314
LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI TAHUN 2020

LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

LAPORAN AKHIR

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

TERKAIT KEIMIGRASIAN

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

TAHUN 2020

Page 2: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN
Page 3: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Laporan Akhir Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Keimigrasian

Disusun oleh Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Keimigrasian

Penanggungjawab:

Liestiarini Wulandari., S.H., M.H.

di bawah pimpinan:

Arie Afriansyah, S.H, MIL, Ph.D

dengan anggota:

Maidah Purwanti, S.H, M.H.; Rizky Argama, S.H., LL.M.; Aisyah Lailiyah, S.H., M.H.;

Dwi Agustine Kurniasih, S.H., M.H.; Joko Winarso, S.H. ; Hasanudin, S.H., M.H.; Iis Trisnawati, S.H.;

Viona Wijaya, S.H.; Gunardi SA Lumbantoruan, S.H.; Ainun Fajri Yani, S.H.;

Odie Faiz Guslan, S.H.; Diana Puji Ratna Kusuma Fitri, S.H.

copyright©

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Jl. Mayjend Soetoyo Nomor 10 - Cililitan, Jakarta Timur

Telp : 62-21 8091908 (hunting), Faks : 62-21 8011753 Website: www.bphn.go.id

Cetakan Pertama - Oktober 2020

ISBN : 978-623-7918-08-0

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau

seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

Dicetak oleh:

Percetakan Pohon Cahaya

Page 4: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN
Page 5: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | v

KATA SAMBUTAN

KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, hidayah, karunia-Nya serta pengetahuan yang telah diberikan,

sehingga Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum dapat menyelesaikan

tahapan kegiatan melalui rapat-rapat Kelompok Kerja, focus group discussion

dan rapat dengan narasumber/pakar hingga menghasilkan laporan analisis dan

evaluasi hukum yang dapat diselesaikan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) di masa

pandemi Covid-19 ini.

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum

Nasional, Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Peraturan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tata

Kerja Kementerian Hukum dan HAM, melaksanakan salah satu tugas dan fungsi

yaitu melakukan Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional. Analisis dan evaluasi

hukum terhadap peraturan perundang-undangan dilakukan tidak hanya

terhadap materi hukum yang ada (existing), tetapi juga terhadap sistem hukum

yang mencakup materi hukum, kelembagaan hukum, penegakan hukum, dan

pelayanan hukum serta kesadaran hukum masyarakat.

Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, maka kegiatan analisis dan evaluasi hukum menjadi

bagian dari kegiatan pemantauan dan peninjauan. Hal ini terlihat dari rumusan

Penjelasan Umum yang menyebutkan bahwa pemantauan dan peninjauan

terhadap peraturan perundang-undangan sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan. Hasil

analisis dan evaluasi yang dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan

berupa rekomendasi apakah peraturan tersebut diubah, dicabut atau tetap

dipertahankan.

Evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan dilakukan dengan

menggunakan Pedoman Evaluasi Peraturan Perundang-undangan (Pedoman 6

Dimensi) yang merupakan instrumen standar baku berdasarkan metode dan

kaidah-kaidah keilmuan khususnya ilmu hukum agar rekomendasi evaluasi yang

Page 6: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | vi

dihasilkan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Pedoman 6

Dimensi tersebut dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk mendeteksi apakah

peraturan perundang-undangan tersebut tumpang tindih, disharmoni,

kontradiktif, multitafsir, tidak efektif, menimbulkan beban biaya tinggi, serta

tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Dalam kerangka makro, kegiatan analisis dan evaluasi hukum ini

merupakan bagian dari usaha untuk melakukan penataan peraturan perundang-

undangan dalam rangka revitalisasi hukum. Laporan hasil analisis dan evaluasi

hukum berisi berbagai temuan permasalahan hukum yang timbul dari sebuah

peraturan perundang-undangan dengan dilengkapi berbagai rekomendasi,

khususnya usulan rekomendasi pilihan diharapkan dapat dijadikan acuan bagi

Kementerian/Lembaga terkait di dalam mengambil kebijakan, sehingga upaya

untuk bersama-sama membangun sistem hukum nasional dapat terwujud.

Pada akhirnya, kami tetap membutuhkan masukan dan kontribusi

pemikiran dari para khalayak untuk terus melengkapi berbagai temuan dan

rekomendasi yang ada pada laporan ini.

Jakarta, Oktober 2020

Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional,

Prof. Dr. H.R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N.

Page 7: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-

Nya, Analisis dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian tahun 2020 telah selesai

dilaksanakan. Pada tahun 2020 Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional

membentuk 12 (dua belas) Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum, salah

satunya Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian (Pokja). Pokja ini

melakukan analisis dan evaluasi hukum terhadap 20 (dua puluh) peraturan

perundang-undangan, yang terdiri dari: 5 (lima) undang-undang, 1 (satu)

peraturan pemerintah, 3 (tiga) peraturan presiden, dan 11 (sebelas) peraturan

menteri. Analisis dan evaluasi hukum ini difokuskan terhadap peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan Keimigrasian

Sebagaimana yang kita ketahui dan rasakan bersama, pandemi Covid 19

yang terjadi pada tahun 2020, banyak mempengaruhi proses kerja Pokja yang

berakibat terjadinya beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Namun demikian,

Pokja tetap berusaha bekerja seoptimal mungkin dengan melakukan beberapa

penyesuaian terhadap kondisi yang ada.

Pokja melakukan kegiatan analisis dan evaluasi hukum berdasarkan

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

PHN-42.HN.01.01 Tahun 2020 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Analisis

dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian selama 9 (sembilan) bulan terhitung

mulai bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Oktober 2020, dengan susunan

keanggotaan sebagai berikut :

Pengarah : Prof. Dr. H.R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N.

Penanggung Jawab : Liestiarini Wulandari, S.H., M.H.

Ketua : Arie Afriansyah, S.H, MIL, Ph.D

Sekretaris / Anggota : Dwi Agustine Kurniasih, S.H., M.H.

Anggota : 1. Maidah Purwanti, S.H, M.H.;

2. Rizky Argama, S.H. LL.M.;

3. Aisyah Lailiyah, S.H., M.H.;

4. Joko Winarso, S.H.;

5. Hasanudin, S.H., M.H.;

Page 8: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | viii

6. Viona Wijaya, S.H.;

7. Gunardi SA Lumbantoruan, S.H.;

8. Ainun Fajri Yani, S.H.

9. Odie Faiz Guslan, S.H.;

10. Diana Puji Ratna Kusuma Fitri, S.H.

Sekretariat : Iis Trisnawati, S.H.;

Dalam melaksanakan tugas, Pokja juga dibantu oleh narasumber/pakar

yang kompeten, baik dari kalangan akademisi dan praktisi untuk mempertajam

analisis dan evaluasi yang dilakukan. Seluruh bahan yang diperoleh dari hasil

kerja mandiri, rapat dengan narasumber/pakar dan diskusi publik tersebut lalu

dianalisis dan dievaluasi secara lebih mendalam untuk menghasilkan

rekomendasi hasil analisis dan evaluasi hukum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para anggota Pokja, yang telah

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyusun laporan ini.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para narasumber/pakar yang

telah memberikan kontribusi berupa saran dan masukan sesuai dengan

kompetensi dan bidang kepakarannya, khususnya kepada:

1) Prof. Dr. H.R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N

2) Dr. Ronny Franky Sompie, S.H., M.H.

3) Drs. Sulistiarso, M.M., M.Si

4) Toto Suryanto, S.Sos.

5) Ir. R. Wisantoro

6) J. Erikson P. Sinambela, S.H., M.H.

7) Nevey Varida Ariani, S.H., M.Hum.

8) Anis Hidayah, S.H., M.H.

9) Gautama Budi Arundhati, S.H., LL.M

Page 9: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | ix

Kami menyadari bahwa Laporan ini masih membutuhkan masukan dan

saran dari semua pihak dalam rangka menyempurnakan analisis dan evaluasi

hukum ini. Akhir kata kami berharap laporan ini dapat memberi manfaat dan

berguna bagi pengembangan dan pembinaan hukum nasional khususnya di

bidang Keimigrasian.

Jakarta, Oktober 2020

Ketua Kelompok Kerja

Arie Afriansyah, S.H, MIL, Ph.D

Page 10: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | x

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .....................................................................................................v

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Permasalahan .................................................................................................... 5

C. Metode ............................................................................................................... 5

D. Inventarisasi Peraturan Perundang-Undangan .............................................. 10

BAB II ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM .............................................................. 13

A. Ketercapaian Hasil dan Efektivitas UU Keimigrasian Tahun 2011................. 13

1. Pengaturan mengenai Penegakan Hukum Keimigrasian ......................... 20

2. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Tim Pengawasan Orang

Asing (TIMPORA) ........................................................................................ 26

3. Peran Strategis Sumber Daya Manusia Keimigrasian .............................. 36

4. Dukungan Teknologi Informasi Keimigrasian ........................................... 39

5. Kondisi Pandemi Global Covid-19 ............................................................. 42

B. Dampak dan/atau Kemanfaatan Pelaksanaan UU Keimigrasian Tahun

2011 .................................................................................................................. 46

1. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan melalui Peraturan Presiden Nomor

21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan ........................................ 46

2. Isu Belum Optimalnya Mekanisme Pengawasan terhadap Orang

Asing (termasuk TKA) ................................................................................. 50

3. Isu Keberadaan Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia ........................... 58

4. Isu Pelindungan Pekerja Migran Indonesia .............................................. 63

C. Evaluasi Enam Dimensi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian ..................................................................................................... 68

Page 11: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | xi

BAB III HASIL EVALUASI TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT KEIMIGRASIAN ....................................................................................... 107

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ...... 107

2. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan

Pekerja Migran Indonesia ........................................................................ 115

3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal .. 122

4. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ........................................................... 130

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun

2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2011 Tentang Keimigrasian ......................................................... 137

6. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa

Kunjungan ................................................................................................ 164

7. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan

Kapal Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia ................................................ 171

8. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan

Tenaga Kerja Asing ................................................................................... 181

9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun

2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa

Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menkumham Nomor 51 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan

Pemberian Visa Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas .......................... 193

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun

2018 tentang Prosedur Permohonan Visa dan Izin Tinggal bagi

Tenaga Kerja Asing ................................................................................... 202

11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun

2012 tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja

Indonesia .................................................................................................. 214

Page 12: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | xii

12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-

04.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja Saat Berlibur ............................................................................... 216

13. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan

Keimigrasian Untuk Mencegah dan/atau Menanggulangi Kejahatan

Terorisme, Perdagangan Manusia, Peredaran Narkotika, dan

Penyebaran Penyakit Menular Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas

Orang ........................................................................................................ 220

14. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun

2016 tentang Tim Pengawasan Orang Asing .......................................... 224

15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun

2016 tentang Intelijen Keimigrasian ....................................................... 236

16. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun

2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis

Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya

Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap

Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal ..................... 258

17. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun

2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian ............................... 265

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah .......................... 270

19. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun

2017 tentang Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat

Asing Serta Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma

Kepada Dunia Pendidikan dan Penelitian ............................................... 274

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 281

A. Simpulan......................................................................................................... 281

B. Rekomendasi .................................................................................................. 283

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 295

Page 13: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keimigrasian di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian (UU Keimigrasian Tahun 2011), yang mengganti

undang-undang keimigrasian sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun

1992. Perihal keimigrasian ini berkaitan erat dengan lalu lintas orang melintasi

batas-batas negara lain yang semakin meningkat di era globalisasi dan

perdagangan bebas dan sekarang ini telah menjadi perhatian negara-negara di

dunia termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena setiap negara mempunyai

kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk dan keluar wilayah

negaranya. Mobilitas orang keluar dan masuk dari suatu wilayah negara

menimbulkan berbagai dampak, baik yang menguntungkan maupun yang

merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara. Perdagangan

manusia (human trafficking), penyelundupan manusia (people smuggling),

imigran gelap, peredaran narkotika, dan lain sebagainya merupakan beberapa

dampak negatif yang timbul dari aktivitas perpindahan orang antar wilayah

negara. Namun demikian, perpindahan atau perlintasan orang masuk dan keluar

suatu wilayah negara tidak dapat dihindari mengingat adanya kebutuhan

hubungan antara negara-negara di dunia. Negara memberikan kebebasan

bergerak bagi warga negara dalam kehidupan bersama namun juga membatasi

ruang gerak tersebut karena dalam setiap negara terdapat kekuasaan tertinggi

yang harus dihormati dan ditaati oleh warganegara wilayah tersebut dan

warganegara wilayah lain yang berkaitan dengan kelangsungan kedaulatan

wilayah negara.1

Oleh karena itu, suatu negara dalam rangka melindungi kedaulatan

negara, melindungi rakyatnya, dan menerapkan hukum di negaranya dapat

menetapkan ketentuan hukum terkait pengaturan dan pengawasan lalu lintas

manusia yang masuk dan keluar dari wilayahnya. Dengan demikian, orang asing

akan mendapatkan legalitas untuk melakukan perjalanan, melakukan kegiatan,

dan/atau berada di negara lain secara sah. Perkembangan selanjutnya

1 Cedric Ryngaert, Jurisdiction in International Law, 2nd ed., (Oxford: Oxford University Press,

2015), hlm. 5.

Page 14: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 2

pergerakan atau migrasi ini juga mencakup pergerakan tenaga kerja asing

maupun pekerja migran Indonesia.

Pembahasan migrasi antar negara di sektor ketenagakerjaan setidaknya

perlu dilihat dari dua dimensi hukum yaitu dimensi keimigrasian dan dimensi

ketenagakerjaan. Dimensi keimigrasian muncul dalam hal adanya lalu lintas

orang antar negara dan pengawasan terhadap orang asing, dengan landasan

hukumnya yaitu UU Keimigrasian Tahun 2011. Sedangkan dimensi

ketenagakerjaan dikaitkan dalam hal adanya sumber daya manusia atau tenaga

kerja yang beraktivitas, dapat meliputi pemberian izin bekerja dan juga

pelindungan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI, dahulu: Tenaga Kerja

Indonesia (TKI)) yang secara umum keduanya diatur dalam UU Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan Tahun 2003). Irisan di

antara kedua dimensi tersebut sering kali memunculkan masalah dalam

implementasinya. Misalnya, dalam melakukan tindakan kepada sponsor yang

mendatangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal yang secara eksplisit belum diatur

di dalam Undang-Undang Keimigrasian Tahun 2011 dalam hal penindakannya,

sehingga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Keimigrasian lebih banyak

menindak TKA ilegal. Hal ini tidak menimbulkan efek jera bagi sindikat

perdagangan orang yang memanfaatkan TKA ilegal. Demikian juga Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan belum mengatur secara

eksplisit penindakan terhadap TKA ilegal, sehingga PPNS Kementerian Tenaga

Kerja hanya melakukan penindakan terhadap perusahaan yang mendatangkan

dan menyalahgunakan TKA di Indonesia.

Politik hukum perlunya pengawasan TKA adalah bahwa warga negara

asing boleh bekerja di Indonesia tetapi tidak boleh mengurangi hak warga negara

Indonesia itu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di negaranya

sendiri. Oleh karena itu keberadaan TKA tersebut perlu di kendalikan dengan

dibatasi oleh aturan-aturan yang ada dan hanya bidang pekerjaan tertentu saja

yang diperbolehkan.2

2 Anis Tiana Pottag, “Politik Hukum Pengendalian Tenaga Kerja Asing Yang Bekerja Di Indonesia”,

Media Iuris Vol. 1 No. 2, Juni 2018, hlm. 245

Page 15: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 3

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM

(Balitbangkumham) pada tahun 2017 dan 20193 terdapat permasalahan lain

yang paling sering ditemukan. Permasalahan lain tersebut terkait dalam hal irisan

pengaturan antara keimigrasian dan ketenagakerjaan, yaitu: permasalahan

mengenai permasalahan dokumen perjalanan (paspor, visa, dan sebagainya),

dan permasalahan penyalahgunaan izin baik izin tinggal keimigrasian maupun

izin bekerja/Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk orang asing.

Pelanggaran dokumen perjalanan bagi tenaga kerja asing sering ditemui,

misalnya dalam paspor para TKA ini tertulis bahwa izin yang diberikan

pemerintah Indonesia oleh pihak imigrasi adalah untuk bekerja sebagai TKA di

Indonesia dengan jabatan dan waktu tertentu bahkan hanya sebagai turis. Akan

tetapi pelanggaran ini tetap terjadi dikarenakan para perusahaan pengguna

sering kali menyembunyikan tenaga kerja asing ilegal ini. Pencegahan dan

Penindakan terhadap pelanggaran tersebut perlu dilakukan dengan kerja sama

Kementerian dan atau Lembaga (K/L) terkait yang mempunyai kewenangan dan

tugas terkait pencegahan dan penindakan terhadap orang asing maupun TKA.

Hal lain yang juga perlu dicermati adalah mengenai pelaksanaan

pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dimana ditemukan beberapa kasus

mereka kerap menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Hal

tersebut telah menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia serta

mengundang perhatian dunia internasional. Pemberian perlindungan PMI ini

menuntut sinergi kerja sama antar Kementerian dan atau Lembaga (K/L) terkait

seperti Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Badan Pelindungan Pekerja

Migran Indonesia (BP2MI), Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia (Ditjen Imigrasi), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan

lembaga lainnya. Pola kerja sama yang dibangun antar K/L ini nyatanya

merupakan pekerjaan rumah kita bersama, karena selama ini Indonesia dikenal

sulit membangun pola kerja sama dan koordinasi yang jelas dan baik antar

lembaga pemerintah dengan menanggalkan ego sektoral masing-masing

lembaga. Belum lagi munculnya kewenangan yang sama pada beberapa lembaga

3 Lihat Nevey Varida Ariani, ”Aspek Hukum Penegakan Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia”,

(Jakarta: Balitbang Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan HAM, 2017) dan Peny Naluria Utami, dkk, “Refleksi Kritis Fenomena Orang Asing Bekerja Secara Nonprosedural di Indonesia”, (Jakarta: Balitbang Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan HAM, 2019)

Page 16: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 4

yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan yang hendak diraih yaitu

memberi pelindungan bagi PMI.

Di dalam Penjelasan Umum UU Keimigrasian Tahun 2011 disebutkan

peranan penting instansi keimigrasian dalam rangka pengawasan terhadap

orang asing yang perlu lebih ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya tindak

pidana transnasional, seperti perdagangan orang, penyelundupan manusia, dan

tindak pidana narkotika yang banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan

internasional yang terorganisasi. Lahirnya UU Keimigrasian Tahun 2011

diharapkan dapat mengatasi berbagai peningkatan kejahatan transnasional dan

lebih memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan memberikan

kepastian hukum terhadap orang asing yang masuk, tinggal, dan melakukan

aktivitas di Indonesia.4

Dalam Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional IV 2020-2024 Indonesia Berpenghasilan Menengah – Tinggi yang

Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan5 yang disusun oleh Kementerian

PPN/Bappenas salah satu agenda pembangunan RPJMN IV Tahun 2020-2024

adalah memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan

(polhukhankam) dan Transformasi Pelayanan Publik dimana negara wajib terus

hadir dalam melindungi segenap bangsa, memberikan rasa aman serta

pelayanan publik yang berkualitas pada seluruh warga negara dan menegakkan

kedaulatan negara.

Untuk mendukung hal ini pada tahun 2020 Badan Pembinaan Hukum

Nasional (BPHN) melalui Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional melakukan

analisis dan evaluasi hukum terhadap peraturan perundang-undangan terkait

Keimigrasian dengan membentuk satu kelompok kerja (Pokja). Analisis dan

evaluasi hukum merupakan upaya melakukan penilaian terhadap hukum, dalam

hal ini peraturan perundang-undangan sebagai hukum positif, yang dikaitkan

dengan struktur hukum dan budaya hukum. Di dalam melakukan analisis dan

evaluasi hukum, Pokja melakukan evaluasi terhadap setiap peraturan

perundang-undangan yang telah diinventarisasi dengan menggunakan

instrumen penilaian yang dikembangkan BPHN, yakni Pedoman Evaluasi

4 Lihat Penjelasan Umum UU Keimigrasian Tahun 2011 5 Kementerian PPN/Bappenas, “Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional IV 2020-2024”

Page 17: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 5

Peraturan Perundang-Undangan.6 Penilaian ini meliputi: Dimensi Pancasila,

Dimensi Ketepatan Jenis Peraturan Perundang-undangan, Dimensi Potensi

Disharmoni Pengaturan; Dimensi Kejelasan Rumusan; Dimensi Kesesuaian

Norma dengan Asas Materi Muatan; dan Dimensi Efektivitas Pelaksanaan

Peraturan Perundang-undangan. Penilaian dilakukan secara komprehensif baik

dari tataran normatif maupun praksis. Hasil analisis dan evaluasi ini dapat

menjadi masukan perbaikan yang objektif terhadap peraturan perundang-

undangan yang ada dan dengan demikian diharapkan dapat menjadi bahan

pembangunan hukum di Indonesia.

B. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang hendak dijawab melalui kegiatan analisis

dan evaluasi hukum ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana hasil analisis dan evaluasi hukum terhadap Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian serta peraturan perundang-

undangan lain terkait jika ditinjau dari dimensi: pemenuhan nilai

Pancasila, ketepatan jenis peraturan perundang-undangan, disharmoni

pengaturan, kejelasan rumusan, kesesuaian asas bidang hukum peraturan

perundang-undangan yang bersangkutan dan efektivitas pelaksanaan

peraturan perundang-undangan?

2) Bagaimana rekomendasi atas hasil analisis dan evaluasi hukum yang telah

dilakukan terhadap UU Keimigrasian Tahun 2011 serta peraturan

perundang-undangan lain terkait?

C. Metode

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis dan evaluasi hukum

terhadap peraturan perundang-undangan adalah didasarkan pada 6 (enam)

dimensi penilaian, yaitu:

1) Dimensi Pancasila;

2) Dimensi Ketepatan Jenis Peraturan Perundang-undangan;

3) Dimensi Disharmoni Pengaturan;

4) Dimensi Kejelasan Rumusan;

6 Tim Penyusun Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, “Pedoman Evaluasi Peraturan

Perundang-undangan,” (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2020), hlm. 13-27

Page 18: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 6

5) Dimensi Kesesuaian Asas Bidang Hukum Peraturan Perundang-Undangan

yang bersangkutan; dan

6) Dimensi Efektivitas Pelaksanaan Peraturan perundang-undangan.

Penilaian masing-masing dimensi dilakukan menurut variabel dan

indikator sebagaimana Instrumen Analisis dan Evaluasi Hukum dalam Lampiran

Pedoman Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan Nomor PHN-HN.01.03-07

Tahun 2020, yang dikeluarkan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional,

Kementerian Hukum dan HAM. Penjelasan mengenai keenam dimensi penilaian

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Dimensi Pancasila

Penilaian ini dilakukan untuk memastikan peraturan perundang-

undangan dimaksud sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang secara

derivatif dijabarkan ke dalam asas-asas umum materi muatan yang

disebutkan dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Asas-asas umum materi

muatan yang harus tercermin atau tidak boleh disimpangi oleh norma-

norma dalam peraturan perundang-undangan tersebut meliputi:

a. Asas Pengayoman

Materi muatan peraturan perundang-undangan harus berfungsi

memberikan perlindungan untuk ketenteraman masyarakat.

b. Asas Kemanusiaan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia

serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk

Indonesia secara proporsional.

c. Asas Kebangsaan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk

dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 19: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 7

d. Asas Kekeluargaan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap

pengambilan keputusan.

e. Asas Kenusantaraan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan senantiasa

memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi

muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat di daerah

merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945).

f. Asas Bhinneka Tunggal Ika

Materi muatan peraturan perundang-undangan harus

memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan,

kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

g. Asas Keadilan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga

negara.

h. Asas Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh

memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,

antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

i. Asas Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus dapat

mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan

kepastian hukum.

j. Asas Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara

kepentingan individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan

negara.

Page 20: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 8

2) Dimensi Ketepatan Jenis Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan

materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan

perundang-undangan. Penilaian terhadap dimensi ini dilakukan untuk

memastikan bahwa peraturan perundang-undangan dimaksud sudah

sesuai dengan hierarki peraturan perundang-undangan. Bahwa norma

hukum itu berjenjang dalam suatu hierarki tata susunan, dalam

pengertian bahwa suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber

dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi

berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi,

demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat

ditelusuri lagi lebih lanjut yang berupa norma dasar (grundnorm).

Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

(lex superior derogat legi inferior). Dalam sistem hukum Indonesia

peraturan perundang-undangan juga disusun berjenjang sebagaimana

diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

3) Dimensi Disharmoni Pengaturan

Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan normatif, terutama untuk

mengetahui adanya potensi disharmoni pengaturan mengenai: 1)

kewenangan, 2) hak, 3) kewajiban, 4) perlindungan, 5) penegakan hukum,

dan 6) definisi dan/atau konsep. Selain pendekatan normatif, penilaian

pada dimensi ini juga dilakukan dengan pendekatan empiris, dengan

meninjau dan menganalisis implementasi PUU, yang menimbulkan

tumpang tindih/disharmoni pada penerapan PUU dimaksud.

4) Dimensi Kejelasan Rumusan

Setiap peraturan perundang-undangan harus disusun sesuai dengan

teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, dengan

memperhatikan sistematika, pilihan kata atau istilah, teknik penulisan,

dengan menggunakan bahasa peraturan perundang-undangan yang lugas

dan pasti, hemat kata, objektif dan menekan rasa subjektif, membakukan

Page 21: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 9

makna kata, ungkapan atau istilah yang digunakan secara konsisten,

memberikan definisi atau batasan artian secara cermat. Sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

5) Dimensi Kesesuaian Asas Bidang Hukum Peraturan Perundang-Undangan

yang Bersangkutan

Selain asas umum materi muatan, sebagaimana dimaksud dalam

analisis Dimensi Pancasila, peraturan perundang-undangan juga harus

memenuhi asas-asas hukum yang khusus, sesuai dengan bidang hukum

peraturan perundang-undangan yang bersangkutan (sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan). Oleh karenanya, analisis

pada dimensi ini dilakukan untuk menilai apakah ketentuan-ketentuan

dalam peraturan perundang-undangan tersebut telah mencerminkan

makna yang terkandung dari asas materi muatan peraturan perundang-

undangan, dalam hal ini asas-asas tertentu, sesuai dengan bidang hukum

peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

6) Dimensi Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan

Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus

mempunyai kejelasan tujuan yang hendak dicapai serta berdaya guna dan

berhasil guna. Hal ini sesuai dengan asas pembentukan peraturan

perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 (huruf a dan

huruf e) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan. Penilaian ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh

mana manfaat dari pembentukan suatu peraturan perundang-undangan

sesuai dengan yang diharapkan. Penilaian ini perlu didukung dengan data

empiris yang terkait dengan implementasi peraturan perundang-

undangan.

Page 22: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 10

D. Inventarisasi Peraturan Perundang-Undangan

Dari hasil inventarisasi awal, Kelompok Kerja mendapatkan 29 (dua puluh

sembilan) peraturan perundang-undangan terkait Keimigrasian. Memperhatikan

luasnya ruang lingkup keimigrasian, kemudian Kelompok Kerja menyepakati

untuk fokus terhadap analisis dan evaluasi hukum pada dimensi

Ketenagakerjaan. Sehingga peraturan perundang-undangan yang diprioritaskan

untuk dianalisis dan evaluasi adalah sebanyak 20 (dua puluh) peraturan

perundang-undangan, yang terdiri dari: 5 (lima) Undang-Undang; 1 (satu)

Peraturan Pemerintah, 3 (tiga) Peraturan Presiden, dan 11 (sebelas) Peraturan

Menteri.

Catatan penting lainnya bahwa inventarisasi dan kegiatan analisis dan

evaluasi ini dilakukan sebelum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang

Cipta Kerja disahkan, sehingga analisis dan evaluasi yang dilakukan oleh

Kelompok Kerja tidak mencakup substansi Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2020 Tentang Cipta Kerja tersebut.

Berikut adalah tabel Peraturan Perundang-undangan yang dievaluasi oleh

Kelompok Kerja:

No PERATURAN

Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

4. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja

Migran Indonesia

5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian

Page 23: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 11

No PERATURAN

7. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa

Kunjungan

8. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal

Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia

9. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan

Tenaga Kerja Asing

Peraturan Menteri

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun

2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa

Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 51

Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan

Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis

Permohonan Dan Pemberian Visa Kunjungan Dan Visa Tinggal

Terbatas

11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun

2018 tentang prosedur permohonan Visa dan Izin Tinggal Bagi Tenaga

Kerja Asing

12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun

2012 tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja

Indonesia

13. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-

04.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja Saat Berlibur

14. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan

Keimigrasian Untuk Mencegah Dan/Atau Menanggulangi Kejahatan

Terorisme, Perdagangan Manusia, Peredaran Narkotika, Dan

Penyebaran Penyakit Menular Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas

Orang

15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun

2016 tentang Tim Pengawasan Orang Asing

Page 24: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 12

No PERATURAN

16. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun

2016 tentang Intelijen Keimigrasian

17. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun

2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis

Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya

Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap

Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal

18. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun

2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian

19. Peraturan Mendagri Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah

20. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun

2017 tentang Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat

Asing Serta Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma

Kepada Dunia Pendidikan dan Penelitian

Page 25: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 13

BAB II

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

A. Ketercapaian Hasil dan Efektivitas UU Keimigrasian Tahun 2011

Sebelum lahirnya UU Keimigrasian Tahun 2011, payung hukum bagi

pelaksanaan keimigrasian diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992

tentang Keimigrasian (UU Keimigrasian Tahun 1992). Pada saat itu, lahirnya UU

Keimigrasian Tahun 1992 merupakan era baru dalam politik hukum keimigrasian

karena mempersatukan seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan keimigrasian yang masih diatur secara parsial dan merupakan warisan

kolonial pemerintah Hindia Belanda. Peraturan-peraturan ini diberlakukan

berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD NRI Tahun 1945. Akibat sifatnya yang

parsial dan tersebar di beberapa peraturan, pembentukan hukum di bidang

keimigrasian menjadi tumpang tindih dan tidak tertata secara sistematis.

Di dalam Konsiderans UU Keimigrasian Tahun 1992 menegaskan fungsi

dan peranan keimigrasian dalam hal mengatur lalu lintas orang masuk atau

keluar wilayah Indonesia. Pengaturan dalam UU ini pada prinsipnya mengatur

dua hal, yaitu pengaturan tentang lalu lintas orang keluar, masuk, dan tinggal

dari dan ke dalam wilayah Indonesia dan pengaturan tentang hal mengenai

pengawasan orang asingnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa subyek hukum

dari hukum keimigrasian adalah orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia, dan orang asing yang berada di wilayah Indonesia.

Dalam Penjelasan Umum UU Keimigrasian Tahun 1992 ditegaskan bahwa

pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian menganut prinsip yang

bersifat selektif (selective policy), dimana hanya orang-orang asing yang dapat

memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik

Indonesia serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban serta tidak

bermusuhan baik terhadap rakyat, maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 yang diizinkan masuk atau

ke luar wilayah Indonesia. Prinsip “selective policy” ini dilaksanakan dengan

mengatur secara selektif izin tinggal bagi orang asing yang ada di Indonesia

sesuai dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia.

Page 26: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 14

Fungsi keimigrasian berdasarkan UU Keimigrasian Tahun 1992

membedakan fungsi pelayanan masyarakat, penegakan hukum, dan keamanan

(Tri Fungsi Imigrasi). Fungsi pelayanan masyarakat merupakan fungsi

penyelenggaraan pemerintahan atau administrasi di bidang pelayanan

masyarakat. Imigrasi dituntut untuk memberikan pelayanan maksimal di bidang

keimigrasian baik kepada warga negara Indonesia maupun warga negara asing.

Pelayanan bagi warga negara Indonesia terdiri dari pemberian

paspor/pemberian Surat Laksana Paspor/Pos Lintas Batas, pemberian tanda

bertolak/masuk. Sedangkan pelayanan bagi warga negara asing terdiri dari

pemberian dan perpanjangan masa berlaku dokumen imigrasi, meliputi

KITAS/KITAP/Kemudahan Khusus Keimigrasian, perpanjangan izin tinggal

meliputi Visa Kunjungan Wisata, Visa Kunjungan Sosial Budaya, Visa Kunjungan

Usaha, pemberian Izin Masuk Kembali dan Izin Bertolak, pemberian Tanda

Bertolak, dan Tanda Masuk.

Fungsi Penegakan hukum terkait dengan pelaksanaan tugas keimigrasian

dimana keseluruhan aturan hukum keimigrasian yang ditegakkan kepada setiap

orang yang berada di dalam wilayah hukum negara RI, baik itu terhadap WNI

ataupun orang asing. Upaya penegakan hukum kepada WNI difokuskan pada

permasalahan identitas palsu, pertanggung jawaban sponsor, kepemilikan

sponsor ganda, dan keterlibatan dalam pelanggaran aturan keimigrasian.

Sedangkan penegakan hukum terhadap WNA ditujukan pada permasalahan:

pemalsuan identitas, pendaftaran orang asing dan pemberian buku pengawasan

orang asing, penyalahgunaan izin tinggal, masuk secara ilegal atau berada secara

ilegal, pemantauan atau Razia dan kerawanan secara geografis dalam

perlintasan.

Secara operasional fungsi penegakan hukum yang bersifat administratif

juga mencakup penolakan pemberian izin masuk, izin bertolak, izin keimigrasian,

dan tindakan keimigrasian. Fungsi penegakan hukum yang bersifat pro justitia

terkait dengan kewenangan penyidikan yang mencakup tugas penyidikan

(pemanggilan, penangkapan, penahanan, pemeriksaan, penggeledahan, dan

penyitaan), pemberkasan perkara, serta pengajuan berkas perkara ke penuntut

umum.

Page 27: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 15

Fungsi ketiga adalah fungsi keamanan merupakan fungsi yang dekat

dengan fungsi penegakan hukum, dimana merupakan fungsi yang berkaitan

dengan menjaga keamanan negara. Imigrasi sebagai penjaga pintu gerbang

negara, merupakan filter pertama dan terakhir terhadap kedatangan dan

keberangkatan orang asing ke dan dari wilayah RI. Fungsi keamanan dilakukan

melalui tindakan pencegahan keluar negeri bagi WNI dan penangkalan bagi

orang asing, melaksanakan selective policy bagi orang asing melalui pemeriksaan

permohonan visa, dan melakukan operasi intelijen keimigrasian.

Dalam perkembangannya terjadi perubahan trifungsi imigrasi

sebagaimana sambutan Yusril Ihza Mahendra, mantan Menteri Kehakiman pada

Hari Bakti Imigrasi tanggal 26 Januari 2002 dengan menyatakan:

“Trifungsi keimigrasian yang merupakan ideologi atau pandangan hidup

bagi setiap kebijakan dan pelayanan keimigrasian harus diubah karena

tuntutan zaman. Paradigma konsepsi keamanan saat ini mulai bergeser,

semula menggunakan pendekatan kewilayahan (territory) yang hanya

meliputi keamanan nasional (national security) berubah menjadi

pendekatan yang komprehensif selain keamanan nasional juga keamanan

warga masyarakat dengan menggunakan pendekatan hukum.

Mendukung konsepsi tersebut agar insan imigrasi mengubah cara

pandang mengenai konsep keamanan yang semula hanya sebagai alat

kekuasaan, agar menjadi aparatur yang dapat memberikan kepastian

hukum, mampu melaksanakan penegakan hukum, dan memberikan

perlindungan kepada masyarakat. Bertitik tolak dari tantangan itu, sudah

waktunya kita membuka cakrawala berpikir yang semula hanya dalam

cara pandang ke dalam menjadi cara pandang keluar dan mulai mencoba

untuk mengubah paradigma trifungsi imigrasi yang pada mulanya sebagai

pelayan masyarakat, penegak hukum, dan keamanan, agar diubah

menjadi trifungsi imigrasi baru yaitu sebagai pelayan masyarakat,

penegak hukum, dan fasilitator pembangunan ekonomi.” 7

Namun demikian kebijakan selective policy yang disebutkan dalam UU

Keimigrasian Tahun 1992 menemui tantangan karena pada bersamaan waktunya

diberlakukan kebijakan bebas visa kunjungan terhadap 48 negara yang

dikeluarkan sejak tahun 1983, yang sebenarnya menyebabkan politik

7 M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan Nasional, (Jakarta: UI

Press, 2004), hlm. 25

Page 28: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 16

keimigrasian Kembali bernuansa terbuka (open door policy). Akibatnya walaupun

secara de yure disyaratkan selektivitas dalam hal lalu lintas orang keluar masuk

wilayah RI, secara de facto wilayah Indonesia menjadi terbuka terhadap setiap

kedatangan warga asing dari 48 negara tersebut tanpa melihat manfaat secara

keseluruhan dan pertimbangan cost and benefit bagi bangsa dan negara. 8

Dalam kurun 19 tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 2011 terjadi pergeseran

politik hukum keimigrasian dengan disahkannya UU Keimigrasian Tahun 2011.

Menurut Maryoto Sumadi, undang-undang ini diyakini mampu mengatasi

eskalasi ragam bentuk pelanggaran keimigrasian, mengeliminir kemungkinan

tumbuh kembangnya kejahatan yang bersifat transnasional, serta yang terutama

dapat memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

melalui persamaan hak dan kedudukan warga negara di mata hukum

internasional.9

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian (UU Keimigrasian Tahun 2011) diuraikan, bahwa dampak era

globalisasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Republik

Indonesia dan untuk mengantisipasinya diperlukan perubahan peraturan

perundang-undangan, baik di bidang ekonomi, industri, perdagangan,

transportasi, ketenagakerjaan, maupun peraturan di bidang lalu lintas orang dan

barang. Perubahan tersebut diperlukan untuk meningkatkan intensitas

hubungan negara Republik Indonesia dengan dunia internasional yang

mempunyai dampak sangat besar terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas

Keimigrasian. Penyederhanaan prosedur Keimigrasian bagi para investor asing

yang akan menanamkan modalnya di Indonesia perlu dilakukan, antara lain

kemudahan pemberian Izin Tinggal Tetap bagi para penanam modal yang telah

memenuhi syarat tertentu. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta iklim

investasi yang menyenangkan dan hal itu akan lebih menarik minat investor asing

untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Di dalam pergaulan internasional telah berkembang hukum baru yang

diwujudkan dalam bentuk konvensi internasional, negara Republik Indonesia

menjadi salah satu negara peserta yang telah menandatangani konvensi

tersebut, antara lain Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Kejahatan

8 Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing Di Indonesia, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2015), hlm. 23 9 Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing Di Indonesia, hlm. 23

Page 29: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 17

Transnasional yang Terorganisasi 2000, atau United Nations Convention Against

Transnational Organized Crime 2000, yang telah diratifikasi dengan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2009 beserta dua protokolnya, yang menyebabkan

peranan instansi Keimigrasian menjadi semakin penting karena konvensi

tersebut telah mewajibkan negara peserta untuk mengadopsi dan melaksanakan

konvensi tersebut.

Di pihak lain, pengawasan terhadap Orang Asing perlu lebih ditingkatkan

sejalan dengan meningkatnya kejahatan internasional atau tindak pidana

transnasional, seperti perdagangan orang, Penyelundupan Manusia, dan tindak

pidana narkotika yang banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional

yang terorganisasi. Para pelaku kejahatan tersebut ternyata tidak dapat dipidana

berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang lama karena Undang- Undang

Nomor 9 Tahun 1992 tidak mengatur ancaman pidana bagi orang yang

mengorganisasi kejahatan transnasional. Mereka yang dapat dipidana

berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 adalah mereka yang

diorganisasi sebagai korban untuk masuk Wilayah Indonesia secara tidak sah.

Selain itu, pengawasan terhadap Orang Asing tidak hanya dilakukan pada

saat mereka masuk, tetapi juga selama mereka berada di Wilayah Indonesia,

termasuk kegiatannya. Pengawasan Keimigrasian mencakup penegakan hukum

Keimigrasian, baik yang bersifat administratif maupun tindak pidana

Keimigrasian. Oleh karena itu, perlu pula diatur PPNS Keimigrasian yang

menjalankan tugas dan wewenang secara khusus berdasarkan Undang-Undang

ini. Tindak pidana Keimigrasian merupakan tindak pidana khusus sehingga

hukum formal dan hukum materiilnya berbeda dengan hukum pidana umum,

misalnya adanya pidana minimum khusus.

Aspek pelayanan dan pengawasan tidak pula terlepas dari geografis

wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang mempunyai jarak yang

dekat, bahkan berbatasan langsung dengan negara tetangga, yang pelaksanaan

Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan merupakan kewenangan

instansi imigrasi. Pada tempat tertentu sepanjang garis perbatasan terdapat lalu

lintas tradisional masuk dan keluar warga negara Indonesia dan warga negara

tetangga. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan memudahkan

pengawasan dapat diatur perjanjian lintas batas dan diupayakan perluasan

Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dengan demikian, orang masuk atau keluar

Wilayah Indonesia di luar Tempat Pemeriksaan Imigrasi dapat dihindari.

Page 30: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 18

Kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat Indonesia

sehingga pengawasan terhadap Orang Asing memerlukan juga partisipasi

masyarakat untuk melaporkan Orang Asing yang diketahui atau diduga berada di

Wilayah Indonesia secara tidak sah atau menyalahgunakan perizinan di bidang

Keimigrasian. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, perlu dilakukan usaha

untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

Beberapa pertimbangan untuk memperbarui UU Keimigrasian Tahun

2011 berdasarkan penjelasan umum ini adalah: 10

1) letak geografis Wilayah Indonesia dengan kompleksitas permasalahan lalu

lintas antarnegara terkait erat dengan aspek kedaulatan negara dalam

hubungan dengan negara lain;

2) adanya perjanjian internasional atau konvensi internasional yang

berdampak langsung atau tidak langsung terhadap pelaksanaan Fungsi

Keimigrasian;

3) meningkatnya kejahatan internasional dan transnasional, seperti imigran

gelap, Penyelundupan Manusia, perdagangan orang, terorisme,

narkotika, dan pencucian uang;

4) pengaturan mengenai deteni dan batas waktu terdeteni belum dilakukan

secara komprehensif;

5) Fungsi Keimigrasian yang spesifik dan bersifat universal dalam

pelaksanaannya memerlukan pendekatan sistematis dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang modern, dan

memerlukan penempatan struktur Kantor Imigrasi dan Rumah Detensi

Imigrasi sebagai unit pelaksana teknis berada di bawah Direktorat

Jenderal Imigrasi (Ditjenim);

6) Perubahan sistem kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan Fungsi Keimigrasian,

antara lain mengenai berkewarganegaraan ganda terbatas;

7) hak kedaulatan negara dalam penerapan prinsip timbal balik (resiprositas)

mengenai pemberian Visa terhadap Orang Asing;

10 Indonesia, Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Page 31: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 19

8) kesepakatan dalam rangka harmonisasi dan standardisasi sistem dan jenis

pengamanan surat perjalanan secara internasional, khususnya Regional

Asean Plus dan juga upaya penyelarasan atau harmonisasi tindakan atau

ancaman pidana terhadap para pelaku sindikat yang mengorganisasi

perdagangan orang dan penyelundupan manusia;

9) penegakan hukum Keimigrasian belum efektif sehingga kebijakan

pemidanaan perlu mencantumkan pidana minimum terhadap tindak

pidana penyelundupan manusia;

10) memperluas subjek pelaku tindak pidana Keimigrasian, sehingga

mencakup tidak hanya orang perseorangan tetapi juga Korporasi serta

Penjamin masuknya Orang Asing ke wilayah Indonesia yang melanggar

ketentuan Keimigrasian; dan

11) penerapan sanksi pidana yang lebih berat terhadap Orang Asing yang

melanggar peraturan di bidang Keimigrasian karena selama ini belum

menimbulkan efek jera.

Dari uraian dalam penjelasan umum UU Keimigrasian Tahun 2011 di atas,

ditemukan beberapa poin yang menjadi landas alasan pengkajian ini, yaitu:

Meningkatnya kejahatan internasional dan transnasional, seperti imigran gelap,

penyelundupan manusia, perdagangan orang, terorisme, narkotika, dan

pencucian uang; Penegakan hukum keimigrasian belum efektif sehingga

kebijakan pemidanaan perlu mencantumkan pidana minimum terhadap tindak

pidana penyelundupan manusia; Memperluas subjek pelaku tindak pidana

keimigrasian, sehingga mencakup tidak hanya orang perseorangan tetapi juga

korporasi serta penjamin masuknya Orang Asing ke Wilayah Indonesia yang

melanggar ketentuan keimigrasian; dan Penerapan sanksi pidana yang lebih

berat terhadap Orang Asing yang melanggar peraturan di bidang keimigrasian

karena selama ini belum menimbulkan efek jera.

Berdasarkan landas alasan tersebut, maka UU Keimigrasian Tahun 2011

disusun sedemikian rupa, sehingga tujuan yang telah disebutkan dapat dicapai.

Kemudian, suatu peraturan perundang-undangan akan dapat mencapai

tujuannya, jika penegakan hukum dari peraturan tersebut dapat dilaksanakan,

sehingga bunyi pasal tidak hanya menjadi slogan, dan dapat memberikan

pedoman yang sesuai kepada aparat penegak hukum dalam melaksanakan

tugasnya. Namun dalam UU Keimigrasian Tahun 2011, sebagaimana sering

Page 32: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 20

terjadi dalam beberapa peraturan perundang-undangan lain, implementasi

terhadap bunyi pasal sering kali sulit untuk dilaksanakan, bahkan bukan tidak

mungkin tidak dapat dilaksanakan sama sekali, hal ini terjadi karena beberapa

faktor.

Berikut potret capaian dan permasalahan yang muncul dalam

pelaksanaan UU Keimigrasian Tahun 2011.

1. Pengaturan mengenai Penegakan Hukum Keimigrasian

Dari hasil diskusi Pokja dalam rapat-rapat dan FGD yang

dilaksanakan dengan mengundang berbagai narasumber, ditemukan

jawaban, penyebab sulitnya bunyi pasal UU Keimigrasian Tahun 2011 ini

untuk diterapkan, antara lain karena keterlibatan Orang Asing dalam hal

kasus keimigrasian, bahwa keterlibatan orang asing, tentu erat pula

kaitannya dengan keterlibatan negara asal orang asing tersebut,

kemudian penegakan hukum keimigrasian juga harus menyesuaikan

dengan iklim investasi di Indonesia, termasuk sektor pariwisata. Beberapa

alasan tersebut menyebabkan, penegak hukum dan petugas imigrasi

khususnya, harus mempertimbangkan pemberlakuan proses acara

pidana dan pemberian sanksi yang sesuai, tanpa berbenturan dengan

kepentingan tersebut di atas.

Namun pilihan tersebut tentu menyebabkan bunyi pasal UU

Keimigrasian Tahun 2011 kurang dapat diterapkan, baik dalam hal proses

acara pidana, maupun pemberian sanksinya. Jika hal tersebut terjadi,

akan memunculkan beberapa risiko, yaitu:

a. Tidak tercapainya tujuan pembentukan UU Keimigrasian tahun 2011

ini, yaitu efektivitas penegakan hukum keimigrasian baik bagi

perseorangan dan juga korporasi serta penjamin yang melanggar

ketentuan keimigrasian;

b. Tidak tercapainya tujuan efek jera dengan menerapkan sanksi pidana

yang lebih berat terhadap orang asing, yang melanggar peraturan di

bidang keimigrasian, hal ini disebabkan pemberian sanksi minimum

pada ketentuan pidana UU Keimigrasian Tahun 2011 membuka

peluang pemberian sanksi yang sangat minimal kepada orang asing,

pemberian sanksi minimal dikarenakan ‘diskresi’ yang sering

diputuskan oleh petugas keimigrasian;

Page 33: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 21

c. Pengambilan keputusan pemberian ‘diskresi’ di atas mengakibatkan

kesulitan bagi petugas Imigrasi dan aparat penegak hukum dalam

pelaksanaan tugas, karena adanya ‘dilema’ antara menegakkan

hukum atau kepentingan investasi;

d. Tidak dapat berjalannya implementasi dari teori pemidanaan yang

telah dipelajari di dalam perkuliahan, terkait teori tindak pidana

kejahatan dan pelanggaran, diskresi, sanksi pidana dan teori acara

pidana.

Guna mencapai efek jera, tidak semata-mata dengan

mempergunakan sanksi yang ‘kejam’ seperti pidana penjara dalam jangka

waktu yang lama, namun dari jenis pemberian sanksi yang membuat

seseorang enggan untuk melakukan tindak pidana yang sama. Hal ini

terbukti dari pidana pemenjaraan yang belum tentu memberikan efek

jera, namun denda yang besar bisa saja membuat seseorang tidak

melakukan tindak pidana dikarenakan tidak ingin menanggung kerugian

materiil yang besar.

Di Tahun 2019 telah terjadi overcapacity/overcrowding di

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) hampir 100%, yang kemudian terjadi

penurunan menjadi 75% hingga Mei 202011, penurunan ini pun

dipengaruhi karena adanya program pembebasan narapidana melalui

program asimilasi dan integrasi dalam rangka penekanan penularan

Covid-19 di lingkungan Lapas. Sehingga dapat dimungkinkan kedepannya

kondisi overcapacity masih akan terus terjadi, sehingga perlu dirumuskan

solusi permasalahan overcapacity tersebut. Salah satu solusi yang dapat

dipertimbangkan adalah pemberian pidana alternatif dalam sistem penal

di Indonesia.

Setelah melakukan kajian dari penerapan pasal-pasal ketentuan

pidana UU Keimigrasian Tahun 2011 dengan penerapannya di lapangan,

ditemukan fakta bahwa penerapan sanksi administratif lebih banyak

diterapkan kepada pelaku tindak pidana keimigrasian. Berdasarkan data

yang disampaikan oleh peserta FGD Pokja yang berasal dari Sub

Direktorat (Subdit) Pengawasan Keimigrasian perbandingan jumlah

11 Rico Afrido Simanjuntak, “Napi Dibebaskan, Dirjen PAS: Over Kapasitas di Lapas dan Rutan

Turun”, https://nasional.sindonews.com/read/24525/13/napi-dibebaskan-dirjen-pas-over-kapasitas-di-lapas-dan-rutan-turun-1589187952, (diakses tanggal 1 Oktober 2020)

Page 34: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 22

Tindakan administrasi dan projustitia yang diambil oleh Ditjenim dari

Tahun 2017 – 2020 sebagai berikut:

TAHUN TINDAKAN

ADMINISTRASI PROJUSTITIA

2017 9.154 273

2018 11.769 146

2019 10.925 155

Juni 2020 2.932 14

TOTAL 34.780 588

Sumber: Paparan Toto Suryanto, Kepala Subdit Pengawasan Keimigrasian dalam

FGD Pokja AEH terkait Keimigrasian, April 2020.

Perbandingan jumlah yang jauh antara sanksi administratif dan

projustitia, dikarenakan UU Keimigrasian Tahun 2011 memang membuka

peluang pemberian sanksi administratif, Dalam Pasal 1 angka 31 UU

Keimigrasian Tahun 2011 disebutkan, Tindakan Administratif

Keimigrasian (TAK) adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat

Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan. Pasal 75 ayat (1)

UU Keimigrasian Tahun 2011 menyebutkan:

Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif

Keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah

Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga

membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak

menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan.

Bunyi ayat inilah yang memberikan peluang kepada pejabat

imigrasi untuk memberikan ‘diskresi’ karena kategori ‘melakukan

kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan’ tidak

terdapat pengaturan lebih lanjut. Contohnya adalah pemberian sanksi

administratif dan sanksi pidana pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta

Utara, dari data tahun 2019, pemberian sanksi administratif berjumlah

1146 (seribu seratus empat puluh enam) kasus, sementara pemberian

sanksi pidana berjumlah 4 (empat) kasus. Pemberian sanksi administratif

Page 35: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 23

tentu tidak menyalahi UU Keimigrasian Tahun 2011, namun dapat

menjadi masalah dengan ditemukannya contoh data, dari 1146

pemberian sanksi administratif, terdapat 170 pemberian sanksi

administratif berupa deportasi (salah satu bentuk tindakan administratif

keimigrasian berdasarkan Pasal 75 ayat (2) huruf f) pada kasus yang

melanggar pasal Pasal 71 huruf b, yang mewajibkan setiap orang asing

untuk memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai

identitas diri dan/atau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan

status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau perubahan

alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat, atau memperlihatkan dan

menyerahkan Dokumen Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya

apabila diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam rangka

pengawasan Keimigrasian. Sanksi pidana terhadap tindakan yang

melanggar pasal 71 ini terdapat dalam Pasal 116, yang berbunyi: Setiap

Orang Asing yang tidak melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 71 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)

bulan atau pidana denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima

juta rupiah).

Bunyi pemidanaan pada Pasal 116 merupakan klasifikasi dari

tindak pidana pelanggaran karena memberikan sanksi pidana kurungan

dengan kumulatif denda, sehingga dari bunyi pasal ini jelas memberikan

sanksi pemidanaan kurungan dan denda kepada pelanggar pasal 71

tersebut, dan bukan sanksi administratif seperti tercantum pada pasal 75,

karena bentuk sanksi haruslah secara tegas disebutkan dalam bunyi pasal,

dan penegak hukum tidak diperkenankan memberikan sanksi di luar yang

disebutkan pada pasal, karena hal tersebut akan bertentangan dengan

asas legalitas.

Alasan lainnya adalah Tindakan Administratif Keimigrasian

dijatuhkan tanpa melalui proses acara pidana, sehingga jika dikenakan

pada pelaku pelanggar pasal 71 di atas, hal tersebut bertentangan dengan

teori acara pidana, dalam Pasal 104 UU Keimigrasian Tahun 2011

disebutkan, Penyidikan tindak pidana Keimigrasian dilakukan

berdasarkan hukum acara pidana, kemudian pada Pasal 110 Ayat (1)

disebutkan, Terhadap tindak pidana keimigrasian sebagaimana dimaksud

Page 36: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 24

dalam Pasal 116 dan Pasal 117 diberlakukan acara pemeriksaan singkat

sebagaimana dimaksud dalam hukum acara pidana.

Berdasarkan hal tersebut, maka pemberian TAK kepada

pelanggaran keimigrasian, bagi pelanggaran terhadap pasal yang telah

jelas disebutkan bentuk sanksi pidananya tentu tidaklah tepat. Namun

kembali kepada alasan pemberian TAK tersebut, yang tidak lepas dari

keadaan demi menjaga hubungan baik negara dan iklim investasi, tentu

hal ini menjadi dilema.

Maka berdasarkan hasil diskusi bersama dengan banyak pihak,

perlu diberikan rekomendasi terkait bentuk pemberian bentuk sanksi

pidana, jika memang bentuk pemidanaan penjara maupun kurungan

terkendala untuk dijatuhkan kepada orang asing, maka sebaiknya

diberikan bentuk sanksi pidana diubah dan diatur sedemikian rupa,

merupakan pidana administratif denda sebagai pidana pokok, dengan

bunyi ketentuan yang jelas. Demikian pula pada pelaksanaan ketentuan

beracaranyapun menggunakan acara singkat, agar diatur secara lebih

khusus. 12

Selain persoalan sanksi pidana yang mengalami kendala dalam

pelaksanaannya, penegakan hukum juga melihat sisi hukum acaranya.

Terkait dengan pelaksanaan pencegahan, pada tahun 2011 keluar

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 64/PUU-IX/2011 atas pengujian

terhadap ketentuan Pasal 97 ayat (1) UU Keimigrasian Tahun 2011 yang

berbunyi: Jangka waktu pencegahan berlaku paling lama 6 (enam) bulan

dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan. MK

berpendapat bahwa pada satu sisi pencegahan ke luar negeri yang tidak

dapat dipastikan batas waktunya sebagaimana diatur dalam Pasal 97 ayat

(1) UU Keimigrasian Tahun 2011 khususnya frasa “setiap kali dapat

diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan” dapat menimbulkan

12 Pada dasarnya penjatuhan sanksi denda tidak menyalahi ketentuan pemidanaan dalam hukum

pidana Indonesia, dalam Pasal 10 disebutkan, Pidana terdiri atas: a. pidana pokok, yang terdiri dalam: 1. pidana mati; 2. pidana penjara; 3. pidana kurungan; 4. pidana denda; 5. pidana tutupan. b. pidana tambahan, yang terdiri dalam 1. pencabutan hak-hak tertentu; 2. perampasan barang-barang tertentu; 3. pengumuman putusan hakim. Sehingga, jenis pidana denda diperkenankan diberlakukan sebagai pidana pokok dan berdiri sendiri bukan sebagai pidana pengganti.

Page 37: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 25

ketidakpastian hukum bagi tersangka karena tidak dapat memastikan

sampai kapan penyidikan berakhir dan sampai kapan pula pencegahan

keluar negeri berakhir. Pada satu sisi juga dapat menimbulkan

kesewenang-wenangan aparat negara, yaitu Jaksa Agung, Menteri

Hukum dan HAM, dan pejabat lainnya yang berwenang untuk melakukan

pencegahan terhadap tersangka tanpa batas waktu.

Ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf b UU Keimigrasian Tahun 2011

yang berbunyi: “Pejabat Imigrasi menolak orang untuk keluar wilayah

Indonesia dalam hal orang tersebut: b. diperlukan untuk kepentingan

penyelidikan dan penyidikan atas permintaan pejabat yang berwenang”,

telah dilakukan pengujian pada tahun yang sama saat terbitnya UU ini dan

telah diputuskan dalam Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-

IX/2011. Dalam Keputusan tersebut MK mengabulkan permohonan

pemohon dengan menghilangkan frasa “penyelidikan” dengan

pertimbangan dalam amar putusannya bahwa dalam tahap penyelidikan

belum ada kepastian disidik atau tidak disidik. Belum dilakukan pencarian

dan pengumpulan bukti, baru tahap mengumpulkan informasi. Kalau

dalam tahap penyidikan karena memang dilakukan pencarian dan

pengumpulan bukti, wajar bila bisa dilakukan penolakan untuk bepergian

keluar negeri karena ada kemungkinan tersidik membawa bukti-bukti

yang berkaitan dengan tindak pidana keluar negeri sehingga mempersulit

penyidik melakukan pencarian dan pengumpulan bukti untuk membuat

terang tentang pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya.

Mencegah seseorang untuk keluar negeri dalam tahap tersebut dapat

disalahgunakan untuk kepentingan di luar kepentingan penegakan

hukum sehingga melanggar hak seseorang yang dijamin oleh konstitusi

yaitu dalam Pasal 28E UUD NRI Tahun 1945.

Penyidikan tindak pidana keimigrasian dilakukan berdasarkan

hukum acara pidana, dimana PPNS Keimigrasian menurut Pasal 105 UU

Keimigrasian Tahun 2011 diberi kewenangan untuk melaksanakannya. Di

dalam menjalankan proses penyidikan, PPNS melakukan koordinasi

dengan Penyidik Polri. Jenis-jenis pelanggaran tindak pidana keimigrasian

yang sering dilakukan oleh WNI antara lain: Keluar masuk wilayah

Indonesia tidak melalui TPI, memberikan pemondokan atau pekerjaan

kepada orang asing secara ilegal, bertindak selaku sponsor fiktif dalam

Page 38: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 26

memberikan jaminan izin tinggal kepada orang asing, terlibat dalam

sindikat perdagangan manusia, memberikan data yang tidak benar saat

mengajukan permohonan paspor. Sedangkan jenis pelanggaran tindak

pidana yang sering dilakukan oleh orang asing antara lain: melakukan

penyalahgunaan izin tinggal, berada di Indonesia dengan menggunakan

sponsor fiktif, masuk ke Indonesia dengan visa/paspor palsu, dan terlibat

dalam jaringan sindikat perdagangan manusia.

Bagi orang asing yang dikenakan Tindakan Administratif

Keimigrasian atau menunggu pelaksanaan deportasi, menurut Pasal 83

UU Keimigrasian Tahun 2011 ditempatkan dalam Rumah Detensi Imigrasi

atau Ruang Detensi Imigrasi. Dalam UU Keimigrasian Tahun 2011 juga

diatur mengenai jangka waktu detensi dalam Pasal 85, dimana pada ayat

(2)-nya jangka waktu pendetensian maksimal 10 (sepuluh) tahun. Tetapi

tidak diatur bagaimana status keimigrasian keberadaan mereka setelah

lepas dari Rumah Detensi Imigrasi.13 Kemudian menurut ayat (3), setelah

melampaui jangka waktu 10 tahun tersebut, orang asing dapat diberikan

izin untuk berada di luar rumah detensi imigrasi. Namun yang menjadi

persoalan adalah izin tinggal apa yang diberikan kepada orang asing

tersebut mengingat bahwa setiap orang asing yang berada di Indonesia

diwajibkan memiliki izin tinggal sebagaimana disebutkan dalam Pasal

48.14

2. Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian oleh Tim Pengawasan Orang

Asing (TIMPORA)

Pengaturan mengenai pengawasan dan intelijen keimigrasian

dalam UU Keimigrasian Tahun 2011 juga perlu diperhatikan dalam

pelaksanaannya. Pengawasan keimigrasian dan Intelijen Keimigrasian

secara umum diatur dalam Bab VI UU Keimigrasian Tahun 2011. Selain

diatur dalam UU Keimigrasian Tahun 2011, pengawasan dan intelijen

keimigrasian juga diatur dalam beberapa peraturan teknis di bawahnya

seperti:

13 Hamidi dan Christian, Hukum Keimigrasian, hlm. 25 14 Ibid., hlm. 31

Page 39: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 27

a. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian dan perubahannya

b. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan

Keimigrasian Untuk Mencegah Dan/Atau Menanggulangi

Kejahatan Terorisme, Perdagangan Manusia, Peredaran

Narkotika, Dan Penyebaran Penyakit Menular Berbahaya Melalui

Pintu Lalu Lintas Orang

c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50

Tahun 2016 tentang Tim Pengawasan Orang Asing

d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30

Tahun 2016 tentang Intelijen Keimigrasian

e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun

2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian

Pengawasan keimigrasian sejatinya tidak hanya dilakukan

terhadap warga negara asing namun juga terhadap warga negara

Indonesia yang hendak keluar wilayah Indonesia (Pasal 66 UU

Keimigrasian Tahun 2011). Dari hasil evaluasi terhadap ketentuan UU

Keimigrasian Tahun 2011 terkait dengan pengawasan dan intelijen

keimigrasian, permasalahan paling sering muncul terkait dengan

pelaksanaan implementasinya. Karena UU Keimigrasian tahun 2011

sifatnya mengatur secara lebih umum, sedangkan peraturan teknis di

bawahnya seperti Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) mengatur lebih rinci

pelaksanaan pengawasan dan intelijen keimigrasian tersebut.

Misalnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

tentang Keimigrasian dan perubahannya mengatur mengenai

pengawasan keimigrasian terhadap WNI menurut Pasal 172 ayat (3)

dilaksanakan pada saat permohonan Dokumen Perjalanan RI, keluar

masuk wilayah Indonesia dan berada di luar Wilayah Indonesia.

Pengawasan ini dilakukan melalui dua cara yaitu pengawasan

administratif dan pengawasan lapangan. Kegiatan wawancara dalam

Page 40: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 28

rangka permohonan dokumen perjalanan merupakan tahapan dalam

pengawasan yang krusial, dimana tahapan ini menjadi filter pertama

untuk menyaring Pekerja Migran Indonesia Non prosedural (PMI-NP)

maupun WNI yang akan bergabung dengan kelompok ISIS. Dengan

wawancara, SDM Imigrasi terutama Pejabat Imigrasi sejatinya sudah

dibekali dengan pengetahuan intelijen sehingga ketika melakukan

wawancara sudah mengacu pada standar wawancara yang dilakukan oleh

intelijen, sehingga diharapkan dapat menjaring calon PMI-NP ataupun

WNI lainnya yang beritikad tidak baik. Terkait hal ini, Direktur Jenderal

Imigrasi telah mengeluarkan instruksi berupa Surat Edaran kepada

seluruh Kepala Kantor Imigrasi di Indonesia supaya dalam proses

penerbitan paspor untuk memperhatikan unsur keamanan dengan

melakukan penelitian berkas secara cermat dan wawancara secara teliti.

Namun demikian masih saja ditemui adanya kasus PMI-NP ini.

Dari hasil kajian yang dilakukan Balitbangkumham pada tahun

2017, terkait dengan mekanisme pelaksanaan pengawasan ini ketentuan

peraturan yang mengatur terkait hal ini tidak memiliki konsep

pengawasan yang jelas dan rinci, dimana pengaturan pengawasan masih

acak dan belum teragenda dengan baik. Hal ini terlihat dalam peraturan

perundang-undangan yang teknis mengatur hal ini mengatur

pengawasan administratif lebih terinci dibandingkan pengawasan atas

keberadaan dan kegiatan orang asing di Indonesia.15

Menurut M. Iman Santoso, pengawasan orang asing di Indonesia

pada prinsipnya telah dimulai dan dilakukan oleh perwakilan Indonesia di

luar negeri ketika menerima permohonan visa, pengawasan selanjutnya

dilaksanakan oleh pejabat imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI),

ketika pejabat imigrasi dengan kewenangannya yang otonom

memutuskan untuk menolak atau memberikan izin masuk, kemudian

diberikan izin tinggal sesuai dengan visa yang dimilikinya. Selanjutnya

pengawasan beralih ke kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal orang asing tersebut. 16

15 Balitbangkumham, Optimalisasi Peran TIMPORA dalam Pengawasan dan Penindakan Orang

Asing, (Jakarta: Balitbangkumham, 2017), hlm. 88. 16 M. Imam Santoso, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional,

(Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm. 121.

Page 41: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 29

Permasalahan lain yang timbul terkait dengan pemberian visa di

Perwakilan RI sering kali timbul dari kewenangan penerbitan visa di

Perwakilan RI oleh Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN) yang dilaksanakan

tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini

disebabkan karena tidak terlaksananya amanat Pasal 40 ayat 4 UU

Keimigrasian Tahun 2011 jo Pasal 94 dan Pasal 105 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan

perubahannya yang kemudian menyebabkan Menteri Hukum dan HAM

sebagai pemilik kewenangan menerbitkan visa kunjungan dan visa tinggal

terbatas (vitas) tidak memiliki kendali atas pelaksanaan pemberian visa di

Perwakilan RI; kurangnya kompetensi PDLN dalam penerbitan visa

kunjungan dan vitas yang berakibat ketidaksesuaian maksud dan tujuan

kegiatan orang asing dengan jenis visa yang diberikan; Pelaporan visa

kunjungan dan vitas yang tidak terlaksana dengan baik; dan masuknya

orang asing yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

di wilayah Indonesia.17

Dalam rangka pengawasan keimigrasian, Direktorat Imigrasi

melakukan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, Penguatan Border

Control Management (BCM) melalui pembangunan Sistem Teknologi

Informasi dan Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) dengan konsep

Integrated Border Management System (IBMS). Dalam hal Lalu Lintas

orang dan barang melewati batas-batas negara, konsep dasar Border /

perbatasan tidak hanya mencakup batas geografis suatu negara saja,

tetapi istilah border juga mencakup semua titik-titik atau pintu-pintu

keluar masuk di negara tersebut. Baik itu bandara internasional,

pelabuhan internasional, maupun wilayah perbatasan tradisional, dimana

semua pintu tersebut dapat menjadi jalur perlintasan keluar masuknya

orang dan barang dari dan menuju suatu negara. Selanjutnya, ketika

membahas tentang pergerakan orang melintasi batas negara, maka perlu

menjadi catatan penting bahwa perlintasan orang melewati batas-batas

negara tersebut akan selalu disertai dengan, atau diawali oleh, atau diikuti

oleh adanya perlintasan barang dan uang. Di dalam pembahasan tentang

17 Paparan Dr. Ronnie F Sompie sebagai Narasumber dalam Rapat Kelompok Kerja Analisis dan

Analisis Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 21 April 2020

Page 42: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 30

border, perlintasan orang, barang, dan uang/modal merupakan suatu

Kesatuan Integral yang tidak terpisahkan.

Konsep Integrated Border Management System (IBMS)

merupakan Konsep Sistem Manajemen/Pengelolaan Perbatasan yang

Terintegrasi dengan menggunakan Interkonektifitas (interconnectivity)

antar instansi-instansi terkait dalam Manajemen Perbatasan, baik darat,

laut maupun udara. Dengan Konsep IBMS ini, Manajemen Perbatasan,

termasuk aspek Operasional dan Pengawasannya, dilaksanakan secara

terintegrasi dengan instansi-instansi terkait baik Nasional (Imigrasi, Bea

Cukai, Karantina, Otoritas Bandara serta Aparat Keamanan terkait)

maupun Internasional (Interpol). Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008

tentang Wilayah Negara tidak secara spesifik menjelaskan apa definisi

atau pemahaman tentang Perbatasan. Namun demikian, disebutkan pada

Pasal 1 UU tersebut hal mengenai Batas Wilayah Negara, Batas Wilayah

Yurisdiksi, dan Kawasan Perbatasan.

Perlu diketahui bahwa lalu lintas orang melewati batas negara

tidak sebatas border secara geografis saja (batas wilayah darat, laut dan

udara) saja, melainkan sebaiknya border juga dipahami meliputi titik-titik

atau pintu-pintu keluar/masuk wilayah negara tersebut yaitu Bandara

Internasional, Pelabuhan Internasional maupun perbatasan tradisional

dimana pada titik-titik tersebut dilakukan perlintasan keluar masuknya

orang, barang dan uang/permodalan baik yang bisa jadi mendahului,

bersamaan atau mengikuti orang yang melintas masuk/ keluar wilayah

tersebut. Fungsi dari penerapan Border Security dan Border Protection ini

sebenarnya sudah selaras dan sejalan dengan asas yang dianut dalam

Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara. Border

Security dapat menjadi bagian dari Kebijakan Nasional dalam hal

Pengamanan Perbatasan yang berasaskan Kedaulatan dan Keamanan,

sedangkan Border Protection dapat dituangkan dalam bentuk Program

Aksi Kementerian/Lembaga terkait.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Imigrasi sepanjang tahun

2014 sampai dengan tahun 2020 telah mengadopsi konsep e-government

melalui inisiatif perjanjian kerja sama dengan 66 instansi terkait serta

pihak pemerintah daerah. Kerja sama tersebut juga memuat lingkup

interkonektivitas dalam pertukaran data dan informasi dalam Sistem

Page 43: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 31

Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) guna peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik melalui pembentukan Unit Kerja Kantor (UKK) Imigrasi,

Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), serta Mall Pelayanan Publik (MPP) di

beberapa daerah yang bertujuan mendekatkan pelayanan keimigrasian

kepada masyarakat yang berdomisili agak jauh dari lokasi kantor-kantor

Imigrasi. Selain dalam peningkatan kualitas pelayanan publik, kerja sama

interkonektivitas pertukaran data dan informasi SIMKIM juga

ditandatangani dengan beberapa instansi guna meningkatkan

pengawasan keimigrasian serta upaya penegakan hukum oleh aparat

terkait seperti POLRI, KPK, KEMENLU, KEMENKEU, BNPT, Komnas HAM,

PPATK, BNN, BAKAMLA, LPSK, BKPM serta instansi lainnya. Data yang

dimiliki SIMKIM terbukti sangat bermanfaat dalam mendukung

pelaksanaan penegakan hukum, tidak hanya oleh Ditjen Imigrasi, tetapi

juga dengan Instansi Penegak Hukum lainnya.

Kedua, Peningkatan koordinasi yang lebih efektif dengan instansi

terkait dalam wadah TIMPORA. Ketiga, Penguatan Sumber Daya Manusia

Keimigrasian. Selama ini pengembangan SDM yang bersinergi dengan

penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan telah dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, antara lain dilakukan dengan

penyelenggaraan: (1) Pembukaan kembali Akademi Imigrasi Tahun 2000,

(2) Pendidikan dan Pelatihan Teknis Keimigrasian, dan (3) Pendidikan dan

Latihan Penjenjangan. Selain itu program pendidikan luar negeri bagi

pejabat/pegawai imigrasi mulai dilaksanakan yang bersifat akademis yaitu

Strata S-2 (Magister/Master) dan Strata S-3 (Doktoral/PhD), maupun

shortcourse (diklat singkat).18

Peraturan perundang-undangan yang mengatur pengendalian dan

pengawasan orang asing dan TKA belum optimal dilaksanakan terutama

mengenai koordinasi K/L terkait perlu ditingkatkan dikarenakan pada titik

celah ini dapat berpotensi terjadinya peningkatan pelanggaran

keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing dan TKA.19

18 Balitbangkumham, Upaya Jajaran Keimigrasian dalam Implementasi Kebijakan Bebas Visa,

(Jakarta: Balitbangkumham, 2016), hlm. 76 19 Ahmad Jazuli, “Eksistensi Tenaga Kerja Asing Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum

Keimigrasian”, JIKH Vol.12 No.1 Maret 2018, hlm. 102

Page 44: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 32

Dari sisi SDM Keimigrasian dua aspek yang perlu diperhatikan

adalah aspek kualitas dan aspek kuantitas para penjaga pintu gerbang

negara ini. Beberapa permasalahan yang ditemukan dari hasil kajian

keimigrasian yang selama ini dilakukan oleh Balitbangkumham

Kementerian Hukum dan HAM antara lain:

a. SDM yang kurang sebanding dengan tingginya perlintasan orang

asing yang masuk karena bebas visa kunjungan dan luasnya

wilayah kerja keimigrasian di Indonesia

b. Kurangnya pengetahuan intelijen petugas imigrasi20

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh salah satu pemateri

dalam diskusi FGD Pokja di BPHN, yaitu Bapak Sulistiarso (Analis

Keimigrasian Utama) yang menyampaikan beberapa hal yang menjadi

hambatan atau tantangan yang dihadapi dalam rangka pengawasan

orang asing antara lain: aspek geografis wilayah Indonesia yang luas,

sistem pengawasan yang belum sepenuhnya didukung partisipasi

informasi dari masyarakat, organisasi TIMPORA yang belum optimal,

pengenaan sanksi hukum yang tidak menimbulkan efek jera, serta

integritas, profesionalisme dan semangat kinerja SDM yang belum

sepenuhnya memadai.21

Terkait dengan keberadaan TIMPORA, Pasal 69 UU Keimigrasian

Tahun 2011 merupakan dasar hukum dibentuknya TIMPORA, dimana

Menteri Hukum dan HAM dalam rangka pengawasan keimigrasian

terhadap kegiatan orang asing di wilayah Indonesia membentuk Tim

Pengawasan Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau

instansi pemerintah terkait baik di pusat maupun di daerah. Dalam

Penjelasan Pasal disebutkan badan atau instansi pemerintah terkait

antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri,

Kepolisian, TNI, Kejaksaan Agung, serta Kementerian Tenaga Kerja.

20 Balitbangkumham, Upaya Jajaran Keimigrasian dalam Implementasi Kebijakan Bebas Visa,

hlm.107 21 Paparan Sulistiarso dalam Forum Group Discusion Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum

terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 28 Juli 2020

Page 45: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 33

Pada tingkat pusat, TIMPORA dibentuk berdasarkan Keputusan

Menteri Hukum dan HAM. Di tingkat provinsi, dibentuk berdasarkan

Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang

diketuai oleh Kepala Divisi Keimigrasian, sementara untuk tingkat

kabupaten/kota dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Imigrasi

yang diketuai secara langsung oleh Kepala Kantor Imigrasi.

TIMPORA bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada

instansi dan/atau Lembaga pemerintahan terkait, mengenai hal yang

berkaitan dengan pengawasan orang asing.22 Kewenangan TIMPORA yang

hanya sebatas memberikan saran dan pertimbangan ini kemudian juga

dianggap menjadi salah satu penyebab masalah kurang optimalnya

pengawasan keimigrasian di Indonesia.

Telah terbentuk sekitar 97% TIMPORA di 33 (tiga puluh tiga)

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI, hanya 4 Kantor Imigrasi

baru yang belum memiliki TIMPORA yaitu Kantor Imigrasi Kelas III Kerinci,

Kantor Imigrasi Kelas III Ketapang, Kantor Imigrasi Kelas III Bima dan

Kantor Imigrasi Kelas III Palopo.23 TIMPORA dibentuk hingga tingkat

kecamatan yang terdiri dari berbagai unsur yang diatur di dalam UU

Keimigrasian Tahun 2011.

Dalam perkembangannya, pengawasan yang dilakukan oleh

keimigrasian juga mencakup pengawasan terhadap WNI yang akan keluar

wilayah Indonesia. Luasnya ruang lingkup pengawasan yang dilakukan

oleh TIMPORA yang tidak hanya terbatas pada TKA, tetapi juga

keseluruhan orang asing memerlukan suatu sistem atau mekanisme kerja

yang jelas dan komprehensif. Saat ini dalam praktiknya TIMPORA masih

menemukan beberapa kendala atau hambatan dalam melaksanakan

tugasnya, antara lain:

22 Lihat Pasal 200 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

23 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Optimalisasi Peran Tim Pengawas Orang Asing (TIMPORA) dalam Pengawasan dan Penindakan Orang Asing, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, 2017), hlm. 12-13

Page 46: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 34

a. pembentukan TIMPORA masih sebatas koordinasi, saling bertukar

informasi dalam bentuk rapat-rapat yang diselenggarakan secara

periodik, menentukan rencana operasi dan melakukan operasi

lapangan bersama bila dianggap perlu.

b. Kewenangan TIMPORA hanya sebatas memberikan saran dan

pertimbangan kepada instansi atau Lembaga pemerintahan

terkait mengenai hal yang berkaitan dengan pengawasan orang

asing, serta melakukan operasi gabungan jika diperlukan (Pasal

200 Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian)

c. masih adanya ego sektoral mengakibatkan belum optimalnya pola

koordinasi yang dibangun dalam TIMPORA. Oleh karena itu perlu

dibangun TIMPORA. Komitmen bersama yang dibangun tentunya

bukan sekedar seremonial

d. SOP yang ada masih belum maksimal menjadi panduan

operasional yang baik, di dalamnya belum memberikan konsep

dan mekanisme pengawasan yang jelas, rinci dan efektif untuk

menjawab kebutuhan negara dalam pengawasan terhadap orang

asing termasuk TKA. Selain itu SOP juga harus dapat

menggambarkan pembagian tugas yang jelas di antara anggota

tim, jangan sampai ada anggota tim yang pasif seolah-olah hanya

ikutan terutama instansi yang tidak mempunyai fungsi

pengawasan kegiatan orang asing24

e. kurangnya pemahaman maupun perbedaan persepsi instansi

pusat dan daerah serta masyarakat yang menganggap

pengawasan orang asing termasuk TKA merupakan tugas imigrasi

f. Keterbatasan anggaran, SDM yang kompeten, dan sarana

prasarana pendukung termasuk dukungan teknologi informasi

24 Tri Sapto Wahyudi Agung Nugroho, “Optimalisasi Peran Timpora Pasca Berlakunya Peraturan

Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa Kunjungan”, JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017, hlm. 263 - 285

Page 47: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 35

g. Belum terintegrasinya data antara Kementerian/Lembaga Pusat

dengan Pemerintah Daerah mengenai jumlah, persebaran, dan

alur keluar masuknya TKA di Indonesia25

h. Masih minimnya keterlibatan ataupun dukungan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan. Dalam UU Keimigrasian Tahun

2011, keterlibatan masyarakat dalam pengawasan hanya berupa

memberikan keterangan jika diminta.26 Namun demikian untuk

meningkatkan pelibatan masyarakat (baik perorangan, maupun

instansi) secara aktif, Ditjen Imigrasi meluncurkan aplikasi

Pelaporan Orang Asing (APOA) yang bertujuan untuk

memudahkan masyarakat dalam melaporkan keberadaan dan

kegiatan orang asing sehingga mudah diakses oleh instansi terkait.

