluruh desa sampai ke pemakaman yang dilakukan oleh

seluruh warga desa, sedangkan kerja bakti yang kedua dilakukan

tanggal 8 Agustus 2010, yaitu kerja bakti penyelesaian pembangunan

masjid At Taqwa yang dilakukan oleh warga RW II. Rasa

tenggangrasa, satu nasib dan kerukunan antar individu adalah factor

pendorong keberhasilan kerja bakti ini, dan dapat dikatakan tidak

ada penghambat dalam proses kerja bakti ini. Tidak ada anggaran

yang dibutuhkan kegiatan ini.

Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok

64

Page 65: Laporan Akhir

2) Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Tanaman Sayur-

sayuran

Latar Belakang Kegiatan

Pekarangan merupakan hal yang sangat penting dalam

menunjang hidup manusia khususnya bagi setiap individu karena

pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan.

Dalam hal ini pekarangan rumah yang dimiliki oleh setiap induvidu

atau pun keluarga masih banyak yang belum dimanfaatkan sehingga

perlu pengarahan untuk pemanfaatan tanaman tersebut

Berdasarkan permasalahan di atas, KKN POSDAYA

berusaha untuk melakukan praktik langsung tentang pemanfaatan

pekarangan khususnya bagi individu atau keluaraga yang masih

memiliki pekarangan kosong. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi

kontribusi kepada masyarakat akan manfaat pekarangan kosong dan

diharapkan dengan adanya kegiatan ini masyarkat khususnya bagi

warga RW II mau melakukan kegitan untuk memnfaatkan

pekarangan yang dimiliki seperti penanaman sayuran, TOGA,

warung hidup dan lain-lain.

Pelaksanaan Kegiatan

Untuk praktik pemanfaatan pekarangan rumah, Tim KKN

POSDAYA membagikan tanaman cabai, tomat dan pepaya, serta

dilakukan praktik langsung penanaman tanaman tersebut agar

memastikan tanaman-tanaman tersebut ditanam dan tumbuh terawat.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan tanggal 19 Agutus dan

membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000,- yang digunakan untuk

65

Page 66: Laporan Akhir

membeli benih . Adapun hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan

penghambat dalam program ini adalah :

a) Faktor pendorong

Tersedianya lahan pekarangan kosong, pupuk kandang

dan waktu luang serta kemauan warga dalam mengolaha

pekarangan mereka sangat membantu dalam keberhasilan

program ini, yang sejatinya diharapkan dapat berkelanjutan

sampai kapan pun.

b) Faktor Penghambat

Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah proses

transplanting tanaman dari plug ke dalam media tanam yang

sesungguhnya karena banyaknya tanaman yang harus

dipindahkan namun proses transplanting harus dilaksanakan

pagi hari dan dengan cepat.

c) Upaya mengatasi hambatan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut TIM KKN

bersama-sama melakukan proses transplanting ketika pagi hari,

sekitar jam 06.00 sampai jam 07.00.

Penangung Jawab Kegiatan : Kelompok

3) Pembuatan Papan Peringatan Pengguna Jalan

Latar Belakang Kegiatan

Pembuatan papan peringatan bagi pengguna jalan dirasa

penting dengan pertimbangan bahwa jalan yang membelah desa

Penggarutan ini adalah jalan utama menuju Pondok Pesantren Al

66

Page 67: Laporan Akhir

Hikmah yang merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di

Jawa tengah yang terletak di Desa Benda, sekaligus jalan alternatif

menuju Desa Adisana serta Tegal. Namun jalan ini sempit,

sedangkan debit kendaraan cukup tinggi dengan laju kecepatan yang

tinggi pula, ditambah lagi aktifitas anak-anak disekitar jalan dan

belum ada papan peringatan jalan yang resmi dari Dishub Brebes.

Pelaksanaan Kegiatan

Papan peringatan dibuat sebanyak 2 buah yang bertuliskan

“JALAN PELAN-PELAN dan AWAS ANAK-ANAK”. Pembuatan

dan pemasangan papan peringatan ini membutuhkan waktu 2 hari,

yaitu tanggal 21 – 22 Juli 2010. Yang membutuhkan anggaran

sebesar Rp 67.000,- yang digunakan untuk membeli tampah dan cat.

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dan penghambat

adalah sebagai berikut :

a) Faktor pendorong

Masyarakat merasa terganggu dan resah dengan

keselamatan diri sebagai sesama pengguna jalan, maupun

keselamatan warga umumnya, mengingat kapasitas jalan yang

kecil namun mobilitas kendaraan yang tinggi. Serta permohonan

permintaan rambu-rambu lalu lintas kepada Dishub Brebes pada

bulan Maret 2010 oleh mahasiswa KKN sebelumnya sama

sekali tidak mendapat respon sampai saat ini.