Dari website https://apoa.imigrasi.go.id/ memungkinkan

penginapan, perusahaan dan perorangan untuk melaporkan

terkait keberadaan orang asing. Menu akses dari ketiga sasaran

pengguna APOA ini juga berbeda-beda, dimana untuk perusahaan

dan penginapan menggunakan akses registrasi, sedangkan untuk

perorangan hanya sebatas pelaporan. Aplikasi ini menjadi sarana

keterlibatan masyarakat untuk ikut berperan aktif melaporkan

aktivitas dan keberadaan orang asing di sekitarnya, namun

demikian masih perlu diketahui data pelaporan yang sudah

diterima oleh Ditjen Imigrasi melalui aplikasi ini serta tindak lanjut

dari pelaporan tersebut, terutama jika ditemukan laporan yang

berisikan permasalahan (seperti adanya pelanggaran hukum). Hal

ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas layanan

ini terhadap tugas besar dalam pengawasan orang asing.

25 Siaran Pers, Ombudsman: Lemahnya Pengawasan TKA oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Tim

Pora), https://www.ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-lemahnya-pengawasan-tka-oleh-tim-pengawasan-orang-asing-tim-pora, (diakses tanggal 21 September 2020)

26 Lihat Pasal 72, Pasal 74, Pasal 106 UU Keimigrasian Tahun 2011. Bandingkan dengan Penjelasan Umum UU Keimigrasian Tahun 2011 bahwa kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat Indonesia sehingga pengawasan terhadap Orang Asing memerlukan juga partisipasi masyarakat untuk melaporkan Orang Asing yang diketahui atau diduga berada di Wilayah Indonesia secara tidak sah atau menyalahgunakan perizinan di bidang Keimigrasian. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

Page 48: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 36

Hasil Kajian yang dilakukan oleh Balitbangkumham pada tahun

2017, pembentukan TIMPORA baik di pusat maupun di daerah yang

dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal 69 belum berjalan efektif.27

Pembentukan TIMPORA Pusat diatur dalam Pasal 197 ayat (1) Pemerintah

Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan Surat Keputusan

Menteri Hukum dan HAM yang diketuai oleh Menteri atau Pejabat

Imigrasi yang ditunjuk (dalam hal ini Direktur Pengawasan dan

Penindakan Keimigrasian). Untuk pembentukan TIMPORA di tingkat

Provinsi diatur dalam Pasal 198 ayat (1) dengan Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Hukum dan HAM, yang diketuai oleh Kepala Divisi Keimigrasian.

Namun pada faktanya, Kepala Divisi Keimigrasian pada Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM tidak mempunyai kewenangan secara

operasional untuk melaksanakan pengawasan terhadap orang asing di

tingkat Provinsi. Hal ini menjadi permasalahan di lapangan.28

3. Peran Strategis Sumber Daya Manusia Keimigrasian

Dengan wilayah Indonesia yang luas, Indonesia memiliki pintu

perlintasan yang sangat luas, yang akhirnya membuat Indonesia tidak

hanya menjadi negara tujuan dalam perlintasan orang, tetapi juga sebagai

negara transit, dan sekaligus sebagai negara sumber perlintasan. Saat ini

di Indonesia ada 33 TPI udara, 91 TPI laut, 7 TPI darat, 35 PLS laut, dan 52

PLB darat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan kondisi

dimana Indonesia memiliki banyak sekali pintu masuk menjadi tantangan

tersendiri karena berarti potensi ancaman di perbatasan menjadi sangat

kompleks, selain juga besarnya potensi kejahatan lintas negara seperti

pergerakan Foreign Terrorist Fighter (FTF), Ancaman paham/ideologi

radikal, pergerakan irregular migrants dan transnational crimes lainnya

menjadi tantangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian.

27 Balitbangkumham, Optimalisasi Peran TIMPORA, hlm.59 28 Balitbangkumham, Optimalisasi Peran TIMPORA, hlm. 61. Dalam Peraturan Menkumham

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kumham, Divisi Imigrasi pada Kantor Wilayah Kumham tidak mempunyai fungsi pengawasan dan penindakan. Hal ini sebagaimana juga disampaikan oleh Ronnie F Sompie sebagai Narasumber dalam Rapat Kelompok Kerja Analisis dan Analisis Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 21 April 2020

Page 49: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 37

Sehingga SDM keimigrasian dituntut harus berkualitas, profesional,

memiliki etos kerja yang baik, berdedikasi tinggi dan bermoral.

Unsur sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini pejabat imigrasi

maupun pejabat lain yang berwenang di bidang keimigrasian merupakan

kekuatan imigrasi yang memiliki peran penting dan strategis dalam

mengawal pelaksanaan keimigrasian di Indonesia. SDM Keimigrasian

merupakan filter pertama terhadap kemungkinan munculnya ancaman

keamanan terhadap negara Indonesia, baik yang dilakukan oleh warga

negara Indonesia maupun oleh orang asing. Oleh karena itu penguatan

terhadap sumber daya manusia keimigrasian merupakan Langkah yang

krusial untuk dilakukan. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko

Widodo pada tahun ini yang memfokuskan pembangunan nasional pada

penguatan sumber daya manusia yang tentunya hal ini juga dilakukan

terhadap sumber daya manusia pada seluruh sektor termasuk

keimigrasian.

Petugas atau pejabat keimigrasian sebagai penjaga pintu gerbang

negara harus didukung oleh kemampuan dan kompetensi di bidang

keimigrasian. Berdasarkan Pasal 3 ayat (3) UU Keimigrasian Tahun 2011

disebutkan bahwa fungsi keimigrasian di sepanjang garis perbatasan

wilayah Indonesia dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi yang meliputi

Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan pos lintas batas. Dalam UU

Keimigrasian Tahun 2011 telah secara tegas menentukan fungsi dan

wewenang yang hanya bisa dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi.

Kewenangan yang bersifat atributif ini antara lain meliputi: melakukan

pemeriksaan kepada setiap orang yang masuk atau keluar wilayah

Indonesia (Pasal 3 ayat (3), Pasal 9 ayat (1), pasal 15, Pasal 16 UU

Keimigrasian Tahun 2011), Menolak masuk orang asing ke wilayah

Indonesia (Pasal 13), Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia

(Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 29 UU Keimigrasian Tahun 2011), dan

mencabut dokumen perjalanan (Pasal 31). Selain pejabat imigrasi,

terdapat juga pejabat lain yang ditunjuk untuk melaksanakan pelayanan

keimigrasian, seperti pemberian visa kunjungan dan vitas oleh PDLN di

Perwakilan RI yang belum memiliki pejabat imigrasi.

Page 50: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 38

Syarat untuk menjadi pejabat imigrasi menurut UU Keimigrasian

tahun 2011, yaitu: telah lulus pendidikan Sarjana, telah mengikuti

Pendidikan khusus Keimigrasian, dan memiliki keahlian teknis

keimigrasian.29 Selama ini mekanisme pengangkatan pejabat Imigrasi di

Kementerian Hukum dan HAM dilakukan melalui 2 cara, yaitu Pertama,

diangkat dari Pegawai Kementerian Hukum dan HAM yang memenuhi

syarat untuk mengikuti Pendidikan khusus pejabat imigrasi selama satu

tahun. Kedua, perekrutan dari umum melalui pendidikan tinggi kedinasan

Politeknik Imigrasi (Poltekim) selama 3 tahun. Kemudian setelah lulus

pendidikan tersebut untuk menjadi pejabat imigrasi mengikuti proses

penerimaan CPNS baru kemudian setelah lulus ditugaskan di kantor

imigrasi untuk melaksanakan fungsi keimigrasian termasuk di tempat

pemeriksaan imigrasi (TPI) dan pos lintas batas (PLB). Tuntutan yang tinggi

terhadap profesionalitas seorang pejabat imigrasi perlu kiranya dilakukan

evaluasi terhadap pola rekrutmen terhadap pejabat imigrasi yang selama

ini dilakukan oleh Direktorat Imigrasi. Selain itu, dari beberapa hasil kajian

sering kali ditemukan relasi antara kurangnya pemahaman SDM imigrasi

dengan lemahnya pengawasan keimigrasian. Oleh karena itu kajian lebih

lanjut perlu dilakukan tidak hanya dari sudut pola rekrutmen namun juga

dari pola Pendidikan termasuk materi Pendidikan yang diberikan kepada

SDM Imigrasi sudah memenuhi kebutuhan pelaksanaan keimigrasian

yang modern yang mampu menjawab tantangan dunia serta mampu

mewujudkan politik hukum keimigrasian Indonesia sebagaimana tertuang

dalam UU Keimigrasian Tahun 2011.

Selain pola pendidikan dan pola rekrutmen, catatan penting

lainnya adalah mengenai penempatan Pejabat Imigrasi pada TPI dan PLB

ini dalam praktiknya sering kali menemukan kendala. Dari hasil kajian

diketahui adanya kesulitan dalam penempatan pegawai atau pejabat

imigrasi terutama di wilayah perbatasan, yang disebabkan antara lain:

terbatasnya jumlah pejabat imigrasi dan adanya keengganan pejabat

imigrasi ditempatkan pada PLB yang aksesnya cukup jauh. Jumlah

pegawai imigrasi yang telah mengikuti diklat pejabat imigrasi dan yang

mengikuti Pendidikan kedinasan Poltekim terhitung masih sedikit jika

29 Pasal 1 angka (7) jo Pasal 140 UU Keimigrasian Tahun 2011

Page 51: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 39

dibandingkan dengan luasan wilayah Indonesia dengan TPI dan PLB-nya.

Selain itu, faktor keengganan pegawai atau pejabat imigrasi untuk

ditempatkan di lokasi terpencil yang jauh, dengan fasilitas dan sarana

prasarana penunjang yang minim serta sosial budaya masyarakat dan

Bahasa warga setempat yang berbeda juga menjadi alasan minimnya

jumlah pejabat imigrasi di suatu wilayah perbatasan khususnya PLB.30

Padahal fungsi keimigrasian di sepanjang garis perbatasan wilayah

Indonesia meliputi TPI dan PLB dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi (Pasal

3 ayat (3)). Di lapangan faktanya pelaksanaan fungsi keimigrasian pada

PLB dilakukan oleh pegawai fungsional umum dan dibantu oleh tenaga

honorer.31

4. Dukungan Teknologi Informasi Keimigrasian

Untuk menjawab tuntutan e-government pada pelayanan

keimigrasian, maka dikembangkanlah sistem informasi manajemen

keimigrasian (SIMKIM) yang terintegrasi dan mampu mengkoordinasikan

layanan keimigrasian. Pada tahun 2003 setelah melakukan kerja sama

dengan Australia, Direktorat Jenderal Imigrasi mendapatkan hibah sistem

pencegahan dan penangkalan (Cekal). Sistem Cekal ini merupakan sistem

pertama yang telah terintegrasi dengan rencana pengembangan SIMKIM.

Sukses dengan sistem cekal, pada tahun 2005, sistem pencatatan

Visa on Arrival (VOA) mulai dilakukan uji coba di Bandara Internasional

seperti Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Batam. Setahun kemudian

Direktorat Jenderal Imigrasi kembali meningkatkan layanan dengan

memperkenalkan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik (SPTBB).

Penerapan SPTBB pada SPRI adalah pengambilan foto wajah dan sidik jari

pemohon SPRI guna memenuhi standar International Civil Aviation

Organization (ICAO) serta nantinya dapat terintegrasi dengan rencana

SIMKIM. SPTBB juga membantu Ditjen Imigrasi dalam mencegah

pembuatan paspor ganda atau pemalsuan paspor.

Pada tahun 2007, sistem e-office mulai dikembangkan untuk

meningkatkan layanan Keimigrasian baik di kantor pusat maupun UPT.

30 Insan Firdaus, “Optimalisasi Pos Lintas Batas Tradisional dalam pelaksanaan Fungsi Keimigrasian

Studi Kasus Imigrasi Entikong”, JIKH Vol. 12 Nomor 1 Maret 2018, hlm. 67 31 Ibid.

Page 52: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 40

Dengan sistem e-office seluruh pengelolaan data Keimigrasian tercatat

dengan akurat dan terarsip dengan baik. Passenger Movement System

(PMS) juga telah diujicoba pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi besar di

Indonesia. Tahun 2008, Direktorat Jenderal Imigrasi memperkenalkan

Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) sebagai pusat data

keimigrasian sekaligus mengembangkan sistem Penerbitan Paspor RI

untuk menggantikan Sistem Photo Terpadu Berbasis Biometrik (SPTBB).

Integrasi Sistem Penerbitan Paspor RI (SPRI), Passenger Movement

System (PMS) dan Enterprise Cekal System (ECS) dalam SIMKIM berjalan

baik dan telah diujicobakan pada 5 (lima) Tempat Pemeriksaan Imigrasi

besar di Indonesia. Pelayanan Keimigrasian hal teknologi informasi telah

mengalami kemajuan pesat karena adanya SIMKIM dan masyarakat pun

memberikan respon positif terhadap layanan-layanan Direktorat Jenderal

Imigrasi.

Untuk meningkatkan infrastruktur dan kemampuan SIMKIM, pada

tahun 2009 Direktorat Jenderal Imigrasi membangun Disaster Recovery

Centre (DRC) sebagai backup jika Pusat Data Keimigrasian (Pusdakim)

mengalami gangguan/error. DRC sempat mengalami kebakaran dan

berhenti beroperasi pada tahun 2014 – 2015. Setelah melewati tahap

renovasi, akhirnya DRC kembali beroperasional dan diresmikan kembali

oleh Direktur Jenderal Imigrasi pada tahun 2016 dan masih bertahan

hingga saat ini.

Berikut dapat dilihat rancangan alur sistem informasi dalam

SIMKIM versi 2 yang mengakomodir:

a) Sistem Perizinan Keimigrasian

b) Sistem Penegakan Hukum

c) Sistem Pengawasan Orang Asing

d) Sistem Dokumen Perjalanan

e) Sistem IDE (Immigration Data Exchange).

Page 53: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 41

Gambar Rancangan Alur SIMKIM versi 2

Sumber: diolah dari Paparan Ditjen Imigrasi dalam FGD Pokja

Keberadaan SIMKIM pada prinsipnya terkait dengan penguatan

BCM yang sebenarnya merupakan bagian dari membangun pengawasan

keimigrasian, baik orang asing dan WNI. Pembangunan sistem informasi

berupa SIMKIM ini pada dasarnya juga menjadi upaya perlindungan WNI

utamanya WNI yang diduga merupakan PMI-NP. Penanganan PMI-NP

merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan

perlindungan terhadap WNI di luar negeri dalam rangka pencegahan

tindak pidana perdagangan orang. Sampai dengan 12 Juni 2020, telah

dilakukan penundaan penerbitan paspor terhadap WNI yang diduga PMI-

NP sebanyak 19.808 orang, dan penundaan keberangkatan WNI yang

diduga PMI-NP di TPI sejumlah 2.385 orang. Pada tahun 2018, SIMKIM

sudah aktif beroperasi dan terkoneksi di 58 Kantor Perwakilan RI.32

Dengan adanya SIMKIM, diharapkan data keimigrasian lebih aman dan

32 Media Indonesia, SIMKIM, “Tingkatkan Pelayanan Sekaligus Perketat Pengawasan”,

https://mediaindonesia.com/read/detail/185185-simkim-tingkatkan-pelayanan-sekaligus-perketat-pengawasan, (diakses tanggal 20 Agustus 2020)

Page 54: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 42

dapat diakses secara real time oleh para petugas imigrasi di bandara,

Kantor Imigrasi hingga di kantor Perwakilan RI di luar negeri.

5. Kondisi Pandemi Global Covid-19

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Corona Virus Disease

(Covid-19) telah meluas dan World Health Organization (WHO) telah

menetapkan coronavirus disease (Covid-19) sebagai Pandemi pada

tanggal 9 Maret 2020.33 Saat ini wabah tersebut telah menginfeksi lebih

dari 152 Negara di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri berdasarkan situs

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hingga 31 Oktober 2020 ada

410.088 orang positif terinfeksi COVID-19.34 Meluasnya pandemi di

berbagai penjuru dunia dan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi

virus ini berdampak pada perubahan kebijakan keimigrasian yang harus

diambil oleh setiap negara demi pencegahan penularan virus tersebut.

Indonesia dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat

Jenderal Imigrasi telah melakukan upaya responsif dan adaptif dalam

pencegahan penyebaran Covid-19 mengambil kebijakan pembatasan

sementara masuknya orang asing ke wilayah Indonesia serta kebijakan

pemberian skema khusus yang memberikan kemudahan izin tinggal bagi

orang asing yang berada di Indonesia dengan menerbitkan beberapa

peraturan pelaksanaan, yaitu:

a. Permenkumham Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian

Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa dan Pemberian Izin Tinggal

Keadaan Terpaksa bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok yang

berlaku pada tanggal 04 Februari 2020;

b. Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pemberian Visa dan

Izin Tinggal Dalam Upaya Pencegahan Masuknya Virus Corona yang

berlaku pada tanggal 28 Februari 2020;

c. Permenkumham Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penghentian

Sementara Bebas Visa Kunjungan dan Visa Kunjungan Saat

33 Covid.go.id, “Apa yang dimaksud dengan pandemi?”, https://covid19.go.id/tanya-

jawab?search=Apa%20yang%20dimaksud%20dengan%20pandemi?, diakses tanggal 20 Oktober 2020

34 Kementerian Kesehatan, “Situasi Covid-19 Kondisi 31 Oktober 2020”, https://www.kemkes.go.id/ (diakses tanggal 31 Oktober 2020)

Page 55: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 43

Kedatangan serta Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa yang

berlaku pada tanggal 19 Maret 2020

d. Permenkumham Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan

Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia

yang berlaku pada tanggal 02 April 2020;

e. Surat Edaran Nomor IMI-GR-.01.01-2325 Tahun 2020 tentang

Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik

Indonesia (yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan peraturan

Menteri Hukum dan HAM No. 11/2020);

f. Surat Edaran Nomor IMI-GR.01.01-0946 Tahun 2020 Tentang

Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Keimigrasian Dalam Masa Tatanan

Normal Baru;

g. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi No. IMI-GR.01.01-1102

Tahun 2020 tentang Layanan Izin Tinggal Keimigrasian dalam

Tatanan Kenormalan Baru.

UU Keimigrasian Tahun 2011 memang tidak secara spesifik

mengatur mengenai adanya kejadian pandemik global seperti yang

terjadi saat ini, namun demikian secara umum dalam Pasal 13 ayat (1) jo

Pasal 42 telah memberi kewenangan kepada pejabat imigrasi untuk

menolak masuknya orang asing ke wilayah Indonesia, salah satunya

dalam hal orang asing tersebut menderita penyakit menular yang

membahayakan kesehatan umum. Secara lebih rinci mengenai lingkup

penyakit menular yang dimaksud dalam UU Keimigrasian Tahun 2011 ini

serta dokumen/surat keterangan terkait seharusnya menjadi materi yang

diatur dalam peraturan pelaksana UU Keimigrasian Tahun 2011.

Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam evaluasi terhadap

UU Keimigrasian Tahun 2011 ditemukan juga permasalahan-

permasalahan lain yakni:

1) UU Keimigrasian Tahun 2011 terlalu bersifat umum, sehingga banyak

mendelegasikan atau mendistribusikan pada peraturan pelaksanaan lain

di bawahnya. Hal ini juga karena keimigrasian bersifat teknis, maka perlu

aturan yang lebih rinci (yang tidak mungkin diatur juga dalam UU) namun

hal tersebut menyebabkan aturan mengenai ‘teknis’ di keimigrasian

sangat bervariasi, banyak ditemukan ketidaksamaan, tumpang tindih dan

menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaannya (karena SOP tidak

Page 56: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 44

terpusat, namun disusun masing-masing Unit Kerja). Pasal-pasal yang

memerintahkan untuk pengaturan lebih lanjut dengan aturan lain adalah:

a. Pasal 3 (2): menyerahkan kebijakan keimigrasian kepada Menteri

(Permen)

b. Pasal 4 (3): Keputusan Menteri untuk pembentukan Tempat

Pemeriksaan Imigrasi

c. Pasal 23: Peraturan Pemerintah mengenai persyaratan dan tata cara

masuk dan keluar wilayah Indonesia

d. Pasal 33: Peraturan Pemerintah mengenai tata cara dan persyaratan

pemberian, penarikan, pembatalan, pencabutan, penggantian, serta

pengadaan blangko dan standarisasi Dokumen perjalanan RI

e. Pasal 41: Peraturan Menteri tentang visa kunjungan

f. Pasal 43: Peraturan Presiden tentang Bebas Visa

g. Pasal 47: Peraturan Pemerintah tentang persyaratan dan tata cara

permohonan, jenis kegiatan, dan jangka waktu visa, serta tata cara

pemberian Tanda Masuk

h. Pasal 103: Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan pencegahan

dan penangkalan

i. Pasal 112: Peraturan Pemerintah mengenai ketentuan persyaratan,

tata cara pengangkatan PPNS Keimigrasian.

2) UU Keimigrasian Tahun 2011 disusun sebelum disahkannya Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

sehingga terdapat beberapa kelemahan sebagai berikut:

a. Tidak ditemukannya Naskah Akademik pembentukan UU

Keimigrasian Tahun 2011, sebagaimana diketahui, peran Naskah

Akademik sangat penting bagi penyusunan suatu Perundang-

undangan

b. Rumusan penormaan UU ini belum memenuhi kaidah sesuai

ketentuan UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

misalnya terjadi pengulangan dalam rumusan suatu norma, contoh

pada Ketentuan Umum angka 32 tentang Penyelundupan Manusia,

rumusan ini kembali diulang pada Pasal 120, hal tersebut tidak

Page 57: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 45

bersifat krusial namun mempengaruhi dari sisi estetika dan

kepraktisan. Pengulangan ini terjadi pula di beberapa bunyi pasal

dalam ketentuan pidana, yang mengulang kembali rumusan tindak

pidana sebelum rumusan sanksi.

c. Belum dibaginya jenis tindak pidana dalam kualifikasi kejahatan

ataupun pelanggaran, sebagaimana ditentukan pada Lampiran II

angka 121, yang berbunyi:

d. “Sehubungan adanya pembedaan antara tindak pidana kejahatan

dan tindak pidana pelanggaran di dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana, rumusan ketentuan pidana harus menyatakan secara

tegas kualifikasi dari perbuatan yang diancam dengan pidana itu

sebagai pelanggaran atau kejahatan.”35

e. Perumusan klasifikasi kejahatan atau pelanggaran sebagaimana

dimaksud pada huruf c di atas, memberikan pengaruh dalam

penentuan jenis sanksi yang diberikan dan acara pidana yang

dilakukan.

3) Penegakan hukum Keimigrasian melibatkan koordinasi dari banyak pihak,

maka sangat diperlukan sinkronisasi, baik sinkronisasi data maupun

pelaksanaan tugas pengawasan, dan lainnya, sehingga perlu dibunyikan

ketentuan yang bersifat mengatur koordinasi seluruh instansi tersebut,

apakah dalam rumusan Pasal, maupun dalam peraturan lebih lanjut yang

diamanahkan oleh UU Keimigrasian Tahun 2011.

4) Gautama Budi Arundhati36 menyampaikan bahwa dalam UU Keimigrasian

Tahun 2011 Pasal 8 ayat (2) jo. Pasal 13 ayat (1) huruf d terdapat

pengaturan terkait perjanjian internasional, sehingga pengaturan

keimigrasian tidak bisa terlepas dari perjanjian internasional. Selain itu

dalam Pasal 43 huruf a UU Keimigrasian Tahun 2011, perlu ditelaah

mengenai bukti resiprositas dari 169 negara yang diberikan pembebasan

visa. Kemudian adanya Kerjasama Antar Negara antara lain: ASEAN

Tourism Agreement dan ASEAN Framework Agreement on Visa yang

35 Lihat Lampiran II angka 121 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

36 Disampaikan dalam Kegiatan Public Hearing Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional di Jember tanggal 19 Oktober 2020

Page 58: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 46

menghasilkan MoU perlu diingat bahwa MoU memiliki daya ikat

sebagaimana treaties, dan perlu ditelaah mengenai konsekuensi suatu

MoU yang berkorelasi dengan Ketenagakerjaan dan Pergerakan Manusia.

MoU harus memperhatikan “prinsip-prinsip materi muatan” sebagaimana

terkandung dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000

tentang Perjanjian Internasional. Demikian juga dalam Article 36 Treaty on

the Functioning of the European Union (TFEU) yang bisa dijadikan

justification ground dalam hal bila perjanjian internasional berpotensi

berbahaya bagi negara. Terkait Pengungsi non refoulement dapat

dikategorikan sebagai Jus Cogens, yaitu orang dari negara lain yang masuk

ke Indonesia, namun tinggal melebihi batas waktu dan tidak

memungkinkan untuk dilakukan deportasi.

B. Dampak dan/atau Kemanfaatan Pelaksanaan UU Keimigrasian Tahun 2011

1. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan melalui Peraturan Presiden Nomor

21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan

Kebijakan bebas visa kunjungan yang diterapkan oleh suatu negara

pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara. Pada dasarnya, kebijakan bebas visa bersifat

resiprokal sehingga dapat dimaklumi bahwa negara-negara yang memiliki

tingkat kesejahteraan yang tinggi pada umumnya akan memberlakukan

kebijakan bebas visa kepada negara-negara lain yang tingkat

kesejahteraannya dinilai setara. Mencermati perkembangan tersebut,

sebagai salah satu negara dengan tujuan pariwisata yang banyak diminati

oleh wisatawan mancanegara, Indonesia mulai membuka diri untuk turut

serta menerapkan kebijakan bebas visa kunjungan. Tujuan utamanya

adalah dengan kebijakan tersebut, kunjungan wisatawan mancanegara ke

Indonesia meningkat sehingga dapat berbanding lurus dengan perolehan

devisa di sektor pariwisata. Keberhasilan kebijakan bebas visa di beberapa

negara Asean seperti Malaysia, Thailand dan Singapura mengilhami

Indonesia untuk menerapkan hal yang sama, sehingga mengeluarkan

kebijakan bebas visa bagi 169 negara asing.

Bebas visa kunjungan yang diatur dalam Peraturan Presiden

Nomor 21 Tahun 2016 diberikan izin tinggal kunjungan untuk waktu

Page 59: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 47

paling lama 30 hari tidak dapat diperpanjang atau dialihstatuskan menjadi

izin tinggal lainnya. Kebijakan bebas visa kunjungan ini diberikan kepada

WNA yang bertujuan untuk kepentingan wisata, keluarga, sosial, seni, dan

budaya. Sebagaimana diketahui, bahwa rezim keimigrasian yang diatur

dalam UU Keimigrasian Tahun 2011 menegaskan kebijakan selektif

(selective policy), dimana dalam rangka melindungi kepentingan nasional

hanya orang asing yang memberikan manfaat serta tidak membahayakan

keamanan dan ketertiban umum yang diperbolehkan masuk dan berada

di wilayah Indonesia (Pasal 75 UU Keimigrasian Tahun 2011). Disisi lain,

UU Keimigrasian Tahun 2011 juga mengenalkan bahwa kebijakan selektif

tersebut juga dilaksanakan dengan memperhatikan asas timbal balik dan

asas manfaat (Pasal 43 UU Keimigrasian Tahun 2011).

Dari beberapa hasil kajian dapat disimpulkan dalam pelaksanaan

Perpres 21/2016 terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan,

sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut ini.

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah:

Ditjen Imigrasi, Kepolisian,

Kementerian Pariwisata

Pelaku Usaha:

Pelaku usaha sektor

pariwisata, hotel, café,

dan restoran

Pelaku usaha sektor

bisnis/industri

Masyarakat

Beban peningkatan terjadinya

pelanggaran hukum, dalam hal

ini yang terkait keimigrasian dan

juga ketenagakerjaan. Ini

dibuktikan terjadi peningkatan

pada tindakan administrasi

keimigrasian (TAK), pada tahun

2016 terjadi 7.787 TAK dengan

341 projustitia, angka ini

meningkat di tahun 2017

menjadi 11. 307 TAK dan 272

projustitia.

perusahaan pengguna

sering

menyembunyikan TKA

ilegal.

Menciptakan

sektor negatif

pariwisata di

masyarakat:

(pelacuran,

minuman

beralkohol yang

bebas)

Biaya Pengawasan yang

meningkat di semua pintu

masuk wilayah Indonesia,

Biaya Pembelian alat

komunikasi PORA untuk

hotel dan losmen

Meningkatnya

pengaruh

negatif budaya

Page 60: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 48

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah:

Ditjen Imigrasi, Kepolisian,

Kementerian Pariwisata

Pelaku Usaha:

Pelaku usaha sektor

pariwisata, hotel, café,

dan restoran

Pelaku usaha sektor

bisnis/industri

Masyarakat

termasuk membentuk

sekretariat TIMPORA hingga

tingkat RT/RW

asing terhadap

budaya lokal

Menurunnya Penerimaan

negara Bukan Pajak (PNBP)

sejak tahun 2015 hingga 2017

senilai Rp 1,3 triliun. Penurunan

ini terjadi pada pelayanan

perpanjangan izin tinggal dan

pembelian Visa on Arrival (VOA)

karena sebagian besar negara

yang diberikan fasilitas bebas

visa kunjungan merupakan

negara subyek dari VOA

Peningkatan jumlah

kerja sama dengan

penegak hukum untuk

pengawasan terhadap

pergerakan orang asing

Menciptakan

konflik dan

kesenjangan

antara

wisatawan

dengan

masyarakat

lokal

Munculnya tenaga kerja asing

ilegal yang menyalahgunakan

pemberian bebas visa

kunjungan wisata untuk bekerja

secara ilegal di Indonesia. Hal ini

lazim dilakukan oleh TKA ilegal,

selain juga dengan

memanfaatkan lemahnya

pengawasan yang dilakukan

oleh Otoritas Keimigrasian dan

Dinas Tenaga Kerja

Berkurangnya

kenyamanan

masyarakat

Biaya peningkatan SDM, Sarana

Prasarana (Sarpras), dan

Intelijen termasuk biaya

sosialisasi kepada masyarakat

Lunturnya

kearifan lokal

disebabkan

oleh pengaruh

budaya asing

Page 61: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 49

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah:

Ditjen Imigrasi, Kepolisian,

Kementerian Pariwisata

Pelaku Usaha:

Pelaku usaha sektor

pariwisata, hotel, café,

dan restoran

Pelaku usaha sektor

bisnis/industri

Masyarakat

Manfaat jumlah orang asing yang masuk

sejak berlakunya Perpres terus

meningkat pada tahun 2016

berjumlah 5,9 juta orang dan di

tahun 2017 meningkat menjadi

9,7 juta orang. Hal ini berarti

meningkatkan devisa negara

dari sektor pariwisata, selain itu

juga menjadi insentif bagi hotel

dan penginapan, UMKM dan

masyarakat Indonesia pada

umumnya

Insentif bagi hotel dan

penginapan, dan

UMKM

Peningkatan

kesejahteraan

Masyarakat

secara umum di

daerah

destinasi wisata

karena adanya

peningkatan

wisatawan yang

datang.

pergerakan aliran modal dan

investasi

Meningkatnya Kualitas

dan Kuantitas Destinasi

Pariwisata

Meningkatnya

angka kegiatan

ekonomi

masyarakat

penyedia jasa

dan

perdagangan

Meningkatnya kontribusi

pariwisata terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) Nasional

Meningkatnya kapasitas

dan profesionalisme

SDM Pariwisata

Menurunnya

angka

kemiskinan

masyarakat

Tabel analisis dampak di atas menunjukkan bahwa Kebijakan Bebas

Visa Kunjungan secara umum memberikan manfaat bagi pelaku usaha

dan masyarakat namun menimbulkan beban-beban baru bagi

pemerintah, khususnya dalam hal pengawasan orang asing. Selain itu,

data Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa dari 169 negara yang

diberikan fasilitas bebas visa kunjungan hanya ada 10 negara yang rutin

merupakan penyumbang wisatawan terbesar bagi Indonesia, yaitu

Singapura, Malaysia, Tiongkok, Australia, Korea Selatan, Jepang, Amerika

Page 62: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 50

Serikat, Taiwan, Inggris dan Filipina. 10 negara ini sebenarnya merupakan

negara menjadi penyumbang konsisten bagi devisa negara dari sejak

pertama kali bebas visa diberlakukan pada tahun 2003.37 Sehingga dapat

dikatakan sebagian besar negara baru yang diberikan fasilitas bebas visa

kunjungan tidak menyumbang wisatawan yang signifikan bagi

perekonomian Indonesia. Kebijakan bebas visa perlu dievaluasi dan

diperbaiki agar manfaat yang dihasilkan dapat dipertahankan bahkan

ditingkatkan dan pelaksanaannya dibuat lebih efisien sehingga

meminimalisir beban-beban yang timbul.

2. Isu Belum Optimalnya Mekanisme Pengawasan terhadap Orang Asing

(termasuk TKA)

Pihak Terdampak:

a. Pemerintah: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker),

Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)

b. Masyarakat: tenaga kerja lokal (yang dalam beberapa peraturan

perundang-undangan disebut tenaga kerja Indonesia)

c. Pelaku Usaha: Pemilik Hotel, Perusahaan

Uraian:

Secara umum pengawasan terhadap orang asing merupakan tugas

Direktorat Jenderal Imigrasi yang meliputi pengawasan terhadap masuk

dan keluar, pengawasan keberadaan serta pengawasan terhadap

kegiatan orang asing di Indonesia, dalam hal ini mencakup keberadaan

tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia (Pasal 66-Pasal 73 UU

Keimigrasian Tahun 2011). Dalam melaksanakan pelayanan keimigrasian

dan pengawasan keimigrasian di daerah, Direktorat Jenderal Imigrasi

dibantu oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kantor Imigrasi, UPT Rumah

Detensi di daerah, Unit Layanan Paspor, dan Unit Kerja Keimigrasian (UKK)

yang semuanya berada di bawah koordinasi Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM.

37 Erdian, “Efektivitas Penerapan Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Dikaitkan dengan Selective Policy

Keimigrasian Indonesia“, https://jabar.kemenkumham.go.id/pusat-informasi/artikel/efektivitas-penerapan-kebijakan-bebas-visa-kunjungan-dikaitkan-dengan-selective-policy-keimigrasian-indonesia-erdian (diakses 9 Oktober 2020)

Page 63: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

51

Mek

anis

me

pen

gaw

asan

ter

had

ap o

ran

g as

ing

dap

at d

igam

bar

kan

dal

am a

lur

ber

iku

t:

(dio

lah

d

ari

: H

asi

l K

ajia

n

Ba

litb

an

gku

mh

am

, O

pti

ma

lisa

si

Per

an

TI

MP

OR

A

da

lam

P

eng

aw

asa

n d

an

Pen

ind

aka

n O

ran

g A

sin

g, 2

01

7)

Tah

apP

enga

was

an

•p

enga

was

anya

ng

dila

kuka

np

ada

saat

ora

ng

asin

gm

engu

rus

izin

mas

uk

keIn

do

nes

ia d

an b

erad

aat

auti

ngg

ald

i In

do

nes

ia

Tekn

is

Pen

gaw

asan

•P

enga

was

anA

dm

inis

trat

if(p

erm

oh

on

anvi

sa, p

eriz

inan

, waw

anca

ra)

•P

enga

was

anLa

pan

gan

(ter

tutu

pd

an t

erb

uka

)

Sist

emP

elap

ora

n

•Sa

atin

i bel

um

ad

a d

atu

dat

abas

e ya

ng

did

alam

nya

mem

bu

at d

afta

r p

elan

ggar

an-p

elan

ggar

an y

ang

dila

kuka

n o

leh

ora

ng

asin

g

Ko

ord

inas

id

enga

nIn

stan

site

rkai

t

•K

oo

rdin

asii

nim

asih

ber

sifa

tse

kto

ral.

•Ter

kait

ten

aga

kerj

a, K

um

ham

bek

erja

sam

ad

enga

n: K

emen

teri

an T

enag

a K

erja

; Kem

ente

rian

Lu

arN

eger

i; B

adan

Ko

ord

inas

iPen

anam

anM

od

al; P

olr

i; P

emd

ad

an D

epar

tem

enTe

knis

.

•Par

iwis

ata,

Ku

mh

amb

eker

jasa

ma

den

gan

: Kem

ente

rian

Par

iwis

ata,

Kem

lu, K

emd

agri

, Po

lri

•Aw

ak K

apal

, Ku

mh

am b

eker

jasa

ma

den

gan

: Kem

enh

ub

, Kem

lu, K

emta

n, T

NI A

L

Page 64: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 52

Selain unit-unit ini, pengawasan keimigrasian juga dilakukan dengan

membentuk Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) yang dibentuk

mulai dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat kecamatan. TIMPORA di

tingkat Kecamatan melibatkan Kecamatan, Kepolisian Sektor (Polsek),

dan Komando Rayon Militer (Koramil) setempat. Dibentuknya TIMPORA

sampai tingkat kecamatan telah mengangkat Camat, Kepala Polsek dan

Komandan Koramil dalam anggota tim. Akan tetapi tidak semua struktur

di dalam instansi tersebut yang dapat melaksanakan fungsi pengawasan.

Jika di Polsek dan Koramil terdapat fungsi pengawasan dan intelijen

sedangkan di kantor kecamatan tidak ada. Terutama berdasarkan

Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 48 tahun 2015 diatur

pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan menjadi Pegawai

Negeri Sipil Daerah Provinsi sehingga semua pengawasan dialihkan status

kepegawaiannya menjadi di pemerintah provinsi yang sebelumnya

kewenangan pengawasan ada di kabupaten/kota masing-masing.38

Beban ini tentunya menjadi bertambah sulit dalam pengawasan terhadap

daerah-daerah kota/kabupaten sampai di tingkat kecamatan yang banyak

terdapat orang asing misalnya daerah wisata, daerah industri atau daerah

bisnis yang juga mempekerjakan orang asing.

Badan Intelijen dan Keamanan Polri juga melaksanakan tugas

pengawasan terhadap orang asing. Pengawasan orang asing tidak hanya

dilakukan di tempat pemeriksaan imigrasi tetapi juga harus dilakukan

pengawasan selama beraktivitas di wilayah Indonesia. Kepolisian juga

melakukan penindakan terhadap kejahatan yang dilakukan orang asing.

Sebagai aparat hukum yang bertugas mengayom masyarakat Polri juga

melakukan tugas intelegensi apabila keberadaan dan aktivitas orang lain

mengganggu ketertiban umum ataupun meresahkan masyarakat. Hal ini

dikarenakan siapa pun yang berada Indonesia warga negara Indonesia

maupun orang asing harus mematuhi semua peraturan di Indonesia. Dan

38 Peko Laksono, “Pengawasan Perizinan Tenaga Kerja Asing”, Supremasi Hukum :Jurnal Penelitian

Hukum Vol. 27, No. 1, Januari 2018, hlm. 81. (Hasil Wawancara Dengan Dewi Murni Staff Bagian Pengawasan TKA, Dinas Ketenagakerjaan Dan Tranmigrasi Provinsi Bengkulu, Pada tanggal 29 Januari 2018)

Page 65: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 53

bila terjadi kejahatan atau pelanggaran tersebut maka Kepolisian akan

melakukan penindakan.

Terkait pengawasan terhadap TKA menurut UU Ketenagakerjaan

Tahun 2003 juga dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan guna

menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan. Kewenangan pengawasan ketenagakerjaan ini ini

berada di bawah Pemerintah Provinsi berdasarkan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Mengenai petugas

pengawas tenaga kerja, faktanya secara umum dapat dikatakan bahwa

jumlahnya masih relatif sedikit. Berdasarkan data yang disampaikan oleh

perwakilan Direktorat Jenderal BinwasNaker dan K3 – Kemnaker dalam

diskusi FGD Pokja yang dilaksanakan di BPHN pada Juli 2020, Indonesia

masih membutuhkan 4426 orang petugas pengawas tenaga kerja untuk

mengawasi 252.880 perusahaan yang ada saat ini. Dimana rasio idealnya

di negara berkembang seperti Indonesia adalah 6000 pengawas tenaga

kerja mengawasi sekitar 121juta pekerja. Pada tingkat daerah, rasionya

lebih buruk lagi sebagai contoh di Batam hanya ada empat petugas

pengawas tenaga kerja untuk mengawasi sekitar 3000 perusahaan. Di

Bekasi ada sekitar 3.500 perusahaan dan hanya 25 pengawas.39 Bahkan di

lapangan juga masih ditemukan daerah yang belum mempunyai tenaga

pengawas. Menurut Nevey Varida Ariyani, pengawasan ketenagakerjaan

yang ada sekarang sangat lemah yang disebabkan oleh berbagai hal

seperti regulasi, otonomi daerah, itikad baik pengawas dan alokasi

anggaran.40

Pemerintah melalui Kemnaker RI membentuk Satuan Tugas (Satgas)

Pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA) pada tanggal 16 Mei 2018 dengan

ditandatanganinya Surat Keputusan Menaker Nomor 73 Tahun 2018

tentang pembentukan Satgas TKA. Pembentukan Satgas TKA merupakan

bentuk peningkatan pengawasan terhadap keberadaan TKA yang

dilakukan pemerintah, dimana sebelumnya pengawasan TKA dilakukan

oleh pengawas ketenagakerjaan serta TIMPORA. Menurut Menaker M

39 https://www.kompasiana.com/diaz.hendropriyono/5529c2c0f17e617123d623ab/pengawasan-

tenaga-kerja-asing 40 Nevey Varida Ariyani, Aspek Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia,

(Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM RI, 2017), hal. 75

Page 66: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 54

Hanif Dhakiri, pembentukan Satgas TKA memungkinkan pengawasan

yang lebih terintegrasi, karena melibatkan 24 kementerian dan lembaga

terkait.41 Pembentukan Satgas TKA juga disebutkan sebagai

penerjemahan dari Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang

Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang menyebutkan perlunya

pengawasan TKA baik dari sisi ketenagakerjaan maupun dari sisi

keimigrasian. Satgas TKA ini diketuai oleh Iswandi selaku Direktur Bina

Penegakan Hukum Kementerian Ketenagakerjaan. Sedangkan wakil dua

orang yaitu Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Ditjen

Imigrasi, Kemenkumham dan Direktorat Jenderal Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker.

Selebihnya merupakan anggota dengan total anggota satgas sebanyak 45

orang. Satgas Pengawasan TKA bertugas melaksanakan pembinaan,

pencegahan, penindakan, dan penegakan norma penggunaan tenaga

kerja asing sesuai tugas dan fungsi masing-masing kementerian/lembaga.

Misalnya terkait pengawasan TKA bidang pertambangan, maka secara

teknis akan banyak melibatkan Kementerian ESDM. Terkait pengawasan

TKA bidang kesehatan, maka secara teknis akan melibatkan Kementerian

Kesehatan.42

Persinggungan pelaksanaan pengawasan terhadap orang asing yang

dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memang memiliki tugas dan fungsi

pengawasan perlu dicermati dengan baik. Dalam hal keberadaan tenaga

kerja asing misalnya, pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Imigrasi terhadap tenaga kerja asing bersinggungan dengan pengawasan

yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan yang pelaksanaan

tugasnya berdasarkan UU Ketenagakerjaan Tahun 2003. Kewenangan

pengawasan ketenagakerjaan ini berada di bawah Pemerintah Provinsi

berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah. Walaupun dalam pelaksanaannya, terdapat pembagian

41 Kontan.co.id, “Kemnaker bentuk Stagas Pengawasan Tenaga Kerja Asing “,

https://nasional.kontan.co.id/news/kemnaker-bentuk-stagas-pengawasan-tenaga-kerja-asing, (diakses 1 Oktober 2020)

42 Rizka Diputra, “Pemerintah Bentuk Satgas Pengawasan Tenaga Kerja Asing”, https://nasional.okezone.com/read/2018/05/18/337/1899768/pemerintah -bentuk-satgas-pengawasan-tenaga-kerja-asing#:~:text=Satgas%20Pengawasan%20TKA%20bertugas%20melaksanakan,masing%2Dmasing%20kementerian%2Flembaga (diakses 9 November 2020)

Page 67: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 55

kewenangan di antara dua lembaga tersebut seperti dicontohkan oleh

Nevey Varida Ariyani dalam penelitiannya bahwa dalam hal pelanggaran

yang biasa dilakukan TKA, yaitu: Pertama, pelanggaran imigrasi yaitu jika

pekerja asing tidak punya izin tinggal atau izin tinggalnya kedaluwarsa

(overstayed). Untuk kasus ini, pemeriksaan dan penegakan hukum

dilakukan oleh pengawas imigrasi di bawah Kementerian Hukum & HAM.

Jenis pelanggaran kedua adalah jika TKA bekerja di wilayah Indonesia

tanpa mengantongi izin kerja atau punya izin kerja tapi penggunaannya

tidak sesuai dengan izin yang dimiliki. Untuk pelanggaran jenis ini,

pemeriksaan dan penegakan hukum dilakukan oleh pengawas

ketenagakerjaan.43

Bisa dipahami bahwa pola pengawasan yang ditempuh dengan

membentuk TIMPORA sebagai amanat UU Keimigrasian Tahun 2011

ataupun dengan Pengawas Ketenagakerjaan/Satuan Tugas Pengawasan

TKA sebagai amanat UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 merupakan upaya

memastikan dilaksanakannya pengawasan yang lebih baik bagi TKA

sekaligus memberikan pelindungan bagi TKA yang bekerja di Indonesia.

Walaupun upaya ini belum dapat dikatakan efektif dalam menekan

jumlah TKA ilegal di Indonesia. Dalam kurun Juni-Agustus 2018, masih ada

temuan kasus terkait TKA ilegal, di antaranya pengamanan 21 TKA asal

Tiongkok yang bekerja di sebuah tambang emas di Kabupaten Nabire,

Papua.44 Dalam temuan Ditjen imigrasi, para TKA ini hanya memiliki izin

tinggal, bukan izin bekerja. Kasus serupa kembali terjadi pada 15 Agustus

2018, dimana ada 10 TKA asal Tiongkok yang bekerja di Pabrik Tambang

Batu Kapur dengan menggunakan izin kunjungan di Klapanunggal,

Kabupaten Bogor.45 Terkait TKA ilegal ini yang dipermasalahkan bukan

terkait dengan jumlahnya yang banyak, sebagaimana media-media

informasi di Indonesia sering kali menayangkan berita yang menegaskan

banyaknya jumlah TKA di Indonesia. Yang menjadi masalah sebenarnya

43 Nevey Varida Ariyani, “Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia”,

Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol. 18 No. 1, Maret 2018, hlm. 123. 44 CNN Indonesia, “Ratusan WN China Diduga Kerja Ilegal di Tambang Emas Nabire”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180611100408-20-305137/ratusan-wn-china-diduga-kerja-ilegal-di-tambang-emas-nabire (diakses tanggal 23 Oktober 2020)

45 Putra Ramadhani Astyawan, “Diduga Ilegal, Puluhan TKA Asal Tiongkok Diamankan Petugas”, https://megapolitan.okezone.com/read/2018/08/15/338/1936919/diduga-ilegal-puluhan-tka-asal-tiongkok-diamankan-petugas (diakses tanggal 1 Oktober 2020)

Page 68: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 56

adalah jumlah TKA ilegal yang data jumlahnya tidak diketahui dengan

pasti. Hal ini dikarenakan operasi pengawasan TKA yang dilakukan oleh

Pemerintah selain belum rutin dilakukan di pabrik atau kantor yang

sahamnya dimiliki asing, juga belum terintegrasinya database antar

Kementerian/Lembaga baik yang berisikan jumlah, persebaran, dan alur

keluar masuk TKA maupun pelanggaran yang dilakukan oleh TKA yang

dapat diakses oleh semua lembaga penegakan hukum terkait. 46

Dalam investigasi yang dilakukan oleh Ombudsman47 dari sisi

pengawasan terhadap tenaga kerja asing menemukan permasalahan

dalam hal belum maksimal pengawasan TKA di Indonesia yang

dilaksanakan oleh TIMPORA melalui penegakan hukum baik pemberian

sanksi administratif kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran,

penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dan pemulangan (deportasi)

terhadap TKA. Beberapa faktor yang menyebabkan belum maksimalnya

pengawasan ini, antara lain karena ketidaktegasan TIMPORA terhadap

pelanggaran yang terjadi di lapangan, keterbatasan jumlah SDM

pengawas ketenagakerjaan, keterbatasan anggaran, dan lemahnya

koordinasi antar instansi baik pusat maupun daerah.

Lemahnya pengawasan keimigrasian dapat menimbulkan dampak

antara lain adanya TKA ilegal di Indonesia, adanya PMI-NP yang menjadi

korban perdagangan orang atau penyelundupan manusia. Hal ini

berakibat tidak tercapainya tujuan yang hendak dicapai oleh UU

Keimigrasian Tahun 2011 terutama berkaitan dengan makin

meningkatnya kejahatan internasional atau tindak pidana transnasional,

seperti perdagangan orang, penyelundupan manusia, dan tindak pidana

narkotika yang banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional

yang terorganisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi yang

komprehensif terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja dari tim-tim yang

dibentuk pemerintah terutama yang terkait dengan orang asing dan TKA

ini.

46 Siaran Pers, Ombudsman: Lemahnya Pengawasan TKA oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Tim

Pora), https://www.ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-lemahnya-pengawasan-tka-oleh-tim-pengawasan-orang-asing-tim-pora, (diakses tanggal 21 September 2020)

47 Siaran Pers, Ombudsman: Lemahnya Pengawasan TKA oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora), https://www.ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-lemahnya-pengawasan-tka-oleh-tim-pengawasan-orang-asing-tim-pora, (diakses tanggal 21 September 2020)

Page 69: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 57

Selain evaluasi terhadap kinerja tim-tim yang dibentuk oleh

pemerintah, perlu juga disusun langkah-langkah strategis untuk

mengoptimalkan pengawasan keimigrasian (termasuk terhadap TKA dan

PMI), yang meliputi:

a. Membangun Sistem Teknologi Informasi mengenai integrasi data

penempatan dan pengawasan Tenaga Kerja Asing;

b. Menyusun dan melakukan evaluasi program pengawasan secara

berkala dan berkesinambungan melalui Tim Pora baik di pusat

maupun di daerah;

c. Melakukan penindakan hukum secara tegas dan pemberian sanksi

kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran dalam

penyelenggaraan TKA serta memberikan reward and punishment

bagi pegawai yang melakukan pengawasan;

d. Menambah jumlah dan meningkatkan kompetensi SDM pengawas

serta mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan keberadaan TKA di

setiap daerah;

e. untuk memperkuat keberadaan TIMPORA perlu diterbitkan dasar

hukum yang lebih tinggi (selama ini hanya diatur dalam

Permenkumham Nomor 50 Tahun 2016 tentang Tim Pengawasan

Orang Asing) sehingga dapat mencakup tugas dan fungsi

pengawasan dan penindakan terhadap orang asing pada stakeholder

terkait lainnya;

f. perlu membangun pola koordinasi yang terukur dan terarah antar

instansi terkait dalam TIMPORA secara terus menerus dan operasi

pengawasan orang asing di wilayah kerjanya secara

berkesinambungan dan terarah. Oleh karena itu, perlu terobosan

baru dalam kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh TIMPORA, Perlu

evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan rapat-rapat yang selama ini

dilakukan oleh TIMPORA untuk melihat sejauh mana pola kegiatan

seperti ini efektif;

g. Perlunya meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam

pengawasan keimigrasian sebagaimana tujuan pembentukan UU

Keimigrasian Tahun 2011, misalnya dengan melibatkan tokoh agama,

tokoh adat, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan perwakilan pihak

hotel. UU Keimigrasian Tahun 2011 sendiri sebenarnya sudah

Page 70: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 58

mengatur partisipasi masyarakat yang terbatas memberikan

keterangan dalam penyelidikan dan penyidikan (Pasal 74 dan Pasal

106). Oleh karena itu perlu formulasi tepat bentuk partisipasi

masyarakat agar masyarakat menyadari perannya sehingga

terbentuk pola pengawasan keimigrasian yang efektif untuk dapat

diatur dalam peraturan pelaksana dari UU Keimigrasian Tahun 2011

ini;

h. Menciptakan sistem pencegahan dini untuk mengetahui keberadaan

orang asing termasuk TKA di Indonesia dengan sistem penggunaan

pelacakan teknologi informasi seperti chip di paspor dan visa;

i. Intensifikasi edukasi ke semua komunitas masyarakat dan pelaku

usaha;

j. ruang aksesibilitas diperluas terkait akuntabilitas instansi terkait

dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap orang asing.48

3. Isu Keberadaan Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia

Tenaga kerja sebagai salah satu input faktor produksi akan

berpindah dari satu negara ke negara lain karena tidak seimbangnya

sumber daya manusia dan modal antarnegara. Perpindahan tenaga kerja

tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan ongkos produksi yang

terjadi karena adanya perbedaan tingkat upah yang berlaku di berbagai

negara.

Dalam perkembangannya ternyata di Indonesia saat ini juga

terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja

asing yang bekerja di Indonesia. Sebagai bagian dari WTO, AFTA, APEC

Indonesia mempunyai kewajiban mematuhi ketentuan dasar dari

organisasi/asosiasi dunia tersebut, salah satu nya adalah kewajiban untuk

membuka akses pasar bagi penyedia jasa asing yang merupakan agenda

yang dibahas dalam pertemuan WTO terkait perdagangan dalam sektor

jasa (general agreements on trade in services). Sejatinya filosofi

ketenagakerjaan di Indonesia adalah melindungi tenaga kerja Indonesia

yang bekerja di Indonesia, sehingga jika ada kebutuhan khusus dan sangat

membutuhkan penggunaan TKA haruslah dibuat persyaratan yang ketat

48 Diambil dari paparan Sulistiarso dalam FGD di BPHN tanggal 28 Juli 2020

Page 71: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 59

agar tenaga kerja Indonesia terhindar dari kompetisi yang tidak sehat.49

Oleh karena itu prinsipnya penggunaan tenaga kerja asing (TKA) dilakukan

dalam rangka investasi dan transfer of knowledge atau transfer of know

how.50 Dasar hukum penggunaan TKA antara lain UU Ketenagakerjaan

Tahun 2003, Peraturan Pemerintah Tahun 42 Tahun 2018 tentang Jenis

dan Tarif atas Jenia Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Kementerian Ketenagakerjaan, Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018

tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penggunaan

Tenaga Kerja Asing, Keputusan Menteri Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan-Jabatan Tertentu

Yang Dilarang Diduduki Tenaga Kerja Asing, dan Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 228 Tahun 2019 tentang Jabatan Tertentu Yang

Dapat Diduduki Oleh Tenaga Kerja Asing .

Dalam paparan Pusjianbang Balitbang Hukum dan HAM pada

Tahun 2017, secara umum TKA yang berada di Indonesia dikategorikan

menjadi dua yaitu TKA legal (yang memiliki dokumen resmi) dan TKA Ilegal

(tanpa dokumen resmi).51 Pada prinsipnya perusahaan atau pemberi

kerja dapat mempekerjakan TKA di Indonesia. Namun demikian

penggunaan TKA yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh

UU Ketenagakerjaan dan UU Keimigrasian diartikan sebagai

mempekerjakan TKA illegal. Penggunaan TKA illegal merupakan hal yang

melanggar hukum. Oleh karena itu Pemerintah akan menindak secara

tegas keberadaan TKA illegal di Indonesia. Dalam hal ini Menteri Tenaga

Kerja bekerjasama dan berkoordinasi dengan Ditjen Imigrasi dan juga

Kepolisian untuk memonitor dan mengawasi keberadaan TKA di

Indonesia. Pengawasan yang ketat dan koordinasi yang baik antar instansi

pemerintah diharapkan dapat mencegah adanya TKA illegal.

49 Tri Jata Ayu Pramesti, Syarat Tenaga Kerja Asing Bisa Bekerja di Indonesia,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt557fb3beea80c/syarat-tenaga-kerja-asing-bisa-bekerja-di-indonesia/, (diakses tanggal 2 September 2020)

50 C. Sumarprihatiningrum, “Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia”, (Jakarta: HIPSMI, 2006), hlm. 56

51 Ahmad Jazuli, Eksistensi TKA di Indonesia dalam Perspektif Hukum Keimigrasian, Op.Cit., hlm. 95

Page 72: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 60

Sanksi yang diberikan terhadap TKA illegal diberikan berupa

pendeportasian yang dilakukan menurut UU Keimigrasian karena UU

Ketenagakerjaan pada dasarnya tidak mengatur sanksi bagi TKA illegal,

tetapi sanksi dalam UU Ketenagakerjaan diberikan hanya kepada

perusahaan atau pemberi kerja. Perusahaan atau pemberi kerja yang

melanggar penggunaan TKA diatur dalam Pasal 187 UU Ketenagakerjaan

yaitu berupa hukuman penjara dan denda.

Dari beberapa hasil kajian dapat disimpulkan beberapa dampak

yang ditimbulkan, sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut ini:

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah Pelaku Usaha Masyarakat

Beban Integrasi perijinan TKA,

dengan memperkuat

OSS (maintenance

sistem online). Pada

Tahun 2018 juga

Kementerian

Ketenagakerjaan

mengeluarkan Surat

Edaran Menteri

Ketenagakerjaan No. 5

Tahun 2018 tentang

Proses Peralihan

Pelayanan Perizinan

Penggunaan Tenaga

Kerja Asing, yang

mengatur mengenai

integrasi antara sistem

TKA Online dengan

sistem OSS, khususnya

penerbitan perizinan

pengesahan RPTKA dan

sistem Keimigrasian

Pemberi kerja TKA

wajib mengajukan

Rencana

Penggunaan

Tenaga Kerja Asing

(RPTKA) untuk

memperoleh Izin

Mempekerjakan

Tenaga Kerja Asing

(IMTA) serta

bersedia untuk

dikenakan retribusi.

Berkurangnya

kenyamanan masyarakat

Adanya TKA Ilegal Potensi gesekan dengan

TKA

Peningkatan

Pengawasan

Page 73: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 61

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah Pelaku Usaha Masyarakat

Meningkatnya

Penindakan hukum

keimigrasian

Manfaat Meningkatnya investasi

di Indonesia

kemudahan dalam

pengurusan izin TKA

Adanya transfer of

knowledge dari TKA

kepada tenaga kerja lokal.

Menteri Tenaga Kerja Ida

Fauziah memberikan

terkait rencana

kedatangan 500 TKA

China yang akan bekerja

di Konawe Sulawesi

Tenggara menyebutkan

bahwa Pemerintah akan

mengizinkan TKA asal

China untuk bekerja di

Indonesia karena selain

keahliannya dibutuhkan

oleh perusahaan, juga

akan ada transfer of

knowledge karena nanti

akan didampingi oleh

tenaga kerja lokal.52

Terkait hal ini perlu dilihat

Kembali rumusan norma

dalam Perpres 20/2018

tidak secara tegas

mewajibkan setiap TKA

memberikan

pengetahuan (transfer

knowledge) kepada

tenaga kerja lokal. Sebab,

dalam Pasal 26 hanya

disebutkan setiap

52 Giri Hartomo, TKA Masuk Indonesia, Menaker Sebut Transfer Of Knowledge,

https://economy.okezone.com/read/2020/06/25/320/2236131/500-tka-masuk-indonesia-menaker-sebut-transfer-of-knowledge, (diakses tanggal 13 September 2020)

Page 74: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 62

Dampak

Pihak Terdampak

Pemerintah Pelaku Usaha Masyarakat

pemberi kerja TKA wajib

menunjuk tenaga kerja

Indonesia sebagai

pendamping.53 Oleh

karena itu dalam

pelaksanaannya untuk

memastikan bahwa

terjadi transfer of

knowledge kepada tenaga

kerja lokal, Pemerintah

perlu mengatur secara

tegas ketentuan tersebut

dan mewajibkan

perusahaan untuk

menyusun dengan jelas

alih pengetahuan seperti

apa yang akan dilakukan

sehingga ke depannya

tenaga kerja lokal dapat

belajar dan menyerap

pengetahuan dari TKA

tersebut. Selain itu,

dengan adanya alih

pengetahuan ini

membawa dampak

pengembangan ilmu dan

teknologi pada suatu

sektor menjadi lebih

cepat, adopsi terhadap

teknologi baru juga cepat

dilaksanakan.

53 CNN Indonesia, Ombudsman Sebut Tak Ada Jaminan Alih Pengetahuan dari TKA,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180426193636-20-293909/ombudsman-sebut-tak-ada-jaminan-alih-pengetahuan-dari-tka, (diakses tanggal 13 September 2020)

Page 75: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 63

4. Isu Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Pihak terdampak:

a) Pemerintah: Kemnaker, BP2MI, Kemenkumham, Kemenlu

b) Masyarakat: tenaga kerja lokal

c) Pelaku Usaha: Biro Jasa PMI

Uraian:

Permasalahan-permasalahan yang terjadi menyangkut

pengiriman PMI ke luar negeri terutama tentang ketidaksesuaian antara

yang diperjanjikan dengan kenyataan, serta adanya kesewenangan pihak

majikan dalam mempekerjakan TKI (sekarang: PMI). Selain itu sering

terjadi penangkapan dan penghukuman TKI yang dikarenakan

ketidaklengkapan dokumen kerja (TKI ilegal).54 Kurangnya informasi yang

diperoleh calon PMI yang bekerja di luar negeri banyak dikeluhkan oleh

PMI dalam hubungannya dengan pelayanan dan penempatan PMI. Hal ini

menunjukkan bahwa kurangnya penyampaian informasi kepada Calon

PMI dan PMI baik informasi mengenai aturan-aturan hukum mengenai

PMI maupun mengenai alur bekerja menjadi PMI.

BP2MI membagikan media buku panduan terkait PMI berjudul:

“Sesi Penyuluhan tentang Bekerja ke Luar Negeri Secara Legal dan Aman”

yang disusun oleh Organisasi Internasional Untuk Imigrasi dan Badan

Nasional dan telah dikoordinasikan dengan Badan Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (sekarang: BP2MI) dan Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (sekarang: Kementerian

Ketenagakerjaan).55 Dengan adanya buku ini maka BP2MI melakukan

langkah pencegahan terjadinya PMI ilegal dengan membagikan media

penyuluhan tersebut via website. Peran BP2MI yang sangat penting

mengingat tingginya minat masyarakat Indonesia untuk menjadi PMI.

54 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, “Hasil

Penelitian Keimigrasian”, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2017), hlm. 78

55 Media penyuluhan tersebut dapat diakses di http://portal.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_01-03-2011_105147_Sesi_Penyuluhan_tentang_Bekerja_ke_Luar_Negeri_Secara_Legal_dan_Aman.pdf (diakses 5 Oktober 2020)

Page 76: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 64

Tabel Jumlah Pengaduan PMI berdasarkan Jenis Masalah Periode Tahun 2018 - 2

(Sumber data: website BP2MI)

Menurut Ronnie Sompie, Direktorat Jenderal Imigrasi telah menolak

PMI-NP ke Malaysia sebanyak 1.167 orang dengan modus bervariasi

antara lain: umur belum cukup, bekerja tidak dengan visa kerja, tidak

jelasnya job order dari negara yang membutuhkan, hal inilah yang rentan

mengakibatkan terjadinya perdagangan orang (trafficking in person).

Bahkan terdapat juga hasil wawancara oleh pemberi kerja dan PMI yang

tidak sesuai dengan yang ditawarkan dalam wawancara.

Page 77: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 65

(Sumber: Balitbangkumham, “Hasil Penelitian Keimigrasian”)

Page 78: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 66

Untuk mencegah terjadinya kasus perdagangan orang yang dapat

menjadikan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) sebagai korban,

Direktorat Jenderal Imigrasi telah melakukan kebijakan untuk menunda

pelayanan paspor bagi Calon PMI yang non prosedur dan menunda

keberangkatan CPMI yang belum memiliki visa kerja di Tempat

Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Upaya

Ditjen Imigrasi dalam pencegahan PMI-NP dengan terbitnya Surat Edaran

Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-0277.GR.02.06 Tahun 2017 tentang

Pencegahan TKI-NP. Periode Tahun 2017 – 12 Juni 2020 Ditjenim telah

menunda penerbitan paspor sebanyak 19.808 dan menunda

pemberangkatan di TPI sebanyak 2.385. 56

Dalam hal ini, Ditjenim melakukan Langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan verifikasi dan wawancara terhadap pemohon paspor;

b. Melakukan penundaan penerbitan paspor terhadap pemohon

paspor yang diduga kuat calon PMI-NP;

c. Melakukan penundaan keberangkatan terhadap terduga kuat calon

PMI-NP di TPI; dan

d. Meningkatkan koordinasi dan membangun sinergi dengan seluruh

stakeholder dalam rangka pencegahan PMI-NP.

Dalam rangka mengantisipasi perluasan TPPO “Pengantin Pesanan”

ke luar wilayah Jawa Barat dan Kalimantan Barat, diterbitkan Surat

Direktur Lalu Lintas Keimigrasian Nomor IMI.2.UM.01.01-4.2808 tanggal

16 Agustus 2019 hal Peningkatan Pengawasan Terhadap Pemohon Paspor

Yang Terindikasi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang “Pengantin

Pesanan”. Direktur Jenderal Imigrasi menginstruksikan kepada Kantor

Imigrasi di seluruh Indonesia untuk melakukan peningkatan pengawasan

terhadap pemohon paspor yang terindikasi TPPO “Pengantin Pesanan”

khususnya terhadap pemohon dengan kriteria perempuan berusia muda.

Selanjutnya berkoordinasi dengan Kepolisian dan instansi terkait apabila

diduga kuat terdapat calon korban TPPO “Pengantin Pesanan”. Namun

demikian upaya pencegahan TPPO menemui tantangan seperti

kebutuhan ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan, gaji yang tinggi

dan kebutuhan pekerja sektor non formal tinggi di luar negeri, banyak

56 Paparan Toto Suryanto dalam Forum Group Discusion Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi

Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 28 Juli 2020

Page 79: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 67

keluarga dan relasi yang sudah bekerja di luar negeri, jaringan sindikat

TPPO internasional, MO yang bervariasi untuk meyakinkan petugas dan

juga adanya keterlibatan “oknum” petugas.57

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pengawasan

dilakukan bahkan sampai di Kantor Perwakilan/KBRI dan masih terdapat

juga PMI-NP dan tetap dilakukan penindakan. Dengan Keberadaan

SIMKIM pada prinsipnya terkait dengan penguatan Border Control

Management (BCM) sebenarnya merupakan bagian dari membangun

pengawasan keimigrasian, baik orang asing dan WNI. Pembangunan

sistem informasi berupa SIMKIM ini pada dasarnya juga menjadi upaya

perlindungan WNI utamanya WNI yang diduga merupakan PMI-NP.

Penanganan PMI-NP merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk

memberikan perlindungan terhadap WNI di luar negeri dalam rangka

pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Sampai dengan 12 Juni

2020, telah dilakukan penundaan penerbitan paspor terhadap WNI yang

diduga PMI-NP sebanyak 19.808 orang, dan penundaan keberangkatan

WNI yang diduga PMI-NP di TPI sejumlah 2.385 orang. Pada tahun 2018,

SIMKIM sudah aktif beroperasi dan terkoneksi di 58 Kantor Perwakilan RI.

57 Paparan Toto Suryanto dalam Forum Group Discusion Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi

Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 28 Juli 2020

Page 80: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

68

C.

Eval

uas

i En

am D

imen

si U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

6 Ta

hu

n 2

011

ten

tan

g Ke

imig

rasi

an

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Ju

du

l K

eim

igra

sian

Ket

epat

an

Jen

is

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

Un

dan

gan

Men

gatu

r le

bih

la

nju

t ke

ten

tuan

U

UD

N

RI T

ahu

n 1

945

, ya

ng

dia

man

atka

n

seca

ra t

egas

;

Dia

man

atka

n

un

tuk

dia

tur

den

gan

at

au

dal

am

UU

, d

an

dis

ebu

tkan

se

cara

te

gas

mat

erin

ya

(ad

a 3

7

kete

ntu

an,

lihat

ke

tera

nga

n

lam

pir

an

hu

ruf

b);

Dit

inja

u

dar

i n

aman

ya,

“kei

mig

rasi

an”,

b

eras

al d

ari k

ata

das

ar im

igra

si y

ang

mem

iliki

ar

ti I

mig

rasi

ad

alah

per

pin

dah

an o

ran

g d

ari

suat

u n

egar

a-b

angs

a (n

ati

on

-sta

te)

ke n

egar

a la

in,

dim

ana

ia

bu

kan

m

eru

pak

an

war

ga

neg

ara.

Sed

angk

an k

eim

igra

sian

ad

alah

hal

ih

wal

lalu

lin

tas

ora

ng

yan

g m

asu

k at

au k

elu

ar

Wila

yah

In

do

nes

ia

sert

a p

enga

was

ann

ya.

Dili

hat

dar

i m

ater

i m

uat

an U

U K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

, m

aka

pen

amaa

n

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

su

dah

se

suai

d

enga

n m

ater

i mu

atan

Un

dan

g-U

nd

ang.

Teta

p

2.

Pas

al 1

3

3. R

um

ah D

eten

si

Imig

rasi

ad

alah

u

nit

p

elak

san

a te

knis

yan

g m

enja

lan

kan

Fu

ngs

i K

eim

igra

sian

se

bag

ai

tem

pat

p

enam

pu

nga

n

sem

enta

ra

bag

i O

ran

g A

sin

g ya

ng

dik

enai

Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an.

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

D

efin

isi

atau

K

on

sep

A

dan

ya

per

bed

aan

d

efin

isi

atau

pu

n

kon

sep

di

anta

ra

du

a ke

ten

tuan

d

alam

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

yan

g sa

ma

Dal

am

Pas

al

14

ay

at

(2)

dan

ay

at

(3)

dis

ebu

tkan

b

ahw

a d

alam

h

al

terd

apat

ke

ragu

an

terh

adap

d

oku

men

p

erja

lan

an

seo

ran

g w

arga

n

egar

a In

do

nes

ia

dan

/ata

u

stat

us

kew

arga

neg

araa

nn

ya,

yan

g b

ersa

ngk

uta

n h

aru

s m

emb

erik

an b

ukt

i la

in

yan

g sa

h d

an m

eyak

inka

n y

ang

men

un

jukk

an

bah

wa

yan

g b

ersa

ngk

uta

n

adal

ah

war

ga

neg

ara

Ind

on

esia

. D

alam

ran

gka

mel

engk

api

bu

kti

yan

g b

ersa

ngk

uta

n d

apat

dit

emp

atka

n

dal

am R

um

ah D

eten

si I

mig

rasi

ata

u R

uan

g D

eten

si Im

igra

si. K

eten

tuan

dal

am P

asal

1 d

an

Pas

al

14

in

i sa

ling

ber

ten

tan

gan

ya

ng

Ub

ah

Page 81: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

69

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

34

. Ru

ang

Det

ensi

Im

igra

si

adal

ah

tem

pat

p

enam

pu

nga

n

sem

enta

ra

bag

i O

ran

g A

sin

g ya

ng

dik

enai

Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an

yan

g b

erad

a d

i D

irek

tora

t Je

nd

eral

Im

igra

si d

an

Kan

tor

Imig

rasi

.

men

yeb

abka

n

per

un

tukk

an

Ru

mah

D

eten

si

dan

R

uan

g D

eten

si

men

jad

i ku

ran

g je

las

apak

ah u

ntu

k W

NA

ata

uka

h d

apat

juga

un

tuk

WN

I.

Wal

aup

un

dal

am p

elak

san

aan

nya

pad

a ka

sus

tert

entu

dim

un

gkin

kan

WN

I d

item

pat

kan

di

ruan

g d

eten

si

yan

g ad

a d

i b

and

ara

keti

ka

sed

ang

dal

am

pe

mer

iksa

an

keab

sah

an

do

kum

en W

NI t

erse

bu

t.

Un

tuk

dap

at m

emb

erik

an k

epas

tian

hu

kum

d

an k

eteg

asan

mak

a se

bai

knya

ru

mu

san

Pas

al

1 a

ngk

a 3

3 d

an 3

4 d

iub

ah a

gar

sesu

ai d

enga

n

kete

ntu

an P

asal

14

aya

t (2

) d

an (

3).

3.

Pas

al 2

: Se

tiap

w

arga

n

egar

a In

do

nes

ia

ber

hak

m

elak

uka

n

per

jala

nan

ke

luar

d

an

mas

uk

Wila

yah

Ind

on

esia

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Kej

elas

an

Pas

al

ini

per

lu

diu

bah

ru

mu

san

nya

su

pay

a p

emak

naa

nn

ya t

idak

ter

lep

as d

ari

per

atu

ran

la

in

yan

g m

enga

tur

men

gen

ai

pem

bat

asan

h

ak d

an k

ewaj

iban

.

Ru

mu

san

ya

ng

diu

sulk

an

adal

ah:

“Set

iap

w

arga

ne

gara

In

do

nes

ia b

erh

ak m

elak

uka

n

per

jala

nan

ke

luar

d

an

mas

uk

Wila

yah

In

do

nes

ia

seb

agai

man

a d

iatu

r d

alam

p

erat

ura

n p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Ub

ah

Page 82: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

70

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

4.

Pas

al 3

1

) U

ntu

k m

elak

san

akan

Fu

ngs

i K

eim

igra

sian

, P

emer

inta

h

men

etap

kan

ke

bija

kan

K

eim

igra

sian

. 2

) K

ebija

kan

K

eim

igra

sian

d

ilaks

anak

an

ole

h

Men

teri

. 3

) Fu

ngs

i K

eim

igra

sian

di

sep

anja

ng

gari

s p

erb

atas

an

Wila

yah

In

do

nes

ia

dila

ksan

akan

o

leh

P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g m

elip

uti

Te

mp

at

Pem

erik

saan

Im

igra

si

dan

po

s lin

tas

bat

as.

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

P

eneg

akan

H

uku

m

Pen

gatu

ran

m

enge

nai

as

pek

p

eneg

akan

h

uku

m y

ang

tid

ak

kon

sist

en/s

alin

g b

erte

nta

nga

n

anta

r p

asal

(d

alam

per

atu

ran

ya

ng

sam

a)

Pad

a ay

at (

2)

keb

ijaka

n d

iser

ahka

n k

epad

a M

ente

ri,

yait

u

Men

teri

H

uku

m

dan

H

AM

. M

engi

nga

t b

idan

g tu

gas

dan

fu

ngs

i ke

imig

rasi

an

cuku

p

luas

, h

al

ini

mem

bu

ka

pel

uan

g p

ote

nsi

b

erm

un

cula

n

ban

yakn

ya

Per

atu

ran

Men

teri

hu

kum

dan

HA

M t

erka

it

Kei

mig

rasi

an. P

erlu

dit

erap

kan

pri

nsi

p k

ehat

i-h

atia

n

dal

am

pen

yusu

nan

p

erat

ura

n-

per

atu

ran

Men

teri

hu

kum

dan

HA

M t

erse

bu

t,

jan

gan

sam

pai

ter

jad

i tu

mp

ang

tin

dih

an

tar

per

atu

ran

m

ente

ri

ters

ebu

t ya

ng

dap

at

men

yeb

abka

n

dis

har

mo

ni

anta

r p

erat

ura

n

men

teri

.

Seca

ra

rum

usa

n

bu

nyi

ay

at

(2)

dap

at

dig

abu

ngk

an

den

gan

ay

at

(1),

d

iman

a M

ente

ri

di

Hu

kum

d

an

HA

M

mem

pu

nya

i ke

wen

anga

n

bid

ang

keim

igra

sian

. H

al

ini

dit

egas

kan

d

alam

P

asal

1

ay

at

6

Dit

jen

Im

igra

si

seb

agai

sa

lah

sa

tu

un

it

di

baw

ah

Men

teri

Hu

kum

dan

HA

M y

ang

dia

man

atka

n

ole

h

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

se

bag

ai

pel

aksa

na

tuga

s d

an

fun

gsi

di

bid

ang

Kei

mig

rasi

an.

Ub

ah

rum

usa

n,

men

jad

i: 1

) U

ntu

k m

elak

san

akan

Fu

ngs

i K

eim

igra

sian

, P

emer

inta

h

men

etap

kan

ke

bija

kan

K

eim

igra

sian

m

elal

ui

Men

teri

.

Page 83: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

71

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

5.

Pas

al 7

1

) D

irek

tur

Jen

der

al

ber

tan

ggu

ng

jaw

ab

men

yusu

n

dan

m

enge

lola

Si

stem

In

form

asi

Man

ajem

en

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

sa

ran

a p

elak

san

aan

Fu

ngs

i K

eim

igra

sian

di

dal

am

atau

d

i lu

ar

Wila

yah

Ind

on

esia

. 2

) Si

stem

In

form

asi

Man

aje

men

K

eim

igra

sian

d

apat

d

iaks

es

ole

h

inst

ansi

d

an/a

tau

le

mb

aga

pem

erin

tah

an

terk

ait

sesu

ai

den

gan

tu

gas

dan

fu

ngs

inya

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Kej

elas

an

Pas

al 7

aya

t (1

) d

an a

yat

(2)

men

yeb

utk

an

“sis

tem

in

form

asi

man

ajem

en k

eim

igra

sian

”,

nam

un

si

stem

in

form

asi

ters

ebu

t h

anya

d

igu

nak

an

un

tuk

men

yatu

kan

d

an

men

ghu

bu

ngk

an

sist

em

info

rmas

i p

ada

selu

ruh

pel

aksa

na

Fun

gsi K

eim

igra

sian

sec

ara

Terp

adu

se

bag

aim

ana

dis

ebu

tkan

d

i d

alam

p

enje

lasa

n p

asal

7.

Den

gan

dem

ikia

n t

idak

te

rlih

at a

dan

ya p

enga

tura

n s

iste

m i

nfo

rmas

i ya

ng

dap

at d

iaks

es o

leh

pu

blik

.