67

Page 68: Laporan Akhir

b) Faktor Penghambat

Dapat dikatakan tidak ada faktor penghambat dalam

pelaksanaan program ini, karena izin dari Kepala Desa pun

diperoleh dengan cepat, dan justru masyarakat berperan aktif

dalam proses pemasangan papan peringatan pengguna jalan ini.

Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi P P. dan Teguh Eko W.

3. Program Tambahan

a. Posterisasi

Posterisasi adalah program-program yang menunjang program

penyuluhan pada masing-masing bidang yang diadakan, Posterisasi

dilaksanakan pada tanggal 14 Augustus 2010, tempat yang dijadikan

penempelan poster adalah gedung Posyandu, balai desa, rumah kepala

RT, pos ronda, sekolahan dan warung-warung.

1) Posterisasi Gas

Mengingat sering terjadinya kecelakaan karena penggunaan

gas yang tidak sesuai prosedur atau karena kurang mengertinya

pengguna tentang prosedur penggunaan gas, maka dilaksanakan

posterisasi penggunaan gas, di dalamnya terkandung materi tentang

operasional GAS, dengan poster ini diharapkan masyarakat selalu

teringat dan berhati-hati serta tidak takut dalam menggunakan GAS.

Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- untuk pembuatan

poster.

Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi Prasetya P.

68

Page 69: Laporan Akhir

2) Posterisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Agar masyarakat senantiasa teringat dan selalu menerapkan

pola hidup bersih dan sehat, diadakan posterisasi PHBS. Dengan

posterisasi ini diharapkan masyarakat selalu sadar dan menerapkan

pola hidup bersih dan sehat. Materi yang terkandung di dalam poster

adalah ajakan untuk selalu hidup bersih an sehat dan hal-hal yang

perlu dilakukan baik sehari-hari atau pun kegiatan rutin seseorang

agar menunjang untuk peningkatan kualitas kesehatan. Anggaran

untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- untuk pembuatan poster.

Penangung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W.

3) Posterisasi ASI Eksklusif

Pentingnya ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

membuat TIM KKN POSDAYA perlu menerapkan program

posterisasi ASI, mengingat profesi ibu-ibu yang sedang menyusui

juga harus melaksanakan rutinitas sehari-hari selain kewajiban ibu

untuk menyusui anak, rutinitas seperti bekerja pada profesi masing-

masing ibu terkadang menyita waktu yang seharusnya digunakan

untuk menyusui anak-anak mereka, bukan mengganti ASI dengan

susu Formula atau makanan pendamping ASI, dengan dilakukannya

posterisasi ini diharapkan membuat para ibu selalu ingat pentingnya

pemberian ASI kepada anak. Materi yang terkandung dalam poster

adalah manfaat dari ASI, pentingnya pemberian ASI dan kalimat-

kalimat persuasive yang selalu mengingatkan para ibu untuk

69

Page 70: Laporan Akhir

menyusui anak-anaknya. Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp

10.000,- untuk pembuatan poster.

Penangung Jawab Kegiatan : Ina Rahmawati

4) Posterisasi Pertanian

Anggaran yang dibutuhkan untuk keseluruhan program

posterisasi sebesar . Tidak ada kendala dalam pembuatan dan

pelaksanaan program ini karena pihak Desa Penggarutan

memberikan izin untuk poster ini dan warga pun berperan aktif

untuk perawatan poster-poster yang dipasang, sehingga akan

bertahan lama dan bermanfaat kepada masyarakat itu sendiri.

Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 10.000,- yang berasal dari

BPP Pertanian dalam bentuk poster.

Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.

b. Leaflet

Program pengadaan leaflet adalah progam yang diciptakan

untuk mendampingi penyuluhan dari program-program tersebut.

Sehingga materi dapat tersampaikan secara tartil dan menyeluruh,

dengan leaflet maka masyarakat memiliki materi yang dapat disimpan

dan dibaca kembali ketika membutuhkannya.

1) Leaflet Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang

disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegepty, karenanya sangat penting

untuk informasi terhadap penyakit ini, setah diberikan penyuluhan

masyarakat tampak aktif untuk melakukan pencegahan terhadap

70

Page 71: Laporan Akhir

penyakit ini, karena hal tersebut TIM KKN POSDAYA membuatkan

leaflet yang dikemas dengan menarik dan mudah untuk dibaca guna

untuk mengingatkan warga tentang pencegahan dan diskripsi

penyakit ini. Dengan adanya leaflet ini diharapkan mampu memantu

warga dalam pencegahan penyakit ini, dan terus membagi informasi

ini kepada masyarakat lainnya sehingga secara keseluruhan

masyarakat melakukan pencegahan terhadap penyakit ini. Anggaran

untuk kegiatan ini sebesar Rp 5.000,- untuk fotocopy leaflet.

Penangung Jawab Kegiatan : Tenan Dwi Septi H.

2) Leaflet Chikungunya

Chikungnya merupakan penyakit yang disebarkan oleh agen

berupa nyamuk Aedes Aegepty, nyamuk ini tumbuh dan berkembang

pada lingkungan apabila tercipta genangan air dan menyukai bagian

rumah yang gelap dan terdapat benda-benda menggantung seperti

pakaian dan lain-lain. Penyakit ini tidak dapat dimusnahkan, namun

dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan agen dari penyakit

ini, karena hal tersebut dilakukan pengadaan leaflet tentang

chikungunya yang berisikan tentang bahaya penyakit ini, cara

penanggulangan dan pencegahan serta informasi umum tentang

penyakit ini, sehingga masyarakan menjadi tanggap dan siaga

apabila terjadi wabah atau serangan dari Aedes Aegepty. Anggaran

untuk kegiatan ini sebesar Rp 5.000,- untuk fotocopy leaflet.

Penangung Jawab Kegiatan : Rizal Faisal Akbar

71

Page 72: Laporan Akhir

3) Leaflet TOGA

Banyaknya berbagai jenis tanaman yang merupakan tanaman

obat yang mudah ditanam, serta kurangnya pengetahuan warga

tentang manfaat dari masing-masing obat dan cara menggunakannya,

TIM KKN POSDAYA membuatkan leaflet yang berisikan macam-

macam tanaman obat lengkap dengan manfaat masing-masing

tanaman serta cara memanfaatkannya. Dengan begitu diharapkan

masyarakat lebih terampil dan mau memanfaatkan tanaman-tanaman

tersebut.

Anggaran yang dibutuhkan untuk seluruh pengadaan lefleat

sebesar Rp. 5.000,- untuk fotocopy leaflet dan tidak ada kendala atau

hambatan dalam program ini. Justru sempat terjadi kekurangan

leaflet karena antusias warga yang besar yang ingin memiliki leaflet-

leaflet tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut TIM KKN

memperbanyak kembali jumlah leaflet.

Penangung Jawab Kegiatan : Tri Cahyani W.

c. Pemberian ABATE

Sebagai wujud nyata program penyuluhan tentang

Chikungunya dan Demam Berdarah, maka TIM KKN memberikan

Abate gratis kepada masyarakat sebanyak 71 unit dengan setiap

unitnya digunakan untuk 500 liter air, pemberian kepada masyarakat

disalurkan melalui masing-masing Ketua RT. Diharapkan dengan

adanya abate ini dapat mencegah penyakit Chikungunya dan Demam

Berdarah, dengan cara memotong daur hidup nyamuk ketika menjadi

72

Page 73: Laporan Akhir

jentik-jentik nyamuk. Penggunaan Abate lebih efektif bila

dibandingkan dengan foging atau pemberantasan nyamuk lainnya.

Ketika pemberian Abate kepada masyarakat, masyarakat juga diberi

tahu tentang cara penggunaan Abate agar tepat sasaran. Anggaran

untuk kegiatan ini sebesar Rp 142.000,- daam bentuk abate yang

berasal dari Dinas Kesehatan Bumiayu.

Penangung Jawab Kegiatan : Annisa Inayatillah

d. Pemantauan Jentik Nyamuk dan Praktek Penggunaan Abate

Latar Belakang Kegiatan

Sebagai upaya nyata untuk pemberantasan demam berdarah atau

pun chikungunya adalah dengan membasmi inang perantara dari

penyakit ini, yaitu nyamuk Aedes Aegypti, salah satu hal yang paling

efektif untuk memberantas nyamuk adalah dengan memotong daur

hidup nyamuk ketika nyamuk masih menjadi jentik-jentik. Berdasarkan

hal tersebut maka dilakukan praktik pemantauan jentik nyamuk dan

penggunaan abate, abate adalah insektisida temephos yang berguna

untuk membunuh jentik-jentik nyamuk dengan dilakukannya praktik ini

diharapkan masyarakat tanggap dalam pengendalian nyamuk Aedes

Aegypti.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di lingkungan RW II Desa penggarutan