Tan

tan

gan

ya

ng

har

us

dija

wab

o

leh

D

itje

n

Imig

rasi

seb

agai

lem

bag

a p

emer

inta

h a

dal

ah

bag

aim

ana

pu

blik

d

apat

m

emp

ero

leh

in

form

asi

yan

g je

las

dan

b

enar

te

rkai

t ke

imig

rasi

an

(seb

agai

man

a h

ak

pu

blik

/mas

yara

kat

un

tuk

mem

per

ole

h

info

rmas

i d

iatu

r d

alam

U

U

Ket

erb

uka

an

Info

rmas

i P

ub

lik)

den

gan

m

em

un

gkin

kan

ad

anya

fi

tur

dal

am

SIM

KIM

ya

ng

dap

at

dia

kses

ole

h m

asya

raka

t u

ntu

k m

end

apat

kan

in

form

asi

keim

igra

sian

ya

ng

dib

utu

hka

n.

Mas

yara

kat

dap

at m

enga

kses

SIM

KIM

tet

api

den

gan

bat

asan

aks

es.

Seh

ingg

a p

asal

in

i d

irek

om

end

asik

an u

ntu

k d

iub

ah

rum

usa

nn

ya

agar

m

enye

bu

tkan

se

cara

je

las

bah

wa:

“S

iste

m

Info

rmas

i

Ub

ah

Page 84: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

72

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Man

aje

men

Kei

mig

rasi

an d

apat

dia

kses

ole

h

inst

ansi

d

an/a

tau

le

mb

aga

pem

erin

tah

an

terk

ait

sesu

ai d

enga

n t

uga

s d

an f

un

gsin

ya,

sert

a m

asya

raka

t.”

Dal

am

pen

jela

san

p

asal

in

i d

apat

d

itam

bah

kan

bah

wa

akse

s in

form

asi

kep

ada

mas

yara

kat

dib

erik

an

terb

atas

ya

ng

dib

utu

hka

n.

6.

Pas

al 1

1

1)

Dal

am

kead

aan

d

aru

rat

Pej

abat

Im

igra

si

dap

at

mem

ber

ikan

Ta

nd

a M

asu

k ya

ng

ber

sifa

t d

aru

rat

kep

ada

Ora

ng

Asi

ng.

2

) Ta

nd

a M

asu

k se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1) b

erla

ku s

ebag

ai Iz

in

Tin

ggal

ku

nju

nga

n

dal

am

jan

gka

wak

tu

tert

entu

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Am

big

uit

as

“Kea

daa

an d

aru

rat”

seb

agai

man

a d

iseb

utk

an

dal

am

Pas

al

11

ay

at

(1)

ber

po

ten

si

men

imb

ulk

an p

emak

naa

n a

dan

ya p

enga

ruh

as

ing,

m

isal

nya

te

kan

an

asin

g ya

ng

men

ghen

dak

i d

ikel

uar

kan

nya

ta

nd

a m

asu

k te

rhad

ap

ora

ng

asin

g te

rten

tu

un

tuk

kep

enti

nga

n m

erek

a.

Nam

un

, d

alam

pen

jela

san

Pas

al 1

1 a

yat

(1)

tela

h

ada

pem

bat

asan

d

iman

a d

ikat

akan

b

ahw

a ya

ng

dim

aksu

d

den

gan

“k

ead

aan

d

aru

rat”

m

elip

uti

ad

anya

al

at

angk

ut

yan

g m

end

arat

di W

ilaya

h In

do

nes

ia d

alam

ran

gka

ban

tuan

ke

man

usi

aan

(h

um

anit

aria

n

assi

stan

ce)

pad

a d

aera

h

ben

can

a al

am

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

(nat

ion

al

dis

aste

r)

atau

d

alam

h

al

terd

apat

al

at

angk

ut

yan

g m

emb

awa

Ora

ng

Asi

ng

ber

lab

uh

at

au

men

dar

at d

i su

atu

tem

pat

di I

nd

on

esia

kar

ena

Ub

ah,

den

gan

m

emas

ukk

an

Pen

jela

san

P

asal

1

1

ayat

(1

) ke

d

alam

b

atan

g tu

bu

h.

Page 85: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

73

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

keru

saka

n

mes

in

atau

cu

aca

bu

ruk,

se

dan

gkan

al

at

angk

ut

ters

ebu

t ti

dak

b

erm

aksu

d u

ntu

k b

erla

bu

h a

tau

men

dar

at d

i W

ilaya

h In

do

nes

ia.

Pen

jela

san

in

i te

lah

m

enge

limin

ir

po

ten

si

pen

garu

h a

sin

g se

bag

aim

ana

dik

haw

atir

kan

d

i at

as.

Nam

un

, p

emb

atas

an t

erse

bu

t h

anya

d

itu

angk

an d

alam

pem

bat

asan

yan

g m

emili

ki

day

a ik

at

kura

ng

kuat

jik

a d

iban

din

gkan

d

enga

n

pen

gatu

ran

d

alam

b

atan

g tu

bu

h.

Den

gan

d

emik

ian

ak

an

leb

ih

bai

k jik

a p

enje

lasa

n

pas

al

11

ay

at

(1)

ters

ebu

t d

imas

ukk

an k

e d

alam

bat

ang

tub

uh

.

Den

gan

d

emik

ian

p

asal

in

i p

erlu

d

iub

ah

den

gan

men

amb

ahka

n k

eten

tuan

leb

ih j

elas

m

enge

nai

“ke

adaa

n d

aru

rat”

yan

g d

imak

sud

7.

Pas

al 1

6

(1)

Pej

abat

Im

igra

si

men

ola

k o

ran

g u

ntu

k ke

luar

W

ilaya

h

Ind

on

esia

d

alam

h

al

ora

ng

ters

ebu

t:

Ket

epat

an

Jen

is

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

Un

dan

gan

Tin

dak

la

nju

t P

utu

san

M

ahka

mah

K

on

stit

usi

(M

K)

Pen

gatu

ran

ak

ibat

p

utu

san

M

K;

Mat

eri

mu

atan

se

suai

d

enga

n

has

il p

utu

san

U

ji M

ater

i MK

.

MK

ber

pen

dap

at b

ahw

a p

erlu

leb

ih d

ahu

lu

mem

aham

i pen

gert

ian

“p

enye

lidik

an”

un

tuk

kem

ud

ian

mem

per

tim

ban

gkan

ber

ten

tan

gan

at

au t

idak

ber

ten

tan

gan

den

gan

ked

ua

pas

al

UU

D T

ahu

n

19

45

yan

g m

enu

rut

par

a P

emo

ho

n

ber

ten

tan

gan

d

enga

n k

ata

“pen

yelid

ikan

” te

rseb

ut.

M

enu

rut

Pas

al

1

angk

a 5

U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

8 T

ahu

n

19

81

te

nta

ng

Hu

kum

A

cara

P

idan

a,

“Pen

yelid

ikan

ad

alah

se

ran

gkai

an

Ub

ah

Ub

ah

rum

usa

n

Pas

al 1

6 a

yat

(1)

men

jad

i: "P

eja

ba

t Im

igra

si

men

ola

k o

ran

g u

ntu

k ke

lua

r W

ilaya

h

Ind

on

esia

da

lam

Page 86: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

74

a.

tid

ak

mem

iliki

D

oku

men

P

erja

lan

an

yan

g sa

h

dan

m

asih

b

erla

ku;

b.

dip

erlu

kan

u

ntu

k ke

pen

tin

gan

p

enye

lidik

an

dan

p

enyi

dik

an

atas

per

min

taan

p

ejab

at

yan

g b

erw

enan

g;

atau

c.

n

aman

ya

terc

antu

m

dal

am

daf

tar

Pen

cega

han

. (2

) P

ejab

at Im

igra

si ju

ga

ber

wen

ang

men

ola

k O

ran

g A

sin

g u

ntu

k ke

luar

W

ilaya

h

Ind

on

esia

dal

am h

al

Ora

ng

Asi

ng

ters

ebu

t m

asih

m

emp

un

yai

kew

ajib

an

di

Ind

on

esia

ya

ng

har

us

dis

eles

aika

n

tin

dak

an p

enye

lidik

u

ntu

k m

enca

ri

dan

m

enem

uka

n

suat

u

per

isti

wa

yan

g d

idu

ga

seb

agai

ti

nd

ak

pid

ana

gun

a m

enen

tuka

n

dap

at

atau

tid

akn

ya d

ilaku

kan

p

enyi

dik

an

men

uru

t ca

ra

yan

g d

iatu

r d

alam

u

nd

ang-

un

dan

g in

i”.

Dar

i d

efin

isi

pen

yelid

ikan

te

rseb

ut

dap

at

dis

imp

ulk

an,

bel

um

te

ntu

d

ilaku

kan

p

enyi

dik

an,

arti

nya

bel

um

ad

a ke

pas

tian

hu

kum

aka

n d

ilaku

kan

pen

yid

ikan

p

adah

al s

ud

ah

dap

at

dila

kuka

n

pen

ola

kan

o

leh

Im

igra

si u

ntu

k ke

luar

wila

yah

In

do

nes

ia.

Leb

ih

lan

jut,

p

enye

lidik

an

itu

mas

ih

dal

am

tah

apan

yan

g d

ilaku

kan

ole

h p

enye

lidik

dal

am

ran

gka

men

entu

kan

ad

a at

au t

idak

ad

anya

su

atu

tin

dak

pid

ana

dal

am k

asu

s te

rten

tu d

an

un

tuk

men

cari

b

ukt

i-b

ukt

i aw

al

un

tuk

men

entu

kan

si

apa

pel

aku

nya

. O

leh

ka

ren

a it

u,

pen

ola

kan

te

rhad

ap

sese

ora

ng

un

tuk

kelu

ar

wila

yah

In

do

nes

ia

keti

ka

stat

usn

ya

bel

um

p

asti

m

enja

di t

ersa

ngk

a d

alam

su

atu

ti

nd

ak

pid

ana

kare

na

mas

ih

dal

am

tah

ap p

enye

lidik

an

akan

m

ud

ah

dija

dik

an

alas

an

un

tuk

men

ghal

angi

ger

ak

sese

ora

ng

un

tuk

kelu

ar

neg

eri.

Lagi

p

ula

d

alam

tah

ap p

enye

lidik

an,

sese

ora

ng

bel

um

m

enge

tah

ui

apak

ah

dir

inya

se

dan

g d

alam

p

rose

s p

enye

lidik

an

atau

ti

dak

d

an

pro

ses

pen

yelid

ikan

itu

tid

ak a

da

jan

gka

wak

tu y

ang

pas

ti

seh

ingg

a ti

dak

d

iket

ahu

i ka

pan

har

us

ha

l o

ran

g te

rseb

ut:

a.

tid

ak

mem

iliki

D

oku

men

P

erja

lan

an

yan

g sa

h

dan

m

asih

ber

laku

; b

. dip

erlu

kan

u

ntu

k ke

pen

tin

gan

p

enyi

dik

an

atas

p

erm

inta

an

pej

abat

ya

ng

ber

wen

ang;

at

au

c. n

aman

ya

terc

antu

m

dal

am

daf

tar

Pen

cega

han

."

Page 87: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

75

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

sesu

ai

den

gan

ke

ten

tuan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n.

ber

akh

ir.

Men

cega

h s

eseo

ran

g u

ntu

k ke

lu

ar

neg

eri

dal

am t

ahap

ter

seb

ut

dap

at

dis

alah

gun

akan

u

ntu

k ke

pen

tin

gan

d

i lu

ar k

epen

tin

gan

pen

egak

an h

uku

m s

ehin

gga

mel

angg

ar h

ak s

eseo

ran

g ya

ng

dija

min

ole

h

Pas

al

28

E U

UD

Tah

un

1

94

5 ya

ng

sala

h

satu

nya

m

enja

min

se

tiap

o

ran

g b

ebas

m

emili

h t

emp

at t

ingg

al d

i wila

yah

neg

ara

dan

m

enin

ggal

kan

nya

, se

rta

ber

hak

kem

bal

i. K

eten

tuan

a q

uo

juga

mel

angg

ar k

eten

tuan

P

asal

2

8D

aya

t (1

) U

UD

Ta

hu

n

19

45

ya

ng

mew

ajib

kan

n

egar

a m

emb

erik

an ja

min

an,

per

lind

un

gan

, dan

kep

asti

an h

uku

m y

ang

adil,

se

rta

per

laku

an

yan

g sa

ma

di

had

apan

h

uku

m.

MK

sep

end

apat

den

gan

par

a P

em

oh

on

yan

g ti

dak

ke

ber

atan

ap

abila

p

ence

gah

an

kelu

ar

wila

yah

Ind

on

esia

d

ilaku

kan

p

ada

tah

ap

pen

yid

ikan

. “P

enyi

dik

an a

dal

ah s

eran

gkai

an

tin

dak

an p

enyi

dik

d

alam

h

al

dan

m

enu

rut

cara

yan

g d

iatu

r d

alam

un

dan

g-u

nd

ang

ini

un

tuk

men

cari

se

rta

men

gum

pu

lkan

b

ukt

i ya

ng

den

gan

bu

kti

itu

m

emb

uat

te

ran

g te

nta

ng

tin

dak

pid

ana

yan

g te

rjad

i d

an g

un

a m

enem

uka

n

ters

angk

anya

”.

(vid

e P

asal

1

an

gka

2 K

UH

AP

). D

alam

tah

ap p

enye

lidik

an

bel

um

ad

a ke

pas

tian

dis

idik

ata

u t

idak

dis

idik

,

Page 88: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

76

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

bel

um

dila

kuka

n p

enca

rian

dan

pen

gum

pu

lan

b

ukt

i, te

tap

i h

anya

tah

ap

men

gum

pu

lkan

in

form

asi.

Sed

angk

an d

alam

tah

ap p

enyi

dik

an

kare

na

me

man

g d

ilaku

kan

p

enca

rian

d

an p

engu

mp

ula

n

bu

kti,

waj

ar

bila

b

isa

dila

kuka

n p

eno

laka

n u

ntu

k b

eper

gian

kel

uar

n

eger

i, ka

ren

a ad

a ke

mu

ngk

inan

te

rsid

ik m

emb

awa

bu

kti-

bu

kti y

ang

ber

kait

an

den

gan

tin

dak

pid

ana

kelu

ar n

eger

i se

hin

gga

mem

per

sulit

pen

yid

ik

mel

aku

kan

p

enca

rian

d

an

pen

gum

pu

lan

b

ukt

i u

ntu

k m

emb

uat

te

ran

g te

nta

ng

pid

ana

yan

g te

rjad

i gu

na

men

emu

kan

ter

san

gkan

ya.

Ber

das

arka

n u

raia

n t

erse

bu

t M

K b

erp

end

apat

b

ahw

a m

eski

pu

n h

anya

kat

a “p

enye

lidik

an”

yan

g d

imo

ho

nka

n o

leh

par

a P

emo

ho

n u

ntu

k d

inya

taka

n t

idak

ko

nst

itu

sio

nal

, ak

an t

etap

i ka

ta “

dan

” ya

ng

terd

apat

an

tara

ka

ta

“pen

yelid

ikan

d

an

pen

yid

ikan

” su

dah

ti

dak

mem

pu

nya

i m

akn

a,

kare

na

sisa

ka

ta

“pen

yid

ikan

” ya

ng

tert

ingg

al, t

ak a

da

lagi

kat

a “p

enye

lidik

an”

seh

ingg

a ka

ta “

dan

” d

alam

P

asal

16

aya

t (1

) h

uru

f b

UU

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

20

11

har

us

dih

apu

skan

pu

la.

Den

gan

d

emik

ian

P

asal

1

6

ayat

(1

) h

uru

f b

U

U K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

sel

engk

apn

ya

men

yata

kan

, ”(

1)

Pej

abat

Im

igra

si m

eno

lak

Page 89: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

77

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ora

ng

un

tuk

kelu

ar w

ilaya

h I

nd

on

esia

dal

am

hal

ora

ng

ters

ebu

t: a

. …

; b

. d

iper

luka

n u

ntu

k ke

pen

tin

gan

p

enyi

dik

an

atas

per

min

taan

p

ejab

at y

ang

ber

wen

ang;

ata

u c

......

...”.

Ole

h

kare

nan

ya,

men

uru

t M

K

dal

il p

erm

oh

on

an

par

a P

emo

ho

n

ber

alas

an

men

uru

t h

uku

m

seh

ingg

a M

K

mem

utu

skan

b

ahw

a ka

ta

“pen

yelid

ikan

dan

” ya

ng

tert

era

dal

am P

asal

1

6 a

yat

(1)

hu

ruf

b U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

2

01

1 b

erte

nta

nga

n d

enga

n U

UD

Tah

un

19

45

d

an

tid

ak

mem

pu

nya

i ke

kuat

an

hu

kum

men

gika

t.

8.

Pas

al 6

3

1)

Ora

ng

Asi

ng

tert

entu

ya

ng

ber

ada

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

waj

ib

mem

iliki

P

enja

min

ya

ng

men

jam

in

keb

erad

aan

nya

. 2

) P

enja

min

b

erta

ngg

un

g ja

wab

at

as

keb

erad

aan

d

an

kegi

atan

O

ran

g A

sin

g ya

ng

dija

min

se

lam

a ti

ngg

al

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

sert

a

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Dal

am p

rakt

ikn

ya,

seri

ng

terj

adi

pel

angg

aran

d

alam

hal

pen

jam

in,

bia

san

ya t

erja

di

jika

ada

per

ub

ahan

sta

tus

dar

i Ora

ng

Asi

ng,

pen

jam

in

tid

ak d

ilap

ork

an h

al t

erse

bu

t, a

tau

pen

jam

in

yan

g ti

dak

m

elap

ork

an

terk

ait

tan

ggu

ng

jaw

abn

ya

atas

ke

ber

adaa

n

dan

ke

giat

an

Ora

ng

Asi

ng,

p

enga

was

an

terh

adap

h

al

ini

mas

ih le

mah

kar

ena

terk

end

ala

Sum

ber

Day

a M

anu

sia

dan

met

od

e/si

stem

pel

apo

ran

yan

g m

emb

erik

an k

emu

dah

an/k

epra

ktis

an d

alam

p

elap

ora

n

seh

ingg

a ti

dak

ad

a al

asan

b

agi

pen

jam

in u

ntu

k ti

dak

mel

apo

rkan

ap

a ya

ng

men

jad

i tan

ggu

ng

jaw

abn

ya.

Ub

ah.

Page 90: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

78

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ber

kew

ajib

an

mel

apo

rkan

se

tiap

p

eru

bah

an s

tatu

s si

pil,

st

atu

s K

eim

igra

sian

, d

an

per

ub

ahan

al

amat

. 3

) P

enja

min

w

ajib

m

emb

ayar

bia

ya y

ang

tim

bu

l u

ntu

k m

emu

lan

gkan

at

au

men

gelu

arka

n

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

ijam

inn

ya

dar

i Wila

yah

Ind

on

esia

ap

abila

O

ran

g A

sin

g ya

ng

ber

san

gku

tan

: a.

te

lah

h

abis

m

asa

ber

laku

Iz

in

Tin

ggal

nya

; d

an/a

tau

b

. d

iken

ai

Tin

dak

an

Ad

min

istr

atif

K

eim

igra

sian

b

eru

pa

Dep

ort

asi.

4)

Ket

entu

an

men

gen

ai

pen

jam

inan

ti

dak

b

erla

ku

bag

i O

ran

g A

sin

g ya

ng

kaw

in

Seb

enar

nya

p

asal

in

i ti

dak

h

aru

s d

iub

ah

sela

ma

tela

h m

un

cul k

esad

aran

ata

u t

erd

apat

si

stem

p

elap

ora

n

yan

g je

las

dan

m

ud

ah

dia

kses

ole

h P

enja

min

.

Den

gan

d

emik

ian

SI

MK

IM

dap

at

did

oro

ng

un

tuk

dap

at

men

jad

i si

stem

ya

ng

dap

at

mem

ber

ikan

pel

ayan

an p

elap

ora

n s

atu

pin

tu

bag

i P

enja

min

/mas

yara

kat

yan

g b

erke

pen

tin

gan

.

Un

tuk

leb

ih

mem

asti

kan

ke

pat

uh

an

ora

ng

asin

g se

laku

inve

sto

r (s

ebag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at (

4)

hu

ruf

b,

pad

a p

asal

in

i p

erlu

d

iber

ikan

ke

ten

tuan

ta

mb

ahan

, b

eru

pa

jam

inan

kei

mig

rasi

an.

Page 91: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

79

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

seca

ra

sah

d

enga

n

war

ga

neg

ara

Ind

on

esia

. 5

) K

eten

tuan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d d

alam

Pas

al

62

ay

at

(2)

hu

ruf

g ti

dak

b

erla

ku

dal

am

hal

p

emeg

ang

Izin

Ti

ngg

al T

etap

ter

seb

ut

pu

tus

hu

bu

nga

n

per

kaw

inan

nya

d

enga

n w

arga

neg

ara

Ind

on

esia

m

emp

ero

leh

p

enja

min

an

yan

g m

enja

min

ke

ber

adaa

nn

ya

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

).

9.

Pas

al 6

8

(1) P

enga

was

an

Kei

mig

rasi

an t

erh

adap

O

ran

g A

sin

g d

ilaks

anak

an

pad

a sa

at

per

mo

ho

nan

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Kej

elas

an

Pen

jela

san

p

asal

6

8

ayat

1

in

i ti

dak

m

enye

bu

tkan

ke

giat

an

lain

ap

a sa

ja

yan

g d

apat

dip

erta

ngg

un

gjaw

abka

n s

eca

ra h

uku

m.

Seb

aikn

ya

pen

jela

san

m

emb

erik

an

con

toh

se

bag

ai p

and

uan

Ub

ah P

enje

lasa

n

Pas

al.

Page 92: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

80

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Vis

a,

mas

uk

atau

ke

luar

, dan

pem

ber

ian

Iz

in T

ingg

al d

ilaku

kan

d

enga

n:

a.

pen

gum

pu

lan

, p

engo

lah

an,

sert

a p

enya

jian

dat

a d

an

info

rmas

i; b

. p

enyu

sun

an d

afta

r n

ama

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

iken

ai

Pen

angk

alan

at

au

Pen

cega

han

; c.

p

enga

was

an

terh

adap

ke

ber

adaa

n

dan

ke

giat

an

Ora

ng

Asi

ng

di

Wila

yah

In

do

nes

ia;

d.

pen

gam

bila

n

foto

d

an s

idik

jari

; dan

e.

ke

giat

an

lain

ya

ng

dap

at

dip

erta

ngg

un

gjaw

abka

n

seca

ra

hu

kum

.

Page 93: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

81

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(2)

Has

il p

enga

was

an

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) m

eru

pak

an

dat

a K

eim

igra

sian

ya

ng

dap

at

dit

entu

kan

se

bag

ai

dat

a ya

ng

ber

sifa

t ra

has

ia.

10

. P

asal

71

Se

tiap

Ora

ng

Asi

ng

yan

g b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

waj

ib:

a.

mem

ber

ikan

se

gala

ke

tera

nga

n

yan

g d

iper

luka

n

men

gen

ai

iden

tita

s d

iri

dan

/ata

u

kelu

arga

nya

se

rta

mel

apo

rkan

se

tiap

p

eru

bah

an s

tatu

s si

pil,

ke

war

gan

egar

aan

, p

eker

jaan

, P

enja

min

, at

au

per

ub

ahan

al

amat

nya

ke

pad

a K

anto

r Im

igra

si

sete

mp

at; a

tau

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Pas

al i

ni

cuku

p j

elas

dan

teg

as y

ang

man

a W

NA

diw

ajib

kan

un

tuk

mel

aku

kan

pel

apo

ran

d

an s

anks

i ju

ga t

elah

dia

tur

tega

s d

alam

Pas

al

11

6.

Aka

n t

etap

i al

am p

elak

san

aan

nya

su

lit

un

tuk

men

gon

tro

l ke

sad

aran

ke

pad

a W

NA

ag

ar

tert

ib

dal

am

mel

apo

rkan

se

gala

p

eru

bah

an

stat

us

yan

g d

imili

kin

ya

tan

pa

dim

inta

ter

leb

ih d

ahu

lu o

leh

pet

uga

s.

Pem

ber

ian

sa

nks

i ya

ng

leb

ih

ber

at

kep

ada

WN

A

agar

ad

a ef

ek

'jera

' at

au

'tak

ut'

jik

a m

elan

ggar

pas

al i

ni

dap

at m

enja

di

alte

rnat

if

agar

p

asal

in

i d

apat

d

ilaks

anak

an.

Nam

un

te

rkai

t p

emb

eria

n

san

ksi

yan

g le

bih

b

erat

p

erlu

d

ilaku

kan

ka

jian

le

bih

la

nju

t d

enga

n

mem

per

hat

ikan

p

rop

osi

on

alit

as

hu

kum

an

san

ksi

pid

ana

terh

adap

tin

dak

pid

ana

yan

g d

ilaku

kan

.

Ub

ah

Page 94: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

82

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

b.

mem

per

lihat

kan

d

an

men

yera

hka

n

Do

kum

en

Per

jala

nan

at

au I

zin

Tin

ggal

yan

g d

imili

kin

ya

apab

ila

dim

inta

o

leh

P

ejab

at

Imig

rasi

yan

g b

ertu

gas

dal

am

ran

gka

pen

gaw

asan

K

eim

igra

sian

.

Up

aya

lain

yan

g d

apat

dila

kuka

n o

leh

Dit

jen

Im

igra

si

dal

am

ran

gka

men

ingk

atka

n

kesa

dar

an

un

tuk

tert

ib

adm

inis

tras

i te

rkai

t ke

ten

tuan

pas

al i

ni

agar

leb

ih e

fekt

if a

dal

ah

den

gan

m

elak

uka

n

sosi

alis

asi/

dis

emin

asi

info

rmas

i ke

pad

a o

ran

g as

ing,

p

enja

min

, p

eru

sah

aan

, p

emili

k h

ote

l, d

an m

asya

raka

t u

mu

m la

inn

ya.

Pas

al i

ni

mas

ih d

apat

dip

erta

han

kan

, n

amu

n

dem

ikia

n

Dit

jen

Im

igra

si

mem

pu

nya

i tu

gas

un

tuk

mem

ber

ikan

p

enyu

luh

an

hu

kum

/in

form

asi h

uku

m k

epad

a o

ran

g as

ing,

p

enja

min

, p

eru

sah

aan

, p

emili

k h

ote

l, d

an

mas

yara

kat

um

um

lai

nn

ya t

erka

it k

ewaj

iban

ya

ng

har

us

dip

enu

hi

ole

h

mer

eka

dal

am

ran

gka

mel

aksa

nak

an

kete

ntu

an

keim

igra

sian

.

Pen

amb

ahan

ke

ten

tuan

h

anya

d

iper

luka

n

un

tuk

aman

at

pen

gatu

ran

le

bih

la

nju

t m

enge

nai

p

emen

uh

an

kew

ajib

an

keim

igra

sian

.

Page 95: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

83

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

11

. P

asal

72

(1

) P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g b

ertu

gas

dap

at

mem

inta

ke

tera

nga

n

dar

i set

iap

ora

ng

yan

g m

emb

eri k

esem

pat

an

men

gin

ap

kep

ada

Ora

ng

Asi

ng

men

gen

ai d

ata

Ora

ng

Asi

ng

yan

g b

ersa

ngk

uta

n.

(2)

Pe

mili

k at

au p

engu

rus

tem

pat

p

engi

nap

an

waj

ib

mem

ber

ikan

d

ata

men

gen

ai O

ran

g A

sin

g ya

ng

men

gin

ap

di

tem

pat

p

engi

nap

ann

ya

jika

dim

inta

ole

h P

ejab

at

Imig

rasi

ya

ng

ber

tuga

s.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Ru

mu

san

pas

al in

i mem

ber

ikan

kes

ulit

an b

agi

pet

uga

s im

igra

si,

kare

na

men

ghar

usk

an

pet

uga

s m

end

atan

gi

tem

pat

p

engi

nap

an

gun

a m

emin

ta d

ata

ters

ebu

t, p

adah

al u

ntu

k m

elak

uka

n

hal

te

rseb

ut

dip

erlu

kan

ke

ters

edia

an

SDM

ya

ng

mem

adai

. Su

dah

d

ilaku

kan

b

eber

apa

ino

vasi

gu

na

mem

ud

ahka

n p

etu

gas

dal

am m

emin

ta d

ata

dar

i p

emili

k p

engi

nap

an (

mis

aln

ya s

ud

ah a

da

aplik

asi

pel

apo

ran

ora

ng

asin

g-ap

oa)

, n

amu

n

terd

apat

ke

nd

ala

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

, d

iman

a ke

ten

tuan

Pas

al 7

2 t

idak

d

apat

mem

ber

ikan

ket

egas

an d

en

gan

ad

anya

ru

mu

san

kal

imat

“d

apat

mem

inta

ket

eran

gan

d

an j

ika

dim

inta

ole

h P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g b

ertu

gas”

. Se

hin

gga

terh

adap

ru

mu

san

in

i p

erlu

d

ilaku

kan

p

eru

bah

an

den

gan

m

emb

erik

an

rum

usa

n

atu

ran

b

aru

m

emb

erik

an k

ewaj

iban

yan

g te

gas

dan

ju

ga

san

ksi

yan

g je

las,

ag

ar

pem

ilik

pen

gin

apan

ti

dak

men

gab

aika

n k

eten

tuan

pas

al in

i.

Ub

ah

Mer

um

usk

an

kew

ajib

an

mel

apo

rkan

ta

np

a d

imin

ta

dan

ru

mu

san

sa

nks

i yan

g te

gas

jika

mel

angg

ar

kew

ajib

an

ters

ebu

t.

12

. P

asal

75

(1

) P

ejab

at

Imig

rasi

b

erw

enan

g m

elak

uka

n

Tin

dak

an

Ad

min

istr

atif

K

eim

igra

sian

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Pas

al

ini

dia

ngg

ap

mu

ltit

afsi

r/p

asal

ka

ret,

ka

ren

a b

erp

elu

ang

atau

bah

kan

se

rin

g ka

li d

iper

gun

akan

ke

pad

a O

ran

g A

sin

g ya

ng

mel

aku

kan

tin

dak

pid

ana

bid

ang

Kei

mig

rasi

an

atau

b

ahka

n

tin

dak

p

idan

a la

in,

pad

ahal

se

yogy

anya

O

ran

g A

sin

g te

rseb

ut

dap

at

Teta

p

Ru

mu

san

p

asal

in

i ti

dak

p

erlu

d

iub

ah

nam

un

d

emik

ian

p

etu

gas

imig

rasi

Page 96: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

84

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

terh

adap

O

ran

g A

sin

g ya

ng

ber

ada

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

yan

g m

elak

uka

n

kegi

atan

b

erb

ahay

a d

an

pat

ut

did

uga

m

emb

ahay

akan

ke

aman

an

dan

ke

tert

iban

u

mu

m

atau

ti

dak

m

engh

orm

ati

atau

ti

dak

m

enaa

ti

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

. (2

) Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) d

apat

ber

up

a:

a. p

enca

ntu

man

d

alam

d

afta

r P

ence

gah

an

atau

P

enan

gkal

an;

b. p

emb

atas

an,

per

ub

ahan

, at

au

dik

enak

an p

asal

yan

g se

suai

den

gan

tin

dak

p

idan

a ya

ng

dila

kuka

nn

ya.

Bah

kan

ter

kad

ang

terj

adi,

mes

kip

un

yan

g d

ilan

ggar

ad

alah

pas

al

pid

ana

um

um

at

au

khu

sus

di

luar

U

U

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1, n

amu

n O

ran

g A

sin

g te

rseb

ut

dik

enak

an

tin

dak

an

adm

inis

trat

if

keim

igra

sian

ta

np

a d

iber

ikan

p

emid

anaa

n

yan

g se

suai

d

enga

n

bu

nyi

p

asal

ya

ng

dila

ngg

ar.

Ala

san

per

laku

an i

ni

anta

ra l

ain

dik

aren

akan

an

ggap

an

jika

terl

alu

m

ud

ah

mem

ber

ikan

sa

nks

i pem

idan

aan

kep

ada

Ora

ng

Asi

ng

dap

at

mem

per

sulit

ikl

im u

sah

a d

an m

em

pen

garu

hi

min

at

ora

ng

asin

g u

ntu

k b

erku

nju

ng

ke

Ind

on

esia

har

us

leb

ih

taat

d

alam

p

ener

apan

pas

al

ters

ebu

t ag

ar

pen

egak

an

hu

kum

di

bid

ang

keim

igra

sian

d

apat

b

erja

lan

se

bag

aim

ana

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

ya

ng

ber

laku

.

Page 97: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

85

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pem

bat

alan

Iz

in

Tin

ggal

; c.

lara

nga

n

un

tuk

ber

ada

di

satu

at

au

beb

erap

a te

mp

at t

erte

ntu

di

Wila

yah

In

do

nes

ia;

d. k

ehar

usa

n

un

tuk

ber

tem

pat

ti

ngg

al

di

suat

u

tem

pat

te

rten

tu

di

Wila

yah

In

do

nes

ia;

e. p

enge

naa

n

bia

ya

beb

an; d

an/a

tau

f.

Dep

ort

asi

dar

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

. (3

) Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an

ber

up

a D

epo

rtas

i d

apat

ju

ga

dila

kuka

n

terh

adap

O

ran

g A

sin

g ya

ng

ber

ada

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

kare

na

Page 98: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

86

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ber

usa

ha

men

ghin

dar

kan

d

iri

dar

i an

cam

an

dan

p

elak

san

aan

h

uku

man

d

i n

egar

a as

aln

ya.

13

. P

asal

85

(1

) D

eten

si

terh

adap

O

ran

g A

sin

g d

ilaku

kan

sa

mp

ai

Det

eni d

idep

ort

asi.

(2)

Dal

am h

al D

epo

rtas

i se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

bel

um

d

apat

d

ilaks

anak

an,

det

ensi

d

apat

d

ilaku

kan

d

alam

ja

ngk

a w

aktu

p

alin

g la

ma

10

(s

epu

luh

) ta

hu

n.

(3)

Men

teri

ata

u P

ejab

at

Imig

rasi

yan

g d

itu

nju

k d

apat

m

enge

luar

kan

D

eten

i d

ari

Ru

mah

D

eten

si

Imig

rasi

ap

abila

jan

gka

wak

tu

seb

agai

man

a

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pel

ayan

an

dan

B

atas

an W

aktu

Pen

entu

an

Stan

dar

P

elay

anan

M

inu

mu

m (

SPM

).

Ket

entu

an p

asal

in

i m

aup

un

pas

al l

ain

yan

g m

enga

tur

men

gen

ai d

eten

si t

idak

dit

emu

kan

p

enga

tura

n y

ang

men

gatu

r se

cara

eks

plis

it

men

gen

ai w

aktu

min

imal

dan

mak

sim

al u

ntu

k m

elak

uka

n d

epo

rtas

i, ya

ng

ada

han

ya j

angk

a w

aktu

o

ran

g as

ing

men

un

ggu

se

bel

um

d

idep

ort

asi.

Aki

bat

ti

dak

ad

anya

b

atas

an

wak

tu

un

tuk

dila

kuka

n

dep

ort

asi

ber

akib

at

ban

yak

rum

ah d

eten

si i

mig

rasi

yan

g p

enu

h

den

gan

ora

ng

asin

g ya

ng

men

un

ggu

un

tuk

did

epo

rtas

i ta

np

a ke

jela

san

w

aktu

. H

al

ini

dap

at b

erd

amp

ak p

ada

pen

ggu

naa

n a

ngg

aran

n

egar

a u

ntu

k m

emen

uh

i ke

bu

tuh

an

das

ar

atau

ke

bu

tuh

an

po

kok

dar

i p

ara

det

eni

ters

ebu

t.

Sela

in

itu

p

enga

tura

n

jan

gka

wak

tu

pen

det

ensi

an

mak

sim

al

10

ta

hu

n

yan

g d

itet

apka

n

dal

am

pas

al

ini

dir

asak

an

tid

ak

tun

tas

kare

na

pas

al a

tau

aya

t te

rseb

ut

tid

ak

men

gatu

r b

agai

man

a st

atu

s ke

imig

rasi

an

Teta

p

Terk

ait

per

mas

alah

an

yan

g d

item

uka

n

dal

am

pas

al

ini

per

lu

dila

kuka

n

kajia

n

leb

ih

lan

jut,

ap

akah

p

enga

tura

n

men

gen

ai j

angk

a w

aktu

p

end

epo

rtas

ian

p

erlu

d

iatu

r d

alam

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

20

11

ata

u

tid

ak,

term

asu

k ju

ga

mas

alah

st

atu

s ke

imig

rasi

an

atau

iz

in

tin

ggal

Page 99: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

87

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(2)

terl

amp

aui

dan

m

emb

erik

an

izin

ke

pad

a D

eten

i u

ntu

k b

erad

a d

i lu

ar R

um

ah

Det

ensi

Im

igra

si

den

gan

m

enet

apka

n

kew

ajib

an

mel

apo

r se

cara

per

iod

ik.

(4)

Men

teri

ata

u P

ejab

at

Imig

rasi

yan

g d

itu

nju

k m

enga

was

i d

an

men

gup

ayak

an

agar

D

eten

i se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(3)

did

epo

rtas

i.

ora

ng

asin

g te

rseb

ut

sete

lah

dik

elu

arka

n d

ari

Ru

den

im.58

apa

yan

g se

bai

knya

d

iber

ikan

kep

ada

ora

ng

asin

g se

tela

h

dik

elu

arka

n

dar

i ru

den

im.

14

. P

asal

86

K

eten

tuan

Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an

tid

ak

dib

erla

kuka

n

terh

adap

ko

rban

p

erd

agan

gan

o

ran

g d

an

Pen

yelu

nd

up

an M

anu

sia.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Ket

erca

pai

an

Has

il

Ket

erca

pai

an

tuju

an d

ari p

olit

ik

hu

kum

p

emb

entu

kan

p

erat

ura

n

Pen

gecu

alia

n

Pas

al

86

te

rhad

ap

korb

an

pen

yelu

nd

up

an

man

usi

a m

emb

erik

an

pel

uan

g ‘p

enya

lah

gun

aan

’. Se

rin

g ka

li d

alam

ka

sus

tert

angk

apn

ya

WN

A

yan

g m

emas

uki

w

ilaya

h

Ind

on

esia

ti

dak

m

elal

ui

jalu

r ya

ng

seb

enar

nya

, ak

an

men

ggu

nak

an

dal

ih

ters

ebu

t, b

ahw

a ya

ng

ber

san

gku

tan

ad

alah

ko

rban

pen

yelu

nd

up

an m

anu

sia.

Pad

ahal

dar

i ka

jian

yan

g te

lah

dila

kuka

n,

ban

yak

korb

an

Ub

ah

bis

a d

itam

bah

kan

kl

ausu

l 'm

elal

ui

pem

bu

ktia

n'

arti

nya

h

aru

s d

ibu

ktik

an

bah

wa

yan

g b

ersa

ngk

uta

n

58

Jazi

m H

amid

i dan

Ch

arle

s C

hri

stia

n, H

uku

m K

eim

igra

sia

n B

agi

Ora

ng A

sin

g D

i In

do

nes

ia, h

lm.2

5

Page 100: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

88

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

yad

ari

sep

enu

hn

ya

tin

dak

an

yan

g d

ilaku

kan

nya

, b

anya

k ko

rban

ya

ng

mem

ber

ikan

ko

mp

ensa

si

un

tuk

dis

elu

nd

up

kan

den

gan

pen

uh

kes

adar

an

adal

ah

bet

ul-

bet

ul k

orb

an

15

. P

asal

97

(1

) Ja

ngk

a w

aktu

P

ence

gah

an

ber

laku

p

alin

g la

ma

6 (

enam

) b

ula

n d

an s

etia

p k

ali

dap

at

dip

erp

anja

ng

pal

ing

lam

a 6

(en

am)

bu

lan

. (2

) D

alam

hal

tid

ak a

da

kep

utu

san

p

erp

anja

nga

n

mas

a P

ence

gah

an,

Pen

cega

han

ber

akh

ir

dem

i hu

kum

. (3

) D

alam

h

al

terd

apat

p

utu

san

p

enga

dila

n

yan

g b

erke

kuat

an

hu

kum

te

tap

ya

ng

men

yata

kan

b

ebas

at

as

per

kara

ya

ng

men

jad

i al

asan

P

ence

gah

an,

Ket

epat

an

Jen

is

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

Un

dan

gan

Tin

dak

la

nju

t P

utu

san

M

ahka

mah

K

on

stit

usi

(M

K)

Pen

gatu

ran

ak

ibat

p

utu

san

M

K;

Mat

eri

mu

atan

se

suai

d

enga

n

has

il p

utu

san

U

ji M

ater

i MK

.

Ket

entu

an d

alam

pas

al i

ni

dia

juka

n j

ud

icia

l re

view

di M

ahka

mah

Ko

nst

itu

si d

alam

Per

kara

N

om

or

64

/PU

U-I

X/2

01

1,

per

mo

ho

nan

d

iaju

kan

ole

h P

rof.

Dr.

Yu

sril

Ihza

Mah

end

ra.

Pas

al

yan

g d

iuji

yait

u

Pas

al

97

ayat

(1

) U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

yan

g d

ian

ggap

b

erte

nta

nga

n d

enga

n P

asal

1 a

yat

(3),

Pas

al

28

, Pas

al 2

8D

aya

t (1

), d

an P

asal

28

E ay

at (

1)

UU

D T

ahu

n 1

94

5.

Dal

am

per

tim

ban

gan

nya

, m

en

uru

t M

K

pen

cega

han

ke

lu

ar

neg

eri

adal

ah

sala

h

satu

ben

tuk

pem

bat

asan

h

ak

kon

stit

usi

on

al

war

ga

neg

ara

yan

g d

apat

dib

enar

kan

m

enu

rut

kon

stit

usi

se

pan

jan

g p

emb

atas

an

hak

ter

seb

ut

dit

etap

kan

d

enga

n

un

dan

g-u

nd

ang

den

gan

mak

sud

sem

ata-

mat

a u

ntu

k m

enja

min

p

enga

kuan

se

rta

pe

ngh

orm

atan

at

as h

ak d

an k

ebeb

asan

ora

ng

lain

dan

un

tuk

mem

enu

hi t

un

tuta

n y

ang

adil

sesu

ai d

enga

n

per

tim

ban

gan

m

ora

l, n

ilai-

nila

i aga

ma,

ke

aman

an,

dan

ke

tert

iban

u

mu

m

dal

am

suat

u m

asya

raka

t d

em

okr

atis

(P

asal

28

J ay

at

Ub

ah

Ub

ah

rum

usa

n

pas

al

men

jad

i: "J

angk

a w

aktu

P

ence

gah

an

ber

laku

p

alin

g la

ma

6

(en

am)

bu

lan

dan

dap

at

dip

erp

anja

ng

pal

ing

lam

a 6

(en

am)

bu

lan

”.

Sela

in

itu

, p

erlu

d

iatu

r ke

ten

tuan

se

bag

ai

kon

seku

ensi

ap

abila

m

asa

pen

cega

han

in

i te

lah

h

abis

se

dan

gkan

p

ence

gah

an

mas

ih

dip

erlu

kan

.

Page 101: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

89

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Pen

cega

han

ber

akh

ir

dem

i hu

kum

. (2

) U

UD

Tah

un

19

45

). P

ence

gah

an d

ilaku

kan

h

aru

s m

elal

ui p

rose

s h

uku

m y

ang

sah

ber

laku

(d

ue

pro

cess

of

law

). A

tas

das

ar it

ula

h, n

egar

a d

apat

mel

aku

kan

p

emb

atas

an

den

gan

ca

ra

men

gura

ngi

ke

beb

asan

ses

eora

ng

un

tuk

bep

ergi

an k

e n

egar

a la

in,

anta

ra l

ain

den

gan

al

asan

dal

am r

angk

a ke

pen

tin

gan

pen

yid

ikan

su

atu

per

kara

pid

ana

agar

pro

ses

pen

yid

ikan

d

apat

d

ilaku

kan

d

enga

n

lan

car

tan

pa

hal

anga

n.

Pro

ses

pen

yid

ikan

ak

an

sulit

d

ilaku

kan

jik

a se

seo

ran

g ya

ng

sed

ang

dib

utu

hka

n

kete

ran

gan

nya

b

erad

a d

i lu

ar w

ilaya

h

yuri

sdik

si

hu

kum

nas

ion

al

Ind

on

esia

. Se

lain

it

u, p

emb

atas

an

terh

adap

h

ak w

arga

neg

ara

har

usl

ah d

ilaku

kan

sec

ara

pro

po

rsio

nal

se

rta

men

ghin

dar

i p

emb

eria

n

dis

kres

i ber

leb

ihan

te

rhad

ap

neg

ara,

d

alam

h

al

ini

apar

at

pen

egak

h

uku

m.

Dis

kres

i b

erle

bih

an d

alam

mem

bat

asi h

ak a

sasi

set

iap

o

ran

g d

apat

m

enim

bu

lkan

ke

sew

enan

g-w

enan

gan

o

leh

n

egar

a te

rhad

ap w

arga

n

egar

a. S

eora

ng

yan

g d

iken

ai p

en

cega

han

ke

lu

ar

neg

eri k

aren

a al

asan

ke

pen

tin

gan

p

enyi

dik

an,

juga

tet

ap h

aru

s d

ilin

du

ngi

hak

-h

akn

ya

ole

h

neg

ara

un

tuk

teta

p

men

dap

atka

n ja

min

an

per

lind

un

gan

d

an

kep

asti

an h

uku

m y

ang

adil

seb

agai

sal

ah s

atu

Page 102: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

90

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

hak

asa

si y

ang

dija

min

ko

nst

itu

si (

vid

e P

asal

2

8D

aya

t (1

) U

UD

Tah

un

19

45

). P

emb

atas

an

seo

ran

g te

rsan

gka

un

tuk

tid

ak k

e l

uar

neg

eri

seb

enar

nya

m

emili

ki

sub

stan

si

yan

g sa

ma

den

gan

sis

tem

pen

ahan

an k

ota

yan

g d

ian

ut

dal

am

hu

kum

ac

ara

pid

ana

(KU

HA

P),

ya

itu

b

entu

k p

enah

anan

ya

ng

dik

enak

an

kep

ada

ters

angk

a u

ntu

k ti

dak

men

ingg

alka

n

suat

u

kota

se

lam

a m

asa

pen

ahan

an.

Ters

angk

a/te

rdak

wa

waj

ib m

elap

or

dir

i p

ada

wak

tu y

ang

dit

entu

kan

kep

ada

pen

yid

ik (

vid

e P

asal

22

aya

t (3

) K

UH

AP

) d

enga

n t

uju

an y

ang

kura

ng

leb

ih s

ama

den

gan

pen

cega

han

dal

am

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1.

Per

bed

aan

nya

, p

enah

anan

ko

ta d

apat

men

gura

ngi

p

idan

a jik

a p

ada

akh

irn

ya

ters

angk

a/te

rdak

wa

dip

utu

skan

dija

tuh

i p

idan

a p

enja

ra,

sed

angk

an

pen

cega

han

ke

luar

n

eger

i ti

dak

m

engu

ran

gi p

idan

a.

Tid

ak

adan

ya

kom

pen

sasi

ata

u

pen

gura

nga

n

pid

ana

ber

das

arka

n la

man

ya m

asa

pen

cega

han

yan

g te

lah

d

iken

akan

te

rhad

ap

seo

ran

g w

arga

n

egar

a d

apat

men

jad

i pid

ana

tam

bah

an y

ang

ber

leb

ihan

b

agi

war

ga

neg

ara

ters

ebu

t,

kare

na

seb

elu

m

men

dap

atka

n

von

is

ters

angk

a/te

rdak

wa

tela

h

dir

ugi

kan

te

rleb

ih

Page 103: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

91

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dah

ulu

d

enga

n

pen

cega

han

ke

lu

ar

neg

eri y

ang

ber

dam

pak

pad

a ke

hid

up

ann

ya.

Pad

a sa

tu

sisi

p

ence

gah

an

ke

luar

n

eger

i ya

ng

tid

ak d

apat

dip

asti

kan

bat

as w

aktu

nya

se

bag

aim

ana

dia

tur

dal

am P

asal

97

aya

t (1

) U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

kh

usu

snya

fra

sa

“dan

se

tiap

ka

li d

apat

d

iper

pan

jan

g p

alin

g la

ma

6

bu

lan

” d

apat

m

enim

bu

lkan

ket

idak

pas

tian

h

uku

m

bag

i te

rsan

gka

kare

na

tid

ak

dap

at m

emas

tika

n

sam

pai

ka

pan

p

enyi

dik

an

be

rakh

ir

dan

sa

mp

ai k

apan

pu

la p

ence

gah

an k

e lu

ar n

eger

i b

erak

hir

. P

ada

sisi

la

in d

apat

men

imb

ulk

an

kese

wen

ang-

wen

anga

n

apar

at

neg

ara

yait

u J

aksa

Agu

ng,

Men

teri

Hu

kum

dan

HA

M,

dan

pej

abat

lai

nn

ya y

ang

ber

we

nan

g u

ntu

k m

elak

uka

n

pen

cega

han

ke

pad

a te

rsan

gka

tan

pa

bat

as w

aktu

. Aki

bat

sel

anju

tnya

ad

alah

ti

dak

je

lasn

ya p

enye

lesa

ian

su

atu

p

erka

ra

pid

ana

yan

g ju

stru

m

eru

gika

n p

eneg

akan

ke

adila

n,

kare

na

kead

ilan

ya

ng

dit

un

da-

tun

da

dap

at m

enim

bu

lkan

ke

tid

akad

ilan

(ju

stic

e d

ela

yed

is

just

ice

den

ied

). A

pal

agi,

den

gan

ad

anya

pen

cega

han

ke

lu

ar n

eger

i te

rhad

ap s

eora

ng

ters

angk

a ta

np

a b

atas

w

aktu

,

Page 104: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

92

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

gaki

bat

kan

ket

idak

beb

asan

b

agi

ters

angk

a d

alam

w

aktu

ya

ng

tid

ak

terb

atas

pu

la,

den

gan

ta

np

a m

end

apat

p

engu

ran

gan

p

idan

a jik

a p

ada

akh

irn

ya

ters

angk

a d

ijatu

hi

pid

ana

ole

h

pen

gad

ilan

se

per

ti

hal

nya

ter

san

gka/

terd

akw

a ya

ng

dik

enai

pen

ahan

an k

ota

seb

agai

man

a d

iatu

r d

alam

K

UH

AP

. H

al

dem

ikia

n,

men

uru

t M

K a

kan

men

imb

ulk

an

keti

dak

adila

n

bag

i se

ora

ng

ters

angk

a ya

ng

dik

enai

pen

cega

han

ke

luar

neg

eri t

anp

a b

atas

wak

tu y

ang

pas

ti.

Pen

cega

han

ke

lu

ar

neg

eri

mer

up

akan

p

emb

atas

an

atas

h

ak

kon

stit

usi

on

al

sese

ora

ng

un

tuk

“men

ingg

alka

n

wila

yah

neg

ara”

yan

g d

ijam

in o

leh

Pas

al 2

8E

ayat

(1

) U

UD

Tah

un

19

45

.

Sela

ma

per

pan

jan

gan

pen

cega

han

te

rseb

ut

dib

atas

i d

an

did

asar

kan

at

as

kead

ilan

d

an

kep

asti

an h

uku

m, m

aka

Pas

al 9

7 a

yat

(1)

UU

K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

tid

ak b

erte

nta

nga

n

den

gan

ko

nst

itu

si.

Nam

un

o

leh

ka

ren

a p

erp

anja

nga

n p

ence

gah

an k

e lu

ar n

eger

i yan

g d

iatu

r d

alam

P

asal

9

7 a

yat

(1)

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

se

bag

aim

ana

tern

yata

dal

am f

rasa

“d

an s

etia

p k

ali

dap

at

dip

erp

anja

ng

pal

ing

lam

a 6

b

ula

n”,

d

apat

Page 105: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

93

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

gaki

bat

kan

per

pan

jan

gan

pe

nce

gah

an k

e lu

ar

neg

eri

ber

laku

ta

np

a b

atas

w

aktu

se

hin

gga

men

imb

ulk

an k

etid

akp

asti

an h

uku

m

yan

g b

erar

ti

ber

ten

tan

gan

d

enga

n

UU

D T

ahu

n 1

94

5.

Dal

am

pu

tusa

nn

ya,

MK

m

enga

bu

lkan

p

erm

oh

on

an P

em

oh

on

un

tuk

seb

agia

n d

an

mem

utu

skan

b

ahw

a P

asal

9

7

ayat

(1

) U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1,

sep

anja

ng

fras

a "s

etia

p k

ali"

ber

ten

tan

gan

den

gan

UU

D N

RI

Tah

un

19

45

dan

tid

ak m

emp

un

yai

keku

atan

h

uku

m m

engi

kat,

Pas

al 9

7 a

yat

(1)

Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 6

Ta

hu

n

20

11

te

nta

ng

Kei

mig

rasi

an

men

jad

i “J

angk

a w

aktu

P

ence

gah

an

ber

laku

p

alin

g la

ma

6

(en

am)

bu

lan

dan

dap

at d

iper

pan

jan

g p

alin

g la

ma

6

(en

am)

bu

lan

”.

Den

gan

dem

ikia

n b

erd

asar

kan

Pu

tusa

n M

K

ini,

mak

a p

ence

gah

an d

apat

dila

kuka

n p

alin

g la

ma

6

bu

lan

d

an

dap

at

dip

erp

anja

ng

1x

pal

ing

lam

a 6

bu

lan

. D

alam

hal

pen

cega

han

m

asih

p

erlu

d

ilaku

kan

se

dan

gkan

ja

ngk

a w

aktu

seb

agai

man

a d

iten

tuka

n t

elah

hab

is,

bel

um

dit

emu

kan

pen

gatu

ran

yan

g m

enga

tur

men

gen

ai

hal

in

i d

alam

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

20

11

.

Page 106: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

94

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

16

. P

asal

11

6

Seti

ap O

ran

g A

sin

g ya

ng

tid

ak

mel

aku

kan

ke

waj

iban

nya

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am P

asal

71

dip

idan

a d

enga

n p

idan

a ku

run

gan

p

alin

g la

ma

3 (t

iga)

bu

lan

at

au p

idan

a d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p2

5.0

00

.00

0,0

0

(du

a p

ulu

h

lima

juta

ru

pia

h).

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pen

egak

an

Hu

kum

Kep

atu

han

ap

arat

p

eneg

ak

hu

kum

.

Seb

agai

man

a u

lasa

n p

ada

Pas

al 7

1,

fakt

a d

i la

pan

gan

b

agi

pen

erap

an

bu

nyi

p

asal

in

i se

rin

g ka

li te

rjad

i ke

tid

akse

suai

an,

Ora

ng

Asi

ng

yan

g ti

dak

mel

apo

rkan

kew

ajib

ann

ya

pad

a P

asal

7

1

men

dap

atka

n

san

ksi

san

gat

rin

gan

(d

end

a ya

ng

rin

gan

) at

au b

ahka

n t

idak

m

end

apat

kan

sa

nks

i sa

ma

seka

li,

den

gan

al

asan

ke

man

usi

aan

, in

vest

asi

dan

se

bag

ain

ya.

Jika

pen

erap

an s

anks

i ku

run

gan

su

lit u

ntu

k d

ilaku

kan

, d

irek

om

end

asik

an

jen

is

san

ksi

ber

up

a d

end

a d

enga

n m

ekan

ism

e se

sin

gkat

m

un

gkin

(p

utu

san

d

item

pat

) se

hin

gga

pen

egak

an

hu

kum

(e

fek

jera

) d

apat

d

ilaks

anak

an m

elal

ui m

ekan

ism

e ya

ng

mu

dah

b

agi p

etu

gas.

Terk

ait

pem

ber

ian

sa

nks

i ya

ng

leb

ih

ber

at

per

lu

dila

kuka

n

kajia

n

leb

ih

lan

jut

den

gan

m

emp

erh

atik

an

pro

po

rsi

hu

kum

an

san

ksi

pid

ana

terh

adap

ti

nd

ak

pid

ana

yan

g d

ilaku

kan

.

Teta

p

1.

Per

lu

kajia

n

leb

ih

lan

jut

terk

ait

pen

egak

an

hu

kum

p

asal

in

i. U

ntu

k m

emb

erik

an

efek

je

ra

terh

adap

o

ran

g as

ing

den

gan

p

enam

bah

an

san

ksi

pid

ana

bai

k d

end

a at

aup

un

ku

run

gan

ju

ga

per

lu

kajia

n

leb

ih la

nju

t.

2.

Dit

jen

Im

igra

si

mem

pu

nya

i tu

gas

un

tuk

mem

ber

ikan

p

enyu

luh

an

hu

kum

/in

form

asi

hu

kum

ke

pad

a o

ran

g

Page 107: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

95

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

asin

g,

pen

jam

in,

per

usa

haa

n,

pem

ilik

ho

tel,

dan

m

asya

raka

t u

mu

m l

ain

nya

te

rkai

t ke

waj

iban

ya

ng

har

us

dip

enu

hi

ole

h

mer

eka

dal

am

ran

gka

mel

aksa

nak

an

kete

ntu

an

keim

igra

sian

.

17

. P

asal

11

7

Pem

ilik

atau

p

engu

rus

tem

pat

pen

gin

apan

yan

g ti

dak

m

emb

erik

an

kete

ran

gan

at

au

tid

ak

mem

ber

ikan

dat

a O

ran

g A

sin

g ya

ng

men

gin

ap d

i ru

mah

at

au

di

tem

pat

p

engi

nap

ann

ya

sete

lah

d

imin

ta

ole

h

Pej

abat

Im

igra

si

yan

g b

ertu

gas

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Seja

lan

den

gan

an

alis

is p

ada

Pas

al 1

16

. Te

tap

1

. Per

lu

kajia

n

leb

ih

lan

jut

terk

ait

pen

egak

an

hu

kum

p

asal

in

i. U

ntu

k m

emb

erik

an

efek

je

ra

terh

adap

o

ran

g as

ing

Page 108: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

96

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

Pas

al 7

2 a

yat

(2)

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

kuru

nga

n

pal

ing

lam

a 3

(t

iga)

bu

lan

ata

u p

idan

a d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p2

5.0

00

.00

0,0

0

(du

a p

ulu

h li

ma

juta

ru

pia

h).

den

gan

p

enam

bah

an

san

ksi

pid

ana

bai

k d

end

a at

aup

un

ku

run

gan

ju

ga

per

lu

kajia

n

leb

ih la

nju

t.

2. D

itje

n I

mig

rasi

m

emp

un

yai

tuga

s u

ntu

k m

emb

erik

an

pen

yulu

han

h

uku

m/i

nfo

rmas

i h

uku

m

kep

ada

ora

ng

asin

g,

pen

jam

in,

per

usa

haa

n,

pem

ilik

ho

tel,

dan

m

asya

raka

t u

mu

m l

ain

nya

te

rkai

t ke

waj

iban

ya

ng

har

us

dip

enu

hi

ole

h

Page 109: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

97

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mer

eka

dal

am

ran

gka

mel

aksa

nak

an

kete

ntu

an

keim

igra

sian

.

18

. P

asal

11

8

Seti

ap

Pen

jam

in

yan

g d

enga

n

sen

gaja

m

emb

erik

an

kete

ran

gan

ti

dak

b

enar

at

au

tid

ak

mem

enu

hi

jam

inan

yan

g d

iber

ikan

nya

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am P

asal

63

aya

t (2

) d

an

ayat

(3

) d

ipid

ana

den

gan

p

idan

a p

enja

ra

pal

ing

lam

a 5

(lim

a) t

ahu

n

dan

pid

ana

den

da

pal

ing

ban

yak

Rp

50

0.0

00

.00

0,0

0

(lim

a ra

tus

juta

ru

pia

h).

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pen

egak

an

Hu

kum

Ras

ion

alit

as

san

ksi p

idan

a;

Seja

lan

den

gan

an

alis

is p

ada

Pas

al 1

16

. Te

tap

1

. P

erlu

ka

jian

le

bih

la

nju

t te

rkai

t p

eneg

akan

h

uku

m

pas

al

ini.

Un

tuk

mem

ber

ikan

ef

ek

jera

te

rhad

ap

ora

ng

asin

g d

enga

n

pen

amb

ahan

sa

nks

i p

idan

a b

aik

den

da

atau

pu

n

kuru

nga

n j

uga

p

erlu

ka

jian

le

bih

lan

jut.

2

. D

itje

n I

mig

rasi

m

emp

un

yai

tuga

s u

ntu

k

Page 110: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

98

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mem

ber

ikan

p

enyu

luh

an

hu

kum

/in

form

asi

hu

kum

ke

pad

a o

ran

g as

ing,

p

enja

min

, p

eru

sah

aan

, p

emili

k h

ote

l, d

an

mas

yara

kat

um

um

lai

nn

ya

terk

ait

kew

ajib

an

yan

g h

aru

s d

ipen

uh

i o

leh

m

erek

a d

alam

ra

ngk

a m

elak

san

akan

ke

ten

tuan

ke

imig

rasi

an.

19

. P

asal

11

9

(1)

Seti

ap

Ora

ng

Asi

ng

yan

g m

asu

k d

an/a

tau

b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

ya

ng

tid

ak

mem

iliki

D

oku

men

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Am

big

uit

as

Pad

a ay

at (2

) dis

ebu

tkan

bah

wa

"Set

iap

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

enga

n

sen

gaja

m

engg

un

akan

D

oku

men

Per

jala

nan

, te

tap

i d

iket

ahu

i at

au

pat

ut

did

uga

bah

wa

Do

kum

en P

erja

lan

an i

tu

pal

su a

tau

dip

alsu

kan

..."

Ub

ah

Seti

ap

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

enga

n

sen

gaja

m

engg

un

akan

D

oku

men

Page 111: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

99

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Per

jala

nan

d

an

Vis

a ya

ng

sah

d

an

mas

ih

ber

laku

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d d

alam

Pas

al

8

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

pen

jara

pal

ing

lam

a 5

(l

ima)

ta

hu

n

dan

p

idan

a d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p5

00

.00

0.0

00

,00

(l

ima

ratu

s ju

ta

rup

iah

).

(2)

Seti

ap

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

enga

n s

enga

ja

men

ggu

nak

an

Do

kum

en P

erja

lan

an,

teta

pi

dik

etah

ui

atau

p

atu

t d

idu

ga

bah

wa

Do

kum

en

Per

jala

nan

it

u

pal

su

atau

d

ipal

suka

n

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

pen

jara

pal

ing

lam

a 5

(l

ima)

ta

hu

n

dan

p

idan

a d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p5

00

.00

0.0

00

,00

kon

teks

kat

a 'd

iket

ahu

i ata

u p

atu

t d

idu

ga' i

ni

men

jad

i am

big

u,

dal

am

pem

bu

ktia

n

'dik

etah

ui'

dan

'pat

ut

did

uga

' aka

n d

item

uka

n

kesu

litan

kar

ena

dip

erlu

kan

pen

gaku

an d

ari

pel

aku

m

enge

nai

ke

tid

akta

hu

ann

ya,

dan

p

enen

tuan

to

lak

uku

r ap

akah

p

elak

u

men

geta

hu

i at

au p

atu

t m

end

uga

pem

alsu

an

Do

kum

en P

erja

lan

an t

erse

bu

t jik

a ti

dak

ad

a p

enga

kuan

.

Per

jala

nan

p

alsu

at

au

dip

alsu

kan

, d

ipid

ana

den

gan

p

idan

a p

enja

ra

pal

ing

lam

a 5

(lim

a) t

ahu

n d

an

pid

ana

den

da

pal

ing

ban

yak

Rp

50

0.0

00

.00

0,0

0 (

lima

ratu

s ju

ta

rup

iah

)

Page 112: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(lim

a ra

tus

juta

ru

pia

h).

20

. P

asal

12

0 a

yat

(1):

(

1) S

etia

p

ora

ng

yan

g m

elak

uka

n p

erb

uat

an

yan

g b

ertu

juan

m

enca

ri k

eun

tun

gan

, b

aik

seca

ra l

angs

un

g m

aup

un

ti

dak

la

ngs

un

g,

un

tuk

dir

i se

nd

iri

atau

u

ntu

k o

ran

g la

in

den

gan

m

emb

awa

sese

ora

ng

atau

kel

om

po

k o

ran

g,

bai

k se

cara

te

rorg

anis

asi m

aup

un

ti

dak

te

rorg

anis

asi,

atau

m

emer

inta

hka

n

ora

ng

lain

u

ntu

k m

emb

awa

sese

ora

ng

atau

kel

om

po

k o

ran

g,

bai

k se

cara

te

rorg

anis

asi m

aup

un

ti

dak

te

rorg

anis

asi,

yan

g ti

dak

m

emili

ki

hak

sec

ara

sah

un

tuk

mem

asu

ki

Wila

yah

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

D

efin

isi

atau

K

on

sep

A

dan

ya

per

bed

aan

d

efin

isi

atau

pu

n

kon

sep

di

anta

ra

du

a p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

atau

le

bih

te

rhad

ap

ob

jek

yan

g sa

ma

Pad

a P

asal

1 a

ngk

a 3

2 s

ud

ah t

erd

apat

def

inis

i p

enge

rtia

n

pen

yelu

nd

up

an

man

usi

a.

Dan

p

ada

pas

al

12

0

ayat

(1

) te

rjad

i re

pet

isi,

dim

ana

rum

usa

n

de

fin

isi

pen

yelu

nd

up

an

man

usi

a d

inar

asik

an

kem

bal

i, h

al

ini

ten

tu

mer

up

akan

ti

nd

akan

p

em

bo

rosa

n

kare

na

pad

a p

rin

sip

nya

bu

nyi

pas

al 1

20

aya

t (1

) dap

at

lan

gsu

ng

men

yeb

utk

an

Tin

dak

P

idan

a P

enye

lun

du

pan

Man

usi

a (L

ihat

Pas

al 1

20

aya

t (2

) se

bag

ai p

erb

and

inga

n).

Ub

ah

Pas

al 1

20

(1

) Se

tiap

o

ran

g ya

ng

mel

aku

kan

p

erb

uat

an

Pen

yelu

nd

up

an

Man

usi

a d

enga

n

pid

ana

pen

jara

p

alin

g si

ngk

at

5 (l

ima)

ta

hu

n

dan

p

alin

g la

ma

15

(lim

a b

elas

) ta

hu

n

dan

p

idan

a d

end

a p

alin

g se

dik

it

Rp

50

0.0

00

.00

0,0

0

(lim

a ra

tus

juta

ru

pia

h)

dan

p

alin

g

Page 113: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Ind

on

esia

ata

u k

elu

ar

dar

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

d

an/a

tau

m

asu

k w

ilaya

h n

ega

ra

lain

, ya

ng

ora

ng

ters

ebu

t ti

dak

m

emili

ki

hak

u

ntu

k m

emas

uki

w

ilaya

h

ters

ebu

t se

cara

sa

h,

bai

k d

enga

n

men

ggu

nak

an

do

kum

en

sah

m

aup

un

d

oku

men

p

alsu

, at

au

tan

pa

men

ggu

nak

an

Do

kum

en P

erja

lan

an,

bai

k m

elal

ui

pem

erik

saan

im

igra

si

mau

pu

n

tid

ak,

dip

idan

a ka

ren

a P

enye

lun

du

pan

M

anu

sia

den

gan

p

idan

a p

enja

ra p

alin

g si

ngk

at 5

(lim

a) t

ahu

n

dan

p

alin

g la

ma

15

(l

ima

bel

as) t

ahu

n d

an

pid

ana

den

da

pal

ing

ban

yak

Rp

1.5

00

.00

0.

00

0,0

0

(sat

u

mili

ar

lima

ratu

s ju

ta

rup

iah

).

(2)

Per

cob

aan

u

ntu

k m

elak

uka

n

tin

dak

p

idan

a P

enye

lun

du

pan

M

anu

sia

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

yan

g sa

ma

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1).

Page 114: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

sed

ikit

R

p5

00

.00

0.0

00

,00

(l

ima

ratu

s ju

ta

rup

iah

) d

an

pal

ing

ban

yak

Rp

1.5

00

.00

0.0

00

,00

(s

atu

mili

ar li

ma

ratu

s ju

ta r

up

iah

).

(2)

Per

cob

aan

u

ntu

k m

elak

uka

n

tin

dak

p

idan

a P

enye

lun

du

pan

M

anu

sia

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

yan

g sa

ma

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

).

21

. P

asal

12

6

Seti

ap o

ran

g ya

ng

den

gan

se

nga

ja:

a.

men

ggu

nak

an

Do

kum

en

Per

jala

nan

R

epu

blik

In

do

nes

ia

un

tuk

mas

uk

atau

ke

luar

W

ilaya

h

Ind

on

esia

, te

tap

i d

iket

ahu

i at

au

pat

ut

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, ka

ta

Kej

elas

an

Pad

a ru

mu

san

ka

ta

'dik

etah

ui

atau

p

atu

t d

idu

ga',

kata

te

rseb

ut

me

mili

ki

kon

teks

m

akn

a ya

ng

ber

bed

a.

Kat

a d

iket

ahu

i m

eru

pak

an

suat

u

kep

asti

an

ber

das

arka

n s

ebu

ah p

em

bu

ktia

n,

sem

enta

ra

kata

p

atu

t d

idu

ga

mas

ih

men

un

jukk

an

asu

msi

, b

elu

m k

epad

a ke

pas

tian

per

bu

atan

te

rseb

ut

tela

h

dib

ukt

ikan

se

hin

gga

kep

ada

Ub

ah

"Set

iap

o

ran

g ya

ng

den

gan

se

nga

ja

men

ggu

nak

an

Do

kum

en

Per

jala

nan

R

epu

blik

In

do

nes

ia

un

tuk

mas

uk

atau

Page 115: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

did

uga

b

ahw

a D

oku

men

P

erja

lan

an

Rep

ub

lik I

nd

on

esia

itu

p

alsu

ata

u d

ipal

suka

n

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

pen

jara

pal

ing

lam

a 5

(l

ima)

ta

hu

n

dan

p

idan

a d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p5

00

.00

0.0

00

,00

(l

ima

ratu

s ju

ta

rup

iah

);

yan

g b

ersa

ngk

uta

n

bis

a d

iken

akan

p

emid

anaa

n,

sem

enta

ra

kalim

at

lan

juta

nn

ya

adal

ah

pem

ber

ian

p

emid

anaa

n,

pad

ahal

te

rhad

ap

kata

dik

etah

ui t

etap

mem

erlu

kan

pem

bu

ktia

n

di

per

sid

anga

n

un

tuk

pen

jatu

han

p

idan

a,

sem

enta

ra

un

tuk

kata

p

atu

t d

idu

ga

jela

s m

emer

luka

n

up

aya

pe

mb

ukt

ian

aw

al

dan

la

nju

tan

un

tuk

mem

asti

kan

du

gaan

kelu

ar

wila

yah

In

do

nes

ia,

den

gan

m

emp

ergu

nak

an

Do

kum

en

Per

jala

nan

R

epu

blik

In

do

nes

ia

pal

su

atau

d

ipal

suka

n,

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

pen

jara

p

alin

g la

ma

5 (l

ima)

tah

un

dan

d

end

a p

alin

g b

anya

k R

p5

00

.00

0.0

00

,00

(lim

a ra

tus

juta

ru

pia

h)"

22

. P

asal

13

4

Seti

ap

Det

eni

yan

g d

enga

n s

enga

ja:

a.

mem

bu

at,

mem

iliki

, m

engg

un

akan

, d

an/a

tau

m

end

istr

ibu

sika

n

sen

jata

d

ipid

ana

den

gan

p

idan

a

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

D

efin

isi

atau

K

on

sep

A

dan

ya

per

bed

aan

d

efin

isi

atau

pu

n

kon

sep

di

anta

ra

du

a p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

atau

le

bih

te

rhad

ap

ob

jek

yan

g sa

ma

Di

Ind

on

esia

pen

ggu

naa

n s

enja

ta a

pi

dia

tur

dal

am U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

8

Tah

un

1

94

8 t

enta

ng

Pen

daf

tara

n d

an P

em

ber

ian

Izin

P

emak

aian

Sen

jata

Ap

i ser

ta U

nd

ang-

Un

dan

g D

aru

rat

No

mo

r 1

2

Tah

un

1

95

1

ten

tan

g M

ENG

UB

AH

"O

rdo

nn

anti

etijd

elijk

e B

ijzo

nd

ere

Stra

fbep

alin

gen

" (S

tbl.

19

48

No

mo

r 1

7)

Dan

U

nd

ang-

Un

dan

g R

epu

blik

In

do

nes

ia

Dah

ulu

N

om

or

8

Tah

un

Ub

ah

Jika

lau

ke

pad

a O

ran

g A

sin

g at

au

det

eni

ingi

n

dila

kuka

n

pen

gatu

ran

m

enge

nai

ke

pem

ilika

n

sen

jata

ap

i,

Page 116: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pen

jara

pal

ing

lam

a 3

(tig

a) t

ahu

n;

19

48

. Sem

enta

ra

itu

, p

rose

du

r ke

pem

ilika

n

sen

jata

ap

i d

iatu

r d

alam

Per

atu

ran

Kap

olr

i N

om

or

82

Ta

hu

n

20

04

te

nta

ng

Pet

un

juk

Pel

aksa

naa

n

Pen

gam

anan

P

enga

was

an

dan

P

enge

nd

alia

n

Sen

jata

A

pi

No

n

Org

anik

TN

I/P

OLR

I. D

alam

su

rat

itu

dis

ebu

tkan

lim

a ka

tego

ri

per

ora

nga

n

atau

p

eja

bat

ya

ng

dip

erb

ole

hka

n

mem

iliki

se

nja

ta

api

yakn

i p

ejab

at p

emer

inta

h,

pej

abat

sw

asta

, p

ejab

at

TNI/

PO

LRI,

pu

rnaw

iraw

an T

NI/

PO

LRI.

Ad

apu

n s

yara

t ke

pem

ilika

n s

enja

ta a

pi

yakn

i m

emili

ki

kem

amp

uan

at

au

kete

ram

pila

n

men

emb

ak m

inim

al k

las

III y

ang

dib

ukt

ikan

d

enga

n

sert

ifik

at

yan

g d

ikel

uar

kan

o

leh

in

stit

usi

p

elat

ihan

m

enem

bak

ya

ng

sud

ah

men

dap

at

izin

d

ari

Po

lri,

mem

iliki

ke

tera

mp

ilan

d

alam

m

eraw

at,

men

yim

pan

, d

an

men

gam

anka

nn

ya

seh

ingg

a te

rhin

dar

d

ari

pen

yala

hgu

naa

n,

sert

a m

emen

uh

i p

ersy

arat

an

ber

up

a ko

nd

isi

psi

kolo

gis

dan

sy

arat

med

is

Terd

apat

ju

ga

atu

ran

te

rkai

t ke

pem

ilika

n

sen

jata

ap

i u

ntu

k ke

pen

tin

gan

ola

hra

ga.

Hal

it

u d

iatu

r d

alam

Per

atu

ran

Kep

ala

Kep

olis

ian

N

egar

a R

epu

blik

In

do

nes

ia N

o.

8 T

ahu

n 2

01

2

ten

tan

g P

enga

was

an

dan

P

enge

nd

alia

n

seb

aikn

ya

pen

gatu

ran

m

eru

juk

pad

a p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

yan

g te

lah

ad

a se

bel

um

nya

, n

amu

n

hal

te

rseb

ut

dir

asak

an

tid

ak

dip

erlu

kan

ka

ren

a m

eman

g te

lah

ad

a at

ura

n

men

gen

ai h

al i

ni

seb

elu

mn

ya,

seyo

gyan

ya

pen

gatu

ran

m

enge

nai

ke

imig

rasi

an

ber

foku

s p

ada

hal

ih

wal

la

lu

linta

s o

ran

g se

bag

aim

ana

mem

ang

yan

g te

lah

d

igar

iska

n

Page 117: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Sen

jata

A

pi

Un

tuk

Kep

enti

nga

n

Ola

hra

ga

pen

gatu

ran

ya

ng

ber

gan

da

bis

a m

emb

uka

p

elu

ang

du

alis

me

hu

kum

. Se

lain

itu

pas

al i

ni

men

gatu

r ke

pem

ilika

n s

enja

ta a

pi o

leh

det

eni

saja

, d

an

tid

ak

men

gatu

r jik

a O

ran

g A

sin

g se

cara

u

mu

m.

jika

mem

ang

pen

gatu

ran

m

enge

nai

kep

emili

kan

sen

jata

ap

i tel

ah d

iatu

r se

cara

um

um

dal

am h

uku

m n

egar

a R

I m

aka

atu

ran

ter

seb

ut

ber

laku

sec

ara

um

um

kep

ada

seti

ap o

ran

g ya

ng

ber

ada

di w

ilaya

h n

egar

a R

I

men

gen

ai

keim

igra

sian

23

. P

asal

13

5

Seti

ap

ora

ng

yan

g m

elak

uka

n

per

kaw

inan

se

mu

d

enga

n

tuju

an

un

tuk

mem

per

ole

h

Do

kum

en

Kei

mig

rasi

an

dan

/ata

u

un

tuk

mem

per

ole

h

stat

us

kew

arga

neg

araa

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

d

ipid

ana

den

gan

p

idan

a p

enja

ra

pal

ing

lam

a 5

(l

ima)

tah

un

dan

pid

ana

den

da

pal

ing

ban

yak

Rp

50

0.0

00

.00

0,

00

(lim

a ra

tus

juta

ru

pia

h).

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Bu

day

a H

uku

m

Mas

yara

kat

Mas

yara

kat

mem

atu

hi

per

atu

ran

.

Per

kaw

inan

sem

u s

erin

g ka

li d

ilaku

kan

ole

h

Ora

ng

Asi

ng

yan

g m

em

iliki

kep

enti

nga

n u

ntu

k ti

ngg

al

di

Ind

on

esia

at

au

men

jad

i w

arga

n

egar

a In

do

nes

ia,

den

gan

m

eman

faat

kan

ke

mu

dah

an u

ntu

k m

end

apat

kan

ijin

tin

ggal

te

tap

at

au

kew

arga

neg

araa

n

jika

sud

ah

men

ikah

d

enga

n

War

ga

Neg

ara

Ind

on

esia

. N

amu

n

pem

bu

ktia

n

per

kaw

inan

se

mu

in

i ti

dak

mu

dah

, kec

ual

i jik

a m

eman

g p

ern

ikah

an

ters

ebu

t ti

dak

m

emen

uh

i sy

arat

-sya

rat

per

kaw

inan

ya

ng

sah

m

enu

rut

hu

kum

p

erka

win

an

RI.