di daeran yang menjadi tempat penampungan genangan air, pemantauan

jentik nyamuk adalah mengamati ada tidaknya jentik-jentik nyamuk

pada suatu badan perairan menggenang. Dan apabila terdapat jentik-

73

Page 74: Laporan Akhir

jentik nyamuk, maka yang harus dilakukan adalah membasmi jentik-

jentik nyamuk tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

memberikan abate pada air tersebut. Sedangakan untuk pencegahan

nyamuk berkembang biak adalah dengan melakukan kegiatan yang

biasanya di sebut 4 M + (menguras, menutup, mengubur, memantau

dan plus tidak menggantung baju, membuka jendela pagi hari dan

menutup sore hari). Tidak ada halangan dalam praktik ini, dan

masyarakat merasa terbantu dengan dilaksanakannya program ini,

sehingga program dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran,

jumlah abate yang disebar kepada masyarakat sebanyak 71 buah, dan

setiap buahnya digunakana untuk 500 liter air menggenang selama 2

bulan. Program ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2010 dan

tidak membutuhkan anggaran.

Penangung Jawab Kegiatan : Yoga Dwi Prasetya P.

e. Lomba Keagamaan ( Semarak Ramadhan)

Latar Belakang Kegiatan

Dalam rangka menyambut Hari bulan suci umat islam yaitu

bulan ramadhan , kami dari TIM KKN Posdaya Unsoed mengadakan

perlombaan “anak shaleh” yang diikuti oleh siswa kelas 4,5 dan 6 SD

dengan jumlah peserta 18 anak, adapun perlombaan yang dilaksanakan

berupa ; lomba wudlu, lomba shalat, lomba adzan, dan lomba tartil

kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui serta meningkatkan

tentang pengetahuan agama para siswa.

74

Page 75: Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2010 pukul

16.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertempat di halaman masjid

AL ITTIHAD dusun Pojok, Penggarutan. Hal yang mendorong

kegiatan ini dilaksanakan adalah rasa antusiasme yang tinggi

masyarakat penggarutan akan setiap kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh tim KKN. Adapun faktor hambatan dalam

pelaksanaan kegitan ini berupa waktu pelaksanaan yang terlalu sempit.

Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp 101.500,-.

Penangung Jawab Kegiatan : Teguh Eko W.

f. Penyuluhan Diabetes Melitus

Latar Belakang Kegiatan

Data terbaru dari Federasi Diabetes internasional, Diabetes

Atlas menunjukkan 285 juta orang yang menderita diabetes ternyata

lebih banyak menimpa kaum muda. Lebih dari separuh jumlah tersebut

adalah penduduk usia muda antara 20-60 tahun. Data tersebut juga

menunjukkan Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara terbanyak

menderita diabetes, dengan India menempati peringkat pertama, kedua

Cina dan AS ketiga. Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia)

memproyeksikan jumlah penderita diabetes di Indonesia akan

membengkak sekitar 24 juta orang pada tahun 2025. Angka ini

melonjak hampir dua kali lipat dari angka penderita diabetes saat ini

sekitar 12 juta orang.

75

Page 76: Laporan Akhir

Melihat permasalahan diatas, penyuluhan tentang penyakit

Diabetes Melitus benar-benar perlu di lakukan karena masih kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tersebut. Oleh karena itu

TIM KKN POSDAYA yang ada di Kelurahan Penggarutan

mengadakan penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus, diharapkan

masyarakat mendapatkan gambaran umum tentang penyakit Diabetes

Melitus dan dapat melakukan upaya untuk mencegah timbulnya

penyakit tersebut dengan mengatur pola hidup mereka.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan tentang penyakit Diabetes Melitus ini

berjalan lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini

juga mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat

dalam mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan

kegiatan ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena kegiatan ini

dilakukan bersamaan dengan pengajian rutin ibu-ibu yang

dilaksanakan di gedung TK Aisyiyah BA. Tidak ada anggaran yang

dibutuhkan, dan ketika penyuluhan banyak yang bertanya mengenai

materi seputar Diabetes Melitus baik bagaimana cara pencegahannya

secara farmakologi dan secara fitoterapi. Tidak ada anggaran untuk

kegiatan ini.

Penangung Jawab Kegiatan: Tri Cahyani W.

76

Page 77: Laporan Akhir

g. Penyuluhan Ostheoporosis

Latar Belakang Kegiatan

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa

(berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam

tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan

kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan

kekuatan tulang sehingga penderita Osteoporosis mudah mengalami

patah tulang atau fraktur. Osteoporosis merupakan kondisi yang tidak

menimbulkan gejala apapun selama beberapa decade, karena

osteoporosis tidak akan menimbulkan gejala sampai timbul fraktur atau

patah tulang. Maka gejalanya tidak akan jauh dari tempat terjadinya

patah tulang. Contohnya fraktur pada tulang belakang akan

menimbulkan gejala seperti nyeri seperti diikat yang menjalar dari

punggung ke sisi samping tubuh.

Di Amerika serikat 44 juta orang mempunyai kepadatan tulang

yang sangat rendah. Dari jumlah ini hampir 55% berusia 55 tahun

keatas. Lebih banyak perempuan daripada laki-laki, 1 dari 2 wanita

kulit putih akan mengalami osteoporosis dalam hidupnya. Melihat

permasalahan tersebut, penyuluhan tentang Ostheoporosis benar-benar

perlu di lakukan. Oleh karena itu TIM KKN POSDAYA yang ada di

Kelurahan Penggarutan mengadakan penyuluhan tentang

Ostheoporosis, diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat

sadar akan resiko ostheoporosis dan dapat melakukan pencegahan agar

77

Page 78: Laporan Akhir

tidak ostheoporosis khususnya bagi kalangan wanita yang berumur 50

tahun ke atas.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan tentang Ostheoporosis ini berjalan dengan

lancar dan baik seperti yang telah ditargetkan. Kegiatan ini juga

mendapat respon yang positif dan antusiasme dari masyarakat dalam

mengikuti kegiatan ini. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan

ini tidak ada suatu kendala yang berarti karena kegiatan ini dilakukan

bersamaan dengan pengajian rutin ibu-ibu di desa Penggarutan yang

diadakan di gedung TK Aisyiyah BA pada tanggal 4 Agustus 2010.

Tidak ada anggaran yang dibutuhkan, dan ketika penyuluhan masing-

masing peserta sangat antusias mengikuti dan aktif melontarkan

pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Tidak ada hambatan dalam

kegiatan penyuluhan tentang ostheoporosis karena peserta cukup

memahami dan mengerti mengenai materi yang disampaikan.

Penangung Jawab Kegiatan: Ina Rahmawati

78

Page 79: Laporan Akhir

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan KKN yang

dilaksanakan selama 35 hari di Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu,

Kabupaten Brebes kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Telah terdapat Posdaya di Desa Penggarutan yang bernama POSDAYA

“SEJAHTERA”.

2. Program KKN yang telah dilaksanakan, baik kegiatan non fisik maupun

fisik dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat desa setempat.

Masyarakat dapat menikmati hasil KKN dan memperoleh tambahan

pengetahuan melalui berbagai penyuluhan dan praktek oleh mahasiswa

KKN.

3. Hasil kegiatan KKN tesebut secara tidak langsung membantu pemerintah

daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terutama pembangunan,

terutama pembangunan desa dan juga meningkatkan hubungan antara

perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis dan

masyarakat.

4. Kegiatan KKN tesebut juga memberikan manfaat yang berarti dan

pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa peserta KKN.

79

Page 80: Laporan Akhir

B. Saran

1. Perlu adanya bantuan dari pihak lain dalam hal ini Pemerintah daerah

dalam bentuk material maupun non material untuk pemberdayaan Posdaya

di Desa Penggarutan.

2. Semangat dan jiwa kegotongroyongan masyarakat perlu dilestarikan dan

didukung oleh peningkatan pendidikan masyarakat agar pembangunan di

Desa Penggarutan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan.

3. Perlu peningkatan koordinasi antara perangkat desa, tokoh masyarakat,

dengan mayarakat serta pemuda dalam pelaksanaan pembangunan desa.

4. Perlu adannya tindak lanjut yang terarah dalam pelaksanaan program-

program pembangunan baik fisik maupun non fisik sehingga rintisan yang

telah dilakukan selama kuliah kerja nyata tidak sia–sia.

5. Perlu adanya suatu bentuk pendampingan desa, karena untuk merubah

keadaan suatu penduduk desa memerlukan waktu yang tidak sedikit dan

memerlukan pertemuan yang intensif, untuk itu disarankan ada suatu

bentuk pendampingan dari pihak-pihak yang berkompeten untuk

mengadakan perubahan kearah yang lebih baik

80

Page 81: Laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2007. Daftar Isian Potensi Desa Penggarutan. Kabupaten Brebes

Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2009. Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Penggarutan. Kabupaten Brebes

Pemerintah Desa Penggarutan. 2009. Data Desa Penggarutan Tahun 2009. Aparat Desa, Penggarutan

Tim LPM UNSOED. 2010. Diktat Kuliah Pembekalan KKN. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Tim LPM UNSOED. 2010. Kuisioner KKN Posdaya Unsoed Semester Gasal Tahun Akademik 2010/2011. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

81