Nam

un

jik

a p

erka

win

an

ters

ebu

t d

ilaks

anak

an s

esu

ai d

enga

n h

uku

m

per

kaw

inan

RI,

seka

lipu

n a

da

nia

tan

bu

ruk

dar

i p

erka

win

an t

erse

bu

t, m

aka

sulit

un

tuk

Ub

ah

Dip

erlu

kan

ru

mu

san

n

orm

a ya

ng

leb

ih s

esu

ai

apak

ah

ber

up

a sa

nks

i ya

ng

mem

ber

ikan

ef

ek

jera

, m

aup

un

at

ura

n

yan

g m

emb

erik

an

kon

dis

i le

bih

ke

tat

bag

i W

NA

u

ntu

k m

end

apat

kan

d

oku

men

ke

imig

rasi

an

Page 118: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

10

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

gan

ggap

p

erka

win

an

itu

se

bag

ai

per

kaw

inan

sem

u.

mau

pu

n

stat

us

kew

arga

neg

araa

n

mel

alu

i ja

lur

per

nik

ahan

ca

mp

ura

n

Page 119: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 107

BAB III

HASIL EVALUASI TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT KEIMIGRASIAN

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(UU Ketenagakerjaan Tahun 2003) ini sebanyak 16 pasal yang telah diputus

Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga pasal-pasal tersebut ada yang tidak

memiliki kekuatan hukum mengikat atau tidak memiliki kekuatan hukum

mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagaimana putusan MK yang

bersangkutan. Pasal-pasal tersebut adalah: Pasal 158, Pasal 159, Pasal 160, Pasal

170, Pasal 171, Pasal 186, Pasal 120, Pasal 155, Pasal 65, Pasal 66, Pasal 164,

Pasal 169, Pasal 96, 95, dan Pasal 90. UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 ini

beberapa kali diajukan judicial review ke MK. Keputusan MK hasil judicial review

tersebut yaitu: Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003, Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 015/PUU-VII/2009, Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 37/PUU-IX/2011, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-

IX/2011, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011, Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 58/PUU-IX/2011, Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 100/PUU-X/2012, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-

XI/2013, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 7/PUU-XII/2014, Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 72/PUU-XIII/2015, dan Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 13/PUU-XV/2017.59

Dalam laporan ini, evaluasi terhadap UU Ketenagakerjaan Tahun 2003

sebagian besar merupakan hasil evaluasi yang sudah pernah dilakukan oleh Pokja

Analisis dan Evaluasi Hukum terkait ketenagakerjaan. Sementara Pokja Analisis

dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian hanya difokuskan pada pasal-pasal

terkait penggunaan TKA, yang hanya mengambil sebagian kecil pasal-pasal dalam

UU Ketenagakerjaan Tahun 2003.

59 Hukum Online, “Berbagai Putusan MK yang Mengubah UU Ketenagakerjaan”,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5078c83ecf921/berbagai-putusan-mk-yang-mengubah-uu-ketenagakerjaan/ (diakses 20 Oktober 2020)

Page 120: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 108

Pasal 1 ayat (13) UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 menyebutkan bahwa

yang dimaksud dengan TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan

maksud bekerja di wilayah Indonesia. Penggunaan TKA tidak dapat dihindari,

beberapa alasan berikut menjadi alasan mengapa TKA ada di Indonesia:

a. Meningkatkan investasi asing sebagai penunjang modal

pembangunan di Indonesia

b. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional pada

bidang- bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja

Indonesia.

c. Mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan

mempercepat proses alih teknologi atau alih ilmu pengetahuan,

terutama di bidang industri.

d. Memberikan perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja

Indonesia.

Berdasarkan informasi dari Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan,

Maruli Apul Hasoloan bahwa jumlah TKA sampai akhir 2018 lalu mencapai 95.335

orang. Angka ini meningkat 10,88 % dibanding sepanjang 2017 lalu yang

mencapai 85.974 orang. Jika diperinci, dari TKA berjumlah 95.335 orang itu

terdapat tenaga asing profesional yang menyumbang sebesar 30.626 orang,

manajer sebanyak 21.237 orang, dan adviser/konsultan/ ireksi sebanyak 30.708

orang. Selanjutnya, jumlah TKA yang bekerja di Indonesia itu masih dalam level

tenaga profesional bukan buruh kasar yang tidak memiliki keahlian. Adapun jika

dilihat dari negara asalnya, sampai 2018 TKA yang bekerja di Indonesia masih

didominasi dari China dengan jumlah 32.000 orang. Setelah itu berturut-turut,

Jepang 13.897 orang, Korea 9.686 orang, India 6.895 orang, dan Malaysia 4.667

orang.60

TKA yang bekerja ini hanya boleh mengisi beberapa sektor antara lain

bidang konstruksi, real estate, pendidikan, kehutanan, pertanian, perikanan,

informasi dan telekomunikasi dan pertambangan. Sedangkan posisi jabatan yang

tidak boleh diisi oleh TKA menurut Kepmenaker Nomor 40 Tahun 2012 ada 19

antara lain Direktur Personalia, Manajer Hubungan Industrial, Manajer

60 Kompas, Naik 10,88 Persen, “Pekerja Asing Selama 2018 Didominasi dari China”, https://

ekonomi.kompas.com/read/2019/01/14/061100626/naik-10-88-persen-pekerjaasing-selama-2018-didominasi-dari-china?page=all%0 (diakses tanggal 15 September 2020).

Page 121: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 109

Personalia, dan sebagainya. Sebagian besar jabatan tersebut terkait dengan

manajemen human resources di suatu perusahaan.

Secara umum TKA yang berada di Indonesia dikategorikan pada 2 (dua)

kategori, yaitu:61

a. TKA legal (memiliki dokumen resmi), dimana TKA jenis ini memiliki

dokumen keimigrasian yang resmi dan memiliki izin ketenagakerjaan

yang sesuai peraturan perundang-undangan. 62

b. TKA ilegal (tidak memiliki dokumen resmi), baik itu dokumen

keimigrasian maupun izin ketenagakerjaan. Pemberi kerja dapat

memperkerjakan TKA untuk bekerja di Indonesia. Namun, jika

penggunaan TKA tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh

UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 berarti telah memperkerjakan TKA

ilegal. Penggunaan TKA ilegal merupakan hal yang melanggar hukum

dan dapat menimbulkan akibat hukum berupa sanksi pidana. Sanksi

pidana dapat dikenakan kepada TKA maupun kepada pemberi kerja

yang telah mempekerjakan orang asing yang melanggar ketentuan

Pasal 185 UU Ketenagakerjaan Tahun 2003.

Menurut Menaker Hanif Dakhiri, keberadaan TKA ilegal merupakan salah

satu persoalan yang terjadi pada banyak negara-negara dunia di tengah dinamika

ekonomi global yang semakin terbuka saat ini. Indonesia sendiri sudah

menerapkan regulasi yang jelas dan ketat dalam hal penggunaan jasa TKA oleh

perusahaan, baik dari sisi pengendalian maupun dari sisi pengawasan. Oleh

karenanya, investasi asing di Indonesia tidak bisa secara serta merta dipandang

sebagai keran kedatangan TKA dalam jumlah yang besar, karena sekalipun

investasi asing dapat menyertakan tenaga kerja dari luar negeri, tetapi pekerja

dari luar negeri dibatasi pada aturan jabatan dan waktu.63 Hal ini dipertegas

dengan aturan bahwa pemberi kerja yang akan menggunakan TKA wajib memiliki

izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk dan pemberi kerja dan orang

61 Paparan Pusjianbang Balitbang Hukum dan HAM 2017 dikutip oleh Ahmad Jazuli, “Eksistensi

Tenaga Kerja Asing Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Keimigrasian”, JIKH Vol.12 No.1 Maret 2018, hlm. 94

62 Lihat Pasal 8 jo Pasal 39 UU Keimigrasian Tahun 2011. 63 Nusa kini, “Isu TKA Harus Ditanggapi Secara Obyektif Dan Proporsional”,

https://www.nusakini.com/news/isu-tka-harus-ditanggapi-secara-obyektif-dan-proporsional, (diakses tanggal 13 September 2020)

Page 122: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 110

perseorangan dilarang memperkerjakan TKA.64 Pemberi kerja TKA wajib

mengajukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk

memperoleh Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) serta bersedia

untuk dikenakan retribusi. Mekanisme dan prosedur mempergunakan TKA yang

sangat ketat dengan kewajiban membuat RPTKA oleh pemberi kerja

dimaksudkan pengguna tenaga kerja asing dilaksanakan secara selektif dalam

rangka pemberdayaan tenaga kerja lokal secara optimal, sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2018

Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Berikut merupakan alur permohonan penggunaan TKA:65

Dalam investigasi yang dilakukan oleh Ombudsman RI terkait

penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka penempatan dan

pengawasan TKA di Indonesia, yang dilakukan pengambilan data di 7

Provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Papua

Barat, Sumatera Utara, dan kepulauan Riau. Dalam investigasi tersebut,

Ombudsman RI menemukan permasalahan dalam penempatan tenaga

kerja asing yakni belum terintegrasinya data antara

Kementerian/Lembaga Pusat dengan Pemerintah Daerah mengenai

64 Lihat Pasal 42 UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 65 Disampaikan oleh J Erikson Sinambela dalam Forum Group Discusion Kelompok Kerja Analisis dan

Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 28 Juli 2020

Page 123: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 111

jumlah, persebaran, dan alur keluar masuknya TKA di Indonesia.

Pengintegrasian data menjadi sangat penting karena sampai saat ini

masih ditemukan disparitas data TKA antara Ditjen Imigrasi dengan

Kemnaker, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan data yang

digunakan, jika Ditjen Imigrasi berdasarkan data perlintasan orang asing

(sehingga jumlah orang asing yang masuk akan terus bertambah setiap

saat), sementara Kemnaker data diperoleh berdasarkan dokumen izin

untuk bekerja (Izin Menggunakan TKA/IMTA). Ketiadaan suatu sistem

database terpadu (integrated database system) yang bisa diakses oleh

pemangku kepentingan dan masyarakat secara umum dapat

menimbulkan interpretasi yang berbeda terkait jumlah TKA di Indonesia.

Dalam UU Ketenagakerjaan, pengaturan terkait tenaga kerja asing

(TKA) dalam UU ini diatur dalam Bab VIII, Pasal 42 – Pasal 49. Dari hasil

analisis dan evaluasi pasal-pasal terkait dengan penggunaan TKA, secara

umum telah memenuhi prinsip-prinsip enam dimensi evaluasi peraturan

perundang-undangan. Namun ada beberapa catatan terhadap peraturan

pelaksanaan dari pasal-pasal terkait penggunaan TKA yang tidak sesuai

dengan pengaturan dalam UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 ini.

Dalam Pasal 42 ayat (4) Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun

2003 jo. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2014 jo. Peraturan Menteri

Nomor 16 Tahun 2015 jo. Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2015

ditentukan bahwa “Tenaga Kerja Asing hanya dapat dipekerjakan di

Indonesia untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.” Artinya hubungan

kerja Tenaga Kerja Asing harus dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu.

Namun tidak ada pengaturan mengenai bagaimana jika dalam

masa perjanjian, Perjanjian Kerja dinyatakan batal demi hukum atau

dibatalkan oleh Putusan Pengadilan atau Undang-Undang atau karena

pelanggaran yang menyebabkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu menjadi

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.

Contoh Kasus: Pasal 57 ayat (1) dan (2) Undang-Undang

Ketenagakerjaan Tahun 2003 mengatur bahwa Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu harus dibuat secara tertulis dan dalam bahasa Indonesia.

Pelanggaran hal tersebut maka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut

dinyatakan sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.

Page 124: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 112

Dalam Perkara Nomor 29 PK/PDT. SUS/2010, yang mana Tenaga

Kerja Asing yang dipekerjakan berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu yang dibuat dalam bahasa Inggris, dan pekerja yang

bersangkutan masih bekerja padahal masa waktu Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu telah berakhir. Perselisihan tersebut terjadi saat perusahaan

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak. Mahkamah

Agung saat itu menghukum Perusahaan untuk membayar kompensasi

Pemutusan Hubungan Kerja sebagai pekerja tetap dengan membayarkan

hak-hak pekerja sebagaimana diatur dimaksud dalam Pasal 156 ayat (2)

s/d (4) Undang-Undang Ketenagakerjaan. Putusan tersebut bertentangan

dengan Pasal 42 ayat (4) Undang-Undang Ketenagakerjaan. Dari contoh

kasus di atas dapat disimpulkan adanya kekosongan hukum yang

menyebabkan ketidakpastian hukum yang dapat memicu timbulnya

Perselisihan Hubungan Industrial. Dalam peraturan pelaksananya,

sebagaimana diamanatkan ayat (5) pasal ini yaitu (Permen), perlu diatur

lebih rinci mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana

dimaksud dalam ayat (4).

Catatan-catatan penting di luar pasal tersebut, sangat krusial

untuk diperhatikan dalam penyusunan RUU perubahan (atau

penggantian) UU Ketenagakerjaan, mengingat UU beberapa kali telah

dibatalkan oleh MK dalam putusan judicial review. Lebih detail hasil

analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 125: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

11

3

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 1

3 ta

hu

n 2

003

ten

tan

g Ke

ten

agak

erja

an

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Pas

al 4

7

1)

Pem

ber

i ke

rja

waj

ib

mem

bay

ar

kom

pen

sasi

at

as

seti

ap t

enag

a ke

rja

asin

g ya

ng

dip

eker

jaka

nn

ya.

2)

Kew

ajib

an

mem

bay

ar

kom

pen

sasi

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d d

alam

aya

t (1

) tid

ak

ber

laku

b

agi

inst

ansi

p

emer

inta

h,

per

wak

ilan

n

egar

a as

ing,

b

adan

-bad

an

inte

rnas

ion

al, l

emb

aga

sosi

al,

lem

bag

a ke

agam

aan

, d

an

jab

atan

-jab

atan

te

rten

tu

di

lem

bag

a p

end

idik

an.

3)

Ket

entu

an m

enge

nai

jab

atan

-ja

bat

an t

erte

ntu

di

lem

bag

a p

end

idik

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

ay

at

(2)

dia

tur

den

gan

K

epu

tusa

n

Men

teri

. 4

) K

eten

tuan

m

enge

nai

b

esar

nya

ko

mp

ensa

si

dan

p

engg

un

aan

nya

d

iatu

r Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek S

tan

dar

O

per

asio

nal

P

elak

san

a

Ket

erse

dia

an

SOP

yan

g je

las,

le

ngk

ap d

an

ben

ar-b

enar

d

iter

apka

n.

Pem

bay

aran

ko

mp

ensa

si

dila

kuka

n

mel

alu

i d

ua

jen

is y

aitu

pem

bay

aran

D

KP

-TK

A y

ang

mer

up

akan

PN

BP

yan

g b

erla

ku

pad

a K

emen

teri

an

Ket

enag

aker

jaan

, dan

p

emb

ayar

an

retr

ibu

si

dae

rah

ya

ng

mer

up

akan

p

end

apat

an d

aera

h.

Per

da

yan

g m

enet

apka

n

bes

arn

ya

retr

ibu

si

bel

um

se

pen

uh

nya

d

iatu

r o

leh

P

emd

a,

seh

ingg

a d

alam

p

ener

bit

an

per

pan

jan

gan

IM

TA

beb

erap

a d

aera

h

men

gala

mi

kesu

litan

d

alam

p

enar

ikan

re

trib

usi

nya

.

Pem

anfa

atan

PN

BP

sen

dir

i m

emili

ki

pro

sed

ur

tert

entu

ses

uai

den

gan

PU

U

yan

g m

enga

tur

PN

BP

, m

aka

per

lu

dis

usu

n

SOP

ya

ng

jela

s u

ntu

k p

emb

ayar

an

kom

pen

sasi

d

an

pem

anfa

atan

nya

, se

hin

gga

dap

at

dia

was

i den

gan

bai

k.

Ub

ah

Page 126: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

11

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

den

gan

P

erat

ura

n

Pem

erin

tah

. M

enge

nai

p

enga

tura

n

leb

ih

lan

jut

yan

g te

rcan

tum

pad

a ay

at (3

), d

itin

jau

d

ari

kon

sep

h

iera

rki

PU

U,

mak

a am

anat

pen

gatu

ran

leb

ih h

end

akn

ya

ber

jen

jan

g.

Seh

ingg

a ku

ran

g te

pat

jik

a p

enga

tura

n le

bih

lan

jut

dar

i Pas

al

ini

dib

uat

dal

am b

entu

k K

epu

tusa

n

Men

teri

. Id

ealn

ya

UU

m

enga

man

atka

n

pen

gatu

ran

le

bih

la

nju

t ke

pad

a P

erat

ura

n P

emer

inta

h

atau

Per

atu

ran

Pre

sid

en.

2.

Pas

al 4

9

Ket

entu

an

men

gen

ai

pen

ggu

naa

n t

enag

a ke

rja

asin

g se

rta

pel

aksa

naa

n p

end

idik

an

dan

p

elat

ihan

te

nag

a ke

rja

pen

dam

pin

g d

iatu

r d

enga

n

Kep

utu

san

Pre

sid

en.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pen

gaw

asan

A

dan

ya

inst

rum

en

mo

nit

ori

ng

dan

ev

alu

asi.

Pad

a p

rakt

ikn

ya

pel

aksa

naa

n

pen

did

ikan

d

an

pel

atih

an

ten

aga

kerj

a p

end

amp

ing

ini

bel

um

d

apat

te

rmo

nit

or

den

gan

bai

k.

Am

anat

p

enga

tura

n

leb

ih

lan

jut

men

gen

ai P

end

idik

an d

an p

elat

ihan

h

end

akn

ya d

iatu

r d

enga

n P

erat

ura

n

Pem

erin

tah

.

Ub

ah

Page 127: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 115

2. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja

Migran Indonesia

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang

Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU Pelindungan PMI Tahun 2017) maka

Undang-Undang 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Undang-undang ini secara

mendasar mengubah ketentuan definisi Tenaga Kerja Indonesia menjadi Pekerja

Migran Indonesia, dengan pertimbangan bahwa tujuan UU ini adalah menyasar

pada tenaga kerja Indonesia yang akan, sedang atau telah melakukan pekerjaan

dengan menerima upah di luar wilayah Indonesia yang disebut dengan Pekerja

Migran Indonesia (PMI). Perlindungan yang diberikan kepada PMI yang telah

melakukan pekerjaan tidak hanya ketika mereka bekerja di luar wilayah

Indonesia tetapi juga saat kembali ke Indonesia sesuai yang telah diatur dalam

Pasal 24 tentang Perlindungan setelah bekerja.

Dalam beberapa kasus, PMI kerap menjadi korban Tindak Pidana

Perdagangan Orang (TPPO). Hal tersebut telah menjadi perhatian utama

pemerintah Indonesia serta mengundang atensi dunia internasional. Terkait hal

tersebut, Jajaran Ditjen Imigrasi memiliki peran penting dalam menjalankan

perlindungan terhadap PMI tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri

dimana hal tersebut tidak terlepas dari peran kerja sama Immigration to

Immigration (I to I) antara Pemerintah Indonesia (melalui atase imigrasi di

Perwakilan RI) dengan Instansi Pelaksana Fungsi Keimigrasian Negara Penerima

PMI. Upaya pencegahan tidak hanya dengan penundaan pelayanan paspor dan

penundaan keberangkatan CPMI yang belum mempunyai visa kerja, tetapi juga

memperketat verifikasi dan wawancara kepada Pemohon paspor serta

meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan seluruh pihak yang membidangi

dalam rangka pencegahan penyalahgunaan dokumen oleh PMI-NP.

Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Migran Care66 dalam FGD

Pokja di BPHN, beberapa regulasi telah bersifat progresif dalam memberikan

pengaturan perlindungan terhadap PMI yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2012 tentang Ratifikasi Konvensi Internasional tentang Perlindungan

66 Informasi lebih lanjut mengenai lembaga swadaya masyarakat ini melalui

https://migrantcare.net.

Page 128: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 116

Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya, UU Pelindungan PMI Tahun 2017, dan

Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pekerja Asing di Indonesia.67

Lebih lanjut dalam paparannya, Anis Hidayah sebagai wakil dari Migran Care

menyampaikan perkembangan implementasi secara umum dari masing-masing

regulasi tersebut:

(diambil dari: paparan Migran Care dalam FGD Pokja BPHN, 2020)

Beberapa catatan yang disampaikan oleh Anis Hidayah dari Migran Care

dalam FGD Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian yang

dilaksanakan di BPHN, antara lain:

a. UU Pelindungan PMI Tahun 2017 memandatkan 28 peraturan

turunan mengenai perlindungan PMI yang kemudian

disederhanakan menjadi 13 aturan turunan, yang terdiri dari 3

Peraturan Pemerintah, 2 Peraturan Presiden, 5 Peraturan Menteri,

dan 3 Peraturan Kepala BP2MI. 3 PP yang diamanatkan merupakan

penyederhanaan dari 11 PP yaitu PP tentang penempatan oleh

BP2MI yang merupakan mandat Pasal 50, PP tentang Pelindungan

bagi PMI yang merupakan gabungan dari mandat Pasal 20, Pasal 23,

Pasal 28, Pasal 36, Pasal 38, Pasal 43, Pasal 52, Pasal 75, dan Pasal 76,

67 Paparan Anies Hidayah Direktur Migran Care dalam Forum Group Discussion Kelompok Kerja

Analisis dan Evaluasi Hukum terkait Keimigrasian di BPHN tanggal 28 Juli 2020.

Regulasi Implementasi

UU No 21/2007 Penegakan hukum mulai menunjukkan optimalisasi penjatuhan sanksi pidana, namun terkendala dalam implementasi restitusi karena PerMA belum terbit, sehingga belum bisa dilakukan sita harta terpidana trafficking

UU No 6/2012 Harmonisasi kebijakan nasional, UU Nomor 18/2017

UU No 18/2017 Mandat 28 aturan turunan: 2 Perpres, 11 PP, 12 Permen, dan 2 Perka BP2MI. Diterbitkan 13 aturan turunan. Semestinya harus terbit semua aturan turunan 20 November 2019

Perpres No 20/2018 Terbatasnya tenaga pengawas. Belum adanya transparansi laporan pengawasan ketenagakerjaan baik terhadap tenaga kerja Indonesia maupun TKA

Page 129: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 117

serta PP tentang Pelindungan Awak Kapal Niaga dan Pelaut

Perikanan, mandat Pasal 64. Sementara 12 Permen disederhanakan

menjadi 5, yaitu: Permen Tentang Jaminan Sosial, mandat pasal 29;

Permen Tentang Tata Cara Penempatan PMI oleh P3MI, gabungan

mandat pasal 60, pasal 61, dan pasal 64; Permen Tentang Tata Cara

Pemberian Izin P3MI, gabungan mandat pasal 37, pasal 51, pasal 53,

pasal 54, pasal 55, pasal 57, dan pasal 74; Permen Tentang

Penghentian dan Pelarangan Penempatan PMI, mandat pasal 32; dan

Permen Tentang sanksi administrasi bagi P3MI, mandat pasal 37.

b. Berbagai Peraturan Daerah baik di tingkat desa, kabupaten/kota dan

provinsi tentang perlindungan pekerja migran belum ada upaya

harmonisasi dengan ketentuan UU PPMI. Padahal kewenangan

pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan kewenangan Desa

disebutkan dalam Pasal 41 dan Pasal 42

c. Ketentuan Pasal 54 ayat (1), Pasal 82, dan Pasal 85 sedang

dimohonkan judicial review di Mahkamah Konstitusi dengan No.

83/PUU-XVII/2019 yang diajukan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa TKI

Swasta (ASPATAKI) pada bulan November 2019. Menurut Pemohon

ASPATAKI ketentuan dalam pasal-pasal tersebut sangat

memberatkan pelaku usaha terutama terkait dengan ketentuan

modal minimal 5 Miliar yang diatur dalam Pasal 54. Sedangkan pasal

lainnya menempatkan Perusahaan penempatan PMI menjadi

terbatas ruang geraknya. Padahal dalam paparannya, Migran Care

berpendapat bahwa ketentuan Pasal 82 dan Pasal 85 merupakan

ketentuan pidana yang memberikan kepastian hukum bagi pekerja

migran yang ditempatkan tidak sesuai dengan kontrak kerja yang

selama ini menjadi modus perdagangan manusia. Kedua pasal ini

untuk memberikan efek jera dan menghapus impunitas yang selama

ini secara masif dilakukan oleh perusahaan jasa PMI yang tidak

bertanggungjawab.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi tersebut diperlukan pengaturan

lebih jauh mengenai pelaksanaan Penempatan Kerja dan sistem koordinasi oleh

Kementerian dan Lembaga terkait pembinaan dan pengawasan dalam rangka

pelindungan PMI. Secara umum UU ini masih dapat dipertahankan. Lebih detail

hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 130: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

11

8

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 1

8 ta

hu

n 2

017

ten

tan

g Pe

rlin

du

nga

n P

eker

ja M

igra

n In

do

nes

ia

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Pas

al

20

, P

asal

2

3,

Pas

al

28

, P

asal

2

9,

Pas

al

32

, P

asal

3

6,

Pas

al

37

, P

asal

3

8,

Pas

al

43

, P

asal

5

1,

Pas

al

52

, P

asal

5

3,

Pas

al

54

, P

asal

5

5,

Pas

al

57

, P

asal

6

0,

Pas

al

61

, P

asal

6

4,

Pas

al

74

, P

asal

7

5,

Pas

al 7

6,

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

Op

eras

ion

al

atau

ti

dak

nya

p

erat

ura

n

Dar

i se

gi

per

atu

ran

p

elak

san

a d

an

per

atu

ran

tu

run

an

bel

um

d

itet

apka

n

Bah

wa

UU

in

i m

enga

man

atka

n

28

per

atu

ran

tu

run

an b

aik

ber

up

a p

erat

ura

n

pem

erin

tah

, per

atu

ran

pre

sid

en, m

aup

un

p

erat

ura

n s

etin

gkat

men

teri

. Ber

das

arka

n

Kep

utu

san

P

resi

den

N

om

or

11

ta

hu

n

20

19

Pem

erin

tah

men

yed

erh

anak

an 2

8

atu

ran

tu

run

an

ters

ebu

t m

enja

di

13

atu

ran

tu

run

an

yan

g te

rdir

i d

ari

3

per

atu

ran

p

emer

inta

h,

2

per

atu

ran

p

resi

den

, 5

p

erat

ura

n

men

teri

, d

an

3

per

atu

ran

Kep

ala

BP

2M

I.

Atu

ran

tu

run

an

ini

seh

aru

snya

su

dah

te

rbit

p

ada

No

vem

ber

2

01

9,

nam

un

h

ingg

a ak

hir

ta

hu

n

20

20

in

i m

asih

m

enyi

saka

n 2

RP

P y

akn

i RP

P P

elak

san

aan

P

elin

du

nga

n

Pek

erja

M

igra

n

Ind

on

esia

d

an

RP

P

Pen

emp

atan

d

an

Pel

ind

un

gan

A

wak

Kap

al N

iaga

Mig

ran

dan

Aw

ak K

apal

P

erik

anan

Mig

ran

ser

ta s

atu

Ran

can

gan

P

erp

res

(Ran

can

gan

Per

pre

s Tu

gas

dan

W

ewen

ang

Ata

se K

eten

agak

erja

an)

yan

g m

asih

d

alam

p

emb

ahas

an.

Hal

in

i b

erd

amp

ak

pel

aksa

naa

n

UU

in

i b

elu

m

ber

jala

n e

fekt

if.

Teta

p

Nam

un

per

lu s

eger

a d

itet

apka

n 1

3 a

tura

n

turu

nan

dar

i UU

ini.

Page 131: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

11

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(dis

amp

aika

n

ole

h

R

Wis

anto

ro

dar

i B

P2

MI

dal

am

Foru

m

Gro

up

D

iscu

ssio

n K

elo

mp

ok

Ker

ja

An

alis

is

dan

Ev

alu

asi

Hu

kum

te

rkai

t K

eim

igra

sian

d

i B

PH

N

tan

ggal

28

Ju

li 2

02

0)

2.

Pas

al 4

1 jo

. Pas

al 4

2

Pas

al 4

1

Pem

erin

tah

D

aera

h

kab

up

aten

/ ko

ta

mem

iliki

tu

gas

dan

ta

ngg

un

g ja

wab

: a.

m

enyo

sial

isas

ikan

in

form

asi

dan

p

erm

inta

an P

eker

ja

Mig

ran

In

do

nes

ia

kep

ada

mas

yara

kat;

… (

dan

set

eru

snya

)

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

koo

rdin

asi

kele

mb

agaa

n/t

ata

org

anis

asi

Efek

tivi

tas

koo

rdin

asi

anta

r in

stan

si

terk

ait

Mas

ih p

erlu

du

kun

gan

dar

i P

emer

inta

h

Dae

rah

d

ari

mu

lai

tin

gkat

d

esa,

ka

bu

pat

en/k

ota

sam

pai

den

gan

Pro

vin

si,

den

gan

m

enet

apka

n

Per

atu

ran

D

aera

h

yan

g su

dah

te

rhar

mo

nis

asi/

ters

inkr

on

isas

i d

enga

n

kete

ntu

an U

U in

i

Teta

p

Nam

un

p

erlu

d

iper

hat

ikan

p

erlu

nya

sin

kro

nis

asi

atau

h

arm

on

isas

i b

erb

agai

at

ura

n

dae

rah

b

aik

di

tin

gkat

d

esa,

ka

bu

pat

en/k

ota

dan

p

rovi

nsi

d

enga

n

atu

ran

UU

ini.

3.

Pas

al 7

5 jo

. Pas

al 7

6

Pas

al 7

5:

Pem

erin

tah

Pu

sat

dan

P

emer

inta

h D

aera

h

mel

aku

kan

pem

bin

aan

te

rhad

ap

lem

bag

a ya

ng

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

koo

rdin

asi

kele

mb

agaa

n/t

ata

org

anis

asi

Efek

tivi

tas

koo

rdin

asi

anta

r in

stan

si

terk

ait

Ket

entu

an

Pas

al

75

d

an

Pas

al

76

ber

po

ten

si

seb

agai

p

asal

ka

ret,

ka

ren

a b

elu

m m

enge

lab

ora

si m

enge

nai

ben

tuk

pem

bin

aan

d

an

pen

gaw

asan

ap

a sa

ja

yan

g se

har

usn

ya

dila

kuka

n

un

tuk

mem

asti

kan

ter

sele

ngg

aran

ya t

ata

kelo

la

per

lind

un

gan

bu

ruh

mig

ran

Ind

on

esia

.

Har

us

dic

erm

ati

dan

diw

asp

adai

po

ten

si

tum

pan

g ti

nd

ih

kew

enan

gan

an

tar

Teta

p

1.

Per

lu

pen

ingk

atan

si

ner

gi

dan

ko

ord

inas

i an

tar

lem

bag

a.

2.

Per

lu

pen

gin

tegr

asia

n

dan

in

terk

on

eksi

Page 132: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

terk

ait

den

gan

p

enem

pat

an

dan

P

elin

du

nga

n P

eker

ja

Mig

ran

Ind

on

esia

. P

emb

inaa

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) d

ilaks

anak

an

seca

ra

terp

adu

d

an

terk

oo

rdin

asi.

Ket

entu

an l

ebih

lan

jut

men

gen

ai p

emb

inaa

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) d

iatu

r d

enga

n

Per

atu

ran

P

emer

inta

h.

beb

erap

a le

mb

aga

yan

g m

em

pu

nya

i tu

gas

dan

fu

ngs

i te

rkai

t d

enga

n

pem

bin

aan

dan

pen

gaw

asan

.

Ole

h k

aren

a it

u p

erlu

dila

kuka

n s

iner

gi,

koo

rdin

asi,

pen

ingk

atan

ke

rja

sam

a,

term

asu

k m

emb

entu

k sa

tuan

tu

gas

bai

k d

i tin

gkat

pu

sat

mau

pu

n d

i dae

rah

dal

am

ran

gka

pen

cega

han

PM

I n

on

pro

sed

ura

l. H

al

ini

dip

erlu

kan

m

engi

nga

t lu

asn

ya

wila

yah

In

do

nes

ia

dim

ana

fakt

anya

b

anya

k “j

alan

tik

us”

di w

ilaya

h p

erb

atas

an

Ind

on

esia

d

enga

n

neg

ara

pen

em

pat

an.

Sela

in i

tu f

akta

mas

ih m

end

om

inas

inya

p

eran

ca

lo

atau

sp

on

sor

dal

am

per

ekru

tan

pek

erja

mig

ran

Ind

on

esia

.

(dis

amp

aika

n

ole

h

R

Wis

anto

ro

dar

i B

P2

MI

dal

am

Foru

m

Gro

up

D

iscu

ssio

n K

elo

mp

ok

Ker

ja

An

alis

is

dan

Ev

alu

asi

Hu

kum

te

rkai

t K

eim

igra

sian

d

i B

PH

N

tan

ggal

28

Ju

li 2

02

0)

dat

a p

eker

ja

mig

ran

In

do

nes

ia

anta

r K

/L

dar

i se

jak

di

des

a h

ingg

a ke

mb

ali

lagi

ke

Ind

on

esia

.

Page 133: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

4.

Per

atu

ran

kh

usu

s te

rkai

t p

erlin

du

nga

n

bu

ruh

m

igra

n

Ind

on

esia

(t

eru

tam

a p

erem

pu

an)

yan

g b

eker

ja

di

sekt

or

pek

erja

ru

mah

tan

gga

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

B

elu

m

ada

pen

gatu

ran

B

elu

m

adan

ya

per

atu

ran

ya

ng

khu

sus

men

gatu

r te

rkai

t h

al t

erse

bu

t, m

engi

nga

t m

ayo

rita

s b

uru

h

mig

ran

In

do

nes

ia

bek

erja

d

i se

kto

r in

i d

an

men

ghad

api

situ

asi y

ang

ren

tan

.

Keb

utu

han

p

enga

tura

n.

Page 134: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 122

3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Penanaman modal merupakan bagian dari penyelenggaraan

perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan

pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan

kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan,

serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian

yang berdaya saing. Suasana kebatinan pembentukan Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Undang-Undang Penanaman Modal)

didasarkan pada semangat untuk menciptakan iklim penanaman modal yang

kondusif sehingga Undang-Undang tentang Penanaman Modal mengatur hal-hal

yang dinilai penting, antara lain yang terkait dengan cakupan undang-undang,

kebijakan dasar penanaman modal, bentuk badan usaha, perlakuan terhadap

penanaman modal, bidang usaha, serta keterkaitan pembangunan ekonomi

dengan pelaku ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dalam pengaturan

mengenai pengembangan penanaman modal bagi usaha mikro, kecil,

menengah, dan koperasi, hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal,

serta fasilitas penanaman modal, pengesahan dan perizinan, koordinasi dan

pelaksanaan kebijakan penanaman modal yang di dalamnya mengatur mengenai

kelembagaan, penyelenggaraan urusan penanaman modal, dan ketentuan yang

mengatur tentang penyelesaian sengketa68.

Adapun ketentuan tentang fasilitas penanaman modal, diatur pada Bab X

Undang-Undang Penanaman Modal ini, yakni dari pasal 18 hingga pasal 24. Salah

satu bentuk fasilitas penanaman modal yang diatur pada Undang-Undang

Penanaman Modal ini adalah fasilitas pelayanan keimigrasian. Fasilitas

pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud diberikan Direktorat Jenderal

Imigrasi atas dasar rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal

kepada penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam

merealisasikan penanaman modal, penanaman modal yang membutuhkan

tenaga kerja asing yang bersifat sementara dalam rangka perbaikan mesin, alat

bantu produksi lainnya, dan pelayanan purnajual, dan calon penanam modal

yang akan melakukan penjajakan penanaman modal. Untuk penanam modal

asing diberikan fasilitas, yaitu:

68 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Page 135: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 123

1. Pemberian izin tinggal terbatas bagi penanam modal asing selama 2 (dua)

tahun;

2. Pemberian alih status izin tinggal terbatas bagi penanam modal menjadi

izin tinggal tetap dapat dilakukan setelah tinggal di Indonesia selama 2

(dua) tahun berturut-turut;

3. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi

pemegang izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 1 (satu) tahun

diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung

sejak izin tinggal terbatas diberikan;

4. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi

pemegang izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 2 (dua) tahun

diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan

terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan; dan

5. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi

pemegang izin tinggal tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24

(dua puluh empat) bulan terhitung sejak izin tinggal tetap diberikan

Undang-Undang Penanaman Modal ini sudah berlaku selama 13 tahun,

yakni sejak diundangkan pada tahun 2007 hingga sekarang, oleh karena itu

dalam rangka analisis dan evaluasi hukum terkait dengan keimigrasian maka

pengaturan terkait fasilitas pelayanan keimigrasian dalam rangka penanaman

modal ini juga perlu dievaluasi. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hukum

yang dilakukan ditemukan beberapa hal yang perlu dicermati, yakni diantaranya

adanya integrasi aplikasi SIMKIM (Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian)

dengan OSS (Online Single Submission), sehingga dengan adanya integrasi

aplikasi tersebut telah meningkatkan pelayanan keimigrasian dalam rangka

penanaman modal di indonesia, dan oleh karenanya diharapkan dapat

mendukung terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif. Selain itu belum

ada pengaturan yang jelas tentang fasilitas keimigrasian bagi pemegang saham,

direksi, dan/atau komisaris pada Undang-undang Penanaman Modal, oleh

karena itu maka pengaturan terkait substansi tersebut yang ada pada Peraturan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 tahun 2019 perlu diadopsi dalam

Undang-undang Penanaman Modal.

Page 136: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 124

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan, maka secara

umum direkomendasikan bahwa Undang-Undang Penanaman Modal ini belum

perlu diubah. Adapun total rekomendasi perubahan pengaturan terhadap

Undang-Undang Penanaman Modal ini adalah sebanyak 1 rekomendasi. Temuan

yang diulas pada Undang-Undang Penanaman Modal ini adalah terkait dengan

dimensi efektivitas pelaksanaan peraturan perundang-undangan (2 temuan

berdampak kecil). Berdasarkan jumlah dan dampak dari temuan tersebut maka

Undang-Undang Penanaman Modal ini masuk dalam kategori tidak mendesak,

artinya dapat dipertahankan, namun perlu dilakukan penyempurnaan terhadap

pasal yang menjadi temuan apabila akan dilakukan perubahan. Lebih detail hasil

analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 137: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

5

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 2

5 ta

hu

n 2

007

ten

tan

g Pe

nan

aman

Mo

dal

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1

Pas

al 2

3 a

yat

3

Un

tuk

pen

anam

m

od

al

asin

g d

iber

ikan

fa

silit

as,

yait

u:

a. p

emb

eria

n i

zin

tin

ggal

te

rbat

as

bag

i p

enan

am m

od

al a

sin

g se

larn

a 2

(d

ua)

tah

un

; b

. p

emb

eria

n a

lih s

tatu

s iz

in

tin

ggal

te

rbat

as

bag

i p

enan

am

mo

dal

m

enja

di

izin

ti

ngg

al

teta

p d

apat

dila

kuka

n

sete

lah

ti

ngg

al

di

Ind

on

esia

se

lam

a 2

(d

ua)

tah

un

b

ertu

rut-

tu

rut;

c.

pem

ber

ian

izi

n m

asu

k ke

mb

ali

un

tuk

beb

erap

a ka

li p

erja

lan

an

bag

i p

emeg

ang

izin

tin

ggal

te

rbat

as

dan

d

enga

n

mas

a b

erla

ku 1

(sa

tu)

tah

un

dib

erik

an u

ntu

k

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

u

nd

anga

n

Asp

ek

op

eras

ion

al

atau

tid

akn

ya

per

atu

ran

Dar

i seg

i p

erat

ura

n

pel

aksa

nan

ya

Pas

al

23

ay

at

3

Un

dan

g-u

nd

ang

Pen

anam

an

Mo

dal

in

i h

anya

m

enga

tur

fasi

litas

pel

ayan

an k

eim

igra

sian

ter

had

ap

pen

anam

an m

od

al s

aja,

sed

angk

an u

ntu

k te

nag

a ke

rja

asin

g ti

dak

d

iatu

r se

cara

sp

esif

ik

dan

o

leh

ka

ren

anya

m

engi

kuti

ke

ten

tuan

pad

a U

nd

ang-

un

dan

g N

om

or

13

tah

un

20

03

ten

tan

g K

eten

agak

erja

an.

Nam

un

dal

am p

erat

ura

n l

ebih

tek

nis

nya

, ya

kni

Per

atu

ran

B

adan

K

oo

rdin

asi

Pen

anam

an M

od

al N

om

or

5 t

ahu

n 2

01

9 te

nta

ng

Per

ub

ahan

Ata

s P

erat

ura

n B

adan

K

oo

rdin

asi

Pen

anam

an M

od

al N

om

or

6

Tah

un

20

18

Ten

tan

g P

edo

man

Dan

Tat

a C

ara

Per

izin

an d

an F

asili

tas

Pen

anam

an

Mo

dal

pad

a P

asal

48

, P

asal

49

, d

an P

asal

5

0, o

ran

g as

ing

seb

agai

pem

ega

ng

sah

am

yan

g m

enja

bat

se

bag

ai

dir

eksi

at

au

kom

isar

is

per

usa

haa

n

dan

o

ran

g as

ing

seb

agai

p

emeg

ang

sah

am

yan

g ti

dak

m

enja

bat

seb

agai

dir

eksi

ata

u k

om

isar

is

per

usa

haa

n

den

gan

kr

iter

ia

tert

entu

. Fa

silit

as

keim

igra

sian

ya

ng

dim

aksu

d

adal

ah:

Ub

ah.

Per

lu m

enga

do

psi

ke

ten

tuan

p

asal

4

8,

49

, d

an

50

P

erat

ura

n

BK

PM

N

om

or

5

tah

un

2

01

9 k

e d

alam

UU

in

i.

Page 138: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

jan

gka

wak

tu

pal

ing

lam

a 1

2

(du

a b

elas

) b

ula

n t

erh

itu

ng

seja

k iz

in

tin

ggal

te

rbat

as

dib

erik

an;

d.

pem

ber

ian

izi

n m

asu

k ke

mb

ali

un

tuk

beb

erap

a ka

li p

erja

lan

an

bag

i p

emeg

ang

izin

tin

ggal

te

rbat

as

dan

d

enga

n

mas

a b

erla

ku 2

(d

ua)

ta

hu

n d

iber

ikan

un

tuk

jan

gka

wak

tu

pal

ing

lam

a 2

4

(du

a p

ulu

h

emp

at)

bu

lan

te

rhit

un

g se

jak

izin

ti

ngg

al

terb

atas

d

iber

ikan

; dan

e.

pem

ber

ian

izi

n m

asu

k ke

mb

ali

un

tuk

beb

erap

a ka

li p

erja

lan

an

bag

i p

emeg

ang

izin

tin

ggal

te

tap

dib

erik

an u

ntu

k ja

ngk

a w

aktu

p

alin

g la

ma

24

(d

ua

pu

luh

a)

reko

men

das

i pem

ber

ian

vit

as;

b)

reko

men

das

i p

emb

eria

n

alih

st

atu

s iz

in

tin

ggal

ku

nju

nga

n

men

jad

i iz

in

tin

ggal

ter

bat

as; d

an

c)

reko

men

das

i p

emb

eria

n

alih

st

atu

s iz

in

tin

ggal

te

rbat

as

men

jad

i iz

in

tin

ggal

tet

ap.

Rel

aksa

si

pen

gatu

ran

in

i sa

nga

t b

aik

kare

na

men

cip

taka

n

kem

ud

ahan

d

alam

p

elak

san

aan

pen

anam

an m

od

al.

Hal

in

i p

enti

ng

kare

na

pem

egan

g sa

ham

, d

irek

si,

dan

/ata

u

kom

isar

is

mem

ang

mer

up

akan

ke

y p

erso

n

dal

am

men

jala

nka

n

suat

u

per

usa

haa

n,

khu

susn

ya

dal

am

ran

gka

pel

aksa

naa

n

pen

anam

an

mo

dal

. O

leh

ka

ren

a it

u

kete

ntu

an

dal

am

Per

atu

ran

B

adan

K

oo

rdin

asi

Pen

anam

an M

od

al N

om

or

5

tah

un

2

01

9

ini

per

lu

dia

do

psi

p

ada

Un

dan

g-u

nd

ang

Pen

anam

an M

od

al

Page 139: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

emp

at)

bu

lan

te

rhit

un

g se

jak

izin

ti

ngg

al

teta

p

dib

erik

an.

2

Pas

al 2

3 a

yat

2

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

u

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

si

tuas

i saa

t in

i

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

ef

isie

n.

Pad

a ta

hu

n

20

19

B

KP

M

dan

D

itje

n

Imig

rasi

m

elak

uka

n

inte

gras

i ap

likas

i SI

MK

IM

(Sis

tem

In

form

asi

Man

ajem

en

Kei

mig

rasi

an)

den

gan

O

SS.

Inte

gras

i ke

du

a si

stem

ap

likas

i in

i d

imak

sud

kan

u

ntu

k m

emu

dah

kan

in

vest

or

asin

g ya

ng

ingi

n

tin

ggal

se

men

tara

d

i In

do

nes

ia.

Den

gan

pen

gin

tegr

asia

n k

edu

a si

stem

ini

mak

a in

vest

or

asin

g at

au c

alo

n i

nve

sto

r as

ing

yan

g su

dah

m

enga

juka

n

pen

daf

tara

n d

i OSS

, sec

ara

oto

mat

is a

kan

m

end

apat

kan

fas

ilita

s ke

imig

rasi

an d

ari

Dit

jen

ta

np

a p

erlu

re

kom

end

asi

dar

i B

KP

M.

Nam

un

seb

agai

man

a d

iatu

r p

ada

Pas

al 2

3 a

yat

2 U

U P

enan

aman

Mo

dal

ini,

pem

ber

ian

fa

silit

as

keim

igra

sian

d

iber

ikan

ber

das

arka

n r

eko

men

das

i d

ari

BP

KM

. M

engi

nga

t p

erke

mb

anga

n s

iste

m

tekn

olo

gi

saat

in

i, p

enga

tura

n

reko

men

das

i d

ari

BK

PM

m

enja

di

tid

ak

rele

van

d

an

just

ru

dia

ngg

ap

mem

per

pan

jan

g ra

nta

i b

iro

kras

i,

Ub

ah

Pen

gatu

ran

ter

kait

re

kom

end

asi d

ari

BK

PM

dal

am

pem

ber

ian

fas

ilita

s ke

imig

rasi

an

dis

esu

aika

n.

Page 140: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

seh

ingg

a ke

ten

tuan

Pas

al 2

3 a

yat

2 U

U

Pen

anam

an M

od

al in

i seb

aikn

ya d

iub

ah.

3

Pas

al 2

3 a

yat

(1)

(1)

Kem

ud

ahan

p

elay

anan

d

an/a

tau

p

eriz

inan

at

as

fasi

litas

ke

imig

rasi

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

2

1

hu

ruf

b

dap

at

dib

erik

an

un

tuk:

a.

pen

anam

an m

od

al

yan

g m

emb

utu

hka

n

ten

aga

kerj

aasi

ng

dal

am

mer

ealis

asik

an

pen

anan

an m

od

al;

(dan

set

eru

snya

)

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

u

nd

anga

n

Asp

ek

Tekn

olo

gi

Pen

un

jan

g P

elay

anan

Ket

erse

dia

an

dat

a ya

ng

len

gkap

dan

te

rdig

ital

isas

i.

Pad

a Se

pte

mb

er

tah

un

2

01

9

Bad

an

Ko

ord

inas

i P

enan

aman

M

od

al

(BK

PM

) b

ersi

ner

gi d

enga

n K

emen

kum

ham

un

tuk

sem

akin

mem

per

mu

dah

izi

n b

eru

sah

a d

i In

do

nes

ia.

Ked

uan

ya

men

and

atan

gan

i N

ota

ke

sep

aham

an

ten

tan

g In

tegr

asi

Sist

em P

eriz

inan

Ber

usa

ha

den

gan

Sis

tem

In

form

asi

Man

ajem

en

Kei

mig

rasi

an

Dal

am R

angk

a P

enin

gkat

an P

enan

aman

M

od

al.

BK

PM

d

an

Dit

jen

Im

igra

si

mel

aku

kan

in

tegr

asi

aplik

asi

SIM

KIM

(S

iste

m

Info

rmas

i M

anaj

emen

K

eim

igra

sian

) d

enga

n

OSS

. In

tegr

asi

ked

ua

sist

em

aplik

asi

ini

dim

aksu

dka

n

un

tuk

mem

ud

ahka

n i

nve

sto

r as

ing

yan

g in

gin

ti

ngg

al

sem

enta

ra

di

Ind

on

esia

. D

enga

n p

engi

nte

gras

ian

ked

ua

sist

em in

i m

aka

inve

sto

r as

ing

atau

cal

on

in

vest

or

asin

g ya

ng

sud

ah

men

gaju

kan

p

end

afta

ran

di O

SS, s

ecar

a o

tom

atis

aka

n

men

dap

atka

n f

asili

tas

keim

igra

sian

dar

i D

itje

n Im

igra

si, s

erta

dib

ebas

kan

pu

la d

ari

kew

ajib

an

mem

bay

ar

Dan

a P

enge

mb

anga

n

Kea

hlia

n

dan

K

eter

amp

ilan

(D

PK

K)

atau

ser

ing

dis

ebu

t

Teta

p

Page 141: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

12

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

seb

agai

d

ana

kom

pen

sasi

p

engg

un

aan

te

nag

a ke

rja

asin

g.

Nam

un

fa

silit

as

ters

ebu

t h

anya

d

apat

d

ilaku

kan

u

ntu

k m

engu

rus

izin

p

ara

pem

egan

g sa

ham

ya

ng

mem

enu

hi

krit

eria

beb

as D

PK

K i

tu.

Sed

angk

an p

ara

exp

ert

atau

pek

erja

asi

ng

bia

sa d

i In

do

nes

ia y

ang

mau

men

guru

s iz

in t

ingg

al t

erb

atas

, te

tap

mel

alu

i TK

A

On

line

dan

te

tap

m

emb

ayar

D

PK

K.

Mes

kip

un

d

emik

ian

ad

anya

in

tegr

asi

aplik

asi

ters

ebu

t te

lah

m

enin

gkat

kan

p

elay

anan

ke

imig

rasi

an

dal

am

ran

gka

pen

anam

an m

od

al d

i In

do

nes

ia, d

an o

leh

ka

ren

anya

dih

arap

kan

dap

at m

end

uku

ng

terc

ipta

nya

iklim

pen

anam

an m

od

al y

ang

kon

du

sif.

Page 142: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 130

4. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnasiptek) menggantikan dan mencabut

Undang Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang telah

berlaku selama 18 tahun karena sudah tidak memenuhi kebutuhan masyarakat

dan perkembangan zaman.

Era globalisasi membuka peluang terlaksananya kegiatan penelitian lintas

negara dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberikan

manfaat berupa alih teknologi dan alih ilmu pengetahuan. Dengan adanya

penelitian asing, negara setempat diharapkan dapat mempelajari dan

memperoleh pengalaman atau hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dilakukan oleh peneliti asing, baik perseorangan maupun

lembaga). Bagi peneliti asing, hasil penelitiannya dapat digunakan juga di

negaranya untuk dikembangkan.

Berkaitan dengan isu keimigrasian, pengaturan mengenai peneliti asing di

dalam UU Sisnasiptek menyediakan sejumlah instrumen pelindungan

kepentingan dalam negeri berupa kewajiban izin bagi peneliti asing serta

pengawasan dan penindakan terhadap peneliti asing. Dalam hal kewajiban bagi

peneliti asing untuk memperoleh izin, Pasal 75 UU Sisnasiptek menentukan tiga

hal, yaitu:

a. Penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan dapat

dilaksanakan oleh pihak asing, baik perseorangan maupun lembaga;

b. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan oleh

pihak asing wajib memperoleh dari Pemerintah Pusat; dan

c. Proses pemberian izin penelitian, pengembangan, pengkajian, dan

penerapan bagi pihak asing disertai dengan uji kelayakan etik oleh komisi

etik.

Selain diwajibkan memperoleh izin terlebih dahulu, dalam melaksanakan

kegiatan penelitian, peneliti asing juga wajib mematuhi sejumlah persyaratan

yang diatur dalam Pasal 76 UU Sisnasiptek, yaitu:

Page 143: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 131

a. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. menghasilkan keluaran yang memberi manfaat untuk bangsa Indonesia;

c. melibatkan sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Indonesia dengan kapasitas ilmiah yang setara sebagai mitrakerja;

d. mencantumkan nama sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi di dalam setiap keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan

bersama;

e. melakukan Alih Teknologi;

f. menyerahkan data primer kegiatan Penelitian, Pengembangan,

Pengkajian, dan Penerapan;

g. memberikan pembagian keuntungan secara proporsional sesuai dengan

kesepakatan para pihak yang berkepentingan; dan

h. membuat perjanjian tertulis tentang pengalihan material dalam rangka

pemindahan atau pengalihan material dalam bentuk fisik dan/atau digital.

Peneliti asing yang melakukan pelanggaran atas kewajiban-kewajiban

tersebut pada dasarnya akan dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur

dalam Pasal 91 UU Sisnasiptek. Namun, Pasal 92 UU Sisnasiptek memungkinkan

diterapkannya sanksi pidana apabila peneliti asing melakukan pelanggaran

berulang.

Terkait pengaturan sanksi pidana terhadap peneliti asing tersebut,

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) berpandangan bahwa penerapan

sanksi pidana tidak sejalan dengan upaya Indonesia untuk mendorong kerja

sama riset internasional serta cenderung mengganggu kebebasan akademik.

Menurut AIPI, keberadaan pasal pidana khusus untuk peneliti asing juga

membuat Indonesia terkesan tidak bersahabat.69

Sebelumnya, dalam Undang Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang

Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi, ancaman sanksi pidana hanya berlaku untuk kegiatan penelitian,

pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang berisiko tinggi dan berbahaya yang dilakukan tanpa izin.70

69 Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pandangan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

terhadap Isu Kelembagaan, Pendanaan, dan Sanksi Pidana dalam RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2019, hlm. 18.

70 Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pandangan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia terhadap Isu Kelembagaan, Pendanaan, dan Sanksi Pidana dalam RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Page 144: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 132

Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan

Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya juga telah

mengatur secara ketat perizinan kegiatan penelitian yang berisiko tinggi dan

berbahaya. Misalnya, penelitian yang terkait pemanfaatan limbah radioaktif

aktivitas tinggi atau penelitian di daerah rawan konflik yang hasil penelitiannya

berpotensi membahayakan masyarakat.71

Terhadap ketentuan-ketentuan terkait isu keimigrasian dalam UU

Sisnasiptek, beberapa hal yang menjadi temuan dalam analisis dan evaluasi

hukum adalah sebagai berikut.

a. Penyebutan “Pemerintah Pusat” dalam pasal-pasal terkait izin penelitian

bagi peneliti asing perlu diperjelas dengan penyebutan secara spesifik

nama instansi Pemerintah Pusat yang bertanggung jawab. Hal ini penting

mengingat urusan pemerintahan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi berada pada Kementerian Riset dan Teknologi sementara,

sementara fungsi pengawasan orang asing berada di bawah lingkup tugas

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Ancaman sanksi pidana atas peneliti asing yang tidak mematuhi

kewajiban memperoleh izin penelitian perlu ditinjau dalam hal efektivitas

dan tingkat kesesuaian antara pelanggaran dan sanksi. Demi menjamin

iklim penelitian yang kondusif, sanksi atas pelanggaran izin dapat

diarahkan kepada sanksi administratif sebagaimana pengaturan dalam

Undang-Undang sebelumnya. Dalam hal peneliti asing melakukan

pelanggaran atau kejahatan ketika melakukan kegiatan penelitian di

Indonesia, peneliti asing tersebut tetap dapat ditindak berdasarkan Kitab

Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) maupun ketentuan lain yang

mengatur tindak pidana sesuai perbuatannya.

c. Ancaman sanksi administratif berupa pencantuman seseorang dalam

daftar hitam sebagaimana diatur dalam Pasal 92 tidak sesuai dengan

bentuk sanksi administratif yang selama ini dikenal. Pencantuman dalam

daftar hitam lazimnya diterapkan sebagai bagian dari sanksi atas

kejahatan. Sementara melakukan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian,

71 Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pandangan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

terhadap Isu Kelembagaan, Pendanaan, dan Sanksi Pidana dalam RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Page 145: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 133

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia tanpa izin lebih

tepat dikategorikan sebagai pelanggaran administratif.

Lebih detail hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 146: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

13

4

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 1

1 ta

hu

n 2

019

ten

tan

g Si

stem

Nas

ion

al Il

mu

Pen

geta

hu

an d

an T

ekn

olo

gi

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

75

ayat

(2

):

Pel

aksa

naa

n

Pen

elit

ian

, P

enge

mb

anga

n,

Pen

gkaj

ian

, P

ener

apan

o

leh

K

elem

bag

aan

Ilm

u

Pen

geta

hu

an d

an T

ekn

olo

gi

asin

g d

an/a

tau

ora

ng

asin

g se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) w

ajib

mem

per

ole

h

izin

dar

i Pem

erin

tah

Pu

sat.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h, k

ata

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir.

Pen

yeb

uta

n

“Pem

erin

tah

P

usa

t”

per

lu d

iper

jela

s d

enga

n p

enye

bu

tan

se

cara

sp

esif

ik

pej

abat

ya

ng

ber

wen

ang

mem

ber

ikan

izin

.

Ub

ah

Men

gub

ah

fras

e

“Pem

erin

tah

P

usa

t”

men

jad

i n

ama

jab

atan

yan

g d

iber

ikan

ke

wen

anga

n u

ntu

k m

emb

erik

an iz

in.

2.

P

asal

86

ayat

(3

):

Sela

in

mel

aku

kan

p

enga

was

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

ay

at

(1),

P

emer

inta

h

Pu

sat

mel

aku

kan

p

enga

was

an

terh

adap

keg

iata

n:

C.

Pen

elit

ian

, P

enge

mb

anga

n,

Pen

gkaj

ian

, P

ener

apan

se

rta

Inve

nsi

dan

Ino

vasi

ya

ng

dila

ksan

akan

ole

h:

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h, k

ata

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir.

Pen

yeb

uta

n

“Pem

erin

tah

P

usa

t”

per

lu d

iper

jela

s d

enga

n p

enye

bu

tan

se

cara

sp

esif

ik

pej

abat

ya

ng

ber

wen

ang

mem

ber

ikan

izin

.

Ub

ah

Men

gub

ah

fras

e

“Pem

erin

tah

P

usa

t”

men

jad

i n

ama

jab

atan

yan

g d

iber

ikan

ke

wen

anga

n u

ntu

k m

emb

erik

an iz

in.

Page 147: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

13

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

kele

mb

agaa

n

Ilmu

P

enge

tah

uan

d

an

Tekn

olo

gi

asin

g;

dan

/ata

u

2.

ora

ng

asin

g.

3.

P

asal

92

: Se

tiap

o

ran

g as

ing

yan

g m

elak

uka

n

Pen

elit

ian

, P

enge

mb

anga

n,

Pen

gkaj

ian

, P

ener

apan

Ilm

u

Pen

geta

hu

an d

an T

ekn

olo

gi

di

Ind

on

esia

ta

np

a iz

in

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

7

5

ayat

(2

),

dik

enai

sa

nks

i ad

min

istr

atif

b

eru

pa

pen

can

tum

an d

alam

d

afta

r h

itam

o

ran

g as

ing

yan

g m

elak

uka

n

kegi

atan

P

enel

itia

n,

Pen

gem

ban

gan

, P

engk

ajia

n,

Pen

erap

an I

lmu

P

enge

tah

uan

dan

Tek

no

logi

d

i In

do

nes

ia.

Efek

tivi

tas

pel

aksa

naa

n

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

rele

van

si

den

gan

sit

uas

i sa

at in

i

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

.

Pen

can

tum

an s

eseo

ran

g d

alam

daf

tar

hit

am m

eru

pak

an b

entu

k sa

nks

i at

as

keja

hat

an.

Sem

enta

ra

mel

aku

kan

P

enel

itia

n, P

enge

mb

anga

n,

Pen

gkaj

ian

, P

ener

apan

Ilm

u

Pen

geta

hu

an

dan

Te

kno

logi

d

i In

do

nes

ia

tan

pa

izin

le

bih

te

pat

d

ikat

ego

rika

n

seb

agai

p

elan

ggar

an

adm

inis

trat

if.

Pen

dek

atan

ya

ng

seh

aru

snya

d

ilaku

kan

bag

i p

enel

iti

asin

g ad

alah

m

emas

tika

n

alu

r b

iro

kras

i ya

ng

sed

erh

ana,

cep

at,

dan

bia

ya r

inga

n

dal

am p

emb

eria

n iz

in.

San

ksi

adm

inis

tras

i b

eru

pa

pen

can

tum

an

dal

am

daf

tar

hit

am

just

ru

dap

at

men

uru

nka

n

min

at

pen

elit

i as

ing

un

tuk

mel

aku

kan

P

enel

itia

n,

Pen

gem

ban

gan

, P

engk

ajia

n,

Pen

erap

an

Ilmu

P

enge

tah

uan

d

an

Tekn

olo

gi

di

Ind

on

esia

. M

inim

nya

ke

giat

an i

lmia

h

Ub

ah

Men

gub

ah

san

ksi

ber

up

a p

enca

ntu

man

d

alam

daf

tar

hit

am

men

jad

i sa

nks

i ad

min

istr

atif

b

erta

hap

ber

up

a:

a) t

egu

ran

lisa

n;

b)

tegu

ran

ter

tulis

; c)

pem

ber

hen

tian

se

men

tara

ke

giat

an; a

tau

d

) p

emb

atal

an

dan

/ata

u

pen

cab

uta

n i

zin

p

enel

itia

n

dan

p

enge

mb

anga

n.

Asp

ek s

tan

dar

o

per

asio

nal

p

elak

san

a

Ket

erse

dia

an

SOP

yan

g je

las,

le

ngk

ap

dan

b

enar

-ben

ar

dit

erap

kan

.

Asp

ek

dam

pak

p

elak

san

aan

p

erat

ura

n

a)

Dam

pak

te

rhad

ap

du

nia

usa

ha

b)

Dam

pak

so

sial

m

asya

raka

t

Page 148: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

13

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

c)

Dam

pak

lin

gku

nga

n

ters

ebu

t b

erp

ote

nsi

m

emb

erik

an

dam

pak

n

egat

if

ber

up

a st

agn

asi

kegi

atan

p

erek

on

om

ian

, p

emb

erd

ayaa

n

mas

yara

kat,

d

an

pel

esta

rian

lin

gku

nga

n.

4.

P

asal

93

: D

alam

h

al

ora

ng

asin

g se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

92

m

elak

uka

n

pel

angg

aran

m

elak

uka

n

Pen

elit

ian

, P

enge

mb

anga

n,

Pen

gkaj

ian

, P

ener

apan

Ilm

u

Pen

geta

hu

an d

an T

ekn

olo

gi

di

Ind

on

esia

ta

np

a iz

in,

dip

idan

a d

enga

n

pid

ana

den

da

pal

ing

ban

yak

Rp

4.0

00

.00

0.0

00

(e

mp

at

mili

ar r

up

iah

).

Efek

tivi

tas

pel

aksa

naa

n

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

Asp

ek

pen

egak

an

hu

kum

Ras

ion

alit

as

san

ksi p

idan

a K

eten

tuan

in

i m

eru

pak

an

ben

tuk

krim

inal

isas

i at

as

per

bu

atan

ya

ng

tid

ak

terg

olo

ng

seb

agai

ke

jah

atan

. P

enga

tura

n

di

dal

am

Per

atu

ran

P

emer

inta

h

No

mo

r 4

1

Tah

un

20

06

te

nta

ng

Per

izin

an

Mel

aku

kan

K

egia

tan

P

enel

itia

n

dan

P

enge

mb

anga

n b

agi P

ergu

ruan

Tin

ggi

Asi

ng,

Le

mb

aga

Pen

elit

ian

d

an

Pen

gem

ban

gan

Asi

ng,

Bad

an U

sah

a A

sin

g, d

an O

ran

g A

sin

g le

bih

rel

evan

u

ntu

k d

igu

nak

an

dal

am

pas

al

ini.

Men

uru

t P

P i

tu,

kegi

atan

ilm

iah

yan

g d

ilaku

kan

ta

np

a iz

in

mer

up

akan

p

elan

ggar

an

adm

inis

trat

if,

seh

ingg

a sa

nks

i ya

ng

dib

erik

an a

dal

ah s

anks

i ad

min

istr

atif

.

Hap

us

(Lih

at r

eko

men

das

i P

asal

92

)

Page 149: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 137

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

Diundangkannya UU Keimigrasian Tahun 2011 menjadi titik tolak

perubahan yang cukup progresif terkait kebijakan keimigrasian di Indonesia.

Beberapa ketentuan di dalamnya memerintahkan pengaturan lebih lanjut dalam

PP, antara lain mengenai:

1. Persyaratan dan tata cara masuk dan keluar wilayah Indonesia

2. Tata cara dan persyaratan pemberian, penarikan, pembatalan,

pencabutan, penggantian serta pengadaan blangko dan standarisasi

Dokumen Perjalanan RI,

3. Persyaratan dan tata cara permohonan, jenis kegiatan, dan jangka waktu

via, serta tata cara pemberian tanda masuk,

4. Tata cara dan persyaratan permohonan, jangka waktu, pemberian,

perpanjangan, atau pembatalan Izin Tinggal, dan alih status Izin Tinggal

5. Pengawasan Keimigrasian, Intelijen Keimigrasian, Rumah Detensi Imigrasi

dan Ruang Detensi Imigrasi, serta penanganan terhadap korban

perdagangan orang dan Penyelundupan Manusia,

6. Pelaksanaan Pencegahan dan Penangkalan,

7. Persyaratan, tata cara pengangkatan PPNS Keimigrasian, dan administrasi

penyidikan.

Oleh karena itu ditetapkanlah Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian yang semangatnya sejalan dengan reformasi regulasi dimana

beberapa materi muatan tersebut di atas digabungkan pengaturannya ke dalam

PP ini dengan tujuan agar lebih efisien dan terintegrasi serta memudahkan pihak-

pihak yang berkepentingan untuk memahami materi yang diatur.

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yang pada tanggal

28 Juni 2016 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016, telah

mencabut beberapa peraturan pemerintah terkait yaitu:

Page 150: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 138

1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1994 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Pencegahan dan Penangkalan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang

Asing dan Tindakan Keimigrasian

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk,

dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2005 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa,

Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian

4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan

Republik Indonesia

5. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1998 tentang Kemudahan bagi

Wisatawan Lanjut usia Manca Negara.

Perubahan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 dilakukan dalam hal untuk

memberikan kemudahan bagi eks WNI dan keluarganya berupa perpanjangan

izin tinggal kunjungan serta untuk memenuhi dinamika yang berkembang di

dunia internasional terkait dengan penambahan jangka waktu visa kunjungan

bagi orang asing. Perubahan dilakukan terhadap ketentuan mengenai masa

berlaku visa kunjungan untuk beberapa perjalanan dan mengenai ketentuan izin

tinggal kunjungan bagi pemegang visa kunjungan beberapa kali perjalanan.

Kemudian pada tahun 2020 ini dilakukan kembali Perubahan Kedua yaitu

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Dari hasil analisa terhadap PP ini terdapat beberapa temuan signifikan

yang dapat menjadi masukan apabila akan dilakukan perubahan. Temuan

tersebut antara lain:

1. Perlu adanya penjelasan atau batasan dari penyakit menular yang

membahayakan kesehatan umum yang dimaksud dalam PP ini.

Virus Corona saat ini merupakan jenis penyakit yang menjadi pandemi

global, dimana hampir seluruh negara di dunia memberikan perhatian

lebih/aware terhadap virus ini dengan mengeluarkan kebijakan yang

mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk Indonesia melalui

Page 151: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 139

pembatasan sementara masuknya orang asing ke wilayah Indonesia,

serta kebijakan pemberian skema khusus yang memberikan kemudahan

izin tinggal bagi orang asing yang berada di Indonesia. Di samping itu

mengingat pembangunan nasional dan perputaran ekonomi nasional

perlu dijaga agar tidak mengalami stagnasi, maka dari sisi Keimigrasian

perlu diambil kebijakan dan langkah-langkah yang berimbang.

Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat Jenderal Imigrasi telah

melakukan upaya responsif dan adaptif dalam pencegahan penyebaran

Covid-19 dengan menerbitkan beberapa peraturan Menteri dan surat

edaran terkait dengan pelayanan keimigrasian selama pandemik

berlangsung, antara lain:

a. Permenkumham Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian

Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa dan Pemberian Izin Tinggal

Keadaan Terpaksa bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok

yang berlaku pada tanggal 04 Februari 2020;

b. Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pemberian Visa dan

Izin Tinggal Dalam Upaya Pencegahan Masuknya Virus Corona yang

berlaku pada tanggal 28 Februari 2020;

c. Permenkumham Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penghentian

Sementara Bebas Visa Kunjungan dan Visa Kunjungan Saat

Kedatangan serta Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa yang

berlaku pada tanggal 19 Maret 2020

d. Permenkumham Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan

Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia

yang berlaku pada tanggal 02 April 2020;

e. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan peraturan Menteri Hukum

dan HAM tersebut di atas Direktur Jenderal Imigrasi juga telah

menerbitkan Surat Edaran Nomor IMI-GR-.01.01-2325 Tahun 2020

tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara

Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

dan perubahannya prinsipnya juga sudah mencerminkan prinsip kehati-

hatian, terutama di Pasal 109 jo. Pasal 158 dimana Pejabat Imigrasi dapat

menolak permohonan pemberian visa kepada orang asing dan pemberian

Page 152: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 140

atau perpanjangan izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas, dan izin

tinggal tetap dalam hal menderita gangguan jiwa atau penyakit menular

yang membahayakan kesehatan umum.

Namun sayangnya dalam PP ini tidak ditemukan definisi/batasan/kriteria

apa yang dimaksud penyakit menular yang membahayakan kesehatan

umum. Batasan atau definisi ini penting untuk menjadi

pedoman/panduan bagi pejabat imigrasi sebagai garda terdepan untuk

memberikan pelindungan bagi negara dan masyarakat Indonesia dari

penyebaran penyakit menular yang dapat membahayakan kesehatan

masyarakat dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan

pelindungan bagi masyarakat umum. Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1984 tentang Wabah Penyakit Menular yang menjadi rujukan tentang apa

yang dimaksud dengan penyakit menular. Dalam Pasal 1-nya disebutkan

bahwa Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah

kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang

jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan

yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka. Ketentuan ini kemudian secara lebih terperinci dijelaskan

dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2014 tentang

Penanggulangan Penyakit Menular tentang definisi penyakit menular dan

jenis penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit menular. Oleh karena

itu untuk memberikan kejelasan tentang penyakit menular yang

membahayakan kesehatan umum sebagaimana dimaksud dalam PP ini

maka perlu disebutkan dalam penjelasan pasal peraturan perundang-

undangan lain (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah

Penyakit Menular) sebagai rujukan yang memberikan batasan atau

definisi mengenai penyakit menular.

2. Mewajibkan syarat surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh

lembaga resmi yang berwenang bagi orang asing yang hendak masuk ke

wilayah Indonesia.

Dengan berkaca pada pengalaman kondisi pandemi Corona ini dan juga

sebagai bentuk menjalankan prinsip kehati-hatian dan kewajiban

memberikan pelindungan bagi negara Indonesia dan masyarakatnya

maka surat keterangan sehat/surat keterangan tidak menderita penyakit

menular dari lembaga yang berwenang suatu negara dirasa penting

Page 153: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 141

sebagai syarat masuknya orang asing ke Indonesia. Jadi ketika Corona

menjadi pandemi global secara otomatis setiap WNA yang mengajukan

visa akan dimintakan certificate of health dari lembaga berwenang.

Namun selain virus Corona tentunya juga ada beberapa penyakit menular

lain yang membahayakan kesehatan umum namun tidak menjadi

pandemi yang bersifat global, sehingga dalam kondisi normal pengajuan

permohonan visa kunjungan dan vitas tidak dipersyaratkan surat

keterangan sehat ini (Lihat Pasal 90 jo. Pasal 103). Syarat surat keterangan

sehat ini hanya ditemukan dalam pengaturan pengajuan permohonan

visa diplomatik dan visa dinas (Pasal 78 jo. Pasal 84), namun tidak

ditemukan dalam visa kunjungan dan vitas .

3. Penguatan upaya pencegahan dini dalam rangka mencegah Transnational

Organized Crime (TOC)/Kejahatan transnasional terorganisasi.

TOC merupakan tindakan kejahatan yang mempunyai akar dan jaringan

kompleks dan tidak hanya bisa didekati dengan pendekatan kelembagaan

melalui penegakan hukum semata. Keterlibatan komunitas masyarakat

dan kerja sama instansi terkait mutlak harus dilakukan. Kerja sama antar

Kementerian Lembaga dan antarnegara dalam penanganan isu-isu aktual

keimigrasian merupakan suatu keniscayaan (inevitable). Sebagai contoh,

memecahkan kasus kejahatan lintas negara (transnational crime)

mungkin menjadi mustahil tanpa kerja sama aparat penegak hukum dan

pengawas perbatasan (border control officer) dalam bentuk sharing

informasi, data intelijen serta best practices. Penguatan Kerja Sama

Bilateral antara Ditjen Imigrasi dengan Kementerian/Lembaga dan

Instansi Keimigrasian Negara Mitra serta Peran Aktif Ditjen Imigrasi dalam

forum-forum Kerja Sama Multilateral telah terbukti efektif dalam

menjawab berbagai tantangan serta isu-isu aktual di bidang keimigrasian.

Ketentuan Pasal 172 ayat (4) Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian dan perubahannya yang mengatur bahwa pengawasan

keimigrasian terhadap orang asing dilakukan pada saat permohonan visa,

masuk atau keluar wilayah Indonesia, pemberian izin tinggal dan berada

dan melakukan kegiatan di Indonesia. Tahapan permohonan visa

merupakan tahap paling krusial untuk mencegah TOC. Permenkumham

No. 24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian

Page 154: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 142

Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas mengatur bahwa pemberian

Visa Kunjungan yang diajukan oleh orang asing dilaksanakan setelah

melalui, salah satunya, “penelitian latar belakang orang asing melalui

media elektronik atau media lainnya serta arsip layanan keimigrasian

sebagai pertimbangan risiko akan dampak kedatangan orang asing ke

Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan

budaya Indonesia” (Pasal 17, 18, 19, dan 20). Penelitian latar belakang

yang dilakukan yang tidak tersistem seperti ini tentunya tidak cukup

menjadi dasar yang valid untuk memutuskan permohonan visa yang

diajukan. Perlu ada sistem data terintegrasi yang secara komprehensif

dan dapat dipertanggungjawabkan yang seharusnya data tersebut

langsung dapat diakses ketika warga negara asing mengajukan

permohonan visa.

4. Perlunya memperkuat keberadaan TIMPORA dengan menerbitkan dasar

hukum yang lebih tinggi.

Pengawasan terhadap orang asing perlu berkoordinasi dan keterlibatan

dari semua pihak termasuk kementerian/lembaga terkait. Oleh karena itu

sebagai amanat UU Keimigrasian Tahun 2011 dibentuklah TIMPORA

sebagaimana diatur dalam Pasal 194 Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

tentang Keimigrasian. Tim pengawasan Orang Asing sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 194 dibentuk di pusat dan daerah pada provinsi,

kabupaten/kota, atau kecamatan. Kementerian Hukum dan HAM hingga

saat ini telah membentuk TIMPORA di 33 (tiga puluh tiga) Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM RI. TIMPORA dibentuk hingga tingkat

kecamatan yang terdiri dari berbagai unsur yang diatur di dalam undang-

undang. Kegiatan pengawasan orang asing tersebut dilaksanakan dengan

melibatkan TIMPORA yang telah ada di seluruh Indonesia, saat ini

pembentukan Tim pengawasan orang asing telah mencapai 97%, hanya 4

Kantor Imigrasi baru yang belum memiliki TIMPORA yaitu Kantor Imigrasi

Kelas III Kerinci, Kantor Imigrasi Kelas III Ketapang, Kantor Imigrasi Kelas

III Bima dan Kantor Imigrasi Kelas III Palopo. Saat ini telah terbentuk 613

(enam ratus tiga belas) TIMPORA serta 224 (dua ratus dua puluh empat)

Sekretariat TIMPORA baik di Kantor Wilayah maupun Kantor Imigrasi di

seluruh wilayah Indonesia. Direktorat Jenderal Imigrasi juga sudah

Page 155: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 143

membangun sistem pelaporan orang asing secara online, tujuannya untuk

memudahkan semua pihak untuk melaporkan keberadaan dan kegiatan

orang asing tersebut agar mudah diakses yaitu http//:apoa.imigrasi.go.id.

Pihak imigrasi juga sudah melakukan sosialisasi hingga lintas

kementerian/lembaga, asosiasi hotel/penginapan/ apartemen/ asosiasi

restoran hingga masyarakat umum.

Dalam Pasal 200 Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,

salah satu tugas TIMPORA adalah memberikan saran dan pertimbangan

kepada instansi dan/atau Lembaga pemerintahan terkait, mengenai hal

yang berkaitan dengan pengawasan orang asing. Batasan tugas TIMPORA

hanya pada pemberian saran dan pertimbangan kurang memperkuat

posisi TIMPORA dalam melakukan pengawasan terhadap orang asing.

Oleh karena itu, untuk memperkuat keberadaan TIMPORA perlu

diterbitkan dasar hukum yang lebih tinggi (selama ini hanya diatur dalam

Permenkumham Nomor 50 Tahun 2016 tentang Tim Pengawasan Orang

Asing) sehingga dapat mencakup tugas dan fungsi pengawasan dan

penindakan terhadap orang asing pada stakeholder terkait lainnya.

Selain itu, terkait TIMPORA dari beberapa hasil kajian yang menyoroti

efektivitas kerja TIMPORA beberapa temuan yang perlu diperhatikan

antara lain: TIMPORA tidak memiliki konsep pengawasan atau mekanisme

kerja yang jelas, Keterlibatan instansi lain di dalam wadah TIMPORA baru

sebatas pemberi masukan yang dikoordinasikan, masih terbatasnya

jumlah personil, minimnya kompetensi yang dimiliki oleh anggota

TIMPORA/ sumber daya manusia kurang profesional (permasalahan

ketika melakukan pemantauan, pengecekan, kegiatan intelijen),

permasalahan anggaran yang minim, masalah koordinasi baik koordinasi

internal maupun eksternal/masih adanya ego sektoral.

5. Perlunya peningkatan kompetensi Pejabat Dinas Luar Negeri.

Dalam Pasal 94 Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

disebutkan bahwa: “Dalam hal pada Perwakilan Republik Indonesia belum

ada Pejabat Imigrasi yang ditunjuk, pemeriksaan persyaratan dan

penerbitan Visa kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dan

Pasal 93 dilaksanakan oleh Pejabat Dinas Luar Negeri yang telah

Page 156: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 144

mendapatkan pengetahuan melalui pelatihan di bidang Keimigrasian.”

Lebih lanjut Pasal 105 ayat (2) Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian: “Pejabat Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terlebih dahulu mendapatkan pengetahuan melalui pelatihan di

bidang Keimigrasian.” Dalam implementasinya, kurangnya kompetensi

PDLN dalam penerbitan visa kunjungan dan vitas berakibat

ketidaksesuaian maksud dan tujuan kegiatan orang asing dengan jenis

visa yang diberikan. Selain itu, pelaporan visa kunjungan dan vitas yang

tidak terlaksana dengan baik oleh PDLN dapat berakibat masuknya orang

asing yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di

Indonesia.

6. Peninjauan terhadap ketentuan masa berlaku paspor biasa

Dalam Pasal 51 Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

disebutkan masa berlaku paspor biasa paling lama 5 tahun sejak tanggal

diterbitkan. Dalam pelaksanaannya sampai dengan saat ini selalu terjadi

antrean panjang pelayanan paspor di Kantor Imigrasi yang berakibat

beban kerja yang besar pada Kantor Imigrasi yang menerbitkan paspor

dan juga perwakilan negara RI di luar negeri yang melayani pergantian

paspor para PMI dan para pelajar. Selain itu, perpanjangan masa berlaku

paspor biasa bertujuan untuk menghemat biaya pencetakan dimana

jumlah pemohon paspor biasa terus meningkat tiap tahun. Oleh karena

itu, Direktorat Jenderal Imigrasi mengupayakan pemberlakuan paspor

biasa dengan masa berlaku 10 tahun dengan menerbitkan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Lebih detail hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 157: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

14

5

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Pem

erin

tah

No

mo

r 3

1 Ta

hu

n 2

013

Ten

tan

g P

erat

ura

n P

elak

san

aan

Un

dan

g-u

nd

ang

No

mo

r 6

Tah

un

201

1 Te

nta

ng

Keim

igra

sian

seb

agai

man

a d

iub

ah b

eber

apa

kali

tera

khir

den

gan

Per

atu

ran

Pem

erin

tah

No

mo

r 51

Tah

un

202

0

ten

tan

g Pe

rub

ahan

Ked

ua

Ata

s Pe

ratu

ran

Pem

erin

tah

No

mo

r 3

1 Ta

hu

n 2

013

Ten

tan

g Pe

ratu

ran

Pel

aksa

naa

n U

nd

ang-

un

dan

g N

om

or

6 T

ahu

n 2

011

Ten

tan

g Ke

imig

rasi

an

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

25

(1

) P

ejab

at I

mig

rasi

men

ola

k O

ran

g A

sin

g u

ntu

k m

asu

k W

ilaya

h I

nd

on

esia

dal

am

hal

Ora

ng

Asi

ng

ters

ebu

t:

a.

nam

anya

te

rcan

tum

d

alam

d

afta

r P

enan

gkal

an;

b.

tid

ak

mem

iliki

D

oku

men

Per

jala

nan

ya

ng

sah

dan

mas

ih

ber

laku

; c.

m

emili

ki

Do

kum

en

Kei

mig

rasi

an

yan

g p

alsu

; d

. ti

dak

m

emili

ki

Vis

a,

kecu

ali

yan

g d

ibeb

aska

n

dar

i ke

waj

iban

m

emili

ki

Vis

a;

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

si

tuas

i sa

at

ini

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

.

Men

uru

t p

asal

in

i, P

ejab

at I

mig

rasi

dap

at

men

ola

k o

ran

g as

ing

mem

asu

ki w

ilaya

h

Ind

on

esia

dal

am h

al o

ran

g as

ing

ters

ebu

t ya

ng

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

yan

g m

emb

ahay

akan

kes

ehat

an u

mu

m.

Leb

ih

lan

jut

dal

am P

asal

10

9,

terh

adap

ora

ng

asin

g ya

ng

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

per

mo

ho

nan

p

emb

eria

n

visa

d

apat

d

ito

lak

ole

h P

DLN

ata

u P

I. H

al i

ni

seja

lan

d

enga

n k

eten

tuan

dal

am U

U K

eim

igra

sian

Ta

hu

n 2

01

1.

Terk

ait

den

gan

ko

nd

isi

saat

in

i d

iman

a w

abah

vi

rus

Co

ron

a

tela

h

men

jad

i p

and

emi

di

ham

pir

se

luru

h

neg

ara

di

du

nia

te

rmas

uk

di

Ind

on

esia

m

aka

Ind

on

esia

te

ntu

nya

ak

an

men

erap

kan

p

rin

sip

ke

hat

i-h

atia

n.

Di

beb

erap

a te

mp

at k

edat

anga

n o

ran

g as

ing

sud

ah

dis

edia

kan

al

at

pen

guku

r su

hu

tu

bu

h,

dan

ala

t2 p

end

etek

si l

ain

nya

. D

ari

kete

ran

gan

ya

ng

dis

amp

aika

n

ole

h

Dr.

R

on

ny

F So

mp

ie, S

.H.,M

.H (

Man

tan

Dit

jen

Ub

ah

Pen

jela

san

p

asal

. D

alam

P

enje

lasa

n

Pas

al

per

lu

men

amb

ahka

n

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

la

in

seb

agai

ru

juka

n

yan

g m

em

ber

ikan

b

atas

an a

tau

def

inis

i m

enge

nai

p

enya

kit

men

ula

r.

Page 158: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

14

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

e.

tela

h

mem

ber

i ke

tera

nga

n

yan

g ti

dak

b

enar

d

alam

m

emp

ero

leh

Vis

a;

f.

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

yan

g m

emb

ahay

akan

ke

seh

atan

um

um

; g.

te

rlib

at

keja

hat

an

inte

rnas

ion

al

dan

ti

nd

ak

pid

ana

tran

snas

ion

al

yan

g te

rorg

anis

asi;

h.

term

asu

k d

alam

d

afta

r p

enca

rian

o

ran

g u

ntu

k d

itan

gkap

dar

i su

atu

n

egar

a as

ing;

i.

te

rlib

at

dal

am

kegi

atan

m

akar

te

rhad

ap P

emer

inta

h

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

; at

au

j. te

rmas

uk

dal

am

jari

nga

n p

rakt

ik a

tau

ke

giat

an

pro

stit

usi

, p

erd

agan

gan

o

ran

g,

Imig

rasi

yan

g se

kara

ng

men

jab

at s

ebag

ai

An

alis

Kei

mig

rasi

an U

tam

a) d

alam

rap

at

nar

asu

mb

er

yan

g d

iad

akan

o

leh

P

okj

a m

enya

mp

aika

n

di

ten

gah

ko

nd

isi

pan

dem

i gl

ob

al

kare

na

Co

vid

1

9,

Kem

ente

rian

H

uku

m

dan

H

AM

c.

q

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

Imig

rasi

te

lah

m

elak

uka

n u

pay

a re

spo

nsi

f d

an a

dap

tif

dal

am p

ence

gah

am p

enye

bar

an C

ovi

d-1

9

mel

alu

i :

a)

Per

men

kum

ham

N

om

or

3

Tah

un

2

02

0

ten

tan

g P

engh

enti

an

Sem

enta

ra

Beb

as

Vis

a K

un

jun

gan

, V

isa

dan

P

emb

eria

n

Izin

Ti

ngg

al

Kea

daa

n

Terp

aksa

b

agi

War

ga

Neg

ara

Rep

ub

lik

Rak

yat

Tio

ngk

ok

yan

g b

erla

ku

pad

a ta

ngg

al

04

Fe

bru

ari

20

20

; b

) P

erm

enku

mh

am

No

mo

r 7

Ta

hu

n

20

20

te

nta

ng

Pem

ber

ian

Vis

a d

an I

zin

Tin

ggal

D

alam

U

pay

a P

ence

gah

an

Mas

ukn

ya

Vir

us

Co

ron

a ya

ng

ber

laku

pad

a ta

ngg

al

28

Fe

bru

ari

20

20

; c)

P

erm

enku

mh

am

No

mo

r 8

Ta

hu

n

20

20

te

nta

ng

Pen

ghen

tian

Se

men

tara

B

ebas

V

isa

Ku

nju

nga

n

dan

V

isa

Ku

nju

nga

n

Saat

K

edat

anga

n s

erta

Pem

ber

ian

Izi

n T

ingg

al

Kea

daa

n

Terp

aksa

ya

ng

ber

laku

p

ada

tan

ggal

1

9

Mar

et

20

20

d

)

Page 159: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

14

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dan

P

enye

lun

du

pan

M

anu

sia.

(2

)

Ora

ng

Asi

ng

yan

g d

ito

lak

mas

uk

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at (

1)

dit

emp

atka

n

dal

am

pen

gaw

asan

se

men

tara

m

enu

ngg

u

pro

ses

pem

ula

nga

n

yan

g b

ersa

ngk

uta

n.

Per

men

kum

ham

No

mo

r 1

1 T

ahu

n 2

02

0

ten

tan

g P

elar

anga

n

Sem

enta

ra

Ora

ng

Asi

ng

Mas

uk

Wila

yah

N

egar

a R

epu

blik

In

do

nes

ia y

ang

ber

laku

pad

a ta

ngg

al 0

2

Ap

ril

20

20

; d

an

Sura

t Ed

aran

D

itje

n

Imig

rasi

N

om

or

IMI-

GR

-.0

1.0

1-2

32

5

Tah

un

2

02

0

ten

tan

g P

elar

anga

n

Sem

enta

ra O

ran

g A

sin

g M

asu

k W

ilaya

h

Neg

ara

Rep

ub

lik In

do

nes

ia. N

amu

n d

alam

p

rakt

ikn

ya t

erka

it p

erlin

tasa

n o

ran

g as

ing

di

mas

a aw

al

mer

ebak

nya

p

and

emi

coro

na

yan

g d

iatu

r p

ada

Pera

tura

n

Men

teri

Hu

kum

dan

HA

M R

I N

om

or

7

Tah

un

2

02

0

ten

tan

g P

emb

eria

n

Izin

Ti

ngg

al

dal

am

Up

aya

Pen

cega

han

M

asu

knya

Vir

us

Co

ron

a. B

ahw

a ke

bija

kan

p

emer

inta

h s

aat

itu

han

ya m

engh

enti

kan

se

men

tara

p

emb

eria

n

beb

as

visa

ku

nju

nga

n

dan

vi

sa

kun

jun

gan

sa

at

ked

atan

gan

se

dan

gkan

vi

sa

kun

jun

gan

d

an v

itas

mas

ih m

un

gkin

un

tuk

dib

erik

an

di

Per

wak

ilan

R

epu

blik

In

do

nes

ia,

seh

ingg

a m

asih

dim

un

gkin

kan

bag

i o

ran

g as

ing

(ter

mas

uk

TKA

) u

ntu

k m

asu

k ke

In

do

nes

ia a

pab

ila d

oku

men

kei

mig

rasi

an

len

gkap

den

gan

dis

erta

i su

rat

kete

ran

gan

Page 160: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

14

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

kese

hat

an

(cer

tifi

cate

o

f h

ealt

h)

dar

i n

egar

a as

aln

ya.

Nam

un

d

emik

ian

ya

ng

per

lu

men

jad

i p

erh

atia

n a

dal

ah a

dan

ya j

enis

pen

yaki

t m

enu

lar

lain

yan

g ju

ga p

atu

t d

iwas

pad

ai

kare

na

tid

ak

men

jad

i p

and

emi

glo

bal

, m

isal

nya

: p

enya

kit

yan

g d

iseb

abka

n o

leh

vi

rus

atau

bak

teri

lai

n y

ang

juga

dap

at

mem

bah

ayak

an m

asya

raka

t. B

aik

dal

am

PP

in

i m

aup

un

UU

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

tid

ak

dit

emu

kan

d

efin

isi

atau

b

atas

an y

ang

dim

aksu

d d

enga

n p

enya

kit

men

ula

r se

bag

aim

ana

dis

ebu

tkan

dal

am

per

atu

ran

ini.

2.

P

asal

26

– P

asal

89

-

- -

- Te

tap

3.

P

asal

90

P

erm

oh

on

an

Vis

a ku

nju

nga

n

dia

juka

n k

epad

a M

ente

ri a

tau

P

ejab

at Im

igra

si y

ang

dit

un

juk

pad

a P

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

d

enga

n

men

gisi

ap

likas

i dat

a d

an m

elam

pir

kan

p

ersy

arat

an:

a.

pas

po

r ya

ng

sah

dan

mas

ih

ber

laku

p

alin

g si

ngk

at

6 (e

nam

) b

ula

n;

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

si

tuas

i sa

at

ini

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

.

Dal

am p

erm

oh

on

an v

isa

dip

lom

atik

dan

vi

sa

din

as

dip

ersy

arat

kan

ad

anya

d

oku

men

p

end

uku

ng

lain

nya

ap

abila

d

iper

luka

n,

dim

ana

dal

am

pen

jela

san

p

asal

dis

ebu

tkan

yan

g d

imak

sud

den

gan

d

oku

men

p

end

uku

ng

lain

nya

, sa

lah

sa

tun

ya b

eru

pa

sura

t ke

tera

nga

n s

ehat

. Te

rkai

t d

enga

n k

on

dis

i sa

at i

ni

dit

enga

h

adan

ya

wab

ah

glo

bal

co

vid

1

9,

mak

a se

bai

knya

p

erlu

m

enam

bah

kan

p

ersy

arat

an

per

lun

ya

do

kum

en

Ub

ah

per

lu m

enam

bah

kan

p

ersy

arat

an

per

lun

ya

do

kum

en

pen

du

kun

g la

inn

ya

apab

ila

dip

erlu

kan

/dal

am

kead

aan

ter

ten

tu k

e d

alam

ke

ten

tuan

p

enga

juan

p

erm

oh

on

an

visa

Page 161: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

14

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

b.

sura

t p

enja

min

an

dar

i P

enja

min

ke

cual

i u

ntu

k ku

nju

nga

n

dal

am

ran

gka

par

iwis

ata;

c.

bu

kti

mem

iliki

bia

ya h

idu

p

bag

i d

irin

ya

dan

/ata

u

kelu

arga

nya

sel

ama

ber

ada

di W

ilaya

h In

do

nes

ia;

d.

tike

t ke

mb

ali

atau

ti

ket

teru

san

un

tuk

mel

anju

tkan

p

erja

lan

an k

e n

egar

a la

in

kecu

ali

bag

i aw

ak

alat

an

gku

t ya

ng

akan

sin

ggah

u

ntu

k b

erga

bu

ng

den

gan

ka

pal

nya

dan

mel

anju

tkan

p

erja

lan

an k

e n

ega

ra l

ain

; d

an

e. p

asfo

to b

erw

arn

a.

pen

du

kun

g la

inn

ya

apab

ila

dip

erlu

kan

/dal

am

kead

aan

te

rten

tu

ke

dal

am k

eten

tuan

pen

gaju

an p

erm

oh

on

an

visa

ku

nju

nga

n m

aup

un

vit

as.

Sela

in j

uga

u

ntu

k m

emb

erik

an

keje

lasa

n

terh

adap

p

elak

san

aan

Pas

al 2

5 h

uru

f f,

Pas

al 1

09

h

uru

f f,

dan

Pas

al 1

58

hu

ruf

c m

enge

nai

ru

mu

san

"m

end

erit

a p

enya

kit

men

ula

r ya

ng

mem

bah

ayak

an k

eseh

atan

um

um

".

Kar

ena

jen

is p

enya

kit

ini

ten

tula

h t

idak

m

ud

ah

did

etek

si

atau

d

iket

ahu

i o

leh

p

ejab

at

imig

rasi

at

au

pej

abat

ya

ng

ber

wen

ang

mem

ber

ikan

iz

in

mas

uk

ke

wila

yah

Ind

on

esia

.

kun

jun

gan

m

aup

un

vi

tas

4.

P

asal

91

- P

asal

10

2

- -

- -

Teta

p

5.

P

asal

10

3

(1)

Per

mo

ho

nan

Vis

a ti

ngg

al

terb

atas

d

iaju

kan

o

leh

O

ran

g A

sin

g at

au

Pen

jam

in k

epad

a M

ente

ri

atau

Pej

abat

Imig

rasi

yan

g d

itu

nju

k d

enga

n

men

gisi

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

si

tuas

i sa

at

ini

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

.

Dal

am p

erm

oh

on

an v

isa

dip

lom

atik

dan

vi

sa

din

as

dip

ersy

arat

kan

ad

anya

d

oku

men

p

end

uku

ng

lain

nya

ap

abila

d

iper

luka

n,

dim

ana

dal

am

pen

jela

san

p

asal

dis

ebu

tkan

yan

g d

imak

sud

den

gan

d

oku

men

p

end

uku

ng

lain

nya

, sa

lah

sa

tun

ya b

eru

pa

sura

t ke

tera

nga

n s

ehat

.

Ub

ah

Per

lu m

enam

bah

kan

p

ersy

arat

an

per

lun

ya

do

kum

en

pen

du

kun

g la

inn

ya

apab

ila

dip

erlu

kan

/dal

am

Page 162: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

aplik

asi

dat

a d

an

mel

amp

irka

n

per

syar

atan

: a.

su

rat

pen

jam

inan

dar

i P

enja

min

; b

. fo

toko

pi

Pas

po

r K

eban

gsaa

n

yan

g sa

h

dan

mas

ih b

erla

ku:

1.

pal

ing

sin

gkat

12

(d

ua

bel

as)

bu

lan

b

agi

yan

g ak

an

mel

aku

kan

p

eker

jaan

d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

u

ntu

k w

aktu

pal

ing

lam

a 6

(e

nam

) b

ula

n;

2.

pal

ing

sin

gkat

18

(d

elap

an

bel

as)

bu

lan

b

agi

yan

g ak

an

mel

aku

kan

p

eker

jaan

at

au

tin

ggal

d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

u

ntu

k w

aktu

pal

ing

lam

a 1

(s

atu

) ta

hu

n; a

tau

Terk

ait

den

gan

ko

nd

isi

saat

in

i d

iten

gah

ad

anya

w

abah

gl

ob

al

covi

d

19

, m

aka

seb

aikn

ya

per

lu

men

amb

ahka

n

per

syar

atan

p

erlu

nya

d

oku

men

p

end

uku

ng

lain

nya

ap

abila

d

iper

luka

n/d

alam

ke

adaa

n

tert

entu

ke

d

alam

ket

entu

an p

enga

juan

per

mo

ho

nan

vi

sa k

un

jun

gan

mau

pu

n v

itas

. Se

lain

ju

ga

un

tuk

mem

ber

ikan

ke

jela

san

te

rhad

ap

pel

aksa

naa

n P

asal

25

hu

ruf

f, P

asal

10

9

hu

ruf

f, d

an P

asal

15

8 h

uru

f c

men

gen

ai

rum

usa

n

"men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

yan

g m

emb

ahay

akan

kes

ehat

an u

mu

m".

K

aren

a je

nis

pen

yaki

t in

i te

ntu

lah

tid

ak

mu

dah

d

idet

eksi

at

au

dik

etah

ui

ole

h

pej

abat

im

igra

si

atau

p

ejab

at

yan

g b

erw

enan

g m

emb

erik

an

izin

m

asu

k ke

w

ilaya

h In

do

nes

ia.

kead

aan

ter

ten

tu k

e d

alam

ke

ten

tuan

p

enga

juan

p

erm

oh

on

an

visa

ku

nju

nga

n

mau

pu

n

vita

s.

Page 163: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

3.

pal

ing

sin

gkat

30

(t

iga

pu

luh

) b

ula

n

bag

i ya

ng

akan

m

elak

uka

n

pek

erja

an

atau

ti

ngg

al d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

u

ntu

k w

aktu

pal

ing

lam

a 2

(d

ua)

tah

un

. c.

b

ukt

i m

emili

ki

bia

ya

hid

up

b

agi

dir

inya

d

an/a

tau

ke

luar

gan

ya

sela

ma

ber

ada

di

Wila

yah

In

do

nes

ia;

dan

d

. p

asfo

to b

erw

arn

a.

(2)

Sela

in

mel

amp

irka

n

per

syar

atan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1),

b

agi:

a.

Ora

ng

Asi

ng

seb

agai

man

a d

imak

sud

dal

am P

asal

1

02

aya

t (2

) d

an a

yat

(3) h

uru

f a d

an h

uru

f b,

juga

h

aru

s m

elam

pir

kan

su

rat

Page 164: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

reko

men

das

i d

ari

inst

ansi

d

an/a

tau

le

mb

aga

pem

erin

tah

an

terk

ait

sesu

ai

den

gan

ke

ten

tuan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n;

… (

dan

set

eru

snya

)

6.

P

asal

10

4 –

Pas

al 1

08

-

- -

- Te

tap

7.

P

asal

10

9

Pej

abat

D

inas

Lu

ar

Neg

eri

atau

P

ejab

at

Imig

rasi

d

apat

m

eno

lak

per

mo

ho

nan

p

emb

eria

n V

isa

kep

ada

Ora

ng

Asi

ng,

dal

am h

al:

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

si

tuas

i sa

at

ini

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

.

Men

uru

t p

asal

in

i, P

ejab

at I

mig

rasi

dap

at

men

ola

k o

ran

g as

ing

mem

asu

ki w

ilaya

h

Ind

on

esia

dal

am h

al o

ran

g as

ing

ters

ebu

t ya

ng

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

yan

g m

emb

ahay

akan

kes

ehat

an u

mu

m.

Leb

ih

lan

jut

dal

am P

asal

10

9,

terh

adap

ora

ng

asin

g ya

ng

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar

per

mo

ho

nan

p

emb

eria

n

visa

d

apat

d

ito

lak

ole

h P

DLN

ata

u P

I. H

al i

ni

seja

lan

d

enga

n k

eten

tuan

dal

am U

U K

eim

igra

sian

Ta

hu

n 2

01

1.

Terk

ait

den

gan

ko

nd

isi

saat

in

i d

iman

a w

abah

vi

rus

Co

ron

a te

lah

m

enja

di

pan

dem

i d

i h

amp

ir

selu

ruh

n

egar

a d

i d

un

ia

term

asu

k d

i In

do

nes

ia

mak

a In

do

nes

ia

ten

tun

ya

akan

m

ener

apka

n

pri

nsi

p

keh

ati-

hat

ian

. D

i b

eber

apa

tem

pat

ked

atan

gan

ora

ng

asin

g

Ub

ah

Pen

jela

san

P

asal

. D

alam

P

enje

lasa

n

Pas

al

per

lu

men

amb

ahka

n

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

la

in

seb

agai

ru

juka

n

yan

g m

em

ber

ikan

b

atas

an a

tau

def

inis

i m

enge

nai

p

enya

kit

men

ula

r.

Page 165: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

3

d.

nam

anya

ter

can

tum

dal

am

daf

tar

Pen

angk

alan

; e.

ti

dak

m

emili

ki

Do

kum

en

Per

jala

nan

ya

ng

sah

d

an

mas

ih b

erla

ku;

f.

tid

ak c

uku

p m

emili

ki b

iaya

h

idu

p

bag

i d

irin

ya

dan

/ata

u

kelu

arga

nya

se

lam

a b

erad

a d

i In

do

nes

ia;

g.

tid

ak

mem

iliki

ti

ket

kem

bal

i at

au t

iket

ter

usa

n

un

tuk

mel

anju

tkan

p

erja

lan

an k

e n

egar

a la

in;

h.

tid

ak m

emili

ki I

zin

Mas

uk

Kem

bal

i ke

n

egar

a as

al

atau

tid

ak m

emili

ki V

isa

ke

neg

ara

lain

; i.

men

der

ita

pen

yaki

t m

enu

lar,

ga

ngg

uan

jiw

a,

atau

h

al

lain

ya

ng

dap

at

mem

bah

ayak

an k

eseh

atan

at

au k

eter

tib

an u

mu

m;

j. te

rlib

at

tin

dak

p

idan

a tr

ansn

asio

nal

ya

ng

tero

rgan

isas

i at

au

mem

bah

ayak

an

keu

tuh

an

wila

yah

N

egar

a K

esat

uan

sud

ah

dis

edia

kan

al

at

pen

guku

r su

hu

tu

bu

h,

dan

ala

t2 p

end

etek

si l

ain

nya

. D

ari

kete

ran

gan

ya

ng

dis

amp

aika

n

ole

h

Dr.

R

on

ny

F So

mp

ie, S

.H.,M

.H (

Man

tan

Dit

jen

Im

igra

si y

ang

seka

ran

g m

enja

bat

seb

agai

A

nal

is K

eim

igra

sian

Uta

ma)

dal

am r

apat

n

aras

um

ber

ya

ng

dia

dak

an

ole

h

Po

kja

men

yam

pai

kan

d

i te

nga

h

kon

dis

i p

and

emi

glo

bal

ka

ren

a C

ovi

d

19

, K

emen

teri

an

Hu

kum

d

an

HA

M

c.q

D

irek

tora

t Je

nd

eral

Im

igra

si

tela

h

mel

aku

kan

up

aya

resp

on

sif

dan

ad

apti

f d

alam

pen

cega

ham

pen

yeb

aran

Co

vid

-19

m

elal

ui

: a)

P

erm

enku

mh

am

No

mo

r 3

Ta

hu

n

20

20

te

nta

ng

Pen

ghen

tian

Se

men

tara

B

ebas

V

isa

Ku

nju

nga

n,

Vis

a d

an

Pem

ber

ian

Iz

in

Tin

ggal

K

ead

aan

Te

rpak

sa

bag

i W

arga

N

egar

a R

epu

blik

R

akya

t Ti

on

gko

k ya

ng

ber

laku

p

ada

tan

ggal

0

4

Feb

ruar

i 2

02

0;

b)

Per

men

kum

ham

N

om

or

7

Tah

un

2

02

0

ten

tan

g P

emb

eria

n V

isa

dan

Izi

n T

ingg

al

Dal

am

Up

aya

Pen

cega

han

M

asu

knya

V

iru

s C

oro

na

yan

g b

erla

ku p

ada

tan

ggal

2

8

Feb

ruar

i 2

02

0;

c)

Per

men

kum

ham

N

om

or

8

Tah

un

2

02

0

ten

tan

g P

engh

enti

an

Sem

enta

ra

Beb

as

Vis

a K

un

jun

gan

d

an

Vis

a K

un

jun

gan

Sa

at

Ked

atan

gan

ser

ta P

emb

eria

n I

zin

Tin

ggal

Page 166: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

4

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

; d

an/a

tau

k.

te

rmas

uk

dal

am

jari

nga

n

pra

ktik

at

au

kegi

atan

p

rost

itu

si,

per

dag

anga

n

ora

ng,

dan

Pen

yelu

nd

up

an

Man

usi

a.

Kea

daa

n

Terp

aksa

ya

ng

ber

laku

p

ada

tan

ggal

1

9

Mar

et

20

20

d

) P

erm

enku

mh

am N

om

or

11

Tah

un

20

20

te

nta

ng

Pel

aran

gan

Se

men

tara

O

ran

g A

sin

g M

asu

k W

ilaya

h

Neg

ara

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

yan

g b

erla

ku p

ada

tan

ggal

02

A

pri

l 2

02

0;

dan

Su

rat

Edar

an

Dit

jen

Im

igra

si

No

mo

r IM

I-G

R-.

01

.01

-23

25

Ta

hu

n

20

20

te

nta

ng

Pel

aran

gan

Se

men

tara

Ora

ng

Asi

ng

Mas

uk

Wila

yah

N

egar

a R

epu

blik

Ind

on

esia

. Nam

un

dal

am

pra

ktik

nya

ter

kait

per

linta

san

ora

ng

asin

g d

i m

asa

awal

m

ereb

akn

ya

pan

dem

i co

ron

a ya

ng

dia

tur

pad

a Pe

ratu

ran

M

ente

ri H

uku

m d

an H

AM

RI

No

mo

r 7

Ta

hu

n

20

20

te

nta

ng

Pem

ber

ian

Iz

in

Tin

ggal

d

alam

U

pay

a P

ence

gah

an

Mas

ukn

ya V

iru

s C

oro

na.

Bah

wa

keb

ijaka

n

pem

erin

tah

saa

t it

u h

anya

men

ghen

tika

n

sem

enta

ra

pem

ber

ian

b

ebas

vi

sa

kun

jun

gan

d

an

visa

ku

nju

nga

n

saat

ke

dat

anga

n

sed

angk

an

visa

ku

nju

nga

n

dan

vit

as m

asih

mu

ngk

in u

ntu

k d

iber

ikan

d

i P

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

, se

hin

gga

mas

ih d

imu

ngk

inka

n b

agi

ora

ng

asin

g (t

erm

asu

k TK

A)

un

tuk

mas

uk

ke

Ind

on

esia

ap

abila

do

kum

en k

eim

igra

sian

le

ngk

ap d

enga

n d

iser

tai s

ura

t ke

tera

nga

n

Page 167: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

kese

hat

an

(cer

tifi

cate

o

f h

ealt

h)

dar

i n

egar

a as

aln

ya.

Nam

un

d

emik

ian

ya

ng

per

lu

men

jad

i p

erh

atia

n a

dal

ah a

dan

ya j

enis

pen

yaki

t m

enu

lar

lain

yan

g ju

ga p

atu

t d

iwas

pad

ai

kare

na

tid

ak

men

jad

i p

and

emi

glo

bal

, m

isal

nya

: p

enya

kit

yan

g d

iseb

abka

n o

leh

vi

rus

atau

bak

teri

lai

n y

ang

juga

dap

at

mem

bah

ayak

an m

asya

raka

t. B

aik

dal

am

PP

in

i m

aup

un

UU

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

tid

ak

dit

emu

kan

d

efin

isi

atau

b

atas

an y

ang

dim

aksu

d d

enga

n p

enya

kit

men

ula

r se

bag

aim

ana

dis

ebu

tkan

dal

am

per

atu

ran

in

i. O

leh

ka

ren

a it

u

per

lu

dib

erik

an

pen

jela

san

at

au

bat

asan

d

ari

pen

yaki

t m

enu

lar

yan

g m

emb

ahay

akan

ke

seh

atan

um

um

yan

g d

imak

sud

dal

am

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1 m

aup

un

PP

in

i.

8.

P

asal

11

0 –

Pas

al 1

75

-

- -

- Te

tap

9.

P

asal

17

6

(1)

Pen

gaw

asan

la

pan

gan

te

rhad

ap

war

ga

neg

ara

Ind

on

esia

dap

at d

ilaku

kan

d

enga

n:

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, kat

a

Kej

elas

an

Ket

entu

an d

alam

pas

al in

i ber

up

aya

un

tuk

men

gatu

r m

enge

nai

lin

gku

p p

en

gaw

asan

la

pan

gan

d

alam

ra

ngk

a p

enga

was

an

terh

adap

W

NI.

Sala

h

satu

p

enga

was

an

lap

anga

n

dap

at

dila

kuka

n

den

gan

m

elak

uka

n

waw

anca

ra

pad

a sa

at

WN

I

Ub

ah

Per

lu

refo

rmu

lasi

ke

ten

tuan

n

orm

a d

alam

p

asal

in

i u

ntu

k d

apat

h

arm

on

is

den

gan

Page 168: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

a.

men

cari

d

an

men

dap

atka

n

kete

ran

gan

m

enge

nai

ke

ber

adaa

n

war

ga

neg

ara

Ind

on

esia

yan

g b

erad

a d

i lu

ar W

ilaya

h

Ind

on

esia

; b

. m

elak

uka

n w

awan

cara

p

ada

saat

m

emo

ho

n

Do

kum

en

Per

jala

nan

R

epu

blik

In

do

nes

ia;

atau

c.

m

elak

uka

n

koo

rdin

asi

den

gan

p

emer

inta

h

neg

ara

sete

mp

at

mel

alu

i K

epal

a P

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

u

ntu

k m

eman

tau

ke

ber

adaa

n

war

ga

neg

ara

Ind

on

esia

d

i lu

ar

Wila

yah

In

do

nes

ia.

mem

oh

on

d

oku

men

p

erja

lan

an.

Kat

a "d

apat

" d

alam

ru

mu

san

pas

al i

ni

mal

ah

men

imb

ulk

an k

etid

akte

gasa

n d

alam

hal

d

apat

d

iart

ikan

p

rose

du

r w

awan

cara

"t

idak

waj

ib"

atau

dap

at d

ikes

amp

ingk

an

dal

am

hal

p

rose

s p

enga

juan

d

oku

men

p

erja

lan

an.

Seh

aru

snya

p

rose

du

r w

awan

cara

in

i m

enja

di

pro

sed

ur

yan

g w

ajib

d

ilaku

kan

te

rhad

ap

sem

ua

WN

I ya

ng

men

gaju

kan

per

mo

ho

nan

do

kum

en

per

jala

nan

in

i, h

al

ini

seb

agai

b

entu

k p

elak

san

aan

dar

i ket

entu

an P

asal

67

aya

t (1

) U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

011

ya

ng

men

yata

kan

b

ahw

a p

enga

was

an

keim

igra

sian

te

rhad

ap

WI

dila

ksan

akan

p

ada

saat

p

erm

oh

on

an

do

kum

en

per

jala

nan

, ke

luar

at

au

mas

uk,

at

au

ber

ada

di

luar

W

ilaya

h

Ind

on

esia

d

ilaku

kan

den

gan

, sa

lah

sat

un

ya a

dal

ah

pem

anta

uan

ter

had

ap s

etia

p W

NI

yan

g m

emo

ho

n

do

kum

en

per

jala

nan

, ke

luar

at

au m

asu

k w

ilaya

h I

nd

on

esia

, d

an y

ang

ber

ada

di

luar

wila

yah

In

do

nes

ia.

Hal

in

i m

enu

nju

kkan

po

ten

si d

ish

arm

on

i an

tara

d

ua

atu

ran

te

rseb

ut.

Le

bih

la

nju

t,

keti

dak

tega

san

d

an

dis

har

mo

ni

ini

ber

lan

jut

dal

am

ayat

2

n

ya

dim

ana

kete

ntu

an

Pas

al

67

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1.

Per

lu

un

tuk

mel

ihat

ke

mb

ali

per

lun

ya/u

rgen

si

mem

bed

akan

p

enga

was

an

keim

igra

sian

te

rhad

ap

WN

I (s

ebag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

66

ay

at

(2)

hu

ruf

a jo

Pas

al 6

7

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

) m

enja

di

du

a b

entu

k ya

itu

p

enga

was

an

adm

inis

trat

if

dan

p

enga

was

an

lap

anga

n

dal

am

PP

in

i. Ji

ka p

emb

edaa

n

ters

ebu

t m

alah

m

enim

bu

lkan

ke

tid

akte

gasa

n/d

ish

arm

on

i d

enga

n

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

Page 169: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(2)

Pen

gaw

asan

la

pan

gan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

dap

at

dila

ksan

akan

se

cara

p

erio

dik

at

au

sew

aktu

-w

aktu

jika

dip

erlu

kan

.

men

yeb

utk

an

pen

gaw

asan

in

i d

apat

d

ilaks

anak

an

seca

ra

per

iod

ik

atau

se

wak

tu-w

aktu

jika

dip

erlu

kan

.

Waw

anca

ra y

ang

dila

kuka

n p

ada

seti

ap

per

mo

ho

nan

d

oku

men

p

erj

alan

an

mer

up

akan

sal

ah s

atu

tah

apan

p

enti

ng

dal

am p

rose

s p

enga

was

an k

eim

igra

sian

. D

ari w

awan

cara

ter

seb

ut,

dap

at d

iket

ahu

i tu

juan

pem

oh

on

men

gaju

kan

do

kum

en

ters

ebu

t, s

ehin

gga

dap

at m

emin

imal

isir

W

NI

mel

angg

ar

per

atu

ran

n

egar

a la

in,

sep

erti

WN

I ya

ng

men

jad

i TK

I ile

gal

atau

ya

ng

ber

gab

un

g d

enga

n k

elo

mp

ok

ISIS

.

20

11

h

end

akn

ya

kete

ntu

an P

asal

17

5

dan

P

asal

1

76

d

iref

orm

ula

si

kem

bal

i ag

ar

dap

at

seja

lan

d

enga

n

atu

ran

di a

tasn

ya.

10

.

Pas

al 1

77

– P

asal

19

7

- -

- -

Teta

p

11

.

Pas

al 1

98

(1

) Ti

m

pen

gaw

asan

O

ran

g A

sin

g ti

ngk

at

pro

vin

si

dib

entu

k d

enga

n

Kep

utu

san

Kep

ala

Kan

tor

Wila

yah

K

emen

teri

an

Hu

kum

d

an

Hak

A

sasi

M

anu

sia.

(2

) Ti

m

pen

gaw

asan

O

ran

g A

sin

g ti

ngk

at

pro

vin

si

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) d

iket

uai

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

koo

rdin

asi

kele

mb

agaa

n/t

ata

org

anis

asi

Pem

bag

ian

ke

wen

anga

n

dan

tu

gasn

ya

jela

s

Dal

am a

yat

2 i

ni

dia

rtik

an K

epal

a D

ivis

i K

eim

igra

sian

m

emili

ki

kew

enan

gan

m

elak

uka

n

pen

gaw

asan

o

ran

g as

ing

seb

agai

ke

tua

TIM

PO

RA

p

ada

tin

gkat

p

rovi

nsi

. N

amu

n p

ada

fakt

anya

seo

ran

g K

epal

a D

ivis

i K

eim

igra

sian

ti

dak

m

emp

un

yai

kew

enan

gan

se

cara

o

per

asio

nal

u

ntu

k m

elak

uka

n

pen

gaw

asan

te

rhad

ap

ora

ng

asin

g,

nam

un

han

ya m

elak

uka

n k

oo

rdin

asi

saja

. (T

risa

pto

W

ahyu

di

Agu

ng

Nu

gro

ho

, "O

pti

mal

isas

i P

eran

TI

MP

OR

A

Pas

ca

Teta

p

Un

tuk

dap

at

men

jala

nka

n

kete

ntu

an

dal

am

pas

al i

ni

mak

a p

erlu

d

ilaku

kan

p

eru

bah

an t

erh

adap

o

rgan

isas

i d

an

tata

ke

rja

pad

a u

nit

K

anto

r W

ilaya

h

Kem

ente

rian

Hu

kum

d

an

HA

M

teru

tam

a

Page 170: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ole

h

Kep

ala

Div

isi

Kei

mig

rasi

an,

Kan

tor

Wila

yah

K

emen

teri

an

Hu

kum

d

an

Hak

A

sasi

M

anu

sia.

Ber

laku

nya

Per

atu

ran

Pre

sid

en N

om

or

21

Ta

hu

n

20

16

Te

nta

ng

Beb

as

Vis

a K

un

jun

gan

",

JIK

H

Vo

l.11

N

om

or

3

No

vem

ber

20

17

: 2

63

-28

5).

Hal

in

i d

apat

d

ilih

at d

alam

Pas

al 2

9 P

erm

enku

mh

am

No

mo

r 2

8 T

ahu

n 2

01

4 t

enta

ng

Org

anis

asi

dan

Ta

ta

Ker

ja

Kan

wil

Kem

enku

mh

am,

tid

ak

men

yeb

utk

an

fun

gsi

div

isi

keim

igra

sian

u

ntu

k m

elak

san

akan

p

enga

was

an k

eim

igra

sian

dan

du

a b

idan

g d

i b

awah

nya

han

ya m

elip

uti

: a.

Bid

ang

Lalu

Lin

tas

dan

Izi

n T

ingg

al K

eim

igra

sian

; d

an

b.

Bid

ang

Inte

lijen

, P

enin

dak

an,

Info

rmas

i d

an

Sara

na

Ko

mu

nik

asi

Kei

mig

rasi

an.

Hal

ini j

uga

dis

amp

aika

n o

leh

Dr.

Ro

nn

y F

Som

pie

, SH

.,MH

se

bag

ai

nar

asu

mb

er

dal

am r

apat

Po

kja

AE

terk

ait

Kei

mig

rasi

an

yan

g d

ilaks

anak

an s

ecar

a vi

rtu

al m

eeti

ng

tan

gga

21

A

pri

l 2

02

0.

Dim

ana

dal

am

men

du

kun

g tu

gas

keim

igra

sian

te

rkai

t p

enga

was

an

yan

g m

enja

di

ham

bat

an

adal

ah b

elu

m s

eban

din

gnya

ju

mla

h u

nit

p

elak

san

a te

knis

(U

PT)

im

igra

si d

enga

n

wila

yah

ka

bu

pat

en/k

ota

d

i In

do

nes

ia.

Ham

bat

an

lain

nya

ad

alah

te

rkai

t O

rgan

isas

i d

an

tata

ke

rja

yan

g b

elu

m

tuga

s d

an

fun

gsi

div

isi

keim

igra

sian

u

ntu

k d

apat

m

end

uku

ng

dan

m

emp

erku

at

tuga

s d

an fu

ngs

i dir

ekto

rat

jen

der

al

imig

rasi

te

rmas

uk

mel

aku

kan

p

enga

was

an

terh

adap

o

ran

g as

ing.

Page 171: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

15

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

du

kun

g ki

ner

ja p

enga

was

an,

dim

ana

UP

T ti

dak

ber

ada

dan

ber

tan

ggu

ng

jaw

ab

seca

ra l

angs

un

g ke

pad

a in

du

knya

. Su

atu

o

rgan

isas

i d

inila

i id

eal

jika

mem

iliki

tig

a u

nsu

r, y

aitu

: 1

. P

usa

t se

bag

ai p

emb

uat

keb

ijaka

n d

an

kep

utu

san

; 2

. W

ilaya

h

seb

agai

p

enga

was

d

an

pen

gen

dal

ian

. D

alam

h

al

ini

pel

aksa

naa

nn

ya

di

lap

anga

n

Kep

ala

Div

isi

Imig

rasi

bu

kan

seb

agai

ata

san

la

ngs

un

g d

ari

Un

it P

elak

san

a Te

knis

n

amu

n

Kep

ala

Div

isi

Imig

rasi

h

anya

se

bag

ai s

taf

tekn

is d

ari

Kep

ala

Kan

tor

Wila

yah

. 3

. U

nit

Pel

aksa

na

Tekn

is (

UP

T) s

ebag

ai

op

erat

or

pel

aksa

na.

Se

hin

gga,

K

anto

r W

ilaya

h

Kem

ente

rian

H

uku

m d

an H

AM

RI

(dal

am h

al i

ni

div

isi

keim

igra

sian

) b

elu

m

dap

at

men

du

kun

g p

elak

san

aan

tu

gas

dan

fu

ngs

i ke

imig

rasi

an

yan

g d

iem

ban

o

leh

D

irek

tora

t Je

nd

eral

Im

igra

si

un

tuk

mem

ber

ikan

b

ack

u

p

kep

ada

Un

it

Pel

aksa

na

Tekn

is (

UP

T) I

mig

rasi

. H

al i

ni

men

yeb

abka

n b

eban

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

Imig

rasi

sa

nga

t b

esar

d

an

me

nga

lam

i

Page 172: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

situ

asi

yan

g m

enja

dik

an

pel

aksa

naa

n

tuga

s d

i b

idan

g ke

imig

rasi

an

men

jad

i ku

ran

g m

aksi

mal

, te

rmas

uk

dal

am

men

jala

nka

n

fun

gsi

pen

gaw

asan

ke

imig

rasi

an.

12

.

Pas

al 1

99

– P

asal

20

7

- -

- -

Teta

p

13

.

Pas

al 2

08

(1

) P

ejab

at

Imig

rasi

b

erw

enan

g m

enem

pat

kan

O

ran

g A

sin

g d

alam

R

uan

g D

eten

si

Imig

rasi

jik

a O

ran

g A

sin

g te

rseb

ut:

a.

b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

ta

np

a m

emili

ki

Izin

Ti

ngg

al

yan

g sa

h a

tau

mem

iliki

Iz

in T

ingg

al y

ang

tid

ak

ber

laku

lagi

; b

. b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

ta

np

a m

emili

ki

Do

kum

en

Per

jala

nan

yan

g sa

h;

c.

dik

enai

Ti

nd

akan

A

dm

inis

trat

if

Kei

mig

rasi

an

ber

up

a

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

rele

van

si

den

gan

h

uku

m

yan

g b

erla

ku

seca

ra

inte

rnas

ion

al

Pen

gatu

ran

ya

ng

terk

ait

den

gan

ra

tifi

kasi

, ko

nve

nsi

, p

erja

njia

n,

trak

tat,

ke

bia

saan

in

tern

asio

nal

.

Ket

entu

an d

alam

du

a p

asal

in

i m

enga

tur

baw

ah

ora

ng

asin

g ya

ng

sed

ang

men

un

ggu

p

elak

san

aan

d

epo

rtas

i d

item

pat

kan

d

i ru

mah

at

au

ruan

gan

d

eten

si.

Wak

tu t

un

ggu

pad

a ru

mah

ata

u

ruan

g d

eten

si

ters

ebu

t m

asin

g-m

asin

g te

lah

dit

etap

kan

jan

gka

wak

tun

ya:

pal

ing

lam

a 3

0

har

i d

item

pat

kan

d

i ru

ang

det

ensi

. Le

bih

dar

i 3

0 h

ari

hin

gga

jan

gka

wak

tu p

alin

g la

ma

10

tah

un

dit

emp

atka

n

di r

um

ah d

eten

si.

Ber

das

arka

n

hal

te

rseb

ut

tid

ak

ada

pen

gatu

ran

bai

k d

alam

PP

mau

pu

n U

U

yan

g m

enga

tur

seca

ra e

ksp

lisit

men

gen

ai

wak

tu

min

imal

d

an

mak

sim

al

un

tuk

mel

aku

kan

d

epo

rtas

i, ya

ng

ada

han

ya

jan

gka

wak

tu

ora

ng

asin

g m

enu

ngg

u

seb

elu

m d

idep

ort

asi.

Per

mas

alah

an

yan

g m

un

cul

terk

ait

det

ensi

in

i ad

alah

tid

ak a

dan

ya b

atas

an

Teta

p

Terk

ait

per

mas

alah

an

yan

g d

item

uka

n

dal

am

pas

al

ini

per

lu

dila

kuka

n

kajia

n

leb

ih l

anju

t, a

pak

ah

pen

gatu

ran

m

enge

nai

ja

ngk

a w

aktu

p

end

epo

rtas

ian

p

erlu

d

iatu

r d

alam

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

atau

ti

dak

, te

rmas

uk

juga

m

asal

ah

stat

us

keim

igra

sian

at

au

izin

tin

ggal

ap

a ya

ng

seb

aikn

ya

dib

erik

an

kep

ada

ora

ng

asin

g

Page 173: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pem

bat

alan

Izin

Tin

ggal

ka

ren

a m

elak

uka

n

per

bu

atan

ya

ng

ber

ten

tan

gan

d

enga

n

kete

ntu

an

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

at

au

men

ggan

ggu

ke

aman

an

dan

ke

tert

iban

um

um

; d

. m

enu

ngg

u

pel

aksa

naa

n D

epo

rtas

i; at

au

e.

men

un

ggu

ke

ber

angk

atan

ke

luar

W

ilaya

h

Ind

on

esia

ka

ren

a d

ito

lak

pem

ber

ian

Ta

nd

a M

asu

k.

(2)

Pen

em

pat

an O

ran

g A

sin

g d

alam

R

uan

g D

eten

si

Imig

rasi

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

un

tuk

jan

gka

wak

tu p

alin

g la

ma

30

(ti

ga p

ulu

h)

har

i. (3

) A

pab

ila

jan

gka

wak

tu

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(2

) te

rlam

pau

i

wak

tu u

ntu

k d

ilaku

kan

dep

ort

asi s

ehin

gga

ban

yak

rum

ah

det

ensi

p

enu

h

den

gan

o

ran

g as

ing

yan

g m

enu

ngg

u

utk

d

idep

ort

asi

tan

pa

keje

lasa

n

wak

tu.

Aki

bat

nya

b

anya

k o

ran

g as

ing

yan

g m

emen

uh

i ru

ang

atau

ru

mah

d

eten

si

yan

g b

erd

amp

ak

pd

an

ggar

an

neg

ara

(un

tuk

mem

enu

hi

keb

utu

han

d

asar

/po

kok

dar

i par

a d

eten

i tsb

).

Dar

i ke

tera

nga

n

sem

enta

ra

yan

g d

iper

ole

h

terd

apat

d

eten

i ya

ng

stat

us

kew

arga

neg

araa

nn

ya

tela

h

hila

ng

(sta

tele

ss)

kare

na

tid

ak

dia

kui

ole

h

per

wak

ilan

neg

aran

ya. S

aat

ini a

da

seki

tar

19

0

-an

w

arga

n

ega

ra

asin

g ya

ng

dit

emp

atka

n

di

rum

ah

det

en

si

imig

rasi

Ja

kart

a b

arat

, m

ayo

rita

s b

eras

al

dar

i N

iger

ia,

yan

g sa

mp

ai

seka

ran

g m

asih

m

enu

ngg

u k

epas

tian

un

tuk

did

epo

rtas

i.

sete

lah

d

ikel

uar

kan

d

ari r

ud

enim

.

Page 174: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mak

a O

ran

g A

sin

g d

apat

d

item

pat

kan

pad

a R

um

ah

Det

ensi

Imig

rasi

.

14

.

Pas

al 2

09

P

ejab

at

Imig

rasi

b

erw

enan

g m

enem

pat

kan

O

ran

g A

sin

g d

alam

Ru

mah

Det

ensi

Imig

rasi

d

alam

hal

: a.

b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

ta

np

a m

emili

ki

Izin

Tin

ggal

yan

g sa

h a

tau

m

emili

ki I

zin

Tin

ggal

yan

g ti

dak

ber

laku

lagi

; b

. b

erad

a d

i W

ilaya

h

Ind

on

esia

ta

np

a m

emili

ki

Do

kum

en P

erja

lan

an y

ang

sah

; c.

d

iken

ai

Tin

dak

an

Ad

min

istr

atif

Kei

mig

rasi

an

ber

up

a p

emb

atal

an

Izin

Ti

ngg

al k

aren

a m

elak

uka

n

per

bu

atan

ya

ng

ber

ten

tan

gan

d

enga

n

kete

ntu

an

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

ata

u

men

ggan

ggu

ke

aman

an

dan

ket

erti

ban

um

um

;

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

rele

van

si

den

gan

h

uku

m

yan

g b

erla

ku

seca

ra

inte

rnas

ion

al

Pen

gatu

ran

ya

ng

terk

ait

den

gan

ra

tifi

kasi

, ko

nve

nsi

, p

erja

njia

n,

trak

tat,

ke

bia

saan

in

tern

asio

nal

.

Ket

entu

an d

alam

du

a p

asal

in

i m

enga

tur

baw

ah

ora

ng

asin

g ya

ng

sed

ang

men

un

ggu

p

elak

san

aan

d

epo

rtas

i d

item

pat

kan

d

i ru

mah

at

au

ruan

gan

d

eten

si.

Wak

tu t

un

ggu

pad

a ru

mah

ata

u

ruan

g d

eten

si

ters

ebu

t m

asin

g-m

asin

g te

lah

dit

etap

kan

jan

gka

wak

tun

ya:

pal

ing

lam

a 3

0

har

i d

item

pat

kan

d

i ru

ang

det

ensi

. Le

bih

dar

i 3

0 h

ari

hin

gga

jan

gka

wak

tu p

alin

g la

ma

10

tah

un

dit

emp

atka

n

di r

um

ah d

eten

si.

Ber

das

arka

n

hal

te

rseb

ut

tid

ak

ada

pen

gatu

ran

bai

k d

alam

PP

mau

pu

n U

U

yan

g m

enga

tur

seca

ra e

ksp

lisit

men

gen

ai

wak

tu

min

imal

d

an

mak

sim

al

un

tuk

mel

aku

kan

d

epo

rtas

i, ya

ng

ada

han

ya

jan

gka

wak

tu

ora

ng

asin

g m

enu

ngg

u

seb

elu

m d

idep

ort

asi.

Per

mas

alah

an

yan

g m

un

cul

terk

ait

det

ensi

in

i ad

alah

tid

ak a

dan

ya b

atas

an

wak

tu u

ntu

k d

ilaku

kan

dep

ort

asi s

ehin

gga

ban

yak

rum

ah

det

ensi

p

enu

h

den

gan

o

ran

g as

ing

yan

g m

enu

ngg

u

utk

d

idep

ort

asi

tan

pa

keje

lasa

n

wak

tu.

Teta

p

Terk

ait

per

mas

alah

an

yan

g d

item

uka

n

dal

am

pas

al

ini

per

lu

dila

kuka

n

kajia

n

leb

ih l

anju

t, a

pak

ah

pen

gatu

ran

m

enge

nai

ja

ngk

a w

aktu

p

end

epo

rtas

ian

p

erlu

d

iatu

r d

alam

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

atau

ti

dak

, te

rmas

uk

juga

m

asal

ah

stat

us

keim

igra

sian

at

au

izin

tin

ggal

ap

a ya

ng

seb

aikn

ya

dib

erik

an

kep

ada

ora

ng

asin

g se

tela

h

dik

elu

arka

n

dar

i ru

den

im.

Page 175: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

d.

men

un

ggu

p

elak

san

aan

D

epo

rtas

i; at

au

e.

pem

ind

ahan

d

ari

Ru

ang

Det

ensi

Imig

rasi

.

Aki

bat

nya

b

anya

k o

ran

g as

ing

yan

g m

emen

uh

i ru

ang

atau

ru

mah

d

eten

si

yan

g b

erd

amp

ak

pd

an

ggar

an

neg

ara

(un

tuk

mem

enu

hi

keb

utu

han

d

asar

/po

kok

dar

i par

a d

eten

i ter

seb

ut)

. D

ari

kete

ran

gan

se

men

tara

ya

ng

dip

ero

leh

te

rdap

at

det

eni

yan

g st

atu

s ke

war

gan

egar

aan

nya

te

lah

h

ilan

g (s

tate

less

) ka

ren

a ti

dak

d

iaku

i o

leh

p

erw

akila

n n

egar

anya

. Saa

t in

i ad

a se

kita

r 1

90

-a

n

war

ga

ne

gara

as

ing

yan

g d

item

pat

kan

d

i ru

mah

d

eten

si

imig

rasi

Ja

kart

a b

arat

, m

ayo

rita

s b

eras

al

dar

i N

iger

ia,

yan

g sa

mp

ai

seka

ran

g m

asih

m

enu

ngg

u k

epas

tian

un

tuk

did

epo

rtas

i.

15

.

Pas

al 2

10

– P

asal

25

8

- -

- -

Teta

p

Page 176: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 164

6. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan

Bebas Visa Kunjungan diterapkan dalam rangka meningkatkan kunjungan

oleh orang asing ke Indonesia untuk menarik sektor pariwisata yang diharapkan

juga dapat meningkatkan perekonomian negara. Orang asing yang menggunakan

bebas visa kunjungan dibebaskan dari kewajiban memiliki visa kunjungan yang

berarti juga tidak perlu pembayaran PNBP. Bebas visa kunjungan diberikan

dengan asas timbal balik dan asas manfaat, dalam jangka waktu tertentu, dan

dengan tujuan perjalanan tertentu sehingga perlu dilakukan dalam pengawasan

dan penegakan hukum dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan kebijakan bebas visa kunjungan bagi orang asing warga

negara dari negara, pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan

entitas tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia merupakan bagian dari upaya

dalam rangka meningkatkan hubungan negara Republik Indonesia dengan

negara lain, tetapi dengan tetap memperhatikan asas timbal balik dan manfaat.

Berdasarkan alasan tersebut Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan

Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan.

Setidaknya ada tiga (3) tahap pemberlakuan pemberian fasilitas Bebas

Visa Kunjungan Singkat (BVKS) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden.

Tahap pertama, Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa

Kunjungan yang ditandatangani Presiden pada 9 Juni 2015. Ada 30 negara yang

mendapatkan fasilitas BVKS. Tiga bulan kemudian, kebijakan BVKS tahap II mulai

diberlakukan dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2015. Dalam Perpres

yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 18 September 2015 itu, jumlah

negara penerima fasilitas BVKS meningkat menjadi 75. Dan tahap III melalui

Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2016, jumlah negara penerima fasilitas BVK

meningkat menjadi 169 negara. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 104

Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015

tentang Bebas Visa kunjungan, disebutkan bahwa bagi orang asing warga negara

dari negara tertentu untuk masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia

dibebaskan dari kewajiban memiliki visa kunjungan dengan memperhatikan asas

timbal balik (resiprokal) dan manfaat. Izin tinggal kunjungan diberikan paling

lama 30 (tiga puluh) hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya atau

dialih statuskan menjadi izin tinggal lainnya (pasal 6 angka (4) Perpres Nomor

Page 177: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 165

104 Tahun 2015). Izin diberikan bagi orang asing dalam rangka tugas

pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, wisata, bisnis, keluarga, atau singgah

untuk meneruskan perjalanan ke negara lain (pasal 6 angka (2), lihat juga pasal

38 UU Keimigrasian Tahun 2011).

Untuk mendukung implementasi kebijakan bebas visa kunjungan

tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi telah melakukan upaya-upaya dalam

rangka mendukung kebijakan tersebut, dengan tetap mengedepankan

keamanan melaksanakan tugas sebagai penjaga pintu gerbang negara Indonesia.

Dalam kajian yang dilakukan oleh Balitbangkumham pada tahun 2016 dengan

fokus pada upaya jajaran keimigrasian dalam implementasi kebijakan bebas visa

disebutkan bahwa jajaran keimigrasian telah siap dalam mengimplementasikan

kebijakan bebas visa terlihat dengan upaya yang dilakukan berupa: sosialisasi dan

peningkatan pengawasan di semua wilayah kerja; melakukan kerja sama dengan

instansi terkait dalam hal pengawasan orang asing sampai tingkat RT/RW dan

membentuk sekretariat tim PORA; melakukan peningkatan kompetensi SDM,

sarpras, dan intelijen; memperkuat sistem perlintasan orang asing mulai dari

bandar udara, pos lintas batas dan Pelabuhan laut, namun memang masih

terdapat kekurangan atau belum maksimalnya kinerja UPT keimigrasian dalam

mengimplementasikan kebijakan bebas visa tersebut.72

Namun demikian dari hasil kajian lain diperoleh juga mengenai

permasalahan yang timbul dengan berlakunya kebijakan bebas visa, terutama

kaitannya dengan TKA adalah terjadinya penyalahgunaan izin tinggal dan izin

kerja oleh TKA di Indonesia. Dalam visa para TKA ini tertulis bahwa izin yang

diberikan pemerintah Indonesia melalui Imigrasi adalah untuk bekerja sebagai

TKA di Indonesia dengan jabatan dan waktu tertentu atau hanya sebagai turis

atau wisatawan untuk masuk ke wilayah Indonesia. Oleh karena itu, tidak jarang

perusahaan pengguna sering menyembunyikan TKA ilegal.73 Kebijakan

pemberian bebas visa kunjungan berdasarkan Perpres 21/2016 ternyata tidak

harmonis atau tidak sinkron dengan kebijakan pemberian bebas visa kunjungan

Izin tinggal berdasarkan UU Keimigrasian Tahun 2011. Warga Negara Asing

(WNA) yang masuk ke Indonesia pada umumnya menggunakan visa kunjungan

72 Balitbangkumham, Upaya Jajaran Keimigrasian dalam Implementasi Kebijakan Bebas Visa,

(Jakarta: Balitbangkumham, 2016), hlm. 139 73 Nevey Varida Ariyani, “Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia”, hlm.

116.

Page 178: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 166

wisata yang akan mendapatkan izin tinggal kunjungan sesuai dengan visa

maupun bebas visa.

Dari beberapa hasil kajian dapat disimpulkan dalam pelaksanaan Perpres

Nomor 21 Tahun 2016 terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan, antara lain:

a) Jumlah orang asing yang masuk sejak berlakunya Perpres terus meningkat

pada tahun 2016 berjumlah 5,9 juta orang dan di tahun 2017 meningkat

menjadi 9,7 juta orang.74 Hal ini berarti meningkatkan devisa negara dari

sektor pariwisata, selain itu juga menjadi insentif bagi hotel dan

penginapan, UMKM dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

b) Peningkatan jumlah orang asing ini di lain sisi juga menimbulkan dampak

kemungkinan peningkatan terjadinya pelanggaran hukum, dalam hal ini

yang terkait keimigrasian dan juga ketenagakerjaan. Ini dibuktikan terjadi

peningkatan pada tindakan administrasi keimigrasian (TAK), pada tahun

2016 terjadi 7.787 TAK dengan 341 projusticia, angka ini meningkat di

tahun 2017 menjadi 11. 307 TAK dan 272 projusticia. 75

c) Selain itu, kebijakan bebas visa pada satu sisi menyebabkan menurunnya

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sejak tahun 2015 hingga 2017

senilai Rp 1,3 triliun.76 Penurunan ini terjadi pada pelayanan

perpanjangan izin tinggal dan pembelian Visa on Arrival (VOA) karena

sebagian besar negara yang diberikan fasilitas bebas visa kunjungan

merupakan negara subyek dari VOA.

d) Kesulitan pengawasan dengan banyaknya orang asing yang masuk.

Namun selain melihat dampak tersebut, dari data yang diperoleh dari

Kementerian Pariwisata, dari 169 negara yang diberikan fasilitas bebas visa

kunjungan hanya ada 10 negara yang rutin merupakan penyumbang wisatawan

terbesar bagi Indonesia, yaitu Singapura, Malaysia, Tingkok, Australia, Korea

Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Taiwan, Inggris dan Filipina. 10 negara ini

sebenarnya merupakan negara menjadi penyumbang konsisten bagi devisa

negara dari sejak pertama kali bebas visa diberlakukan pada tahun 2003.

Sehingga dapat dikatakan sebagian besar negara baru yang diberikan fasilitas

74 Kontan.co.id, “Pemerintah Kaji Ulang Kebijakan Bebas Visa Kunjungan”,

https://nasional.kontan.co.id/news/pemerintah-kaji-ulang-kebijakan-bebas-visa-kunjungan#:~:text=Pertama%2C%20jumlah%20orang%20asing%20yang,menjadi%209%2C7%20juta%20orang (diakses tanggal 1 Oktober 2020)

75 Ibid. 76 Ibid.

Page 179: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 167

bebas visa kunjungan tidak menyumbang wisatawan yang signifikan bagi

perekonomian Indonesia.

Implikasi lain dari pemberian bebas visa kunjungan adalah adanya

kebebasan dalam lalu lintas masuk dan keluarnya orang asing, dalam hal ini

termasuk TKA, sehingga tenaga kerja negara lain akan mudah bekerja di

Indonesia. Perkembangan globalisasi dan industrialisasi di Indonesia

mengakibatkan terjadinya migrasi penduduk atau pergerakan tenaga kerja

antarnegara termasuk juga pergerakan aliran modal dan investasi. Dampak yang

paling besar adalah munculnya tenaga kerja asing ilegal yang menyalahgunakan

pemberian bebas visa kunjungan wisata untuk bekerja secara ilegal di Indonesia.

Hal ini lazim dilakukan oleh TKA ilegal, selain juga dengan memanfaatkan

lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Keimigrasian dan Dinas

Tenaga Kerja. Oleh karena itu, tidak jarang perusahaan pengguna sering

menyembunyikan TKA ilegal.77

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hukum, Perpres Bebas Visa

Kunjungan ini hanya mengecualikan jurnalistik, sedangkan untuk tujuan bekerja

tidak diatur. Jalur bebas visa kunjungan ini sangat rentan untuk dimanfaatkan

oleh warga negara asing untuk dapat bekerja di Indonesia tanpa melalui

prosedur sebagaimana diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan dan

peraturan pelaksananya. Sehingga PP Bebas Visa Kunjungan ini perlu diubah

dengan mempertegas bahwa “bebas Visa kunjungan tidak diberikan atas

kunjungan dalam rangka jurnalistik dan bekerja”.

Dalam pasal 6 diatur Ketentuan "keadaan tertentu" pemerintah dapat

menghentikan bebas visa kunjungan. Pembatasan keadaan tertentu ini

seharusnya tidak hanya dibatasi berdasarkan alasan keamanan negara dan

kesehatan masyarakat saja, akan tetapi perlu mempertimbangkan alasan lain

seperti keadaan yang dapat merugikan kepentingan negara secara ekonomi,

sosial dan budaya.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

77 Nevey Varida Ariyani, “Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Indonesia”, hlm.

116.

Page 180: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

8

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Pre

sid

en N

om

or

21 T

ahu

n 2

016

ten

tan

g B

ebas

Vis

a Ku

nju

nga

n

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

1

- -

- -

Teta

p

2.

P

asal

2

(1)

Beb

as V

isa

kun

jun

gan

d

iber

ikan

ke

pad

a P

ener

ima

Beb

as

Vis

a K

un

jun

gan

d

enga

n

mem

per

hat

ikan

as

as

tim

bal

b

alik

d

an

asas

m

anfa

at.

(2)

Beb

as V

isa

kun

jun

gan

ti

dak

d

iber

ikan

at

as

kun

jun

gan

dal

am r

angk

a ju

rnal

isti

k.

Pan

casi

la

Per

satu

an

Ad

anya

ke

ten

tuan

yan

g m

enga

tur

ten

tan

g p

emb

atas

an

keik

uts

erta

an

pih

ak

asin

g,

atau

ti

dak

d

item

uka

nn

ya

kete

ntu

an y

ang

men

yeb

abka

n

tid

ak

terb

atas

nya

ke

iku

tser

taan

p

ihak

asi

ng

Pas

al 2

aya

t 2

men

yata

kan

bah

wa

“Beb

as

Vis

a ku

nju

nga

n

tid

ak

dib

erik

an

atas

ku

nju

nga

n d

alam

ran

gka

jurn

alis

tik”

. K

eten

tuan

in

i h

anya

m

emb

atas

i ke

iku

tser

taan

w

arga

n

egar

a as

ing

yan

g m

asu

k m

elal

ui

jalu

r b

ebas

vis

a ku

nju

nga

n

un

tuk

kegi

atan

ju

rnal

isti

k,

teta

pi

tid

ak

mem

bat

asi u

ntu

k ke

giat

an b

eker

ja.

Sem

enta

ra

jalu

r b

ebas

vi

sa

kun

jun

gan

in

i sa

nga

t re

nta

n

un

tuk

dim

anfa

atka

n

ole

h

war

ga n

egar

a as

ing

un

tuk

dap

at b

eker

ja d

i In

do

nes

ia

tan

pa

mel

alu

i p

rose

du

r se

bag

aim

ana

dia

tur

dal

am U

nd

ang-

un

dan

g K

eten

agak

erja

an

dan

p

erat

ura

n

pel

aksa

nan

ya.

Ub

ah

Ket

entu

an P

asal

2

ayat

2 in

i per

lu

diu

bah

den

gan

m

enam

bah

kan

ka

ta “

bek

erja

”,

seh

ingg

a m

enja

di :

“b

ebas

Vis

a ku

nju

nga

n t

idak

d

iber

ikan

ata

s ku

nju

nga

n d

alam

ra

ngk

a ju

rnal

isti

k d

an b

eker

ja”

3.

P

asal

3 –

Pas

al 5

-

- -

- Te

tap

4.

P

asal

6

Dal

am k

ead

aan

ter

ten

tu

yan

g b

erka

itan

d

enga

n

keam

anan

n

egar

a d

an

kese

hat

an

mas

yara

kat,

M

ente

ri

dap

at

men

ghen

tika

n

sem

enta

ra

be

bas

V

isa

Pan

casi

la

Kem

anu

sia

an

Ad

anya

ke

ten

tuan

yan

g m

enja

min

p

erlin

du

nga

n

mas

yara

kat,

at

au

tid

ak

dit

emu

kan

nya

ke

ten

tuan

yan

g

Ket

entu

an "

kead

aan

ter

ten

tu"

seb

agai

man

a ya

ng

dis

ebu

tkan

d

alam

p

asal

6

in

i se

har

usn

ya t

idak

han

ya d

ibat

asi b

erd

asar

kan

al

asan

ke

aman

an

neg

ara

dan

ke

seh

atan

m

asya

raka

t sa

ja,

akan

te

tap

i p

erlu

m

emp

erti

mb

angk

an

alas

an

lain

se

per

ti

kead

aan

yan

g d

apat

mer

ugi

kan

kep

enti

nga

n

neg

ara

seca

ra e

kon

om

i, so

sial

, dan

bu

day

a.

Ub

ah

Page 181: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

16

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

kun

jun

gan

un

tuk

neg

ara,

p

emer

inta

h

wila

yah

ad

min

istr

atif

kh

usu

s su

atu

neg

ara,

dan

en

tita

s te

rten

tu

seb

agai

man

a d

imak

sud

dal

am P

asal

3

ayat

(3

).

dap

at

men

yeb

abka

n

tid

ak

terj

amin

nya

p

erlin

du

nga

n

mas

yara

kat

5.

P

asal

7 –

Pas

al 8

-

- -

- Te

tap

6.

La

mp

iran

Ef

ekti

vita

s P

elak

san

aan

P

erat

ura

n

Dar

i p

erta

ma

kali

keb

ijaka

n

beb

as

visa

ku

nju

nga

n

dis

ahka

n

ole

h

Pre

sid

en

pad

a ta

hu

n

20

15

te

lah

b

erd

amp

ak

pad

a m

enin

gkat

nya

ju

mla

h

ora

ng

asin

g ya

ng

mas

uk

ke I

nd

on

esia

men

ggu

nak

an f

asili

tas

ini.

Hal

ini b

erar

ti t

erja

di p

enin

gkat

an d

evis

a N

egar

a d

ari

sekt

or

par

iwis

ata

sela

in

juga

m

enja

di

inse

nti

f b

agi

UM

KM

. Se

lain

m

end

apat

kan

d

amp

ak

po

siti

f te

rseb

ut,

p

enin

gkat

an

jum

lah

o

ran

g as

ing

juga

m

emili

ki

dam

pak

n

egat

if

ber

up

a te

rjad

i p

enin

gkat

an

pel

angg

aran

h

uku

m.

Hal

in

i te

rbu

kti

den

gan

ad

anya

p

enin

gkat

an

pem

ber

ian

TA

K

(Tin

dak

an

Ad

min

istr

asi

Kei

mig

rasi

an)

seti

ap t

ahu

nn

ya.

Dar

i b

eber

apa

kajia

n y

ang

tela

h d

ilaku

kan

d

ari

16

9 n

egar

a ya

ng

mem

per

ole

h f

asili

tas

beb

as v

isa

kun

jun

gan

han

ya a

da

10

neg

ara

Ub

ah

Page 182: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

yan

g m

eru

pak

an

pen

yum

ban

g w

isat

awan

te

rbes

ar

bag

i In

do

nes

ia

yait

u

Sin

gap

ura

, M

alay

sia,

Tio

ngk

ok,

Au

stra

lia, K

ore

a Se

lata

n,

Jep

ang,

Am

erik

a Se

rika

t, T

aiw

an, I

ngg

ris,

dan

Fi

lipin

a. S

ehin

gga

dap

at d

ikat

akan

seb

agia

n

ber

ar n

egar

a b

aru

yan

g d

iber

ikan

fas

ilita

s b

ebas

vi

sa

kun

jun

gan

ti

dak

m

emb

erik

an

dam

pak

si

gnif

ikan

b

agi

per

eko

no

mia

n

Ind

on

esia

. O

leh

ka

ren

a it

u,

daf

tar

neg

ara

pen

erim

a fa

silit

as

beb

as

visa

ku

nju

nga

n

dal

am

lam

pir

an

Per

pre

s in

i p

erlu

d

itin

jau

u

lan

g.

Page 183: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 171

7. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal

Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan pemerintah daerah78. Lebih lanjut Pasal 1 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan mendefinisikan wisata

sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Salah satu bentuk kegiatan wisata

tersebut adalah perjalanan menggunakan kapal wisata (Yacht). Berwisata

menggunakan kapal wisata (Yachts, Cruiseship Yachts) biasanya dilakukan oleh

wisatawan asing karena berbeda dengan sarana pengangkut umum kapal layar

wisata dapat masuk langsung ke tempat-tempat objek wisata yang diminati, dan

alat transportasi tersebut dapat langsung menuju daerah atau kabupaten yang

mempunyai terumbu karang dan laut yang sangat menarik79.

Dalam rangka meningkatkan kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke

Indonesia, pemerintah mengatur kembali kemudahan dalam hal pengurusan

dokumen untuk memasuki wilayah perairan Indonesia bagi kapal wisata (yacht)

asing dengan membentuk Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 Tentang

Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia (Perpres 105 tahun 2015).

Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini mencabut Perpres 79 tahun 2011

sebagaimana diubah dengan Perpres 180 Tahun 2014 tentang Kunjungan Kapal

Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia. Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini pada

intinya memberikan kemudahan di bidang kepabeanan, keimigrasian, karantina,

dan kepelabuhanan kepada 18 pelabuhan yang ada di indonesia, yakni80:

1. Pelabuhan Sabang, Sabang, Aceh;

2. Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara;

3. Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat;

4. Nongsa Point Marina, Batam, Kepulauan Riau;

78 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. 79 Lidia Dusun, “Aspek Hukum Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing Dalam Menunjang Pariwisata

Indonesia”, (Lex Administratum, Vol. V/No. 3: 2017), hlm. 84 80 Pasal 3 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 Tentang Kunjungan Kapal Wisata

(Yacht) Asing Ke Indonesia

Page 184: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 172

5. Bandar Bintan Telani, Bintan, Kepulauan Riau;

6. Pelabuhan Tanjung Pandan, Belitung, Bangka Belitung;

7. Pelabuhan Sunda Kelapa dan Marina Ancol, DKI Jakarta;

8. Pelabuhan Benoa, Badung, Bali;

9. Pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur;

10. Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah;

11. Pelabuhan Tarakan, Tarakan, Kalimantan Utara;

12. Pelabuhan Nunukan, Bulungan, Kalimantan Timur;

13. Pelabuhan Bitung, Bitung, Sulawesi Utara;

14. Pelabuhan Ambon, Ambon, Maluku;

15. Pelabuhan Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, Maluku;

16. Pelabuhan Tual, Maluku Tenggara, Maluku;

17. Pelabuhan Sorong, Sorong, Papua Barat; dan

18. Pelabuhan Biak, Biak, Papua.

Dengan diberlakukannya Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini, maka Kapal

Wisata (Yacht) asing yang hendak berkunjung ke 18 pelabuhan di Indonesia

sebagaimana dimaksud di atas tidak perlu lagi melalui proses CAIT (Clearance

Aproval for Indonesia Teritory) yang dapat memakan waktu hingga berminggu-

minggu, melainkan hanya perlu mengisi formulir data untuk bisa mendapatkan

surat persetujuan berlayar (SPB).

Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini telah berlaku selama 5 tahun dan

oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Presiden Nomor

105 Tahun 2015 tersebut. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hukum yang

dilakukan ditemukan beberapa permasalahan pokok, yakni:

1. Belum adanya pengaturan keterlibatan pemerintah daerah untuk

antisipasi risiko atau dampak lingkungan, sosial, dan kesehatan di daerah

yang menjadi target kunjungan kapal wisata (yacht) asing;

2. Belum adanya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait

standar pelayanan dan batasan waktu pelayanan keimigrasian dalam

rangka kunjungan wisata kapal wisata (yacht) asing;

3. Belum adanya instrumen pengawasan dan sanksi denda administratif atas

larangan mengkomersilkan dan/atau menyewakan kapal wisata (yacht)

asing kepada pihak lain;

4. Tidak adanya aturan peralihan terkait perubahan sistem perizinan

menyebabkan permasalahan di lapangan.

Page 185: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 173

5. Infrastruktur yang belum memadai

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan, maka secara

umum direkomendasikan bahwa Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini belum

perlu diubah. Adapun total rekomendasi perubahan pengaturan terhadap

Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini adalah sebanyak 5 rekomendasi. Temuan

permasalahan yang diulas pada Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini adalah

terkait dengan dimensi efektivitas pelaksanaan peraturan perundang-undangan

(5 temuan berdampak kecil). Berdasarkan jumlah dan dampak dari temuan

tersebut maka Presiden Nomor 105 Tahun 2015 ini masuk dalam kategori tidak

mendesak, artinya dapat dipertahankan, namun perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap pasal yang menjadi temuan apabila akan dilakukan

perubahan. Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Page 186: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

4

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Pre

sid

en N

om

or

105

Tah

un

201

5 t

enta

ng

Kun

jun

gan

Kap

al W

isat

a (Y

ach

t) A

sin

g Ke

Ind

on

esia

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Kes

elu

ruh

an

Pen

gatu

ran

Ef

ekti

vita

s P

elak

san

aan

P

erat

ura

n

Per

un

dan

g-

Un

dan

gan

Asp

ek

keko

son

gan

p

enga

tura

n

Bel

um

ad

a p

enga

tura

n.

Pad

a p

rakt

ikn

ya,

pem

erin

tah

d

aera

h

seb

agai

p

erp

anja

nga

n p

emer

inta

h p

usa

t d

i dae

rah

juga

m

emili

ki

per

an

stra

tegi

s d

alam

m

anaj

eme

n

kun

jun

gan

Kap

al W

isat

a (Y

ach

t) a

sin

g. S

elai

n

mem

iliki

fu

ngs

i u

ntu

k m

end

uku

ng

pem

enu

han

sa

ran

a d

an p

rasa

ran

a se

rta

me

mp

rom

osi

kan

p

ariw

isat

a ya

ng

ada

di

dae

rah

gu

na

mem

per

ole

h

kon

trib

usi

p

emas

uka

n,

nam

un

p

emer

inta

h

dae

rah

ju

ga

mem

iliki

ke

waj

iban

u

ntu

k m

emp

erh

atik

an

risi

ko

atau

d

amp

ak

lingk

un

gan

, so

sial

, dan

kes

ehat

an y

ang

mu

ngk

in

tim

bu

l at

as

adan

ya

kun

jun

gan

K

apal

W

isat

a (Y

ach

t) a

sin

g te

rseb

ut.

Seb

agai

co

nto

h,

pad

a ta

ngg

al1

2

Feb

ruar

i 2

02

0,

Wal

i K

ota

Sa

ban

g,

Ace

h,

Naz

aru

dd

in

men

giri

mka

n

Sura

t b

ern

om

or

55

6/0

93

3

yan

g b

eris

i p

erm

inta

an

pen

un

daa

n

ked

atan

gan

ka

pal

p

esia

r ke

pad

a K

epal

a B

adan

P

engu

sah

aan

K

awas

an

Per

dag

anga

n

Beb

as

dan

P

elab

uh

an

Beb

as

Sab

ang

(BP

KS)

te

rseb

ut

dit

and

atan

gan

i p

ada

Rab

u (

12

/2/2

02

0).

Wal

iko

ta S

aban

g te

rseb

ut

mem

inta

aga

r ka

pal

pes

iar

MS

Art

ania

Cru

ise

yan

g se

dia

nya

ak

an

men

gan

gku

t 1

.20

0

Ub

ah

den

gan

m

enam

bah

kan

p

enga

tura

n

kete

rlib

atan

p

emer

inta

h

dae

rah

u

ntu

k an

tisi

pas

i ri

siko

at

au

dam

pak

lin

gku

nga

n,

sosi

al,

dan

ke

seh

atan

d

i d

aera

h

yan

g m

enja

di

targ

et

kun

jun

gan

ka

pal

w

isat

a (y

ach

t) a

sin

g.

Page 187: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

wis

ataw

an u

ntu

k ti

ba

di

Sab

ang

pad

a M

ingg

u,

16

Feb

ruar

i 20

20

, dit

un

da

un

tuk

men

gan

tisi

pas

i p

enye

bar

an

viru

s C

oro

na.

S.

Se

lain

it

u

Pem

erin

tah

K

ota

(P

emko

t)

Sura

bay

a ju

ga

men

ola

k ka

pal

pes

iar

kap

al M

V C

olu

mb

us

yan

g re

nca

nan

ya a

kan

ber

san

dar

di

Ko

ta P

ahla

wan

p

ada

12

M

aret

2

02

0.

Ad

apu

n

kep

utu

san

te

rseb

ut

dia

mb

il P

emko

t Su

rab

aya

atas

m

asu

kan

, sa

ran

, d

an a

dan

ya k

eres

ahan

war

ga

kare

na

kekh

awat

iran

ata

s vi

rus

koro

na.

Dal

am

Pre

sid

en

No

mo

r 1

05

Ta

hu

n

20

15

in

i, ke

terl

ibat

an

pem

erin

tah

d

aera

h

dal

am

man

aje

men

ku

nju

nga

n

kap

al

Wis

ata

(Ya

cht)

as

ing

han

ya

seb

atas

p

emb

eria

n

du

kun

gan

fa

silit

as b

agi

kap

al w

isat

a (y

ach

t) a

sin

g, n

amu

n

bel

um

ad

a p

enga

tura

n

yan

g je

las

terk

ait

kete

rlib

atan

d

aera

h

dal

am

ran

gka

anti

sip

asi

risi

ko

atau

d

amp

ak

lingk

un

gan

, so

sial

, d

an

kese

hat

an

di

dae

rah

ya

ng

men

jad

i ta

rget

ku

nju

nga

n k

apal

wis

ata

(ya

cht)

asi

ng.

2.

Ko

nsi

der

an M

enim

ban

g -

- -

- Te

tap

3.

Das

ar

Hu

kum

M

engi

nga

t -

- -

- Te

tap

4.

Pas

al 1

- -

- -

Teta

p

Page 188: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

5.

Pas

al 2

(1

) K

apal

wis

ata

(yac

ht)

as

ing

bes

erta

aw

ak

kap

al

dan

/ata

u

pen

um

pan

g te

rmas

uk

bar

ang

baw

aan

d

an/a

tau

ke

nd

araa

n

yan

g ak

an

mem

asu

ki

wila

yah

p

erai

ran

In

do

nes

ia

dal

am

ran

gka

kun

jun

gan

w

isat

a d

iber

ikan

ke

mu

dah

an

di

bid

ang

kep

abea

nan

, ke

imig

rasi

an,

kara

nti

na,

d

an

kep

elab

uh

anan

. (2

) P

emb

eria

n

kem

ud

ahan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

iber

ikan

d

i p

elab

uh

an

mas

uk

dan

p

elab

uh

an

kelu

ar s

ebag

aim

ana

dit

entu

kan

d

alam

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pel

ayan

an

dan

Bat

asan

W

aktu

Pen

entu

an

Stan

dar

P

elay

anan

M

inu

mu

m

(SP

M).

Dal

am

mel

aksa

nak

an

kem

ud

ahan

d

i b

idan

g ke

pab

ean

an,

keim

igra

sian

, ka

ran

tin

a,

dan

ke

pel

abu

han

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

Per

atu

ran

Pre

sid

en i

ni

dip

erlu

kan

pen

gatu

ran

te

knis

leb

ih l

anju

t d

enga

n P

erat

ura

n M

ente

ri

un

tuk

dap

at

mem

ber

ikan

ke

jela

san

st

and

ar

pel

ayan

an

dan

b

atas

an

wak

tu

pel

ayan

an

kep

abea

nan

, ke

imig

rasi

an,

kara

nti

na,

d

an

kep

elab

uh

anan

. D

alam

p

ela

ksan

aan

nya

M

ente

ri

Per

hu

bu

nga

n

tela

h

men

erb

itka

n

Per

atu

ran

M

ente

ri

Per

hu

bu

nga

n

No

mo

r P

M

12

3

tah

un

2

01

6

ten

tan

g P

eru

bah

an

atas

P

erat

ura

n

Men

teri

P

erh

ub

un

gan

N

om

or

PM

1

71

Tah

un

20

15

ten

tan

g Ta

ta C

ara

Pel

ayan

an

Kap

al

Wis

ata

(Ya

cht)

A

sin

g d

i P

erai

ran

In

do

nes

ia.

Kem

ente

rian

Keu

anga

n j

uga

tel

ah

men

erb

itka

n

Per

atu

ran

M

ente

ri

Keu

anga

n

No

mo

r 1

23

/PM

K.0

4/2

01

7

ten

tan

g Im

po

r Se

men

tara

Kap

al W

isat

a A

sin

g. S

emen

tara

itu

b

erd

asar

kan

p

enel

usu

ran

ya

ng

dila

kuka

n,

bel

um

dit

emu

kan

ad

anya

per

atu

ran

Men

teri

H

uku

m

dan

H

AM

te

rkai

t p

elay

anan

ke

imig

rasi

an

seh

ingg

a b

elu

m

dap

at

mem

ber

ikan

kej

elas

an s

tan

dar

pel

ayan

an d

an

bat

asan

wak

tu p

elay

anan

kei

mig

rasi

an d

alam

Teta

p

Per

lu

pen

gatu

ran

te

rkai

t st

and

ar

pel

ayan

an

dan

b

atas

an

wak

tu

pel

ayan

an

keim

igra

sian

d

alam

ra

ngk

a ku

nju

nga

n

wis

ata

Kap

al w

isat

a (y

ach

t) a

sin

g.

Page 189: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Per

atu

ran

P

resi

den

in

i. (3

) K

emu

dah

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

dib

erik

an

un

tuk

jan

gka

wak

tu s

esu

ai

den

gan

ke

ten

tuan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n.

ran

gka

kun

jun

gan

wis

ata

Kap

al w

isat

a (y

ach

t)

asin

g.

6.

Pas

al 3

– P

asal

7

- -

- -

Teta

p

7.

Pas

al 8

K

apal

w

isat

a (y

ach

t)

asin

g ya

ng

mel

aku

kan

ku

nju

nga

n

wis

ata

di

wila

yah

In

do

nes

ia

dila

ran

g u

ntu

k d

iko

mer

silk

an

dan

/ata

u

dis

ewak

an k

epad

a p

ihak

la

in.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

Pen

gaw

asan

A

dan

ya

inst

rum

en

mo

nit

ori

ng

dan

ev

alu

asi.

Pen

gatu

ran

la

ran

gan

m

engk

om

ersi

lkan

d

an/a

tau

m

enye

wak

an

kap

al

yach

t ke

pad

a p

ihak

lai

n s

ebag

aim

ana

dia

tur

pad

a P

asal

8 i

ni

per

lu

diik

uti

d

enga

n

inst

rum

en

pen

gaw

asan

d

an s

anks

i d

end

a ad

min

istr

atif

aga

r la

ran

gan

te

rseb

ut

dap

at b

erja

lan

den

gan

leb

ih e

fekt

if.

Den

gan

dem

ikia

n t

erd

apat

kej

elas

an i

nst

ansi

m

ana

yan

g d

iber

ikan

ke

we

nan

gan

u

ntu

k m

elak

uka

n p

enga

was

an d

an a

nca

man

san

ksi

apa

yan

g ak

an

dit

erap

kan

ap

abila

la

ran

gan

te

rseb

ut

dila

ngg

ar o

leh

pem

ilik

atau

aw

ak K

apal

w

isat

a (y

ach

t) a

sin

.

Ub

ah

Per

lu

pen

gatu

ran

sa

nks

i d

end

a ad

min

istr

atif

.

8.

Pas

al 9

-

- -

- Te

tap

Page 190: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

9.

Pas

al 1

0

(1)

Dal

am

ran

gka

pen

ingk

atan

ku

nju

nga

n

kap

al

wis

ata

(ya

cht)

asi

ng,

P

emer

inta

h

Pu

sat

dan

/ata

u

Pem

erin

tah

Dae

rah

d

apat

m

emb

erik

an

du

kun

gan

fa

silit

as

bag

i ka

pal

w

isat

a (y

ach

t) a

sin

g.

(d

an s

eter

usn

ya)

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

An

ggar

an

dan

Sa

ran

a P

rasa

ran

a

Ters

edia

nya

sa

ran

a p

rasa

ran

a

Du

kun

gan

fa

silit

as

yan

g d

ibu

tuh

kan

d

alam

ra

ngk

a ku

nju

nga

n k

apal

wis

ata

(ya

cht)

asi

ng

seb

agai

man

a d

iatu

r p

ada

pas

al

10

P

resi

den

N

om

or

10

5 T

ahu

n 2

01

5 m

asih

bel

um

dap

at

mem

enu

hi h

arap

an, s

ehin

gga

dal

am p

rakt

ikn

ya

di

lap

anga

n

men

gham

bat

u

pay

a p

enge

mb

anga

n k

un

jun

gan

kap

al w

isat

a (y

ach

t)

asin

g d

i in

do

nes

ia.

Ad

apu

n i

nfr

astr

ukt

ur

das

ar

yan

g b

elu

m

me

men

uh

i h

arap

an

dia

nta

ran

ya

adal

ah k

apas

itas

pel

abu

han

yan

g m

inim

, se

rta

bel

um

ad

anya

pet

a b

awah

lau

t el

ektr

on

ik y

ang

ters

iste

m

dal

am

nav

igas

i in

tern

asio

nal

(Y

asa

Sed

iya:

K

om

pas

Tr

avel

2

01

6).

Le

bih

la

nju

t A

sist

en

Dep

uti

In

fras

tru

ktu

r P

elay

aran

, P

erik

anan

, d

an

Par

iwis

ata

Kem

enko

B

idan

g K

emar

itim

an,

Rah

man

H

iday

at

men

gata

kan

se

dik

itn

ya

ada

hal

ya

ng

mas

ih

men

jad

i h

amb

atan

d

alam

m

em

enu

hi

stan

dar

ka

pal

w

isat

a,

dia

nta

ran

ya

infr

astr

ukt

ur

pel

abu

han

ya

ng

san

gat

terb

atas

, ya

kni

men

caku

p

ked

alam

an

alu

r n

avig

asi,

kola

m

lab

uh

u

ntu

k ka

pal

ber

san

dar

, ar

ea p

uta

r b

agi

kap

al y

ang

ingi

n k

elu

ar-m

asu

k p

elab

uh

an,

tem

pat

san

dar

, fa

silit

as d

i ter

min

al p

elab

uh

an (A

ji N

urm

ansy

ah,

Aku

rat.

co.id

, 2

01

9).

O

leh

p

emer

inta

h

pu

sat

ber

sam

a-sa

ma

den

gan

p

em

erin

tah

d

aera

h

yan

g m

emili

ki p

ote

nsi

par

iwis

ata

yan

g ti

ngg

i,

Teta

p

Pem

erin

tah

p

usa

t b

ersa

ma-

sam

a d

enga

n

pem

erin

tah

d

aera

h

yan

g m

emili

ki

po

ten

si

par

iwis

ata

yan

g ti

ngg

i, p

erlu

m

emp

rio

rita

skan

p

emb

angu

nan

in

fras

tru

ktu

r ya

ng

dib

utu

hka

n

dal

am

kun

jun

gan

ka

pal

w

isat

a (y

ach

t) a

sin

g

Page 191: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

17

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

per

lu

mem

pri

ori

task

an

pem

ban

gun

an

infr

astr

ukt

ur

yan

g d

ibu

tuh

kan

dal

am k

un

jun

gan

ka

pal

wis

ata

(ya

cht)

asi

ng.

10

. P

asal

11

– P

asal

12

-

- -

- Te

tap

11

. P

asal

13

D

enga

n

ber

laku

nya

P

erat

ura

n

Pre

sid

en

ini,

mak

a P

erat

ura

n

Pre

sid

en

No

mo

r 7

9 Ta

hu

n

20

11

te

nta

ng

Ku

nju

nga

n K

apal

Wis

ata

(Ya

cht)

A

sin

g ke

In

do

nes

ia

seb

agai

man

a te

lah

d

iub

ah

den

gan

P

erat

ura

n

Pre

sid

en

No

mo

r 1

80

Tah

un

20

14

te

nta

ng

per

ub

ahan

ata

s P

erat

ura

n

Pre

sid

en

No

mo

r 7

9 T

ahu

n 2

01

1 te

nta

ng

Ku

nju

nga

n

Kap

al

Wis

ata

(Ya

cht)

A

sin

g ke

In

do

nes

ia

(Lem

bar

an

Neg

ara

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

Ta

hu

n 2

01

4 N

om

or

38

4)

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

keko

son

gan

p

enga

tura

n

Bel

um

ad

a p

enga

tura

n.

Per

atu

ran

Pre

sid

en N

om

or

10

5 ta

hu

n 2

01

5 i

ni

tela

h

men

gub

ah

sist

em

per

izin

an

kun

jun

gan

K

apal

Ya

cht

Asi

ng

ke

Ind

on

esia

, ya

kni

seb

elu

mn

ya

men

ggu

nak

an

sist

em

per

izin

an

Cle

ara

nce

A

pp

rova

l fo

r In

do

nes

ian

Te

rrit

ory

(C

AI)

, men

jad

i Su

rat

Per

setu

juan

Ber

laya

r (S

PB

).

Nam

un

P

erat

ura

n

Pre

sid

en

ini

tid

ak

mem

ber

ikan

p

enga

tura

n

per

alih

an

terk

ait

per

ub

ahan

si

stem

p

eriz

inan

te

rseb

ut.

O

leh

ka

ren

a it

u

pad

a sa

at

awal

p

erta

ma

pem

ber

laku

kan

P

erat

ura

n

Pre

sid

en

ini

dit

emu

kan

p

erm

asal

ahan

p

eral

ihan

ke

du

a si

stem

per

izin

an t

erse

bu

t. D

i sa

tu s

isi

terd

apat

iz

in C

AI y

ang

akan

hab

is m

asa

ber

laku

nya

, di s

isi

lain

SO

P p

ener

apan

Su

rat

Per

setu

juan

Ber

laya

r (S

PB

) ju

ga b

elu

m s

iap

di l

apan

gan

. Hal

dik

etah

ui

ber

das

arka

n

per

nya

taan

W

elco

me

Yach

t C

om

mu

nit

y In

do

nes

ia s

aat

jum

pa

per

s te

nta

ng

Pen

erap

an P

erp

res

No

10

5 t

ahu

n 2

01

5 d

i FX

P

laza

Off

ice

Bu

ildin

g la

nta

i 1

9,

Jaka

rta,

Sel

asa

(23

/2/2

01

6).

(h

ttp

s://

trav

el.d

etik

.co

m/t

rave

l-

Teta

p

Per

lu

pen

gatu

ran

p

eral

ihan

te

rkai

t p

eru

bah

an

sist

em

per

izin

an.

Page 192: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dic

abu

t d

an d

inya

taka

n

tid

ak b

erla

ku.

new

s/d

-31

49

11

8/u

ps-

atu

ran

-bar

u-k

apal

-yac

ht-

mal

ah-b

ikin

-mas

alah

)

12

. P

asal

14

-

- -

- Te

tap

Page 193: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 181

8. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga

Kerja Asing

Perpres ini menggantikan Perpres No. 72 Tahun 2014 tentang

Penggunaan Tenaga Asing. Dalam konsiderans menimbang Perpres ini

disebutkan bahwa pembentukan perpres dimaksudkan untuk mendukung

perekonomian nasional dan perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan

investasi, sehingga perlu merevisi perizinan penggunaan TKA. Alasan

penggunaan TKA, yaitu: meningkatkan investasi asing sebagai penunjang modal

pembangunan di Indonesia, memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan

profesional pada bidang-bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga

kerja Indonesia, mempercepat proses pembangunan nasional dengan jalan

mempercepat proses alih teknologi atau alih ilmu pengetahuan, terutama di

bidang industri, dan memberikan perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja

Indonesia.

Dalam Perpres ini terdapat perubahan ketentuan yang mempermudah

perizinan TKA, diantaranya: tidak lagi diperlukan IMTA sebagaimana Peraturan

Presiden Nomor 72 Tahun 2014 (Peraturan Presiden lama ini telah dicabut

dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018), melainkan cukup

mengajukan RPTKA. Sehingga Perpres ini tidak bertentangan dengan Pasal 42 UU

Ketenagakerjaan Tahun 2003 terkait izin penggunaan TKA.

Namun demikian, ada ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan

undang-undang di atasnya, yaitu UU Ketenagakerjaan Tahun 2003. Ketentuan

yang saling bertentangan (disharmoni) ini adalah ketentuan pasal 10, yang tidak

mewajibkan pemberi kerja TKA untuk memiliki RPTKA. Sedangkan Pasal 43 ayat

(1) UU Ketenagakerjaan Tahun 2003, mewajibkan setiap pemberi kerja TKA

untuk memiliki RPTKA, tanpa ada pengecualian. Hal ini tentu tidak selaras dengan

prinsip PUU yang baik, bahwa PUU tidak boleh bertentangan dengan PUU yang

tingkatannya lebih tinggi. Jika politik perundang-undangan di bidang TKA

memang diarahkan untuk memberi kemudahan atau menyederhanakan

perizinan TKA, maka seyogyanya UU Ketenagakerjaan Tahun 2003 dilakukan

revisi, tentunya dengan tetap memperhatikan dimensi Pancasila dari aspek nilai

persatuan yang menghendaki adanya jaminan yang mengedepankan

kepentingan nasional di atas kepentingan lainnya.

Page 194: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 182

Namun demikian, Perpres ini sebenarnya tidak serta merta meligitimasi

keberadaan TKA unskilled worker, karena dalam Pasal 2 (1) jo. Ps 5 (1) ditegaskan

bahwa TKA yang bekerja di Indoensia hanya untuk jabatan tertentu dan dilarang

menduduki jabatan personalia. Adanya kondisi patologis, dimana ditemukan

unskilled worker dari TKA, harus dilihat akar masalahnya. Bisa jadi penyebab

serbuan TKA unskilled worker adalah dampak ditandatanganinya kerjasama turn-

key project dan pemberlakuan bebas visa terhadap banyak negara. Turn-key

project adalah kontrak terima jadi, dimana kontrak pengerjaan, biaya dan

pekerja-pekerjanya berasal dari negara investor, Indonesia menerima hasil

jadinya. Turn-key project ini membolehkan negara investor mendatangkan TKA

baik yang skilled maupun unskilled worker. Pemerintah saat ini sudah

menandatangi kerjasama yang mencapai 120 triliun rupiah, dengan para investor

dan terbanyak diantaranya adalah investor dari Tiongkok.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak patologis kondisi ini:

a) Pengawasan ketat atas turis asing di imigrasi, dan orang asing di

Kemenaker dan kepolisian sehingga meminimalisir orang asing dengan

visa turis bekerja di Indonesia

b) Renegosiasi kontrak turn-key project antara pemerintah dengan investor

terkait penggunaan tenaga kerja lokal

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan, maka secara

umum perpres ini masih terdapat ketentuan yang bertentangan dengan

ketentuan di atasnya, sehingga perlu ada penyempurnaan. Namun demikian,

ketentuan ini bukanlah penyebab utama dari kondisi patologis atas serbuan TKA

yang tidak terampil di Indonesia. Terhadap pasal bermasalah tersebut, Perpres

ini direkomendasikan untuk diubah, namun berdasarkan jumlah pasal yang

bermasalah dan dampak dari ketentuan yang bermasalah tersebut, yang tidak

memiliki dampak secara langsung, maka tindak lanjut dari rekomendasi UU ini

masuk dalam kategori tidak mendesak, artinya perpres ini masih dapat

dipertahankan, namun terhadap beberapa pasal yang menjadi temuan perlu

dilakukan penyempurnaan apabila akan dilakukan perubahan. Lebih detil hasil

analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 195: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

3

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Pre

sid

en N

om

or

20 T

ahu

n 2

018

ten

tan

g P

engg

un

aan

Ten

aga

Kerj

a A

sin

g

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

4

(1)

Seti

ap P

em

ber

i Ker

ja

TKA

w

ajib

m

engu

tam

akan

p

engg

un

aan

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia p

ada

sem

ua

jen

is j

abat

an

yan

g te

rsed

ia.

(2)

Dal

am

hal

ja

bat

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

bel

um

d

apat

d

idu

du

ki

ole

h

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia,

jab

atan

te

rseb

ut

dap

at

did

ud

uki

ole

h T

KA

.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h, k

ata

Ket

egas

an

Pen

ggu

naa

n

kata

“m

engu

tam

akan

” p

ada

ayat

1

sulit

d

ilaku

kan

p

enga

was

an

dal

am

pen

erap

ann

ya.

Leb

ih

lan

jut

di

ayat

2 k

ata

“dap

at”

mem

bu

ka

ruan

g TK

A

men

gisi

ja

bat

an

yan

g se

har

usn

ya

diis

i o

leh

te

nag

a ke

rja

Ind

on

esia

. K

eten

tuan

d

alam

p

asal

in

i m

enu

nju

kkan

ku

ran

gnya

ke

tega

san

dal

am p

erlin

du

nga

n

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia

(pas

al

kare

t).

Ub

ah

Den

gan

m

emb

erik

an

rum

usa

n

yan

g le

bih

te

gas.

2.

P

asal

10

(1

) P

emb

eri

Ker

ja

TKA

ti

dak

waj

ib m

emili

ki

RP

TKA

u

ntu

k m

emp

eker

jaka

n

TKA

ya

ng

mer

up

akan

:

Dis

har

mo

ni

Kew

ajib

an

Ad

anya

ke

ten

tuan

ya

ng

men

gatu

r te

nta

ng

pem

bat

asan

ke

iku

tser

taan

p

ihak

as

ing,

at

au

tid

ak

Pas

al

ini

tid

ak

mew

ajib

kan

p

emb

eri

kerj

a TK

A

un

tuk

mem

iliki

R

PTK

A.

Kat

a ti

dak

w

ajib

b

erte

nta

nga

n

den

gan

P

asal

4

3

ayat

(1

) U

U

Ket

enag

aker

jaan

Ta

hu

n

20

03

ya

ng

men

egas

kan

h

aru

s:

"..P

emb

eri

Ker

ja

yan

g

Ub

ah

Page 196: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

a. p

emeg

ang

sah

am

yan

g m

enja

bat

se

bag

ai

angg

ota

D

irek

si

atau

an

ggo

ta

Dew

an

Ko

mis

aris

pad

a

Pem

ber

i K

erja

TK

A;

b. p

egaw

ai

dip

lom

atik

d

an

kon

sule

r p

ada

kan

tor

per

wak

ilan

n

egar

a as

ing;

ata

u

c. T

KA

p

ada

jen

is

pek

erja

an

yan

g d

ibu

tuh

kan

o

leh

p

emer

inta

h.

(2)

Jen

is p

eker

jaan

yan

g d

ibu

tuh

kan

o

leh

p

emer

inta

h

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

hu

ruf

c d

itet

apka

n

ole

h

Men

teri

.

dit

emu

kan

nya

ke

ten

tuan

ya

ng

men

yeb

abka

n

tid

ak

terb

atas

nya

ke

iku

tser

taan

p

ihak

asi

ng

men

ggu

nak

an

ten

aga

kerj

a as

ing

har

us

mem

iliki

re

nca

na

pen

ggu

naa

n t

enag

a ke

rja

asin

g ya

ng

dis

ahka

n

ole

h

Men

teri

at

au p

ejab

at y

ang

dit

un

juk.

.",

seh

ingg

a d

apat

d

ikat

akan

b

ahw

a m

uat

an

PEP

RES

R

I N

om

or

20

Ta

hu

n

20

18

b

erte

nta

nga

n

den

gan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n y

ang

leb

ih t

ingg

i.

Page 197: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

3.

P

asal

13

jo. P

asal

22

P

asal

13

(1

) U

ntu

k p

eker

jaan

ya

ng

ber

sifa

t d

aru

rat

dan

m

end

esak

, P

em

ber

i K

erja

TK

A

dap

at

mem

pek

erja

kan

TK

A

d

enga

n m

enga

juka

n

per

mo

ho

nan

p

enge

sah

an

RP

TKA

ke

pad

a M

ente

ri

atau

p

ejab

at

yan

g d

itu

nju

k p

alin

g la

ma

2

(du

a)

har

i ke

rja

sete

lah

TK

A b

eker

ja.

(2)

Pen

gesa

han

R

PTK

A

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

dib

erik

an

Men

teri

at

au

pej

abat

ya

ng

dit

un

juk,

p

alin

g la

ma

1

(sat

u)

har

i ke

rja

sete

lah

p

erm

oh

on

an

D

alam

ked

ua

pas

al d

item

uka

n

rum

usa

n k

ata

“pek

erja

an y

ang

ber

sifa

t d

aru

rat

dan

m

end

esak

”. T

erh

adap

ru

mu

san

in

i p

erlu

dib

erik

an p

enje

lasa

n

bat

asan

yan

g d

imak

sud

den

gan

p

eker

jaan

ya

ng

ber

sifa

t d

an

men

des

ak m

elip

uti

ap

a sa

ja.

Ub

ah

Den

gan

m

enam

bah

kan

p

enje

lasa

n

ruan

g lin

gku

p y

ang

dim

aksu

d

den

gan

“p

eker

jaan

ya

ng

ber

sifa

t d

aru

rat

dan

men

des

ak”.

Page 198: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dit

erim

a se

cara

le

ngk

ap.

4.

P

asal

17

(1

) Se

tiap

TK

A

yan

g b

eker

ja d

i In

do

nes

ia

waj

ib

mem

pu

nya

i V

itas

un

tuk

bek

erja

. (2

) V

itas

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

imo

ho

nka

n

ole

h

Pem

ber

i K

erja

TK

A

atau

TK

A

kep

ada

men

teri

ya

ng

me

mb

idan

gi

uru

san

p

emer

inta

han

d

i b

idan

g h

uku

m

dan

h

ak

asas

i m

anu

sia

atau

p

ejab

at

imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk.

(3

) P

ejab

at

imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(2),

te

rmas

uk

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

op

eras

ion

al

atau

tid

akn

ya

per

atu

ran

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

tid

ak

dap

at

dila

ksan

akan

se

cara

efe

ktif

Pen

gatu

ran

d

alam

P

asal

in

i se

ben

arn

ya

mer

up

akan

p

enye

mp

urn

aan

d

ari

per

pre

s se

bel

um

nya

(P

erp

res

72

Tah

un

2

01

4),

d

enga

n

men

yed

erh

anak

an

pro

sed

ur

dar

i p

enga

juan

V

itas

, ya

ng

dik

elu

arka

n o

leh

im

igra

si.

Dan

m

enu

rut

Pas

al

20

V

itas

b

isa

seka

ligu

s d

ijad

ikan

p

erm

oh

on

an I

tas.

Pad

a ay

at 3

, b

ahw

a p

ejab

at

imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk

juga

ter

mas

uk

pej

abat

im

igra

si

di

per

wak

ilan

p

emer

inta

h

Ind

on

esia

d

i lu

ar

neg

eri.

Sem

enta

ra d

i lap

anga

n,

tid

ak s

emu

a K

BR

I di L

N m

emili

ki

pej

abat

im

igra

si,

dan

se

men

tara

in

i u

rusa

n t

erse

bu

t d

iser

ahka

n

kep

ada

pej

abat

K

emen

lu y

ang

dit

emp

atka

n d

i K

BR

I d

imak

sud

. P

erso

alan

nya

, ti

dak

sem

ua

pej

abat

Ke

men

lu

di

KB

RI

mem

aham

i p

erso

alan

Teta

p

Page 199: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pej

abat

im

igra

si

yan

g b

erad

a d

i P

erw

akila

n R

epu

blik

In

do

nes

ia

di

luar

n

eger

i.

keim

igra

sian

d

an

kete

nag

aker

jaan

, se

hin

gga

seri

ngk

ali

terj

adi

kesa

lah

an

adm

inis

trat

if.

Un

tuk

itu

p

erlu

d

iteg

aska

n

pen

gatu

ran

nya

d

alam

p

eru

bah

an

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n 2

01

1.

5.

P

asal

19

P

ejab

at

imig

rasi

p

ada

Per

wak

ilan

R

epu

blik

In

do

nes

ia d

i lu

ar n

eger

i m

emb

erik

an

Vit

as

pal

ing

lam

a 2

(d

ua)

h

ari

seja

k p

erm

oh

on

an

dit

erim

a se

cara

len

gkap

.

P

asal

in

i m

enga

tur

soal

vi

tas

yan

g m

eru

pak

an

syar

at

bag

i TK

A u

ntu

k b

eker

ja d

i In

do

nes

ia

dim

ana

pem

ber

ian

vit

as p

alin

g la

ma

adal

ah

2

har

i se

jak

per

mo

ho

nan

. P

emb

eria

n v

itas

sel

ama

2 h

ari

tum

pan

g ti

nd

ik

den

gan

p

erat

ura

n

yan

g le

bih

ti

ngg

i ya

itu

PP

No

mo

r 3

1 T

ahu

n 2

01

3

dim

ana

dal

am P

asal

10

4 a

yat

(3)

dia

tur

Pej

abat

Im

igra

si

men

erb

itka

n v

itas

dal

am w

aktu

p

alin

g la

ma

4 (e

mp

at) h

ari k

erja

se

jak

dit

erim

anya

su

rat

per

setu

juan

p

emb

eria

n

vita

s d

an

dila

kuka

n

pem

bay

aran

se

suai

d

enga

n

kete

ntu

an

Ub

ah

Har

us

me

mp

erh

atik

an

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n

20

11

, P

P

No

mo

r 3

1

tah

un

2

01

3,

dan

p

rin

sip

ke

hat

i-h

atia

n

dal

am

men

erb

itka

n

vita

s o

ran

g as

ing.

Page 200: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

. Se

lain

it

u

per

lu

dip

erh

atik

an

pri

nsi

p

keh

ati-

hat

ian

d

alam

p

emb

eria

n v

itas

kep

ada

ora

ng

asin

g ka

ren

a ke

tika

ora

ng

asin

g te

rseb

ut

ber

akti

vita

s d

i n

egar

a In

do

nes

ia a

kan

ban

yak

dam

pak

ya

ng

dit

imb

ulk

an d

ari

akti

vita

s o

ran

g as

ing

ters

ebu

t.

Seja

lan

den

gan

hal

ini,

Pre

sid

en

Ko

nfe

der

ansi

Se

rika

t P

eker

ja

Ind

on

esia

, Sa

id I

qb

al 81

men

ilai

pro

ses

pem

ber

ian

vit

as s

elam

a 2

h

ari

ini

bag

ai

kelo

ngg

aran

b

agi

pek

erja

as

ing

un

tuk

bek

erja

di I

nd

on

esia

.

6.

P

asal

20

(1

) P

erm

oh

on

an

Vit

as

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

1

7

ayat

(2

)

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek

op

eras

ion

al

atau

tid

akn

ya

per

atu

ran

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

tid

ak

dap

at

dila

ksan

akan

se

cara

efe

ktif

Pen

gatu

ran

d

alam

P

asal

in

i m

eru

pak

an

pen

yed

erh

anaa

n

per

mo

ho

nan

vi

tas

yan

g se

kalig

us

men

jad

i per

mo

ho

nan

It

as,

ini

men

yem

pu

rnak

an

per

pre

s se

bel

um

nya

(P

erp

res

Teta

p

81

CN

N I

nd

on

esia

, B

edah

Pas

al K

on

tro

vers

i Per

pre

s Jo

kow

i so

al T

KA,

htt

ps:

//w

ww

.cn

nin

do

nes

ia.c

om

/nas

ion

al/2

01

805

02

07

114

2-1

2-2

950

09

/bed

ah-p

asal

-ko

ntr

ove

rsi-

per

pre

s-jo

kow

i-so

al-t

ka (

dia

kses

tan

ggal

8 D

esem

ber

20

20

)

Page 201: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

18

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

seka

ligu

s d

apat

d

ijad

ikan

per

mo

ho

nan

Itas

. (2

) D

alam

hal

pen

gaju

an

per

mo

ho

nan

It

as

dila

kuka

n

seka

ligu

s d

enga

n

per

mo

ho

nan

V

itas

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

),

pro

ses

per

mo

ho

nan

p

enga

juan

It

as

dila

ksan

akan

Per

wak

ilan

R

epu

blik

In

do

nes

ia d

i lu

ar n

eger

i ya

ng

mer

up

akan

p

erp

anja

nga

n

dar

i D

irek

tora

t Je

nd

eral

Im

igra

si.

72

Tah

un

20

14

). P

ada

ayat

(2

) d

iseb

utk

an

bah

wa

pro

ses

per

mo

ho

nan

p

enga

juan

It

as

dila

ksan

akan

P

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

d

i lu

ar

neg

eri

yan

g m

eru

pak

an

per

pan

jan

gan

d

ari

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

Imig

rasi

. P

erm

asal

ahan

d

i la

pan

gan

, ti

dak

sem

ua

KB

RI d

i LN

mem

iliki

p

ejab

at

imig

rasi

, d

an

sem

enta

ra i

ni

uru

san

ter

seb

ut

dis

erah

kan

ke

pad

a p

ejab

at

Kem

enlu

yan

g d

item

pat

kan

di

KB

RI

dim

aksu

d.

Per

soal

ann

ya,

tid

ak s

emu

a p

ejab

at K

emen

lu

di

KB

RI

mem

aham

i p

erso

alan

ke

imig

rasi

an

dan

ke

ten

agak

erja

an,

seh

ingg

a se

rin

gkal

i te

rjad

i ke

sala

han

ad

min

istr

atif

. U

ntu

k it

u

per

lu

dit

egas

kan

p

enga

tura

nn

ya

dal

am

per

ub

ahan

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1,

dan

p

erlu

Page 202: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

19

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pen

emp

atan

p

etu

gas

imig

rasi

d

i set

iap

KB

RI d

i lu

ar n

eger

i

7.

P

asal

26

(1

) Se

tiap

Pe

mb

eri K

erja

TK

A w

ajib

: a.

men

un

juk

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia

seb

agai

Te

nag

a K

erja

P

end

amp

ing;

b

. m

elak

san

akan

p

end

idik

an

dan

p

elat

ihan

b

agi

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia

sesu

ai

den

gan

ku

alif

ikas

i

jab

atan

ya

ng

did

ud

uki

o

leh

TK

A; d

an

c. m

emfa

silit

asi

pen

did

ikan

d

an

pel

atih

an

Bah

asa

Ind

on

esia

kep

ada

TKA

.

P

asal

in

i h

aru

s d

iser

tai

den

gan

p

enje

lasa

n

pas

al

yan

g je

las,

ka

ren

a p

asal

in

i ti

dak

m

eneg

aska

n a

dan

ya k

ewaj

iban

b

agi T

KA

mel

aku

kan

tra

nsf

er o

f kn

ow

led

ge

kep

ada

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia. T

idak

dije

lask

an ju

ga

per

ban

din

gan

yan

g je

las

anta

ra

jum

lah

ten

aga

kerj

a In

do

nes

ia

pen

dam

pin

g d

an

TKA

ya

ng

did

amp

ingi

.

Ub

ah

Mem

asu

kkan

p

eneg

asan

ke

d

alam

p

enje

lasa

n p

asal

.

Page 203: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

19

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(2)

Ket

entu

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

hu

ruf

a ti

dak

b

erla

ku

bag

i TK

A

yan

g m

end

ud

uki

ja

bat

an

dir

eksi

d

an/a

tau

ko

mis

aris

.

8.

P

asal

33

aya

t (1

) (1

) P

enga

was

an

atas

p

engg

un

aan

TK

A

dila

ksan

akan

ole

h:

a. P

enga

was

K

eten

agak

erja

an

pad

a ke

men

teri

an

dan

din

as p

rovi

nsi

ya

ng

mem

bid

angi

u

rusa

n d

i

bid

ang

kete

nag

aker

jaan

; d

an

b.

peg

awai

im

igra

si

yan

g b

ertu

gas

pad

a b

idan

g

B

erd

asar

kan

dat

a K

emen

teri

an

Ket

enag

aker

jaan

ta

hu

n

20

17

ju

mla

h p

enga

was

ten

aga

kerj

a as

ing

di

Ind

on

esia

b

erju

mla

h

2.2

94

ora

ng

yan

g m

em

pu

nya

i tu

gas

mel

aku

kan

p

enga

was

an

terh

adap

21

6.5

47

per

usa

haa

n.

Idea

lnya

se

ora

ng

pen

gaw

as

men

gaw

asi

5

per

usa

haa

n.

Den

gan

dem

ikia

n k

on

dis

i sa

at

ini

1 o

ran

g p

enga

was

ber

tuga

s m

elak

uka

n

pen

gaw

asan

ke

pad

a ku

ran

g le

bih

9

0

per

usa

haa

n.

Dal

am

pap

aran

nya

d

i B

PH

N82

P

erw

akila

n

dar

i M

igra

n

Car

e

Teta

p

Nam

un

dem

ikia

n p

erlu

d

ilaku

kan

up

aya-

up

aya

seb

agai

ber

iku

t:

1)

Mas

ih

per

lu

men

amb

ah

jum

lah

p

enga

was

ke

ten

agak

erja

an

sert

a in

stru

men

t p

enga

was

ann

ya.P

en

gaw

asan

h

aru

s d

ilaku

kan

se

cara

re

gula

r d

an t

eru

kur.

2

) M

emp

erku

at

koo

rdin

asi

dan

si

ner

gi

den

gan

82

Pap

aran

An

ies

Hid

ayah

dal

am F

oru

m G

rou

p D

iscu

sio

n K

elo

mp

ok

Ker

ja A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Hu

kum

ter

kait

Kei

mig

rasi

an d

i BP

HN

tan

ggal

28

Ju

li 2

020

Page 204: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

19

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pen

gaw

asan

d

an

pen

ind

akan

ke

imig

rasi

an,

seca

ra

terk

oo

rdin

asi

sesu

ai

den

gan

lin

gku

p t

uga

s d

an

kew

enan

gan

m

asin

g-m

asin

g.

men

yam

pai

kan

b

ahw

a p

enga

was

an

kete

nag

aker

jaan

b

aik

terh

adap

te

nag

a ke

rja

asin

g m

aup

un

te

nag

a ke

rja

Ind

on

esia

se

lam

a in

i b

elu

m

ber

jala

n s

ecar

a re

gule

r. D

alam

ar

ti

pen

gaw

asan

b

aru

d

apat

d

ilaks

anak

an

apab

ila

terd

apat

m

asal

ah

yan

g m

un

cul

atau

ap

abila

ter

dap

at la

po

ran

. Sel

ain

it

u,

juga

m

un

cul

isu

b

elu

m

adan

ya

tran

par

ansi

la

po

ran

p

enga

was

an k

eten

agak

erja

an.

Dit

jen

Im

igra

si

dan

ap

arat

p

eneg

ak

hu

kum

la

inn

ya

terk

ait

pen

gaw

asan

. 3

) P

erlu

m

emu

ncu

lkan

ke

waj

iban

u

ntu

k m

emp

ub

likas

ikan

la

po

ran

p

enga

was

an s

ecar

a te

rbu

ka

un

tuk

pu

blik

.

Page 205: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 193

9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016

tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa Kunjungan Dan

Visa Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menkumham Nomor 51 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang

Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa Kunjungan Dan Visa

Tinggal Terbatas

Dalam perubahan Permenkumham ini terdapat 9 (sembilan) pasal

perubahan dari Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 24

Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian Visa

Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas. Pasal yang diubah adalah: Ketentuan ayat

(3) Pasal 10 diubah, pasal 15, Ketentuan ayat (3) Pasal 17 diubah, pasal 18, pasal

22, pasal 23, Ketentuan ayat (1) Pasal 24 diubah, 41, Ketentuan ayat (4) Pasal 42

diubah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

mengamanatkan bahwa, sasaran pembangunan nasional ditekankan pada

peningkatan daya saing bangsa di berbagai bidang. Dalam kaitannya dengan

bidang hukum, terdapat korelasi signifikan antara pembangunan hukum dengan

daya saing. Beberapa aspek hukum seperti perlindungan investor, independensi

peradilan, regulasi pemerintah, penyuapan, dan kerangka hukum penyelesaian

sengketa, termasuk dalam persyaratan dasar daya saing bangsa sebagaimana

dimuat dalam Global Competitiveness Index (GCI). Namun, permasalahan di

bidang hukum tidak hanya meliputi aspek-aspek yang termuat dalam GCI saja,

tetapi masih banyak komponen hukum lain yang secara langsung maupun tidak

langsung juga dapat mempengaruhi daya saing di Indonesia. 83

Momentum naiknya peringkat investasi Indonesia ke level investment

grade yang disematkan oleh lembaga pemeringkat internasional seperti S&P84

merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menarik investasi sebanyak-

banyaknya. Kesempatan emas tersebut seyogyanya dapat dimanfaatkan dengan

baik oleh Indonesia demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun

83 Buku II RPJMN 2015-2019 84 Karlis Karna, “Indonesia Raised to Investment Grade by S&P on Budget Curbs”,

https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-05-19/s-p-upgrades-indonesia-to-investment-grade-amid-stronger-growth (diakses pada tanggal 7 Juni 2020).

Page 206: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 194

sebagaimana diketahui, harapan terhadap meningkatnya kesejahteraan

masyarakat tidak luput daripada tantangan yang amat besar seperti halnya

muncul pandemi covid 19.

Sejak diumumkan Covid-19 sebagai bencana nasional pada 13 April 2020

hingga penghujung Mei 2020, penyebaran Covid 19 telah menjadi salah satu

kekhawatiran masyarakat meskipun pada saat awal keberadaan virus ini,

berbagai upaya yang berbentuk himbauan dari pemerintah belum benar-benar

dipatuhi oleh masyarakat. Bahkan sebagian besar masyarakat menganggap

bahwa virus tersebut tidak akan menyebar luas sebagaimana di negara tempat

awal penyebarannya. Bersamaan dengan kekhawatiran masyarakat terhadap

virus ini, dampak lain ternyata timbul yakni berupa dampak sosial dan ekonomi

serta ketahanan kesehatan masyarakat sebagai penunjang tegak berdirinya

suatu negara.

Menilik hal tersebut, kesehatan sudah barang tentu menjadi satu

kebutuhan dasar manusia, yang belakangan telah dijamin haknya secara

konstitusional. Sesungguhnya jaminan konstitusi terhadap hak atas kesehatan

telah ada sejak masa Konstitusi Republik Serikat (RIS) 1949 “Penguasa senantiasa

berusaha dengan sungguh-sungguh memajukan kebersihan umum dan

kesehatan rakyat”. Setelah bentuk negara serikat kembali ke bentuk negara

kesatuan dan berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS),

ketentuan Pasal 40 Konstitusi RIS diadopsi ke dalam Pasal 42 UUDS. Sejalan

dengan itu, Konstitusi World Health Organization (WHO) 1948 telah menegaskan

pula bahwa “memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah

suatu hak asasi bagi setiap orang” (the enjoyment of the highest attainable

standard of health is one of the fundamental rights of every human being). Istilah

yang digunakan bukan “human rights”, tetapi “fundamental rights”, yang kalau

kita terjemahkan langsung ke Bahasa Indonesia menjadi “Hak Hak Dasar”.85

Kemudian pada tahun 2000, melalui Perubahan Kedua UUD NRI Tahun

1945, kesehatan ditegaskan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dalam Pasal

28H ayat (1) dinyatakan, bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Masuknya ketentuan tersebut

85 Indra Perwira, “Memahami Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia”, Koleksi Dokumentasi Elsam,

2014, hlm. 3-4

Page 207: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 195

ke dalam UUD NRI Tahun 1945, menggambarkan perubahan paradigma yang

luar biasa. Kesehatan dipandang tidak lagi sekedar urusan pribadi yang terkait

dengan nasib atau karunia Tuhan yang tidak ada hubungannya dengan tanggung

jawab negara, melainkan suatu hak hukum (legal rights) yang tentunya dijamin

oleh negara.86

Untuk menindaklanjuti antisipasi kedaruratan penyakit menular, berikut

serangkaian regulasi yang mengatur upaya perlindungan dan pencegahan

penyakit menular yaitu:

1) Pasal 4 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);

3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

6) Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan

Kedaruratan Bencana pada Kondisi Tertentu (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 34)

Mengacu pada aturan-aturan di atas, sebagai upaya penanggulangan wabah ini,

pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi yaitu:

1) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang refocussing kegiatan,

realokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka

percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

2) Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19

86 Manadopost, “Aspek Hukum Dalam Dalam Penanganan Wabah Covid-

19”,https://manadopost.jawapos.com/opini/20/04/2020/aspek-hukum-dalam-dalam-penanganan-wabah-covid-19/ (diakses 5 Oktober 2020)

Page 208: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 196

3) Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang penetapan bencana

non alam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai

Bencana Nasional.

4) Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial

Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus

Disease (COVID-19) ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2020

oleh Presiden Joko Widodo.

5) Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019

6) Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Kedatangan warga negara asing masuk ke wilayah Indonesia dengan

maksud dan tujuan seperti urusan bisnis, profesi, belajar, kerjasama antar negara

bahkan ada pula yang hanya ingin berkunjung sekedar memenuhi kebutuhan

pariwisata. Kunjungan warga asing tersebut tentunya perlu diatur tidak hanya

dalam rangka pengawasan tetapi juga memberikan stimulus ekonomi yang

tentunya memberikan dua keuntungan sekaligus yakni sebagai instrumen

mengatur lalu lintas warga asing juga memberikan rangsangan menarik minat

untuk datang ke Indonesia. Hal ini tentu dimulai dengan melakukan terobosan

oleh pemerintah, salah satunya di bidang regulasi tentang keimigrasian.

Beberapa aturan yang diubah tersebut diharapkan mampu mendorong dan

memberikan stimulus kepada pemerintah Indonesia, termasuk didalamnya

meninjau kembali pengaturan terkait visa kunjungan.

Dalam konteks demikian perlu bagi pemangku kepentingan untuk

menyelaraskan kembali aturan visa kunjungan orang asing dengan regulasi

penanganan Covid 19 sehingga menjadi sebuah pedoman pengaturan yang kuat

dan mampu memberikan perlindungan bagi ketahanan negara. Selain itu,

beberapa pengaturan perlu ada penegasan terhadap kejelasan rumusan

termasuk di dalamnya disesuaikan dengan falsafah kehidupan bangsa dan

bernegara yakni Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.

Analisis dan evaluasi hukum yang akan dilakukan pada Peraturan Menteri

Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian

Page 209: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 197

Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas dilakukan dengan identifikasi terhadap

persoalan-persoalan yang terdapat pada peraturan perundang-undangan terkait

Keimigrasian baik pada tataran normatif maupun efektivitas implementasinya.

Hasil analisis dan evaluasi ini dapat menjadi masukan perbaikan yang objektif

dalam rangka menjadi bahan masukan bagi pembangunan hukum nasional.

Beberapa yang menjadi potret analisis dan evaluasi Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian

Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas, adalah sebagai berikut:

1. Perlunya pemangku kepentingan untuk menyelaraskan kembali

pengaturan terkait prosedur teknis permohonan dan pemberian visa

kunjungan dan vitas dengan kondisi pandemi Covid 19. Beberapa beleid

yang dikeluarkan terkait penanganan pandemi Covid 19, dapat menjadi

bahan masukan yang sangat berharga. Hal ini menjadi kebutuhan

pemerintah dalam upaya mencegah penyebarluasan wabah atau

pandemi penyakit menular mematikan. Pencegahan menjadi salah satu

cara yang efektif agar penularan tidak menjadi meluas hingga

mengancam ketahanan negara dan keberlangsungan generasi bangsa;

2. Perlunya kewajiban penjamin bagi warga asing untuk menjamin kondisi

kesehatan warga asing yang dijamin secara berkala yang mengajukan

permohonan visa kunjungan dan vitas terkait dengan kondisi kesehatan

warga asing yang dijaminnya;

3. Batas 3 hari pemberian wawancara perlu dipertimbangkan untuk

diberikan tambahan batas hari agar memberikan ruang yang cukup dan

proporsional;

4. Kewenangan persetujuan direktur jenderal imigrasi belum tergambar.

Dalam rangka pelaksanaan administrasi dan monitoring terpadu

sebaiknya kewenangan memberikan persetujuan oleh direktur jenderal

ditegaskan.

Rekomendasi umum terhadap peraturan ini perlu dilakukan perubahan

dengan mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi. Lebih detail hasil analisis

dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 210: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

19

8

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 24

Tah

un

20

16 t

enta

ng

Pro

sed

ur

Tekn

is

Per

mo

ho

nan

Dan

Pem

ber

ian

Vis

a Ku

nju

nga

n D

an V

isa

Tin

ggal

Ter

bat

as s

ebag

aim

ana

tela

h d

iub

ah d

enga

n P

erat

ura

n M

ente

ri H

uku

m

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 5

1 Ta

hu

n 2

016

ten

tan

g Pe

rub

ahan

Ata

s P

erat

ura

n M

ente

ri H

uku

m D

an H

ak A

sasi

Man

usi

a N

om

or

24

Tah

un

201

6 Te

nta

ng

Pro

sed

ur

Tekn

is P

erm

oh

on

an D

an P

emb

eria

n V

isa

Kun

jun

gan

Dan

Vis

a Ti

ngg

al T

erb

atas

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1

Ko

nsi

der

an M

engi

nga

t P

anca

sila

K

eman

usi

aan

A

dan

ya

kete

ntu

an

yan

g m

enja

min

p

erlin

du

nga

n

mas

yara

kat,

at

au

tid

ak

dit

emu

kan

nya

ke

ten

tuan

ya

ng

men

yeb

abka

n

tid

ak

terj

amin

nya

p

erlin

du

nga

n

mas

yara

kat

Per

lu m

emp

erh

atik

an k

asu

s sa

at

ini

terk

ait

wab

ah a

tau

pan

dem

ik

pen

yaki

t m

enu

lar

mem

atik

an

yan

g b

eras

al

dar

i lu

ar

neg

eri.

Pen

cega

han

m

enja

di

sala

h

satu

ca

ra y

ang

efek

tif

agar

pen

ula

ran

ti

dak

m

enja

di

mel

uas

h

ingg

a m

enga

nca

m g

ener

asi b

angs

a

Ub

ah

den

gan

m

emp

erh

atik

an

sosi

al

kem

asya

raka

tan

ya

ng

beb

as

dar

i p

enya

kit

men

ula

r m

emat

ikan

ya

ng

ber

asal

d

ari

luar

n

eger

i d

enga

n

per

anta

ra

ora

ng

asin

g at

au

war

ga

neg

ara

yan

g b

aru

sa

ja

mel

aku

kan

p

erja

lan

an

di

neg

ara

terd

amp

ak

pan

dem

i p

enya

kit

men

ula

r m

emat

ikan

Page 211: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

19

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

2

Pas

al 1

an

gka

11

P

enja

min

ad

alah

o

ran

g at

au

korp

ora

si

yan

g b

erta

ngg

un

g ja

wab

at

as

keb

erad

aan

d

an

kegi

atan

O

ran

g A

sin

g se

lam

a b

erad

a d

i Wila

yah

Ind

on

esia

.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h,

kata

Ket

epat

an

Mer

uju

k p

ada

atu

ran

ya

ng

men

gatu

r te

nta

ng

kese

hat

an

Ub

ah

Per

lu p

enam

bah

an

asp

ek k

eseh

atan

. P

enja

min

ad

alah

o

ran

g at

au

korp

ora

si

yan

g b

erta

ngg

un

g ja

wab

at

as

keb

erad

aan

. K

eseh

ata

n

dan

ke

giat

an

Ora

ng

Asi

ng

sela

ma

ber

ada

di

Wila

yah

In

do

nes

ia.

3

Pas

al 1

1 a

yat

1

Per

mo

ho

nan

V

isa

kun

jun

gan

saa

t ke

dat

anga

n

dia

juka

n o

leh

Ora

ng

Asi

ng

dar

i neg

ara

tert

entu

kep

ada

Pej

abat

Im

igra

si

yan

g d

itu

nju

k p

ada

saat

ke

dat

anga

n

di

Tem

pat

P

emer

iksa

an

Imig

rasi

te

rten

tu.

Dis

har

mo

ni

pen

gatu

ran

K

ewaj

iban

A

dan

ya

pen

gatu

ran

m

enge

nai

ke

waj

iban

ya

ng

sam

a p

ada

2 (

du

a)

atau

le

bih

p

erat

ura

n

yan

g b

erb

eda

hie

rark

i, te

tap

i mem

ber

ikan

ke

waj

iban

ya

ng

ber

bed

a.

Pas

al 1

5 a

yat

2 P

erm

enku

mh

am

51

Tah

un

20

16

Per

ub

ahan

Ata

s P

erat

ura

n

Men

teri

H

uku

m

Dan

H

ak

Asa

si

Man

usi

a N

om

or

24

Ta

hu

n

20

16

Te

nta

ng

Pro

sed

ur

Tekn

is

Per

mo

ho

nan

D

an

Pem

ber

ian

V

isa

Ku

nju

nga

n

Dan

V

isa

Tin

ggal

Te

rbat

as,

“Per

mo

ho

nan

p

erse

tuju

an

tert

ulis

d

ari

Dir

ektu

r Je

nd

eral

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

iaju

kan

o

leh

O

ran

g A

sin

g p

ada

Per

wak

ilan

R

epu

blik

Ub

ah

Pas

al

11

ay

at

1

per

lu

dis

esu

aika

n

seb

agai

man

a o

bye

k h

uku

m

yan

g d

iseb

utk

an

dal

am

15

ay

at

2

yan

g d

i d

alam

nya

ti

dak

h

anya

m

enye

bu

tkan

ora

ng

teta

pi

juga

ad

a p

enja

min

Page 212: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Ind

on

esia

at

au

ole

h

Pen

jam

in

pad

a D

irek

tora

t Je

nd

eral

Imig

rasi

” P

asal

11

aya

t 1

Per

men

kum

ham

2

4 T

ahu

n 2

01

6 (

ma

sih

ber

laku

) d

an p

asal

15

aya

t 2

(ya

ng

ba

ru)

tid

ak b

erke

sesu

aian

. Pem

aham

an

terh

adap

pas

al y

ang

tid

ak s

ama,

m

enim

bu

lkan

po

ten

si d

ish

arm

on

i d

an k

etid

akje

lasa

n r

um

usa

n

4

Pas

al 1

7 a

yat

2

Waw

anca

ra

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at (

1)

hu

ruf

g d

ilaks

anak

an d

alam

ja

ngk

a w

aktu

pal

ing

lam

a 3

(t

iga)

h

ari

kerj

a te

rhit

un

g se

jak

per

mo

ho

nan

d

iter

ima.

Efek

tivi

tas

pel

aksa

naa

n

Asp

ek

op

eras

ion

al

atau

ti

dak

nya

p

erat

ura

n

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

tid

ak

dap

at d

ilaks

anak

an

seca

ra e

fekt

if

Bat

as

3

har

i p

emb

eria

n

waw

anca

ra

per

lu

dip

erti

mb

angk

an u

ntu

k d

iber

ikan

ta

mb

ahan

b

atas

h

ari

agar

m

emb

erik

an

ruan

g ya

ng

cuku

p

dan

pro

po

rsio

nal

Ub

ah

Pen

amb

ahan

ju

mla

h

bat

as

har

i p

erlu

d

idu

kun

g d

enga

n h

asil

kajia

n

sin

gkat

.

5

Pas

al 2

2 a

yat

5

Vis

a Ti

ngg

al

Terb

atas

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

dib

erik

an

kep

ada

Ora

ng

Asi

ng

sete

lah

m

end

apat

kan

p

erse

tuju

an

dar

i Dir

ektu

r Je

nd

eral

at

au P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g d

itu

nju

k

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h,

kata

Ket

egas

an

Kew

enan

gan

p

erse

tuju

an

dir

ektu

r je

nd

eral

im

igra

si b

elu

m

terg

amb

ar p

ada

pas

al 2

2.

Dal

am

ran

gka

pel

aksa

naa

n a

dm

inis

tras

i d

an

mo

nit

ori

ng

terp

adu

se

bai

knya

ke

wen

anga

n

mem

ber

ikan

p

erse

tuju

an

ole

h

dir

ektu

r je

nd

eral

dit

egas

kan

.

Ub

ah

Men

amb

ah

dik

tum

ay

at

terk

ait

per

an

atau

ke

wen

anga

n

dir

ektu

r je

nd

eral

im

igra

si

pad

a p

emb

eria

n

per

setu

juan

vi

tas

Page 213: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Pas

al 2

2 a

yat

6

Per

setu

juan

D

irek

tur

Jen

der

al s

ebag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(5)

dia

juka

n o

leh

Ora

ng

Asi

ng

pad

a P

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

ata

u o

leh

P

enja

min

p

ada

Dir

ekto

rat

Jen

der

al Im

igra

si

dan

pen

jam

in o

ran

g as

ing

ters

ebu

t

Page 214: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 202

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2018

tentang Prosedur Permohonan Visa dan Izin Tinggal bagi Tenaga Kerja

Asing

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hukum terhadap Permenkumham

ini terdapat ketidak jelasan rumusan dan terdapat potensi ambigu dan dapat

ditafsirkan subyektif yaitu dalam Pasal 5 dan Pasal 7 terdapat frasa

“pertimbangan kemanfaatan atau risiko akan dampak kedatangan” yang

berpotensi menimbulkan ambiguitas serta dapat ditafsirkan secara sepihak dan

subjektif oleh Pejabat Imigrasi di lapangan. Demikian juga dalam Pasal 19

terdapat frasa “bersifat darurat dan mendesak” berpotensi menimbulkan

ambiguitas serta dapat ditafsirkan secara sepihak dan subjektif oleh pihak yang

menggunakan pasal ini. Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Page 215: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

3

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 16

Tah

un

20

18 t

enta

ng

Pro

sed

ur

Per

mo

ho

nan

Vis

a d

an Iz

in T

ingg

al B

agi T

enag

a Ke

rja

Asi

ng

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

K

on

sid

eran

M

enim

ban

g Ef

ekti

vita

s p

elak

san

aan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

Asp

ek d

amp

ak

pel

aksa

naa

n

per

atu

ran

a.

Dam

pak

te

rhad

ap

du

nia

usa

ha

b.

Dam

pak

so

sial

m

asya

raka

t c.

D

amp

ak

lingk

un

gan

Pan

dem

i C

ovi

d-1

9

tela

h

men

gub

ah t

atan

an m

asya

raka

t d

i se

luru

h d

un

ia.

Sela

in u

pay

a m

emb

angk

itka

n

kem

bal

i ek

on

om

i, se

mu

a n

egar

a d

i du

nia

ya

ng

terd

amp

ak

pan

dem

i in

i b

eru

sah

a m

emp

erb

aiki

si

tuas

i d

alam

n

eger

i m

asin

g-m

asin

g.

Dal

am

kon

teks

In

do

nes

ia,

pen

ingk

atan

p

erek

on

om

ian

n

asio

nal

p

erlu

d

iup

ayak

an

mel

alu

i b

erag

am

cara

, ti

dak

h

anya

m

elal

ui

inve

stas

i ya

ng

men

dat

angk

an

ten

aga

kerj

a as

ing.

Beb

erap

a as

pek

lai

n y

ang

juga

p

erlu

m

end

apat

kan

p

erh

atia

n

dal

am

ran

gka

men

ingk

atka

n

per

eko

no

mia

n

nas

ion

al,

anta

ra

lain

, ad

alah

p

enin

gkat

an k

ual

itas

kes

ehat

an

mas

yara

kat,

p

enin

gkat

an

kual

itas

p

end

idik

an,

dan

p

emb

erd

ayaa

n

sum

ber

d

aya

man

usi

a d

alam

neg

eri.

Ub

ah

Per

lu

mem

asu

kkan

d

asar

p

erti

mb

anga

n

terk

ait

asp

ek

kese

hat

an,

pen

did

ikan

, dan

su

mb

er

day

a m

anu

sia

dal

am

neg

eri

seb

agai

d

asar

m

enim

ban

g se

lain

p

erti

mb

anga

n

pen

ingk

atan

p

erek

on

om

ian

n

asio

nal

mel

alu

i p

enin

gkat

an

inve

stas

i.

Page 216: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

2.

P

asal

1 a

ngk

a 8

V

isa

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

ya

ng

sela

nju

tnya

V

isa

adal

ah

kete

ran

gan

te

rtu

lis

yan

g d

iber

ikan

o

leh

p

ejab

at

yan

g b

erw

enan

g d

i p

erw

akila

n

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

at

au d

i te

mp

at l

ain

ya

ng

dit

etap

kan

o

leh

P

emer

inta

h

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

ya

ng

mem

uat

p

erse

tuju

an

bag

i O

ran

g A

sin

g u

ntu

k m

elak

uka

n

per

jala

nan

ke

W

ilaya

h

Ind

on

esia

d

an m

enja

di

das

ar

un

tuk

pem

ber

ian

iz

in t

ingg

al.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tep

at

Tep

at

Terd

apat

ke

kura

nga

n

kata

“d

isin

gkat

” p

ada

kalim

at

“Vis

a R

epu

blik

In

do

nes

ia

yan

g se

lan

jutn

ya

Vis

a ad

alah

ke

tera

nga

n t

ertu

lis [

…]”

Ub

ah

Diu

bah

men

jad

i “V

isa

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

ya

ng

sela

nju

tnya

d

isin

gkat

V

isa

adal

ah

kete

ran

gan

te

rtu

lis…

”.

Page 217: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

3.

P

asal

5

ay

at

(1)

hu

ruf

c c.

P

ejab

at

Imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk

men

giri

mka

n

per

inta

h

pem

bay

aran

b

iaya

Su

rat

Per

setu

juan

V

isa,

Vit

as,

Itas

, Iz

in

Mas

uk

Kem

bal

i d

an

Jasa

P

engg

un

aan

Te

kno

logi

SI

MK

IM

kep

ada

Pem

ber

i K

erja

TK

A

atau

ca

lon

TK

A

mel

alu

i su

rat

elek

tro

nik

;

Kej

elas

an

rum

usa

n

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

Kat

a “p

emb

ayar

an”

di

dal

am

per

atu

ran

in

i p

erlu

d

iper

jela

s se

cara

ek

splis

it

un

tuk

men

un

jukk

an

bah

wa

sega

la

jen

is

pem

bay

aran

ya

ng

dila

kuka

n

dal

am

pel

aksa

naa

n

per

atu

ran

ini a

kan

mas

uk

ke k

as

neg

ara

mel

alu

i re

ken

ing

ban

k ya

ng

dit

un

juk/

dit

entu

kan

.

Ub

ah

Per

lu

pen

amb

ahan

ay

at

yan

g b

erb

un

yi

“Pem

bay

aran

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

Pas

al

5 a

yat

(1)

hu

ruf

d

dis

eto

r ke

re

ken

ing

kas

neg

ara

mel

alu

i b

ank

yan

g d

itu

nju

k.”

Seb

agai

al

tern

atif

, ka

ta

“pem

bay

aran

” b

eser

ta

def

inis

inya

d

apat

d

ican

tum

kan

di

dal

am

Pas

al

1

den

gan

b

un

yi

“Pem

bay

aran

ad

alah

se

tora

n

uan

g d

ilaku

kan

Page 218: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

6

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ke r

eken

ing

kas

neg

ara

mel

alu

i b

ank

yan

g d

itu

nju

k.”

4.

P

asal

5

ay

at

(1)

hu

ruf

e e.

P

ejab

at

Imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk

mel

aku

kan

p

enel

itia

n

lata

r b

elak

ang

calo

n

TKA

d

an/a

tau

P

emb

eri

Ker

ja

TKA

m

elal

ui

med

ia

elek

tro

nik

at

au

med

ia

lain

nya

se

rta

arsi

p

laya

nan

K

eim

igra

sian

se

bag

ai

per

tim

ban

gan

ke

man

faat

an

atau

ris

iko

aka

n

dam

pak

ke

dat

anga

n

Ora

ng

Asi

ng

ke

Kej

elas

an

rum

usa

n

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

Fras

a “p

erti

mb

anga

n

kem

anfa

atan

at

au

risi

ko

akan

d

amp

ak

ked

atan

gan

” b

erp

ote

nsi

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as

sert

a d

apat

d

itaf

sirk

an

seca

ra

sep

ihak

d

an

sub

jekt

if o

leh

Pej

abat

Imig

rasi

di

lap

anga

n.

Ub

ah

Ket

entu

an

ini

har

us

men

can

tum

kan

b

atas

an

yan

g te

gas

terk

ait

man

faat

d

an

risi

ko

apa

saja

ya

ng

dap

at

mem

ber

ikan

d

amp

ak

terh

adap

ke

aman

an,

kete

rtib

an,

eko

no

mi,

sosi

al,

po

litik

, d

an

bu

day

a In

do

nes

ia.

Per

lu

dim

asu

kka

n

sara

n

pa

ram

eter

ya

ng

se

sua

i.

Page 219: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Ind

on

esia

te

rhad

ap

keam

anan

, ke

tert

iban

, ek

on

om

i, so

sial

, p

olit

ik,

dan

b

ud

aya

Ind

on

esia

;

5.

P

asal

5

ay

at

(1)

hu

ruf

k P

ejab

at

Imig

rasi

at

au p

ejab

at d

inas

lu

ar

neg

eri

yan

g d

itu

nju

k p

ada

Per

wak

ilan

R

epu

blik

In

do

nes

ia

mel

aku

kan

p

enel

itia

n

ula

ng

terh

adap

la

tar

bel

akan

g ca

lon

TK

A

dan

/ata

u

Pem

ber

i K

erja

TK

A

mel

alu

i m

edia

el

ektr

on

ik

atau

med

ia l

ain

nya

se

rta

arsi

p l

ayan

an

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

Kej

elas

an

rum

usa

n

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

Fras

a “p

erti

mb

anga

n

kem

anfa

atan

at

au

risi

ko

akan

d

amp

ak

ked

atan

gan

” b

erp

ote

nsi

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as

sert

a d

apat

d

itaf

sirk

an

seca

ra

sep

ihak

d

an

sub

jekt

if

ole

h

Pej

abat

Im

igra

si

atau

pej

abat

din

as lu

ar n

eger

i di

lap

anga

n.

Ub

ah

Ket

entu

an

ini

har

us

men

can

tum

kan

b

atas

an

yan

g te

gas

terk

ait

man

faat

d

an

risi

ko

apa

saja

ya

ng

dap

at

mem

ber

ikan

d

amp

ak

terh

adap

ke

aman

an,

kete

rtib

an,

eko

no

mi,

sosi

al,

po

litik

, d

an

bu

day

a In

do

nes

ia.

Page 220: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

per

tim

ban

gan

ke

man

faat

an

atau

ri

siko

aka

n d

amp

ak

ked

atan

gan

ca

lon

TK

A

ke

Ind

on

esia

te

rhad

ap

keam

anan

, ke

tert

iban

, ek

on

om

i, so

sial

, p

olit

ik,

dan

bu

day

a In

do

nes

ia;

6.

P

asal

6 a

yat

(1)

(1)

Cal

on

TK

A d

apat

d

iber

ikan

Vit

as S

aat

Ked

atan

gan

.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Ap

abila

fr

asa

“Vit

as

Saat

K

edat

anga

n”

dim

aksu

dka

n

seb

agai

te

rmin

olo

gi

khu

sus

den

gan

def

inis

i te

rten

tu,

mak

a p

erlu

d

ican

tum

kan

p

enge

rtia

nn

ya d

i dal

am P

asal

1.

Teta

p

Nam

un

, is

tila

h

“Vit

as

Saat

K

edat

anga

n”

bes

erta

p

enge

rtia

nn

ya

per

lu

dit

amb

ahka

n k

e d

alam

Pas

al 1

.

7.

P

asal

7

ay

at

(4)

hu

ruf

c (4

) P

emb

eria

n V

itas

sa

at

ked

atan

gan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d d

alam

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Ap

abila

fr

asa

“neg

ara

calli

ng

vi

sa”

dim

aksu

dka

n

seb

agai

te

rmin

olo

gi

khu

sus

den

gan

d

efin

isi

tert

entu

, m

aka

per

lu

dic

antu

mka

n

pen

gert

ian

nya

d

i d

alam

Pas

al 1

.

Teta

p

Nam

un

, is

tila

h

“neg

ara

calli

ng

visa

” b

eser

ta

pen

gert

ian

nya

p

erlu

Page 221: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

20

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Pas

al 6

aya

t (1

) d

ilaks

anak

an

mel

alu

i m

ekan

ism

e:

c.

Dal

am

hal

p

erm

oh

on

an

Vit

as

saat

ke

dat

anga

n

bag

i ca

lon

TK

A

yan

g b

eras

al

dar

i n

egar

a ca

llin

g vi

sa

dit

ind

akla

nju

ti

mel

alu

i p

enel

itia

n

dan

p

enila

ian

ti

m

koo

rdin

asi

pen

ilai

pem

ber

ian

Vis

a;

dit

amb

ahka

n k

e d

alam

Pas

al 1

.

8.

P

asal

7

ay

at

(4)

hu

ruf

d

d.

Pej

abat

Im

igra

si

yan

g d

itu

nju

k m

engi

rim

kan

p

erin

tah

p

emb

ayar

an

Vit

as

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Ap

abila

fr

asa

“Ita

s Sa

at

Ked

atan

gan

” d

imak

sud

kan

se

bag

ai

term

ino

logi

kh

usu

s d

enga

n d

efin

isi

tert

entu

, m

aka

per

lu

dic

antu

mka

n

pen

gert

ian

nya

di d

alam

Pas

al 1

.

Teta

p

Nam

un

, is

tila

h

“Ita

s Sa

at

Ked

atan

gan

” b

eser

ta

pen

gert

ian

nya

p

erlu

Page 222: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

saat

ke

dat

anga

n,

Itas

sa

at

ked

atan

gan

, Iz

in

Mas

uk

Kem

bal

i, d

an

bia

ya

jasa

p

engg

un

aan

te

kno

logi

SI

MK

IM

kep

ada

Pem

ber

i K

erja

TK

A

atau

ca

lon

TK

A

mel

alu

i su

rat

elek

tro

nik

;

dit

amb

ahka

n k

e d

alam

Pas

al 1

.

9.

P

asal

7

ay

at

(4)

hu

ruf

f P

ejab

at

Imig

rasi

ya

ng

dit

un

juk

mel

aku

kan

p

enel

itia

n

lata

r b

elak

ang

Pem

ber

i K

erja

TK

A d

an/a

tau

ca

lon

TK

A

mel

alu

i m

edia

el

ektr

on

ik

atau

med

ia l

ain

nya

se

rta

arsi

p l

ayan

an

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

p

erti

mb

anga

n

kem

anfa

atan

at

au

Kej

elas

an

rum

usa

n

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

Fras

a “p

erti

mb

anga

n

kem

anfa

atan

at

au

risi

ko

akan

d

amp

ak

ked

atan

gan

” b

erp

ote

nsi

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as

sert

a d

apat

d

itaf

sirk

an

seca

ra

sep

ihak

d

an

sub

jekt

if o

leh

Pej

abat

Imig

rasi

di

lap

anga

n.

Ub

ah

Ket

entu

an

ini

har

us

men

can

tum

kan

b

atas

an

yan

g te

gas

terk

ait

man

faat

d

an

risi

ko

apa

saja

ya

ng

dap

at

mem

ber

ikan

d

amp

ak

terh

adap

ke

aman

an,

kete

rtib

an,

eko

no

mi,

sosi

al,

po

litik

, d

an

Page 223: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

risi

ko a

kan

dam

pak

ke

dat

anga

n

Ora

ng

Asi

ng

ke I

nd

on

esia

te

rhad

ap

keam

anan

, ke

tert

iban

, ek

on

om

i, so

sial

, p

olit

ik,

dan

bu

day

a In

do

nes

ia;

bu

day

a In

do

nes

ia.

10

.

Pas

al

11

ay

at

(3)

hu

ruf

g (3

) P

erp

anja

nga

n

Itas

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

10

d

ilaks

anak

an

mel

alu

i m

ekan

ism

e:

g.

Per

pan

jan

gan

It

as

dal

am

jan

gka

wak

tu l

ebih

dar

i 1

(s

atu

) ta

hu

n

dan

p

alin

g la

ma

2 (

du

a)

tah

un

ata

u I

tas

TKA

d

ari

neg

ara

calli

ng

visa

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Tid

ak

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

/ m

ult

itaf

sir

Ap

abila

fr

asa

“neg

ara

calli

ng

vi

sa”

dim

aksu

dka

n

seb

agai

te

rmin

olo

gi

khu

sus

den

gan

d

efin

isi

tert

entu

, m

aka

per

lu

dic

antu

mka

n

pen

gert

ian

nya

d

i d

alam

Pas

al 1

.

Teta

p

Nam

un

, is

tila

h

“neg

ara

calli

ng

visa

” b

eser

ta

pen

gert

ian

nya

p

erlu

d

itam

bah

kan

ke

dal

am P

asal

1.

Page 224: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

hu

ruf

e d

iber

ikan

o

leh

Kep

ala

Kan

tor

Imig

rasi

b

erd

asar

kan

p

erse

tuju

an K

epal

a K

anto

r W

ilaya

h

mel

alu

i K

epal

a D

ivis

i K

eim

igra

sian

d

an

Dir

ektu

r Je

nd

eral

ya

ng

dik

irim

kan

se

cara

el

ektr

on

ik

mel

alu

i SI

MK

IM.

11

.

Pas

al 1

4 a

yat

(3)

Ran

gkap

ja

bat

an

dila

ksan

akan

m

elal

ui

mek

anis

me

pen

giri

man

It

as

elek

tro

nik

d

enga

n

cata

tan

P

emb

eri

Ker

ja T

KA

lai

n d

an

jab

atan

b

aru

TK

A

tan

pa

mer

ub

ah

regi

ster

Itas

.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Tep

at

Tep

at

Terd

apat

kat

a “m

eru

bah

” ya

ng

tid

ak

sesu

ai

den

gan

P

edo

man

U

mu

m E

jaan

Bah

asa

Ind

on

esia

(P

UEB

I).

Ub

ah

Kat

a “m

eru

bah

” d

iub

ah m

enja

di

“men

gub

ah”.

Page 225: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

12

.

Pas

al 1

9

Dal

am

mel

aksa

nak

an

pek

erja

an

yan

g b

ersi

fat

dar

ura

t d

an m

end

esak

, TK

A

dap

at

men

ggu

nak

an j

enis

V

isa

dan

Izin

Tin

ggal

ya

ng

dip

eru

ntu

kan

b

agi

kegi

atan

yan

g d

imak

sud

se

bag

aim

ana

dia

tur

dal

am

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

.

Kej

elas

an

rum

usa

n

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

- Ti

dak

m

enim

bu

lkan

am

big

uit

as/

mu

ltit

afsi

r -

Tega

s -

Mu

dah

d

ipah

ami

- Ti

dak

su

bje

ktif

Fras

a “b

ersi

fat

dar

ura

t d

an

men

des

ak”

ber

po

ten

si

men

imb

ulk

an

amb

igu

itas

se

rta

dap

at d

itaf

sirk

an s

ecar

a se

pih

ak

dan

su

bje

ktif

o

leh

p

ihak

ya

ng

men

ggu

nak

an p

asal

ini.

Ub

ah

Ket

entu

an

ini

har

us

men

can

tum

kan

b

atas

an

yan

g te

gas

terk

ait

kon

dis

i ap

a sa

ja

term

asu

k d

alam

ka

tego

ri

dar

ura

t d

an

men

des

ak.

Page 226: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 214

11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2012

tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia

Berdasarkan analisis dan evaluasi hukum, tidak ditemui permasalahan

atau kendala dalam Permenkumham ini karena telah memenuhi unsur 6 Dimensi

dalam Pedoman analisis dan evaluasi hukum. Oleh Karena itu, rekomendasinya

adalah tetap dipertahankan. Akan tetapi tetap diperlukan pelaksanaan yang

ketat sesuai peraturan yang berlaku. Munculnya kasus perdagangan perempuan

dengan modus Pekerja Migran Indonesia menjadi suatu kendala dalam

pelaksanaannya. Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Page 227: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

5

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 9

Tah

un

201

2 te

nta

ng

Pen

erb

itan

Pas

po

r B

iasa

Bag

i Cal

on

Ten

aga

Kerj

a In

do

nes

ia

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

K

esel

uru

han

P

enga

tura

n

- -

- P

ihak

Imig

rasi

dal

am h

al in

i Dit

jen

Imig

rasi

h

aru

s m

elak

uka

n l

angk

ah d

alam

ran

gka

mem

inim

alis

ir

terj

adin

ya

per

dag

anga

n

per

emp

uan

ya

itu

d

enga

n

up

aya

mel

aku

kan

p

end

alam

an

pem

erik

saan

te

rhat

ap p

erm

oh

on

an p

asp

or

wan

ita

usi

a re

maj

a 1

7-3

0 t

ahu

n.

Pem

erik

saan

har

us

dila

kuka

n d

enga

n t

elit

i d

iser

tai

do

kum

en

asli,

jik

a sa

lah

sat

u p

ersy

arat

an t

idak

ad

a d

oku

men

asl

i, m

aka

pih

ak i

mig

rasi

dap

at

mem

utu

skan

men

un

da

per

mo

ho

nan

nya

. U

ntu

k m

emp

erd

alam

p

emer

iksa

an

do

kum

en

mak

a p

etu

gas

imig

rasi

d

apat

m

elak

uka

n p

enga

was

an s

esu

ai P

asal

17

6

Per

atu

ran

Pem

erin

tah

No

mo

r 31

tah

un

2

01

3

ten

tan

g P

erat

ura

n

Pel

aksa

naa

n

Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 6

Ta

hu

n

20

11

te

nta

ng

Kei

mig

rasi

an.87

Teta

p

Nam

un

d

emik

ian

d

alam

p

emer

iksa

an

do

kum

en

mau

pu

n

waw

anca

ra

har

us

men

ged

epan

kan

p

rin

sip

keh

ati-

hat

ian

.

87

Ase

p K

urn

ia d

an T

im D

itje

n Im

igra

si, “

Pen

egak

an H

uku

m K

eim

igra

sian

dal

am A

rtik

el d

an B

edah

Kas

us”

, (Ja

kart

a: D

irek

tora

t Je

nd

era

l Im

igra

si K

emen

teri

an H

uku

m

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

R.I.

, 20

15

), h

lm.3

6-3

7

Page 228: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 216

12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-

04.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja Saat Berlibur

Permenkumham ini merupakan suatu upaya peningkatan pariwisata di

Indonesia yaitu warga negara asing diberikan vitas untuk bekerja di saat mereka

berlibur di Indonesia. Warga negara asing yang diberikan vitas kemudahan

bekerja saat berlibur berdasarkan Permenkumham ini adalah warga negara

Australia. Dimana diadakan kemudahan ini juga sebagai berdasarkan

Memorandum of Understanding antara Pemerintah Republik Indonesia dan

Pemerintah Australia mengenai Visa bekerja dan berlibur. MoU yang

ditandatangani pada tanggal 3 (tiga) Maret ini menyepakati adanya pemberian

visa kemudahan bekerja saat berlibur kepada warga Negara Indonesia yang akan

ke Australia, dan warga Negara Australia yang akan ke Indonesia.

Persyaratan Visa bekerja dan berlibur bagi Warga Negara Australia

berdasarkan Permenkumham ini dalam Pasal 4 ayat 2, terdiri atas:

a. bertujuan utama untuk berlibur di negara Indonesia;

b. berusia dari 18 (delapan belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun saat

mengajukan permohonan Visa;

c. memiliki ijazah setingkat akademi atau sedang menjalani sekurang-

kurangnya 2 (dua) tahun masa pendidikan pada perguruan tinggi;

d. menyerahkan surat rekomendasi dari Department of Immigration and

Citizenship Australia;

e. memiliki tingkat kemahiran berbahasa Indonesia sekurang-kurangnya

tingkat fungsional;

f. belum pernah mengikuti program bekerja saat berlibur;

g. memiliki paspor yang berlaku sekurang-kurangnya 18 (delapan belas)

bulan;

h. memiliki tiket perjalanan pergi dan pulang atau jaminan bank yang senilai

dengan tiket dimaksud;

i. memiliki jaminan bank setara dengan A$ 5,000 (lima ribu dollar Australia)

untuk membiayai keperluan selama tinggal di Indonesia; dan

j. berbadan sehat.

Page 229: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 217

Sebagai suatu MoU yang bertimbal-balik maka perlu diperhatikan juga

“Persyaratan Visa Bekerja dan berlibur untuk Warga Negara Indonesia ke

Australia”, yaitu setiap pemohon harus: 88

a. Berusia antara delapan belas (18) dan tiga puluh (30) tahun (termasuk

umur 18 dan 30) pada saat permohonan visa diajukan;

b. memiliki jenjang pendidikan tinggi, atau telah berhasil menyelesaikan

paling tidak 2 tahun pertama tingkat pendidikan Sarjana atau setara DII;

c. mengajukan di Negara asal (Indonesia);

d. memiliki Bahasa Inggris yang baik (bagi pemohon Indonesia) – yang dinilai

paling tidak “fungsional” dalam tes Bahasa;

e. tidak mempunyai anggota keluarga yang akan ikut (yaitu, tidak ada

suami/istri dan anak yang diijinkan sebagai anggota keluarga di visa

pemohon);

f. belum pernah mempunyai visa jenis ini sebelumnya;

g. mempunyai keuangan yang cukup untuk kebutuhan pribadi untuk 3 bulan

pertama dan bukti keuangan yang cukup untuk membeli tiket pergi

pulang ke Indonesia – umumnya sejumlah kira-kira 5,000 dolar Australia;

h. sehat dan berkarakter baik;

i. melampirkan Surat dukungan dari Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia

yang menyatakan bahwa pemohon telah memenuhi persyaratan.

Dengan ketentuan tambahan: Bagi pemohon yang telah diberikan visa

Bekerja dan Berlibur tidak diperbolehkan:

1. bekerja di satu majikan lebih dari enam (6) bulan;

2. belajar atau mengikuti pelatihan lebih dari empat (4) bulan.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

88 Kedutaan Besar Australia, “Visa Bekerja dan Berlibur untuk Orang Indonesia”, Kedutaan Besar

Australia, https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/faq.html#workandholiday, (diakses 4 September 2020).

Page 230: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

8

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r M

.HH

-04

.GR

.01

.06

Tah

un

20

09

ten

tan

g V

isa

Tin

ggal

Ter

bat

as K

emu

dah

an B

eker

ja S

aat

Ber

libu

r

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

1

- -

- -

Teta

p

2.

P

asal

2

(2)

Vis

a Ti

ngg

al

Terb

atas

K

emu

dah

an

Bek

erja

Sa

at

Ber

libu

r se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

dap

at

dib

erik

an

un

tuk

kep

erlu

an

bek

erja

d

alam

b

idan

g p

end

idik

an,

par

iwis

ata,

ke

seh

atan

, so

sial

, o

lah

rag

a, d

an s

eni

bu

day

a.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

U

nd

anga

n

Asp

ek

Pen

gaw

asan

A

dan

ya

inst

rum

en

mo

nit

ori

ng

dan

ev

alu

asi.

Pas

al 2

aya

t (2

) P

emb

eria

n

visa

in

i ad

alah

ke

per

luan

b

eker

ja

dal

am

bid

ang

pen

did

ikan

, p

ariw

isat

a,

kese

hat

an,

sosi

al,

ola

h

raga

, d

an

sen

i b

ud

aya.

K

hu

sus

pek

erj

aan

d

i b

idan

g p

end

idik

an d

an s

osi

al a

pak

ah t

idak

ak

an

men

ggan

ggu

st

abili

tas

sosi

al

di

mas

yara

kat.

Kar

ena

jika

di

dal

am b

idan

g p

end

idik

an b

isa

saja

men

gaja

rkan

hal

-hal

ya

ng

ber

ten

tan

gan

den

gan

Pan

casi

la,

dan

jik

a d

alam

hal

so

sial

bis

a sa

ja m

elak

uka

n

kegi

atan

so

sial

yan

g b

erte

nta

nga

n d

enga

n

Pan

casi

la.

Tid

ak d

iatu

r le

bih

lan

jut

un

tuk

adan

ya p

enga

was

an.

Ub

ah

3.

P

asal

3

- -

- -

Teta

p

4.

P

asal

4

(1)

Per

mo

ho

nan

V

isa

Tin

ggal

Te

rbat

as

Kem

ud

ahan

B

eker

ja

Saat

B

erlib

ur

dap

at

dib

erik

an

sete

lah

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang

- U

nd

anga

n

Asp

ek D

amp

ak

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

Dam

pak

so

sial

m

asya

raka

t 1

. Sel

ain

per

syar

atan

ber

bad

an s

eh

at p

erlu

d

iatu

r ju

ga

syar

at

un

tuk

psi

kis

yan

g se

hat

aga

r d

i In

do

nes

ia d

apat

mem

iliki

ti

nd

akan

yan

g b

aik

dan

tid

ak m

eru

gika

n

Ind

on

esia

.

Ub

ah

Page 231: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

21

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mem

enu

hi

per

syar

atan

. (2

) P

ersy

arat

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) te

rdir

i at

as:

… (

dan

set

eru

snya

)

2.

Di

Au

stra

lia

dia

tur

juga

sy

arat

"t

idak

m

emb

awa

dan

m

emili

ki

anak

se

lam

a ti

ngg

al

di

Au

stra

lia"

sed

angk

an

di

Ind

on

esia

ti

dak

d

iatu

r.

Seh

ingg

a se

bai

knya

In

do

nes

ia j

uga

men

gatu

r h

al

yan

g sa

ma

agar

ti

dak

m

eru

gika

n

Ind

on

esia

.

5.

P

asal

5 –

Pas

al 1

0

- -

- -

Teta

p

Page 232: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 220

13. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2019

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan Keimigrasian Untuk

Mencegah dan/atau Menanggulangi Kejahatan Terorisme, Perdagangan

Manusia, Peredaran Narkotika, dan Penyebaran Penyakit Menular

Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas Orang

Apabila merujuk kepada Konsideran Menimbang dalam Peraturan

Menteri ini, urgensi dibentuknya peraturan ini adalah sebagai instrumen lanjutan

dalam rangka menanggulangi maraknya kejahatan terorisme, perdagangan

manusia, peredaran narkotika, dan penyebaran penyakit menular berbahaya

melalui pintu lalu lintas orang. Objek pencegahan pertama dalam peraturan ini

adalah mengenai tindak pidana terorisme, perdagangan manusia, dan narkotika.

Beberapa tindak pidana ini termasuk dalam kategori transnational crime

(kejahatan lintas negara). Dalam kejahatan lintas negara, menurut Yasonna H.

Laolly bahwa pelanggaran hukum menampakkan sifat multinasionalnya yang

atas dasar tersebut menjadi pembeda dari kejahatan lain, dan juga menimbulkan

masalah yang unik, sehingga menuntut perhatian yang serius dalam memahami

penyebabnya, mengembangkan strategi pencegahan dalam merentang

prosedur adjudikasi yang efektif.

Selain hal tersebut, yang menjadi objek pencegahan adalah mengenai

penyakit menular. Hal ini dipandang sangat relevan dengan kondisi sekarang,

dimana seluruh negara di dunia mengalami pandemi global Covid-19 maka

diperlukan langkah-langkah tegas untuk mencegah penyebaran virus tersebut

agar tidak semakin masif. Secara umum Peraturan Menteri ini mengatur

mengenai tata cara melakukan pengawasan keimigrasian terutama dalam

wilayah bandar udara, menggunakan sistem berbasi teknologi yang disebut

dengan Civil Aviation Security and International Passenger Security Services

(CAIPSS). Penyelenggaran sistem CAIPSS ini dikenakan biaya yang penghitungan

formulasi tarifnya dihitung oleh Menteri Hukum dan HAM setelah di

koordinasikan dengan Menteri Perhubungan.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 233: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

1

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 1

Tah

un

200

9 t

enta

ng

Per

ub

ahan

Ata

s Pe

ratu

ran

Men

teri

Hu

kum

Dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 33

Tah

un

20

18 T

enta

ng

Sist

em P

enga

was

an K

eim

igra

sian

Un

tuk

Men

cega

h D

an/A

tau

Men

angg

ula

ngi

Kej

ahat

an T

ero

rism

e, P

erd

agan

gan

Man

usi

a, P

ered

aran

Nar

koti

ka, D

an P

enye

bar

an P

enya

kit

Men

ula

r B

erb

ahay

a

Mel

alu

i Pin

tu L

alu

Lin

tas

Ora

ng

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Jud

ul

Pen

ilaia

n

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

si

stem

atik

a d

an

tekn

ik p

enyu

sun

an

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

u

nd

anga

n

Men

cerm

inka

n

isi p

erat

ura

n

Seca

ra

no

rmat

if,

apab

ila

men

cerm

ati

den

gan

bai

k p

erat

ura

n i

ni,

mak

a d

apat

d

isim

pu

lkan

bah

wa

jud

ul

per

atu

ran

tid

ak

terl

alu

men

cerm

inka

n i

si d

ari

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

ini.

Ub

ah

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

Un

dan

gan

Asp

ek

Sum

ber

D

aya

Man

usi

a Te

rcu

kup

inya

SD

M

yan

g d

ibu

tuh

kan

d

alam

m

ener

apka

n

pen

gatu

ran

d

alam

per

atu

ran

Mer

uju

k ke

pad

a p

apar

an R

on

nie

So

mp

ie

dal

am R

apat

Nar

asu

mb

er d

i BP

HN

. Sec

ara

adm

inis

trat

if,

Ind

on

esia

ter

dir

i d

ari

41

6

Kab

up

aten

d

an

98

K

ota

, d

enga

n

7.1

45

K

ecam

atan

d

an

82

.39

5

Des

a.

Den

gan

ko

nd

isi t

erse

bu

t, In

do

nes

ia m

emili

ki p

intu

p

erlin

tasa

n

yan

g sa

nga

t lu

as,

yan

g ak

hir

nya

mem

bu

at I

nd

on

esia

tid

ak h

anya

m

enja

di

neg

ara

tuju

an d

alam

per

linta

san

o

ran

g, t

etap

i ju

ga s

ebag

ai n

egar

a tr

ansi

t,

dan

se

kalig

us

seb

agai

n

egar

a su

mb

er

per

linta

san

. D

enga

n K

on

dis

i ter

seb

ut,

ten

tu In

do

nes

ia

men

ghad

api

po

ten

si

anca

man

d

i p

erb

atas

an y

ang

san

gat

kom

ple

ks,

sela

in

-

Page 234: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pel

angg

aran

ke

imig

rasi

an

pra

ktis

ke

jah

atan

-kej

ahat

an li

nta

s n

egar

a se

per

ti

Per

gera

kan

Fo

reig

n

Tero

rris

t Fi

gh

ter

(FTF

),

Aks

i Te

ror

di

beb

erap

a n

egar

a d

enga

n

pah

am/

Ideo

logi

ra

dik

al,

per

gera

kan

Ir

reg

ula

r M

igra

nts

d

an

Tr

an

sna

tio

na

l C

rim

es l

ain

nya

mer

up

akan

an

cam

an n

yata

dal

am p

elak

san

aan

tu

gas

dan

fu

ngs

i kei

mig

rasi

an d

i Bo

rder

D

alam

m

elak

uka

n

tuga

s d

an

fun

gsi

ters

ebu

t, K

emen

teri

an H

uku

m d

an H

AM

d

alam

h

al

ini

Dit

jen

Im

igra

si

mem

iliki

h

amb

atan

ter

ten

tu s

eper

ti:

a)

Jum

lah

Un

it P

elak

san

a Te

knis

(U

PT)

Im

igra

si

bel

um

se

ban

din

g d

enga

n

jum

lah

Kab

up

aten

dan

Ko

ta d

i sel

uru

h

Ind

on

esia

se

hin

gga

mem

pen

garu

hi

pen

emp

atan

SD

M

sesu

ai

yan

g d

ibu

tuh

kan

; b

) P

ada

Kan

tor

Wila

yah

K

emen

teri

an

Hu

kum

d

an

HA

M

RI

bel

um

d

apat

m

end

uku

ng

pel

aksa

naa

n

tuga

s d

an

fun

gsi

keim

igra

sian

ya

ng

die

mb

an

ole

h

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

Imig

rasi

u

ntu

k m

emb

erik

an b

ack

up

ke

pad

a U

nit

Pel

aksa

na

Tekn

is (

UP

T) I

mig

rasi

. H

al

ini

men

yeb

abka

n

beb

an

Page 235: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

Imig

rasi

sa

nga

t b

esar

d

an

men

gala

mi

situ

asi

yan

g m

enja

dik

an

pel

aksa

naa

n

tuga

s d

i b

idan

g ke

imig

rasi

an m

enja

di

kura

ng

mak

sim

al;

2.

Pas

al 8

P

enga

was

an

Kei

mig

rasi

an

mel

alu

i la

lu l

inta

s o

ran

g d

i d

arat

d

an

pel

abu

han

la

ut

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

2

ay

at

(2)

hu

ruf

b d

an h

uru

f c

dia

tur

den

gan

P

erat

ura

n

Men

teri

te

rsen

dir

i.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ra

Per

un

dan

g-U

nd

anga

n

Asp

ek

Rel

evan

si

den

gan

sit

uas

i sa

at

ini

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

mas

ih

rele

van

u

ntu

k d

iber

laku

kan

se

cara

efi

sien

Ber

das

arka

n

pas

al

ini,

dap

at

dik

atak

an

bah

wa

per

atu

ran

men

teri

in

i ti

dak

ses

uai

d

enga

n

sem

anga

t u

ntu

k m

ela

kuka

n

refo

rmas

i re

gula

si

dal

am

hal

p

enye

der

han

aan

ju

mla

h

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

. M

enja

di

per

tan

yaan

le

bih

la

nju

t m

enga

pa

pen

gaw

asan

ke

imig

rasi

an

pad

a ra

nah

d

arat

dan

pel

abu

han

lau

t p

erlu

di

atu

r d

alam

p

erat

ura

n

men

teri

te

rsen

dir

i, te

rlep

as d

ari p

erat

ura

n m

ente

ri in

i?

Ap

abila

m

ater

i m

uat

an

dar

i p

erat

ura

n

men

teri

te

rseb

ut

(yan

g m

enga

tur

pen

gaw

asan

kei

mig

rasi

an p

ada

ran

ah d

an

lau

t) m

emili

ki s

eman

gat

dan

mu

atan

yan

g sa

ma

dal

am

ran

gka

men

angg

ula

ngi

ke

jah

atan

te

rori

sme,

p

erd

agan

gan

m

anu

sia,

p

ered

aran

n

arko

tika

d

an

pen

yeb

aran

p

enya

kit

men

ula

r,

mak

a d

apat

dis

atu

kan

men

jad

i sa

tu p

erat

ura

n

men

teri

saj

a.

Cab

ut

Page 236: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 224

14. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun 2016

tentang Tim Pengawasan Orang Asing

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar

Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga kedaulatan

negara. Pada tahun 2016 Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bebas visa

kunjungan berdasarkan Perpres No. 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa

Kunjungan bagi 169 negara dan telah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA), telah membuka pintu yang seluas-luasnya bagi masuknya orang asing.

Dalam rangka melakukan pengawasan orang asing, instansi yang berwenang

untuk melakukan hal tersebut dalam hal ini adalah Kementerian Hukum dan

HAM RI lebih khusus pada Direktorat Jenderal Keimigrasian. Pada praktiknya,

dalam melakukan pengawasan tersebut maka dibentuklah TIMPORA dengan

dasar hukum melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 50 Tahun 2016

tentang Tim Pengawasan Orang Asing. Urgensi dibentuknya TIMPORA ini adalah

wajar apabila mengingat wilayah NKRI ini yang sangat luas dan titik-titik

keluar/masuk wilayah negara pun juga banyak, meliputi Bandara Internasional,

Pelabuhan Internasional, maupun batas-batas wilayah secara geografis, yang

pada dasarnya adalah perlintasan orang, barang, maupun uang. TIMPORA ini

dibentuk baik ditingkat pusat maupun daerah, bahkan hingga tingkat kecamatan.

Hal ini diperlukan agar pengawasan orang asing di seluruh wilayah NKRI dapat

dilakukan dengan baik, dan meminimalisir potensi ancaman-ancaman dari luar

yang mengganggu stabilitas dan kedaulatan negara. Peraturan Menteri ini

merupakan amanat langsung dari Pasal 69 Undang-Undang Keimigrasian Tahun

2011.

Patut diakui bahwa adanya peningkatan kedatangan wisatawan asing

berdampak positif dan sangat membantu meningkatkan perekonomian serta

modernisasi masyarakat. Namun perlu dipahami juga selain hal positif tersebut

terdapat juga hal negatif seperti munculnya tindak pidana perdagangan orang,

penyelundupan narkotika, dan tindak pidana terorisme internasional. Pada rapat

yang diadakan oleh BPHN dengan Ronnie Sompie (Mantan Dirjen Imigrasi) ,

bahwa fakta di lapangan, dalam hal pengawasan keimigrasian saat ini Ditjen

Imigrasi masih terkendala dengan beberapa hal seperti masih belum dapatnya

mengetahui secara riil data orang asing yang akan masuk ke Indonesia dengan

menggunakan teknologi Advance Passenger Information (API). Jumlah SDM

(termasuk TIMPORA ) yang terbatas baik secara kuantitas dan kualitas tidak

Page 237: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 225

mampu menjangkau luasnya wilayah negara, serta belum dapat memantau

pergerakan orang asing yang berada dan melakukan kegiatan di Indonesia

setelah melintas masuk melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

Sulitnya Pengawasan terhadap Orang Asing (khususnya TKA) dengan

mekanisme yang ada saat Ini juga menjadi rintangan yang dihadapi baik

Pemerintah, Masyarakat (dalam hal ini tenaga kerja lokal) dan pelaku usaha

(Perusahaan).

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 238: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

6

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 50

Tah

un

20

16 t

enta

ng

Tim

Pen

gaw

asan

Ora

ng

Asi

ng

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

P

asal

1 a

ngk

a 2

.

Tim

Pen

gaw

asan

Ora

ng

Asi

ng

yan

g se

lan

jutn

ya

dis

ebu

t Ti

m P

ora

ad

alah

tim

ya

ng

terd

iri

dar

i

inst

ansi

d

an/a

tau

lem

bag

a p

emer

inta

h

yan

g m

emp

un

yai

tuga

s

dan

fu

ngs

i te

rkai

t

den

gan

keb

erad

aan

dan

kegi

atan

Ora

ng

Asi

ng.

Pen

ilaia

n

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

sist

emat

ika

dan

tekn

ik

pen

yusu

nan

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

Ber

isi

bat

asan

pen

gert

ian

atau

def

inis

i

Cat

atan

u

ntu

k U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1:

Def

inis

i Ti

mp

ora

dit

emu

kan

d

alam

Per

men

kum

ham

N

o.

50

/20

16

,

nam

un

ti

dak

p

ada

Un

dan

g-

Un

dan

g K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

.

Teta

p

2.

P

asal

1

an

gka

3.

Wila

yah

N

egar

a

Rep

ub

lik In

do

nes

ia y

ang

sela

nju

tnya

d

iseb

ut

Wila

yah

In

do

nes

ia

adal

ah s

elu

ruh

Wila

yah

Ind

on

esia

se

rta

zon

a

tert

entu

ya

ng

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

Per

un

dan

g-

Un

dan

gan

Asp

ek

Sum

ber

Day

a M

anu

sia

Terc

uku

pin

ya

SDM

ya

ng

dib

utu

hka

n

dal

am

men

erap

kan

pen

gatu

ran

dal

am

per

atu

ran

Mer

uju

k ke

pad

a U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

, ru

ang

lingk

up

ker

ja

Tim

po

ra a

dal

ah d

i sel

uru

h w

ilaya

h

Ind

on

esia

se

rta

zon

a-zo

na

tert

entu

ya

ng

dit

etap

kan

ber

das

arka

n u

nd

ang-

un

dan

g.

Lalu

lin

tas

ora

ng

mel

ewat

i b

atas

neg

ara

tid

ak

seb

atas

B

ord

er

Teta

p

Page 239: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dit

etap

kan

ber

das

arka

n

un

dan

g-u

nd

ang.

seca

ra

geo

graf

is

saja

(b

atas

wila

yah

d

arat

, la

ut

dan

u

dar

a)

saja

, m

elai

nka

n

bai

knya

B

ord

er

juga

d

ipah

ami

mel

ipu

ti

titi

k-ti

tik

atau

p

intu

-pin

tu

kelu

ar/m

asu

k

wila

yah

n

egar

a te

rseb

ut

yait

u

Ban

dar

a In

tern

asio

nal

, P

elab

uh

an

Inte

rnas

ion

al m

aup

un

per

bat

asan

trad

isio

nal

dim

ana

pad

a ti

tik-

titi

k

ters

ebu

t d

ilaku

kan

p

erlin

tasa

n

kelu

ar

mas

ukn

ya

ora

ng,

b

aran

g

dan

uan

g/p

erm

od

alan

bai

k ya

ng

bis

a ja

di

men

dah

ulu

i, b

ersa

maa

n

atau

m

engi

kuti

o

ran

g ya

ng

mel

inta

s m

asu

k/

kelu

ar

wila

yah

ters

ebu

t.

Seca

ra

adm

inis

trat

if,

Ind

on

esia

terd

iri d

ari 4

16

Kab

up

aten

dan

98

Ko

ta,

den

gan

7

.14

5

Kec

amat

an

dan

82

.39

5 D

esa.

Den

gan

ko

nd

isi

ters

ebu

t, In

do

nes

ia m

emili

ki p

intu

per

linta

san

yan

g sa

nga

t lu

as, y

ang

akh

irn

ya

mem

bu

at

Ind

on

esia

Page 240: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

tid

ak h

anya

men

jad

i neg

ara

tuju

an

dal

am

per

linta

san

o

ran

g,

teta

pi

juga

seb

agai

neg

ara

tran

sit,

dan

seka

ligu

s se

bag

ai n

egar

a su

mb

er

per

linta

san

.

Ber

das

arka

n

waw

anca

ra

den

gan

Ro

nn

ie

Som

pie

(A

nal

is

Imig

rasi

Uta

ma

dan

m

anta

n

Dir

jen

Imig

rasi

),

dal

am

hal

in

i ti

mb

ul

suat

u

per

mas

alah

an

terb

atas

nya

sum

ber

d

aya

man

usi

a d

alam

ran

gka

un

tuk

men

gaw

asi

dan

mem

anta

u

keb

erad

aan

o

ran

g

asin

g ya

ng

ada

di I

nd

on

esia

.

Un

tuk

men

angg

ula

ngi

per

mas

alah

an t

erse

bu

t, t

erd

apat

usu

lan

ak

an

dib

uat

P

erat

ura

n

Pre

sid

en t

enta

ng

pen

ggu

naa

n Q

R

Co

de

yan

g d

apat

dit

emp

elka

n d

i

pas

po

r W

NA

ya

ng

mas

uk

ke

Ind

on

esia

se

jak

di

TPI

un

tuk

mem

ud

ahka

n p

enga

was

an O

ran

g

Asi

ng

sete

lah

mel

inta

s m

asu

k d

i

Page 241: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

22

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

TPI

mau

pu

n

PLB

N.

Per

atu

ran

Pre

sid

en

ini

akan

m

enga

tur

kew

ajib

an

selu

ruh

st

ake

ho

lder

terk

ait

yan

g d

apat

m

emb

antu

pem

ber

ian

in

form

asi

keb

erad

aan

WN

A

mel

alu

i p

engg

un

aan

Tekn

olo

gi

Info

rmas

i ya

ng

dap

at

mem

bac

a Q

R

Co

de

yan

g d

apat

dit

emp

el d

i pas

po

r W

NA

ter

seb

ut.

QR

C

od

e in

i ak

an

men

jad

i al

at

un

tuk

mem

anta

u

keb

erad

aan

ora

ng

asin

g ya

ng

did

etek

si d

enga

n

men

ggu

nak

an

alat

te

rten

tu.

Dal

am j

angk

a p

anja

ng,

QR

Co

de

ters

ebu

t ju

ga a

kan

diin

tegr

asik

an

den

gan

tr

ansa

ksi-

tran

saks

i la

in

yan

g d

ilaku

kan

ole

h o

ran

g as

ing

sela

ma

ber

ada

di

Ind

on

esia

,

seh

ingg

a ak

ura

si

keb

erad

aan

ora

ng

asin

g se

mak

in

dap

at

dik

etah

ui d

an d

iaw

asi.

Dih

arap

kan

regu

lasi

yan

g m

enga

turn

ya d

apat

men

gaja

k se

tiap

sta

keh

old

er d

an

Page 242: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mas

yara

kat

un

tuk

ber

sam

a-sa

ma

mem

ber

ikan

in

form

asi

keb

erad

aan

o

ran

g as

ing

di

Ind

on

esia

.

Dal

am

per

kem

ban

gan

nya

Dir

ekto

rat

Jen

der

al I

mig

rasi

ju

ga

sud

ah

mem

ban

gun

si

stem

pel

apo

ran

o

ran

g as

ing

seca

ra

on

line

(ap

oa.

imig

rasi

.go

.id),

tuju

ann

ya

un

tuk

mem

ud

ahka

n

sem

ua

pih

ak

un

tuk

mel

apo

rkan

keb

erad

aan

d

an

kegi

atan

o

ran

g

asin

g te

rseb

ut

agar

m

ud

ah

dia

kses

. 89

A

pak

ah

hal

in

i

mer

up

akan

ko

nse

p a

plik

asi

yan

g

ber

bed

a d

enga

n Q

R C

od

e Sy

stem

yan

g te

lah

diu

sulk

an o

leh

Ro

nn

ie

Som

pie

?

89

Bal

itb

angk

um

ham

, Op

tim

alis

asi

Per

an

TIM

PO

RA

dal

am P

eng

aw

asa

n d

an

Pen

ind

aka

n O

ran

g A

sin

g, (

Jaka

rta:

Bal

itb

angk

um

ham

: 20

17)

, hlm

. 16

Page 243: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

3.

P

asal

4:

Dal

am

hal

te

rten

tu,

Kep

ala

Kan

tor

Imig

rasi

dap

at m

emb

entu

k Ti

m

Po

ra

di

Tem

pat

Pem

erik

saan

Imig

rasi

.

Pen

ilaia

n

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

sist

emat

ika

dan

tekn

ik

pen

yusu

nan

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

Ber

isi

bat

asan

pen

gert

ian

atau

def

inis

i

Tid

ak

dis

ebu

tkan

se

cara

ri

nci

men

gen

ai a

pa

saja

yan

g te

rmas

uk

“hal

te

rten

tu”

seb

agai

man

a

dis

ebu

tkan

dal

am P

asal

4.

Ub

ah

Dap

at

dib

erik

an

kete

ran

gan

leb

ih la

nju

t p

ada

Pen

jela

san

pas

al

terk

ait

“hal

tert

entu

” ya

ng

dim

aksu

d d

alam

pas

al.

4.

P

asal

6 a

yat

(2):

Tim

P

ora

ti

ngk

at

pro

vin

si

seb

agai

man

a

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

)

dik

etu

ai

ole

h

Kep

ala

Div

isi

Kei

mig

rasi

an

Kan

tor

Wila

yah

Kem

ente

rian

H

uku

m

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia.

Dis

har

mo

ni

Kew

enan

gan

A

dan

ya

pen

gatu

ran

men

gen

ai

kew

enan

gan

yan

g sa

ma

pad

a 2

(d

ua)

atau

le

bih

per

atu

ran

seti

ngk

at,

teta

pi

mem

ber

ikan

kew

enan

gan

yan

g

ber

bed

a

Ket

entu

an

dal

am

pas

al

ini

ber

po

ten

si

dis

har

mo

ni

den

gan

Per

men

kum

ham

No

mo

r 2

8 T

ahu

n

20

14

ten

tan

g O

rgan

isas

i d

an T

ata

Ker

ja

Kan

tor

Wila

yah

K

um

ham

,

div

isi i

mig

rasi

pad

a K

anto

r W

ilaya

h

Kem

enku

mh

am t

idak

mem

pu

nya

i

fun

gsi

pen

gaw

asan

d

an

pen

ind

akan

. D

i la

pan

gan

D

ivis

i

Kei

mig

rasi

an

han

ya

ber

fun

gsi

seb

agai

u

nit

te

knis

d

i b

awah

Kan

tor

Wila

yah

dan

tid

ak m

enja

di

ba

cku

p

tuga

s d

an

fun

gsi

UP

T

Imig

rasi

d

i d

aera

h.

Hal

in

i ya

ng

Teta

p, n

amu

n

dem

ikia

n p

erlu

dila

kuka

n

har

mo

nis

asi

terh

adap

Per

men

kum

ham

terk

ait

OR

TA

Kan

tor

Wila

yah

Kem

enku

mh

am

Page 244: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

yeb

abka

n

beb

an

Dir

ekto

rat

Jen

der

al I

mig

rasi

men

jad

i sa

nga

t

bes

ar d

iman

a p

elak

san

aan

tu

gas

di

bid

ang

keim

igra

sian

m

asih

kura

ng

mak

sim

al.

5.

P

asal

5:

Tim

po

ra

dik

etu

ai

ole

h

Dir

ektu

r P

enin

dak

an

dan

P

enga

was

an

Kei

mig

rasi

an, D

irek

tora

t

Jen

dra

l K

eim

igra

sian

,

Kem

enku

mh

am R

I

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

Hak

A

dan

ya

pen

gatu

ran

men

gen

ai

hak

ya

ng

sam

a p

ada

2

(du

a)

atau

leb

ih

per

atu

ran

yan

g

ber

bed

a

hie

rark

i,

teta

pi

mem

ber

ikan

hak

ya

ng

ber

bed

a

Dal

am

Pas

al

5

ayat

(1

) U

U

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1, M

ente

ri

Hu

kum

d

an

HA

M

RI

dap

at

juga

men

jad

i Ket

ua

TIM

PO

RA

.

Ub

ah

Page 245: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

6.

P

asal

8

jo

P

asal

1

2

jo

Pas

al

13

(t

erka

it

stru

ktu

r o

rgan

isas

i

TIM

PO

RA

):

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

pen

gatu

ran

Bel

um

adan

ya

pen

gatu

ran

Pad

a FG

D

Po

kja,

sa

lah

sa

tu

pes

erta

FG

D

Sulis

tiar

so

(An

alis

Kei

mig

rasi

an

Ah

li U

tam

a)

men

yam

pai

kan

mat

eri

men

gen

ai

op

tim

alis

asi

Per

an

TIM

PO

RA

den

gan

m

elib

atka

n

po

sisi

p

ucu

k

pim

pin

an

dit

ingk

at

pro

vin

si

kab

up

aten

ko

ta (

fork

op

imd

a p

lus)

agar

d

ud

uk

seb

agai

p

enas

ehat

dal

am

stru

ktu

r o

rgan

isas

i, ya

ng

man

a h

al i

ni

bel

um

dia

tur

dal

am

Per

men

kum

ham

ini.

Ub

ah

Den

gan

men

amb

ahka

n

rum

usa

n

dim

ana

dal

am

TIM

PO

RA

yan

g

dib

entu

k p

ada

tin

gkat

pro

vin

si

dan

kab

up

aten

/ko

ta

mel

ibat

kan

Fork

op

imd

a P

lus

seb

agai

Pen

asih

at

TIM

PO

RA

.

7.

P

asal

15

aya

t (1

):

An

ggo

ta

Tim

P

ora

mem

pu

nya

i tu

gas

mem

ber

ikan

sar

an

dan

p

erti

mb

anga

n

kep

ada

inst

ansi

dan

/ata

u le

mb

aga

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

pen

gatu

ran

Bel

um

adan

ya

pen

gatu

ran

Ket

entu

an d

alam

pas

al in

i men

jad

i

sala

h

satu

al

asan

b

elu

m

op

tim

aln

ya p

eran

TIM

PO

RA

dal

am

mel

aku

kan

p

enga

was

an

keim

igra

sian

ka

ren

a p

enga

tura

n

ber

up

a p

erat

ura

n M

ente

ri h

anya

men

caku

p

inte

rnal

ke

men

teri

an

hu

kum

dan

HA

M s

aja.

Ole

h k

aren

a

Ub

ah

Page 246: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pem

erin

tah

an

terk

ait,

men

gen

ai

hal

ya

ng

ber

kait

an

den

gan

Pen

gaw

asan

O

ran

g

Asi

ng.

itu

, u

ntu

k m

engu

atka

n

keb

erad

aan

dan

per

an T

IMP

OR

A

per

lu

pen

erb

itan

d

asar

h

uku

m

yan

g le

bih

tin

ggi

seh

ingg

a d

apat

men

caku

p

tuga

s d

an

fun

gsi

pen

gaw

asan

d

an

pen

ind

akan

terh

adap

o

ran

g as

ing

pad

a

stak

eho

lder

ter

kait

lain

nya

.

8.

P

asal

16

aya

t (3

):

Op

eras

i ga

bu

nga

n

dila

ksan

akan

ber

das

arka

n

ren

can

a

op

eras

i.

Pen

ilaia

n

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

sist

emat

ika

dan

tekn

ik

pen

yusu

nan

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

Ber

isi

bat

asan

pen

gert

ian

atau

def

inis

i

Bai

k d

alam

PP

mau

pu

n U

U t

idak

men

gatu

r m

enge

nai

d

efin

isi

ren

can

a o

per

asi.

Men

jad

i

per

tan

yaan

, sek

iran

ya h

al a

pa

saja

yan

g d

apat

mem

icu

dila

kuka

nn

ya

ren

can

a o

per

asi?

Ub

ah

9.

K

ebu

tuh

an P

enga

tura

n

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Ko

ord

inas

i

kele

mb

agaa

n/t

ata

org

anis

asi

Pem

bag

ian

kew

enan

gan

dan

tu

gasn

ya

jela

s

Per

men

kum

ham

in

i b

elu

m

men

gatu

r se

cara

jela

s m

ekan

ism

e

dan

p

ola

ke

rja

dal

am

TIM

PO

RA

den

gan

p

emb

agia

n

tuga

s ya

ng

jela

s d

ian

tara

p

eman

gku

kep

enti

nga

n y

ang

terl

ibat

dal

am

Tim

. P

emb

agia

n T

uga

s ya

ng

jela

s

Ub

ah

Page 247: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

5

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

jad

i p

oin

p

enti

ng

dal

am

men

du

kun

g p

elak

san

aan

pen

gaw

asan

ke

imig

rasi

an

di

lap

anga

n,

seh

ingg

a K

/L

yan

g

terl

ibat

dap

at m

enge

tah

ui

per

an

dan

fu

ngs

inya

dal

am p

enga

was

an

ters

ebu

t.

Ole

h

seb

ab

itu

p

erlu

dip

erti

mb

angk

an

un

tuk

men

erb

itka

n

das

ar

hu

kum

ya

ng

leb

ih t

ingg

i te

rkai

t TI

MP

OR

A a

gar

dap

at m

enja

di a

cuan

pel

aksa

naa

n

pen

gaw

asan

ora

ng

asin

g o

leh

K/L

terk

ait

lain

nya

.

Page 248: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 236

15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2016

tentang Intelijen Keimigrasian

Permenkumham ini merupakan ketentuan pelaksaan Pasal 205 PP

Nomor 31 Tahun 2013 jo PP Nomor 26 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa

Menteri menetapkan prosedur teknis pelaksanaan fungsi intelijen keimigrasian.

Ketentuan pengaturan mengenai intelijen keimigrasian diatur dalam Pasal 202 –

205 dalam PP Nomor 31 Tahun 2013. Direktorat Jenderal Imigrasi salah satu

tugasnya adalah menjalankan fungsi intelijen keimigrasian yang meliputi

penyelidikan dan pengamanan intelijen keimigrasian. Dengan fungsi ini, Imigrasi

memiliki kewenangan untuk: 1) mendapatkan keterangan dari masyarakat atau

instansi pemerintah, 2) Mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat

ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan kegiatan orang asing,

3) Melakukan Operasi Intelijen keimigrasian, dan 4) Melakukan pengamanan

terhadap data dan informasi keimigrasian serta pelaksanaan tugas keimigrasian.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 249: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

7

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 30

Tah

un

20

16 t

enta

ng

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

D

asar

Men

imb

ang

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

sist

emat

ika

dan

te

knik

pen

yusu

nan

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

Men

cerm

inka

n

isi p

enga

tura

n

Per

atu

ran

in

i m

eru

pak

an k

eten

tuan

pel

aksa

na

dar

i Pas

al 2

05

PP

No

mo

r 3

1 T

ahu

n 2

01

3 d

iman

a

Men

teri

m

enet

apka

n

pro

sed

ur

tekn

is

pel

aksa

naa

n f

un

gsi

inte

lijen

kei

mig

rasi

an.

Ole

h

kare

na

itu

, su

dah

te

pat

jik

a p

enga

tura

n

men

gen

ai p

rose

du

r te

knis

pel

aksa

naa

n in

telij

en

keim

igra

sian

d

iatu

r d

alam

su

atu

P

erat

ura

n

Men

teri

.

Seh

ingg

a u

ntu

k m

enye

suai

kan

den

gan

am

anat

dar

i P

asal

20

5 P

P N

om

or

31

Tah

un

20

13

, m

aka

seb

aikn

ya j

ud

ul

per

atu

ran

men

teri

in

i d

iub

ah

men

jad

i P

erat

ura

n M

ente

ri H

uku

m d

an H

AM

ten

tan

g P

rose

du

r Te

knis

Pel

aksa

naa

n I

nte

lijen

Kei

mig

rasi

an,

dim

ana

pas

al-p

asal

d

idal

amn

ya

ber

isik

an

hal

-hal

te

knis

p

elak

san

aan

keim

igra

sian

yan

g d

ilaks

anak

an o

leh

Dir

ekto

rat

Jen

der

al Im

igra

si.

Ub

ah,

Mel

aku

kan

per

ub

ahan

ju

du

l

per

atu

ran

dis

esu

aika

n d

enga

n

kete

ntu

an

Pas

al

20

5 P

P 3

1/2

01

3.

Page 250: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

8

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

2.

K

eten

tuan

U

mu

m

(Pas

al 1

)

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Kes

esu

aian

den

gan

sist

emat

ika

dan

te

knik

pen

yusu

nan

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

Ber

isi

bat

asan

pen

gert

ian

atau

def

inis

i

Jud

ul

per

atu

ran

m

ente

ri

ini

adal

ah

inte

lijen

keim

igra

sian

, n

amu

n d

alam

de

fin

isi o

per

asio

nal

(Pas

al 1

) ti

dak

dit

emu

kan

ap

a ya

ng

dim

aksu

d

den

gan

in

telij

en

keim

igra

sian

. D

efin

isi

ini

dit

emu

kan

dal

am P

asal

1 a

ngk

a 2

2 P

P N

om

or

31

Tah

un

2

01

3

yan

g d

iart

ikan

se

bag

ai

kegi

atan

pen

yelid

ikan

K

eim

igra

sian

d

an

pen

gam

anan

Kei

mig

rasi

an

dal

am

ran

gka

pro

ses

pen

yajia

n

info

rmas

i m

elal

ui

anal

isis

gu

na

men

etap

kan

per

kira

an k

ead

aan

Kei

mig

rasi

an y

ang

dih

adap

i

atau

yan

g ak

an d

ihad

api.

Un

tuk

mem

bac

a u

tuh

su

atu

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n,

kete

ntu

an

um

um

mem

egan

g p

eran

an

pen

tin

g u

ntu

k d

apat

mem

ber

ikan

d

efin

isi

op

eras

ion

al

atas

su

atu

isti

lah

kh

usu

s ya

ng

seri

ng

mu

ncu

l d

alam

su

atu

per

atu

ran

p

eru

nd

ang-

un

dan

gan

. O

leh

ka

ren

a

itu

u

ntu

k m

engh

ind

ari

per

bed

aan

d

efin

isi

den

gan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

di

atas

nya

, p

erlu

m

em

asu

kkan

d

efi

nis

i in

telij

en

keim

igra

sian

d

alam

ke

ten

tuan

P

asal

1

Per

men

kum

ham

ini.

Ub

ah,

Men

amb

ahka

n

def

inis

i in

telij

en

op

eras

ion

al

ke

dal

am

kete

ntu

an

Pas

al 1

Page 251: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

23

9

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

3.

P

asal

1 a

ngk

a 2

:

Op

eras

i In

telij

en

Kei

mig

rasi

an

adal

ah

kegi

atan

In

telij

en

yan

g d

ilaks

anak

an

ole

h

selu

ruh

u

nit

kerj

a d

i b

idan

g

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

yan

g d

isu

sun

d

an

dio

rgan

isir

se

cara

khu

sus

Dis

har

mo

ni

Def

inis

i ata

u

kon

sep

Ad

anya

per

bed

aan

def

inis

i

atau

pu

n

kon

sep

d

i

anta

ra

du

a

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

ata

u

leb

ih t

erh

adap

ob

yek

yan

g

sam

a

Di

dal

am p

erat

ura

n m

ente

ri i

ni

def

inis

i o

per

asi

inte

lijen

ke

imig

rasi

an

ber

bed

a d

enga

n

yan

g

did

efin

isik

an d

alam

Pen

jela

san

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

Hu

ruf

c U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1,

Yan

g

dim

aksu

d

den

gan

”o

per

asi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an”

adal

ah k

egia

tan

yan

g d

ilaku

kan

ber

das

arka

n

suat

u

ren

can

a u

ntu

k m

enca

pai

tuju

an k

hu

sus

sert

a d

itet

apka

n d

an d

ilaks

anak

an

atas

per

inta

h P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g b

erw

enan

g.

Per

bed

aan

def

inis

i in

i dik

uat

irka

n m

enim

bu

lkan

per

mas

alah

an

dal

am

imp

lem

enta

sin

ya.

Ole

h

kare

na

itu

p

erlu

p

enye

suai

an

def

inis

i d

alam

per

atu

ran

men

teri

in

i d

enga

n k

eten

tuan

dal

am

PU

U d

i ata

snya

.

Ub

ah,

Men

yesu

aika

n

def

inis

i d

alam

Per

atu

ran

M

ente

ri

ini

den

gan

P

UU

d

i

atas

nya

.

4.

P

asal

2:

Fun

gsi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

mel

ipu

ti:

a.

pen

yelid

ikan

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an; d

an

Dis

har

mo

ni

Def

inis

i ata

u

kon

sep

Ad

anya

per

bed

aan

def

inis

i

atau

pu

n

kon

sep

d

i

anta

ra

du

a

per

atu

ran

per

un

dan

g-

un

dan

gan

ata

u

Pas

al in

i men

gatu

r m

enge

nai

ru

ang

lingk

up

dar

i

inte

lijen

kei

mig

rasi

an,

nam

un

ter

dap

at s

edik

it

per

bed

aan

no

men

klat

ur

den

gan

Pas

al 7

4 a

yat

(2

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1 ju

nct

o P

asal

202

ayat

(2

) P

P

No

mo

r 3

1

Tah

un

2

01

3

dim

ana

adan

ya k

ata

“in

telij

en”

pad

a p

enye

lidik

an d

an

pen

gam

anan

. D

alam

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

UU

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1 j

o.

Pas

al 2

02

aya

t (2

)

PP

No

mo

r 3

1 T

ahu

n 2

01

3

dis

ebu

tkan

bah

wa

Ub

ah

Page 252: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

0

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

b.

pen

gam

anan

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an.

leb

ih t

erh

adap

ob

yek

yan

g

sam

a

dal

am

ran

gka

mel

aksa

nak

an

fun

gsi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an,

Pej

abat

Im

igra

si

mel

aku

kan

pen

yelid

ikan

K

eim

igra

sian

d

an

pen

gam

anan

Kei

mig

rasi

an (

tan

pa

kata

in

telij

en).

Per

bed

aan

no

men

klat

ur

ini

dik

uat

irka

n

men

imb

ulk

an

mas

alah

d

alam

p

elak

san

aan

ke

ten

tuan

men

gen

ai i

nte

lijen

kei

mig

rasi

an y

ang

mel

ipu

ti

pen

yelid

ikan

ke

imig

rasi

an

dan

p

enga

man

an

keim

igra

sian

. Le

bih

la

nju

t d

alam

P

erat

ura

n

Men

teri

in

i, ti

dak

d

ijela

skan

ya

ng

dim

aksu

d

den

gan

p

enye

lidik

an

inte

lijen

ke

imig

rasi

an,

sed

angk

an d

alam

Pen

jela

san

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1 d

iseb

utk

an y

ang

dim

aksu

d

den

gan

p

enye

lidik

an

keim

igra

sian

adal

ah k

egia

tan

ata

u t

ind

akan

Pej

abat

Im

igra

si

un

tuk

men

cari

dan

men

emu

kan

su

atu

per

isti

wa

yan

g d

idu

ga s

ebag

ai t

ind

ak p

idan

a K

eim

igra

sian

.

Seh

ingg

a d

apat

d

ikat

akan

p

enye

lidik

an

keim

igra

sian

dila

kuka

n t

erh

adap

du

gaan

ad

anya

tin

dak

p

idan

a ke

imig

rasi

an.

Hal

in

i se

dik

it

ber

bed

a d

enga

n p

enga

tura

n P

asal

5 P

erm

en in

i

dim

ana

Pen

yelid

ikan

in

telij

en

Kei

mig

rasi

an

dila

ksan

akan

u

ntu

k m

enca

ri,

men

dap

atka

n,

Page 253: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

1

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mem

per

ole

h,

men

gum

pu

lkan

, d

an

men

gola

h

dat

a d

an/a

tau

info

rmas

i yan

g b

erka

itan

den

gan

ob

jek

sasa

ran

di

bid

ang

Kei

mig

rasi

an.

Ap

akah

ob

jek

sasa

ran

di

bid

ang

keim

igra

sian

in

i d

apat

dik

atak

an m

elip

uti

tid

ak p

idan

a ke

imig

rasi

an?

Leb

ih

lan

jut

dal

am

Per

men

ti

dak

d

item

uka

n

kete

ntu

an

yan

g m

enje

lask

an

dal

am

hal

dit

emu

kan

su

atu

per

isti

wa

yan

g d

idu

ga s

ebag

ai

tin

dak

pid

ana

keim

igra

sian

.

Jud

ul B

ab II

I: P

enye

lidik

an In

telij

en K

eim

igra

sian

Jud

ul

Bab

IV

: P

enga

man

an K

eim

igra

sian

🡺 b

eda

den

gan

pas

al 2

fu

ngs

i in

telij

en k

eim

igra

sian

.

5.

P

asal

4

(1)

Fun

gsi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al 3

dap

at ju

ga

dila

ksan

akan

ole

h

tim

O

per

asi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an.

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Pas

al in

i men

gatu

r m

enge

nai

pel

aksa

naa

n fu

ngs

i

inte

lijen

kei

mig

rasi

an j

uga

dap

at d

ilaku

kan

ole

h

tim

op

eras

i in

telij

en k

eim

igra

sian

, yan

g d

iben

tuk

di

Pu

sat,

Pro

vin

si,

dan

Kab

up

ate

n/K

ota

. Nam

un

tid

ak

terd

apat

ke

ten

tuan

le

bih

la

nju

t ya

ng

men

gatu

r d

alam

h

al

apa

pel

aksa

naa

n

fun

gsi

inte

lijen

ke

imig

rasi

an

dila

ksan

akan

o

leh

ti

m

op

eras

i, m

engi

nga

t d

i p

asal

seb

elu

mn

ya y

aitu

Pas

al

3

kew

enan

gan

m

elak

san

akan

fu

ngs

i

inte

lijen

ini a

dal

ah P

ejab

at Im

igra

si.

Ub

ah,

Per

lu

kete

ntu

an

leb

ih

lan

jut

men

gen

ai t

im

op

eras

i in

telij

en

keim

igra

sian

ya

ng

dap

at

dib

entu

k d

i

pu

sat,

pro

vin

si,

dan

kab

up

aten

/ko

ta

sert

a ru

ang

lingk

up

dar

i ti

m

yan

g

dib

entu

k d

i m

asin

g-

Page 254: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

2

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(2)

Tim

O

per

asi

Inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d

pad

a

ayat

(1

) d

iben

tuk

ole

h:

a.

Dir

ektu

r

Jen

der

al u

ntu

k

di

tin

gkat

pu

sat;

b.

Kep

ala

Kan

tor

Wila

yah

un

tuk

di

tin

gkat

Pro

vin

si; d

an

c.

Kep

ala

Kan

tor

Imig

rasi

un

tuk

di

tin

gkat

Kab

up

aten

/Ko

ta.

Terl

ebih

la

gi

di

ayat

3

m

enye

bu

tkan

kean

ggo

taan

tim

op

eras

i yan

g te

rdir

i ata

s K

etu

a

dan

an

ggo

ta n

amu

n t

idak

dir

inci

un

sur-

un

sur

apa

saja

yan

g te

rilib

at d

alam

tim

ter

seb

ut.

mas

ing

wila

yah

ters

ebu

t.

Page 255: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

3

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(3)

K

ean

ggo

taan

tim

Op

eras

i In

telij

en

Kei

mig

rasi

an

terd

iri a

tas

ketu

a

dan

an

ggo

ta.

6.

P

asal

5

Pen

yelid

ikan

In

telij

en

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d d

alam

Pas

al

2

hu

ruf

a

dila

ksan

akan

u

ntu

k

men

cari

,

men

dap

atka

n,

mem

per

ole

h,

men

gum

pu

lkan

, d

an

men

gola

h

dat

a

dan

/ata

u

info

rmas

i

yan

g b

erka

itan

den

gan

ob

jek

sasa

ran

di

bid

ang

Kei

mig

rasi

an.

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, T

egas

K

eten

tuan

dal

am p

asal

in

i b

ersi

fat

leb

ih l

uas

dar

ipad

a ya

ng

dis

ebu

tkan

d

alam

U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1.

Dal

am

Pen

jela

san

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1

dis

ebu

tkan

yan

g d

imak

sud

den

gan

pen

yelid

ikan

keim

igra

sian

ad

alah

ke

giat

an

atau

ti

nd

akan

Pej

abat

Imig

rasi

un

tuk

men

cari

dan

men

emu

kan

suat

u

per

isti

wa

yan

g d

idu

ga

seb

agai

ti

nd

ak

pid

ana

Kei

mig

rasi

an.

Seh

ingg

a d

apat

dik

atak

an

pen

yelid

ikan

ke

imig

rasi

an

dila

kuka

n

terh

adap

du

gaan

ad

anya

tin

dak

pid

ana

keim

igra

sian

. H

al

ini

ber

bed

a d

enga

n p

enga

tura

n d

alam

pas

al i

ni

dim

ana

Pen

yelid

ikan

in

telij

en

Kei

mig

rasi

an

dila

ksan

akan

u

ntu

k m

enca

ri,

men

dap

atka

n,

mem

per

ole

h,

men

gum

pu

lkan

, d

an

men

gola

h

dat

a d

an/a

tau

info

rmas

i yan

g b

erka

itan

den

gan

ob

jek

sasa

ran

di

bid

ang

Kei

mig

rasi

an.

Ap

akah

ob

jek

sasa

ran

di

bid

ang

keim

igra

sian

in

i d

apat

Ub

ah,

per

lu

kete

ntu

an

leb

ih

rin

ci

terh

adap

ap

a

yan

g d

imak

sud

den

gan

o

bje

k

sasa

ran

d

i b

idan

g

keim

igra

sian

d

alam

pas

al in

i.

Page 256: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

4

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dik

atak

an m

elip

uti

tid

ak p

idan

a ke

imig

rasi

an?

Seh

ingg

a, p

erlu

pen

gatu

ran

leb

ih r

inci

ter

had

ap

apa

yan

g d

imak

sud

d

enga

n

ob

jek

sasa

ran

d

i

bid

ang

keim

igra

sian

dal

am p

asal

ini.

7.

P

asal

9

Pen

yelid

ikan

In

telij

en

Kei

mig

rasi

an

seca

ra

tert

utu

p

seb

agai

man

a

dim

aksu

d d

alam

Pas

al

7

hu

ruf

b

dap

at

dila

ksan

akan

mel

alu

i:

a.

pen

gam

atan

at

au

pen

ggam

bar

an;

b.

pen

jeja

kan

;

c.

pen

den

gara

n;

d.

pen

yad

apan

;

e.

pen

yusu

pan

;

f.

pen

yuru

pan

;

dan

/ata

u

g.

pen

ggal

anga

n.

Dis

har

mo

ni

Pen

gatu

ran

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, T

egas

D

alam

p

asal

in

i d

iseb

utk

an

pel

aksa

naa

n

pen

yelid

ikan

in

telij

en

seca

ra

tert

utu

p

dap

at

dila

kuka

n

sala

h

satu

nya

m

elal

ui

pen

yad

apan

.

Ap

akah

p

enya

dap

an

yan

g d

imak

sud

d

alam

per

atu

ran

in

i m

eru

juk

pad

a p

enya

dap

an a

tau

inte

rsep

si

men

uru

t U

U

ITE

yan

g d

iart

ikan

seb

agai

ke

giat

an

un

tk

men

den

gark

an,

mer

ekam

, m

emb

elo

kkan

, m

engu

bah

,

men

gham

bat

, d

an/a

tau

m

enca

tat

tran

smis

i

info

rmas

i el

ektr

on

ik

dan

/ata

u

Do

kum

en

Elek

tro

nik

ya

ng

tid

ak

ber

sifa

t p

ub

lik,

bai

k

men

ggu

nak

an

jari

nga

n

kab

el

kom

un

ikas

i

mau

pu

n

jari

nga

n

nir

kab

el,

sep

erti

p

anca

ran

elek

tro

mag

net

at

au

rad

io

frek

uen

si.

Bah

wa

pen

gatu

ran

m

enge

nai

p

enya

dap

an

mel

aran

g

seti

ap o

ran

g m

elak

uka

n k

egi

atan

pen

yad

apan

(Pas

al

40

U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

36

Ta

hu

n

19

99

ten

tan

g Te

leko

mu

nik

asi)

. M

K d

alam

sal

ah

satu

p

utu

san

nya

N

om

or

5/P

UU

-VIII

/20

10

Teta

p,

nam

un

dem

ikia

n

mas

ih

per

lu

up

aya

pen

guat

an

kola

bo

rasi

d

an

sin

ergi

an

tar

inst

ansi

d

alam

ran

gka

pen

gaw

asan

kelu

ar

mas

ukn

ya

ora

ng

ke

wila

yah

Ind

on

esia

. Sel

ain

itu

per

lu ju

ga d

ilaku

kan

pen

guat

an

SDM

dan

p

emen

uh

an

sara

na

pra

sara

na

un

tuk

dap

at

men

un

jan

g

dila

ksan

akan

nya

Page 257: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

5

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

ber

pen

dap

at

bah

wa

pen

yad

apan

m

eru

pak

an

ben

tuk

pel

angg

aran

ter

had

ap h

ak p

riva

si y

ang

ber

ten

tan

gan

d

enga

n

UU

D

NR

I Ta

hu

n

19

45

.

Nam

un

d

emik

ian

p

enge

cual

ian

at

ura

n

pen

yad

apan

dib

erik

an d

alam

ran

gka

pen

egak

an

hu

kum

at

as

per

min

taan

p

eneg

ak

hu

kum

,

kep

olis

ian

, kej

aksa

an, d

an K

PK

.

Dal

am r

apat

po

kja

den

gan

nar

asu

mb

er R

on

ny

F

Som

pie

ya

ng

dis

elen

ggar

akan

se

cara

vi

rtu

al

mee

tin

g p

ada

tan

ggal

21

Ap

ril

202

0,

dije

lask

an

bah

wa

pen

yad

apan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

pas

al

ini

dila

kuka

n

ole

h

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

dal

am

hal

in

i p

ejab

at

imig

rasi

,

bek

erja

sam

a d

enga

n K

em

ente

rian

/lem

bag

a la

in

yan

g su

dah

m

emili

ki

sara

na

pra

sara

na

dan

kem

amp

uan

ya

ng

men

du

kun

g u

ntu

k

dila

ksan

akan

nya

pen

yad

apan

. H

al i

ni

dila

kuka

n

dal

am r

angk

a m

emp

ero

leh

bu

kti

awal

. Sa

mp

ai

saat

in

i, D

irek

tora

t je

nd

eral

Im

igra

si

mas

ih

mem

iliki

ket

erb

atas

an b

aik

itu

sar

ana

pra

sara

na

mau

pu

n S

DM

yan

g m

end

uku

ng

dila

ksan

akan

nya

fun

gsi

inte

lijen

kei

mig

rasi

an.

Ole

h k

aren

a it

u,

men

uru

t P

asal

26

Per

men

kum

ham

in

i, d

alam

fun

gsi

inte

lijen

keim

igra

sian

.

Page 258: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

6

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

mel

aku

kan

o

per

asi

inte

lijen

ke

imig

rasi

an

pej

abat

im

igra

si

dap

at

bek

erja

sam

a d

enga

n

inst

ansi

p

emer

inta

h

bai

k d

i p

usa

t m

aup

un

dae

rah

. Co

nto

hn

ya a

dal

ah M

oU

an

tara

Bad

an

Inte

lijen

dan

Kea

man

an P

olr

i den

gan

Dir

ekto

rat

Jen

der

al Im

igra

si. 90

Ker

jasa

ma

ini

mu

tlak

dip

erlu

kan

dal

am r

angk

a

pen

cega

han

tra

nsn

ati

on

al

org

ani

zed

cri

me

ke

Ind

on

esia

. TO

C m

eru

pak

an t

ind

akan

kej

ahat

an

yan

g m

emp

un

yai

akar

dan

jar

inga

n k

om

ple

ks

dan

ti

dak

h

anya

b

isa

did

ekat

i d

enga

n

pen

dek

atan

ke

lem

bag

aan

m

ela

lui

gakk

um

sem

ata.

Ket

erlib

atan

ko

mu

nit

as m

asya

raka

t d

an

kerj

asam

a in

stan

si

terk

ait

mu

tlak

h

aru

s

dila

kuka

n.

Ker

jasa

ma

anta

r K

emen

teri

an

Lem

bag

a d

an a

nta

rneg

ara

dal

am p

enan

gan

an

isu

-isu

ak

tual

ke

imig

rasi

an

mer

up

akan

su

atu

ken

isca

yaan

(i

nev

itab

le).

Se

bag

ai

con

toh

,

mem

ecah

kan

ka

sus

keja

hat

an

linta

s n

egar

a

(tra

nsn

atio

nal

cri

me)

mu

ngk

in m

en

jad

i mu

stah

il

90

Kem

ente

rian

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

Kan

tor

Wila

yah

Kal

iman

tan

Sel

atan

, “D

irek

tur

Was

dak

im D

itje

n I

mig

rasi

So

sial

isas

ikan

Per

jan

jian

Ker

jasa

ma

Pen

gaw

asan

O

ran

g A

sin

g d

i K

alim

anta

n

Sela

tan

”,

h

ttp

s://

kals

el.k

emen

kum

ham

.go

.id/b

erit

a-ka

nw

il/b

erit

a-u

tam

a/5

247

-dir

ektu

r-w

asd

akim

-dit

jen

-im

igra

si-

sosi

alis

asik

an-p

erja

njia

n-k

erja

sam

a-p

enga

was

an-o

ran

g-as

ing-

di-

kalim

anta

n-s

elat

an (

dia

kses

tan

ggal

7 A

gust

us

202

0)

Page 259: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

7

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

tan

pa

kerj

a sa

ma

apar

at p

eneg

ak h

uku

m d

an

pen

gaw

as p

erb

atas

an (

bo

rder

co

ntr

ol

off

icer

)

dal

am b

entu

k sh

arin

g in

form

asi,

dat

a in

telij

en

sert

a b

est

pra

ctic

es.

Pen

guat

an

Ker

ja

Sam

a

Bila

tera

l an

tara

D

itje

n

Imig

rasi

d

enga

n

Kem

ente

rian

/Lem

bag

a d

an

Inst

ansi

Kei

mig

rasi

an

Neg

ara

Mit

ra

sert

a P

eran

A

ktif

Dit

jen

Im

igra

si d

alam

fo

rum

-fo

rum

Ker

ja S

ama

Mu

ltila

tera

l te

lah

te

rbu

kti

efek

tif

dal

am

men

jaw

ab

ber

bag

ai

tan

tan

gan

se

rta

isu

-isu

aktu

al d

i bid

ang

keim

igra

sian

.

8.

P

asal

11

Pen

gam

anan

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

ilaks

anak

an

terh

adap

:

a. i

zin

kei

mig

rasi

an;

b. p

erso

nil;

c. m

ater

ial

dan

do

kum

en; d

an

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, T

egas

D

alam

Pas

al 7

4 a

yat

2 U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

:

Kew

enan

gan

P

eja

bat

Im

igra

si

dal

am

mel

aksa

nak

an

fun

gsi

inte

lijen

ke

imig

rasi

an

adal

ah

(d)

mel

aku

kan

p

enga

man

an

terh

adap

dat

a d

an

info

rmas

i K

eim

igra

sian

se

rta

pen

gam

anan

pel

aksa

naa

n t

uga

s K

eim

igra

sian

.

Ket

entu

an p

asal

ini m

eru

pak

an k

eten

tuan

po

kok

dar

i p

elak

san

aan

in

telij

en

keim

igra

sian

seb

agai

man

a d

iatu

r d

alam

PP

No

mo

r 3

1 T

ahu

n

20

13

ya

ng

seca

ra

leb

ih

tekn

is

dia

tur

dal

am

Per

men

in

i. B

aik

dal

am U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

Ub

ah,

Per

lu

per

bai

kan

pen

gelo

mp

oka

n

yan

g le

bih

jel

as d

an

rin

ci

terk

ait

ruan

g

lingk

up

pen

gam

anan

keim

igra

sian

d

alam

Per

men

kum

ham

ini,

den

gan

mer

uju

k

pad

a ke

ten

tuan

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

UU

Page 260: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

8

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

d. k

anto

r d

an in

stal

asi

vita

l.

20

11

dan

PP

Pel

aksa

nan

ya s

erta

dal

am P

erm

en

ini

tid

ak

dit

emu

kan

p

enge

rtia

n

apa

yan

g

dim

aksu

d

den

gan

p

enga

man

an

keim

igra

sian

.

Nam

un

ru

ang

lingk

up

pen

gam

anan

dap

at d

ilih

at

dar

i ket

entu

an P

asal

74

yait

u t

erh

adap

dat

a d

an

info

rmas

i ke

imig

rasi

an d

an p

elak

san

aan

tu

gas

keim

igra

sian

.

Leb

ih l

anju

t d

alam

ket

entu

an U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

dap

at d

item

uka

n b

eber

apa

pas

al

yan

g m

enga

tur

men

gen

ai p

enga

man

an s

ebag

ai

tan

ggu

ng

jaw

ab

dan

ke

wen

anga

n

men

teri

mau

pu

n p

ejab

at im

igra

si, y

aitu

dal

am:

Pas

al 3

2 U

U K

eim

igra

sian

Tah

un

20

11

:

(1)

Men

teri

ata

u P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g d

itu

nju

k

ber

tan

ggu

ng

jaw

ab

atas

p

eren

can

aan

,

pen

gad

aan

, p

enyi

mp

anan

, p

end

istr

ibu

sian

, d

an

pen

gam

anan

bla

ngk

o d

an f

orm

ulir

:

a. P

asp

or

bia

sa;

b. S

ura

t P

erja

lan

an L

aksa

na

Pas

po

r; d

an

c. s

ura

t p

erja

lan

an l

inta

s b

atas

ata

u p

as l

inta

s

bat

as.

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n

20

11

. N

amu

n

dem

ikia

n p

erlu

ad

a

dis

kusi

le

bih

la

nju

t

dgn

p

erso

nel

dit

jen

im

men

gen

ai

pel

aksa

naa

n

Pas

al

11

– P

asal

17

Page 261: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

24

9

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(2)

Men

teri

ata

u P

ejab

at I

mig

rasi

yan

g d

itu

nju

k

men

etap

kan

sp

esif

ikas

i te

knis

p

enga

man

an

den

gan

st

and

ar

ben

tuk,

u

kura

n,

des

ain

, fi

tur

pen

gam

anan

, d

an

isi

bla

ngk

o

sesu

ai

den

gan

stan

dar

inte

rnas

ion

al s

erta

fo

rmu

lir:

a. P

asp

or

bia

sa;

b. S

ura

t P

erja

lan

an L

aksa

na

Pas

po

r; d

an

c. s

ura

t p

erja

lan

an l

inta

s b

atas

ata

u p

as l

inta

s

bat

as.

Pas

al 8

9 a

yat

(2):

Up

aya

pre

ven

tif

yan

g d

ilaku

kan

men

teri

ata

u

Pej

abat

Im

igra

si

dal

am

ran

gka

men

cega

h

terj

adin

ya t

ind

ak

pid

ana

per

dag

anga

n o

ran

g d

an P

enye

lun

du

pan

Man

usi

a d

ilaku

kan

den

gan

:

a.

per

tuka

ran

in

form

asi

den

gan

n

egar

a la

in

dan

inst

ansi

ter

kait

di d

alam

neg

eri,

mel

ipu

ti

mo

du

s o

per

and

i, p

enga

was

an

dan

pen

gam

anan

D

oku

men

P

erja

lan

an,

sert

a

legi

tim

asi d

an v

alid

itas

do

kum

en;

b.

kerj

a sa

ma

tekn

is

dan

p

elat

ihan

d

enga

n

Neg

ara

lain

m

elip

uti

p

erla

kuan

ya

ng

ber

das

arka

n

per

i ke

man

usi

aan

te

rhad

ap

Page 262: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

0

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

korb

an, p

enga

man

an d

an k

ual

itas

Do

kum

en

Per

jala

nan

, d

etek

si

do

kum

en

p

alsu

,

per

tuka

ran

in

form

asi,

sert

a p

eman

tau

an

dan

d

etek

si

Pen

yelu

nd

up

an

Man

usi

a

den

gan

ca

ra

kon

ven

sio

nal

d

an

no

nko

nve

nsi

on

al;

c.

(…)

d.

(…)

e.

mem

asti

kan

b

ahw

a in

tegr

itas

d

an

pen

gam

anan

D

oku

men

P

erja

lan

an

yan

g

dik

elu

arka

n a

tau

dit

erb

itka

n o

leh

ata

u a

tas

nam

a n

egar

a u

ntu

k m

ence

gah

pem

bu

atan

do

kum

en t

erse

bu

t se

cara

mel

awan

hu

kum

dal

am h

al p

ener

bit

an d

an p

engg

un

aan

nya

.

Den

gan

dem

ikia

n,

pen

gam

anan

yan

g d

ilaku

kan

men

uru

t U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

yan

g

sela

nju

tnya

dit

uan

gkan

dal

am P

erm

enku

mh

am

ini m

elip

uti

:

1.

mel

aku

kan

p

enga

man

an

terh

adap

d

ata

dan

in

form

asi

Kei

mig

rasi

an

sep

erti

pen

gam

anan

te

rhad

ap:

Do

kum

en

Per

jala

nan

, d

ata

dan

in

form

asi

dal

am

Sist

em

Info

rmas

i M

anaj

emen

Page 263: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

1

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Kei

mig

rasi

an,

has

il p

enga

was

an

keim

igra

sian

(P

asal

67

- 6

8)

2.

Pen

gam

anan

p

elak

san

aan

tu

gas

keim

igra

sian

, ya

ng

mel

ipu

ti p

enga

man

an

dal

am

mem

ber

ikan

p

elay

anan

Kei

mig

rasi

an,

pen

egak

an

hu

kum

,

keam

anan

n

egar

a,

dan

fa

silit

ato

r

pem

ban

gun

an k

esej

ahte

raan

mas

yara

kat.

Jik

a d

ilih

at

dar

i u

nsu

r p

enga

man

an

yan

g

dis

ebu

tkan

dal

am P

asal

11

aya

t (2

) p

erm

en i

ni

per

lu

dis

esu

aika

n

den

gan

ru

ang

lingk

up

pen

gam

anan

ya

ng

sud

ah

dia

tur

dal

am

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1. P

erlu

pen

gelo

mp

oka

n

dan

ri

nci

an

yan

g le

bih

je

las

terh

adap

ru

ang

lingk

up

p

enga

man

an

keim

igra

sian

ya

ng

dis

ebu

tkan

d

alam

P

erm

en

ini.

Un

tuk

izin

keim

igra

sian

d

apat

d

ikel

om

po

kkan

d

enga

n

mat

eria

l dan

do

kum

en.

Page 264: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

2

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

9.

P

asal

12

– P

asal

17

K

ejel

asan

Ru

mu

san

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, T

egas

P

erlu

dis

esu

aika

n d

enga

n k

eten

tuan

pas

al 1

1.

Pas

al 1

2 d

an P

asal

14

dap

at d

ijad

ikan

dal

am 1

kelo

mp

ok

do

kum

en K

eim

igra

sian

.

Ub

ah,

Per

lu

per

bai

kan

pen

gelo

mp

oka

n

yan

g le

bih

jel

as d

an

rin

ci

terk

ait

ruan

g

lingk

up

pen

gam

anan

keim

igra

sian

d

alam

Per

men

kum

ham

ini,

den

gan

mer

uju

k

pad

a ke

ten

tuan

Pas

al 7

4 a

yat

(2)

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n

20

11

. N

amu

n

dem

ikia

n p

erlu

ad

a

dis

kusi

le

bih

la

nju

t

dgn

p

erso

nel

dit

jen

im

men

gen

ai

pel

aksa

naa

n

Pas

al

11

– P

asal

17

.

Page 265: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

3

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

10

.

Pas

al 1

3

Pen

gam

anan

per

son

il

seb

agai

man

a

dim

aksu

d d

alam

Pas

al

11

ay

at

(2)

hu

ruf

b

dila

ksan

akan

un

tuk:

a. m

ence

gah

terj

adin

ya

pen

yim

pan

gan

dan

pen

yala

hgu

naa

n

wew

enan

g o

leh

per

son

il d

alam

mel

aksa

nak

an

tuga

s d

an f

un

gsi

di

bid

ang

Kei

mig

rasi

an; d

an

b. m

enya

jikan

d

ata

dan

in

form

asi

yan

g

dib

utu

hka

n

ole

h

pim

pin

an

seb

agai

bah

an

per

tim

ban

gan

dal

am

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

Per

un

dan

g-

un

dan

gan

Stan

dar

Op

eras

ion

al

Pel

aksa

na

Ket

erse

dia

an

SOP

yan

g je

las,

len

gkap

, d

an

ben

ar-b

enar

dit

erap

kan

Pel

aksa

naa

n

pen

gam

anan

ke

imig

rasi

an

seb

agai

man

a b

ertu

juan

u

ntu

k d

etek

si

seca

ra

din

i dan

up

aya

pen

cega

han

ter

had

ap a

nca

man

,

tan

tan

gan

, h

amb

atan

, d

an

gan

ggu

an

terl

aksa

nan

ya F

un

gsi

Kei

mig

rasi

an.

Ole

h k

aren

a

itu

p

enga

man

an

juga

d

ilaku

kan

te

rhad

ap

per

son

il ke

imig

rasi

an

un

tuk

men

cega

h

terj

adin

ya p

enyi

mp

anga

n d

an p

en

yala

hgu

naa

n

wew

enan

g d

alam

p

elak

san

aan

tu

gas

dan

fun

gsin

ya,

khu

susn

ya p

ejab

at i

mig

rasi

. D

alam

UU

Kei

mig

rasi

an T

ahu

n 2

01

1 p

ejab

at i

mig

rasi

did

efin

isik

an s

ebag

ai p

egaw

ai y

ang

tela

h m

elal

ui

pen

did

ikan

kh

usu

s ke

imig

rasi

an

dan

m

emili

ki

keah

lian

te

knis

ke

imig

rasi

an

sert

a m

emili

ki

wew

enan

g u

ntu

k m

elak

san

akan

tu

gas

dan

tan

ggu

ng

jaw

ab b

erd

asar

kan

UU

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

20

11

. K

aren

a si

fatn

ya y

ang

khu

sus

dan

tekn

is t

erse

bu

t se

rta

kew

enan

gan

dan

tan

ggu

ng

jaw

ab y

ang

dip

egan

gnya

mak

a p

ola

pem

bin

aan

per

son

il im

igra

si

khu

susn

ya

pej

abat

im

igra

si

hen

dak

nya

ti

dak

b

isa

dis

amak

an

den

gan

peg

awai

lain

nya

.

Tet

ap,

nam

un

dem

ikia

n

per

lu

dip

erh

atik

an

un

tuk

dap

at

men

yusu

n

stan

dar

d

an

pro

sed

ur

yan

g

tran

spar

an,

aku

nta

bel

dan

jel

as

dal

am

po

la

mu

tasi

/pem

bin

aan

kari

er b

agi

per

son

il

keim

igra

sian

seb

agai

p

enja

ga

per

bat

asan

wila

yah

RI.

Page 266: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

4

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

pen

gam

bila

n

keb

ijaka

n

pen

emp

atan

d

an

pem

bin

aan

ka

rir

seti

ap

per

son

il

imig

rasi

.

Ber

kait

an

pem

bin

aan

ka

rir

terh

adap

SD

M,

Ro

nn

y F

Som

pie

(m

anta

n

Dir

jen

Im

igra

si)

seb

agai

nar

asu

mb

er d

alam

keg

iata

n r

apat

Po

kja

Eval

uas

i P

UU

te

rkai

t K

eim

igra

sian

ya

ng

dila

ksan

akan

se

cara

vi

rtu

al

mee

tin

g p

ada

tan

ggal

2

1

Ap

ril

20

20

m

enye

bu

tkan

b

ahw

a

dal

am h

al p

emb

inaa

an k

arir

/mu

tasi

SD

M t

ekn

is

sud

ah s

ehar

usn

ya d

ilaku

kan

sep

enu

hn

ya o

leh

Dir

ekto

rat

Jen

der

al

yan

g d

idu

kun

g o

leh

Sekr

etar

iat

Jen

der

al d

alam

hal

pen

erb

itan

Su

rat

Kep

utu

san

(SK

) M

ente

ri H

uku

m d

an H

AM

RI

yan

g b

ertu

juan

un

tuk

men

gaw

asi j

anga

n s

amp

ai

ada

kesa

lah

an

adm

inis

trat

if

seb

agai

co

nto

h

mis

aln

ya

seo

ran

g at

asan

p

angk

atn

ya

leb

ih

ren

dah

d

arip

ada

baw

ahan

nya

. Se

lan

jutn

ya

dal

am

hal

m

uta

si

juga

p

erlu

d

iber

laku

kan

sem

acam

pu

nis

hm

ent

da

n r

ewa

rd s

erta

yan

g

terp

enti

ng

dal

am h

al p

emb

inaa

n k

arir

/mu

tasi

har

us

ada

asp

ek k

ead

ilan

. K

ew

en

anga

n m

uta

si

yan

g se

pen

uh

nya

d

itan

gan

i o

leh

U

nit

U

tam

a

akan

men

egak

kan

cit

ra d

an w

ibaw

a ke

pat

uh

an

di t

ingk

at b

awah

.

Page 267: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

5

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

Pad

a ta

tara

n

pen

gaw

asan

p

enge

nd

alia

n

dan

op

erat

or

juga

ak

an

men

ingk

at

kare

na

seca

ra

org

anis

asi

Un

it

Uta

ma

mem

ega

ng

ken

dal

i

kom

and

o O

rgan

isas

i. Fu

ngs

i Sek

reta

riat

Jen

der

al

mem

ang

ben

ar s

ebag

ai p

emb

ina

kep

egaw

aian

yan

g b

ersi

fat

in

gen

era

l, m

isal

nya

u

rusa

n

fasi

litat

if

yan

g m

enya

ngk

ut

adm

inis

tras

i

kep

egaw

aian

sec

ara

um

um

. K

on

dis

i se

per

ti i

ni

bar

u s

aja

terj

adi

pad

a m

asa-

mas

a b

elak

anga

n

ini.

Seb

elu

mn

ya t

idak

per

nah

ter

jad

i h

al s

eper

ti

ini

apal

agi

pad

a sa

at O

rgan

isas

i d

an T

ata

Ker

ja

Kem

ente

rian

ya

ng

ber

ben

tuk

Ho

ldin

g

typ

e.

Seca

ra

teo

ri

adal

ah

tid

ak

tep

at

men

jad

ikan

org

anis

asi s

eper

ti in

tegr

ated

typ

e, k

aren

a u

nsu

r-

un

surn

ya b

erb

eda

satu

sam

a la

in.

Seja

k ta

hu

n 1

98

3 b

entu

k O

rgan

isas

i d

an T

ata

Ker

ja

(OR

TA)

inte

gra

ted

ty

pe

dit

erap

kan

d

an

sud

ah s

ehar

usn

ya d

iad

akan

kaj

ian

ata

u d

itin

jau

kem

bal

i. K

ita

per

lu m

emp

elaj

ari

Org

anis

asi

dan

Tata

Ker

ja K

emen

teri

an K

euan

gan

RI y

ang

un

sur-

un

surn

ya

sam

a d

an

tid

ak

pe

rnah

m

enja

di

org

anis

asi

yan

g b

erb

entu

k in

teg

rate

d t

ype

dan

teta

p

ho

ldin

g

com

pa

ny

typ

e.

Jika

su

dah

Page 268: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

6

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dem

ikia

n b

aru

lah

Dir

ektu

r Je

nd

eral

bis

a d

imin

tai

tan

ggu

ng

jaw

ab

terh

adap

ke

sala

han

at

au

kega

gala

n d

i tin

gkat

op

eras

ion

al.

Ter

leb

ih d

alam

pas

al i

ni

dia

tur

men

gen

ai d

ata

dan

in

form

asi

per

son

il ke

imig

rasi

an d

ibu

tuh

kan

ole

h

pim

pin

an

(bai

k it

u

Men

teri

m

aup

un

Dir

ektu

r Je

nd

eral

Im

igra

si)

seb

agai

b

ahan

per

tim

ban

gan

d

alam

p

enga

mb

ilan

ke

bija

kan

pen

emp

atan

p

ejab

at

imig

rasi

. U

ntu

k

men

emp

atka

n

SDM

ya

ng

ber

kual

itas

, m

aka

dip

erlu

kan

st

and

ar

dan

p

rose

du

r ya

ng

tran

spar

an,

dan

ak

un

tab

el

seb

agai

d

asar

pen

gam

bila

n

keb

ijaka

n

terk

ait

mu

tasi

/pem

bin

aan

kar

ir p

egaw

ai.

11

.

Pas

al 2

4

(1)

Sel

ain

ber

das

arka

n h

asil

pel

aksa

naa

n

op

eras

i in

telij

en

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

19

, p

rod

uk

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Ket

epat

an

Ket

entu

an

dal

am

pas

al

ini

mem

un

gkin

kan

adan

ya

lap

ora

n

fore

nsi

k ke

imig

rasi

an

un

tuk

dit

uan

gkan

ke

d

alam

la

po

ran

h

asil

op

eras

i

inte

lijen

. Se

bag

ai

per

atu

ran

ya

ng

seca

ra

sub

stan

si

ber

sifa

t te

knis

, ke

ten

tuan

d

alam

per

atu

ran

men

teri

seb

aikn

ya d

ibu

at s

ecar

a je

las

dan

rin

ci.

Dem

ikia

n j

uga

ket

ika

mem

un

culk

an

no

men

klat

ur

lap

ora

n

fore

nsi

k ke

imig

rasi

an

dal

am n

orm

a d

i p

asal

nya

, m

aka

per

lu p

asal

-

Per

lu

pen

amb

ahan

pas

al

lain

ya

ng

dap

at

men

jela

skan

apa

yan

g d

imak

sud

den

gan

la

po

ran

fore

nsi

k

keim

igra

sian

d

alam

kete

ntu

an

Page 269: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

25

7

No

Ke

ten

tuan

D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

has

il o

per

asi

inte

lijen

Kei

mig

rasi

an

dap

at b

eras

al d

ari

lap

ora

n

fore

nsi

k

Kei

mig

rasi

an.

(2)

Lap

ora

n

fore

nsi

k

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d

pad

a

ayat

(1

) d

apat

dija

dik

an

seb

agai

alat

b

ukt

i d

alam

per

sid

anga

n

dan

seb

agai

b

ukt

i

keab

sah

an

izin

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al 1

2 a

yat

(1).

pas

al la

in y

ang

men

jela

skan

ap

a ya

ng

dim

aksu

d

den

gan

lap

ora

n fo

ren

sik

keim

igra

sian

, kem

ud

ian

ruan

g lin

gku

pn

ya, d

an s

ebag

ain

ya.

per

atu

ran

m

ente

ri

ini.

Sela

in

itu

dip

erlu

kan

d

ata

du

kun

g/ke

tera

nga

n

pel

aksa

naa

n

dar

i

kete

ntu

an p

asal

ini.

Page 270: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 258

16. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2018

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan,

Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin

Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari Kewajiban

Memiliki Izin Tinggal

Permenkumham No 27 tahun 2014 telah diubah dengan Permenkumham

nomor 21 tahun 2018 yang berdasarkan konsideran menimbang perubahan ini

ditujukan untuk meningkatkan pelayanan dalam pemberian izin tinggal

keimigrasian. Dengan demikian adanya suatu tekad dari Pemerintah dalam hal

ini Kementerian Hukum dan HAM bahwa sebagai lembaga yang mengatur

tentang keimigrasian maka Kemenkumham berkomitmen untuk meningkatkan

pelayanan dalam keimigrasian khususnya dalam permen ini adalah mengenai

pemberian izin tinggal.

Perubahan ini sejalan dengan terbitnya dan diberlakukannya Peraturan

perundangan-undangan setelah Permenkumhan no. 27 tahun 2014 yaitu:

1. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia

2. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga

Kerja Asing

3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia

4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2018

tentang Tata Cara Pemberian Visa dan Izin Tinggal bagi Tenaga Kerja

Asing.

Page 271: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 259

Jika dilihat dari peraturan yang dibuat setelah Permenkumhan no 27

tahun 2018 maka dapat dilihat bahwa dengan adanya tren tenaga kerja asing

yang masuk ke Indonesia menjadi suatu suatu perhatian pemerintah. Disisi lain

adanya perkembangan globalisasi yang memungkinkan berkembangnya

perpindahan (migrasi) seorang warga Negara di suatu Negara tertentu ke Negara

lain dengan tujuan memperoleh pekerjaan dan kesejahteraan hidup. Di sisi

lainnya perlunya suatu Negara melindungi negaranya dan melindungi warga

negaranya terhadap keberadaan orang asing atau Tenaga Kerja Asing yang tidak

sesuai tujuan kedatangannya maupun yang bisa saja melakukan kerugian

terhadap Negara dan mengganggu ketertiban umum di masyarakat.

Perubahan yang dilakukan dalam Permenkumhan nomor 21 tahun 2018

yaitu keadaan tertentu dalam pemberian ijin tinggal dalam keadaan terpaksa

ditambahkan dalam satu hal yaitu keadaan tertentu dalam rangka kepentingan

pemerintah. Khusus keadaan tertentu ini perijinannya dikeluarkan oleh Dirjen

Imigrasi atau pejabat imigrasi yang ditunjuk.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 272: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

0

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 21

Tah

un

20

18 t

enta

ng

Per

ub

ahan

Ata

s

Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

Dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 2

7 Ta

hu

n 2

014

Ten

tan

g P

rose

du

r Te

knis

Pem

ber

ian

, Per

pan

jan

gan

,

Pen

ola

kan

, Pem

bat

alan

Dan

Ber

akh

irn

ya Iz

in T

ingg

al K

un

jun

gan

, Izi

n T

ingg

al T

erb

atas

, Dan

Izin

Tin

ggal

Tet

ap S

erta

Pen

gecu

alia

n D

ari

Kew

ajib

an M

emili

ki Iz

in T

ingg

al

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

B

agia

n M

engi

nga

t P

erat

ura

n

Men

teri

H

uku

m

dan

H

ak

Asa

si

Man

usi

a N

om

or

M.H

H-0

5.O

T.0

1.0

1

Tah

un

2

01

0

ten

tan

g O

rgan

isas

i d

an

Tata

K

erja

K

emen

teri

an H

uku

m d

an H

ak

Asa

si

Man

usi

a R

epu

blik

In

do

nes

ia s

ebag

aim

ana

tela

h

diu

bah

d

enga

n

Per

atu

ran

M

ente

ri

Hu

kum

d

an

Hak

A

sasi

M

anu

sia

No

mo

r 1

9 Ta

hu

n

20

13

te

nta

ng

Per

ub

ahan

at

as

Per

atu

ran

M

ente

ri

Hu

kum

d

an

Hak

A

sasi

Man

usi

a N

om

or

M.H

H-

05

.OT.

01

.01

Ta

hu

n

20

10

te

nta

ng

Org

anis

asi

dan

Tat

a K

erja

K

emen

teri

an

Hu

kum

d

an

Hak

A

sasi

M

anu

sia

Rep

ub

lik In

do

nes

ia

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

- -

Jika

dila

kuka

n p

eru

bah

an m

aka

pe

rlu

diu

bah

d

enga

n P

erat

ura

n M

ente

ri H

uku

m d

an H

ak

Asa

si M

anu

sia

Rep

ub

lik In

do

nes

ia N

om

or

29

Ta

hu

n

20

15

te

nta

ng

Org

anis

asi

dan

Ta

ta

Ker

ja K

emen

teri

an H

uku

m d

an H

ak A

sasi

M

anu

sia

Rep

ub

lik I

nd

on

esia

(B

erit

a N

egar

a R

epu

blik

In

do

nes

ia

Tah

un

2

01

5

No

mo

r 1

47

3),

se

bag

aim

ana

tela

h

beb

erap

a ka

li d

iub

ah t

erak

hir

den

gan

Per

atu

ran

Men

teri

H

uku

m

dan

H

ak

Asa

si

Man

usi

a R

epu

blik

In

do

nes

ia N

om

or

24

Tah

un

20

18

ten

tan

g P

eru

bah

an K

etig

a at

as P

erat

ura

n M

ente

ri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 2

9

Tah

un

20

15

Ten

tan

g O

rgan

isas

i d

an T

ata

Ker

ja K

emen

teri

an H

uku

m d

an H

ak A

sasi

M

anu

sia

Rep

ub

lik I

nd

on

esia

(B

erit

a N

egar

a R

epu

blik

In

do

nes

ia

Tah

un

2

01

8

No

mo

r 1

13

5)

Ub

ah

(tid

ak

men

des

ak)

Page 273: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

1

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

2.

B

AB

I K

ETEN

TUA

N U

MU

M

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, t

egas

K

eten

tuan

U

mu

m

dal

am

Per

men

kum

ham

in

i ad

alah

sa

ma

den

gan

ya

ng

dim

aksu

d

dal

am

Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 6

Ta

hu

n

20

11

te

nta

ng

Kei

mig

rasi

an,

seh

ingg

a se

har

usn

ya

cuku

p

den

gan

d

iatu

r b

ahw

a ya

ng

dim

aksu

d

dal

am

kete

ntu

an

um

um

sa

ma

den

gan

ya

ng

dim

aksu

d

dal

am

Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 6

Ta

hu

n

20

11

ten

tan

g K

eim

igra

sian

Ub

ah

(tid

ak

men

des

ak)

3.

P

asal

4

(3)

Izin

Ti

ngg

al

Ku

nju

nga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

hu

ruf

a,

dib

erik

an

dal

am r

angk

a:

h.

mem

ber

ikan

b

imb

inga

n,

pen

yulu

han

d

an

pel

atih

an

dal

am

pen

erap

an

dan

in

ova

si

tekn

olo

gi

ind

ust

ri

un

tuk

men

ingk

atka

n m

utu

dan

d

esai

n

pro

du

k in

du

stri

se

rta

kerj

a sa

ma

pem

asar

an

luar

n

eger

i b

agi I

nd

on

esia

Dis

har

mo

ni

Def

inis

i at

au

Ko

nse

p

Ad

anya

p

erb

edaa

n

def

inis

i at

aup

un

ko

nse

p

di

anta

ra

du

a p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n

atau

le

bih

te

rhad

ap

ob

yek

yan

g sa

ma

Bat

asan

m

emb

erik

an

bim

bin

gan

, p

enyu

luh

an d

an p

elat

ihan

dal

am a

yat

ini

dik

uat

irka

n b

erb

entu

ran

den

gan

pen

gert

ian

Te

nag

a K

erja

Asi

ng.

Ub

ah

Page 274: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

2

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

4.

P

asal

8

(3)

Izin

Ti

ngg

al

Ku

nju

nga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at

(1)

hu

ruf

b

dib

erik

an

ber

das

arka

n

per

mo

ho

nan

d

ari

Pen

angg

un

g Ja

wab

Ala

t A

ngk

ut

den

gan

m

engi

si

aplik

asi

dat

a d

an

mel

amp

irka

n p

ersy

arat

an:

a.

Pas

po

r K

eban

gsaa

n

atau

D

oku

men

P

erja

lan

an

Ora

ng

Asi

ng

yan

g sa

h

dan

m

asih

b

erla

ku;

dan

b

. su

rat

kete

ran

gan

kej

adia

n d

aru

rat

dar

i in

stan

si y

ang

ber

wen

ang

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, kat

a

Tep

at, t

egas

K

eten

tuan

d

alam

p

asal

in

i d

apat

d

idef

inis

ikan

bah

wa

han

ya d

enga

n m

engi

si

aplik

asi

dat

a d

an m

elam

pir

kan

sya

rat

mak

a iji

n

tin

ggal

ku

nju

nga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

p

ada

ayat

(1

) d

iber

ikan

. P

erlu

ad

anya

pen

egas

an b

entu

k p

rod

uk

hu

kum

se

bag

ai

ou

tpu

t b

ukt

i p

erse

tuju

an

per

mo

ho

nan

.

Ub

ah

5.

P

asal

1

3

(1)

Per

pan

jan

gan

Iz

in T

ingg

al K

un

jun

gan

yan

g b

eras

al d

ari V

isa

kun

jun

gan

1

(sat

u)

kali

per

jala

nan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

12

h

uru

f a

dib

erik

an

pal

ing

ban

yak

4

(em

pat

) ka

li b

ertu

rut-

turu

t.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Ef

ekti

vita

s P

elak

san

aan

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h, k

ata

Asp

ek

Op

eras

ion

al

atau

ti

dak

nya

p

erat

ura

n

Ko

nsi

sten

an

tar

kete

ntu

an

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

tid

ak

dap

at

dila

ksan

akan

se

cara

efe

ktif

Tid

ak d

item

uka

n P

asal

12

hu

ruf

a. P

asal

12

te

rdir

i dar

i aya

t 1

(ad

a h

uru

f a

dan

b)

dan

2.

Ub

ah

men

des

ak

Page 275: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

6.

P

asal

1

4

(1)

Per

pan

jan

gan

Iz

in T

ingg

al K

un

jun

gan

yan

g b

eras

al d

ari

Vis

a ku

nju

nga

n

saat

ke

dat

anga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

1

2

hu

ruf

b

dib

erik

an

1

(sat

u)

kali

per

pan

jan

gan

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Ef

ekti

vita

s P

elak

san

aan

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

is

tila

h, k

ata

Asp

ek

Op

eras

ion

al

atau

ti

dak

nya

p

erat

ura

n

Ko

nsi

sten

an

tar

kete

ntu

an

Pen

gatu

ran

d

alam

p

erat

ura

n

tid

ak

dap

at

dila

ksan

akan

se

cara

efe

ktif

Tid

ak d

item

uka

n P

asal

12

hu

ruf

b.

Pas

al 1

2

terd

iri d

ari a

yat

1 (

ada

hu

ruf

a d

an b

) d

an 2

. U

bah

m

end

esak

7.

P

asal

1

5

Per

pan

jan

gan

Iz

in

Tin

ggal

K

un

jun

gan

ya

ng

dib

erik

an k

epad

a an

ak y

ang

lah

ir

di

Wila

yah

In

do

nes

ia

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

P

asal

1

2

hu

ruf

c d

ises

uai

kan

d

enga

n

jan

gka

wak

tu Iz

in T

ingg

al K

un

jun

gan

ay

ah d

an/a

tau

ibu

nya

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

P

engg

un

aan

b

ahas

a,

isti

lah

, kat

a

Ko

nsi

sten

an

tar

kete

ntu

an

Tid

ak d

item

uka

n P

asal

12

hu

ruf

c. P

asal

12

te

rdir

i dar

i aya

t 1

(ad

a h

uru

f a

dan

b)

dan

2.

Ub

ah

men

des

ak

8.

P

asal

19

(4

) P

eno

laka

n

pe

mb

eria

n

atau

p

erp

anja

nga

n

Izin

Ti

ngg

al

Ku

nju

nga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at (

1)

sam

pai

den

gan

aya

t

Pan

casi

la

Kea

dila

n

Tid

ak

adan

ya

kete

ntu

an

yan

g m

ence

rmin

kan

ke

adila

n

seca

ra

pro

po

rsio

nal

Dal

am

beb

erap

a h

uru

f ad

a ke

ten

tuan

“d

idu

ga”,

ket

entu

an in

i mem

un

culk

an t

idak

ad

anya

“ke

pas

tian

hu

kum

dan

ke

adila

n”

Per

lu

dig

ali

kem

bal

i m

enge

nai

b

atas

an

did

uga

d

an

wew

enan

g ke

pu

tusa

n

pen

ola

kan

Ub

ah

Page 276: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

4

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

(3),

ju

ga d

ilaks

anak

an d

alam

h

al:

b.

Do

kum

en

Per

jala

nan

nya

d

idu

ga p

alsu

; --

e.

d

idu

ga

terl

ibat

d

alam

ke

jah

atan

in

tern

asio

nal

d

an

keja

hat

an

tran

snas

ion

al

tero

rgan

isas

i; --

h

. d

idu

ga

terl

ibat

d

alam

ke

giat

an m

akar

ter

had

ap

pem

erin

tah

an

Rep

ub

lik

Ind

on

esia

; ata

u

i.

did

uga

te

rlib

at

kegi

atan

p

olit

ik

yan

g m

eru

gika

n

neg

ara.

bag

i se

tiap

w

arga

neg

ara

Page 277: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 265

17. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2017

tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian

Secara umum pengawasan terhadap orang asing merupakan tugas

Direktorat Jenderal Imigrasi yang meliputi pengawasan terhadap masuk dan

keluar, pengawasan keberadaan serta pengawasan terhadap kegiatan orang

asing di Indonesia. Pola pengawasan yang diatur dalam Permen ini sudah cukup

menjadi acuan dalam pelaksanaan pengawasan keimigrasian, namun demikian

masih terdapat beberapa catatan yang dapat menjadi pertimbangan jika akan

dilakukan perubahan terhadap Permen ini, yakni:

a) Tidak adanya Batasan yang jelas mengenai pola pengawasan keimigrasian

secara administratif dan lapangan. Kedepannya perlu dipertimbangkan

perubahan pola pengawasan dengan mengedepankan keterkaitan antar

fungsi keimigrasian lainnya, seperti intelijen dan pemeriksaan

keimigrasian. Hal ini diperlukan dalam rangka menegakkan politik hukum

keimigrasian untuk mencegah praktik perdagangan manusia (human

trafficking), penyelundupan manusia (people smuggling), imigran gelap,

peredaran narkotika.

b) Dukungan terhadap SIMKIM sebagai suatu sistem nasional yang

digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi

guna mendukung operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan

dalam melaksanakan fungsi Keimigrasian. Oleh karena itu, penyusunan

laporan hasil pengawasan keimigrasian oleh Pejabat Imigrasi dapat

diinput ke dalam SIMKIM.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 278: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

6

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Hu

kum

dan

Hak

Asa

si M

anu

sia

No

mo

r 4

Tah

un

201

7

Tata

Car

a Pe

nga

was

an K

eim

igra

sian

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Pas

al 2

(1)

Pen

gaw

asan

Kei

mig

rasi

an

mel

ipu

ti:

a. p

enga

was

an t

erh

adap

WN

I; d

an

b.

pen

gaw

asan

ter

had

ap

Ora

ng

Asi

ng.

(2)

Pen

gaw

asan

Kei

mig

rasi

an

seb

agai

man

a d

imak

sud

pad

a ay

at (

1)

mel

ipu

ti:

a. p

enga

was

an

adm

inis

trat

if; d

an

b. p

enga

was

an la

pan

gan

.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Kej

elas

an

Po

la

pen

gaw

asan

ad

min

istr

atif

mau

pu

n

pen

gaw

asan

la

pan

gan

seb

agai

man

a d

iatu

r d

alam

P

erm

en

ini

tid

ak

mem

ber

ikan

b

atas

an

pem

bed

a ya

ng

jela

s.

Seca

ra

term

ino

logi

ad

min

istr

atif

b

erka

itan

den

gan

ad

min

istr

asi,

sep

erti

do

kum

en,

sura

t, m

aup

un

per

ijin

an.

Hal

in

i te

ntu

nya

b

erb

eda

den

gan

mak

na

lap

anga

n y

ang

sifa

tnya

te

ntu

leb

ih

men

ged

epan

kan

in

tera

ksi

seca

ra la

ngs

un

g, f

ace

to

fa

ce.

Jika

d

ilih

at

dal

am

pas

al-p

asal

ya

ng

men

gatu

r se

cara

ri

nci

m

enge

nai

pen

gaw

asan

ke

imig

rasi

an

seca

ra

adm

inis

trat

if

mau

pu

n

seca

ra

lap

anga

n,

mak

a d

item

uka

n

pas

al-

pas

al i

ni

pad

a p

rin

sip

nya

men

gatu

r

hal

ya

ng

sam

a.

Pad

a p

enga

was

an

lap

anga

n

mis

aln

ya

pad

a P

asal

2

0

Teta

p,

den

gan

ca

tata

n

per

lu

dip

erti

mb

angk

an

per

ub

ahan

p

ola

pen

gaw

asan

kei

mig

rasi

an

yan

g m

enge

dep

anka

n

kete

rkai

tan

an

tar

fun

gsi

keim

igra

sian

la

inn

ya,

sep

erti

in

telij

en

dan

pem

erik

saan

keim

igra

sian

. H

al

ini

dip

erlu

kan

dal

am r

angk

a

men

egak

kan

p

olit

ik

hu

kum

ke

imig

rasi

an

un

tuk

men

cega

h

pra

ktik

per

dag

anga

n

man

usi

a

(hu

ma

n

tra

ffic

kin

g),

pen

yelu

nd

up

an

man

usi

a

(peo

ple

sm

ug

glin

g),

imig

ran

gel

ap,

per

edar

an

nar

koti

ka.

Page 279: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

7

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

dim

ana

pen

gaw

asan

la

pan

gan

dila

kuka

n d

alam

hal

ad

anya

ker

agu

an

men

gen

ai k

eab

sah

an d

oku

men

. H

al

ini s

eben

arn

ya t

idak

ber

bed

a d

enga

n

dila

kuka

nn

ya

pen

gaw

asan

keim

igra

sian

se

cara

ad

min

istr

atif

yan

g d

ilaku

kan

d

enga

n

mem

erik

sa

kele

ngk

apan

d

an

keab

sah

an

do

kum

en p

emo

ho

n (

Pas

al 8

– P

asal

10

).

Per

lu

mu

lai

dip

erti

mb

angk

an

pen

gaw

asan

ke

imig

rasi

an

tid

ak

lagi

seb

atas

p

emer

iksa

an

terk

ait

keab

sah

an

do

kum

en,

teta

pi

leb

ih

men

ged

epan

kan

p

ola

p

enga

was

an

akti

f d

alam

ra

ngk

a m

ene

gakk

an

po

litik

h

uku

m

keim

igra

sian

u

ntu

k

men

cega

h

pra

ktik

p

erd

agan

gan

man

usi

a (h

um

an

tr

aff

icki

ng

),

pen

yelu

nd

up

an

man

usi

a (p

eop

le

smu

gg

ling

), im

igra

n g

elap

, per

edar

an

nar

koti

ka.

Page 280: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

2.

Pas

al 2

0

Pen

gaw

asan

la

pan

gan

terh

adap

W

NI

yan

g

men

gaju

kan

p

erm

oh

on

an

DP

RI

seb

agai

man

a d

imak

sud

dal

am

Pas

al

18

h

uru

f a

dila

kuka

n d

alam

hal

ter

dap

at

kera

guan

men

gen

ai:

a.

kete

ran

gan

/has

il

waw

anca

ra p

emo

ho

n;

b.

keab

sah

an

do

kum

en

per

syar

atan

ya

ng

dila

mp

irka

n; d

an

c.

kew

arga

neg

araa

nn

ya.

Kej

elas

an

Ru

mu

san

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Kej

elas

an

Seb

agai

man

a d

iseb

ut

dal

am p

asal

20

fras

a “d

alam

hal

ter

dap

at k

erag

uan

tid

ak m

engg

amb

arka

n s

ejau

h

man

a

ruan

g lin

gku

p/b

atas

an t

egas

ter

had

ap

per

mo

ho

nan

DP

RI

Ub

ah

Per

lu d

iber

ikan

pen

jela

san

yan

g te

gas

terk

ait

Bat

asan

do

kum

en

yan

g h

aru

s

dip

enu

hi a

tau

SO

P m

enila

i

per

mo

ho

nan

D

PR

I

ters

ebu

t

3.

Pas

al 2

1 j

o P

asal

25

jo

Pas

al

27

jo

Pas

al 2

9 j

o P

asal

31

jo

Pas

al 3

3 jo

Pas

al 1

jo P

asal

62

terk

ait

kete

ntu

an

pen

yusu

nan

la

po

ran

pen

gaw

asan

d

an

reko

men

das

i yan

g d

iber

ikan

Efek

tivi

tas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Tekn

olo

gi

Pen

un

jan

g

Pel

ayan

an

Ket

erse

dia

an

dat

a ya

ng

len

gkap

d

an

terd

igit

alis

asi

Pas

al-p

asal

te

rseb

ut

mew

ajib

kan

pej

abat

im

igra

si

mem

bu

at

lap

ora

n

atas

p

elak

san

aan

p

enga

was

an

keim

igra

sian

d

iser

tai

den

gan

reko

men

das

inya

. La

po

ran

pen

gaw

asan

ini j

uga

dap

at d

igu

nak

an

seb

agai

d

asar

p

erti

mb

anga

n

pen

gam

bila

n

tin

dak

an

sela

nju

tnya

.

Ole

h

kare

na

itu

u

ntu

k m

end

uku

ng

Ub

ah,

den

gan

men

amb

ahka

n k

eten

tuan

men

gen

ai

lap

ora

n

pen

gaw

asan

yan

g d

iinp

ut

ke d

alam

SIM

KIM

.

Page 281: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

26

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

po

la p

enga

was

an k

eim

igra

sian

yan

g

ho

listi

k an

tar

fun

gsi k

eim

igra

sian

yan

g

ada

den

gan

d

idu

kun

g te

kno

logi

info

rmas

i ya

ng

real

tim

e,

mak

a

seb

aikn

ya la

po

ran

pen

gaw

asan

ini d

i-

inse

rt

ke

dal

am

SIM

KIM

. Se

hin

gga

SIM

KIM

juga

dap

at m

enja

di d

ata

ba

se

yan

g ko

mp

reh

ensi

f.

Page 282: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 270

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah

Dalam klausul menimbang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50

Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah

(Permendagri Nomor 50 Tahun 2010) dikatakan bahwa, keberadaan tenaga kerja

asing di Indonesia dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan

perkembangan perekonomian nasional sehingga perlu dipantau agar

keberadaannya sesuai dengan tujuan dan sasaran untuk menjamin keamanan

dan memberikan perlindungan tenaga kerja asing di daerah, pemantauan tenaga

kerja asing merupakan tugas, fungsi dan tanggung jawab pemerintah dan

pemerintah daerah, maka berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

tentang Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah.

Ruang lingkup peraturan ini adalah pemantauan terhadap TKA, mengenai

keberadaan dan kegiatan TKA, dan pemberi kerja TKA di daerah, dengan meliputi

wilayah provinsi dan kabupaten/kota, yang dilaksanakan oleh badan kesatuan

bangsa dan perlindungan masyarakat provinsi dan kabupaten/kota atau sebutan

lainnya dengan berkoordinasi dengan Kominda provinsi dan kabupaten/kota.

Pemantauan dilakukan melalui kegiatan verifikasi dokumen administratif,

tindakan lapangan, yang berkaitan dengan:

a. dokumen keimigrasian;

b. pengaduan masyarakat;

c. berita media massa;

d. dokumen perijinan dari instansi/unit kerja pemerintah yang terkait; dan

e. hasil wawancara dengan pemberi kerja TKA dan TKA yang bersangkutan.

Dalam melakukan kegiatannya, petugas berkoordinasi dengan aparat

kepolisian dan imigrasi untuk mengambil langkah-langkah

pencegahan/penindakan apabila ada penyimpangan dari peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan hasil analisa secara yuridis dan diskusi terkait petugas

Imigrasi dan keterkaitannya dengan Permendagri Nomor 50 Tahun 2010, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Page 283: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 271

1. Pengaturan dari Peraturan ini bersifat internal bagi instansi Kementerian

dalam negeri yang dimaksud pada Permendagri tersebut, dan tidak

memberikan kewajiban atau kewenangan kepada petugas Imigrasi dalam

hal apapun

2. Dalam Peraturan ini disebutkan keterkaitan petugas Imigrasi adalah

dalam hal koordinasi jika ditemukan penyimpangan dari peraturan

perundang-undangan yang dilakukan oleh WNA.

3. Berdasarkan fakta di lapangan, koordinasi tersebut sudah berjalan

dengan cukup baik dan sejauh ini tidak terjadi benturan kepentingan,

namun memang sangat diharapkan sinergi yang lebih baik lagi untuk

kedepannya.

4. Maka rekomendasi terhadap peraturan ini adalah lebih kepada petunjuk

teknis atau mencantumkan teknis koordinasi yang dilakukan, agar lebih

bersinergi antar kementerian/lembaga.

Lebih detil hasil analisis dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 284: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

27

2

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Dal

am N

eger

i No

mo

r 5

0 Ta

hu

n 2

010

ten

tan

g

Ped

om

an P

eman

tau

an T

enag

a Ke

rja

Asi

ng

Di D

aera

h

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Jud

ul

- -

- -

Teta

p

2.

Ko

nsi

der

an M

enim

ban

g -

- -

- Te

tap

3.

Das

ar

Hu

kum

M

engi

nga

t -

- -

- Te

tap

4.

Pas

al 1

– P

asal

3

- -

- -

Teta

p

5.

Pas

al 4

(1

) P

eman

tau

an

TKA

d

alam

lin

gku

p

pro

vin

si

men

jad

i tu

gas

dan

ta

ngg

un

g ja

wab

p

emer

inta

h p

rovi

nsi

. (2

) P

eman

tau

an

TKA

d

alam

lin

gku

p

kab

up

aten

/ko

ta

men

jad

i tu

gas

dan

ta

ngg

un

g ja

wab

p

emer

inta

h

kab

up

aten

/ko

ta.

(3)

Pen

yele

ngg

araa

n

tuga

s se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

an

ayat

(2

) d

ilaks

anak

an

ole

h

Ket

epat

an

Jen

is

Per

atu

ran

P

eru

nd

ang-

Un

dan

gan

Del

egas

i M

ater

i m

uat

an

Per

men

ya

ng

did

eleg

asik

an

ole

h

per

atu

ran

ya

ng

leb

ih

tin

ggi h

anya

men

gatu

r te

rbat

as y

ang

ber

sifa

t te

knis

ad

min

istr

atif

(p

etu

nju

k N

o.

21

1

Lam

pir

an

II U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

12

Ta

hu

n

20

11

te

nta

ng

Pem

ben

tuka

n

Per

atu

ran

Per

un

dan

g-u

nd

anga

n

seb

agai

man

a te

lah

d

iub

ah

den

gan

U

nd

ang-

Un

dan

g N

om

or

15

Tah

un

20

19

Dal

am

UU

K

eim

igra

sian

Ta

hu

n

20

11

, P

asal

6

6

ayat

(1

) d

iseb

utk

an

bah

wa

Men

teri

m

elak

uka

n

pen

gaw

asan

K

eim

igra

sian

, d

ari

sin

i b

erar

ti b

un

yi U

U

Kei

mig

rasi

an

Tah

un

2

01

1

men

del

egas

ikan

ke

pad

a M

ente

ri

(Hu

kum

dan

HA

M)

un

tuk

mel

aksa

nak

an

fun

gsi

pen

gaw

asan

te

rhad

ap

Ora

ng

Asi

ng

sela

ma

akti

vita

snya

di

Ind

on

esia

, se

men

tara

b

un

yi

Pas

al

Per

men

dag

ri

ters

ebu

t d

iata

s m

emb

erik

an

man

dat

p

eman

tau

an

TKA

d

alam

lin

gku

p

pro

pin

si y

ang

dila

kuka

n o

leh

pem

pro

v,

hal

in

i te

ntu

d

apat

b

erp

ote

nsi

p

ada

tum

pan

g ti

nd

ihn

ya p

end

eleg

asia

n t

uga

s te

rseb

ut,

ter

uta

ma

jika

tid

ak d

iber

ikan

p

emb

atas

an y

ang

jela

s se

rta

koo

rdin

asi

Ub

ah

Jika

lau

p

ada

mak

sud

p

enyu

sun

an

Per

men

dag

ri

ini

adal

ah

kep

ada

TKA

ya

ng

ber

foku

s p

ada

pro

pin

si,

har

us

dip

erje

las

pad

a b

un

yi

Per

men

ini b

agai

man

a ko

ord

inas

i d

enga

n

pen

gaw

asan

O

ran

g A

sin

g ya

ng

dila

kuka

n

ole

h

Kei

mig

rasi

an

(Kem

enku

mh

am)

Page 285: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

27

3

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

bad

an k

esat

uan

ban

gsa

dan

p

erlin

du

nga

n

mas

yara

kat

pro

vin

si

dan

ka

bu

pat

en/k

ota

at

au

seb

uta

n

lain

nya

d

enga

n

ber

koo

rdin

asi

den

gan

K

om

ind

a p

rovi

nsi

d

an

kab

up

aten

/ko

ta.

ten

tan

g P

eru

bah

an

Un

dan

g-U

nd

ang

No

mo

r 1

2 T

ahu

n 2

01

1

ten

tan

g P

emb

entu

kan

P

erat

ura

n P

eru

nd

ang-

un

dan

gan

)

yan

g b

aik

anta

ra k

emen

teri

an h

uku

m

dan

HA

M d

enga

n K

emen

dag

ri .

6.

Pas

al 5

– P

asal

12

-

- -

- Te

tap

Page 286: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 274

19. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun 2017

tentang Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat Asing Serta

Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma Kepada Dunia

Pendidikan dan Penelitian

Keberadaan advokat asing di Indonesia jika dilihat dari aspek pengaturan

praktik beracara, awalnya didasari di Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003

pasal 23. Namun demikian ada batasan yang jelas terkait dengan bidang praktik

hukum yang diperbolehkan dilakukan oleh advokat asing yakni pasal 23 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Batasan tersebut

adalah advokat asing dilarang beracara di sidang pengadilan, berpraktik dan/atau

membuka kantor jasa hukum atau perwakilannya di Indonesia. Advokat asing

hanya diperkenankan berkedudukan sebagai sebagai karyawan dan tidak dapat

mewakili kantor advokat Indonesia ke luar (eksternal). Dengan kata lain, advokat

asing hanya diperbolehkan berpraktik atas hukum negara asalnya atau hukum

internasional.

Keberadaan advokat asing tidak lepas dari perkembangan permintaan

jasa hukum di Indonesia. Namun demikian ada potensi titik lemah yakni tidak

adanya lembaga khusus yang mengawasi advokat asing. Meski diakui, advokat

asing merupakan bagian dari kebutuhan jasa hukum dan posisinya yang penting

untuk transfer pengetahuan tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah merekrut

advokat asing.

Kewajiban terhadap advokat asing selain transfer pengetahuan dan

mengajar bahasa inggris perlu disusun aturan batas kewajiban yang harus

dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mempertegas sejauh mana peran advokat

asing di Indonesia. Banyak diakui, kebanyakan advokat asing hanya mengajar

bahasa asing, sementara transfer pengetahuan hukum belum maksimal.

Terhadap hal ini, advokat asing harus didorong untuk mendukung wawasan dan

pengetahuan advokat lokal dalam beracara di bidang hukum tertentu yang

memerlukan kompetensi dan keahlian khusus.

Page 287: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 275

Terkait praktik, keberadaan advokat asing ditenggarai masih terdapat

penyimpangan, baik yang memanfaatkan celah regulasi maupun pengawasan.

Beberapa praktik tersebut diantaranya:91

1. advokat terbang atau flying in flying out (FIFO). Advokat ini dengan

menggunakan visa turis atau wisata kemudian mengadakan pertemuan

dengan kliennya di Indonesia. Setelah memberikan jasa, kembali ke

negara asalnya.

2. pelanggaran kuota maksimal advokat asing.

3. kantor hukum asing mendirikan kantor hukum di Indonesia dengan

“kedok” sebagai perusahaan konsultan berbadan hukum Perseroan

Terbatas (PT).

4. kantor hukum abu-abu, dimana pemegang saham utama sebuah kantor

hukum warga negara Indonesia namun terdaftar sebagai advokat di

negara lain.

5. secara terang-terangan membentuk kantor hukum dengan nama

campuran (Indonesia dan asing).

6. model Ali Baba, dimana kantor hukum Indonesia menjadi nominee kantor

hukum asing termasuk manajemennya.

7. advokat asing memberikan jasa konsultasi hukum Indonesia di negara

asalnya atau negara lain selain Indonesia baik dengan tatap muka

langsung maupun melalui korespondensi surat elektronik.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi selain disebabkan

pengawasan yang tidak optimal, adalah akibat kurang mendetail/spesifiknya

regulasi mengenai advokat/kantor hukum asing dan relasinya dengan

advokat/kantor hukum Indonesia.

Ke depan butuh komitmen lebih dari seluruh pemangku kepentingan,

terutama pembuat kebijakan, agar posisi advokat asing lebih jelas dan tidak

terjadi penyimpangan. Bagaimanapun, advokat asing adalah kawan agar advokat

lokal kompetensinya meningkat. Selain itu Terhadap perkembangan lalulintas

orang asing dimasa pandemi, keberadaan advokat asing juga menjadi obyek yang

harus diperhatikan menyangkut kesehatannya terlebih dimasa pandemi covid 19

saat ini.

91 Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, “Advokat Asing, Suatu Pemetaan Dan

Rekomendasi”, https://www.pshk.or.id/blog-id/advokat-asing-suatu-pemetaan-dan-rekomendasi/ (diakses tanggal 9 Agustus 2020)

Page 288: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 276

Berikut beberapa yang menjadi potret analisis dan evaluasi Peraturan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 26 Tahun

2017 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat Asing Serta

Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma Kepada Dunia

Pendidikan Dan Penelitian Hukum, adalah sebagai berikut:

1. Dalam konsideran menimbang, pembentuk undang-undang perlu

mempertimbangkan segala aspek yang terkait antara lain aspek

kedaulatan bangsa, aspek ekonomi, serta aspek supremasi dan implikasi

hukum apabila memungkinkan advokat asing untuk membuka perwakilan

kantornya di Indonesia, termasuk masalah jaminan kesehatan;

2. Ancaman epidemi penyakit menular yang mematikan, sebaiknya

pemeriksaan tidak hanya pada berkas dokumen tetapi juga ada

penegasan ketentuan terhadap kewajiban memeriksa kesehatan advokat

asing dengan teliti sebagai dasar hukum pemeriksaan kesehatan oleh

instansi yang berwenang;

3. Perlunya dibentuk kelembagaan khusus pemantauan terhadap advokat

asing tidak hanya pada tataran administratif tetapi juga pada tataran

praktis, dimana anggotanya bisa gabungan antara pemerintah dan

advokat lokal.

Rekomendasi umum terhadap peraturan ini perlu dilakukan perubahan

dengan mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi. Lebih detil hasil analisis

dan evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 289: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

27

7

Tab

el A

nal

isis

dan

Eva

luas

i Per

atu

ran

Men

teri

Dal

am N

eger

i No

mo

r 2

6 Ta

hu

n 2

017

ten

tan

g Pe

rsya

rata

n d

an T

ata

Car

a

Mem

pek

erja

kan

Ad

voka

t A

sin

g Se

rta

Kew

ajib

an M

emb

erik

an J

asa

Hu

kum

Sec

ara

Cu

ma-

Cu

ma

Kep

ada

Du

nia

Pen

did

ikan

dan

Pen

elit

ian

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

1.

Ko

nsi

der

an M

enim

ban

g K

ejel

asan

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

kat

a

Tep

at, t

egas

A

pak

ah

keb

erad

aan

ad

voka

t

asin

g h

anya

se

bat

as

mem

ber

ikan

jasa

hu

kum

sec

ara

cum

a cu

ma

kep

ada

du

nia

pen

did

ikan

d

an

pen

elit

ian

hu

kum

? A

pak

ah t

idak

leb

ih d

ari

itu

per

ann

ya?

Ub

ah

Per

lu a

da

pen

egas

an

2.

Pas

al 1

an

gka

2

Ad

voka

t A

sin

g ad

alah

ad

voka

t

ber

kew

arga

neg

araa

n a

sin

g ya

ng

men

jala

nka

n

pro

fesi

nya

d

i

wila

yah

n

egar

a R

epu

blik

Ind

on

esia

b

erd

asar

kan

per

syar

atan

p

erat

ura

n

per

un

dan

g-u

nd

anga

n.

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Mel

ihat

ko

nsi

der

an m

enim

ban

g

hu

ruf

a, b

, dan

c d

iper

luka

n t

ata

cara

at

au

mek

anis

me

dan

per

syar

atan

m

emp

eker

jaka

n

advo

kat

asin

g se

rta

kew

ajib

an

pem

ber

ian

jas

a h

uku

m s

ecar

a

cum

a-cu

ma

kep

ada

du

nia

pen

did

ikan

d

an

pen

elit

ian

hu

kum

Ub

ah

Dal

am

def

inis

i b

elu

m

terl

ihat

te

rkai

t ap

a ya

ng

dit

egas

kan

d

alam

kon

sid

eran

m

enim

ban

g

yait

u

pem

ber

ian

ja

sa

hu

kum

sec

ara

Cu

ma

Cu

ma

kep

ada

du

nia

p

end

idik

an

dan

p

enel

itia

n

hu

kum

nam

un

dal

am p

asal

1 a

ngk

a

2

dit

egas

kan

te

rkai

t

Page 290: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

27

8

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

men

jala

nka

n

pro

fesi

nya

d

i

wila

yah

NK

RI.

Dal

am

pem

aham

an,

saat

seo

ran

g p

rofe

sio

nal

men

jala

nka

n

pro

fesi

nya

mak

a p

erlu

d

iatu

r

mek

anis

me

dan

se

jau

h

man

a ru

ang

lingk

up

pro

fesi

yan

g d

ijala

nka

n.

Pad

a

pem

aham

an in

i, se

har

usn

ya

dit

egas

kan

ju

ga

dal

am

kon

sid

eran

m

enim

ban

g

hu

ruf

a, b

dan

c

3.

Pas

al 6

aya

t 2

Pem

erik

saan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1) d

ilaku

kan

terh

adap

kel

engk

apan

do

kum

en

per

mo

ho

nan

.

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Men

gin

gat

era

glo

bal

isas

i d

an

dam

pak

nya

ya

ng

me

mp

un

yai

efek

glo

bal

sep

erti

saa

t in

i ad

a

anca

man

ep

idem

i p

enya

kit

men

ula

r ya

ng

mem

atik

an,

seb

aikn

ya

pem

erik

saan

ti

dak

han

ya

pad

a b

erka

s d

oku

men

teta

pi

juga

ad

a p

eneg

asan

kete

ntu

an t

erh

adap

kew

ajib

an

mem

erik

sa

kese

hat

an

advo

kat

Ub

ah

Pas

al

6

ayat

2

d

itam

bah

den

gan

ke

waj

iban

pem

erik

saan

kes

ehat

an

Page 291: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

27

9

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

asin

g d

enga

n t

elit

i seb

agai

das

ar

hu

kum

pem

erik

saan

kes

ehat

an

ole

h in

stan

si y

ang

ber

wen

ang.

4.

Pas

al 7

(1)

Dal

am h

al b

erd

asar

kan

has

il

pem

erik

saan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d d

alam

Pas

al 6

ter

dap

at

keku

ran

gan

ke

len

gkap

an

do

kum

en

per

syar

atan

, D

irek

tur

Jen

der

al m

emb

erit

ahu

kan

sec

ara

tert

ulis

kep

ada

Pem

oh

on

un

tuk

dile

ngk

api.

… (

dan

set

eru

snya

)

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Terk

ait

den

gan

an

alis

is p

asal

6

ayat

2,

mak

a p

erlu

dib

uat

kan

rum

usa

n

terk

ait

kew

ajib

an

pem

erik

saan

kes

ehat

an

Ub

ah

Den

gan

m

emp

erh

atik

an

kew

ajib

an

pem

erik

saan

kese

hat

an

5.

Pas

al 8

Dal

am

hal

p

erm

oh

on

an

dit

ola

k

seb

agai

man

a d

imak

sud

d

alam

Pas

al 7

aya

t (3

), P

emo

ho

n d

apat

men

gaju

kan

per

mo

ho

nan

bar

u.

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Mas

ih t

erka

it d

enga

n p

asal

6

ayat

2

Ub

ah

dis

esu

aika

n

6.

Pas

al 9

aya

t 1

Dal

am

hal

b

erd

asar

kan

h

asil

pem

erik

saan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

dal

am

Pas

al

6

per

mo

ho

nan

d

inya

taka

n

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Mas

ih t

erka

it d

enga

n p

asal

6

ayat

2

Ub

ah

dis

esu

aika

n

Page 292: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pu

sat

An

alis

is d

an E

valu

asi H

uku

m N

asio

nal

, BP

HN

KEM

ENK

UM

HA

M |

28

0

No

P

enga

tura

n D

imen

si

Var

iabe

l In

dik

ato

r A

nal

isis

R

eko

men

das

i

len

gkap

, M

ente

ri

men

etap

kan

kep

utu

san

te

nta

ng

per

setu

juan

mem

pek

erja

kan

Ad

voka

t A

sin

g.

7.

Pas

al 9

aya

t 2

Kep

utu

san

Men

teri

seb

agai

man

a

dim

aksu

d p

ada

ayat

(1

) d

iber

ikan

un

tuk

jan

gka

wak

tu p

alin

g la

ma

1

(sat

u)

tah

un

d

an

dap

at

dip

erp

anja

ng.

Kej

elas

an

rum

usa

n

Pen

ggu

naa

n

bah

asa,

isti

lah

, kat

a

Tid

ak

men

imb

ulk

a

n

amb

igu

itas

/

mu

ltit

afsi

r

Per

pan

jan

gan

yan

g d

iber

ikan

sete

lah

m

elew

ati

mas

a 1

tah

un

tid

ak a

da

pem

bat

asan

ber

apa

kali

dila

kuka

n

per

pan

jan

gan

. Red

aksi

pas

al 9

ayat

2 n

amp

ak a

mb

igu

tid

ak

ada

keje

lasa

n

Ub

ah

Bat

asan

ki

ran

ya

per

lu

dib

erik

an

8.

Pas

al 1

2 a

yat

1 d

an 2

(1)

Per

mo

ho

nan

p

erp

anja

nga

n

seb

agai

man

a d

imak

sud

dal

am

Pas

al

10

w

ajib

dila

kuka

n p

emer

iksa

an.

(2)

Pem

erik

saan

se

bag

aim

ana

dim

aksu

d

pad

a ay

at

(1)

dila

kuka

n

terh

adap

kele

ngk

apan

d

oku

men

per

mo

ho

nan

.

Efe

ktiv

itas

Pel

aksa

naa

n

Asp

ek

Kek

oso

nga

n

Pen

gatu

ran

Bel

um

ad

a

pen

gatu

ran

Mas

ih t

erka

it d

enga

n p

asal

6

ayat

2

Ub

ah

dis

esu

aika

n

Page 293: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 281

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan terhadap 20

(duapuluh) peraturan perundang-undangan yang menjadi objek analisis dan

evaluasi hukum terkait keimigrasian, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebanyak 8 (delapan) peraturan perundang-undangan tetap dapat

dipertahankan, namun pasal-pasal yang ditemukan terdapat

permasalahan perlu menjadi catatan ketika akan dilakukan perubahan,

yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

b. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan

Kapal Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia

c. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan

Tenaga Kerja Asing

d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun

2012 tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja

Indonesia

e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-

04.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja Saat Berlibur

f. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan

Keimigrasian Untuk Mencegah Dan/Atau Menanggulangi Kejahatan

Terorisme, Perdagangan Manusia, Peredaran Narkotika, Dan

Penyebaran Penyakit Menular Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas

Orang

g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun

2016 tentang Intelijen Keimigrasian

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah

Page 294: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 282

2. Sebanyak 12 (dua belas) peraturan perundang-undangan perlu untuk

dilakukan perubahan (tidak mendesak), yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian

b. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

c. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan

Pekerja Migran Indonesia

d. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

e. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian

f. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa

Kunjungan

g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun

2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa

Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menkumham Nomor 51 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan

Pemberian Visa Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas

h. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun

2018 tentang Prosedur Permohonan Visa dan Izin Tinggal Bagi

Tenaga Kerja Asing

i. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun

2016 tentang Tim Pengawasan Orang Asing

j. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun

2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis

Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya

Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap

Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal

Page 295: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 283

k. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun

2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian

l. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun

2017 tentang Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat

Asing Serta Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma

Kepada Dunia Pendidikan dan Penelitian

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap peraturan perundang-

undangan sebagaimana tersebut dibawah ini, maka direkomendasikan:

1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian perlu

dilakukan perubahan yang bersifat tidak mendesak dan perlu

ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan HAM RI, dengan

memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

Ubah Pasal 1 huruf (33), Pasal 2, Pasal 3, Pasal 7, Pasal 11, Pasal 16,

Pasal 63, Pasal 68, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 86, Pasal 97, Pasal 119,

Pasal 120 ayat (1), Pasal 126, Pasal 134, dan Pasal 135.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu membangun sistem pelaporan yang jelas dan mudah

diakses oleh masyarakat yang berkepentingan. Oleh karena itu,

SIMKIM dapat didorong menjadi suatu sistem terpadu dan

komprehensif yang menggabungkan berbagai kebutuhan

termasuk terkait pengawasan orang asing, yang dapat diakses

baik oleh Lembaga terkait lainnya ataupun masyarakat yang

berkepentingan (seperti masyarakat sebagai Penjamin, Pemilik

Penginapan dan Usaha, dan sebagainya).

2) Masih perlu upaya penyuluhan hukum atau diseminasi informasi

hukum kepada orang asing, penjamin, perusahaan, pemilik

hotel, dan masyarakat umum lainnya terkait kewajiban yang

harus dipenuhi oleh mereka dalam rangka melaksanakan

ketentuan keimigrasian.

3) Perlu penguatan petugas imigrasi/pejabat imigrasi terkait

dengan pelaksanaan penegakan hukum UU Keimigrasian Tahun

2011

Page 296: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 284

4) Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait beberapa substansi

dalam UU Keimigrasian Tahun 2011, antara lain mengenai perlu

tidaknya diatur jangka waktu pendeportasian, status

keimigrasian atau izin yang diberikan kepada orang asing yang

telah melebihi masa detensi 10 tahun (tetapi tidak juga

dideportasi), jangka waktu pencegahan telah habis tetapi masih

diperlukan pencegahan, kemungkinan pemberatan sanksi bagi

orang asing untuk memberikan efek jera dan aturan yang lebih

ketat atau tegas bagi orang dalam mendapatkan dokumen

keimigrasian.

5) Perlu penguatan koordinasi TIMPORA maupun sinergi Ditjen

Imigrasi dengan Kementerian Lembaga Terkait lainnya terutama

berkaitan dengan pengawasan orang asing.

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

direkomendasikan tetap tetapi perubahan dilakukan sepanjang sejalan

dengan Undang-Undang Cipta Kerja dan untuk ditindak lanjuti oleh

Kementerian Ketenagakerjaan, dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Perlu dilakukan perubahan pada Pasal 47 dan Pasal 49

2) Terhadap Peraturan Menteri yang menjalankan amanat Pasal 42

ayat (5) UU Naker Tahun 2003 perlu diatur lebih rinci mengenai

jabatan tertentu dan waktu tertentu bagi tenaga kerja asing.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu optimalisasi dan penguatan pengawasan terhadap Tenaga

Kerja Asing di Indonesia, dengan membangun pola koordinasi

dan sinergi yang jelas dan efektif diantara K/L terkait.

2) Perlu disusun SOP yang jelas terkait pengawasan terhadap

pembayaran kompensasi dan pemanfaatannya (terkait dengan

ketentuan pemberi kerja wajib membayar kompensasi atas

setiap TKA yang dipekerjakannya).

3) Perlu pengintegrasian data antar K/L baik di Pusat maupun di

Daerah mengenai jumlah, persebaran, dan alur keluar masuknya

TKA di Indonesia (berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh

Ombudsman RI).

Page 297: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 285

3. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja

Migran Indonesia tetap dapat dipertahankan dan untuk ditindak lanjuti

oleh Kementerian Ketenagakerjaan saling bersinergi dengan BP2MI,

dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Perlu segera ditetapkan 13 aturan turunan dari Undang-Undang

Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran

Indonesia ini.

2) Peraturan khusus terkait perlindungan buruh migran Indonesia

(terutama perempuan) yang bekerja di sektor pekerja rumah

tangga.

3) Perlu harmonisasi dan sinkronisasi berbagai aturan di daerah

baik di tingkat desa, kabupaten/kota dan provinsi dengan UU ini.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu peningkatan sinergi dan koordinasi antar Kementerian

Lembaga.

2) Perlu pengintegrasian dan interkoneksi data pekerja migran

Indonesia antar K/L dari sejak di desa hingga kembali lagi ke

Indonesia.

4. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi perlu untuk dilakukan perubahan (tidak

mendesak) dan perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Riset dan

Teknologi/BRIN serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan

memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah Pasal Pasal 75 ayat (2), Pasal 86 ayat (3), Pasal 92

2) Hapus Pasal 93

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait dengan sistem sanksi

yang ideal dalam penegakan hukum dalam hal orang asing yang

melakukan penelitian dan pengkajian di Indonesia

2) Perlu upaya penguatan sosialisasi atau diseminasi oleh

Kementerian Ristek/BRIN bekerjasama dengan Ditjen Imigrasi

dan Kementerian Luar Negeri terhadap lembaga riset nasional

Page 298: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 286

maupun Universitas yang hendak melakukan kerjasama riset

dengan lembaga/orang asing terkait dengan perijinan.

5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal perlu

untuk dilakukan perubahan (tidak mendesak) dan perlu ditindaklanjuti

oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Kementerian Keuangan,

dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah Pasal 23 ayat (2) dan 23 ayat (3)

2) Perlu mengadopsi ketentuan Peraturan BKPM terkait relaksasi

atau kemudahan bagi pemegang saham, direksi dan/atau

komisaris terkait dokumen keimigrasian ke dalam UU ini.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu penguatan integrasi aplikasi SIMKIM dan OSS dalam rangka

mendukung terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif

dengan dukungan antar K/L terkait.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasianperlu untuk dilakukan perubahan (tidak mendesak) dan

perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan HAM RI, dengan

memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah Pasal 25, Pasal 90, Pasal 103, Pasal 109, Pasal 176

2) Perlu dilakukan perubahan pengaturan tentang organisasi dan

tata kerja pada unit Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

HAM terutama tugas dan fungsi divisi keimigrasian untuk dapat

mendukung dan memperkuat tugas dan fungsi direktorat

jenderal imigrasi termasuk melakukan pengawasan terhadap

orang asing.

Page 299: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 287

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Penguatan upaya pencegahan dini dalam rangka mencegah

Transnational Organized Crime (TOC)/Kejahatan transnasional

terorganisasi, antara lain dengan: Membuka akses keterlibatan

komunitas masyarakat dan penguatan kerjasama instansi terkait

dalam bentuk sharing informasi dan data.

2) Perlu penguatan TIMPORA dengan mengoptimalkan pola dan

mekanisme kerja

3) Perlunya peningkatan kompetensi Pejabat Dinas Luar Negeri.

7. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan

perlu dilakukan perubahan bersifat tidak mendesak perlu ditindaklanjuti

oleh Kementerian Hukum dan HAM RI, dengan memperhatikan hal

berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah Pasal 2, Pasal 6, dan Lampiran

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Optimalisasi pengawasan terhadap orang asing dengan

membangun sistem dan pola pengawasan yang lebih efektif

antar Kementerian Lembaga Terkait.

2) Penguatan SDM Imigrasi dalam penegakan hukum keimigrasian.

3) Perlu kajian Cost and Benefit Analysis secara komprehensif untuk

dapat menunjukkan dampak dan efektivitas peraturan ini dalam

mendukung peningkatan perekonomian Indonesia.

8. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal

Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia tetap dapat dipertahankan dan untuk

ditindaklanjuti melalui koordinasi antar Kementerian dan Lembaga antara

lain: Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian

Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan,

Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan

dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, Markas Besar Tentara Nasional

Indonesia, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan

Badan Keamanan Laut (BAKAMLA), dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah Pasal 8

2) Perlu pengaturan keterlibatan pemerintah daerah untuk

antisipasi risiko atau dampak lingkungan, sosial, dan kesehatan

Page 300: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 288

di daerah yang menjadi target kunjungan kapal wisata (yacht)

asing.

3) Perlu pengaturan terkait standar pelayanan dan batasan waktu

pelayanan keimigrasian dalam rangka kunjungan wisata Kapal

wisata (yacht) asing.

4) Perlu pengaturan sanksi denda administratif.

5) Perlu pengaturan peralihan terkait perubahan sistem perizinan.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah

yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi, perlu

memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan

dalam kunjungan kapal wisata (yacht) asing

9. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga

Kerja Asing tetap dapat dipertahankan dan untuk ditindaklanjuti

Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Hukum dan HAM,

dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah Pasal 4, Pasal 10, Pasal 13 jo. Pasal 22, Pasal 19, Pasal 26

2) Sinkronisasi dan Harmonisasi dengan UU Keimigrasian Tahun

2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 (dan

perubahannya) serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian

terkait dengan penerbitan izin Vitas bagi Orang Asing.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Pengawasan ketat atas turis asing di imigrasi, dan orang asing di

Kemenaker dan kepolisian sehingga meminimalisir orang asing

dengan visa turis bekerja di Indonesia

2) Renegosiasi kontrak turn-key project antara pemerintah dengan

investor terkait penggunaan tenaga kerja lokal

3) Masih perlu menambah jumlah pengawas ketenagakerjaan serta

instrument pengawasannya.

4) Pengawasan harus dilakukan secara regular dan terukur.

5) Memperkuat koordinasi dan sinergi dengan Ditjen Imigrasi dan

aparat penegak hukum lainnya terkait pengawasan.

6) Perlu memunculkan kewajiban untuk mempublikasikan laporan

pengawasan secara terbuka untuk publik.

Page 301: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 289

10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016

tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa Kunjungan

Dan Visa Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Nomor 51 Tahun 2016 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun

2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa

Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas perlu dilakukan perubahan yang

bersifat tidak mendesak dan perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian

Hukum dan HAM RI, dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah terhadap Konsideran Mengingat, Pasal 1 angka 11, Pasal

11 ayat 1, Pasal 17 ayat 2, dan Pasal 22 ayat 5

2) Perlunya pemangku kepentingan untuk menyelaraskan kembali

pengaturan terkait prosedur teknis permohonan dan pemberian

visa kunjungan dan vitas dengan kondisi pandemi Covid 19.

b. Rekomendasi Non Regulasi: -

11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2018

tentang Prosedur Permohonan Visa dan Izin Tinggal Bagi Tenaga Kerja

Asing perlu dilakukan perubahan bersifat tidak mendesak untuk

ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan HAM RI, dengan

memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah terhadap Konsideran Menimbang,

Pasal 1 angka 8, Pasal 5 ayat (1) huruf d, Pasal 5 ayat (1) huruf e,

Pasal 5 ayat (1) huruf k, Pasal 7 ayat (4) huruf f, Pasal 14 ayat (3),

Pasal 19

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan

Peraturan Menteri. Oleh karena itu perlu adanya SOP yang tegas

dan jelas sebagai pedoman bagi Pejabat Imigrasi dalam

menjalankan ketentuan ini.

12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2012

tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia tetap

dan untuk ditindaklanjuti Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian

Hukum dan HAM, dengan memperhatikan:

Page 302: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 290

a. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan perlindungan

bagi warga negara Indonesia dengan melakukan upaya

pendalaman pemeriksaan baik pemeriksaan

administratif/dokumen maupun wawancara yang harus

dilakukan dengan teliti.

2) Perlu SOP yang tegas dan rinci sebagai pedoman bagi Pejabat

Imigrasi dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri ini.

3) Pejabat Imigrasi terkait harus dibekali dengan pengetahuan

intelijen sehingga dapat berperan sebagai filter pertama dalam

mencegah PMI-NP dan PMI korban TPPO.

13. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-

04.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan

Bekerja Saat Berlibur tetap dapat dipertahankan dan untuk ditindaklanjuti

Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Hukum dan HAM,

dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah Pasal 2 dan Pasal 4

b. Rekomendasi Non Regulasi: perlu dilakukan pertimbangan

mutualisme antara Indonesia dan Australia dalam pemberian

fasilitas vitas Kemudahan Bekerja Saat Berlibur

14. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2019

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan

Keimigrasian Untuk Mencegah Dan/Atau Menanggulangi Kejahatan

Terorisme, Perdagangan Manusia, Peredaran Narkotika, Dan Penyebaran

Penyakit Menular Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas Orang tetap dapat

dipertahankan dan untuk ditindaklanjuti Kementerian Ketenagakerjaan

dan Kementerian Hukum dan HAM, dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah: Judul

2) Cabut: Pasal 8

b. Rekomendasi Non Regulasi:

Perlu pendalaman penyebab kejahatan lintas Negara sehingga

dapat dikembangkan strategi pencegahannya.

Page 303: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 291

15. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun 2016

tentang Tim Pengawasan Orang Asing perlu dilakukan perubahan bersifat

tidak mendesak dan perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan

HAM RI, dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi:

1) Ubah, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 8 jo Pasal 12 jo Pasal 13, Pasal 15

ayat (1), Pasal 16 ayat (3),

2) Adanya Kebutuhan Pengaturan terkait dengan perlunya

pengaturan yang jelas mekanisme dan pola kerja dalam

TIMPORA dengan pembagian tugas yang jelas diantara

pemangku kepentingan yang terlibat dalam Tim. Pembagian

Tugas yang jelas menjadi poin penting dalam mendukung

pelaksanaan pengawasan keimigrasian di lapangan, sehingga K/L

yang terlibat dapat mengetahui peran dan fungsinya dalam

pengawasan tersebut.

3) Perlu kajian lebih lanjut untuk menerbitkan dasar hukum

TIMPORA yang lebih tinggi agar dapat menjadi acuan

pelaksanaan pengawasan orang asing oleh K/L terkait lainnya.

4) Perlu dilakukan perubahan pengaturan tentang organisasi dan

tata kerja pada unit Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

HAM terutama tugas dan fungsi divisi keimigrasian untuk dapat

mendukung dan memperkuat tugas dan fungsi direktorat

jenderal imigrasi termasuk melakukan pengawasan terhadap

orang asing.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu optimalisasi sistem dan pola koordinasi yang dibangun

dalam TIMPORA.

2) Perlu melibatkan Forkopimda Plus sebagai Penasihat TIMPORA.

16. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2016

tentang Intelijen Keimigrasian tetap dapat dipertahankan dan untuk

ditindaklanjuti Kementerian Hukum dan HAM, dengan memperhatikan

hal berikut:

Page 304: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 292

a. Rekomendasi Regulasi:

1) terhadap Dasar Menimbang, Ketentuan Umum (Pasal 1), Pasal 1

angka 2, Pasal 2, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 11, Pasal 12 – Pasal 17,

dan Pasal 24

2) Perlu ketentuan lebih lanjut mengenai tim operasi intelijen

keimigrasian yang dapat dibentuk di pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota serta ruang lingkup dari tim yang dibentuk di

masing-masing wilayah tersebut.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

a) Perlu upaya penguatan kolaborasi dan sinergi antar instansi

dalam rangka pengawasan keluar masuknya orang ke wilayah

Indonesia.

b) Perlu juga dilakukan penguatan SDM dan pemenuhan sarana

prasarana untuk dapat menunjang dilaksanakannya fungsi

intelijen keimigrasian.

c) Perlu diperhatikan untuk dapat menyusun standar dan prosedur

yang transparan, akuntabel dan jelas dalam pola

mutasi/pembinaan karier bagi personil keimigrasian sebagai

penjaga perbatasan wilayah RI.

17. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2018

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis Pemberian,

Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya Izin Tinggal

Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap Serta

Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal tentang Keimigrasian

perlu dilakukan perubahan bersifat tidak mendesak dan perlu

ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan HAM RI, dengan

memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah, Bagian Mengingat, BAB I Ketentuan

Umum, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 13 (1), Pasal 14 (1), Pasal 15, Pasal 19

b. Rekomendasi Non Regulasi: -

18. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2017

tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian perlu diubah bersifat tidak

mendesak dan perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan HAM

RI, dengan memperhatikan:

Page 305: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 293

a. Rekomendasi regulasi yaitu: Ubah Pasal 20, Pasal 21 jo Pasal 25 jo

Pasal 27 jo Pasal 29 jo Pasal 31 jo Pasal 33 jo Pasal 1 jo Pasal 62

b. Rekomendasi Non Regulasi:

1) Perlu perubahan pola pengawasan dengan mengedepankan

keterkaitan antar fungsi keimigrasian lainnya, seperti intelijen

dan pemeriksaan keimigrasian. Hal ini diperlukan dalam rangka

menegakkan politik hukum keimigrasian untuk mencegah

praktik perdagangan manusia (human trafficking),

penyelundupan manusia (people smuggling), imigran gelap,

peredaran narkotika

2) Dukungan terhadap SIMKIM sebagai suatu sistem nasional yang

digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan

informasi guna mendukung operasional, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi

Keimigrasian. Oleh karena itu, penyusunan laporan hasil

pengawasan keimigrasian oleh Pejabat Imigrasi dapat diinput ke

dalam SIMKIM.

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing di Daerah tetap dapat

dipertahankan dan untuk ditindaklanjuti Kementerian Ketenagakerjaan

dan Kementerian Hukum dan HAM, dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah Pasal 4

b. Rekomendasi Non Regulasi: Perlu optimalisasi koordinasi antar

Kementerian dan Lembaga di lapangan sangat diharapkan sinergi

yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

20. Peraturan Menteri dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun 2017 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat Asing Serta

Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma Kepada Dunia

Pendidikan dan Penelitian perlu perubahan bersifat tidak mendesak dan

perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,

dengan memperhatikan hal berikut:

a. Rekomendasi regulasi: Ubah Konsideran Menimbang, Pasal 1 angka

2, Pasal 6 ayat 2, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 ayat 1, Pasal 9 ayat 2, dan

Pasal 12 ayat 1 dan 2.

b. Rekomendasi Non Regulasi:

Page 306: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 294

1) Perlunya dibentuk kelembagaan khusus pemantauan terhadap

advokat asing tidak hanya pada tataran administratif tetapi juga

pada tataran praktis, dimana anggotanya bisa gabungan antara

pemerintah dan advokat lokal.

2) Advokat asing harus didorong untuk mendukung wawasan dan

pengetahuan advokat lokal dalam beracara di bidang hukum

tertentu yang memerlukan kompetensi dan keahlian khusus.

3) Dibutuhkan komitmen lebih dari seluruh pemangku

kepentingan, terutama pembuat kebijakan, agar posisi advokat

asing lebih jelas dan tidak terjadi penyimpangan.

Page 307: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 295

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pandangan Akademi Ilmu Pengetahuan

Indonesia terhadap Isu Kelembagaan, Pendanaan, dan Sanksi Pidana

dalam RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta:

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2019).

Ariyani, Nevey Varida, Aspek Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing

Ilegal di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kementerian Hukum dan HAM RI, 2017).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Upaya Jajaran Keimigrasian dalam Implementasi Kebijakan

Bebas Visa, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Balitbangkumham, 2016).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Optimalisasi Peran TIMPORA dalam Pengawasan dan

Penindakan Orang Asing, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Balitbangkumham, 2017).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Hasil Penelitian Keimigrasian, (Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2017).

Sumarprihatiningrum, C., Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, (Jakarta:

HIPSMI, 2006).

Hamidi, Jazim dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing Di

Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015).

Kementerian PPN/Bappenas, Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional IV 2020-2024, (Jakarta: Kementerian

PPN/Bappenas, 2019).

Kurnia, Asep, dan Tim Ditjen Imigrasi, Penegakan Hukum Keimigrasian dalam

Artikel dan Bedah Kasus, (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I., 2015).

Page 308: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 296

Tim Penyusun Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Pedoman Evaluasi

Peraturan Perundang-undangan, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum

Nasional, 2020).

Ryngaert, Cedric, Jurisdiction in International Law, 2nd ed., (Oxford: Oxford

University Press, 2015).

Santoso, M. Iman, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan dan Ketahanan

Nasional, (Jakarta: UI Press, 2004).

Utami, Peny Naluria, dkk, Refleksi Kritis Fenomena Orang Asing Bekerja Secara

Nonprosedural di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Hukum dan HAM,

Kementerian Hukum dan HAM, 2019)

Makalah/Jurnal/Penelitian:

Ariyani, Nevey Varida, “Penegakan Hukum terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di

Indonesia”, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol. 18 No. 1, Maret 2018.

Dusun, Lidia, “Aspek Hukum Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing Dalam

Menunjang Pariwisata Indonesia”, Lex Administratum, Vol. V/No. 3: 2017.

Firdaus, Insan, “Optimalisasi Pos Lintas Batas Tradisional dalam pelaksanaan

Fungsi Keimigrasian Studi Kasus Imigrasi Entikong”, JIKH Vol. 12 Nomor 1

Maret 2018.

Jazuli, Ahmad, “Eksistensi Tenaga Kerja Asing Di Indonesia Dalam Perspektif

Hukum Keimigrasian”, JIKH Vol. 12 No.1 Maret 2018.

Laksono, Peko, “Pengawasan Perizinan Tenaga Kerja Asing”, Supremasi Hukum

:Jurnal Penelitian Hukum Vol. 27, No. 1, Januari 2018.

Nugroho, Tri Sapto Wahyudi Agung, “Optimalisasi Peran Timpora Pasca

Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa

Kunjungan”, JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017.

Perwira, Indra, “Memahami Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia”, Koleksi

Dokumentasi Elsam, 2014.

Pottag, Anis Tiana, “Politik Hukum Pengendalian Tenaga Kerja Asing Yang

Bekerja Di Indonesia”, Media Iuris Vol. 1 No. 2, Juni 2018.

Page 309: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 297

Peraturan Perundang-undangan:

Buku II RPJMN 2015-2019.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2019 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor

33 Tahun 2018 Tentang Sistem Pengawasan Keimigrasian Untuk

Mencegah Dan/Atau Menanggulangi Kejahatan Terorisme, Perdagangan

Manusia, Peredaran Narkotika, Dan Penyebaran Penyakit Menular

Berbahaya Melalui Pintu Lalu Lintas Orang

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2018 tentang

prosedur permohonan Visa dan Izin Tinggal Bagi Tenaga Kerja Asing

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2018 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor

27 Tahun 2014 Tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan,

Penolakan, Pembatalan Dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin

Tinggal Terbatas, Dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari

Kewajiban Memiliki Izin Tinggal

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa Kunjungan Dan Visa

Tinggal Terbatas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 51 Tahun 2016 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun

2016 Tentang Prosedur Teknis Permohonan Dan Pemberian Visa

Kunjungan Dan Visa Tinggal Terbatas

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 26 tahun 2017 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Mempekerjakan Advokat Asing Serta

Kewajiban Memberikan Jasa Hukum Secara Cuma-Cuma Kepada Dunia

Pendidikan dan Penelitian

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

RI.

Page 310: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 298

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2016 tentang

Intelijen Keimigrasian

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Tata Cara Pengawasan Keimigrasian

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 50 Tahun 2016 tentang

Tim Pengawasan Orang Asing

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2012 tentang

Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.GR.01.06

Tahun 2009 tentang Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat

Berlibur

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian sebagaimana

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor

31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6

Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal Wisata

(Yacht) Asing Ke Indonesia

Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja

Asing

Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Page 311: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 299

undanganUndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran

Indonesia

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Internet:

Astyawan, Putra Ramadhani,“Diduga Ilegal, Puluhan TKA Asal Tiongkok

Diamankan Petugas”,

https://megapolitan.okezone.com/read/2018/08/15/338/1936919/didu

ga-ilegal-puluhan-tka-asal-tiongkok-diamankan-petugas (diakses tanggal

1 Oktober 2020).

CNN Indonesia, “Bedah Pasal Kontroversi Perpres Jokowi soal TKA”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180502071142-12-

295009/bedah-pasal-kontroversi-perpres-jokowi-soal-tka (diakses

tanggal 8 September 2020)

CNN Indonesia, “Ombudsman Sebut Tak Ada Jaminan Alih Pengetahuan dari

TKA”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180426193636-20-

293909/ombudsman-sebut-tak-ada-jaminan-alih-pengetahuan-dari-tka,

(diakses tanggal 13 September 2020).

CNN Indonesia, “Ratusan WN China Diduga Kerja Ilegal di Tambang Emas

Nabire”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180611100408-20-

305137/ratusan-wn-china-diduga-kerja-ilegal-di-tambang-emas-nabire

(diakses tanggal 23 Oktober 2020).

Covid.go.id, “Apa yang dimaksud dengan pandemi?”,

https://covid19.go.id/tanya-

jawab?search=Apa%20yang%20dimaksud%20dengan%20pandemi?,

(diakses tanggal 20 Oktober 2020)

Diputra, Rizka, “Pemerintah Bentuk Satgas Pengawasan Tenaga Kerja Asing”,

https://nasional.okezone.com/read/2018/05/18/337/1899768/pemerin

tah-bentuk-satgas-pengawasan-tenaga-kerja-

asing#:~:text=Satgas%20Pengawasan%20TKA%20bertugas%20melaksan

Page 312: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 300

akan,masing%2Dmasing%20kementerian%2Flembaga (diakses 9

November 2020).

Erdian, “Efektivitas Penerapan Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Dikaitkan dengan

Selective Policy Keimigrasian Indonesia“,

https://jabar.kemenkumham.go.id/pusat-informasi/artikel/efektivitas-

penerapan-kebijakan-bebas-visa-kunjungan-dikaitkan-dengan-selective-

policy-keimigrasian-indonesia-erdian (diakses 9 Oktober 2020).

Hartomo, Giri, “TKA Masuk Indonesia, Menaker Sebut Transfer Of Knowledge”,

https://economy.okezone.com/read/2020/06/25/320/2236131/500-

tka-masuk-indonesia-menaker-sebut-transfer-of-knowledge, (diakses

tanggal 13 September 2020).

Hukum online, “Berbagai Putusan MK yang Mengubah UU Ketenagakerjaan’’,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5078c83ecf921/be

rbagai-putusan-mk-yang-mengubah-uu-ketenagakerjaan/ (diakses 20

Oktober 2020)

Karna, Karlis, “Indonesia Raised to Investment Grade by S&P on Budget Curbs”,

,https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-05-19/s-p-upgrades-

indonesia-to-investment-grade-amid-stronger-growth, (diakses pada

tanggal 7 Juni Maret 20182020).

Kedutaan Besar Australia, “Visa Bekerja dan Berlibur untuk Orang Indonesia”,

Kedutaan Besar Australia,

https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/faq.html#workandholi

day, (diakses 4 September 2020).

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Kalimantan Selatan,

“Direktur Wasdakim Ditjen Imigrasi Sosialisasikan Perjanjian Kerjasama

Pengawasan Orang Asing di Kalimantan Selatan”,

https://kalsel.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/5247-

direktur-wasdakim-ditjen-imigrasi-sosialisasikan-perjanjian-kerjasama-

pengawasan-orang-asing-di-kalimantan-selatan (diakses tanggal 7

Agustus 2020)

Kementerian Kesehatan, “Situasi Covid-19 Kondisi 31 Oktober 2020”,

https://www.kemkes.go.id/ (diakses tanggal 31 Oktober 2020)

Kompas, Naik 10,88 Persen, “Pekerja Asing Selama 2018 Didominasi dari China”,

https:// ekonomi.kompas.com/read/2019/01/14/061100626/naik-10-

Page 313: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 301

88-persen-pekerjaasing-selama-2018-didominasi-dari-china?page=all%0

(diakses tanggal 15 September 2020).

Kontan.co.id, “Kemnaker bentuk Stagas Pengawasan Tenaga Kerja Asing “,

https://nasional.kontan.co.id/news/kemnaker-bentuk-stagas-

pengawasan-tenaga-kerja-asing (diakses 1 Oktober 2020)

Kontan.co.id, “Pemerintah Kaji Ulang Kebijakan Bebas Visa Kunjungan”,

https://nasional.kontan.co.id/news/pemerintah-kaji-ulang-kebijakan-

bebas-visa-

kunjungan#:~:text=Pertama%2C%20jumlah%20orang%20asing%20yang,

menjadi%209%2C7%20juta%20orang (diakses tanggal 1 Oktober 2020)

Manadopost, “Aspek Hukum Dalam Dalam Penanganan Wabah Covid-

19”,https://manadopost.jawapos.com/opini/20/04/2020/aspek-hukum-

dalam-dalam-penanganan-wabah-covid-19/ (diakses 5 Oktober 2020).

Media Indonesia, “SIMKIM, Tingkatkan Pelayanan Sekaligus Perketat

Pengawasan”, https://mediaindonesia.com/read/detail/185185-simkim-

tingkatkan-pelayanan-sekaligus-perketat-pengawasan (diakses tanggal

20 Agustus 2020).

Nusa kini, “Isu TKA Harus Ditanggapi Secara Obyektif Dan Proporsional’,

https://www.nusakini.com/news/isu-tka-harus-ditanggapi-secara-

obyektif-dan-proporsional, (diakses tanggal 13 September 2020).

Ombudsman, “Siaran Pers, Ombudsman: Lemahnya Pengawasan TKA oleh Tim

Pengawasan Orang Asing (Tim Pora)”,

https://www.ombudsman.go.id/news/r/ombudsman-lemahnya-

pengawasan-tka-oleh-tim-pengawasan-orang-asing-tim-pora, (diakses

tanggal 21 September 2020)

Pramesti, Tri Jata Ayu, “Syarat Tenaga Kerja Asing Bisa Bekerja di Indonesia”,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt557fb3beea80c/syar

at-tenaga-kerja-asing-bisa-bekerja-di-indonesia/, (diakses tanggal 2

September 2020).

Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, “Advokat Asing, Suatu Pemetaan

Dan Rekomendasi”, https://www.pshk.or.id/blog-id/advokat-asing-

suatu-pemetaan-dan-rekomendasi/ (diakses tanggal 9 Agustus 2020)

Simanjuntak,Rico Afrido, “Napi Dibebaskan, Dirjen PAS: Over Kapasitas di Lapas

dan Rutan Turun”, https://nasional.sindonews.com/read/24525/13/napi-

Page 314: LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT KEIMIGRASIAN

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, BPHN KEMENKUMHAM | 302

dibebaskan-dirjen-pas-over-kapasitas-di-lapas-dan-rutan-turun-

1589187952, (diakses tanggal 1 Oktober 2020)